PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN PERISTIWA

advertisement
Didaktikum : Jurnal Penelitian Tindakan Kelas
Vol. 16, No. 4, Agustus 2015 (Edisi Khusus)
ISSN 2087-3557
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN PERISTIWA
ROTASI BUMI MELALUI METODE BERMAIN PERAN
Sarotun
SDN 02 Siwalan, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui apakah penerapan metode bermain peran dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam mendeskripsikan peristiwa rotasi dan revolusi bulan
terhadap bumi, (2) Mengetahui apakah penerapan metode bermain peran dapat meningkatkan
aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA pokok bahasan memahami peristiwa rotasi dan revolusi
bulan terhadap bumi. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
terselesaikan dalam dua siklus. Setiap siklusnya terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan
(planning), pelaksanaan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Metode
pengambilan data menggunakan metode tes dan non tes. Metode non tes yang digunakan yaitu
observasi, dan dokumentasi. Alat pengambilan data yang digunakan berupa soal-soal tes dan
lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode bermain peran dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam mendeskripsikan peristiwa rotasi dan revolusi bulan
terhadap bumi yang ditunjukkan dari nilai tes evaluasi siswa pada siklus II. Penerapan metode
bermain peran juga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA pokok
bahasan memahami peristiwa rotasi dan revolusi bulan terhadap bumi dilihat dari hasil yang
diperoleh melalui lembar observasi aktivitas siswa. Simpulan dari penelitian ini adalah: (1)
Penerapan metode bermain peran dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
mendeskripsikan peristiwa rotasi dan revolusi bulan terhadap bumi, (2) Metode bermain peran
dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pokok bahasan rotasi dan revolusi bulan
terhadap bumi
©2015 Didaktikum (Edisi Khusus)
Kata Kunci: Bermain Peran; Bumi; Rotasi
PENDAHULUAN
Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah
menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional. Pendidikan nasional harus mampu
menjamin peningkatan mutu pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan hanya dapat dicapai
melalui peningkatan mutu pembelajaran.
Pembelajaran yang berhasil ditunjukkan dengan dikuasainya materi pembelajaran oleh
siswa dengan baik. Berbagai faktor dapat mempengaruhi keberhasilan suatu pembelajaran di suatu
kelas antara lain: guru, siswa, kurikulum, sarana dan prasarana serta lingkungan. Berdasarkan
pengamatan selama ini (3 tahun) hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi rotasi dan
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN PERISTIWA
ROTASI BUMI MELALUI METODE BERMAIN PERAN
Sarotun
35
revolusi bulan terhadap bumi masih sangat rendah (di bawah KKM). Dengan KKM 7,50, hasil
ulangan siswa pada kompetensi dasar ini tahun pelajaran 2011/2012 rata-rata 5,25, tahun
2012/2013 rata-rata 4,91, tahun 2013/2014 rata-rata 5,33, dan tahun 2014/2015 rata-rata 5,15. Hal
tersebut mendorong penulis untuk melakukan penelitian tindakan kelas.
Rotasi bulan merupakan perputaran bulan pada porosnya. Untuk satu kali rotasi bulan
membutuhkan waktu sebulan (29,5 hari). Rotasi bulan tidak memberikan pengaruh apapun
terhadap kehidupan di bumi. Kala rotasi bulan sama dengan kala revolusinya. Hal ini menyebabkan
bagian permukaan bulan yang menghadap bumi selalu sama. Bulan merupakan satelit alam bumi.
Sebagai satelit bumi, bulan bergerak mengelilingi bumi. Gerakan bulan mengelilingi bumi disebut
revolusi bulan. Waktu yang diperlukan bulan untuk satu kali revolusi adalah sebulan
(www.informasi-pendidikan.com, 2015)
Bulan tidak memiliki cahaya sendiri. Cahaya bulan sebenarnya adalah pantulan cahaya
matahari. Bagian bulan yang tampak dari bumi adalah bagian permukaan bulan yang terkena sinar
matahari. Saat berevolusi, luas bagian bulan yang terkena sinar matahari berubah-ubah. Oleh karena
itu, bentuk bulan jika dilihat dari bumi juga berubah-ubah. Perubahan bentuk bulan itu disebut fasefase bulan. Dalam sekali revolusi, bulan mengalami delapan fase. Apabila dirata-rata, setiap fase
bulan berlangsung selama kurang lebih 3 – 4 hari.
Dari hasil pengamatan tersebut, peneliti melakukan suatu inovasi pembelajaran dengan
menggunakan metode bermain peran untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
mendeskripsikan peristiwa rotasi dan revolusi bulan terhadap bumi pada pembelajaran IPA.
Menurut Hamalik (2009) bahwa model bermain peran adalah “model pembelajaran dengan cara
memberikan peran-peran tertentu kepada peserta didik dan mendramatisasikan peran tersebut ke
dalam sebuah pentas”. Bermain peran merupakan salah satu model pembelajaran interaksi sosial
yang menyediakan kesempatan kepada murid untuk melakukan kegiatan-kegiatan belajar secara
aktif dengan personalisasi.
Ada beberapa keunggulan dengan menggunakan metode bermain peran, diantaranya
adalah (1) Pemahaman dapat berkesan lebih kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa, (2) Sangat
menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis dan penuh antusias, (3)
Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa, serta menumbuhkan rasa
kebersamaan, (4) Siswa dapat terjun langsung untuk memerankan sesuatu yang akan dibahas dalam
proses pembelajaran.
Sedangkan
langkah-langkah
metode
bermain
peran
meliputi
(1)
Guru
menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan, (2) Menunjuk beberapa siswa untuk
mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari sebelum pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar,
(3) Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang, (4) Memberikan penjelasan tentang
kompetensi yang ingin dicapai, (5) Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan
skenario yang sudah dipersiapkan, (6) Masing-masing siswa berada di kelompoknya sambil
mengamati skenario yang sedang diperagakan, (7) Setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa
diberikan lembar kerja untuk membahas/memberi penilaian atas penampilan masing-masing
kelompok, (8) Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya, (9) Guru
memberikan kesimpulan secara umum, (10) Evaluasi dan (11) Penutup.
Bertolak dari latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah yang akan dikaji
adalah: (1) Apakah penerapan metode bermain peran dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
mendeskripsikan peristiwa rotasi dan revolusi bulan terhadap bumi? (2) Apakah penerapan metode
bermain peran dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA pokok bahasan
memahami peristiwa rotasi dan revolusi bulan terhadap bumi? Tujuan dari penelitian ini yaitu: (1)
Mengetahui apakah penerapan metode bermain peran dapat meningkatkan kemampuan siswa
dalam mendeskripsikan peristiwa rotasi dan revolusi bulan terhadap bumi, (2) Mengetahui apakah
36
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas
Vol. 16. No. 4. Agustus 2015 (Edisi Khusus)
penerapan metode bermain peran dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA
pokok bahasan memahami peristiwa rotasi dan revolusi bulan terhadap bumi.
METODE PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Arikunto (2010)
menjelaskan proses penelitian dilaksanakan dua siklus, setiap siklusnya terdiri dari empat tahap
yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, (4) refleksi.
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 02 Siwalan, Gugus Diponegoro, Kecamatan Siwalan,
Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VI SD
Negeri 02 Siwalan pada tahun pelajaran 2014/2015 berjumlah 27 siswa terdiri dari 14 siswa laki-laki
dan 13 siswa perempuan.
Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi: metode dokumentasi, metode, metode
tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam mendeskripsikan peristiwa rotasi dan
revolusi bulan terhadap bumi, dan metode observasi untuk mengetahui aktivitas siswa ketika proses
pembelajaran berlangsung. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: soal-soal tes dan
lembar observasi.
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik kuantitatif dan teknik kualitatif. Teknik
kuantitatif digunakan untuk menganalisis data hasil tes tertulis siswa pada pra siklus, siklus I, dan
siklus II. Sedangkan teknik kualitatif digunakan untuk menganalisis data hasil observasi aktivitas
belajar siswa dan kinerja guru pada masing-masing siklus.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Siklus I
1. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada perencanaan adalah menyusun instrumen penelitian, antara
lain : a) perangkat Pembelajaran; b) berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I yang
sesuai dengan skenario pembelajaran dengan menerapkan metode bermain peran (Role Playing); c)
menyusun soal untuk diskusi kelompok (lembar kerja) , soal tes formatif, dan kuis; d) penyusunan
Lembar Observasi, digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktifitas siswa selama
pembelajaran siklus I, berisi butir-butir sasaran tentang aktivitas siswa dalam pembelajaran. Lembar
observasi dapat dilihat dalam lampiran.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan berupa kegiatan pelaksanaan skenario perbaikan pembelajaran yang
telah direncanakan. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan menerapkan metode bermain
peran (Role Playing). Secara garis besar kegiatan belajar dilakukan dalam tiga tahap, yaitu kegiatan
awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Berikut penjelasan masing-masing kegiatan :
a) Kegitan Awal
Guru mengucapkan salam, memeriksa kehadiran siswa, mengkondisikan siswa untuk siap
mengikuti pelajaran, menyampaikan tujuan pembelajaran, menyampaikan KKM yang harus
dicapai,menanyakan materi sebelumnya, dan menyampaikan langkah-langkah pembelaajran yang
akan dilakukan.
b) Kegiatan Inti
a. Presentasi Kelas
Pada kegiatan ini guru menjelaskan materi tentang tata surya, siswa harus memperhatikan
dengan sungguh-sungguh. Siswa bersama guru mempersiapkan bahan ajar (LKS), gambar peraga
dan tayangan slide tata surya.
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN PERISTIWA
ROTASI BUMI MELALUI METODE BERMAIN PERAN
Sarotun
37
b.
Kerja Kelompok ( Tim )
Pada kegiatan ini dilakukan pembentukan kelompok secara heterogen yang terdiri dari 4 – 5
siswa. Kemudian guru memberikan soal yang berkaitan dengan tata surya dan dikerjakan secara
berkelompok/ diskusi. Kemudian masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka
di depan kelas.
c. Kuis
Setelah kegiatan diskusi selesai, guru memberikan kuis/tes yang berkaitan dengan tata surya
dan harus dikerjakan oleh siswa secara individu. Kegiatan ini diadakan untuk mmengetahui sejauh
mana keberhasilan siswa dalam memahami materi.
d. Skor Perbaikan Individu
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Skor yang diperoleh setiap
anggota dalam kuis akan berkontribusi pada kelompok mereka, dan didasarkan pada sejauh mana
skor mereka telah meningkat dibandingkan dengan skor sebelumnya dan akan digunakan untuk
menentukan penghargaan bagi kelompok yang berprestasi.
e. Penghargaan Tim
Guru memberikan penghargaan berupa pujian atas usaha dan kerja keras yang dilakukan
kelompok.
c) Kegiatan Penutup
Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan, kemudian
guru membimbing menarik kesimpulan.
3. Observasi
Observasi dilakukan oleh rekan peneliti untuk mengambil data mengenai aktivitas belajar
siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung, mulai dari kegiatan awal/ pembukaan, kegiatan
inti sampai dengan kegiatan penutup. Hasil pengamatan ativitas belajar siswa siklus I memperoleh
rata-rata 70,09 dengan kategori cukup aktif.
4. Refleksi
Tahap refleksi yaitu menganalisis hasil tes dan hasil pengamatan, serta megevaluasi kegiatan
pembelajaran yang baru saja dilaksanakan. Refleksi dilakukan untuk mengetahui kekurangan atau
kendala pada siklus I, sehingga dapat diperoleh kesimpulan tentang bagian yang perlu diperbaiki
dan bagian yang telah mencapai tujuan penelitian. Pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan
model pembelajaran bermain peran, pada siklus I dapat dikatakan cukup baik namun masih ada
beberapa kendala, yaitu:
a. Siswa belum menguasai langkah-langkah pembelajaran dengan metode bermain peran sehingga
ada beberapa siswa yang mengikuti pembelajaran dengan kurang fokus.
b. Siswa masih terlihat pasif pada saat diskusi kelompok.
Siklus II
1.
Perencanaan
Tindakan siklus II merupakan upaya perbaikan terhadap tindakan siklus I. Tahapan yang
dilakukan sama dengan tahapan pada siklus I, namun pada siklus II ada beberapa hal yang perlu
ditekankan dan ditambahkan, yaitu: Pertama, sebelum melaksanakan pembelajaran siklus II guru
lebih menekankan kembali mengenai langkah-langkah pembelajaran bermain peran yang akan
diterapkan. Kedua, guru harus mendorong siswa dalam memberikan kontribusi dalam diskusi
kelompok dan diskusi kelas. Ketiga, guru memberi motivasi kepada siswa agar selalu aktif dalam
kegiatan pembelajaran. Motivasi tersebut berupa penghargaan yang berupa tambahan nilai bagi
siswa yang aktif, dan memberi pengurangan nilai bagi siswa yang ribut dan tidak memperhatikan
ketika guru sedang memberikan materi.
38
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas
Vol. 16. No. 4. Agustus 2015 (Edisi Khusus)
2.
Pelaksanaan
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat yaitu
pembelajaran yang mengacu pada langkah-langkah metode bermain peran. Pelaksanaan tindakan
siklus II dilakukan pada tanggal 12 Maret, 16 Maret, dan 19 Maret 2015 dengan alokasi waktu 2x35
menit. Secara garis besar kegiatan belajar dilakukan dalam tiga tahap, yaitu kegiatan awal, kegiatan
inti, dan kegiatan penutup. Berikut penjelasan masing-masing kegiatan:
a) Kegiatan Awal
Guru mengucapkan salam dan memeriksa kehadiran siswa, mengkondisikan siswa untuk
siap mengikuti pelajaran, menyampaikan tujuan pembelajaran, memberikan motivasi,
menyampaikan KKM yang harus dicapai, serta langkah-langkah pembelajaran yang akan
dilakukan. Kemudian guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang materi pembelajaran
pertemuan sebelumnya.
b) Kegiatan Inti
a. Presentasi Kelas
Guru menjelaskan materi kepada siswa, siswa memperhatikan dengan sungguh-sungguh agar
lebih memahami materi.
b. Kerja Tim
Pada siklus II dilakukan pembentukan kelompok baru secara heterogen yang terdiri dari 4-5
siswa. Tujuannya adalah agar siswa dapatberkomunikasi dengan siswa lainnya. Kemudian guru
memberikan soal yang berkaitan dengan rotasi dan revolusi bulan terhadap bumi dikerjakan secara
berkelompok (bermain peran) di depan kelas.
c. Kuis
Setelah peragaan/demonstrasi selesai, guru memberikan tes/kuis yang berkaitan dengan
rotasi dan revolusi bulan terhadap bumi dan harus dikerjakan oleh siswa secara individu. Kegiatan
ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa dalam dan memahami pokok
bahasan rotasi dan revolusi bulan terhadap bumi.
d. Skor Perbaikan Individu
Guru memberikan umpan balik mengenai materi dan memberi kesempatan kepada siswa
untuk bertanya. Skor yang diperoleh setiap anggota dalam menjawab kuis, akan berkontribusi pada
kelompok mereka, dan didasarkan pada sejauh mana skor mereka telah meningkat dibandingkan
dengan skor sebelumnya dan akan digunakan untuk menentukan penghargaan bagi kelompok yang
berprestasi.
e. Penghargaan Tim
Guru memberikan penghargaan berupa pujian atas usaha ndan kerja keras yang dilakukan
kelompok.
c) Kegiatan Penutup
Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan, kemudian
guru membimbing siswa menarik kesimpulan.
3. Observasi
Observasi dilakukan oleh rekan peneliti untuk mengambil data mengenai aktivitas belajar
siswa dalam proses pembelajaran, mulai dari kegiatan awal/pembukaan, kegiatan inti, sampai
dengan penutup. Selanjutnya hasil observasi pada siklus II dibandingkan dengan hasil observasi
pada siklus I apakah ada peningkatan atau tidak.
Kendala yang berkaitan dengan minat dan aktivitas belajar siswa dapat diperbaiki pada
pembelajaran siklus II, sehingga minat dan aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan. Rata-rata
aktivitas belajar siswa pada siklus II sebesar 85,83 dengan kategori baik.
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN PERISTIWA
ROTASI BUMI MELALUI METODE BERMAIN PERAN
Sarotun
39
4.
Refleksi
Refleksi dilaksanakan pada setiap akhir siklus, dimaksudkan untuk mengetahui
kekurangan/kendala yang akan diperbaiki pada siklus berikutnya. Kekurangan pada siklus I sudah
diperbaiki pada pembelajaran siklus II dan hasilnya siswa lebih aktif, tertib, dan kondusif sehingga
prestasi belajar meningkat.
Hasil peningkatan nilai tes kemampuan mendeskripsikan peristiwa rotasi dan revolusi bulan
terhadap bumi pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Perbandingan Rata-Rata Pencapaian Kemampuan Sebelum Tindakan dan Sesudah
Tindakan Siklus I dan Siklus II
Keterangan
Prasiklus
Siklus I
Siklus II
Nilai Tertinggi
90
90
100
Nilai Terendah
30
50
70
Rata-rata
66,40
74,05
79,29
Ketuntasan klasikal (%)
42,86%
61,90%
90,48%
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.
Peningkatan Kemampuan Mendeskripsikan
Peristiwa Rotasi dan Revolusi Bulan terhadap
Bumi
Nilai Tertinggi
90
66,4
30
Prasiklus
Nilai Terendah
Rata-rata
100
90
50
74,05
Siklus I
70 79,29
Siklus II
Gambar 1. Grafik Perbandingan Rata-Rata Pencapaian Kemampuan Sebelum Tindakan dan
Sesudah Tindakan Siklus I dan Siklus II
SIMPULAN
Metode Bermain Peran (role playing) dapat meningkatkan kemampuan berfikir dan prestasi
belajar siswa pada pokok bahasan rotasi dan revolusi bulan terhadap bumi, dilihat dari nilai hasil tes
formatif siswa yang mengalami peningkatan. Pada pra siklus nilai rata-rata 66,11, pada siklus I
meningkat menjadi 74,07, dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 79,63. Metode Bermain Peran
(role playing) dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa pada pokok bahasan rotasi dan revolusi
bulan terhadap bumi. Hal ini dapat dilihat dari persentase aktivitas belajar siswa pada setiap
pertemuan yang semakin membaik dan mengalami peningkatan yang signifikan.
UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terimakasih, peneliti tujukan kepada tim pembimbing Penelitian Tindakan Kelas,
Bapak Dr. Eko Supraptono, M.Pd, Kepala Sekolah, Kolaborator, Guru, serta siswa kelas VI SD
Negeri 02 Siwalan atas kerjasamanya.
40
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas
Vol. 16. No. 4. Agustus 2015 (Edisi Khusus)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineke Cipta.
Hamalik, Oemar. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
www.informasi-pendidikan.com diunduh pada tanggal 10 April 2015
Undang-undang Dasar 1945
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN PERISTIWA
ROTASI BUMI MELALUI METODE BERMAIN PERAN
Sarotun
41
Download