panduan penerapan praktik cerdas jaminan rujukan persalinan bagi

advertisement
PANDUAN PENERAPAN PRAKTIK CERDAS
JAMINAN RUJUKAN PERSALINAN BAGI IBU HAMIL RISIKO TINGGI
A
PANDUAN PENERAPAN PRAKTIK CERDAS
JAMINAN RUJUKAN PERSALINAN
BAGI IBU HAMIL RISIKO TINGGI
Praktik Cerdas ini didukung oleh Proyek BASICS melalui mekanisme
BASICS Responsive Initiative pada tahun 2010-2013
Penulis
Tim BASICS
Penyunting
Theresia Erni
Penasehat
Tim Babcock
Dicetak di Jakarta – April 2014
Publikasi ini didanai oleh Department of Foreign Affairs, Trade and Development (DFATD)
Canada melalui Proyek BASICS. Sebagian atau seluruh isi buku ini, termasuk ilustrasinya,
dapat diperbanyak dengan syarat disebarkan secara gratis dan mencantumkan sumbernya.
Versi elektronik dokumen ini dapat diunduh dari situs internet www.basicsproject.or.id
PANDUAN PENERAPAN PRAKTIK CERDAS
JAMINAN RUJUKAN PERSALINAN
BAGI IBU HAMIL RISIKO TINGGI
Proyek BASICS mendefinisikan Praktik Cerdas sebagai beragam upaya
yang berhasil dilakukan pemerintah daerah bersama masyarakat dalam
menjawab tantangan pelayanan dasar kesehatan dan pendidikan, serta
berkontribusi pada pencapaian SPM dan MDGs di bidang kesehatan dan
pendidikan dasar.
PANDUAN PENERAPAN PRAKTIK CERDAS
JAMINAN RUJUKAN PERSALINAN BAGI IBU HAMIL RISIKO TINGGI
i
ii
PANDUAN PENERAPAN PRAKTIK CERDAS
JAMINAN RUJUKAN PERSALINAN BAGI IBU HAMIL RISIKO TINGGI
SEKILAS TENTANG PROYEK BASICS
BASICS (Better Approaches for Service Provision through
Increased Capacities in Sulawesi) atau Peningkatan Pelayanan Dasar
melalui Pengembangan Kapasitas di Sulawesi, adalah proyek inisiatif
kerjasama antara Pemerintah Kanada melalui Canadian International
Development Agency (CIDA) dengan Pemerintah Indonesia melalui
Kementerian Dalam Negeri yang ditandai dengan penandatanganan
Nota Kesepahaman pada tanggal 25 September 2007 di Jakarta.
Cowater International dipilih sebagai Badan Pelaksana Kanada untuk
melaksanakan seluruh proyek termasuk administrasi keuangan dan
pengelolaan teknis proyek dalam dokumen Project Implementation
Plan (PIP) yang disepakati bersama.
Proyek BASICS bekerja di 10 Kabupaten/Kota di Propinsi
Sulawesi Utara dan Sulawesi Tenggara dalam rangka berkontribusi
bagi percepatan pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM)
kesehatan dan pendidikan, dan Millennium Development Goals
(MDGs). Lima kabupaten/kota Propinsi Sulawesi Utara terdiri atas:
Kota Bitung, Kab. Minahasa, Kab. Minahasa Utara, Kab. Siau
Tagulang dan Biaro, dan Kab. Kepulauan Sangihe. Sedangkan lima
kabupaten/kota Propinsi Sulawesi Tenggara meliputi Kota Baubau,
Kab. Buton Utara, Kab. Wakatobi, Kab. Konawe Selatan dan Kab.
Kolaka Utara. Pada tahun 2014, Proyek BASICS menambah 4
kabupaten sebagai mitra kerja di Propinsi Sulawesi Utara (Kab.
Kepulauan Talaud dan Kab. Minahasa Tenggara) dan Propinsi
Sulawesi Tenggara (Kab. Bombana dan Kab. Konawe Utara).
Proyek BASICS mempunyai dua komponen utama. Komponen
pertama adalah pengembangan kapasitas (Capacity Development)
yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas para pihak (eksekutif,
legislatif, dan organisasi masyarakat sipil) di daerah dalam meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan dan pendidikan, melalui: (1) peningkatan
kapasitas Pemerintah Daerah dalam perencanaan dan penganggaran
untuk meningkatkan pelayanan dasar kesehatan dan pendidikan;
(2) penguatan kapasitas DPRD bersama Organisasi Masyarakat Sipil
dalam mendukung dan mengawasi kinerja pelayanan dasar kesehatan
dan pendidikan di daerah; dan (3) pengarusutamaan gender dalam
perencanaan dan penganggaran pelayanan dasar kesehatan dan
pendidikan. Komponen kedua adalah BASICS Responsive Initiative
(BRI) yang merupakan dana hibah yang diberikan kepada Pemerintah
Kabupaten/Kota untuk mendukung inovasi atau praktik cerdas yang
dilakukan dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan dasar
kesehatan dan pendidikan untuk percepatan pencapaian Standar
Pelayanan Minimal (SPM) kesehatan dan pendidikan dan Tujuan
Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals/MDGs).
Informasi lebih lanjut tentang Proyek BASICS dapat dilihat
pada www.basicsproject.or.id
PANDUAN PENERAPAN PRAKTIK CERDAS
JAMINAN RUJUKAN PERSALINAN BAGI IBU HAMIL RISIKO TINGGI
iii
iv
PANDUAN PENERAPAN PRAKTIK CERDAS
JAMINAN RUJUKAN PERSALINAN BAGI IBU HAMIL RISIKO TINGGI
DAFTAR ISI
vii
ix
x
KATA PENGANTAR
ABSTRAKSI
DAFTAR SINGKATAN
BAB I MENGAPA, UNTUK APA, DAN UNTUK SIAPA PANDUAN INI DIBUAT?
A.
Latar Belakang
B.Tujuan
C. Landasan Hukum
D. Ruang Lingkup
E.Pemanfaat
1
1
2
3
3
3
BAB
BAB
7
7
8
II KONSEP DASAR DAN URGENSI PANDUAN
A. Konsep Dasar dan Pengertian
B. Urgensi Panduan
III LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN
A.Persiapan
1.
Membentuk Regulasi Daerah
2.
Sosialisasi Peraturan (Perda/Perbup/Perwali)
3.
Membuat Mekanisme Pengelolaan Jaminan Rujukan Persalinan
B.Pelaksanaan
1.
Melakukan pendataan ibu hamil
2.
Merencanakan kebutuhan pembiayaan
3.
Mempersiapkan administrasi pemberian jaminan rujukan persalinan
4.
Mempersiapkan ibu hamil dan keluarganya
5.
Melakukan pembayaran jaminan rujukan persalinan
6.
Mendorong peran serta aktif masyarakat
C.
Monitoring dan Evaluasi
1.Monitoring
2.Evaluasi
13
13
13
13
14
14
14
15
15
16
16
16
17
17
18
PANDUAN PENERAPAN PRAKTIK CERDAS
JAMINAN RUJUKAN PERSALINAN BAGI IBU HAMIL RISIKO TINGGI
v
vi
PANDUAN PENERAPAN PRAKTIK CERDAS
JAMINAN RUJUKAN PERSALINAN BAGI IBU HAMIL RISIKO TINGGI
KATA PENGANTAR
Peningkatan kesehatan ibu dan menurunkan angka kematian anak merupakan
dua dari delapan Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) yang diharapkan bisa
tercapai pada tahun 2015. Indonesia sebagai salah satu negara yang berkomitmen
terhadap pencapaian MDGs telah melakukan berbagai upaya untuk memastikan
tercapainya tujuan tersebut. Salah satu upaya untuk mempercepat pencapaian MDGs
di bidang kesehatan adalah dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia nomor 741 tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota yang mengatur 18 indikator pelayanan dasar
kesehatan yang minimal harus disediakan oleh Pemerintah Daerah.
Namun demikian, pembangunan bidang kesehatan di Indonesia masih diliputi
beberapa masalah dasar yang menjadi kendala untuk mencapai MDGs dan memenuhi
Standar Pelayanan Minimal (SPM) kesehatan. Permasalahan yang cukup serius
terkait masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI). Hasil Survei Demografi Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2012 mencatat 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran
hidup. Hasil ini masih jauh dari target MDGs pada tahun 2015, yaitu 102 kematian
ibu per 100.000 kelahiran hidup.
Proyek BASICS telah ikut mendorong pencapaian MDGs dan SPM bidang
kesehatan di 10 Kabupaten/Kota di Sulawesi Utara dan Sulawesi Tenggara yang
menjadi mitra kerjanya. Berbagai program inovatif untuk meningkatkan pelayanan
dasar kesehatan, khususnya kesehatan ibu dan anak telah dilakukan. Salah satu
inisiatif yang dikembangkan melalui mekanisme BASICS Responsive Initiative yang
akan dijelaskan lebih lanjut dalam panduan ini adalah pemberian biaya rujukan
persalinan bagi ibu hamil risiko tinggi dari keluarga miskin. Inovasi ini dikembangkan
di Kabupaten Buton Utara sebagai upaya untuk menurunkan jumlah kematian ibu
melahirkan. Inovasi yang dikembangkan melalui mekanisme BASICS Responsive
Initiative (BRI) pada tahun 2011-2013 ini telah ikut berkontribusi pada peningkatan
cakupan pelayanan kesehatan ibu dan anak di kedua kabupaten tersebut.
Inisiatif pemberian biaya rujukan persalinan tersebut didasari oleh kondisi
geografis Kabupaten Buton Utara yang memiliki banyak daerah. Pemberian biaya
rujukan persalinan yang ditujukan untuk membiayai transportasi dan akomodasi
bagi ibu bersalin dan pendampingnya, telah banyak membantu ibu hamil risiko tinggi
dari keluarga miskin untuk mendapatkan pertolongan persalinan yang dibutuhkan
dan menurunkan risiko kematian ibu dan bayi.
PANDUAN PENERAPAN PRAKTIK CERDAS
JAMINAN RUJUKAN PERSALINAN BAGI IBU HAMIL RISIKO TINGGI
vii
Inovasi yang pada awalnya didukung oleh Proyek BASICS ini akhirnya
menjadi bagian dari program kesehatan pemerintah Kabupaten Buton Utara dengan
dikeluarkannya Peraturan Daerah Kabupaten Buton Utara nomor 32 tahun 2013
tentang Sistem dan Mekanisme Pemberian Biaya Rujukan Bagi Ibu Hamil, Ibu
Melahirkan, Ibu Nifas dengan Risiko Tinggi dari Keluarga Miskin. Berdasarkan
pembelajaran dan juga regulasi yang dikembangkan tersebut, Proyek BASICS
bermaksud membagikan pengalaman penerapannya dalam bentuk buku panduan.
Kami berharap buku panduan ini dapat menjadi bahan pembelajaran dan
masukan yang berharga bagi Pemerintah Daerah dan penggiat kesehatan di daerah
untuk meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak. Kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerjasama dan berkontribusi dalam
pengembangan inovasi ini sekaligus menyampaikan apresiasi kepada seluruh
kontributor yang mendukung penyusunan Panduan Penerapan Praktik Cerdas ini.
Maret 2014
Bill Duggan
Project Director BASICS
viii
PANDUAN PENERAPAN
PENERAPANPRAKTIK
PRAKTIKCERDAS
CERDAS
JAMINAN RUJUKAN
RUJUKAN PERSALINAN
PERSALINANBAGI
BAGIIBU
IBUHAMIL
HAMILRISIKO
RISIKOTINGGI
TINGGI
ABSTRAKSI
Kesulitan ekonomi seringkali menjadi hambatan bagi ibu hamil risiko tinggi untuk
mendapatkan pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan. Meskipun biaya pemeriksaan
kehamilan dan persalinan sudah dijamin oleh pemerintah, akan tetapi transportasi
ibu hamil dan pendampingnya menuju fasilitas kesehatan seringkali jauh lebih besar,
khususnya bagi mereka yang tinggal di daerah terpencil. Salah satu inovasi yang
dilakukan untuk menyiasatinya adalah dengan memberikan jaminan biaya rujukan
persalinan bagi ibu hamil risiko tinggi dari keluarga miskin. Jaminan tersebut meliputi
biaya transportasi rujukan dan akomodasi bagi pendamping sang ibu. Buku panduan
ini mencoba menjelaskan langkah-langkah penerapan praktik cerdas tersebut agar
dapat menjadi pembelajaran bagi Pemerintah Daerah dan para pemangku kepentingan
kesehatan di daerah lain yang ingin mencoba menerapkannya.
ABSTRACT
Economic difficulty often becomes an obstacle for high-risk pregnant women to give
birth in a health facility. Although the cost of prenatal care and childbirth has been
guaranteed by the government, the transportation costs for a pregnant mother and
her companions to reach the health facility are often more expensive, especially
for those who live in remote areas. One innovation being used to overcome this is
to guarantee the referral costs for high-risk pregnant women from poor families.
The fund covers the transportation cost for the referral and accommodation cost for
the mother’s companions. These guideline explain the implementation steps of this
smart practice that can be studied by local government and health stakeholders in
other areas who want to apply it.
PANDUAN
PANDUANPENERAPAN
PENERAPAN PRAKTIK
PRAKTIK CERDAS
JAMINAN
JAMINAN
RUJUKAN
RUJUKANPERSALINAN
PERSALINANBAGI
BAGIIBU
IBUHAMIL
HAMILRISIKO
RISIKO TINGGI
TINGGI
ix
DAFTAR SINGKATAN
AKBAngka Kematian Bayi
AKIAngka Kematian Ibu
DPRD
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Jamkesda
Jaminan Kesehatan Daerah
Jamkesmas
Jaminan Kesehatan Masyarakat
JampersalJaminan Persalinan
LSMLembaga Swadaya Masyarakat
MDGMillenium Development Goals
MPSMaking Pregnancy Safer
PerdaPeraturan Daerah
PerbupPeraturan Bupati
PerwaliPeraturan Walikota
PKHProgram Keluarga Harapan
PONED
Penanganan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar
Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat
SPMStandar Pelayanan Minimal
Riskesdas
Riset Kesehatan Dasar
x
PANDUAN PENERAPAN PRAKTIK CERDAS
JAMINAN RUJUKAN PERSALINAN BAGI IBU HAMIL RISIKO TINGGI
PEMERINTAH PERLU MENGUPAYAKAN
AGAR SETIAP IBU HAMIL BISA MENGAKSES PELAYANAN
KESEHATAN YANG MEMADAI
PANDUAN PENERAPAN PRAKTIK CERDAS
JAMINAN RUJUKAN PERSALINAN BAGI IBU HAMIL RISIKO TINGGI
A
BAB I
MENGAPA, UNTUK APA, DAN UNTUK SIAPA
PANDUAN INI DIBUAT?
MENGAPA, UNTUK APA, DAN
UNTUK SIAPA PANDUAN INI DIBUAT?
A. Latar Belakang
KONSEP DASAR DAN
URGENSI PANDUAN
Kehamilan dan persalinan merupakan proses alami, tetapi bukannya
tanpa risiko. Meskipun sebagian besar ibu hamil akan mengalami persalinan
normal, namun diperkirakan sekitar 10-15 persen diantaranya akan mengalami
komplikasi atau kegawatdaruratan persalinan sehingga memerlukan rujukan
lebih lanjut ke fasilitas kesehatan yang mampu menanganinya, seperti
Puskesmas PONED1. Kematian ibu akibat komplikasi persalinan yang tidak
tertangani dengan baik atau terlambat ditangani merupakan penyebab utama
kematian ibu di Indonesia. Oleh karena itu dibutuhkan kerjasama dari semua
pihak, baik Pemerintah Daerah, penyedia layanan kesehatan, maupun komponen
masyarakat lainnya dalam upaya meminimalisasi kematian ibu dan bayi.
Pemerintah telah melakukan berbagai strategi untuk mengatasi permasalahan
kematian ibu dengan melibatkan berbagai pihak, baik swasta, organisasi profesi
kesehatan, maupun organisasi yang berbasis sosial dan keagamaan. Salah satu
program yang dilaksanakan Pemerintah Indonesia dan telah dicanangkan secara
internasional adalah Safe Motherhood dan Making Pregnancy Safer.
LANGKAH-LANGKAH
PELAKSANAAN
Safe Motherhood2 yang dicanangkan di Nairobi, Kenya pada tahun 1987
memiliki empat pilar, yaitu: (1) Keluarga Berencana; (2) Pelayanan antenatal
untuk mendeteksi komplikasi pada kehamilan sehingga dapat ditangani secara
dini; (3) Persalinan aman oleh tenaga kesehatan yang terlatih; dan (4) Pelayanan
obstetrik neonatal esensial/emergensi3 pada setiap ibu hamil yang membutuhkan.
Keempat pilar tersebut harus disediakan melalui pelayanan kesehatan primer
yang bertumpu pada konsep keadilan bagi seluruh kaum perempuan.
Making Pregnancy Safer memiliki tiga pesan kunci, yaitu: (1) setiap
persalinan ditolong oleh petugas kesehatan terlatih; (2) setiap komplikasi
obstetrik dan neonatal (komplikasi yang terjadi pada ibu bersalin dan bayi baru
lahir) ditangani secara memadai (sesuai standar); dan (3) setiap perempuan usia
subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan
dan penanganan komplikasi keguguran.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) yang dilakukan Kementerian
Kesehatan tahun 2010 menyebutkan bahwa persalinan oleh tenaga kesehatan
pada kelompok sasaran miskin baru mencapai 69%, sedangkan persalinan
yang dilakukan tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan baru mencapai 55%.
1
Puskesmas PONED adalah Puskesmas perawatan yang memiliki dokter, bidan dan perawat terlatih dalam menangani kasus-kasus
kegawatdaruratan maternal (ibu hamil/ibu bersalin/ibu nifas) dan neonatal (bayi baru lahir). Puskesmas PONED dapat melakukan
pengelolaan kasus komplikasi tertentu sesuai dengan tingkat kewenangan dan kemampuannya atau melakukan rujukan ke rumah sakit.
2
Safe Motherhood adalah upaya global untuk mencegah atau menurunkan kematian ibu dengan strategi ‘Making Pregnancy Safer’ (MPS).
3
Pelayanan obstetrik neonatal esensial/emergensi adalah pelayanan yang diberikan untuk menangani kegawatdaruratan atau komplikasi
pada saat persalinan dan pada bayi baru lahir.
PANDUAN PENERAPAN PRAKTIK CERDAS
JAMINAN RUJUKAN PERSALINAN BAGI IBU HAMIL RISIKO TINGGI
1
Ketidaktersediaan biaya merupakan salah satu faktor yang menghambat akses
ibu hamil untuk mendapatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
pada fasilitas kesehatan yang ada. Seringkali keterlambatan pengambilan
keputusan oleh keluarga untuk merujuk ibu hamil ke fasilitas kesehatan juga
disebabkan ketidaktersediaan biaya. Hal inilah yang mendorong Pemerintah
menyediakan Jaminan Persalinan (Jampersal).
Jampersal merupakan jaminan pembiayaan persalinan yang meliputi
pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan nifas termasuk
pelayanan KB pasca persalinan, dan pelayanan bayi baru lahir, yang diberikan
kepada seluruh ibu hamil.4 Jampersal dimaksudkan untuk mengatasi
terhambatnya akses masyarakat, khususnya ibu hamil, terhadap pelayanan
kesehatan karena faktor pembiayaan.
Program Jampersal telah cukup banyak membantu ibu hamil dari keluarga
miskin untuk melakukan persalinan aman pada fasilitas kesehatan. Kelemahannya,
Jampersal tidak menanggung biaya transportasi bagi ibu hamil dan pendamping/
keluarganya untuk menuju ke fasilitas kesehatan. Bagi ibu hamil yang tinggal
di desa-desa terpencil dan pulau-pulau, biaya transportasi yang besar menjadi
hambatan untuk dapat melahirkan di fasilitas kesehatan. Hal ini akan sangat
membahayakan nyawa ibu dan bayi, khususnya bagi ibu hamil risiko tinggi yang
membutuhkan penanganan khusus di fasilitas kesehatan rujukan.
Berangkat dari masalah tersebut di atas, diperlukan upaya Pemerintah
Daerah untuk memberikan jaminan pembiayaan pada proses rujukan
persalinan ibu hamil risiko tinggi yang membutuhkan penanganan di Puskesmas
PONED maupun Rumah Sakit. Jaminan pembiayaan tersebut diberikan untuk
melengkapi jaminan persalinan yang tidak dibiayai melalui Jampersal, seperti:
transportasi menuju rumah sakit rujukan, dan biaya akomodasi dan konsumsi
pendamping ibu hamil/bersalin. Jaminan pembiayaan ini memberikan
keringanan atas beban yang ditanggung keluarga miskin selama proses rujukan
persalinan dan perawatan.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam proses pemberian jaminan
biaya rujukan tersebut akan dibahas lebih lanjut dalam bab-bab berikutnya
pada panduan ini.
B.Tujuan
Panduan penerapan praktik cerdas ini bertujuan untuk:
(1) membantu Pemerintah Daerah dan berbagai pihak yang terkait dalam
penyelenggaraan layanan kesehatan di daerah dalam upaya menurunkan Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) dengan memberikan
jaminan biaya rujukan persalinan agar ibu hamil, khususnya yang berisiko
tinggi, bisa mendapatkan pertolongan persalinan yang aman dan selamat di
fasilitas kesehatan rujukan; dan
4
2
Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 631/MENKES/PER/III/2011 tentang Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan.
PANDUAN PENERAPAN PRAKTIK CERDAS
JAMINAN RUJUKAN PERSALINAN BAGI IBU HAMIL RISIKO TINGGI
MENGAPA, UNTUK APA, DAN UNTUK SIAPA
PANDUAN INI DIBUAT?
(2) menjadi media informasi dan pembelajaran, serta penyebarluasan
pengetahuan bagi para pihak (praktisi/pemerhati/akademisi) yang
berkecimpung dalam bidang kesehatan untuk kepentingan riset/kajian
maupun sebagai referensi dalam mengembangkan program-program
inovatif lainnya.
C. Landasan Hukum
KONSEP DASAR DAN
URGENSI PANDUAN
Panduan penerapan praktik cerdas tentang jaminan pembiayaan rujukan
ibu hamil dan bersalin risiko tinggi dari keluarga miskin ini mengacu pada
beberapa landasan hukum terkait, yaitu:
1. Undang-Undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Daerah;
3. Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang
nomor 12 tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang
nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah;
4. Undang-Undang nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
5. Undang-Undang nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
6. Undang-undang nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonsesia nomor 741/MENKES/
PER/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan di
Kabupaten/Kota;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 004/MENKES/
SK/1/2003 tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi
bidang Kesehatan;
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 131/MENKES/
SK/IV/2004 tentang Sistim Kesehatan Nasional;
10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 317/MENKES/
SK/V/2009 tentang Petunjuk teknis Perencanaan pembiayaan Pencapaian
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota;
LANGKAH-LANGKAH
PELAKSANAAN
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup panduan ini meliputi konsep dasar, mekanisme dan langkahlangkah dalam pelaksanaan program pemberian jaminan biaya rujukan persalinan
bagi ibu bersalin dengan risiko tinggi dari keluarga miskin. Langkah-langkah tersebut
meliputi: (1) Persiapan, (2) Pelaksanaan, dan (3) Monitoring dan Evaluasi.
E.Pemanfaat
Panduan penerapan praktik cerdas tentang jaminan biaya rujukan bagi
ibu bersalin risiko tinggi dari keluarga miskin ini terutama ditujukan pada:
1.Pemerintah Daerah, sebagai bahan masukan untuk membantu Pemerintah
Daerah menerapkan kebijakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
PANDUAN PENERAPAN PRAKTIK CERDAS
JAMINAN RUJUKAN PERSALINAN BAGI IBU HAMIL RISIKO TINGGI
3
kesehatan pada ibu dan bayi khususnya untuk memastikan bahwa ibu
yang akan melahirkan, terutama yang mempunyai risiko tinggi bisa
mendapatkan pertolongan persalinan yang aman pada petugas kesehatan
di fasilitas kesehatan yang tersedia. Hal ini merupakan bagian dari usaha
percepatan pemenuhan SPM kesehatan dan pencapaian target MDGs
terkait kesehatan ibu dan anak.
4
2.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), sebagai bahan masukan
dalam pembuatan regulasi daerah untuk mendukung berbagai program dan
kegiatan yang bertujuan menurunkan kematian ibu dan bayi di daerahnya.
3.
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, sebagai bahan pembelajaran dalam
menerapkan sistem jaminan rujukan persalinan bagi ibu hamil risiko
tinggi dari keluarga miskin sebagai salah satu solusi untuk menurunkan
angka kesakitan dan kematian ibu melahirkan.
4.
Organisasi Profesi Kebidanan, Perguruan Tinggi, dan LSM Pemerhati
Kesehatan, sebagai bahan masukan untuk melakukan advokasi kebijakan
dalam mendukung upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan
ibu dan anak dan upaya menurunkan kematian ibu dan bayi. Selain
itu, menjadi media informasi dan pembelajaran, serta penyerbarluasan
pengetahuan untuk kepentingan riset/kajian maupun sebagai referensi
dalam mengembangkan program-program inovatif lainnya.
PANDUAN PENERAPAN PRAKTIK CERDAS
JAMINAN RUJUKAN PERSALINAN BAGI IBU HAMIL RISIKO TINGGI
MENGAPA, UNTUK APA, DAN UNTUK SIAPA
PANDUAN INI DIBUAT?
KONSEP DASAR DAN
URGENSI PANDUAN
LANGKAH-LANGKAH
PELAKSANAAN
DETEKSI DINI Risiko TINGGI PADA KEHAMILAN
MENDUKUNG PERENCANAAN PERSALINAN aMAN
DAN RUJUKAN YANG TEPAT
PANDUAN PENERAPAN PRAKTIK CERDAS
JAMINAN RUJUKAN PERSALINAN BAGI IBU HAMIL RISIKO TINGGI
5
6
PANDUAN PENERAPAN PRAKTIK CERDAS
JAMINAN RUJUKAN PERSALINAN BAGI IBU HAMIL RISIKO TINGGI
BAB II
MENGAPA, UNTUK APA, DAN UNTUK SIAPA
PANDUAN INI DIBUAT?
KONSEP DASAR DAN URGENSI PANDUAN
A. Konsep Dasar dan Pengertian
KONSEP DASAR DAN
URGENSI PANDUAN
Konsep dasar dari pemberian jaminan biaya rujukan persalinan bagi ibu
hamil risiko tinggi dari keluarga miskin adalah bahwa setiap persalinan harus
ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih dan bahwa setiap komplikasi atau
kegawatdaruratan persalinan dapat ditangani secara profesional sesuai standar
yang berlaku pada fasilitas kesehatan yang mampu menanganinya. Dalam
kerangka tersebut, harus dilakukan berbagai upaya untuk memastikan setiap
ibu hamil bisa mengakses pelayanan kesehatan dan ibu hamil risiko tinggi yang
membutuhkan rujukan bisa mendapatkan pertolongan persalinan pada fasilitas
kesehatan yang kompeten.
Pemberian jaminan biaya rujukan persalinan bagi ibu hamil dan bersalin
risiko tinggi ini tidak dapat berjalan sendiri tanpa dukungan dari tenaga kesehatan
yang ada dan masyarakat. Dukungan masyarakat dapat diberikan dalam bentuk
penyediaan sarana transportasi untuk mengantarkan ibu yang akan melahirkan ke
fasilitas kesehatan rujukan. Dukungan tenaga kesehatan dapat diberikan dalam
bentuk pemeriksaan kehamilan secara berkala agar risiko-risiko pada kehamilan
dan persalinan dapat dideteksi sejak dini sehingga ibu hamil dan keluarganya
beserta petugas kesehatan dapat merencanakan dan mempersiapkan proses
persalinan dan rujukan sejak dini.
LANGKAH-LANGKAH
PELAKSANAAN
Perlu dipahami bahwa pemberian jaminan rujukan ini merupakan
pelengkap dari program Jampersal, Jamkesmas (Jaminan Kesehatan
Masyarakat), Jamkesda (Jaminan Kesehatan Daerah), dan PKH (Program
Keluarga Harapan), yang semuanya bertujuan menyediakan bantuan
pembiayaan kesehatan untuk meringankan beban finansial keluarga miskin.
Karena merupakan pelengkap, perlu dipastikan bahwa komponen yang
dibiayai dalam jaminan rujukan persalinan ini tidak tumpang tindih dengan
program jaminan kesehatan lainnya.
Berikut beberapa pengertian yang perlu dijelaskan untuk dapat lebih
memahami substansi dalam Buku Panduan ini, diantaranya:
a.Jaminan rujukan persalinan adalah dana yang diberikan kepada ibu hamil
risiko tinggi dan keluarga/pendampingnya untuk membiayai transportasi,
akomodasi dan konsumsi sejak dari tempat asal menuju fasilitas kesehatan
rujukan sampai kembali ke tempat asalnya;
b.Kehamilan risiko tinggi adalah suatu proses kehamilan yang mempunyai
risiko lebih tinggi dari kehamilan normal pada umumnya, baik bagi ibu maupun
calon bayinya. Adapun faktor penyebab kehamilan risiko tinggi diantaranya:
PANDUAN PENERAPAN PRAKTIK CERDAS
JAMINAN RUJUKAN PERSALINAN BAGI IBU HAMIL RISIKO TINGGI
7
umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, tinggi badan ibu
kurang dari 145 cm, berat badan ibu terlalu berlebih atau terlalu kurang, telah
memiliki lebih dari empat anak, jarak antara kehamilan yang terdahulu dengan
yang sekarang kurang dari dua tahun, terdapat riwayat proses persalinan
yang kurang baik (keguguran, pendarahan hebat), dan kondisi lainnya
yang dapat ditentukan oleh petugas kesehatan terlatih;
c.Ibu hamil risiko tinggi adalah ibu hamil yang memiliki faktor-faktor risiko
seperti tersebut pada poin di atas yang dapat membahayakan ibu dan
janin yang dikandungnya;
d.
Ibu bersalin dengan risiko tinggi adalah kondisi ibu melahirkan dengan
berbagai faktor penyulit yang dapat membahayakan keselamatan ibu
dan bayi yang dilahirkan. Beberapa faktor penyulit tersebut diantaranya:
pecahnya ketuban sebelum waktunya, persalinan dengan posisi bayi
sungsang, pendarahan sesudah persalinan, dan kondisi lainnya yang
dapat ditentukan oleh petugas kesehatan yang terlatih;
e.Keluarga miskin adalah keluarga yang tidak mampu dari segi ekonomi
yang dibuktikan dengan: kepemilikan kartu jaminan kesehatan masyarakat
miskin (Jamkesmas/Jamkesda), dan atau surat keterangan tidak mampu
dari pihak yang berwenang;
f.
Rujukan adalah penyerahan tanggung jawab dari satu pelayanan
kesehatan ke pelayanan kesehatan lainnya;
g.Rujukan lanjutan adalah penyerahan tanggung jawab dari satu pelayanan
kesehatan yang paling bawah ke pelayanan kesehatan yang lebih
sempurna; dan
h.Puskemas PONED adalah Puskesmas perawatan yang memiliki dokter,
bidan dan perawat terlatih dalam menangani kasus-kasus
kegawatdaruratan maternal (ibu hamil/ibu bersalin/ibu nifas) dan neonatal
(bayi baru lahir). Puskesmas PONED dapat melakukan pengelolaan
kasus komplikasi tertentu sesuai dengan tingkat kewenangan dan
kemampuannya atau melakukan rujukan ke rumah sakit.
B. Urgensi Panduan
Urgensi dari disusunnya panduan penerapan praktik cerdas tentang jaminan
biaya rujukan bagi ibu hamil dan bersalin risiko tinggi ini adalah sebagai berikut:
1.
8
Tujuan menjadi jelas dan terarah
Pemberian jaminan rujukan persalinan bagi ibu hamil risiko tinggi dari
keluarga miskin memberikan motivasi bagi ibu hamil dan keluarganya untuk
melakukan persalinan di fasilitas kesehatan yang tersedia. Keselamatan
diri dan bayinya agar mendapatkan pertolongan dari petugas kesehatan
adalah tujuan yang ingin dicapai. Dengan tujuan tersebut Pemerintah
Daerah akan memberikan arah dan kejelasan kepada semua komponen
ataupun elemen-elemen dalam organisasi Pemerintah Daerah untuk
mengetahui dengan baik tujuan yang hendak dicapai melalui kebijakan
pemberian intensif ibu melahirkan ini.
PANDUAN PENERAPAN PRAKTIK CERDAS
JAMINAN RUJUKAN PERSALINAN BAGI IBU HAMIL RISIKO TINGGI
MENGAPA, UNTUK APA, DAN UNTUK SIAPA
PANDUAN INI DIBUAT?
2.Semua elemen yang terlibat dalam kebijakan pemberian jaminan ibu
melahirkan akan bekerja ke arah satu tujuan yang sama
Ketika semua elemen atau bagian dalam Pemerintah Daerah yang
mengurusi kebijakan pemberian jaminan ini mengetahui tujuan dengan
jelas dan benar, mereka akan bekerja ke satu arah yang sama. Artinya,
mereka memahami prosedur apa saja yang akan dilakukan oleh masingmasing pihak yang terlibat dalam kebijakan ini.
3.
Menolong mengidentifikasikan berbagai hambatan dan peluang
KONSEP DASAR DAN
URGENSI PANDUAN
Dengan adanya panduan ini, Pemerintah Daerah mampu mengidentifikasi
berbagai hambatan dan peluang yang ada di luar lingkungan pemerintahan.
Adanya hambatan dan peluang yang datang akan menuntut Pemerintah
Daerah untuk mempersiapkan tindakan-tindakan antisipasi ke depan
sehingga mereka yang terlibat dalam kebijakan pemberian jaminan ibu
bersalin dari keluarga miskin ini tetap berada di lajur menuju tujuan awal
kebijakan ini dibentuk.
Dengan panduan ini, pola-pola penanganan terhadap ibu dan anak sejak dari
masa kehamilan, persalinan dan pasca persalinan oleh Petugas kesehatan
dapat merekam berbagai hambatan dan kendala yang dihadapi baik oleh
masyarakat maupun oleh petugas kesehatan. Berdasarkan hal tersebut,
Pemerintah Daerah dapat mengambil inisiatif berdasarkan pembelajaran
yang ada untuk menangani berbagai hambatan dan kendala sekaligus
memanfaatkan peluang-peluang yang ada untuk melakukan perbaikan
kebijakan penanganan kesehatan ibu dan anak.
5.
LANGKAH-LANGKAH
PELAKSANAAN
4.Membantu pekerjaan menjadi lebih efisien dan efektif
Panduan ini menjadi petunjuk bagi Pemerintah Daerah mengenai tindakan
apa saja yang harus dilakukan dalam setiap tahapan pelaksanaan kebijakan
pemberian jaminan rujukan persalinan. Mulai dari identifikasi ibu hamil,
pelaksanaan pemberian jaminan, sampai tahap evaluasi dan monitoring
dapat dilakukan oleh Pemerintah Daerah dengan efektif dan efisien.
Membantu untuk mengurangi risiko pekerjaan
Dalam pelaksanaan kebijakan pemberian jaminan rujukan persalinan
terdapat berbagai macam risiko dan ketidakpastian yang mungkin saja
akan menghadang dalam tahapan pelaksanaannya. Oleh karena itu,
adanya panduan ini akan memperjelas tindakan-tindakan dan prosedur
kerja sehingga risiko-risiko tersebut dapat dikurangi.
Perlu dipahami bahwa pemberian jaminan rujukan ini
merupakan pelengkap dari program Jampersal, Jamkesmas
(Jaminan Kesehatan Masyarakat), Jamkesda (Jaminan
Kesehatan Daerah), dan PKH (Program Keluarga Harapan).
PANDUAN PENERAPAN PRAKTIK CERDAS
JAMINAN RUJUKAN PERSALINAN BAGI IBU HAMIL RISIKO TINGGI
9
10
PANDUAN PENERAPAN PRAKTIK CERDAS
JAMINAN RUJUKAN PERSALINAN BAGI IBU HAMIL RISIKO TINGGI
MENGAPA, UNTUK APA, DAN UNTUK SIAPA
PANDUAN INI DIBUAT?
KONSEP DASAR DAN
URGENSI PANDUAN
LANGKAH-LANGKAH
PELAKSANAAN
KEPUTUSAN YANG TEPAT
DALAM PERTOLONGAN PERSALINAN DAN RUJUKAN
DAPAT MENYELAMATKAN IBU DAN BAYI
PANDUAN PENERAPAN PRAKTIK CERDAS
JAMINAN RUJUKAN PERSALINAN BAGI IBU HAMIL RISIKO TINGGI
11
12
PANDUAN PENERAPAN PRAKTIK CERDAS
JAMINAN RUJUKAN PERSALINAN BAGI IBU HAMIL RISIKO TINGGI
BAB III
MENGAPA, UNTUK APA, DAN UNTUK
SIAPA PANDUAN INI DIBUAT?
LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN
A.Persiapan
1.
Membentuk Regulasi Daerah
KONSEP DASAR DAN
URGENSI PANDUAN
Kebijakan pemberian jaminan rujukan persalinan bagi ibu
hamil risiko tinggi dari keluarga miskin ini sebaiknya dipayungi oleh
Peraturan Daerah sebagai dasar hukum bagi Pemerintah Daerah
dalam memberikan perlindungan kepada ibu hamil dan keluarganya
untuk mendapatkan pelayanan selama proses persalinan berlangsung
di fasilitas kesehatan rujukan, termasuk jaminan pembebasan biaya
yang menjadi tanggungan Pemerintah Daerah.
Regulasi daerah sebagai payung hukum dalam pemberian
jaminan rujukan persalinan dapat dilakukan oleh Pemerintah Daerah
dengan membentuk Peraturan Daerah atau Peraturan Bupati/Walikota
dengan langkah-langkah dan mekanisme penyusunannya sesuai dengan
Undang-Undang nomor 12 tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan.
Dalam pembentukan peraturan tersebut, Pemerintah Daerah harus
memastikan ruang lingkup pengaturannya yang mengakomodasi tentang:
-
-
-
2.
LANGKAH-LANGKAH
PELAKSANAAN
-
Ketersediaan anggaran untuk jaminan rujukan persalinan ibu hamil
risiko tinggi dari keluarga miskin;
Langkah-langkah pelaksanaan dan mekanisme pemberian jaminan
rujukan persalinan;
Hak-hak ibu hamil dan ibu bersalin yang harus dipenuhi oleh pemberi
layanan selama dalam proses persalinan di fasilitas kesehatan rujukan;
Kewajiban administratif bagi ibu hamil dan keluarganya sebagai
pertanggungjawaban Pemerintah Daerah atas beban biaya yang
dikeluarkan dari kas daerah.
Sosialisasi Peraturan (Perda/Perbup/Perwali)
Agar setiap orang mengetahuinya, Peraturan Daerah atau Peraturan
Bupati/Walikota yang telah dibentuk selanjutnya disosialisasikan kepada
masyarakat. Bentuk-bentuk sosialisasi dapat dilakukan dengan berbagai
cara, antara lain:
-
-
-
Pertemuan dengan masyarakat sampai di tingkat desa/kelurahan
menggunakan forum pertemuan warga yang sudah ada;
Penyebaran informasi melalui puskesmas, posyandu, tempat-tempat
ibadah, dan tempat-tempat masyarakat bisa berkumpul;
Iklan layanan masyarakat di radio dan surat kabar;
PANDUAN PENERAPAN PRAKTIK CERDAS
JAMINAN RUJUKAN PERSALINAN BAGI IBU HAMIL RISIKO TINGGI
13
-
-
-
-
-
3.
Talkshow di TV dan radio;
Membuat tulisan di media cetak melalui kolom opini dan bentukbentuk media alternatif lainnya;
Pesan lewat SMS maupun medial sosial lainnya yang semakin
populer sampai di daerah pedesaan;
Menyebarkan brosur, leaflet, poster dan sebagainya; dan
Pemutaran film layar lebar yang disisipkan materi sosialisasi
Peraturan Daerah atau Peraturan Bupati/Walikota.
Membuat mekanisme pengelolaan jaminan rujukan persalinan
Tidak hanya pembentukan regulasi daerah, dalam tahap
perencanaan ini, Pemerintah Daerah perlu membuat mekanisme
pengelolaan jaminan rujukan persalinan. Mekanisme tersebut dapat
dilakukan seperti pada contoh berikut:
-
Kader Kesehatan/Bidan Desa; melakukan pendataan dan pemetaan
kondisi ibu hamil (ekonomi keluarga, akses layanan kesehatan,
lingkungan tempat tinggal dll.) untuk menentukan ibu hamil risiko
tinggi yang perlu mendapatkan rujukan pada saat persalinan.
Puskesmas: membuat rencana pembiayaan, mempersiapkan
administrasi, dan menyiapkan rujukan persalinan berdasarkan hasil
pemetaan kondisi ibu hamil risiko tinggi dari keluarga miskin.
-Dinas Kesehatan; mengalokasikan anggaran jaminan rujukan
persalinan bagi ibu hamil dengan risiko tinggi yang berasal dari keluarga
miskin dalam APBD setiap tahun anggaran. Dalam pelaksanaannya,
Dinas Kesehatan melakukan pembayaran biaya rujukan persalinan
kepada penerimanya.
B.Pelaksanaan
1.Melakukan pendataan ibu hamil
Pendataan dilakukan oleh bidan bersama kader kesehatan untuk
mendapatkan informasi kondisi ibu hamil di masing-masing wilayah
kerja Puskesmas. Pendataan dilakukan secara reguler setiap bulan.
Dalam setiap pendataan dilakukan pencatatan dan analisa atas kondisi
14
PANDUAN PENERAPAN PRAKTIK CERDAS
JAMINAN RUJUKAN PERSALINAN BAGI IBU HAMIL RISIKO TINGGI
-
-
-
-
-
MENGAPA, UNTUK APA, DAN UNTUK
SIAPA PANDUAN INI DIBUAT?
ibu hamil dalam periode tersebut untuk melihat perkembangannya pada
periode-periode selanjutnya. Informasi yang dibutuhkan dan jadi perhatian
dalam pendataan tersebut adalah sebagai berikut:
jumlah seluruh ibu hamil;
jumlah ibu hamil dengan risiko tinggi;
waktu perkiraan kelahiran masing-masing ibu hamil;
kondisi sosial ekonomi keluarga ibu hamil risiko tinggi; dan
akses terhadap fasilitas kesehatan (jauh atau dekat dari tempat
tinggal, apakah ada akses transportasi menuju ke sana).
Sejak tahap pendataan, sangat penting untuk melibatkan pasangan
ibu hamil dan anggota keluarga lainnya (seperti orang tua dan mertua
ibu hamil) agar mereka memahami proses yang dilakukan ini, serta
mendukungnya secara penuh.
Merencanakan kebutuhan pembiayaan
KONSEP DASAR DAN
URGENSI PANDUAN
2.
Dari data-data yang sudah dikumpulkan, Puskesmas membuat
rencana kebutuhan pembiayaan dalam rangka pemberian jaminan
rujukan persalinan. Langkah pertama adalah dengan menetapkan jumlah
ibu hamil yang berhak menerima biaya rujukan persalinan berdasarkan
kriteria sebagai berikut:
•
LANGKAH-LANGKAH
PELAKSANAAN
ibu dengan kehamilan risiko tinggi yang dibuktikan dengan hasil
pemeriksaan kehamilan oleh petugas kesehatan (dokter atau bidan);
•
berasal dari keluarga miskin yang dibuktikan dengan surat
keterangan tidak mampu dari pemerintah desa/kelurahan setempat;
•
tinggal di daerah terpencil atau daerah yang sulit akses transportasinya;
dan
•
tinggal di daerah yang mudah akses transportasinya tetapi tidak
mempunyai kemampuan finansial yang cukup.
Langkah kedua adalah melakukan penghitungan jumlah anggaran
yang dibutuhkan untuk pemberian jaminan biaya rujukan persalinan. Halhal yang perlu dipertimbangkan adalah:
a)Kondisi wilayah tempat tinggal calon penerima jaminan, termasuk
jarak tempuh dari tempat tinggal menuju fasilitas kesehatan dan
sarana transportasi apa saja yang tersedia. Informasi ini diperlukan
untuk menentukan standar biaya transportasi yang dibutuhkan.
Biaya transportasi ini akan berbeda antara daerah yang satu dengan
yang lain. Misalnya antara desa di daratan dengan desa di pulau.
b)
Jumlah pendamping yang dibutuhkan selama proses rujukan dan
perawatan di fasilitas kesehatan rujukan. Perlu ditentukan jumlah
maksimal pendamping yang akan dibiayai.
c)
Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk merawat ibu bersalin di fasilitas
kesehatan rujukan. Informasi ini dan informasi jumlah pendamping
diperlukan untuk menghitung biaya akomodasi dan konsumsi
yang dibutuhkan selama ibu bersalin menjalani perawatan sampai
diperbolehkan untuk kembali ke tempat tinggalnya.
PANDUAN PENERAPAN PRAKTIK CERDAS
JAMINAN RUJUKAN PERSALINAN BAGI IBU HAMIL RISIKO TINGGI
15
Hasil perencanaan kebutuhan pembiayaan jaminan rujukan
persalinan dari setiap Puskesmas kemudian dikirimkan kepada Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota yang akan menghimpun data dari semua
wilayah untuk membuat rencana anggarannya.
3.
Mempersiapkan administrasi pemberian jaminan rujukan persalinan
Setelah data-data ibu hamil risiko tinggi
dari keluarga miskin yang akan mendapatkan
jaminan rujukan persalinan dikumpulkan dan
perencanaan pembiayaan sudah dilakukan,
selanjutnya adalah proses administrasi. Proses
administrasi harus sudah dipersiapkan jauh hari
sebelum proses persalinan.
Administrasi yang dipersiapkan adalah prasyarat yang harus
dipenuhi untuk pertanggungjawaban petugas kesehatan atas keluarnya
uang dari kas daerah untuk membiayai pemberian jaminan biaya rujukan
persalinan. Administrasi tersebut sekurang-kurangnya terdiri atas:
a)
b)
c)
d)
e)
f)
4.
Foto kopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga pasien
yang dirujuk dan memperlihatkan aslinya;
Surat Keterangan Keluarga Miskin dan atau Keterangan Tidak
Mampu yang dikeluarkan oleh Kepala Desa atau Lurah dan atau
Kartu Jamkesmas;
Surat Rujukan dari Puskesmas atau RSUD;
Surat Penerimaan Rujukan dari Rumah Sakit tempat pasien rujukan
dirawat;
Mengisi dan menandatangani formulir penerima pembiayaan yang
diketahui dan ditandatangani oleh Kepala Puskesmas; dan
Daftar rincian pengeluaran disertai bukti-bukti pengeluaran sesuai
format yang disediakan oleh Dinas Kesehatan.
Mempersiapkan ibu hamil dan keluarganya
Berdasarkan hasil pendataan dan pemetaan, petugas kesehatan sudah
harus pro aktif melakukan sosialisasi dan komunikasi dengan ibu hamil risiko
tinggi tentang proses persalinannya kelak. Bidan yang sudah bermitra dengan
dukun bayi dan kader psoyandu sejak awal sudah melakukan interaksi dengan
ibu hamil untuk melakukan konseling dan pemeriksaan kehamilan, termasuk
persiapan fisik dan mental ibu. Penguatan kepada ibu hamil diperlukan
karena masih ada kemungkinan ibu hamil atau keluarganya berubah pikiran
walaupun sudah ada jaminan pembiayaan. Oleh karena itu, peran bidan,
dukun bayi dan kader posyandu menjadi penting untuk mempersiapkan ibu
hamil dan pasangannya serta keluarga mereka untuk mendukung persalinan
yang aman di fasilitas kesehatan rujukan.
Pendekatan khusus perlu dilakukan kepada suami atau pasangan
ibu hamil yang dalam banyak budaya adalah pengambil keputusan yang
16
PANDUAN PENERAPAN PRAKTIK CERDAS
JAMINAN RUJUKAN PERSALINAN BAGI IBU HAMIL RISIKO TINGGI
MENGAPA, UNTUK APA, DAN UNTUK
SIAPA PANDUAN INI DIBUAT?
menentukan dimana persalinan akan dilakukan, pada petugas kesehatan atau
dukun bayi. Bidan perlu menjelaskan tentang status kehamilan ibu dan
meyakinkan suami atau pasangan ibu hamil tersebut tentang risiko
yang dihadapi ibu dan bayi apabila persalinan tidak ditangani oleh
petugas kesehatan terlatih.
Pemberdayaan kepada ibu hamil dan keluarganya dalam
mempersiapkan persalinan juga perlu dilakukan, misalnya dengan
mempersiapkan tabungan ibu bersalin yang dapat dipergunakan untuk
membiayai berbagai keperluan ibu dan bayi sesudah persalinan yang
tidak ditanggung oleh Pemerintah Daerah.
5.
Melakukan pembayaran jaminan rujukan persalinan
6.
KONSEP DASAR DAN
URGENSI PANDUAN
Pembayaran dilakukan oleh Dinas Kesehatan setelah keluarga
pasien memenuhi berbagai persyaratan administrasi yang merupakan
kewajibannya. Peryaratan tersebut merupakan bahan pertanggungjawaban
petugas kesehatan atas keluarnya uang dari kas daerah sebagai
konsekuensi kebijakan Pemerintah Daerah untuk memberikan jaminan
rujukan persalinan.
Mendorong peran serta aktif masyarakat desa
LANGKAH-LANGKAH
PELAKSANAAN
Kemitraan dengan masyarakat merupakan salah satu kunci
keberhasilan program ini. Salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam
mendukung persalinan yang aman bagi setiap ibu hamil adalah dengan
mengaktifkan P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi). Bidan bersama dengan dukun bayi dan kader posyandu
dapat mendorong pelaksanaan P4K sebagai bagian dari Desa Siaga Aktif.
P4K di masyarakat antara lain berupa Dana Sosial Ibu Bersalin (Dasolin),
penyediaan ambulan desa (sarana transportasi apapun yang dapat
dipergunakan untuk mengantar ibu yang akan melahirkan ke fasilitas
kesehatan), kelompok kerja golongan darah (sekelompok orang dengan
golongan darah tertentu yang sewaktu-waktu bisa menyumbangkan
darahnya bila diperlukan oleh ibu yang akan melahirkan), C. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh Pemerintah Daerah untuk
mengetahui sejauh mana kebijakan pemberian jaminan rujukan persalinan
bagi ibu hamil risiko tinggi dari keluarga miskin telah dilaksanakan.
Dengan demikian akan diperoleh informasi apakah pelaksanaanya telah
berlangsung dengan baik atau masih kurang memuaskan serta masukanmasukan untuk perbaikannya.
1.Monitoring
Monitoring ini dilaksanakan dengan berbagai cara, yakni: (1) monitoring
dan pemantauan partisipatif oleh masyarakat, (2) monitoring dan
pemantauan oleh Pemerintah.
PANDUAN PENERAPAN PRAKTIK CERDAS
JAMINAN RUJUKAN PERSALINAN BAGI IBU HAMIL RISIKO TINGGI
17
•
Monitoring dan pemantauan partisipatif oleh masyarakat
Monitoring oleh masyarakat dapat dilakukan melalui individuindividu maupun kelompok masyarakat sipil yang bekerja untuk
pemberdayaan masyarakat, khususnya di desa-desa dan daerah
terpencil yang merupakan sasaran kebijakan Pemerintah Daerah
dalam pemberian jaminan rujukan persalinan.
Monitoring ini dapat dilakukan dengan melihat berbagai aspek
pelaksanaan kebijakan ini, antara lain:
-
-
-
•
apakah petugas kesehatan telah melakukan pendataan ibu
hamil risiko tinggi dengan benar (termasuk kondisi ekonomi
dan sosial ibu hamil yang menerima bantuan)?
apakah penentuan penerima jaminan rujukan persalinan telah
tepat sasaran atau tidak?
apakah penggantian biaya rujukan persalinan yang diberikan
kepada keluarga yang berhak menerimanya telah dilakukan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan apakah ada
penyimpangan dalam penyalurannya?
Monitoring oleh Pemerintah Daerah
Monitoring Pemerintah Daerah dilakukan oleh Dinas Kesehatan
dan Puskesmas dengan melakukan verifikasi atas laporan
pelaksanaan rujukan persalinan dari bidan atau dokter yang
melakukan rujukan dan dari fasilitas kesehatan yang menjadi
tempat rujukan, serta laporan dari masyarakat. Dinas Kesehatan
juga perlu membuat sebuah mekanisme pengaduan untuk
menampung keluhan dan saran seputar pelaksanaan jaminan
rujukan persalinan tersebut.
2.Evaluasi
Evaluasi adalah pemantauan untuk melihat sejauh mana efektivitas
pelaksanaan dan dampak dari program jaminan rujukan persalinan bagi
ibu hamil risiko tinggi dari keluarga miskin yang telah dilaksanakan.
Evaluasi dilakukan secara berkala sesuai kebijakan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Beberapa indikator yang dapat dipakai untuk
mengukur keberhasilan program ini antara lain:
-
Meningkatnya jumlah ibu hamil yang melakukan pemeriksaan
kehamilan pada petugas kesehatan;
-
Meningkatnya jumlah pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan;
-
Meningkatnya cakupan komplikasi persalinan yang ditangani;
-
Menurunnya jumlah kematian ibu dan bayi; dan
- Terjalinnya kemitraan dengan masyarakat dalam mendukung
program ini.
18
PANDUAN PENERAPAN PRAKTIK CERDAS
JAMINAN RUJUKAN PERSALINAN BAGI IBU HAMIL RISIKO TINGGI
MENGAPA, UNTUK APA, DAN UNTUK
SIAPA PANDUAN INI DIBUAT?
KONSEP DASAR DAN
URGENSI PANDUAN
LANGKAH-LANGKAH
PELAKSANAAN
19
PANDUAN PENERAPAN PRAKTIK CERDAS
JAMINAN RUJUKAN PERSALINAN BAGI IBU HAMIL RISIKO TINGGI
20
PANDUAN PENERAPAN PRAKTIK CERDAS
JAMINAN RUJUKAN PERSALINAN BAGI IBU HAMIL RISIKO TINGGI
MENGAPA, UNTUK APA, DAN UNTUK
SIAPA PANDUAN INI DIBUAT?
KONSEP DASAR DAN
URGENSI PANDUAN
LANGKAH-LANGKAH
PELAKSANAAN
Designed by
PT Ekselensi Kreasi Komunika
(www.ekselensi.co.id)
PANDUAN PENERAPAN PRAKTIK CERDAS
JAMINAN RUJUKAN PERSALINAN BAGI IBU HAMIL RISIKO TINGGI
21
Kesulitan ekonomi seringkali menjadi hambatan bagi ibu hamil risiko
tinggi untuk mendapatkan pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan.
Meskipun biaya pemeriksaan kehamilan dan persalinan sudah dijamin
oleh pemerintah, akan tetapi transportasi ibu hamil dan pendampingnya
menuju fasilitas kesehatan seringkali jauh lebih besar, khususnya
bagi mereka yang tinggal di daerah terpencil. Salah satu inovasi yang
dilakukan untuk menyiasatinya adalah dengan memberikan jaminan
biaya rujukan persalinan bagi ibu hamil risiko tinggi dari keluarga miskin.
Jaminan tersebut meliputi biaya transportasi rujukan dan akomodasi
bagi pendamping sang ibu. Buku panduan ini mencoba menjelaskan
langkah-langkah penerapan praktik cerdas tersebut agar dapat menjadi
pembelajaran bagi Pemerintah Daerah dan para pemangku kepentingan
kesehatan di daerah lain yang ingin mencoba menerapkannya.
Download