BAB I - Official Site of ACHMAD RISA HARFIT

advertisement
E. ADVERTISING UNTUK PENINGKATAN
KREATIFITAS & KEMAMPUAN
KEWIRAUSAHAAN
LULUSAN TEKNIK MESIN
Oleh :
Achmad Risa Harfit, ST.
Fakultas Teknologi Industri
Program Studi Teknik Mesin
UNIVERSITAS GUNADARMA
2008
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI …………………………………………………………………… i
BAB I
1
ARTI PENTING KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN …..........
1.
2.
3.
4.
Mengenali Konsumen …………………...……...……….............
Branding dan Relationship Marketing ……...….…………….......
Chanel ……………………………...………………....................
Idea ………………………..…...……………………..…………..
2
2
3
4
BAB II KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU …………...…….......... 7
2.1 Bauran komunikasi pemasaran ………………...………............. 7
2.1.1 Periklanan …………………………………...….............. 8
2.1.2 Promosi Penjualan ……………………...……............... 8
2.1.3 Humas dan Publikasi ……………………...…................ 9
2.1.4 Penjualan Personal ……………...……………............... 9
2.1.5 Pemasaran Langsung ………………...………………… 9
2.2 Komunikasi Pemasaran Terpadu ……………...………………. 10
2.3 Proses Komunikasi ……………………………...…………….. 11
2.3.1 Model Proses Komunikasi ……………...…………….. 11
2.3.2 Hambatan Komunikasi ………………...……………. 12
2.3.2.1 Hambatan pada sumber ………...……………… 12
2.3.2.2 Hambatan dalam Proses Encoding ...………..… 13
2.3.2.3 Hambatan dalam Transmisi Pesan …...……….. 13
2.3.2.4 Hambatan dalam Proses Decoding ……...…….. 13
2.4 Dampak Komunikasi …….……………………………...…….. 13
2.5 Agar kontes jadi even tak terlupakan ………...…………………14
BAB III MERANCANG KOMUNIKASI PEMASARAN …...………………16
• Stimuli Pemasaran dan Persepsi Konsumen ..................................16
1.Ciri-ciri Stimulus yang Mempengaruhi Persepsi Konsumen ….. 16
1. Unsur Indrawi ........................................................................... 16
2. Unsur Struktural ........................................................................ 17
2.Karakteristik Konsumen yang Mempengaruhi Presepsi ............ 17
• Mengembangkan Komunikasi Pemasaran yang Efektif ............... 17
1. Identifikasi Audiens Sasaran
…................................................ 17
a. Benefit yang diinginkan Konsumen ………...……………. 18
b. Analisis Citra ........................................................................ 18
2. Menentukan Tujuan Komunikasi
……...........................…….. 20
3. Merancang Pesan
…………........................……………...... 22
• Stealth Marketinng ……………………………...………………. 25
BAB IV SUMBER DAN SALURAN KOMUNIKASI PEMASARAN ...…. 27
1.
Sumber Pesan ………………………...……...………… 27
2.
Memilih Saluran Komunikasi ……………………......… 29
a. Saluran Komunikasi Personal ………….………………. 29
b. Saluran Komunikasi Non-Personal ………...…..……. 30
2
BAB V ANGGARAN DAN BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN ….. 34
A. Metode Penentuan Anggaran ..………………………………...… 34
B. Suksesnya Proposal Komunikasi .…………………...………...… 35
C. Strategi Bauran Komunikasi ………………………………...….. 35
D. Ambush Marketing ………………………...…..……………...… 37
BAB VI ETIKA KOMUNIKASI PENJUALAN ……….………………...…. 40
PENDAHULUAN ………………………………………………...... 40
PENGETAHUAN MENJUAL ………………………………...…..... 40
Pengertian Menjual ………. …………………………...……… 40
Sejarah Menjual ……………………………...………………. 40
Tujuan Menjual ………………………………...……………… 41
Seni Menjual ……………………………………...…………... 41
Macam-macam Cara menjual ……………...………………...… 41
Tehnik Menjual ………………………………...……………… 42
ETIKA KOMUNIKASI DALAM MENJUAL …...…….………..... 42
Proses Komunikasi dalam Menjual ………….....…………….... 43
Iklim Komunikasi dalam Menjual ……………...………….…. 44
Rintangan Komunikasi dalam Menjual ……………...………. 44
Etika Komunikasi dalam Menjual ……………...…………….. 44
Prinsip Etika Komunikasi Dalam Menjual ……...…………….. 45
Fungsi Komunikasi Dalam Menjual ……………...…….…….. 45
MENGENAL KONSUMEN ……………………...………………… 45
Pengertian Konsumen …………………………...…………...… 45
1. Kekuatan Sosial Budaya ……………………...…………... 45
2. Kekuatan Faktor Psikologis ……………………...………. 46
Perilaku Konsumen ………………………………...……...… 46
Model Konsumen ………………………………...………….. 46
Fungsi dari model konsumen ……………………...…………... 47
Tipe Konsumen ........................................................................ 47
3
BAB I
ARTI PENTING KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN
Perkembangan bidang perekonomian dewasa ini melahirkan semangat
menghasilkan produk/barang dan atau jasa yang benar-benar baru, seperti yang
digembar-gemborkan pemerintah yakni kelahiran industri-industri kreatiflah salah
satu yang menopang pilar ekonomi Indonesia hingga tidak begitu tertekan sebagai
akibat dampak perekonomian global yang memburuk. Dalam sektor ini industri
kreatif dan industri manufaktur berjalan beriringan menuju masyarakat yang
bewawasan global. Perkembangan bidang perindustrian ini tidak dapat dilepaskan
dari teknologi informasi baik perangkat keras ataupun perangkat lunak aplikasi.
Hampir semua produk, saat ini dengan bantuan perkembangan teknologi
mampu dirancang, dibuat prototypenya atau dan disimulasikan dan akhirnya
jadilah sebuah produk yang baik. Dampak dari perkembangan teknologi yang
telah meng-global ini sangat dirasakan oleh pengusaha, dengan teknologi
lingkungan strategik berubah makin cepat sehingga tantangan maupun peluang
yang dihadapi pelaku usaha menjadi sangat dinamik. Pelaku usaha yang mampu
mengantisipasi dinamika perubahan yang sangat cepat pasti akan survive.
Sebaliknya yang tidak memiliki kemampuan melakukan perubahan akan
tersingkir dari permainan.
Dalam hal ini pengusaha harus mampu mengkomunikasikan produk
kepada konsumen / berpromosi dengan baik, adalah peran yang sangat penting
untuk mengantisipasi dinamika perubahan. Sebab sebagus apapun
produk/sistem/jasa yang dibuat atau dihasilkan jika masyarakat/konsumen tidak
mengetahui/memahami/mengerti akan produk tersebut maka produk tersebut tidak
akan diminati/laku dipasaran. Demikian pula jika seorang pengusaha tidak
mempunyai kemampuan untuk mengenali/memahami keinginan dari
masyarakat/konsumen maka ia akan mendapatkan kendala yang sama seperti
diatas.
Consumer
IDEA
Branding &
Relationship
Channels
Gambar 1.1. Tiga elemen comunication planning
4
Model pendekatan periklanan yang seperti diatas adalah
1. Mengenali Konsumen
Dimasa lalu, banyak perusahaan tidak merasa perlu memahami
konsumennya. Mereka tidak berbuat lebih dari sekedar memonitor hasil
penjualan dan tidak mau pusing-pusing mengungkap mengapa konsumen
bertingkah laku tertentu, namun perubahan drastis lingkungan pemasaran mau
tidak mau mendorong para manajer pemasaran untuk melakukan analisis
cermat terhadap faktor yang mempengaruhi pilihan konsumen.
Belakangan manajer juga lebih menaruh perhatian pada cara yan efekif
dalam mengkomunikasikan benefit kepada konsumen, meneliti sikap
konsumen sekaligus cara mengubah sikap dan mempengaruhi persepi mereka.
Kini rencana pemasaran tidak bisa lagi mengabaikan fenomenafenomena psikologis dan sosial yang ikut mengkondisikan perilaku konsumen.
Falsafah dasar sukses pemasaran sebenarnya tetap sederhana yaitu pentingnya
memuaskan konsumen, untuk dapat bertahan dalam persaingan setidaknya
perusahaan harus melakukan:
 Merumuskan kebutuhan konsumen
 Mengidentifikasikan segmen yang punya kebutuhan tersebut
 Potitioning produk baru atau repotitioning produk lama untuk
memenuhi kebutuhan tersebut
 Mengembangkan strategi pemasaran untuk mengkomunikasikan dan
menyampaikan benefit produk
 Mengevaluasi efektifitas strategi
 Memastikan tanggung jawab sosial perusahaan, jangan sampai strategi
tersebut dianggap menyesatkan atau menipu konsumen.
Sukses perusahaan
juga ditentukan kemampuan mereka dalam
menjaring informasi siap pakai guna mengenali dan menjabarkan kebutuhan
dan perilaku konsumen. Semakin baik mereka memahami faktor-faktor yan
menggerakkan perilaku konsumen, semakin besar kemampuan pemasar
mengembangkan strategi pemasaran yan efektif memenuhi kebutuha
konsumen.. Kegagalan mengenali persepsi kebutuhan konsumen bisa
mngeakibatkan kesalahan mahal.
2. Branding dan Relationship Marketing
Dalam upaya menarik pelanggan baru dan mengikat pelanggan lama,
pemasar sebaiknya memahami proses pengembangan pelanggan.proses ini
diawali dengan menentukan suspect, yaitu semua orang yang mungkin
membeli produk dan jasa. Dari suspect pemasar menetapkan prospek, yaitu
orang-orang yang mungkin punya minat kuat dan kemampuan untuk membeli
produk. Perusahaan berupaya megubah banyak prospeknya menjadi pelanggan
coba-coba (first time customer) dan kemudian mendorong agar pelanggan
coba-coba yang puas menjadi pelanggan berulang (repeat customer).
Selanjutnya, pelanggan berulang diarahkan untuk menjadi client, yaitu
pelanggan yang diperlakukan secara khusus dan cermat oleh perusahaan.,
kemudian mengajaknya menjadi member (anggota). Dengan harapan para
5
anggota akan bersedia menjadi pembela, yaitu pelanggan yang secara antusias
merekomendasikan perusahaan dan produk-produknya pada orang lain,
biasanya perusahaan berinisiatif memulai program kenggotaan yang
menawarkan benefit.
Tantangan terakhir adalah menjadikan partner, dimana perusahaan dan
pelanggan senantiasa bekerja sama secara katif dalam posisi setara.
Dari sisi konsumen itu sendiri, kebutuhan konsumen, persepsinya atas
karakteristik merek, dan sikapnya terhadap alternatif-alternatif yang ada
mempengaruhi pilihan merek. Selain itu, demografi, gaya hidup dan ciri-ciri
kepribadian konsumen turut mempengaruhi pilihan mereka pada merek
tertentu. Keputusan konsumen juga dibentuk oleh lingkungannya yang
mencakup budaya, subkultur, dan kelompok langsung, juga perusahaan itu
sendiri.
Begitu konsumen memutuskan untuk memilih sebuah merek dan
mengkonsumsinya, maka terjadilah evaluasi paska pembelian, yaitu dalam
bentuk umpan balik. Pengalaman konsumsi lebih lanjut akan menentukan
apakah konsumen mau membeli ulang merek yang sama (repeat purchase)
atau justru menggantinya dengan merek lain. Riset pemasaran juga diperlukan
dalam tahap ini untuk mengukur persepsi merek dan niat membeli konsumen
dikemudian hari. Kesemua informasi ini digunakan manajemen menata
strategi pemasarannya agar dapat memuaskan kebutuhan konsumen lebih bail
lagi.
Kunci dalam memelihara pelanggan adalah relationship marketing.
Yang pasti sukses menjaga kesetiaan pelanggan akhirnya akan mendongkrak
pendapatan, pelanggan yang loyal cenderung membeli lebih banyak. Mereka
lebih mudah melakukan cross-selling dan add-on-selling. Pelanggan yang
loyal juga cenderung tidak sensitif harga, karena itu perusahaan akan
menghasilkan margin lebih baik. Seberapa banyak perusahaan harus
berinvestasi untuk membangun relatinship, sehingga biaya tidak melebihi
manfaat? Lima tingkatan dalam investasi pengambangan relationship:
3. Basic Marketing : wiraniaga sekedar menjual produk
4. Reactive Marketing : wiraniaga menjual produk mendorong konsumen
untuk menghubungi mereka dalam hal ada pertanyaan, komentar atau
keluhan.
5. Accountable Marketing : wiraniaga mengontak konsumen setelah
transaksi dan mengecek apakah produk sudah sesuai harapan.
6. Proactive Marketing : wiraniaga senantiasa menghubungi pelanggan
dengan saran-saran cara penggunaan baru atau informasi produk baru.
7. Partnership Marketing : perusahaan terus bekerja sama dengan
pelanggan guna menemukan cara-cara untuk meningkatkan kinerja
produk.
3. CHANNEL
Terdapat banyak sekali pilihan-pilihan bagaimana sebuah produk/jasa
dikomunikasikan/diiklankan kepada konsumen, berikut ini adalah
kecenderungan yang terjadi pada penggunaan media komunikasi, yang biasa
dipergunakan :
6
•
Pertumbuhan media alternatif sangat cepat : internet, direct mail,
email, sms mobile, dll.
•
Mayoritas masyarakat menggunakan media TV dan radio
•
Perkembangan media konvensional sangat cepat : Koran, majalah,
tabloid. Dapat dilakukannya cetak jarak jauh membuat percepatan
tersendiri pada informasi yang akan disampaikan.
•
Perkembangan media berdampak pada perubahan gaya hidup/
kebiasaan konsumen
•
Semakin banyaknya media, membuat konsumen mendapatkan
terlalu banyak informasi (big noise society)
•
Produk yang ada dipasar relatif sama
4. Idea
Marketing concept / konsep pemasaran mulai populer setelah tahun
1950-an, penjelasan para pakar: pertama, sebelum tahun 1950 institusi
pemasaran belum begitu maju untuk menerima konsep pemasaran, sarana
periklanan dan distribusi masa itu lebih cocok untuk strategi mass-production
dan mass-marketing. Sedangkan konsep pemasaran menuntut fasilitas
pendukung untuk mempromosikan dan mendistribusikan produk guna
memenuhi kebutuhan segmen pasar yang kecil dan lebih beragam.
Kedua, selama perang Dunia II dan sesudahnya yang lebih mengemuka
adalah fenomena kelangkaan, tidak ada persaingan untuk mempelajari motif
konsumen atau menyesuaikan penawaran produk agar sesuai kebutuhan
konsumen. Berakhirnya perang Korea tahu 1953 mengubah fokus orientasi
penjualan. Program konversi ke produksi masa damai berlangsung cepat dan
efisien. Banyak pemasar menawarkan berbagai lini kulkas, oven, dan mobilmobil yang mirip namun mereka kali ini tertumbuk pada konsumen yan
enggan membeli. Kini konsumen lebih selektif dalam kebiasaan belanja.
Setelah mengalami dua peran besar dan masa depresi, kini mereka menjadi
pembeli yang enggan. Terjadilah pasar-pembeli(buyers’ market) untuk
pertama kalinya. Baru kali itu, penawaran melebihi permintaan dan persediaan
barang mulai menggunung, padahal daya beli ada dan terus meningkat.
Respon pemasar berbeda-beda, ada yang sekedar mengintensifkan
strategi lama, sedangkan pemasar lainnya bereaksi lebih bijak dengan
mengakui bahwa kombinasi benefit produk yang tepat bisa merangsang
konsumen yang enggan agar membeli produk mereka. Pendekatan baru ini
memaksa perusahaan untuk menawarkan product offering atau unique selling
propotition yang lebih beragam.
Iklan dirancang untuk mengkomunikasikan simbol-simbol dan citra yang
menunjukkan bagaimana merek menyodorkan benefit sehingga tercipta sikep
positif terhadap merek tersebut, dan mendorong konsumen untuk mencoba
produk (trial).
Pergeseran ke orientasi konsumen mengubah kondisi penerapan
pemasaran dengan:

Lebih mendukung riset perilaku konsumen

Menciptakan kerangka strategi yang lebih berorientasi konsumen
7


Menekankan pada segmentasi pasar
Menekankan potitioning produk
untuk
memenuhi
kebutuhan
konsumen


Mendorong selektifitas dalam periklanan dan penjualan langsung
Mendorong selektifitas media dan outlet distribusi.
Tentu saja pergeseran dari orientasi penjualan ke orientasi pemasaran
tidak terjadi semalam. Kasus Avon Product juga mencerminkan pergeseran
ini. Sebelum tahun 1980, manajemn Avon yang berorientasi penjualan luput
melihat dampak ledakan proporsi wanita pekerja terhadap saluran distribudi
utamanya, yaitu penjualan kosmetik dari pintu ke pintu. Teernyata makin
sedikit saja wanita berada dirumah membukakan pintu untuk pramuniaga
Avon. Lebih parah lagi, kum wanita yang kini lebihm sadar dan makmur
mulai meremehkan citra murahan Avon.
Tim manajemen baru Avon lalu memerintahkan penelitian besar-besaran
tentang kebutuhan kosmetik wanita and sikap terhadap produk Avon. Atas
dsar riset ini, Avon memposisiskan diri dengan membidik wanita karir yang
elbih mampu dengan parfum bergengsi berharga mahal dan mulai
mendistribusikannya melalui toserba. Untuk lebih memperkuat citra smart an
up to date, Avon menjadi sponsor resmi tim Olimpiade 1996, dengan
mengkampanyekan Jakie Joiner-Kersee, seorang atlet peraih mendali emas,
sebagai “ Just Another Avon Lady”. Avon juga terus membidik basis
tradisionalnya dengan mengirim pramuniaganya ke kantor-kantor untuk
menggaet para pekerja wanita dan menawarkan peoduk-produk lama Avon
Untuk lebih jelasnya tentang perbedaan diantara dua konsep tersebut
bisa dilihat dalam tabel 1.1
Tabel 1.1 Determinan dari Customer Delivered Value
Starting point
Factory
Fokus
Means
Products Selling and
promoting
Ends
Profits trought sales
volume
(a) The selling concept
Target
market
Customer needs
Integrated
marketing
Profits trought customer
satisfaction
(b) The marketing concept
8
Tiga hal diantaranya yang mempengaruhi strategi pemasaran adalah
meningkatnya orientasi pada nilai (value), meningkatnya kebutuhan dan akses
pada informasi, serta keinginan untuk melakukan kustomisasi produk agar
lebih sesuai dengan kebutuhan konsumen. Lantaran pertumbuhan ekonomi
dan daya beli ada batasnya, konsumen kini lebih melihat harga dalam konteks
nilai, yaitu lebih menghargai nilai uang. Penekanan pada nilai mengakibatkan
fenomena “ cross-shopper”. Orang bisa saja membeli kemeja mahal di mall
tapi lalu pergi ke pedagang kakilima untuk membeli kaos kaki. Kepekaan pada
nilai memaksa produsen terus menekan harga produknya tanpa harus
mengubarkan kualitas. Belakangan ini banyak pemasar merek nasional
disamping menjual lini produk andalannya dengan harga premium, mereka
juga menawarkan merek murah. Unilever meluncurkan Surf yang lebih murah
untuk mendampingi merek andalan mereka, Rinso. Sejalan dengan itu,
pengecer seperti Matahari, kini juga membuka toko diskon, yaitu Super
Ekonomi. Selain itu kiki produse getol membangun brand equity, yaitu
dengan mengkomunikasikan value merek dalam konteks mutu dan harga.
Disisi lain, konsumen makin menjadi pembelanja yang lebih dasar dan
percaya diri, salah satu alasannya adalah makin luasnya aksesbilitas informasi
dan opsi belanja. Makin maraknya saluran TV swasta ikut mendorong
tersedianya informasi produk yang berlimpah malalui saluran home-shopping
dan infomercial. Ingat kesuksesan BCA meluncurkan acara gebyar BCA.
Meluasnya komputer rumahan dan kemajuan tehnologi interaktif meragamkan
pula ketersediaan informasi produk di dunia nyata. Banyak konsumen punya
beberapa kacamata masing-masing untuk aktifitas yang berbeda-beda,
misalnya mobil dengan seperangkat opsi dan aksesoris khusus pilihan mereka
sendiri. Tren kustomisasi akan cenderung terus meningkat. Tidak aneh lagi
kalau pemasar sekarang membidik segmen-segmen yang makin kecil bahkan
individu.
Implikasi dari perkembangan teknologi pada akhirnya menguatkan
bahwa tidaklah cukup hanya mengandalkan HighTech-nya teknologi
informasi akan tetapi haruslah kita mengarahkan perhatian pada “Information
Communication Technology” sebagai bagian dari Strategi komunikasi bisnis
karena hal ini memegang peranan penting bagi pelaku usaha untuk
memenangkan kompetisi.
9
BAB II
KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU
Komunikasi dapat diartikan sebagai proses penyebaran informasi tentang
perusahaan dan apa yang hendak ditawarkannya (offering)pada pasar sasaran.
Perannya sangat vital mengingat peran komunikasi dalam memfesilitasi hubungan
saling menguntungkan antara perusahaan dengan pembeli prospektif. Sebagai
contoh ,misalnya ada calon pembeli yang mempunyai kebutuhan yang mendesak,
sementara perusahaan memiliki penawaran yang dapat memenuhi kebutuhan
tersebut, namun apabila tidak ada komunikasi antara keduanya maka tak akan
pernah terjadi transaksi pertukaran apapun. Komunikasi diperlukan untuk
memberitahu konsumen:

Tersedianya suatu penawaran (offering)

Benefit unik dari penawaran tersebut

Dimana dan kapan dapat diperoleh dan digunakan penawaran diatas.
Sampai sejauh mana konsumen mengetahui tentang apa yang dipasarkan yaitu
melalui pesan yang benar-benar dikomunikasikan pada konsumen merupakan
salah satu keputusan komunikasi yang sangat subyektif. Masing-masing situasi
mesti dipelajari agar dapat ditentukan apakah pesannya sebaiknya bersifat
informasional, penuh humor, atau justru hard sell.
2.1 Bauran komunikasi pemasaran
Berkat kemajuan tehnnologi dan perkembangan ilmu pemasaran, kini
komunikasi perusahaan tidak lagi terbatas pada platform komunikasi spesifik
seperti yang ada dalam gambar 2.1 yang secara kolektif disebut bauran
komunikasi pemasaran. Style dan harga produk, bentuk dan warna kemasan,
tatacara dan busana wiraniaga, dekorasi ruangan, alat tulis kantor, semuanya
mengkomunikasikan sesuatu kepada pelanggan. Setiap brand contact
membawa kesan yang bisa memperkuat atau justru memperlemah citra
perusahaan dimata konsumen. Karena itu, pemasar harus memadukan
keseluruhan bauran pemasaran agar dapat efektif mengkomunikasikan pesan
dan potitioning strategis yang konsisten pada konsumen
Gambar 2.1 Kerangka Umum Komunikasi Pemasaran
Iklan
Iklan cetak dan siaran
Kemasan-Luar
Kemasan-dalam
Film
Brosur-Buklet
Poster-Leaflet
Direktori
Reprint of ad
Baliho/Billboard
Display sign
Point of Purchase
Display
Materi Audiovisual
Simbol-Logo
Video tape
Promosi
Humas
Penjualan
Penjualan
Personal
Pemasaran
Langsung
Kontes, game
Lotere
Premi-Hadiah
Sampling
Pekan raya
Pameran dagang
Demonstrsi
Kupon
Rabat
Pembiayaan
berbunga rendah
Entertainment
Tunjangan
Tukar tambah
Press kid
Pidato
Seminar
Laporan Tahunan
Sumbangan amal
Sponsorship
Publikasi
Hubungan masy
Lobbiying
Identity media
Majalah intern
even
Presentasi
Rapat penjualan
Program insentif
Sampel
Pekan raya
Katalog
Mailing
Telemarketing
Belanja internet
TV shopping
Fax mail
E mail
Voice mail
1
Setiap alat promosi mempunyai karakter dan biaya sendiri-sendiri.
Memenag masih banyak perusahaan yang mengandalkan satu atau dua alat
promosi untuk mencapai tujuan komunikasinya. Meskipun sekarang muncul
fenomena terbaginya pasar massa menjadi pecahan-pecahan pasar kecil yang
masing-masing menuntut pendekatan tersendiri, belum lagi kalau
dipertimbangkan munculnya berbagai jenis media baru dan tuntunan
konsuemn yang makin canggih.
2.1.1 Periklanan
Kelebihan dan ciri-ciri iklan yang dapat dikemukakan:
 Public presentation : sifat publik dari iklan memberi semacam
legitimasi pada produk dan mengesankan penawaran yang
terstandarisasi. Banyak orang akan menerima pesan yang sama.
 Pevasiveness : pemasar bisa mengulang pesan yang sama melalui
iklan. Dengan iklan pembeli bisa menerima dan membandingkan
pesan dari berbagai perusahaan yang bersaing. Iklan berskala besar
akan menimbulkan kesan posotif tentang ukuran, kekuatan dan
kesuksesan penjual.
 Amplified expresiveness : iklan memberikan peluang untuk
mendramatisir perusahaan dan prosuknya melalui penggunaan
cetakan, bunyi dan warna
 Impersonality : audiens tidak wajib menaruh perhatian atau
merespon iklan. Iklan lebih merupakan monolog di depan audiens,
bukan sebudh dialog dengan audiens.
Secara efisien, iklan mampu menjangkau calon pembeli walau letaknya
berjauhan. Iklan bentuk tertentu (iklan teve) menuntut anggaran besar,
sementara benyuk lainnya (iklan baris) dapat dilakukan dengan
anggaransangat kecil. Sebagian konsumen masih percaya bahwa merek
yang didiklankan secara besar-besarab sudah pasti menawarkan “ good
value”
Tiga media iklan yang relatif baru pantas diberi catatan khusus:
 Advertorial, adalah iklan cetak yang memuat teks editorial dan
mungkin sedikit susah dibedakan dari isi koran atau majalah lainnya.
 Infomersial, adalah iklan tv lainnya dan mengupas atau
mendeminstrasikan sebuah produk. Pmirsa bisa memesan sengan
menelpon langsung sehingga dampak infomersial langsung dapat
diukur
 Banner, adlah tanda kecil di halaman web yang menyajikan iklan
produk atau perusahaan dengan cara mengkil banner tersebut.
2.1.2 Promosi Penjualan
Keuntungan dari alat promosi ini:
 Komunikasi : promosi biasanya mengundang minat dan umumnya
menyajikan informasi agar konsumen terdorong membeli
 Insentif : mereka menawarkan kosesi, rangsangan atau kontribusi
yang bagi onsumen bisa merupakan value tersendiri.
1
 Undangan
: promosi bersifat mengundang agar seketika dapat
terjadi transaksi.
Perusahaan biasanya memenfaatkan promosi penjualan agar dapat
merangsang respon lebih cepat dan kuat dari konsumen. Umumnya ,
dampak jangka pendek lebih diutamakan seperti mendramatisir tawaran
perusahaan agar penjualan yang sedang lesu dapat terdongkrak lagi.
2.1.3 Humas dan Publikasi
Daya tarik humas dan publikasi banyak bertumpu pada tiga keunggulan
berikut:
 Kredibilitas tinggi : berita dan fitur lebih otentik dan kredibel
dimata pembaca daripada iklan.
 Mampu menjaring pembeli dalam keadaan sedang lengah: humas
mampu menjangkau prospek yang suka menghindari wiraniaga dan
iklan.
 Dramatisasi: humas mampu mendramatisir perusahaan atau
produk.
2.1.4 Penjualan Personal
Penjualan personal merupakan alat yang paling efektif pada tahapan
lanjut proses pembelian, khususnya untuk membangun preferensi,
keyakinan, dan mendorong aksi konsumen, tiga kelebihannya:
 Perjumpaan personal : penjulan personal merupakan hubungan tak
berjarak an bersifat interaktif antara dua orang atau lebih.
 Kultivasi: penjualan personal memungkinkan berkembangnya
segala jenis hubungan, dari sekedar hubungan jual-beli hingga
persahabatan pribadi yang hangat. Wiraniaga umumnya akan
memperjuangkan kepentingan konsumen sebaik-baiknya.
 Respon : penjualan personal mampu memaksa pembeli merasa
wajib mendengarkan wiraniaga.
2.1.5 Pemasaran Langsung
Walau ada berbagai bentuk direct marketing, seperti direct mail,
telemarketing, internet marketing, namun kesemuanya memiliki 4 ciriciri unik:
 Non publik : pesan biasanya dialamatkan pada orang tertentu.
 Customized : pesan bisa khusus dibuatkan agar dapat membujuk
individu tertentu
 Up-to-date: pesan dapat disiapkan dengan sangat sepat.
 Interaktif : pesan dapat diubah-ubah tergantung respon yang
diterima.
Pemasar harus membuak wawasannya agar berfikir dalam kerngka
komunikasi pemasaran terpadu, yaitu memanfaatkan beragam elemn
bauran komunikasi yang berbeda-beda agar tercipta koherensi yang
saling mendukung.
1
2.2 Komunikasi Pemasaran Terpadu
Perubahan pemasaran yang dulu periklanan dan promosi selalu menjadi
bintang periklanan kini sudah berubah. Ada lima fenomena yang membuat
Landscape bisnis lama sudah tak relevan lagi.
5.
banjir informasi yang cenderung memanjakan konsumen.
6.
liberalisasi perdagangan yang membuka sekat-sekat usaha yang
selama ini menjadi usaha domestik.
7.
komoditasi produk yangs emakin cepat sebagai dampak inovasi
dan persaingan yang semakin intensif,.
8.
media mania yang telah berhasil merebut kepercayaan publik
sebagaisumebr fakta dan kebenaran sehingga memiliki pengatuh besar
terhadap mati-hidupnya suatu usaha.
9.
belanja iklan yang meroket sehingga komunikasi pemasaran
menjadi overload dan makin tidak efektif karena konsumen cenderung
menurun kemampuannya mengingat pesan yang telah dilihat dan didengar.
Dengan reputasi, merek akan lebih terlindung dan aman, sekaligus menjadi
mother of brand, yang dapat melahirkan brand baru dnegan biaya kecil dengan
kemampuan setara dengan merek sebelumnya. Citra korporat atau reputasi
merupakan intangible asset yang sangat bernilai, selain tidak mudah ditiru,
reputasi dipercaya dapat memikat konsumen dengan lebih efektif pada saat
konsumen menghadapi berbagai tawaran.
Munculnya berbagai alat komunikasi, pesan dan audiens memaksa perusahaan
menoleh pada Integrated Marketing Communications (IMC). Menurut four
As (the American Assiciation of Advertising Agency) IMC adalah:
Konsep perencanaan komunikasi pesamasarn yang mengakui nilai
tambah rencana komprehensif yang mengkaji peran strategis masingmasing bentuk komunikasi, misalnya iklan, direct response, promosi
penjualan, dan humas, dan dampak komunikasi maksimal melalui
pengintegrasian pesan.
Kepopuleran IMC memunculkan peradigma baru dalam pemasaran, kini
muncul kesadaran perlunya konsistensi pesan kampanye pemasaran, serta
keterkaitan media komunikasi yang digunakan agar menghasilkan konsistensi
reputasi antara citra merek (produk) dengah citra perusahaan (korporat). Ada
lima premis dasar yang mendasari upaya ini:
1.
Keterpaduan (integrasi) adalah proses tak
terbatas dan berujung, karena mencakup berbagai jenjang;
2.
IMC bukan pekerjaan satu fungsi, melainkan
multi fungsi ( cross-fungtional)
3.
Semua pihak yang terkait dengan perusahaan
(stakeholder) penting untuk ditangani secara proporsional, tidak lagi
terfokus hany apada pelanggan semata;
4.
Perusahaan perlu mendengar masukan dari
semua pihak (stake-holder) termasuk pelanggan;
5.
setiap
titik
kontak
dengan
publik
menyebarkan pesan komunikasi, mulai dari kemasan produk, iklan,
layanan pelanggan, berita di media massa, sampai rumor yang mampu
menyebar secara berantai.
1
Bila dikupas satu persatu, IMC mencakup empat jenjang:
Pertama, aspek filosofi, mulai dari visi yang dijabarkan jadi misi, hingga
dirumuskan menjadi sasaran korporat yang menjadi pedoman semua fungsi
dalam perusahaan.
Kedua, menyangkut keterkaitan kerja antar fungsi, yakni operasi, sumber daya
manusia, R&D, pemasaran, distribusi, penjualan
Ketiga, menjaga keterpaduan atau integrasi berbagai fungsi tersebut untuk
mewujudkan tiga hal: konsistensi potitioning untuk merain reputasi yang
diharapkan, memelihara interaksi sehinga terjalin ikatan hubungan yang
kokoh dengan , dan menetapkan pemasaran berbasis misi untuk mendongkrak
nilai tambah stakeholder.
Keempat, memantapkan jalinan bihungan untuk membina loyalitas dan
memperkuat ekuitas merek (produk dan korporat) terhadap stakeholder.
2.3 Proses Komunikasi
2.3.1 Model Proses Komunikasi
Gambar 2.2 Proses Komunikasi Pemasaran
UMPAN BALIK
Tidak langsung
source
Pemasaran
Encoding
Biro iklan/pemasar/
Tenaga penjual
Transmission
Decoding
media masa/toko/
Tenaga penjual
Konsumen
UMPAN BALIK
langsung
Action
Keterangan :
1. Sumber (Source) pesan yang menentukan tujuan komunikasi dan
menetapkan sasaran komunikasi..
2. Proses Encoding, adalah penyandian tujuan diatas menjadi sebuah pesan.
3. Pengiriman (Transmission) pesan melalaui media agar
dapat
menjangkau audiens sasaran.
4. Proses Decoding oleh penerima agar pesan dpat dipahami dan mungkin
untuk disimpan dalam memori nantinya. Dua pertanyaan utama adalah
apakah konsumen menafsirkan pesan seperti yang diinginkan pengiklan, dan
apakah pesan berdampak positif pada sikap dan perilaku konsumen.
5. Umpan balik (Feedback) atas efektifitas komunikasi pemasaran kepada
sumber.
1
Gambar 2.3 Hasil dan Hambatan Proses Komunikasi Pemasaran
Proses Komunikasi Pemasaran
Source
Encoding
Transmission
Decoding
Implementasi Proses Komunikasi
Tentukan
tujuan
Ciptakan
pesan guna
mengkomunikasikan
benefit
Sampaikan pesan
ke konsumen
sasaran
Eksposure
persepsi
dan
penafsiran
pesan
Buruknya
penetapan
tujuan/
konsep
produk
Pesan tak
terkait dgn
kebutuhan/
iklan
menipu
Gagal
menjangkau
sasaran /
comptitive clutter
Kurang
klredibilitas
/
Advertising
Wearout
Hambatan Komunikasi
Pada tahap pertama, sumber (pemasar) menetukan tujuan
komunikasi. Selanjutnya, pengiklan menyandikan pesan tersebut agar
dapat mengkomunikasikan benefit produk. Tahap ketiga pengiriman
pesan pada segmen sasaran dimana diperlukan rencana media yang
efektif. Media plan yang efektif diharapkan mampu menyeimbangkan
tujuan-tujuan yang mungkin bertentangan. Konflik bisa terjadi , antara
upaya menjangkau sebanyak mungkin orang versus upaya menjangkau
mereka sesering mungkin. Karena keterbatasan anggaran, pengiklan
tidak akan dapat memaksimalkan keduanya, salah satu harus dipilih
antara reach (jumlah orang yang tereksspos pesan) atau frekuensi
(berapa kali konsumen individual atau rumah tangga terekspose).
Menjangkau sebanyak mungkin orang barangkali lebih cocok untuk
produk yang sasarannya luas seperti pasta gigi Pepsodent atau CocaCola. Frekuensi lebih penting bila pemasar ingin mempengaruhi
kelompok sasaran terbatas, misalnya calon pembeli mobil mewah
berusia muda.
Tahap terakhir umpan balik, mengecek pemahaman pesan oleh
konsumen apakah persis seperti yang diinginkan komunikator dan
apakah konsumen menindaklanjuti persepsi pesan tadi, misalnya dengan
cara membeli produknya.
2.3.2 Hambatan Komunikasi
2.3.2.1 Hambatan pada sumber
Hambatan komunikasi
pada sumber umumnya berupa
perumusan tujuan yan kurang jelas. Hal ini sering terjadi karena
kurangnya focus pada benefit produk. Kegagalan pada tahap ini
bisa berdampak pada perumusan pesan iklan yang tidak jelas
kaitannya dengan kebutuhan konsumen.
1
2.3.2.2 Hambatan dalam Proses Encoding
Sumber kegagalan komunikasi pemasaran bisa juga ada pada
proses encoding. Misalnya, copy writer dan perancang iklan
lebih terobsesi membuat iklan kreatif yang orisinil daripada focus
pada penyampaian benefit produk. Iklan yang menyesatkan
(deceptive advertising) juga bisa digolongkan sebagai hambatan
dalam proses encoding karena sejak awal berusaha menyesatkan
konsumen dari kondisi sebenarnya benefit produk.
2.3.2.3 Hambatan dalam Transmisi Pesan
Pemilihan media yang tidak cocok bisa membuat pemasang
iklan gagal menjangkau kelompok sasaran. Untuk menjangkau
audiens yang tepat , pemasang iklan mesti menyesuaikan cirriciri demografis konsumen sasaran dengan profil demigrafis
pembaca majalah, pemirsa TV atau pendengar radio.
Dalam tahap pengiriman pesan, hambatan yang umumnya
ditemui komunikator adalah competitive clutter, kekusutan yang
terjadi karena banyaknya iklan, jumlah iklan yang makin banyak
disebabkan karena:
1.
banyak produk baru yang muncul membuat
permintaan waktu melonjak.
2.
persaingan ketat mendorong pertumbuhan belanja
iklan lebih cepat ketimbang penjualan.
3.
iklan TV makin pendek, yaitu dari 30 menjadi 15
detik.
Apa yang dapat dilakukan pemasar untuk mengatasi kekusutan
yang ditimbilkan competitive clutter? Cara yang mudah adalah
frekuensi iklan digencarkan egar kesan tertancap lebih lama. Hal
ini dibenarkan kalau pesan betul-betul berkaitan dengan
Kebutuhan konsumen (artinya, pesan tak punya masalah
hambatan sumber ataupun hambatan encoding.
2.3.2.4 Hambatan dalam Proses Decoding
Konsumen umunya mengabaikan pesan yang tidak menarik
minat mereka. Konsumen juga akan menolak pesan apabila
sumber pesan dianggap tidak kredibel.. hambatan pada decoding
juga mungkin terjadi karena kurangnya perhatian pada pesan.
Competitive clutter selain merupakan hambatan dalam transmisi,
juga mengganggu proses decoding karena bisa mendorong
pemirsa makin cuek. Iklan yang ditayangkan terus-menerus juga
merupakan penyebab pengabaian (inattention). Advertising
wearout bisa terjadi; yaitu turunnya efektivitas iklan karena
kebosanan pemirsa dan konsumen yang sudah merasa familiar
dengan kampanye iklan tersebut.
2.4 Dampak Komunikasi
1
Konsumen kadang mencoba menghindari dari exposure pesan, namun
jika tetap terekspose, mereka akan menentukan apakah menerima atau
menolaknya. Pesan bisa diterima (message acceptance) bila pesan mampu
mengkomunikan benefit produk kepada konsumen. Sebaliknya pesan akan
ditolak karena dianggap kurang kredibel atau pesan tidak dapat dipercaya.
Bisa juga karena faktor-faktor diluar isi pesan dan lebih merupakan cerminan
sikap, pengalamam dan keyakinan konsumen.
Pengiklan tentu saja menginginkan konsumen mau membeli sebagai
dampak penerimaan iklan. Bila pesan diterima, memeang mungkin saja akan
terjadi pembelian. Namun konsumen bisa saja memutuskan tidak membeli
karena alasan-alasan lain. Faktor harga dan etersediaan barang ,misalnya jelas
bisa menggagalkan terjadinya pembelian. Namun , efektivitas iklan media
massa leih sulit dinilai. Pemasar merasa kesulitan mengukur dampak
kampanye iklan terhadap pemilihan merek karena begitu banyak paktor lain
yang ikut berpengaruh pada keputusan membeli konsumen. Apapu hasilnya ,
pemasar ingin tahu dampak komunikasi pemasaran pada penjualan produknya.
Evaluasi terhadap komunikasi bisa memberikan umpan balik bagi pemasar.
Alhasil, dalam penelitian kampanye iklan, umapn balik tidk langsung
dianggap lebih penting. Kriteria efektivitas tidak langsung lebih tertuju pada
kemampuan iklan dalam menghasilkan exposure, awareness, pemahaman dan
retensi pesan iklan. Umpan balik langsung terjadi kalau komunikasi
berdampak langsung pada tindakan konsumen yaitu pembelian.
Faktor yang turut berpengaruh pada efektivitas komunikasi:
• semakin besar pengaruh sumber komunikasi pada penarima, makin besar
pula dampak dan perubahan si penerima sesuai yang dikehendaki sumebr
pesan.
• Komunikasi berdampak lebih kuat bila pesannya cocok dengan opini,
keyakinan, dan disposisi I penerima.
• Komunikai cenderung lebih efektif kalu sumber dianggap punye keahlian ,
status tinggi, obyektivitas, atau lebih disenangi, terlebih lagi kalau si
sumber punya kekuasaan dan si penerima bisa mengidentifikasikan diri
padanya.
• Konteks sosial, grup, atau grup acuan akan menjadi perantara komunikasi
dan mempengaruhi apakah komunikasi tersebut diterima atau tidak.
2.5 Agar kontes jadi even tak terlupakan.
Meskipun even kontes-kontesan termasuk kegiatan promosi below the
line, penyelenggaraannya kini tidak hanya dilakukan dilini bawah. Bagaimana
taktik Sunsilk dan Mustika Ratu meningkatkan efektivitasnya?
Walaupuan dampaknya kepada penjualan tidak bisa diukur secara
langsung, even kones-kontesan yang diorganisasi dengan baik dampaknya
sangat dasyat kepada Brand awareness dan corporate image. Lihat saja even
Gadis Tiara Sunsilk and Pemillihan Putri Indonesia yang diakui Mooryati
Soedibyo memiliki kontribusi besar dalam membesarkan nama
perusahaannya.
Perusahaan semakin cerdik memanfaatkan even ini untukmembangun
awareness and brand imange-nya di benak khalayak seantero negeri. Maklum,
even kontes-kontesan biasanya menyedot perhatian yang sangat besar dari
1
masyarakat. Karena itulan tiak heran kalau para prinsipal pemilik brand
biasanya tidak segan merogoh kocek besar untuk menyelenggarakan even
besar yang tak terlupakan ini demi top of mind masyarakat. Namun
masalahnya, kalau even ini hanya diselenggarakan sesekali, dampaknya
kepada brand image atau bahkan corporate image malah bisa buruk karena
bukan tidak mungkin akan terbentuk opini bahwa perusahaan tidak bonafit
karena tidak sanggup lagi menggelar acara itu.
Jadi jangan heran kalau para pemilik brand terkenal berusaha
menyelenggarakan even ini secara rutin. Unilever maupun Mustika Ratu
berusaha emmpublikasikan acara ini dengan jauh-jauh hari sebelumnya,
melalui liputa media maupun iklan di media cetak dan elektronik. Karena even
ini akan mencetak pemenang yang secara langsung atau tidak langung akan
menjadi brand personality produk maka seleksi terhadap peserta dilakukan
secara ketat sesuai dengan kriteria yang diharapkan. Itulah sebabnya Unilever
menetapkan kriteria 3B (beauty, brain and behavior) dalam menyeleksi
pesertanya.
Memasuki tahap pelaksanaan kontes, hal penting yang harus
diperhatikan agar even ini bergaung, merebut awareness masyarakat dan
akhirnya efektif sebagai media promosi, adalah liputan media, promosi malam
grand final, dan penayangan langsung malam grand final tersebut melalui
stasiun TV . Tahap berikutnya yang tidak kalah penting adalah me-maintain
agar even ini terus menggema sepanjang tahun sambapi penyelenggaraan pada
tahun berikutnya. Misalnya saja Unilever memakai pemenang sebagai
endorser brand Sunsilk. Pada setiap tayangan iklannya. Unilever menegaskan
bahwa sang bintang iklan adalah pemenang Tiara Sunsilk pada tahun sekian.
Sementara itu, Mustika Rtu memanfaatkan pemenang sebagai endorser pada
berbagai below the line-nya. Hampir disetiap kegiatan Mustika Ratu pasti
dihadiri Putri Indonesia yang juga kerap diundang ke luar negeri. Karena Putri
Indonesia sudah sangat lekat diasosiasikan dengan Mustika Ratu, maka secar
atidak langsung segala kegiatan yang dihasiri Putri Indonesia akan selalu
diasosiasikan dengan image perusahaan kosmetik ini.
1
BAB III
MERANCANG KOMUNIKASI PEMASARAN
A.
1.
Stimulus Pemasaran dan Persepsi Konsumen
Stimulus pemasaran adalah semua bentuk komunikasi atau stimulasi
fisik yang dimaksudkan untuk mempengaruhi konsumen. Produk dan unsurunsurnya, yakni kemasan, isi, ciri-ciri fisik produk merupakan stimulus primer
(intrinsik). Komunikasi yang dirancang untuk mempengaruhi perilaku
konsumen disebut stimulus sekunder (ekstrinsik), baik dalam bentuk kata-kata,
gambar, dan pencitraan atau dalam bentuk stimuli lain yang berkaitan dengan
produk, misalnya harga, display toko, dan efek wiraniaga.
Ciri-ciri Stimulus yang Mempengaruhi Persepsi Konsumen
c. Unsur Indrawi, terdiri dari warna, bau, rasa, bunyi dan raba
• Warna:
memiliki konotasi indrawi yang penting. Satu penelitian menguji
satu merek deodorant roll-on yang dikemas dalam tiga tabung
dengan warna yang berbeda. Kebanyakan konsumen yang
dijadikan responden menyimpulakn produk berwarna tertentu cepat
mengering dan efektif, produk kedua dengan warna yang berbeda
memiliki aroma yang kuat, produk yang ketiga dengan warna yang
lain tidak efektif dan menimbulkan iritasi. Ini terjadi karena faktor
perbedaan warna.
• Rasa:
dapat mempengaruhi persepsi konsumen terhadap merek. Ketika
PepsiCo meluncurkan Crystal Pepsi untuk memenuhi selera
konsumen yang menyukai rasa alami dan ringan, dengan cepat
mereka mampu mendapatkan 2% bagian pasar minuman ringan.
Namun tidak lama kemudian merosot. Kenapa? Karena ternyata
konsumen berharap rasanya akan seperti Pepsi Reguler, padahal
Crystal jelas rasanya lebih ringan. Keadaan ini diperparah dengan
masalah warna. Sebagian besar konsumen mengasosiasikan
kejernihan dengan alami dan sehat, namun konsumen lain
mengasosiasikan dengan air biasa.
•
Bau:
terutama menjadi penting bagi produk-produk kosmetik dan
makanan. Sebuah penelitian dilakukan dengan memberikan aroma
yang berbeda pada kertas tisu muka yang identik. Hasilnya,
konsumen mempersepsikan satu tisu lebih elegan dan mahal
sementara tisu yang lain lebih cocok untuk dipakai didapur. Hal ini
juga berlaku dalam pembelian mobil. Dealer biasanya akan
menyemprotkan parfum dalam mobil sehingga mobil nampak
“baru“.
•
Bunyi:
1
merupakan stimulus indrawi yang penting. Beberapa iklan produk
untuk kalangan menengah kebawah di Indonesia diberikan backsound musik dangdut, sementara itu untuk produk yang ditujukan
untuk kalangan atas diiringi musik klasik. Namun demikian
pemasar harus hati-hati dan melakukan test terlebih dahulu untuk
memastikan jenis musik tertentu memang dapat menciptakan
asosiasi positif terhadap merek.
•
Raba:
sentuhan terhadap produk-produk tertentu juga dapat
mempengaruhi persepsi konsumen. Misalnya untuk produk kertas,
atribut yang diinginkan konsumen adalah kehalusan. Konsumen
biasa menilai kualitas produk tekstil, pakaian, karpet, furnitur
dengan merabanya. Kehalusan mengindikasikan kualitas.
d.Unsur Struktural
Sejumlah temuan tentang elemen struktural yang kemudian
diterapkan dalam iklan cetak telah banyak diterbitkan dalam bentuk
penelitian. Misalnya:
o Makin besar ukuran iklan, makin besar kemungkinannya
diperhatikan.
o Posisi 10 halaman pertama majalah atau bagian atas halaman cetak
lebih menarik perhatian.
o Kontras –misalnya, gambar produk dengan latar belakan putihcenderung lebih menarik perhatian
o Kebaruan juga mampu manarik perhatian
2. Karakteristik Konsumen yang Mempengaruhi Persepsi
Dua karakteristik penting yang turut mempengaruhi persepsi
konsumen terhadap stimuli adalah kemampuan konsumen membedakan
stimuli dan kemampuan menggeneralisasi dari satu stimulus kepada
stimulus yang lainnya.
Kemampuan membedakan stimuli merupakan hal yang dapat
dipelajari. Umumnya konsumen yang loyal akan lebih mampu mengenali
perbedaan-perbedaan kecil dalam karakteristik produk berbagai merek.
Namun secara umum, kemampuan konsumen untuk membedakan ciri-ciri
indrawi seperti rasa dan perabaan bisa dikatakan sangat rendah.
Oleh karena itu pemasar lebih banyak menggunakan media, dalam
hal ini iklan, untuk menegaskan diferensiasi merek yang tidak bisa
dicerminkan hanya oleh ciri-ciri fisik produk semata. Iklan berperan
penting dalam menciptakan brand image.
B. Mengembangkan Komunikasi Pemasaran yang Efektif
Dalam mengembangkan komunikasi pemasaran yang
komunikator harus melakukan:
efektif,
1.
Identifikasi Audiens Sasaran
Proses komunikasi pemasaran mesti diawali dengan pendefinisian yang
jelas dan tegas tentang audiens sasaran. Misalnya pesan tertentu akan
2
ditujukan pada: pembeli potensial produk perusahaan, pemakai, pengambil
keputusan (decider), atau pembawa pengaruh (influencer). Bisa berupa
kelompok, individu, publik tertentu, atau publik secara umum. Audiens
sasaran sangat mempengaruhi keputusan komunikator tentang what, how,
when, where, whom pesan akan disampaikan.
a. Benefit yang diinginkan Konsumen
Komunikator harus juga memperhatikan benefit apa sajakah yang
diinginkan oleh konsumen dalam memilih sebuah produk. Selain
pembagian menurut hirarki Maslow, kebutuhan konsumen dapat
diklasifikasikan sebagai kebutuhan utilitarian dan hedonis.
Kebutuhan utilitarian lebih tertuju pada benefit yang praktis,
misalnya keawetan mobil, komputer murah, atau koper yang mampu
menampung pakaian yang banyak. Kebutuhan jenis ini ditandai
dengan atribut fungsional produk (keawetan, nilai ekonomis,
kapasitas) yang menentukan performa produk. Sementara itu,
kebutuhan hedonis lebih mengutamakan sisi kesenangan dari sebuah
produk. Biasanya dikaitkan dengan emosi dan fantasi, sebagai dampak
pengkonsumsian produk, dengan demikian kebutuhan hedonis lebih
bersifat eksperiensial.
Kriteria benefit adalah faktor-faktor yang dianggap penting oleh
konsumen dalam menentukan pilihan pada merek tertentu. Misal,
seseorang membeli mobil karena menimbang nilai ekonomis dan
keandalan servisnya, namun orang yang lain menilai performa,
kenyamanan, styling dan keamanan mobil. Sehingga pemasar dapat
membuat segmentasi berdasar benefit yang sekiranya dirasakan oleh
konsumen.
b. Analisis Citra
Bagian terpenting dalam identifikasi audiens adalah melakukan
pengukuran citra perusahaan, produk-produknya, dan para pesaingnya.
Citra atau image dapat didefinisikan sebagai seperangkat keyakinan,
gagasan dan kesan yang dianut seseorang tentang sebuah obyek. Sikap
dan tindakan seseorang terhadap obyek akan sangat tergantung pada
citra obyek tersebut.
Pertama kali dapat diukur pengetahuan audiens sasaran terhadap
obyek dengan skala familiaritas:
Tdk pernah
mendengar
Mendengar
sedikit
Sedikit
tahu
Lumayan tahu
Tahu banyak
Misalnya sebagian besar responden memilih nomor satu dan dua,
maka tantangan pemasar disini adalah membangun awareness.
Responden yang mengenal produk tersebut dapat ditanyai lebih lanjut
bagaimana perasaan mereka tentang produk dengan menggunakan
skala favorabilitas:
Sangat Tidak
Menyukai
Kurang
Menyukai
Tak Peduli
Cukup
Menyukai
Sangat
Menyukai
2
Apabila kebanyakan responden memilih dua jawaban pertama,
maka itu berarti perusahaan harus mengatasi dulu masalah citra
negatifnya.
Kedua skala tersebut dapat di kombinasikan agar dapat diketahui
lebih lanjut masalah komunikasi apa yang harus diatasi
Favorable Attitude
Low Familiarity
B
A
C
D
High Familiarity
Unfavorable Attitude
Gambar 1: Analisis Familiaritas-Favorabilita
Posisi A menunjukkan bahwa perusahaan harus membuat
program komunikasi untuk mempertahankan reputasi dan awareness
yang tinggi. Posisi B perusahaan harus bikin program komunikasi
untuk meningkatkan awareness. Sedangkan posisi C, perusahaan harus
mencari tahu mengapa konsumen kurang menyukai dan berupaya
memperbaiki mutu serta untuk sementara low-profile. Posisi D
perusahaan harus low-profile, meningkatkan kualitas, baru kemudian
merancang komunikasi guna mencari perhatian publik.
Setelah dilakukan analisis familiaritas-favorabilitas, pemasar
perlu untuk meneliti kandungan spesifik citra produk dan
perusahaannya, alat yang paling umum adalah semantic differential,
yang mencakup langkah-langkah sebagai berikut:
1. menentukan ukuran yang relevan: responden dapat diminta
untuk mengidentifikasi ukuran yang mereka pakai dalam menilai
obyek.
2. memilah ukuran yang betul-betul relevan. Jumlah ukuran mesti
dibuat tetap sedikit, agar tidak membuat lelah responden. Ada tiga
skala yang bisa digunakan:
• Skala evaluasi (bagus – jelek)
• Skala potensi (kuat – lemah)
• Skala aktivitas (aktif – pasif)
3. melakukan penelitian pada sample responden. Bipolar
adjective harus dibuat secara acak agar adjective yang negatif tidak
berada pada satu sisi.
4. menghitung rata-rata
5. memeriksa variasi citra, karena garis citra merupakan garis
rata-rata, maka garis itu tidak mengungkapkan variasi tentang citra
tertentu.
2
2.
Menentukan Tujuan Komunikasi
Setelah pasar sasaran dan persepsinya dipahami, komunikator
pemasaran harus merumuskan respon audiens yang diinginkan. Pemasar
mungkin hanya ingin menempatkan pesannya dalam benak konsumen
(kognitif), mengubah sikap (afektif), atau mendorongnya untuk berbuat
sesuatu (perilaku).
Semua model tersebut berasumsi bahwa konsumen melalui tahapantahapan kognitif, afektif dan perilaku. Urutan pertama, “tahu-merasaberbuat” paling cocok ketika keterlibatan konsumen tinggi terhadap
produk yang dipersepsikan memiliki diferensiasi yang tinggi, misalnya
produk automotif. Urutan kedua, “berbuat-merasa-tahu” lebih relevan
ketika konsumen memiliki keterlibatan tinggi tetapi mempersepsikan
hanya sedikit atau tidak ada diferensiasi dalam kategori produk tersebut,
misalnya untuk produk papan aluminium. Urutan ketiga, “tahu-berbuatmerasa” lebih cocok bila konsumen memiliki keterlibatan rendah dan
mempersepsikan sedikit diferensiasi dalam kategori tersebut, seperti pada
saat konsumen membeli produk keperluan dapur.
Tabel 1. Empat Model Hirarki Respon
MODELS
STAGES
Model AIDA
(1)
Model Hirarki
Model Inovasi-
Model
Efek
Adopsi
Komunikasi
(2)
(3)
(4)
Exposure
Awareness
Reception
Awareness
Tahap Kognitif
Atttention
Knowledge
Cognitive
response
Interest
Liking
Interest
Attitude
Tahap Afektif
Preference
Tahap Perilaku
Desire
Conviction
Evaluation
Intention
Action
Purchase
Trial
Behavior
Adoption
2
Ilustrasi berikut
keterlibatan yang tinggi
adanya diferensiasi yang
menggambarkan model
Tabel 1).
ini diasumsikan bahwa pembeli memiliki
terhadap kategori produk dan mempersepsikan
tinggi pula dalam kategori tersebut. Ilustrasi ini
hirarki efek (urutan pada kolom ke 2 pada
• Awareness
:
Jika sebagian besar audiens sasaran belum mengenal obyek, maka
tugas komunikator adalah membangun awareness, mungkin sekedar
pengenalan nama, dengan pesan sederhana yang diulang-ulang.
• Knowledge:
Audiens sasaran mungkin punya product awareness tetapi hanya
sebatas itu saja, sehingga komunikator bisa memilih product
knowledge sebagai tujuan komunikasinya.
• Liking :
Jika audiens sudah tahu produk tersebut, komunikator perlu
mengetahui bagaimana perasaan mereka mengenai produk tersebut.
• Preference
:
Audiens sasaran mungkin menyukai produk itu, namun tetap memilih
merek lain. Dalam hal ini komunikator bisa membangun preferensi
konsumen dengan mempromosikan kualitas, value, kinerja, dan fiturfitur lainnya. Komunikator dan mengecek keberhasilan kampanyenya
dengan mengukur preferensi audiens paska kampanye.
• Conviction:
Audiens sasaran mungkin suka produk tertentu tetapi belum yakin
akan
membelinya. Tugas komunikator adalah mencoba untuk
meyakinkan audiens bahwa produk tersebut merupakan pilihan terbaik
mereka.
• Purchase
:
Akhirnya, sebagian anggota audiens sasaran sudah memiliki
keyakinan, namun belum tergerak untuk melakukan pembelian.
Mereka barangkali masih menunggu lebih banyak informasi atau
berencana menunda. Tugas komunikator adalah mendorong mereka
untuk mengambil langkah terakhir, mungkin dengan menawarkan
harga yang lebih murah, insentif pembelian, atau membuat konsumen
agar bersedia untuk mencobanya (trial).
Dengan
kata
lain,
tujuan
utama
komunikasi
adalah
menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk, serta mengingatkan
audiens sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya. Secara rinci
ketiga tujuan promosi itu dijabarkan sebagai berikut:
2
1. Menginformasikan (informing) dapat berupa:
• Menginformasikan pasar tentang keberadaan produk baru
• Memperkenalkan cara pemakaian baru dari produk tertentu
• Memnyampaikan perubahan harga kepada pasar
• Menjelaskan cara kerja produk
• Menginformasikan jasa-jasa yang disediakan perusahaan
• Meluruskan kesan yang keliru
2. Mempengaruhi dan membujuk (persuading) untuk:
• Membentuk pilihan merek
• Mengalihkan pilihan ke merek tertentu
• Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut tertentu
• Mendorong pembeli untuk membeli saat itu juga
• Mendorong pembeli untuk menerima kunjungan wiraniaga
3. Mengingatkan (reminding) dapat berupa:
• Mengingatkan pembeli bahwa produk dibutuhkan dalam
waktu dekat
• Mengingatkan pembeli akan tempat-tempat outlet penjualan
• Membuat pembeli tetap ingat walau tak ada kampanye iklan
• Menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk
perusahaan (top of mind).
Tujuan promosi juga dapat dikategorikan sebagai efek dari
komunikasi sebagai berikut:
•
Menumbuhkan persepsi pelangan terhadap suatu kebutuhan
(category need)
•
Memperkenalkan dan memberi pemahaman tentang suatu
produk kepada konsumen (brand awareness)
•
Mendorong pemilihan terhadap merek (brand attitude)
•
Membujuk pelanggan membeli (brand purchase intention)
•
Mengimbangi kelemahan unsure bauran pemasaran lain
(purchase facilitation)
•
Menanamkan citra produk dan perusahaan di benak konsumen
(positioning)
3. Merancang Pesan
Setelah audiens sasaran dan respon yang diinginkan selesai
dirumuskan, komunikator dapat mulai mengembangkan pesan yang
efektif. Idealnya, pesan tersebut harus menarik perhatian (attention),
menimbulkan minat (interest), memicu keinginan (desire) dan mendorong
orang untuk berbuat (action) sebagaimana model AIDA pada Table 1.
Perumusan pesan menuntut komunikator untuk menjawab empat
pertanyaan: apa yang ingin disampaikan (isi pesan), bagaimana
mengatakannya secara logis (struktur pesan), bagaimana mengatakannya
secara simbolis (format pesan), dan siapa yang akan menyampaikannya
(sumber pesan).
2
a. Isi Pesan
Isi pesan sangat dipengaruhi oleh konsep produk. Secara umum,
manajemen akan mencari tema, appeal, gagasan dan/atau tawaran
penjualan yang khas (unique selling proposition). Ada tiga macam
daya bujuk (appeal): rasional, emosional, dan moral.
Appeal rasional umumnya langsung menohok pada kepentingan
konsumen, biasanya dengan menonjolkan benefit tertentu dari produk
yang ditawarkan. Contohnya pesan yang menggambarkan kualitas,
nilai ekonomis, value, atau kinerja produk. Pada umumnya pembeli
industrial lebih peka terhadap hal ini.
Sementara itu, appeal emosional lebih menggelitik emosi negatif
atau positif untuk mendorong terjadinya pembelian. Untuk itu,
pemasar harus merumuskan emotional selling proposition yang tepat.
Walau mirip dengan produk pesaing, namun produk-produk tertentu
memiliki asosiasi unik yang dapat dipromosikan. Promosi untuk
membidik kebutuhan utilitarian dan hedonis harus berbeda. Untuk
membidik kebutuhan utilitarian promosi harus bersifat informatif dan
rasional, sedangkan untuk kebutuhan hedonis promosi dapat dirancang
dengan mengedepankan nilai simbolis dan emosional.
Sedangkan appeal moral lebih ditujukan pada apa yang menurut
audiens benar dan pantas. Appeal ini seringkali digunakan untuk
mengingatkan masyarakat agar mendukung gerakan sosial, seperti
gerakan anti narkoba, perlakuan yang lebih baik terhadap pasien
AIDS.
b. Pesan atau slogan/jargon
Iklan pilpres/pilkada :
• SBY-JK : bersama kita bisa
• Fauzi Bowo-Priyanto : serahkan pada ahlinya
• PKB : membela yang benar
•
Iklan komersial :
Toyota kijang : mobil keluarga Indonesia
•
Daihatsu GrandMax : masih muat eh masih muat eh……
•
Oli Castrol : pelumas dengan molekul pintar
•
Oli Mesran super : oli yang bikin panjang umur
•
Oli Top 1 : oli anda top 1 juga kan ?
•
Pertamina : pasti pas
•
Yamaha : yang lain makin ketinggalan
•
Suzuki : si gesit irit
•
Axis : gsm yang baik
•
Telkom : commited to U
•
Honda tiger : your revolusion
Iklan layanan masyarakat :
• Departemen kesehatan : askesmas membantu semua
• Departemen kehutanan : hutan milik anak cucu kita
2
• Pemda DKI : jaga kebersihan, buang sampah pada tempatnya
mencegah banjir.
• Bank BRI : melayani sampai ke ujung desa
Selain bertumpu pada isi pesan, efektifitas komunikasi juga
dipengaruhi oleh strukturnya. Komunikator seringkali menyodorkan
kesimpulan bagi audiens dari pada membiarkan mereka mengambil
kesimpulan sendiri. Namun, penelitian membuktikan bahwa iklan
terbaik justru yang mengajukan pertanyaan (masih ingat tagline pada
saat pertama kali A Mild dimunculkan: How Low Can You Go ? atau
Mana Lagi Selain di McD ?) dan membiarkan audiens membentuk
kesimpulan mereka sendiri.
Bila komunikator menyodorkan kesimpulan yang kurang bisa
dipercaya, atau isunya terlalu simple atau sangat pribadi, reaksi balik
yang negatif justru muncul. Audiens sebaiknya jangan disodori
keputusan yang bersifat sangat eksplisit, karena hanya akan membatasi
penerimaan.
Pesan dapat bersisi tunggal atau ganda. Pesan bersisi ganda dapat
lebih efektif, khususnya bila terdapat asosiasi negatif yang mesti
diatasi. Misalnya iklan rokok yang mencantumkan peringatan akan
bahaya merokok, justru mungkin lebih efektif menghadapi keberatan
audiens yang lebih terdidik dan mereka yang pada awalnya menentang.
Hal inilah penjelasan mengenai kenapa konsep produk A Mild bisa
diterima anak muda terdidik yang lebih sadar kesehatan.
c. Format Pesan
Komunikator sebaiknya memilih format pesan yang kuat. Untuk
iklan cetak, komunikator harus menentukan judul, teks iklan, ilustrasi
dan warna. Jika pesan disiarkan lewat radio, komunikator harus
memilih kata-kata, kualitas suara dan vokalisasi.
Jika pesan dibawakan oleh wiraniaga atau disiarkan di televisi,
semua hal diatas serta bahasa tubuh juga mesti direncanakan secara
cermat. Penyaji harus menaruh perhatian pada ekspresi wajah, busana,
gerakan, dan potongan rambut. Pesan juga bisa disampaikan dalam
produk atau kemasannya, dalam hal ini yang harus dicermati adalah
warna, bentuk, ukuran, bau dan tekstur.
Ingat logo berwarna merah yang dominan pada kemasan CocaCola. Warna merah umumnya dipersepsikan sebagai hangat, sensual,
dan tidak-mengancam. Pada tingkat yang lebih asasi, merah
merupakan darah kehidupan. Biru dipandang dapat memberikan rasa
menenangkan, yang mungkin merupakan salah satu alasan mengapa
logo IBM berwarna biru, untuk memberikan citra bersahabat.
Iklan Marlboro di Hong Kong, menggambarkan koboi yang
sengaja dipakaikan topi berwarna putih, kudanya juga berwarna putih,
lantaran warna tersebut diasosiasikan sangat positif menurut
kepercayaan setempat. Di mata orang Cina warna ungu dianggap
indikasi mutu, sebaliknya orang Amerika Latin menganggapnya warna
kematian.
2
Di Afrika, Carlsberg Beer terpaksa menambahkan gambar satu
gajah lagi pada iklannya, karena merek Elephant Beer yang
berlambang dua gajah dianggap pembawa sial. Sebaliknya, gambar
bulan sering ditampilkan dalam iklan-iklan Cina karena dianggap
lambang nasib baik.
C. Stealth Marketing
Di tengah kepadatan media dan merosotnya kredibilitas perusahaan,
muncul jurus ampuh komunikasi pemasaran baru yang disebut stealth
marketing atau pemasaran antiradar. Konsumen dibuat tidak sadar sama sekali
bahwa mereka telah diperdaya pemasaran. Contoh, ketika Kratingdaeng
hendak dipasarkan di Inggris. Pemasar mengisi tong-tong sampah dekat bar
dan pub dengan kaleng kosong Kratingdaeng. Tumpukan kaleng kosong ini
memberi kesan seolah-olah Kratingdaeng sedang populer dan digandrungi.
Hasilnya langsung nampak. Dalam waktu singkat Kratingdaeng menjadi
merek populer di Eropa.
Konsep pemasaran antiradar banyak bertumpu pada kombinasi gaya
komunikasi getok tular dengan pemasaran gerilya. Selain murah, strategi ini
dianggap lebih tajam dan efektif serta tidak mudah “dibaca“ konsumen karena
taktiknya selalu berubah-ubah tergantung kreatifitas pemasar.
Pendekatan stealth marketing memang artistik dan khas, namun
sebenarnya tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip yang telah dijelaskan
sebelumnya. Lantaran makin menggejalanya kekusutan (clutter), khususnya di
negara-negara yang penetrasi TV-nya sudah maksimal, iklan memang sering
dipertanyakan efektifitasnya.
D. Alur kerja periklanan
Produsen/
Klien
Rumah
Produksi
Konsumen
Biro Iklan
Rumah Audio
Percetakan
Alur umum
Media
Iklan
Riset
Alur tidak umum
Alur opsional
2
•
•
•
•
•
•
•
•
1.
Produsen/pengiklan
Perusahaan swasta nasional
Perusahaan multinasional
BUMN
Pemerintah/PSA
Partai
Pilpres/Pilkada
Perorangan
LSM/NGO
2.
Perusahaan periklanan
• Media Buyer
• Biro Reklame (Out of home)
• Creative Boutique
• Media Specialist (mengkhususkan pada penyedia layanan/media)
• Full Service Agency (biro yang menangani pembutan
konsep,disain,supervise produksi atau bahkan produksi,sampai kepada
evaluasi karya iklan yang dibuat)
• Brand Agency (mengkhususkan pada pembentukan,penguatan
sebuah brand)
• Integrated Marketing Communication Agency (agen/penyedia jasa
pemasaran, mulai dengan mempersiapkan konsep penjualan,
menentukan tempat dimana produk akan di perkenalkan, dan
mempersiapkan tenaga pemasaran)
3.
Biro rumah produksi (berhubungan dengan media audiovisual)
• Production house
• Post-Production house
• Recording house
• Printer
4.
Media periklanan
• TV (media dengan basis audio-visual)
• Radio (media dengan basis audio/suara)
• Surat Kabar/Majalah (media dengan basis visual-readingimagination)
• Bioskop (media dengan basis audio-vusual dengan menekankan
unsur entertainmen)
• Out of Home (media dengan model billboard,big-banner,mobilebanner,mobile promotion)
• Media Baru (mengaplikasikan teknologi informasi : internet, sms
(handphone,dll)
2
BAB IV
SUMBER DAN SALURAN KOMUNIKASI PEMASARAN
A. Sumber Pesan
Para ahli psikologi banyak mengamati perubahan respon individu
sebagai akibat exposure terhadap stimuli. Mereka antara lain mengembangkan
teori pembelajaran classical conditioning, yang memandang perilaku sebagai
asosiasi yang erat antara stimulus primer (misalnya, sukses social) dan
stimulus sekunder (merek pasta gigi, deodorant, atau sabun).
Stimulus sekunder dipasangkan dengan stimulus primer yang
menimbulkan respon tertentu. Sebagai akibat pemasangan ini, terbentuklah
sebuah asosiasi. Stimulus sekunder bisa memicu reaksi yang sama seperti
stimulus pertama. Iklan efektif umumnya mengaitkan dengan stimulus yang
mampu menciptakan perasaan positif. Contoh kampanye iklan paling sukses
sekaligus paling lama ditayangkan dalam sejarah: kampanye koboi Marlboro.
Meskipun banyak yang mungkin langsung menolak iklan rokok itu, namun
tidak akan ada yang membantah efektifitas kampanye itu. Asumsinya banyak
orang menganggap koboi bisa mencerminkan daya kekuatan, kejantanan, dan
rasa aman. Koboi berfungsi sebagai stimulus primer atau unconditioned
stimulus. Perasaan positif yang dipicu oleh citra koboi adalah unconditioned
response.
Selain koboi, pengiklan kerap memakai bintang film, penyanyi,
pembalap, atau bintang olah raga sebagai endorser. Apa peran penting
endorser ? Menurut Rhenald Kasali, ketika banyak ditanya mengapa bersedia
menjadi endorser pada dasarnya berhubungan dengan konsep brand persona,
yaitu pemberian makna pada merek. Endorser terpercaya merupakan syarat
mutlak dalam mengkomunikasikan produk dan proses yang terpercaya juga.
Tugas pemasaran adalah mengangkat produk atau nama korporat dari sekedar
komoditas –nonmerek, berharga murah, massal, bermargin tipis, harga
bergantung hanya pada permintaan dan penawaran- menjadi sebuah merek.
Merek pada dasarnya adalah kepercayaan. Dengan kepercayaan itu, konsumen
berani membayar harga premium, memberi referensi, bahkan bisa lebih
memaafkan kalau melakukan kesalahan.
Pesan yang dibawakan oleh sumber yang terkenal dan menarik
umumnya menjaring perhatian dan recall yang lebih tinggi. Karena itu banyak
selebriti menjadi bintang iklan. Dari rangkuman berbagai penelitian yang
dilakukan Angela van der Lee dan Bass van den Putte, ternyata merek yang
walaupun memakai artis yang tidak ganteng bahkan jelek tetapi terkenal
sebagai endorser lebih tinggi daya bujuknya ketimbang merek yang memakai
pakar, atau orang biasa, pejabat atau model iklan (cantik atau ganteng tetapi
tidak terkenal),sebagai endorser.
Paling tidak, keyakinan ini sejalan dengan temuan survey perusahaan
produsen kondom Durex. Dari 50.000 partisipan dari berbagai negara,
separohnya lebih mengaku pernah berfantasi ingin berhubungan seks dengan
3
selebriti. Selain itu, selebriti umumnya mampu menjadi magnet untuk
menyedot pemirsa televisi, hal yang tentunya menarik bagi pemasar yang
ingin memasang iklan.
Selebriti akan lebih efektif bila mereka merupakan personifikasi atribut
produk utama. Sayangnya, selebriti memiliki kredibilitas rendah bila dipaksa
meng-endorse produk yang tidak terkait dengan profesinya. Demikian pula,
selebriti tidak cocok untuk semua tipe pemirsa. Bagi pemirsa yang kritis atau
memiliki keterlibatan tinggi dengan produk, pemakaian selebriti bisa membuat
mereka bersikap negatif terhadap produk. Apalagi bagi produk yang resiko
kerugiannya besar, penggunaan selebriti bisa berpotensi merugikan konsumen.
Faktor-faktor apakah yang menentukan kredibilitas sumber ? Terdapat
tiga hal yang paling sering disinggung adalah :
• faktor keahlian,
• kepercayaan
• likability.
Keahlian adalah pengetahuan komunikator dalam bidang tertentu
sehingga dapat mendukung klaimnya. Kejujuran menyangkut seberapa jauh si
sumber dipersepsikan obyektif dan jujur. Teman biasanya lebih dipercaya
ketimbang orang asing atau wiraniaga, dan orang yang tidak dibayar namun
mendukung suatu produk umumnya lebih dipercaya ketimbang orang yang
memang dibayar untuk itu. Likability mengacu pada seberapa menarik si
sumber di mata audiens. Sifat-sifat seperti keterusterangan, humoris, dan apa
adanya membuat orang lebih disukai. Sumber yang paling tinggi
kredibilitasnya adalah seseorang yang skornya tinggi dalam tiga hal tersebut.
Pada umumnya pendapat pakar mendukung penggunaan endorser
selebritis, asalkan mempertimbangkan overshadowing effect. Jangan sampai
bintang tersebut mendominasi, sehingga ujung-ujungnya yang lebih diingat
malah si bintang iklan. Endorser sendiri mungkin sudah memiliki merek
tersendiri, sehingga recall iklan justru tertuju pada bintang iklan bukan pada
benefit atau product proposition.
Apabila pengiklan berkeinginan menggunakan konsep classical
conditioning untuk mempengaruhi konsumen, maka beberapa persyaratan
harus dipenuhi. McSweeney dan Bierly menyebutkan empat kondisi:
1. Tidak boleh ada stimuli lain yang mungkin menghalangi unconditioned
stimulus. Misalnya, anggap si koboi Marlboro selalu digambarkan bersama
kuda putih. Kuda putih akan menghalangi koboi sebagai stimulus, alhasil
bisa melemahkan asosiasi antara koboi dengan produk. Overshadowing
effect ini justru dipakai di iklan rokok Marlboro Hongkong, di mana si
koboi selalu memakai topi putih dan kuda putih untuk menciptakan
asosiasi dengan makna warna putih yang positif dalam budaya Asia Timur
Jauh.
2. Unconditioned stimulus tersebut belum pernah diasosiasikan dengan
merek atau kategori produk lain. Anggap saja produsen minuman
berenergi memakai koboi dalam iklannya untuk menyampaikan citra
macho kepada kelompok sasarannya. Kampanye tersebut tidak akan
efektif karena sebelumnya asosiasi sejenis telah ditancapkan oleh koboi
Marlboro. Hal ini dikenal sebagai efek pemblokiran (Blocking Effect).
3
3. Unconditioned stimulus itu jangan terlalu familier dan mesti disajikan
secara tunggal. Konsumen menjadi jenuh dengan stimuli tertentu yang
sering muncul dalam mass media (disebut sebagai Preexposure Effect).
Stimuli demikian tidak akan efektif sebagai unconditioned stimulus.
4. Classical conditioning lebih efektif apabila conditioned stimulusnya baru.
Konsumen telah mematok asosiasi untuk produk-produk tenar. Ketika
Philip Moris melansir koboi Marlboro, mereka mereposisikannya sebagai
produk baru. Awalnya waktu diluncurkan sebagai rokok elite untuk wanita
tahun 1920an, Marlboro memiliki ujung merah agar lipstick wanita tidak
menempel. Merek tersebut kurang laku. Dalam mereposisi mereknya,
Philip Moris betul-betul memutuskan asosiasi dengan produk masa
lalunya.
Classical conditioning juga dapat diterapkan dalam pemasaran untuk
membuat asosiasi antara sebuah produk dengan stimulus positif. Misalnya,
Miller Lite Beer sering diiklankan selama even-even oleh raga yang
menggugah semangat. Berkat pemasangan terus-menerus antara produk
dengan even oleh raga, akhirnya semangat yang dipicu oleh even oleh raga
akhirnya terbawa pada Miller Lite. Asosiasi ini mempengaruhi orang untuk
membeli merek itu setiap saat mereka berolah raga atau menonton even-even
olah raga.
B. Memilih Saluran Komunikasi
Komunikator memilih saluran komunikasi yang efisien untuk
menyampaikan pesannya. Misalnya, umumnya detailer perusahaan farmasi
jarang dapat meminta waktu lebih dari sepuluh menit dari seorang dokter yang
sibuk. Presentasi mereka harus singkat, tajam, mengena dan meyakinkan. Hal
ini membuat kunjungan detailer menjadi sangat mahal. Industri farmasi mau
tak mau mesti memperluas saluran komunikasinya dengan memasang iklan di
jurnal kedokteran, mengirim direct-mail (berisi kaset audio dan video),
membagi sample gratis, dan juga telemarketing.
Pemasar juga dapat mensponsori makan malam bersama kelompok
spesialis. Kesemua saluran ini dimanfaatkan dengan harapan dapat
membangun preferensi dokter pada merek obat tertentu.
1. Saluran Komunikasi Personal
Saluran komunikasi dapat dibagi dua, personal dan non-personal.
Masing-masing saluran masih ada cabang-cabangnya lagi. Saluran
komunikasi personal meliputi dua orang atau lebih yang berkomunikasi
langsung secara tatap muka, pembicara dengan audiensnya, menggunakan
telepon, atau e-mail. Komunikasi personal bisa lebih efektif karena adanya
peluang untuk mengindividualisasikan penyampaian pesan dan umpan
baliknya.
Pembedaan lebih lanjut dapat diterapkan pada saluran komunikasi
pendukung, pakar, dan sosial. Saluran pendukung terdiri dari wiraniaga
yang menghubungi pembeli pada pasar yang dibidik. Saluran pakar
mencakup para ahli independent yang membuat pernyataan yang ditujukan
kepada calon pembeli. Saluran sosial meliputi tetangga, teman, anggota
3
keluarga dan kenalan yang bicara dengan pembeli sasaran. Banyak orang
bersedia mencoba produk baru karena factor keluarga atau teman.
Pengaruh personal sangat menentukan khususnya bila produknya
sangat mahal, jarang dibeli, dan beresiko. Pembeli cenderung menjadi
pencari informasi yang sangat aktif. Situasi lainnya yaitu kalau produknya
berkaitan erat dengan masalah selera atau status pemakai. Dalam hal ini
pembeli akan berkonsultasi terlebih dahulu agar nantinya terhindar dari
rasa malu.
Perusahaan dapat mengambil langkah-langkah tertentu agar
memancing pengaruh pribadi dapat bekerja sesuai keinginan mereka,
dengan cara:
• Mengidentifikasikan tokoh dan perusahaan berpengaruh dan
memusatkan upaya pada mereka. Khususnya pada pembelian barang
industri, kebanyakan perusahaan dalam industri cenderung mengikuti
pemimpin pasar dalam mengadopsi inovasi.
• Menciptakan pembentuk opini dengan cara memasok produk pada
orang-orang tertentu dengan kemudahan-kemudahan khusus: Raket
tenis baru mungkin awalnya ditawarkan dulu pada anggota tim tenis
sekolah dengan harga khusus. Atau Toyota bisa saja menawarkan
hadiah pada pelanggannya yang lebih puas jika mereka bersedia
menyarankan produk Toyota pada pembeli prospektif.
• Memanfaatkan tokoh masyarakat pemberi pengaruh seperti ketua
organisasi wanita, ketua kelas atau disc jockey setempat.
• Memanfaatkan orang berpengaruh atau dapat dipercaya dalam
iklan testimonial: Sebuah produsen susu mahal, Pedia Sure membayar
penyanyi anak-anak Sherina puluhan juta untuk membintangi iklannya
agar produknya diminati anak-anak kelas menengah.
• Membuat iklan yang memiliki “conversation value“ tinggi: Iklan
yang memiliki conversation value sering memiliki slogan yang
menjadi buah bibir masyarakat. Pada tahun 1990-an, kampanye HM.
Sampoerna “How Low Can You Go“ mampu menciptakan
conversation value yang tinggi. Seruan Mandra “Makanya Beli
Honda” juga sukses mendorong calon pembeli yang masih ragu-ragu
memutuskan atau bertindak lantaran banyaknya tawaran sepeda motor
Cina dan Korea yang lebih murah. Juga daya bujuk tagline dan lagu
“Don’t Worry Be Happy” asuransi Garda Oto sukses melambungkan
Asuransi Astra Buana ke puncak dominasi pasar asuransi kendaraan
bermotor di Indonesia.
• Mengembangkan saluran getok tular referral untuk membangun
bisnis: Kalangan professional kerap mendorong kliennya untuk
merekomendasikan jasanya. Dokter gigi misalnya bisa saja minta para
pasien yang puas untuk merekomendasikan pada teman dan kenalan
mereka dan selanjutnya mengirimkan ucapan terimakasih atas
rekomendasi mereka.
• Membuat forum elektronik: Pemilik Harley Davidson misalnya,
menggunakan jasa on-line agar dapat berdiskusi dan berbagi
pengalaman di internet.
3
2. Saluran Komunikasi Non-Personal
Saluran non-personal meliputi media, atmosfir dan even. Media
terdiri dari media cetak (Koran, majalah, direct mail), media siaran (radio,
televise), media elektronik (kaset audio, video, CD-ROM, halaman web)
dan media display (baliho, papan iklan, poster, sign). Kebanyakan pesan
non-personal berasal dari media yang harus dibayar perusahaan (paid
media).
Masing-masing media memiliki keunggulan dan kelemahan,
diantaranya:
Kapabilitas persuasif dari media cetak (Surat Kabar)
• Mampu menjangkau audiens yang luas
• Efektif untuk menjangkau wilayah lokal
• Fleksibel
• Cepat
• Kemungkinan mendapat umpan balik lebih cepat, dan sebagainya.
Keterbatasan media cetak (Surat Kabar)
• Tidak selektif
• Pesan hanya jangka pendek
• Clutter
• Biaya bervariasi tergantung ukuran iklan dan sirkulasi
Kapabilitas persuasif media cetak (Majalah)
• Sangat selektif
• Sangat mungkin ditujukan untuk kelompok tertentu
• Produksi berkualitas tinggi
• Kredibilitas tinggi
• Pesan berjangka panjang
• High pass along rate
Keterbatasan media cetak (Majalah)
• Perputaran cukup lama
• High clutter
• Umpan balik tidak langsung dan cukup lama
• Harga bervariasi tergantung sirkulasi dan selektifitas
Kapabilitas persuasive media siaran (Televisi)
• Kemungkinan menjangkau audiens yang luas
• Appeals to many senses
• Kemungkinan menarik dan menggugah emosi cukup tinggi
• Kemungkinan mendemonstrasikan
• Secara keseluruhan biaya tinggi
• Biaya per kontak rendah
Keterbatasan media siaran (Televisi)
• Jangka panjang
• High clutter
3
•
•
•
Pesan jangka pendek
Pemirsa dapat menolak eksposur menggunakan zapping
Day-after recall tests for feedback
Kapabilitas persuasive media siaran (Radio)
• Selektifitas geografis dan demografis
• Short lead time
• Relatif murah
• Sangat baik untuk lokal
Keterbatasan media siaran (Radio)
• Eksposur jangka pendek
• Hanya Audio/suara
• High clutter
• Zapping possible
• Delayed feedback through day-after recall tests
Kapabilitas persuasif media elektronik (Internet)
• Berpotensi untuk menseleksi audiens
• Customized tracking possible and other feedback tools possible
• Bermanfaat untuk menguatkan merek dan pesan
Keterbatasan media elektronik (Internet)
• Demographic skew to audience
• Very high clutter
• Zapping possible
• Harga sangat bervariasi
• Konsern terhadap privasi
Kapabilitas persuasif media Direct Mail
• Sangat selektif
• Kemungkinan Personalisasi sangat besar
• Novel, interesting stimuli possible
• Low clutter
Keterbatasan media Direct Mail
• Dipersepsikan sebagai surat-surat yang tidak berguna
• Feedback possible through response
• Biaya tinggi per kontak
Kapabilitas persuasif media Direct Marketing
• Pengembangan database
• Audiens-nya sangat selektif
• Relatively free of clutter
Keterbatasan media Direct Marketing
• Sangat privasi
• Respon dapat diukur
3
•
Biaya per inquiry, biaya per sale, revenue per iklan dapat dihitung
Atmosfir adalah “lingkungan yang dikemas” yang dapat
menciptakan atau memperkuat kecenderungan pembeli untuk membeli
produk. Kantor-kantor hukum terkenal didekor dengan permadani oriental
dan mebel kayu jati untuk mengkomunikasikan “kesuksesan“ dan
“stabilitas”.
Even merupakan peristiwa-peristiwa yang dirancang untuk
mengkomunikasikan pesan tertentu pada audiens sasaran. Bagian humas
mengatur konferensi pers, peluncuran produk, grand opening, dan
pensponsoran olah raga untuk merengkuh efek komunikasi khusus pada
audiens sasaran.
Walau komunikasi personal sering lebih efektif ketimbang
komunikasi massa, media massa tetaplah saran utama yang dapat
menggerakkan komunikasi personal. Komunikasi massa mempengaruhi
sikap dan perilaku pribadi melalui proses komunikasi dua tahap. Aliran
dua tahap ini punya beberapa implikasi. Pertama, pengaruh media massa
pada opini masyarakat tidak terjadi secara langsung, kuat dan otomatis
sebagaimana selama ini diasumsikan, karena ternyata dimediasi pendapat
oleh pembentuk opini, orang yang biasanya dimintai pendapat atau yang
selalu menyebarkan opininya pada orang lain. Kedua, teori ini juga
menentang asumsi yang mengatakan bahwa gaya konsumsi dipengaruhi
khususnya oleh efek “trickle-down” atau “trickle-up” dari media massa.
Ketiga, komunikasi dua-tahap menyarankan agar komunikator massa
sebaiknya mengarahkan pesan secara khusus pada pembentuk opini dan
membiarkan mereka menyebarkannya pada orang lain.
Para pakar komunikasi melihat masyarakat terdiri dari kelompokkelompok kecil yang anggotanya kerap berinteraksi. Tantangannya adalah
harus menciptakan sistem yang lebih terbuka sehingga terjalin pertukaran
informasi dalam masyarakat. Keterbukaan ini dibantu oleh orang yang
berfungsi sebagai liaison dan bridge. Seorang liaison adalah orang yang
menghubungkan dua kelompok atau lebih tanpa harus bergabung dalam
salah satu kelompok. Sedangkan bridge adalah orang yang tergabung
dalam satu kelompok dan terkait dengan orang lain dari kelompok lain.
3
BAB V
ANGGARAN DAN BAURAN KOMUNIKASI
PEMASARAN
Pengiklanan yang terbaik dilakukan oleh pelanggan yang puas.
( Philip Kotler)
Anggaran komunikasi pemasaran merupakan bagian dari anggaran pemasaran. Namun
demikian tidak ada standar yang pasti mengenai seberapa besar pengeluaran untuk komunikasi atau
promosi harus dialokasikan. Faktor penyebabnya adalah pengeluaran promosi itu sangat bervariasi
tergantung pada produk dan situasi pasar.
Terdapat lima faktor spesifik yang perlu dipertimbangkan saat menetapkan anggaran:
(Kotler, 2000)
1.
Tahap dalam siklus hidup produk. Produk baru umumnya mendapat anggaran
iklan yang besar guna membangun kesadaran dan membuat pelanggan mencoba produk
tersebut. Merek yang sudah mapan biasanya didukung oleh anggaran periklanan yang
lebih rendah sebagai resiko terhadap penjualannya.
2.
Pangsa pasar dan basis konsumen. Merek dengan pangsa pasar yang tinggi
biasanya membutuhkan lebih sedikit biaya iklan sebagai persentase terhadap penjualan
guan mempertahankan pangsa pasarnya. Untuk memperluas pangsa pasar dibutuhkan
biaya iklan yang lebih besar.
3.
Persaingan dan gangguan. Dalam pasar dengan banyak pesaing dan
pengeluaran iklan yang tinggi, suatu merek harus diiklankan secara besar-besaran agar
terdengar di tengah kegaduhan pasar. Bahkan gangguan sederhana dari iklan yang tidak
bersaing secara langsung dengan merek tersebut sudah menyebabkan perlunya periklanan
yang lebih besar.
4.
Frekuensi periklanan. Jumlah pengulangan yang diperlukan untuk
menyampaikan pesan kepada konsumen juga sangat menentukan anggaran periklanan.
5.
Kemungkinan subtitusi produk Beberapa produk memerlukan iklan besarbesaran untuk membangun citra yang berbeda. Periklanan juga penting jika suatu merek
dapat memberikan manfaat atau tampilan fisik yang unik.
A.
Metode Penentuan Anggaran.
Metode pertama yang dapat digunakan perusahaan dalam menentukan
anggarannya adalah metode kemampuan perusahaan.
Metode ini
mengabaikan peran promosi sebagai sebuah investasi dan juga dampak
langsung promosi terhadap penjualan.
Kedua, metode persentase penjualan. Dalam hal ini belanja promosi
ditentukan berdasarkan persentase tertentu angka penjualan ( tahun lalu atau
prediksi tahun depan) atau dari harga jual. Beberapa keuntungan dari metode
ini adlah antara lain (1) pengeluaran promosi akan bervariasi bergantung pada
kemampuan perusahaan, (2) mendorong manajemen untuk memikirkan kaitan
antara biaya promosi, harga jual dan laba per unit, (3) stabilitas dalam
persaingan akan terbentuk apabila perusahaan-perusahaan yang bersaing
menggunakan angka persentase yang sama untuk menentukan anggaran
promosi.
Ketiga, metode keseimbangan persaingan, dalam rangka mencapai
keseimbangan share of voice.
Keempat, metode tujuan dan tugas. Dalam metode ini anggaran
promosi dilakukan dengan menetapkan tujuan-tujuan khusus iklan, penjualan
3
personal, humas dan promosi penjualan dari setiap lini produk, menentukan
tugas-tugas yang harus dilakukan dan besarnya biaya untuk mencapai tujuantujuan tersebut. Langkah-langkah perhitungan rencana anggaran promosi
dalam metode ini adalah:
3. menentukan sasaran pangsa pasar.
4. menetapkan persentase pasar yang harus dijangkau periklanan.
5. menentukan persentase aware prospect yang harus dibujuk untuk
mencoba (trial).
6. menghitung angka impresi iklan per 1 persen tingkat trial.
7. menetukan gross rating point yang harus dibeli. Satu gross rating point
adalah satu exposure untuk satu persen sasaran populsi.
8. menghitung anggaran iklan.
B. Suksesnya Proposal Komunikasi.
Kesuksesan
mengegolkan proposal program komunikasi adalah
kemampuan meyakinkan manajemen puncak bahwa dana yang dikeluarkan
perusahaan untuk kegiatan iklan, promosi dan bentukkomunikasi lainnya
merupakan investasi – bukan biaya- sehingga hasilnya tidak bisa dilihat serta
merta dari kinerja penjualan saat itu.
Untuk meyakinkan manajemen bahwa kegiatan komunikasi yang
diusulkan memiliki benefit bagi perusahaan, pemasar harus menguasai betul
bentuk-bentuk program komunikasi dan promosi mungkin serta rekanan kerja
yang akan dilibatkan. Efektifitas program promosi mungkin dapat diukur
dengan memakai indikator tingkat penjualan ( sales effect research).
Apabila dirasa alat promosi tadi memang langsung berdampak pada
penjualan (historical approsch) maka dapat dihitung trial rate, repeat
purchase dan data penjualan lain sebelum dan sesudah program komunikasi
dilakukan. Program kampanye iklan tergantung awal kegiatan tentang
peningkatan awareness, pemahaman, preferensi merek, dan seterusnya karena
akan menjadi sulit mengaitkan secara langsung dengan penjualan.
Pretesting sebelum iklan merupakan salah satu alat untuk mengukur
efek komunikasi iklan. Apabila sebuah iklan gagal melewati tes ini , maka
pemasar akan membatalkan atau menunda peluncuran iklan.
Pretesting iklan terdiri dari:
(1) direct rating method. Iklan diukur kemampuannya dalam menimbulkan
perhatian, minat dan kekuatannya.
(2) portfolio method. , yaitu dengan mengukur brand recall audiens setelah
iklan diperdengarkan atau dipertontonkan.
(3) laboratory test., yaitu mengukur kemampuan iklan
C. Strategi Bauran Komunikasi.
Strategi ini memberikan distribusi yang optimal dari setiap komunikasi
pemasaran. Beberapa faktor yang menentukan bauran komunikasi atau
promosi meliputi:
(1) faktor produk, yaitu dengan mempertimbangkan karakteristik dan cara
produk itu dibeli, dikonsumsi dan dipersepsikan. Bentuk promosi yang
disesuaikan dengan karakteristik produk adalah sebagai berikut:
3
Produk
Produk industri bersifat tehnis
Produk konvinien
Produk shopping
Produk spesial
Unsought goods
Produk tahan lama
Produk dengan frekuensi
pembelian yang cepat
Bentuk Promosi
Personal selling
Mass Selling
Promosi penjualan
Penjualan personal
Penjualan personal
Penjualan personal
Iklan dan promosi penjualan
(2) Faktor Pasar. Beberapa bentuk promosi berdasarkan faktor pasar dalam
daur hidup produk antara lain:.
Tahap –tahap Daur Hidup Bentuk promosi
Produk
Tahap Perkenalan
Iklan dan publisitas
Tahap Pertumbuhan
Promosi yang mulai ditekan
Tahap Kedewasaan
Promosi penjualan, iklan dan
penjualan personal
yang
meningkat.
Tahap Penurunan
Promosi
penjualan
ditingkatkan.
Iklan dan publisitas mulai
dikurangi.
Apabila pangsa pasarnya tinggi , perusahaan sebaiknya menggunakan
iklan dan penjualan personal bersama-sama, karena pangsa pasar yang tinggi
menunjukkan perusahaan melayani beberapa segmen dan saluran distribusi
ganda. Sebaliknya jika pangsa pasarnya rendah, penekanan hendaknya pada
iklan atau penjualan personal ( tergantung pada produknya).
Apabila persaingan sangat ketat, penjualan personal, iklan dan promosi
penjualan dibutuhkan untuk memperkuat dan mempertahankan posisi produk.
Sebaliknya, pada persingan terbatas, penekanan promosi sebaiknya pada iklan
atau penjualan personal.
Secara hipotesis, iklan paling tepat digunakan untuk produk-produk yang memiliki permintaan
laten. Namun jika permintaan terbatas dan diperkirakan tidak bertambah, maka iklan dapat
merupakan suatu pemborosan belaka.
(3) Faktor pelanggan. Pelanggan rumah tanga mudah terpikat oleh iklan,
karena untuk menjangkau mereka iklan merupakan metode yang paling
murah, sedangkan jika sasarannya adalah pelanggan industri, maka
sebaiknya menggunakan penjualan personal agar dapat memberikan
penjelasan dan jasa-jasa tertentu yang berkaitan dengan produk serta
menjalin selationship jangka panjang.
3
Apabila sasarannya adalah armada penjual maka promosi penjualan
merupakan metode yang paling tepat untuk memberikan motivasi.
Sedangkan apabila sasaran promosi adalah perantara, maka penjualan
personal dan iklan berguna bagi perusahaan untuk memberikan informasi
dan bantuan agar dapat menjual produk perusahaan dengan lebih baik.
Berkaitan dengan sasaran yang dituju, terdapat dua strategi yang dapat
diterapkan:
a. Push strategi, yaitu aktivitas promosi produsen dengan perantara,
dengan tujuan agar para perantara itu memesan, kemudian menjual,
serta mempromosikan produk kepada konsumen akhir. Lebih tepat lagi
dipgunakan pada kategori produk loyalitas rendah, pemilihan merk
dilakukan di da;am toko, produk merupakan impulse item ( dibeli
secara tak terencana) dan benefit produk produk cukup diketahui luas.
b. Pull startegi, yaitu aktivitas promosi produsen kepada konsumen
akhir, dengan tujuan agar mereka mencarinya pada penyalur/perantara
yang pada gilirannya akan memesan produk kepada produsen. Lebih
tepat lagi diterapkan pada kategori produk tersebut loyalitas merek
dan keterlibatan produk tinggi, perbedaan antar merek cukup jelas, dan
konsumen sudah menetapkan pilihan sebelum pergi dari toko.
Penjualan personal lebih baik digunakan pada geografis pasar yang kecil
dan penduduknya padat. Sebaliknya jika geografis pasar semakin luas dan
penduduknya jarang, maka iklan yang lebih sesuai.
Tahap-tahap kesiapan pembeli. Pada tahap awal kesiapan pembeli,
peranan iklan dan publisitas lebih penting untuk membangun awareness.
Sedangkan pada tahap-tahap selanjutnya, promosi penjualan dan penjualan
personal bisa menjadi lebih mendapat perhatian. Tingkat pemahaman
konsumen banyak bergantung pada iklan dan penjualan personal.
Keyakinan pelanggan lebih dipengaruhi oleh penjualan personal. Menutup
transaksi banyak bertumpu pada penjualan personal dan promosi
penjualan. Sedangkan pemesanan kembali banyak ditentukan oleh
penjualan personal dan promosi penjualan serta iklan yang mengingatkan.
(4) Faktor anggaran. Apabila perusahaan memiliki dana yang cukup besar,
maka peluang untuk menggunakan iklan yang bersifat nasional juga sangat
besar. Sebaliknya jika dana yang tersedia terbatas, maka perusahaan dapat
memilih promosi penjualan atau iklan bersama di lingkup lokal atau
wilayah.
D. Ambush Marketing.
Pada even-even tertentu yang sangat banyak menyedot perhatian
hingga miliaran penonton seperti Olimpiade dan pila Dunia, kerap
dipergunakan oleh para pemilik merek untuk mempromosikan produknya
sebagai sponsor.
Ambush marketing terjadi ketika pemilik merek tertentu
memanfaatkan even tersebut disamping pemilik merek lain yang memang
sudah membayar sponsorship fee. Sbagai contoh adalah Piala Dunia 2002,
Nike membelanjakan US $ 18 juta untuk membiyai seluruh aktivitas ambus
4
marketing-nya. Penelitian menunjukka bahwa 20 % responden mengatakan
Nike adalah satu dari 45 sponsor resmi Pila Dunia, padahal faktanya Adidaslah yang ditunjuk menjadi sponsor. Nike hanya menyediakan perlengkapan
tim, misalnya kaos kesebelasan tim Brasil yang jelas menampakkan logo Nike
di layar teve. Nike juga mendanai pengecatan badan bis untuk menampilkan
skor terakhir dan memfasilitasi tebaktabakan pemain terbaik dunia 2002. itu
semua mampu menghemat biaya promosi jutaan dolar tanpa harus melanggar
hukum.
Kasus: Iklan Kreatif Minus Biaya Fantastis. Kehebatan iklan selalu
dikaitkan dengan anggaran yang dikeluarkan. Kadang – kadang bagi kalangan
kreatif dan tim pengasuh usaha, tempat dimana iklan itu diselesaikan,
merupakan suatu yang sangat penting. Karena iklan yang paling jelek sekali
pun kalau dikerjakan di tempat yang memang memiliki prestise yang tinggi ,
seperti di Sidney, misalnya, sepertinya memiliki pesona atau nilai-nilai
tertentu yang entah kenapa dapat menghapus kegagalan kreativitas iklan
tersebut. Sehingga kata-kata yang sering dipergunakan untuk menguraikan
fenomena ini adalah nilai produksi atau kualitas produksi. Seakan akan
penampilan iklan adalah segalanya dan menetukan keberhasilan atau
kegagalan iklan.
Iklan diciptakan semata-mata untuk melakukan satu tugas: memancing
reaksi atau mengugah simpati sasaran terhadap produk atau jasa yang
diiklankan. Sehingga iklan tersebut harus bisa melibatkan sasarannya dalam
satu interaksi yang aktif dan profokatif. Iklan yang kreatif adalah iklan yang
berhasil mengajak sasarannya melalui stimulus yang kuat untuk bereaksi atau
terlibat dalam satu proses komunikasi dua arah. Proses komunikasi dua arah
tercipta karena stimuli dan respon. Stimuli adalah muatan iklan yang
dirancang sedemikian rupa sehingga dapat ia dapat mengharapkan respon
tertentu. Jadi iklan yang efektif adalah yang mempunyai bobot muatan jelas :
memiliki stimuli.
Stimuli adalah segala sesuatu dalam iklan dari kata-kata, aspek sosial
atau pun pilihan musik yang mengusik sasaran iklan sehingga menimbulkan
suatu dialog. Stimuli yang efektif adalah stimuli yang dalam tempo dua detik
langsunmg menangkap perhatian sasaran, mengikatknya serta menantang
logikanya, dan kalau berhasil memenangkan simpatiknya. Jadi stimuli harus
bisa menawarkan satu argumentasi yang valid untuk produk yang
ditayangkan.
Contoh iklan pizza yang tidak punya stimuli, misalnya seperti iklan Dino
Pizza. Adegan close – up pada seorang chef Italia: dengan aksen Italia yang
berat ia menjelaskan bagaimana pizza yang dibuatnya begitu beda rasanya dan
iklan ditutup dengan super besar Dino Pizza. Memang Beda Rasanya.
Contoh iklan dengan stimuli dapat dilihat pada iklan Dino Pizza yang
lain. Ceritanya, seolah seorang Godfather dari organisasi gangster sedang
marah-marah karena anak buahnya selalu gagal menagih hutang dari debitor
yang tidak mampu membayar hutang. Kamera diarahkan pada amarahnya
yang besar serta anak buahnya yang menunduk sambil melirik-lirik pada dus
pizza yang ada di meja sang Godfather. Setelah marah-mara, kemudian
Godfather tersebut duduk dan membuka dus pizza. Semua mata gangster
4
mengikuti setiap gerakan Godfather dengan air liur yang mengancam
mengalir dari mulutnya. Kamera zoom memperlihatkan Godfather yang
sedang menggigit , mengunyah
serta menelan pizza ke dalan
tenggorokkannya. Kemudian mulut yang tadinta sibuk mengunyah, tiba- tiba
berhenti, dan semua mata gangster terlihat tegang . Kamera kembali
memperlihatkan mulut Godfather yang kemudian bermekar menjadi senyum
yang puas. ‘Mamamia” seru sang Godfather. “Siapa yang membuat pizza
ini?” Flash super dan produk pizza yang mengepul “Dino begitu Lezat Semua
Terlupakan”.
Kemudian kamera kembali ke kamar kerja Godfather dengan semua kru
gangster sedang melahap pizza. “Siapa yang membuat pizza ini ?” tanya
Godfather kembali. Salah saorang gangster kemudian menjawab “ pembuat
pizza ini adalah orang yang tidak bisa bayar hutang”. Sang Godfather sejenak
kelihatan marah, sambil menggiyangkan jari telunjuknya ke arah gangster
seakan –akan menunjukkan bahwa ia sekarang mengerti mengapa kru
gangsternya menjadi sangat susah untuk menagih hutang dari Dino. Kemudian
dia melanjutkan makan pizza.
Iklan pertama, menggunakan siasat yang sudah sering dipakai, yaitu
mendaftarkan, bagaikan inventaris, semua keunggulan produk dan
menyatakannya, tetapi tidak memancing dialog. Iklan tersebut merupakan
contoh dialog sepihak yang tidak menggores kesan dalam benak konsumen.
Iklan kedua , membangun situasi yang unik dan sekaligus familiar yaitu
kamar kerja Godfather dari film-film gangster, serta menghadirkan satu
problema yang senantiasa terjadi dalam situasi seperti itu dan kemudian
berubah menjadi sebuah iklan yang mengesankan. Dalam iklan kedua ini,
tidak dibutuhka biaya mahal.Hanya dibutuhkan satu lokasi kantor dan satu
cast yang kuat. Sehingga dikatakan disini, bahwa iklan yang efektif
membutuhkan satu titik interaksi yang memikat.
4
BAB VI
ETIKA KOMUNIKASI PENJUALAN
PENDAHULUAN
Etika didefinisikan sebagai usaha yang sistematis dengan menggunakan
rasio untuk menafsirkan pengalaman moral individual, dan sosial, sehingga dapat
menetapkan aturan untuk mengendalikan perilaku manusia serta nilai-nilai yang
berbobot untuk dapat dijadikan sasaran dalam hidup
PENGETAHUAN MENJUAL
Pengertian menjual
Dalam setiap kehidupan manusia tidak bisa terlepas dari menjual, karena apa yang akan
dilakukan merupakan rencana atau bagian dari menjual. Menjual merupakan aktivitas atau kegiatan
yang dapat menguntungkan apabila rencana atau bagian dari menjual tersebut sudah menjadi aksi
Mengapa menjual selalu identik dengan salesman? Kegiatan sehari-hari
kita tidak terlepas dari kegiatan menjual dan melalui kegiatan inilah banyak
mendatangkan keuntungan. Bahkan dari sebagian masyarakat menggantungkan
hidupnya dari menjual. Dari sinilah kemudian muncul kesan bahwa menjual
identik dengan salesman, karena banyaknya masyarakat yang menggantungkan
hidupnya dengan cara menjual. Salesman berarti orang yang melakukan
penjualan.
Pengertian menjual sudah mengalami perkembangan yang pesat seiring
dengan perkembangan jaman, bahkan menjual tidak saja diartikan sebagai
penukaran barang atau barter, tetapi pengertian menjual saat ini sudah
mengalami perkembangan dan terorganisir dengan baik, serta sudah banyak
menggunakan berbagai macam strategi dalam menjual agar barang yang dijual
menjadi laku di pasar sasaran.
Kemajuan di bidang informasi dan teknologi saat ini menjadi sangat
berarti sekali bagi perkembangan dalam aktivitas menjual. Kegiatan menjual
dapat terjadi di mana saja, baik regional maupun tingkat nasional, bahkan dengan
kemajuan informasi dan tehnologi ini , aktivitas menjual menjadi global. Melalui
internet dengan cepat akses dan transaksi penjualan dapat dilakukan di negara
manapun dan kapanpun waktunya, tanpa kita harus datang ke negara tersebut.
Sejarah menjual
Kegiatan menjual ada karena tuntutan akan kebutuhan manusia itu sendiri.
Jadi sebelum mengenal pasar dan uang, mereka telah melakukan suatu kegiatan
dalam memenuhi kebutuhannya dengan cara barter. Dari cara barter inilah
kemudian berkembang menjadi suatu kegiatan yang disebut menjual dan
membeli.
Menjual mendapatkan perhatian yang serius pada abad ke-19, dimana
orang pertama kali yang merintis ilmu menjual adalah John Wanamaker (1865)
di Amerika Serikat. Ia terkenal dengan itilah ‘Service Principle’ yang menganut
4
paham ‘berikanlah pelayanan yang terbaik’ maka pasar akhirnya akan tumbuh di
depan rumah anda.
Tahun 1884, Arthur E. Sheldon, mengembangkan Service Principle
menjadi Personal Selling dan kemudian resmi menjadi Science of Salesmanship.
Akibatnya dia resmi menjadi pionir pertama dalam ilmu menjual.
Fungsi menjual
Fungsi menjual antara lain adalah:
a.
mengadakan analisa pasar
b.
menentukan calon konsumen
c.
mengadakan komunikasi
d.
memberikan pelayanan
e.
memajukan pelanggan
f.
mempertahankan pelanggan
g.
mendifinisikan masalah
h.
mengatasi masalah
i.
mengatur waktu
j.
mengalokasikan sumber-sumber
k.
meningkatkan kemampuan diri
Tujuan menjual
Secara umum, menjual mempunyai beberapa tujuan, baik itu tujuan
pribadi maupun tujuan perusahaan, yaitu:
a. menjual sebagai professional
b. mencapai volume penjualan
c. mendapatkan laba tertentu
d. menunjang pertumbuhan perusahaan
Seni menjual
Seni menjual merupakan teknik atau cara kita dalam meyakinkan calon
konsumen untuk menjadi konsumen kita. Mengapa orang memerlukan seni
menjual?
Penempatan seni dalam menjual adalah melalui jalur memenangkan tujuan
dengan memenangkan tujuan dengan jalan yang baik. Sebab memenangkan
tujuan dengan jalan kekerasan atau kelicikan hanya akan mengakibatkan hasil
jangka pendek yang membuat penjual merasa gagal dan bahkan merasa gelisah
untuk tidur
Macam-macam cara menjual:
a. menjual secara konvensional, yaitu menjual dengan cara – cara yang
lazim dilakukan oleh banyak orang. Contoh : menjual yang terjadi di
alun-alun., kemudian dibeli oleh orang lain tanpa harus menjelaskan
mutu barang yang dibelinya dan tanpa mengetahui tujuan jangka panjang
produk yang dijual.
b. menjual secara modern, dilakukan oleh perusahaan yang dilaksanakan
oleh para tenaga penjual, wiraniaga atau salesman yang dilatih khusus
untuk menjual.
4
c. menjual secara konvensional dan modern, merupakan cara menjual
perpaduan dari menjual secara konvensional dan modern menentukan
beberapa persyaratan dalam menentukan persyaratan tenaga penjualnya.
d. menjual secara multi level marketing, yaitu menjual dengan
menggunakan rantai pemasaran.
Teknik menjual
Apakah teknik menjual saya sudah baik ?
Dalam
melakukan penjualan kadang-kadang sangat sulit untuk
menentukan kriteria serta sangat relative mengenai teknik menjual yang dilakukan
oleh para penjual. Tetapi kadang penjual memiliki teknik menjual dengan baik
karena beberapa faktor yaitu kemauan menjadi seorang penjual yang sukses,
pendidikan yang menunjang kehliannya dalam menjual, pengetahuan dan
wawasan terhadap produk yang dijualnya, competitor, konsumen serta budaya dan
lingkungan setempat.
Teknik menjual yang baik memang sangat diperlukan bagi mereka yang
berprofesi di bidang penjualan. Tetapi itu semua tidak terlepas dari persyaratan
yang harus dimiliki oleh para penjual itu sendiri. Adapun persyaratan yang
umumnya harus dimiliki oleh para penjual sebagai berikut:
1.
Pendidikan
2.
Tidak pernah memandang profesi menjual itu rendah
3.
Selalu yakin dan percaya diri akan berhasil dalam menjual
4.
Bertindak dan berfikir secara positif serta mau berkorban
Beberapa kendala yang harus dihadapi oleh para penjual:
1.
Takut tidak punya waktu
2.
Takut kekuarangan pembeli atau pelanggan
3.
Takut terhadap penilaian orang kalau menjual itu merupakan profesi
yang rendah
4.
Takut kepada pesaing yang ada
5.
Takut tidak bisa menjual
Persiapan secara umum yang harus dilakukan oleh para penjual adalah:
1.
Membuat rencana kerja
2.
Mencatat prospek
3.
Membuat janji
4.
Mempersiapkan mental
5.
Memberi kesan yang baik
6.
Menghargai pendapat orang lain
7.
Belajar akan pengetahuan akan produk
8.
Kompetitor dan konsumen
Setelah melakukan persiapan dalam menjual, maka arah penjual selanjutnya dapat
menentukan kemana harus menjual barang.
ETIKA KOMUNIKASI DALAM MENJUAL
4
Pengertian komunikasi dalam menjual
a. pengertian komunikasi secara etimologis
b. pengertian komunikasi secara terminologis
Beberapa karakteristik dalam komunikasi manusia, yaitu:
a. Orang berkomunikasi dengan berbagai macam alasan
b. Komunikasi dapat menghasilkan akibat yang disengaja maupun yang tidak
di sengaja.
c. Komunikasi sering dilakukan secara timbal balik.
d. Komunikasi melibatkan sekurang-kurangnya dua orang yang saling
mempengaruhi tindakan masing-masing.
e. Komunikasi yang berhasil tidak selamanya berhasil
f. Komunikasi dilakukan dengan menggunakan simbol-simbol
Sifat komunikasi dalam menjual
a.
komunikasi bersifat tatap muka
b.
komunikasi bermedia
Proses komunikasi dalam menjual
Pesan
Media
Komunikator
Komunikan
Respon / Efek
Gambar : Skema proses komunikasi
Persyaratan komunikasi adalah:
a. adanya komunikator (orang yang menyampaikan pesan/salesman/konsumen)
b. adanya pesan yang akan disampaikan ( pernyataan yang didukung oleh
lambang/informasi tentang produk)
c. adanya komunikan (orang yang menerima pesan/ salesman/konsumen).
d. adanya media (sarana atau salauran yang mendukung pesan bila komunikan
jauh tempatnya atau banyak jumlahnya).
e. adanya Efek ( dampak sebagai pengaruh dari pesan)
Dampak yang ditimbulkan oleh adanya komunikasi antara lain:
a. dampak kognitif, adalah dampak yang timbul pada komunikan yang
menyebabkan menjadi tahu atau meningkat intelektualitasnya. Komunikator
berupaya merubah pikiran komunikan.
4
b. dampak afektif. Dampak ini lebih tinggi kadarnya dari pada dampak kognitf.
Selain merubah pikirannya, komunikator berupaya menimbulkan perasaan iba,
terharu, gembira, senang dan sebagainya.
c. dampak behavioral, merupakan dampak yang paling tinggi kadarnya,
misalnya dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan.
Iklim komunikasi dalam menjual
Iklim komunikasi dalam menjual merupakan gabungan persepsi suatu
evaluasi makro mengenai peristiwa komunikasi, perilaku, manusia (salesmaan dan
konsumen) respon pegawai terhadap pegawai lainnya, harapan-harapan, konflikkonflik antar persona.
Rintangan komunikasi dalam menjual
Beberapa hal yang menjadi penghambat dalam komunikasi antara lain:
1. hambatan sosio – antro - psikologis
a.
hambatan sosiologis adalah hambatan komunikasi yang terjadi
karena masyarakat yang beragam dalam status sosialnya, agama, idiologi,
pendidikan, kekayaan dan lain-lain.
b.
hambatan antropolis, adalah hambatan komunikasi yang terjadi
karena adanya perbedaan dalam diri manusia, seperti postur, warna kulit,
budaya, bahasa , kebiasaan hidupnya dan lain-lain.
c.
hambatan psikologis, hambatan komunikasi yang terjadi karena
adanya pengaruh psikikologis seseorang, seperti ketika sedang sedih,
marah, bingung, kecewa dan lainnya.
2. hambatan semantis. Merupakan hambatan komunikasi yang terjadi pada
Salesman, bukan konsumen. Faktor semantis menyangkut bahasa yang
dipergunakan oleh Salesman sebagai alat menyalurkan pikiran dan perasaan
kepada konsumen. Hal ini terjadi karena Salesman salah ucap , berbicara
terlalu lambat atau cepat. Sehingga Salesman harus pandai-pandai memilih
kata-kata supaya tidak menimbulkan persepsi yang berbeda.
3. hambatan mekanis. Hambatan komunikasi yang sering terjadi pada media
komunikasi, seperti suara telepon yang kurang jelas, huruf – huruf yang buran
di surat kabar, gambar yang kurang jelas di televisi.
4. hambatan ekologis. Hambatan komunikasi yang terjadi disebabkan oleh
gangguan lingkungan terhadap proses berlangsungnya komunikasi, misalnya
suara bising kendaraan, suara hujan , pesawat dan lain-lain.
Etika komunikasi dalam menjual
Etika berasal dari kata Yunani yaitu ethos, yang berarti adat, ahlak, watak
dan perasaan sikap , cara berpikir. Dalam bentuk jamak berarti adat kebiasaan.
Etika berkomunikasi dalam menjual sangat dibutuhkan
kelangsungan dan kesuksesan dalam melakukan penjualan.
Etika komunikasi dalam menjual merupakan salah satu
persyaratan keberhasilan dalam melakukan penjualan. Oleh karena itu etika
pada umumnya tidak sekedar tuntutan moral, juga merupakan tuntutan perilaku
4
dalam melakukan penjualan. Jadi etika komunikasi dalam menjual adalah etika
yang harus dimiliki oleh salesman dalam melakukan komunikasi pada saat
menawarkan atau menjual produk pada pembeli maupun kepada pelanggan.
Prinsip etika komunikasi dalam menjual
Prinsip etika komunikasi dalam menjual ditekankan akan pengertian
salesman terhadap:
1.
Prinsip kepatuhan terhadap peraturan
2.
Prinsip kerahasiaan
3.
Prinsip kebenaran dalam melakukan pencatatan
4.
Prinsip persaingan sehat
5.
Prinsip kejujuran dan wewenang
6.
Prinsip keselarasan dan kepentingan
7.
Prinsip keterbatasan keterangan
8.
Prinsip kehormatan profesi
9.
Prinsip pertanggungjawaban sosial
10.
Prinsip persamaan perlakuan
11.
Prinsip kebersihan pribadi
Fungsi komunikasi dalam menjual
Dalam melakukan penjualan, komunikasi mempunyai beberapa fungsi
yaitu:
1.
Komunikasi dapat digunakan sebagai informasi, misalnya
sebagai ucapan untuk menyapa konsumen, memberikan informasi tentang
keunggulan produk yang dijualnya kepada konsumen, menawarkan produk
yang dijualnya kepada konsumen.
2.
Komunikasi dapat digunakan untuk mendidik, misalnya
digunakan untuk menerangkan dan memperagakan guna, manfaat dan
kelegihan produk yang akan di jual kepada konsumen.
3.
komunikasi dapat digunakan sebagai alat menghibur, misalnya
konsumen dapat menikmati komunikasi massa dalam bentuk hiburan.
MENGENAL KONSUMEN
Pengertian konsumen
Bebrapa cara yang paling tepat dalam memahami konsumen adalah
dengan mempelajari faktor-faktor yang menjadi pendorong bagi seseorang serta
respon mereka terhadap faktor tersebut. Terdapat 2 kekuatan dari faktor-faktor
yang mempengaruhi konsumen, yaitu:
1. Kekuatan sosial budaya
a.
Faktor budaya.
Perilaku konsumen yang dipengaruhi oleh fakfor budaya dan sifatnya
sangat luas, seperti sikap, pendapat, agama, bahasa, dan lain-lain.
b.
Faktor sosial.
4
Berkaitan dengan kelas sosial di masyarakat, seperti: Masyarakat
Golongan Atas, Masyarakat Golongan Menengah dan Masyarakat
Golongan Rendah.
c.
Faktor kelompok anutan.
Merupakan kelompok orang yang mempengaruhi sikap, pendapat, norma
dan perilaku konsumen. Bentuknya berupa kumpulan keluarga, atau
kelompok organisasi tertentu. Seperti Karang taruna, Remaja Masjid, dan
lain-lain.
d.
Faktor keluarga.
Merupakan kelompok terkecil yang mampu
menentukan sikap dalam mengambil keputusan.
mempengaruhi
dan
2. Kekuatan faktor psikologis
a.
Faktor pengalaman belajar.
Merupakan perubahan konsumen karena pengalaman sebelumnya, yaitu
pengalaman yang menyenangkan atau menyedihkan.
b.
Faktor kepribadian.
Kepribadian konsumen sangat dipengaruhi oleh factor intrnal dirinya
seperti motif, IQ, cara berpikir, persepsi serta factor eksternal seperti
lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan lain-lain.
c.
Faktor sikap dan keyakinan
Sikap dan keyakinan sangat berpengaruh dalam menentukan suatu produk,
merek dan pelayanan.
d.
Konsep diri.
Merupakan cara bagi seseorang untuk melihat dirinya sendiri, dan pada
saat yang sama, ia memiliki gambaran tentang diri orang lain.
Perilaku konsumen
Perilaku konsumen merupakan ilmu yang mempelajari tingkah laku
konsumen dalam arti tindakan-tindakan untuk membeli suatu barang atau jasa
tertentu .
Perilaku konsumen mencoba mempelajari tentang beberapa sebab atau
faktor –faktor mengapa seseorang membeli barang dan jasa tertentu dengan
merek tertentu pula. Selain itu perilaku konsumen juga mempelajari beberapa
sebab mengapa konsumen membeli atau berbelanja di toko tertentu.
Model konsumen
Model konsumen dapat didefinisikan sebagai suatu skema atau kerangka
kerja yang disederhanakan untuk menggambarkan aktivitas konsumen atau
sesuatu yang mewakili apa yang diyakinkan konsumen dalam mengambil
keputusan membeli.
Di dalam model konsumen terdapat dua tujuan utama, yaitu:
4
1. Model konsumen sangat bermanfaat untuk mengembangkan teori dalam
penelitian perilaku konsumen.
2. Model konsumen dapat mempermudah dalam mempelajari apa yang telah
diketahui mengenai perilaku konsumen.
Fungsi dari model konsumen:
1.
Deskriptif, yaitu fungsi yang berhubungan dengan pendalaman
mengenai langkah-langkah yang diambil konsumen dalam memutuskan
suatu pembelian.
2.
Prediksi , yaitu meramalkn kejadian-kejadian dari aktivitas
konsumen pada waktu yang akan datang. Misalnya meramalkan merek yang
paling mudah diingat oleh konsumen.
3.
Explanation, yaitu mempelajari sebab-sebab dari aktivitas
pembelian. , seperti mempelajari mengapa konsumen sering membeli suatu
barang tertentu
4.
Pengendalian, yaitu mempengaruhi dan mengendalikan aktivitasaktivitas konsumen pada masa yang akan datang.
Tipe konsumen
1.
Tipe Konsumen Piknis, yaitu tipe konsumen yang menunjukkan
bentuk badan bulat, anggota badan pada umumnya berbentuk pendek dan
wajahnya bulat lebar. Menunjukkan sifat peramah dan suka berbicara,
tenang, suka humor, dan pendiam.
2.
Tipe Konsumen Leptosom, menunjukkan tipe konsumen dengan
tubuh yang agak kecil dan lemah, bahu tampak kecil . Menjukkan orang
angkuh dan idealis.
3.
Tipe Konsumen Atletis, , yaitu tipe konsumen dengan bentuk
badan kokoh , pundak tampak lebar dan pinggul berisi. Menunjukkan
karakter sikap konsumen yang banyak gerak, penampilannya kalem dan
jarang humor, kaku.
5
Referensi
I Dewa Made Hari Shandi, Etika Komunikasi Penjualan, Prestasi Pustaka
Publisher, Jakarta, 2005.
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran , Edisi Millenium, PT Prenhallindo,
Jakarta, 2002.
Redi Panuju, Komunikasi Bisnis, PT Gramedia, Jakarta, 1995.
Uyung Sulaksana, Integrated Marketing Communication, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, 2003.
5
5
Download