Psikologi - STAI MA`ARIF JAMBI

advertisement
1
Psikologi:
Metode, Hubungan Psikologi dengan
Ilmu-Ilmu Lain, Tujuan mempelajari
psikologi dan Sejarah Psikologi.....
2
A. METODE PSIKOLOGI
Metode tertua yang digunakan dalam lapangan psikologi ialah
Spekulasi. Akan tetapi akibat perkembangan ilmu perkembangan
pada umumnya dan psikologi pada khususnya akhirnya metode ini
ditinggalkan dan dirintislah metode baru yang didasarkan atas
pengalaman-pengalaman
(Empiris).
Pada
dasarnya
metode
penelitian dapat dibedakan atas 2 bagian besar yaitu Metode
Longitudinal dan Metode Crossectional.
1. Metode Longitudinal
Metode
ini
merupakan
metode
penelitian
yang
membutuhkan waktu yang relative lama untuk mencapai
suatu hasil penelitian. Dengan metode ini penelitian
dilakukan hari demi hari, bulan demi bulan bahkan mungkin
tahun demi tahun. Karena itu apabila dilihat dari segi
perjalanan penelitisn ini adalah secara vertikal.
2. Metode Cross-sectional
Merupakan
suatu
metode
penelitian
yang
tidak
membutuhkan waktu yang terlalu lama didalam melakukan
penelitian. Dengan metode ini dalam waktu yang relatif
singkat dapat disimpulkan bahan yang banyak. Jadi kalau
dillihat dari jalannya metode ini merupakan penelitian
Horisontal. Untuk lebih terperinci dapat di kemukakan
metode-metode yang digunakan dalam lapangan psikologi
sebagai berikut:
3
a. Metode Introspeksi
Introspeksi adalah Melihat kedalam (intro = kedalam dan
speksi;spectare = melihat).1 Metode ini merupakan suatu
metode
penelitian
dengan
melihat
peristiwa-peristiwa
kedalam dirinya sendiri
b. Metode Introspeksi eksperimental
Metode
ini
merupakan
metode
penggabungan
dari
introspeksi dengan eksperimen. Dengan jalan eksperimen,
maka sipat subjektivitas dari metode introspeksi akan dapat
diatasi. Pada metode introspeksi murni hanya dari
penelitian yang menjadi objek. Tetapi pada introspeksi
eksperimental jumlah subjek banyak, yaitu orang orang
yang dieksperimentasi itu.
c. Metode Ekstropeksi
Artinya Melihat Keluar. Metode ini dimaksudkan untuk
mengatasi kelemahan-kelemahan yang terdapat pada
metode introspeksi. Pada metode ekstropeksi subjek
penelitian bukan dirinya sendiri tetapi orang lain. Dengan
demikian diharapkan adanya sipat yang objektif dalam
penelitian itu.
d. Metode Kuesioner
Kuesioner sering pula disebut angket merupakan metode
penelitian dengan menggunakan saftar pertanyaan atau
pernyataan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang
yang menjadi subjek dari penelitian tersebut
1
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2010), hlm. 4
4
e. Metode Interview
Merupakan
metode
penelitian
dengan
menggunakan
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan secara lisan.2
f. Metode Biografi
Merupakan metode tulisan tentang kehidupan seseorang
yang merupakan riwayat hidup. Dalam biografi, orang
menguraikan tentang keadaan, sikap-sikap ataupun sifatsifat lain mengenai orang yang bersangkutan.
g. Metode Analisis Karya
Merupakan
suatu
metode
penelitian
yang
dengan
mengadakan analisis dari hasil karya.
h. Metode Klinis
Metode ini mula-mula timbul dalam lapangan klinik untuk
mempelajari keadaan orang orang yang jiwanya terganggu
(abnormal).
i.
Metode Testing
Merupakan metode penelitian yang menggunakan soalsoal, pertanyaan-pertanyaan, atau tugas lain yang telah
distandarisasikan.
j.
Metode Statistik
Pada umumnya metode ini digunakan untuk mengadakan
penganalisisan terhadap materi atau data yang telah
dikumpulkan dalam suatu penelitian.
2 Ibid, hlm 5- 6
5
B. HUBUNGAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DENGAN ILMU-ILMU
LAIN
Landasan pertama melihat hubungan psikologi pendidikan
dengan ilmu-ilmu lain adalah bahwa obyek materi psikologi ini jelas
yakni manusia.. Berikut dapat dilihat uraian yang membahas kaitan
dari disiplin prikologi pendidikan dengan disiplin lainnya: 3
1. Psikologi Pendidikan dengan Antorpologi
Antorpologi
secara
etimologi
berarti
ilmu
tentang
manusia,antropos berarti manusia,dan logos berarti ilmu.
Antorpologi sebagai ilmu yang masih muda mempunyai
perhatian terhadap semua cabang pengetahuan yang
berhubungdengan manusia, yaitu manusia sebagai gejala
biologis dan manusia sebagai makhluk sosial dan budaya.
Antorpologi dapat dibagi menjadi 2 bagian: antorpologi fisik
dan antorpologi kebudayaan .antorpologi fisik berhubungan
dengan ciri-ciri fisik dari berbagai manusia di dunia
(mempelajari bermacam-macam ras,warana kulit,bentuk
dan warna rambut,besar dan berat otak,ciri-ciri fisik lainnya,
dan juga sifat-sifat intelektual dan emosional dari sesuatu
kelompok manusia).
Antorpologi kebudayaan berhubungan dengan berbagai
kebudayaan kepribadian yang tipikal yang terdapat dalam tiap
kebudayaan,
kepribadian
pengaruh-pengaruh
seseorang
dan
kebudayaan
masyarakat.
terhadap
Seorang
ahli
antopologi yang memuaskan perhatiannya terhadap berbagai
3 Chalilan Hasan, Dimensi-Dimensi Psikologi Pendidikan, (Surabaya : Al Ikhlas, 1994 ), hlm. 19
6
ciri dari suatu kebudayaan tertentu, membandingkannya
dengan kebudayaan yang lain. Apa yang diselidiki oleh
antropologi, sebenarnya juga banyak yang merupakan obyekobyek dari psikologi.psikologi menyelidiki tingkah laku manusia
sebagai individu.
untuk mengetahui suatu individu tidak mungkin kita dapat
melepaskan
diri
dari
usaha
mengetahui
bagaimana
kebudayaan masyarakat tempat individu itu hidup dan di
besarkan.sebaliknya, untuk mengetahui suatu kebudayaan
tertentu sering kali diperlukan untuk mengerti bagaimana
orang-orang /individu-individu dalam masyarakat itu mengalami
dan merasakannya. Jadi, psikologi dan antropologi keduanya
saling isi mengisi (suplementer).
2. Psikologi Pendidikan dengan sosiologi
Sosiologi adalah juga suatu ilmu yang secara langsung
berhubungan dengan tingkah laku manusia.seperti halnya
dengan antropologi ia berhubungan dengan masalahmasalah dalam kelompok; masalah hubungan sosial
manusia.
Hanya
biasanya
sosiologi
itu
menyangkut
hubungan kelompok manusia kecil,sedangkan antropologi
mengenai kelompok manusia yang luas/besar.para ahli
sosiologi terutama memusatkan perhatiannya kepada
tingkah laku kelompok. Ia mempelajari pengaruh-pengaruh
kelompok terhadap individu-individu yang termasuk ke
dalam kelompok itu. Masalah-masalah sosial yang diselidiki
oleh sosiologi antara lain membahas masalah–masalah
kejahatan,
kenakalan
anak-anak,
perceraian/talak,
7
perkembangan dan perubahan sifat-sifat keluarga(famili)
dan sebagainya. Juga mengenai pengaruh tekanantekanan sosial terhadap kepribadian dan cara tekanan
sosial itu mempengaruhi individu.
Melihat kepada apa yang menjadi obyek sosiologi seperti
tersebut di atas, tampak oleh kita bahwa ilmu (psikologi dan
sosiologi)
inipun
mempunyai
banyak
persamaan.
Perbedaannya psikologi menekankan pada person individu
mengapa
individu
bertingkah
laku
seperti
yang
dia
lakukan,sedangkan sosiologi menekankan pada sifat-sifat dan
tingkah laku kelompok. Yang di pelajari oleh sosiologi terutama
ialah hubungan sosial manusia.
3. Psikologi Pendidikan dengan Didaktik
Mengkaitkan psikologi pendidikan dengan didaktik adalah
suatu hal yang sangat sederhana sekali. Psikologi
pendidikan yang mencoba memahami manusia lewat
perkembangan kejiwaan, sementara didaktik adalah usaha
mengarahkan dan membina perkembangan diri manusia
menuju kedewasaan seperti apa yang diinginkan. Obyek
dari kedua disiplin ini baik material maupun formalnya
adalah sangat dekat sekali,di mana terletak pada proses
perkembangan jiwa manusia.
Kaitan yang lebih luas lagi dapat dipahami bahwa psikologi
yang menjadi alat bagi prose pendidikan lebih jauh, adalah
secara langsung difungsionalkan oleh elaksana pendidikan
bahwa psikologi sebagai alat pembantu untuk efektifitas dan
8
efisiensi pelaksanaan pendidikan itu sendiri. Dan kaitan ini terus
menerus dibutuhkan sekaligus dipentingkan oleh pelaksana
pendidikan ketika bekerja sebagai pendidik.
Di samping hubungan psikologi pendidikan dengan ilmu-ilmu
seperti diatas masih banyak lagi yang mempunyai kaitan
dengan psikologi pendidikan ini. Lebih khusus lagi ada disiplindisiplin yang memang sama-sama lahir dari induk psikologi
umum semuanya adalah mempunyai keterkaitan yang sangat
erat sekali dalam proses serta obyek dan perkembangan
disiplin psokologi ini sendiri.metode serta sistem yang ada tetapi
juga sampai pada tingkat perkembangan yang terjadi dari
masing-masing disiplin ilmu psikologi ini sendiri.4
4. Psikologi Pendidikan dengan Keguruan
Hubungan Psikologi dengan ilmu-ilmu keguruan. Mendidik
dan
mengajar
yang
berhasil
diantaranya
harus
menyesuaikan diri dengan keadaan jiwa anak, dan itu
semua memerlukan psikologi.
Hubungan Psikologi dengan Ilmu Pendidikan:
Bertujuan memberikan bimbingan hidup manusia sejak lahir
sampai mati. Pendidikan tidak akan berhasil dengan baik
bilamana tidak didasarkan pada psikologi perkembangan.
Hubungan
kedua
disiplin
ilmu
ini
melahirkan
Psikologi
perkembangan. Hubungan kedua disiplin ilmu ini melahirkan
psikologi Pendidikan foreworks.
9
5. Psikologi Pendidikan dengan Filsafat
Filsafat adalah ilmu yang mempelajari tentang hakikat
segala sesuatu. Karena itu, filsafat juga mempelajari
masalah-masalah hakikat jiwa, hakikat hidup, hubungan
antara jiwa dan Tuhan sebagai penciptanya dan lain
sebagainya.
Filsafat adalah hasil akal manusia yang mencari dan
memikirkan suatu kebenaran dengan sedalam dalamnya.
Dalam penyelidikannya filsafat berangkat dari apa yang dialami
manusia ilmu psikologi menolong filsafat dalam penelitiannya.
Kesimpulan Filsafat tentang kemanusiaan akan „pincang‟
dan jauh dari kebenaran jika tidak mempertimbangkan hasil
psikologi.5
C. ARTI DAN TUJUAN PSIKOLOGI
Banyak telah dikemukakan oleh shli tentang pengertian
pendidikan ada yang menyetir bahwa pendidikan dapat diartikan
secara
umum
merupakan
upaya
yang
dilakukan
dalam
membimbing dan mengarahkan perkembangan jasmani dan rohani
anak sehingga tercapai kedewasaan jasmani dan rohani anak .
Dari hal diatas maka pendidikan tidak terlepas dari keseluruhan
aktifitas yakni kehidupan manusia baik dalam keluarga, sekolah
maupun di tengah-tengah masyarakat. Gejala Pendidikan tidak
dapat dipisahkan dari kehidupan manusia atau kebudayaan
manusia itu sendiri. Makna pendidikan ecara modern dapat
5
Op.Cit, M. Ngalim Purwanto, hlm. 8
10
diartikan sebagai usaha mannusia untuk membina kepribadian nya
sesuai
dengan
kebudayaan.
nilai-nilai
Makanya
yang
di
dalam
sesederhana
masyarakat
apapun
dan
kebudayaan
masyarakat pasti didalamnya berlangsung proses pendidikan.
Paling
sederhana
Pengertian
pendidikan
sebagaimana
dikemukakan oleh KI Hajar Dewantoro, bahwa pendidikan adalah
daya
upaya
(kekuatan
untuk
batin,
memajukan
karakter),
bertumbuhnya
pikiran
dan
tubuh
budi
pekerti
anak
memajukan kehidupan anak didik selaras dengan dunianya.
untuk
6
Pengertian diatas di topang oleh lima tiang penyangga :
1. Pendidikan (yang mendidik)
2. Peserta (anak didik )
3. Materi (isi Pendidikan)
4. Tujuan (harapan dari pendidikan)
5. Situasi ( Suati Proses terjadinya Pendidikan)
Lima Faktor diatas menjadi syarat utama untuk berlangsungnya
sebuah proses didik. Arah kemana pendidikan akan di tujukan
tentunya menjadi pertimbangan awal sebelum dilangsungkan
proses didik dalam situasi tertentu oleh pendidik terhadap peserta
didik.
Tujuan Pendidikan selalu mengarah pada rumusan inti
pendidikayang diinginkan . Di dalam perumusan tujuan pendidikan
ini telah tersimpul baik eksplisit maupun implisit pandangan hidup,
dan Filsafat pendidikan. Dan Tujuan Pendidikan harus diberi
muatan untuk pemenuhan kebutuhan pribadi anak maupun
pemenuhan kebutuhan ummat secara keseluruhan
6
Op.Cit, Chalilah Hasan, hlm. 45
11
Secara sederhana pendidikan adalah untuk menghantarkan
peserta didik menuju alam kedewasaan yang sempurna.Lewat
proses yang direncanakan dan diinginkan baik oleh dirinya sendiri
maupun oleh masyarakat yang ada disekililingnya, keutuhan inilah
yang menjadi sasaran utama tujuan pendidikan .7
D. SEJARAH PSIKOLOGI
Sejak zaman Yunani kuno jiwa manusia telah menjadi topic
pembahasan para filosof. Namun psikologi sebagai ilmu yang
berdiri sendiri baru dimulai pada tahun 1879 ketika Wilhelm Wundt
(1832-1920) mendirikan labolatorium psikologi pertama di kota
Leipzing, Jerman.
Sebelum tahun 1879, jiwa dipelajari oleh para ahli filsafat dan
para ahli ilmu Phisiologi, sehingga psikologi dianggap sebagai
bagian dari kedua ilmu tersebut. Para ahli ilmu filsafat kuno seperti
Plato, aristoteles dan Socrates telah memikirkan hakikat jiwa dan
gejala-gejalanya. Filsafat sebagai induk ilmu pengetahuan adalah
ilmu
yang
mencari
hakikat
sesuatu
dengan
menciptakan
pertanyaan dan jawaban secara terus-menerus sehingga mencapai
pengertian yang hakiki tentang sesuatu. Pada waktu itu belum ada
pembuktian yang empiris dan psikologi masih merupakan bagian
dari filsafat dalam arti murni.
Pada abad pertengahan, psikologi masih merupakan bagian
dari filsafat sehingga objeknya tetap hakikat jiwa dan metodenya
masih menggunakan argumentasi logika. Tokoh- tokohnya antara
lain: Rene Descartes (1596-1650) yang terkenal dengan teori
tentang kesadaran, Gottfried Wilhelm Leibniz (1646-1716) yang
7
Ibid, hlm 47
12
mengutarakan teori kesejahteraan psikofhisik (psychophysical
pararellism), John Locke (1623- 1704) dengan teori tabula rasa
mengemukakan bahwa jika anak yang baru lahir masih bersih
seperti papan lilin atau kertas putih yang belum ditulisi. Pada masa
sebelumnya juga jiwa dibahas oleh para ulama islam seperti Imam
Al- Gazali. 8
Dismping para ahli filsafat yang menggunakan logika, para ahli
ilmu
faal
juga
mulai
menyelidiki
gejala
kejiwaan
melalui
eksperimen- eksperimen. Walaupun mereka menggunakan metode
ilmiah, namun yang mereka selidiki terutama tentang urat syaraf
Penginderaan (sensoris), syaraf motoris (penggerak), pusat
sensoris dan motorik di otak, serta hukum- hukum yang mengatur
bekerjanya syaraf- syaraf tersebut. Diantara para tokohnya adalah :
C. Bell (1774-1842), F. Magendie (1758-1855), J.P Muller (18011858), P. Broca (1824-1880), dan I.P. Pavlov (1849-1936).
Masa sesudah psikologi menjadi ilmu yang berdiri sendiri
merupakan masa dimana gejala kejiwaan dipelajari secara
tersendiri dengan metode ilmiah terlepas dari filsafat dan ilmu faal.
Gejala kejiwaan dipelajari dengan lebih sistematis dan objektif.
Selain metode eksperimen digunakan pula metode intropeksi oleh
W. Wundt. Gelar kesarjanaan W. Wundt adalah bidang kedokteran
dan hukum. Ia dikenal sosiaolog dan filosof, dan orang pertama
yang mengaku bahwa dirinya adalah sebagai psikolog dan di
anggap sebagai bapak psikologi.
8
Aliah B. Purwakania Hasan, Psikologi Perkembangan Islam, (Jakarta : PT Raja
Grafindo, 2008), hlm.23
13
Maka sejak itu psikologi berkembang sanga pesat dan
bertambahnya sarjana psikologi, penyusunan teori-teori psikologi
dan keragaman pemikiran-pemikiran baru dan psikologi pun mula
bercabang ke dalam beerbagai aliran.9
9
Ibid, hlm. 25-26
14
HASIL MINI RISET
LAPORAN HASIL OBSERVASI METODE DAN HUBUNGAN
PSIKOLOGI DALAM PROSES PEMBELAJARAN
1. INDENTITAS
Nama Anak
: Ody Andriawan
Jenis Kelamin
: Laki – laki
Tempat, Tanggal Lahir
: Jambi, 23/04/2002
Pendidikan
: MTs kelas 9 / Madin kelas 6
Tanggal Observasi
: 13 s/d 25 februari 2017
Tempat Observasi
: Pon- Pes Bahrul „ulumTrimulya
Jaya Sungai Gelam Muaro Jambi
2. TUJUAN OBSERVASI
Adapun tujuan observasi ini dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui apakah metode-metode psikologi yang
ada, itu ada dalam diri siswa yang berada dalam Pondok
Pesantren
b. Untuk
mengetahui
seberapa
pentingnyadanhubungan
Psikologi dalam diri siswa
c. Untuk memenuhi tugas makalah berbasis Mini Riset
3. METODE OBSERVASI
Dengan mengamati dan mendengar dalam rangka memahami,
mencari jawaban, mencari bukti dari fenomena sosial-keagamaan
(perilaku, kejadian, keadaan, benda, dan simbol-simbul tertentu)
selama beberapa waktu tanpa mempengaruhi fenomena yang
diobservasi, dengan mencatat, merekam, memotret fenomena
15
tersebut guna penemuan data Wawancaraadalah percakapan
langsung dan tatap muka (facet o face) dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihakyaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai
(interviewe) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.
Maksud mengadakan wawancara adalah untuk mengkontruksi
mengenai
orang
kejadian,
kegiatan,
organisasi,perasaan
motivasi dll.
4. HASIL OBSERVASI TENTANG METODE PSIKOLOGI
Dalam masalah ini kami melakukan Observasi dengan
mengamati
dan
mendengar
dalam
rangka
memahami.
Berdasarkan teori metode psikologi cara Ilmiah yakni riset
terprogram terhadap usaha pendidikan, eksperimen terhadap
factor-factor pertumbuhan dan perkembangan kejiwaan. 11
Riset terprogram mulai dari kurikulum pembelajaran dan
kurikulum peraturan.Siswa ketika menjadi santri baru memiliki
perkembangan yang normal pada usianya, berusaha lebih keras
untuk terbiasa hidup jauh dari orang tua dan hidup dari
kemewahan.Serta belajar disiplin waktu dengan peraturan yang
telah dibuat. Tidak ambil kemungkinan dengan metode terprogram
santri atau siswa ada yang tidak bisa bertahan dalam pendidikan
pondok pesantren. Sedangkan Observe bisa bertahan dan menjadi
terbiasa dengan keadaan yang ada.Dengan metode ilmiah observe
mampu membentuk kepribadian yang baik dan cukup tangkas
dalam hal pelajaran baik itu lembaga MTs.
16
Kemudian cara non ilmiah dengan intropeksi yang dilakukan
pendidik
serta
pengamatan
yang
dilakukan
dalam
proses
pendidikan. Intropeksi yang dilakukan pendidik bisa dengan
musyawarah berkumpul dengan para guru - guru dan intropeksi
antara guru dan pelajar.Kemudian untuk memperkuat data kami
melakukan
wawancara
menunjang pernyataan
dariWali
kelas
observe
dan
untuk
wali kelas observe kami melakukan
observasi terhadap para guru – guru yang lain dan dari teman teman sekelas observe.
Dengan berjalannya waktu dari awal masuk ke pondok hingga
saat ini selama tiga tahun perkembangan gejala kejiwaan mulai
dari Motivasi, kepribadian, pengenalan (proses berpikir) berada
dalam posisi stabil, walaupun terkadang terjadi perubahan. Dengan
terjadinya perubahan yang negative pada observe maka metode
cara non ilmiah pasti diterapkan dalam pendidikan mencari apa
penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya. Fakta yang ada
setelah wawancara dengan observe ternyata pergaulan dan tidak
taat pada peraturan penyebab perubahan yang negative.
Pergaulan
dengan
siswa
yang
berasal
dari
keluarga
brokenhoom atau kurangnya perhatian orang tua. Ketika observe
dalam kondisi kejiwaan yang tidak stabil disinilah peran wali kelas
dan para pendidik yang ada memberikan nasehat masukan –
masukan dan pandangan hidup tentang masa depan. Memberikan
wawasan akan pentingnya pemahaman agama yang merupakan
salah satu metode pendidikan Islam. Kemudian dari pihak pendidik
bekerjasam dengan Orang tua dalam hal tumbuh kembang
psikologi dalam belajar karena orang tua mempunyai tanggung
jawab penuh terhadap tumbuh kembang anaknya bila dewasa
17
kelak anak menjadi orang yang berilmu dan beriman. Dan juga
mempunyai kewajiban untuk menyelamatkan anak-anaknya dari
api
neraka.
Dan
perlu
diketahui
bagi
orang
tua
bahwa
pembentukan kepribadian anaknya tidaklah terjadi dengan begitu
saja, hal itu diperoleh melalui pengamatan yang diolahnya kembali
dengan kapasitas inteligensi yang dimilikinya dan juga perpaduan
interaksi
antara
psikoedukatif,
beberapa
faktor
yaitu
konstitusi
biologi,
psikososial dan spiritual. Dan anak akan tumbuh
kembang dengan baik dan memiliki kepribadian yang matang
apabila diasuh dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang
sehat dan bahagia dan juga dapat berinteraksi dengan baik
pada
lingkungan
yang menaunginya dan agama juga dapat
memberikan solusi yang tepat, karena didalamnya memberikan
pembelajaran dan arahan, baik keilmuan, moral maupun akhlak
sehingga bisa mengarahkan dan membimbing mereka menuju
akhlakul
karimah.keberagamaan
merupakan
suatu
proses
menanamkan kesiapan atau kebiasaan manusia untuk melakukan
kebaikan dan menghindari keburukan, sehingga manusia mampu
memilih jalan yang dapat mengantarkan pada kebaikan dan
mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
5. Hasil Wawancara
Pewawancara
: Assalamualaikum…
Wali kelas
: Waalaikumsalam…..
Pewawancara
: Menurut anda apakah penting mengunakan
metode psikologi didalam Mendidik siswa/
santri
18
Wali kelas
: Ya sangat penting untuk keberhasilan
dalam
mendidik siswa untuk
Membina
perkembangan kepribadian manusia, karena
pendidikan
adalahsalah
satunya
memanusiakan manusia.
Pewawancara
: Bagaimana caranya anda mengetahui
perkembangan dari anak didik Anda ?
Wali kelas
: Dengan cara mengamati , dan mendengar
cerita – cerita dari teman teman mereka
bahkan dengan diskusi diskusi dikelas atau
ketika suasana santai.
Pewawancara
: Maksudnya santai yang bagaimana ?
Wali kelas
: Ya kita mengunakan metode yang non
ilmiah
dengan
mengungkapkan
intropeksi,
keluhan
keluhan
diskusi
atau
kesulitan kesulitan ketika susah memahami
pelajaran ketika bukan dalam situasi belajar
dikelas tetapi di rumah, atau dalam jam
tambahan untuk wali kelas.
Pewawancara
: Terima kasih atas pengalaman yang sudah
disampaikan
Wali kelas
: Sama sama semoga bermanfaat
6. HUBUNGAN PSIKOLOGI DENGAN ILMU ILMU LAIN
a. Psikologi Pendidikan dengan antropologi
Siswa yang ada, berasal dari berbagai daerah yang berbeda
dan mempunyai suku yang berbeda beda pula, ada suku
jawa, melayu, bugis. Dan berbeda – bedanya warna kulit,
19
bentuk , dan lain –lain. Pewawancara berasal dari suku jawa
yaitu sunda memiliki warna kulit bersih, kuning langsat,
rambut ikal, dan tinggi badan yang pas. Psikologi kejiwaan
yang sedikit pendiam, tetapi tangkas dalam pelajaran.
b. Psikologi Pendidikan dengan Sosiologi
Dengan
psikologi
mengetahui
anak
wali
kelas
yang
dapat
individual
memahami
da
nada
dan
yang
berkelompok. Yang mempunyai sifat sosiologi yang berbeda
dan terkadang sama. Berinteraksi terhadap sesamanya,
kenakalan, tidak berkerjasama, egois dan sebagainya.
Dalam hal ini Pewawancara pernah mengalami berkelompok
dengan teman yang kurang rajin dan kurang taat pada
peraturan sehingga merubah sikap toleransinya kepada
teman ataupun kepada guru. Dengan psikologi pendidikan
hal semacam itu dapat teratasi.
c. Psikologi Pendidikan dengan Didaktik
Psikologi
pendidikan
memahami
manusia
lewat
perkembangan kejiwaan, sementara Didaktik adalah usaha
mengarahkan dan membina perkembangan diri manusia
menuju
kedewasaan
seperti
apa
yang
diinginkan.
Memehamiobserve mempunyai kecerdasan yang berbeda
dari
pada
temannya
kemudian
diarahkan
terhadap
pemahaman yang cukup agar dapat membantu temannya
yang kesulitan dalam belajar
20
7.
HASIL OBSERVASI (CHEKLIST)
NO
1.
Indikator
Rajin
Deskriptif
Suka bekerja (belajar dan
Chek
√
sebagainya), getol sungguhsungguh bekerja, selalu berusaha
giat
Cerdas
Orang yang paham mengerti dan
√
bisa menyelesaikan masalah lebih
diatas pintar
Rapi
Enak dipandang indah
√
Memperhatikan
Sikap yang baik dan harus ada
√
pelajaran
pada pelajar untuk memahami
pelajaran
Bertanggung
Melaksanakan mengerjakan apa
jawab
yang menjadi tugas dan kewajiban
Suka Menolong
Sikap toleransi dan suka berbuat
√
√
baik terhadap orang lain membantu
kesesuhantemam
Pemalas
keengganan untuk melakukan
-
sesuatu.Sikap menunda nunda
pekerjaan dan tidak suka
melakukan sesuatu
Pemarah
Suka tidak senang terhadap
sesuatu dan memerahnya muka
dan urat-uratnya menonjol, nafas
yang terengah-engah.
-
21
Cemburu
Menunjukkan rasa tidak suka
√
seperti ngambek, marah-marah
tidak jelas, dll
3.
Benci
Menunjukkan rasa tidak suka
√
seperti perilaku menghindar, dll
Ketidak
Mengerutkan alis, dan menajamkan
percayaan
pandangan mata saat menatap atau
√
mendengarkan orang yang
berbicara.
4.
Kekhawatiran
Perilaku yang dilihat dari
berkeringat, tidak bisa tenang
(gelisah), menggigit jari, dll
8. DOKOMENTASI
-
22
23
9. PEMBAHASAN HASIL MINI RISET
Observer ketika berada dalam suasana baru mempunyai
psikologi yang stabil yaitu berusaha keras untuk bisa bertahan
menuntut ilmu dalam pendidikan pemondokkan yang jauh dari
kemewahan dan harus disipilin. Metode psikologi ilmiah maupun
non ilmiah ada dalam pendidikan yang dialami Observer. Dan
kesumuanya tersebut penting dalam membentuk kejiwaan siswa
dan proses menuju keberhasilan dalam pendidikan.
Observer juga mengalami kesetidakstabilan gejala kejiwaan
ketika beranjak dewasa mempunyai sifat malas, dan nakal, tetapi
pengajar atau wali kelas mengunakan metode non ilmiah untuk
mengatasinya, berbincang,
berdiskusi, serta memahami gejala
yang terjadi dengan ilmu ilmu yang lain. Dalam hal ini observe
adalah
siswa
yang
terbuka
dan
mau
mendengarkan
nasehatnasehat yang diberikan oleh pendidik.
10. KESIMPULAN
a. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari gejala kejiwaan.
Psikologi merupakan jiwa dalam pendidikan.Psikologi
Pendidikan adalah disiplin ilmu yang mempelajari tentang
pemahaman gejala kejiwaan dalam tingkah laku manusia
untuk kepentingan mendiik atau membina perkembangan
kepribadian manusia.
b. Metode psikologi umum tidak jauh berbeda dengan
psikologi pendidikan yang terbagi menjadi dua yaitu :
1) cara ilmiah yakni riset terprogram terhadap usaha
pendidikan,
eksperimen
terhadap
factorfactor
pertumbuhan dan perkembangan kejiwaan , kuisioner
24
dengan
melakukuan
daftar
Tanya
obyek
serta
pengamatan terpimpin.
2) Cara non ilmiah dengan intropeksi yang dilakukan
pendidik serta pengamatan yang dilakukan dalam
proses pendidikan.
c. Kemudian
dikembangkan
sehinnga
metode
psikologi
umum bermacam-macam yaitu :metode longitudinal, crosssectional, intropeksi, intropeks ieksperimental, ekstropeksi,
kuesioner, interview, biografi, analisiskarya, klinis, testing,
statistic.
d. Hubungan psikologi pendidikan dengan disiplin ilmu lain,
pertama
adalah
obyek
material
yang
sama-sama
mempelajari manusia. Keterkaitan langsung hubungan ini
ada pada psikologi pendidikan dengan psikologi umum
e. Hubungan yang lebih dekat dengan psikologi pendidikan
adalah psikologi pendidikan dan antropologi, psikologi
pendidikan dengan sosiologi, psikologi pendidikan dengan
didaktik.
f.
Sejarah psikologi berdiri sendiri baru di mulai pada tahun
1879 ketika Wilhelm Wundt (1832- 1920) mendirikan
labolatorium
psikologi
pertama
di
kota
Leipzing,
Jerman.Sebelum tahun 1879, jiwa dipelajari oleh para ahli
filsafat dan para ahli ilmu Phisiologi, sehingga psikologi
dianggap sebagai bagian dari kedua ilmu tersebut.
g. Tujuan psikologi selalu mengarah pada rumusan inti
pendidikan yang diinginkan . Di dalam perumusan tujuan
pendidikan ini telah tersimpul baik eksplisit maupun implisit
pandangan hidup dan Filsafat pendidikan. Dan Tujuan
25
Pendidikan
harus
diberi
muatan
untuk
pemenuhan
kebutuhan pribadi anak maupun pemenuhan kebutuhan
ummat secara keseluruhan.
Secara sederhana pendidikan adalah untuk menghantarkan
peserta didik menuju alam kedewasaan yang sempurna.Lewat
proses yang direncanakan dan diinginkan baik oleh dirinya sendiri
maupun oleh masyarakat yang ada disekililingnya, keutuhan inilah
yang menjadi sasaran utama tujuan pendidikan .
26
MACAM – MACAM PSIKOLOGI
DAN PENERAPANNYA.....
27
A. Pembagian berdasarkan objek yang di selidki
Psikolgi umum ialah ilmu jiwa yang mempelajari gejala jiwa
seseorangyaitu noraml dan beradab menurut Drs. Agus sujanto,
psikologi umum adlah ilmu jiwa yang mempelajari gejala jiwa
seseorang dewasa yang sudah beradap dan normal keadaan jiwa
pada umumnya, artinya persamaan-persamaan manusia dewasa
pada umumnya yang normal dan beradab.
Psikologi khusus ialah ilmu jiwa yang mempelajari sifat-sifat
khusus dari gejala-gejala kejiwaan manusia. Psikologi khusus
dikelompokan sebagai berikut:
1. Psikologi perkembangan
2. Psikologi apnormal
3. Psikolgi kelompok
4. Psikologi watak dan tipe-tipe
5. Psikologi kelompok dalam situasi khusus
6. Psikologi hewan
7. Parapsikologi
Psikologi perkembangan atau psikologi genetis
1. Ilmu ini mempelajari jiwa dan perkembangan psikis
manusia normal. Ini dilakukan menurut dua jalan yaitu
2. Perkembangan dari kehidupan individu
3. Perkembanga kehidupan manusia pada umumnya
a. Psikologi Abnormal
Psikologi dari manusia yang tidak normal jenis psikologi
abnormal
yaitu:
28
1. Psiko Kriminal, yaitu psikologi yang mempelajari tingka
laku
yang menyeleweng dari norma-norma umum atau
hukum.
2. Psiko Patologi, yaitu psikologi yang mempelajari
kejiwaan yang sakit dan pola tiingka laku yang
menyimpang dari pola-pola normal sebagai akibat dari
faktor keturunan
3. Patologi
Sosial,
yaitu
cabang
psikologi
yang
mempelajari gangguan kejiwaan dan tingkah lakuu
yang menyimpang sebagai faktor lingkungan sosial dan
budaya
b. Psikologi Kelompok
Jenis psikologi kelompok yaitu:
1. Psikologi yang mempelajari kelompok-kelompok sosial
tertentu
2. Psikologi yang mempelajari historis dan ethnologis
c. Psikologi watak dan tipe-tipe
Yang termasuk dalam psikologi ini adalah:
1. Ajaran temperamen
2. Karakterologi
3. teori kepribadian
d. Psikologi kelompok dalam situasi khusus
dikelompokkan menjadi:
29
1. Psikologi perang
2. Psikologi masa damai
3. Psikologi masa
e. Psikologi Hewan
Yaitu psikologi t\yang mempelajari tingkah laku dan
perilaku kehidupan hewan
f.
Parapsikologi
Yaitu psikologi yang mempelajari gejala-gejala kejiwaan
yang berada diluar psikologi biasa atau psikologi umum.
Objek dari psikologi ialah:
1. Gejala eccult, mempelajari roh-roh dan hal yang gaib
2. Neccomanti, yaitu mengadakan ramalan-ramalan dan
tanya jawab dengan cara memanggil roh-roh orang
yang telah meninggal dunia
3. spritisme, yaitu kepercayaan atas adanya dunia roh di
alam barza dari roh-roh keajaiban yang diperlihatkan
oleh roh-roh.
4. Telepati, yaitu kesatuan roh atau tunggal roh serta
tunggal rasa antara beberapa individu dalam jarak
ruang tanpa memakai alat-alat indriawi yang dapat
diamati
5. Clairvoyance, yaitu kemampuan mengetahui kejadiankejadian tertentusebelum peristiwa tersebut benar-bnar
berlangsung.
30
6. Telekinese, yaitu mengenal bergeraknya benda-benda
tertentu disebabkan oleh kekuatan-kekuatan gaib.
B. Pembagin Berdasarkan Kegunaannya
1. Psikologi teoritis, ialah ilmu jiwa yang mempelajari gejalagejala kejiwaan untuk gejala itu sendiri. Penelitian secara
teoritis akan mempunyai nilai praktis dan hasilnya dapat di
terap kan dalam kehidupan praktis pula. Psikologi ini
berkembang menjadi psikologi praktis.
2. Psikologi praktis,ialah ilmu jiwa yang mempelajar sesuatu
tentang jiwa seseorang yang digunakan untuk praktek.
C. Psikologi dan Penerapannya
Bidang-bidang profesi dan bidang kehidupan dimana psikologi
diterapkan diantaranya :
1. Penerapan
psikologi
dalam
bidang
pendidikan
dan
pengajaran. Penerapan psikologi dalam bidang pendidikan
dianggap sebagai bidang profesi yang paling banyak
dimanfaatkan.
Program-program
sekolah
yang
memanfaatkan bidang psikologi ialah:
a) Pengajaran
b) Kurikulum
c) Disiplin dan peraturan
d) Human relationships
2. Penerapan
psikologi
dalam
bidang
bimbingan
dan
penyuluhan. Bibingan dan penyuluhan adalah segalah yang
dilakukan oleh seseorang dalam rangka memberikan
bantuan kepada orang lain yang mengalami kesulitan
31
rohaniah dalam lingkup hidupnya. Sasaran bimbingan dan
penyuluhan adalah kecerahan bathin.
3. Penerapan psikologi dalam hubungan kemasyarakatan.
Pendekatan
psikologi
diadakan
program
pendidikan
masyarakat, program pengajaran sambil berkerja, program
pengatasan buta kasara dan seterusnya.
4. Penerapan
psikologi
dalam
bidang
kepemimpinan
pengetahuan tentang leadership dan management tak
sedikit menggunakan dalam penemuan psikologi, karna
yang
dihadapi
adlah
manusi
yang
mempunyai
tersendiri. Pendekatan psikologi dalam beberapa
sifat
aspek
kehidupan nya antara lain:
a) Bagaimana membangkitkan persatuan dan kesatuan
bangsa
b) Bagai mana memberi pengarahan untuk menuju suatu
tujuan yang di cita-citakan
c) Bagai mana pencegahan dan penyembuhan kekacauan
negara seperti pemberontakan, kriminal.
5. Penerapan
psikologi
dlam
bidang
kriminalitas.
Hasil
pendidikan psikologi dunia. Hasil penyelidikan psikologi
dunia
kriminalitas
membenarkan
bahwa
orang
jahat
takdapat di sembuhkan hanya dnengan kekerasan dan
siksaan,
tetapi
dibenarkan
harus
dalam
menerangkan
diganti
psikologi
prinsip-prinsip
dengan
bahwa
terapi
mental,
penerapan
kesehatan
mental
yang
dapat
membuat penjahat menjadi sadar dan jera selama-lamanya.
32
HASIL MINI RISET (Tentang Leadership)
1. Objek / bahan pengujian
Nama
: M. Fikar Nabilillah
Pekerjaan
: Pelajar SDN 03/IX Desa Senaung
2. Narasi pengamatan
M. Fikar Nabillah adalah salah satu siswa SDN 03/IX Desa
Senaung kec Jambi Luar Kota kelas V. Selain rajin dalam
segala bentuk kegiatan, ia juga terkenal dalam kerajinan dan
kerapian dalam berpakaian saat jam pelajaran berlangsung.
Setiap kali siswa lain akan melakukan senam pagi, dia
selalu membantu untuk merapikan barisan siswa – siswi
lainnya. Keberanian seorang M. Fikar nabillah ini, menarik
untuk di amatai oleh pengamat tentang pembentukan
karakter kepemimpinan pada peserta didik. Sehingga timbul
pertanyaan, seorang pemimpin di sekolah dapat terbentuk
melalui apa saja?, dan pengamat pun melihat kegiatan –
kegiatan yang dia lakukan di sekolahnya.
33
3. Observasi chek list
N
o
Pengamatan
Indikator
Sangat
Cukup
Kurang
baik
Baik
Baik
Bukti fhoto

1
Keberanian
2
Kerapian

3
Kerajinan

4
Sosiologi

4. Berdasarkan hasil observasi chek list
Setelah kami amati, leadership muncul karena beberapa
sebab, diantaranya:
34
a. Keberanian
Keberanian adalah sikap paling utama yang harus
di
perhatikan untuk membentuk leader seep pada anak /
peserta didik,yang pastinya
keberanian ini adalah
keberanian dalam kebaikan.
b. Kerapian
Selain dengan keberanian, kerapian pun salah satu
penilaian yang tak terlupakan. Jika leader seep tidak
memiliki kerapian pada dirinya, maka pemimpin itu pun
tak dapat menjadi contoh untuk yang di pimpinnya.
c. Kerajianan
Pemimpin yang baik adalahpemimpin yang bisa menjadi
contoh dari kerajianan atau perbuatannya, sehingga
bawahannya bukan merasa takut namun segan akan
kepemimpinannya. Jika hanya takut, bearti bawahannya
hanya takut jika ada pemimpinnya, namun jika segan, di
mana pun pemimpin berada, maka bawahannya pun
akan merasa di awasi oleh pimpinannya.
d. Sosialisasi
Sosialisasi salah satu cara untuk meningkatkan leader
seep dari seseorang, karena dengan adanya sosialisasi
maka kita akan tahu apa yang di butuhkan.
Intinya dari beberapa indikasi diatas, dapat membentuk
psikologi pada anak dalam kepemimpinan atau untuk membentuk
leaader seep pada diri anak. Leadership haruslah kita ciptakan
pada diri kita, bagai mana caranya ?. dengan indikasi diatas adalah
salah satu cara untuk membentuk leader seep untuk diri kita
35
maupun peserta didik. Sebagaimana telah di buktikan pada diri M.
Fikar Nabilillah, dengan di biasakan dirinya untuk selalu berdisiplin
dalam setiap apa yang di lakukannya, sehingga dia pun bisa
terbiasa dan membentuk jiwa kepemimpinan pada dirinya.
36
Pengindraan
dan Pengamatan.....
37
A. Pengindraan dan Pengamatan
Seseorang mengenal dunia sekitarnya dengan menggunakan
alat indranya. Bagaimana ia dapat menyadari keadaan sekitar,
merupakan persoalan yang berhubungan dengan pengindraaan
dan pengamatan (sensation and perception).10
Ada beberapa syarat yang perlu dipenuhi, yaitu:
1. Adanya objek yang diamati
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indra
atau reseptor.
2. Alat indra atau reseptor yang cukup baik, yaitu merupakan
alat untuk menerima stimulus.
3. Untuk menyadari atau untuk mengadakan pengamatan
sesuatu
diperlukan
pula
adanya
perhatian,
yang
merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan
dalam mengadakan pengamatan .
Gejala pengenalan dalam garis besarnya dapat dibagi menjadi
2 bagian:
a. Melalui Indra
1) Di luar, yang meliputi pengindraan dan pengamatan.
2) Di pusat, yang meliputi tanggapan,ingatan, dan fantasi.
b. Melalui Akal
Membentuk pengertian,pendapat dan keputusan.
1) Pengindraan atau Pendirian
Ialah penyaksian indra kita atas rangsangan yang
merupakan suatu konplek (suatu kesatuan yang
kabur,tidak jelas).
10
Abu Ahmadi, Pisikologi Umum (Jakarta: PT.Rineka Cipta), hlm 65
38
2) Pengamatan (Penyerapan, Percetion):
Ialah hasil pembuatan jiwa secara aktif dan penuh
perhatian untuk menyadari adanya perangsang.
3) Sinestasia dan Adaptasi
Sinestesia adalah suatu keadaan yang menyadari
suatu kesan tidak melalui indra yang semestinya.
4) Percobaan dan Penyelidikan
a) Kekuatan rangsangan yang selemah-lemahnya,
tetapi dapat menimbulkan kesadaran, disebut
ambang rangsangan,misalnya untuk suara 16
getaran tiap detik.
b) Kekuatan rangsangan yang sebesar besarnya
disebut puncak rangsangan, misalnya untuk suara
20.000 getaran tiap detik.
c) Jarak antara ambang rangsangan dan puncak
rangsangan dsebut luas rangsangan.
B. Tanggapan
Tanggapan Merupakan hasil , kenangan dari adanya proses
pengamtan.
11
Tanggan sebagai salah satu fungsi jiwa yang pokok,
dapat diartikan sebagai gambaran ingatan dari pengamatan, ketika
objek yang telah diamati tidak lagi berada dalam ruang dan waktu
pengamatan.
Perbedaan antara tanggapan dan pengamatan:
1.
Pengamatan terikat pada tempat dan waktu, sedangkan
pada tanggapan tidak terikat pada waktu dan tempat.
11
Abu Ahmadi dan Munawar
(Jakarta:PT.Rineka Cipta), hlm. 90.
Sholeh,
Psikologi
Perkembangan
39
2.
Objek pengamatan sempurna danmendetail, sedangkan
objek tanggapan tidak mendetail dan kabur.
3.
Pengamtan memerlukan perangsangan, sedang pada
tanggapn tidak perlu ada rangsangan.
4.
Pengamatan bersifat sensoris,sedangkan pada tanggapn
bersipat immaginer.
C. Reproduksi dan Asosiasi
Reproduksi ialah pemunculan tanggapn dari keadaan di bawah
sadar
(tidak disadari) ke dalam keadaan disadari. Asosiasi
tanggapan ialah sangkut paut antara tanggapn satu dengan yang
lain di dalam jiwa.Walaupun dalam asosiasi itu ada semacam
kebebasan, namun pada dasarnya mengikuti hukum hukum
tertentu, seperti yang dikemukakan oleh Aristoteles sebagai
berikut:
Hukum I
: Hukum berurutan; artinya tanggapan-tanggapan
yang muncul pada saat yang muncul pada saat
yang sama dalam kesadaran, akan terasosiasi
bersama.
Hukum II
: Hukum
berurutan;
artinya
tanggapan
yang
mempunyai hubungan berturut-turut berasosiasi
dan diproduksikan ke dalam kesadaran.
Hukum III : Hukum persamaan; artinya tanggapan yang hampir
sama, dan benda-benda yang hampir sama
berasosiasi
kesadaran.
dan
direproduksi
ke
dalam
40
Hukum IV : Hukum perlawanan; artinya tanggapan-tanggapan
yang berlawanan berasosiasi dan direproduksi
kesadaran.
Hukum V : Hukum sebab akibat atau pertalian logis; artinya
tanggapan-tanggapan yang mempunyai kaitan
logis, satu sama lain, timbul bersama-sama,
berasosiasi,
dan
direproduksikan
ke
dalam
kesadaran.
Bagi psikologi modern hanya mengenal satu hukum asosiasi
yaitu hukum kontinguitas (berbalasan dan berdampingan).
D. Ingatan (memory)
Ingatan (memory) ialah kekuatan jiwa untuk menerima,
menyimpan, dan mereproduksikan kesan-kesan.Daya ingat anak
akan bersifat tetap jika anak telah mencapai umur ± 4 tahun.12
Cara Penyelidikan Ingatan
1. Metode mempelajari (the learning method)
Metode
ini
merupakan
metode
untuk
menyelidiki
kemampuan ingatan dengan cara melihat sampai sejauh
mana waktu yang diperlukan atau usaha yang dijalankan
oleh subjek, untuk dapat menguasai materi yang dipelajari
dengan baik, misalnya dapat menimbulkan kembali materi
tersebut tanpa kesalahan.
2. Metode mempelajari kembali (the relearning method)
Metode ini merupakan metode yang berbentuk di mana
subjek disuruh mempelajari kembali materi yang pernah
12
Ibid, hlm. 94.
41
dipelajari sampai pada suatu kriteria terentu seperti pada
mempelajari materi tersebut pada pertama kali.
3. Metode rekonstruksi
Metode ini merupakan metode yang berbentuk di mana
subjek disuruh mengkonstruksi kembali suatu materi yang
diberikan kepadanya.
4. Metode mengenal kembali
Metode ini digunakan dengan mengambil bentuk dengan
cara mengenal kembali subjek disuruh mempelajari suatu
materi, kemudian diberi materi untuk mengetahui sampai
sejauh mana yang dapat diingat dengan bentuk pilihan
benar atau salah, atau dengan pilihan ganda (multiple
choise).
5. Metode mengingat kembali
Metode ini ialah mengambil bentuk subjek disuruh
mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya, misalnya
disuruh membuat karangan atau dengan cara mengisi.
6. Metode asaosiasi berpasangan
Metode ini mengambil bentuk subjek disuruh mempelajari
materi berpasang-pasangan. Untuk mengetahui sejauh
mana kemampuan dalam mengingat, dalam evaluasi salah
satu pasangan digunakan sebagai stimulus, dan subjek
disuruh
menyebutkan
atau
menimbulkan
kembali
pasangannya.
E.
Fantasi (Khayalan)
Yang dimaksud dengan fantasi ialah kemampuan jiwa untuk
membentuk tanggapan-tanggapan atau bayangan baru. Dengan
42
kekuatan fantasi manusia dapat melepaskan diri dari keadaan yang
dihadapinya dan menjangkau ke depan, keadaan yang akan
mendatang. Fantasi sebagai kemampuan jiwa manusia dapat
terjadi:
1. Secara
disadari,
yaitu
apabila
individu
betul-betul
menyadari akan fantasinya.
2. Secara tidak disadari, yaitu bila indivu tidak secara sadar
telah dituntut oleh fantasinya. Keadaan semacam ini
banyak
dijumpai
pada
anak-anak.
Anak
sering
mengemukakan hal-hal yang bersifat fantastis, sekalipun
tidak ada niat atau maksud dari anak untuk berdusta.
Bedanya dengan pikiran ialah:
a. Dengan berfikir kita berusaha untuk menemukan
sesuatu yang sudah ada tetapi belum diketahui,
dengan berfantasi kita menciptakan sesuatu yang
belum ada, sesuatu yang baru.
b. Berfikir terikat kepada realitas, berfantasi melepaskan
kita dari realitas.
43
HASIL MINI RISET (Psikologi: Gejala Kognisi)
Identitas
Nama
: Mush'ab Khalish
Usia
: 11 Tahun
Jenis kelamin
: Laki - Laki
Pekerjaan
: Pelajar
Kelas
: VI ( Enam)
Mush‟ab khalish Tipe anak yang mempunyai tingkat ingatan
yang cepat dari antara teman nya, dia lebih cepat bisa menghafal
apa pun yang guru nya tugas kan mau pelajaran atau pun
lagu/hapalan jus amma. Dalam kata gori ingatan Mush‟ab kholish
termasuk siswa yang mempunyai ingatan yang cepat dan mudah.
keterangan ini di ambil dari Guru kelas nya Pak Nurul Rahmawan
Saputra, S.Pd Menjelas kan Bahwa Khalish adalah anak yang
mudah menghafal di semua pelajran .
Dan teman nya juga mengakui kalau khalish adalah anak yang
cepat menghafal mau lagu atau pun pelajaran.kholish juga di kenal
sebagai anak yang patuh dengan guru dan baik terhadap teman
teman nya. Keterangan dari ibu nya juga kholish anak yang cepat
menghapal dari 3 bersaudaranya khalish lebih unggul penghapalan
nya dari 2 saudara yang lain. Dapat disimpulkan dari keterangan di
atas bahwa kholish untuk daya ingat (Memory) dia termasuk anak
yang ingatan yang cepat dan Mudah.
44
Berpikir (Thinking)
45
A. Berpikir (Thinking)
Berpikir adalah merupakan aktivitas psikis yang internasional,
dan terjadi apabila seseorang menjumpai problema (masalah) yang
harus dipecahkan. Dengan demikian, dalam berpikir itu seseorang
menghubungkan pengertian satu dengan pengertian lainnya dalam
rangka mendapatkan pemecahan persoalan yang dihadapi.
Para ahli logika, mengemukakan ada tiga fungsi dari berpikir,
yaitu:
1. Membentuk pengertian, dapat diartikan sebagai suatu
perbuatan dalam proses berpikir (dengan memanfaatkan isi
ingatan) bersifat riil, abstrak, dan umum serta mengandung
sifat hakikat.
2. Membentuk
pekerjaan
pendapat,
pikir
dalam
dapat
diartikan
meletakkan
sebagai
hubungan
hasil
antara
tanggapan yang satu dengan lainnya, antara pengertian satu
dengan pengertian lainnya, dan dinyatakan dalam suatu
kalimat.
3. Membentuk kesimpulan, dapat diartikan sebagai membentuk
pendapat “baru” berdasarkan atas pendapat-pendapat lain
yang sudah ada.13
Macam – macam Berpikir
Berpikir banyak sekali macamnya. Banyak para ahli yang
mengutarakan pendapat mereka. Berikut ini akan dijelaskan
macam-macam berpikir, yaitu :
1. Berpikir alamiah adalah pola penalaran yang berdasarkan
kebiasaan
13
sehari-hari dari pengaruh alam sekelilingnya.
Abu Ahmadi, Psikologi Umum (Jakarta : Rineka Cipta, 2009), hlm. 83-85.
46
Misalnya, penalaran tentang panasnya api yang dapat
membakar jika dikenakan kayu pasti kayu tersebut akan
terbakar.
2. Berpikir ilmiah adalah pola penalaran berdasarkan sarana
tertentu secara teratur dan cermat. Misalnya, dua hal yang
bertentangan penuh tidak dapat sebagai sifat hal tertentu
pada saat yang sama dalam satu kesatuan.
3.
Berpikir autistik adalah berpikir seseorang melarikan diri
dari kenyataan, dan melihat hidup sebagai gambar-gambar
fantastis. Misalnya, mengkhayal fantasi
4.
Berpikir realistik: berpikir dalam rangka menyesuaikan diri
dengan dunia nyata, biasanya disebut dengan nalar
(reasoning).
B. Intelegensi (kecerdasan)
Kata inteligensi merupakan kata yang cukup sering terdengar
untuk menggambarkan kecerdasan seseorang. Namun, pengertian
kata ini terlihat berbeda-beda antara satu orang dengan orang lain.
Pengertian inteligensi memberikan bermacam-macam arti bagi
para ahli.
Menurut Piaget mendefinisikan inteligensi sebagai pikiran atau
tindakan adaptif. Selain itu, inteligensi juga dapat didefinisikan
sebagai kemampuan untuk berpikir abstrak dan menyelesaikann
masalah secara efektif.14
14
Aliah B. Purwakania Hasan, Psikologi Perkembangan Islami, Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2008, hlm. 151.
47
Menurut panitia Stern mendefinisikan inteligensi ialah daya
menyesuaikan diri dengan keadaan baru dengan mempergunakan
alat-alat berpikir.
Menurut Wechsler
menciptakan tes inteligensi untuk orang
dewasa yang dikenal dengan “Wachsler Adult Intelligence Scale”
atau yang disingkat dengan WAIS. Mengenai tes ini dibicarakan
secara mendalam dalam pembicaraan mengenai psikodiagnostik.
Menurut kekuatannya, kecerdasan ada dua macam, yaitu:
1. Kecerdasan kreatif ialah kecerdasan yang berkekuatan
untuk menciptakan sesuatu. Misalnya, mencipta kereta api,
listrik, dan atom.
2. Kecerdasan eksekutif ialah kecerdasan yang berkekuatan
untuk mengikuti pikiran orang lain. Misalnya, mempelajari
cara mencetak, membuat rumah.
Menurut kegunaannya, kecerdasan dapat dibagi dua macam, yaitu:
1. Kecerdasan teoretis ialah kecerdasan untuk memecahkan
soal-soal
yang
bersifat
teori.
Misalnya,
bekerja
di
laboratorium.
2. Kecerdasan praktis ialah kecerdasan untuk mengambil
tindakan atau untuk berbuat. Misalnya, mengemudikan
mobil.15
Macam – macam test kecerdasan.
1. Inteligensi – test binet simon :
Isinya antara lain menirukan kalimat – kalimat, menyebut
seret angka – angka membuat kalimat dengan 3 perkataan
15
Ibid, hlm 89-93.
48
dan
sebagainya.
Dengan
test
ini
kita
mendapatkan
perbandingan kecerdasan, disingkat PK atau inteligensi
quotient disingkat IQ.
IQ tersebut kita dapatkan secara membagi umur kecerdasan
(MA = Mental Age) ialah jumlah nilai jawaban – jawaban
yang betul dibagi umur kalender (CA= Chronological Age)
ialah umur anak yang diselidiki, kemudian dikalikan 100.
2. Test Tentara (army Mental Test) di amerika:
3. Dalam test tersebut dipergunakan psikoteknik ialah ilmu jiwa
yang
mempelajari
kesanggupan
seseorang
untuk
memegang suatu jabatan yang sesuai dengan kecerdasan
masing – masing.
4. Mental test
Ialah test untuk mengetahui segala kemampuan jiwa
seseorang
yang
meliputi
fantasi,
ingatan,
pikiran,
kecerdasan, perasaan, jadi intelegensi test hanyamerupakan
bagian dari mental test.
5. Scholastic test
Ialah test untuk mengetahui tingkat pengajaran pada tiaptiap mata pelajaran, pada tiap-tiap kelas. Yang dipentingkan
ialah bekerja dengan cepat dan baik. Test ini berguna untuk
mengganti ulangan umum atau ujian.16
C. Intuisi
Intuisi ialah pandangan batiniah yang serta merta tembus
mengenai satu peristiwa atau kebenaran, tanpa perurutan pikiran,
16
Agus Suyanto, Psikologi umum, Jakarta: Penerbit Aksara Baru, 1971, hlm. 85.
49
mirip ilham. Intuisi merupakan bentuk perkiraan yang samar-samar,
sehingga setengah disadari, tanpa diiringin proses berpikir yang
cermat sebelumnya, namun kemudian dapat menuntun pada satu
keyakinan, yaitu secara tiba-tiba dan pasti memunculkan satu
keyakinanyang tepat.
Intuisi ini sifatnya kreatif dan menjadi bagian dari kehidupan
psikis yang tidak disadari. Maka intuisi dapat diamggap sebagai
bentuk berpikir “tembus langsung” dengan menggunakan wawasan
insight menanggapi satu situasi. Prosesnya berlangsung sebagai
berikut: mula-mula gambarnya masih samar-samar, kemudian
orang mampu menanggapi dengan cepat dan tepat, muncul pul
satu keyakinan, namun kebenaran peristiwanya harus dicek
dengan analisis peristiwa dan verifikasi. Segala sesuatu yang
diraba secara intuitif itu, tidak berlandasan satu pembuktian, namun
tiba-tiba saja menciptakan satu kepastian langsung atau satu
keyakinan yang pasti.
Intuisi dalam pengertian “keyakinan terhadap kebenaran
perangsang diri sendiri” tetapi belum ada buktinya, sering
berlangsung dalam kehidupan kita sehari-hari. Pedagang, para
guru, dosen, dokter, politikus, dan lainnya, dalam menimbang dan
memutuskan sebagian besar dari perkara dan usahanya dengan
intuisi. Namun tidak bisa diingkari, bahwa pada intuisi ini tidak
jarang muncul bahaya, yaitu orang bertindak spontan atau
bertingkah impulsif, hingga dia membuat kesalahan-kesalahan
besar yang “tidak berampun”.17
17
Ibid, hlm. 96.
50
D. Pengamatan melalui pancaindra
1. Melalui indra penglihatan
Telah dipaparkan di muka, untuk mengamati sesuatu, individu
harus mempunyai perhatian pada objek yang diamatinnya. Bila
individu telah memperhatikan, selanjutnya individu menyadari
sesuatu yang diperhatikan itu, atau dengan kata lain individu
mengamati apa yang diterima dengan alat indranya. Individu
dapat menyadari apa yang dilihatnya, didengarnya, dan
dirabanya. Alat indra merupakan alat utama dalam individu
mengadakan pengamatan. Seseorang dapat melihat dengan
matanya tetapi mata bukanlah satu-satunya bagian hingga
individu dapsat mengamati apa yang dilihatnya. Mata hanyalah
merupakan salah satu alat atau bagian yang menerima stimulus,
dan stimulus ini dilangsungkan oleh saraf sensorik ke otak,
hingga akhirnya individu dapat menyadari apa yang dilihat.
2. Melalui indra pendengaran
Telinga merupakan salah satu alat untuk dapat mengetahui
sesuatu yang ada di sekitarnya. Telinga dapat dibagi atas
beberapa bagian yang masing-masing mempunyai fungsi atau
tugas sendiri-sendiri, yaitu:
a. Telinga bagian luar, yaitu merupakan bagian yang
menerima stimulus dari luar.
b. Telinga bagian tengah, yaitu merupakan bagian yang
meneruskan stimulus yang diterima oleh telinga bagian
luar, jadi bagian ini merupakan transformer.
c. Telinga bagian dalam, yaitu merupakan reseptor yang
sensitif yang merupakan saraf-saraf penerima.
51
Stimulus berwujud bunyi yang merupakan getaran udara
atau getaran medium lain. Dan sebagai respons dari
stimulus itu orang dapat mendengarnya. Bunyi dapat
dibedakan atas:
Nada, yaitu bunyi yang getarannya telah teratur.
a. Desah, yaitu bunyi yang getarannya belum teratur.
Nada dapat dibedakan dalam:
1) Keras tidaknya nada, hal ini bergantung kepada
amplitudo dan getaran. Makin besar amplitudonya,
makin keras nadanya.
2) Tinggi rendahnya nada, hal ini bergantung kepada
frekuensi getaran. Makin besar frekuensinya makin
tinggi nadanya.
3) Timbre dari nada, hal ini bergantung kepada kombinasi
dari bermacam-macam frekuensi.
Telinga
disamping sebagai alat indra pendengar juga
sebagai alat untuk keseimbangan. Indra keseimbangan
terdapat dalam telinga sebelah dalam, berkedudukan
dalam “vestibule” dan semi-circular canals. Dalam vestibule
dan semi-circular canals terdapat rambut-rambut sel serta
“otolithen”, dan dalam saluran terdapat zat-zat cairan.
Kalau tubuh, terutama kepala dalam keadaan condong
misalnya, maka rambut-rambut sel mendapat tekanan dari
otolithen, yang kemudian hal ini disampaikan ke otak
sebagai pusat kesadaran. Karenanya sebelum organ jatuh,
sudah dapat mengubah posisinya terlebih dahulu.
52
1.
Melalui Indra Pencium
Orang
mendapat mencium bau melalui indra pencium
yaitu hidung. Sel-sel penerima atau reseptor bau terletak
dalam hidung sebelah dalam. Stimulusnya berwujud
benda-benda yang bersifat khemis atau gas yang dapat
menguap, mengenai alat penerima yang ada dalam hidup,
kemudian diteruskan oleh saraf sensoris ke otak, dan
sebagai respons dari stimulus tersebut orang dapat
menyadari apa yang diciumnya.
Mengenai soal bau ini menurut Henning ada 6 bau yang
pokok, sedangkan bau-bau lainnya merupakan kombinasi
dari bau pokok tersebut. Keenam bau pokok itu ialah:
1. Fruity (e.g. lemon)
2. Resinous (e.g. resins)
3. Flowery (e.g. violets)
4. Spicy (e.g. nutmeg)
5. Burning (e.g. tar)
6. Putrid (e.g. decaying matter)
Masing-masing individu mempunyai sensitivitas yang
berbeda mengenai penciuman. Untuk mengetshui ini
pada umumnya orang menggunakan tes khusus untuk
bau. Sering hidung itu telah membiasakan diri terhadap
sesuatu bau. Misalnya, dalam laboratorium di tempat
pembuangan sampah, mereka mencium bau yang tidak
enak, tetapi lama kelamaan setelah orang agak lama di
tempat itu, bau yang mula-mula tidak enak itu tidak terasa
53
lagi oleh hidungnya, dalam hal ini orang tersebut telah
beradaptasi.
2. Melalui Indra Pengecap
Indra pengecap terdapat di lidah. Stimulusnya merupakan
benda cair. Pengamatan terjadi karena zat cair itu
mengenai ujung sel penerima yang terdapat pada lidah,
yang kemudian dikirim langsung oleh saraf sensoris ke
otak, hingga orang dapat menyadari atau mengamati
tentang apa yang dikecap itu.
Mengenai rasa ini ada 4 macam rasa pokok, yaitu rasa:
a. Pahit
b. Manis
c. Asin
d. Asam
Masing-masing rasa ini mempunyai daerah penerima rasa
sendiri-sendiri pada lidah. Sedangkan rasa-rasa lain
merupakan campuran dari rasa-rasa pokok.
2.
Melalui Indra Peraba
Indra praba yaitu kulit, dapat merasakan rasa sakit,
rabaan, tekanan dan temperatur. Tetapi tidak semua
bagian dari kulit dapat menerima rasa-rasa ini. Pada
bagian-bagian
tertentu
saja
yang
dapat
menerima
stimulus-stimulus tertentu. Rasa-rasa tersebut merupakan
rasa-rasa kulit yang primer, sedangkan di samping itu
masih terdapat variasi yang bermacam-macam
54
Dalam hal tekanan atau rabaan, stimulusnya langsung
mengenai bagian kulit. Stimulus ini akan menimbulkan
kesadaran akan lunak, keras, halus, dan kasar.
Stimulus yang dapat menimbulkan rasa sakit dapat
bersifat khemis maupun “electrical” dan sebangsanya
yang pada pokoknya stimulus itu cukup kuat menimbulkan
kerusakan pada kulit, dan hal ini menimbulkan rasa
sakit.18
18
Ibid, hlm 96-100.
55
HASIL MINI RISET (Gejala Psikologi: Berpikir: Cita-Cita)
Laporan Hasil Observasi (Mini Riset) Gejala Pengenalan
Kognisi 1 (Pengindraan dan Pengamatan, Tanggapan, Reproduksi
dan Asosiasi, Ingatan, dan Fantasi)
1. Judul observasi
: Cita-Cita (Proses Berpikir)
2. Identitas
Nama
: Rima Anggreni
Jenis kelamin
: Perempuan
Tempat, tanggal lahir
: Jambi, 17 Agustus 2000
Pendidikan
: Kelas 2 SMA N 2 Jambi
Tanggal Observasi
: 19 Maret 2017
Tempat Observasi
: Sekolah SMA N2 Jambi
3. Tujuan Observasi
Adapun tujuan observasi ini dilakukan sebagai berikut:
a.
Mengetahui seberapa besar kemampuan berpikir.
b.
Mengetahui seberapa besar kecerdasan.
c.
Mengetahui seberapa besar kreatif anak.
d.
Mengetahui seberap besar pengamatan melalui
pancaindra.
56
4. Metode Observasi
a.
Penelitian langsung dilakukan di lapangan atau
kepada responden (objek observasi)
b.
pendekatan kualitatif
karena penelitian ini berorientasi pada fenomena atau
gejala yang bersifat alami. Prosedur penelitian ini
menghasilkan data deskritif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari pelaku yang diamati.
5. Sumber Data
a.
Sumber Data Primer
Merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
secara langsung dari sumber asli.
b.
Sumber Data Sekunder
Merupakan sumber yang tidak langsung memberikan
data kepada pengumpul data.
6. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara
Menanyakan
sesuatu
kepada
seseorang
yang
menjadi informasi atau responden.
b. Dokumentasi
Setiap bahan tertulis atau foto.
7.
Semangat belajar yang sangat antusias untuk mencapai
cita-citanya.
8.
Stimulus
(rangsangan)
yang
didapatkannya
banyak
rangsangan yang mempengaruhi kecerdasan berpikir
57
(kognitif), sehingga banyak sekali ilmu pengetahuan yang
anak ketahui.
9.
Intuisinya sangat baik sehinnga anak tersebut kreatif dan
proses berpikirnya yang cermat.
10. Pancaindra yang sangat baik sehingga anak tersebut
menerima stimulus (rangsangan) yang banyak. Proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dengan cara mengorganisasikan data ke dalam
unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,
memilih mana yang penting dan akan dipelajari serta
membuat kesimpilan sehingga mudah dipahami oleh diri
sendiri maupun orang lain.
11. Analisis Observasi (Mini Riset)
Setelah
penelitian,
beberapa
melakukan
serangkaian
akhinya
hal
penelitian
terkait
dengan
pengamatan
dapat
dan
menyimpulkan
perkembangan
objek
observasi.
12. Analisis Berupa Tabel
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Uraian
Berpikir
Inteligensi
Intuisi
Pancaindra
Bertanggung
Jawab
6.
Sopan
Keterangan :
1


2
3
4




1 = A sangat baik 2 = B baik 3 = C cukup 4 = D kurang 5 = E
tidak baik
5
58
GEJALA PERASAAN.....
59
A. Pengertian Perasaan
Perasaan termasuk gejala jiwa yang dimilki oleh semua
orang,hanya corak dan tingkatannya tidak sama. Perasaan tidak
termasuk
gejala
mengenal,walaupun
demikian
sering
juga
perasaan berhubungan dengan gejala mengenal. Perasaan adalah
suatu keadaan kerohanian atau peristiwa kejiwaan yang kita alami
dengan senang atau tidak senang dalam hubungan dengan
peristiwa mengenal dan besifat subjektif.19
Perasaan bisa juga didefinisikan sebagai gejala psikis yang
bersifat subjektif yang umumnya berhubungan dengan gejal-gejala
mengenal, dan dialami dalam kualitas senang atau tidak senang
dalam berbagai taraf.20 Sementara menurut Prof. Hukstra,
perasaan adalah suatu fungsi jiwa untuk dapat mempertimbangkan
dan mengukur sesuatu menurut rasa senang dan tidak senang 21.
Sehingga pemakalah menyimpulkan, perasaan adalah suatu rasa
yang dialami dengan senang atau tidak senang pada suatu
peristiwa.
Unsur – unsur perasaan itu ialah :
a. Bersikap subjektif daripada gejala mengenal
b. Bersangkut paut dengan gejala mengenal
c. Perasaan dialamai sebagai rasa senang/tidak senang,
yang tingkatnya tidak sama.
Perasaan lebih erat hubungannya dengan pribadi seseorang
dan berhubungan pula dengan gejala-gejala jiwa orang lain. Maka,
19
Abu Hanafi, Psikologi Umum, Jakarta:Rineka Cipta, 2009, hlm.101.
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Rajawali, 2009.
21
Purwa Atmaja prawira, Psikologi Umum, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2016,
hlm.75
20
60
tanggapan
perasaan
seseorang
terhadap
sesuatu
tidaklah
sama.Gejala perasaan tergantung pada :
a. Perasaan Jasmani. Perasaan yang berhubungan dengan
keadaannjasmani pada umumnya.22
b. Pembawaan
c. Perasaan seseorang berkembang sejak ia mengalami
sesuatu.
Menurut W.Wundt perasaan tidak hanya dapat dialami oleh
individu sebagai perasaan senang atau tidak senang,tetapi masih
dapat dilihat dari dimensi lain, yaitu23 :
a. Dimensi pertama
Yaitu
perasaan
yang
menyenangkan
dan
tidak
menyenangkan.
b. Dimensi kedua
Yaitu perasan itu dapat dialami sebagai sesuatu hal yang
excited atau inert feeeling
c. Dimensi ketiga
Ialah “expextancy” dan “release feeling”Sesuatu perasaan
dapat dialami oleh individu sebagai sesuatu yang masih
dalam penghargaan,tetapi ada pula perasaan yang dialami
individu karena peristiwa atau keadaan itu telah nyata terjadi
atau telah “relase”(Woodworth and Marquis,1957)
Sehubungan dengan soal waktu dan perasaan, Stern juga
membedakan perasaan dalam 3 (tiga) golongan, yaitu :
22
23
Sumadi Suyasubrata,Loc.Cit,hlm.67
Abu Ahmad,Loc.Cit,hlm.103
61
a. Perasaan presens
Bersangkutan dengan keadaan-keadaan sekarang yang
dihadapi.
b. Perasaan yang menjangkau maju
Merupakan jangkauan kedepan dalam kejadian-kejadian
yang akan datang, jadi masih dalam pengharapan
c. Perasaan yang berhubungan dengan waktu yang lalu atau
melihat kebelakang yang telah terjadi.
Gejala
perasaan
tidak
dapat
berdiri
sendiri,
melainkan
bersangkut-paut dengan gejala-gejala jiwa yang lain, bahkan
perasaan dengan keadaan tubuh tidak dapat dipisahkan. Keadaan
tubuh dapat mempengaruhi perasaan dan ada pula perasaan yang
menimbulkan gerakan tubuh.
Tanggapan-tanggapan tubuh terhadap perasaan dapat terwujud :
a. Mimik
Gerakan roman muka
b. Pantomimik
Gerakan anggota badan orang bisu, tuli terdiri dari gerakangerakan yang termasuk mimic dan pantomimic
c. Gejala pada tubuh
Seperti denyut jantung bertambah cepat dan biasanya muka
menjadi pucat dan sebagainya.
B. MACAM – MACAM PERASAAN
Dalam kehidupan sehari – hari sering kita dengar adanya
perasaan yang tinggi dan perasaan yang rendah. Keadaan ini
menunjukkan adanya suatu klasifikasi dari perasaan. Max Schaler
62
mengajukan pendapat bahwa ada 4 macam tingkatan dalam
perasaan, yaitu :
a. Perasaan tingkat sensoris
Merupakan perasaan yang berdasarkan atas kesadaran
yang berhubungan dengan stimulus pada kejasmanian
b. Perasaan
yang
tergantung
kepada
keadaan
jasmani
seluruhnya
c. Peerasaan kejiwaan
d. Perasaan kepribadian
Merupakan
perasaan
yang
berhubungan
dengan
keseluruhan pribadi.
Sementara itu, Kohnstamm member klasifikasi perasaan
sebagai berikut :
a. Perasaan Keindraan
Perasaan yang berhubungan dengan alat-alat indra
b. Perasaan Kejiwaan
Dalam golongan ini, perasaan dibedakan atas beberapa,
yaitu :
1) Perasaan Intelektual
Perasaan yang timbul bila orang dapat memmecahkan
sesuatu atau mendapatkan hal-hal baru sebagai hasil
kerja
2) Perasaan Kesusilaan
Perasaan yang timbul kalau orang mengalami hal-hal
yang baik/buruk menurut norma kesusilaan.
63
3) Perasaan Keindahan
Perasaan yang timbul bila kalau orang mengamati
sesuatu yang indah atau yang jelek.
4) Perasaan Kemasyarakatan
Perasaan yang timbul dalam hubungan dengan orang
lain
5) Perasaan Harga Diri
Perasaan yang menyertai harga diri seseorang
6) Perasaan Ketuhanan
Perasaan yang berkaitan dengan ketuhanan, perasaan
ini digolongkan pada peristiwa psikis yang palingmulia
dan luhur.
Bigot dan teman-temannya membagi macam-macam perasaan
sebagi berikut 24 :
1. Perasaan Jasmaniah
Perasaan ini terbagi 2, yaitu :
a. Perasaan Indriah
Perasaan yang berhubungan dengan perangsangan
terhadap panca indra.
b. Perasaan Vital
Perasaan yang berhubungan dengan keadaan ajsmani
pada umumnya., seperti perasaan – perasaan segar,
letih, sehat, lemah, tak berdaya dan sebagainya.
24
Sumadi Suryabrata,Op.cit,hlm.67-68
64
2. Perasaan Rohaniah
c. Perasaan Intelektual
Perasaan
yang bersangkutan dengan kesanggupan
intelek (pikiran) dalam menyelesaikan problem-problem
yang dihadapi.
d. Perassan Kesusilaan
Perasaan tentang baik – buruk.
e. Perasaan Keindahan
Perasaan yang menyertai atau timbul karena seseorang
menghayati sesuatu yang indah atau tidak indah.
f.
Perasaan Sosial
Perasaan yang mengikatkan individu dengan sesame
manusia.
g. Perasaan Harga Diri
h. Perasaan Keagamaan
C. AFEK DAN STRIMING ( SUASANA HATI )
Afek merupakan peristiwa psikis dapat pula diartikan sebagai
rasa ketegangan hebat dan kuat, yang timbul dengan tiba-tiba
dalam waktu singkat, tidak disadari dan disertai dengan gejalagejala jasmaniah yang hebat., afek pada umumnya lama, karena
bersifat kuat. Sebagai bagian dari afek, suasana hati juga berfungsi
untuk memberi sinyal atau informasi kepada individu tentang
kemungkinan senang atau kecewa dalam suatu interaksi dengan
lingkunagan sosial atau fisik.
Suasana hati menjadi cerah jika lingkungan memberikan
kesenangan dan menjadi muram jika lingkungan tidak memberikan
kesenangan. Suasana hati yang baik dapat meningkatkan perilaku
65
kecenderungan mendekat ke interaksi sosial, perilaku prososial,
dan tantangan. Sedangkan suasana hati yang buruk meningkatkan
respon semakin menjauh dan membela diri. Jadi suasana
Hati adalah keadaan perasaan ( yang dipengaruhi rohani dan
jasmani ) seseorang.25
Wilhelm Wundt , dalam sebuah analisis intropeksi menemukan
afek dalam 3 komponen26, yaitu :
a. Afek yang diserta perasaan senang dan tidak senang
b. Afek yang menimbulkan kegiatan jiwa atau melemahkan
c. Afek yang berisi penuh ketegangan dan afek penuh relaks
Sedangkan Immanuel Kant membagi afek dalam 2 kategori,
yaitu :
a. Afek Sthenis
Individu menyadari kemampuan dan kekuatan tenaganya.
b. Afek Asthenis
Afek yang membawa perasaan kehilangan kekuatan,
sehingga
aktivitas
fisik
dan
psikisnya
terlumpuhkan
karenanya.
D. SIMPATI DAN EMPATI SERTA MASALAH PRIBADI
Kedua jenis perasaan ini berhubungan dengan perasaan
seseorang dalam hubungan dengan orang lain. Simpati adalah
suatu kecendrungan untuk ikut serta merasakan segala sesuatu
yang sedang dirasakan orang lain. Simpati dapat timbul karena
25
26
Purwa Admaja Prawira,Loc.cit,hlm.81 8 Abu Ahmad,Loc.cit,hlm.108
Abu Ahmad,Loc,Cit,hlm.108
66
persamaan cita-cita,mungkin karena penderitaan yang sama atau
karena berasal dari daerah yang sama,dan sebagainya. Simpati
juga suatu proses dimana seseorang merasa tertarik terhadap
pihak lain, sehingga mampu merasakan apa yang dialami,
dilakukan dan diderita orang lain.
Dalam simpati, perasaan memegang peranan penting. Simpati
akan berlangsung apabila terdapat pengertian pada kedua pihak.
Simpati lebih banyak terlihat dalam hubungan persahabatan,
hubungan bertetangga, atau hubungan pekerjaan. Seseorang
merasa simpati dari pada orang lain karena sikap, penampilan,
wibawa, atau perbuatan.
Gejala perasaan yang berlawanan
dengan simpati adalah antipati, suatu gejala yang menunjukkan
ketidak senangan kepada orang lain.
Empati mirip perasaan simpati, akan tetapi tidak semata-mata
perasaan kejiwaan saja, melainkan diikuti perasaan organism
tubuh yang sangat dalam. Empati adalah melakukan sesuatu
kepada orang lain, dengan menggunakan cara berpikir dari orang
lain tersebut, yang menurut orang lain itu menyenangkan
dan
benar.
Menurut Ubaydillah (2005) empati adalah kemampuan kita
dalam menyelami perasaan orang lain tanpa harus tenggelam
didalamnya. Empati adalah kemampuan kita dalam mendengarkan
perasaan tanpa harus larut dan meresponi keinginan orang lain
yang tak terucap. Kemampuan itu dipandang
sebagai kunci
menaikkan intensitas dan kedalaman hubungan kita dengan orang
lain (connecting with) selainitu empati merupakan salah satu kunci
keberhasilan dalam melakukan hubungan antar pribadi denga
ncoba memahami suatu permasalahan dari sudut pandang atau
67
perasaan lawan bicara. Melalui empati, individu akan mampu
mengembangkan pemahaman yang mendalam mengenai suatu
permasalahan.
Memahami orang lain akan mendorong akan individu saling
berbagi. Empati merupakan kunci pengembangan leadership
dalam diri individu. Empati ialah suatu kecenderungan untuk
merasakan sesuatu yang dilakukan orang lain andaikata dia dalam
situasi orang lain tersebut, karena empati orang menggunkan
perasaannya dengan efektif didalam situasi orang lain.
Masalah- masalah praktis :
1. Fungsi perasan
a) Mempunyai
pengaruh
yang
besar
kepada
setiap
perbuatan dan kemauan .
b) Perasaan itu cepat dan mudah menular
c) Menyangkut perasaan indrawi
d) Di
sekolah
perasaan
dan
rumah
intelektual
seyogyanya
dalam
upaya
ditumbuhkan
membangkitkan
hobby belajar.
e) Bahwa
gangguan
yang
serius
dan
kronis
pada
kehidupan perasaan bias mengakibatkan tingkah laku
abnormal dan gejala neurosis.
2. Emosi dan perkembangan pribadi
Emosi
berpengaruh
terhadap
kejiwaan
kita,berarti
berpengaruh juga terhadap kemauan dan perbuatan.maka
gejala jiwa berpengaruh terhadap perkembangan dan
pembentukan pribadi :
68
a) Kekuatan
perasaan
dapat
diperkuat
dan
dapat
diperlemah. Semacam itu memberi kesempatan yang
baik kepada usaha-usaha pendidikan.
b) Pendidikan
perasaan
adalah
sangat
penting
.
Usahakanlah suasana dan rangsang-rangsang yang
dapat membangun dan mengembangkan perasaan yang
baik
dan
luhur,dan
tiadakanlah
keadaan
yang
merangsang timbulnya perasaan-perasaan rendah dan
negatif.
c) Karena
emosi
mempunyai
sifat
menjala,
menular,merembet.maka jangan membawakan emosiemosi yang negatif dalam hubungan dengan sesama,
baik
dalam
pergaulan
pergaulan pada umumnya.
pendidikan
maupun
dalam
69
HASIL MINI RISET (Gejala Perasaan)
A. Persiapan Penelitian
Langkah awal dari penelitian ini adalah mengumpulkan
sejumlah bahasan dari buku, web, artikel yang berkaitan dengan
pengaruh musik terhadap perkembangan emosi pada anak.
Sebelum meneliti, peneliti mempersiapkan beberapa alat seperti
alat perekam dan alat tulis. Kemudian peneliti mewawancarai
subjek yang terdapat di sebuah rumah.
B. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini menjalin terlebih dahulu komunikasi dengan
subjek yang akan di teliti. Kemudian peneliti berkunjung ke tempat
yang sudah di sepakati dengan subjek yaitu di sebuah rumah
tempat anak tersebut mendengar musik.Penelitian pada anak yang
berusia 10 tahun dilaksanakan pada tanggal 24 maret 2017.
C. Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan
emosi pada anak yang suka mendengarkan musik. Penelitian ini
menggunakan metode interview jadi penelitian ini bersifat alamiah.
D. Subjek Penelitian
Subjek penelitiannya adalah seorang anak wanita.Adapun
data-datanya sebagai berikut:
70
Nama
: Nuradila
Umur
: 10 Tahun
Tinggi
: 120 cm
Berat
: 25 kg
Hobi
: Mendengarkan musik dan menyanyi
Alamat
: Jalan Berbah dalam Kelurahan Eka Jaya
Jambi Selatan
Hasil pengumpulan data dengan metode wawancara. Masalah
masalah emosi yang terjadi ketika telah bermain game. Subjek: MJ
anak yang berumur 10 tahun.
71
1. Apakah yang dilakukan sodara agar merasa senang ?
Mendengar music
2. Apa yang menyebabkan sodara memilih mendengar musik
untuk membuat senang ?
Karena musik itu seru dan asik
3. Bagaimana pengaruhnya ketika telah mendengar musik?
Kadang puas kadang juga suka kurang puas
4. Apa alasan yang menyebabkan sodara kurang puas ?
Saat mendengar musik masih seru malah disuruh ngerjain
pr/tidur.
5. Apakah setelah bermain game ini ada perubahan yang terjadi
pada diri sodara ?
6. Ada, seperti kadang suka berhayal menjadi penyanyi tersebut,
suka menirukan gaya-gayanya,kadang ikutin isi lagu tersebut.
7. Apakah musik tersebut selain bisa membuat sodara senang
juga bisa membuat sodara mengalami perasaan lain ?
8. Bisa yaitu ketika musiknya seru,lagunya asyik, bisa terkadang
suka sedih atau stress juga low lagumya sedih.
9. Apakah sodara memiliki hambatan ketika mendengar musik?
Tidak Ada.
10. Apa dampak yang di alami sodara dilingkungan teman
bermain ketika telah sering mendengar musik?
Lebih memilih teman yang juga suka musik, karena
nyambung di ajak ngobrol dan lebih asik.
11. Apakah setelah sering mendengar musik ada pengaruhnya
terhadap pembelajaran sodara di sekolah ?
Ada, jadi malas belajar karena inginnya hanya dengerin
musik.
72
Selain melakukan wawancara secara langsung kami juga
melakukan percobaan dengan membandingkan psikologi subjek
sebelum mendengar dan setelah mendengar musik seperti pada
tabel dibawah ini:
Tabel Sebelum Mendengar Musik Motivasi Positif
Prilaku Anak
Rajin
Sebelum Mendengar
Sesudah Mendengar
Musik
Musik
√
√
Disiplin
Bersosialisasi
√
Semangat
√
Kedewasaan
√
Hasil tabel tersebut menunjukkan perbedaan signifikan antara
sebelum dan sesudah mendengarkan musik, Dengan cara
mendengarkan musik yang memberi semangat pada subjek yang
mempunyai kebiasaaan buruk yaitu sering bolos sekolah.musik
yang kami pilih tentunya musik yang bertema sekolah seperti lagu
sherina yang berjudul kembali kesekolah, dan lagu kak kolak yang
berjudul asyiknya bersekolah.Hasilnya sungguh memberi pengaruh
signifikan, subjek yang malas sekolah jadi rajin pergi kesekolah,
yang malas bangun pagi jadi semangat bangun pagi, yang suka
merajuk, kadang menangis kalau mau berangkat jadi kalem dan
lebih dewasa.
73
Musik yang didengar oleh anak anak ini banyak pengaruhnya
terhadap perkembangan psikologis anak. Musik yang yang berisi
lagu yang sedih,akan membuat anak jadi pemurung, musik yang
berirama
riang
akan
membuat
anak
jadi
periang,musik
mengandung unsur pornografi dan kekerasan akan membuat anak
jadi berpikir negatif dan pemarah tapi musik yang mengajarkan
kebaikan tentu membawa dampak positif bagi psikologis anak,
anak lebih religius bila sering didengarkan lagu religi dan lebih rajin
kesekolah bila didengarkan lagu yang memotivasi anak untuk rajin
kesekolah.
Musik adalah sesuatu yang sudah tidak asing lagi.Musik
merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari perkembangan
seorang anak.Musik bisa berdampak negative dan berdampak
positif. Maka dari itu kita harus berusaha memaksimalkan dampak
positifnya dan meminimalisir dampak negatifnya demi kemajuan
bangsa dengan cara lebih selektif memilih lagu yang ingin didengar
anak.
Peran sebagai orang tua seharusnya bisa lebih peduli
terhadap perkembangan anaknya disekolah dan memberikan
perhatian lebih terhadap si anak. Kemudian batasi waktu
mendengar musikanak dan batasi jenis lagu yang ingin didengar
anak, jangan biarkan anak musik terlalu lama hingga lupa belajar
dan masukkanlah si anak ke les akademik ataupun non-akademik
untuk meningkatkan prestasinya di sekolah maupun di luar
sekolah. Dengan cara itu mungkin saja si anak jadi bisa terhindar
dari dampak negative musik.
74
GEJALA KEMAUAN.....
75
A. Pengertian Kemauan
Kemauan merupakan salah satu fungsi hidup kejiwaan manusia
dan dapat diartikan sebagai kativitas psikis yang mengandung
usaha aktif dan berhubungan dengan pelaksanaan suatu tujuan.
Tujuan adalah titik akhir dari gerakan yang menuju pada suatu
arah.adapun tujuan kemauan adalah pelaksanaan suatu tujuan
yang harus diartikan dalam suatu hubungan.27
Kemauan juga dapat diartikan sebagai dorongan dari dalam
yang lebih tinggi daripada instink, refleks, automatisme, kebiasaan,
nafsu, keinginan, kecenderungan dan hawa nafsu yang hanya
terdapat pada manusia saja.28
Dalam kehidupan sehari-hari, kemauan dapat disamakan
dengan hasrat atau kehendak. Kehendak ialah suatu fungsi jiwa
untuk dapat mencapai sesuatu. Kehendak ini merupakan kekuatan
dari dalam. Dan tampak dari luar sebagai gerak-gerik. Dalam
berfungsinya kehendak ini bertautan dengan fikiran dan perasaan.
Gejala kemauan akan diikuti aktivitas yang disebut perbuatan
kemauan. Perbuatan kemauan bukanlah tindakan yang bersifat
kebetula, tetapi merupakan tindakan disengaja dan terarah pada
tercapainya suatu tujuan. Dorongan kemauan menyebabkan
timbulnya perbuatan hati, jiwa tenaga bergerak mencapai suatu
tujuan.
27
Abu Ahmadi, Psikologi Umum, 2009,(Jakarta : Rineka Cipta)
Dwi Prasetia Danarjati, Adi Murtiadi, Ari Ratna Ekawati, Pengantar Psikologi
Umum, 2013, (Yogyakarta : Graha Ilmu)
28
76
1. Proses Kemauan
a. Proses kemauan menurut Meuman adalah :
1) Adanya motif
2) Saat mempertimbangkan motif-motif
3) Saat memilih
4) Memutuskan
5) Melaksanakan keputusan kemauan
b. Muman
membedakan
unsur
motif-motif:
motif
dan
perjuangan
1) Motif (motivasi) merupakan sebab atau gambaran
penyebab yang akan menimbulkan tingkah laku, menuju
pada suatu ingatan, gambaran fantasi serta perasaanperasaan tertentu.
2) Perjuangan motif merupakan usaha mempertimbangkan
dengan hati nurani dan akal budi kemungkinan akan
dilaksanakannya
suatu
pilihan
yaitu
diambil
dari
beberapa alternatif/ kemungkinan dari motif-motif tadi.
3) Pada proses penentuan ada penentuan dariseleksi dan
pelaksanaan pilihan itu, yaitu memilih motif yang paling
baik dan paling kuat untuk dilaksanakan segera.
2. Keinginan
Keinginan ialah dorongan nafsu, yang tertuju pada suatu benda
tertentu atau yang konkrit. Kebalikannya ialah kebencian.
Keinginan yang dipraktekan bisa menjadi kebiasaan.
77
3. Hasrat
Hasrat ialah suatu keinginan tertentu yang daoat diulang-ulang.
Paulhan (perancis), menggolongkan hasrat menjadi beberapa
golongan, yaitu:
a) Hasrat
Vital,
yang
mencakup
pada:
kerakusan,
kesederhanaan, peminum
b) Hasrat Sosial, mencakup pada cari teman dan cari
persatuan
c) Hasrat egoitis, mencakup pada : tamak, kikir, sayang
pada diri, tidak sopan
d) Hasrat yang abstrak, mencakup pada: jujur, insyaf
kewajiban, dan menipu.
4. Kecenderungan
Kecenderungan ialah hasrat yang aktif menyuruh kita agar
lekas bertindak.
5. Hawa Nafsu
Hawa nafsu ialah hasrat yang besar dan kuat yang dapat
menguasai seluruh fungsi jiwa kita.
6. Kemauan
Kemauan
ialah
kekuatan
yang
sadar dan
hidup
atau
menciptakan sesuatu yang berdasarkan perasaan dan fikiran. 29
Proses kemauan untuk sampai kepada tindakan biasanya
melaui beberapa tingkat, ialah:
29
Agus Sujanto, Psikologi Umum (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hlm.84
78
a. Motif
b. Perjuangan motif
c. Keputusan
d. Perbuatan kemauan
Ciri-ciri Hasrat yaitu:
1) Hasrat merupakan „‟motor‟‟ penggerak perbuatan dan
kelakuan manusia.
2) Hasrat berhubungan erat dengan tujuan tertentu, baik
positif maupun negatif
3) Hasrat selamanya tidak berpisah dari gejala mnegenai
(kognisi) dan perasaan (emosi)
4) Hasrat diarahkan pada penyelenggara suatu tujuan.30
B. Hasrat Yang Berpusat Pada Kemauan
Gejala hasrat ini berhubungan dengan gerak dan perbuatan
yang berpusat pada kejasmanian atau kewiyasaan. Diantara hasrat
ini ada yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan, binatang maupun
manusia.
1. Tropisme
Adalah peristiwa yang menyebabkan timbulnya gerak
kesuatu arah tertentu. Gejala tropisme terdapat pada
barang-barang tingkat vegetatif dan animal. Dengan
adanya jenis perangsang yang berbeda maka tropisme
dapat dibedakan menurut jenis perangsangnya, antara lain:
30
Abu Ahmadi, Psikologi Umum (Jakarta : Rineka Cipta, 2009),hlm.114
79
a. Foto-Tropisme (fotos-cahaya)
Yaitu tropisme yang timbul karena adanya perangsang
cahaya menurut arah geraknya, foto tropisme dapat
dibedakan menjadi:
1) Foto-tropisme Positif
2) Foto-tropisme Negatif
b. Helio-Tropisme
Yaitu tropisme yang timbul karena danya perangsang
matahari. Menurut arah geraknya tropisme dapat
dibedakan menjadi:
1) Helio-tropisme Positif
2) Helio-tropisme Negatif31
2. Refleks
Reflek adalah gerak reaksi yang tidak disadari oleh
perangsang. Refleks ini duhubungkan dengan gejala konasi
yang rendah tingkatannya maka refleks hanya boleh dikatakan
gerak refleks, hukum perbuatan refleks.
a. Ciri-ciri gerak refleks
1) Pada gerak refleks terdapat hubungan erat antara
perangsa dan reaksi, yakni terhadap perangsa itu.
2) Gerak refleks berlangsung diluar kesadaran (tidak
disadari)
3) Gerak refleks bersifat mekanis (bergerak dengan
sendirinya) dan tidak mempunyai tujuan tertentu.
31
Op.Cit, hlm.86
80
b. Proses terjadinya gerak refleks
Gerak refleks adalah gerak diluar kesadaran, jadi
reaksi-reaksi yang ditimbulkan tidak bersumber pada
pusat susunan syaraf (otak) tanpa suatu pertimbangan.
Proses terjadinya gerak reflek perangsang panca indra
sel-sel syaraf sensoris urat syaraf motoris reaksi.32
c. Macam-macam Refleks
Yaitu :
a) Refleks Bawaan, yakni refleks yang dibawa sejak
lahir,
disebut
juga
refleks
asli
atau
refleks
sewajarnya.
b) Refleks Latihan, yakni refleks yang diperoleh dari
pengalaman.
c) Refleks Bersyarat (conditioned-refleks).33
3. Insting
Insting yaitu kemampuan berbuat teretntu yang dibawa
sejak lahir yang tertuju pada pemuasan-pemuasan dorongan
nafsu dan dorongan-dorongan lain. Instingini terdapat pada
hewan dan manusia, namun fungsi dan peranannya tidak
sama.34
a. Ciri-ciri insting
1) Insting lebih majemuk dari refleks
2) Insting merupakan kemampuan untuk bergerak kepada
suatu tujuan dengan tidak memerlukan latihan terlebih
dahulu.
32
33
Ibid, 115
Ibid, hlm. 117
81
3) Insting
sedikit
banyak
dapat
dilatih
dan
diubah
disesuaikan dengan keadaan-keadaan baru.
b. Macam-macam Insting
Insting dapat digolongankan menjadi:
1) Dorongan Insting mempertahankan diri, meliputi:
a) Insting makan
b) Insting bernafas
c) Insting bermain
d) Insting melindungi diri
e) Insting takut
f) Insting istirahat
2) Dororngan insting mempertahankan jenis, meliputi:
a) Insting seksual
b) Insting membela diri
c) Insting minta tolong
d) Insting sosial
e) Insting melindungi
f) Insting memelihara
3) Dorongan insting mengembangkanb diri:
a) Insting belajar
b) Insting menyelidiki
c) Insting ingin tahu
c. Otomatisme
Gejala-gejala
yang
menimbulkan
gerak-gerak
terselenggara dengan sendirinya disebut automatisme.
Automatisme dibagi menjadi:
82
1) Automatisme Asli ialah gerak automatisme yamng
tidak degerakkan oleh gejala hasrat.
2) Automatisme
Latihan
ialah
gerak-gerak
yang
berjalan secara automatisme karena seringnya
gerak-gerak tersebut diulang-ulang.
d. Kebiasaan
Kebiasaan adalah gerak perbuatan yang berjalan dengan
lancar dan seolah-olah berjalan dengan sendirinya.
e. Nafsu
Nafsu adalah dorongan yang terdapat pada manusia dan
memberi kekuatan bertindak untuk memenuhi kebutuhankebutuhan tertentu.
1) Macam-macam Nafsu
Yaitu :
a) Nafsu Individu
b) Nafsu Sosial
2) Hubungan nafsu dan perasaan
Perasaan yang hebat dapat menimbulkan bergeraknya
suatu nafsu dan sebaliknya kadang bisa manimbulkan
perasaan yang hebat dan adakalanya kemampuan
berfikir dikesampingkan.
3) Nafsu dan Pendidikan.35
35
Dwi Prasetya Danarjati, Adi Murtiadi, Ari Ratn Ekawati, Pengantar Psikologi
Umum (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013) hlm. 41
83
f. Keinginan
Keinginan adalah nfsu yang telah mempunyai arah tertentu
dan tujuan tertentu disebut keinginan. Kalau dorongan sudah
menuju arah yang nyata atau konkret dan tertentu, misalnya
disitu akan terjadi dorongankeras dan terarah pada suatu
objek tertentu maka nafsu itu disebut keinginan.
g. Kecenderungan
Kecenderungan adalah keinginan-keinginan yang sering
timbul atau muncul. Kecenderungan dapat dibedakan
menjadi beberapa golongan yaitu :
a. Kecenderungan Vital
b. Kecenderungan perseorangan
c. Kecenderungan sosial
d. Kecenderungan abstrak.36
h. Hawa Nafsu
Hawa nafsu adalah kecenderungan atau keinginan yang
sangat kuat dan mendesak yang sedikit banyak sangat
mempengaruhi jiwa seseorang.
Hawa nafsu dapat dicirikan menjadi:
1) Perasaan sangat terpengaruh dan daya berfikir dapat
dilumpuhkan.
2) Biasanya hawa nafsu disertai timbulnya kekuatankekuatan yang hebat
36
Ibid, hlm.42
84
i.
Kemauan
1) Proses kemauan
Dibawah ini dua teori mengenai proses kemauan yaitu:
a) Teori Muman
b) Teori N. Ach (analsis baru)
2) Kebebasan Kemauan
a) Hal-hal yang mempengaruhi kemauan yaitu:
1) Keadaan fisik
2) Keadaan materi
3) Keadaan psikis
4) Keadaan milieu (lingkungan)
5) Keadaan kata hati (consciensia)
b) Kebebasan kemauan
1) Teori Determinisme (menetukan)
Teori ini berpendapat bahwa kebebasan kemauan
tidak mungkin ada, semua kejadian termasuk
kemauan manusia sudah tertentu, dan terjadinya
berdasarkan sebab akibat.
2) Teori In-determinisme
Kaum ini penentang alirab-aliran determenisme,
yang berpendapat:
Manusia tidak hidup berdasarkan hukum-hukum
kautalitas
(sebab
kemauannya.
akibat)
tetapi
bebas
dari
85
C. Hasrat Yang Berpusat Pada Psikologi
Kemauan adalah dorongan kehendak yang terarah pada
tujuan-tujuan hidup tertentu, dan dikendalikan oleh pertimbangan
akal budi
Ciri- ciri kemauan sebagai berikut :
1. Gejala kemauan merupakan dari dalam yang khusus dimiliki
oleh manusia
2. Gejala kemauan yang berhubungan erat dengan suatu
tujuan.
3. Gejala kemauan sebagai pendorong timbulnya perbuatan
kemauan yang didasarkan atas berbagai pertimbangan.
4. Dalam kemauan tidak hanya terdapat pertimbangan pikiran
dan perasaan saja, melainkan seluruh pribadi pertimbangan,
memberikan
pengaruh
dan
memberikan
corak
pada
perbuatan kemauan.
5. Pada kemauan bukanlah tindakan yang bersifat kebetulan,
melainkan tindakan yang disengaja dan pada tercapainya
suatu tujuan.
6. Bahwa tujuan menjadi univikator atau pemersatu dari semua
tingkah laku manusia, dan mengkoordinasi segenap fungsi
kejiwaan menjadi bentuk kerjasama yang super harmonis.
Hal- hal yang mempengaruhi kemauan yaitu:
a. Keadaan fisik
b. Keadaan materi
c. Keadaan lingkungan
d. Keadaan kata hati.
86
Hasil Mini Riset (Kemauan)
A. Persiapan Penelitian
Langkah awal dari penelitian ini adalah mengumpulkan
sejumlah bahasan dari buku, artikel, dan web yang berkaitan
dengan kemauan anak dalam membaca Al-Qur‟an terhadap
perkembangan kemauan pada anak. Sebelum meneliti, peneliti
mempersiapkan beberapa alat seperti alat perekam dan alat tulis.
Kemudian peneliti mewawancarai subjek yang terdapat disebuah
Asrama TPA.
B. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini menjalin terlebih dahulu komunikasi dengan
subjek yang akan teliti. Kemudian peneliti berkunjung ketempat
yang sudah disepakati dengan subjek yaitu disebuah Asrama TPA
tempat anak belajar Al-Qur‟an. Penelitian pada anak yang berusia
6 – 10 tahun.
C. Hasil Penelitian
Hasil pengumpulan data dengan metode wawancara. Masalahmasalah yang berkaitan dengan kemauan anak usia 6-10 tahun
dalam belajar Al-Qur‟an.
Subjek
: NH dan TR anak yang berusia 6 – 10 tahun.
Masalah
: Tingkat kemauan anak usia 6 – 10 tahun dalam
mempelajari Al-Qur‟an.
87
1. Apa yang anda rasakan ketika memulai belajar Al-Qur‟an?
Awalnya sulit, tapi lama-lama menyenangkan.
2. Untuk usia semuda anda, apa yang menyebabkan anda
memilih untuk belajar al-Qur‟an?
Pertama, karena dorongan orang tua. kedua, karena memang
suka, dan ketiga karena lingkungan.
3. Bagaimana orang tua anda pertama kali memberikan dorongan
kepada anda sampai anda mempunyai kemauan sendiri untuk
belajar al-Qur‟an?
orang tua memasukkan saya ke Asrama TPA ini dan saya
melihat semua anak disini semangat dalam belajar Al-Qur‟an.
4. Pernahkah anda merasa jenuh saat anda belajar al-Quran?
Pernah sih, tapi jenuh nya hilang kalau sudah melihat teman
yang sangat bersemangat dalam belajar Al-Qur‟an.
5. Bisakah anda jelaskan mengapa jenuhnya hilang kalau sudah
melihat teman yang sangat bersemangat belajar al-qur‟an?
iya, itu karena disini kami saling menyemangati satu sama lain.
Kita buat sistem seperti sistem lomba.
6. Seperti apa itu sistem lomba?
sistem lomba itu maksudnya yaitu seberapa banyak sudah kita
membaca dan mempelajari Al-qur‟an. Kita berlomba-lomba
untuk mencapai target „‟khatam al-qur‟an‟‟.
7. Apakah dengan belajar al-qur‟an ini dapat mengganggu
kegiatan anda yang lain?
ohh, sangat tidak menganggu. Karena disini kami sudah
mempunyai jadwal kapan dan kepada siapa kami harus belajar
Al-qur‟an.
88
8. Menurut anda pentingkah untuk anak usia seperti anda belajar
al-qur‟an?
menurut saya sangat penting karena kalau kecil sudah belajar,
kelak kalau sudah tua tidak kesulitan.
Selain melakukan wawancara secara langsung kami juga
melakukan
percobaan
dengan
membandingkan
psikologi
subjek setelah belajar dan sebelum belajar Al-Qur‟an seperti
pada tabel dibawah :
Tabel Sebelum Belajar Al-Qur’an
Perilaku anak
A
B
Rajin

Disiplin

C
Semangat

Kedewasaan

D
Tabel Setelah Belajar Al-Qur’an
Perilaku Anak
A
Rajin

Disiplin

Semangat

Kedewasaan

B
C
D
Hasil tabel tersebut menunjukkan perbedaan signifikan antara
sebelum dan sesudah belajar al-qur‟an. Dengan cara memberikan
pembelajaran al-qur‟an pada anak sebagai kegiatan tambahan, itu
membuat pengetahuan anak bertambah dan anak semakin
89
menyukai al-qur‟an. Dan untuk anak yang biasanya lebih banyak
menghabiskan waktunya untuk bermain, setelah memiliki jadwal
untuk belajar Al-qur‟an anak tersebut mengurangi kegiatan
bermainnya. Dan waktunya pun tidak terbuang sia-sia hanya untuk
bermain.
Anak tersebut menjadi rajin hadir dalam kegiatan belajar Alqur‟an. Anak itu pun menjadi disiplin waktu karena telah memiliki
jadwal. Dengan adanya sistem lomba pun anak semakin
bersemangat dan mempunyai banyak teman, banyak pengetahuan
dan pastinya bimbingan ustad ustadzah yang juga membuat anak
bertambah kedewasaannya.
D. METODE PENELITIAN
1. Desain Penelitian
Penelitian
dilakukan
secara
kualitatif
deskriptif
untuk
mengetahui perkembangan kemauan pada anak yang suka
membaca atau belajar dan mempelajari Al-Qur‟an. Penelitian
ini menggunakan metode interview jadi penelitian ini bersifat
alamiah.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitiannya adalah seorang anak perempuan.
Adapun data-datanya sebagai berikut :
Nama : Nuril Fajriah
Umur : 9 tahun
Tinggi : 125
90
Berat : 27 kg
Hobi
: Membaca Al-Qur‟an dan Mendengarkan solawat
Alamat : Desa Lubuk Harjo Kecamatan Bayung Lencir
Kabupaten MUBA
Belajar adalah sebagai suatu proses dimana seseorang
berubah perilakunya akibat pengalaman. Pengalaman dapat
diperolah
melalui
proes
belajar
dengan
mengamati,
mendengarkan, menghafalkan, mempraktekkan dan memikirkan
serta merefleksikan. Pengalaman akan menjadi pengetahuan.
demikian pula dengan pengetahuan Al-Qur‟an diperolah dengan
cara yang sama.
Belajar atau membaca al-qur‟an merupakan bagian dari
pengetahuan al-qur‟an, diperoleh dengan cara belajar, sehingga
tidak ada orang yang otomatis bisa, dalam belajar diperlukan waktu
91
tenaga dan biaya. Dan dalam belajar al-qur‟an tersebut yang paling
penting adalah kemauan anak itu sendiri untuk belajar.
Seberapa besar kemauannya mempelajari Al-qur‟an bisa
menunjang keberhasilan anak itu dalam belajar. Dukungan dan
motivasi orang tua pun juga sangat berpengaruh. Kemauan orang
tua untuk selalu mengingatkan anaknya dalam belajar Al-qur‟an itu
bisa mempengaruhi kemauan anak belajar Al-qur‟an.
92
GEJALA CAMPURAN
PERHATIAN, KELELAHAN
DAN SUGESTI......
93
A. PERHATIAN
Perhatian merupakan reaksi yang berasal dari seseorang
terhadap aktifitas daya konsentrasi fokus terhadap suatu obejek.
Ada beberapa yang mempengaruhi perhatian diantaranya factor
eksternal (benda-benda yang berhubungan dengan individu
stimulus) sedangkan dari factor internal (minat dan keinginan,
perasaan, kebiasaan).
1. Macam-macam perhatian
Terdapat 5 jenis perhatian, yaitu:
1. Perhatian Selektif (Selective Attention)
Perhatian selektif terdapat pada situasi dimana seseorang
memantau beberapa sumber informasi sekaligus.
2. Perhatian Terfokus (Focused Attention)
Perhatian terfokus mengacu pada situasi dimana seseorang
diberikan beberapa input namun harus fokus pada satu infut
saja selama selang waktu tertentu.37
3. Perhatian Terbagi (Divided Attention)
Perhatian
terbagi
terjadi
ketika
penerima
informasi
diharuskan menerima informasi dari berbagai sumber dan
melakukan beberapa jenis pekerjaan sekaligus.38
4. Perhatian yang terus menerus (Sustained Attention)
Perhatian terus menerus dilakukan penerima informasi yang
harus melihat sinyak atau sumber pada jangka waktu yang
37
Dewi Prasetia Danarjati dkk. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2013, hlm. 49-50.
38
Ibid, hlm, 50-51.
94
cukup lama .Dalam situasi ini sangat penting bagi penerima
informasi untuk menecegah kehilangan sinyal.
5. Kurang perhatian (Lack of Attention)
Kurang perhatian ini merupakan situasi dimana penerima
informasi tidak berkonsentrasi terhadap pekerjaannya.
Situasi ini disebabkan oleh kebosanan/kejenuhan dan
kelelahan.
2. Syarat-syarat agar perhatian mendapat manfaat sebanyakbanyaknya
a. Inhibisi (Pembatasan Lapangan Kesadaran)
Yaitu pelarangan atau penyingkiran isi kesadaran yang tidak
diperlukan,atau
menghalangi-halangi
masuk
ke
dalam
lingkungan kesadaran.
b. Apersepsi
Yaitu penggarahan dengan semua isi kesadaran,termasuk
tanggapan,pengertian
yang
telah
dimiliki
dan
bersesuaian/berhubungan objek pengertian.
c. Adaptasi (penyesuaian diri)
Peristiwa penyesuaian diri disebut adaptasi
3. Proses Atensi
Atensi dapat merupakan proses sadar maupun tidak sadar.
a. Proses otomatis tidak melibatkan kesadaran, misalnya
mengarahkan pandangan pada rangsangan yang menarik
secara kognisi.
95
b. Proses
terkendali
biasanya
dikendalikan
oleh
kesadaran,bahkan membutuhkan kesadaran untuk dapat
mengarahkan atensi secara terkendali.
Proses pembiasaan terhadap suatu hal lselain membentuk
proses
otomisasi,
namun
juga
membentuk
habituasi
yang
menyebabkan atensi menjadi berkurang pada hal-hal berkaitan
yang tidak menjadi fokus pembiasaan. Penginput data di computer
lebih memperhatikan point informasi yang biasa diinputnya, namun
kadang-kadang luput membaca iformasi yang berbeda dari
biasanya.Proses pembiasaan tidak hanya menjalankan tugas
atensi, namun juga tugas-tugas lainnya seperti motoric, mengingat
dan lain-lain.
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perhatian
a. Pembawaan
Adanya pembawaan tertentu yang berhubungan dengan
obejk yang sedang direaksi,maka sedikit atau banyak akan
timbul perhatian terhadap objek tertentu.
b. Latihan dan kebiasaan
Meskipun dirasa tidak ada bakat pembawaan tentang suatu
bidang,tetapi karena hasil pada latihan/kebiasaan,dapat
menyebabkan mudah timbulnya perhatian terhadap bidang
tersebut.39
c. Kebutuhan
Adanya
kebutuhan
tentang
sesuatu
memungkinkan
timbulnya perhatian terhadap objek tersebut. Kebutuhan
merupakan dorongan, sedangkan dorongan itu mempuyai
39
Ibid.hlm,51-52
96
tujuan yang harus dicurahkan kepadanya.Demi tercapainya
sesuatu tujuan,disamping perhatian perasaan juga dan
kemauan memberi dorongan yang tidak sedikit pengarunya.
d. Kewajiban
Didalam kewajiban terkandung tanggung jawab yang harus
dipenuhi,
entah
kewajiban
itu
cocok
atau
tidak,
menyenangkan atau tidak.Maka demi terlaksananya suatu
tugas,apa yang menjadi kewajibannya akan dijalankannya
dengan penuh perhatian.
e. Sehat tidaknya jasmani, segar tidaknya badan sangat
mempengaruhi perhatian kita pada suatu objek.
f. Suasana jiwa
Keadaan batin,perasaan,fantasi,pikiran dan sebagainya
sangat mempengaruhi perhatian kita,mungkin dapat juga
membantu juga dapat menghambat.
g. Suasana disekitar
Adanya bermacam perangsang disekitar kita, seperti
kegaduhan, keributan, kekacauan, temperature, social
ekonomi, keindahan dan sebagainya dapat mempengaruhi
perhatian kita.
h. Kuat tidaknya perhatian perangsang dari obejk itu sendiri
Berapa kuatnya perangsang yang bersangkutan dengan
objek perhatian sangat mempengaruhi perhatian kita.40
40
Ibid.hlm,53.
97
B. KELELAHAN
Kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh
terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan
setelah istirahat.Kelelahan diatur secara central oleh otak (Amrizal
2005).Menurut
Suma‟mur
(1996)
kelelahan
adalah
reaksi
fungsional dari pusat kesadaran yaitu Cortex Cerebri yang
dipegaruhi
oleh
2
(dua)
sistem
antagonistic
yaiu
sistem
penghambat (inhibisi) dan sistem penggerak (aktivasi) tetapi
semuanya bermuara kepada pengurangan kapasitas kerja dan
ketahanan tubuh.Kelelahan merupakan isyarat bahwa energy
tubuh kita menyusut dan menurun.Kelelahan merupakan keadaan
suatu individu,dmana terjadi penurunan kekuatan dan kekuatan
kontraksi otot serta perlambatan gerakan aktifitas yang sedang
dilakukannya.Hal ini dapat ditimbulkan oleh dua hal yaitu akibat
fisik (fisiologis atau kimia) dan akibat kelelahan mental (psikologis)
1. Sebab-sebab kelelahan
Kelelahan disebabkan karena berlangsungnya aktifitas atau
pekerjaan,baik aktifitas jasmani maupun rohani.
2. Macam-macam kelelahan
a. Kelelahan
jasmani:
Kekuatan
jasmani
berkurang,
sehingga tidak dapat melakukan sesuatu dengan
semestinya,maka itu mengalami kelelahan jasmani
b. Kelelahan rohani: Kekuatan jiwa berkurang, sehingga
tidak
dapat
melakukan
pekerjaan
psikis
dengan
semestinya,maka itu dikatakan mengalami kelelahan
rohani atau kelelahan jiwa.41
41
Ibid.hlm,53-54.
98
3. Pendapat-pendapat tentang kelelahan
a. Teori Inteksias
Inteksias artinya didalam badan kita terdapat atau terjadi
racun yang dapat menimbulkan kelesuhan42.Ini terjadi
pertukaran zat, peredaran darah dan pembakaran.
Karena
pertukaran
zat,
peredaran
darah
dan
pembakaran itu,timbullah berbagai benda sisa atau
“ampas”. Masuk kedalam peredaran darah dan akhirnya
masuk kedalam susunan urat syaraf. Disinilah bendabenda itu menyebabkan terbentuknya semacam benda
berbisa atau racun.Inilah yang menimbulkan rasa
lesu,baik jasmani maupun rohani,baik setempat maupun
seluruh tubuh.
b. Teori Biologis
Tokoh: Thorndike, teori ini termasuk teori baru yang
mencari sebab-sebab kelesuan dari hukum-hukum hidup
manusia.
Thorndike menunjukkan 2 peristiwa yang terjadi pada
manusia.Apabila ia bekerja agak lama ,akan terjadi:
a)
Pengurangan tenaga pada kita, menyebabkan
timbulnya kelesuan.
b)
Perasaan
lama,makin
kebosanan.pekerjaan
lama
dalam
menimbulkan
waktu
perasaan
bosan.Kebosanan berkuranglah perasaan puas
42
Abu Ahmadi.2009.Psikologi Umum.Jakarta:PT.Rineka Cipta.hlm,155.
99
pada pekerjaan.Hal ini dirasakan juga sebagai
kelesuan/kelelahan
4. Proses terjadinya kelelahan
Makanan yang mengandung glikogen dalam tubuh melalui
aliran darah.Setiap kontraksi dalam otot selalu diikuti reaksi
kimia (oksidasi glukosa) yang merubah glikogen tersebut
menjadi
tenaga,panas
dan
asam
laktat
(produk
sisa).Didalam tubuh dikenal fase pemulihan yaitu suatu
proses untuk merubah asam laktat menjadi glokogen
kembali dengan adanya oksigen dari pernafasan sehingga
memungkinkan otot-otot bisa bergerak secara kontinu ini
berarti keseimbangan kerja bisa dicapai dengan baik
apabila kera fisiknya tidak terlalu berat .Pada dasarnya
kelelahan ini timbul karena terakumulasinya produk sisa
dalam otot atau peredaran darah yang disebabkan tidak
seimbangnya antara kerja dan proses pemulihan.kelelahan
psikologis timbul dalam perasaan orang yang bersangkutan
dan terlihat dengan tingkah lakunya atau pendapatpendapatnya yang tidak konsekuen lagi serta jiwanya yang
labil dengan adanya perubahan walaupun sendiri dalam
kondisi lingkungan atau kondisi tubuhnya.
5. Akibat Kelelahan
Konsekuensi kelelahan kerja menurut Randalf Schuler
(1999) antara lain :
100
a. Pekerja
yang
mengalami
kelelahan
kerja
akan
berprestasi lebih buruk daripada pekerja yang masih
“semangat”
b. Memburuknya hubungan si pekerja dengan yang lain
c. Dapat mendorongnya tingkah laku yang menyebabkan
menurunnya kualitas hidup seseorang
6. Bekerja Peristiwa Dalam Gejala Perhatian
a. Preserverasi (Menahan)
Peristiwa ini terjadi kalau seseorang sangat terikat
perhatiannya pada sesuatu objek tertentu,sehingga
sukar melepaskan perhatiannya dari objek tersebut.
b. Adaptasi
Peristiwa
yang
selalu
berpindah-pindah,mudah
menyesuaikan diri dengan keadaan-keadaan baru.
c. Osilasi
Keadaan perhatian yang tidak tetap, timbul tenggelam,
kuat kendur, sering terputus-terputus.Hilangnya bagian
yang
tidak
tertangkap
itu
berbarengan
dengan
terputusnya peristiwa.
d. Perhatian bergerak
Peristiwa ini perhatiannya berserakan, seakan-akan
tidak mempunyai perhatian sama sekali terhadap apa
saja, peristiwa ini sebagai akibat adanya perseverasi.43
43
Dewi Prasetia.Op.Cit,hlm.54-56
101
7. Cara mengatasi kelelahan
Untuk
menghindari
keseimbangan
rasa
antara
lelah
diperlukan
masukan
sumber
adanya
datangnya
kelelahan tersebut (factor-factor penyebab kelelahan)
dengan jumlah keluaran yang diperoleh lewat proses
pemulihan (recovery) .Proses pemulihan dapat dilakukan
dengan cara antara lain memberikan waktu istirahat yang
cukup baik yang terjadwal atau terstruktur atau tidak dan
seimbang dengan tinggi rendahnya tingkat ketegangan
kerja.
Dengan
memperpendek
menghasilkan
memperpanjang
output
jam
jam
perjam
kerja
kerja
harian
sebaliknya
hairan
akan
akan
dengan
menjurus
memperlambat kecepatan kerja yang akhirnya berakibatnya
pada penurunan prestasi kerja per jamnya.
Kelelahan dapat dikurangi dengan berbagai cara yang
ditujukan kepada keadaan umum dan lingkungan fisik di tempat
kerja.Misalnya,banyak
hal
dapat
dicapai
dengan
jam
kerja,pemberian kesempatan istirahat yang tepat,kamar-kamar
istirahat,masa-masa libur dan rekreasi ,dan lain-lain.
Pengetrapan ergonomic dalam hal pengadaan tempat
duduk
meja
dan
bangku-bangku
kerja
sangat
membantu.Demikian pula organisasi proses produksi yang
tepat.Selanjutnya
usaha-usaha
perlu
ditujukan
kepada
kebisingan,tekanan panas,pengudaraan dan penerangan yang
baik. Disamping cara tersebut, tentang istirahat ini masih ada
beberapa kemungkinan :
102
a. Untuk menghilangka kelesuan jasmani,cukuplah kiranya
kalau orang menghentikan pekerjaan, duduk-duduk,
tidur,dan sebagainya
b. Untuk menghilankan kelesuan rohani,kadang-kadang
orang
tidak
cukup
dilakukan,tetapi
menghentikan
kadang-kadang
pekerjaan
orang
tidak
yang
perlu
menghentikan sepenuhnya pekerjaan jiwa/pikir yang
dilakukan.44
SUGESTI
1. Defenisi sugesti
Sugesti adalah pengaruh atas jiwa atau perbuatan
seseorang,sehingga pikiran,perasaan dan kemauannya
terpengaruh, dan dengan begitu orang mengakui atau
menyakini apa yang dikehendaki dari padanya. Sugesti
adalah pengaruh yang berlangsung terhadap kehidupan
psikis dan segenap perbuatan kita baik perasaan, pikiran
maupun kemauan kita yang dapat menguatkan pikiran.
Inti dari sugesti adalah didesakkan suatu keyakinan
kepada seseorang, yang olehnya diterima mentah-mentah
,tanpa
pertimbangan
mempengaruhi
yang
yang
dalam.
mendesakkan
Pihak
suatu
yang
keyakinan,
pendapat atau anggapan kepada orang lain.45 Pihak yang
dipengaruhi yang didesak untuk menurut dan menerima
pendapat atau tanggapan yang dikenakan kepadanya.
44
45
Abu Ahmadi. Psikologi Umum.Jakarta:PT.Rineka Cipta, 2009, hlm,156.
Dewi Prasetia.Op.Cit, hlm, 56-57.
103
Keterangan diatas bahwa sugesti adalah pengaruh yang
dikenakan kepada pihak lain,yakni yang sugesti.
Menyugesti orang berarti mempengaruhi proses kejiwaan
(pikiran,perasaan,dan kemauan) orang lain,sehingga orang
yang disugesti mengikuti dan berbuat apa seperti yang
disugestikan kepadanya.
1. Sugestif dan Sugestibel
a)
Sugestif
b)
Sesuatu yang mempunyai pengaruh sugesti yang
besar. Hal yang mempengaruhi sugesti ini tidak
dapat
ditentukan,
kadang-kadang
karena
kecakapan, kedudukan, kekayaan, kejujuran dan
sebagainya.
c)
Sugestibel
Ialah sifat-sifat yang mudah kena saran atau
sugesti.orang
yang
mudah
terkena
pengaruh
sugesti disebut sugestibel.
d)
Cara-cara yang menyugesti
1) Dengan membujuk
2) Dengan memuji
3) Dengan menakut-nakuti
4) Dengan
menunjukkan
kelebihan46
46
Ibid.hlm,57.
kekurangan
atau
104
e)
Alat-alat sugesti
Sehububungan dengan cara-cara menyugesti,kita
mengenal alat-alat untuk menanamkan pengaruh
sugesti kepada pihak lain :
1)
Mata (pandangan tajam, lemah lembut, dan
sebagainya)
2)
Roman muka (manis, kasih sayang, dan
sebagainya)
3)
Teladan (tingkah laku yang baik, sopan
santun, kejujuran dan sebagainya)
4)
Gambar (gambar majalah-majalah, mingguan,
buku-buku, dan sebagainya)
5)
Suara
(merdu,
sinis,
perintah,
dan
sebagainya)
6)
Warna (dalam reklame, sandiwara)
7)
Slogan atau semboyan (dalam pertempuran,
pembangunan,rapat-rapat dan demonstrasi)47
f)
Faedah sugesti didalam dunia pendidikan
1) Dengan
sugesti,anak
yang
malas,
yang
menderita rasa harga diri kurang dan anak
yang hamper putus asa, dapat menjadi sehat,
dengan sugesti yang positif.
2) Terutama dengan auto sugesti, anak dapat
mengalami semangat yang baru baginya.Ia
menyadari
47
Ibid.hlm,58.
kekuatan,
kelebihannya
dan
105
sebagainya. Dan tahulah ia tidak berbeda
dengan teman-temannya.
3) Dengan
sugesti
pelajaran-pelajaran
yang
sukar, menjadi agak mudah dirasakannya.
4) Dengan suri tauladan didalam mensugesti,
guru akan lebih mudah mencapai maksudnya,
daripada dengan tindakan yang kasar dank
keras.
5) Dengan suara yang lemah lembut,sinar mata
yang jernih, roman muka yang berseri dan
bujukan
yang
manis,guru
biasanya
berhasil mencapai maksudnya.48
48
Agus Sujanto.Psikologi Umum.Jakarta:Bumi Asih, 2012, hlm,98-99.
lebih
106
Mini Riset Tentang Gejala Campuran
Rendahnya perhatian orang tua terhadap
perkembangan anak (Pendidikan)
1. Identitas
Nama
: M.Sulton
Jenis kelamin
: Laki-laki
Tempat,tanggal lahir : Jambi,05 Januari 2010
Pendidikan
: Kelas 1 Sekolah Alam Alfath Jambi
Tanggal Observasi
: 01 Maret - 20 Maret 2017
Tempat Observasi
: Sekolah Alam Alfath Jambi
2. Tujuan Observasi
Adapun tujuan observasi ini dilakukan sebagai berikut :
a. Mengetahui seberapa besar pengaruhnya perhatian yang
diberikan orang tua kepada anak
b. Mengetahui stimulus apa saja yang telah orang tua
berikan kepada anak sebelum masuk ke pendidikan
formal (sekolah)
c. Mengetahui seberapa besar pengaruhnya sugesti orang
tua yang diberikan kepada anak
d. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kelelahan
pada anak (objek observasi)
3. Metode Observasi
a. Penelitian langsung dilakukan di lapangan atau kepada
responden (objek observasi)
b. Pendekatan kualitatif
107
Karena penelitian ini berorientasi pada fenomena atau
gejala
yang
bersifat
alami.Prosedur
penelitian
ini
menghasilkan data deskritif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang atau pelaku yang diamati.
4. Sumber Data
a. Sumber Data Primer
Merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media
perantara)
b. Sumber Data Sekunder.
Merupakan sumber yang tidak langsung memberikan
data kepada pengumpul data.
5. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara
Menanyakan sesuatu kepada seseorang yang menjadi
informan atau responden.
b. Dokumentasi
Setiap bahan tertulis atau foto
6. Teknik Analisis Data
Proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dengan cara mengorganisasikan data ke dalam
unit-unit,melakukan
sintesa,
menyusun
ke
dalam
pola,memilih mana yang penting dan akan dipelajari serta
membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri
sendiri maupun orang lain.
108
7. Observasi
Setelah melakukan serangkaian pengamatan dan penelitian,
akhirnya peneliti dapat menyimpulkan beberapa hal terkait
dengan perkembangan objek observasi
a. Diusia pertumbuhan menjelang masuk ke pendidikan
formal, anak minim stimulus (rangsangan) dan tidak
mendapat banyak rangsangan yang mempengaruihi
kecerdasan berfikirnya (kognitif),sehingga sedikit sekali
ilmu pengetahuan yang anak ketahui.
b. Orang tua kurang mengeksplor minat dan bakat anak.
Anak
bermain
atau
melakukan
sesuatu
yang
menyenangkan baginya tanpa ada pengarahan dan
motivasi
yang
memberikan
nilai-nilai
pengetahuan
sehingga anak menjadi tidak berkembang.
c. Kurangnya komunikasi orang tua dan anak. Anak jarang
diajak bercerita terkait kegiatannya baik di rumah
maupun diluar rumah. Anak menjadi kesulitan untuk
berkomunikasi diluar lingkungan keluarganya karena
tidak memiliki rasa percaya diri yang baik dan tidak
menguasai banyak kosa kata.
d. Waktu yang terbatas. Kesibukan orang tua diluar rumah
membuat anak jarang memiliki quality time bersama
orang tua.
e. Rendahnya semangatbelajar. Anak kurang antusias saat
belajar dan kurangnya rasa ingin tahuterhadap hal-hal
baru serta anak mudah lelah saat belajar karena tidak
terlatih untuk berfikir.
109
8. Analisis berupa tabel
NO
INDIKATOR
PENILAIAN
A
B
C
KETERANGAN
D
1
Antusias
√
2
Rajin
√
3
Cermat
√
4
Ingin tahu
√
5
Berani
√
6
Sopan
7
Tanggung jawab
√
8
Sabar
√
9
Disiplin
√
10
Jujur
11
Kerjasama
√
√
√
110
BERFIKIR......
111
A. BERFIKIR
1. Pengertian Berfikir
Pikiran
adalah
memungkinkan
gagasan
seseorang
dan
untuk
proses
mental.
mempresentasikan
Berfikir
dunia
sebagai model dan memberikan perlakuan terhadapnya secara
efektif sesuai dengan tujuan, rencana, dan keinginan. Kata yang
merujuk pada konsep dan proses yang sama diantaranya kognisi,
pemahaman, kesadaran, gagasan dan imajinasi.
Berfikir melibatkan manipulasi otak terhadap informasi, seperti
saat kita membentuk konsep, terlibat dalam pemecahan masalah,
melakukan penalaran, dan membuat keputusan. Berfikir adalah
fungsi kognitif tingkat tinggi dan analisis proses berfikir menjadi
bagian dari psikologi kognitif.
Berfikir
merupakan
ciri
utama
bagi
manusia
untuk
membedakan manusia dengan makhluk lain. Berfikir juga disebut
sebagai proses bekerjanya akal, manusia dapat berfikir karena
manusia berakal. Akal merupakan intinya, sebagai sifat hakikat,
sehingga manusia dapat di jelaskan sebagai makhluk yang
berakal. Akal merupakan salah satu unsur kejiwaan manusia
untuk mencapai keindahan dan kehendak untuk mencapai
kebaikan.
Dengan akal inilah, manusia dapat berfikir untuk mencari
kebenaran hakiki.49
2. Proses Berfikir
a. Pembentukan Pengertian
49 Dwi Prasetia Danarjati dkk, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2013), hlm.60.
112
Pengertian, atau lebih tepatnya disebut pengertian
logis di bentuk melalui tiga tingkatan, sebagai berikut :
1) Menganalisis ciri-ciri dari sejumlah obyek yang
sejenis. Obyek tersebut kita perhatikan unsur unsurnya satu demi satu. Misalnya membentuk
pengertian manusia. Kita ambil manusia dari
berbagai bangsa lalu kita analisa ciri -ciri misalnya
:50
Manusia Indonesia, ciri - cirinya :
a) Mahluk hidup
b) Berbudi
c) Berkulit sawo matang
d) Berambut hitam dan sebagainya.
Manusia Eropa, ciri - cirinya :
a) Mahluk hidup
b) Berbudi
c) Berkulit Putih
d) Berambut pirang atau putih
e) Bermata biru terbuka, Dan sebagainya
2) Membanding - bandingkan ciri tersebut untuk
diketemukan ciri - ciri mana yang sama, mana
yang tidak sama, mana yang selalu ada dan
mana yang tidak selalu ada mana yang hakiki dan
mana yang tidak hakiki.
3) Mengabstraksikan,
yaitu
menyisihkan,
membuang, ciri-ciri yang tidak hakiki, menangkap
50 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Grafindo Persada, 2014), hlm. 55
113
ciri-ciri yang hakiki. Pada contoh di atas ciri - ciri
yang hakiki itu ialah: Makhluk hidup yang berbudi.
51
b.
Pembentukan Pendapat
Membentuk pendapat adalah meletakkan hubungan
antara dua buah pengertian atau lebih. Pendapat
yang dinyatakan dalam bahasa disebut kalimat, yang
terdiri dari pokok kalimat atau subyek dan sebutan
atau predikat.
Selanjutnya pendapat dapat dibedakan menjadi 3 macam
yaitu :
1. Pendapat Afirmatif atau positif, yaitu pendapat yang
menyatakan keadaan sesuatu.
2. Pendapat Negatif, yaitu Pendapat yang menidakkan,
yang secara tegas menerangkan tentang tidak
adanya sesuatu sifat pada sesuatu hal.
3. Pendapat
Modalitas
Pendapat
yang
atau
kebarangkalian,
menerangkan
kemungkinan-kemungkinan
yaitu
kebarangkalian,
sesuatu
sifat
pada
sesuatu hal.
c.
Penarikan Kesimpulan atau Pembentukan Keputusan
Keputusan
adalah
hasil
perbuatan
akal
untuk
membentuk pendapat baru berdasarkan pendapatpendapat yang telah ada. Ada 3 macam keputusan,
Yaitu :
51 Ibid, hlm.56
114
1. Keputusan induktif
yaitu keputusan yang diambil dari pendapat pendapat khusus menuju ke satu pendapat
umum.
2. Keputusan Deduktif
Keputusan Deduktif ditarik dari hal yang umum ke
hal
yang
khusus,
Jadi
berlawanan
dengan
keputusan induktif.
3. Keputusan Analogis
Keputusan
Analogis adalah Keputusan yang
diperoleh dengan jalan membandingkan atau
menyesuaikan dengan pendapat - pendapat
khusus yang telah ada.52
3. Bentuk-Bentuk Berfikir
a. Berpikir dengan pengalaman (routine thinking)
Dalam
bentuk
berpikir
ini
kita
banyak
giat
menghimpun berbagai pengalaman, dari berbagai
pengalaman pemecahan masalah yang kita hadapi.
Kadang-kadang satu pengalaman dapat dipercaya
atau dilengkapi oleh pengalaman-pengalaman yang
lain.
b. Berpikir representatif
Dengan berpikir representatif, kita sangat bergantung
pada ingatan-ingatan dan tanggapan-tanggapan saja.
Tanggapan-tanggapan dan ingatan-ingatan tersebut
52
Ibid, hlm.58
115
kita gunakan untuk memecahkan masalah yang kita
hadapi.
c. Berpikir kreatif
Dengan berpikir kreatif, kita dapat menghasilkan
sesuatu
yang
baru,
menghasilkan
penemuan-
penemuan baru. Kalau kegiatan berpikir kita untuk
menghasilkan
sesuatu
dengan
menggunakan
metode-metode yang telah dikenal, maka dikatakan
berpikir produktif, bukan kreatif.
d. Berfikir Reproduktif
Dengan berfikir ini, kita tidak menghasilkan sesuatu
yang baru, tetapi hanya sekadar memikirkan kembali
dan
mencocokkan
dengan
sesuatu
yang
telah
dipikirkan sebelumnya.
e. Berfikir rasional
Untuk menghadapi suatu situasi dan memecahkan
masalah di gunakanlah cara-cara berfikir logis. Untuk
berfikir ini tidak hanya sekedar mengumpulkan
pengalaman, membanding-bandingkan hasil berfikir
yang telah ada, melainkan dengan keaktifan akal kita
memecahkan masalah.53
53 Abu Ahmadi, Psikologi Umum, (Jakarta :Rineka Cipta, 2009), hlm.174
116
4. Tingkatan-tingkatan Berfikir
Gejala berfikir tidak berdiri sendiri, dalam aktivitasnya
membutuhkan bantuan dari gejala jiwa yang lain.
Dalam menghadapi masalah-masalah yang sangat
pelik, kadang-kadang kita membutuhkan supaya
persoalan yang kita hadapi menjadi lebih konkret.
Sehubungan dengan ini ada beberapa tingkatan
berfikir :
a. Berfikir Konkret
Dalam tingkatan ini kegiatan berfikir masih
memerlukan situasi-situasi yang nyata/konkret.
Berfikir
membutuhkan
pengertian
sedangkan
pengertian yang di butuhkan pada tingkat ini
adalah pengertian yang konkret.
b. Gejala Skematis
Walaupun pada tingkat ini kita tidak berhadapan
dengan situasi nyata, tetapi dengan pertolongan
coret coret ini dapat memperlihatkan hubungan
persoalan yang satu dengan yang lain.54
B. INTELEGENSI
1. Pengertian Intelegensi
Intelegensi merupakan suatu perbuatan yang disertai dengan
perbuatan dan pengertian.
54
Ibid, hlm.175
117
a. (K.Bunler). Intelegensi adalah kemampuan individu untuk
berfikir dan bertindak secara terarah, serta mengolah dan
menguasai lingkungan secara efektif.55
b. Menurut W. Stern, intelegensi adalah kesanggupan jiwa
untuk dapat menyesuaikan diri dengan cepat dan tepat
dalam suatu situasi yang baru.
c. Menurut V. Hees, intelegensi adalah sifat kecerdasan jiwa.
Inteligensi menurut hasilnya, dibagi dua :
1. Intelegensi praktis → inteligensi untuk dapat mengatasi
suatu situasi yang sulit dalam suatu kerja, yang
berlangsung secara cepat dan tepat.
2.
Intelegensi teoritis → inteligensi untuk mendapatkan
suatu pikiran penyelesaian soal dengan cepat dan
tepat.56
Faktor-faktor yang mempengaruhi intelegensi :
1. Pembawaan
2. Kematangan
3. Pembentukan
4.
Minat
d. Menurut Binet dan W. Stern, intelegensi tidak dapat
dikembangkan.
e. Namun, Prof. Kohnstamm berpendapat lain. Intelegensi
dapat dikembangkan, walaupun hanya dari segi
kualitasnya saja, dengan ketentuan :
1. Pengembangan itu hanya sampai pada batas
kemampuannya saja.
55
56
Dwi, Op.Cit, hlm.61
Agus Sujanto, Psikologi Umum, (Jakarta : Bumi Aksara, 2012), hlm.66
118
2. Dibatasi oleh mutu intelegensi.
3. Bergantung pada cara pikir seseorang.57
2. Macam-macam Intelegensi
a. Intelegensi terikat dan terbatas
Yaitu intelegensi suatu makhluk yang bekerja dalam
situasi-situasi
pada
lapangan
pengamatan
yang
berhubungan langsung drngsn kebutuhan vital yang harus
segera di puaskan.
b. Intelegensi menciptakan dan meniru
1) Intelegensi
menciptakan
yaitu
kesanggupan
menciptakan tujuan-tujuan baru dan mencari alat-alat
yang sesuai guna mencapai tujuan itu.
2) Intelegensi meniru ialah kemampuan menggunakan
dan mengikuti pikiran atau hasil penemuan orang lain,
baik yang dibuat, yang di ucapkan, maupun yang
ditulis.58
57 Ibid, hlm.67
58 Abu, Op.Cit, hlm.181
119
Hasil Mini Riset (Tentang Berpikir)
1. Identitas Subjek
Nama Lengkap
: Muhammad Fajar
Tempat, Tanggal lahir
: Jambi, 20 September 2011
Usia
: 6 tahun
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Nama Sekolah
: TK Al-Hidayah talang bakung
Alamat
: Jl. Lkr. Selatan No.71, RT.15, Talang
Bakung, Jambi.
Nama Orang Tua (Pekerjaan)
Ayah
: Jumardin (Wiraswasta)
Ibu
: Eka (PNS)
120
2. Penilaian Proses Dan Hasil Belajar
No
Nama
Siswa
1
M. Fajar
Point Dan Hasil Penilaian
Intelegensi
Disiplin
Daya Berpikir
BT MT MB SM BT MT MB SM BT MT MB SM
√
√
√
a. Penilaian Dalam Belajar
Keterangan:
BT
: Belum Terlihat
MT
: Mulai Terlihat
MB
: Mulai Berkembang
SM
: Sudah Membudaya
Berilah tanda centang () pada kolom yang sesuai
b. Penilaian Daya Berpikir Dan Intelegensi:
1. Daya Berpikir Dalam Menyikapi Pertanyaan guru
2. Disiplin Saat Belajar
3. Intelegensi dan memahami disaat Guru Menerangkan
Pelajaran
121
Keterangan :
Kriteria
Penilaian
No
1
Nama
Siswa
M. Fajar
Baik Sekali
(BB)
BS
Baik
(B)
Cukup
(C)
Perlu Bimbingan
(PBB)
Point Dan Hasil Penilaian
3
2
1
B C PBB BS B C PBB BS B C PBB
√
√
√
122
Ilmu-ilmu
Jiwa yang lain.....
123
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku
manusia dan proses mental. Psikologi merupakan cabang ilmu yang
masih muda atau remaja. Sebab, pada awalnya psikologi merupakan
bagian dari ilmu filsafat tentang jiwa manusia. Menurut plato, psikologi
berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat, hakikat, dan hidup
jiwa manusia (psyche = jiwa: logos = ilmu pengetahuan).
Jiwa itu merupakan pengertian yang abstrak, tidak bisa dilihat dan
belum bisa diungkapkan secara lengkap dan jelas, maka orang lebih
cenderung mempelajari “ jiwa yang memateri ” atau gejala “jiwa yang
meraga/ menjasmani”, yaitu bentuk tingkah laku manusia (segala
aktivitas, perbuatan, penampilan diri) sepanjang hidupnya.
Oleh karena itu, Psikologi butuh berabad-abad lamanya untuk
memisahkan diri dari ilmu filsafat. Psikologi sebagai ilmu yang
meneropong atau mempelajari keadaan manusia, sudah barang tentu
psikologi mempunyai hubungan dengan ilmu-ilmu lain yang samasama mempelajari tentang keadaan manusia.
Hal ini akan memberi gambaran bahwa manusia sebagai makhluk
hidup tidak hanya dipelajari oleh psikologi saja, tetapi juga dipelajari
oleh ilmu-ilmu lain. Psikologi dengan ilmu lain sangat berkaitan dan
bersifat timbal-balik.
Perilaku manusia tidak hanya dipelajari oleh psikologi, tetapi juga
oleh Antropologi, Kedokteran, Sosiologi, Manajemen dan beberapa
cabang Linguistik. Semua ini. yang membedakan Psikologi dari ilmuilmu prilaku lain adalah bahwa psikologi lebih menaruh perhatian pada
perilaku manusia sebagai individu.
Sedangkan antropologi, sosiologi dan manajemen lebih pada
perilaku manusia sebagai kelompok. Kedokteran memang menaruh
124
perhatian pada perilaku individu, tetapi lebih menekan gejala-gejala
fisik dan Psikologi lebih pada gejala-gejala mental
A. Ilmu Jiwa Modern
Ilmu jiwa dalam perkembangnnya juga mengalami suatu revolusi.
Dan sesudah itu, ilmu jiwa disebut ilmu jiwa modern. Sesuai dengan
kemajuan pikiran manusia, maka ilmu jiwa yang telah ada pada waktu
itu tidak lagi memuaskan. Karena ilmu jiwa waktu itu masih bernaung
dibawah payung filsafat.belum berdiri sendiri sebagai cabang ilmu
pengetahuan ilmiah yang mempunyai bahan penyelidikan dan metode
sendiri.
1. Perbedaan khas antara ilmu jiwa modern dan ilmu jiwa
sebelum revolusi, dapat kita sebutkan :
a. Telah lepas dari filsafat dan berdiri sendiri.
b. Telah mempunyai metode penyelidikan tertentu
c. Mempunyai cara tertentu didalam objek yang diselidiki,
meski objeknya sebagian masih tetap kesadaran.59
2. Aliran - Aliran Ilmu Jiwa yang timbul sesudah revolusi itu ialah:
a. Behavorisme dan Psychorefleksologi yang pertama di
Amerika, yang kedua di Rusia, dan keduanya mempunyai
arah yang sama.
b. Dieptepsychologi, di swiss
c. Denkpsychologi, di jerman
d. Gestaltpsychologi, juga dijerman
e. Ilmu jiwa soasial dan sebagainya.60
59
60
Abu Ahmadi, Psikologi Umum (Jakarta,Rineka Cipta,2009) hlm.212
Ibid, hlm.213
125
B. Ilmu Jiwa Dalam
Ilmu jiwa itu disebut Dieptepsychologi, sebab yang digunakan
sebagai objek ialah ketidaksadaran. Oleh karena itu ketidaksadaran
terletak lebih dalam (diapte) maka ilmu jiwa itu disebut ilmu jiwa
dalam.
Freud berpendapat bahwa ilmu jiwa sebenarnya tidak cukup
dengan menyelidiki kesadaran saja, sebab yang lebih penting dan
berpengaruh besar pada kehidupan jiwa kita sehari-hari, yaitu
ketidaksadaran.
Kesadaran
memang
perlu
mendapat
penyelidikan.
tetapi
ketidaksadaranlah yang seakan - akan mengemudikan hidup kejiwaan
kita sehari-hari. Misalnya dalam kehidupan sehari - hari , sering
terdapat salah bicara, salah tulis, post hipnosis, dan sebagainya.
Yang semuanya ini adalah bersumber utama pada ketidaksadaran61,.
C. Ilmu Jiwa Kepribadian
Kata personality dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa
Yunani kuno prosopon atau persona, yang artinya „topeng‟ yang biasa
dipakai artis dalam teater. Para artis itu bertingkah laku sesuai
dengan ekspresi topeng yang dipakainya, seolah-olah topeng itu
mewakili
ciri
kepribadian
tertentu.
Jadi
konsep
awal
pengertian personality (pada masyarakat awam) adalah tingkah laku
yang ditampakkan ke lingkungan social, kesan mengenai diri yang
diinginkan agar dapat ditangkap oleh lingkungan sosial.62
Wstern adalah seorang ahli ilmu jiwa. Ia adalah profesor di
hamburg, menurut nya ada beberapa arti dari personalistik yaitu:
61
62
Abu Ahmadi, Psikologi Umum (Jakarta, Rineka Cipta, 2009) hlm.215
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan (Jakarta, Rajawali Pers, 2014) hlm.320
126
1. Personalistik
adalah
ilmu
yang
menjadi
dasar
untuk
mempelajari manusia, misalnya: ” ilmu jiwa, ilmu tubuh, ilmu
hayat”.
2. Personalistik adalah ilmu pengetahuan tentang pribadi,
angnetral, artinya yang tidak terkena oleh antara tubuh dan
jiwa.
3. Personalistik adalah ilmu jiwa pengalaman . sebab segala
sesuatu yang bersifat metafisis dikesampingkan.
Ada
beberapa
kata
atau
istilah
yang
oleh
masyarakat
diperlakukan sebagai sinonim kata personality, namun ketika istilah istilah itu dipakai di dalam teori kepribadian diberi makna berbeda beda.
Sampai sekarang, masih belum ada batasan formal personality
yang mendapat pengakuan atau kesepakatan luas dilingkungan ahli
kepribadian. Masing-masing pakar kepribadian membuat definisi
sendiri-sendiri sesuai dengan paradigma yang mereka yakini dan
fokus analisis dari teori yang mereka kembangkan63
D. Ilmu Jiwa Sosial
Psikologi sosial adalah cabang dari ilmu pengetahuan psikologi.
Dimana psikologi dapat dibagi-bagikan kedalam psikologi umum dan
psikologi
khusus,
dimana
psikologi
umum
bermaksud
untuk
menyelidiki dan menerangkan kegiatan -kegiatan manusia pada
umumnya, Sedangkan psikologi khusus bermaksud menerangkan
dan menyelidiki segi - segi khusus dari kegiatan jiwa itu.
63
Op.Cit, Abu Ahmadi, hlm.229
127
Diantara beberapa cabang psikologi khusus, terdapat psikologi
sosial yang menguraikan
dan menerangkan
kegiatan-kegiatan
manusia khususnya kegiatan dalam berhubungan dengan situasisituasi sosial dan situasi sosial itu adalah situasi dimana terdapat
interaksi (hubungan timbal balik) antar orang ataupun antar orang dan
hasil kebudayaan orang.
a. Ilmu jiwa sosial adalah masih sangat muda usianya :
1. Karena masih muda maka sifatnya belum bertaraf ilmiah.
Artinya, apa yang dibicarakan belum merupakan suatu
hasil penyelidikan yang dalam dan teliti serta dengan
metode yang teruji.
2. Kata sosial, dari kata latin societas, yang artinya
masyarakat. Kata societas dari kata socius, yang artinya
teman, dan selanjutnya kata sosial berhubungan antara
manusia yang satu dengan manusia yang lain dalam
bentuknya yang berlainan, misalnya: keluarga, sekolah,
organisasi dan sebagainya.64
b. Pokok-pokok Ilmu Jiwa Sosial
Untuk sekedar memperoleh bayangan mengenai hal-hal yang
dipelajari dalam ilmu jiwa sosial itu, berikut beberapa pokokpokok ilmu jiwa sosial diantaranya :Mengenai hubungan antar
manusia
1. Sifat-sifat dan struktur kelompok
2. Pembentukan norma sosial
64
Ibid, hlm.232
128
3. Peranan kelompok dalam perkembangan individu
4. Mengenai kepemimpinan
5. Mengenai dinamika kelompok
6. Mengenai sikap social
7. Mengenai perrubahan sikap social
E. Ilmu Watak
Karakterologi, adalah istilah belanda, berasal dari kata karakter,
yang berarti watak logis, yang berarti ilmu. Jadi karakterologi dapat
kita indonesiakan menjadi ilmu watak.
kata karakter juga berasal dari kata yunani: charas sein yang
berarti [mula mula] coretan atau goresan .kemudian berarti stempel
atau gambaran yang di tinggalkan oleh stempel itu . jadi di sini kita
menganggap bahwa tingkah laku manusia adalah pencerminan dari
seluruh pribadinya, dan secara sepintas, itulah watak manusia itu,
ilmu itu telah lama sekali dikenal oleh manusia.
Seiring kita lihat perbedaan prinsp yang sering dikacaukan yaitu
tentang : Konsitusi jasmani dan Tempramen dan watak. Karena itu,
dalam menggolongkan (mentype) nanti juga atas golongan ini. Jadi
tipe-tipe
manusia
menurut
konstitusi
jasmanina,
menurut
tempramennya, dan menurut wataknya.
Tentang tipe-tipe manusia dapat disebutkan sebagai berikut ,
menurut :
1. Johan Gasper Lavator.
“type manusia menurut bentuk tubuh”
129
2. Menurut Gall
Ia mentipe manusia bahwa orang yang bertengkorak besar
biasanya pandai, karna orang itu memiliki otak yang besar
pula.
3. Menurut Galenus
Galenus membagi atas dasar campuran dari zat cair yang
terdapat pada tubuh manusia. Menurut galenus, didalam
tubnuh manusia terdapat darah, lendir, empedu kuning,
empedu hitam, bakat, pendidikan, pengalaman, alam sekitar.
130
Hasil Mini Riset (Gejala Psikologi)
A. Identitas Subjek
Nama Lengkap
: M.Yudhi Setiawan
Nama Panggilan
Yudi
Tempat, Tanggal lahir
: Jambi, 06 Maret 2000
Usia
: 17 Tahun
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Nama Sekolah
: SMK Negeri 02
Kota Jambi
Alamat
: Jl.Abdul Chatab Lrg.Sakura RT.
020
Nama Orang Tua (Pekerjaan)
Ayah
: Elvis Sugianto (Guru)
Ibu
: Siti Zaha (IRT)
:
131
WAWANCARA
(Wawancara dilakukan kepada anak SMA tingkat akhir yang akan
menghadapi ujian nasional yang diselenggarakan pada tanggal 3
sampai 6 april 2017)
Saya
: Assalamualiakum Wr.Wb dik
Narasumber : Waalaikum Salam Wr.Wb
Saya
: Maaf mengganggu waktunya semoga berkenan untuk
wawancara singkat ini
Saya
: Bagaimana persiapan adik menjelang Ujian Nasional
mendatang ?
Narasumber : Pastinya saya sangat sibuk dalam mempersiapkannya
dan lebih banyak lagi mempelajari materi serta kisi-kisi
yang diberikan oleh guru
132
Saya
: Bagaimana mensiasati waktu belajar , sedangkan Ujian
berlangsung sebentar lagi ?
Narasumber : Pastinya saya lebih memanfaatkan waktu lagi misalnya
dengan bangun lebih pagi serta malam hari lebih sedikit
larut tidurnya
Saya
: Kendala apa yang di hadapi menjelang Ujian nasional
Narasumber : Kendala tidak terlalu banyak, hanya saja ketakutan dan
kecemasan dalam menghadapinya membuat kurang
percaya diri namun harus tetap saya
atasi.
Saya
: Apakah kamu mendapat dukungan atau perhatian
penuh dari orang-orang terdekat ?
Narasumber : Ya keluarga sangat mendukung saya terutama ibu.
Saya
: Selain belajar hal apa yang kamu persiapkan dalam
menghadapi ujian nasional ini ?
Narasumber : Mempersiapkan mental karena dalam menghadapi
ujian nanti saya harus fokus, banyak berdoa dan lebih
ditingkatkan lai ibadahnya, serta menjalin
kekompokan dan lebih dekat lagi dengan teman-teman
Saya
:Baiklah terimakasih atas wawancara singkatnya
semoga sukses ujian nasional nya ya
Narasumber : Iya terimakasih.
133
B. KEPRIBADIAN SOSIAL ANAK
HASIL OBSERVASI
SEBELUM UJIAN NASIONAL BERLANGSUNG
KEPRIBADIAN
NO
ANAK
1
Baik
2
Kedewasaan
3
Ketaatan
5
4
3
2
1
KET
√
√
√
Beribadah
4
Rajin
√
5
Ramah
√
6
Santun
√
7
Semangat
√
HASIL OBSERVASI
MENJELANG UJIAN NASIONAL BERLANGSUNG
KEPRIBADIAN
NO
ANAK
1
Baik
2
Kedewasaan
3
Ketaatan
5
4
√
√
√
Beribadah
√
4
Rajin
5
Ramah
6
Santun
√
7
Semangat
√
√
3
2
1
KET
134
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi. Psikologi Umum. 2009. Jakarta: Rineka Cipta.
2009.
Agus Sujanto. Psikologi Umum. Bumi Aksara. Jakarta:
2012.
Agus Sujanto. Psikologi Umum. Jakarta: Bumi Aksara.
2012.
Agus Suyanto. Psikologi umum. Jakarta: Penerbit Aksara
Baru, 1971.
Aliah B. Purwakania Hasan. Psikologi Perkembangan
Islam. Jakarta : PT Raja Grafindo, 2008.
Dokumentasi Kegiatan Mini Riset.
Dwi Prasetia Danarjati. Adi Murtiadi, Ari Ratna Ekawati,
Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Graha Ilmu. 2013.
Dwi Prasetya Danarjati, Adi Murtiadi dan Ari Ratna
Ekawati. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2013.
Dwi Prasetya Danarjati, Adi Murtiadi, Ari Ratn Ekawati,
Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013.
Hamka. Tasawuf. Pustaka Abdi Bangsa. Jakarta: 2016.
http://www.academia.edu>Psikologi_sosial.html
Kamanto Sunarto. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2004.
M. Ngalim Purwanto. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2010.
Purwa Atmaja Prawira. Psikologi Umum. Yogyakarta: Arruzz Media. 2016.
135
Purwa Atmaja prawira. Psikologi Umum. Yogyakarta: ArRuzz Media. 2016.
S. Nasution. Sosiologi Pendidikan Ed.2 Cet.1. Jakarta:
Bumi Aksara Robinshon, Philip. 1994.
Sumadi Suryabrata. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta:
Rajawali. 2009.
Download