PDF (Bab I)

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Dalam Undang-undang sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa, pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara
(Anonim, 2011: 3).
Pengembangan potensi diri pada peserta didik sangat dibutuhkan untuk
menghadapi globalisasi pendidikan. Kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia sangat diperlukan dalam mengantisipasi derasnya
arus globalisasi di segala bidang. Ketrampilan peserta didik tidak hanya diperlukan bagi
dirinya, namun sangat diperlukan bagi masyarakat, bangsa dan negara. Hal ini nampak
sekali terutama dalam mengatasi berbagai masalah sosial, terutama masalah
pengangguran.
Pendidikan dianggap dapat mengatasi berbagai masalah yang ada pada masyarakat,
termasuk masalah pengangguran. Pendidikan dalam hal ini sekolah dapat dipandang
sebagai lembaga sosial, dibiayai sepenuhnya oleh pemerintah, demi kepentingan
mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun manakala pemerintah tidak mampu membiayai
pendidikan secara memadai muncul masalah. Kemampuan keuangan pemerintah defisit
anggaran, banyak pengeluaran pemerintah yang tak terduga karena beruntunnya bencana
yang datang, gempa, tsunami, tanah longsor, banjir, kecelakaan lalu lintas, gunung
meletus, menyebabkan berkurangnya dana untuk pendidikan. Muncul pandangan bahwa
1
pendidikan merupakan tanggung jawab bersama, pemerintah dan masyarakat (Alma,
2008: 14).
Sekolah/lembaga pendidikan adalah suatu organisasi produksi yang menghasilkan
jasa pendidikan yang dibeli oleh para konsumen. Konsumen utamanya ialah para siswa
disamping itu masih banyak konsumen lain (Alma, 2008: 13). Konsumen dari lembaga
pendidikan biasa disebut sebagai pelanggan /stakeholder.
Adanya kebijakan pemerintah tentang perbandingan jumlah Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) sebesar 70% dan Sekolah Menengah Umum (SMU) 30%
mengakibatkan pertambahan jumlah SMK yang sangat besar. Pemerintah Daerah
Kabupaten Sragen mendirikan SMK di semua kecamatan. Kepala daerah Kabupaten
Sragen menghendaki, Sragen menjadi kota vokasi. SMK swasta baru juga banyak yang
berdiri, bahkan ada beberapa SMU yang dialih fungsikan menjadi SMK.
Munculnya beberapa SMK di wilayah Gemolong dan sekitarnya, menimbulkan
persaingan antar SMK dalam memperebutkan siswa, baik dari segi kualitas maupun
kuantitasnya. Saat ini tercatat ada 17 SMK, baik negeri maupun swasta yang bersaing
ketat dalam merebut pangsa pasar di wilayah Kecamatan Gemolong dan sekitarnya.
Ketatnya persaingan antar SMK kadang menimbulkan persaingan yang kurang sehat
antar pengelola SMK. Hal ini membuat para pengelola sekolah, utamanya sekolah swasta
untuk selalu berupaya maksimum dalam mempertahankan eksistensinya.
Sekolah, utamanya sekolah swasta, merupakan lahan bisnis non profit. Apabila
sekolah tidak dapat memasarkan jasa pendidikannya, disebabkan karena sarana
prasarananya tidak memadai, pelayanan kurang memuaskan, dan outputnya tidak laku di
pasaran, maka lama kelamaan sekolah akan mundur dan bahkan tutup karena
ditinggalkan oleh stakeholdernya.
2
Pada sekolah swasta, biaya pendidikan ditanggung oleh masyarakat, oleh karena itu
wajar bila mereka menuntut akuntabilitas,
pendidikan dikelola secara profesional,
dengan sarana prasarana yang memadai, layanan yang prima, dan output yang bagus.
Berdirinya sekolah swasta sangat membantu masyarakat di sekitarnya. Para siswa
yang tidak dapat tertampung di sekolah negeri, dapat belajar di sekolah swasta. Sekolah
swasta yang berlokasi dekat dengan tempat tinggal siswa juga memberikan keuntungan
bagi para siswa, karena lokasinya yang mudah dijangkau sehingga biaya transportasi
dapat dihemat. Bagi masyarakat pedesaan, faktor ekonomi merupakan dasar utama dalam
memilih sekolah. Alasan lain masyarakat dalam memilih sekolah adalah untuk mencari
kerja kelak kalau sudah lulus. SMK mencetak tenaga terampil dan terlatih yang siap
bersaing di dunia kerja, sehingga sampai saat ini SMK masih menjadi pilihan pertama
masyarakat pedesaan dalam melanjutkan studinya.
Eksistensi sekolah swasta sangat ditentukan oleh banyaknya siswa yang belajar di
sekolah tersebut. Semakin sekolah itu banyak siswanya maka akan semakin mudah
mempertahankan eksistensinya di dunia pendidikan. Sekolah swasta menggantungkan
segala pembiayaannya pada dana yang diperoleh dari masyarakat. Peran serta masyarakat
dalam membiayai pendidikan mutlak diperlukan bagi sekolah swasta. Oleh karena itu
banyak sedikitnya siswa di sekolah swasta sangat mempengaruhi kemajuan sekolah
swasta.
Animo masyarakat pada sekolah swasta sangat dipengaruhi oleh kemajuan sekolah,
fasilitas sekolah, kehebatan guru, laku tidaknya lulusan, besarnya biaya pendidikan,
kedisiplinan sekolah, dan lain-lain. Namun kemajuan sekolah, kelengkapan fasilitas
sekolah, kehebatan guru, lakunya lulusan, murahnya biaya pendidikan, kedisiplinan
sekolah, tidak dapat menarik siswa baru tanpa adanya upaya sekolah untuk
3
memperkenalkan sekolah pada pelanggan/stakeholder, salah satunya melalui promosi
sekolah.
Upaya yang dilakukan oleh pengelola sekolah dalam mempertahankan eksistensi
sekolah adalah dengan memberikan sarana prasarana yang memadai, pelayanan yang
prima kepada stakeholder, baik siswa, orang tua siswa maupun kepada dunia usaha/dunia
industri yang menggunakan jasa tamatan SMK, serta memberikan output yang laku di
pasar kerja, sehingga SMK tersebut tetap dipercaya masyarakat.
Tetapi kenyataannya, kelengkapan sarana prasarana, kualitas pelayanan yang
senantiasa ditingkatkan dan keterserapan tamatan di dunia kerja melalui dunia usaha dan
industri saja tidak cukup dalam memenangkan persaingan antar SMK, ancaman dari
pesaing harus senantiasa diwaspadai dan diperhitungkan. Pengelola sekolah mulai
melakukan upaya pemasaran jasa pendidikan dengan mengadakan promosi sekolah, baik
secara terbuka maupun secara terselubung.
Dalam melakukan promosi sekolah dibutuhkan strategi khusus agar mendapatkan
hasil yang maksimal. Strategi merupakan seni untuk mengelola sumber daya yang ada
agar dapat mencapai sasaran yang dituju dengan efektif dan efisien (Zamroni, 2007: 13).
Model promosi yang biasa dilakukan yaitu dengan mengadakan berbagai macam
kegiatan yang melibatkan masyarakat yang bertujuan untuk mempromosikan sarana
prasarana, layanan dan output SMK seperti, mengadakan sunatan massal, pemberian
bantuan kepada korban bencana alam, pemberian zakat fitrah, pembagian daging hewan
qurban, penyebaran brosur, pembuatan kalender, pemasangan poster, pemasangan baliho,
pengadaan tryout ujian nasional SMP, persentasi ke SMP dan MTs dan lain-lain.
4
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas, maka fokus penelitiannya yaitu: Bagaimanakah
pengembangan model promosi SMK ?
Fokus tersebut diatas dapat dirinci menjadi 3 sub fokus:
1. Bagaimanakah pengembangan model promosi sarana prasarana SMK ?
2. Bagaimanakah pengembangan model promosi layanan SMK ?
3. Bagaimanakah pengembangan model promosi output SMK ?
C. Tujuan Penelitian
Secara umum, penelitian ini bertujuan menghasilkan suatu deskripsi mengenai
upaya peningkatan kepercayaan masyarakat kepada sekolah melalui promosi, antara lain:
1. Mendiskripsikan pengembangan model promosi sarana prasarana.
2.
SMK Mendiskripsikan pengembangan model promosi layanan SMK.
3. Mendiskripsikan pengembangan model promosi output SMK.
D. Manfaat Penelitian
Sebagai sebuah konsep manual penelitian ini memberikan manfaat konseptual
utamanya kepada pengelola satuan pendidikan, dalam upaya mempertahankan eksistensi
sekolah di tengah persaingan yang semakin ketat melalui promosi. Penelitian ini
diharapkan dapat memberikan sumbangan baik secara teoretis maupun secara praktis
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
a. Untuk menemukan teori model pemasaran sarana prasarana SMK.
b. Untuk menemukan teori model pemasaran layanan SMK.
c. Untuk menemukan teori model pemasaran output SMK.
5
2. Manfaat praktis
a. Untuk institusi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada
institusi SMK khususnya pengelola SMK dalam melakukan promosi dalam
bidang
sarana
prasarana,
layanan,
dan
output,
kemudian
dapat
mengembangkan model promosi yang paling efektif. Jika pengembangan
model promosi sekolah berhasil dengan baik, maka diharapkan SMK dapat
memperoleh siswa dengan kuantitas yang besar serta berkualitas, sehingga
secara tidak langsung dapat meningkatkan daya saing sekolah.
a. Untuk guru
Dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan guru dalam hal promosi
sekolah, sehingga guru dapat membantu pelaksanaan promosi sekolah baik
secara langsung maupun tidak langsung.
b. Untuk masyarakat
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam hal promosi sekolah,
sehingga dapat menyikapi berbagai upaya promosi yang dilakukan sekolah
dengan sikap arif dan pemikiran yang positif.
E. Daftar Istilah
1. Pemasaran Jasa Pendidikan : Upaya lembaga pendidikan untuk mencari konsumen
dengan cara memuaskan.
2. Promosi SMK
: Upaya SMK untuk menginformasikan, mengajak
masyarakat untuk menggunakan jasanya.
3. Model Promosi SMK
: Cara menginformasikan SMK kepada masyarakat
agar mereka mau menggunakan jasanya.
6
4. Sarana Prasarana SMK
: Segala peralatan yang menunjang kegiatan belajar
mengajar di SMK baik secara langsung maupun tidak
langsung.
5. Layanan SMK
: Jasa yang diberikan oleh SMK kepada peserta didik
maupun masyarakat.
6. Output SMK.
: Tamatan, barang maupun jasa yang dihasilkan oleh
SMK.
7
Download