intisari - Institutional Repository Akfar ISFI Banjarmasin

advertisement
INTISARI
AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN PEPAYA (Carica Papaya
L) TERHADAP Staphylococcus Aureus
Jumiati1;Aditya Maulana Perdana Putra2; Ratih Pratiwi Sari3
Kasus infeksi bakteri mengalami peningkatan luar biasa. Salah satu infeksi bakteri
adalah infeksi oleh Staphylococcus aureus yang dapat menyebabkan infeksi staphylococcal
scalded skin syndrome, osteomielitis, pneumonia dan gastroenteritis. Daun pepaya (Carica
papaya L) diduga mempunyai daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri karena memiliki
zat antibakteri antara lain flavonoid, tanin, saponin, alkaloid, steroid dan terpenoid. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui daya hambat dari ekstrak etanol daun pepaya
terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus secara in vitro untuk mengetahui diameter
zona hambatnya.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan metode
sumuran. Waktu penelitian pada tanggal 9 mei-14 juni 2016. Ekstrak etanol daun pepaya
dilarutkan dalam aquadest. Konsentrasi ekstrak yang digunakan dalam penelitian ini adalah
100%, 75%, 50% dan 25%. Penentuan daya hambat dilihat dengan mengukur zona bening
yang terbentuk disekitar sumuran.
Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan bahwa tidak terdapat efek antibakteri dari
ekstrak daun pepaya (Carica papaya L) pada konsentrasi 100%, 75%, 50% dan 25%
terhadap Staphylococcus aureus.
Kata Kunci: Daun Pepaya, Carica Papaya L, Antibakteri, Staphylococcus Aureus
1
Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin
xii
2
ABSTRACT
ANTIBACTERIAL ACTIVITY OF THE PAPAYA LEAF ETHANOL
EXTRACT (Carica Papaya L) ON Staphylococcus Aureus
Jumiati1;Aditya Maulana Perdana Putra2; Ratih Pratiwi Sari3
Cases of bacterial infections seems to have a tremendous increase. One of the bacterial
infection is an infection by Staphylococcus aureus, which can cause infections of
staphylococcal scalded skin syndrome, osteomyelitis, pneumonia and gastroenteritis. Carica
papaya (Carica papaya L) is thought to have the possibility of having inhibitory effect on the
growth of bacteria because it has antibacterial substances such as flavonoids, tannins,
saponins, alkaloids, steroids and terpenoids. The purpose of this study was to determine the
inhibition of the ethanol extract of papaya leaves to the growth of Staphylococcus aureus in
vitro to determine the inhibitory zone diameter.
This study was an experimental study using sinks. The study was conducted on 9 May14 June 2016. The ethanol extract of papaya leaves is dissolved in distilled water. The
extracts used in this study were 100%, 75%, 50% and 25%. Determination of inhibition was
observed by measuring the clear zones formed around the sinks.
The results of this study shows that there is no antibacterial effect of papaya
extract (Carica papaya L) at the concentration of 100%, 75%, 50% and 25%
toward Staphylococcus aureus.
Keywords: Papaya Leaves, Carica Papaya L, Antibacterial, Staphylococcus Aureus
1
Academy Of Pharmacy ISFI Banjarmasin
xiii
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Infeksi adalah invasi dan pembiakan mikroorganisme pada jaringan tubuh, terutama
yang menyebabkan cedera selular lokal akibat kompetisi metabolisme, toksin, replikasi
intraselular, atau respon antigen-antibodi host. Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus,
jamur atau mikroorganisme yang lainnya.Infeksi dapat terjadi di mana saja (Dorland, 2010).
Antara bakteri yang dapat menyebabkan infeksi tersebut adalah Staphylococcus aureus
(Jawetz dkk., 2005).
Bakteri Staphylococcus aureus merupakan sel Gram-positif berbentuk bulat, biasanya
tersusun dalam bentuk bergerombol yang tidak teratur seperti anggur.Beberapa spesies
merupakan anggota flora normal pada kulit dan selaput lendir manusia yang menyebabkan
supurasi dan bahkan septikemia fatal (Yulika, 2009).Beberapa penyakit yang disebabkan oleh
Staphylococcus aureus antara lain, staphylococcal scalded skin syndrome yang terjadi pada
98% anak-anak usia kurang dari enam tahun (King, 2010). Selanjutnya osteomielitis yang
ditemukan pada 60-70% kasus, kemudian abses otak yang ditemukan sebesar 10-15% kasus
(Brooks dkk, 2007). Pada pneumonia terdapat 18,1 % kasus (Kollef dkk., 2005). Penyakit
yang sering dihubungkan dengan menstruasi yaitu toksik syok sindrom 0,001% kasus
(Venkataraman, 2010). Selain itu terdapat furunkel, selulitis, dan infeksi gastroenteritis
(WHO, 2012).
Mengatasi penyakit infeksi yang disebabkan Staphylococcus aureustersebut maka
digunakan antibakteri. Antibakteri adalah senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan
serta membunuh bakteri, terutama bakteri yang merugikan (Setiabudy, 2008). Namun,
penggunaan antibakteri yang berlebihan dan tidak terkontrol menyebabkan bakteri resisten
terhadap antibakteri tersebut (Jawetz dkk.,2005). Di mana hasil penelitian oleh Dessy (2014)
1
4
menunjukkan bahwa antibiotik golongan β-lactam adalah obat yang paling sering digunakan
untuk penanganan infeksi bakteri. Hasil penelitian juga menyebutkan bahwa dari 30 sampel
menunjukkan 93.4% isolat S.aureus resisten terhadap ampicillin dan menghasilkan enzim βlactamase, di mana 86.7% diantaranya merupakan sampel rumah sakit dan 6.6% sampel nonrumah sakit, sehingga angka terjadinya resistensi menjadi semakin meningkat.
Selain pengobatan obat-obat sintetis sebagai antibakteri juga dapat digunakan obat-obat
yang berasal dari bahan alam, contohnya tanaman pepaya (Carica papayaL)khususnya pada
daunnyaadalah family Caricaceae. Kebanyakan dari masyarakat hanya mengetahui khasiat
dari buah pepaya saja tanpa mengetahui bahwa daun pepaya memiliki khasiat sebagai
antibakteri yang sebelumnya pernah diteliti oleh Oladimeji dkk (2007), ekstrak etanol daun
pepaya memiliki aktivitas antibakteri secara in vitro terhadap bakteri Bacillus subtilis,
Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Salmonellatyphi, dan Klebsiella pneumoniae
dengan metode difusi padat cakram berdiameter 6 mm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pada kadar 1,5% dan 3% ekstrak etanol daun pepaya mampu menghambat pertumbuhan
bakteri Bacillus subtilis dengan zona hambat masing-masing 12,0 mm dan 13,0 mm, pada
Staphylococcus aureusmemiliki zona hambat yaitu 13,0 mm dan 15,0 mm, pada Escherichia
coli memiliki zona hambat yaitu 10,0 mm dan 11,0 mm, pada Salmonella typhi memiliki
zona hambat yaitu 11,0 mm dan 11,5 mm, dan pada Klebsiellapneumoniae memiliki zona
hambat yaitu 10,0 mm dan 10,5 mm.
Berdasarkan data tersebut maka dilakukan penelitian tentang aktivitas antibakteri
ekstrak etanol daun pepaya (Carica papayaL)terhadap Staphylococcus aureusdengan metode
yang berbeda yaitu difusi sumuran.
Download