pengaruh penerapan model inkuiri terbimbing pada

advertisement
Jurnal Wahana-Bio Volume XVI Desember 2016
PENGARUH PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING PADA
PEMBELAJARANSUBKONSEPPERUBAHANLINGKUNGANTERHADA
P HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA
KELAS X SMA NEGERI 6 BANJARMASIN
Oleh: Indrawati1, Noorhidayati2 dan Hardiansyah3
Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP
Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin1,2,3
ABSTRAK
Subkonsep Perubahan Lingkungan dalam kurikulum 2013 diajarkan
pada semester ganjil kelas X di SMA/MA. Pelaksanaan kurikulum 2013
menekankan pendekatan kontekstual dan scientific dengan penilaian
aspek kognitif, psikomotor dan afektif secara terpadu. Berdasarkan
observasi hasil belajar siswa kelas X pada UTS semester ganjil 2013/2014
terdapat nilai rata-rata 68 (tertinggi 84,terendah 62). Meskipun penerapan
model pembelajaran bervariasi, namun hasilnya masih belum
memuaskan. Salah satu alternatif agar proses pembelajaran lebih
bermakna dan siswa aktif, guru dapat menggunakan model inkuiri
terbimbing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuipengaruh penerapan
model inkuiri terbimbing pada pembelajaran Subkonsep Perubahan
Lingkungan terhadap hasil belajar dan keterampilan berpikir kritis.
Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode eksperimen dengan
rancangan kuasi eksperimen Nonequivalent control group design
(Sugiyono, 2013).Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA
Negeri 6 Banjarmasin, yang berjumlah 134 orang. Sampel ditetapkan
sebanyak dua kelas yaitu, kelas kontrol Peminatan Bio 2 sebanyak 30
orang dan kelas perlakuan X MIA 3 sebanyak 30 orang. Analisis data
menggunakan SAS 6.04 dengan α=0,05. Hasil penelitian menunjukkan
penerapan model inkuiri terbimbing pada pembelajaran Subkonsep
Perubahan Lingkungan berpengaruh terhadap hasil belajar dan
keterampilan berpikir kritis. Terdapat perbedaan signifikan antara nilai
hasil belajar siswa kelas kontrol dan siswa kelas perlakuan (tes tertulis
F=6,18;Pr=0,0037)
dan
(tes unjuk
kerja
F=39,38;Pr=0,0001).
Keterampilan berpikir kritis meningkat (2,6 menjadi 3,5) dengan kategori
baik.
Kata kunci :
Inkuiri Terbimbing, Perubahan Lingkungan, Hasil Belajar,
Keterampilan Berpikir Kritis
1
Jurnal Wahana-Bio Volume XVI Desember 2016
PENDAHULUAN
Pembelajaran semua mata pelajaran dan terutama Biologi pada
Kurikulum 2013, menekankan pada pendekatan kontekstual dan scientific.
Pembelajaran pada Kurikulum 2013 mengarahkan siswa untuk lebih aktif
dan menjadi pembelajaran berpusat pada siswadapat menggunakan
model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (PBM), Problem Possing,
Problem Solving dan Inkuiri.
Berdasarkan informasi guru Biologi SMA Negeri 6 Banjarmasin,
diketahui bahwa dalam proses mengajar sering sekali didominasi oleh
guru dan pemberian materi hanya berupa konsep. Berbagai model
pembelajaran telah diterapkan oleh guru Biologi seperti, Pembelajaran
Berdasarkan Masalah (PBM), Problem Possing, Problem Solving dan
Inkuiri, tetapi hasilnya masih kurang memuaskan. Ini terbukti dari
rendahnya hasil belajar Biologi yang masih di bawah KKM (≥ 75).
Penilaian hasil belajar menurut persepsi siswa hanya ditentukan
dari aspek kognitif, sedangkan penilaian aspek lain (afektif dan
psikomotor) diabaikan. Sehingga pembelajaran dengan kondisi seperti ini,
menjadikan siswa pasif, tidak pandai mengutarakan pendapat dan
menjadikan siswa berpikir egois. Akibat selanjutnya, di masa mendatang
siswa tidak dapat berhasil dalam lingkungan sosialnya. Selain itu,
permasalahan sesuai tuntutan Kurikulum 2013 bahwa penilaian siswa
meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
Agar merubah kondisi pembelajaran yang membuat siswa lebih
aktif
dan
dapat
menjadikan
sifat
sosial
lebih
meningkat
serta
mengantisipasi pelaksanaan Kurikulum 2013 secara keseluruhan, perlu
diadakan
pembelajaran
menggunakan
Tujuannya
untuk
mengetahui
terbimbing
pada
pembelajaran
pengaruh
model
inkuiri
penerapan
subkonsep
terbimbing.
model
Perubahan
inkuiri
Lingkungan
terhadap hasil belajar dan keterampilan berpikir kritis siswa kelas X SMA
Negeri 6 Banjarmasin.
2
Jurnal Wahana-Bio Volume XVI Desember 2016
METODE PENELITAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu. Eksperimen
semu mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi
sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi
pelaksanaan eksperimen (Sugiyono, 2013).
Jenis rancangan yang digunakan adalah nonequivalent control
group design. Menurut Emzir (2012) desain ini, baik kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol dibandingkan. Sugiyono (2013) menyatakan pada
desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih
secara random. Perlakuan X diberikan kepada kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol diberi perlakuan normal. Rancangan penelitian ini
digambarkan adalah:
Kelas A
O1
X
Kelas B O3
O2
O4
Gambar 1. Rancangan penelitian nonequivalent control group design
Keterangan : O1 & O3 : pre test
O2 & O 4
X
:
: post test
perlakuan
pembelajaran
dengan
model
inkuiri
terbimbing
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh penerapan model inkuiri
terbimbing
pada
pembelajaran
subkonsep
Perubahan
Lingkungan
terhadap hasil belajar dan keterampilan berpikir kritis siswa kelas X SMA
Negeri 6 Banjarmasin diperoleh data kuantitatif dan data kualitatif sebagai
berikut:
3
Jurnal Wahana-Bio Volume XVI Desember 2016
Hasil Belajar Tes Tertulis Siswa dalam Pembelajaran
Tabel 1. Ringkasan Hasil Belajar Tes Tertulis Kelas Kontrol dan Kelas
Perlakuan
Kelas Kontrol
Pre test Post test

Kelas Perlakuan
Pre test Post test

Rata-rata nilai hasil belajar
Standar Deviasi (SD)
48,5
69,7
5
7,5
21,2
55,8
70
7,5
7,5
14,2
Data hasil belajar kelas kontrol dan kelas perlakuan (Tabel 1)
selanjutnya dianalisis dengan menggunakan ANAKOVA melalui program
SAS 6.04. Ringkasan hasil uji signifikansi di maksud dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Ringkasan ANAKOVA Hasil Belajar Tes Tertulis Kelas Kontrol
dan Kelas Perlakuan
General Linear Models Prosedure
Dependent Variable : Y
Source
DF
Sum of Squares
Model
Error
C. Total
R-Square
0,23
2
57
59
Mean
Square
1018,54
119,02
2037,08
6784,17
8821,25
C.V.
15,64
F Value
Pr > F
8,56
0,0006
Tabel 3. Ringkasan Analisis Kovarians Hasil Belajar Tes Tertulis Kelas
Kontrol dan Kelas Perlakuan setelah Transformasi Data
General Linear Models Prosedure
Dependent Variable : Y
Source
DF
Sum
Squares
Model
2
0,06
Error
57
0,30
C. Total
59
0,36
R-Square
C.V.
0,17
3,96
of
Mean Square
F Value
Pr > F
0,07169290
0,00486657
6,18
0,0037
Hasil ini masih menunjukkan nilai C.V. yang masih tinggi yakni di
atas 10. Oleh karena itu, dilakukan transformasi data ke logaritma supaya
nilai C.V. bisa berubah menjadi lebih kecil.Berikut ini merupakan
ringkasan hasil penghitungan data ANAKOVA yang sudah di transformasi.
4
Jurnal Wahana-Bio Volume XVI Desember 2016
Hasil Belajar Tes Unjuk Kerja Siswa
Tabel 4. Ringkasan Hasil Belajar Tes Unjuk Kerja Kelas Kontrol dan Kelas
Perlakuan
Rata-rata
nilai
hasil
belajar
Standar Deviasi (SD)
Kelas Kontrol
Pertemuan
I
II

Kelas Perlakuan
Pertemuan
I
II

61.78
63.5
1,72
67.3
78.99
11,69
4
6
10
11
Data hasil belajar kelas kontrol dan kelas perlakuan (Tabel 4)
selanjutnya dianalisis dengan menggunakan ANAKOVA melalui program
SAS 6.04. Ringkasan hasil uji signifikansi di maksud dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Ringkasan Analisis Kovarians Hasil Belajar Tes Unjuk Kerja
Kelas Kontrol dan Kelas Perlakuan
General Linear Models Prosedure
Dependent Variable : Y
Source
DF
Sum
Squares
Model
2
4428,82
Error
57
3205,11
C. Total
59
7633,93
R-Square
C.V.
0,58
10,45
of
Mean
Square
2214,41
56,23
F Value
Pr > F
39,38
0,0001
Hasil menunjukkan nilai C.V. berkisar 10, maka tidak diperlukan
data transformasi logaritma.
Keterampilan Berpikir Kritis Siswa dalam Pembelajaran
Ringkasan hasil perhitungan keterampilan berpikir kritis siswa
dicantumkan pada Tabel 6.Berdasarkan data Tabel 6, hasil keterampilan
berpikir kritis siswa pada pembelajaran model inkuiri terbimbing pada
pertemuan ke-1 dan pertemuan ke-2 mengalami peningkatan.
5
Jurnal Wahana-Bio Volume XVI Desember 2016
Tabel 6. Ringkasan Rata-Rata Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas
Perlakuan pada Proses Pembelajaran
Skor rata-rata
Pertemuan Pertemuan
ke-1
ke-2
2,5
3,3
2,5
3,5
3
3,7
No. Aspek yang diamati
1.
2.
3.
Merumuskan masalah
Merumuskan hipotesis
Mengumpulkan data
Menguji hipotesis dan
4.
2,8
Menganalisis data
5
Membuat kesimpulan
2
Skor keterampilan berpikir
2,6
kritis
Ratarata
2,9
3
3,3
3,3
3,05
3,5
2,7
3,5
3
Keterangan
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Keterangan skor rata-rata: 1=Jelek, 2=Cukup, 3= Baik, 4= Baik sekali.
(Arikunto, 2010).
Hasil Belajar Afektif Siswa
Ringkasan hasil perhitungan afektif siswa dicantumkan pada
Tabel 7.
Tabel 7.
Pertemu
an
Ringkasan Rata-rata hasil belajar afektif Siswa
Penilaia
n
Diri
(siswa)
Guru
Diri
(siswa)
Guru
1
2
Aspek yang diamati
Jujur
Disiplin Kritis
Toleran
si

Rata
-rata
3,7
3,4
3,5
3,8
14,4
2,7
3,5
3,1
3,5
2,7
3,2
3,2
3,6
11,7
13,8
3,6
3,6
3,5
3,4
14,1
Nilai
Skor ratarata
2
pertemua
n
81,6
84,4
(Baik)
87,2
Keterangan: 76-100=baik, 51-75= sedang, 26-50= kurang , ≤ 25=buruk
(Arikunto, 2010)
Berdasarkan data Tabel 7 di atas, hasil afektif siswa, baik
pertemuan ke-1 dan pertemuan ke-2 mengalami peningkatan.
Hasil Belajar Psikomotor Siswa
Ringkasan hasil perhitungan psikomotor siswa dicantumkan pada
Tabel 8.
6
Jurnal Wahana-Bio Volume XVI Desember 2016
Tabel 8.
Ringkasan Rata-Rata Psikomotor Siswa
Pertemuan
I
II
1
100
Baik
100
Baik
2
80
Baik
100
Baik
3
80
Baik
80
Baik
4
80
Sedang
100
Baik
5
60
Baik
80
Baik
Rata-rata
80
Baik
88
Baik
Skor rata-rata dua pertemuan 84
Keterangan
Baik
Keterangan: 76-100=baik, 51-75= sedang, 26-50= kurang , ≤ 25=buruk
(Arikunto, 2010)
Kelompok
Berdasarkan data Tabel 11 di atas, hasil psikomotor siswa, baik
pertemuan ke-1 dan pertemuan ke-2 mengalami peningkatan. Hal ini
berarti dalam proses pembelajaran penerapan model inkuiri terbimbing,
siswa sudah bisa menunjukan keterampilan selama pembelajaran dengan
baik.
Pembahasan
Hasil Belajar Tes Tertulis Siswa dalam Pembelajaran
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa perbedaan antara
kelas kontroldan kelas perlakuan mengalami perbedaan. Hasil analisis
tersebut menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara kelas
kontrol dan kelas perlakuan yaitu nilai Pr = 0,0037, nilai F=6,18, nilai
C.V.=3,96 dan nilai R-Square=0,17, hasil nilai C.V. =3,96 artinya tingkat
data homogen. Selain itu, dengan nilai R-Square =0,17 menunjukkan
pengaruh model inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar tes tertulis
sebesar 17%. Dari pembuktian yang ditunjukkan pada signifikansi
ANAKOVA, maka nilai kemungkinan H0 ditolak sebesar 0,0037 yaitu lebih
kecil dari 0,05 artinya Ha diterima, ini berarti pengaruh model inkuri
terbimbing terhadap hasil belajar antara kelas kontrol dan kelas perlakuan
berbeda secara signifikan, dimana nilai F hitung lebih besar dari nilai Pr.
7
Jurnal Wahana-Bio Volume XVI Desember 2016
Signifikansi hasil belajar tes tertulis siswa pada kelas perlakuan
disebabkan adanya pengaruh penerapan model inkuiri terbimbing dan
beberapa faktor belajar. Adapun faktor-faktor belajar meliputi, lingkungan,
instrumental (program dan guru), kondisi fisiologis dan kondisi psikologis
(minat
dan
motivasi)
dalam
pembelajaran
subkonsep
Perubahan
Lingkungan.
Hasil Belajar Tes Unjuk Kerja
Berdasarkan data hasil belajar tes unjuk kerja yang diukur selama
proses
pembelajaranmelalui
LKS
didapatkan
data
hasil
ANAKOVAdidapatkan nilai F=39,38, nilai C.V.=10,45, nilai R-Square=0,58
dan Pr=0,0001. Hasil ANAKOVA pada proses pembelajaran tersebut
menunjukkan, nilai kemungkinan H0 ditolak sebesar 0,0001 yaitu lebih
kecil dari 0,05 artinya peningkatan hasil belajar siswa antara kelas kontrol
dan kelas perlakuan berbeda secara signifikan, dimana nilai F hitung lebih
besar dari nilai Pr.Ini dapat dikatakan, bahwa penerapan model inkuiri
terbimbing cukup berhasil berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar
tes unjuk kerja pada subkonsep Perubahan Lingkungan siswa X SMA
Negeri 6 Banjarmasin.
Perbedaan
hasil
belajar
tersebut,
dipengaruhi
oleh
faktor
psikologis dan sumber belajar. Pada kelas kontrol motivasi dan minat
siswa saat mengikuti pelajaran cukup rendah, karena kesiapan siswa
beberapa belum siap.
Hasil Keterampilan Berpikir Kritis
Berdasarkan data hasil penelitian pada pengaruh penerapan
model inkuiri terbimbing pada pembelajaran subkonsep Perubahan
Lingkungan terhadap hasil belajar dan keterampilan berpikir kritis siswa
kelas X SMA Negeri 6 Banjarmasin, didapatkan hasil keterampilan berpikir
kritis melalui Lembar Kerja Siswa (LKS).
8
Jurnal Wahana-Bio Volume XVI Desember 2016
Hasil Belajar Afektif
Berdasarkan data hasil penelitian pada penilaian ini mencangkup
4 aspek yaitu jujur, disiplin, kritis dan toleransi.Penerapan model inkuiri
terbimbing membuat siswa lebih aktif. Hal ini terlihat ketika pembelajaran,
dalam kegiatan mengamati, merancang dan berdiskusi siswa harus
menggunakan kognitif, psikomotor dan afektif yang lebih.
Hasil Belajar Psikomotor
Berdasarkan data hasil penelitian pada pengaruh penerapan
model inkuiri terbimbing pada pembelajaran subkonsep Perubahan
Lingkungan didapatkan hasil psikomotor siswa, dari dua pertemuan
tersebut didapatkan rata-rata dari 84 berkategori baik.Pembelajaran
melalui model inkuiri terbimbing dapat melatih keterampilan siswa baik
secara individual maupun perkelompok dengan baik.
Keberhasilan pada pembelajaran, diduga karena beberapa siswa
memiliki motivasi dari diri sendiri berbeda-beda, bisa berupa ingin paham
materi pelajaran, belajar hanya memperoleh perhatian/pembenaran dari
teman-teman kelas dan belajar dengan niat keduanya. Ini sesuai dengan
Slameto (2010) menyatakan, motif keberhasilan terdiri dari dorongan
kognitif, harga diri, kebutuhan berafilsasi
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan tentang
pengaruh penerapan model inkuiri terbimbing pada pembelajaran
subkonsep
Perubahan
Lingkungan
terhadap
hasil
belajar
dan
keterampilan berpikir kritis siswa kelas X SMA Negeri 6 Banjarmasin dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara siswa kelas
kontrol dan siswa kelas perlakuan (tes tertulis F=6,18;Pr= 0,0037) dan tes
unjuk kerja F=39,38;Pr=0,0001) sertaterdapat peningkatan keterampilan
9
Jurnal Wahana-Bio Volume XVI Desember 2016
berpikir kritis dari pertemuan ke-1 sampai ke-2 (2,6 menjadi 3,5) dengan
kategori baik.
Saran
1. Penerapan model inkuiri terbimbing dapat mempengaruhi hasil belajar
siswa,maka model inkuiri terbimbing dapat dijadikan sebagai alternatif
pembelajaran yang dapat diterapkan pada materi biologi yang lain
yang memerlukan keterlibatan siswa secara aktif dalam kegiatan
pembelajaran dan menekankan pada proses penemuan siswa sendiri.
2. Model ini bukan hanya untuk menemukan beberapa konsep dan
prinsip yang sedang dipelajari, akan tetapi juga mampu meningkatkan
keterampilan berpikir kritis siswa.
3. Bila menggunakan model inkuiri terbimbing, sebaiknya mengatur waktu
dengan baik, karena model inkuiri ini memerlukan waktu cukup lama.
DAFTAR PUSTAKA
Amri, Sofyan & Ahmadi, Iif khoiru.2012. PROSES PEMBELAJARAN
INOVATIF DAN KREATIF DALAM KELAS Metode, Landasan
Teori-Praktis dan Penerapannya. PT.Prestasi Pustakarya,
Jakarta.
Arikunto, Suharsismi. 2010. Penelitian Tindakan untuk Kepala Sekolah &
Pengawas. Aditya Media, Yogyakarta.
Depdiknas. 2012. Dokumen Kurikulum 2013. Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan,
Indonesia.http://www.depdinas/2012/02/dokumenkurikulum2013pdfdiakses 28 Desember 2013
Depdiknas. 2013. Kurikulum 2013 Kompetensi Dasar Sekolah Menengah
Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA).Kementerian Pendidikan
Dan
Kebudayaan,
Indonesia.
http://www.depdinas/2012/02/dokumenkurikulum2013pdfdiakses 28 Desember 2013
Djamarah, Syaiful, B. 2011. Psikologi Belajar. Rineka Cipta, Jakarta.
10
Jurnal Wahana-Bio Volume XVI Desember 2016
Emzir. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif. PT.
RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Slameto. 2010. Belajar Dan Faktor-Faktor yang Mempengarhi. Rineka
Cipta, Jakarta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R & D. Alfabeta, Bandung.
11
Download