perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB II TINJAUAN TEORI A. TINJAUAN MUSIK Curt Sachs, seorang guru besar musik dari Berlin mengatakan bahwa terdapat dua macam musik yang muncul dari suasana yang berbeda yaitu musik instrumental dan musik vokal. Musik instrumental muncul dari musik yang mendukung suasana magis, dan musik vokal adalah hasil dari komunikasi manusia yang bersifat memanggil-mangil. Pada awalnya, manusia menggunakan tubuhnya sendiri untuk menciptakan musik atau sebagai alat musik seperti bertepuk tangan, bersiul, menjentikkan jari dan lain-lain. Hal ini senada dengan perilaku manusia modern yang cenderung mengikuti pola alunan musik dengan bergerak-gerak sesuai ritme musik yang didengarkan. Beberapa masa kemudian manusia mulai menciptakan alat musik dari alat-alat yang tersedia di alam seperti kerang laut untuk ditiup, bambu untuk dipukul dan lain-lain. Baru kemudian pada masa modern setelah manusia melakukan penelitian terhadap bunyi dan resonansi, alat musik dapat diciptakan dengan kualitas yang lebih baik2. Dengan meningkatnya kesenian musik ini, hal ini menunjukkan adanya peningkatan kebudayaan, karena kebudayaan manusia mencakup segala hal yang dilakukan manusia termasuk perilaku seni itu sendiri. 1. DEFINISI MUSIK Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, musik dapat diartikan sebagai: a. Ilmu atau seni menyusun nada atau suara dalaml urutan, kombinasi, dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yg mempunyai kesatuan dan kesinambungan. 2 Wijaya, Juan Panca, Pusat Pagelaran Seni Musik dan tari, Universitas Sugijapranata, Semarang BAB II commit to user TINJAUAN TEORI II - 1 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id b. Nada atau suara yg disusun demikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan (terutama yang menggunakan alat-alat yang dapat menghasilkan bunyibunyi itu) Adapun berikut merupakan pengertian musik yang dijelaskan oleh beberapa ahli: Musik adalah urutan bunyi-bunyian yang logis tetapi bukan logika dari suatu argumentasi, musik adalah suatu himpunan teratur dari vitalitas, suatu impian di mana bunyi-bunyian bersatu padu dan mengkristalisasi. (Irwin Edman, filsuf Amerika) Musik adalah bahasa dunia, ia tidak perlu diterjemahkan, dalam musik berbicara dari jiwa kepada jiwa. (Alfred Aurbach, Universitas California) Musik adalah suara yang disusun demikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan terutama suara yang dihasilkan dari alat-alat yang dapat menghasilkan bunyibunyian (Wikipedia) Musik adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur musik yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk dan struktur lagu dan ekspresi sebagai satu kesatuan (Jamalus, 1988,1) Musik adalah ilham yang menurunkan kepada kita keindahan yang tiada taranya. Musik adalah logika bunyi yang tidak seperti sebuah buku teks atau sebuah pendapat. Ia merupakan suatu susunan vitalitas, suatu mimpi yang kaya akan bunyi, yang terorganisasi dan terkristalisasi. (Tchaikovsky, Komposer Klasik) Walaupun musik adalah sejenis fenomena intuisi, untuk mencipta, memperbaiki dan mempersembahkannya merupakan suatu wujud dari seni. Mendengarkan musik juga bisa dikategorikan sebagai sejenis hiburan. Musik adalah sebuah fenomena yang sangat unik yang bisa dihasilkan oleh beberapa alat musik.3 3 http://id.wikipedia.org/wiki/Musik BAB II TINJAUAN TEORI commit to user II - 2 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Musik merupakan perwujudan rasa indah yang harus dapat dirasakan pula oleh orang lain, sehingga maksud dari adanya musik itu dapat tercapai sebagai perwujudan rasa indah, hiburan, dan komunikasi.4 2. FUNGSI MUSIK Pada awal pemebentukan musik, selain untuk didengarkan musik juga berperan penting dalam hal-hal adat seperti upacara adat. Hingga kini masyarakat tradisional masih sering menggunakan musik untuk acara-acara keagamaan. Selain itu, musik juga digunakan untuk pengiring baris berbaris yang dilakukan oleh para prajurit kerajaan, musik juga digunakan untuk pemberitahuan akan adanya bahaya yang datang. Bahkan baru-baru ini musik digunakan sebagai ajang promosi untuk produk-produk industri komersial dan untuk mengiringi sebuah film. Lebih jauh lagi, musik membantu membentuk kepribadian manusia untuk menjadi lebih kritis karena dengan belajar musik berarti meltih musikalitas (perasaan bermusik) yang mencakup 5: a. Musical sense, mencakup: - Ritme - Melodi - Harmonisasi - Dinamika - Warna musik - Nada b. Teknik, mencakup teknik memainkan alat-alat musik dan ekspresi c. Intelectual understanding, yaitu pemahaman tentang naskah musik, latar belakang sejarah, dan bentuk musik.6 3. SEJARAH MUSIK Sejarah musik dapat mengutarakan pengertian yang jelas dan tepat terhadap interpretasinya dengan seni, sehingga dapat mengerti 4 Suhastjarja, Guru besar Fakultas Seni, ISI Yogyakarta Catatan kuliah ISI Surakarta Fakultas Etnomusikologi, Inmagma, tahun 2012 6 Pranajaya, Bina Vokalia, Jakarta, disadur dari Wijaya, Juan Panca, Pusat Pagelaran Seni Musik dan tari, Universitas Sugijapranata, Semarang 5 commit to user BAB II TINJAUAN TEORI II - 3 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id tentang keberadaan dunia musik secara keseluruhan. Dengan harapan kita dapat berperan seiring dengan perkembangan budaya manusia kedepannya. Perkembangan adanya seni musik dari masa ke masa secara periodik dapat dibagi menjadi : a. Musik Purba Musik dikenal sejak kehadiran manusia modern Homo sapien yakni sekitar 180.000 hingga 100.000 tahun yang lalu. Manusia menyatakan perasaan takut mereka dan gembira menggunakan suara-suara.7 b. Musik Prasejarah Alat musik prasejarah ditemukan di Cina dan tanggal kembali ke antara 7000 dan 6600 SM. c. Greco-Roman (1200SM - 476M) Bangsa Yunani dapat disebut bangsa pemilik musik kuno terpenting. Bangsa Yunani kuno juga terkenal dengan musik. Bangsa Yunani kuno menggunakan musik untuk keperluan ritual kepercayaan. Para ahli musik pada zaman itu adalah: Aischylos (525 456), Sophocles (496 (384 406), Pythagoras (sekitar 550), Aristoteles 322) dan Aristoxenos (sekitar 325). d. Medieval (250M 1150M) Pada abad pertengahan diawali dari Zaman antara berakhirnya kerajaan Romawi (476 M) sampai dengan Zaman Reformasi agama Kristen oleh Marthen Luther (1572M). e. Gothic (1150 1400). Zaman Gothic ini merupakan sebuah masa dimana musik mulai diperkenalkan dalam sebuah acara keagamaan (Kristen). Alat musik yang digunakan berupa organ dengan suara yang khas dan musik vokal yang berupa choir (sekumpulan orang yang menyanyi bersama dengan suara bulat) f. Renaissance (1400 1600). Musik di zaman ini dapat dikatakan sangat lemah. Dalam sejarah musik renaissance, vocal range dalam musik meningkat tajam. Hal tersebut menimbulkan kontras yang cukup besar dalam dunia musik. Dalam hal komposisi, musik pada zaman renaissance 7 http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Musik&action=edit&section=1 BAB II commit to user TINJAUAN TEORI II - 4 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ini memiliki unsur yang kompleks dan penuh baik dari instrumen musik maupun suara choral manusia. g. Baroque Kecintaan akan kekayaan nada, keindahan, serta emosi; bercampur dengan logika serta hitungan matematis menghasilkan sebuah musik dengan kompleksitas tinggi dan tuntutan kapabilitas seorang virtuoso8. Gaya music zaman Barok cenderung tidak jelas, berbelit, dan bombastis. h. Classical Orkestra berkembang pesat, serta penggunaan piano menggantikan hapsicord menjadi salah satu alat musik utama dalam orkestra. Musik klasik juga lebih ringan dengan melodi yang terkesan pendek dan homophonic. Era ini dikatakan telah menjadi elemen dasar perkembangan musik klasik yang sebenarnya. Karya-karya mozart dan beethoven contohnya masih dipelajari sampai sekarang (era komtemporer), contohnya sonata moonlight oleh Beethoven. i. Romantic Ciri-ciri musik klasik era romantik yaitu lebih ekspresif dan imajinatif, ornamen musikal (penghiasan musik) tidak ada tidak seperti pada zaman klasik, melodi romantik lebih ekspresif dan panjang, harmoni dan tempo yang bervariasi, homophonic dan polyphonic. Para komposer era ini antara lain Frantz Lizt, F.J.L Mendelsson, dan Richard Wagner. j. Impressionisme Pada jaman ini penggunaan alat musik flute dan klarinet selalu diarahkan untuk suara beregister rendah, sedangkan violin untuk register tinggi. Di samping itu, alat-alat musik trompet, horn, selesta, dan glokkenspiel mulai digemari untuk memainkan kalimat lagu pendek. Pada zaman Impressionisme ditandai dengan 8 Virtuoso : Pemain musik yang mencapai level teknik, penguasaan instrumen, dan pengabdian yang tertinggi pada bidang musik, contoh: Ludwig Van Beethoven commit to user BAB II TINJAUAN TEORI II - 5 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id penggunaan melodi dan tangga nada yang dipengaruhi oleh musik gamelan. k. Modern dan Kontemporer Musik era ini menggunakan pola-pola ritme yang tak berbentuk, tangga nada whole-tone, konsep tentang hubungan bebas pada harmoni-harmoni berdekatan, dan tekstur-tektur kalaedokopik dari impresionisme musikal. Gerakan estetik adalah manifestasimanifestasi musikal yang bersumber dari seni lukis dan sastra. Karya-karya eksperimental dari Arnold Schoenberg dan Igor Stravinsky sekitar tahun 1910 dikabarkan sebagai zaman baru dalam musik. Periodisasi di atas masih dapat digolongkan lagi menjadi 2 bagian berdasarkan sifatnya, yaitu: 1. Musik yang diciptakan sebelum tahun 1900 Pada periode ini musik diciptakan menurut aturan aturan baku yang sifatnya kaku baik penyusunan maupun cara memainkannya. Dalam memainkan musik ini terdapat aturan baku mengenai alat musik yang dipakai sesuai dengan aturan internasional yang bersumber dari daratan Eropa. 2. Musik yang diciptakan sesudah tahun 1900 Musik pada zaman ini tidak memiliki aturan baku mengenai penyusunan dan cara memainkannya. Seni musik ini tidak hanya diperuntukkan bagi alat musik yang sudah ditentukan saja, melainkan semua alat musik dapat digunakan. Bahkan penggunaan komputer juga mulai digunakan sebagai wujud dari musik elektronik modern. 4. PENGGOLONGAN JENIS MUSIK Dalam menciptakan maupun memainkan musik harus mengikuti aturan yang ada agar musik nyaman untuk dikonsumsi commit to user BAB II TINJAUAN TEORI II - 6 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id seperti harmonisasi, melodi, ritme dan lain-lain. Penggolongan jenis musik berdasarkan jumlah nada yang ada dalam satu oktaf antara lain: a. Musik Pentatonis Merupakan musik yang menggunakan 5 nada dalam satu oktaf. Musik jenis ini biasanya digunakan pada lagu lagu tradisional yang dimainkan secara khas dengan alat musik dan bahasa masing - masing wilayah tradisional dimana musik itu berasal. b. Musik Diatonis Merupakan musik yang menggunakan 7 nada dalam satu oktaf. Musik jenis ini merupakan pengadopsian sistem nada bangsa barat. Adapun penggunaan musik jenis ini lebih fleksibel daripada musik pentatonis. Alat-alat musik yang digunakan dapat berupa alat musik modern yang berasal dari barat. Untuk bahasa yang digunakan dapat memakai berbagai macam bahasa seperti bahasa daerah maupun bahasa asing. Musik diatonis ini mengalami banyak perkembangan sehingga memunculkan berbagai macam aliran musik. Berikut merupakan beberapa aliran besar dalam musik diatonis: 9 Musik Klasik Musik klasik ini mempunyai sifat mantap dan keindahannya diakui sehingga dapat dikatakan bahwa musik klasik adalah musik abadi. Alat musik yang dipakai antara lain piano, biola, violin, cello, trombone, flute, tamborin, harpa, dan lain-lain. 2. Musik Jazz Jazz memiliki hubungan khusus dengan waktu, yang didefinisikan sebagai ayunan, sebuah spontanitas dan vitalitas produksi musik di mana improvisasi memainkan peran, kemerduan dan cara ungkapan yang mencerminkan individualitas dari musisi 9 Curt Sachs, Music Encyclopedia BAB II TINJAUAN TEORI commit to user II - 7 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id jazz. Alat musik/instrumen digunakan dalam musik jazz adalah gitar, gitar bass, saksofon, trombon, piano, klarinet, terompet, double bass, drum, vokal. 3. Musik Blues Blues adalah musik tradisional di Amerika yang paling emosional di antara semua musik sekuler abad ke 20. Misalnya Blind Lemon Jefferson dan Leadbelly (Huddie Ledbetter). Semenjak publikasi lagu blues memasuki arena musik populer. 4. Musik Pop Musik pop (istilah yang awalnya berasal dari singkatan dari "populer") adalah sebuah genre musik dari musik populer yang berasal dalam bentuk modern pada 1950-an, yang berasal dari rock and roll. 10 Lagu pop berciri khas sangat fleksibel jika dipadukan dengan jenis style lain, lagu umumnya mudah disenandungkan dan diserap, harmonisasi tidak terlalu rumit, dan tempo bervariasi. 5. Musik Rock Secara umum, musik rock berpusat pada gitar listrik, yang terbentuk sebagai bentuk modern pada 1950an dengan adanya kepopuleran rock and roll. Umumnya, sebuah band rock berbentuk kuartet yang masing-masing anggotanya memegang satu atau beberapa peranan, yaitu vokalis, gitaris utama, gitaris ritme, gitaris bass, drummer dan kadang-kadang juga berisi pemain kibor atau pemain musik lainnya. 6. Rap Rap adalah merupakan suatu teknik vokal yang mengharuskan vokalis untuk berkata-kata dengan 10 Bill Lamb, "What Is Pop Music? A Definition", About.com, retrieved 8 March 2012. BAB II commit to user TINJAUAN TEORI II - 8 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id cepat, sementara pelakunya disebut rapper. Musik rap ini kurang mementingkan adanya nada dalam sebuah lagu, karena musik jenis ini lebih dititikberatkan pada lirik lagu. 7. Reggae Reggae sendiri adalah kombinasi dari iringan tradisional Afrika, Amerika dan Blues serta folk (lagu rakyat) Jamaika. Gaya sintesis ini jelas menunjukkan keaslian Jamaika dan memasukkan ketukan putus - putus tersendiri, strumming gitar ke arah atas, pola vokal yang Rastafari. 8. Techno Genre Techno adalah aliran Musik yang menggunakan tema futuristik. Musik Techno juga dipakai di Club-Club malam dan biasanya Musik ini dimainkan oleh seorang DJ (Disk Jockey). Musik ini tidak dimainkan dengan alat musik tradisional seperti Gendang, Gitar, Sasando, dll. Dia menggunakan alat musik Digital seperti Dj Maker yang biasa dipakai untuk me-remix musik yang sudah ada menjadi musik yang bertema Futuristik. 9. New Age Music New Ages adalah sebuah aliran music yang mampu memberikan sebuah salah satu pengalaman positif, relaks, insipiratif, nyaman, bersemangat, dan ada unsur kebudayaan. Artis terkenal dalam aliran musik jenis ini adalah Paul Schwartz, Enya, dll 10. Metal Musik metal secara garis besar merupakan musik yang paling ekstrim dan keras. Pembawaannya selalu diwarnai dengan nuansa beringas dan berapi-api. Aliran musik ini ditandai dengan distorsi Gitar yang sangat commit to user BAB II TINJAUAN TEORI II - 9 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kuat, solo gitar panjang, ketukan cepat, baik disemua instrumentasi alat musiknya. 11. Dangdut Dangdut merupakan salah satu dari genre seni musik yang berkembang di Indonesia. Bentuk musik ini berakar dari musik Melayu pada tahun 1940-an. Nama ini sebetulnya adalah sebutan sinis dalam sebuah artikel majalah awal 1970-an bagi bentuk musik melayu yang sangat populer di kalangan masyarakat kelas pekerja saat itu. 12. Country Genre Country adalah campuran dari unsurunsur musik Amerika yang berasal dari Amerika Serikat Bagian Selatan dan Pegunungan Appalachia. Musik ini berakar dari lagu rakyat Amerika Utara, musik kelt, musik gospel, dan berkembang sejak tahun 1920-an. 13. Alternative Rock Nama "alternatif" ditemukan pada tahun 1980 untuk menggambarkan band punk rock yang tidak sesuai dengan aliran punk rock pada saat itu. Sebagai jenis tertentu musik, rock alternatif memiliki berbagai subaliran, dari musik indie yang dimulai pada tahun 1980 dan menjadi populer pada tahun 1990, seperti indie rock, grunge, gothic rock, dan rock perguruan tinggi. 14. Musik Kontemporer dan Eksperimental Istilah musik kontemporer yang seringkali yang dibuat pada saat sekarang dapat disebut sebagai musik kontemporer. commit to user BAB II TINJAUAN TEORI II - 10 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Secara spesifik, musik kontemporer hanya dapat dipahami dalam hubungannya dengan perkembangan sejarah musik barat di Eropa dan Amerika. Itulah sebabnya, terutama bagi mereka yang awam, seni atau musik kontemporer banyak menimbulkan kesalahpahaman yang berlarut-larut.11 Dari kedua golongan tersebut yang paling sering digunakan adalah musik diatonis. Musisi-musisi jaman sekarang lebih memilih menggunakan sistem diatonis karena lebih dapat untuk diolah dan lebih mudah untuk divariasikan. Hal ini tidak lepas dari fakta bahwa musik pentatonis sebenarnya mencomot 5 nada yang ada di 7 nada sistem musik diatonis yang lebih kompleks. Adanya sistem perkuncian mulai dari A-G membuat 7 nada12 pada sistem diatonis bisa dikalikan dengan 7 buah kunci yang menghasilkan 49 nada utama, jumlah yang banyak jika dibandingkan dengan musik pentatonis yang hanya 5 saja. Selain itu musik diatonis-lah yang memunculkan banyak 13 genre sehingga musik menjadi lebih berkembang mencakup berbagai macam lapisan masyarakat. Hal ini menyebabkan industri musik lebih memilih menggunakan musik diatonis karena lebih memiliki prospek yang baik. Kemudian jika ditinjau dari cara menikmatinya, musik dapat digolongkan menjadi14: a. Musik Serius Yaitu musik yang mengharuskan penikmatnya untuk memperhatikan secara penuh terhadap musik yang sedang dimainkan, misalnya musik musik yang berkarakter rumit seperti musik metal. b. Musik Ringan 11 Harjana, 2004 : 187 Pada sistem kromatik dalam tangga nada diatonis berjumlah 12 13 Genre : Aliran 14 Catatan kuliah ISI Surakarta Fakultas Etnomusikologi, Inmagma, 2012, direferensikan dari Kerth, Spance, Living musik, Hamish Hamilton, London, halaman 11. 12 commit to user BAB II TINJAUAN TEORI II - 11 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Yaitu musik yang bisa didengarkan ketika dalam keadaan santai seperti ketika berada di restoran, ruang tunggu, kendaraan umum, dan lain-lain. 5. JENIS ALAT MUSIK Dunia permusikan tidak akan pernah ada jika tidak ditemukannya alat-alat musik. Perkembangan teknologi berperan besar dalam proses perkembangan alat-alat musik. Perkembangan kebudayaan dan pencampuran akulturasi global menyebabkan munculnya berbagai macam alat musik yang digunakan. Walaupun demikian, terdapat konsep dasar dalam penciptaan alat musik yang utama yaitu dengan menggetarkan, menggesek, memukul, atau memetik sesuatu. Berikut merupakan klasifikasi alat-alat musik menurut Marilyn Kornreich Davies 15 : Berdasarkan sumber bunyinya alat musik dapat dikelompokkan menjadi lima. a) Aerophone Yaitu alat musik yang sumber bunyinya berasal dari udara yang bergetar dengan cara ditiup atau dipompa. Contoh : - Flute - Seruling - Rekorder - Tuba - Melodeon b) Idiophone Yaitu alat musik yang sumber bunyinya berasal dari batangan logam atau kayu yang dipukul atau sumber bunyinya berasal dari alat itu sendiri. Contoh : 15 - Bellira - Calung - Angklung - Kulintang Davies, Marilyn Kornreich, Music Dictionary, Music Book Company, New York, USA BAB II commit to user TINJAUAN TEORI II - 12 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id - Saron c) Chordophone Yaitu alat musik yang sumber bunyinya berasal dari dawai yang bergetar dengan cara di petik, digesek dan ditekan. Contoh : 1) Dipetik, dawai yang tegang dipetik menggunakan jari atau klapper. Contoh: - Gitar - Harpa - Mandolin - Bas dan lain-lain. 2) Digesek, dawai tegang berupa nylon string digesek menggunakan dawai lain yang berbahan nylon string yang lebih kasar. Misalnya: - Biola - Viola - Contrabass - Rebab 3) Ditekan, dawai berupa metal string yang ditarik kencang, kemudian dipukul dengan dipicu pada penekanan tuts. Misalnya : piano akustik d) Membranophone Yaitu alat musik yang sumber bunyinya berasal dari getaran selaput tipis yang terbuat dari kulit atau plastic dengan cara dipukul. Contoh : - Tamborin - Drum set - Ketipung - Ttympani dan lain-lain. e) Elektrophone Yaitu alat musik yang sumber bunyinya berasal dari rangkaian elektronika yang terdapat di dalam alat tersebut. Contoh - Keyboard - Organ elektrik - Gitar elektrik - Bass elektrik dan lain-lain. commit to user BAB II TINJAUAN TEORI II - 13 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Penggolongan alat musik berdasarkan cara memainkannya: a) a. Alat musik tiup, yaitu alat musik yang dimainkan dengan cara di tiup. Contoh: - Harmonica - Recorder - Seruling - terompet dan lain-lain. b) Alat musik gesek, yaitu alat musik yang dimainkan dengan cara digesek. Contoh: - Biola - Rebab - Cello - Violin - kontra bas dan lain-lain c) Alat musik petik, yaitu alat musik yang cara memainkannya dengan cara dipetik. Contoh: - Gitar - Bas - Siter - Sasando - ukulele dan lain-lain. d) Alat musik pukul, yaitu alat musik yang cara memainkannya dengan cara dipukul. Alat musik pukul ada dua macam: 1) Alat musik pukul bernada. Contoh: - Kulintang - Perangkat gamelan - Arumba - Xylophone - Glockenspiel dan lain-lain. 2) Alat musik pukul tak bernada. Contoh: - Gendang - Tympani - Gong - Drum set dan lain-lain. commit to user BAB II TINJAUAN TEORI II - 14 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id e) Alat musik tekan, yaitu alat musik yang cara memainkannya dengan cara ditekan. Contoh: - Piano - Organ - Keyboard dan lain-lain. Penggolongan Alat Musik Berdasarkan Fungsinya Dalam Pergelaran Berdasarkan fungsinya dalam pergelaran alat musik dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis yaitu : a) Alat musik melodis, yaitu alat musik yang digunakan untuk memainkan rangkaian nada-nada (melodi) sebuah lagu. Contoh : - Seruling - Saksofon - Flute - Violin b) Alat musik ritmis, yaitu alat musik yang dalam permainannya memberikan irama (ritme) tertentu dalam suatu pergelaran. Contoh: c) Alat - Ketipung - Bongo - drum set - Kendang dan lain-lain. musik harmonis, yaitu alat musik yang dalam permainannya membawa paduan nada (akor) dalam suatu pergelaran. Contoh: - Gitar - Piano - Keyboard - Organ dan lain-lain. 6. PEMENTASAN MUSIK Musik pada dasarnya adalah usaha untuk berkomunikasi yang dilakukan oleh musisi kepada pendengar atau penikmat. Usaha komunikasi ini dapat diutarakan secara langsung melalui adanya pementasan. Pementasan ini menjadi sarana komunikasi musik yang commit to user BAB II TINJAUAN TEORI II - 15 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id terbaik karena pihak produsen dan konsumen saling bertemu langsung. a. Jenis Pementasan Musik Bentuk pementasan musik cukup beragam, tergantung tujuan dan materi pementasannya. Menurut pementasannya, pementasan dapat dibagi menjadi: sistem 16 1) Pementasan Sistem Ensemble Yaitu pementasan musik yang hanya terdapat orang-orang yang menyanyi saja tanpa adanya alat musik, atau pementasan musik dimana hanya ada instrumen musik saja tanpa ada orang-orang yang menyanyi. Biasanya pemain musik berjumlah sedang, 720 pemain. Pertunjukan musik ini ditujukan untuk penonton berjumlah sedang. Gambar 2.1 Pementasan Ensemble Sumber : remusik.org 2) Pementasan Sistem Symphony Orkestra Adalah pementasan musik yang menggunakan alat musik baku dengan pemain musik dengan yang berjumlah besar antara 20 100 orang, bisa terdapat lantunan musik yang diisi nyanyian atau hanya lantunan instrumen musik saja. Pementasan sistem ini ditujukan untuk penonton yang berjumlah sedang sampai besar. 16 Curt Sachs, Music Encyclopedia BAB II TINJAUAN TEORI commit to user II - 16 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Gambar 2.2 Sistem Pementasan Symphony Orchestra Sumber : remusik.org 3) Pementasan Sistem Concert Band Pementasan musik yang menggunakan alat musik baku ataupun modifikasi dengan pemain musik yang berjumlah kecil yaitu 3 10 orang. Pementasan sistem ini ditujukan untuk penonton yang berjumlah besar. Gambar 2.3 Sistem Pementasan Concert Band Sumber : remusik.org Berdasarkan jenis pagelarannya, pementasan musik dapat dibagi menjadi:17 1) Opera Opera merupakan bentuk pementasan musik yang disertai drama atau cerita. Terdapat dua macam opera, yaitu: Grand Opera Yaitu Opera yang dipentaskan dengan skal besar Chamber Opera 17 Ham, Roderick, AA Dipl. RIBA, Theatre Planning, The Architectural Press, London, 1972, Halaman 13. commit to user BAB II TINJAUAN TEORI II - 17 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Yaitu opera yang dipentaskan dalam skala kecil 2) Cabaret Yaitu pementasan musik yang diiringi seni gerak atau tarian. 3) Konser Yaitu pementasan musik yang khusus ditujukan untuk menilai komposisi gubahan musik dan ketrampilan musisi dalam menyajikan karyanya. Biasanya alat musik yang digunakan berupa instrumen akustik dengan artian alat musik tersebut tidak menggunakan bantuan listrik untuk dimainkan. Sistem konser dapat dipagelarkan melalui 3 jenis sistem konser, yaitu: a) Recital Recital adalah pertunjukan musik dalam skala kecil yang terdiri dari beberapa pemain instrumen yang mengiringi seorang atau beberapa penyanyi, namun tidak menutup kemungkinan adanya pertunjukan tunggal/solo. Misalnya seperti recital guitar, recital flute, dan lain-lain. Gambar 2.4 Recital Sumber : remusik.org b) Chamber Konser Chamber konser adalah pertunjukan musik yang dimainkan oleh 20 30 orang. commit to user BAB II TINJAUAN TEORI II - 18 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Gambar 2.5 Chamber Concert Sumber : remusik.org c) Choral Konser Choral konser adalah pertunjukan musik skala besar yang dimainkan oleh penyanyi yang jumlahnya dapat mencapai 200 orang. Gambar 2.6 Choral Concert Sumber : remusik.org Pementasan musik dapat digolongkan lagi menurut tempat atau lokasi pementasannya, yaitu: 1) Pementasan indoor Merupakan dilakukan di dalam pementasan sebuah musik ruangan yang tertutup. Pementasan jenis ini akan membatasi jumlah penonton karena ruangan tentu tidak akan menyokong jumlah penonton yang banyak. Pementasan jenis ini memungkinkan pengkondisian ruang untuk mencapai sistem akustikal yang baik dan merata bagi semua penonton. Kenyamanan penonton juga lebih diperhatikan dengan penataan ruang yang diatur sedemikian rupa. Pementasan jenis ini juga tidak commit to user BAB II TINJAUAN TEORI II - 19 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id tergantung pada masalah cuaca seperti panas atau hujan. Gambar 2.7 Konser Indoor Sumber : remusik.org 2) Pementasan outdoor Merupakan pementasan musik yang dilakukan di luar ruangan. Pementasan biasanya dilakukan di lapangan atau di lahan terbuka. Pementasan jenis ini memungkinkan untuk menampung penonton yang berjumlah sangat banyak. Namun sistem akustikal dari pementasan ini akan sangat kurang karena suara yang tidak menyebar secara merata. Pementasan jenis ini juga sangat terpengaruh dengan kendala cuaca. Gambar 2.8 Konser Outdoor Sumber : remusik.org b. Penonton Pertunjukan Musik Modern18 1. Tingkat penikmatan 18 Curt Sachs, Music Encyclopedia BAB II TINJAUAN TEORI commit to user II - 20 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Tingkat penikmatan pertunjukan musik diatonis dapat dibagi menjadi 2 yaitu: a) Penikmat Sensual Merupakan penikmat musik yang semata-mata hanya menggunakan sistem panca inderanya saja untuk menikmati musik yang sedang disajikan, seperti hanya mendengarkan dan melihat. b) Penikmat Secara Emosional Merupakan penikmat musik yang melibatkan perasaannya ketika menonton acara musik. Hal ini dapat berupa gerakan tubuh, sahutan mulut, maupun keikutsertaan menyanyi. 2. Perilaku penonton Penonton acara pertunjukan musik diatonis mempunyai perilaku khusus yang dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu: a) Kelompok Peminat Sangat Aktif Kelompok peminat tipe ini biasanya berada pada rentang usia 15 25 tahun. Dan umumnya penikmat musik jenis ini berada pada sistem pementasan concert band. Perilaku peminat ini antara lain: Melakukan penikmatan sensual dan emosional Menuntut adanya daya tangkap visual yang baik terhadap pementas. Penikmat cenderung bersifat aktif, dalam artian mereka merasa memerlukan adanya luapan emosi ketika menikmati pertunjukan musik dengan cara bergerak berteriak dan lain-lain. b) Kelompok Penikmat Kurang Aktif Penikmat jenis ini biasanya berusia lebih dari 25 tahun, dan seringkali dapat dijumpai pada sistem pementasan ensemble dan orkestra. Adapun perilaku dari penonton musik jenis ini antara lain: Menikmati musik secara sensual dan kadangkadang emosional commit to user BAB II TINJAUAN TEORI II - 21 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Penikmat cenderung bersifat kurang aktif, dalam artian mereka cukup menikmati musik dengan hanya mendengarkan dan melihat saja. B. TINJAUAN TEMPAT PERTUNJUKAN MUSIK 1. JENIS TEMPAT PERTUNJUKAN Terdapat berbagai macam tempat pertunjukan musik yang ada. Berikut merupakan macam macam tempat pertunjukan musik:19 a. Amphiteathre Merupakan tempat terbuka yang biasanya berada di luar ruangan yang berfungsi sebagai tempat pertunjukan olahraga, konser musik maupun theatrical. Amphitheatre terdapat 2 jenis berdasarkan bentuk serta zaman pemakaiannya yaitu amphitheatre zaman Romawi dan amphitheatre modern. Gambar 2.9 Amphitheatre Sumber : wikipedia.com b. Auditorium Auditorium merupakan tempat perunjukan indoor yang sering digunakan untuk pertunjukan musik, opera, maupun drama. Auditorium dirancang sedemikian rupa agar penonton dapt melihat pertunjukan secara jelas. 19 Machlis, Joseph, 1982, The Enjoyment of Music, New Jersey, Prentice Hall. commit to user BAB II TINJAUAN TEORI II - 22 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Gambar 2.10 Auditorium Sumber : wikipedia.com c. Concert Hall Concert hall merupakan tempat yang digunakan untuk mewadahi pertunjukan musik klasik. Namun pada masa modern bangunan ini juga digunakan untuk tempat pertunjukan musik modern yang berpengeras suara. Gambar 2.11 Concert Hall Sumber : wikipedia.com d. Theatre Merupakan tempat pertunjukan yang berfungsi hampir sama dengan amphiteatre, namun memiliki bentuk panggung yang berbeda. Theatre memiliki bentuk panggung setengah lingkaran, berbeda dengan amphitheatre yang melingkar penuh. commit to user BAB II TINJAUAN TEORI II - 23 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Gambar 2.12 Theatre Sumber : wikipedia.com e. Performing Arts Merupakan bangunan yang digunakan untuk tempat pagelaran berbagai macam seni pertunjukan seperti seni tari, seni musik, dan berbagai macam seni pertunjukan lain. keistimewaan dari bangunan ini adalah dapat dengan mudah disesuaikan untuk pergantian macam seni yang ditampilkan. 2. KARAKTER GEDUNG PERTUNJUKAN Gedung pertunjukan memiliki karakter yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Pemilihan harus dilakukan secara tepat agar hasil akhir menjadi lebih maksimal. Perlu diketahui bahwa tidak ada jenis ruang pertunjukan yang dikhususkan untuk satu jenis musik tertentu. 20 a. Peruangan Gedung Pertunjukan Gedung pertunjukan selain merupakan ruang utama dalam pertunjukan memerlukan beberapa ruang pendukung lain seperti adanya ruang sebagai berikut: 1) Ruang Umum Ruang umum merupakan ruang yang berhubungan langsung dengan pengunjung, maka ruang ini harus memiliki persyaratan akustik, sirkulasi, dan kenyamanan lain yang baik. 2) Ruang Produksi 20 Anshori, Muhhammad, Pusat Pagelaran Musik Surakarta dengan Penekanan Arsitektur Post Modern, 2007 commit to user BAB II TINJAUAN TEORI II - 24 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Merupakan ruang yang digunakan untuk kegiatan produksi dalam proses persiapan perunjukan musik seperti ruang teknis dan administrasi. 3) Ruang Artis Merupakan ruang yang digunakan oleh penyaji pertunjukan untuk mempersiapkan diri. 4) Ruang Administrasi Merupakan ruang yang digunakan untuk mengelola gedung secara keseluruhan. b. Bentuk Massa Gedung Pertunjukan Terdapat beberapa jenis bentuk ruang pertunjukan yang ada di dunia, antara lain: 1) Bentuk Segi Empat Bentuk gedung pertunjukan semacam ini banyak digunakan dalam gedung abad 19. Karakter dari ruangan ini yaitu memiliki suara yang pernuh karena bentuk segi empat memantul dalam jarak dan sudut yang sama. Gambar 2.13 Kyoto Concert Hall Sumber : http://architecturalmoleskine.blogspot.com commit to user BAB II TINJAUAN TEORI II - 25 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 2) Bentuk Kipas Bentuk kipas merupakan bentuk yang paling menguntungkan dalam pembuatan gedung pertunjukan dalam segi akustik, kenyamanan, pengolahan tempat duduk penonton, Gambar 2.14 Boston Symphony Hall Sumber : http://architecturalmoleskine.blogspot.com 3) Bentuk Tapal Kuda Bentuk ini banyak digunakan untuk gedung pertunjukan di dunia. Karakter gedung ini adalah mempunyai tingkat RT yang relatif pendek dan banyak penyerapan bunyi. Gambar 2.15 Bentuk Tapal kuda Sumber : http://architecturalmoleskine.blogspot.com commit to user BAB II TINJAUAN TEORI II - 26 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 4) Bentuk melengkung Bentuk ini biasanya disertai dengan langit-langit yang tinggi dan berbentuk melengkung. Bentuk ini memungkinkan terjadinya pemusatan bunyi dan waktu gema yang panjang. Gambar 2.16 Sydney Opera House http://architecturalmoleskine.blogspot.com 5) Bentuk tak teratur Bentuk lantai ini memungkinkan penempatan penonton untuk lebih dekat ke panggung. Bentuk yang tak teratur dapt membantu proses difusi suara yang menghasilkan suara yang merata pada seluruh ruangan. Secara akustik, ruangan ini mempunyai kualitas terbaik. Gambar 2.17 Philharmonic Hall, Berlin http://www.overgrownpath.com commit to user BAB II TINJAUAN TEORI II - 27 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Sedangkan menurut ukuran dan relevansi terhadap jumlah penduduk terdapat beberapa macam jenis tempat pertunjukan, antara lain:21 1) Kota dengan <50.000 penduduk Memerlukan gedung perunjukan lokal dengan kapasitas penonton 500 600 orang. 2) Kota dengan 50.000 200.000 penduduk Memerlukan sebuah gedung tiga sektor dengan daya tampung 700 800 orang. 3) Kota dengan 200.000 500.000 penduduk Memerlukan gedung dengan ruang pertunjukan berkapasitas 800 1.000 tempat duduk 4) Kota dengan 500.000 Memerlukan gedung 1.000.000 penduduk dengan kapasitas 1.000 1.400 penonton. 5) Kota dengan >1.000.000 penduduk Memerlukan sebuah gedung pertunjukan besar dengan kapasitas 1.400 2.000 tempat duduk. Untuk menentukan besarnya ruang untuk pertunjukan, dihitung berdasarkan kebutuhan ruang masing masing penonton yaitu 0,5 m² tiap penonton.(Ernst Neufert, Data Arsitek, 2002, 138) c. Bentuk Panggung Selain dari bentuk ruangan itu sendiri terdapat faktor lain yang mempengaruhi tingkat kenyamanan sebuah gedung pertunjukan musik yaitu dari bentuk panggung yang digunakan. Berikut merupakan beberapa jenis bentuk panggung yang sering digunakan dalam ruang pertunjukan:22 1) Panggung proscenium 21 22 Neufert, Ernst, Data Arsitek, Erlangga, 2002 Scarbrough, Paul, Time Saver Standart for Building Types, 2001 BAB II commit to user TINJAUAN TEORI II - 28 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Gambar 2.18 Panggung Proscenium http://www.acttheatre.org Panggung jenis ini memiliki satu sudut pandang yang berada di ujung ruang. Panggung ini banyak digunakan untuk pertunjukan drama dan konser musik. 2) Panggung Open Thrust Gambar 2.19 Panggung Open Thrust http://archpaper.com Ciri utama panggung ini adalah dengan adanya panggung yang menjorok ke kursi penonton. Penyaji pertunjukan akan dikelilingi oleh penonton dari 3 arah. 3) Panggung Arena Gambar 2.20 Panggung Arena stage2planning.com commit to user BAB II TINJAUAN TEORI II - 29 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Merupakan panggung dimana penyaji pertunjukan dikelilingi oleh penonton. Bentuk ini kurang menguntungkan karena pemain akan membelakangi penonton. 4) Panggung Fleksibel Gambar 2.21 Panggung Fleksibel stage2planning.com Yang dimaksud disini adalah panggung yang dapat diubahubah menjadi berbagai bentuk panggung seperti proscenium, open thrust, dan arena. Jika bentuk panggung dirubah, maka sistem akustikal juga harus diubah. d. Layout Tempat Duduk Penentuan tempat duduk menjadi cukup vital dalam perancangan sebuah gedung pertunjukan. Tempat duduk menentukan sistem sirkulasi yang ada di dalam gedung. Berikut merupakan macam macam layout tempat duduk di dalam gedung pertunjukan secara garis besar: 1) Sistem kontinental Merupakan sistem tempat duduk yang tidak mempunyai sirkulasi pada tengah ruangan. Sirkulasi hanya dipusatkan pada bagian samping ruang saja. Kelebihan: - Penggunaan ruang lebih efektif dalam hal jumlah - Ruang untuk kaki lebih lebar karena jarak standar ruang untuk penonton lebih besar Kekurangan: commit to user BAB II TINJAUAN TEORI II - 30 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id - Sirkulasi buruk, karena harus melewati banyak orang untuk dapat duduk. - Standar jumlah pintu lebih banyak 2) Sistem Konvensional Merupakan sistem penataan tempat duduk dengan adanya lorong di antara tempat duduk penonton untuk mempermudah sirkulasi bagi penonton. Kelebihan: - Sirkulasi baik dan lancar - Standar jumlah pintu lebih sedikit Kekurangan - Ruang untuk kaki lebih sempit, karena standar jarak antar baris menjadi lebih kecil - Ruang sirkulasi menggunakan daerah yang menguntungkan untuk mendengar dan melihat Sedangkan untuk bentuk layout tempat duduk berdasarkan penataan baris terdiri dari:23 1) Baris lurus Tempat duduk disejajarkan mulai dari depan hingga belakang. Bentuk ini mempunyai kekurangan dimana penonton yang berada di samping panggung akan merasa tidak nyaman karena harus memiringkan kepalanya untuk melihat ke arah panggung. 2) Baris Lurus dimiringkan pada tepi Tempat duduk ini memiliki tingkat kenyamanan visual yang lebih tinggi, akan tetapi cukup riskan untuk digabungkan dengan sistem tempat duduk penonton yang yang bertrap. 3) Baris Lengkung Penataan tempat duduk dibuat secara melengkung mengikuti arah pandang ke panggung. Sistem ini mempunyai kelebihan dalam kenyamanan visual dan keamanan sirkulasi. 23 Ham, Roderick, AA Dipl. RIBA, Theatre Planning, The Architectural Press, London, 1972 commit to user BAB II TINJAUAN TEORI II - 31 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Gambar 2.22 Perbandingan sistem tempat duduk, baris lurus (A), baris miring tepi (B), dan baris lengkung (C) Sumber : Dokumen pribadi Sedangkan untuk penataan vertikal lantai, terdapat 3 macam jenis layout tempat duduk yaitu:24 1) Lantai Dasar Penataan kursi ditempatkan pada ketinggian yang sama, hal ini menyebabkan pandangan penonton yang terhalang penonton lain di depannya. 2) Lantai Miring Penataan kursi pada lantai yang dimiringkan. Penonton tidak terhalang oleh penonton lain yang berada di depannya, namun pemasangan kursi akan lebih sulit 3) Lantai Berundak Penataan kursi yang berada pada lantai berundak yang semakin tinggi ke belakang. Penonton mendapatkan pandangan ke arah panggung dengan baik dan pemasangan kursi akan lebih mudah. Gambar 2.23 Perbandingan kemiringan tempat duduk Sumber : De Chiara, Time Saver Standart for Building Types 24 24 Ham, Roderick, AA Dipl. RIBA, Theatre Planning, The Architectural Press, London, 1972 BAB II commit to user TINJAUAN TEORI II - 32 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id e. Kenikmatan Visual Ruang Pertunjukan Kenikmatan visual berperan penting dalam pementasan musik walupun pada dasarnya musik adalah seni dengar. Visualitas memegang peranan penting dalam pembawaan suasana dan emosi penonton dalam sebuah pertunjukan, oleh karena itu kenikmatan visual harus dapat diwujudkan dalam sebuah pertunjukan musik. Terdapat 2 hal penting dalam pencapaian kenikmatan visual di gedung pertunjukan yaitu: 25 1) Jarak dan sudut pandang Jarak pandang memegang peranan penting dalam pencapaian kenikmatan visual. Berikut merupakan syarat syarat dalam penentuan jarak pandang dan sudut pandang: a) Jarak pandang manusia terjauh untuk dapat melihat ekspresi manusia secara jelas adalah 25 m. Untuk pertunjukan secara global dibutuhkan jarak 32 Dan pentas yang dilakukan terdapat 20 36 m. 30 % ekspresi. Maka diambil jarak maksimal penonton terjauh adalah 36 m. b) Syarat sudut pandang horizontal manusia untuk dapat menikmati pementasan adalah 40°. Dalam hal ini dimaksudkan penonton dapat melihat semua sudut di panggung dengan hanya melirikkan mata tanpa menggerakkan kepala. Gambar 2.24 Sudut pandang penonton Sumber : Dokumen pribadi 25 De Chiara, Time Saver Standart for Building Types BAB II commit to user TINJAUAN TEORI II - 33 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id c) Terdapat 2 macam syarat pandang vertikal manusia dalam hubungannya dengan penataan kursi penonton, yaitu:26 Sistem penataan kolom tunggal Penonton ditata dalam posisi berjajar lurus ke belakang. Pandangan penonton tidak boleh terhalang penonton lain di depannya. Hal ini dapat diperoleh dengan lebih mempercuram kemiringan tempat duduk penonton. Gambar 2.25 Sudut pandang vertikal single row Sumber : De Chiara, Time Saver Standart for Building Types Sistem penataan kolom ganda Penonton ditata secara selang seling dalam baris kolom ke belakang. Ketinggian tempat duduk penonton tidak perlu terlalu curam karena penonton dapat melihat pertunjukan melalui sela sela antara penonton yang berada di depannya. 26 De Chiara, Time Saver Standart for Building Types BAB II commit to user TINJAUAN TEORI II - 34 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Gambar 2.26 Sudut pandang vertikal double row Sumber : De Chiara, Time Saver Standart for Building Types 2) Tata Lighting Panggung Salah satu unsur penting dalam pementasan adalah tata cahaya atau lighting. Lighting adalah penataan peralatan pencahayaan, dalam hal ini adalah untuk untuk menerangi panggung untuk mendukung sebuah pementasan. Sebab, tanpa adanya cahaya, maka pementasan tidak akan terlihat. Secara umum itulah fungsi dari tata cahaya. Lighting terbagi menjadi dua yaitu: Lighting sebagai penerangan Yaitu fungsi lighting yang hanya sebatas menerangi panggung beserta unsur-unsurnya serta pementasan dapat terlihat. Lighting sebagai pencahayaan. Yaitu fungsi lighting sebagai unsur artisitik pementasan. Hal ini digunakan untuk membentuk dan mendukung suasana dalam pementasan. Dalam tata cahaya ada beberapa unsur penting yang harus diperhatikan, antara lain : commit to user BAB II TINJAUAN TEORI II - 35 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Tersedianya peralatan dan perlengkapan. Yaitu tersedianya cukup lampu, kabel, holder dan beberapa peralatan yang berhubungan dengan lighting dan listrik. Tidak ada standard yang pasti seberapa banyak perlengkapan tersebut, semuanya bergantung dari kebutuhan. Tata letak dan titik fokus. Tata letak adalah penempatan lampu sedangkan titik fokus adalah daerah jatuhnya cahaya. Pada umumnya, penempatan lampu dalam pementasan adalah di atas dan dari arah depan panggung, sehingga titik fokus tepat berada di daerah panggung. Sudut penempatan dan titk fokus yang paling efektif adalah 45° di atas panggung. Lighting dalam sebuah pementasan harus menerangi setiap bagian dari panggung, yaitu dari arah depan, dan belakang, atas dan bawah, kiri dan kanan, serta bagian tengah. Keseimbangan warna. Yaitu keserasian penggunaan warna cahaya yang dibutuhkan. Dalam sistem lighting panggung, terdapat alat-alat yang digunakan antara lain:27 Floodlight Bohlam dan reflektor diletakkan dalam sebuah kotak yang dapat diarahkan ke kanan dan ke kiri serta ke atas dan ke bawah untuk mengatur jatuhnya cahaya. Penggunaan lampu flood efektif untuk menyinari backdrop atau objek tertentu dengan jarak dekat. Scooplight Lampu scoop adalah lampu yang sangat efisien untuk menerangi areal tertentu yang terbatas. Karakter cahayanya yang lembut membuat lampu scoop ideal untuk memadukan warna cahaya. Fresnellight 27 Iskhayati, Anita, Basic Lighting, 2008 BAB II TINJAUAN TEORI commit to user II - 36 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Lampu ini bersifat sedikit menyebar maka jika jarak lampu terlalu jauh dari objek sebaran cahayanya akan menerobos ke objek lain. Lampu fresnel tidak tepat jika dipasang di baris depan panggung proscenium karena sebaran cahayanya bisa menerangi bingkai panggung. Fresnel lebih efektif di pasang untuk menyinari panggung tengah. Profilelight Lingkaran sinar cahaya yang dihasilkan lampu ini memiliki garis tepi yang tegas. Followlight Adalah lampu yang dapat dikendalikan secara langsung oleh operator untuk mengikuti gerak laku aktor di atas panggung. Untuk memasang lampu ini dibutuhkan penyangga khusus yang dapat diatur ketinggiannya. C. TINJAUAN AKUSTIK 1. TEORI AKUSTIK Akustika merupakan sebuah ilmu yang mempelajari tentang penghasilan, penyampaian, pengendalian, penerimaan, dan pengaruh bunyi. Dalam sistem akustikal terdapat istilah penting yang disebut bunyi. Bunyi ini adalah gelombang getaran mekanis yang merambat melalui partikel padat, cair maupun gas yang akhirnya sampai pada telinga menusia. Bunyi menggetarkan gendang telinga sehingga terjadi proses pendengaran. Bisa dipastikan bahwa jika tidak ada media rambat, maka tidak ada bunyi atau suara yang dapat didengar. Jadi untuk dapat didengar, bunyi membutuhkan adanya sumber bunyi, media rambat bunyi, dan tentunya pendengar. Dalam hal ini media rambat yang ada adalah udara. Adapun bunyi yang dapat didengar oleh manusia memiliki frekuensi antara 20 20.000 Hz. Bunyi yang didengar oleh manusia akan berbeda-beda tergantung dari kerapatan molekul udara yang ada di sekitar pendengar. Udara dingin memiliki kerapatan molekul yang lebih, sehingga pada saat udara dingin manusia dapat mendengar bunyi yang lemah menjadi bunyi yang lebih keras. Ada tidaknya materi perambat suara juga berpengaruh commit to user BAB II TINJAUAN TEORI II - 37 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dalam bunyi yang didengar manusia, karena bunyi juga akan merambat melalui partikel padat seperti besi, dinding, kabel dan lain-lain. Bunyi dapat menjadi sesuatu yang enak didengar dan sesuatu yang tidak enak didengar. Bunyi yang tidak enak untuk didengar disebut kebisingan. Sedangkan untuk bunyi itu sendiri terdapat 2 macam, yaitu:28 a) Bunyi udara (airborne sound) Merupakan bunyi yang ditransmisikan melalui udara. b) Bunyi benturan (impact sound) Merupakan bunyi yang tidak hanya ditransmisikan melalui udara saja, melainkan juga dapat membuat kerangka bangunan bergetar karena suara yang serentak. Terdapat 2 hal utama dalam dunia bunyi, yaitu frekuensi dan amplitudo. Frekuensi adalah jumlah banyaknya gelombang suara dalam setiap detik. Frekuensi suara menentukan tinggi tau rendahnya suara. a) Frekuensi Frekuensi dinyatakan dalam cycle per detik (C/dt) atau Hertz (Hz). Suara yang dapat didengar oleh telinga manusia merentang antara 20 sampai 20.000 Hz. Kurang dari 20 Hz suara itu akan lemah sekali dan akan dirasakan hanya sebagai getaran saja (infra-suara), mungkin hanya bisa didengar oleh telinga binatang. b) Amplitudo Amplitudo adalah besarnya gelombang suara. Amplitudo menentukan kuat dan lemahnya tekanan suara (sound pressure). Makin besar amplitudo dari gelombang suara, semakin kuat pula tekanan suaranya (semakin keras). Satuan ukuran bagi tekanan suara ialah Bel (B), tetapi ukuran tersebut sebenarnya terlalu besar untuk dipergunakan pada kejadian yang biasa, oleh karena itu satuan Desibel (dB) lebih lazim digunakan. Dalam dunia arsitektur, terdapat istilah noise yang juga bisa diartikan sebagai kebisingan. Terdapat 2 macam sumber kebisingan untuk diperhatikan dalam perancangan bangunan, yaitu:29 a) Interior Noise 28 29 Lawrence, A., 1970, Architectural Accoustic, London, Elseiver Pubishing Company Christina E. M. Phd, Akustika Bangunan, 2005, Jakarta BAB II commit to user TINJAUAN TEORI II - 38 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Adalah noise yang ditimbulkan oleh aktifitas yang ada di dalam bangunan itu sendiri, baik itu ditimbulkan oleh manusia ataupun mesin seperti genset, chiller, pompa, dan lain-lain. b) Outdoor Noise Adalah noise yang ditimbulkan karena aktifitas dari luar bangunan seperti suara kendaraan bermotor, kegiatan industri, dan lain-lain. Kebisingan akan menyebabkan merosotnya pendengaran manusia. Penurunan pendengaran manusia akibat dari suara bising ini akan berbeda beda tiap masing masing individu karena hal ini juga dipengaruhi oleh usia, ketahanan tubuh, karakter gendang telinga, dan lain sebagainya. Namun pada umumnya level suara sebesar 85 decibel yang didengarkan secara terus menerus sudah cukup untuk merusak telinga manusia. Tingkat kekerasan suara Pengaruh Pada Manusia Jika didengarkan terus menerus 30 65 dB Gangguan pada gendang telinga dan muncul rasa gelisah 65 90 dB Gangguan metabolisme tubuh dan aliran jantung 90 130dB Rusaknya pendengaran manusia Tabel 2.1 Pengaruh Tingkat Keras suara pada manusia Sumber : Buku Satwiko, Prasasto, 2004 Sumber kebisingan dapat dihasilkan dari berbagai macam bentuk, berikut merupakan contoh perbandingan tingkat keras suara dari berbagai sumber suara: Sumber Suara Level Suara Bisikan 10 dB Jarum jatuh ketinggian 1 meter 20 dB Percakapan normal jarak 1 meter 50 dB Suara kegiatan kantor 62 dB Mobil Roll Royce 64 dB Suara di jalan 74 dB Motor Honda CB 100 77 dB commit to user BAB II TINJAUAN TEORI II - 39 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Suara Stasiun Kereta api 85 dB Pesawat Boeing 737 dari jarak 70 meter 130 dB Sirene 50 pk dari jarak 70 meter 140 dB Tabel 2.2 Perbandingan tingkat keras bunyi Sumber : Gayo, Iwan, 1993, Buku Pintar Seri Senior, Jakarta Dalam perancangan sebuah bangunan perlu diperhatikan persoalan akustikal yang ada. Untuk memahami tentang pengolahan akustikal bangunan, terdapat 4 terminologi utama antara lain: 1. Reverberation (gema) Reverberation disebabkan karena adanya adalah perpanjangan pantulan yang bunyi berulang yang ulang. Reverberation time didefinisikan sebagai waktu yang digunakan oleh suatu suara untuk mencapai 60 dB setelah sumber suara mengeluarkan bunyi atau suara. Besar ruangan, bentuk, penggunaan material pada ruangan dan obyek pada reverberation. yang Untuk diletakan sebuah dapat ruangan memberi musik dampak dibutuhkan reverberation time yang lama. Metode pengukuran waktu Reverb yang paling sering istilah RT 60. Definisi RT60 adalah waktu yang dibutuhkan untuk suara melemah sebanyak 60dB. Untuk membuat ruangan dengan hasil akustik yang baik, hal yang perlu diperhatikan adalah: 1) Besaran gema (RT60) rata rata pada ruangan (detik) 2) Besaran gema (RT60) pada frekuensi tertentu (detik) Waktu gema yang ideal (RT60) untuk ruang dengar dengan volume 10 meter kubik adalah 0.9 detik dan 500 meter kubik adalah 1.4 detik. Jika angka (RT60) ruang jauh lebih kecil dari angka patokan di atas kita akan merasakan ruangan yang cenderung mati (dead room) atau jika angka (RT60) ruang jauh di atas angka patokan di atas kita akan merasakan ruang yang terlalu bergema. commit to user BAB II TINJAUAN TEORI II - 40 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Misalnya ruangan dengan ukuran 29 meter kubik maka waktu gema ideal ruangan tersebut (RT60) adalah 1,15 detik. Tetapi jika ruangan tersebut memiliki waktu gema (RT60) sebesar 1.7 detik maka ruangan tersebut membutuhkan material serap suara. Atau sebaliknya jika pada ruangan tersebut memiliki waktu gema (RT60) sebesar 0,7 detik maka ruangan tersebut dapat kita sebut sebagai dead room dimana pada ruang tersebut banyak terdapat material serap suara. Rumus perhitungan RT60 adalah sebagai berikut: RT60 = (0,161 x V) / (A x S) V = volume ruangan (m3) A = luas permukan material (m2) S = koefisien serap material (m/detik) Koefisien penyerapan suatu bahan diindikasikan dengan angka antara 0 dan 1, dimana hal tersebut mengindikasikan proporsi suara yang diserap dipermukaan dibandingkan dengan proporsi yang dipantulkan kembali kedalam ruangan. Sebuah jendela yang dibuka tidak akan memantulkan suara, dan hal tersebut akan diberi indikasi 1. Sebaliknya sebuah dinding ceiling yang tebal, halus dan dicat akan menjadi sebuah bahan akustik yang akan memiliki koefisien penyerapan dekat dengan 0. 2. Sound Reflection (pemantulan bunyi) Di dalam sebuah ruang, bunyi akan memantul jika gelombang bunyi mengenai dinding, plafond, lantai, ataupun furnitur bangunan. Bunyi akan dipantulkan jika mengenai permukaan benda yang keras, seperti permukaan dinding batu atau semen, besi, kaca, dan seng. Sebaliknya, sebagian besar bunyi akan diserap jika mengenai permukaan benda yang lunak, misalnya kain, karet, busa, gabus, karpet, dan wol (benda-benda peredam bunyi). commit to user BAB II TINJAUAN TEORI II - 41 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Permukaan pemantul yang cembung akan menyebarkan gelombang bunyi sebaliknya permukaan yang cekung seperti bentuk dome (kubah) dan permukaan yang lengkung menyebabkan pemantulan bunyi yang mengumpul dan tidak menyebar sehingga terjadi pemusatan bunyi. Gambar 2.27 Pemantulan Bunyi di langit - langit Sumber : Doelle, 1990 Walaupun panjang gelombang suara sangat berpengaruh terhadap reverberation time, adanya pertemuan bunyi yang memantul di dinding dan langit langit akan cenderung memperkeras suara yang mengakibatkan turunnya kenyamanan akustikal ruangan. 3. Noise Reduction Criteria (NRC) Noise reduction criteria dapat diartikan sebagai merupakan ukuran untuk menilai sebuah material apakah bersifat menyerap suara atau memantulkan suara. Walaupun demikian, ukuran ini sering disalah artikan dan hanya sesuai untuk mengukur frekuensi menengah. 4. Sound Transmision Class (STC) Sound Transmision Class merupakan ukuran untuk menilai tingkat penyerapan suara sebuah material. Material dengan tingkat STC yang tinggi berarti material tersebut lebih efektif dalam menyerap suara. Material dengan STC tinggi sebaiknya tidak diletakkan dekat dengan sumber bunyi yang ingin didengar karena akan menyerap bunyi tersebut. Material dengan STC tinggi digunakan dalam ruangan yang terdapat banyak suara bising. Berikut merupakan tabel contoh penggunaan ukuran STC dalam tipe ruang bangunan (Egan 1976) : commit to user BAB II TINJAUAN TEORI II - 42 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Tipe Ruang Tingkat STC material Studio Rekaman 15 Ruang serbaguna 15 Ruang konferensi 25 Perpustakaan 25 Ruang kelas 25 Ruang rapat 30 Cafetaria 30 Sirkulasi 40 25 30 40 Tabel 2.3 Rekomendasi STC pada ruang Sumber : Buku Akustik lingkungan 2. AKUSTIK LUAR RUANGAN Akustik luar ruangan membahas tentang penanggulangan noise dan suara lain yang tidak diinginkan yang bersumber dari luar bangunan. Reduksi noise tidak hanya ditekankan pada sumber suara yang menempel pada bangunan dan merambat melalui substansi padat, namun juga mengenai suara yang merambat melalui udara. Berikut merupakan langkah langkah akustik luar ruangan yang dapat diterapkan dalam perancangan bangunan. Menempatkan sejauh mungkin dinding muka bangunan dengan jalan dengan melakukan penataan layout bangunan. Menempatkan elemen terbuka secara tidak langsung menghadap jalan. Memberikan penghalang noise di depan bangunan yang menghadap ke arah jalan atau sumber bising luar bangunan yang lain. Memberikan material dengan tingkat insulasi suara yang tinggi pada muka bangunan dan bagian yang membutuhkan. Kebisingan yang muncul dari lingkungan sekitar juga dapat dikurangi dengan menggunakan vegetasi, berikut merupakan vegetasi yang dapat digunakan sebgai penahan noise: commit to user BAB II TINJAUAN TEORI II - 43 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Pohon peneduh dengan spesifikasi tinggi 3 reduksi 2 7 meter dan radius 3 meter. Misalnya: - Akasia - Damar - Cemara angin - Tanjung dll. Pohon bambu dengan tinggi 3 6 meter dan radius reduksi 1-2 meter. Misalnya: - Bambu pagar - Bambu jepang - Bambu kuning dll. Pohon hias dengan tinggi 2 4 meter dengan radius reduksi 2 4 meter. Misalnya: - Kaca piring - Nusa indah merah - Nusa indah putih dll. Palem dengan tinggi 3 6 meter dengan radius reduksi 2 3 meter. Misalnya: - Palem botol - Palem merah - Palem raja - Palem kuning 3. AKUSTIK DALAM RUANGAN Sumber kebisingan yang ada di dalam bangunan tidak hanya bersumber dari luar ruangan, melainkan dari ruangan itu sendiri. Perilaku persebaran bunyi di dalam ruang dapat digunakan untuk mengatasi adanya masalah akustikal ruang. Berdasarkan sumber yang didapat dari Acoustics.com bunyi di dalam ruang tertutup (enclosed space) memiliki perilaku (behaviour) tertentu jika menumbuk dinding-dinding dari ruang tertutup tersebut yakni energinya akan dipantulkan (reflected), diserap (absorbed), disebarkan (diffused), atau dibelokkan (diffracted) tergantung pada sifat akustik dindingnya. commit to user BAB II TINJAUAN TEORI II - 44 perpustakaan.uns.ac.id 1) digilib.uns.ac.id Refleksi Bunyi (Pemantulan Bunyi) Bunyi akan memantul apabila menabrak beberapa permukaan sebelum sampai ke pendengar sebagaimana pendapat Mills (1986: 27) pemantulan dapat diakibatkan oleh bentuk ruang maupun bahan pelapis permukaannya. Permukaan pemantul yang cembung akan menyebarkan gelombang bunyi sebaliknya permukaan yang cekung seperti bentuk dome (kubah) dan permukaan yang lengkung menyebabkan pemantulan bunyi yang mengumpul dan tidak menyebar sehingga terjadi pemusatan bunyi. 2) Absorbsi Bunyi (Penyerapan Bunyi) Bunyi dapat menyebar menyebar ke atas, ke bawah maupun ke sekeliling ruangan. Suara juga dapat berjalan menembus saluran, pipa atau koridor.ke semua arah di dalam ruang tertutup. 3) Difraksi Bunyi (Pembelokan Bunyi) Difraksi bunyi merupakan gejala akustik yang menyebabkan gelombang bunyi dibelokkan atau dihamburkan di sekitar penghalang seperti sudut (corner), kolom, tembok dan balok. 4) Diffusi Bunyi (Penyebaran Bunyi) Bunyi dapat menyebar menyebar ke atas, ke bawah maupun ke sekeliling ruangan. Suara juga dapat berjalan menembus saluran, pipa atau koridor.ke semua arah di dalam ruang tertutup. 4. AKUSTIK RUANG GEDUNG PERTUNJUKAN a. Kebutuhan Akustik Gedung Pertunjukan Desain akustik ruangan mempunyai peran penting dalam pengembangan di fasilitas pertunjukan. Akustikal mempengaruhi banyak hal mulai dari bentuk bangunan, desain ruangan, ukuran ruangan, dan commit to user BAB II TINJAUAN TEORI II - 45 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id lokasi ruang mekanikal, serta pemilihan sound system yang berhubungan dengan material penutup ruangan, serta kebutuhan dan persyaratan besarnya pintu dan jendela yang ada di dalam ruangan. 1. Akustik ruang Program ruang interior panggung akan membentuk desain utama dan orientasi akustikal ruangan. Setiap jenis pertunjukan musik dengan karakter yang berbeda akan membutuhkan nuansa akustik dan sistem akustik yang berbeda pula. Perbedaan ini mempengaruhi kebutuhan ruang yang berupa besarnya ruangan, bentuk ruang, material penutup ruang, dan lainlain. untuk mengatasi pertunjukan musik yang perbedaan kebutuhan ruang dalam berbeda, maka dibutuhkan pengolahan sistem akustikal yang dapat diganti-ganti dan fleksibel. Terdapat 2 macam pendekatan untuk mencipatakan sebuah sistem akustikal yang fleksibel: Sistem akustik sebuah ruangan yang didesain untuk memenuhi kebutuhan pertunjukan orkestra dan pertunjukan choral yang disajikan tanpa menggunakan bantuan listrik. Untuk jenis bangunan ini dibutuhkan sebuah ruangan fisik yang fleksibel untuk mengurangi kebisingan dan noise pada pertunjukan lain yang menggunakan pengeras suara listrik seperti konser musik, pidato, dll. Sistem akustik sebuah ruangan yang didesain untuk memenuhi kebutuhan pertunjukan musik yang menggunakan pengeras suara elektrik seperti konser, pidato, dn lain lain. untuk jenis bengunan ini dibutuhkan sebuah sistem akustik yang dapat diubah-ubah secara elektronik pada sistem pengeras suara pada pertunjukan musik yang tidak memakai pengeras listrik agar tingkat keras suara dapat ditingkatkan. Dari kedua strategi tersebut, strategi yang pertama merupakan yang paling sering diterapkan dalam bangunan untuk pertunjukan musik. Strategi yang kedua masih banyak diragukan oleh para musisi klasik yang lebih bersifat konservatif walaupun commit to user BAB II TINJAUAN TEORI II - 46 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id adanya fakta bahwa teknologi akustikal elektrik telah berkembang secara drastis akhir-akhir ini. Jenis Kebutuhan akustik pertunjukan Orkestra dan musik choral Pengaruh dalam perancangan Resonansi tinggi Ruangan suara hangat membutuhkan space banyak yang besar bagi tiap pemantulan penonton (10 12 m³ tiap penonton) Lebar ruangan kecil (25 30 m) Material penutup interior bersifat berat padat dan memantulkan suara. Opera dan balet Resonansi Space tiap penonton sedang 20 Suara hangat daripada Pemantulan dan musik choral (6 sedang 9 m³ tiap penonton) 40% lebih kecil Material orkestra penutup interior bersifat padat, berat dan memantulkan suara Drama Kering Ruang membutuhkan Jernih space penonton yang sangat kecil seiring dengan jumlah penonton dan estetika arsitektur Bahan penutup ruang merupakan campuran dari bahan pemantul dan commit to user BAB II TINJAUAN TEORI II - 47 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id penyerap suara dengan jumlah yang seimbang Konser musik Sangat kering Ruang membutuhkan (musik Jernih space penonton yang berpengeras) Jelas sangat kecil seiring dengan jumlah penonton dan estetika arsitektur Bahan penutup ruang didominasi material penyerap suara. Tabel 2.4 Kebutuhan Akustikal Gedung Pertunjukan Sumber : De Chiara, Joseph, Time Saver Standarts for Building Types Fourth Edition, Singapore, 2001 Kelembapan udara harus diperhatikan dalam ruang perunjukan musik. Menurut standar ruangan akustik, kelembapan udara tidak boleh lebih dan kurang dari 40%. Kelembapan yang rendah menyebabkan udara lebih menyerap suara berfrekuensi tinggi, yang harus dihindari. Kelembapan yang rendah juga menimbulkan perasaan tidak nyaman bagi para aktor dan musisi. Ruangan kontrol juga harus mempunyai perbedaan kelembapan udara tidak lebih dari 5% dari kelembapan udara di ruangan utama. Perbedaan tingkat kelembapan yang harus dihindari mengingat alat-alat musik yang mayoritas terbuat dari kayu dimana kayu itu sendiri adalah bahan yang sensitif terhadap kelembapan udara. 2. Isolasi suara dan getaran Sebuah fasilitias pertunjukan membutuhkan sebuah ruangan yang sunyi dan tenang dalam artian tidak ada suara dari lingkungan luar ruangan yang masuk ke dalam ruangan pertunjukan. Derajat kebutuhan akan ketidakbocoran suara luar yang masuk ke dalam ruangan akan berbeda-beda, tergantung jenis musik yang dipertunjukkan. Jenis musik orkestra dan musik commit to user BAB II TINJAUAN TEORI II - 48 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id choral akan membutuhkan ruangan yang memiliki derajat kesunyian yang tinggi mengingat musik jenis ini tidak menggunakan pengeras suara elektronik. Sedangkan untuk pertunjukan konser band membutuhkan derajat kesunyian yang lebih rendah karena musik tersebut menggunakan pengeras suara elektronis.pengolahan derajat kesunyian ini akan menjadi lebih berat dan berlapis jika bangunan berada di kawasan yang menhasilkan noise tinggi seperti pusat kota atau dekat dengan stasiun kereta api. Untuk menciptakan pengisolasian suara yang baik, harus diperhatikan terlebih dahulu moda perambatan suara apakah suara merambat melalui udara atau melalui struktur bangunan. Suara yang merambat melalui udara dapat diatasi dengan cara sebagai berikut membuat struktur masif yang berupa tembok tebal pintu dan jendela dibuat khusus, dengan mengisi bahan penyerap suara pada sela-sela kusen. Sedangkan untuk suara yang merambat melalui struktur bangunan dapat diatasi dengan cara berikut: menggunakan struktur masif dan kaku membuat struktur bangunan secara terpisah satu dengan yang lain. Untuk mengikat struktur yang terpisah dibutuhkan strukur bangunan khusus yang tidak mampu merambatkan bunyi dan getaran. Bangunan pertunjukan musik orkestra dan musik choral yang berada di kawasan bernoise tinggi adalah bangunan yang membutuhkan tingkat isolasi suara yang paling besar. Bangunan dengan kondisi demikian membutuhkan dinding batu atau bata yang tebal dan berlapis-lapis, lembaran atap ganda, dan kontruksi khusus yang lain agar suara dari luar dapar benar-benar terisolasi. Jika bangunan berada dekat pada rel kereta api (terutama kereta api bawah tanah), maka perlu sebuah pondasi khusus yang memungkinkan bangunan tidak berhubungan langsung dengan tanah agar getaran dan noise dari kereta itu sendiri tidak masuk melalui sistem struktur bangunan sehingga tidak mengganggu ruang pertunjukan. BAB II TINJAUAN TEORI commit to user II - 49 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Suara dan getaran adalah 2 hal yang tidak dapat dipisahkan. Sebuah bangunan dengan fungsi yang bermacammacam membutuhkan 2 macam isolasi yang berbeda konteks, yaitu: isolasi suara terhadap suara noise yang datang dari luar lingkungan bangunan (noise eksternal) isolasi suara terhadap aktivitas masing-masing fungsi bangunan itu sediri. (noise internal) 3. Mechanical service control dan vibration control Pada bangunan modern, sistem mekanikal, sistem kelistrikan, dan sistem plumbing merupakan penyebab noise paling utama dalam bangunan. Dibutuhkan perencanaan yang baik agar noise dari sistem utilitas bangunan tidak menerobos masuk ke dalam ruang pertunjukan musik. Sangat disarankan bahwa sistem mekanik, penhawaan, kelistrikan dan plumbing ditempatkan pada lokasi terjauh dari zona pertunjukan. Perlengkapan berat seperti chiller dan boiler sebaiknya ditempatkan di pusat peralatan mekanis yang jauh dari ruang pertunjukan dan berada di dalam ruangan dengan struktur yang terpisah dengan ruang pertunjukan. Getaran suara yang merambat melalui perlengkapan utilitas bangunan harus diminimalisir atau jika memungkinkandihilangkan sama sekali. Saluran udara dan pipa air harus didesain sedemikian rupa dengan material yang bisa mengisolasi getaran. Untuk mengurangi getaran yang masuk pada ruang pertunjukan, berikut beberapa strategi yang bisa diterapkan: Saluran udara dilapisi bahan penyerap getaran dan suara, serta persilangan antar sluran dibuat sebesar mungkin Kecepatan gerak udara di dalam saluran udara harus seminimal mungkin seiring dengan pergantian kondisi udara yang ada Menempatkan pusat utilitas bangunan jauh dari ruang perunjukan, karena jalur udara yang panjang merupakan cara termudah untuk mengurangi getaran dan suara secara alami. BAB II TINJAUAN TEORI commit to user II - 50 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Pompa air, generator, dan alat alat berat lain diposisikan sedemikian rupa untuk tidak menempel pada dinding yang mempunyai hubungan langsung dengan ruang pertunjukan. Saluran udara dan saluran pipa air diusahakan tidak melewati area dengan tingkat noise yang tinggi karena akan membawa getaran tambahan Kabel listrik, saluran udara, dan pipa air yang melewari daerah bernoise harus ditutup dengan material penyerap suara. 4. Elektroakustik Sistem penguat suara dan pengolah suara telah berkembang secara drastis pada masa ini seiring dengan perkembangan teknologi. Sistem elektroakustik memiliki beberapa persyaratan tertentu, antara lain: Lokasi terbaik ruang kontrol suara berada pada belakang kursi penonton Ruang kontrol harus berada lebih tinggi dari krusi penonton tertinggi agar operator ruang kontrol dapat melihat panggung dengan jelas. Ruangan ini harus dibatasi dengan kaca isolasi suara yang dapat dibuka jika operator ingin mengetahui kualitas suara yang sedang dimainkan Ruang kontrol sound harus terpisah dari ruang kontrol yang lain Sistem elektroakustik membutuhkan ruangan tersendiri untuk menyimpan rak amplifier dan perlengkapan sound system. Ruangan ini harus mudah dijangkau oleh operator ruang kontrol suara. Ruang kontrol dan penyimpanan sound system harus selalu dingin karena perlatan ini akan cepat rusak dan berubah suara pada keadaan panas yang sebenarnya ditimbulkan oleh peralatan itu sendiri. Sound system dalam pertunjukan membutuhkan suplai listrik yang stabil dan terpisah dari saluran listrik untuk kebutuhan yang lain. Kabel listrik merupakan benda yang sensitif terhadap gangguan gelombang radio dan perangkat elektronik lain seperti commit to user BAB II TINJAUAN TEORI II - 51 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id handphone. Gangguan yang terjadi dapat berupa suara tambahan yang sangat keras terputus terputus yang sangat mengganggu proses pertunjukan musik. Masalah ini dapat diminimalisir dengan menutup kabel listrik menggunakan isolasi kabel listrik pada setiap bagian yang berada di dalam ruang pertunjukan. b. Syarat Kenyamanan Akustik Ruang Pertunjukan Musik Persyaratan tata akustik gedung pertunjukan yang baik dikemukakan oleh Doelle (1990:54) yang menyebutkan bahwa untuk menghasilkan kualitas suara yang baik, secara garis besar gedung pertunjukan harus memenuhi syarat syarat berikut: 1) Kekerasan (Loudness) yang Cukup Kekerasan yang kurang terutama pada gedung pertunjukan ukuran besar disebabkan oleh energi yang hilang pada perambatan gelombang bunyi karena jarak tempuh bunyi terlalu panjang, dan penyerapan suara oleh penonton dan isi ruang (kursi yang empuk, karpet, tirai ). Hilangnya energi bunyi dapat dikurangi agar tercapai kekerasan/loudness yang cukup. Dalam hal ini Doelle (1990:54) mengemukakan persyaratan yang perlu diperhatikan untuk mencapainya, yaitu dengan cara memperpendek jarak penonton dengan sumber bunyi, penaikan sumber bunyi, pemiringan lantai, sumber bunyi harus dikelilingi lapisan pemantul suara, luas lantai harus sesuai dengan volume gedung pertunjukan, menghindari pemantul bunyi paralel yang saling berhadapan, dan penempatan penonton di area yang menguntungkan. a) Memperpendek Jarak Penonton dengan Sumber Bunyi. Mills (1976: 15) mengemukakan bahwa jarak tempat duduk penonton tidak boleh lebih dari 20 meter dari panggung agar penyaji pertunjukan dapat terlihat dan terdengar dengan jelas. Akan tetapi untuk mendapatkan kekerasan yang cukup saja (tanpa harus melihat penyaji dengan jelas), misalnya pada pementasan orkestra atau konser musik, toleransi jarak penonton dengan penyaji dapat commit to user BAB II TINJAUAN TEORI II - 52 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id lebih jauh hingga jarak maksimum dengan pendengar yang terjauh adalah 40m, sebagaimana yang dikemukakan Mills (1976:8). b) Penaikan Sumber Bunyi Sumber bunyi harus dinaikkan agar sebanyak mungkin dapat dilihat oleh penonton, sehingga menjamin gelombang bunyi langsung yang bebas (gelombang yang merambat secara langsung tanpa pemantulan) ke setiap pendengar. c) Pemiringan Lantai Lantai di area penonton harus dibuat miring karena bunyi lebih mudah diserap bila merambat melewati penonton dengan sinar datang miring (grazing incidence). Aturan gradien kemiringan lantai yang ditetapkan tidak boleh lebih dari 1:8 atau 30° dengan pertimbangan keamanan dan keselamatan. Kemiringan lebih dari itu menjadikan lantai terlalu curam dan membahayakan. Area tempat duduk penonton 30° Gambar 2.28 Penaikan Sumber Bunyi dan Pemiringan Kursi Penonton Sumber : Doelle, 1990 d) Sumber bunyi harus dikelilingi lapisan pemantul suara Untuk mencegah berkurangnya energi suara, sumber bunyi harus dikelilingi oleh permukaan-permukaan pemantul bunyi seperti gypsum board, plywood, flexyglass commit to user BAB II TINJAUAN TEORI II - 53 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan sebagainya dalam jumlah yang cukup banyak dan besar untuk memberikan energi bunyi pantul tambahan pada tiap bagian daerah penonton, terutama pada tempat-tempat duduk yang jauh .Langit-langit dan dinding samping auditorium merupakan permukaan yang tepat untuk memantulkan bunyi. Untuk memperkuat bunyi dari panggung adalah dengan menyediakan pemantul di atas bagian depan auditorium untuk memantulkan bunyi secara langsung ke tempat duduk bagian belakang, dimana bunyi langsung (direct sound) terdengar paling lemah.30 Permukaan-permukaan pemantul bunyi (acoustical board, plywood, gypsum board dan lain-lain) yang memadai akan memberikan energi pantul tambahan pada tiap-tiap bagian daerah penonton, terutama pada bagian yang jauh.Ukuran permukaan pemantul harus cukup besar dibandingkan dengan dengan panjang gelombang bunyi yang akan dipantulkan. Sudut-sudut permukaan pemantul harus ditetapkan dengan hukum pemantulan bunyi dan langit-langit serta permukaan dinding perlu dimanfaatkan dengan baik agar diperoleh pemantulan-pemantulan bunyi singkat yang tertunda dalam jumlah yang terbanyak. Gambar 2.29 Penempatan Langit Langit Pemantul Sumber : Doelle, 1990 e) Kesesuaian luas lantai dengan volume ruang 30 Mills, 1976:28 BAB II TINJAUAN TEORI commit to user II - 54 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Doelle (1990:58) menyebutkan bahwa nilai volume per tempat duduk penonton yang direkomendasikan untuk gedung pertunjukan serbaguna minimal 5.1 m³ (m cubic), optimal 7.1 m³ dan maksimal 8.5 m³. Dari perbandingan tersebut dapat diperoleh standar ukuran volume yang dipersyaratkan untuk gedung ukuran tertentu sehingga kelebihan ataupun kekurangan kapasitas ruang dapat dihindari . f) Menghindari pemantul bunyi paralel yang saling berhadapan Disarankan bentuk permukaan pemantul bunyi yang miring dengan permukaan yang tidak beraturan, terutama daerah plafond di atas sumber bunyi, agar sebagian besar bunyi langsung (direct sound) menyebar ke arah penonton dengan waktu tunda yang panjang sehingga bunyi langsung dapat diterima sebagian besar penonton hingga ke tempat duduk terjauh. Bentuk plafond yang dianjurkan Gambar 2.30 Pemantulan yang Baik commit Sumber to user : Doelle, 1990 BAB II TINJAUAN TEORI II - 55 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id g) Penempatan penonton di area yang menguntungkan Penonton menguntungkan, harus baik berada di daerah saat menonton maupun yang melihat pertunjukan, yakni berada pada area sumbu longitudinal. stage Area tempat 45 ° duduk terbaik Sumber bunyi Gambar 2.31 Area Sumbu Longitudinal Sumber : Doelle, 1990 Area sumbu longitudinal merupakan area untuk pendengaran dan diefektifkan untuk penglihatan terbaik, sehingga harus tempat duduk. Harus dihindari perletakan lorong sirkulasi di area ini . Selain ditinjau dari kualitas mendengar dan melihat dari segi penontonnya, juga harus dilihat dari segi kenyamanan pemainnya. Agar pemain masih bisa leluasa dalam melakukan aksi panggungnya, maka yang masih bisa ditolerir 135° rentang sudut dari sumber bunyi. Lingkar area tempat duduk penonton yang lebih besar merupakan hal yang menguntungkan karena lebih banyak penonton yang mendapatkan jarak mendengar dan melihat yang baik secara akustik maupun visual, tapi dalam beberapa hal cenderung tidak menguntungkan bagi penonton yang berada di sisi panggung yang lain. Lagipula, tidak mungkin bagi pemain untuk menghadap ke arah penonton yang berada di dua arah yang berlawanan dalam waktu yang bersamaan (Mills 1976:37). commit to user BAB II TINJAUAN TEORI II - 56 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id aktor Batas area akting (act of commands) 135° audience Gambar 2.32 Limit Lingkar Penonton yang dapat dijangkau pemain Sumber : Doelle, 1990 2) Pemilihan Bentuk Ruang yang Tepat Doelle (1995:95) menyebutkan bahwa bentuk ruang juga mempengaruhi kualitas bunyi. Ada beberapa bentuk ruang pertunjukan yang lazim digunakan , yaitu: bentuk empat persegi (rectangular shape), bentuk kipas (fan shape), bentuk tapal kuda (horse-shoe shape) dan bentuk hexagonal (hexagonal shape). a) Bentuk Ruang Empat Persegi (rectangular shape) Merupakan bentuk tradisional yang paling umum digunakan. Bentuk ruang empat persegi panjang (rectangular shape) memiliki tingkat keseragaman suara yang tinggi sehingga terjadi keseimbangan antara suara awal dan suara akhir. Sisi lebar yang lebih kecil dapat merespon bunyi lateral/bunyi samping, diperkuat dengan pantulan yang berulang-ulang antar dinding samping menyebabkan bertambahnya kepenuhan nada, suatu segi akustik ruang yang sangat diinginkan pada ruang pertunjukan. Kelemahan dari bentuk ini adalah pada bagian sisi panjangnya, karena menjadikan jarak antara penonton dengan panggung terlalu jauh.Solusi untuk permasalahan ini commit to user BAB II TINJAUAN TEORI II - 57 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id adalah dengan mempersempit memperlebar sisi depannya. area panggung dan 31 b) Lantai bentuk Kipas (Fan Shape) Membawa penonton dekat dengan sumber bunyi karena memungkinkan adanya konstruksi balkon. Keuntungan lain dari bentuk ini dapat menampung penonton dalam jumlah banyak, disamping itu juga menyediakan sudut pandang yang maksimum bagi penonton.32 Akan tetapi disisi lain, banyak pula kekurangan dari bentuk ini memiliki kekurangan yang membuat reputasi akustiknya kurang baik, karena bentuk dinding samping yang melebar ke belakang menyebabkan pemantulan yang terlalu cepat ke dinding belakang yang dilengkungkan sehingga menciptakan gema dan pemusatan bunyi sehingga ruang ini cenderung memiliki akustik yang tidak seragam, dengan kondisi area duduk penonton bagian tengah yang kurang baik. c) Ruang Bentuk Tapal Kuda (Horse-shoe shape) Merupakan bentuk yang memiliki keistimewaan karakteristik yakni adanya kotak-kotak yang berhubungan (rings of boxes) yang satu di atas yang lain. Walaupun tanpa lapisan permukaan penyerap bunyi pada interiornya, kotakkotak ini berperan secara efisien pada penyerapan bunyi dan menyediakan waktu dengung yang pendek.Disamping itu bentuk dindingnya membuat jarak penonton dengan pemain menjadi lebih dekat. (Doelle:1990). Kekurangannya yaitu permukaan dinding bagian belakang yang cekung merupakan bentuk yang tidak dianjurkan karena akan terjadi penyerapan suara yang terlalu tinggi di bagian belakang. d) Bentuk Lantai Hexagonal (Hexagonal Shape) 31 32 Mills, 1976, 28 Mills, 1976, 29 BAB II TINJAUAN TEORI commit to user II - 58 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Bentuk ruangan ini dapat membawa penonton sangat dekat dengan sumber bunyi, keakraban akustik dan ketegasan, karena permukaan-permukaan yang digunakan untuk menghasilkan pemantulan-pemantulan dengan waktu tunda singkat dapat dipadukan dengan mudah ke dalam keseluruhan rancangan arsitektur. 3) Distribusi Bunyi yang Merata Energi bunyi dari sumber bunyi harus terdistribusi secara merata ke setiap bagian ruang, baik yang dekat maupun yang jauh dari sumber bunyi. Untuk mencapai keadaan tersebut menurut Doelle (1990:60) perlu diusahakan pengolahan pada elemen pembentuk ruangnya, yakni unsur langit-langit, lantai dan dinding, dengan cara membuat permukaan yang tidak teratur, penonjolan elemen bangunan, langit-langit yang ditutup, kotak-kotak yang menonjol, dekorasi pada permukaan dinding yang dipahat, bukaan jendela yang dalam dan sebagainya. Pengolahan bentuk permukaan elemen pembentuk ruang terutama dibagian dinding dan langit-langit dengan susunan yang tidak teratur dan dalam jumlah dan ukuran yang cukup akan banyak memperbaiki kondisi dengar, terutama pada ruang dengan waktu dengung yang cukup panjang. 4) Ruang harus bebas dari cacat-cacat akustik Cacat akustik merupakan kekurangan-kekurangan yang terdapat pada pengolahan elemen pembentuk ruang gedung pertunjukan yang menimbulkan permasalahan akustik. Adapun cacat akustik yang biasa terjadi pada sebuah gedung pertunjukan yang tidak di desain dengan baik menurut Doelle (1990:64) ada delapan jenis, yakni: gema/echoes, pemantulan yang berkepanjangan (long - delayed reflections), gaung, pemusatan bunyi, ruang gandeng (coupled spaces), distorsi, bayangan bunyi, dan serambi bisikan (whispering gallery). a) Gema (echoes) commit to user BAB II TINJAUAN TEORI II - 59 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Gema merupakan cacat akustik yang paling berat, terjadi bila bunyi yang dipantulkan oleh suatu permukaan tertunda cukup lama untuk dapat diterima dan menjadi bunyi yang berbeda dari bunyi yang merambat langsung dari sumber suara ke pendengar. Pemantulan suara yang mengenai permukaan datar yang lebar beresiko terdengar sebagai gema, yang ditandai dengan adanya penundaan yang berulang-ulang dari bunyi 33 langsung. b) Pemantulan yang Berkepanjangan (Long - Delayed Reflections) Adalah cacat akustik yang sejenis dengan gema, tetapi penundaan waktu antara penerimaan bunyi langsung dan bunyi pantul agak lebih singkat, sedangkan gaung merupakan cacat akustik yang terdiri atas gemagema kecil yang berturutan dengan cepat. Peristiwa ini dapat diamati bila terjadi ledakan singkat seperti tepukan tangan atau tembakan yang dilakukan di antara dua permukaan dinding atau pemantul bunyi yang sejajar dan rata. Waktu dengung (reverberation time) berperan penting dalam menciptakan kualitas musik dan kemampuan untuk memahami suara percakapan dalam ruang. Ketika permukaan ruang memiliki daya pantul yang tinggi, bunyi akan terus memantul atau menggema secara berlebihan sehingga mengakibatkan bunyi tidak dapat didengar dan dimengerti dengan jelas . c) Pemusatan Bunyi atau disebut juga dengan hot spots atau titik panas Merupakan cacat akustik yang disebabkan oleh pemantulan bunyi pada permukaan-permukaan cekung.Intensitas bunyi di titik panas sangat tinggi dan merugikan daerah dengar karena menyebabkan distribusi energi bunyi tidak dapat merata. 33 Mills, 1976:28 BAB II TINJAUAN TEORI commit to user II - 60 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id d) Ruang Gandeng (Coupled Spaces) Merupakan cacat akustik yang terjadi bila suatu ruang pertunjukan berhubungan langsung dengan ruang lain seperti ruang depan dan ruang tangga, maka kedua ruang tersebut membentuk ruang gandeng. Selama rongga udara ruang yang bergandengan tersebut terbuka maka masuknya bunyi dengung dari ruang lain tersebut akan terasa meski dengung di dalam ruang pertunjukan telah diatasi dengan baik.Gejala ini akan mengganggu penonton yang duduk dekat pintu keluar masuk yang terbuka. e) Distorsi Merupakan cacat akustik yang disebabkan oleh perubahan kualitas bunyi yang tidak dikehendaki. Hal ini terjadi akibat ketidakseimbangan atau penyerapan bunyi yang terlalu besar oleh permukaan-permukaan dinding. f) Bayangan Bunyi Merupakan cacat akustik yang terjadi apabila bunyi terhalang untuk sampai ke penonton . Gejala ini dapat diamati pada tempat duduk di bawah balkon yang menonjol terlalu jauh dengan kedalaman lebih dari dua kali tingginya. g) Serambi Bisikan (Whispering Gallery) Merupakan cacat akustik yang disebabkan oleh adanya frekuensi bunyi tinggi yang mempunyai kecenderungan untuk merangkak sepanjang permukaanpermukaan cekung yang besar (kubah setengah bola). Suatu bunyi yang sangat lembut seperti bisikan yang diucapkan di bawah kubah tersebut akan terdengar pada sisi yang lain. Meskipun gejala ini kadang menyenangkan dan tidak merusak, akan tetapi tetap saja merupakan suatu keadaan yang tidak diinginkan bagi akustik yang baik. 5) Penggunaan Bahan Penyerap Bunyi commit to user BAB II TINJAUAN TEORI II - 61 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Pemilihan bahan penyerap bunyi yang tepat untuk melapisi elemen pembentuk ruang gedung pertunjukan sangat dipersyaratkan untuk menghasilkan kualitas memuaskan. Doelle (1990:33) menjelaskan suara yang mengenai bahan- bahan penyerap bunyi yang digunakan dalam perancangan akustik yang dipakai sebagai pengendali bunyi dalam ruang-ruang bising dan dapat dipasang pada dinding ruang atau di gantung sebagai penyerap ruang yakni yang berjenis bahan berpori dan panel penyerap (panel absorber) serta karpet. Material Bangunan Koefisien Absorbsi Lantai Semen 0,015 Semen lapis keramik 0,01 Semen lapis karpet tipis 0,05 Semen lapis karpet tebal 0,14 Semen lapis kayu 0,10 Dinding Batu bata plester halus 0,02 Batu bata plester kasar 0,01 Batu bata ekspose 0,06 Papan kayu 0,10 Kolom beton dicat 0,04 Kolom beton tanpa cat 0,06 Tirai kain tipis 0,11 Tirai kain sedang 0,49 Tirai kain tebal 0,55 Kaca halus 0,01 Kaca kasar 0,04 Plafond Beton dak 0,015 Eternit 0,17 Gypsum 0,05 Alumunium 0,01 commit to user BAB II TINJAUAN TEORI II - 62 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Tabel 2.5 Koefisien Absorpsi Material Ruangan Sumber : Buku Akustika Bangunan Untuk dapat menyerap suara yang tidak diinginkan agar tidak memantul, maka ruangan harus dilapisi beberapa bahan sebagai berikut: a) Bahan Berpori Bahan berpori merupakan suatu jaringan selular dengan pori-pori yang saling berhubungan. Bahan akustik yang termasuk kategori ini adalah papan serat (fiber board), plesteran lembut (soft plasters), mineral wools dan selimut isolasi. Karakteristik dasar dari semua bahan berpori seperti ini adalah mengubah energi bunyi yang datang menjadi energi panas dalam pori-pori dan diserap, sementara sisanya yang telah berkurang energinya dipantulkan oleh permukaan bahan.Bahan akustik berpori dapat dibagi menjadi 2 kategori, yakni: unit akustik siap pakai, dan bahan yang disemprotkan. Gambar 2.33 Unit Akustik Siap Pakai Sumber : Acoustic.com Unit akustik siap pakai meliputi bermacam- macam jenis ubin selulosa dan serat mineral yang berlubang, bercelah, bertekstur, panel penyisip dan lembaran logam berlubang dengan bantalan penyerap. Jenis-jenis ini dapat commit to user BAB II TINJAUAN TEORI II - 63 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dipasang dengan berbagai cara, sesuai dengan petunjuk pabrik seperti disemen pada permukaan yang padat, dipaku, dibor pada kerangka kayu atau dipasang pada sistem langitlangit gantung. Unit akustik siap pakai khusus seperti acoustical board untuk pelapis dinding dan Geocoustic board dipasang pada langit-langit dalam susunan dengan jarak tertentu dalam potongan-potongan kecil. Penggunaan bahan akustik siap pakai ini juga menguntungkan ditinjau dari daya serap bunyinya yang dijamin oleh pabrik, pemasangan dan perawatannya mudah, dapat dihias tanpa mempengaruhi jumlah penyerapan, penggunaannya dalam sistem langit-kangit dapat disatukan secara fungsional dan visual dengan instalasi penerangan, pemanasan dan pengkondisian udara. Apabila dipasang dengan tepat maka penyerapannya dapat bertambah. b) Penyerap Panel Penyerap panel merupakan bahan kedap yang dipasang pada lapisan penunjang yang padat (solid baking) tetapi terpisah oleh suatu rongga. Gambar 2.34 Panel Penyerap Sumber : acoustic.com Bahan ini berfungsi sebagai penyerap panel dan akan bergetar bila tertumbuk oleh gelombang bunyi. Getaran lentur dari panel akan menyerap sejumlah energi bunyi yang commit to user BAB II TINJAUAN TEORI II - 64 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id datang dan mengubahnya menjadi energi panas. Cara pemasangan sesuai dengan di semen pada permukaan yang padat, dipaku, dibor pada kerangka kayu atau dipasang pada sistem langit-langit gantung. Gambar 2.35 Panel Penyerap Pada Dinding Sumber : Doelle, 1990 Kelebihan dari bahan ini adalah kemudahannya untuk disusun sesuai desain yang diinginkan karena tersedia dalam ukuran-ukuran yang bervariasi, mudah dalam pemasangannya serta ekonomis dan merupakan penyerap bunyi yang efisien karena menyebabkan karakteristik dengung yang merata pada seluruh jangkauan frekuensi (tinggi maupun rendah karena berfungis untuk mengimbangi penyerapan suara yang agak berlebihan oleh bahan penyerap berpori dan isi ruang.Jenis bahan yang termasuk penyerap panel antara lain: panel kayu, hardboard, gypsum board dan panel kayu yang digantung di langit-langit. c) Karpet Karpet selain digunakan sebagai penutup lantai, juga digunakan sebagai bahan akustik karena kemampuannya mereduksi dan bahkan meniadakan bising benturan dari atas atau dari permukaan seperti suara seretan kaki, bunyi langkah kaki, pemindahan perabot rumah dan sebagainya. Karpet juga dapat diterapkan sebagai bahan pelapis dinding, untuk memberikan peredaman suara yang commit to user BAB II TINJAUAN TEORI II - 65 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id lebih optimal. Makin tebal dan berat karpet maka makin besar pula daya serap dan kemampuannya dalam mereduksi bising Gambar 2.36 Bahan Akustik dari Karpet Sumber : Acousttic.com 6) Penggunaan Sistem Penguat Bunyi Sistem penguat bunyi berfungsi untuk memperkuat bunyi dari sumber bunyi serta untuk memastikan bahwa bunyi telah terdifusi secara merata di dalam ruangan. Sumber suara Amplifier Speaker Pendengar Gambar 2.37 Bagan distribusi suara yang diperkuat Sumber : dokumentasi pribadi Komponen pokok sistem penguat suara ada 3, yaitu: a) Microphone Microphone adalah alat yang digunakan untuk menangkap bunyi untuk disalurkan kepada amplifier. Kualitas suara yang diterima microphone tergantung dari kualitas suara dari sumber bunyi dan kualitas mikrofon itu sendiri. Untuk menghindari feedback, peletakan microphone harus diletakkan sedemikian rupa sehingga suara yang diterima dapat lebih berkualitas. Menurut mobilitasnya, peletakan microphone dapat dibagi menjadi: commit to user BAB II TINJAUAN TEORI II - 66 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id - Microphone statis, yaitu sistem peletakan yang tidak bisa diubah - ubah oleh manusia Microphone semi statis, yaitu peletakn microphone yang menggunakan penyangga. - Microphone dinamis, yaitu peletakan microphone yang bisa diubah dan dibawa Adapun untuk bawa oleh manusia. menghindari feedback, microphone seharusnya tidak dihadapkan pada pengeras suara (loudspeaker) karena suara yang keluar dari loudspeaker akan masuk ke microphone dan keluar lagi lewat loudspeaker dan hal ini akan menyebabkan suara bertumpuk serta bunyi desingan yang memekakkan telinga .34 b) Amplifier Merupakan alat yang digunakan untuk memperkuat sinyal suara yang telah ditangkap oleh microphone dan kemudian disalurkan kepada loudspeaker. Di dalam amplifier terdapat proses ekualisasi suara yaitu menyamakan sinyal frekuensi suara yang direkam agar tidak adanya frekuensi tertentu yang terlalu menonjol atau terlalu pelan sehingga membuat suara menjadi tidak seimbang. 35 Rangkaian lengkap sistem ekualisasi meliputi: - Mixer pre amplifier - Equalizer - Power Amplifier - Speaker c) Loudspeaker Loudspeaker merupakan alat yang digunakan untuk menyalurkan bunyi yang telah diperkuat oleh amplifier kepada pendengar. Loudspeaker merupakan rangkainan terakhir dalam sistem penguat suara ini. Adapun peletakan loudspeaker dibagi menjadi 3 yaitu: 36 34 35 36 Hasil wawancara terhadap Dimas, sound engineer Biru Studio Musik & The Think Organizer Hasil wawancara terhadap Dimas, sound engineer Biru Studio Musik & The Think Organizer Egan, 1976 BAB II TINJAUAN TEORI commit to user II - 67 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id - Peletakan terpusat - Peletakan tersebar - Monitor speaker (speaker khusus untuk pemain) Penggunaan sistem penguat suara dengan kualitas tinggi dan disesuaikan dengan karakteristik ruangan akan menghasilkan suara natural yang baik. Penundaan waktu antara datangnya bunyi dengung dengan bunyi yang diperkuat tidak boleh lebih dari 1/50 detik dengan jarak pemisahan maksimum antara sumber bunyi dengan loudspeaker sebesar 7 8 meter. Sound System pada dasarnya merupakan sebuah sistem yang dirancang untuk mengatasi kurangnya energi suara yang sampai ke pendengar karena besarnya volume space atau jauhnya jarak pendengar dari sumber. Pada saat sebuah sound system diaplikasikan di dalam ruangan atau space, dia berfungsi untuk meningkatkan energi suara yang dihasilkan oleh sumber suara natural dan mendistribusikan energinya kepada seluruh pendengar di dalam space atau ruangan tersebut. Apabila level suara sumber memungkinkan untuk mencapai seluruh bagian ruangan (atau seluruh posisi pendengar) maka ruangan tersebut pada dasarnya tidak memerlukan sound system, karena problemnya adalah bagaimana perancang ruangnya mendesain karakteristik pemantulan yang dihasilkan permukaan dalam ruangan untuk memperkaya suara langsung yang sampai ke telinga pendengar. Sedangkan bila level energi suara dari sumber tidak mungkin mengcover seluruh area pendengar, pada saat itulah diperlukan Sound System. Dalam kondisi ini, problemnya bergeser dari perancangan perancangan karakterisasi posisi sumber pantulan suara ruang menjadi non-natural. Sound System memerlukan Akustik Ruangan yang minimal baik untuk bekerja secara optimal, dan Akustik Ruangan memerlukan Sound System bila energi sumber suara natural tidak mencukupi levelnya. Sound System tidak boleh mengubah karakter sumber suara yang dia layani, karena fungsinya adalah menjaga commit to user BAB II TINJAUAN TEORI II - 68 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kualitas suara sumber supaya tetap terdengar baik di telinga pendengar.37 Adapun terdapat 2 macam sistem pemasangan Pengeras suara yang biasa digunakan yaitu: a) Menggunakan sistem sentral dimana suara datang dari depan. Keuntungan dari sistem ini adalah suara yang datang dari tempat yang sama. b) Sistem steriofonik (terdifusi) yaitu peletakan sejumlah speaker di atas ruang atau pada sudut sudut ruangan. Hal ini akan menimbulkan efek dinamis bagi pendengar. Pengeras suara harus berada pada ketinggian 6 13,5 meter dari ketinggian lantai ruang pertunjukan. Walaupun demikian biasanya bangunan tempat pertunjukan musik menggunakan gabungan dari 2 macam sistem penguat suara tersebut. Penggabungan 2 sistem penguat suara tersebut akan menghasilkan kualitas suara yang baik dan terasa seakan berada di tengah tengah suara tersebut yang lazim disebut surround. D. STUDI KOMPARASI 1. GUANGZHOU OPERA HOUSE a. Umum Guangzhou Opera House merupakan sebuah bangunan untuk mewadahi aktifitas bermusik yang berada di Guangzhou, China. Bangunan ini dirancang oleh Zaha Hadid, sebagai hasil dari sayembara pada tahun 1994. Walaupun demikian bangunan ini baru resmi dibuka pada tahun 2011. Guangzhou opera house memiliki kapasitas 1800 penonton, dan merupakan bangunan opera terbesar ketiga di China. Bangunan ini memiliki luas 70.000 m² diantaranya 30.000 m² berada di level lebih rendah dari permukaan tanah (underground). Bangunan tersebut terdiri dari sebuah opera hall dengan kapasitas 1800 penonton, sebuah hall serba guna dengan kapasitas 400 orang, sebuah foyer, galeri seni dan 37 Boyce, P. R. (1974). Users assessments of a landscaped office, 44-62 BAB II commit to user TINJAUAN TEORI II - 69 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id sebuah workshop. Total dana investasi pembangunan opera house ini sekitar 200 juta US Dollar (2 triliun rupiah). b. Review Desain Guangzhou Opera House membuat kota Guangzhou itu sendiri mempunyai sebuah monumen tersendiri dalam bidang kesenian terutama seni musik. Lokasi pembangunan gedung ini berada di tempat yang strategis. Bangunan ini berada di muara sungai Peal yang ramai dengan kegiatan perkapalan. Wujud bangunan yang unik dengan berbentuk seperti batu penghalang kembar dan sangat besar dapat menjadi penyambung bagi kawasan pelabuhan dan kawasan pinggiran sungai. Area yang bershelter yang dibentuk pada persimpangannya telah didesain untuk mewadahi aktivitas di luar ruangan yang diakomodasikan sebagai pertunjukan seni kelas dunia. wadah 38 Gambar 2.38 Gambar Kerja Guangzhou Opera House Sumber : Faculty.arch.tamu.edu 38 Majalah View, Reference Magazine, 2011 (E-books) BAB II commit to user TINJAUAN TEORI II - 70 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Wujud dari Guangzhou Opera House merupakan perwujudan dari desain yang mengalir dan asimetris, ciri khas dari Zaha Hadid. Struktur utama bangunan berupa struktur rangka dengan ditutup menggunakan slab metal. Bahan penutup dinding untuk bagian eksterior berupa granit yang dipilih atas dasar kesesuaian dengan lokasi bangunan yang berada di pinggir sungai. Wujud penutup dinding dibuat sedemikian rupa agar menyerupai batu yang tergerus erosi. Gambar 2.39 Eksterior Guangzhou Opera House Sumber: Chinalert.com Sedangkan untuk bagian interior dirancang sedemikian rupa agar mempunyai suatu nuansa yang berbeda. Menurut majalah Focus yang membahas mengenai opera house, interior dari Guangzhou Opera 39 itu sendiri. Bahan penutup dinding pada opera hall berupa fiberglass yang ditutup dengan warna emas yang berbentuk lekukan lekukan yang tidak beraturan. Zaha Hadid mengatakan bahwa lekukan tak teratur dengan warna emas adalah perwujudan dari kain sutera, khas negeri China. Warna emas tersebut diterangi dengan lampu LED yang berjumlah banyak, yang menghasilkan interior bangunan menjadi mengkilap. 39 Aura dijelaskan dalam bahasa inggris yang berarti suasana atmosferik yang bersifat hangat. Berbeda dengan definisi dalam bahasa Indonesia. commit to user BAB II TINJAUAN TEORI II - 71 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Gambar 2.40 Interior dan Tata Panggung Opera House Sumber : Arch2o.com Tempat duduk berwarna tembaga untuk memperjelas dari 3 bagian level. Level pertama adalah bagian dengan jumlah penonton terbenyak. Pada level ini, kursi penonton bagian depan bisa diambil apabila sebuah pertunjukan memerlukan space di depan panggung utama. Sedangkan level 2 dan level 3 bangunan ini merupakan tempat duduk penonton permanen. Ruang di opera house berbentuk sangat besar dan megah namun penonton dan pemain musik tetap dapat mendapatkan keintimannya karena nuansa ruang yang hangat.40 c. Akustik Ruang Guangzhou Opera House Interior bangunan dirancang agar dapat memenuhi kebutuhan segala macam suara yang dihasilkan baik itu merupakan musik akustik maupun musik berpengeras. Tata akustik gedung ini dikerjakan oleh Marshall Day Acoustics. Sasaran dari pengolahan akustika gedung ini adalah untuk mencapai tingkat kejernihan suara yang tinggi. Hal ini dapat dicapai 40 Jonathon Glancy, Guardian.co.uk, dikutip dari Richard Margison, penyanyi tenor senior di commit to user BAB II TINJAUAN TEORI II - 72 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dengan Reverberation Time yang pendek yang akan berakibat suara menjadi lebih lemah, atau reverberation time yang penuh dengan pemantulan awal yang lebih cepat. Penggunaan gedung ini kebanyakan akan dipakai oleh pertunjukan musik orkestra, maka reverberation time yang penuh dianggap lebih menguntungkan. Gambar 2.41 Pemantulan Awal Gedung Opera Sumber : marshallday.com Harold, pimpinan dari proyek akustika di gedung ini mengatakan bahwa pantulan suara awal yang bersifat menguntungkan tertahan oleh dinding yang terlalu tinggi dan langit Oleh karena itu langit langit yang datar. langit bangunan dibuat untuk dapat memantulkan suara kembali dan dinding bangunan dibuat melengkung lengkung untuk memantulkan suara dan membawa suara ke arah yang diinginkan. Namun masalah kembali muncul ketika terdapat beberapa bagian dari sudut ruang yang lebar akan menjadi perkumpulan pantulan suara dari berbagai macam pantulan. Hal ini dikarenakan lekukan bangunan yang cenderung mengarah ke suatu tempat. Maka pada bagian dengan over reflection tersebut diberi dinding pendifusi pantulan yang berupa lubang lubang pada dinding fiber glass. Lubang ini menghantarkan suara langsung kepada rangka baja sebagai struktur utama bangunan agar suara dirambatkan menuju ke tanah. commit to user BAB II TINJAUAN TEORI II - 73 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Gambar 2.42 Dinding yang dilubangi untuk difusi suara Sumber : Marshallday.com Pengolahan akustika pada bangunan ini menggunakan bantuan dari software Odeon, yang mempu memprediksikan kualitas akustikal sebuah ruangan yang akan dibangun. Hasilnya bangunan ini menjadi salah satu bangunan dengan sistem akustikal ruang yang terbaik di dunia dengan karakter medium, tidak terlalu kering dan tidak terlalu terang.41 2. SIDNEY OPERA HOUSE a. Umum Dibangun pada tahun 1957 dan selesai pada tahun 1973, Sidney Opera House dirancang oleh seorang arsitek berkebangsaan Denmark, Jorn Utzon. Sidney Opera House merepresentasikan pencapaian arsitektur yang hebat, dimana struktur bangunan yang keluar dari batasan struktural teoritis manusia yang akhirnya membentuk semangat manusia yang baru. (Domicelj, 2005). 41 Ken Smith, Financial Times, 10 Mei 2010 BAB II commit to user TINJAUAN TEORI II - 74 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Gambar 2.43 Sidney Opera House Sumber : Faultytowers.net Sidney Opera House pada awalnya memang ditujukan untuk pertunjukan opera saja. Namun pada akhirnya bangunan ini menjadi bangunan multifungsi yang digunakan untuk pertunjukan konser musik, drama, orkestra bahkan pertunjukan balet. Sidney Opera House memiliki 2 buah hall pertunjukan utama yaitu concert hall dan opera theatre. Concert hall adalah ruangan terbesar di bangunan ini, dengan kapasitas penonton mencapai 2700 orang. b. Desain Hal yang paling menarik dalam bangunan ini adalah fasade bangunan yang sangat unik. Jorn Utzon menyatakan bahwa ia telah mendesain sesuatu yang benar benar baru di dunia, ia tidak memiliki preseden akan bangunan lain, ia mendapatkan bentuk tersebut melalui eksperimen trial and error. Dalam Sidney Opera House, Utzon menyadari dan menerapkan sintesis antara langit, laut, bumi, kota, serta keintiman, pemikiran dan perasaan. 42 Bangunan ini banyak mengambil turunan gaya arsitektural suku maya, islam, dan bangunan modern. Kemudian beberapa aliran tersebut digabungkan dengan keselarasan bentuk organik yang disadur dari wujud kerang mengingat letak bangunan berada di tepi laut. Utzon mewujudkan bentuk sintesis alam dan sosial Sidney Opera House dalam bentuk shell43 yang ditata sedemikian rupa. Shell itu sendiri terbuat dari beton concrete yang solid yang ditutup dengan keramik putih semi transparan yang dibuat khusus hanya untuk bangunan ini. 42 43 Norberg Schulz, 1996, 172 Shell : Kerang, tempurung, kulit, kerangka BAB II commit to user TINJAUAN TEORI II - 75 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Gambar 2.44 Proses Desain Shell Sidney Opera House Sumber : Sidney Opera House, Nomination for Australian World Heritage Sedangkan untuk bagian interiornya, bangunan ini menggunakan sistem panggung tak bertingkat, dimana tempat duduk penonton dijajarkan semakin meninggi ke belakang. Adapun terdapat beberapa tingkat yang digunakan untuk sebagian kecil penonton saja. Adapun ruangan concert hall ini digunakan untuk pertunjukan segala macam musik, baik itu merupakan musik akustik maupun musik berpengeras. Gambar 2.45 Gambar Kerja Sidney Opera House Sumber : Arch2o.com Bentuk ruangan concert hall secara umum berupa segi 6 yang simetris. Tempat duduk penonton diarahkan untuk melihat pertunjukan dalam sudut 360° atau dengan kata lain pemain dikelilingi penonton. Terdapat 2 stage utama yaitu main stage dan platform. Main stage digunakan untuk pertunjukan musik bersistem band yang tidak melibatkan terlalu banyak pemain, sedangkan pemain musik opera atau simfoni akan menggunakan platform. Platform ini berukuran 17,5 x 11,5 meter, dengan ketinggian langit langit 25 meter. commit to user BAB II TINJAUAN TEORI II - 76 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Concert hall ini banyak menggunakan kayu sebagai bahan penutup ruang. Kayu digunakan pada dinding, langit langit, dan lantai. Kayu australian brushbox merupakan material kayu yang paling banyak digunakan dalam penutupan dinding dan lantai ruangan ini. Kayu juga digunakan untuk kursi penonton, namun kursi tersebut masih dilapisi wool. Gambar 2.46 Interior Sidney Opera House Sumber : Arch2o.com c. Akustika Sidney Opera House pada awalnya ditujukan untuk menampung musik opera yang notabene tanpa pengeras. Akan tetapi pada perkembangan penggunaannya gedung ini juga digunakan untuk musik yang berpengeras. Bahkan akhir akhir ini 75% penggunaan gedung ini didominasi oleh musik yang berpengeras. Oleh karena itu terdapat ketimpangan dalam hal akustikal di gedung ini. Musik tanpa pengeras membutuhkan ruangan yang kaya akan pantulan suara, agar suara menjadi lebih keras dan lebih jelas. Namun jika ruangan ini digunakan untuk ruangan musik berpengeras, alhasil suara yang dihasilkan akan menjadi berbenturan antara pantulan suara yang satu dengan yang lainnya. Hal ini akan menimbulkan ketidak jernihan suara. Sistem akustikal di gedung ini kini banyak menggunakan peredam suara daripada pemantul suara. Hal ini dikarenakan banyaknya pertunjukan musik berpengeras yang menggunakan ruangan ini. Pelapis ruang yang berupa kayu australian brushbox bersifat sangat absorbtif terhadap gelombang suara. Kondisi demikian akan menguntungkan pemnggunaan musik berpengeras, namun akan merugikan musik tanpa commit to user BAB II TINJAUAN TEORI II - 77 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id pengeras karena dalam jarak tertentu musik tersebut nyaris tidak dapat terdengar dengan baik.44 Selain itu terdapat panel akustik yang berupa kayu plywood. Kayu jenis ini digunakan untuk menyerap suara dengan frekuensi yang tinggi untuk menutup kekurangan absorbsi pada kayu Australian brushbox. Dalam ruangan ini tidak terdapat kompartmen yang digunakan untuk mendifusi suara, sehingga suara hanya disalurkan secara langsung menggunakan speaker aktif yang digantung. Panel akustik yang ada tidak digunakan dalam pengarahan sura sehingga bagian kursi penonton deretan belakang tidak dapat mendengar suara musik yang dimainkan jika tidak terdapat loudspeaker yang digantung. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Terdapat masalah lagi dimana musisi memainkan musik tidak dapat mendengar dimainkannya sendiri. Hal ini disebabkan langit musik yang sedang yang sedang langit ruangan yang terlalu tinggi, sehingga suara yang merambat sebelum sempat dipantulkan sudah hilang terlebih dahulu. Pihak pengelola kemudian memasang panel pemantul suara yang berbentuk bulat dan digantung tepat diatas para pemain musik agar suara lebih cepat terpantul. Bahan pemantul suara ini adalah akrilik yang bisa diatur ketinggiannya. commit to user