9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.2.1 Komunikasi

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
2.2.1 Komunikasi
Manusia merupakan mahluk sosial, sehingga tidak dipungkiri apabila
setiap manusia tidak terlepas dari peran manusia satu dengan yang lainnya.
Hal ini membuat manusia membutuhkan interaksi dengan sesamanya guna
memenuhi kebutuhan hidup. Interaksi antar manusia merupakan suatu
proses komunikasi yang dibangun untuk penyampaian pesan. Secara
generalis, komunikasi merupakan penyampaian pesan dari komunikantor
kepada komunikan.
Menjurut Houland dalam Effendy ( 2001 : 4 ) mengenai proses
komunikasi yakni “ the process by which individual ( the communicator )
stimuli ( ussualy verbal symbol ) to modify the behaviour of other individual
( communicates ) “ yang artinya proses individu menyampaikan stimulus (
biasanya berupa simbol verbal ) untuk merubah perilaku individu lainnya
yaitu komunikan.
William G. Scott dalam Suprapto (2009 : 10) mengemukakan mengenai
faktor-faktor yang mempengarugi proses komunikasi, antara lain:
1. The Act, perbuatan komunikasi menginginkan pemakaian lambang-lambang
yang dapat dimengerti secara baik dan hubungan-hubungan yang dilakukan
oleh manusia. Pada umumnya lambang-lambang tersebut dinyatakan
melalui bahasa atau dengan keadaan tertentu tanda-tanda lain dapat
dipergunakan.
9
10
2. The Scene,
adegan sebagai salah satu faktor dalam komunikasi ini
menekankan hubungan dengan lingkungan komunikasi. Adegan ini
menjelaskan apa yang dilakukan, simbol apa yang digunakan dan arti apa
yang dikatakan. Dengan kata lain adegan merupakan seseuatu yang akan
dikomunikasikan melalui simbol.
3. The Agent ,para individu yang mengambil bagian dalam komunikasi
dinamakan pelaku komunikasi, seperti pengirim dan penerima yang terlibat
dalam komunikasi ini yang peranannya sering kali saling menggantikan
dalam situasi komunikasi yang berkembang.
Dalam komunikasi, persentasi merupakan salah satu bentuk didalamnya
yang digunakan untuk menjual suatu ide tertentu didepan pendengar. Hal ini
perlu diketahui dan dilatih bagi mereka yang sering menggunakannya.
2.2.2 Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi mencangkup komunikasi yang terjadi didalam dan
diantara lingkungan yang luas. Jenis komunikasi ini sangat bervariasi karena
meliputi komunikasi interpersonal, kesempatan berbicara didepan publik
(presentasi yang dilakukan oleh para ekslusif dalam perusahaan), kelompok
kecil, dan komunikasi dengan menggunakan media. Pada komunikasi ini
merupakan jaringan analisis komunikasi pada suatu organisasi karena
perusahaan adalah suatu organisasi yang terdiri dari suatu kumpulan atau
sistem individu-individu yang pada umumnya berusaha mencapai tujuan yang
telah ditetapkan melalui pembagian kerja yang telah ditetapkan. (Suprapto,
2009 : 109)
11
Selain itu adapun pengertian komunikasi menurut (Fajar, 2009 : 31 ) yaitu
suatu proses dimana sumber mentrasmisikan pesan kepada penerima melalui
beragam saluran. Misalnya seorang sumber pesan menyampaikan pesan
kepada target sasaran komunikan melalui beragam saluran dengan berbagai
media apapun.
Adapun pengertian komunikasi organisasi menurut (Wiryanto, 2004 : 52) dalam
bukunya yang berjudul pengantar ilmu komunikasi adalah pengiriman dan
penerimaan berbagai pesan komunikasi didalam kelompok formal maupun
informal didalam organisasi. Dalam komunikasi organisasi, terdapat dua jenis
saluran yakni diantaranya komunikasi formal dan informal.
1. Komunikasi formal, dalam struktur organisasi ada kaitannya dalam penyampaian
sebuah informasi, seperti proses penyampaian informasi dari manajer
kebawahan ataupun dari manajer kebawahan.
2. Komunikasi informal, dalam saluran komunikasi ini tidak dapat dielakan,
jaringan komunikasi ini dapat digunakan oleh para manajer untuk memonitor
para karyawannya dalam melakukan tugasnya.
2.2.3 Definisi Public Relation
Sebagian besar orang beranggapan, bahwa membangun merek atau
citra pertama kali menggunakan iklan secara besar-besaran. Akan tetapi fakta
membuktikan ternayata perusahaan yang telah menggeleda dunia membangun
merek atau citranya untuk pertama kali menggunakan public relation. Public
relations melibatkan berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan
atau membangun citra perusahaan atau produknya. Suyanto (2004:62)
12
Public Relation memiliki peranan dalam konteks komunikasi, hal ini
dikarenakan setiap perubahan yang ada harus diinformasikan secara internal
dan eksternal. Sasaran dari tugas komunikasi ini adalah mengirim pesan
penting dari perubahan. Public Relation merupakan pendekatan yang sangat
strategis dengan menggunakan konsep-konsep komunikasi (Kasali :2005 :1).
Sedangkan (Jefkins, 2003:10) mendefinisikan public relation adalah suatu
bentuk komunikasi yang terencana, baik itu kedalama maupun keluar, antara
suatu organisasi dengan sesama khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan
yang spesifik berlandaskan pada saling pengertian.
(Chriss Fill, 2005:5) menjelaskan bahwa public relation merupakan
sarana promosi massal yang dilakukan dengan menjalin hubungan antara
berbagai konsumen perusahaan dan masyarakat umum, dengan tujuan untuk
membangun citra perusahaan yang positif serta mengatasai berbagai kabar
angin yang tidak sesuai dengan kenyataan.
Public Relation sangat menentukan kelangsungan hidup lembanga,
organisasi dan perusahaan. Dalam kaitannya dengan pemaparan tersebut, dapat
dikatakan bahwa public relations berfungsi untuk menumbuhkan relasi baik
antar setiap komponen, menumbuhkan motivasi, menggiatkan partisipasi.
Dalam bukunya Assumpta membedakan Publik Relation menjadi dua, yakni
internal Public dan eksternal Public. Public relations internal adalah seluruh
jajaran personel dalam organisasi dari top manajemen sampai dengan lapisan
yang terbawah. Sedangkan public relations eksternal adalah pribadi atau
kelompok publik yang terkait dalam suatu kegiatan public relations yang
merupakan pelaksanaan fungsi public relations.
13
Definisi menurut British Institute Of Public Relation yang dikutip dari
(Jefkins ,2003 : 9) yang memaparkan :
“public relations adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara
terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara
niat baik (good will) dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan
segenap khalayaknya”
Selain itu, muncul definisi deskriptif praktis dari Tony Greener dalam
bukunya kiat sukses public relation yang menyatakan bahwa :
Public relations menciptakan reputasi bagi perusahaan, organisasi, dan
individu yang bertujuan menjaga nama baik suatu perusahaan atau organisasi
dengan cara menyelenggarakan kampanye untuk meningkatkan kesadaran
terhadap produk dan layanan kepada khalayaknya. (2002 : 4).
Berdasarkan definisi diatas dapat ditarik kesimpulan public relations
menciptakan dan memelihara good will untuk mendapatkan saling pengertian
dan memahami harapan-harapan baik dari pihak perusahaan dan konsumen
dengan tujuan agar terciptanya saling memahami antara pihak perusahaan dan
konsumen guna mempermudah perusahaan dalam mempresentasikan dan
menginformasikan
perusahaanya
kepada
konsumen
yang
saling
menguntungkan.
2.2.3.1 Strategi Public Relations
Dalam pemaparan (Kriyantono, 2008 : 23-25 ) strategi public relation
disingkat menjadi PENCILS , yaitu :
14
Publications : Fungsi public relation menyelenggarakan publikasi atau
menyebar luaskan informasi melalui media tentang berbagai aktivitas atau
kegiatan perusahaan yang layak diketahui oleh publik.
Event : merancang sebuah event yang bertujuan untuk memperkenalkan
produk, memperkenalkan diri kepublik serta bertujuan untuk mempengaruhi
opini publik.
News : menciptakan berita melalui berbagai media.
Community involement : mengadakan kontak sosial dengan masyarakat yang
bertujuan untuk menjaga hubungan
baik dengan pihak organisasi atau
lembaga yang diwakili.
Informasi or image : informasi yang diberikan seorang public relation harus
menarik perhatian dan memiliki harapan memberikan dampak citra positif.
Lobbying : keterampilan untuk melobi melalui pendekatan pribadi dan
kemampuan bernegosiasi bagi seorang public relation dengan tujuan untuk
mencapai kesepakatan mendukung kelangsungan bisnis perusahaan.
Social responbility : memiliki tanggung jawab sosial dalam aktivitas public
relation deengan mewujudkan bahwa perusahaan memiliki kepedulian guna
untuk meningkatkan citra.
2.2.3.2 Peranan Public Relations
Nova dalam bukunya yang berjudul crisis Public Relation (2009:25)
membagi peranan public relations menjadi empat bagian, sebagai berikut :
15
1. Penasehat ahli ( expert prexcriber ), seorang praktisi pakar public relations
yang berpengalaman dan memiliki kemampuan tinggi dapat membantu dan
mencari solusi dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan
publiknya. Hubungan antara manajemen dengan PR seperti dokter dengan
pasiennya, yang dimana manajemen organisasi mempercayai apa yang
disarankan public relations dalam mengatasi masalah yang dihadapi.
2. Fasilitator Komunikasi, dalam hal ini praktisi public relations bertindak
sebagai komunikator atau mediator yang membantu pihak manajemen
mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya. Selain itu
juga dipihak lain public relations dituntut mampu untuk menjelaskan kembali
keinginan, kebijakan, dan harapan organisasi kepada publiknya. Dengan
adanya timbal balik, diharapkan timbulnya saling pengertian, saling percaya
dan saling menghargai antara kedua belah pihak.
3. Fasilitator Proses Pemecahan Masalah, peranan public relations dalam proses
pemecahan persoalan public relations ini untuk membantu pimpinan
organisasi baik sebagai penasehat hingga mengambil tindakan eksekusi dalam
mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan
profesional.
4. Teknisi Komunikasi, dalam hal ini menjadikan praktisi public relations
sebagai journalist in resident yang hanya menyediakan layanan teknis
komunikasi.
2.2.3.3 Fungsi dan Peranan Public Relations
Fungsi dari public relations menurut Cutlip dalam buku Effective Public
Relations (2005 : p.8) sebagai berikut :
16
a. Menunjang aktivitas utama manajemen untuk mencapai tujuan bersama.
b. Membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan beragam publik
sasaran.
c. Mengidentifikasi opini, persepsi, dan tanggapan publik terhadap organisasi yang
diwakilinya atau sebaliknya.
d. Melayani keinginan publik organisasi dan memberikan saran kepada pihak
manajemen demi tercapainya tujuan dan manfaat bersama.
e. Menciptakan komunikasi dua arah dan mengatur arus informasi, publikasi, serta
pesan dari organisasi kepada publiknya, atau sebaliknya, demi tercapainya citra
positif dari kedua belah pihak.
Mengenai pendapat komunikasi dua arah, (Suhandang ,2004 : 22) yang
menyatakan bahwa tugas public relations adalah sinkronisasi antara informasi
dari perusahaan dengan reaksi dan tanggapan publik sehingga mencapai suasana
akrab, saling mengerti, serta muncul suasana yang menyenangkan dalam
interaksi perusahaan dengan publik. Dengan demikian, maka peran PR tesbut
bersifat dua arah yaitu berorientasi ke dalam dan ke luar.
Sedangkan secara umum fungsi public relations menurut Dr. Rex F
Harlow (1988) (Ruslan , 2008 :20) yaitu sebagai berikut:
a. Public Relations sebagai metode komunikasi. public relations merupakan
rangkaian atau sistem kegiatan komunikasi yaitu public relations memiliki
hubungan
fungsional
dengan
organisasi
dalam
mengefektifkan
mengefisiensikan upaya-upaya pencapaian tujuan organisasi.
dan
17
b. Public Relations sebagai perwujudan (state of being) State of Being yang
dimaksud adalah perwujudan kegiatan komunikasi yang “dilembagakan” dalam
bentuk biro, divisi maupun bagian.
2.2.3.4 Sasaran Public Relation
H. Fayol (dalam Nova : 2009 : 43) memaparkan mengenai sasaran public
relation, salah satunya ialah membangun identitas dan citra perusahaan (building
corporate identity and image) yang didalamnya menciptakan identitas dan citra
perusahaan yang positif serta mendukung kegiatan komunikasi timbal balik dua
arah dengan berbagai pihak.
Sedangkan,
menurut IPRA
(The
International
Public
relations
associations), public relations adalah fungsi manajemen yang terencana dan
berkesinambungan, yang dengan itu organisasi – organisasi dan lembaga – lembaga
yang bersifat umum dan pribadi berupaya membina pengertian, simpati, dan
dukungan dari mereka yang ada kaitanya atau yang mungki nada hubungannya
dengan jalan menilai pendapat umum diantara mereka, untuk mengorelasikan,
sedapat mungkin, kebijaksanaan dan tata cara mereka, yang dengan informasi
yang bercencana dan tersebar luas, mencapai kerja sama yang lebih produktif
dan pemenuhan kepentingan bersama yang lebih efisien. Effendi (2006 : 116117)
Dengan berbagai definisi di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan
bahwa public relations merupakan fungsi manajemen yang dilakukan secara
18
terencana demi mendapatkan perhatian dari publik sehingga publik dapat
memahami informasi maupun program yang dibuat.
2.2.3.5 Tujuan Public Relations
Nova (2009 : 40) mengelompokan tujuan public relations sebagai berikut :
1. performance objective
public relations merupakan kegiatan komunikasi yang mempresentasikan
citra perusahaan kepada publiknya, serta melaksanakan serangkaian kegiatan
untuk membentuk identitas dan citra perusahaan dimata stakeholders.
2. support of consumer market objective
Kegiatan
public relations
dapat
digunakan untuk
mengidentifikasi
permasalahan yang timbul sehubungan dengan masalah komunikasi yang
dilaksanakan oleh perusahaan dengan menitikberatkan pembahasan pada
identifikasi tingkat kesadaran konsumen, sikap, dan persepsi konsumen terhadap
produk dan layanan yang ditawarkan perusahaan. Setelah itu hasil identifikasi
dijadikan sebagai bahan pertimbangan perusahaan dalam pendekatan dan
penerapan strategi yang sesuai.
Dalam pengelompokannya, Nova menyimpulkan bahwa berbagai macam
tugas public relations, tujuan yang ingin dicapai dalam bidang public relations
adalah untuk memperoleh dan menjalin hubungan yang baik dari komunikasi
internal maupun komunikasi pihak eksternal.
Menurut Abdurrachman (dalam jaya, 2008 : 21) salah satu tujuan external
public relations adalah untuk mengeratkan hubungan dengan orang-orang diluar
perusahaan sehingga terbentuk opini public yang favorable terhadap perusahaan
itu. Berdasarkan perusahaan itu tugas penting public relations eksternal adalah
19
mengadakan komunikasi yang efektif, yang sifatnya persuasif dan informatif
yang ditunjukan kepada sasaran publik.
Dari definisi tersebut penulis menyimpulkan, strategi public relations dalam
perusahaan magnivate yakni melalui salah satu kegiatan komunikasi eksternal
yang dilakukan public relations bertujuan untuk menjalin hubungan baik dengan
publik atau client sehingga dengan hubungan baik tersebut public relations dapat
memanfaatkan
hubungan
terhadap
publik
untuk
menjelaskan,
menginformasikan, mengubah pengetahuan publik serta mendorong publik
sasarannya untuk melakukan tindakan sesuai dengan planning yang telah
disusun untuk tujuan perusahaan serta memperoleh hasil yang pada intinya
adalah citra baik perusahaan dimata publik sasarannya.
2.2.4 Defenisi Citra
Perusahaan tidak bisa lepas dengan komunitasnya. Hal ini dikarenakan antara
perusahaan dengan komunitas memiliki hubungan timbal balik antar satu sama
lain. Komunitas merupakan sekumpulan masyarakat sosial yang saling
beriteraksi. Dengan adanya interaksi ini akan tercipta suatu citra yang dibangun
baik dari sisi komunitas maupun perusahaan.
Setiap perusahaan memiliki keinginan untuk mempunyai citra yang baik
pada setiap padandangan publik atau sasaran perusahaaan. Dalam kamus besar
bahasa Indonesia, pengertian mengenai citra ialah : (1) kata benda : gambar,
rupa, gambaran ; (2) gambaran yang dimiliki orang banyak mengenai pribadi,
perusahaan, organisasi dan produk ; (3) kesan mental atau bayangan visual yang
ditimbulkan oleh sebuah kata, fase maupun kalimat dan merupakan unsur dasar
20
yang khas dalam karya puisi ; (4) data atau informasi dari potret udara untuk
bahan evaluasi.
Adapun Menurut Buchari Alma mengenai citra yakni :
“kesan yang diperoleh sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman seseorang
tentang sesuatu.” (2002:317)
Sutisna mengungkapkan :
“citra adalah total persepsi terhadap suatu objek yang dibentuk dengan
memproses informasi dari berbagai sumber setiap waktu.” (2001:83)
Sedangkan Soemirat (2007:113) berpendapat bahwa “citra merupakan
bagaimana pihak lain memandang sebuah perusahaan, seseorang, suatu komite,
atau suatu aktivitas.”
2.2.4.1 Pembentukan Citra
Menurut John Nimpoeno dalam Ardianto (2010:101) pembentukan citra
dapat digambarkan sebagai berikut :
21
Gambar 1 Pembentukan Citra
1. Stimulus
: Rangsangan ( Kesan lembaga yang diterima dari luar untuk
membentuk persepsi.)
2. Persepsi
: (1) Hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan yang
langsung dikaitkan dengan suatu pemahaman, (2) Pembentukan makna pada
stimulus indrawi.
3. Kognisi
: Aspek pengetahuan yang berhubungan dengan kepercayaan
ide dan konsep.
4. Motivasi
: Kecenderungan yang menetap untuk mencapai tujuan-tujuan
tertentu dan sedapat mungkin menjadi kondisi kepuasan maksimal bagi individu
setiap saat
5. Sikap : Hasil evaluasi posotif atau negatif terhadap konsukuensikonsukuensi penggunaan suatu objek.
22
6. Tindakan
: akibat atau respon individu sebagai organisme terhadap
rangsangan-rangsangan yang berasal dari dalam dirinya maupun lingkungannya.
7. Respons
: Tindakan-tindakan seseorang sebagai reaksi terhadap
rangsangan atau stimulus.
2.2.4.2 Jenis –Jenis Citra
Menurut M. Linggar Anggoro dalam bukunya Teori dan Profesi
Kehumasan (2001: 59-68), terdapat beberapa jenis citra yakni :
1. Citra bayangan
: citra yang dianut oleh orang dalam mengenai
pandangan luar terhadap organisasinya.
2. Citra yang berlaku
: citra atau pandangan yang melekat pada pihak-pihak
luar mengenai suatu organisasi.
3. Citra harapan
: suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen.
Biasanya citra harapan lebih baik daripada citra yang ada.
4. Citra perusahaan
: citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi
bukan citra atas produk dan pelayanannya saja.
Dikaitkan dengan penelitian ini maka penulis menarik kesimpulan
bahwa akan terbentuk suatu citra terhadap publik sasaran itu sendiri setelah
terjalin suatu hubungan yang baik antara kedua belah pihak dan sampainya
informasi kepada publik sasaran melalui presentasi yang dilakukan oleh
public
relations
lobbying
pembentukan citra perusahaan.
2.3 Teori Khusus
sehingga
memperoleh
peluang
dalam
23
Teori khusus merupakan berbagai teori yang berkaitan dengan praktisi
yang dilaksanakan dan digunakan dalam penelitian.
2.3.1 Strategi Public relations
Gareth R. Jones (2007: 32) memaparkan pengertian strategi, yakni “
strategy is the specific pattern of decisions and action that manager take to use
lose competences to achieve a competitive advantage and out perform
competitors “ . Strategi merupakan tindakan untuk membuat suatu pola yang
dbuat oleh manager dengan tujuan untuk mengalahkan pesaing.
Adapun pengertian strategi menurut J L Thompson (1995) dalam Oliver
2001 : 2 adalah strategi sebagai cara untuk mencapai sebuah hasil. Hasil akhir
menyangkut tujuan dan sasaran organisasi.
Sedangkan Soemirat dan Ardianto (2010: 91) menjelaskan bahwa
“strategi” sendiri mempunyai pengertian yang terkait dengan hal-hal seperti
kemenangan, kehidupan atau daya juang. Artinya menyangkut dengan hal-hal
yang berkaitan dengan mampu atau tidaknya perusahaan atau organisasi
mengahadapi tekanan yang muncul dari dalam atau dari luar.
Kegiatan dan sasaran Public Relations sebagaimana yang disebutkan oleh
H.Fayol dalam Jefkins (2003: 26) adalah menciptakan identitas dan citra
perusahaan yng positif serta mendukung kegiatan komunikasi dua arah secara
timbal balik dengan berbagai pihak.
2.3.2 Lobbying
Menurut Reddy dalam bukunya Effective Public Relations and Media
Strategy (2009: 21) , Lobbying berasal dari kata latin lobia yang berarti
24
percakapan yang berjalan pertama kali dan digunakan dalam arti biara monastik.
Dari kata latin munculah lobbying sebagai salah satu teknik manajemen untuk
mempengaruhi proses legislatif. Jadi lobbying merupakan proses di mana
individu atau organisasi berusaha untuk mempengaruhi target sasaran. Melobi
ditujukan untuk mengarahkan perhatian dengan tujuan mempengaruhi urusan
legislatif dan peraturan pemerintah di negara lokal dan tingkat nasional. Hal ini
juga diarahkan terhadap masyarakat non pemerintah yang suaranya didengar
oleh anggota parlemen / anggota DPR dan atau pejabat dalam pemerintahan.
Adapun fungsi dari Lobbying yang dipaparkan oleh Reddy, adalah sebagai
berikut :
Fungsi Lobbying:
1.Untuk menginformasikan dan menyampaikan fungsi persuasive kepada para
pejabat atau badan organisasi atau perusahaan lain.
2.Untuk membujuk dan bertindak
3.Untuk memantau pelaksanaan keputusan dan hukum yang mempengaruhi
perusahaan.
Namun selain pemaparan diatas, Reddi memaparkan kembali mengenai
Lobbying dalam suatu perusahaan, yakni dimana Melobi di sisi lain adalah
kegiatan yang lebih spesifik yang dimana seorang pelobi bergerak atas nama
sebuah perusahaan atau organisasi yang tidak hanya berkaitan dengan
pemerintahan akan tetapi praktis lobbying ini juga sering kali digunakan dalam
hubungan perusahaan atau bisnis dalam melakukan persuasif dan negosiasi.
Sama halnya yang dkatakan Nova (2009:43) yang dimana Lobbying merupakan
keterampilan untuk melobi yang dilakukan melalui pendektan pribadi dan
25
kemampuan untuk bernegosiasi sangat diperlukan bagi seorang public relations.
Tujuan dari melobi ialah untuk mencapai kesepakatan atau memperoleh
dukungan dari individu serta lembaga atau hal yang berpengaruh dengan
kelangsungan bisnis perusahaan.
Menurut Kartajaya pengertian Lobbying adalah kontak pribadi yang dilakukan
secara informal untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuannya untuk mengingatkan,
mendorong maupun menembus konsumen yang sulit dikontak dengan cara
“biasa”.
2.3.3 Peran Public Relations
1. Penasehat ahli, seorang praktisi pakar public relations yang berpengalaman
dan memiliki kemampuan tinggi dapat membantu dan mencari solusi dalam
menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan publiknya. Hubungan
antara manajemen dengan PR seperti dokter dengan pasiennya, yang dimana
manajemen organisasi mempercayai apa yang disarankan public relations
dalam mengatasi masalah yang dihadapi.
2. Fasilitator Komunikasi, dalam hal ini praktisi public relations bertindak
sebagai komunikator atau mediator yang membantu pihak manajemen
mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya. Selain itu
juga dipihak lain public relations dituntut mampu untuk menjelaskan kembali
keinginan, kebijakan, dan harapan organisasi kepada publiknya. Dengan
adanya timbal balik, diharapkan timbulnya saling pengertian, saling percaya
dan saling menghargai antara kedua belah pihak.
Untuk memahami peran seorang public relations dalam manajemennya, dapat
dilihat dari sisi proses-nya, seperti yang di katakan oleh Riant Nugroho (2010 :
26
3), bahwa prosesnya dapat dijadikan suatu model, yaitu planing, organizing,
implementing dan controling.
2.2.4 Bentuk Komunikasi Organisasi
a. Komunikasi internal, komunikasi ini merupakan bentuk pertukaran informasi
dan ide didalam organisasi. Sebagai karyawan kita merupakan orang pertama
yang mendengar keluhan pelanggan atau mengethaui keadaan dilapangan yang
mempengaruhi
income
perusahaan.
Dan
untuk
mengetahui
menjamin
keberlangsungan komunikasi internal yang baik kita menggunakan :
- jaringan komunikasi formal, komunikasi yang dilakukan berdasarkan struktur
organisai perusahaan. Walaupun dalam kenyataannya keberadaan struktur
tersebut tidak menghalangi seluruh komponen dalam melakukan komunikasi.
- jaringan komunikasi informal, komunikasi yang terjadi diantara seluruh bagian
organisasi sebagai perwujudan kebutuhan manusia sebagai insan sosial.
Perkembangan
teknologi
memungkinkan
banyak
eksekutif
berusaha
mendapatkan informasi dari tangan pertama untuk memberikan tanggapan yang
lebih cepat atas suatu masalah yang terjadi dilapangan dalam suatu jaringan
komunikasi informal.
b. Komunikasi Eksternal, komunikasi ini dilakukan untuk membawa informasi
masuk atau keluar dari organisasi guna untuk mencapai tujuan organisasi, dan
biasanya
dilakukan
dengan
masyarakat,
pelanggan,
stakeholders eksternal yang berhubungan dengan perusahaan.
klien
ataupun
27
Dalam buku Dasar- Dasar Public Relation (Assumpta,2002: 97) menjelaskan
mengenai komunikasi eksternal adalah komunikasi dengan public luar,
antarorganisasi. Dalam organisasi, komunikasi dengan luar atau komunikasi
eksternal lebih banyak dilakukan oleh Public Relation. Jadi komunikasi
ekstrenal terdiri dari dua jalur secara timbal balik, yaitu komunikasi dari
organisasi kepublik dan publik ke organisasi. Komunikasi dari organisasi
kepublik pada umumnya bersifat informatif, yang dimana dibuat sedemikian
rupa sehingga publik merasa ada keterlibatan.
Berkomunikasi yang baik dan efektif akan menghasilkan keuntungan yang
tinggi. Komunikasi dua arah yang efektif harus dipandang sebagai satu-satunya
alat oleh public relations yang dimanfaatkan dalam mengembangkan
organisasinya. Organisasi yang mampu memadukan dan mengitegasikan
keinginan dan kebutuhan para pengguna jasa maka akan membuat para
pelanggan mandapatkan kepuasan serta mampu berkembang dan memanfaatkan
kemajuan bagi organisasinya. Dalam fugsinya, public relations menempatkan
komunikasi itu sentral, komunikasi merupakan suatu aspek dari public relations
serta komunikasi eksternal merupakan aspek dari Public Relations eksternal.
(Assumpta, 2002: 112).
2.2.5 Presentasi
Presentasi adalah pertukaran informasi antara pembicara dengan audien.
Audien menerima informasi dan bereaksi atas informasi yang diterimanya
tersebut. Keberhasilan informasi ditentukan dari seberapa banyak informasi yang
didapat dan diterima oleh audien serta reaksi yang diberikan audien yang
diharapakan pihak penyedia atau pembicara. Power point merupakan salah satu
28
alat untuk menyampaikan presentasi yang dimana dapat disertai dengan ilustrasi
suara, animasi teks, foto, video dan lain sebagainya yang dimainkan saat
presentasi. ( Isroi, 2005 : 25 )
Adapun presentasi menurut Ees (2007: 2) adalah sebuah kegiatan yang
menunjukan atau menyajikan sebuah informasi atau gagasan kepada orang lain.
Dalam kegiatan presentasi dibutuhkan seseorang yang memiliki kemampuan
untuk menjelaskan informasi dengan baik.
2.2.5.1 Unsur-unsur Presentasi
Presentasi yang paling sederhana ialah dengan menggunakan slide show
yang dibuat dengan Microsoft Power Point. Hal ini dikarenakan dapat
menganimasikan
teks,
menyipsikan foto,
video,
animasi serta
suara.
Keberhasilan presentasi terletak pada empat unsur yang ada didalamnya, yakni :
1. Presenternya, orang yang menyampaikan presentasi secara langsung didepan
audience.
2. Materi yang disampaikan, bahan yang ingin dikomunikasikan dengan sasaran
atau audince.
3. Sarana yang dipergunakan, slide show yang disusun berdasarkan materi yang
ingin disampaikan.
4. Audience, sasaran yang dijadikan sebagai penerima informasi. Apabila semua
unsur telah dipersiapkan, namun tidak ada audience yang menghadiri
sebagaimana yang dimaksud dengan sasaran penerima informasi, maka
rangkaian acara tesebut tidak akan sukses seperti yang diinginkan. ( Kusrianto,
2007 : 3 )
29
Selain itu, dalam bukunya Kusrianto (2007:10) mengelompokan presentasi
menjadi tiga model, sebagai berikut :
1. Model presentasi persuasif, persuasif artinya merayu, membujuk, menghibau.
Contoh model presentasi ini adalah memperkenalkan produk baru dalam
kegiatan marketing, pengarahan pada masyarakat dan sebagainya.
2. Model presentasi penyampaian informasi, hasil presentasi model ini sangat
menentukan apakah diterima atau sebaliknya. Selain itu pembicara akan
mempertanggung jawabkan secara langsung terhadap apa yang disampaikan
terhadap audiencenya.
3. Model presentasi pelatihan, dalam model ini merupakan pelatihan terhadap
sesuatu yang baru diterapkan,
seperti penerapan kepada para pengajar
sehubungan adanya sistem pengajaran baru dan sebagianya.
Dari pemaparan tersebut, penulis menarik kesimpulan apabila dikaitkan dengan
penelitian yang dilakukan penulis mengenai presentasi yang dilakukan oleh
public relations Magnivate Group yakni dimana public relations dalam
melakukan presentasi harus memiliki kemampuan dalam kemampuan untuk
menjelaskan
informasi
dengan
baik,
menguasai
materi
yang
akan
dipresentasikan. Adapun kaitanya dengan model presentasi, dalam penelitian ini
presentasi yang dilakukan termasuk dalam model penyampaian informasi, yang
dimana menentukan hasil diterima atau tidaknya serta public relations memiliki
tanggung jawab terhadap apa yang disampaikannya. Dalam presentasinya,
public relations menngunakan slide show sebagai alatnya dan memperkenalkan
company profile kepada client, serta program yang digunakan. Sebelum
melakukan presentasi, perlu di
30
2.2.5.2 Tujuan Presentasi
Isroi ,( 2005 : 25 ) mengelempokan lima tujuan presentasi, sebagai berikut :
1. Menginformasikan , presentasi berisi informasi yang akan disampaikan kepada
audien. Presentasi ini sebaiknya menyampaikan informasi secara detil dan jelas
sehingga audien dapat menerima informasi dengan baik dan tidak salah presepsi
terhadap informasi yang diberikan.
2. Meyakinkan , presentasi berisi informasi, data dan bukti bukti yang disusun
secara logis sehingga meyakinkan audiens atas suatu topik tertentu. Suatu
penyusunan yang tidak logis akan mengurangi keyakinan audien terhadap
presentasi yang diberikan.
3. Membujuk , presentasi dapat berisi bujukan atau rayuan yang disertai dengan
bukti-bukti sehingga audiens merasa tidak ragu dan mau melakukan aksi atau
tindakan.
4. Menginspirasi , presentasi yang berusaha membangkitkan inspirasi audiens.
5. Menghibur , presentasi yang berusaha memberi kesenangan pada audien melalui
informasi yang diberikan.
31
2.2.6 Pentingnya Citra Perusahaan
Pentingnya
citra
perusahaan
yang
dikemukakan
Gronroos
(Sutisna,2001:332) sebagai berikutt :
1. Menceritakan harapan bersama kampanye pemasaran eksternal. Citra positif
memberikan kemudahan perusahaan untuk berkomunikasi dan mencapai tujuan
secara efektif sedangkan citra negatif sebaliknya.
2. Sebagai penyaring yang mempengaruhi persepsi pada kegiatan perusahaan. Citra
positif menjadi pelindung terhadap kesalahan kecil, kualitas teknis atau
fungsional sedangkan citra negatif dapat memperbesar kesalahan tersebut.
32
2.3KerangkaPikir
LATAR BELAKANG MASALAH
Strategi Public Relations apa yang dilakukan perusahaan
Magnivate
dalam
pembentukan
citra
positif
bagi
perusahaannya?
Bagaimana peran public relation dalam membentuk citra
perusahaannya ?
TEORI KHUSUS
TEORI UMUM
Komunikasi organisasi
Komunikasi eksternal
Strategi Public Relations
Komunikasi Internal
Citra
Lobbying
presentasi
Citra Perusahaan
Hasil Yang Diharapkan
Memahami strategi PR yang dilakukan dalam membentuk
suatu citra perusahaan agency
Download