S U R A T EDARAN Kepada Para Warga Montbernage sumber beralamat asal tanggal : Besnard : Para warga Montbernage, Santo Saturninus, Santo Simplicianus, Kebangkitan dan orang-orang lain. : Poitiers : Tahun 1706 CATATAN SEJARAH Setelah pada th. 1705 ia dipecat sebagai rektor wisma tunaharta di Poitiers, Grignion de Montfort diberi izin oleh Mgr. de la Poype, uskup Poitiers, untuk menyelenggarakan misi di kota dan di wilayah pinggiran kota Poitiers. Ia memusatkan perhatiannya kepada wilayah-wilayah yang dihuni orang-orang kecil. Ia langsung berhasil gemilang, namun sekaligus harus menghadapi pertentangan yang serius, khususnya dari pihak Vikaris Jenderal, Mgr. de Villeroi. Untuk memulihkan damai Bapa Uskup memilih mengorbankan Montfort yang disuruh meninggalkan kota pada permulaan masa puasa th.1706. Sebelum meninggalkan Poitiers, ia menulis sebuah surat edaran kepada para warga paroki-paroki di mana ia telah menyelenggarakan misi (lih. Besnard). Naskah asli surat ini sudah hilang, namun kita miliki dua salinan yang sangat tua yang disajikan oleh biograf-biograf Montfort, Grandet dan Besnard, dan yang hampir identik. Teks yang disajikan di sini adalah teks dari Besnard, yang menulis dalam kata pengantarnya: "Saya tidak ragu-ragu memuatnya (surat ini) di sini, sebab salinan ini persis sama dengan teks yang secara yuridis dibandingkan dengan naskah asli sebelum diserahkan kepada saya". ------------------------- (1) Warga tercinta Montbernage1), Santo Saturninus, Santo Simplicianus, Kebangkitan dan semua orang lain2) yang mengambil keuntungan dari misi yang belum lama ini diselenggarakan bagimu oleh Yesus Kristus, Guruku, - salam dalam Yesus dan Maria. Berhubung saya tidak dapat berbicara langsung kepada kamu, oleh karena ketaatan suci melarang hal itu3), saya mengambil kebebasan menulis kepadamu sebelum saya berangkat, bagaikan seorang bapa yang malang kepada anak-anaknya, bukan untuk mengajar sesuatu yang baru kepadamu, melainkan untuk meneguhkan kamu dalam kebenaran-kebenaran yang sudah saya sampaikan kepadamu. Rasa persahabatan kristiani dan kebapaan yang saya menaruh kepadamu, begitu kuat sehingga saya senantiasa akan menaruhnya dalam hatiku, selama hidup, pada waktu mati dan untuk selama-lamanya! Semoga saya lebih dulu melupakan tangan kananku dari pada melupakan kamu di mana pun saya berada, sampai di altar yang suci! - apa yang saya katakan? - sampai ke ujung dunia, sampai kepada pintu maut. Yakinlah bahwa itu memang benar, asal saja kamu dengan setia mempraktekkan apa diajarkan Yesus Kristus kepadamu melalui para misionaris-Nya4) dan melalui diriku yang tidak pantas, tanpa mempedulikan setan, dunia dan daging. (2) Maka ingatlah selalu, anak-anakku tercinta yang adalah kegembiraanku, kemuliaan dan mahkotaku, untuk mencintai Yesus Kristus dengan berapi-api, dan mencintai Dia melalui Maria, untuk di mana-mana dan di depan semua orang menyinarkan ibadatmu yang sejati kepada Perawan Tersuci, Bunda kita yang baik, supaya kamu di mana-mana menjadi harum Yesus Kristus yang enak, supaya kamu terus-menerus memikul salibmu mengikuti Guru yang begitu baik hati dan memperoleh mahkota dan martabat raja yang menantikan kamu. Jadi jangan lalai memenuhi dengan setia janji-janji baptismu dan mempraktekkannya, dan berdoa rosario setiap hari bersama-sama atau sendiri-sendiri, sering menerima sakramensakramen, sekurang-kurangnya setiap bulan 5). (3) Saya minta kepada sahabat-sahabatku yang tercinta di Montbernage, yang bersama dengan patung Bundaku yang baik juga memiliki hatiku6), agar melanjutkan dan meningkatkan semangat doa mereka, agar jangan membiarkan orang yang menghojat Allah, yang menyumpah, para pengamen lagu jorok dan para pemabuk hadir di wilayah mereka tanpa mengambil tindakan. Saya mengatakan tanpa mengambil tindakan: maksudnya, kalau mereka tidak dapat menghalangi orang-orang itu berbuat dosa dengan selalu berusaha menegur mereka secara lemah lembut, agar setidak- tidaknya seorang tokoh Allah, pria atau wanita, tidak lupa melakukan silih, di hadapan umum sekalipun, atas dosa yang dilakukan di hadapan umum, biarpun itu hanya dengan sebuah Salam Maria di jalan umum atau di tempat doa mereka, atau dengan memasang sebatang lilin bernyala di kamar atau di gereja. Itulah yang harus kamu lakukan dan yang hendak kamu lanjutkan dengan bantuan Allah, supaya bertekun dalam pengabdian kepada Allah. Hal yang sama saya katakan kepada tempat-tempat yang lain. (4) Kamu harus, anak-anakku tercinta, kamu harus menjadi teladan bagi seluruh Poitiers dan daerah sekitarnya. Jangan seorang pun bekerja pada hari-hari raya wajib. Jangan seorang pun memajang barang dagangannya atau membuka pintu tokonya biarpun sedikit, dan ini berlawanan dengan kebiasaan umum dari para tukang roti, tukang jagal, ibu-ibu penjual barang bekas dan semua orang lain di Poitiers yang merampas dari Tuhan hari yang menjadi milik- Nya, dan yang sayang sekali dengan tergesa-gesa lari menuju kebinasaan, betapa indah pun bermacam-macam alasan yang mereka kemukakan, kecuali kalau ada suatu kebutuhan yang sungguh mendesak yang disetujui oleh pastor parokimu yang terhormat. (5) Saya minta kepada kepada ibu-ibu penjual ikan di Santo Simplisianus yang kucintai, kepada para ibu penjual daging, kepada para ibu penjual barang bekas dan ibu-ibu lain agar terus memberi teladan yang baik sebagaimana mereka berikan sekarang di seluruh kota, dengan mempraktikkan apa yang mereka belajar dalam misi. (6) Saya minta kepada kamu semua, secara bersama dan sendiri- sendiri, agar menyertai saya dalam doa-doamu selama ziarah7) yang akan saya lakukan bagi kamu dan bagi banyak orang lain. Saya katakan: bagi kamu, sebab saya menempuh perjalanan panjang dan sulit ini, dengan mengandalkan Penyelenggaraan Ilahi, untuk memperoleh dari Allah dengan perantaraan Santa Perawan Maria, agar kamu bertekun. Saya katakan: bagi banyak orang lain, sebab dalam hatiku saya bawa semua pendosa yang malang di daerah Poitou dan di tempat-tempat lain yang membinasakan diri secara mengenaskan. Jiwa mereka begitu berharga bagi Allahku sehingga Ia memberikan seluruh darah-Nya bagi mereka, bukankah saya juga harus memberikan sesuatu? Dia menempuh perjalanan yang begitu panjang dan sulit bagi mereka, bukankah saya harus melakukannya juga? Dia sampai mempertaruhkan nyawa-Nya sendiri, bukankah saya harus mempertaruhkan nyawaku juga? 8) Ah! Hanyalah seorang kafir atau seorang kristen buruk tidak akan tersentuh bila melihat harta yang tak berhingga ini hilang musnah, yaitu jiwa-jiwa yang dibeli kembali oleh Yesus Kristus. Maka berdoalah untuk ujud itu. Sahabat- sahabatku yang tercinta, berdoalah juga bagi saya, agar kejahatanku dan ketidakpantasanku jangan menjadi halangan bagi apa yang mau dilakukan Allah dan Bunda-Nya yang suci melalui karya pelayananku. Saya mencari Kebijaksanaan Ilahi, bantulah saya untuk dapat menemukan-Nya. Saya mempunyai musuh-musuh besar di hadapanku: semua orang duniawi yang menghargai dan mencintai hal-hal yang rapuh dan fana; mereka yang menghina saya, yang mengolok-olok saya dan menganiaya saya. Kemudian seluruh neraka yang bersekongkol untuk melenyapkan saya dan yang di mana- mana mengerahkan segala kuasa untuk melawan saya. Di tengah semuanya itu saya merasa sangat lemah, saya menjadi sebungkah kelemahan sendiri; saya tidak tahu menahu, dan menjadi segumpalan ketidaktahuan sendiri, dan lebih banyak lagi yang tidak saya berani sebutkan. Tidak bisa diragukan bahwa saya, sendirian dan miskin, akan hancur, kecuali kalau Perawan Tersuci dan doa-doa orang yang baik hati, dan secara khusus doa-doamu, mendukung saya dan memperoleh dari Allah bagiku karunia sabda atau Kebijaksanaan Ilahi, yang akan menjadi obat bagi semua penyakitku dan sebuah senjata perkasa melawan musuh-musuhku. Bersama Maria semuanya mudah: saya menaruh kepercayaanku di dalam dia, walaupun dunia dan neraka bersungut-sungut karena itu, dan saya mengatakan dengan meminjam kata-kata Santo Bernardus: "Hoc, filii mei, maxima fiducia mea; ac tota ratio spei meae"9).Carilah seorang untuk menjelaskan kata-kata ini bagimu 10) Saya sendiri tidak akan berani mengungkapkannya begini. Memang melalui Maria saya mencari dan akan saya menemukan Yesus, melalui dia saya akan menghancurkan kepala ular dan mengalahkan semua musuhku dan diriku sendiri, agar Allah semakin dimuliakan. Selamat tinggal, tidak untuk selamanya, sebab kalau Allah mempertahankan saya hidup, saya akan kembali ke sini, entah untuk tinggal beberapa waktu di sini di dalam ketaatan penuh kepada uskupmu yang mulia, yang begitu rajin memp erj u a n g ka n kesel a ma t a n j i wa - j iwa dan begi t u mema h a mi kelemahan-kelemahan kita, entah untuk berangkat ke suatu negeri yang lain, oleh karena dengan Allah sebagai Bapa saya mempunyai tempat tinggal sama banyak dengan jumlah tempat di mana Dia secara tidak adil dihina oleh orang-orang berdosa. "Qui justus est justificetur adhuc, qui in sordibus est sordescat adhuc. Aliis quidem odor mortis in mortem, aliis quidem odor vitae in vitam." 11) Seluruhnya kepunyaanmu. Louis-Marie de Montfort, Imam dan hamba tak pantas dari Yesus dalam Maria. 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) Montbernage adalah suatu wilayah di pinggiran kota Poitiers, dihuni oleh lapisan masyarakat miskin. Di tempat ini Monfort menyelenggarakan misinya yang pertama dalam Keuskupan Poitiers. Wilayah ini termasuk paroki Santa Radegonde, tetapi letaknya cukup jauh dari gereja. Montfort berhasil mengubah suatu gedung dansa, yang disebut "Grange de la Bergerie" (gudang kandang domba) menjadi tempat sembahyang, yang dilengkapinya dengan patung salib dan limabelas panji rosario. Orang-orang ini barangkali mereka yang mengikuti misi yang diselenggarakan Montfort di Santa Katarina, Santo Sabinus dan di gereja para Pentobat selama beberapa bulan dalam th. 1705 dan th. 1706. Di sini dengan hormat sekali ia menyinggung perintah uskup Poitiers yang mengusir dia dari keuskupannya. Beberapa imam bekerja sama dengan Montfort selama ia menyelenggarakan misi-misi ini, di antaranya Pastor de Revol, Vikjen Poitiers yang pada th. 1707 diangkat menjadi uskup Oleron. Seluruh alinea ini mencerminkan tujuan utama sebuah misi menurut cara Montfort, yaitu cinta bagi Yesus melalui Maria; memikul salibnya sendiri; menghayati hidup sakramental; berdoa rosario secara teratur (bdk. Naskah Perjanjian). Sebagai kenang-kenangan Montfort menempatkan dalam "Gudang Kandang Domba" ini sebuah patung Bunda Maria yang diberi gelar "Maria Ratu segala Hati". Patung itu dikalungi sebuah hati yang berlapis emas, dan inilah menjelaskan istilah "hatiku" dalam te teks surat. Patung ini masih ada dalam kapel Montbernage. Montfort menyinggung di sini ziarah ke Roma yang direncanakannya dan dalam alinea berikut ia menggarisbawahi ciri-ciri pertobatan ziarah ini. Ia juga mempunyai ujud-ujud lain. Ia melihat betapa sulit ia dapat berkarya dengan baik di Perancis, mengingat begitu banyak pertentangan dari bermacam-macam pihak, malahan dari mereka yang sepatutnya mendukung dia. Ia bertanya-tanya apakah lebih baik ia meninggalkan Perancis saja dan pergi ke tempat lain untuk dapat mengembangkan suatu karya pastoral yang memberi harapan dan buah-buah yang lebih besar. Maka ia berangkat ke Roma untuk meminta nasihat Paus Klemens XI, untuk menyatakan ia siap melayani Paus di manapun dan rela berkarya di tempat mana pun Paus ingin mengutus dia (lih. Blain). Pater de la Tour SJ, bapa pengakuan Montfort pada waktu itu, memberi informasi bahwa sang peziarah percaya "bahwa dengan berziarah ke Roma ia dapat menerima wewenang-wewenang khusus yang dapat membuat 9) 10) 11) karya pastoralnya lebih berdaya guna" (lih. Grandet, hlm 457). Montfort kembali dari Roma dengan menyandang gelar "Misionaris Apostolik". Pada waktu itu di sebelah utara Italia ada konfrontasi antara pasukan Louis XIV dan pasukan Yoseph I, kaisar Jerman, dan tentara dari kedua belah pihak memporak-porandakan daerah itu. Setiap orang asing, peziarah dan setiap orang di perjalanan selalu dalam bahaya dikeroyok. Apakah Montfort diberi tahu mengenai resiko ini sebelum ia berangkat? Memang pernah terjadi bahwa ia ditangkap karena disangka seorang musuh yang menyamar sebagai imam (lih Besnard, "Montfort", Jld 2, hlm 56). "Puteri-puteriku, dialah kepercayaanku yang terbesar dan seluruh alasanku untuk berharap" (Santo Bernardus, "in Nat. B.M.V., de Aquaeductu", no. 7). "Barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar" (Why 22:11). "Bagi yang terakhir kami adalah bau kematian yang mematikan, dan bagi yang pertama bau kehidupan yang menghidupkan" (2Kor 2:16).