BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Broiler atau ayam pedaging merupakan jenis ternak yang banyak dikembangkan sebagai sumber pemenuhan kebutuhan protein hewani. Ayam broiler merupakan ternak ayam yang paling cepat pertumbuhannya, hal ini karena ayam broiler merupakan hasil budidaya yang menggunakan teknologi maju, sehingga memiliki sifat-sifat ekonomi yang menguntungkan (Pratikno, 2010). Daging broiler yang aman, sehat, utuh dan halal (ASUH) adalah daging yang diharapkan oleh semua konsumen, karena dari berbagai aspek daging broiler yang ASUH terjamin jika dikonsumsi oleh masyarakat. Daging broiler yang aman dikonsumsi oleh masyarakat harus terbebas dari kontaminasi bakteri, terutama Escherichia coli. Escherichia coli sering digunakan sebagai indikator tingkat sanitasi daging broiler karena habitat awalnya terdapat pada usus manusia dan hewan (Rusmaniarno dkk, 2014). Daging broiler yang tercemar oleh Escherichia coli melebihi ambang batas yang sudah ditetapkan oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN) tahun 2009 akan menyebabkan gangguan kesehatan berupa diare bila dikonsumsi manusia. Dampak Escherichia coli dalam bahan pangan tidak sekedar penyakit diare tapi juga dapat menyebabkan beberapa penyakit diantaranya infeksi saluran kemih dan meningitis (Rusmaniarno dkk, 2014). Barus dkk (2013) menambahkan bahwa 1 2 Infeksi E.coli menyebabkan kematian embrio pada telur tetas, infeksi kuning telur, koliseptisemia, peradangan kantung udara, radang usus, infeksi saluran reproduksi, radang persendian dan bahkan menyebabkan kematian. Penularan kolibasilosis biasanya terjadi secara oral melalui pakan, air minum atau debu yang tercemar oleh E.coli. Bakteri E.coli juga mampu menyebar melalui peredaran darah sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada berbagai organ sehingga mengganggu pertumbuhan dari ayam tersebut (Tabbu, 2000). Penanganan kolibasilosis adalah dengan sanitasi yang baik dan pemberian antibiotik. Kesadaran dan pengetahuan peternak yang rendah terhadap pemakaian antibiotik akan berdampak buruk pada perkembangan resistensi. Dalam penggunaan antibiotik untuk mengatasi kolibasilosis, sangat perlu diperhatikan adanya sifat sensitivitas yang berbeda-beda untuk setiap serotipe Escherichia coli. Beberapa serotipe seringkali resisten terhadap satu atau beberapa antibiotik sehingga sangat dirasakan perlu dilakukan uji sensitivitas antibiotik (Nugraha dkk, 2013). Perkembangan sifat resistensi Escherichia coli patogen terhadap beberapa antibiotik menjadi masalah serius saat ini, terutama berkaitan dengan pengobatan dan penanggulangan beberapa penyakit yang disebabkan oleh Escherichia coli patogen pada ayam. Uji sensitivitas atau uji resistensi Escherichia coli pathogen pada ayam terhadap antibiotik dilakukan sebagai salah satu usaha untuk menanggulangi kasus kolibasilosis (Krisnaningsih, 2005). 3 Berdasarkan permasalahan di atas kolibasillosis dapat menyebabkan kerugian cukup besar dalam sektor ekonomi. Permasalahan tersebut sebenarnya dapat diatasi dengan pencegahan dini diagnosa suatu penyakit dan pengobatan atau terapi yang tepat sehingga diharapkan permasalahan di atas dapat teratasi dengan baik (Barus,2013). Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sensitivitas dan resistensi Escherichia coli isolat asal daging broiler yang dijual di pasar tradisional dan supermarket di Daerah Istimewa Yogyakarta terhadap beberapa antibiotik yang lazim dipakai di peternakan unggas. Manfaat penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan efektifitas penggunaan antibiotik dalam pengobatan penyakit infeksi Escherichia coli pada broiler.