PENGARUH KEPUASAN PASIEN TERHADAP KESETIAAN PASIEN RAWAT INAP DI RUANG BEDAH DAN RUANG PENYAKIT DALAM RSUD H. BADARUDDIN Akhmad Nasa’i Rumah Sakit Umum Daerah H. Badaruddin Balangan Jalan Jaksa Agung Suprapto Tanjung, Tabalong Kalimantan Selatan e-mail : [email protected] Abstract : The aim of this research are to identify the influence of patient satisfaction over the ability of nursing care and patient satisfaction in the ability of human relationships toward patient loyalty at the surgery and internal section. Population of this research are all patient at the surgery and internal section within the last 3 months about 530 persons, thereof taken 40 persons to be samples. The data analysed quantitatively and using multiple regression model. The result show that patient satisfaction over the ability of nursing care and patient satisfaction in the ability of human relationships have significant influence, simultaneously and partially, toward patient loyalty. Keywords : patient satisfaction, loyalty. Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh kepuasan pasien atas kemampuan asuhan keperawatan dan kemampuan hubungan antar manusia terhadap kesetiaan pasien rawat inap bedah dan penyakit dalam RSUD H. Badaruddin. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien di ruang bedah dan penyakit dalam RSUD H. Badaruddin 3 bulan terakhir (Mei s.d Juli 2012) sebanyak 530 orang, sedangkan sampel ditentukan dengan metode stratified random sampling sejumlah 40 orang. Data dianalisa secara kuantitatif dan menggunakan model regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan pasien atas kemampuan hubungan antar manusia dan kemampuan asuhan keperawatan secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap kesetiaan pasien. Kata Kunci : kepuasan pasien, kesetiaan. terintegrasi dalam satu sistem (Soejitno dkk, 2002). Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan produk jasa yang diberikan pihak rumah sakit kepada kliennya. Pelayanan kesehatan yang diberikan rumah sakit merupakan tolak ukur dari kualitas rumah sakit tersebut. Bila suatu rumah sakit telah berhasil memberikan pelayanan kesehatan dengan baik sehingga dapat memberikan kepuasan pada kliennya, itu berarti rumah sakit tersebut telah memiliki kualitas yang baik. Dengan demikian, lambat laun pada rumah sakit tersebut akan tercipta suatu citra yang positif dari masyarakat (Lestari, 2004). Latar Belakang Rumah sakit merupakan suatu institusi yang fungsi utamanya memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Tugas rumah sakit adalah melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan. Untuk dapat menyelenggarakan upayaupaya tersebut dan mengelola rumah sakit agar tetap dapat memenuhi kebutuhan pasien dan masyarakat yang dinamis, maka setiap komponen yang ada di rumah sakit harus 42 Nasa’i, Pengaruh Kepuasan Pasien Terhadap Kesetiaan …. 43 Kepuasan dibentuk dari sebuah hasil dan sebuah referensi perbandingan, yaitu membandingkan hasil yang diterima dengan suatu standart tertentu. Perbandingan tersebut membentuk tiga kemungkinan yaitu pertama adalah bila jasa yang dirasakan melebihi pengharapan (quality surprise), yang kedua bila kualitas pelayanan memenuhi pengharapan, dan yang terakhir jika jasa yang diterima lebih buruk dari pelayanan yang diharapkan. Jika konsumen merasa puas atau bahkan surprise dengan jasa yang diterimanya, ia akan memperlihatkan kecenderungan yang besar untuk menggunakan kembali jasa yang ditawarkan oleh perusahaan dimasa yang akan datang (Zeitami, Parasuraman dan Berry, 1990). Hal ini identik dengan rumah sakit yang memberikan asuhan keperawatan/pelayanan keperawatan yang bermutu yang mana bila pasien puas, maka ada kecenderungan untuk setia terhadap pelayanan di rumah sakit tersebut. Rumah Sakit Umum Daerah H. Badarudin sebagai penyedia jasa pelayanan kesehatan/keperawatan juga menghadapi persaingan di bidang pelayanan kesehatan. Hal ini ditandai sebelum tahun 1995 sudah terdapat 2 buah rumah sakit di Kabupaten Tabalong, 1 buah RSUD milik pemerintah dan 1 buah milik swata (RSU Pertamina). Sedangkan pada tahun 1998 sudah terdapat 2 buah rumah sakit swasta di kabupaten Tabalong. RSUD H. Badarudin yang memberikan pelayanan keperawatan dengan rawat inap dengan kapasitas tempat tidur 160, dengan BOR tahun 2010 : 50,78 % dan tahun 2011 BOR nya : 46,8 %. Pasien yang dirawat di rumah sakit akibat penyakitnya mengalami gangguan/ kelemahan fisik atau mental yang mengakibatkan asuhan diri, kegiatan sehari-hari menjadi terganggu sehingga perlu bantuan berupa upaya penyembuhan, pemulihan dan pemeliharaan. Asuhan keperawatan merupakan bantuan yang diberikan karena reaksi pasien terhadap penyakitnya dan tindakan medis. Asuhan keperawatan yang berkualitas, dapat memberikan pelayanan yang sesuai dengan atau memenuhi apa yang diharapkan pasien. Pasien yang puas cenderung menggunakan jasa dari rumah sakit tersebut, lebih lanjut pasien yang puas akan merekomendasikan jasa yang telah diterimanya kepada orang lain. Kepuasan pasien dalam penelitian ini dilihat dari kepuasan pasien atas kemampuan asuhan keperawatan dan kepuasan pasien atas kemampuan hubungan antar manusia. Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Apakah kepuasan pasien atas kemampuan asuhan keperawatan berpengaruh signifikan terhadap kesetiaan pasien rawat inap bedah dan penyakit dalam RSUD H. Badaruddin? 2. Apakah kepuasan pasien atas kemampuan hubungan antar manusia berpengaruh signifikan terhadap kesetiaan pasien rawat inap bedah dan penyakit dalam RSUD H. Badaruddin? Studi Literatur Jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. (Oswold S.L et al, 1998) Mutu jasa adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi kebutuhan pelanggan . jadi ada 2 faktor utama yang mempengaruhi mutu jasa, yaitu expected servise (jasa yang diharapkan) dan perceived service (jasa yang diterima ). Apabila jasa yang diterima sesuai dengan melampaui harapan maka mutu jasa diinterpretasikan ideal, sedang jika jasa yang diterima lebih rendah dari yang diharapkan maka mutu jasa diinterpretasikan buruk. Dengan demikian baik buruknya mutu jasa tergantung pada kemampuan pemberi jasa dalam memenuhi harapan pelanggannya.(Tjiptono Fandy, 1998) Pohan (2003) menyatakan pelayanan kesehatan yang bermutu adalah suatu pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dalam hal ini akan ditentukan oleh profesi pelayanan kesehatan dan sekaligus diinginkan baik oelh pasien/konsumen 44 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 1, No 1, Maret 2015, hal 42 - 49 ataupun masyarakat serta terjangkau oeh daya beli masyarakat. Menurut Azwar (1996) mutu pelayanan kesehatan menunjuk kepada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, yang di satu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta dipihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan standard an kode profesi yang telah ditetapkan. Kualitas dalam pelayanan kesehatan bukan hanya ditinjau dari sudut pandang aspek teknis medis yang berhubungan langsung antara pelayanan medis dan pasien saja tetapi juga system pelayanan kesehatan secara keseluruhan, termasuk manajemen, administrasi, keuangan, peralatan dan tenaga kesehatan lainnya (Wijono, 2000). Pelayanan keperawatan yang diberikan kepada klien adalah dalam bentuk asuhan keperawatan yang berlandaskan ilmu dan kiat keperawatan, berdasar kode etik dan standart praktek keperawatan. Asuhan keperawatan yang diberikan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, maksudnya bahwa pelayanan keperawatan harus dilandasi dan menggunakan ilmu dan kiat keperawatan yang mempelajari bentuk dan sebab tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia serta upaya keperawatan dan pengobatan. Sedang kiat keperawatan lebih difokuskan pada kemampuan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif dengan sentuhan seni dalam arti menggunakan kiat tertentu dalam upaya memberikan kepuasan dan kenyamanan pada klien. Adapun kiat-kiat dalam keperawatan adalah : (George .J.B,1980) 1. Nursing is caring : perawat berperan memberikan asuhan keperawatan, tidak ada kasus pribadi semua diperlakukan sama. 2. Nursing is sharing : selalu melakukan sharing antara sesama perawat dengan tim kesehatan. 3. Nursing is laughing : perawat meyakini bahwa senyum merupakan kiat dalam asuhan keperawatan untuk meningkatkan rasa nyaman klien. 4. Nursing is crying : perawat menerima respon emosional dari orang lain sebagai hal biasa pada situasi senang/duka. 5. Nursing is touching : sentuhan untuk meningkatkan rasa nyaman pada saat melakukan masase atau saat menyatakan “saya memahami anda” 6. Nursing is helping : asuhan keperawatan dilakukan untuk menolong klien sepenuhnya memahami kondisi klien. 7. Nursing is believing : meyakini bahwa orang lain memiliki hasrat dan kemampuan meningkatkan status kesehatannya. 8. Nursing is trusting : perawat menjaga kepercayaan orang lain untuk menjaga mutu asuhan keperawatan. 9. Nursing is learning : selalu belajar mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan keperawatan profesional melalui asuhan keperawatan. 10. Nursing respecting : hormat dan menghargai klien dan keluarganya dengan menjaga kepercayaan dan rahasia klien. 11. Nursing is listening : menjadi pendengar yang baik ketika klien bicara/mengeluh. 12. Nursing is doing : pengkajian dan intervensi keperawatan adalah untuk memberi rasa nyaman dan aman serta asuhan keperawatan secara komprehensif. 13. Nursing is feeling : menerima dan memahami perasaan duka, senang, frustasi, dan rasa puas klien. Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan maka model konseptual dalam penelitian ini dapat ditunjukkan pada gambar 1. Kepuasan atas kemampuan asuhan keperawatan Kesetiaan pasien terhadap pelayanan rumah sakit Kepuasan atas kemampuan hubungan antar manusia Gambar 1. Kerangka Konseptual Nasa’i, Pengaruh Kepuasan Pasien Terhadap Kesetiaan …. 45 Dari kerangka konseptual pada gambar 1, dapat diajukan beberapa hipotesis sebagai berikut: 1. Kepuasan pasien atas kemampuan asuhan keperawatan berpengaruh terhadap kesetiaan pasien rawat inap di ruang bedah dan penyakit dalam RSUD H. Badaruddin. 2. Kepuasan pasien atas kemampuan Hubungan antar manusia berpengaruh terhadap kesetiaan pasien rawat inap di ruang bedah dan penyakit dalam RSUD H. Badaruddin. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan bersifat penelitian penjelasan (explanatory research). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien di ruang bedah, dan penyakit dalam Rumah Sakit Umum Daerah H. Badaruddin Populasi 3 bulan terakhir di ruang bedah dan ruang penyakit dalam (Mei s.d Juli 2012) sebanyak 530 orang, sedangkan sampel ditentukan dengan metode stratified random sampling sejumlah 40 orang diambil dari sebagian pasien yang memenuhi kriteria : 1. Pasien bersedia diteliti 2. Pasien dengan perawatan parsial dan total 3. Pasien menempati kelas 2 dan 3 4. Pasien tidak dalam keadaan akut 5. Pasien berumur 16 – 60 tahun 6. Mengerti pertanyaan yang diajukan pada lembar kuesioner Defisini operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: 1. Kepuasan pasien terhadap dimensi mutu asuhan keperawatan yaitu rasa puas pasien atas pelaksanaan asuhan keperawatan dalam memenuhi/membantu kebutuhan diri pasien, diukur melalui: Rasa puas terhadap pemenuhan kebutuhan perawatan diri yaitu kemampuan memenuhi kebutuhan nutrisi, eliminasi, dan kebersihan diri pasien; Rasa puas terhadap kebutuhan cairan yaitu mengawasi cairan infus dan kebutuhan cairan; Rasa puas terhadap kebutuhan kenyamanan yaitu menjaga kebersihan lingkungan kamar mandi, tempa tidur, dan ruang perawatan. 2. Kepuasan pasien terhadap mutu hubungan antar manusia adalah rasa puas pasien atas sikap, prilaku dan komunikasi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien, diukur melalui: Rasa puas terhadap sikap yatu : sopan, menghargai,ramah, bersahabat, empati; Rasa puas terhadap pemberian imformasi yaitu tindakan yang akan dilakukan, fasilitas ruangan dan peraturan/tata tertib rumah sakit, perawat yang bertanggung jawab setiap shift; Rasa puas terhadap ketanggapan yaitu : trampil, responsive, memperhatikan da mendengarkan keluhan pasien; Rasa puas terhadap perhatian yaitu : mengawasi keadaan pasien secara teratur pagi, sore, dan malam. 3. Kesetiaan pasien terhadap rawat inap ruang bedah dan penyakit dalam RSUD H. Badaruddin adalah sikap dan prilaku pasien yang positif terhadap perawatan di ruang bedah dan penyakit dalam RSUD H. Badaruddin, diukur melalui: Mengatakan hal yang positif akan pelayanan perawatan rumah sakit tersebut kepada orang lain; Merekomendasikan pelayanan rumah sakit tersebut kepada orang lain; Menganjurkan rekan dan keluarga untuk menggunakan pelayanan rawat inap; Mempertimbangkan pelayanan rawat inap RSUD H. Badaruddin pada pilihan pertama jika membutuhkan jasa yang berhubungan dengan pelayanan rawat inap; Menggunakan jasa kesehatan apapun yang ditawarkan oleh pihak rumah sakit. Metode pengumpulan data yang digunakan dan dilakukan dalam upaya untuk mendukung dan memperoleh data yang valid dan reliabel dalam penelitian ini adalah kuesioner, wawancara, dan dokumentasi. Kuesioner dibuat dengan skala likert 5 tingkat, dimana nilai 1 berarti sangat tidak setuju, dan nilai 5 berarti sangat setuju. Hasil Penelitian dan Pembahasan Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat digambarkan seperti pada gambar 2, berdasarkan pekerjaan seperti gambar 3, dan berdasarkan lama rawat inap seperti pada gambar 4. 46 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 1, No 1, Maret 2015, hal 42 - 49 PT 22% SD 33% SLTA 30% SLTP 15% Gambar 2. Prosentase responden berdasarkan pendidikan TNI/Polri : 5% PNS :27,50% Buruh : 30% Swasta : 37,50% Gambar 3. prosentase responden berdasarkan pekerjaan > 7 Hr : 22,50% 3 - 7 Hr : 77,50% Gambar 4. Prosentase responden berdasarkan lama rawat inap Pada tabel 1 disajikan hasil korelasi variabel independent kepuasan atas kemampuan hubungan antar manusia (HAM) dan kepuasan pasien atas kemampuan asuhan keperawatan terhadap variabel dependent kesetiaan pasien rawat inap. Tabel 1. Distribusi Kepuasan Pasien Atas Mutu HAM Kepuasan pasien Kepuasan atas Kemampuan HAM responden % Sangat tidak puas 0 0% Tidak puas 0 0% Biasa 6 15 % Puas 20 50 % Sangat puas 14 35 % Dari tabel 1. dapat diketahui bahwa tidak didapatkan responden yang merasa sangat tidak puas ataupun tidak puas, 6 responden ( 15%) menyatakan biasa, 20 responden (50 %) menyatakan puas dan 14 responden ( 35 %) menyatakan sangat puas atas kemampuan hubungan antar manusia yaitu rasa puas pasien terhadap sikap perawat yang sopan menghargai, ramah, bersahabat, empati ; rasa puas terhadap pemberian informasi dari perawat antara lain tindakan yang akan dilakukan, fasilitas ruangan dan tata tertib RS, perawat yang bertanggung jawab setiap shiff ; rasa puas terhadap ketanggapan antara lain responsife, memperhatikan dan mendengarkan keluhan pasien, trampil; rasa puas terhadap perhatian perawat yaitu mengawasi keadaan pasien secara teratur pagi, sore dan malam. Tabel 2. Distribusi kepuasan pasien atas Mutu Asuhan Keperawatan Kepuasan pasien Kepuasan atas Kemampuan Askep responden % Sangat tidak puas 1 2,5 % Tidak puas 1 2,5 % Biasa 15 37,5 % Puas 20 50 % Sangat puas 3 7,5 % Dari tabel 2. dapat diketahui bahwa 1 responden (2,5%) yang merasa sangat tidak puas, 1 responden (2,5%) menyatakan tidak puas, 15 responden (37,5%) menyatakan biasa, 20 responden (50%) menyatakan puas dan 3 responden (7,5%) menyatakan sangat puas atas kemampuan asuhan keperawatan yaitu rasa puas pasien atas pelaksanaan asuhan kepeng rawatan dalam memenuhi atau membantu kebutuhan diri pasien antara lain kebutuhan nutrisi, eleminasi, kebersihan diri, kebutuhan cairan,kebutuhan kenyamanan. Tabel 3. Distribusi kesetiaan pasien atas kemampuan HAM Kesetiaan pasien Kesetiaan pasien Rawat inap responden % Sangat tidak setia 0 0% Tidak setia 2 5% Biasa 2 5% Setia 19 47,5 % Sangat setia 17 42,5 % Nasa’i, Pengaruh Kepuasan Pasien Terhadap Kesetiaan …. 47 Dari tabel 3. dapat diketahui bahwa tidak didapatkan responden yang menyatakan sangat tidak setia, 2 responden (5 %) menyatakan tidak setia, 2 responden (5 %) menyatakan biasa, 19 responden (47,5 %) menyatakan setia, 17 responden (42,5 %) menyatakan sangat setia atas kesetiaan pasien terhadap rawat inap ruang penyakit dalam dan ruang bedah RSUD H. Badarudin yaitu mengatakan hal positif pelayanan keperawatan, merekomendasikan pelayanan keperawatan pada orang lain, menganjurkan rekan dan famili menggunakan pelayanan keperawatan, merupakan pilihan pertama jika membutuhkan jasa pelayanan rawat inap, menggunakan jasa apapun yang ditawarkan. Hasil analisa regresi yang dilakukan disajikan pada tabel 4. Dari tabel 4. diketahui nilai F hitung adalah sebesar 54, 908 sedang nilai kritis F dengan tingkat signifikansi sebesar 5 % , F 0,05 (2,37) adalah sebesar 3,255. Karena nilai F hitung lebih besar dari pada nilai F tabel maka keputusan yang diambil adalah menolak Ho dan menerima Ha. Jika Ho ditolak dan Ha diterima maka berarti secara simultan variabel variabel bebas secara signifikan terhadap variabel tergantung. Atau dengan kata lain kepuasan pasien atas kemampuan hubungan antar manusia dan kemampuan asuhan keperawatan secara simultan berpengaruh terhadap kesetiaan pasien rawat inap di ruang penyakit dalam dan ruang bedah RSUD H. Badarudin. Tabel 4. Ringkasan hasil analisa regresi linier berganda kepuasan pasien atas asuhan keperawatan terhadap kesetiaan pasien rawat inap Variabel Koefisien Beta X1 0,231 0,470 X2 0,212 0,437 C = 1,83 F hitung = 54, 908 F tabel signifikansi 5 % , F 0,05 (2,37) = 3, 255 Standart error of estimete = 1, 69 Multiple R = 0,865 R Square = 0, 748 Y = 1,838 + 0,231 X1 + 0,212 X2 Y : kesetiaan pasien rawat inap di ruang penyakit dalam dan ruang bedah RSUD H. Badarudin X1 : kepuasan pasien atas kemampuan hubungan antar manusia X2 : kepuasan pasien atas kemampuan asuhan keperawatan. Berdasarkan tabel 4.didapatkan bahwa 47,5 % responden mengatakan setia dan 42, 5 % responden mengatakan sangat setia atas kesetiaan pasien terhadap rawat inap ruang penyakit dalam dan ruang bedah RSUD H. Badarudin yaitu mengatakan pelayanan keperawatan baik, merekomendasikan pelayanan keperawatan pada orang lain, menganjurkan rekan dan keluarga untuk menggunakan pelayanan keperawatan, merupakan pilihan yang pertama jika membutuhkan jasa pelayanan keperawatan, menggunakan jasa apapun yang ditawarkan. Kesetiaan pasien terhadap rawat inap merupakan respon kepuasan pasien atas asuhan keperawatan yang diterimanya. Pasien yang puas atas jasa pelayanan yang diterimanya akan memberikan kepuasan pada perawat yang melaksanakan asuhan keperawatan. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Djoko Wiyono (1997) pelayanan yang memperhatikan mutu akan memberikan kepuasan yang baik pada pemberi pelayanan maupun penerima pelayanan. Selain itu jika konsumen merasa puas atau bahkan surprise dengan jasa yang diterimanya, ia akan memperlihatkan kecenderungan yang besar untuk menggunakan kembali jasa yang ditawarkan oleh rumah sakit di masa yang akan datang.. Dari tabel 5.7 terlihat bahwa hasil perhitungan dengan menggunakan analisa regresi linier berganda yang telah dilakukan diperoleh nilai koefisien regresi untuk masing-masing variabel bebas sebagai berikut : Variabel kepuasan atas kemampuan HAM (X1) = 0,231 Variabel kepuasan atas kemampuan askep (X2) = 0,212. Nilai koefisien dari masing masing variabel bebas adalah positif menunjukkan adanya hubungan yang searah antara variabel kepuasan atas kemampuan HAM(X1) dan kemampuan askep (X2) dengan variabel kesetiaan pasien rawat inap di ruang penyakit dalam dan ruang bedah RSUD H. Badarudin.. 48 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 1, No 1, Maret 2015, hal 42 - 49 Dari hasil perhitungan koefisien regresi diketahui bahwa kepuasan pasien atas kemampuan hubungan antar manusia berpengaruh paling besar terhadap kesetiaan pasien rawat inap. Hal ini menunjukkan bahwa pasien sebagai penerima jasa pelayanan keperawatan merasa dimanusiawikan artinya merasa dihargai, dihormati dan diperhatikan segala kebutuhan dan keluhan selama menjalani perawatan . kepuasan atas kemampuan HAM menunjukkan bahwa dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien hubungan interpersonal antara pasien dan perawat baik, hal ini sesuai dengan pendapat Singgih D Gunarso kepribadian perawat yang baik adalah keadaan fisik yang sehat, penampilan yang menarik, jujur, keriangan, rendah hati, keramahan, sopan santun , pandai bergaul dan mempunyai rasa humor. Kepuasan pasien atas kemampuan HAM menunjukkan juga bahwa dalam memberikan asuhan keperawatan perawat berpegang teguh pada ilmu dan kiat keperawatan. Kiat keperawatan lebih difokuskan kepada kemampuan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif dengan sentuhan seni dalam arti menggunakan kiatkiat tertentu dalam upaya memberikan kepuasan dan kenyamanan pada pasien. Variabel yang berpengaruh setelah kepuasan atas HAM adalah kepuasan pasien atas kemampuan asuhan keperawatan . Variabel ini merupakan pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan dalam memenuhi/membantu kebutuhan diri pasien. Keluhan-keluhan yang diutarakan pasien antara lain perawat kurang membantu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi (menyuapi), eleminasi , memberikan obat oral, alat tenun tidak pernah diganti, hal ini disebabkan persepsi pasien dengan perawat yang berbeda. Pasien menganggap semua kebutuhan diri harus dibantu perawat, tetapi yang benar pasien harus bisa mandiri dalam memenuhi kebutuhan dirinya. Bantuan diberikan jika pasien tidak mampu melakukan atau keluarga tidak ada/tidak bisa membantu. Selain itu metode pemberian asuhan keperawatan di ruang penyakit dalam dan ruang bedah saat ini yaitu metode fungsional, yang mana kelemahan metode ini pelayanan keperawatan pada pasien terfragmentasi, tidak dapat menerapkan proses keperawatan, tidak memberikan kepuasan kepada pasien. Kesimpulan Kesimpulan yang bisa ditarik dari penelitian ini adalah: 1. kepuasan pasien atas kemampuan asuhan keperawatan berpengaruh signifikan terhadap kesetiaan pasien rawat inap bedah dan penyakit dalam RSUD H. Badaruddin 2. kepuasan pasien atas kemampuan hubungan antar manusia berpengaruh signifikan terhadap kesetiaan pasien rawat inap bedah dan penyakit dalam RSUD H. Badaruddin saran yang bisa disampaikan terkait dengan hasil penelitian ini adalah 1. Dari hasil perhitungan koefisien regresi diketahui bahwa kepuasan pasien atas kemampuan HAM perpengaruh paling besar terhadap kesetiaan pasien. Oleh karena itu rasa puas pasien terhadap sikap perawat: rasa puas pasien terhadap pemberian informasi: rasa puas pasien terhadap ketanggapan: rasa puas terhadap perhatian perawat terhadap pasien ditingkatkan terus menerus. Karena sumber daya manusia sangat menentukan kepuasan pasien yang nantinya berdampak kepada kesetiaan pasien sehinga perlu memperhatikan hal-hal dibidang manajemen sumber daya manusia seperti proses rekrutmen, pelatihan, sistem imbalan, pembinaan secara berkala dan sebagainya. 2. rawat inap ruang penyakit dalam dan ruang bedah RSUD H. Badarudin perlu memperhatikan dan mengevaluasi metode pemberian asuhan keperawatan secara fungsional serta apakah perawat dalam melaksanakan askep untuk memenuhi /membantu kebutuhan diri pasien seperti kebutuhan nutrisi, kebutuhan eliminasi, kebutuhan kebersihan diri dan kebutuhan kenyamanan seperti kebersihatan tempat tidur (linennya) sudah dapat diandalkan sehingga dapat mempertahankan dan terus menerus meningkatkan kualitas pelayanan. Nasa’i, Pengaruh Kepuasan Pasien Terhadap Kesetiaan …. 49 DAFTAR PUSTAKA Azrul Azwar. 1994. Program Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Yayasan Penerbitan IDI. Jakarta. Budi Anna Keliat. 1993. Hubungan Terapeutik perawat – Klien. Buku Kedokteran. Jakarta. Bouwhizen, M. 1986. Ilmu Keperawatan. edisi I. alih bahasa Moelia Radja Siregar, Buku Kedokteran. Jakarta. Djoko Wijono. 1999. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Airlangga University. Surabaya. Kozir Barbara, Erb Glenora. 1989. Fundamentals of Nursing, Sevent edition. Mc. Graw Hill, NewYork. Parasuraman, A,Valerie Zeithamil,and leonardl, Berry, A Conceptual Model of Sevivice Quality and Its Implikascation for Future Researrch , Journal of marketing, vol 49 Supranto J, MA, Pengukuran Tingkat kepuasan Pelanggan, edisi 1 Jakarta Wolf, Zane Robinson, Relationship, Between Nurse caring and Patient Satisfaction, Medical Surgical Nursing, Jannet Publication Inc, April 1998