tingkat pengetahuan ibu hamil tentang risiko tinggi kehamilan di bps

advertisement
TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RISIKO
TINGGI KEHAMILAN DI BPS SITI MURSIDAH
SUMBER LAWANG SRAGEN
TAHUN 2013
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh :
ADHE INDAH PRATIWI
NIM : B10 001
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2013
i
ii
HALAMAN PENGESAHAN
TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RISIKO
TINGGI KEHAMILAN DI BPS SITI MURSIDAH
SUMBERLAWANG SRAGEN
TAHUN 2013
Karya Tulis Ilmiah
Disusun Oleh:
ADHE INDAH PRATIWI
NIM B10 001
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Ujian Akhir Program D III Kebidanan
Pada Tanggal : 22 Juli 2013
PENGUJI I
PENGUJI II
(HUTARI PUJI ASTUTI, S.SiT.,M.Kes) (DHENY ROHMATIKA, S.SiT)
NIK.200580012
NIK. 200582015
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Mengetahui,
Ka. Prodi DIII Kebidanan
(DHENY ROHMATIKA, S.SiT)
NIK. 200582015
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
x
xi
xii
xiii
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bagi kebanyakan wanita, proses kehamilan dan persalinan adalah proses
yang dilalui dengan kegembiraan dan suka cita, tetapi 5 – 10 % dari kehamilan
termasuk kehamilan dengan resiko tinggi. Wanita dengan kehamilan resiko
tinggi harus mempersiapkan diri dengan lebih memperhatikan perawatan
kesehatannya
dalam
menghadapi
kehamilan
dengan
resiko
tinggi
(Suririnah, 2007).
Menurut Survey Demografi Kesehatan Nasional ( SDKI) Angka Kematian
Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan
perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah
ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium yaitu tujuan ke 5 yaitu
meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai tahun 2015
adalah mengurangi sampai ¾ risiko jumlah kematian ibu. Dari hasil survey
yang dilakukan AKI telah menunjukkan penurunan dari waktu ke waktu,
namun demikian upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan
millenium masih membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus
menerus. Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2010 AKI Indonesia sebesar 233 per 100.000 kelahiran hidup (Djuwita, 2011).
Menurut (Depkes RI, 2010), penyebab langsung kematian ibu di Indonesia
1
2
dikenal dengan trias klasik antara lain di sebabkan oleh perdarahan (28%),
eklamsia (24%), infeksi (11%).
Angka kematian ibu Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 berdasarkan
laporan dari kabupaten/kota sebesar 116,01/100.000 kelahiran hidup,
mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan AKI pada tahun 2010
sebesar 104,97/100.000 kelahiran hidup. Kejadian kematian maternal paling
banyak adalah pada waktu nifas sebesar 48,65%, kemudian pada waktu hamil
sebesar 25,75% dan pada waktu persalinan sebesar 25,60%. Sementara
berdasarkan kelompok umur, kejadian kematian maternal terbanyak adalah
pada usia produktif (20-34 tahun) sebesar 65,12%, kemudian pada kelompok
umur >35 tahun sebesar
28,89%
dan pada kelompok umur <20 tahun
sebanyak 5,99% (Dinkes Provinsi Jawa Tengah, 2012).
Pada Kabupaten Sragen angka AKI tahun 2011 sebesar 42 per 280
kelahiran hidup, sebagian besar disebabkan oleh perdarahan 33%, eklamsi
55%, spesis 10% dan penyakit lain 2%, sehingga harus ditingkatkan
pendektesian awal kepada para ibu hamil (Dinkes Kabupaten Sragen, 2011).
Angka Kematian Ibu (AKI) mencerminkan risiko yang dihadapi ibu-ibu
selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi ibu,
keadaan sosial ekonomi, keadaan kesehatan yang kurang baik menjelang
kehamilan, kejadian berbagai komplikasi pada kehamilan dan kelahiran,
tersedianya dan penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan ternasuk pelayanan
prenatal dan obstetri. Tingginya angka kematian ibu menunjukkan keadaan
sosial ekonomi yang rendah dan fasilitas pelayanan kesehatan termasuk
3
pelayanan prenatal dan obstetri yang rendah pula. Kematian ibu biasanya
terjadi karena tidak mempunyai akses kepelayanan kesehatan ibu yang
berkualitas, terutama pelayanan kegawatdaruratan tepat waktu
yang
dilatarbelakangi oleh terlambat mengenal tanda bahaya dan mengambil
keputusan,
terlambat
mencapai
fasilitas
kesehatan,
serta
terlambat
mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan. Selain itu penyebab kematian
maternal juga tidak terlepas dari kondisi ibu itu sendiri dan merupakan salah
satu dari kriteria 4 “terlalu”, yaitu terlalu tua pada saat melahirkan
(>35 tahun), terlalu muda pada saat melahirkan (<20 tahun), terlalu banyak
anak (>4 anak), terlalu rapat jarak kelahiran/paritas (<2 tahun)
(Dinkes Provinsi Jawa Tengah, 2011).
Perlu diperhatikan bahwa ibu hamil risiko tinggi dapat menyebabkan
kejadian bayi lahir belum cukup bulan, berat bayi lahir rendah, keguguran,
persalinan tidak lancar, perdarahan sebelum dan sesudah persalinan, janin mati
dalam kandungan, ibu hamil atau bersalin meninggal dunia, keracunan
kehamilan atau kejang-kejang. Wanita dengan kehamilan risiko tinggi harus
mempersiapkan diri dengan lebih memperhatikan perawatan kesehatannya
dalam menghadapi kehamilan dengan risiko tinggi (Suririnah, 2007).
Kematian ibu tersebut erat kaitannya dengan karakteristik ibu yang
meliputi umur, pendidikan, paritas dan perilaku yang berpengaruh terhadap
kondisi kesehatan ibu selama hamil yang dapat mempengaruhi proses
persalinan normal atau patologis. Risiko terjadi komplikasi pada persalinan
terjadi 12% pada usia kurang dari 20 tahun dan 26% pada usia 40 tahun
4
(Ningrum, 2005). Oleh sebab itu, tingkat pengetahuan ibu hamil tentang risiko
tinggi kehamilan perlu diketahui mengingat pentingnya hal tersebut antara lain
untuk mencegah atau mengurangi hal-hal yang tidak diinginkan
(Umi Ari, 2002).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan oktober 2012
di BPS Siti Mursidah Sumberlawang Sragen didapatkan data ibu hamil yang
melakukaan kunjungan pada tahun 2011 dari bulan Januari sampai Desember
sebanyak 377 orang dengan rata-rata tiap bulan sebanyak 31 orang. Data
terakhir tahun 2012 pada bulan Januari sampai Oktober sebanyak 316 orang
dengan rata-rata tiap bulan 31 orang dan jumlah ibu hamil yang berisiko tinggi
sebanyak 34 orang diantaranya disebabkan oleh usia ibu hamil kurang dari 20
tahun sebanyak 13 orang, preeklamsia sebanyak 4 orang, jarak kehamilan
kurang dari 2 tahun sebanyak 6 orang, usia ibu hamil lebih dari 35 tahun
sebanyak 9 orang dan ibu hamil yang sudah pernah melahirakn lebih dari 5
kali sebanyak 2 orang. Dari studi pendahuluan ini penulis berhasil melakukan
wawancara kepada 8 orang ibu hamil untuk mengetahui tingkat pengetahuan
ibu hamil tentang risiko tinggi kehamilan dengan hasil 3 orang (37,5%) ibu
hamil sudah cukup memahami risiko tinggi kehamilan, dan 5 orang (62,5%)
ibu hamil kurang memahami risiko tinggi kehamilan.
Berdasarkan latar belakang diatas, didapatkan bahwa pengetahuan ibu
hamil tentang risiko tinggi kehamilan masih rendah, meskipun pengetahuan
tentang risiko tinggi kehamilan sangat penting masih ada ibu hamil yang
belum mengetahui tentang risiko tinggi kehamilan. Hal ini menarik peneliti
5
untuk melakukan penelitian mengenai ”Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil
tentang Risiko Tinggi Kehamilan di BPS Siti Mursidah Sumberlawang
Sragen”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka perumusan
masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: ”Bagaimana Tingkat
Pengetahuan Ibu Hamil tentang Risiko Tinggi Kehamilan di BPS Siti
Mursidah Sumberlawang Sragen ?.”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang risiko tinggi kehamilan
di BPS Siti Mursidah Sumberlawang Sragen.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang risiko tinggi
kehamilan di BPS Siti Mursidah Sumberlawang Sragen pada tingkat
baik.
b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang risiko tinggi
kehamilan di BPS Siti Mursidah Sumberlawang Sragen pada tingkat
cukup.
6
c. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang risiko tinggi
kehamilan di BPS Siti Mursidah Sumberlawang Sragen pada tingkat
kurang.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk informasi dalam pengembangan
ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan kehamilan risiko
tinggi.
2. Bagi diri sendiri
Menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman peneliti tentang
tingkat pengetahuan ibu hamil khususnya pada risiko tinggi kehamilan,
serta memberikan kesempatan pada peneliti unuk menerapkan ilmu
pengetahuan yang diperoleh dari institusi pendidikan.
3. Bagi instansi
a. Bagi BPS Siti Mursidah
Memberikan informasi mengenai tingkat pengetahuan ibu hamil
tentang risiko tinggi kehamilan, sehingga dapat memberikan
pengetahuan dan pemahaman serta masukan bagi BPS Siti Mursidah
dalam membuat kebijakan tentang praktik khususnya pada risiko tinggi
kehamilan.
7
b. Bagi Pendidikan
Sebagai vahan referensi bagi peneliti lain untuk mengadakan penelitian
lebih lanjut dan memberikan masukan secara konseptual sesuai hasil
penelitian tentang tingkat pengetahuan ibu hamil tentang risikko tinggi
kehamilan.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari peneliti-peneliti
sebelumnya.
Sebagai
acuan
maka
peneliti
menggunakan
penelitian
sebelumnya yaitu:
Tri Wulandari (2012), dengan judul ”Pengetahuan Ibu Hamil tentang
Kehamilan Risiko Tinggi di PKD Ngudi Waras Jabung Sragen”.Penelitian
menggunakan desain diskriptif kuantitatif, yang dilakukan pada bulan Mei
sampai Juni 2012 dengan jumlah sampel 30 orang. Teknik pengambilan
sampel menggunakan accidental sampling, dengna alat pengumpul data
yang digunakan adalah kuesioner. Analisis data menggunakan teknik
univariat.
Hasil
penelitian
dilihat
dari
karakteristik
ibu
hamil
menunjukkan responden paling banyak terdapat pada usia reproduksi yaitu
umur 20-35 tahun (76,7 %), dengan latar belakang pendidikan SMA
66,7 %, sedangkan dilihat dari pekerjaan sebagai petani atau buruh
sebanyak 50 %, dilihat dari cara mendapatkan informasi 76,7 % dari
tenaga kesehatan atau posyandu, dan tingkat pengetahuan tentang
kehamilan resiko tinggi cukup baik yaitu 76,7 %.
8
Perbedaan antara keaslian dengan penelitian adalah waktu, lokasi
penelitian, sampel dan hasil penelitian. Sedangkan persamaannya adalah
dari metode penelitian dan cara penggumpulan datanya.
F. Sistematika Penelitian
Untuk mengetahui secara menyeluruh dari penulisan Karya Tulis Ilmiah
ini dibuat sitematika penulisan meliputi 5 BAB yaitu:
BAB I
PENDAHULUAN
Berisi pendahuluan yang menguraikan latar belakang,
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
keaslian penelitian, dan sistematika penulisan Karya Tulis
Ilmiah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang landasan teori dari masalah yang akan
di teliti meliputi teori medis seperti pengetahuan dan
kehamilan
risiko
tinggi
yang
diuraikan
berdasarkan
pengertian risiko tinggi kehamilan, faktor risiko tinggi
kehamilan, dampak kehamilan risiko tinggi, kerangka teori
dan kerangka konsep.
BAB III
METODOLOGI
Bab ini berisi tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi
dan
waktu
pengambilan
penelitian,
populasi,
sample,
instrument
sampel
dan
penelitian,
teknik
teknik
9
pengumpulan data, variable penelitian, definisi operasional,
metode pengolahan dan analisis data, etika penelitian.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini berisikan tentang gambaran umum, hasil
penelitian yang meliputi gambaran umum tempat penelitian,
hasil penelitian, pembahasan dan keterbatasan.
BAB V
PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran bagi
institusi pendidikan, tenaga kesehatan, ibu hamil atau
masyarakat, peneliti selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan (Knowledge)
a. Pengertian pengetahuan
Pengetahuan ( knowledge ) adalah hasil tahu dari manusia, yang
sekadar menjawab pertanyaan “what”, misalnya apa air, apa manusia,
apa alam dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010).
Pengetahuan merupakan penginderaan manusia, atau hasil tahu
seseorangterhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata,
hidung, telinga, dan lain sebagainya) (Taufik, 2007).
b. Tingkat pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan yang cukup dalam domain
kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu:
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkatan ini adalah
mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifk dari seluruh bahan
yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
10
11
2) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara
benar
tentang
objek
yang
diketahui,
dan
dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
3) Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
4) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam
struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5) Sintesis (Syntesis)
Sintesis menunjuk pada sesuatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru.Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi-formulasi yang ada.
6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini dikaitkan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.Penilaianpenilaian ini didasarkan pada suatu criteria yang ditentukan sendiri
atau menggunakan kriteria-kriteria yang ada.
12
c. Cara memperoleh pengetahuan
Menurut Notoadmojo (2010), Ada beberapa cara untuk memperoleh
pengetahuan, yaitu:
1) Cara Coba-Salah (Trial and Error)
Cara coba-salah ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan
dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak
berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan
kedua ini gagal pula, maka dicoba dengan kemungkinan ketiga, dan
apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan
seterusnya, sampai masalah tersebut dapat dipecahkan. Itulah
sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba) and error (gagal
atau salah) atau metode coba salah coba-coba.
2) Secara kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidakdisengaja
oleh orang yang bersangkutan.
3) Cara Kekuasaan atau Otoritas
Pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan,
baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun
ahli-ahli ilmu pengetahuan. Prinsip ini adalah, orang lain menerima
pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas,
tanpa terlebih dulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik
berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri.
13
Hal ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut
menganggap bahwa yang dikemukannya ádalah benar.
4) Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu
merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan.
5) Cara akal sehat
Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan
teori atau kebenaran. Ilmu pendidikan ini contohnya dikembangkan
oleh orang tua zaman dahulu untuk mendidik anaknya agar disiplin
yaitu menggunakan cara hukuman fisikbila anaknya berbuat salah
yaitu dengan cara menjewer.
6) Kebenaran melalui wahyu
Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan
dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan
diyakini oleh pengikut-pengikut agama yang bersangkutan.
7) Kebenaran secara intuitif
Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali
melalui proses diluar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran
atau berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif sukar
dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan cara-cara yang
rasional dan yang sistematis.
14
8) Melalui Jalan Pikiran
Manusia mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh
pengetahuan
dandalam
memperoleh
kebenaran
pengetahuan
tersebut, manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui
induksi maupun deduksi.
9) Induksi
Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari
pernyatan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat umum. Hal
ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan kesimpulan tersebut
berdasarkan pengalaman empiris yang ditangkap oleh indra. Bahwa
induksi beranjak dari hal konkret ke hal abstrak.
10) Deduksi
Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyatan umum ke
khusus. Silogisme yaitu suatu bentuk deduksi yang memungkinkan
seseorang untuk dapat mencapai kesimpulan yang lebih baik.
d. Faktor –Faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan antara lain:
1) Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi
respon terhadap sesuatu yang datang dari luar.
15
2) Paparan Media Masa
Melalui berbagai media baik cetak maupun elektronik, sehingga
sebagai informasi dapat diterima oleh masyarakat, maka
seseorang yang lebih sering menggunakan media masa akan
memperoleh
informasi
yang
lebih
banyak
dan
dapat
mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang.
3) Ekonomi
Dalam memenuhi kebutuhan primer maupun sekunder keluarga
dengan status ekonomi yang baik akan lebih mudah tercukupi
dibandingkan dengan keluarga status ekonomi rendah, hal ini
dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang tentang berbagai
hal.
4) Budaya
Tingkah laku manusia atau kelompok manusia memenuhi
kebutuhan yang meliputi sikap-sikap kepercayaan.
5) Pengalaman
Pengalaman seseorang individu tentang berbagai hal, biasanya
diperoleh
dari
lingkungan
kehidupan
dalam
proses
perkembangan, misalnya sering mengikuti organisasi.
6) Umur
Umur merupakan variable yang selalu diperhatikan dalam
penelitian-penelitian epidemiologi yang merupakan salah satu hal
yang mempengaruhi pengetahuan. Umur adalah lamanya waktu
16
hidup seseorang dalam tahun yang dihitung sejak dilahirkan
sampai berulang tahun yang terakhir.
e. Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari
subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin
kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan
pengetahuan (Notoatmodjo, 2010).
Menurut
Riwidikdo
(2010),
pengetahuan
seseorang
dapat
diketahui dan diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kuantitatif,
yaitu :
1) Baik : bila nilai responden yang diperoleh (x) >mean + 1 SD
2) Cukup : bila nilai mean – 1 SD < x <mean + 1 SD
3) Kurang : bila nilai responden yang diperoleh (x) <mean – 1 SD
2. Kehamilan
a.Definisi
Menurut Federasi Obstetri Ginokologi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum yang dilanjutkan denagn nidasi atau implantasi (Sarwono,
2008).
Kehamilan adalah merupakan suatu proses merantai yang
berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi pelepasan sel telur,
migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot,
17
nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh
kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2010).
b. Pembagian kehamilan
Kehamilan dibagi menjadi 3 triwulan, yaitu triwulan pertama (0
sampai 12 minggu), triwulan kedua (13-28 minggu) dan triwulan
ketiga (29-42 minggu) (Manuaba, 2010).
c. Tanda – tanda kehamilan
Menurut Manuaba (2010), untuk dapat menegakan kehamilan
di tetapkan dengan melakukan penilaian terhadap beberapa tanda dan
gejala kehamilan, yaitu sebagai berikut :
1) Tanda Dugaan Kehamilan
a) Amenorea (terlambat datang bulan)
Konsepsi dan nidasi yang menyebabkan tidak terjadi
pembentukan
folikel
de
graff
dan
ovulasi..Dengan
mengetahui hari pertama haid terakhir (HPHT) dengan
perhitungan rumus Neagle dapat ditentukan hari perkiraan
lahir (HPL) yaitu dengan menambah tujuh pada hari,
mengurangi tiga pada bulan, dan menambah satu pada
tahunnya.
b) Mual (Nause) dan muntah (Emesis)
Pengaruh estrogen dan progesteron yang menyebabkan
pengeluaran asam lambung yang berlebihan.Mual dan
muntah pada pagi hari disebut morning sickness.Dalam
18
batas yang fisiologis keadaan ini dapat diatasi.Akibat mual
dan muntah nafsu makan berkurang.
c) Ngidam
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu,
keinginan yang demikian disebut ngidam.
d) Sinkope atau pingsan
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral)
menyebabkan
iskemia
susunan
saraf
pusat
dan
menimbulkan sikope atau pingsan. Keadaan ini menghilang
setelah usia kehamilan 16 minggu.
e) Payudara Tegang
Pengaruh
hormon
estrogen
dan
progesteron
dan
somatomamotrofin menimbulkan deposif lemak, air dan
garam
pada
payudara.Payudara
membesar
dan
tegang.Ujung saraf tertekan menyebabkan rasa sakit
terutama pada hamil pertama.
f) Sering Miksi (sering BAK)
Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih
sempat terasa penuh dan sering buang air kecil.Pada
triwulan kedua, gejala ini sudah menghilang.
19
g) Konstipasi atau Obstipasi
Pengaruh
hormon
progesteron
dapat
menghambat
peristaltik usus, menyebabkan kesulitan untuk buang air
besar.
h) Pigmentasi kulit
Terdapat
pigmentasi
kulit
disekitar
pipi
(cloasma
gravidarim). Pada dinding perut terdapat strie albican, strie
livide dan linea nigra danalba semakin menghitam. Pada
sekitar payudara terdapat hiperpigmentasi pada bagian
areola mammae, puting susu makin menonjol.
i) Epulis
Hipertrofi gusi yang disebut epulis, dapat terjadi saat
kehamilan.
j) Varices
Karena pengaruh dari hormon estrogen dan progesteron
terjadi penampakan pembuluh darah vena, terutama bagi
mereka yang mempunyai bakat.Penampakan pembuluh
darah terjadi pada sekitar genetalia eksterna, kaki, betis dan
payudara. Penampakan pembuluh darah ini bisa hilang
setelah persalinan.
2) Tanda Tidak Pasti Kehamilan
a) Rahim membesar, sesuai dengan tuanya hamil
b) Pada pemeriksaan dalam dapat dijumpai
20
(1) Tanda hegar yaitu perubahan pada isthmus uteri
(rahim) menjadi lebih panjang dan lunak sehingga
seolah–olah kedua jari dapat saling bersentuhan.
(2) Tanda chadwicks yaitu vagina dan vulva mengalami
peningkatan pembuluh darah sehingga makin tampak
dan kebiru-biruan karena pengaruh estrogen.
(3) Tanda
piscaseck
yaitu
adanya
perlunakan
dan
pembesaran pada unilateral pada tempat implantasi
(rahim).
(4) Kontraksi Braxton Hicks yaitu adanya kontraksi pada
rahim yang disebabkan karena adanya rangsangan pada
uterus
c) Pemeriksaan test biologis kehamilan positif.
3) Tanda pasti kehamilan
a) Gerakan janin dalam rahim
b) Terlihat dan teraba gerakan dan teraba bagian – bagian
janin
c) Denyut Jantung Janin
Didengar dengan stestokop laenec, alat kardiotokografi,
alat doppler. Dilihat dengan ultrasonografi.Pemeriksaan
dengan alat canggih, yaitu rontgen untuk melihat kerangka
janin, ultrasonografi.
21
d. Penyulit yang menyertai Kehamilan
Menurut (Manuaba, 2012), sebagai berikut:
1) Keluhan ringan hamil muda
Keluhan ringan hamil muda yang akan dibahas dalam bab ini
adalah emesis gravidarum, kram pada kaki, varises hiperemesis
gravidarum, dan hipersalivasi (ptialismus).
2) Kehamilan remaja
Masyarakat menghadapi kenyataan bahwa kehamilan pada
remaja makin meningkat dan menjadi masalah. Terdapat dua
faktor yang mendasari perilaku seks pada remaja. Pertama,
harapan untuk kawin dalam usia yang relatif muda (20 tahun)
dan kedua, makin derasnya arus informasi yang dapat
menimbulkan rangsangan seksual remaja terutama remaja di
daerah perkotaan yang mendorong remaja untuk melakukan
hubungan seksual pranikah yang akhirnya memberikan dampak
berupa penyakit hubungan seks dan kehamilan di luar
perkawinan pada remaja.
3) Anemia pada kehamilan
Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat
besi, dan merupakan jenis anemia yang pengobatannya relatif
mudah, bahkan murah.
22
4) Kehamilan dengan risiko tinggi
Keadaan yang dapat mempengaruhi optimalisasi ibu maupun
janin pada kehamilan yang dihadapi.
5) Perdarahan antepartun
Perdarahan antepartum adalah perdarahan pervaginam pada
kehamilan diatas usia 28 minggu atau lebih.
6) Pre-eklamsia dan eklamsia
Pere-eklamasia merupakan gambaran klinis mulai dengan
kenaikan berat badan diikuti edema kaki atau tangan,
peningkatan tekanan darah, dan terakhir terjadi proteinuria.
7) Kehamilan Kembar
Kehamilan kembar adalah kehamialn dengan dua janin atau
lebih. Kehamilan kembar dapat memberikan risiko yang lebih
tinggi terhadap bayi dan ibu.
8) Ketuban pecah dini
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat
tanda persalianan, dan setelah ditunggu satu jam belum
dimulainya tanda persalinan.
3. Kehamilan Risiko Tinggi
a. Definisi
Risiko adalah suatu ukuran statistik epidemiologik dari
kemungkinan terjadinya suatu keadaan gawat-darurat-obstetrik yang
tidak diinginkan pada masa mendatang yaitu prakiraan/prediksi akan
23
terjadinya
komplikasi
dalam
persalinan
dengan
dampak
kematian/kesakitan pada ibu/bayi (Sarwono, 2008).
Kehamilan
resiko
tinggi
adalah
keadaan
yang
dapat
mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang
dihadapi
(Manuaba, 2012).
b. Klasifikasi kehamilan risiko tinggi
Menurut (Nurcahyo, 2007), kehamilan bersiko adalah setiap
faktor yang berhubungan dengan meningkatnya kesakitan dan
kematian maternal.
Kehamilan berisiko dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
1) Kehamilan beresiko rendah sama dengan keadaan normal.
2) Kehamilan beresiko sedang pada ibu hamil yang tidak langsung
dapat menimbulkan kematian ibu antara lain :
a) TB < 145
b) Pendidikan ibu, pengetahuan keluarga rendah
c) Tingkat sosial ekonomi rendah
d) Hb rendah < 8 gr %
e) Hypertensi (tekanan darah 130/90 mmhg)
f) Jarak antara kehamilan / kelahiran < 2 tahun
g) Partus lebih dari 5 kali
h) Primigravida pada usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35
tahun.
24
3) Kehamilan beresiko tinggi dapat menyebabkan :
a) Keguguran
b) Kematian ibu dan janin
c) Persalinan prematur
d) Kelahiran dengan berat badan rendah
e) Penyakit janin atau bayi neonatus
c. Faktor Kehamilan dengan Risiko Tinggi
Menurut (Hutabara,2012), yang dimaksud kehamilan resiko
tinggi adalah kehamilan dengan faktor resiko sebagai berikut :
1) Komplikasi obstetri
a) Usia kurang dari 19 tahun atau lebih dari 35 tahun.
b) Paritas, primigravida tua primer atau sekunder dan grande
multipara.
c) Riwayat persalinan, abortus lebih dari 2 kali, partus
premature 2 kali atau lebih, riwayat kematian janin dalam
rahim, perdarahan pasca persalinan dengan tindakan operasi.
2) Komplikasi medis
Kehamilan yang disertai anemia, hipertensi, penyakit
jantung, hamil dengan diabetes melitus, hamil dengan obesitas,
hamil dengan penyakit hati,hamil disertai penyakit paru, hamil
disertai penyakit lainnya.
25
d. Komplikasi Kehamilan Risiko Tinggi
Tidak setiap ibu hamil akan memiliki komplikasi kehamilan
yang berisiko tinggi tetapi mengetahui komplikasi atua risiko selama
hamil dapat membantu menangani dan mencegah komplikasi itu
terjadi.
Menurut (Nugroho, 2010), ada beberapa komplikasi kehamilan
berisiko tinggi, diantaranya :
1) Anemia
2) Interuterine Growth Restriction (IUGR)
3) Prematur
4) Gestational Diabetes
5) Tekanan darah tinggi
6) Placenta Previa
7) Penyakit Rhesus (Rh)
8) Kehamilan Post-Term
9) Kehamilan ganda
10) Kehamilan ektopik
11) Keguguran
12) Perdarahan pasca melahirkan
e. Bahaya Kehamilan Risiko Tinggi
Menurut (Nurcahyo, 2007), bahaya yang dapat ditimbulkan akibat
ibu hamil dengan risiko tinggi adalah :
26
1) Bayi lahir belum cukup bulan
2) Bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR)
3) Keguguran (abortus)
4) Persalinan tidak lancar/macet
5) Perdarahan sebelum dan sesudah persalinan
6) Janin mati dalam kandungan
7) Bumil / bersalin meninggal dunia
8) Keracunan kehamilan / kejang-kejang
g. Penatalaksanaan Kehamilan Risiko Tinggi
Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah dengan pemeriksaan dan
pengawasan kehamilan yaitu deteksi dini ibu hamil risiko tinggi atau
komplikasi kebidanan yang lebih difokuskan pada keadaan yang
menyebabkan kematian ibu dan bayi. Pengawasan antenatal
menyertai kehamilan secara dini, sehingga dapat di perhitungkan dan
dipersiapkan langkah-langkah dan persiapan persalinan. Diketahui
bahwa janin dalam rahim dan ibunya merupakan salah satu yang
saling mengerti. Pengawasan antenatal sebaiknya dilakukan secara
teratur selama hamil, oleh WHO dianjurkan pemeriksaan antenatal
minimal 4 kali dengan 1 kali pada trimester 1, 1 kali pada trimester II
dan 2 kali pada tirmester III (rumus 1-1, 2-1, 3-2) (Manuaba, 2010).
Melakukan pengawasan antenatal bertujuan untuk dapat
menegakkan secara dini dan dapat menjawab pertanyaan:
27
1) Apakah kehamilan berjalan dengan baik.
2) Apakah terjadi kelainan bawaan pada janin.
3) Bagaimana fungsi plasenta untuk tumbuh kembang janin.
4) Apakah terjadi penyulit pada kehamilan.
5) Apakah terdapat penyakit ibu yang membahayakan janin
6) Bila diperlukan terminasi kehamilan (apakah terminasi dilakukan
untuk menyelamatkan ibu, apakah janin dapat hidup diluar
kandungan, bagaimana teknikk terminasi kehamilan sehingga
tidak menambah penyulit ibu atau janin).
7) Bagaimana kesanggupan memberikan pertolongan persalinan
dengan memperhitungakan tempat pertolongan itu dilakukan,
persiapan alat yang dilakukan untuk tindakan, kemampuan diri
sendiri untuk melakukan tindakan.
8) Menetapkan sikap yang akan diambil menghadapi kehamilan
dengan kehamilan dengan risiko rendah dapat ditolong setempat,
kehamilan dengan risiko meragukan perlu pengawasan yang
intensif, kehamilan dengan risiko tinggi perlu dilakukan rujukan.
Keuntungan pengawasan antenatal adalah diketahuinya
secaara dini kehamilan risiko tinggi ibu dan janin, sehingga dapat
melakukan pengawasan yang lebih intensif, memberikan
pengobatan sehingga risikonya dapat dikendalaikan, melakuka
rujukan untuk mendapatkan tindakan yang adekuat, segera
dilakukan terminasi kehamilan (Manuaba, 2012).
28
B. Kerangka Teori
Kehamilan Risiko
Tingkat Pengetahuan
1. Tahu (Know)
2. Memahami
(Comprehention)
3. Aplikasi
(Application)
4. Analisis (Analysis)
5. Sintesis
(Synthesis)
6. Evaluasi
Tinggi
1. Definisi
2. Klasifikasi
kehamilan risiko
tinggi
3. Faktor
Kehamilan
dengan Risiko
Tinggi
Kehamilan
Pengetahuan
4. Komplikasi
Kehamilan
Risiko Tinggi
Faktor yang mempengaruhi
1.
Pendidikan
2.
Informasi
3.
Budaya
4.
Pengalaman
5.
Sosial Ekonomi
5. Bahaya
Kehamilan
Risiko Tinggi
6. Penatalaksanaan
Kehamilan
Risiko Tinggi
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber: Modifikasi (Notoatmodjo, 2010),(Nurcahyo, 2007), (Hutabara, 2012),
(Dinkes,2010) dan (Manuaba,2012).
29
C.
Kerangka Konsep Penelitian
Baik
Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil
tentang Risiko Tinggi
Kehamilan
Cukup
Kurang
Faktor Yang Mempengaruhi :
1. Pendidikan
2. Informasi
3. Budaya
4. Pengalaman
5. Sosial Ekonomi
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak Diteliti
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Ditinjau dari segi tujuan penelitian yang hendak dicapai, penelitian ini
menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang dilakukan
dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi suatu keadaan
secara objektif. Metode ini digunakan untuk memecahkan atau menjawab
permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang
(Notoatmodjo, 2010). Kuantitatif adalah data yang berbentuk angka (Arikunto,
2010).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi merupakan tempat atau lokasi pengambilan penelitian (Notoatmodjo,
2010). Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah BPS Siti Mursidah
Sumberlawang Sragen.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah rentang waktu yang digunakan untuk pelaksanaan
penelitian (Notoadmodjo, 2010). Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 31
Maret sampai tanggal 30 April 2013.
30
31
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti
(Notoatmodjo, 2010). Sedangkan menurut Arikunto (2010), populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang
berkunjung ke BPS Siti Mursidah Sumberlawang Sragen pada tanggal 31 Maret
sampai tanggal 30 April 2013 berjumlah 31 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti
(Arikunto, 2010). Jika populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua, tetapi
jika populasi lebih 100 dapat diambil 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih
(Arikunto, 2006).
Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang berkunjung ke BPS Siti
Mursidah Sumberlawang Sragen yang berjumlah 31 orang.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini secara Total sampling yaitu
mengambil sampel secara kesesluruhan (Wasis, 2008). Responden yang akan
diambil yaitu semua Ibu hamil di BPS Siti Mursidah Sumberlawang Sragen.
32
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data adalah kuesioner.
Kuesioner yaitu daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, matang,
dimana responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tandatanda tertentu (Notoatmodjo, 2010).
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup dimana
sudah terdapat jawabannya, sehingga responden tinggal memilih jawaban yang
tersedia. Jawaban yang tersedia dalam kuesioner ini ada 2 pilihan jawaban
yaitu“benar”dan“salah”.
Kuesioner pada penelitian ini terdapat 2 pernyataan yaitu pernyataan positif
(favorabel) dan negatif (unfavorabe). Untuk penyataan positif jika menjawab
“benar” mendapat nilai 1 dan menjawab “salah” mendapat nilai 0. Untuk
pernyataan negatif jika menjawab “benar” mendapat nilai 0 dan jika menjawab
“salah” mendapat nilai 1. Pengisian kuesioner tersebut dengan memberi tanda
centang (ü) pada jawaban yang dianggap benar. Sebelum membuat kuesioner,
peneliti terlebih dahulu membuat kisi-kisi kuesioner, yaitu sebagai berikut :
33
Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner
Variabel
Tingkat
Pengetahuan
Ibu
Hamil
tentang Risiko
Tinggi
Kehamilan
Sub Variabel
1. Definisi
2. Klasifikasi
Kehamilan
Risiko Tinggi
3. Faktor
Kehamilan
dengan
Risiko
Tinggi
4. Komplikasi
Kehamilan
Risiko Tinggi
5. Bahaya
Kehamilan
Risiko Tinggi
6. Penatalaksanaan
No.Item
Favorabel
1, 5
12, 16, 11
No.Item
Unfavorabel
7, 20
Jumlah
Soal
2
5
6, 10, 22
2, 24
5
3, 8, 9,4
13,15
6
19, 21, 27
17, 26
5
14,18
4
27
23, 25
Jumlah
Untuk mengetahui apakah kuesioner penelitian ini berkualitas, terlebih dahulu
dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap karakteristik sejenis di luar lokasi
penelitian yaitu BPS Sunarsih Sumberlawang Sragen dengan jumlah ibu hamil 30
orang.
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau
kesalihan suatu instrumen (Arikunto, 2010). Validitas adalah ukuran yang
menunjukkan sejauh mana instrument pengukur mampu mengukur apa yang ingin
diukur (Riwidikdo, 2010).
Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus Korelasi Pearson Product
Moment. Instrumen dikatakan valid jika nilai rhitung>rtabel.
Menurut Riwidikdo (2010), rumus product moment adalah :
34
rxy =
N XY ( X )( Y )
{N X 2
( X ) 2 {N Y 2
( Y )2}
Keterangan:
N
: Jumlah responden
rxy
: Koefisien korelasi product moment
X
: Skor pertanyaan
Y
: Skor total
xy
: Skor pertanyaan dikalikan skor total
Uji validitas dikatakan valid apabila besarnya
hitung lebih besar dari
tabel
atau secara lebih mudah bila nilai p-value < dari 0,05 (Riwidikdo, 2010).
Uji validitas telah dilaksanakan di BPS Sunasih Kecamatan Sumberlawang
Kabupaten Sragen pada bulan Desember 2012. Untuk menarik kesimpulan
mengenai validitas suatu item, statistik r hitung dibandingkan dengan r tabel untuk
30 ibu hamil dan signifiksi 5% yaitu 0,361, sedangkan untuk signifikasi 1% yaitu
sebesar 0,463. Kriteria pengambilan keputusan yang dipergunakan adalah jika
nilai r hitung lebih besar dari r tabel maka item tersebut valid. Setelah 30 soal
dilakukan uji validitas didapatkan hasil 27 soal valid dan 3 soal tidak valid yaitu
pada soal nomer 5, 14 dan 21. Kemudian 3 soal yang tidak valid tersebut tidak
digunakan.
2.
Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Riwidikdo, 2009). Untuk
mengetahui bahwa kuesioner tersebut cukup dapat dipercaya sebagai alat
35
pengumpul data, maka dilakukan uji reliabilitas menggunakan model Alpha
Cronbach dengan rumus :
ri
k
k 1
1
si2
st2
Keterangan:
ri
: Koefisien reliabilitas yang dicari
k
: Jumlah butir pertanyaan
s i2
: Variable butir-butir pertanyaan
s t2
: Variabel skor total test
Kuesioner dinyatakan reliable bila nilai alpha cronbach’s > rkriteria (0,7)
(Riwidikdo, 2009). Setelah 30 soal dilakukan uji reliabilitas terhadap 30 ibu
hamil di BPS Sunarsih Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen dapat
diperoleh hasil reliabel karena besar Alpha Cronbrach 0.925 > 0,7.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan menurut Riwidikdo (2009), merupakan kegiatan penelitian
untuk mengumpulkan data. Data yang diperoleh terdiri dari :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung diambil dari obyek atau
subyek penelitian oleh peneliti (Riwidikdo, 2009). Dalam penelitian ini yang
termasuk data primer adalah jawaban atas pertanyaan yang disediakan melalui
pengisian kuesioner oleh responden tentang tingkat pengetahuan ibu hamil tentang
risiko tinggi kehamilan.
36
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang didapat tidak secara langsung dari subyek
penelitian (Riwidikdo, 2009). Dalam penelitian ini data sekunder didapatkan dari
BPS Siti Mursidah Sumberlawang Sragen yang dapat menunjang pelaksanaan
penelitian ini, yaitu jumlah ibu hamil, data umur dan pengalaman pada tanggal 31
Maret sampai tanggal 30 April 2013 sebanyak 31 orang.
F. Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang
dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep penelitian
tertentu, misalnya umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan,
pengetahuan, pendapat, penyakit dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010).
Variabel dalam penelitian ini merupakan variable tunggal yaitu tingkat
pengetahuan ibu hamil tentang risiko tinggi kehamilan.
G. Definisi Oprasional
Definisi operasional adalah suatu definisi yang membatasi ruang lingkup atau
pengertian variabel – variable diamati atau diteliti
(Notoatmodjo, 2010).
37
Tabel 3.2 Definisi Oprasional Penelitian
No
Nama
Variabel
Tingkat
pengetahua
nibu hamil
tentang
risiko
tinggi
kehamilan.
1
Pengertian
Segala sesuatu
yang diketahui
ibu
hamil
tentang risiko
tinggi
kehamilan.
Parameter dan
Karegori
a. Baik, bila
(x) > mean + 1 SD
b. Cukup, bila
Mean
1 SD
x
mean + 1 SD
c. Kurang, bila
(x) < mean 1 SD
(Riwidikdo, 2011)
Alat Ukur
Skala
Kuesioner Ordina
l
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data
1. Pengolahan Data
Menurut Notoatmodjo (2010), proses pengolahan data melalui tahap-tahap antara
lain :
a. Penyuntingan (Editing)
Kegiatan yang dilakukan dalam penyuntingan ini adalah memeriksa seluruh daftar
pertanyaan yang dikembalikan responden, dengan memperhatikan beberapa hal
dalam pemeriksaan yaitu :
1) Kesesuaian jawaban responden dengan pertanyaan yang diajukan.
2) Kelengkapan pengisian daftar pertanyaan.
3) Mengecek macam isian data.
b. Pengkodean (Coding)
Setelah penyuntingan diselesaikan, kegiatan selanjutnya yang dilakukan memberi
kode dalam hubungan dengan pengolahan data jika akan menggunakan komputer,
yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau
bilangan.
38
c. Memasukkan data (Data entry)
Mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode atau kartu kode sesuai
dengan jawaban masing-masing pertanyaan.
d. Tabulating
Membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau yang diinginkan
oleh peneliti.
e. Pembersihan data (Cleaning)
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan,
perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahankesalahan kode, ketidak lengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan
pembetulan atau korelasi.
2. Analisa Data
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
analisa univariat yaitu menganalisa terhadap tiap variable dari hasil tiap penelitian
untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase dari tiap variabel
(Notoatmodjo, 2010). Analisis data dalam penelitian ini menggunakan SPSS for
windows. Untuk variabel pengetahuan ibu hamil dikumpulkan melalui kuesioner
kemudian ditabulasi dan dikelompokkan dan diberi skor. Dengan pernyataan
positif (favorable) jika jawaban benar mendapatkan nilai 1 dan jawaban salah
mendapatkan nilai 0 dan pernyataan negatif (unfavorable) jika jawaban salah
mendapatkan nilai 1 dan jika jawaban benar mendapatkan nilai 0.
39
Menurut Riwidikdo (2011), hasil untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil
tentang risiko tinggi kehamilan ditunjukan pada skala pengukuran sebagai berikut:
a. Pengetahuan baik, bila (x) > mean + 1SD
b. Pengetahuan cukup, bila mean – 1SD ≤ x ≤ mean +1SD
c. Pengetahuan kurang, bila (x) < mean – 1SD
Untuk memperoleh nilai Mean dengan rumus menurut Riwidikdo (2011) adalah
sebagai berikut :
n
xi
x=
i 0
n
Keterangan :
x
: Mean (nilai rata-rata)
n
: Jumlah seluruh data
xi
: Banyaknya data
Untuk mencari simpangan baku dengan rumus Riwidikdo (2011)
xi 2
SD =
xi
n
2
n 1
Keterangan :
SD
: Standard Deviation
xi
: Nilai dari data
n
: Banyaknya data
Skor prosentase digunakan untuk mengkategorikan data interval dalam beberapa
kategori (Riwidikdo : 2010).
40
Rumus :
Skor Prosentase
x 100%
I. Etika Penelitian
Sebelum penelitian membuat persetujuan (informed consent) kepada
responden dengan menuliskan jati diri, identitas peneliti, tujuan penelitian, serta
permohonan kesediaan responden untuk berpartisipasi dalam penelitian. Dalam
melaksanakan penelitian ini, peneliti mendapatkan ijin dari Stikes Kusuma
Husada Surakarta.
Menurut Hidayat (2011), masalah etika penelitian yang harus diperhatikan antara
lain adalah sebagai berikut :
1. Informed consent
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden
penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent diberikan
sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk
menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud
dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Apabila responden bersedia, maka
mereka harus menandatangani lembar persetujuan tersebut.
2. Anonimity (tanpanama)
Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan
subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama
responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar
pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
41
3. Kerahasiaan (confidentiality)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberiakan jaminan kerahasiaan
hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua
informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya
kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
J. Jadwal Penelitian
Dalam Jadwal kegiatan diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun
proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta waktu
berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut (Notoatmodjo, 2010). Jadwal
kegiatan penelitian ini terlampir.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
BPS Siti Mursidah adalah sebuah Instansi Kesehatan Bidan Praktek
Swasta yang terletak di Jl. Sumber Lawang – Kedungombo 19 B KM 2, Desa
Alas Kobong, Kelurahan Ngargotirto Kecamatan Sumber Lawang, Kabupaten
Sragen. BPS Siti Mursidah Sumber Lawang, Kabupaten Sragen berdiri pada
tahun 2005. Secara umum, BPS ini terletak di pinggir jalan utama Sumber
Lawang, yaitu terletak di Alas Kobong, perbatasan antara daerah Surakarta
dan Karanganyar, luas BPS ini + 1800 meter, keadaan lingkungan di sekitar
BPS ini cukup nyaman dan bersih. Terdapat 3 ruangan yang digunakan
masing-masing: 1 ruang periksa, 1 ruang VK dan 1 ruang nifas. Di BPS Siti
Mursidah ini melayani ANC, persalinan, imunisasi, dan KB.
B. Hasil Penelitian
Setelah dilakukan analisa data berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu
Hamil tentang Risiko Tinggi Kehamilan didapatkan hasil mean 20,2 dan nilai
standar deviasi 6,7. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Risiko Tinggi
Kehamilan di BPS Siti Mursidah Sumberlawang Sragen seperti terlihat pada
tabel berikut:
42
43
1. Tabel Mean dan Standart Deviasi
Tabel 4. 1
Nilai Mean dan Standar Deviasi
Variabel
Tingkat Pengetahuan
Ibu Hamil tentang
Risiko Tinggi
Kehamilan di BPS Siti
Mursidah Sumber
Lawang Sragen
Mean
20,2
Standar Deviasi
6,7
2. Tabel hasil penelitian Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Risiko
Tinggi Kehamilan Sumberlawang, Sragen.
Tabel 4. 2
Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Risiko Tinggi Kehamilan
di BPS Siti Mursidah Sumberlawang, Sragen
No.
Pengetahuan
1. Baik
2. Cukup
3. Kurang
Jumlah
Sumber: Data primer, 2013
Frekuensi
7
17
7
31
Prosentase (%)
22,6
54,8
22,6
100
Berdasarkan tabel 4. 2 di atas didapatkan tingkat pengetahuan ibu
hamil di BPS Siti Mursidah Sumber Lawang Sragen tentang risiko tinggi
kehamilan antara lain: 7 responden (22,6%) berpengetahuan baik, 17
responden (54,8%) berpengetahuan cukup dan 7 responden (22,6%)
berpengetahuan
kurang.
Jadi
kesimpulannya
mayoritas
tingkat
pengetahuan ibu hamil di BPS Siti Mursidah Sumber Lawang Sragen
tentang risiko tinggi kehamilan adalah cukup yaitu sebanyak 17
responden (54,8%).
44
C. Pembahasan
Berdasarkan tabel 4. 2 tentang tingkat pengetahuan dari 31 ibu hamil di
BPS Siti Mursidah Sumberlawang Sragen didapatkan 7 responden (22,6%)
berkategori baik, kategori cukup berjumlah 17 responden (54,8%) dan yang
masuk kategori kurang berjumlah 7 responden (22,6%). Sebagian besar
pengetahuan responden memiliki tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak
17 responden (54,8%).
Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekadar
menjawab pertanyaan “what”, misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dan
sebagainya
(Notoatmodjo,
2010).
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
pengetahuan yaitu: pendidikan, paparan media masa, ekonomi, budaya,
pengalaman, umur (Notoatmodjo, 2007).
Kehamilan merupakan suatu proses merantai yang berkesinambungan dan
terdiri dari ovulasi pelepasan sel telur, migrasi spermatozoa dan ovum,
konsepsi
dan
pertumbuhan
zigot,
nidasi
(implantasi)
pada
uterus,
pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm
(Manuaba, 2010). Risiko adalah suatu ukuran statistik epidemiologik dari
kemungkinan terjadinya suatu keadaan gawat-darurat-obstetrik yang tidak
diinginkan pada masa mendatang yaitu prakiraan/ prediksi akan terjadinya
komplikasi dalam persalinan dengan dampak kematian/ kesakitan pada ibu/
bayi (Sarwono, 2008). Kehamilan risiko tinggi adalah keadaan yang dapat
mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan
dihadapi (Manuaba, 2012).
yang
45
Dari pembahasan di atas dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan ibu
hamil tentang risiko tinggi kehamilan di BPS Siti Mursidah Sumberlawang
Sragen tahun 2013 adalah dalam kategori cukup. Hal ini dikarenakan masih
banyak ibu hamil yang kurang mengetahui tentang pengertian dan macammacam risiko tinggi kehamilan. Menurut peneliti hal ini kemungkinan
dipengaruhi oleh umur dimana seiring dengan bertambahnya umur tingkat
pengetahuan ibu tentang risiko tinggi kehamilan semakin baik, karena umur
merupakan salah satu hal yang mempengaruhi pengetahuan. Umur merupakan
variabel yang selalu diperhatikan dalam penelitian-penelitian epidemiologi
yang merupakan salah satu hal yang mempengaruhi pengetahuan. Umur
adalah lamanya waktu hidup seseorang dalam tahun yang dihitung sejak
dilahirkan sampai berulang tahun yang terakhir (Notoatmodjo, 2007).
Pengalaman juga berpengaruh terhadap pengetahuan ibu hamil tentang risiko
tinggi kehamilan, pengalaman seseorang individu tentang berbagai hal
biasanya diperoleh dari lingkungan kehidupan dalam proses perkembangan,
misalnya sering mengikuti organisasi (Notoatmodjo, 2007). Serta pengalaman
ibu tentang hal yang dialaminya itu sendiri, dalam hal ini jika ibu sudah
pernah hamil maka akan lebih berpengalaman dan mengetahui hal-hal yang
berkaitan dengan risiko tinggi kehamilan, sehingga dapat mempengaruhi
tingkat pengetahuan ibu.
46
D. Keterbatasan
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kendala Penelitian
Responden tidak sedang berada di BPS Siti Mursidah Sumber
Lawang Sragen, sehingga peneliti harus menunggu responden datang ke
BPS Siti Mursidah dan jika peneliti tidak mendapatkan responden peneliti
harus mendatangi ke rumah-rumah responden.
2. Keterbatasan Penelitian
a. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner tertutup sehingga kurang
dapat menggali pengetahuan responden karena memungkinkan
responden untuk asal mengisi jawaban.
b. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal, yaitu tingkat
pengetahuan ibu hamil tentang risiko tinggi kehamilan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dengan judul tingkat pengetahuan ibu hamil
tentang risiko tinggi kehamilan di BPS Siti Mursidah Sumberlawang Sragen
dapat disimpulkan:
1. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang risiko tinggi kehamilan di BPS
Siti Mursidah Sumber Lawang Sragen dalam kategori baik sebanyak 7
responden (22,6%).
2. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang risiko tinggi kehamilan di BPS
Siti Mursidah Sumber Lawang Sragen dalam kategori cukup sebanyak 17
responden (54,8%).
3. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang risiko tinggi kehamilan di BPS
Siti Mursidah Sumber Lawang Sragen dalam kategori kurang sebanyak 7
responden (22,6%).
B. Saran
1. Bag iIbu Hamil
Sebaiknya ibu hamil meningkatkan pengetahuan tentang risiko tinggi
kehamilan melalui media elektronik, cetak, internet atau bisa melalui
penyuluhan dari tenaga kesehatan agar ibu hamil dapat memahami risiko
tinggi kehamilan.
47
2. Bagi Institusi
a. Bagi BPS
Diharapkan dapat meningkatkan penyuluhan tentang risiko tinggi
kehamilan secara dini dan memberikan pelayanan berpegang pada
teori yang ada agar kualitas tetap terjaga serta mendapatkan hasil yang
maksimal.
b. Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dalam
memperkaya bahan pustaka yang berguna bagi pembaca secara
keseluruhan dan penelitian selanjutnya.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan
peneliti
selanjutnya
mengembangkan variabel penelitian.
mengadakan
penelitian
dengan
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Cetakan ke II.
Edisi Revisi IV. Jakarta : PT Rineka Cipta; 2006
. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pedekatan Praktek. Cetakan ke II.
Edisi Revisi IV. PT Rineka Cipta: Jakarta
Depkes RI, 2010. Survey Demogravi dan Kesehatan Indonesia ( SDKI ) 2007
AKI. Jakarta.
Dinkes, 2010. Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar. Jakarata:
Depkes RI
. 2011. Ibu hamil resiko tinggi. Error! Hyperlink reference not valid.
Dinkes Kabupaten Sragen. 2011. Profil Kesehatan: Sragen.Dinkes Kabupaten
Sragen.
Djuwita N, Survey AKI dan AKB di Indonesia, j3ffunk.blogspot.com/2011/05
survey-aki-dan-akb-di-indonesia.html
Hidayat, A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika
Manuaba. 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan. EGC, Jakarta.
. 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana
Untuk Pendidikan Bidan. EGC, Jakarta.
Ningrum. 2005. Asuhan Keperawatan Persalinan Normal Pada Ny M di Kamar
Melati RB. Bakti Ibu Medono. STIKes Muhammaduyah Pekajangan.
Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat ; Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka
Cipta.
____________. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Nugroho. 2010. Strategi Jitu memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS.
Andi, Jogyakarta.
Nurcahyo.
2007.
Rakyat
Senior
:
Kehamilan
Resiko
Tinggi.
http://www.rsunurhidayah.com/berita-110-kehamilan-resiko-tinggiresti.html
Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis Dan Instrumen Penetilian
Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta.
Riwidikdo, H. 2008. Statistik Kesehartan. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press
. 2010. Statistik Kesehartan. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press
. 2011. Statistik Kesehartan. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press
Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka
Suririnah dr., 2007. Anda Termasuk Ibu Hamil dengan Kehamilan Resiko Tinggi
?. www.infoibu.com., Senin, 26 Februari 2007, posting 20: 41:37
Taufik, M, 2007. Prinsip – prinsip Promosi Kesehatan Dalam Bidang
Keperawatan. Jakarta : CV. Infomedika.
Tri, W. 2012. Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kehamilan Risiko Tinggi di PKD
Ngudi Waras Jabung Sragen. STIKes Kusuma Husada Surakarta. KTI.
Tidak Dipublikasikan
Umi Ari, 2006. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Risiko Tinggi Kehamilan
Di Poliklinik Obgyn Badan Rumah Sakit Daerah Kabupaten Malang.
Universitas Muhammadiyah Malang
Wasis. 2008. Pedoman Riset Untuk Profesi Perawat. Jakarta : EGC.
World Health Organization, 2001. Indonesia Country Progess Reaport. (online).
Available : http:// www.who.int/reproduktif, health/Indonesia country
Reaport. Html 18 Januari 2012
Download