BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai upaya

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebagai upaya untuk
memenuhi kebutuhan hidup, manusia melakukan
berbagai aktivitas sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing. Bagi
masyarakat pedesaan, bidang pertanian merupakan salah satu pilihan utamanya.
Bidang pertanian tersebut pada umumnya masih dilakukan secara tradisional.
Selain pertanian, bidang-bidang lain seperti perdagangan, perindustrian dan jasa
kurang mendapat perhatian bagi masyarakat di pedesaan. Hal ini dikarenakan
sumber daya manusia (SDM) masyarakat pedesaan yang masih rendah.
Pola kehidupan, termasuk dalam hal mata pencaharian , sangat erat dengan
pandangan hidup yang di miliki oleh masyarakat setempat. Masyarakat desa
memandang hidup secara sederhana, dan tidak diliputi oleh bermacam-macam
pemikiran yang menyulitkan. Mereka lebih menyerah terhadap keadaan yang
dialaminya sehingga kehidupan cenderung lebih apa adanya.
Strategi pembangunan yang diutamakan oleh pemerintah saat ini adalah
pengembangan sumber daya dan peningkatan efisiensi pertanian. Indikator
keberhasilan pembangunan sumber daya, baik sumber daya alam maupun sumber
daya manusia dan pembangunan-pembangunan pertanian dicirikan dengan adanya
peningkatan kesejahteraan para petani dan keluarga.
Kehidupan masyarakat pedesaan dengan pertanian tidak dapat dipisahkan,
sehingga daerah pedesaan merupakan lumbung tani bagi konsumen hasil
pertanian di perkotaan. Jenis pertanian disuatu daerah di pedesaan dipengaruhi
1 1
PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI ...,DWI PURWADI , FKIP UMP, 2015.
2
oleh preferensi masyarakat dari kondisi wilayah alam setempat yang berkaitan
dengan sumber daya alam sampai juga pada sumber daya manusianya.
Kehidupan masyarakat di wilayah pedesaan dapat dipengaruhi oleh faktor
pola pikir masyarakat tersebut. Cara pandang masyarakat yang statis, berubah
menjadi cara pandang masyarakat yang dinamis. Saat ini terjadi perubahan pola
bertani dari petani tradisional menjadi petani komersial, terutama pada pertanian
salak pondoh. Jenis pertanian tersebut masih menjadi andalan dan merupakan
sektor yang paling menguntungkan dalam usaha pertanian di desa Gumingsir.
Kondisi yang seperti ini akan berhubungan dengan aspek otonomi daerah,
pemberdayaan masyarakat, akan tetapi permasalahan petani muncul sehingga
menghambat laju pertumbuhan petani untuk mengembangkan pertaniannya.
Bagi penduduk pedesaan bertani merupakan mata pencaharian utama, yang
berfungsi untuk memperoleh pendapatan keluarga. Selain berprofesi sebagai
petani ada juga yang berprofesi diluar bidang pertanian, akan tetapi kebanyakan
penduduk desa memiliki pekerjaan utama yaitu berprofesi dalam bidang pertanian
sebagai petani.
Desa Gumingsir merupakan salah satu desa di Kecamatan Pagentan,
Kabupaten Banjarnegara. Dengan kondisi fisik yang berada di pegunungan, hal
tersebut menjadikan kebanyakan masyarakat desa Gumingsir berprofesi sebagai
petani. Saat ini desa Gumingsir menjadi salah satu daerah penghasil salak pondoh
di Kecamatan Pagentan Kabupaten Banjarnegara.
Masyarakat desa Gumingsir pada awalnya merupakan petani-petani sawah
dan juga ladang kering, akan tetapi dengan terus berkembangnya zaman dan juga
PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI ...,DWI PURWADI , FKIP UMP, 2015.
3
cara pandang mereka yang terus maju, mereka mulai berganti jenis tanaman. Jenis
tanaman yang nilai ekonominya rendah perlahan mulai diganti dengan tanaman
yang mempunyai nilai jual tinggi.
Berkebun salak bisa diartikan sebagai salah satu investasi jangka panjang.
Hal tersebut dikarenakan tanaman salak yang sudah mulai berbuah sejak umur
tiga tahun ini masih bisa berproduksi dengan baik hingga umur 40-50 tahun
(Redaksi Agromedia, 2007: 36).
Pertanian salak mulai ada di desa Gumingsir sekitar tahun 1987, pada
awalnya jenis salak yang ada merupakan jenis salak lokal (Suharno, wawancara 1
Desember 2013). Salak lokal yaitu salak yang bercirikan pohonnya sedikit lebih
besar, buahnya besar dan yang paling membedakan dengan jenis salak lain yaitu
rasa buahnya yang pahit (H. Purnomo, 2010: 24). Kelebihan sifat tanaman salak
baik salak lokal maupun salak pondoh ialah kemampuannya untuk dapat berbunga
sepanjang tahun, berbuah lebat, tahan dari hama tanaman, dan syarat tumbuhnya
juga mudah. Tentu saja hal tersebut mengandalkan pemeliharaan, perawatan,
pemupukan, dan penyerbukan secara intensif agar dapat memperoleh hasil yang
maksimal.
Ternyata dalam perkembangannya jenis salak lokal ini kurang diminati oleh
penduduk setempat, dimana mereka lebih memilih untuk pertanian padi maupun
jagung. Hingga akhirnya datanglah jenis salak yang baru dengan beberapa
perbedaan dengan jenis salak lokal yang sudah ada sebelumnya.
3
PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI ...,DWI PURWADI , FKIP UMP, 2015.
4
Pada sekitar tahun 1997/1998, muncullah jenis salak baru yang jauh lebih
menguntungkan yaitu salak pondoh. Rasanya yang manis menjadi salah satu
pemikatnya, disamping itu harga jual buahnya yang lebih mahal juga menarik
beberapa petani untuk mengganti jenis salak yang mereka tanam (Suharno,
wawancara 1 Desember 2013). Dengan perkembangan yang terus menerus terjadi,
pada akhirnya pertanian salak menjadi salah satu jenis pertanian yang sangat
menjanjikan.
Walaupun sebagian masyarakat masih tetap bertani ketela pohon, padi dan
palawija untuk lahan-lahan yang masih kosong. Pertanian salak pondoh dapat
ditinggal untuk bekerja yang lain, agar dapat menambah penghasilan. Maksudnya
pada masa senggang, masyarakat dapat bekerja di bidang lainnya. Tanaman salak
pondoh cukup mudah dalam hal penanaman, perawatan, pemupukan dan juga
pemanenannya, sehingga masyarakat dapat mencari penghasilan tambahan yang
lainnya. Mengingat pertanian salak pondoh di desa Gumingsir sangatlah cocok
dengan jenis tanahnya yang subur dengan suhu atau letak geografi yang tepat
untuk budidaya tanaman salak pondoh, maka budidaya tanaman salak pondoh
terus berkembang hingga sekarang. Bahkan saat ini salak pondoh merupakan jenis
pertanian utama di desa Gumingsir.
Sesuai dengan latar belakang masalah diatas, penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian tentang Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Petani
Salak Pondoh Desa Gumingsir, Kecamatan Pagentan, Kabupaten Banjarnegara
tahun 2008-2012. Agar dapat kemudahan dan lebih efektif dalam penelitian,
penulis menyerdehanakan penelitiannya. Suatu subjek dapat dikurangi ruang
PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI ...,DWI PURWADI , FKIP UMP, 2015.
5
lingkupnya, jika bahan-bahannya terlalu banyak untuk bisa digunakan secara
layak dan pantas, hal itu dapat dilakukan dengan mengurangi wilayah
geografisnya, jumlah orang, jangkauan waktu, dan jenis kegiatan yang
bersangkutan. Berdasarkan keterangan tersebut, maka dalam penelitiannya penulis
membatasi penulisan dalam hal masalah waktu yang akan diteliti yaitu pada tahun
2008-2012. Hal ini didasarkan pada alasan sebagai berikut.
1. Munculnya pertanian salak pondoh di desa Gumingsir pada sekitar tahun 1997
tidak langsung diminati oleh petani, sampai pada tahun 2003 pertanian salak
pondoh berkembang menjadi jenis pertanian utama di desa Gumingsir.
2. Pada tahun 2008 sebagian besar penduduk di desa Gumingsir sudah dapat
menikmati hasil panen dari pertanian salak pondoh yang sudah ditanam sejak
sekitar tahun 2003/2004.
3. Berdasarkan pengamatan penulis, pada tahun itu juga (2008-2012), petani salak
pondoh di desa Gumingsir mengalami perubahan dalam bidang sosial-ekonomi
yang disebabkan karena tingkat penghasilan dan juga perekonomian penduduk
yang naik seiring dengan terus naiknya harga jual salak pondoh di pasaran dan
juga peminatnya yang terus meningkat.
4. Pembatasan penulisan itu untuk memudahkan peneliti dalam memperoleh data
dan fakta-fakta mengenai masalah tentang perubahan sosial ekonomi
masyarakat desa Gumingsir yang akan diteliti.
5
PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI ...,DWI PURWADI , FKIP UMP, 2015.
6
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut.
1. Bagaimana deskripsi wilayah esa Gumingsir, Kecamatan Pagentan, Kabupaten
Banjarnegara ?
2. Bagaimana perkembangan pertanian salak pondoh di Desa Gumingsir ?
3. Bagaimana perubahan sosial-ekonomi petani salak pondoh di Desa Gumingsir
dari tahun 2008-2012 ?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap jawaban dari berbagai masalah
yang ada, yaitu.
1. Mendapatkan gambaran tentang deskripsi Desa Gumingsir, Kecamatan
Pagentan, Kabupaten Banjarengara sebagai salah satu daerah penghasil salak
pondoh.
2. Mengungkap perkembangan pertanian salak pondoh yang dilakukan oleh
penduduk Desa Gumingsir, Kecamatan Pagentan, Kabupaten Banjarnegara.
3. Mengungkap perubahan sosial dan ekonomi masyarakat petani salak
pondoh
di Desa Gumingsir, Kecamatan Pagentan, Kabupaten Banjarnegara dari tahun
2008-2012.
PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI ...,DWI PURWADI , FKIP UMP, 2015.
7
D. Manfaat Penelitian
Penelitian tentang perubahan sosial ekonomi masyarakat Desa Gumingsir,
Kecamatan Pagentan, Kabupaten Banjarnegara ini diharapkan memiliki manfaat
sebagai berikut.
1. Manfaat teoritis
Manfaat Teoritis dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Memberikan bekal pengetahuan kepada masyarakat, pemuda, maupun
pihak-pihak lain yang terkait dan berkepentingan, tentang perkembangan
pertanian salak pondoh yang dilakukan oleh masyarakat Desa Gumingsir.
b. Memberikan masukan kepada dunia pertanian tentang wawasan mengenai
pertanian salak pondoh yang dilakukan oleh masyarakat Desa Gumingsir.
2. Manfaat Praktis
Manfaat Praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Memberikan bekal bagi masyarakat pada umumnya dan generasi muda
khususnya tentang kondisi Desa Gumingsir.
b. Memberikan bekal pengetahuan kepada generasi muda tentang sejarah dan
perkembangan
pertanian
salak
pondoh,
sehingga
mereka
dapat
memanfaatkan untuk kehidupannya di masa yang akan datang.
c. Memberi bekal kepada pihak-pihak terkait untuk melakukan langkah yang
tepat dalam rangka memberikan layanan terhadap masyarakat Desa
Gumingsir dan khususnya kepada masyarakat petani salak pondoh.
7
PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI ...,DWI PURWADI , FKIP UMP, 2015.
8
E. Tinjauan Pustaka
Indonesia dari aspek geografis merupakan negara agraris yang penduduknya
seyogyanya memahami wawasan pertanian secara luas. Penelaahan sumberdaya
alam (SDA) dan sumberdaya manusia (SDM) yang berkaitan dengan bidang
pertanian akan mendorong terjadinya pembangunan pertanian yang terintegrasi
dari hulu (on farm) sampai ke hilir (off farm) yang prospektif untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Komponen bidang usaha dapat dikembangkan dengan
memanfaatkan peluang dari kebijakan pertanian yang dirumuskan oleh
Pemerintah. Demikian juga pengembangan kelembagaan dalam pertanian
merupakan lahan kesempatan kerja yang profesional dengan meningkatkan SDM
yang handal (Tati Nurmala dan E. Hidayat Salim, 2005:13).
Pada saat ini peneliti cenderung memusatkan kajiannya pada bidang sejarah
sosial-ekonomi terutama pertanian. Tujuan utama adalah untuk mengungkapkan
peranan petani, potensi, golongan petani yang dianggap sangat banyak ambil
bagian, peran dalam bidang pertanian dan sektor agribisnis. Pemberdayaan petani
melalui peningkatan kualitas sumber daya petani dapat ditempuh dengan
pendekatan terpadu sehingga terjadi kesamaan kepentingan antar berbagai pihak
pelaku agribisnis. Pelaku usaha merupakan suatu peningkatan sumber daya
manusia dalam meningkatkan usaha yang sedang digelutinya. Memperluas pasar
dengan berbagai pihak pelaku agribisnis ini adalah kerjasama yang akan
membawa pemberdayaan petani. Petani sebagai sumber daya manusia tentunya
akan melihat sesuatau yang bermakna bagi dirinya dan orang lain. Penelitian
sosial-ekonomi tetap menarik untuk dikaji dalam bidang ilmu pengetahuan,
PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI ...,DWI PURWADI , FKIP UMP, 2015.
9
karena itu di luar konteks sejarah telah banyak dilakukan, akan tetapi mengenai
hal ini masih perlu dilakukan kajian dalam penelitian.
Penelitian perubahan sosial-ekonomi pada masyarakat petani salak pondoh
di desa Gumingsir, Kecamatan Pagentan, Kabupaten Banjarnegara, merupakan
penelitian yang pertama di desa tersebut. Akan tetapi penelitian-penelitian sejenis
ditempat lain sudah pernah dilakukan.
Penelitian Sulistiyono (2008) yang berjudul Kehidupan Sosial-Ekonomi
Masyarakat Petani Salak Pondoh desa Petuguran, Kecamatan Punggelan,
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2005-2008 menyatakan bahwa dengan adanya
perubahan di bidang ekonomi, khususnya pendapatan, maka secara langsung
statusnya akan meningkat, hal ini dapat dilihat dengan melihat perabotan rumah
tangga dan barang-barang elektronik.
Penelitian Yatmiati (2002) dengan judul Perubahan Sosial-Ekonomi Petani
Melati di desa Karangcengis, Kecamatan Bukateja, Kabupaten Purbalingga
Tahun 1997-2001 mengatakan bahwa perubahan yang menyebabkan perubahan
sosial yang meliputi adanya status sosial yang semakin baik dan tingkat
keperdulian yang meningkat, sedangkan perubahan ekonomi meliputi peningkatan
kesejahteraan masyarakat dan berkurangya tingkat pengangguran.
Sujanto (2004) dalam penelitiannya yang berjudul Kehidupan SosialEkonomi Pengrajin Gedeg di Desa Selakambang, Kecamatan Kaligondang,
Kabupaten Purbalingga Tahun 1999-2003, menyatakan bahwa dengan berbekal
memilki kemampuan untuk membuat gedeg masyarakat desa Salakemba menjadi
9
PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI ...,DWI PURWADI , FKIP UMP, 2015.
10
lebih maju, dimana masyarakatnya selain bertani juga memiliki kesibukan untuk
mengembangkan kreativitas industri kecil.
Begitu juga dengan penelitian Supriyadi (2004) dengan judul Perubahan
Sosial Pada Pengrajin Sale Pisang di Desa Ciporos, Kecamatan Karangpucung,
Kabupaten
Cilacap
Tahun
1998-2004,
menyatakan
bahwa
peningkatan
pendapatan membuat para pengrajin sale mampu mengubah gaya hidup yang
lebih baik, mereka dapat memenuhi fasilitas rumah tangga seperti barang-barang
elektronik, rumah tangga, alat komunikasi, dan juga alat transportasi.
Kepemilikan barang yang mewah menyebabkan perubahan status dan kenaikan
kedudukan
sosial.
Dalam
bidang
pendidikan
pengrajin
pisang
dapat
menyekolahkan anaknya sampai menuju perguruan tinggi.
Penelitian diatas menyimpulkan bahwa keadaan ekonomi keluarga sangat
mempengaruhi terjadinya perubahan-perubahan sosial-ekonomi sebab dengan
pendapatannya yang meningkat maka tingkat kesejahteraan masyarakat juga akan
mengikutinya dengan kebutuhan ekonomi tercukupi misalnya sandang, pangan,
papan. Setelah ekonomi mapan berpengaruh pada perubahan lain, yakni misalnya
bidang sosial dimana dapat menyekolahkan anak sampai tingkat yang lebih tinggi,
dan dengan kepemilikan harta masyarakat secara tidak disadari akan berdampak
pada perubahan sosial.
Adapun perbedaan penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian
sejenis diatas yaitu yang pertama terletak pada isi penelitian. Penelitian yang
dilakukan oleh Sulistiyono
(2008) berjudul
Kehidupan Sosial-Ekonomi
Masyarakat Petani Salak Pondoh desa Petuguran, Kecamatan Punggelan,
PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI ...,DWI PURWADI , FKIP UMP, 2015.
11
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2005-2008 penelitian tersebut mengkaji pada
kehidupan sosial ekonomi para petani petani salak pondoh, sedangkan penelitian
yang penulis lakukan mengkaji terhadap perubahan-perubahan dalam bidang
sosial ekonomi petani salak pondoh. Penelitian yang dilakukan oleh Yatmiati
(2002) dengan judul Perubahan Sosial-Ekonomi Petani Melati di desa
Karangcengis, Kecamatan Bukateja, Kabupaten Purbalingga Tahun 1997-2001,
penelitian Sujanto (2004) yang berjudul Kehidupan Sosial-Ekonomi Pengrajin
Gedeg di Desa Selakambang, Kecamatan Kaligondang, Kabupaten Purbalingga
Tahun 1999-2003 dan penelitian yang dilakukan oleh Supriyadi (2004) dengan
judul Perubahan Sosial Pada Pengrajin Sale Pisang di Desa Ciporos, Kecamatan
Karangpucung, Kabupaten Cilacap Tahun 1998-2004 letak perbedaan penelitianpenelitian tersebut dengan penelitian yang penulis lakukan terletak pada jenis
mata pencaharian masyarakat yang akan diteliti.
Perubahan sosial ekonomi dimulai dari perubahan ekonomi, dimana
perubahan ekonomi mengalami perkembangan sangat pesat dibanding dengan
perubahan sosial. Perubahan ekonomi tidak hanya terjadi di kota, melainkan
sampai ke desa, di mana di desa Gumingsir juga mengalami perubahan ekonomi
yaitu peningkatan pendapatan petani salak pondoh. Dengan adanya peningkatan
pendapatan ini, pendapatan petani yang semula sedikit kemudian menjadi lebih
banyak, apa lagi pada saat panen raya tiba maka terjadi suatu peningkatan
pendapatan petani yang meningkat, maka secara langsung akan diikuti oleh
perubahan kebutuhan lainnya, seperti perubahan akan kebutuhan di bidang
teknologi. Kebutuhan teknologi yaitu kebutuhan terhadap kepemilikan barang-
11
PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI ...,DWI PURWADI , FKIP UMP, 2015.
12
barang pelengkap kebutuan, seperti tv, ac, kulkas, hp, komputer, sepeda motor,
bahkan sampai kendaraan roda empat, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Barang-barang tersebut dapat dijadikan ukuran kekayaan yang dimiliki
seseorang selain rumah dan tanah, dan juga tentunya tabungan. Oleh karena itu,
dari segi kekayaan yang berupa kepemilikan barang mewah akan berdampak
terhadap status sosial pada petani salak pondoh. Perubahan lain pada bidang
pendidikan, dapat melihat dengan menempuh pendidikan ke perguruan tinggi
yang dilakukan oleh para petani salak pondoh terhadap anak-anak mereka, itu
menunjukan bahwa status sosial mereka juga naik.
Perubahan yang lain terjadi pada bidang sosial, misalnya sebelum ada
pertanian salak pondoh ini anak-anak di desa Gumingsir mayoritas hanya lulusan
dari sekolah dasar, hanya ada sedikit orang tua yang mampu menyekolahkan
anaknya sampai ke SMP, bahkan lebih sedikit sekali yang menyekolahkan
anaknya sampai ke SMA. Orang tua yang mampu menyekolahkan anaknya
sampai ke SMP/SMA pada umumnya adalah mereka yang mempunyai tingkat
perekonomian yang tinggi.
Setelah adanya pertanian salak pondoh ini, mayoritas anak-anak di desa
Gumingsir ini adalah lulusan SMP/SMA, bahkan tidak sedikit juga mereka yang
sekolah sampai ke perguruan tinggi. Selain dalam bidang pendidikan, masyarakat
desa Gumingsir menjadi lebih aktif dalam segala bentuk kegiatan sosial, mereka
tidak hannya mementingkan kepentingan peribadinya saja, tetapi mereka juga
menjadi lebih aktif dalam kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk membangun
desa agar lebih maju. Seperti kegiatan gotong royong yang sampai saat ini masih
PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI ...,DWI PURWADI , FKIP UMP, 2015.
13
dijaga dan dilestarikan, walaupun tingkat perekonomian mereka sudah jauh lebih
tinggi dibandingkan dengan sebelum adanya pertanian salak pondoh.
F. Landasan Teori dan Pendekatan
1. Perubahan Sosial Ekonomi
Dalam ilmu sosial, pertanian dan masalah pembangunan kehidupan
petani, baik itu yang berkaitan dengan perekonomian maupun yang berkaitan
dengan kebudayaan merupakan penelitian yang mengkaji tentang masyarakat.
Pokok penelitian ini adalah mengenai perubahan sosial-ekonomi yang terjadi
pada masyarakat petani salak pondoh di desa Gumingsir, Kecamatan Pagentan,
Kabupaten Banjarnegara. Untuk mengungkap berbagai permasalahan yang ada,
maka perlu dilakukan atau perlu diadakan kajian teori terhadap pokok
permasalahan penelitian.
Robert H. Lauer (dalam Ranjabar, 2008:15), memberikan arti perubahan
sosial, maka terlebih dahulu menjelaskan definisi perubahan sosial dengan
alasan bahwa teori-teori perubahan sosial telah dibangun diatas mitos-mitos
tentang perubahan sosial, sehingga merintangi pemahaman dan menghalangi
penyususnan perspektif baru. Mitos membentuk pola pikir yang menyimpang,
trouma dan ilusi yang merupakan kendala untuk memahami perubahan sosial
sebagai hakekat kehidupan manusia.
Gillin John dan John Philip Gillin (dalam Ranjabar, 2008:16)
mengatakan arti perubahan-perubahan sosial sebagai variasi dari cara-cara
hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan kondisi geografis,
13
PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI ...,DWI PURWADI , FKIP UMP, 2015.
14
kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya
difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.
Pertanian sebagai sumber kehidupan manusia merupakan lapangan kerja
dari limu pertanian. Sudah selayaknya kalau lebih dahulu ingin mengetahui apa
yang dimaksud dengan pertanian itu. Pertanian dalam arti yang sempit atau
pertanian dalam arti sehari-hari, yakni bercocok tanam. Pertanian Indonesia
dalam pengelolaan usaha tani, dimana dan kapan saja, dalam hakekatnya akan
dipengaruhi oleh perilaku petani yang mengusahakan. Perilaku orang itu
tergantung dari banyak faktor, diantaranya dari watak perilaku orang itu
sendiri,
tingkat
perekonomian
kebudayaan,
(termasuk
dan
pertanian)
kebijakan
ditentukan
pemerintah.
oleh
Kehidupan
banyak
faktor,
diantaranya:
a. Lingkungan alam (invironment),
b. Warisan sosial (heritage), pandangan hidup, adat-istiadat, dan lembagalembaga yang diwariskan oleh masa yang lampau,
c. Keturunan (heridity),
d. Hidup bermasyarakat (the group), bagaimana kedudukan dan pandangan
mengenai ekonomi, bagaimana jiwa dan akhlak dari masyarakat.
Menurut Soekanto (dalam Taneko, 1982:145) menyatakan bahwa faktorfaktor yang mendorong jalannya perubahan, antara lain :
a. Sistem pendidikan yang maju,
b. Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan-keinginan untuk
maju,
PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI ...,DWI PURWADI , FKIP UMP, 2015.
15
c. Toleransi terhadap perubahan-perubahan yang menyimpang,
d. Sistem terbuka dalam masyarakat,
e. Penduduk yang heterogen,
f. Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu,
g. Disorganisasi dalam masyarakat,
h. Sikap mudah menerima hal-hal baru.
Kalau kita bicara tentang status sosial, kecenderungan masyarakat
merujuk pada kondisi ekonomi dan sosial seseorang dalam kaitannya dengan
jabatan (kekuasaan), dan peran orang yang bersangkutan didalam masyarakat
dimana ia menjadi anggota atau partisipan. Dengan demikian, pengertian
tentang status sosial cenderung memperlihatkan tingkat kedudukan seseorang
dalam hubungannya dengan status orang lain berdasarkan ukuran tertentu.
Ukuran itu yang menjadi tolak ukur adalah mencakup tingkat pendapatan,
pendidikan prestise, atau kekuasaan.
Seperti telah dibicarakan diatas, maka terjadi suatu lapisan-lapisan dalam
suatu masyarakat dan juga ada sesuatu yang dihargai oleh masyarakat tersebut.
Menurut Soekanto (1982:231-232) ukuran atau kriteria yang biasa dipakai
untuk menggolong-golongkan anggota masyarakat kedalam lapisan-lapisan
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Ukuran kekayaan,
b. Ukuran kekuasaan,
c. Ukuran kehormatan,
d. Ukuran ilmu pengetahuan.
15
PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI ...,DWI PURWADI , FKIP UMP, 2015.
16
Selain itu, perkembangan pertanian akan membawa pengaruh bagi
kehidupan keluarga, dimana seseorang yang mendapatkan suatu pekerjaan
sekaligus juga akan mendapatkan suatu tingkat kelas sosial tertentu (prestise)
yang ditunjukan oleh pola-pola sikap dan tingkah laku tertentu. Perubahan
sosial akan diawali oleh suatu proses penemuan inovasi. Hal ini terjadi karena
tidak adanya keselarasan internal, yang biasanya mendorong untuk mengurangi
keadaan ini dengan jalan mengubah pengetahuan, sikap atau tindakantindakannya di dalam masyarakat. Dalam perilaku komunikatif bisa terjadi
penemuan baru yang demikan akan membawa perubahan.
Berdasarkan keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa perubahan
dibidang ekonomi akan berdampak pada terjadinya perubahan di bidang yang
lain, seperti yang terjadi pada perubahan sosial. Hal ini dikarenakan, apabila
tingkat perekonomian seseorang naik, gaya hidup orang tersebut juga akan
berubah, dan mendorong untuk berubahnya kelas sosial orang tersebut dalam
hidup bermasyarakat.
2. Masyarakat Petani
Petani adalah seseorang yang bergerak di bidang pertanian, yaitu dengan
cara melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan
memelihara tanaman (seperti padi, bunga, buah dan lain lain), dengan harapan
untuk memperoleh hasil dari tanaman tersebut untuk digunakan sendiri ataupun
menjualnya kepada orang lain, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Setiap orang bisa menjadi petani (asalkan punya sebidang tanah atau
lebih), walau dia sudah punya pekerjaan bukan sebagai petani. Maksud dari
PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI ...,DWI PURWADI , FKIP UMP, 2015.
17
kalimat tersebut bukan berarti pemilik tanah harus mencangkul atau mengolah
sendiri tanah miliknya, tetapi bisa bekerjasama dengan petani tulen untuk
bercocok tanam di tanah pertanian miliknya. Apabila ini diterapkan, berarti
pemilik tanah itu telah memberi lapangan pekerjaan kepada orang lain
walaupun hasilnya tidak banyak.
Desa Gumingsir merupakan salah satu desa yang hampir seluruh
warganya berprofesi sebagai petani, dan pertanian salak merupakan pertanian
utama di desa Gumingsir tersebut. Masyarakat desa Gumingsir cenderung
homogen, yaitu ditandai dengan persamaan agama, adat sitiadat dan mata
pencaharian utama yaitu bertani salak pondoh yang dilakukan oleh hampir
seluruh warga setempat.
Sistem
kehidupan
pada
umumnya
berkelompok
dengan
dasar
kekeluargaan. Masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan
batin yang kuat sesama anggota warga desa sehingga seseorang merasa dirinya
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat tempat dia
hidup, serta rela berkorban demi masyarakatnya, saling menghormati, dan
mempunyai hak dan tanggung jawab yang sama di dalam masyarakat terhadap
keselamatan dan kebahagiaan bersama.
3. Teori Evolusi
Teori evolusi pada dasarnya berpijak pada perubahan yang memerlukan
proses yang cukup panjang atau lama. Dalam proses tersebut, terdapat
beberapa tahapan yang harus dilalui untuk mencapai perubahan yang
diinginkan. Ada bermacam-macam teori tentang evolusi, yaitu sebagai berikut:
17
PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI ...,DWI PURWADI , FKIP UMP, 2015.
18
a. Teori Evolusi Unilinear
Dalam teori ini, manusia dan masyarakat termasuk dengan
kebudayaannya akan mengalami perkembangan sesuai dengan tahapantahapan tertentu dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang kompleks dan
menjadi sempurna.
b. Teori Evolusi Multilinear
Teori ini menekankan terhadap tahap-tahap perkembangan tertentu
mengenai evolusi atau perubahan yang terjadi di dalam suatu masyarakat.
Misalnya adalah pengaruh perubahan sistem mata pencaharian dari sistem
berburu ke sistem pertanian.
c. Teori Evolusi Universal
Di dalam teori ini, perkembangan masyarakat tidaklah perlu melalui
tahap-tahap tertentu yang tetap. Menurut teori ini, kebudayaan manusia
telah mengikuti suatu garis evolusi yang tertentu.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori evolusi, yaitu
menggunakan teori evolusi multilinear. Teori ini menekankan penelitian
terhadap tahap perkembangan yang tertentu dalam evolusi masyarakat,
misalnya penelitian pengaruh perubahan sistem pertanian sawah menjadi
pertanian salak pondoh atau perubahan sistem pertanian klasik/kuno ke
sistem pertanian modern dalam masyarakat tertentu.
PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI ...,DWI PURWADI , FKIP UMP, 2015.
19
4. Pendekatan
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
sosiologi dan ekonomi. Pendekatan ini penting adannya karena berkaitan
dengan kehidupan sosial ekonomi yang terjadi pada petani salak pondoh di
desa Gumingsir, Kecamatan Pagentan, Kabupaten Banjarnegara.
Menurut Kartodirjo (1992:4) menyatakan pendekatan sosiologi akan
melihat segi sosial peristiwa yang dikaji seperti golongan sosial yang berperan,
nilai-nilainya, serta hubungan dengan golongan lain. Pendekatan sosiologi
pedesaan akan melihat masalah organisasi sosial petani, artinya sebagai insan
sosial, petani berusaha memenuhi berbagai kebutuhan pribadi dan kebutuhan
masyarakatnya melalui kerjasama dalam kelompok sosial, termasuk di
dalamnya menyangkut tentang interaksi sosial, hubungan sosial, dan struktur
sosial. Sedangkan pendekatan ekonomi akan menekankan perhatiannya pada
bidang produksi, pemasaran, dan konsumsi. Misalnya bagaimana produksi
salak pondoh yang terjadi di desa Gumingsir serta bagaimana pemasarannya.
Hal-hal yang demikian akan membutuhkan pendekatan ekonomi sebagai alat
untuk melihat objek yang akan diteliti.
G. Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk kategori penelitian sejarah, yaitu termasuk dalam
garis besar penelitian sejarah ekonomi dan didalamnya juga mengkaji tentang
aspek-aspek sosial. Dalam penelitian sejarah, didalamnya terdapat unsur manusia,
ruang, dan waktu. Sehingga dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode
penelitian sejarah. Jadi metode yang digunakan dalam penelitian yang berjudul
19
PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI ...,DWI PURWADI , FKIP UMP, 2015.
20
Perubahan Sosial-Ekonomi Masyarakat Petani Salak Pondoh desa Gumingsir,
Kecamatan Pagentan, Kabupaten Banjarnegara tahun 2008-20012 ini adalah
metode penilitian sejarah.
Berdasarkan kesepakatan para ahli sejarah maka metode penelitian sejarah
mengunakan empat langkah, yaitu heuristik, kritik (verifikasi), interpretasi atau
penafsiran, dan penulisan sejarah atau historiografi (Notosusanto, 1978 : 35-43).
1. Heuristik yaitu pencarian sumber lisan atau sumber sejarah lisan dan fakta
atau informasi lain (Priyadi, 2013:112). Heuristik adalah metode dengan
kegiatan menghimpun jejak-jejak masa lampau dengan melakukan
observasi setelah itu di tindaklanjuti dengan wawancara dan pendekatan.
Dalam langkah ini penulis mengadakan wawancara secara langsung dengan
para pelaku antara lain, kepala desa, carik, petani salak pondoh, pedagang
salak pondoh, warga buruh, dan juga informan lain.
2. Kritik (verifikasi) langkah metode ini mempunyai dua aspek, yaitu :
a. Kritik intern yaitu untuk menghasilkan kredibilitas isi sumber
(keabsahan untuk dipercaya).
b. Kritik ekstern yaitu mencari otentisitas atau keotentikan (keaslian),
untuk membuktikan bahwa penjelasan yang dikemukakan oleh suatu
sumber itu otentik atau asli.
Penulis menggunakan ke-dua kritik tersebut setelah jejak sejarah
dikumpulkan dari wawancara kemudian dinilai, diseleksi, serta diuji
kebenarannya agar mendapat data yang valid mengenai tanaman salak
PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI ...,DWI PURWADI , FKIP UMP, 2015.
21
pondoh dan perubahan sosial-ekonomi masyarakat petani salak pondoh di
desa Gumingsir.
3. Interpretasi (penafsiran) yaitu metode penelitian sejarah dengan penafsiran
yang nyata, serta menetapkan makna yang saling berhubungan dari faktafakta yang diperlukan. (Priyadi, 2013:121). Oleh karena itu langkah
interpretasi terhadap fenomena sejarah diperlukan untuk menyusun latar
belakang sosial-ekonomi petani salak pondoh di desa Gumingsir. Dalam
langkah ini penulis mengunakannya untuk menghubungkan fakta-fakta
yang satu dengan yang lainnya agar serasi dan sesuai.
4. Historiografi, dalam metode penelitian sejarah, historiografi merupakan
metode paling akhir, yaitu dimana peneliti menyajikan hasil penelitian dari
awal hingga akhir, yang meliputi masalah-maslah yang harus dijawab.
Tujuan penelitian adalah menjawab masalah-masalah yang telah diajukan.
Pada hakikatnya,
penyajian historiografi meliputi pengantar, hasil
penelitian, dan simpulan.
H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut.
Bab satu berisi pendahuluan yang terdiri atas latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka,
landasan teori dan pendekatan, metode penelitian dan sistematika penulisan.
Bab dua profil desa Gumingsir, Kecamatan Pagentan, Kabupaten
Banjarnegara yang terdiri dari sejarah singkat desa Gumingsir, keadaan umum
desa Gumingsir, dan keadaan sosial ekonomi.
21
PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI ...,DWI PURWADI , FKIP UMP, 2015.
22
Bab tiga mengupas tentang perkembangan pertanian salak pondoh yang
terdiri dari ide gagasan, perkembangan budidaya, dan perkembangan fasilitas
petani.
Bab empat menjelaskan tentang perubahan kehidupan sosial-ekoomi petani
salak pondoh di desa Gumingsir tahun 2008-2012, yang terdiri dari penghasilan
petani salak pondoh, perubahan kebutuhan petani salak pondoh, keuntungan dari
pertanian salak pondoh, dan kehidupan sosial petani salak pondoh.
Bab lima berisi simpulan dan saran setelah penelitian ini selesai dilakukan.
PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI ...,DWI PURWADI , FKIP UMP, 2015.
Download