1 Psikologi: Metode, Hubungan Psikologi dengan Ilmu-Ilmu Lain, Tujuan mempelajari psikologi dan Sejarah Psikologi..... 2 A. METODE PSIKOLOGI Metode tertua yang digunakan dalam lapangan psikologi ialah Spekulasi. Akan tetapi akibat perkembangan ilmu perkembangan pada umumnya dan psikologi pada khususnya akhirnya metode ini ditinggalkan dan dirintislah metode baru yang didasarkan atas pengalaman-pengalaman (Empiris). Pada dasarnya metode penelitian dapat dibedakan atas 2 bagian besar yaitu Metode Longitudinal dan Metode Crossectional. 1. Metode Longitudinal Metode ini merupakan metode penelitian yang membutuhkan waktu yang relative lama untuk mencapai suatu hasil penelitian. Dengan metode ini penelitian dilakukan hari demi hari, bulan demi bulan bahkan mungkin tahun demi tahun. Karena itu apabila dilihat dari segi perjalanan penelitisn ini adalah secara vertikal. 2. Metode Cross-sectional Merupakan suatu metode penelitian yang tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama didalam melakukan penelitian. Dengan metode ini dalam waktu yang relatif singkat dapat disimpulkan bahan yang banyak. Jadi kalau dillihat dari jalannya metode ini merupakan penelitian Horisontal. Untuk lebih terperinci dapat di kemukakan metode-metode yang digunakan dalam lapangan psikologi sebagai berikut: 3 a. Metode Introspeksi Introspeksi adalah Melihat kedalam (intro = kedalam dan speksi;spectare = melihat).1 Metode ini merupakan suatu metode penelitian dengan melihat peristiwa-peristiwa kedalam dirinya sendiri b. Metode Introspeksi eksperimental Metode ini merupakan metode penggabungan dari introspeksi dengan eksperimen. Dengan jalan eksperimen, maka sipat subjektivitas dari metode introspeksi akan dapat diatasi. Pada metode introspeksi murni hanya dari penelitian yang menjadi objek. Tetapi pada introspeksi eksperimental jumlah subjek banyak, yaitu orang orang yang dieksperimentasi itu. c. Metode Ekstropeksi Artinya Melihat Keluar. Metode ini dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang terdapat pada metode introspeksi. Pada metode ekstropeksi subjek penelitian bukan dirinya sendiri tetapi orang lain. Dengan demikian diharapkan adanya sipat yang objektif dalam penelitian itu. d. Metode Kuesioner Kuesioner sering pula disebut angket merupakan metode penelitian dengan menggunakan saftar pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang yang menjadi subjek dari penelitian tersebut 1 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), hlm. 4 4 e. Metode Interview Merupakan metode penelitian dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan secara lisan.2 f. Metode Biografi Merupakan metode tulisan tentang kehidupan seseorang yang merupakan riwayat hidup. Dalam biografi, orang menguraikan tentang keadaan, sikap-sikap ataupun sifatsifat lain mengenai orang yang bersangkutan. g. Metode Analisis Karya Merupakan suatu metode penelitian yang dengan mengadakan analisis dari hasil karya. h. Metode Klinis Metode ini mula-mula timbul dalam lapangan klinik untuk mempelajari keadaan orang orang yang jiwanya terganggu (abnormal). i. Metode Testing Merupakan metode penelitian yang menggunakan soalsoal, pertanyaan-pertanyaan, atau tugas lain yang telah distandarisasikan. j. Metode Statistik Pada umumnya metode ini digunakan untuk mengadakan penganalisisan terhadap materi atau data yang telah dikumpulkan dalam suatu penelitian. 2 Ibid, hlm 5- 6 5 B. HUBUNGAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DENGAN ILMU-ILMU LAIN Landasan pertama melihat hubungan psikologi pendidikan dengan ilmu-ilmu lain adalah bahwa obyek materi psikologi ini jelas yakni manusia.. Berikut dapat dilihat uraian yang membahas kaitan dari disiplin prikologi pendidikan dengan disiplin lainnya: 3 1. Psikologi Pendidikan dengan Antorpologi Antorpologi secara etimologi berarti ilmu tentang manusia,antropos berarti manusia,dan logos berarti ilmu. Antorpologi sebagai ilmu yang masih muda mempunyai perhatian terhadap semua cabang pengetahuan yang berhubungdengan manusia, yaitu manusia sebagai gejala biologis dan manusia sebagai makhluk sosial dan budaya. Antorpologi dapat dibagi menjadi 2 bagian: antorpologi fisik dan antorpologi kebudayaan .antorpologi fisik berhubungan dengan ciri-ciri fisik dari berbagai manusia di dunia (mempelajari bermacam-macam ras,warana kulit,bentuk dan warna rambut,besar dan berat otak,ciri-ciri fisik lainnya, dan juga sifat-sifat intelektual dan emosional dari sesuatu kelompok manusia). Antorpologi kebudayaan berhubungan dengan berbagai kebudayaan kepribadian yang tipikal yang terdapat dalam tiap kebudayaan, kepribadian pengaruh-pengaruh seseorang dan kebudayaan masyarakat. terhadap Seorang ahli antopologi yang memuaskan perhatiannya terhadap berbagai 3 Chalilan Hasan, Dimensi-Dimensi Psikologi Pendidikan, (Surabaya : Al Ikhlas, 1994 ), hlm. 19 6 ciri dari suatu kebudayaan tertentu, membandingkannya dengan kebudayaan yang lain. Apa yang diselidiki oleh antropologi, sebenarnya juga banyak yang merupakan obyekobyek dari psikologi.psikologi menyelidiki tingkah laku manusia sebagai individu. untuk mengetahui suatu individu tidak mungkin kita dapat melepaskan diri dari usaha mengetahui bagaimana kebudayaan masyarakat tempat individu itu hidup dan di besarkan.sebaliknya, untuk mengetahui suatu kebudayaan tertentu sering kali diperlukan untuk mengerti bagaimana orang-orang /individu-individu dalam masyarakat itu mengalami dan merasakannya. Jadi, psikologi dan antropologi keduanya saling isi mengisi (suplementer). 2. Psikologi Pendidikan dengan sosiologi Sosiologi adalah juga suatu ilmu yang secara langsung berhubungan dengan tingkah laku manusia.seperti halnya dengan antropologi ia berhubungan dengan masalahmasalah dalam kelompok; masalah hubungan sosial manusia. Hanya biasanya sosiologi itu menyangkut hubungan kelompok manusia kecil,sedangkan antropologi mengenai kelompok manusia yang luas/besar.para ahli sosiologi terutama memusatkan perhatiannya kepada tingkah laku kelompok. Ia mempelajari pengaruh-pengaruh kelompok terhadap individu-individu yang termasuk ke dalam kelompok itu. Masalah-masalah sosial yang diselidiki oleh sosiologi antara lain membahas masalah–masalah kejahatan, kenakalan anak-anak, perceraian/talak, 7 perkembangan dan perubahan sifat-sifat keluarga(famili) dan sebagainya. Juga mengenai pengaruh tekanantekanan sosial terhadap kepribadian dan cara tekanan sosial itu mempengaruhi individu. Melihat kepada apa yang menjadi obyek sosiologi seperti tersebut di atas, tampak oleh kita bahwa ilmu (psikologi dan sosiologi) inipun mempunyai banyak persamaan. Perbedaannya psikologi menekankan pada person individu mengapa individu bertingkah laku seperti yang dia lakukan,sedangkan sosiologi menekankan pada sifat-sifat dan tingkah laku kelompok. Yang di pelajari oleh sosiologi terutama ialah hubungan sosial manusia. 3. Psikologi Pendidikan dengan Didaktik Mengkaitkan psikologi pendidikan dengan didaktik adalah suatu hal yang sangat sederhana sekali. Psikologi pendidikan yang mencoba memahami manusia lewat perkembangan kejiwaan, sementara didaktik adalah usaha mengarahkan dan membina perkembangan diri manusia menuju kedewasaan seperti apa yang diinginkan. Obyek dari kedua disiplin ini baik material maupun formalnya adalah sangat dekat sekali,di mana terletak pada proses perkembangan jiwa manusia. Kaitan yang lebih luas lagi dapat dipahami bahwa psikologi yang menjadi alat bagi prose pendidikan lebih jauh, adalah secara langsung difungsionalkan oleh elaksana pendidikan bahwa psikologi sebagai alat pembantu untuk efektifitas dan 8 efisiensi pelaksanaan pendidikan itu sendiri. Dan kaitan ini terus menerus dibutuhkan sekaligus dipentingkan oleh pelaksana pendidikan ketika bekerja sebagai pendidik. Di samping hubungan psikologi pendidikan dengan ilmu-ilmu seperti diatas masih banyak lagi yang mempunyai kaitan dengan psikologi pendidikan ini. Lebih khusus lagi ada disiplindisiplin yang memang sama-sama lahir dari induk psikologi umum semuanya adalah mempunyai keterkaitan yang sangat erat sekali dalam proses serta obyek dan perkembangan disiplin psokologi ini sendiri.metode serta sistem yang ada tetapi juga sampai pada tingkat perkembangan yang terjadi dari masing-masing disiplin ilmu psikologi ini sendiri.4 4. Psikologi Pendidikan dengan Keguruan Hubungan Psikologi dengan ilmu-ilmu keguruan. Mendidik dan mengajar yang berhasil diantaranya harus menyesuaikan diri dengan keadaan jiwa anak, dan itu semua memerlukan psikologi. Hubungan Psikologi dengan Ilmu Pendidikan: Bertujuan memberikan bimbingan hidup manusia sejak lahir sampai mati. Pendidikan tidak akan berhasil dengan baik bilamana tidak didasarkan pada psikologi perkembangan. Hubungan kedua disiplin ilmu ini melahirkan Psikologi perkembangan. Hubungan kedua disiplin ilmu ini melahirkan psikologi Pendidikan foreworks. 9 5. Psikologi Pendidikan dengan Filsafat Filsafat adalah ilmu yang mempelajari tentang hakikat segala sesuatu. Karena itu, filsafat juga mempelajari masalah-masalah hakikat jiwa, hakikat hidup, hubungan antara jiwa dan Tuhan sebagai penciptanya dan lain sebagainya. Filsafat adalah hasil akal manusia yang mencari dan memikirkan suatu kebenaran dengan sedalam dalamnya. Dalam penyelidikannya filsafat berangkat dari apa yang dialami manusia ilmu psikologi menolong filsafat dalam penelitiannya. Kesimpulan Filsafat tentang kemanusiaan akan „pincang‟ dan jauh dari kebenaran jika tidak mempertimbangkan hasil psikologi.5 C. ARTI DAN TUJUAN PSIKOLOGI Banyak telah dikemukakan oleh shli tentang pengertian pendidikan ada yang menyetir bahwa pendidikan dapat diartikan secara umum merupakan upaya yang dilakukan dalam membimbing dan mengarahkan perkembangan jasmani dan rohani anak sehingga tercapai kedewasaan jasmani dan rohani anak . Dari hal diatas maka pendidikan tidak terlepas dari keseluruhan aktifitas yakni kehidupan manusia baik dalam keluarga, sekolah maupun di tengah-tengah masyarakat. Gejala Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia atau kebudayaan manusia itu sendiri. Makna pendidikan ecara modern dapat 5 Op.Cit, M. Ngalim Purwanto, hlm. 8 10 diartikan sebagai usaha mannusia untuk membina kepribadian nya sesuai dengan kebudayaan. nilai-nilai Makanya yang di dalam sesederhana masyarakat apapun dan kebudayaan masyarakat pasti didalamnya berlangsung proses pendidikan. Paling sederhana Pengertian pendidikan sebagaimana dikemukakan oleh KI Hajar Dewantoro, bahwa pendidikan adalah daya upaya (kekuatan untuk batin, memajukan karakter), bertumbuhnya pikiran dan tubuh budi pekerti anak memajukan kehidupan anak didik selaras dengan dunianya. untuk 6 Pengertian diatas di topang oleh lima tiang penyangga : 1. Pendidikan (yang mendidik) 2. Peserta (anak didik ) 3. Materi (isi Pendidikan) 4. Tujuan (harapan dari pendidikan) 5. Situasi ( Suati Proses terjadinya Pendidikan) Lima Faktor diatas menjadi syarat utama untuk berlangsungnya sebuah proses didik. Arah kemana pendidikan akan di tujukan tentunya menjadi pertimbangan awal sebelum dilangsungkan proses didik dalam situasi tertentu oleh pendidik terhadap peserta didik. Tujuan Pendidikan selalu mengarah pada rumusan inti pendidikayang diinginkan . Di dalam perumusan tujuan pendidikan ini telah tersimpul baik eksplisit maupun implisit pandangan hidup, dan Filsafat pendidikan. Dan Tujuan Pendidikan harus diberi muatan untuk pemenuhan kebutuhan pribadi anak maupun pemenuhan kebutuhan ummat secara keseluruhan 6 Op.Cit, Chalilah Hasan, hlm. 45 11 Secara sederhana pendidikan adalah untuk menghantarkan peserta didik menuju alam kedewasaan yang sempurna.Lewat proses yang direncanakan dan diinginkan baik oleh dirinya sendiri maupun oleh masyarakat yang ada disekililingnya, keutuhan inilah yang menjadi sasaran utama tujuan pendidikan .7 D. SEJARAH PSIKOLOGI Sejak zaman Yunani kuno jiwa manusia telah menjadi topic pembahasan para filosof. Namun psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri baru dimulai pada tahun 1879 ketika Wilhelm Wundt (1832-1920) mendirikan labolatorium psikologi pertama di kota Leipzing, Jerman. Sebelum tahun 1879, jiwa dipelajari oleh para ahli filsafat dan para ahli ilmu Phisiologi, sehingga psikologi dianggap sebagai bagian dari kedua ilmu tersebut. Para ahli ilmu filsafat kuno seperti Plato, aristoteles dan Socrates telah memikirkan hakikat jiwa dan gejala-gejalanya. Filsafat sebagai induk ilmu pengetahuan adalah ilmu yang mencari hakikat sesuatu dengan menciptakan pertanyaan dan jawaban secara terus-menerus sehingga mencapai pengertian yang hakiki tentang sesuatu. Pada waktu itu belum ada pembuktian yang empiris dan psikologi masih merupakan bagian dari filsafat dalam arti murni. Pada abad pertengahan, psikologi masih merupakan bagian dari filsafat sehingga objeknya tetap hakikat jiwa dan metodenya masih menggunakan argumentasi logika. Tokoh- tokohnya antara lain: Rene Descartes (1596-1650) yang terkenal dengan teori tentang kesadaran, Gottfried Wilhelm Leibniz (1646-1716) yang 7 Ibid, hlm 47 12 mengutarakan teori kesejahteraan psikofhisik (psychophysical pararellism), John Locke (1623- 1704) dengan teori tabula rasa mengemukakan bahwa jika anak yang baru lahir masih bersih seperti papan lilin atau kertas putih yang belum ditulisi. Pada masa sebelumnya juga jiwa dibahas oleh para ulama islam seperti Imam Al- Gazali. 8 Dismping para ahli filsafat yang menggunakan logika, para ahli ilmu faal juga mulai menyelidiki gejala kejiwaan melalui eksperimen- eksperimen. Walaupun mereka menggunakan metode ilmiah, namun yang mereka selidiki terutama tentang urat syaraf Penginderaan (sensoris), syaraf motoris (penggerak), pusat sensoris dan motorik di otak, serta hukum- hukum yang mengatur bekerjanya syaraf- syaraf tersebut. Diantara para tokohnya adalah : C. Bell (1774-1842), F. Magendie (1758-1855), J.P Muller (18011858), P. Broca (1824-1880), dan I.P. Pavlov (1849-1936). Masa sesudah psikologi menjadi ilmu yang berdiri sendiri merupakan masa dimana gejala kejiwaan dipelajari secara tersendiri dengan metode ilmiah terlepas dari filsafat dan ilmu faal. Gejala kejiwaan dipelajari dengan lebih sistematis dan objektif. Selain metode eksperimen digunakan pula metode intropeksi oleh W. Wundt. Gelar kesarjanaan W. Wundt adalah bidang kedokteran dan hukum. Ia dikenal sosiaolog dan filosof, dan orang pertama yang mengaku bahwa dirinya adalah sebagai psikolog dan di anggap sebagai bapak psikologi. 8 Aliah B. Purwakania Hasan, Psikologi Perkembangan Islam, (Jakarta : PT Raja Grafindo, 2008), hlm.23 13 Maka sejak itu psikologi berkembang sanga pesat dan bertambahnya sarjana psikologi, penyusunan teori-teori psikologi dan keragaman pemikiran-pemikiran baru dan psikologi pun mula bercabang ke dalam beerbagai aliran.9 9 Ibid, hlm. 25-26 14 HASIL MINI RISET LAPORAN HASIL OBSERVASI METODE DAN HUBUNGAN PSIKOLOGI DALAM PROSES PEMBELAJARAN 1. INDENTITAS Nama Anak : Ody Andriawan Jenis Kelamin : Laki – laki Tempat, Tanggal Lahir : Jambi, 23/04/2002 Pendidikan : MTs kelas 9 / Madin kelas 6 Tanggal Observasi : 13 s/d 25 februari 2017 Tempat Observasi : Pon- Pes Bahrul „ulumTrimulya Jaya Sungai Gelam Muaro Jambi 2. TUJUAN OBSERVASI Adapun tujuan observasi ini dilakukan adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui apakah metode-metode psikologi yang ada, itu ada dalam diri siswa yang berada dalam Pondok Pesantren b. Untuk mengetahui seberapa pentingnyadanhubungan Psikologi dalam diri siswa c. Untuk memenuhi tugas makalah berbasis Mini Riset 3. METODE OBSERVASI Dengan mengamati dan mendengar dalam rangka memahami, mencari jawaban, mencari bukti dari fenomena sosial-keagamaan (perilaku, kejadian, keadaan, benda, dan simbol-simbul tertentu) selama beberapa waktu tanpa mempengaruhi fenomena yang diobservasi, dengan mencatat, merekam, memotret fenomena 15 tersebut guna penemuan data Wawancaraadalah percakapan langsung dan tatap muka (facet o face) dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihakyaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewe) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Maksud mengadakan wawancara adalah untuk mengkontruksi mengenai orang kejadian, kegiatan, organisasi,perasaan motivasi dll. 4. HASIL OBSERVASI TENTANG METODE PSIKOLOGI Dalam masalah ini kami melakukan Observasi dengan mengamati dan mendengar dalam rangka memahami. Berdasarkan teori metode psikologi cara Ilmiah yakni riset terprogram terhadap usaha pendidikan, eksperimen terhadap factor-factor pertumbuhan dan perkembangan kejiwaan. 11 Riset terprogram mulai dari kurikulum pembelajaran dan kurikulum peraturan.Siswa ketika menjadi santri baru memiliki perkembangan yang normal pada usianya, berusaha lebih keras untuk terbiasa hidup jauh dari orang tua dan hidup dari kemewahan.Serta belajar disiplin waktu dengan peraturan yang telah dibuat. Tidak ambil kemungkinan dengan metode terprogram santri atau siswa ada yang tidak bisa bertahan dalam pendidikan pondok pesantren. Sedangkan Observe bisa bertahan dan menjadi terbiasa dengan keadaan yang ada.Dengan metode ilmiah observe mampu membentuk kepribadian yang baik dan cukup tangkas dalam hal pelajaran baik itu lembaga MTs. 16 Kemudian cara non ilmiah dengan intropeksi yang dilakukan pendidik serta pengamatan yang dilakukan dalam proses pendidikan. Intropeksi yang dilakukan pendidik bisa dengan musyawarah berkumpul dengan para guru - guru dan intropeksi antara guru dan pelajar.Kemudian untuk memperkuat data kami melakukan wawancara menunjang pernyataan dariWali kelas observe dan untuk wali kelas observe kami melakukan observasi terhadap para guru – guru yang lain dan dari teman teman sekelas observe. Dengan berjalannya waktu dari awal masuk ke pondok hingga saat ini selama tiga tahun perkembangan gejala kejiwaan mulai dari Motivasi, kepribadian, pengenalan (proses berpikir) berada dalam posisi stabil, walaupun terkadang terjadi perubahan. Dengan terjadinya perubahan yang negative pada observe maka metode cara non ilmiah pasti diterapkan dalam pendidikan mencari apa penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya. Fakta yang ada setelah wawancara dengan observe ternyata pergaulan dan tidak taat pada peraturan penyebab perubahan yang negative. Pergaulan dengan siswa yang berasal dari keluarga brokenhoom atau kurangnya perhatian orang tua. Ketika observe dalam kondisi kejiwaan yang tidak stabil disinilah peran wali kelas dan para pendidik yang ada memberikan nasehat masukan – masukan dan pandangan hidup tentang masa depan. Memberikan wawasan akan pentingnya pemahaman agama yang merupakan salah satu metode pendidikan Islam. Kemudian dari pihak pendidik bekerjasam dengan Orang tua dalam hal tumbuh kembang psikologi dalam belajar karena orang tua mempunyai tanggung jawab penuh terhadap tumbuh kembang anaknya bila dewasa 17 kelak anak menjadi orang yang berilmu dan beriman. Dan juga mempunyai kewajiban untuk menyelamatkan anak-anaknya dari api neraka. Dan perlu diketahui bagi orang tua bahwa pembentukan kepribadian anaknya tidaklah terjadi dengan begitu saja, hal itu diperoleh melalui pengamatan yang diolahnya kembali dengan kapasitas inteligensi yang dimilikinya dan juga perpaduan interaksi antara psikoedukatif, beberapa faktor yaitu konstitusi biologi, psikososial dan spiritual. Dan anak akan tumbuh kembang dengan baik dan memiliki kepribadian yang matang apabila diasuh dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang sehat dan bahagia dan juga dapat berinteraksi dengan baik pada lingkungan yang menaunginya dan agama juga dapat memberikan solusi yang tepat, karena didalamnya memberikan pembelajaran dan arahan, baik keilmuan, moral maupun akhlak sehingga bisa mengarahkan dan membimbing mereka menuju akhlakul karimah.keberagamaan merupakan suatu proses menanamkan kesiapan atau kebiasaan manusia untuk melakukan kebaikan dan menghindari keburukan, sehingga manusia mampu memilih jalan yang dapat mengantarkan pada kebaikan dan mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. 5. Hasil Wawancara Pewawancara : Assalamualaikum… Wali kelas : Waalaikumsalam….. Pewawancara : Menurut anda apakah penting mengunakan metode psikologi didalam Mendidik siswa/ santri 18 Wali kelas : Ya sangat penting untuk keberhasilan dalam mendidik siswa untuk Membina perkembangan kepribadian manusia, karena pendidikan adalahsalah satunya memanusiakan manusia. Pewawancara : Bagaimana caranya anda mengetahui perkembangan dari anak didik Anda ? Wali kelas : Dengan cara mengamati , dan mendengar cerita – cerita dari teman teman mereka bahkan dengan diskusi diskusi dikelas atau ketika suasana santai. Pewawancara : Maksudnya santai yang bagaimana ? Wali kelas : Ya kita mengunakan metode yang non ilmiah dengan mengungkapkan intropeksi, keluhan keluhan diskusi atau kesulitan kesulitan ketika susah memahami pelajaran ketika bukan dalam situasi belajar dikelas tetapi di rumah, atau dalam jam tambahan untuk wali kelas. Pewawancara : Terima kasih atas pengalaman yang sudah disampaikan Wali kelas : Sama sama semoga bermanfaat 6. HUBUNGAN PSIKOLOGI DENGAN ILMU ILMU LAIN a. Psikologi Pendidikan dengan antropologi Siswa yang ada, berasal dari berbagai daerah yang berbeda dan mempunyai suku yang berbeda beda pula, ada suku jawa, melayu, bugis. Dan berbeda – bedanya warna kulit, 19 bentuk , dan lain –lain. Pewawancara berasal dari suku jawa yaitu sunda memiliki warna kulit bersih, kuning langsat, rambut ikal, dan tinggi badan yang pas. Psikologi kejiwaan yang sedikit pendiam, tetapi tangkas dalam pelajaran. b. Psikologi Pendidikan dengan Sosiologi Dengan psikologi mengetahui anak wali kelas yang dapat individual memahami da nada dan yang berkelompok. Yang mempunyai sifat sosiologi yang berbeda dan terkadang sama. Berinteraksi terhadap sesamanya, kenakalan, tidak berkerjasama, egois dan sebagainya. Dalam hal ini Pewawancara pernah mengalami berkelompok dengan teman yang kurang rajin dan kurang taat pada peraturan sehingga merubah sikap toleransinya kepada teman ataupun kepada guru. Dengan psikologi pendidikan hal semacam itu dapat teratasi. c. Psikologi Pendidikan dengan Didaktik Psikologi pendidikan memahami manusia lewat perkembangan kejiwaan, sementara Didaktik adalah usaha mengarahkan dan membina perkembangan diri manusia menuju kedewasaan seperti apa yang diinginkan. Memehamiobserve mempunyai kecerdasan yang berbeda dari pada temannya kemudian diarahkan terhadap pemahaman yang cukup agar dapat membantu temannya yang kesulitan dalam belajar 20 7. HASIL OBSERVASI (CHEKLIST) NO 1. Indikator Rajin Deskriptif Suka bekerja (belajar dan Chek √ sebagainya), getol sungguhsungguh bekerja, selalu berusaha giat Cerdas Orang yang paham mengerti dan √ bisa menyelesaikan masalah lebih diatas pintar Rapi Enak dipandang indah √ Memperhatikan Sikap yang baik dan harus ada √ pelajaran pada pelajar untuk memahami pelajaran Bertanggung Melaksanakan mengerjakan apa jawab yang menjadi tugas dan kewajiban Suka Menolong Sikap toleransi dan suka berbuat √ √ baik terhadap orang lain membantu kesesuhantemam Pemalas keengganan untuk melakukan - sesuatu.Sikap menunda nunda pekerjaan dan tidak suka melakukan sesuatu Pemarah Suka tidak senang terhadap sesuatu dan memerahnya muka dan urat-uratnya menonjol, nafas yang terengah-engah. - 21 Cemburu Menunjukkan rasa tidak suka √ seperti ngambek, marah-marah tidak jelas, dll 3. Benci Menunjukkan rasa tidak suka √ seperti perilaku menghindar, dll Ketidak Mengerutkan alis, dan menajamkan percayaan pandangan mata saat menatap atau √ mendengarkan orang yang berbicara. 4. Kekhawatiran Perilaku yang dilihat dari berkeringat, tidak bisa tenang (gelisah), menggigit jari, dll 8. DOKOMENTASI - 22 23 9. PEMBAHASAN HASIL MINI RISET Observer ketika berada dalam suasana baru mempunyai psikologi yang stabil yaitu berusaha keras untuk bisa bertahan menuntut ilmu dalam pendidikan pemondokkan yang jauh dari kemewahan dan harus disipilin. Metode psikologi ilmiah maupun non ilmiah ada dalam pendidikan yang dialami Observer. Dan kesumuanya tersebut penting dalam membentuk kejiwaan siswa dan proses menuju keberhasilan dalam pendidikan. Observer juga mengalami kesetidakstabilan gejala kejiwaan ketika beranjak dewasa mempunyai sifat malas, dan nakal, tetapi pengajar atau wali kelas mengunakan metode non ilmiah untuk mengatasinya, berbincang, berdiskusi, serta memahami gejala yang terjadi dengan ilmu ilmu yang lain. Dalam hal ini observe adalah siswa yang terbuka dan mau mendengarkan nasehatnasehat yang diberikan oleh pendidik. 10. KESIMPULAN a. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari gejala kejiwaan. Psikologi merupakan jiwa dalam pendidikan.Psikologi Pendidikan adalah disiplin ilmu yang mempelajari tentang pemahaman gejala kejiwaan dalam tingkah laku manusia untuk kepentingan mendiik atau membina perkembangan kepribadian manusia. b. Metode psikologi umum tidak jauh berbeda dengan psikologi pendidikan yang terbagi menjadi dua yaitu : 1) cara ilmiah yakni riset terprogram terhadap usaha pendidikan, eksperimen terhadap factorfactor pertumbuhan dan perkembangan kejiwaan , kuisioner 24 dengan melakukuan daftar Tanya obyek serta pengamatan terpimpin. 2) Cara non ilmiah dengan intropeksi yang dilakukan pendidik serta pengamatan yang dilakukan dalam proses pendidikan. c. Kemudian dikembangkan sehinnga metode psikologi umum bermacam-macam yaitu :metode longitudinal, crosssectional, intropeksi, intropeks ieksperimental, ekstropeksi, kuesioner, interview, biografi, analisiskarya, klinis, testing, statistic. d. Hubungan psikologi pendidikan dengan disiplin ilmu lain, pertama adalah obyek material yang sama-sama mempelajari manusia. Keterkaitan langsung hubungan ini ada pada psikologi pendidikan dengan psikologi umum e. Hubungan yang lebih dekat dengan psikologi pendidikan adalah psikologi pendidikan dan antropologi, psikologi pendidikan dengan sosiologi, psikologi pendidikan dengan didaktik. f. Sejarah psikologi berdiri sendiri baru di mulai pada tahun 1879 ketika Wilhelm Wundt (1832- 1920) mendirikan labolatorium psikologi pertama di kota Leipzing, Jerman.Sebelum tahun 1879, jiwa dipelajari oleh para ahli filsafat dan para ahli ilmu Phisiologi, sehingga psikologi dianggap sebagai bagian dari kedua ilmu tersebut. g. Tujuan psikologi selalu mengarah pada rumusan inti pendidikan yang diinginkan . Di dalam perumusan tujuan pendidikan ini telah tersimpul baik eksplisit maupun implisit pandangan hidup dan Filsafat pendidikan. Dan Tujuan 25 Pendidikan harus diberi muatan untuk pemenuhan kebutuhan pribadi anak maupun pemenuhan kebutuhan ummat secara keseluruhan. Secara sederhana pendidikan adalah untuk menghantarkan peserta didik menuju alam kedewasaan yang sempurna.Lewat proses yang direncanakan dan diinginkan baik oleh dirinya sendiri maupun oleh masyarakat yang ada disekililingnya, keutuhan inilah yang menjadi sasaran utama tujuan pendidikan . 26 MACAM – MACAM PSIKOLOGI DAN PENERAPANNYA..... 27 A. Pembagian berdasarkan objek yang di selidki Psikolgi umum ialah ilmu jiwa yang mempelajari gejala jiwa seseorangyaitu noraml dan beradab menurut Drs. Agus sujanto, psikologi umum adlah ilmu jiwa yang mempelajari gejala jiwa seseorang dewasa yang sudah beradap dan normal keadaan jiwa pada umumnya, artinya persamaan-persamaan manusia dewasa pada umumnya yang normal dan beradab. Psikologi khusus ialah ilmu jiwa yang mempelajari sifat-sifat khusus dari gejala-gejala kejiwaan manusia. Psikologi khusus dikelompokan sebagai berikut: 1. Psikologi perkembangan 2. Psikologi apnormal 3. Psikolgi kelompok 4. Psikologi watak dan tipe-tipe 5. Psikologi kelompok dalam situasi khusus 6. Psikologi hewan 7. Parapsikologi Psikologi perkembangan atau psikologi genetis 1. Ilmu ini mempelajari jiwa dan perkembangan psikis manusia normal. Ini dilakukan menurut dua jalan yaitu 2. Perkembangan dari kehidupan individu 3. Perkembanga kehidupan manusia pada umumnya a. Psikologi Abnormal Psikologi dari manusia yang tidak normal jenis psikologi abnormal yaitu: 28 1. Psiko Kriminal, yaitu psikologi yang mempelajari tingka laku yang menyeleweng dari norma-norma umum atau hukum. 2. Psiko Patologi, yaitu psikologi yang mempelajari kejiwaan yang sakit dan pola tiingka laku yang menyimpang dari pola-pola normal sebagai akibat dari faktor keturunan 3. Patologi Sosial, yaitu cabang psikologi yang mempelajari gangguan kejiwaan dan tingkah lakuu yang menyimpang sebagai faktor lingkungan sosial dan budaya b. Psikologi Kelompok Jenis psikologi kelompok yaitu: 1. Psikologi yang mempelajari kelompok-kelompok sosial tertentu 2. Psikologi yang mempelajari historis dan ethnologis c. Psikologi watak dan tipe-tipe Yang termasuk dalam psikologi ini adalah: 1. Ajaran temperamen 2. Karakterologi 3. teori kepribadian d. Psikologi kelompok dalam situasi khusus dikelompokkan menjadi: 29 1. Psikologi perang 2. Psikologi masa damai 3. Psikologi masa e. Psikologi Hewan Yaitu psikologi t\yang mempelajari tingkah laku dan perilaku kehidupan hewan f. Parapsikologi Yaitu psikologi yang mempelajari gejala-gejala kejiwaan yang berada diluar psikologi biasa atau psikologi umum. Objek dari psikologi ialah: 1. Gejala eccult, mempelajari roh-roh dan hal yang gaib 2. Neccomanti, yaitu mengadakan ramalan-ramalan dan tanya jawab dengan cara memanggil roh-roh orang yang telah meninggal dunia 3. spritisme, yaitu kepercayaan atas adanya dunia roh di alam barza dari roh-roh keajaiban yang diperlihatkan oleh roh-roh. 4. Telepati, yaitu kesatuan roh atau tunggal roh serta tunggal rasa antara beberapa individu dalam jarak ruang tanpa memakai alat-alat indriawi yang dapat diamati 5. Clairvoyance, yaitu kemampuan mengetahui kejadiankejadian tertentusebelum peristiwa tersebut benar-bnar berlangsung. 30 6. Telekinese, yaitu mengenal bergeraknya benda-benda tertentu disebabkan oleh kekuatan-kekuatan gaib. B. Pembagin Berdasarkan Kegunaannya 1. Psikologi teoritis, ialah ilmu jiwa yang mempelajari gejalagejala kejiwaan untuk gejala itu sendiri. Penelitian secara teoritis akan mempunyai nilai praktis dan hasilnya dapat di terap kan dalam kehidupan praktis pula. Psikologi ini berkembang menjadi psikologi praktis. 2. Psikologi praktis,ialah ilmu jiwa yang mempelajar sesuatu tentang jiwa seseorang yang digunakan untuk praktek. C. Psikologi dan Penerapannya Bidang-bidang profesi dan bidang kehidupan dimana psikologi diterapkan diantaranya : 1. Penerapan psikologi dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Penerapan psikologi dalam bidang pendidikan dianggap sebagai bidang profesi yang paling banyak dimanfaatkan. Program-program sekolah yang memanfaatkan bidang psikologi ialah: a) Pengajaran b) Kurikulum c) Disiplin dan peraturan d) Human relationships 2. Penerapan psikologi dalam bidang bimbingan dan penyuluhan. Bibingan dan penyuluhan adalah segalah yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka memberikan bantuan kepada orang lain yang mengalami kesulitan 31 rohaniah dalam lingkup hidupnya. Sasaran bimbingan dan penyuluhan adalah kecerahan bathin. 3. Penerapan psikologi dalam hubungan kemasyarakatan. Pendekatan psikologi diadakan program pendidikan masyarakat, program pengajaran sambil berkerja, program pengatasan buta kasara dan seterusnya. 4. Penerapan psikologi dalam bidang kepemimpinan pengetahuan tentang leadership dan management tak sedikit menggunakan dalam penemuan psikologi, karna yang dihadapi adlah manusi yang mempunyai tersendiri. Pendekatan psikologi dalam beberapa sifat aspek kehidupan nya antara lain: a) Bagaimana membangkitkan persatuan dan kesatuan bangsa b) Bagai mana memberi pengarahan untuk menuju suatu tujuan yang di cita-citakan c) Bagai mana pencegahan dan penyembuhan kekacauan negara seperti pemberontakan, kriminal. 5. Penerapan psikologi dlam bidang kriminalitas. Hasil pendidikan psikologi dunia. Hasil penyelidikan psikologi dunia kriminalitas membenarkan bahwa orang jahat takdapat di sembuhkan hanya dnengan kekerasan dan siksaan, tetapi dibenarkan harus dalam menerangkan diganti psikologi prinsip-prinsip dengan bahwa terapi mental, penerapan kesehatan mental yang dapat membuat penjahat menjadi sadar dan jera selama-lamanya. 32 HASIL MINI RISET (Tentang Leadership) 1. Objek / bahan pengujian Nama : M. Fikar Nabilillah Pekerjaan : Pelajar SDN 03/IX Desa Senaung 2. Narasi pengamatan M. Fikar Nabillah adalah salah satu siswa SDN 03/IX Desa Senaung kec Jambi Luar Kota kelas V. Selain rajin dalam segala bentuk kegiatan, ia juga terkenal dalam kerajinan dan kerapian dalam berpakaian saat jam pelajaran berlangsung. Setiap kali siswa lain akan melakukan senam pagi, dia selalu membantu untuk merapikan barisan siswa – siswi lainnya. Keberanian seorang M. Fikar nabillah ini, menarik untuk di amatai oleh pengamat tentang pembentukan karakter kepemimpinan pada peserta didik. Sehingga timbul pertanyaan, seorang pemimpin di sekolah dapat terbentuk melalui apa saja?, dan pengamat pun melihat kegiatan – kegiatan yang dia lakukan di sekolahnya. 33 3. Observasi chek list N o Pengamatan Indikator Sangat Cukup Kurang baik Baik Baik Bukti fhoto 1 Keberanian 2 Kerapian 3 Kerajinan 4 Sosiologi 4. Berdasarkan hasil observasi chek list Setelah kami amati, leadership muncul karena beberapa sebab, diantaranya: 34 a. Keberanian Keberanian adalah sikap paling utama yang harus di perhatikan untuk membentuk leader seep pada anak / peserta didik,yang pastinya keberanian ini adalah keberanian dalam kebaikan. b. Kerapian Selain dengan keberanian, kerapian pun salah satu penilaian yang tak terlupakan. Jika leader seep tidak memiliki kerapian pada dirinya, maka pemimpin itu pun tak dapat menjadi contoh untuk yang di pimpinnya. c. Kerajianan Pemimpin yang baik adalahpemimpin yang bisa menjadi contoh dari kerajianan atau perbuatannya, sehingga bawahannya bukan merasa takut namun segan akan kepemimpinannya. Jika hanya takut, bearti bawahannya hanya takut jika ada pemimpinnya, namun jika segan, di mana pun pemimpin berada, maka bawahannya pun akan merasa di awasi oleh pimpinannya. d. Sosialisasi Sosialisasi salah satu cara untuk meningkatkan leader seep dari seseorang, karena dengan adanya sosialisasi maka kita akan tahu apa yang di butuhkan. Intinya dari beberapa indikasi diatas, dapat membentuk psikologi pada anak dalam kepemimpinan atau untuk membentuk leaader seep pada diri anak. Leadership haruslah kita ciptakan pada diri kita, bagai mana caranya ?. dengan indikasi diatas adalah salah satu cara untuk membentuk leader seep untuk diri kita 35 maupun peserta didik. Sebagaimana telah di buktikan pada diri M. Fikar Nabilillah, dengan di biasakan dirinya untuk selalu berdisiplin dalam setiap apa yang di lakukannya, sehingga dia pun bisa terbiasa dan membentuk jiwa kepemimpinan pada dirinya. 36 Pengindraan dan Pengamatan..... 37 A. Pengindraan dan Pengamatan Seseorang mengenal dunia sekitarnya dengan menggunakan alat indranya. Bagaimana ia dapat menyadari keadaan sekitar, merupakan persoalan yang berhubungan dengan pengindraaan dan pengamatan (sensation and perception).10 Ada beberapa syarat yang perlu dipenuhi, yaitu: 1. Adanya objek yang diamati Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indra atau reseptor. 2. Alat indra atau reseptor yang cukup baik, yaitu merupakan alat untuk menerima stimulus. 3. Untuk menyadari atau untuk mengadakan pengamatan sesuatu diperlukan pula adanya perhatian, yang merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan pengamatan . Gejala pengenalan dalam garis besarnya dapat dibagi menjadi 2 bagian: a. Melalui Indra 1) Di luar, yang meliputi pengindraan dan pengamatan. 2) Di pusat, yang meliputi tanggapan,ingatan, dan fantasi. b. Melalui Akal Membentuk pengertian,pendapat dan keputusan. 1) Pengindraan atau Pendirian Ialah penyaksian indra kita atas rangsangan yang merupakan suatu konplek (suatu kesatuan yang kabur,tidak jelas). 10 Abu Ahmadi, Pisikologi Umum (Jakarta: PT.Rineka Cipta), hlm 65 38 2) Pengamatan (Penyerapan, Percetion): Ialah hasil pembuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya perangsang. 3) Sinestasia dan Adaptasi Sinestesia adalah suatu keadaan yang menyadari suatu kesan tidak melalui indra yang semestinya. 4) Percobaan dan Penyelidikan a) Kekuatan rangsangan yang selemah-lemahnya, tetapi dapat menimbulkan kesadaran, disebut ambang rangsangan,misalnya untuk suara 16 getaran tiap detik. b) Kekuatan rangsangan yang sebesar besarnya disebut puncak rangsangan, misalnya untuk suara 20.000 getaran tiap detik. c) Jarak antara ambang rangsangan dan puncak rangsangan dsebut luas rangsangan. B. Tanggapan Tanggapan Merupakan hasil , kenangan dari adanya proses pengamtan. 11 Tanggan sebagai salah satu fungsi jiwa yang pokok, dapat diartikan sebagai gambaran ingatan dari pengamatan, ketika objek yang telah diamati tidak lagi berada dalam ruang dan waktu pengamatan. Perbedaan antara tanggapan dan pengamatan: 1. Pengamatan terikat pada tempat dan waktu, sedangkan pada tanggapan tidak terikat pada waktu dan tempat. 11 Abu Ahmadi dan Munawar (Jakarta:PT.Rineka Cipta), hlm. 90. Sholeh, Psikologi Perkembangan 39 2. Objek pengamatan sempurna danmendetail, sedangkan objek tanggapan tidak mendetail dan kabur. 3. Pengamtan memerlukan perangsangan, sedang pada tanggapn tidak perlu ada rangsangan. 4. Pengamatan bersifat sensoris,sedangkan pada tanggapn bersipat immaginer. C. Reproduksi dan Asosiasi Reproduksi ialah pemunculan tanggapn dari keadaan di bawah sadar (tidak disadari) ke dalam keadaan disadari. Asosiasi tanggapan ialah sangkut paut antara tanggapn satu dengan yang lain di dalam jiwa.Walaupun dalam asosiasi itu ada semacam kebebasan, namun pada dasarnya mengikuti hukum hukum tertentu, seperti yang dikemukakan oleh Aristoteles sebagai berikut: Hukum I : Hukum berurutan; artinya tanggapan-tanggapan yang muncul pada saat yang muncul pada saat yang sama dalam kesadaran, akan terasosiasi bersama. Hukum II : Hukum berurutan; artinya tanggapan yang mempunyai hubungan berturut-turut berasosiasi dan diproduksikan ke dalam kesadaran. Hukum III : Hukum persamaan; artinya tanggapan yang hampir sama, dan benda-benda yang hampir sama berasosiasi kesadaran. dan direproduksi ke dalam 40 Hukum IV : Hukum perlawanan; artinya tanggapan-tanggapan yang berlawanan berasosiasi dan direproduksi kesadaran. Hukum V : Hukum sebab akibat atau pertalian logis; artinya tanggapan-tanggapan yang mempunyai kaitan logis, satu sama lain, timbul bersama-sama, berasosiasi, dan direproduksikan ke dalam kesadaran. Bagi psikologi modern hanya mengenal satu hukum asosiasi yaitu hukum kontinguitas (berbalasan dan berdampingan). D. Ingatan (memory) Ingatan (memory) ialah kekuatan jiwa untuk menerima, menyimpan, dan mereproduksikan kesan-kesan.Daya ingat anak akan bersifat tetap jika anak telah mencapai umur ± 4 tahun.12 Cara Penyelidikan Ingatan 1. Metode mempelajari (the learning method) Metode ini merupakan metode untuk menyelidiki kemampuan ingatan dengan cara melihat sampai sejauh mana waktu yang diperlukan atau usaha yang dijalankan oleh subjek, untuk dapat menguasai materi yang dipelajari dengan baik, misalnya dapat menimbulkan kembali materi tersebut tanpa kesalahan. 2. Metode mempelajari kembali (the relearning method) Metode ini merupakan metode yang berbentuk di mana subjek disuruh mempelajari kembali materi yang pernah 12 Ibid, hlm. 94. 41 dipelajari sampai pada suatu kriteria terentu seperti pada mempelajari materi tersebut pada pertama kali. 3. Metode rekonstruksi Metode ini merupakan metode yang berbentuk di mana subjek disuruh mengkonstruksi kembali suatu materi yang diberikan kepadanya. 4. Metode mengenal kembali Metode ini digunakan dengan mengambil bentuk dengan cara mengenal kembali subjek disuruh mempelajari suatu materi, kemudian diberi materi untuk mengetahui sampai sejauh mana yang dapat diingat dengan bentuk pilihan benar atau salah, atau dengan pilihan ganda (multiple choise). 5. Metode mengingat kembali Metode ini ialah mengambil bentuk subjek disuruh mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya, misalnya disuruh membuat karangan atau dengan cara mengisi. 6. Metode asaosiasi berpasangan Metode ini mengambil bentuk subjek disuruh mempelajari materi berpasang-pasangan. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dalam mengingat, dalam evaluasi salah satu pasangan digunakan sebagai stimulus, dan subjek disuruh menyebutkan atau menimbulkan kembali pasangannya. E. Fantasi (Khayalan) Yang dimaksud dengan fantasi ialah kemampuan jiwa untuk membentuk tanggapan-tanggapan atau bayangan baru. Dengan 42 kekuatan fantasi manusia dapat melepaskan diri dari keadaan yang dihadapinya dan menjangkau ke depan, keadaan yang akan mendatang. Fantasi sebagai kemampuan jiwa manusia dapat terjadi: 1. Secara disadari, yaitu apabila individu betul-betul menyadari akan fantasinya. 2. Secara tidak disadari, yaitu bila indivu tidak secara sadar telah dituntut oleh fantasinya. Keadaan semacam ini banyak dijumpai pada anak-anak. Anak sering mengemukakan hal-hal yang bersifat fantastis, sekalipun tidak ada niat atau maksud dari anak untuk berdusta. Bedanya dengan pikiran ialah: a. Dengan berfikir kita berusaha untuk menemukan sesuatu yang sudah ada tetapi belum diketahui, dengan berfantasi kita menciptakan sesuatu yang belum ada, sesuatu yang baru. b. Berfikir terikat kepada realitas, berfantasi melepaskan kita dari realitas. 43 HASIL MINI RISET (Psikologi: Gejala Kognisi) Identitas Nama : Mush'ab Khalish Usia : 11 Tahun Jenis kelamin : Laki - Laki Pekerjaan : Pelajar Kelas : VI ( Enam) Mush‟ab khalish Tipe anak yang mempunyai tingkat ingatan yang cepat dari antara teman nya, dia lebih cepat bisa menghafal apa pun yang guru nya tugas kan mau pelajaran atau pun lagu/hapalan jus amma. Dalam kata gori ingatan Mush‟ab kholish termasuk siswa yang mempunyai ingatan yang cepat dan mudah. keterangan ini di ambil dari Guru kelas nya Pak Nurul Rahmawan Saputra, S.Pd Menjelas kan Bahwa Khalish adalah anak yang mudah menghafal di semua pelajran . Dan teman nya juga mengakui kalau khalish adalah anak yang cepat menghafal mau lagu atau pun pelajaran.kholish juga di kenal sebagai anak yang patuh dengan guru dan baik terhadap teman teman nya. Keterangan dari ibu nya juga kholish anak yang cepat menghapal dari 3 bersaudaranya khalish lebih unggul penghapalan nya dari 2 saudara yang lain. Dapat disimpulkan dari keterangan di atas bahwa kholish untuk daya ingat (Memory) dia termasuk anak yang ingatan yang cepat dan Mudah. 44 Berpikir (Thinking) 45 A. Berpikir (Thinking) Berpikir adalah merupakan aktivitas psikis yang internasional, dan terjadi apabila seseorang menjumpai problema (masalah) yang harus dipecahkan. Dengan demikian, dalam berpikir itu seseorang menghubungkan pengertian satu dengan pengertian lainnya dalam rangka mendapatkan pemecahan persoalan yang dihadapi. Para ahli logika, mengemukakan ada tiga fungsi dari berpikir, yaitu: 1. Membentuk pengertian, dapat diartikan sebagai suatu perbuatan dalam proses berpikir (dengan memanfaatkan isi ingatan) bersifat riil, abstrak, dan umum serta mengandung sifat hakikat. 2. Membentuk pekerjaan pendapat, pikir dalam dapat diartikan meletakkan sebagai hubungan hasil antara tanggapan yang satu dengan lainnya, antara pengertian satu dengan pengertian lainnya, dan dinyatakan dalam suatu kalimat. 3. Membentuk kesimpulan, dapat diartikan sebagai membentuk pendapat “baru” berdasarkan atas pendapat-pendapat lain yang sudah ada.13 Macam – macam Berpikir Berpikir banyak sekali macamnya. Banyak para ahli yang mengutarakan pendapat mereka. Berikut ini akan dijelaskan macam-macam berpikir, yaitu : 1. Berpikir alamiah adalah pola penalaran yang berdasarkan kebiasaan 13 sehari-hari dari pengaruh alam sekelilingnya. Abu Ahmadi, Psikologi Umum (Jakarta : Rineka Cipta, 2009), hlm. 83-85. 46 Misalnya, penalaran tentang panasnya api yang dapat membakar jika dikenakan kayu pasti kayu tersebut akan terbakar. 2. Berpikir ilmiah adalah pola penalaran berdasarkan sarana tertentu secara teratur dan cermat. Misalnya, dua hal yang bertentangan penuh tidak dapat sebagai sifat hal tertentu pada saat yang sama dalam satu kesatuan. 3. Berpikir autistik adalah berpikir seseorang melarikan diri dari kenyataan, dan melihat hidup sebagai gambar-gambar fantastis. Misalnya, mengkhayal fantasi 4. Berpikir realistik: berpikir dalam rangka menyesuaikan diri dengan dunia nyata, biasanya disebut dengan nalar (reasoning). B. Intelegensi (kecerdasan) Kata inteligensi merupakan kata yang cukup sering terdengar untuk menggambarkan kecerdasan seseorang. Namun, pengertian kata ini terlihat berbeda-beda antara satu orang dengan orang lain. Pengertian inteligensi memberikan bermacam-macam arti bagi para ahli. Menurut Piaget mendefinisikan inteligensi sebagai pikiran atau tindakan adaptif. Selain itu, inteligensi juga dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk berpikir abstrak dan menyelesaikann masalah secara efektif.14 14 Aliah B. Purwakania Hasan, Psikologi Perkembangan Islami, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008, hlm. 151. 47 Menurut panitia Stern mendefinisikan inteligensi ialah daya menyesuaikan diri dengan keadaan baru dengan mempergunakan alat-alat berpikir. Menurut Wechsler menciptakan tes inteligensi untuk orang dewasa yang dikenal dengan “Wachsler Adult Intelligence Scale” atau yang disingkat dengan WAIS. Mengenai tes ini dibicarakan secara mendalam dalam pembicaraan mengenai psikodiagnostik. Menurut kekuatannya, kecerdasan ada dua macam, yaitu: 1. Kecerdasan kreatif ialah kecerdasan yang berkekuatan untuk menciptakan sesuatu. Misalnya, mencipta kereta api, listrik, dan atom. 2. Kecerdasan eksekutif ialah kecerdasan yang berkekuatan untuk mengikuti pikiran orang lain. Misalnya, mempelajari cara mencetak, membuat rumah. Menurut kegunaannya, kecerdasan dapat dibagi dua macam, yaitu: 1. Kecerdasan teoretis ialah kecerdasan untuk memecahkan soal-soal yang bersifat teori. Misalnya, bekerja di laboratorium. 2. Kecerdasan praktis ialah kecerdasan untuk mengambil tindakan atau untuk berbuat. Misalnya, mengemudikan mobil.15 Macam – macam test kecerdasan. 1. Inteligensi – test binet simon : Isinya antara lain menirukan kalimat – kalimat, menyebut seret angka – angka membuat kalimat dengan 3 perkataan 15 Ibid, hlm 89-93. 48 dan sebagainya. Dengan test ini kita mendapatkan perbandingan kecerdasan, disingkat PK atau inteligensi quotient disingkat IQ. IQ tersebut kita dapatkan secara membagi umur kecerdasan (MA = Mental Age) ialah jumlah nilai jawaban – jawaban yang betul dibagi umur kalender (CA= Chronological Age) ialah umur anak yang diselidiki, kemudian dikalikan 100. 2. Test Tentara (army Mental Test) di amerika: 3. Dalam test tersebut dipergunakan psikoteknik ialah ilmu jiwa yang mempelajari kesanggupan seseorang untuk memegang suatu jabatan yang sesuai dengan kecerdasan masing – masing. 4. Mental test Ialah test untuk mengetahui segala kemampuan jiwa seseorang yang meliputi fantasi, ingatan, pikiran, kecerdasan, perasaan, jadi intelegensi test hanyamerupakan bagian dari mental test. 5. Scholastic test Ialah test untuk mengetahui tingkat pengajaran pada tiaptiap mata pelajaran, pada tiap-tiap kelas. Yang dipentingkan ialah bekerja dengan cepat dan baik. Test ini berguna untuk mengganti ulangan umum atau ujian.16 C. Intuisi Intuisi ialah pandangan batiniah yang serta merta tembus mengenai satu peristiwa atau kebenaran, tanpa perurutan pikiran, 16 Agus Suyanto, Psikologi umum, Jakarta: Penerbit Aksara Baru, 1971, hlm. 85. 49 mirip ilham. Intuisi merupakan bentuk perkiraan yang samar-samar, sehingga setengah disadari, tanpa diiringin proses berpikir yang cermat sebelumnya, namun kemudian dapat menuntun pada satu keyakinan, yaitu secara tiba-tiba dan pasti memunculkan satu keyakinanyang tepat. Intuisi ini sifatnya kreatif dan menjadi bagian dari kehidupan psikis yang tidak disadari. Maka intuisi dapat diamggap sebagai bentuk berpikir “tembus langsung” dengan menggunakan wawasan insight menanggapi satu situasi. Prosesnya berlangsung sebagai berikut: mula-mula gambarnya masih samar-samar, kemudian orang mampu menanggapi dengan cepat dan tepat, muncul pul satu keyakinan, namun kebenaran peristiwanya harus dicek dengan analisis peristiwa dan verifikasi. Segala sesuatu yang diraba secara intuitif itu, tidak berlandasan satu pembuktian, namun tiba-tiba saja menciptakan satu kepastian langsung atau satu keyakinan yang pasti. Intuisi dalam pengertian “keyakinan terhadap kebenaran perangsang diri sendiri” tetapi belum ada buktinya, sering berlangsung dalam kehidupan kita sehari-hari. Pedagang, para guru, dosen, dokter, politikus, dan lainnya, dalam menimbang dan memutuskan sebagian besar dari perkara dan usahanya dengan intuisi. Namun tidak bisa diingkari, bahwa pada intuisi ini tidak jarang muncul bahaya, yaitu orang bertindak spontan atau bertingkah impulsif, hingga dia membuat kesalahan-kesalahan besar yang “tidak berampun”.17 17 Ibid, hlm. 96. 50 D. Pengamatan melalui pancaindra 1. Melalui indra penglihatan Telah dipaparkan di muka, untuk mengamati sesuatu, individu harus mempunyai perhatian pada objek yang diamatinnya. Bila individu telah memperhatikan, selanjutnya individu menyadari sesuatu yang diperhatikan itu, atau dengan kata lain individu mengamati apa yang diterima dengan alat indranya. Individu dapat menyadari apa yang dilihatnya, didengarnya, dan dirabanya. Alat indra merupakan alat utama dalam individu mengadakan pengamatan. Seseorang dapat melihat dengan matanya tetapi mata bukanlah satu-satunya bagian hingga individu dapsat mengamati apa yang dilihatnya. Mata hanyalah merupakan salah satu alat atau bagian yang menerima stimulus, dan stimulus ini dilangsungkan oleh saraf sensorik ke otak, hingga akhirnya individu dapat menyadari apa yang dilihat. 2. Melalui indra pendengaran Telinga merupakan salah satu alat untuk dapat mengetahui sesuatu yang ada di sekitarnya. Telinga dapat dibagi atas beberapa bagian yang masing-masing mempunyai fungsi atau tugas sendiri-sendiri, yaitu: a. Telinga bagian luar, yaitu merupakan bagian yang menerima stimulus dari luar. b. Telinga bagian tengah, yaitu merupakan bagian yang meneruskan stimulus yang diterima oleh telinga bagian luar, jadi bagian ini merupakan transformer. c. Telinga bagian dalam, yaitu merupakan reseptor yang sensitif yang merupakan saraf-saraf penerima. 51 Stimulus berwujud bunyi yang merupakan getaran udara atau getaran medium lain. Dan sebagai respons dari stimulus itu orang dapat mendengarnya. Bunyi dapat dibedakan atas: Nada, yaitu bunyi yang getarannya telah teratur. a. Desah, yaitu bunyi yang getarannya belum teratur. Nada dapat dibedakan dalam: 1) Keras tidaknya nada, hal ini bergantung kepada amplitudo dan getaran. Makin besar amplitudonya, makin keras nadanya. 2) Tinggi rendahnya nada, hal ini bergantung kepada frekuensi getaran. Makin besar frekuensinya makin tinggi nadanya. 3) Timbre dari nada, hal ini bergantung kepada kombinasi dari bermacam-macam frekuensi. Telinga disamping sebagai alat indra pendengar juga sebagai alat untuk keseimbangan. Indra keseimbangan terdapat dalam telinga sebelah dalam, berkedudukan dalam “vestibule” dan semi-circular canals. Dalam vestibule dan semi-circular canals terdapat rambut-rambut sel serta “otolithen”, dan dalam saluran terdapat zat-zat cairan. Kalau tubuh, terutama kepala dalam keadaan condong misalnya, maka rambut-rambut sel mendapat tekanan dari otolithen, yang kemudian hal ini disampaikan ke otak sebagai pusat kesadaran. Karenanya sebelum organ jatuh, sudah dapat mengubah posisinya terlebih dahulu. 52 1. Melalui Indra Pencium Orang mendapat mencium bau melalui indra pencium yaitu hidung. Sel-sel penerima atau reseptor bau terletak dalam hidung sebelah dalam. Stimulusnya berwujud benda-benda yang bersifat khemis atau gas yang dapat menguap, mengenai alat penerima yang ada dalam hidup, kemudian diteruskan oleh saraf sensoris ke otak, dan sebagai respons dari stimulus tersebut orang dapat menyadari apa yang diciumnya. Mengenai soal bau ini menurut Henning ada 6 bau yang pokok, sedangkan bau-bau lainnya merupakan kombinasi dari bau pokok tersebut. Keenam bau pokok itu ialah: 1. Fruity (e.g. lemon) 2. Resinous (e.g. resins) 3. Flowery (e.g. violets) 4. Spicy (e.g. nutmeg) 5. Burning (e.g. tar) 6. Putrid (e.g. decaying matter) Masing-masing individu mempunyai sensitivitas yang berbeda mengenai penciuman. Untuk mengetshui ini pada umumnya orang menggunakan tes khusus untuk bau. Sering hidung itu telah membiasakan diri terhadap sesuatu bau. Misalnya, dalam laboratorium di tempat pembuangan sampah, mereka mencium bau yang tidak enak, tetapi lama kelamaan setelah orang agak lama di tempat itu, bau yang mula-mula tidak enak itu tidak terasa 53 lagi oleh hidungnya, dalam hal ini orang tersebut telah beradaptasi. 2. Melalui Indra Pengecap Indra pengecap terdapat di lidah. Stimulusnya merupakan benda cair. Pengamatan terjadi karena zat cair itu mengenai ujung sel penerima yang terdapat pada lidah, yang kemudian dikirim langsung oleh saraf sensoris ke otak, hingga orang dapat menyadari atau mengamati tentang apa yang dikecap itu. Mengenai rasa ini ada 4 macam rasa pokok, yaitu rasa: a. Pahit b. Manis c. Asin d. Asam Masing-masing rasa ini mempunyai daerah penerima rasa sendiri-sendiri pada lidah. Sedangkan rasa-rasa lain merupakan campuran dari rasa-rasa pokok. 2. Melalui Indra Peraba Indra praba yaitu kulit, dapat merasakan rasa sakit, rabaan, tekanan dan temperatur. Tetapi tidak semua bagian dari kulit dapat menerima rasa-rasa ini. Pada bagian-bagian tertentu saja yang dapat menerima stimulus-stimulus tertentu. Rasa-rasa tersebut merupakan rasa-rasa kulit yang primer, sedangkan di samping itu masih terdapat variasi yang bermacam-macam 54 Dalam hal tekanan atau rabaan, stimulusnya langsung mengenai bagian kulit. Stimulus ini akan menimbulkan kesadaran akan lunak, keras, halus, dan kasar. Stimulus yang dapat menimbulkan rasa sakit dapat bersifat khemis maupun “electrical” dan sebangsanya yang pada pokoknya stimulus itu cukup kuat menimbulkan kerusakan pada kulit, dan hal ini menimbulkan rasa sakit.18 18 Ibid, hlm 96-100. 55 HASIL MINI RISET (Gejala Psikologi: Berpikir: Cita-Cita) Laporan Hasil Observasi (Mini Riset) Gejala Pengenalan Kognisi 1 (Pengindraan dan Pengamatan, Tanggapan, Reproduksi dan Asosiasi, Ingatan, dan Fantasi) 1. Judul observasi : Cita-Cita (Proses Berpikir) 2. Identitas Nama : Rima Anggreni Jenis kelamin : Perempuan Tempat, tanggal lahir : Jambi, 17 Agustus 2000 Pendidikan : Kelas 2 SMA N 2 Jambi Tanggal Observasi : 19 Maret 2017 Tempat Observasi : Sekolah SMA N2 Jambi 3. Tujuan Observasi Adapun tujuan observasi ini dilakukan sebagai berikut: a. Mengetahui seberapa besar kemampuan berpikir. b. Mengetahui seberapa besar kecerdasan. c. Mengetahui seberapa besar kreatif anak. d. Mengetahui seberap besar pengamatan melalui pancaindra. 56 4. Metode Observasi a. Penelitian langsung dilakukan di lapangan atau kepada responden (objek observasi) b. pendekatan kualitatif karena penelitian ini berorientasi pada fenomena atau gejala yang bersifat alami. Prosedur penelitian ini menghasilkan data deskritif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari pelaku yang diamati. 5. Sumber Data a. Sumber Data Primer Merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli. b. Sumber Data Sekunder Merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. 6. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara Menanyakan sesuatu kepada seseorang yang menjadi informasi atau responden. b. Dokumentasi Setiap bahan tertulis atau foto. 7. Semangat belajar yang sangat antusias untuk mencapai cita-citanya. 8. Stimulus (rangsangan) yang didapatkannya banyak rangsangan yang mempengaruhi kecerdasan berpikir 57 (kognitif), sehingga banyak sekali ilmu pengetahuan yang anak ketahui. 9. Intuisinya sangat baik sehinnga anak tersebut kreatif dan proses berpikirnya yang cermat. 10. Pancaindra yang sangat baik sehingga anak tersebut menerima stimulus (rangsangan) yang banyak. Proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dengan cara mengorganisasikan data ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari serta membuat kesimpilan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. 11. Analisis Observasi (Mini Riset) Setelah penelitian, beberapa melakukan serangkaian akhinya hal penelitian terkait dengan pengamatan dapat dan menyimpulkan perkembangan objek observasi. 12. Analisis Berupa Tabel No. 1. 2. 3. 4. 5. Uraian Berpikir Inteligensi Intuisi Pancaindra Bertanggung Jawab 6. Sopan Keterangan : 1 2 3 4 1 = A sangat baik 2 = B baik 3 = C cukup 4 = D kurang 5 = E tidak baik 5 58 GEJALA PERASAAN..... 59 A. Pengertian Perasaan Perasaan termasuk gejala jiwa yang dimilki oleh semua orang,hanya corak dan tingkatannya tidak sama. Perasaan tidak termasuk gejala mengenal,walaupun demikian sering juga perasaan berhubungan dengan gejala mengenal. Perasaan adalah suatu keadaan kerohanian atau peristiwa kejiwaan yang kita alami dengan senang atau tidak senang dalam hubungan dengan peristiwa mengenal dan besifat subjektif.19 Perasaan bisa juga didefinisikan sebagai gejala psikis yang bersifat subjektif yang umumnya berhubungan dengan gejal-gejala mengenal, dan dialami dalam kualitas senang atau tidak senang dalam berbagai taraf.20 Sementara menurut Prof. Hukstra, perasaan adalah suatu fungsi jiwa untuk dapat mempertimbangkan dan mengukur sesuatu menurut rasa senang dan tidak senang 21. Sehingga pemakalah menyimpulkan, perasaan adalah suatu rasa yang dialami dengan senang atau tidak senang pada suatu peristiwa. Unsur – unsur perasaan itu ialah : a. Bersikap subjektif daripada gejala mengenal b. Bersangkut paut dengan gejala mengenal c. Perasaan dialamai sebagai rasa senang/tidak senang, yang tingkatnya tidak sama. Perasaan lebih erat hubungannya dengan pribadi seseorang dan berhubungan pula dengan gejala-gejala jiwa orang lain. Maka, 19 Abu Hanafi, Psikologi Umum, Jakarta:Rineka Cipta, 2009, hlm.101. Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Rajawali, 2009. 21 Purwa Atmaja prawira, Psikologi Umum, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2016, hlm.75 20 60 tanggapan perasaan seseorang terhadap sesuatu tidaklah sama.Gejala perasaan tergantung pada : a. Perasaan Jasmani. Perasaan yang berhubungan dengan keadaannjasmani pada umumnya.22 b. Pembawaan c. Perasaan seseorang berkembang sejak ia mengalami sesuatu. Menurut W.Wundt perasaan tidak hanya dapat dialami oleh individu sebagai perasaan senang atau tidak senang,tetapi masih dapat dilihat dari dimensi lain, yaitu23 : a. Dimensi pertama Yaitu perasaan yang menyenangkan dan tidak menyenangkan. b. Dimensi kedua Yaitu perasan itu dapat dialami sebagai sesuatu hal yang excited atau inert feeeling c. Dimensi ketiga Ialah “expextancy” dan “release feeling”Sesuatu perasaan dapat dialami oleh individu sebagai sesuatu yang masih dalam penghargaan,tetapi ada pula perasaan yang dialami individu karena peristiwa atau keadaan itu telah nyata terjadi atau telah “relase”(Woodworth and Marquis,1957) Sehubungan dengan soal waktu dan perasaan, Stern juga membedakan perasaan dalam 3 (tiga) golongan, yaitu : 22 23 Sumadi Suyasubrata,Loc.Cit,hlm.67 Abu Ahmad,Loc.Cit,hlm.103 61 a. Perasaan presens Bersangkutan dengan keadaan-keadaan sekarang yang dihadapi. b. Perasaan yang menjangkau maju Merupakan jangkauan kedepan dalam kejadian-kejadian yang akan datang, jadi masih dalam pengharapan c. Perasaan yang berhubungan dengan waktu yang lalu atau melihat kebelakang yang telah terjadi. Gejala perasaan tidak dapat berdiri sendiri, melainkan bersangkut-paut dengan gejala-gejala jiwa yang lain, bahkan perasaan dengan keadaan tubuh tidak dapat dipisahkan. Keadaan tubuh dapat mempengaruhi perasaan dan ada pula perasaan yang menimbulkan gerakan tubuh. Tanggapan-tanggapan tubuh terhadap perasaan dapat terwujud : a. Mimik Gerakan roman muka b. Pantomimik Gerakan anggota badan orang bisu, tuli terdiri dari gerakangerakan yang termasuk mimic dan pantomimic c. Gejala pada tubuh Seperti denyut jantung bertambah cepat dan biasanya muka menjadi pucat dan sebagainya. B. MACAM – MACAM PERASAAN Dalam kehidupan sehari – hari sering kita dengar adanya perasaan yang tinggi dan perasaan yang rendah. Keadaan ini menunjukkan adanya suatu klasifikasi dari perasaan. Max Schaler 62 mengajukan pendapat bahwa ada 4 macam tingkatan dalam perasaan, yaitu : a. Perasaan tingkat sensoris Merupakan perasaan yang berdasarkan atas kesadaran yang berhubungan dengan stimulus pada kejasmanian b. Perasaan yang tergantung kepada keadaan jasmani seluruhnya c. Peerasaan kejiwaan d. Perasaan kepribadian Merupakan perasaan yang berhubungan dengan keseluruhan pribadi. Sementara itu, Kohnstamm member klasifikasi perasaan sebagai berikut : a. Perasaan Keindraan Perasaan yang berhubungan dengan alat-alat indra b. Perasaan Kejiwaan Dalam golongan ini, perasaan dibedakan atas beberapa, yaitu : 1) Perasaan Intelektual Perasaan yang timbul bila orang dapat memmecahkan sesuatu atau mendapatkan hal-hal baru sebagai hasil kerja 2) Perasaan Kesusilaan Perasaan yang timbul kalau orang mengalami hal-hal yang baik/buruk menurut norma kesusilaan. 63 3) Perasaan Keindahan Perasaan yang timbul bila kalau orang mengamati sesuatu yang indah atau yang jelek. 4) Perasaan Kemasyarakatan Perasaan yang timbul dalam hubungan dengan orang lain 5) Perasaan Harga Diri Perasaan yang menyertai harga diri seseorang 6) Perasaan Ketuhanan Perasaan yang berkaitan dengan ketuhanan, perasaan ini digolongkan pada peristiwa psikis yang palingmulia dan luhur. Bigot dan teman-temannya membagi macam-macam perasaan sebagi berikut 24 : 1. Perasaan Jasmaniah Perasaan ini terbagi 2, yaitu : a. Perasaan Indriah Perasaan yang berhubungan dengan perangsangan terhadap panca indra. b. Perasaan Vital Perasaan yang berhubungan dengan keadaan ajsmani pada umumnya., seperti perasaan – perasaan segar, letih, sehat, lemah, tak berdaya dan sebagainya. 24 Sumadi Suryabrata,Op.cit,hlm.67-68 64 2. Perasaan Rohaniah c. Perasaan Intelektual Perasaan yang bersangkutan dengan kesanggupan intelek (pikiran) dalam menyelesaikan problem-problem yang dihadapi. d. Perassan Kesusilaan Perasaan tentang baik – buruk. e. Perasaan Keindahan Perasaan yang menyertai atau timbul karena seseorang menghayati sesuatu yang indah atau tidak indah. f. Perasaan Sosial Perasaan yang mengikatkan individu dengan sesame manusia. g. Perasaan Harga Diri h. Perasaan Keagamaan C. AFEK DAN STRIMING ( SUASANA HATI ) Afek merupakan peristiwa psikis dapat pula diartikan sebagai rasa ketegangan hebat dan kuat, yang timbul dengan tiba-tiba dalam waktu singkat, tidak disadari dan disertai dengan gejalagejala jasmaniah yang hebat., afek pada umumnya lama, karena bersifat kuat. Sebagai bagian dari afek, suasana hati juga berfungsi untuk memberi sinyal atau informasi kepada individu tentang kemungkinan senang atau kecewa dalam suatu interaksi dengan lingkunagan sosial atau fisik. Suasana hati menjadi cerah jika lingkungan memberikan kesenangan dan menjadi muram jika lingkungan tidak memberikan kesenangan. Suasana hati yang baik dapat meningkatkan perilaku 65 kecenderungan mendekat ke interaksi sosial, perilaku prososial, dan tantangan. Sedangkan suasana hati yang buruk meningkatkan respon semakin menjauh dan membela diri. Jadi suasana Hati adalah keadaan perasaan ( yang dipengaruhi rohani dan jasmani ) seseorang.25 Wilhelm Wundt , dalam sebuah analisis intropeksi menemukan afek dalam 3 komponen26, yaitu : a. Afek yang diserta perasaan senang dan tidak senang b. Afek yang menimbulkan kegiatan jiwa atau melemahkan c. Afek yang berisi penuh ketegangan dan afek penuh relaks Sedangkan Immanuel Kant membagi afek dalam 2 kategori, yaitu : a. Afek Sthenis Individu menyadari kemampuan dan kekuatan tenaganya. b. Afek Asthenis Afek yang membawa perasaan kehilangan kekuatan, sehingga aktivitas fisik dan psikisnya terlumpuhkan karenanya. D. SIMPATI DAN EMPATI SERTA MASALAH PRIBADI Kedua jenis perasaan ini berhubungan dengan perasaan seseorang dalam hubungan dengan orang lain. Simpati adalah suatu kecendrungan untuk ikut serta merasakan segala sesuatu yang sedang dirasakan orang lain. Simpati dapat timbul karena 25 26 Purwa Admaja Prawira,Loc.cit,hlm.81 8 Abu Ahmad,Loc.cit,hlm.108 Abu Ahmad,Loc,Cit,hlm.108 66 persamaan cita-cita,mungkin karena penderitaan yang sama atau karena berasal dari daerah yang sama,dan sebagainya. Simpati juga suatu proses dimana seseorang merasa tertarik terhadap pihak lain, sehingga mampu merasakan apa yang dialami, dilakukan dan diderita orang lain. Dalam simpati, perasaan memegang peranan penting. Simpati akan berlangsung apabila terdapat pengertian pada kedua pihak. Simpati lebih banyak terlihat dalam hubungan persahabatan, hubungan bertetangga, atau hubungan pekerjaan. Seseorang merasa simpati dari pada orang lain karena sikap, penampilan, wibawa, atau perbuatan. Gejala perasaan yang berlawanan dengan simpati adalah antipati, suatu gejala yang menunjukkan ketidak senangan kepada orang lain. Empati mirip perasaan simpati, akan tetapi tidak semata-mata perasaan kejiwaan saja, melainkan diikuti perasaan organism tubuh yang sangat dalam. Empati adalah melakukan sesuatu kepada orang lain, dengan menggunakan cara berpikir dari orang lain tersebut, yang menurut orang lain itu menyenangkan dan benar. Menurut Ubaydillah (2005) empati adalah kemampuan kita dalam menyelami perasaan orang lain tanpa harus tenggelam didalamnya. Empati adalah kemampuan kita dalam mendengarkan perasaan tanpa harus larut dan meresponi keinginan orang lain yang tak terucap. Kemampuan itu dipandang sebagai kunci menaikkan intensitas dan kedalaman hubungan kita dengan orang lain (connecting with) selainitu empati merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam melakukan hubungan antar pribadi denga ncoba memahami suatu permasalahan dari sudut pandang atau 67 perasaan lawan bicara. Melalui empati, individu akan mampu mengembangkan pemahaman yang mendalam mengenai suatu permasalahan. Memahami orang lain akan mendorong akan individu saling berbagi. Empati merupakan kunci pengembangan leadership dalam diri individu. Empati ialah suatu kecenderungan untuk merasakan sesuatu yang dilakukan orang lain andaikata dia dalam situasi orang lain tersebut, karena empati orang menggunkan perasaannya dengan efektif didalam situasi orang lain. Masalah- masalah praktis : 1. Fungsi perasan a) Mempunyai pengaruh yang besar kepada setiap perbuatan dan kemauan . b) Perasaan itu cepat dan mudah menular c) Menyangkut perasaan indrawi d) Di sekolah perasaan dan rumah intelektual seyogyanya dalam upaya ditumbuhkan membangkitkan hobby belajar. e) Bahwa gangguan yang serius dan kronis pada kehidupan perasaan bias mengakibatkan tingkah laku abnormal dan gejala neurosis. 2. Emosi dan perkembangan pribadi Emosi berpengaruh terhadap kejiwaan kita,berarti berpengaruh juga terhadap kemauan dan perbuatan.maka gejala jiwa berpengaruh terhadap perkembangan dan pembentukan pribadi : 68 a) Kekuatan perasaan dapat diperkuat dan dapat diperlemah. Semacam itu memberi kesempatan yang baik kepada usaha-usaha pendidikan. b) Pendidikan perasaan adalah sangat penting . Usahakanlah suasana dan rangsang-rangsang yang dapat membangun dan mengembangkan perasaan yang baik dan luhur,dan tiadakanlah keadaan yang merangsang timbulnya perasaan-perasaan rendah dan negatif. c) Karena emosi mempunyai sifat menjala, menular,merembet.maka jangan membawakan emosiemosi yang negatif dalam hubungan dengan sesama, baik dalam pergaulan pergaulan pada umumnya. pendidikan maupun dalam 69 HASIL MINI RISET (Gejala Perasaan) A. Persiapan Penelitian Langkah awal dari penelitian ini adalah mengumpulkan sejumlah bahasan dari buku, web, artikel yang berkaitan dengan pengaruh musik terhadap perkembangan emosi pada anak. Sebelum meneliti, peneliti mempersiapkan beberapa alat seperti alat perekam dan alat tulis. Kemudian peneliti mewawancarai subjek yang terdapat di sebuah rumah. B. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini menjalin terlebih dahulu komunikasi dengan subjek yang akan di teliti. Kemudian peneliti berkunjung ke tempat yang sudah di sepakati dengan subjek yaitu di sebuah rumah tempat anak tersebut mendengar musik.Penelitian pada anak yang berusia 10 tahun dilaksanakan pada tanggal 24 maret 2017. C. Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan emosi pada anak yang suka mendengarkan musik. Penelitian ini menggunakan metode interview jadi penelitian ini bersifat alamiah. D. Subjek Penelitian Subjek penelitiannya adalah seorang anak wanita.Adapun data-datanya sebagai berikut: 70 Nama : Nuradila Umur : 10 Tahun Tinggi : 120 cm Berat : 25 kg Hobi : Mendengarkan musik dan menyanyi Alamat : Jalan Berbah dalam Kelurahan Eka Jaya Jambi Selatan Hasil pengumpulan data dengan metode wawancara. Masalah masalah emosi yang terjadi ketika telah bermain game. Subjek: MJ anak yang berumur 10 tahun. 71 1. Apakah yang dilakukan sodara agar merasa senang ? Mendengar music 2. Apa yang menyebabkan sodara memilih mendengar musik untuk membuat senang ? Karena musik itu seru dan asik 3. Bagaimana pengaruhnya ketika telah mendengar musik? Kadang puas kadang juga suka kurang puas 4. Apa alasan yang menyebabkan sodara kurang puas ? Saat mendengar musik masih seru malah disuruh ngerjain pr/tidur. 5. Apakah setelah bermain game ini ada perubahan yang terjadi pada diri sodara ? 6. Ada, seperti kadang suka berhayal menjadi penyanyi tersebut, suka menirukan gaya-gayanya,kadang ikutin isi lagu tersebut. 7. Apakah musik tersebut selain bisa membuat sodara senang juga bisa membuat sodara mengalami perasaan lain ? 8. Bisa yaitu ketika musiknya seru,lagunya asyik, bisa terkadang suka sedih atau stress juga low lagumya sedih. 9. Apakah sodara memiliki hambatan ketika mendengar musik? Tidak Ada. 10. Apa dampak yang di alami sodara dilingkungan teman bermain ketika telah sering mendengar musik? Lebih memilih teman yang juga suka musik, karena nyambung di ajak ngobrol dan lebih asik. 11. Apakah setelah sering mendengar musik ada pengaruhnya terhadap pembelajaran sodara di sekolah ? Ada, jadi malas belajar karena inginnya hanya dengerin musik. 72 Selain melakukan wawancara secara langsung kami juga melakukan percobaan dengan membandingkan psikologi subjek sebelum mendengar dan setelah mendengar musik seperti pada tabel dibawah ini: Tabel Sebelum Mendengar Musik Motivasi Positif Prilaku Anak Rajin Sebelum Mendengar Sesudah Mendengar Musik Musik √ √ Disiplin Bersosialisasi √ Semangat √ Kedewasaan √ Hasil tabel tersebut menunjukkan perbedaan signifikan antara sebelum dan sesudah mendengarkan musik, Dengan cara mendengarkan musik yang memberi semangat pada subjek yang mempunyai kebiasaaan buruk yaitu sering bolos sekolah.musik yang kami pilih tentunya musik yang bertema sekolah seperti lagu sherina yang berjudul kembali kesekolah, dan lagu kak kolak yang berjudul asyiknya bersekolah.Hasilnya sungguh memberi pengaruh signifikan, subjek yang malas sekolah jadi rajin pergi kesekolah, yang malas bangun pagi jadi semangat bangun pagi, yang suka merajuk, kadang menangis kalau mau berangkat jadi kalem dan lebih dewasa. 73 Musik yang didengar oleh anak anak ini banyak pengaruhnya terhadap perkembangan psikologis anak. Musik yang yang berisi lagu yang sedih,akan membuat anak jadi pemurung, musik yang berirama riang akan membuat anak jadi periang,musik mengandung unsur pornografi dan kekerasan akan membuat anak jadi berpikir negatif dan pemarah tapi musik yang mengajarkan kebaikan tentu membawa dampak positif bagi psikologis anak, anak lebih religius bila sering didengarkan lagu religi dan lebih rajin kesekolah bila didengarkan lagu yang memotivasi anak untuk rajin kesekolah. Musik adalah sesuatu yang sudah tidak asing lagi.Musik merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari perkembangan seorang anak.Musik bisa berdampak negative dan berdampak positif. Maka dari itu kita harus berusaha memaksimalkan dampak positifnya dan meminimalisir dampak negatifnya demi kemajuan bangsa dengan cara lebih selektif memilih lagu yang ingin didengar anak. Peran sebagai orang tua seharusnya bisa lebih peduli terhadap perkembangan anaknya disekolah dan memberikan perhatian lebih terhadap si anak. Kemudian batasi waktu mendengar musikanak dan batasi jenis lagu yang ingin didengar anak, jangan biarkan anak musik terlalu lama hingga lupa belajar dan masukkanlah si anak ke les akademik ataupun non-akademik untuk meningkatkan prestasinya di sekolah maupun di luar sekolah. Dengan cara itu mungkin saja si anak jadi bisa terhindar dari dampak negative musik. 74 GEJALA KEMAUAN..... 75 A. Pengertian Kemauan Kemauan merupakan salah satu fungsi hidup kejiwaan manusia dan dapat diartikan sebagai kativitas psikis yang mengandung usaha aktif dan berhubungan dengan pelaksanaan suatu tujuan. Tujuan adalah titik akhir dari gerakan yang menuju pada suatu arah.adapun tujuan kemauan adalah pelaksanaan suatu tujuan yang harus diartikan dalam suatu hubungan.27 Kemauan juga dapat diartikan sebagai dorongan dari dalam yang lebih tinggi daripada instink, refleks, automatisme, kebiasaan, nafsu, keinginan, kecenderungan dan hawa nafsu yang hanya terdapat pada manusia saja.28 Dalam kehidupan sehari-hari, kemauan dapat disamakan dengan hasrat atau kehendak. Kehendak ialah suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu. Kehendak ini merupakan kekuatan dari dalam. Dan tampak dari luar sebagai gerak-gerik. Dalam berfungsinya kehendak ini bertautan dengan fikiran dan perasaan. Gejala kemauan akan diikuti aktivitas yang disebut perbuatan kemauan. Perbuatan kemauan bukanlah tindakan yang bersifat kebetula, tetapi merupakan tindakan disengaja dan terarah pada tercapainya suatu tujuan. Dorongan kemauan menyebabkan timbulnya perbuatan hati, jiwa tenaga bergerak mencapai suatu tujuan. 27 Abu Ahmadi, Psikologi Umum, 2009,(Jakarta : Rineka Cipta) Dwi Prasetia Danarjati, Adi Murtiadi, Ari Ratna Ekawati, Pengantar Psikologi Umum, 2013, (Yogyakarta : Graha Ilmu) 28 76 1. Proses Kemauan a. Proses kemauan menurut Meuman adalah : 1) Adanya motif 2) Saat mempertimbangkan motif-motif 3) Saat memilih 4) Memutuskan 5) Melaksanakan keputusan kemauan b. Muman membedakan unsur motif-motif: motif dan perjuangan 1) Motif (motivasi) merupakan sebab atau gambaran penyebab yang akan menimbulkan tingkah laku, menuju pada suatu ingatan, gambaran fantasi serta perasaanperasaan tertentu. 2) Perjuangan motif merupakan usaha mempertimbangkan dengan hati nurani dan akal budi kemungkinan akan dilaksanakannya suatu pilihan yaitu diambil dari beberapa alternatif/ kemungkinan dari motif-motif tadi. 3) Pada proses penentuan ada penentuan dariseleksi dan pelaksanaan pilihan itu, yaitu memilih motif yang paling baik dan paling kuat untuk dilaksanakan segera. 2. Keinginan Keinginan ialah dorongan nafsu, yang tertuju pada suatu benda tertentu atau yang konkrit. Kebalikannya ialah kebencian. Keinginan yang dipraktekan bisa menjadi kebiasaan. 77 3. Hasrat Hasrat ialah suatu keinginan tertentu yang daoat diulang-ulang. Paulhan (perancis), menggolongkan hasrat menjadi beberapa golongan, yaitu: a) Hasrat Vital, yang mencakup pada: kerakusan, kesederhanaan, peminum b) Hasrat Sosial, mencakup pada cari teman dan cari persatuan c) Hasrat egoitis, mencakup pada : tamak, kikir, sayang pada diri, tidak sopan d) Hasrat yang abstrak, mencakup pada: jujur, insyaf kewajiban, dan menipu. 4. Kecenderungan Kecenderungan ialah hasrat yang aktif menyuruh kita agar lekas bertindak. 5. Hawa Nafsu Hawa nafsu ialah hasrat yang besar dan kuat yang dapat menguasai seluruh fungsi jiwa kita. 6. Kemauan Kemauan ialah kekuatan yang sadar dan hidup atau menciptakan sesuatu yang berdasarkan perasaan dan fikiran. 29 Proses kemauan untuk sampai kepada tindakan biasanya melaui beberapa tingkat, ialah: 29 Agus Sujanto, Psikologi Umum (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hlm.84 78 a. Motif b. Perjuangan motif c. Keputusan d. Perbuatan kemauan Ciri-ciri Hasrat yaitu: 1) Hasrat merupakan „‟motor‟‟ penggerak perbuatan dan kelakuan manusia. 2) Hasrat berhubungan erat dengan tujuan tertentu, baik positif maupun negatif 3) Hasrat selamanya tidak berpisah dari gejala mnegenai (kognisi) dan perasaan (emosi) 4) Hasrat diarahkan pada penyelenggara suatu tujuan.30 B. Hasrat Yang Berpusat Pada Kemauan Gejala hasrat ini berhubungan dengan gerak dan perbuatan yang berpusat pada kejasmanian atau kewiyasaan. Diantara hasrat ini ada yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan, binatang maupun manusia. 1. Tropisme Adalah peristiwa yang menyebabkan timbulnya gerak kesuatu arah tertentu. Gejala tropisme terdapat pada barang-barang tingkat vegetatif dan animal. Dengan adanya jenis perangsang yang berbeda maka tropisme dapat dibedakan menurut jenis perangsangnya, antara lain: 30 Abu Ahmadi, Psikologi Umum (Jakarta : Rineka Cipta, 2009),hlm.114 79 a. Foto-Tropisme (fotos-cahaya) Yaitu tropisme yang timbul karena adanya perangsang cahaya menurut arah geraknya, foto tropisme dapat dibedakan menjadi: 1) Foto-tropisme Positif 2) Foto-tropisme Negatif b. Helio-Tropisme Yaitu tropisme yang timbul karena danya perangsang matahari. Menurut arah geraknya tropisme dapat dibedakan menjadi: 1) Helio-tropisme Positif 2) Helio-tropisme Negatif31 2. Refleks Reflek adalah gerak reaksi yang tidak disadari oleh perangsang. Refleks ini duhubungkan dengan gejala konasi yang rendah tingkatannya maka refleks hanya boleh dikatakan gerak refleks, hukum perbuatan refleks. a. Ciri-ciri gerak refleks 1) Pada gerak refleks terdapat hubungan erat antara perangsa dan reaksi, yakni terhadap perangsa itu. 2) Gerak refleks berlangsung diluar kesadaran (tidak disadari) 3) Gerak refleks bersifat mekanis (bergerak dengan sendirinya) dan tidak mempunyai tujuan tertentu. 31 Op.Cit, hlm.86 80 b. Proses terjadinya gerak refleks Gerak refleks adalah gerak diluar kesadaran, jadi reaksi-reaksi yang ditimbulkan tidak bersumber pada pusat susunan syaraf (otak) tanpa suatu pertimbangan. Proses terjadinya gerak reflek perangsang panca indra sel-sel syaraf sensoris urat syaraf motoris reaksi.32 c. Macam-macam Refleks Yaitu : a) Refleks Bawaan, yakni refleks yang dibawa sejak lahir, disebut juga refleks asli atau refleks sewajarnya. b) Refleks Latihan, yakni refleks yang diperoleh dari pengalaman. c) Refleks Bersyarat (conditioned-refleks).33 3. Insting Insting yaitu kemampuan berbuat teretntu yang dibawa sejak lahir yang tertuju pada pemuasan-pemuasan dorongan nafsu dan dorongan-dorongan lain. Instingini terdapat pada hewan dan manusia, namun fungsi dan peranannya tidak sama.34 a. Ciri-ciri insting 1) Insting lebih majemuk dari refleks 2) Insting merupakan kemampuan untuk bergerak kepada suatu tujuan dengan tidak memerlukan latihan terlebih dahulu. 32 33 Ibid, 115 Ibid, hlm. 117 81 3) Insting sedikit banyak dapat dilatih dan diubah disesuaikan dengan keadaan-keadaan baru. b. Macam-macam Insting Insting dapat digolongankan menjadi: 1) Dorongan Insting mempertahankan diri, meliputi: a) Insting makan b) Insting bernafas c) Insting bermain d) Insting melindungi diri e) Insting takut f) Insting istirahat 2) Dororngan insting mempertahankan jenis, meliputi: a) Insting seksual b) Insting membela diri c) Insting minta tolong d) Insting sosial e) Insting melindungi f) Insting memelihara 3) Dorongan insting mengembangkanb diri: a) Insting belajar b) Insting menyelidiki c) Insting ingin tahu c. Otomatisme Gejala-gejala yang menimbulkan gerak-gerak terselenggara dengan sendirinya disebut automatisme. Automatisme dibagi menjadi: 82 1) Automatisme Asli ialah gerak automatisme yamng tidak degerakkan oleh gejala hasrat. 2) Automatisme Latihan ialah gerak-gerak yang berjalan secara automatisme karena seringnya gerak-gerak tersebut diulang-ulang. d. Kebiasaan Kebiasaan adalah gerak perbuatan yang berjalan dengan lancar dan seolah-olah berjalan dengan sendirinya. e. Nafsu Nafsu adalah dorongan yang terdapat pada manusia dan memberi kekuatan bertindak untuk memenuhi kebutuhankebutuhan tertentu. 1) Macam-macam Nafsu Yaitu : a) Nafsu Individu b) Nafsu Sosial 2) Hubungan nafsu dan perasaan Perasaan yang hebat dapat menimbulkan bergeraknya suatu nafsu dan sebaliknya kadang bisa manimbulkan perasaan yang hebat dan adakalanya kemampuan berfikir dikesampingkan. 3) Nafsu dan Pendidikan.35 35 Dwi Prasetya Danarjati, Adi Murtiadi, Ari Ratn Ekawati, Pengantar Psikologi Umum (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013) hlm. 41 83 f. Keinginan Keinginan adalah nfsu yang telah mempunyai arah tertentu dan tujuan tertentu disebut keinginan. Kalau dorongan sudah menuju arah yang nyata atau konkret dan tertentu, misalnya disitu akan terjadi dorongankeras dan terarah pada suatu objek tertentu maka nafsu itu disebut keinginan. g. Kecenderungan Kecenderungan adalah keinginan-keinginan yang sering timbul atau muncul. Kecenderungan dapat dibedakan menjadi beberapa golongan yaitu : a. Kecenderungan Vital b. Kecenderungan perseorangan c. Kecenderungan sosial d. Kecenderungan abstrak.36 h. Hawa Nafsu Hawa nafsu adalah kecenderungan atau keinginan yang sangat kuat dan mendesak yang sedikit banyak sangat mempengaruhi jiwa seseorang. Hawa nafsu dapat dicirikan menjadi: 1) Perasaan sangat terpengaruh dan daya berfikir dapat dilumpuhkan. 2) Biasanya hawa nafsu disertai timbulnya kekuatankekuatan yang hebat 36 Ibid, hlm.42 84 i. Kemauan 1) Proses kemauan Dibawah ini dua teori mengenai proses kemauan yaitu: a) Teori Muman b) Teori N. Ach (analsis baru) 2) Kebebasan Kemauan a) Hal-hal yang mempengaruhi kemauan yaitu: 1) Keadaan fisik 2) Keadaan materi 3) Keadaan psikis 4) Keadaan milieu (lingkungan) 5) Keadaan kata hati (consciensia) b) Kebebasan kemauan 1) Teori Determinisme (menetukan) Teori ini berpendapat bahwa kebebasan kemauan tidak mungkin ada, semua kejadian termasuk kemauan manusia sudah tertentu, dan terjadinya berdasarkan sebab akibat. 2) Teori In-determinisme Kaum ini penentang alirab-aliran determenisme, yang berpendapat: Manusia tidak hidup berdasarkan hukum-hukum kautalitas (sebab kemauannya. akibat) tetapi bebas dari 85 C. Hasrat Yang Berpusat Pada Psikologi Kemauan adalah dorongan kehendak yang terarah pada tujuan-tujuan hidup tertentu, dan dikendalikan oleh pertimbangan akal budi Ciri- ciri kemauan sebagai berikut : 1. Gejala kemauan merupakan dari dalam yang khusus dimiliki oleh manusia 2. Gejala kemauan yang berhubungan erat dengan suatu tujuan. 3. Gejala kemauan sebagai pendorong timbulnya perbuatan kemauan yang didasarkan atas berbagai pertimbangan. 4. Dalam kemauan tidak hanya terdapat pertimbangan pikiran dan perasaan saja, melainkan seluruh pribadi pertimbangan, memberikan pengaruh dan memberikan corak pada perbuatan kemauan. 5. Pada kemauan bukanlah tindakan yang bersifat kebetulan, melainkan tindakan yang disengaja dan pada tercapainya suatu tujuan. 6. Bahwa tujuan menjadi univikator atau pemersatu dari semua tingkah laku manusia, dan mengkoordinasi segenap fungsi kejiwaan menjadi bentuk kerjasama yang super harmonis. Hal- hal yang mempengaruhi kemauan yaitu: a. Keadaan fisik b. Keadaan materi c. Keadaan lingkungan d. Keadaan kata hati. 86 Hasil Mini Riset (Kemauan) A. Persiapan Penelitian Langkah awal dari penelitian ini adalah mengumpulkan sejumlah bahasan dari buku, artikel, dan web yang berkaitan dengan kemauan anak dalam membaca Al-Qur‟an terhadap perkembangan kemauan pada anak. Sebelum meneliti, peneliti mempersiapkan beberapa alat seperti alat perekam dan alat tulis. Kemudian peneliti mewawancarai subjek yang terdapat disebuah Asrama TPA. B. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini menjalin terlebih dahulu komunikasi dengan subjek yang akan teliti. Kemudian peneliti berkunjung ketempat yang sudah disepakati dengan subjek yaitu disebuah Asrama TPA tempat anak belajar Al-Qur‟an. Penelitian pada anak yang berusia 6 – 10 tahun. C. Hasil Penelitian Hasil pengumpulan data dengan metode wawancara. Masalahmasalah yang berkaitan dengan kemauan anak usia 6-10 tahun dalam belajar Al-Qur‟an. Subjek : NH dan TR anak yang berusia 6 – 10 tahun. Masalah : Tingkat kemauan anak usia 6 – 10 tahun dalam mempelajari Al-Qur‟an. 87 1. Apa yang anda rasakan ketika memulai belajar Al-Qur‟an? Awalnya sulit, tapi lama-lama menyenangkan. 2. Untuk usia semuda anda, apa yang menyebabkan anda memilih untuk belajar al-Qur‟an? Pertama, karena dorongan orang tua. kedua, karena memang suka, dan ketiga karena lingkungan. 3. Bagaimana orang tua anda pertama kali memberikan dorongan kepada anda sampai anda mempunyai kemauan sendiri untuk belajar al-Qur‟an? orang tua memasukkan saya ke Asrama TPA ini dan saya melihat semua anak disini semangat dalam belajar Al-Qur‟an. 4. Pernahkah anda merasa jenuh saat anda belajar al-Quran? Pernah sih, tapi jenuh nya hilang kalau sudah melihat teman yang sangat bersemangat dalam belajar Al-Qur‟an. 5. Bisakah anda jelaskan mengapa jenuhnya hilang kalau sudah melihat teman yang sangat bersemangat belajar al-qur‟an? iya, itu karena disini kami saling menyemangati satu sama lain. Kita buat sistem seperti sistem lomba. 6. Seperti apa itu sistem lomba? sistem lomba itu maksudnya yaitu seberapa banyak sudah kita membaca dan mempelajari Al-qur‟an. Kita berlomba-lomba untuk mencapai target „‟khatam al-qur‟an‟‟. 7. Apakah dengan belajar al-qur‟an ini dapat mengganggu kegiatan anda yang lain? ohh, sangat tidak menganggu. Karena disini kami sudah mempunyai jadwal kapan dan kepada siapa kami harus belajar Al-qur‟an. 88 8. Menurut anda pentingkah untuk anak usia seperti anda belajar al-qur‟an? menurut saya sangat penting karena kalau kecil sudah belajar, kelak kalau sudah tua tidak kesulitan. Selain melakukan wawancara secara langsung kami juga melakukan percobaan dengan membandingkan psikologi subjek setelah belajar dan sebelum belajar Al-Qur‟an seperti pada tabel dibawah : Tabel Sebelum Belajar Al-Qur’an Perilaku anak A B Rajin Disiplin C Semangat Kedewasaan D Tabel Setelah Belajar Al-Qur’an Perilaku Anak A Rajin Disiplin Semangat Kedewasaan B C D Hasil tabel tersebut menunjukkan perbedaan signifikan antara sebelum dan sesudah belajar al-qur‟an. Dengan cara memberikan pembelajaran al-qur‟an pada anak sebagai kegiatan tambahan, itu membuat pengetahuan anak bertambah dan anak semakin 89 menyukai al-qur‟an. Dan untuk anak yang biasanya lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bermain, setelah memiliki jadwal untuk belajar Al-qur‟an anak tersebut mengurangi kegiatan bermainnya. Dan waktunya pun tidak terbuang sia-sia hanya untuk bermain. Anak tersebut menjadi rajin hadir dalam kegiatan belajar Alqur‟an. Anak itu pun menjadi disiplin waktu karena telah memiliki jadwal. Dengan adanya sistem lomba pun anak semakin bersemangat dan mempunyai banyak teman, banyak pengetahuan dan pastinya bimbingan ustad ustadzah yang juga membuat anak bertambah kedewasaannya. D. METODE PENELITIAN 1. Desain Penelitian Penelitian dilakukan secara kualitatif deskriptif untuk mengetahui perkembangan kemauan pada anak yang suka membaca atau belajar dan mempelajari Al-Qur‟an. Penelitian ini menggunakan metode interview jadi penelitian ini bersifat alamiah. 2. Subjek Penelitian Subjek penelitiannya adalah seorang anak perempuan. Adapun data-datanya sebagai berikut : Nama : Nuril Fajriah Umur : 9 tahun Tinggi : 125 90 Berat : 27 kg Hobi : Membaca Al-Qur‟an dan Mendengarkan solawat Alamat : Desa Lubuk Harjo Kecamatan Bayung Lencir Kabupaten MUBA Belajar adalah sebagai suatu proses dimana seseorang berubah perilakunya akibat pengalaman. Pengalaman dapat diperolah melalui proes belajar dengan mengamati, mendengarkan, menghafalkan, mempraktekkan dan memikirkan serta merefleksikan. Pengalaman akan menjadi pengetahuan. demikian pula dengan pengetahuan Al-Qur‟an diperolah dengan cara yang sama. Belajar atau membaca al-qur‟an merupakan bagian dari pengetahuan al-qur‟an, diperoleh dengan cara belajar, sehingga tidak ada orang yang otomatis bisa, dalam belajar diperlukan waktu 91 tenaga dan biaya. Dan dalam belajar al-qur‟an tersebut yang paling penting adalah kemauan anak itu sendiri untuk belajar. Seberapa besar kemauannya mempelajari Al-qur‟an bisa menunjang keberhasilan anak itu dalam belajar. Dukungan dan motivasi orang tua pun juga sangat berpengaruh. Kemauan orang tua untuk selalu mengingatkan anaknya dalam belajar Al-qur‟an itu bisa mempengaruhi kemauan anak belajar Al-qur‟an. 92 GEJALA CAMPURAN PERHATIAN, KELELAHAN DAN SUGESTI...... 93 A. PERHATIAN Perhatian merupakan reaksi yang berasal dari seseorang terhadap aktifitas daya konsentrasi fokus terhadap suatu obejek. Ada beberapa yang mempengaruhi perhatian diantaranya factor eksternal (benda-benda yang berhubungan dengan individu stimulus) sedangkan dari factor internal (minat dan keinginan, perasaan, kebiasaan). 1. Macam-macam perhatian Terdapat 5 jenis perhatian, yaitu: 1. Perhatian Selektif (Selective Attention) Perhatian selektif terdapat pada situasi dimana seseorang memantau beberapa sumber informasi sekaligus. 2. Perhatian Terfokus (Focused Attention) Perhatian terfokus mengacu pada situasi dimana seseorang diberikan beberapa input namun harus fokus pada satu infut saja selama selang waktu tertentu.37 3. Perhatian Terbagi (Divided Attention) Perhatian terbagi terjadi ketika penerima informasi diharuskan menerima informasi dari berbagai sumber dan melakukan beberapa jenis pekerjaan sekaligus.38 4. Perhatian yang terus menerus (Sustained Attention) Perhatian terus menerus dilakukan penerima informasi yang harus melihat sinyak atau sumber pada jangka waktu yang 37 Dewi Prasetia Danarjati dkk. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013, hlm. 49-50. 38 Ibid, hlm, 50-51. 94 cukup lama .Dalam situasi ini sangat penting bagi penerima informasi untuk menecegah kehilangan sinyal. 5. Kurang perhatian (Lack of Attention) Kurang perhatian ini merupakan situasi dimana penerima informasi tidak berkonsentrasi terhadap pekerjaannya. Situasi ini disebabkan oleh kebosanan/kejenuhan dan kelelahan. 2. Syarat-syarat agar perhatian mendapat manfaat sebanyakbanyaknya a. Inhibisi (Pembatasan Lapangan Kesadaran) Yaitu pelarangan atau penyingkiran isi kesadaran yang tidak diperlukan,atau menghalangi-halangi masuk ke dalam lingkungan kesadaran. b. Apersepsi Yaitu penggarahan dengan semua isi kesadaran,termasuk tanggapan,pengertian yang telah dimiliki dan bersesuaian/berhubungan objek pengertian. c. Adaptasi (penyesuaian diri) Peristiwa penyesuaian diri disebut adaptasi 3. Proses Atensi Atensi dapat merupakan proses sadar maupun tidak sadar. a. Proses otomatis tidak melibatkan kesadaran, misalnya mengarahkan pandangan pada rangsangan yang menarik secara kognisi. 95 b. Proses terkendali biasanya dikendalikan oleh kesadaran,bahkan membutuhkan kesadaran untuk dapat mengarahkan atensi secara terkendali. Proses pembiasaan terhadap suatu hal lselain membentuk proses otomisasi, namun juga membentuk habituasi yang menyebabkan atensi menjadi berkurang pada hal-hal berkaitan yang tidak menjadi fokus pembiasaan. Penginput data di computer lebih memperhatikan point informasi yang biasa diinputnya, namun kadang-kadang luput membaca iformasi yang berbeda dari biasanya.Proses pembiasaan tidak hanya menjalankan tugas atensi, namun juga tugas-tugas lainnya seperti motoric, mengingat dan lain-lain. 4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perhatian a. Pembawaan Adanya pembawaan tertentu yang berhubungan dengan obejk yang sedang direaksi,maka sedikit atau banyak akan timbul perhatian terhadap objek tertentu. b. Latihan dan kebiasaan Meskipun dirasa tidak ada bakat pembawaan tentang suatu bidang,tetapi karena hasil pada latihan/kebiasaan,dapat menyebabkan mudah timbulnya perhatian terhadap bidang tersebut.39 c. Kebutuhan Adanya kebutuhan tentang sesuatu memungkinkan timbulnya perhatian terhadap objek tersebut. Kebutuhan merupakan dorongan, sedangkan dorongan itu mempuyai 39 Ibid.hlm,51-52 96 tujuan yang harus dicurahkan kepadanya.Demi tercapainya sesuatu tujuan,disamping perhatian perasaan juga dan kemauan memberi dorongan yang tidak sedikit pengarunya. d. Kewajiban Didalam kewajiban terkandung tanggung jawab yang harus dipenuhi, entah kewajiban itu cocok atau tidak, menyenangkan atau tidak.Maka demi terlaksananya suatu tugas,apa yang menjadi kewajibannya akan dijalankannya dengan penuh perhatian. e. Sehat tidaknya jasmani, segar tidaknya badan sangat mempengaruhi perhatian kita pada suatu objek. f. Suasana jiwa Keadaan batin,perasaan,fantasi,pikiran dan sebagainya sangat mempengaruhi perhatian kita,mungkin dapat juga membantu juga dapat menghambat. g. Suasana disekitar Adanya bermacam perangsang disekitar kita, seperti kegaduhan, keributan, kekacauan, temperature, social ekonomi, keindahan dan sebagainya dapat mempengaruhi perhatian kita. h. Kuat tidaknya perhatian perangsang dari obejk itu sendiri Berapa kuatnya perangsang yang bersangkutan dengan objek perhatian sangat mempengaruhi perhatian kita.40 40 Ibid.hlm,53. 97 B. KELELAHAN Kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat.Kelelahan diatur secara central oleh otak (Amrizal 2005).Menurut Suma‟mur (1996) kelelahan adalah reaksi fungsional dari pusat kesadaran yaitu Cortex Cerebri yang dipegaruhi oleh 2 (dua) sistem antagonistic yaiu sistem penghambat (inhibisi) dan sistem penggerak (aktivasi) tetapi semuanya bermuara kepada pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan tubuh.Kelelahan merupakan isyarat bahwa energy tubuh kita menyusut dan menurun.Kelelahan merupakan keadaan suatu individu,dmana terjadi penurunan kekuatan dan kekuatan kontraksi otot serta perlambatan gerakan aktifitas yang sedang dilakukannya.Hal ini dapat ditimbulkan oleh dua hal yaitu akibat fisik (fisiologis atau kimia) dan akibat kelelahan mental (psikologis) 1. Sebab-sebab kelelahan Kelelahan disebabkan karena berlangsungnya aktifitas atau pekerjaan,baik aktifitas jasmani maupun rohani. 2. Macam-macam kelelahan a. Kelelahan jasmani: Kekuatan jasmani berkurang, sehingga tidak dapat melakukan sesuatu dengan semestinya,maka itu mengalami kelelahan jasmani b. Kelelahan rohani: Kekuatan jiwa berkurang, sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan psikis dengan semestinya,maka itu dikatakan mengalami kelelahan rohani atau kelelahan jiwa.41 41 Ibid.hlm,53-54. 98 3. Pendapat-pendapat tentang kelelahan a. Teori Inteksias Inteksias artinya didalam badan kita terdapat atau terjadi racun yang dapat menimbulkan kelesuhan42.Ini terjadi pertukaran zat, peredaran darah dan pembakaran. Karena pertukaran zat, peredaran darah dan pembakaran itu,timbullah berbagai benda sisa atau “ampas”. Masuk kedalam peredaran darah dan akhirnya masuk kedalam susunan urat syaraf. Disinilah bendabenda itu menyebabkan terbentuknya semacam benda berbisa atau racun.Inilah yang menimbulkan rasa lesu,baik jasmani maupun rohani,baik setempat maupun seluruh tubuh. b. Teori Biologis Tokoh: Thorndike, teori ini termasuk teori baru yang mencari sebab-sebab kelesuan dari hukum-hukum hidup manusia. Thorndike menunjukkan 2 peristiwa yang terjadi pada manusia.Apabila ia bekerja agak lama ,akan terjadi: a) Pengurangan tenaga pada kita, menyebabkan timbulnya kelesuan. b) Perasaan lama,makin kebosanan.pekerjaan lama dalam menimbulkan waktu perasaan bosan.Kebosanan berkuranglah perasaan puas 42 Abu Ahmadi.2009.Psikologi Umum.Jakarta:PT.Rineka Cipta.hlm,155. 99 pada pekerjaan.Hal ini dirasakan juga sebagai kelesuan/kelelahan 4. Proses terjadinya kelelahan Makanan yang mengandung glikogen dalam tubuh melalui aliran darah.Setiap kontraksi dalam otot selalu diikuti reaksi kimia (oksidasi glukosa) yang merubah glikogen tersebut menjadi tenaga,panas dan asam laktat (produk sisa).Didalam tubuh dikenal fase pemulihan yaitu suatu proses untuk merubah asam laktat menjadi glokogen kembali dengan adanya oksigen dari pernafasan sehingga memungkinkan otot-otot bisa bergerak secara kontinu ini berarti keseimbangan kerja bisa dicapai dengan baik apabila kera fisiknya tidak terlalu berat .Pada dasarnya kelelahan ini timbul karena terakumulasinya produk sisa dalam otot atau peredaran darah yang disebabkan tidak seimbangnya antara kerja dan proses pemulihan.kelelahan psikologis timbul dalam perasaan orang yang bersangkutan dan terlihat dengan tingkah lakunya atau pendapatpendapatnya yang tidak konsekuen lagi serta jiwanya yang labil dengan adanya perubahan walaupun sendiri dalam kondisi lingkungan atau kondisi tubuhnya. 5. Akibat Kelelahan Konsekuensi kelelahan kerja menurut Randalf Schuler (1999) antara lain : 100 a. Pekerja yang mengalami kelelahan kerja akan berprestasi lebih buruk daripada pekerja yang masih “semangat” b. Memburuknya hubungan si pekerja dengan yang lain c. Dapat mendorongnya tingkah laku yang menyebabkan menurunnya kualitas hidup seseorang 6. Bekerja Peristiwa Dalam Gejala Perhatian a. Preserverasi (Menahan) Peristiwa ini terjadi kalau seseorang sangat terikat perhatiannya pada sesuatu objek tertentu,sehingga sukar melepaskan perhatiannya dari objek tersebut. b. Adaptasi Peristiwa yang selalu berpindah-pindah,mudah menyesuaikan diri dengan keadaan-keadaan baru. c. Osilasi Keadaan perhatian yang tidak tetap, timbul tenggelam, kuat kendur, sering terputus-terputus.Hilangnya bagian yang tidak tertangkap itu berbarengan dengan terputusnya peristiwa. d. Perhatian bergerak Peristiwa ini perhatiannya berserakan, seakan-akan tidak mempunyai perhatian sama sekali terhadap apa saja, peristiwa ini sebagai akibat adanya perseverasi.43 43 Dewi Prasetia.Op.Cit,hlm.54-56 101 7. Cara mengatasi kelelahan Untuk menghindari keseimbangan rasa antara lelah diperlukan masukan sumber adanya datangnya kelelahan tersebut (factor-factor penyebab kelelahan) dengan jumlah keluaran yang diperoleh lewat proses pemulihan (recovery) .Proses pemulihan dapat dilakukan dengan cara antara lain memberikan waktu istirahat yang cukup baik yang terjadwal atau terstruktur atau tidak dan seimbang dengan tinggi rendahnya tingkat ketegangan kerja. Dengan memperpendek menghasilkan memperpanjang output jam jam perjam kerja kerja harian sebaliknya hairan akan akan dengan menjurus memperlambat kecepatan kerja yang akhirnya berakibatnya pada penurunan prestasi kerja per jamnya. Kelelahan dapat dikurangi dengan berbagai cara yang ditujukan kepada keadaan umum dan lingkungan fisik di tempat kerja.Misalnya,banyak hal dapat dicapai dengan jam kerja,pemberian kesempatan istirahat yang tepat,kamar-kamar istirahat,masa-masa libur dan rekreasi ,dan lain-lain. Pengetrapan ergonomic dalam hal pengadaan tempat duduk meja dan bangku-bangku kerja sangat membantu.Demikian pula organisasi proses produksi yang tepat.Selanjutnya usaha-usaha perlu ditujukan kepada kebisingan,tekanan panas,pengudaraan dan penerangan yang baik. Disamping cara tersebut, tentang istirahat ini masih ada beberapa kemungkinan : 102 a. Untuk menghilangka kelesuan jasmani,cukuplah kiranya kalau orang menghentikan pekerjaan, duduk-duduk, tidur,dan sebagainya b. Untuk menghilankan kelesuan rohani,kadang-kadang orang tidak cukup dilakukan,tetapi menghentikan kadang-kadang pekerjaan orang tidak yang perlu menghentikan sepenuhnya pekerjaan jiwa/pikir yang dilakukan.44 SUGESTI 1. Defenisi sugesti Sugesti adalah pengaruh atas jiwa atau perbuatan seseorang,sehingga pikiran,perasaan dan kemauannya terpengaruh, dan dengan begitu orang mengakui atau menyakini apa yang dikehendaki dari padanya. Sugesti adalah pengaruh yang berlangsung terhadap kehidupan psikis dan segenap perbuatan kita baik perasaan, pikiran maupun kemauan kita yang dapat menguatkan pikiran. Inti dari sugesti adalah didesakkan suatu keyakinan kepada seseorang, yang olehnya diterima mentah-mentah ,tanpa pertimbangan mempengaruhi yang yang dalam. mendesakkan Pihak suatu yang keyakinan, pendapat atau anggapan kepada orang lain.45 Pihak yang dipengaruhi yang didesak untuk menurut dan menerima pendapat atau tanggapan yang dikenakan kepadanya. 44 45 Abu Ahmadi. Psikologi Umum.Jakarta:PT.Rineka Cipta, 2009, hlm,156. Dewi Prasetia.Op.Cit, hlm, 56-57. 103 Keterangan diatas bahwa sugesti adalah pengaruh yang dikenakan kepada pihak lain,yakni yang sugesti. Menyugesti orang berarti mempengaruhi proses kejiwaan (pikiran,perasaan,dan kemauan) orang lain,sehingga orang yang disugesti mengikuti dan berbuat apa seperti yang disugestikan kepadanya. 1. Sugestif dan Sugestibel a) Sugestif b) Sesuatu yang mempunyai pengaruh sugesti yang besar. Hal yang mempengaruhi sugesti ini tidak dapat ditentukan, kadang-kadang karena kecakapan, kedudukan, kekayaan, kejujuran dan sebagainya. c) Sugestibel Ialah sifat-sifat yang mudah kena saran atau sugesti.orang yang mudah terkena pengaruh sugesti disebut sugestibel. d) Cara-cara yang menyugesti 1) Dengan membujuk 2) Dengan memuji 3) Dengan menakut-nakuti 4) Dengan menunjukkan kelebihan46 46 Ibid.hlm,57. kekurangan atau 104 e) Alat-alat sugesti Sehububungan dengan cara-cara menyugesti,kita mengenal alat-alat untuk menanamkan pengaruh sugesti kepada pihak lain : 1) Mata (pandangan tajam, lemah lembut, dan sebagainya) 2) Roman muka (manis, kasih sayang, dan sebagainya) 3) Teladan (tingkah laku yang baik, sopan santun, kejujuran dan sebagainya) 4) Gambar (gambar majalah-majalah, mingguan, buku-buku, dan sebagainya) 5) Suara (merdu, sinis, perintah, dan sebagainya) 6) Warna (dalam reklame, sandiwara) 7) Slogan atau semboyan (dalam pertempuran, pembangunan,rapat-rapat dan demonstrasi)47 f) Faedah sugesti didalam dunia pendidikan 1) Dengan sugesti,anak yang malas, yang menderita rasa harga diri kurang dan anak yang hamper putus asa, dapat menjadi sehat, dengan sugesti yang positif. 2) Terutama dengan auto sugesti, anak dapat mengalami semangat yang baru baginya.Ia menyadari 47 Ibid.hlm,58. kekuatan, kelebihannya dan 105 sebagainya. Dan tahulah ia tidak berbeda dengan teman-temannya. 3) Dengan sugesti pelajaran-pelajaran yang sukar, menjadi agak mudah dirasakannya. 4) Dengan suri tauladan didalam mensugesti, guru akan lebih mudah mencapai maksudnya, daripada dengan tindakan yang kasar dank keras. 5) Dengan suara yang lemah lembut,sinar mata yang jernih, roman muka yang berseri dan bujukan yang manis,guru biasanya berhasil mencapai maksudnya.48 48 Agus Sujanto.Psikologi Umum.Jakarta:Bumi Asih, 2012, hlm,98-99. lebih 106 Mini Riset Tentang Gejala Campuran Rendahnya perhatian orang tua terhadap perkembangan anak (Pendidikan) 1. Identitas Nama : M.Sulton Jenis kelamin : Laki-laki Tempat,tanggal lahir : Jambi,05 Januari 2010 Pendidikan : Kelas 1 Sekolah Alam Alfath Jambi Tanggal Observasi : 01 Maret - 20 Maret 2017 Tempat Observasi : Sekolah Alam Alfath Jambi 2. Tujuan Observasi Adapun tujuan observasi ini dilakukan sebagai berikut : a. Mengetahui seberapa besar pengaruhnya perhatian yang diberikan orang tua kepada anak b. Mengetahui stimulus apa saja yang telah orang tua berikan kepada anak sebelum masuk ke pendidikan formal (sekolah) c. Mengetahui seberapa besar pengaruhnya sugesti orang tua yang diberikan kepada anak d. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kelelahan pada anak (objek observasi) 3. Metode Observasi a. Penelitian langsung dilakukan di lapangan atau kepada responden (objek observasi) b. Pendekatan kualitatif 107 Karena penelitian ini berorientasi pada fenomena atau gejala yang bersifat alami.Prosedur penelitian ini menghasilkan data deskritif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau pelaku yang diamati. 4. Sumber Data a. Sumber Data Primer Merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara) b. Sumber Data Sekunder. Merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. 5. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara Menanyakan sesuatu kepada seseorang yang menjadi informan atau responden. b. Dokumentasi Setiap bahan tertulis atau foto 6. Teknik Analisis Data Proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dengan cara mengorganisasikan data ke dalam unit-unit,melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,memilih mana yang penting dan akan dipelajari serta membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. 108 7. Observasi Setelah melakukan serangkaian pengamatan dan penelitian, akhirnya peneliti dapat menyimpulkan beberapa hal terkait dengan perkembangan objek observasi a. Diusia pertumbuhan menjelang masuk ke pendidikan formal, anak minim stimulus (rangsangan) dan tidak mendapat banyak rangsangan yang mempengaruihi kecerdasan berfikirnya (kognitif),sehingga sedikit sekali ilmu pengetahuan yang anak ketahui. b. Orang tua kurang mengeksplor minat dan bakat anak. Anak bermain atau melakukan sesuatu yang menyenangkan baginya tanpa ada pengarahan dan motivasi yang memberikan nilai-nilai pengetahuan sehingga anak menjadi tidak berkembang. c. Kurangnya komunikasi orang tua dan anak. Anak jarang diajak bercerita terkait kegiatannya baik di rumah maupun diluar rumah. Anak menjadi kesulitan untuk berkomunikasi diluar lingkungan keluarganya karena tidak memiliki rasa percaya diri yang baik dan tidak menguasai banyak kosa kata. d. Waktu yang terbatas. Kesibukan orang tua diluar rumah membuat anak jarang memiliki quality time bersama orang tua. e. Rendahnya semangatbelajar. Anak kurang antusias saat belajar dan kurangnya rasa ingin tahuterhadap hal-hal baru serta anak mudah lelah saat belajar karena tidak terlatih untuk berfikir. 109 8. Analisis berupa tabel NO INDIKATOR PENILAIAN A B C KETERANGAN D 1 Antusias √ 2 Rajin √ 3 Cermat √ 4 Ingin tahu √ 5 Berani √ 6 Sopan 7 Tanggung jawab √ 8 Sabar √ 9 Disiplin √ 10 Jujur 11 Kerjasama √ √ √ 110 BERFIKIR...... 111 A. BERFIKIR 1. Pengertian Berfikir Pikiran adalah memungkinkan gagasan seseorang dan untuk proses mental. mempresentasikan Berfikir dunia sebagai model dan memberikan perlakuan terhadapnya secara efektif sesuai dengan tujuan, rencana, dan keinginan. Kata yang merujuk pada konsep dan proses yang sama diantaranya kognisi, pemahaman, kesadaran, gagasan dan imajinasi. Berfikir melibatkan manipulasi otak terhadap informasi, seperti saat kita membentuk konsep, terlibat dalam pemecahan masalah, melakukan penalaran, dan membuat keputusan. Berfikir adalah fungsi kognitif tingkat tinggi dan analisis proses berfikir menjadi bagian dari psikologi kognitif. Berfikir merupakan ciri utama bagi manusia untuk membedakan manusia dengan makhluk lain. Berfikir juga disebut sebagai proses bekerjanya akal, manusia dapat berfikir karena manusia berakal. Akal merupakan intinya, sebagai sifat hakikat, sehingga manusia dapat di jelaskan sebagai makhluk yang berakal. Akal merupakan salah satu unsur kejiwaan manusia untuk mencapai keindahan dan kehendak untuk mencapai kebaikan. Dengan akal inilah, manusia dapat berfikir untuk mencari kebenaran hakiki.49 2. Proses Berfikir a. Pembentukan Pengertian 49 Dwi Prasetia Danarjati dkk, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2013), hlm.60. 112 Pengertian, atau lebih tepatnya disebut pengertian logis di bentuk melalui tiga tingkatan, sebagai berikut : 1) Menganalisis ciri-ciri dari sejumlah obyek yang sejenis. Obyek tersebut kita perhatikan unsur unsurnya satu demi satu. Misalnya membentuk pengertian manusia. Kita ambil manusia dari berbagai bangsa lalu kita analisa ciri -ciri misalnya :50 Manusia Indonesia, ciri - cirinya : a) Mahluk hidup b) Berbudi c) Berkulit sawo matang d) Berambut hitam dan sebagainya. Manusia Eropa, ciri - cirinya : a) Mahluk hidup b) Berbudi c) Berkulit Putih d) Berambut pirang atau putih e) Bermata biru terbuka, Dan sebagainya 2) Membanding - bandingkan ciri tersebut untuk diketemukan ciri - ciri mana yang sama, mana yang tidak sama, mana yang selalu ada dan mana yang tidak selalu ada mana yang hakiki dan mana yang tidak hakiki. 3) Mengabstraksikan, yaitu menyisihkan, membuang, ciri-ciri yang tidak hakiki, menangkap 50 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Grafindo Persada, 2014), hlm. 55 113 ciri-ciri yang hakiki. Pada contoh di atas ciri - ciri yang hakiki itu ialah: Makhluk hidup yang berbudi. 51 b. Pembentukan Pendapat Membentuk pendapat adalah meletakkan hubungan antara dua buah pengertian atau lebih. Pendapat yang dinyatakan dalam bahasa disebut kalimat, yang terdiri dari pokok kalimat atau subyek dan sebutan atau predikat. Selanjutnya pendapat dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu : 1. Pendapat Afirmatif atau positif, yaitu pendapat yang menyatakan keadaan sesuatu. 2. Pendapat Negatif, yaitu Pendapat yang menidakkan, yang secara tegas menerangkan tentang tidak adanya sesuatu sifat pada sesuatu hal. 3. Pendapat Modalitas Pendapat yang atau kebarangkalian, menerangkan kemungkinan-kemungkinan yaitu kebarangkalian, sesuatu sifat pada sesuatu hal. c. Penarikan Kesimpulan atau Pembentukan Keputusan Keputusan adalah hasil perbuatan akal untuk membentuk pendapat baru berdasarkan pendapatpendapat yang telah ada. Ada 3 macam keputusan, Yaitu : 51 Ibid, hlm.56 114 1. Keputusan induktif yaitu keputusan yang diambil dari pendapat pendapat khusus menuju ke satu pendapat umum. 2. Keputusan Deduktif Keputusan Deduktif ditarik dari hal yang umum ke hal yang khusus, Jadi berlawanan dengan keputusan induktif. 3. Keputusan Analogis Keputusan Analogis adalah Keputusan yang diperoleh dengan jalan membandingkan atau menyesuaikan dengan pendapat - pendapat khusus yang telah ada.52 3. Bentuk-Bentuk Berfikir a. Berpikir dengan pengalaman (routine thinking) Dalam bentuk berpikir ini kita banyak giat menghimpun berbagai pengalaman, dari berbagai pengalaman pemecahan masalah yang kita hadapi. Kadang-kadang satu pengalaman dapat dipercaya atau dilengkapi oleh pengalaman-pengalaman yang lain. b. Berpikir representatif Dengan berpikir representatif, kita sangat bergantung pada ingatan-ingatan dan tanggapan-tanggapan saja. Tanggapan-tanggapan dan ingatan-ingatan tersebut 52 Ibid, hlm.58 115 kita gunakan untuk memecahkan masalah yang kita hadapi. c. Berpikir kreatif Dengan berpikir kreatif, kita dapat menghasilkan sesuatu yang baru, menghasilkan penemuan- penemuan baru. Kalau kegiatan berpikir kita untuk menghasilkan sesuatu dengan menggunakan metode-metode yang telah dikenal, maka dikatakan berpikir produktif, bukan kreatif. d. Berfikir Reproduktif Dengan berfikir ini, kita tidak menghasilkan sesuatu yang baru, tetapi hanya sekadar memikirkan kembali dan mencocokkan dengan sesuatu yang telah dipikirkan sebelumnya. e. Berfikir rasional Untuk menghadapi suatu situasi dan memecahkan masalah di gunakanlah cara-cara berfikir logis. Untuk berfikir ini tidak hanya sekedar mengumpulkan pengalaman, membanding-bandingkan hasil berfikir yang telah ada, melainkan dengan keaktifan akal kita memecahkan masalah.53 53 Abu Ahmadi, Psikologi Umum, (Jakarta :Rineka Cipta, 2009), hlm.174 116 4. Tingkatan-tingkatan Berfikir Gejala berfikir tidak berdiri sendiri, dalam aktivitasnya membutuhkan bantuan dari gejala jiwa yang lain. Dalam menghadapi masalah-masalah yang sangat pelik, kadang-kadang kita membutuhkan supaya persoalan yang kita hadapi menjadi lebih konkret. Sehubungan dengan ini ada beberapa tingkatan berfikir : a. Berfikir Konkret Dalam tingkatan ini kegiatan berfikir masih memerlukan situasi-situasi yang nyata/konkret. Berfikir membutuhkan pengertian sedangkan pengertian yang di butuhkan pada tingkat ini adalah pengertian yang konkret. b. Gejala Skematis Walaupun pada tingkat ini kita tidak berhadapan dengan situasi nyata, tetapi dengan pertolongan coret coret ini dapat memperlihatkan hubungan persoalan yang satu dengan yang lain.54 B. INTELEGENSI 1. Pengertian Intelegensi Intelegensi merupakan suatu perbuatan yang disertai dengan perbuatan dan pengertian. 54 Ibid, hlm.175 117 a. (K.Bunler). Intelegensi adalah kemampuan individu untuk berfikir dan bertindak secara terarah, serta mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif.55 b. Menurut W. Stern, intelegensi adalah kesanggupan jiwa untuk dapat menyesuaikan diri dengan cepat dan tepat dalam suatu situasi yang baru. c. Menurut V. Hees, intelegensi adalah sifat kecerdasan jiwa. Inteligensi menurut hasilnya, dibagi dua : 1. Intelegensi praktis → inteligensi untuk dapat mengatasi suatu situasi yang sulit dalam suatu kerja, yang berlangsung secara cepat dan tepat. 2. Intelegensi teoritis → inteligensi untuk mendapatkan suatu pikiran penyelesaian soal dengan cepat dan tepat.56 Faktor-faktor yang mempengaruhi intelegensi : 1. Pembawaan 2. Kematangan 3. Pembentukan 4. Minat d. Menurut Binet dan W. Stern, intelegensi tidak dapat dikembangkan. e. Namun, Prof. Kohnstamm berpendapat lain. Intelegensi dapat dikembangkan, walaupun hanya dari segi kualitasnya saja, dengan ketentuan : 1. Pengembangan itu hanya sampai pada batas kemampuannya saja. 55 56 Dwi, Op.Cit, hlm.61 Agus Sujanto, Psikologi Umum, (Jakarta : Bumi Aksara, 2012), hlm.66 118 2. Dibatasi oleh mutu intelegensi. 3. Bergantung pada cara pikir seseorang.57 2. Macam-macam Intelegensi a. Intelegensi terikat dan terbatas Yaitu intelegensi suatu makhluk yang bekerja dalam situasi-situasi pada lapangan pengamatan yang berhubungan langsung drngsn kebutuhan vital yang harus segera di puaskan. b. Intelegensi menciptakan dan meniru 1) Intelegensi menciptakan yaitu kesanggupan menciptakan tujuan-tujuan baru dan mencari alat-alat yang sesuai guna mencapai tujuan itu. 2) Intelegensi meniru ialah kemampuan menggunakan dan mengikuti pikiran atau hasil penemuan orang lain, baik yang dibuat, yang di ucapkan, maupun yang ditulis.58 57 Ibid, hlm.67 58 Abu, Op.Cit, hlm.181 119 Hasil Mini Riset (Tentang Berpikir) 1. Identitas Subjek Nama Lengkap : Muhammad Fajar Tempat, Tanggal lahir : Jambi, 20 September 2011 Usia : 6 tahun Agama : Islam Jenis Kelamin : Laki-Laki Nama Sekolah : TK Al-Hidayah talang bakung Alamat : Jl. Lkr. Selatan No.71, RT.15, Talang Bakung, Jambi. Nama Orang Tua (Pekerjaan) Ayah : Jumardin (Wiraswasta) Ibu : Eka (PNS) 120 2. Penilaian Proses Dan Hasil Belajar No Nama Siswa 1 M. Fajar Point Dan Hasil Penilaian Intelegensi Disiplin Daya Berpikir BT MT MB SM BT MT MB SM BT MT MB SM √ √ √ a. Penilaian Dalam Belajar Keterangan: BT : Belum Terlihat MT : Mulai Terlihat MB : Mulai Berkembang SM : Sudah Membudaya Berilah tanda centang () pada kolom yang sesuai b. Penilaian Daya Berpikir Dan Intelegensi: 1. Daya Berpikir Dalam Menyikapi Pertanyaan guru 2. Disiplin Saat Belajar 3. Intelegensi dan memahami disaat Guru Menerangkan Pelajaran 121 Keterangan : Kriteria Penilaian No 1 Nama Siswa M. Fajar Baik Sekali (BB) BS Baik (B) Cukup (C) Perlu Bimbingan (PBB) Point Dan Hasil Penilaian 3 2 1 B C PBB BS B C PBB BS B C PBB √ √ √ 122 Ilmu-ilmu Jiwa yang lain..... 123 Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dan proses mental. Psikologi merupakan cabang ilmu yang masih muda atau remaja. Sebab, pada awalnya psikologi merupakan bagian dari ilmu filsafat tentang jiwa manusia. Menurut plato, psikologi berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat, hakikat, dan hidup jiwa manusia (psyche = jiwa: logos = ilmu pengetahuan). Jiwa itu merupakan pengertian yang abstrak, tidak bisa dilihat dan belum bisa diungkapkan secara lengkap dan jelas, maka orang lebih cenderung mempelajari “ jiwa yang memateri ” atau gejala “jiwa yang meraga/ menjasmani”, yaitu bentuk tingkah laku manusia (segala aktivitas, perbuatan, penampilan diri) sepanjang hidupnya. Oleh karena itu, Psikologi butuh berabad-abad lamanya untuk memisahkan diri dari ilmu filsafat. Psikologi sebagai ilmu yang meneropong atau mempelajari keadaan manusia, sudah barang tentu psikologi mempunyai hubungan dengan ilmu-ilmu lain yang samasama mempelajari tentang keadaan manusia. Hal ini akan memberi gambaran bahwa manusia sebagai makhluk hidup tidak hanya dipelajari oleh psikologi saja, tetapi juga dipelajari oleh ilmu-ilmu lain. Psikologi dengan ilmu lain sangat berkaitan dan bersifat timbal-balik. Perilaku manusia tidak hanya dipelajari oleh psikologi, tetapi juga oleh Antropologi, Kedokteran, Sosiologi, Manajemen dan beberapa cabang Linguistik. Semua ini. yang membedakan Psikologi dari ilmuilmu prilaku lain adalah bahwa psikologi lebih menaruh perhatian pada perilaku manusia sebagai individu. Sedangkan antropologi, sosiologi dan manajemen lebih pada perilaku manusia sebagai kelompok. Kedokteran memang menaruh 124 perhatian pada perilaku individu, tetapi lebih menekan gejala-gejala fisik dan Psikologi lebih pada gejala-gejala mental A. Ilmu Jiwa Modern Ilmu jiwa dalam perkembangnnya juga mengalami suatu revolusi. Dan sesudah itu, ilmu jiwa disebut ilmu jiwa modern. Sesuai dengan kemajuan pikiran manusia, maka ilmu jiwa yang telah ada pada waktu itu tidak lagi memuaskan. Karena ilmu jiwa waktu itu masih bernaung dibawah payung filsafat.belum berdiri sendiri sebagai cabang ilmu pengetahuan ilmiah yang mempunyai bahan penyelidikan dan metode sendiri. 1. Perbedaan khas antara ilmu jiwa modern dan ilmu jiwa sebelum revolusi, dapat kita sebutkan : a. Telah lepas dari filsafat dan berdiri sendiri. b. Telah mempunyai metode penyelidikan tertentu c. Mempunyai cara tertentu didalam objek yang diselidiki, meski objeknya sebagian masih tetap kesadaran.59 2. Aliran - Aliran Ilmu Jiwa yang timbul sesudah revolusi itu ialah: a. Behavorisme dan Psychorefleksologi yang pertama di Amerika, yang kedua di Rusia, dan keduanya mempunyai arah yang sama. b. Dieptepsychologi, di swiss c. Denkpsychologi, di jerman d. Gestaltpsychologi, juga dijerman e. Ilmu jiwa soasial dan sebagainya.60 59 60 Abu Ahmadi, Psikologi Umum (Jakarta,Rineka Cipta,2009) hlm.212 Ibid, hlm.213 125 B. Ilmu Jiwa Dalam Ilmu jiwa itu disebut Dieptepsychologi, sebab yang digunakan sebagai objek ialah ketidaksadaran. Oleh karena itu ketidaksadaran terletak lebih dalam (diapte) maka ilmu jiwa itu disebut ilmu jiwa dalam. Freud berpendapat bahwa ilmu jiwa sebenarnya tidak cukup dengan menyelidiki kesadaran saja, sebab yang lebih penting dan berpengaruh besar pada kehidupan jiwa kita sehari-hari, yaitu ketidaksadaran. Kesadaran memang perlu mendapat penyelidikan. tetapi ketidaksadaranlah yang seakan - akan mengemudikan hidup kejiwaan kita sehari-hari. Misalnya dalam kehidupan sehari - hari , sering terdapat salah bicara, salah tulis, post hipnosis, dan sebagainya. Yang semuanya ini adalah bersumber utama pada ketidaksadaran61,. C. Ilmu Jiwa Kepribadian Kata personality dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Yunani kuno prosopon atau persona, yang artinya „topeng‟ yang biasa dipakai artis dalam teater. Para artis itu bertingkah laku sesuai dengan ekspresi topeng yang dipakainya, seolah-olah topeng itu mewakili ciri kepribadian tertentu. Jadi konsep awal pengertian personality (pada masyarakat awam) adalah tingkah laku yang ditampakkan ke lingkungan social, kesan mengenai diri yang diinginkan agar dapat ditangkap oleh lingkungan sosial.62 Wstern adalah seorang ahli ilmu jiwa. Ia adalah profesor di hamburg, menurut nya ada beberapa arti dari personalistik yaitu: 61 62 Abu Ahmadi, Psikologi Umum (Jakarta, Rineka Cipta, 2009) hlm.215 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan (Jakarta, Rajawali Pers, 2014) hlm.320 126 1. Personalistik adalah ilmu yang menjadi dasar untuk mempelajari manusia, misalnya: ” ilmu jiwa, ilmu tubuh, ilmu hayat”. 2. Personalistik adalah ilmu pengetahuan tentang pribadi, angnetral, artinya yang tidak terkena oleh antara tubuh dan jiwa. 3. Personalistik adalah ilmu jiwa pengalaman . sebab segala sesuatu yang bersifat metafisis dikesampingkan. Ada beberapa kata atau istilah yang oleh masyarakat diperlakukan sebagai sinonim kata personality, namun ketika istilah istilah itu dipakai di dalam teori kepribadian diberi makna berbeda beda. Sampai sekarang, masih belum ada batasan formal personality yang mendapat pengakuan atau kesepakatan luas dilingkungan ahli kepribadian. Masing-masing pakar kepribadian membuat definisi sendiri-sendiri sesuai dengan paradigma yang mereka yakini dan fokus analisis dari teori yang mereka kembangkan63 D. Ilmu Jiwa Sosial Psikologi sosial adalah cabang dari ilmu pengetahuan psikologi. Dimana psikologi dapat dibagi-bagikan kedalam psikologi umum dan psikologi khusus, dimana psikologi umum bermaksud untuk menyelidiki dan menerangkan kegiatan -kegiatan manusia pada umumnya, Sedangkan psikologi khusus bermaksud menerangkan dan menyelidiki segi - segi khusus dari kegiatan jiwa itu. 63 Op.Cit, Abu Ahmadi, hlm.229 127 Diantara beberapa cabang psikologi khusus, terdapat psikologi sosial yang menguraikan dan menerangkan kegiatan-kegiatan manusia khususnya kegiatan dalam berhubungan dengan situasisituasi sosial dan situasi sosial itu adalah situasi dimana terdapat interaksi (hubungan timbal balik) antar orang ataupun antar orang dan hasil kebudayaan orang. a. Ilmu jiwa sosial adalah masih sangat muda usianya : 1. Karena masih muda maka sifatnya belum bertaraf ilmiah. Artinya, apa yang dibicarakan belum merupakan suatu hasil penyelidikan yang dalam dan teliti serta dengan metode yang teruji. 2. Kata sosial, dari kata latin societas, yang artinya masyarakat. Kata societas dari kata socius, yang artinya teman, dan selanjutnya kata sosial berhubungan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain dalam bentuknya yang berlainan, misalnya: keluarga, sekolah, organisasi dan sebagainya.64 b. Pokok-pokok Ilmu Jiwa Sosial Untuk sekedar memperoleh bayangan mengenai hal-hal yang dipelajari dalam ilmu jiwa sosial itu, berikut beberapa pokokpokok ilmu jiwa sosial diantaranya :Mengenai hubungan antar manusia 1. Sifat-sifat dan struktur kelompok 2. Pembentukan norma sosial 64 Ibid, hlm.232 128 3. Peranan kelompok dalam perkembangan individu 4. Mengenai kepemimpinan 5. Mengenai dinamika kelompok 6. Mengenai sikap social 7. Mengenai perrubahan sikap social E. Ilmu Watak Karakterologi, adalah istilah belanda, berasal dari kata karakter, yang berarti watak logis, yang berarti ilmu. Jadi karakterologi dapat kita indonesiakan menjadi ilmu watak. kata karakter juga berasal dari kata yunani: charas sein yang berarti [mula mula] coretan atau goresan .kemudian berarti stempel atau gambaran yang di tinggalkan oleh stempel itu . jadi di sini kita menganggap bahwa tingkah laku manusia adalah pencerminan dari seluruh pribadinya, dan secara sepintas, itulah watak manusia itu, ilmu itu telah lama sekali dikenal oleh manusia. Seiring kita lihat perbedaan prinsp yang sering dikacaukan yaitu tentang : Konsitusi jasmani dan Tempramen dan watak. Karena itu, dalam menggolongkan (mentype) nanti juga atas golongan ini. Jadi tipe-tipe manusia menurut konstitusi jasmanina, menurut tempramennya, dan menurut wataknya. Tentang tipe-tipe manusia dapat disebutkan sebagai berikut , menurut : 1. Johan Gasper Lavator. “type manusia menurut bentuk tubuh” 129 2. Menurut Gall Ia mentipe manusia bahwa orang yang bertengkorak besar biasanya pandai, karna orang itu memiliki otak yang besar pula. 3. Menurut Galenus Galenus membagi atas dasar campuran dari zat cair yang terdapat pada tubuh manusia. Menurut galenus, didalam tubnuh manusia terdapat darah, lendir, empedu kuning, empedu hitam, bakat, pendidikan, pengalaman, alam sekitar. 130 Hasil Mini Riset (Gejala Psikologi) A. Identitas Subjek Nama Lengkap : M.Yudhi Setiawan Nama Panggilan Yudi Tempat, Tanggal lahir : Jambi, 06 Maret 2000 Usia : 17 Tahun Agama : Islam Jenis Kelamin : Laki-laki Nama Sekolah : SMK Negeri 02 Kota Jambi Alamat : Jl.Abdul Chatab Lrg.Sakura RT. 020 Nama Orang Tua (Pekerjaan) Ayah : Elvis Sugianto (Guru) Ibu : Siti Zaha (IRT) : 131 WAWANCARA (Wawancara dilakukan kepada anak SMA tingkat akhir yang akan menghadapi ujian nasional yang diselenggarakan pada tanggal 3 sampai 6 april 2017) Saya : Assalamualiakum Wr.Wb dik Narasumber : Waalaikum Salam Wr.Wb Saya : Maaf mengganggu waktunya semoga berkenan untuk wawancara singkat ini Saya : Bagaimana persiapan adik menjelang Ujian Nasional mendatang ? Narasumber : Pastinya saya sangat sibuk dalam mempersiapkannya dan lebih banyak lagi mempelajari materi serta kisi-kisi yang diberikan oleh guru 132 Saya : Bagaimana mensiasati waktu belajar , sedangkan Ujian berlangsung sebentar lagi ? Narasumber : Pastinya saya lebih memanfaatkan waktu lagi misalnya dengan bangun lebih pagi serta malam hari lebih sedikit larut tidurnya Saya : Kendala apa yang di hadapi menjelang Ujian nasional Narasumber : Kendala tidak terlalu banyak, hanya saja ketakutan dan kecemasan dalam menghadapinya membuat kurang percaya diri namun harus tetap saya atasi. Saya : Apakah kamu mendapat dukungan atau perhatian penuh dari orang-orang terdekat ? Narasumber : Ya keluarga sangat mendukung saya terutama ibu. Saya : Selain belajar hal apa yang kamu persiapkan dalam menghadapi ujian nasional ini ? Narasumber : Mempersiapkan mental karena dalam menghadapi ujian nanti saya harus fokus, banyak berdoa dan lebih ditingkatkan lai ibadahnya, serta menjalin kekompokan dan lebih dekat lagi dengan teman-teman Saya :Baiklah terimakasih atas wawancara singkatnya semoga sukses ujian nasional nya ya Narasumber : Iya terimakasih. 133 B. KEPRIBADIAN SOSIAL ANAK HASIL OBSERVASI SEBELUM UJIAN NASIONAL BERLANGSUNG KEPRIBADIAN NO ANAK 1 Baik 2 Kedewasaan 3 Ketaatan 5 4 3 2 1 KET √ √ √ Beribadah 4 Rajin √ 5 Ramah √ 6 Santun √ 7 Semangat √ HASIL OBSERVASI MENJELANG UJIAN NASIONAL BERLANGSUNG KEPRIBADIAN NO ANAK 1 Baik 2 Kedewasaan 3 Ketaatan 5 4 √ √ √ Beribadah √ 4 Rajin 5 Ramah 6 Santun √ 7 Semangat √ √ 3 2 1 KET 134 DAFTAR PUSTAKA Abu Ahmadi. Psikologi Umum. 2009. Jakarta: Rineka Cipta. 2009. Agus Sujanto. Psikologi Umum. Bumi Aksara. Jakarta: 2012. Agus Sujanto. Psikologi Umum. Jakarta: Bumi Aksara. 2012. Agus Suyanto. Psikologi umum. Jakarta: Penerbit Aksara Baru, 1971. Aliah B. Purwakania Hasan. Psikologi Perkembangan Islam. Jakarta : PT Raja Grafindo, 2008. Dokumentasi Kegiatan Mini Riset. Dwi Prasetia Danarjati. Adi Murtiadi, Ari Ratna Ekawati, Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Graha Ilmu. 2013. Dwi Prasetya Danarjati, Adi Murtiadi dan Ari Ratna Ekawati. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2013. Dwi Prasetya Danarjati, Adi Murtiadi, Ari Ratn Ekawati, Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013. Hamka. Tasawuf. Pustaka Abdi Bangsa. Jakarta: 2016. http://www.academia.edu>Psikologi_sosial.html Kamanto Sunarto. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2004. M. Ngalim Purwanto. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010. Purwa Atmaja Prawira. Psikologi Umum. Yogyakarta: Arruzz Media. 2016. 135 Purwa Atmaja prawira. Psikologi Umum. Yogyakarta: ArRuzz Media. 2016. S. Nasution. Sosiologi Pendidikan Ed.2 Cet.1. Jakarta: Bumi Aksara Robinshon, Philip. 1994. Sumadi Suryabrata. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Rajawali. 2009.