TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RISIKO TINGGI KEHAMILAN DI BPS SITI MURSIDAH SUMBER LAWANG SRAGEN TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun Oleh : ADHE INDAH PRATIWI NIM : B10 001 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013 i ii HALAMAN PENGESAHAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RISIKO TINGGI KEHAMILAN DI BPS SITI MURSIDAH SUMBERLAWANG SRAGEN TAHUN 2013 Karya Tulis Ilmiah Disusun Oleh: ADHE INDAH PRATIWI NIM B10 001 Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Akhir Program D III Kebidanan Pada Tanggal : 22 Juli 2013 PENGUJI I PENGUJI II (HUTARI PUJI ASTUTI, S.SiT.,M.Kes) (DHENY ROHMATIKA, S.SiT) NIK.200580012 NIK. 200582015 Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan Mengetahui, Ka. Prodi DIII Kebidanan (DHENY ROHMATIKA, S.SiT) NIK. 200582015 iii iv v vi vii viii ix x xi xii xiii xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi kebanyakan wanita, proses kehamilan dan persalinan adalah proses yang dilalui dengan kegembiraan dan suka cita, tetapi 5 – 10 % dari kehamilan termasuk kehamilan dengan resiko tinggi. Wanita dengan kehamilan resiko tinggi harus mempersiapkan diri dengan lebih memperhatikan perawatan kesehatannya dalam menghadapi kehamilan dengan resiko tinggi (Suririnah, 2007). Menurut Survey Demografi Kesehatan Nasional ( SDKI) Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium yaitu tujuan ke 5 yaitu meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai tahun 2015 adalah mengurangi sampai ¾ risiko jumlah kematian ibu. Dari hasil survey yang dilakukan AKI telah menunjukkan penurunan dari waktu ke waktu, namun demikian upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan millenium masih membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus menerus. Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2010 AKI Indonesia sebesar 233 per 100.000 kelahiran hidup (Djuwita, 2011). Menurut (Depkes RI, 2010), penyebab langsung kematian ibu di Indonesia 1 2 dikenal dengan trias klasik antara lain di sebabkan oleh perdarahan (28%), eklamsia (24%), infeksi (11%). Angka kematian ibu Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 berdasarkan laporan dari kabupaten/kota sebesar 116,01/100.000 kelahiran hidup, mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan AKI pada tahun 2010 sebesar 104,97/100.000 kelahiran hidup. Kejadian kematian maternal paling banyak adalah pada waktu nifas sebesar 48,65%, kemudian pada waktu hamil sebesar 25,75% dan pada waktu persalinan sebesar 25,60%. Sementara berdasarkan kelompok umur, kejadian kematian maternal terbanyak adalah pada usia produktif (20-34 tahun) sebesar 65,12%, kemudian pada kelompok umur >35 tahun sebesar 28,89% dan pada kelompok umur <20 tahun sebanyak 5,99% (Dinkes Provinsi Jawa Tengah, 2012). Pada Kabupaten Sragen angka AKI tahun 2011 sebesar 42 per 280 kelahiran hidup, sebagian besar disebabkan oleh perdarahan 33%, eklamsi 55%, spesis 10% dan penyakit lain 2%, sehingga harus ditingkatkan pendektesian awal kepada para ibu hamil (Dinkes Kabupaten Sragen, 2011). Angka Kematian Ibu (AKI) mencerminkan risiko yang dihadapi ibu-ibu selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan sosial ekonomi, keadaan kesehatan yang kurang baik menjelang kehamilan, kejadian berbagai komplikasi pada kehamilan dan kelahiran, tersedianya dan penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan ternasuk pelayanan prenatal dan obstetri. Tingginya angka kematian ibu menunjukkan keadaan sosial ekonomi yang rendah dan fasilitas pelayanan kesehatan termasuk 3 pelayanan prenatal dan obstetri yang rendah pula. Kematian ibu biasanya terjadi karena tidak mempunyai akses kepelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, terutama pelayanan kegawatdaruratan tepat waktu yang dilatarbelakangi oleh terlambat mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan, serta terlambat mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan. Selain itu penyebab kematian maternal juga tidak terlepas dari kondisi ibu itu sendiri dan merupakan salah satu dari kriteria 4 “terlalu”, yaitu terlalu tua pada saat melahirkan (>35 tahun), terlalu muda pada saat melahirkan (<20 tahun), terlalu banyak anak (>4 anak), terlalu rapat jarak kelahiran/paritas (<2 tahun) (Dinkes Provinsi Jawa Tengah, 2011). Perlu diperhatikan bahwa ibu hamil risiko tinggi dapat menyebabkan kejadian bayi lahir belum cukup bulan, berat bayi lahir rendah, keguguran, persalinan tidak lancar, perdarahan sebelum dan sesudah persalinan, janin mati dalam kandungan, ibu hamil atau bersalin meninggal dunia, keracunan kehamilan atau kejang-kejang. Wanita dengan kehamilan risiko tinggi harus mempersiapkan diri dengan lebih memperhatikan perawatan kesehatannya dalam menghadapi kehamilan dengan risiko tinggi (Suririnah, 2007). Kematian ibu tersebut erat kaitannya dengan karakteristik ibu yang meliputi umur, pendidikan, paritas dan perilaku yang berpengaruh terhadap kondisi kesehatan ibu selama hamil yang dapat mempengaruhi proses persalinan normal atau patologis. Risiko terjadi komplikasi pada persalinan terjadi 12% pada usia kurang dari 20 tahun dan 26% pada usia 40 tahun 4 (Ningrum, 2005). Oleh sebab itu, tingkat pengetahuan ibu hamil tentang risiko tinggi kehamilan perlu diketahui mengingat pentingnya hal tersebut antara lain untuk mencegah atau mengurangi hal-hal yang tidak diinginkan (Umi Ari, 2002). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan oktober 2012 di BPS Siti Mursidah Sumberlawang Sragen didapatkan data ibu hamil yang melakukaan kunjungan pada tahun 2011 dari bulan Januari sampai Desember sebanyak 377 orang dengan rata-rata tiap bulan sebanyak 31 orang. Data terakhir tahun 2012 pada bulan Januari sampai Oktober sebanyak 316 orang dengan rata-rata tiap bulan 31 orang dan jumlah ibu hamil yang berisiko tinggi sebanyak 34 orang diantaranya disebabkan oleh usia ibu hamil kurang dari 20 tahun sebanyak 13 orang, preeklamsia sebanyak 4 orang, jarak kehamilan kurang dari 2 tahun sebanyak 6 orang, usia ibu hamil lebih dari 35 tahun sebanyak 9 orang dan ibu hamil yang sudah pernah melahirakn lebih dari 5 kali sebanyak 2 orang. Dari studi pendahuluan ini penulis berhasil melakukan wawancara kepada 8 orang ibu hamil untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang risiko tinggi kehamilan dengan hasil 3 orang (37,5%) ibu hamil sudah cukup memahami risiko tinggi kehamilan, dan 5 orang (62,5%) ibu hamil kurang memahami risiko tinggi kehamilan. Berdasarkan latar belakang diatas, didapatkan bahwa pengetahuan ibu hamil tentang risiko tinggi kehamilan masih rendah, meskipun pengetahuan tentang risiko tinggi kehamilan sangat penting masih ada ibu hamil yang belum mengetahui tentang risiko tinggi kehamilan. Hal ini menarik peneliti 5 untuk melakukan penelitian mengenai ”Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Risiko Tinggi Kehamilan di BPS Siti Mursidah Sumberlawang Sragen”. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: ”Bagaimana Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Risiko Tinggi Kehamilan di BPS Siti Mursidah Sumberlawang Sragen ?.” C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang risiko tinggi kehamilan di BPS Siti Mursidah Sumberlawang Sragen. 2. Tujuan khusus a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang risiko tinggi kehamilan di BPS Siti Mursidah Sumberlawang Sragen pada tingkat baik. b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang risiko tinggi kehamilan di BPS Siti Mursidah Sumberlawang Sragen pada tingkat cukup. 6 c. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang risiko tinggi kehamilan di BPS Siti Mursidah Sumberlawang Sragen pada tingkat kurang. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Ilmu Pengetahuan Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk informasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan kehamilan risiko tinggi. 2. Bagi diri sendiri Menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman peneliti tentang tingkat pengetahuan ibu hamil khususnya pada risiko tinggi kehamilan, serta memberikan kesempatan pada peneliti unuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari institusi pendidikan. 3. Bagi instansi a. Bagi BPS Siti Mursidah Memberikan informasi mengenai tingkat pengetahuan ibu hamil tentang risiko tinggi kehamilan, sehingga dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman serta masukan bagi BPS Siti Mursidah dalam membuat kebijakan tentang praktik khususnya pada risiko tinggi kehamilan. 7 b. Bagi Pendidikan Sebagai vahan referensi bagi peneliti lain untuk mengadakan penelitian lebih lanjut dan memberikan masukan secara konseptual sesuai hasil penelitian tentang tingkat pengetahuan ibu hamil tentang risikko tinggi kehamilan. E. Keaslian Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari peneliti-peneliti sebelumnya. Sebagai acuan maka peneliti menggunakan penelitian sebelumnya yaitu: Tri Wulandari (2012), dengan judul ”Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kehamilan Risiko Tinggi di PKD Ngudi Waras Jabung Sragen”.Penelitian menggunakan desain diskriptif kuantitatif, yang dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2012 dengan jumlah sampel 30 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling, dengna alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner. Analisis data menggunakan teknik univariat. Hasil penelitian dilihat dari karakteristik ibu hamil menunjukkan responden paling banyak terdapat pada usia reproduksi yaitu umur 20-35 tahun (76,7 %), dengan latar belakang pendidikan SMA 66,7 %, sedangkan dilihat dari pekerjaan sebagai petani atau buruh sebanyak 50 %, dilihat dari cara mendapatkan informasi 76,7 % dari tenaga kesehatan atau posyandu, dan tingkat pengetahuan tentang kehamilan resiko tinggi cukup baik yaitu 76,7 %. 8 Perbedaan antara keaslian dengan penelitian adalah waktu, lokasi penelitian, sampel dan hasil penelitian. Sedangkan persamaannya adalah dari metode penelitian dan cara penggumpulan datanya. F. Sistematika Penelitian Untuk mengetahui secara menyeluruh dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dibuat sitematika penulisan meliputi 5 BAB yaitu: BAB I PENDAHULUAN Berisi pendahuluan yang menguraikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian, dan sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang landasan teori dari masalah yang akan di teliti meliputi teori medis seperti pengetahuan dan kehamilan risiko tinggi yang diuraikan berdasarkan pengertian risiko tinggi kehamilan, faktor risiko tinggi kehamilan, dampak kehamilan risiko tinggi, kerangka teori dan kerangka konsep. BAB III METODOLOGI Bab ini berisi tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu pengambilan penelitian, populasi, sample, instrument sampel dan penelitian, teknik teknik 9 pengumpulan data, variable penelitian, definisi operasional, metode pengolahan dan analisis data, etika penelitian. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini berisikan tentang gambaran umum, hasil penelitian yang meliputi gambaran umum tempat penelitian, hasil penelitian, pembahasan dan keterbatasan. BAB V PENUTUP Berisi tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran bagi institusi pendidikan, tenaga kesehatan, ibu hamil atau masyarakat, peneliti selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan (Knowledge) a. Pengertian pengetahuan Pengetahuan ( knowledge ) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekadar menjawab pertanyaan “what”, misalnya apa air, apa manusia, apa alam dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan merupakan penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorangterhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan lain sebagainya) (Taufik, 2007). b. Tingkat pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan yang cukup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu: 1) Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkatan ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifk dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. 10 11 2) Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. 3) Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). 4) Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. 5) Sintesis (Syntesis) Sintesis menunjuk pada sesuatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi-formulasi yang ada. 6) Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini dikaitkan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.Penilaianpenilaian ini didasarkan pada suatu criteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang ada. 12 c. Cara memperoleh pengetahuan Menurut Notoadmojo (2010), Ada beberapa cara untuk memperoleh pengetahuan, yaitu: 1) Cara Coba-Salah (Trial and Error) Cara coba-salah ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba) and error (gagal atau salah) atau metode coba salah coba-coba. 2) Secara kebetulan Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidakdisengaja oleh orang yang bersangkutan. 3) Cara Kekuasaan atau Otoritas Pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli-ahli ilmu pengetahuan. Prinsip ini adalah, orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri. 13 Hal ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa yang dikemukannya ádalah benar. 4) Berdasarkan Pengalaman Pribadi Pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan. 5) Cara akal sehat Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran. Ilmu pendidikan ini contohnya dikembangkan oleh orang tua zaman dahulu untuk mendidik anaknya agar disiplin yaitu menggunakan cara hukuman fisikbila anaknya berbuat salah yaitu dengan cara menjewer. 6) Kebenaran melalui wahyu Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut-pengikut agama yang bersangkutan. 7) Kebenaran secara intuitif Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali melalui proses diluar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan cara-cara yang rasional dan yang sistematis. 14 8) Melalui Jalan Pikiran Manusia mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuan dandalam memperoleh kebenaran pengetahuan tersebut, manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi. 9) Induksi Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyatan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman empiris yang ditangkap oleh indra. Bahwa induksi beranjak dari hal konkret ke hal abstrak. 10) Deduksi Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyatan umum ke khusus. Silogisme yaitu suatu bentuk deduksi yang memungkinkan seseorang untuk dapat mencapai kesimpulan yang lebih baik. d. Faktor –Faktor yang mempengaruhi pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain: 1) Pendidikan Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. 15 2) Paparan Media Masa Melalui berbagai media baik cetak maupun elektronik, sehingga sebagai informasi dapat diterima oleh masyarakat, maka seseorang yang lebih sering menggunakan media masa akan memperoleh informasi yang lebih banyak dan dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. 3) Ekonomi Dalam memenuhi kebutuhan primer maupun sekunder keluarga dengan status ekonomi yang baik akan lebih mudah tercukupi dibandingkan dengan keluarga status ekonomi rendah, hal ini dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang tentang berbagai hal. 4) Budaya Tingkah laku manusia atau kelompok manusia memenuhi kebutuhan yang meliputi sikap-sikap kepercayaan. 5) Pengalaman Pengalaman seseorang individu tentang berbagai hal, biasanya diperoleh dari lingkungan kehidupan dalam proses perkembangan, misalnya sering mengikuti organisasi. 6) Umur Umur merupakan variable yang selalu diperhatikan dalam penelitian-penelitian epidemiologi yang merupakan salah satu hal yang mempengaruhi pengetahuan. Umur adalah lamanya waktu 16 hidup seseorang dalam tahun yang dihitung sejak dilahirkan sampai berulang tahun yang terakhir. e. Pengukuran Pengetahuan Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan pengetahuan (Notoatmodjo, 2010). Menurut Riwidikdo (2010), pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kuantitatif, yaitu : 1) Baik : bila nilai responden yang diperoleh (x) >mean + 1 SD 2) Cukup : bila nilai mean – 1 SD < x <mean + 1 SD 3) Kurang : bila nilai responden yang diperoleh (x) <mean – 1 SD 2. Kehamilan a.Definisi Menurut Federasi Obstetri Ginokologi Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum yang dilanjutkan denagn nidasi atau implantasi (Sarwono, 2008). Kehamilan adalah merupakan suatu proses merantai yang berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi pelepasan sel telur, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, 17 nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2010). b. Pembagian kehamilan Kehamilan dibagi menjadi 3 triwulan, yaitu triwulan pertama (0 sampai 12 minggu), triwulan kedua (13-28 minggu) dan triwulan ketiga (29-42 minggu) (Manuaba, 2010). c. Tanda – tanda kehamilan Menurut Manuaba (2010), untuk dapat menegakan kehamilan di tetapkan dengan melakukan penilaian terhadap beberapa tanda dan gejala kehamilan, yaitu sebagai berikut : 1) Tanda Dugaan Kehamilan a) Amenorea (terlambat datang bulan) Konsepsi dan nidasi yang menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de graff dan ovulasi..Dengan mengetahui hari pertama haid terakhir (HPHT) dengan perhitungan rumus Neagle dapat ditentukan hari perkiraan lahir (HPL) yaitu dengan menambah tujuh pada hari, mengurangi tiga pada bulan, dan menambah satu pada tahunnya. b) Mual (Nause) dan muntah (Emesis) Pengaruh estrogen dan progesteron yang menyebabkan pengeluaran asam lambung yang berlebihan.Mual dan muntah pada pagi hari disebut morning sickness.Dalam 18 batas yang fisiologis keadaan ini dapat diatasi.Akibat mual dan muntah nafsu makan berkurang. c) Ngidam Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang demikian disebut ngidam. d) Sinkope atau pingsan Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan sikope atau pingsan. Keadaan ini menghilang setelah usia kehamilan 16 minggu. e) Payudara Tegang Pengaruh hormon estrogen dan progesteron dan somatomamotrofin menimbulkan deposif lemak, air dan garam pada payudara.Payudara membesar dan tegang.Ujung saraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama. f) Sering Miksi (sering BAK) Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih sempat terasa penuh dan sering buang air kecil.Pada triwulan kedua, gejala ini sudah menghilang. 19 g) Konstipasi atau Obstipasi Pengaruh hormon progesteron dapat menghambat peristaltik usus, menyebabkan kesulitan untuk buang air besar. h) Pigmentasi kulit Terdapat pigmentasi kulit disekitar pipi (cloasma gravidarim). Pada dinding perut terdapat strie albican, strie livide dan linea nigra danalba semakin menghitam. Pada sekitar payudara terdapat hiperpigmentasi pada bagian areola mammae, puting susu makin menonjol. i) Epulis Hipertrofi gusi yang disebut epulis, dapat terjadi saat kehamilan. j) Varices Karena pengaruh dari hormon estrogen dan progesteron terjadi penampakan pembuluh darah vena, terutama bagi mereka yang mempunyai bakat.Penampakan pembuluh darah terjadi pada sekitar genetalia eksterna, kaki, betis dan payudara. Penampakan pembuluh darah ini bisa hilang setelah persalinan. 2) Tanda Tidak Pasti Kehamilan a) Rahim membesar, sesuai dengan tuanya hamil b) Pada pemeriksaan dalam dapat dijumpai 20 (1) Tanda hegar yaitu perubahan pada isthmus uteri (rahim) menjadi lebih panjang dan lunak sehingga seolah–olah kedua jari dapat saling bersentuhan. (2) Tanda chadwicks yaitu vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah sehingga makin tampak dan kebiru-biruan karena pengaruh estrogen. (3) Tanda piscaseck yaitu adanya perlunakan dan pembesaran pada unilateral pada tempat implantasi (rahim). (4) Kontraksi Braxton Hicks yaitu adanya kontraksi pada rahim yang disebabkan karena adanya rangsangan pada uterus c) Pemeriksaan test biologis kehamilan positif. 3) Tanda pasti kehamilan a) Gerakan janin dalam rahim b) Terlihat dan teraba gerakan dan teraba bagian – bagian janin c) Denyut Jantung Janin Didengar dengan stestokop laenec, alat kardiotokografi, alat doppler. Dilihat dengan ultrasonografi.Pemeriksaan dengan alat canggih, yaitu rontgen untuk melihat kerangka janin, ultrasonografi. 21 d. Penyulit yang menyertai Kehamilan Menurut (Manuaba, 2012), sebagai berikut: 1) Keluhan ringan hamil muda Keluhan ringan hamil muda yang akan dibahas dalam bab ini adalah emesis gravidarum, kram pada kaki, varises hiperemesis gravidarum, dan hipersalivasi (ptialismus). 2) Kehamilan remaja Masyarakat menghadapi kenyataan bahwa kehamilan pada remaja makin meningkat dan menjadi masalah. Terdapat dua faktor yang mendasari perilaku seks pada remaja. Pertama, harapan untuk kawin dalam usia yang relatif muda (20 tahun) dan kedua, makin derasnya arus informasi yang dapat menimbulkan rangsangan seksual remaja terutama remaja di daerah perkotaan yang mendorong remaja untuk melakukan hubungan seksual pranikah yang akhirnya memberikan dampak berupa penyakit hubungan seks dan kehamilan di luar perkawinan pada remaja. 3) Anemia pada kehamilan Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi, dan merupakan jenis anemia yang pengobatannya relatif mudah, bahkan murah. 22 4) Kehamilan dengan risiko tinggi Keadaan yang dapat mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang dihadapi. 5) Perdarahan antepartun Perdarahan antepartum adalah perdarahan pervaginam pada kehamilan diatas usia 28 minggu atau lebih. 6) Pre-eklamsia dan eklamsia Pere-eklamasia merupakan gambaran klinis mulai dengan kenaikan berat badan diikuti edema kaki atau tangan, peningkatan tekanan darah, dan terakhir terjadi proteinuria. 7) Kehamilan Kembar Kehamilan kembar adalah kehamialn dengan dua janin atau lebih. Kehamilan kembar dapat memberikan risiko yang lebih tinggi terhadap bayi dan ibu. 8) Ketuban pecah dini Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalianan, dan setelah ditunggu satu jam belum dimulainya tanda persalinan. 3. Kehamilan Risiko Tinggi a. Definisi Risiko adalah suatu ukuran statistik epidemiologik dari kemungkinan terjadinya suatu keadaan gawat-darurat-obstetrik yang tidak diinginkan pada masa mendatang yaitu prakiraan/prediksi akan 23 terjadinya komplikasi dalam persalinan dengan dampak kematian/kesakitan pada ibu/bayi (Sarwono, 2008). Kehamilan resiko tinggi adalah keadaan yang dapat mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang dihadapi (Manuaba, 2012). b. Klasifikasi kehamilan risiko tinggi Menurut (Nurcahyo, 2007), kehamilan bersiko adalah setiap faktor yang berhubungan dengan meningkatnya kesakitan dan kematian maternal. Kehamilan berisiko dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu : 1) Kehamilan beresiko rendah sama dengan keadaan normal. 2) Kehamilan beresiko sedang pada ibu hamil yang tidak langsung dapat menimbulkan kematian ibu antara lain : a) TB < 145 b) Pendidikan ibu, pengetahuan keluarga rendah c) Tingkat sosial ekonomi rendah d) Hb rendah < 8 gr % e) Hypertensi (tekanan darah 130/90 mmhg) f) Jarak antara kehamilan / kelahiran < 2 tahun g) Partus lebih dari 5 kali h) Primigravida pada usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun. 24 3) Kehamilan beresiko tinggi dapat menyebabkan : a) Keguguran b) Kematian ibu dan janin c) Persalinan prematur d) Kelahiran dengan berat badan rendah e) Penyakit janin atau bayi neonatus c. Faktor Kehamilan dengan Risiko Tinggi Menurut (Hutabara,2012), yang dimaksud kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan dengan faktor resiko sebagai berikut : 1) Komplikasi obstetri a) Usia kurang dari 19 tahun atau lebih dari 35 tahun. b) Paritas, primigravida tua primer atau sekunder dan grande multipara. c) Riwayat persalinan, abortus lebih dari 2 kali, partus premature 2 kali atau lebih, riwayat kematian janin dalam rahim, perdarahan pasca persalinan dengan tindakan operasi. 2) Komplikasi medis Kehamilan yang disertai anemia, hipertensi, penyakit jantung, hamil dengan diabetes melitus, hamil dengan obesitas, hamil dengan penyakit hati,hamil disertai penyakit paru, hamil disertai penyakit lainnya. 25 d. Komplikasi Kehamilan Risiko Tinggi Tidak setiap ibu hamil akan memiliki komplikasi kehamilan yang berisiko tinggi tetapi mengetahui komplikasi atua risiko selama hamil dapat membantu menangani dan mencegah komplikasi itu terjadi. Menurut (Nugroho, 2010), ada beberapa komplikasi kehamilan berisiko tinggi, diantaranya : 1) Anemia 2) Interuterine Growth Restriction (IUGR) 3) Prematur 4) Gestational Diabetes 5) Tekanan darah tinggi 6) Placenta Previa 7) Penyakit Rhesus (Rh) 8) Kehamilan Post-Term 9) Kehamilan ganda 10) Kehamilan ektopik 11) Keguguran 12) Perdarahan pasca melahirkan e. Bahaya Kehamilan Risiko Tinggi Menurut (Nurcahyo, 2007), bahaya yang dapat ditimbulkan akibat ibu hamil dengan risiko tinggi adalah : 26 1) Bayi lahir belum cukup bulan 2) Bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) 3) Keguguran (abortus) 4) Persalinan tidak lancar/macet 5) Perdarahan sebelum dan sesudah persalinan 6) Janin mati dalam kandungan 7) Bumil / bersalin meninggal dunia 8) Keracunan kehamilan / kejang-kejang g. Penatalaksanaan Kehamilan Risiko Tinggi Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah dengan pemeriksaan dan pengawasan kehamilan yaitu deteksi dini ibu hamil risiko tinggi atau komplikasi kebidanan yang lebih difokuskan pada keadaan yang menyebabkan kematian ibu dan bayi. Pengawasan antenatal menyertai kehamilan secara dini, sehingga dapat di perhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah dan persiapan persalinan. Diketahui bahwa janin dalam rahim dan ibunya merupakan salah satu yang saling mengerti. Pengawasan antenatal sebaiknya dilakukan secara teratur selama hamil, oleh WHO dianjurkan pemeriksaan antenatal minimal 4 kali dengan 1 kali pada trimester 1, 1 kali pada trimester II dan 2 kali pada tirmester III (rumus 1-1, 2-1, 3-2) (Manuaba, 2010). Melakukan pengawasan antenatal bertujuan untuk dapat menegakkan secara dini dan dapat menjawab pertanyaan: 27 1) Apakah kehamilan berjalan dengan baik. 2) Apakah terjadi kelainan bawaan pada janin. 3) Bagaimana fungsi plasenta untuk tumbuh kembang janin. 4) Apakah terjadi penyulit pada kehamilan. 5) Apakah terdapat penyakit ibu yang membahayakan janin 6) Bila diperlukan terminasi kehamilan (apakah terminasi dilakukan untuk menyelamatkan ibu, apakah janin dapat hidup diluar kandungan, bagaimana teknikk terminasi kehamilan sehingga tidak menambah penyulit ibu atau janin). 7) Bagaimana kesanggupan memberikan pertolongan persalinan dengan memperhitungakan tempat pertolongan itu dilakukan, persiapan alat yang dilakukan untuk tindakan, kemampuan diri sendiri untuk melakukan tindakan. 8) Menetapkan sikap yang akan diambil menghadapi kehamilan dengan kehamilan dengan risiko rendah dapat ditolong setempat, kehamilan dengan risiko meragukan perlu pengawasan yang intensif, kehamilan dengan risiko tinggi perlu dilakukan rujukan. Keuntungan pengawasan antenatal adalah diketahuinya secaara dini kehamilan risiko tinggi ibu dan janin, sehingga dapat melakukan pengawasan yang lebih intensif, memberikan pengobatan sehingga risikonya dapat dikendalaikan, melakuka rujukan untuk mendapatkan tindakan yang adekuat, segera dilakukan terminasi kehamilan (Manuaba, 2012). 28 B. Kerangka Teori Kehamilan Risiko Tingkat Pengetahuan 1. Tahu (Know) 2. Memahami (Comprehention) 3. Aplikasi (Application) 4. Analisis (Analysis) 5. Sintesis (Synthesis) 6. Evaluasi Tinggi 1. Definisi 2. Klasifikasi kehamilan risiko tinggi 3. Faktor Kehamilan dengan Risiko Tinggi Kehamilan Pengetahuan 4. Komplikasi Kehamilan Risiko Tinggi Faktor yang mempengaruhi 1. Pendidikan 2. Informasi 3. Budaya 4. Pengalaman 5. Sosial Ekonomi 5. Bahaya Kehamilan Risiko Tinggi 6. Penatalaksanaan Kehamilan Risiko Tinggi Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber: Modifikasi (Notoatmodjo, 2010),(Nurcahyo, 2007), (Hutabara, 2012), (Dinkes,2010) dan (Manuaba,2012). 29 C. Kerangka Konsep Penelitian Baik Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Risiko Tinggi Kehamilan Cukup Kurang Faktor Yang Mempengaruhi : 1. Pendidikan 2. Informasi 3. Budaya 4. Pengalaman 5. Sosial Ekonomi Keterangan : : Diteliti : Tidak Diteliti Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Ditinjau dari segi tujuan penelitian yang hendak dicapai, penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi suatu keadaan secara objektif. Metode ini digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang (Notoatmodjo, 2010). Kuantitatif adalah data yang berbentuk angka (Arikunto, 2010). B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi merupakan tempat atau lokasi pengambilan penelitian (Notoatmodjo, 2010). Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah BPS Siti Mursidah Sumberlawang Sragen. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah rentang waktu yang digunakan untuk pelaksanaan penelitian (Notoadmodjo, 2010). Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 31 Maret sampai tanggal 30 April 2013. 30 31 C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Penelitian 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Sedangkan menurut Arikunto (2010), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang berkunjung ke BPS Siti Mursidah Sumberlawang Sragen pada tanggal 31 Maret sampai tanggal 30 April 2013 berjumlah 31 orang. 2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010). Jika populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua, tetapi jika populasi lebih 100 dapat diambil 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih (Arikunto, 2006). Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang berkunjung ke BPS Siti Mursidah Sumberlawang Sragen yang berjumlah 31 orang. 3. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini secara Total sampling yaitu mengambil sampel secara kesesluruhan (Wasis, 2008). Responden yang akan diambil yaitu semua Ibu hamil di BPS Siti Mursidah Sumberlawang Sragen. 32 D. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data adalah kuesioner. Kuesioner yaitu daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, matang, dimana responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tandatanda tertentu (Notoatmodjo, 2010). Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup dimana sudah terdapat jawabannya, sehingga responden tinggal memilih jawaban yang tersedia. Jawaban yang tersedia dalam kuesioner ini ada 2 pilihan jawaban yaitu“benar”dan“salah”. Kuesioner pada penelitian ini terdapat 2 pernyataan yaitu pernyataan positif (favorabel) dan negatif (unfavorabe). Untuk penyataan positif jika menjawab “benar” mendapat nilai 1 dan menjawab “salah” mendapat nilai 0. Untuk pernyataan negatif jika menjawab “benar” mendapat nilai 0 dan jika menjawab “salah” mendapat nilai 1. Pengisian kuesioner tersebut dengan memberi tanda centang (ü) pada jawaban yang dianggap benar. Sebelum membuat kuesioner, peneliti terlebih dahulu membuat kisi-kisi kuesioner, yaitu sebagai berikut : 33 Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Variabel Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Risiko Tinggi Kehamilan Sub Variabel 1. Definisi 2. Klasifikasi Kehamilan Risiko Tinggi 3. Faktor Kehamilan dengan Risiko Tinggi 4. Komplikasi Kehamilan Risiko Tinggi 5. Bahaya Kehamilan Risiko Tinggi 6. Penatalaksanaan No.Item Favorabel 1, 5 12, 16, 11 No.Item Unfavorabel 7, 20 Jumlah Soal 2 5 6, 10, 22 2, 24 5 3, 8, 9,4 13,15 6 19, 21, 27 17, 26 5 14,18 4 27 23, 25 Jumlah Untuk mengetahui apakah kuesioner penelitian ini berkualitas, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap karakteristik sejenis di luar lokasi penelitian yaitu BPS Sunarsih Sumberlawang Sragen dengan jumlah ibu hamil 30 orang. 1. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesalihan suatu instrumen (Arikunto, 2010). Validitas adalah ukuran yang menunjukkan sejauh mana instrument pengukur mampu mengukur apa yang ingin diukur (Riwidikdo, 2010). Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus Korelasi Pearson Product Moment. Instrumen dikatakan valid jika nilai rhitung>rtabel. Menurut Riwidikdo (2010), rumus product moment adalah : 34 rxy = N XY ( X )( Y ) {N X 2 ( X ) 2 {N Y 2 ( Y )2} Keterangan: N : Jumlah responden rxy : Koefisien korelasi product moment X : Skor pertanyaan Y : Skor total xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total Uji validitas dikatakan valid apabila besarnya hitung lebih besar dari tabel atau secara lebih mudah bila nilai p-value < dari 0,05 (Riwidikdo, 2010). Uji validitas telah dilaksanakan di BPS Sunasih Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen pada bulan Desember 2012. Untuk menarik kesimpulan mengenai validitas suatu item, statistik r hitung dibandingkan dengan r tabel untuk 30 ibu hamil dan signifiksi 5% yaitu 0,361, sedangkan untuk signifikasi 1% yaitu sebesar 0,463. Kriteria pengambilan keputusan yang dipergunakan adalah jika nilai r hitung lebih besar dari r tabel maka item tersebut valid. Setelah 30 soal dilakukan uji validitas didapatkan hasil 27 soal valid dan 3 soal tidak valid yaitu pada soal nomer 5, 14 dan 21. Kemudian 3 soal yang tidak valid tersebut tidak digunakan. 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Riwidikdo, 2009). Untuk mengetahui bahwa kuesioner tersebut cukup dapat dipercaya sebagai alat 35 pengumpul data, maka dilakukan uji reliabilitas menggunakan model Alpha Cronbach dengan rumus : ri k k 1 1 si2 st2 Keterangan: ri : Koefisien reliabilitas yang dicari k : Jumlah butir pertanyaan s i2 : Variable butir-butir pertanyaan s t2 : Variabel skor total test Kuesioner dinyatakan reliable bila nilai alpha cronbach’s > rkriteria (0,7) (Riwidikdo, 2009). Setelah 30 soal dilakukan uji reliabilitas terhadap 30 ibu hamil di BPS Sunarsih Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen dapat diperoleh hasil reliabel karena besar Alpha Cronbrach 0.925 > 0,7. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan menurut Riwidikdo (2009), merupakan kegiatan penelitian untuk mengumpulkan data. Data yang diperoleh terdiri dari : 1. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung diambil dari obyek atau subyek penelitian oleh peneliti (Riwidikdo, 2009). Dalam penelitian ini yang termasuk data primer adalah jawaban atas pertanyaan yang disediakan melalui pengisian kuesioner oleh responden tentang tingkat pengetahuan ibu hamil tentang risiko tinggi kehamilan. 36 2. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang didapat tidak secara langsung dari subyek penelitian (Riwidikdo, 2009). Dalam penelitian ini data sekunder didapatkan dari BPS Siti Mursidah Sumberlawang Sragen yang dapat menunjang pelaksanaan penelitian ini, yaitu jumlah ibu hamil, data umur dan pengalaman pada tanggal 31 Maret sampai tanggal 30 April 2013 sebanyak 31 orang. F. Variabel Penelitian Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep penelitian tertentu, misalnya umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, pendapat, penyakit dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010). Variabel dalam penelitian ini merupakan variable tunggal yaitu tingkat pengetahuan ibu hamil tentang risiko tinggi kehamilan. G. Definisi Oprasional Definisi operasional adalah suatu definisi yang membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel – variable diamati atau diteliti (Notoatmodjo, 2010). 37 Tabel 3.2 Definisi Oprasional Penelitian No Nama Variabel Tingkat pengetahua nibu hamil tentang risiko tinggi kehamilan. 1 Pengertian Segala sesuatu yang diketahui ibu hamil tentang risiko tinggi kehamilan. Parameter dan Karegori a. Baik, bila (x) > mean + 1 SD b. Cukup, bila Mean 1 SD x mean + 1 SD c. Kurang, bila (x) < mean 1 SD (Riwidikdo, 2011) Alat Ukur Skala Kuesioner Ordina l H. Metode Pengolahan dan Analisa Data 1. Pengolahan Data Menurut Notoatmodjo (2010), proses pengolahan data melalui tahap-tahap antara lain : a. Penyuntingan (Editing) Kegiatan yang dilakukan dalam penyuntingan ini adalah memeriksa seluruh daftar pertanyaan yang dikembalikan responden, dengan memperhatikan beberapa hal dalam pemeriksaan yaitu : 1) Kesesuaian jawaban responden dengan pertanyaan yang diajukan. 2) Kelengkapan pengisian daftar pertanyaan. 3) Mengecek macam isian data. b. Pengkodean (Coding) Setelah penyuntingan diselesaikan, kegiatan selanjutnya yang dilakukan memberi kode dalam hubungan dengan pengolahan data jika akan menggunakan komputer, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. 38 c. Memasukkan data (Data entry) Mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode atau kartu kode sesuai dengan jawaban masing-masing pertanyaan. d. Tabulating Membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti. e. Pembersihan data (Cleaning) Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahankesalahan kode, ketidak lengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau korelasi. 2. Analisa Data Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisa univariat yaitu menganalisa terhadap tiap variable dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010). Analisis data dalam penelitian ini menggunakan SPSS for windows. Untuk variabel pengetahuan ibu hamil dikumpulkan melalui kuesioner kemudian ditabulasi dan dikelompokkan dan diberi skor. Dengan pernyataan positif (favorable) jika jawaban benar mendapatkan nilai 1 dan jawaban salah mendapatkan nilai 0 dan pernyataan negatif (unfavorable) jika jawaban salah mendapatkan nilai 1 dan jika jawaban benar mendapatkan nilai 0. 39 Menurut Riwidikdo (2011), hasil untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang risiko tinggi kehamilan ditunjukan pada skala pengukuran sebagai berikut: a. Pengetahuan baik, bila (x) > mean + 1SD b. Pengetahuan cukup, bila mean – 1SD ≤ x ≤ mean +1SD c. Pengetahuan kurang, bila (x) < mean – 1SD Untuk memperoleh nilai Mean dengan rumus menurut Riwidikdo (2011) adalah sebagai berikut : n xi x= i 0 n Keterangan : x : Mean (nilai rata-rata) n : Jumlah seluruh data xi : Banyaknya data Untuk mencari simpangan baku dengan rumus Riwidikdo (2011) xi 2 SD = xi n 2 n 1 Keterangan : SD : Standard Deviation xi : Nilai dari data n : Banyaknya data Skor prosentase digunakan untuk mengkategorikan data interval dalam beberapa kategori (Riwidikdo : 2010). 40 Rumus : Skor Prosentase x 100% I. Etika Penelitian Sebelum penelitian membuat persetujuan (informed consent) kepada responden dengan menuliskan jati diri, identitas peneliti, tujuan penelitian, serta permohonan kesediaan responden untuk berpartisipasi dalam penelitian. Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti mendapatkan ijin dari Stikes Kusuma Husada Surakarta. Menurut Hidayat (2011), masalah etika penelitian yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut : 1. Informed consent Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Apabila responden bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan tersebut. 2. Anonimity (tanpanama) Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan. 41 3. Kerahasiaan (confidentiality) Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberiakan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset. J. Jadwal Penelitian Dalam Jadwal kegiatan diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut (Notoatmodjo, 2010). Jadwal kegiatan penelitian ini terlampir. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian BPS Siti Mursidah adalah sebuah Instansi Kesehatan Bidan Praktek Swasta yang terletak di Jl. Sumber Lawang – Kedungombo 19 B KM 2, Desa Alas Kobong, Kelurahan Ngargotirto Kecamatan Sumber Lawang, Kabupaten Sragen. BPS Siti Mursidah Sumber Lawang, Kabupaten Sragen berdiri pada tahun 2005. Secara umum, BPS ini terletak di pinggir jalan utama Sumber Lawang, yaitu terletak di Alas Kobong, perbatasan antara daerah Surakarta dan Karanganyar, luas BPS ini + 1800 meter, keadaan lingkungan di sekitar BPS ini cukup nyaman dan bersih. Terdapat 3 ruangan yang digunakan masing-masing: 1 ruang periksa, 1 ruang VK dan 1 ruang nifas. Di BPS Siti Mursidah ini melayani ANC, persalinan, imunisasi, dan KB. B. Hasil Penelitian Setelah dilakukan analisa data berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Risiko Tinggi Kehamilan didapatkan hasil mean 20,2 dan nilai standar deviasi 6,7. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Risiko Tinggi Kehamilan di BPS Siti Mursidah Sumberlawang Sragen seperti terlihat pada tabel berikut: 42 43 1. Tabel Mean dan Standart Deviasi Tabel 4. 1 Nilai Mean dan Standar Deviasi Variabel Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Risiko Tinggi Kehamilan di BPS Siti Mursidah Sumber Lawang Sragen Mean 20,2 Standar Deviasi 6,7 2. Tabel hasil penelitian Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Risiko Tinggi Kehamilan Sumberlawang, Sragen. Tabel 4. 2 Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Risiko Tinggi Kehamilan di BPS Siti Mursidah Sumberlawang, Sragen No. Pengetahuan 1. Baik 2. Cukup 3. Kurang Jumlah Sumber: Data primer, 2013 Frekuensi 7 17 7 31 Prosentase (%) 22,6 54,8 22,6 100 Berdasarkan tabel 4. 2 di atas didapatkan tingkat pengetahuan ibu hamil di BPS Siti Mursidah Sumber Lawang Sragen tentang risiko tinggi kehamilan antara lain: 7 responden (22,6%) berpengetahuan baik, 17 responden (54,8%) berpengetahuan cukup dan 7 responden (22,6%) berpengetahuan kurang. Jadi kesimpulannya mayoritas tingkat pengetahuan ibu hamil di BPS Siti Mursidah Sumber Lawang Sragen tentang risiko tinggi kehamilan adalah cukup yaitu sebanyak 17 responden (54,8%). 44 C. Pembahasan Berdasarkan tabel 4. 2 tentang tingkat pengetahuan dari 31 ibu hamil di BPS Siti Mursidah Sumberlawang Sragen didapatkan 7 responden (22,6%) berkategori baik, kategori cukup berjumlah 17 responden (54,8%) dan yang masuk kategori kurang berjumlah 7 responden (22,6%). Sebagian besar pengetahuan responden memiliki tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak 17 responden (54,8%). Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekadar menjawab pertanyaan “what”, misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010). Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu: pendidikan, paparan media masa, ekonomi, budaya, pengalaman, umur (Notoatmodjo, 2007). Kehamilan merupakan suatu proses merantai yang berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi pelepasan sel telur, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2010). Risiko adalah suatu ukuran statistik epidemiologik dari kemungkinan terjadinya suatu keadaan gawat-darurat-obstetrik yang tidak diinginkan pada masa mendatang yaitu prakiraan/ prediksi akan terjadinya komplikasi dalam persalinan dengan dampak kematian/ kesakitan pada ibu/ bayi (Sarwono, 2008). Kehamilan risiko tinggi adalah keadaan yang dapat mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan dihadapi (Manuaba, 2012). yang 45 Dari pembahasan di atas dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil tentang risiko tinggi kehamilan di BPS Siti Mursidah Sumberlawang Sragen tahun 2013 adalah dalam kategori cukup. Hal ini dikarenakan masih banyak ibu hamil yang kurang mengetahui tentang pengertian dan macammacam risiko tinggi kehamilan. Menurut peneliti hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh umur dimana seiring dengan bertambahnya umur tingkat pengetahuan ibu tentang risiko tinggi kehamilan semakin baik, karena umur merupakan salah satu hal yang mempengaruhi pengetahuan. Umur merupakan variabel yang selalu diperhatikan dalam penelitian-penelitian epidemiologi yang merupakan salah satu hal yang mempengaruhi pengetahuan. Umur adalah lamanya waktu hidup seseorang dalam tahun yang dihitung sejak dilahirkan sampai berulang tahun yang terakhir (Notoatmodjo, 2007). Pengalaman juga berpengaruh terhadap pengetahuan ibu hamil tentang risiko tinggi kehamilan, pengalaman seseorang individu tentang berbagai hal biasanya diperoleh dari lingkungan kehidupan dalam proses perkembangan, misalnya sering mengikuti organisasi (Notoatmodjo, 2007). Serta pengalaman ibu tentang hal yang dialaminya itu sendiri, dalam hal ini jika ibu sudah pernah hamil maka akan lebih berpengalaman dan mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan risiko tinggi kehamilan, sehingga dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu. 46 D. Keterbatasan Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kendala Penelitian Responden tidak sedang berada di BPS Siti Mursidah Sumber Lawang Sragen, sehingga peneliti harus menunggu responden datang ke BPS Siti Mursidah dan jika peneliti tidak mendapatkan responden peneliti harus mendatangi ke rumah-rumah responden. 2. Keterbatasan Penelitian a. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner tertutup sehingga kurang dapat menggali pengetahuan responden karena memungkinkan responden untuk asal mengisi jawaban. b. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal, yaitu tingkat pengetahuan ibu hamil tentang risiko tinggi kehamilan. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dengan judul tingkat pengetahuan ibu hamil tentang risiko tinggi kehamilan di BPS Siti Mursidah Sumberlawang Sragen dapat disimpulkan: 1. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang risiko tinggi kehamilan di BPS Siti Mursidah Sumber Lawang Sragen dalam kategori baik sebanyak 7 responden (22,6%). 2. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang risiko tinggi kehamilan di BPS Siti Mursidah Sumber Lawang Sragen dalam kategori cukup sebanyak 17 responden (54,8%). 3. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang risiko tinggi kehamilan di BPS Siti Mursidah Sumber Lawang Sragen dalam kategori kurang sebanyak 7 responden (22,6%). B. Saran 1. Bag iIbu Hamil Sebaiknya ibu hamil meningkatkan pengetahuan tentang risiko tinggi kehamilan melalui media elektronik, cetak, internet atau bisa melalui penyuluhan dari tenaga kesehatan agar ibu hamil dapat memahami risiko tinggi kehamilan. 47 2. Bagi Institusi a. Bagi BPS Diharapkan dapat meningkatkan penyuluhan tentang risiko tinggi kehamilan secara dini dan memberikan pelayanan berpegang pada teori yang ada agar kualitas tetap terjaga serta mendapatkan hasil yang maksimal. b. Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dalam memperkaya bahan pustaka yang berguna bagi pembaca secara keseluruhan dan penelitian selanjutnya. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan peneliti selanjutnya mengembangkan variabel penelitian. mengadakan penelitian dengan DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Cetakan ke II. Edisi Revisi IV. Jakarta : PT Rineka Cipta; 2006 . 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pedekatan Praktek. Cetakan ke II. Edisi Revisi IV. PT Rineka Cipta: Jakarta Depkes RI, 2010. Survey Demogravi dan Kesehatan Indonesia ( SDKI ) 2007 AKI. Jakarta. Dinkes, 2010. Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar. Jakarata: Depkes RI . 2011. Ibu hamil resiko tinggi. Error! Hyperlink reference not valid. Dinkes Kabupaten Sragen. 2011. Profil Kesehatan: Sragen.Dinkes Kabupaten Sragen. Djuwita N, Survey AKI dan AKB di Indonesia, j3ffunk.blogspot.com/2011/05 survey-aki-dan-akb-di-indonesia.html Hidayat, A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika Manuaba. 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. EGC, Jakarta. . 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. EGC, Jakarta. Ningrum. 2005. Asuhan Keperawatan Persalinan Normal Pada Ny M di Kamar Melati RB. Bakti Ibu Medono. STIKes Muhammaduyah Pekajangan. Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat ; Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta. ____________. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nugroho. 2010. Strategi Jitu memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS. Andi, Jogyakarta. Nurcahyo. 2007. Rakyat Senior : Kehamilan Resiko Tinggi. http://www.rsunurhidayah.com/berita-110-kehamilan-resiko-tinggiresti.html Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis Dan Instrumen Penetilian Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta. Riwidikdo, H. 2008. Statistik Kesehartan. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press . 2010. Statistik Kesehartan. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press . 2011. Statistik Kesehartan. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka Suririnah dr., 2007. Anda Termasuk Ibu Hamil dengan Kehamilan Resiko Tinggi ?. www.infoibu.com., Senin, 26 Februari 2007, posting 20: 41:37 Taufik, M, 2007. Prinsip – prinsip Promosi Kesehatan Dalam Bidang Keperawatan. Jakarta : CV. Infomedika. Tri, W. 2012. Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kehamilan Risiko Tinggi di PKD Ngudi Waras Jabung Sragen. STIKes Kusuma Husada Surakarta. KTI. Tidak Dipublikasikan Umi Ari, 2006. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Risiko Tinggi Kehamilan Di Poliklinik Obgyn Badan Rumah Sakit Daerah Kabupaten Malang. Universitas Muhammadiyah Malang Wasis. 2008. Pedoman Riset Untuk Profesi Perawat. Jakarta : EGC. World Health Organization, 2001. Indonesia Country Progess Reaport. (online). Available : http:// www.who.int/reproduktif, health/Indonesia country Reaport. Html 18 Januari 2012