Perbandingan efektifitas akupresure perikardium dengan aromaterapi terhadap penurunan mual muntah pada Ibu hamil di Pulau Lombok Dina Fithriana,Robiatul Adawiyah, Lenny Apriliyanti, Ainun Sajidah Staf Pengajar STIKES Mataram ABSTRAK Pada masa kehamilan berbagai perubahan terjadi baik perubahan fisik maupun psikologis yang memungkinkan penyebab timbulnya masalah dalam kehamilan terutama kehamilan trimester I. Salah satu permasalahan yang timbul adalah mual dan muntah yang biasa disebut morning sickness yang normal terjadi. Akan tetapi jika mual dan muntah bertambah parah sampai mengganggu keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari maka itu yang disebut dengan hiperemesis gravidarum. Cara non farmakologis yang dapat dilakukan untuk menurunkan atau mengurangi mual dan muntah pada ibu hamil adalah dengan akupresur (penekanan titik perikardium 6) atau dengan pemberian aromaterapi jeruk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan efektifitas akupresure perikardium dengan aromaterapi terhadap penurunan mual muntah pada Ibu hamil di Pulau Lombok. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Pre Eksperimental dengan menggunakan two group post test design. Subjek penelitian adalah ibu hamil trimester I di wilayah Labulia, Lombok Tengah dan di wilayah Labuhan Lombok, Lombok Timur dengan populasi sebanyak 235 ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum,dan sampel sebanyak 60 ibu hamil. Teknik sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dengan alat ukur pedoman wawancara. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pemberian aromaterapi jeruk lebih efektif dalam menurunkan mual muntah pada Ibu hamil trimester I yang ditunjukkan dengan nilai signifikan < (0,000 < 0,05) . Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa akupresure perikardium dan pemberian aromaterapi jeruk mempunyai pengaruh terhadap penurunan mual muntah pada ibu hamil Trimester I. Namun aroma terapi jeruk lebih efektif menurunkan mual muntah pada ibu hamil. Sehingga diharapkan kedua teknik dalam penelitian ini bisa menjadi bagian teknik yang bisa dimanfaatkan untuk menurunkan mual muntah pada Ibu hamil Trimester I. Kata kunci : mual muntah, ibu hamil, akupresur, aromaterapi PENDAHULUAN Kematian maternal dan neonatal masih menjadi masalah besar bagi Negara Indonesia. Untuk menurunkan AKI (Angka Kematian Ibu) dan AKB (Angka Kematian Bayi) tersebut memerlukan waktu yang cukup lama dan upaya. Suatu upaya yang dianggap efektif oleh para pakar adalah dengan menyediakan pelayanan obstetri dimana bidan sebagai tenaga kesehatan mempunyai peran yang sangat penting dalam pelayanan tersebut. Dengan demikian harapannya para ibu hamil dan masyarakat dapat memanfaatkannya dengan melakukan pemeriksaan awal untuk mendeteksi keadaan ibu dan janin serta penyakit lainnya, sehingga nantinya ibu hamil dapat menjalankan dan melewati masa kehamilan, persalinan, dan nifas berlangsung selamat dan sehat. Angka Kematian Ibu rata-rata di dunia mencapai 40.000 per 100.000 kelahiran hidup. Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) terakhir tahun 2012 menyatakan bahwa angka kematian ibu (AKI) di Indonesia mencapai 120 per 100.000 kelahiran hidup. Tingginya angka kematian ibu ini disebabkan oleh berbagai penyebab yang kompleks yaitu sosial, budaya, ekonomi, tingkat pendidikan, fasilitas pelayanan kesehatan, gender, dan penyebab langsug kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan, infeksi, eklamsia, partus lama, dan komplikasi abortus. Sedangkan penyebab tidak langsungnya seperti terlambat mengenali tanda bahaya kehamilannya dalam resiko tinggi, terlambat untuk mencapai fasilitas persalinan dan pelayanan. Kabupaten tahun 2012 AKI sebesar 199,46 per 100.000 kelahiran hidup dengan penyebabnya adalah perdarahan 14 kasus, hipertensi dalam kehamilan terdapat 9 kasus, infeksi terdapat 2 kasus, dan penyakit lain-lain terdapat 20 kasus. Kehamilan merupakan suatu kondisi dimana seorang wanita mengandung janin dari hasil pembuahan sel telur oleh sperma, dan hal ini merupakan proses yang normal dialami seorang wanita. Dalam menjalani masa kehamilan, berbagai perubahan terjadi baik perubahan fisik maupun psikologis. Kehamilan mempengaruhi tubuh ibu secara keseluruhan dengan menimbulkan perubahanperubahan fisiologi yang terjadi diseluruh sistem organ, dimana sebagian besar perubahan pada tubuh ibu bersifat temporer dan kebanyakan disebabkan oleh kelenjar hormon (Farrer, 2001). Perubahan terjadi akibat adanya ketidakseimbangan hormon progesteron dan estrogen yakni hormon kewanitaan yang ada di dalam tubuh ibu sejak terjadinya proses kehamilan (Bobak, 2004). Perubahan pada saluran cerna dan peningkatan kadar hCG (Human Chorionic Gonadotropin) dalam darah menimbulkan beberapa keluhan yang membuat ibu merasa tidak nyaman saat kehamilan, diantaranya adalah mual dan muntah (Bobak, 2004). Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala – gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Mual dan muntah terjadi pada 60–80% primigravida dan 40–60% multigravida. Pengaruh Fisiologik kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung yang berkurang. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala mual dan muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan. Keadaan inilah yang disebut emesis gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan fisiologis menentukan berat ringannya penyakit (Prawirohardjo, 2002). Penatalaksanaan mual dan muntah pada kehamilan tergantung pada beratnya gejala. Pengobatan yang dilakukan mulai dari yang paling ringan dengan perubahan diet sampai pendekatan dengan pengobatan antimietik, rawat inap, atau pemberian nutrisi parenteral. Pengobatan terdiri atas terapi secara farmakologi dan non farmakologi. Terapi farmakologi dilakukan dengan pemberian antimietik, antihistamin, dan kortikosteroid. Terapi non farmakologi dilakukan dengan cara pengaturan diet, dukungan emosional, akupresur dan jahe (Runiari, 2010). Rasa mual pada awal kehamilan dapat juga ditanggulangi dengan menggunakan terapi pelengkap antara lain dengan aromaterapi yang aman digunakan pada saat kehamilan antara lain : jahe, buah anggur, jeruk nipis, minyak atau sari jeruk, jeruk manis dan jeruk keprok (Handerson, 2005). Akupresur (titik perikardium 6) yaitu sebuah tindakan untuk mengurangi atau menurunkan rasa mual dan muntah pada kehamilan yang dilakukan dengan cara penekanan pada titik tubuh tertentu (titik perikardium 6 atau tiga jari di bawah pergelangan tangan). Aromaterapi jeruk adalah pemberian minyak esensial yang diekstrak dari tanaman jeruk yang diberikan dengan cara inhalasi dan bermanfaat untuk mengatasi mual muntah. Mual muntah adalah gejala yang di alami oleh ibu hamil pada trimester I dimana ibu merasakan sensasi air liur yang berlebihan, pusing, mengeluarkan sebagian atau semua makanan yang sudah dikonsumsi. Studi awal yang dilakukan oleh peneliti adalah mendapatkan data jumlah ibu hamil yang ada di semua desa Labulia yang menjadi wilayah kerja Puskesmas Ubung kecamatan jonggat. Ada 5 desa yang menjadi wilayah kerja puskesmas Ubung , yaitu desa Ubung, desa Labulia, desa Jelantik, desa Nyerot, dan desa Batu Tulis. Jumlah keseluruhan ibu hamil yang ada di semua desa tersebut pada bulan Februari tahun 2013 sebanyak 569 ibu hamil, dari kelima desa yang menjadi wilayah kerja Puskesmas Ubung dapat disimpulkan bahwa jumlah ibu hamil terbanyak adalah di desa Labulia yaitu sebanyak 141 ibu hamil yang tersebar di 15 Dusun. Jumlah ibu hamil terutama trimester I didapatkan sebanyak 95 ibu hamil. Saat melakukan wawancara dengan bidan dan perawat yang ada di Poskesdes desa Labulia sebagian besar ibu hamil yang datang untuk memeriksakan kehamilannya mengeluh mual, muntah, nafsu makan berkurang bahkan tidak ada, lemas, pusing, berat badan menurun. Sebagian besar ibu hamil yang mengeluhkan keadaan yang disebutkan diatas dialami oleh ibu hamil dengan usia kehamilan trimester I (1-12 minggu). Sedangkan berdasarkan data studi awal jumlah ibu hamil trimester I pada bulan Februari tahun 2013 di wilayah kerja Puskesmas Labuhan Lombok yaitu sebanyak 52 orang yang terdiri dari primigravida sebanyak 32 orang, dan multigravida sebanyak 20 orang. Dari hasil wawancara dengan 10 orang ibu hamil trimester I, 8 diantaranya mengalami mual muntah pada pagi maupun malam hari. Data jumlah ibu hamil pada bulan April 2013 dari 5 Polindes yang tersebar di wilayah kerja Puskesmas Labuhan Lombok yaitu berjumlah 44 orang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan efektifitas akupresure perikardium dengan aromaterapi terhadap penurunan mual muntah pada Ibu hamil di Pulau Lombok. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian two group with post test only design dengan pendekatan Cross Sectional, yaitu menganalisis perbandingan efektifitas akupresure perikardium dengan aromaterapi terhadap penurunan mual muntah pada Ibu hamil di Pulau Lombok. Akupresur diberikan 1 kali sehari selama 3 menit atau lebih di masing-masing tangan yang diberikan selama 3 hari berturutturut, penekanan dilakukan antara pukul 07.00 sampai 09.00 WITA dalam keadaan tidak terlalu lapar dan tidak terlalu kenyang atau 1 jam setelah makan apabila klien sudah sarapan terlebih dahulu. Kedalaman penekanan sekitar 1-2 cm dengan memperhatikan respon klien saat penekanan, jika klien merasa nyaman maka penekanan dilakukan lebih dalam lagi, namun jika tidak maka penekanan dapat diberhentikan sejenak. Pemberian aromaterapi jeruk adalah pemberian minyak esensial yang diekstrak dari tanaman jeruk yang diberikan dengan cara inhalasi dan bermanfaat untuk mengatasi mual muntah. HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilakukan kepada 60 responden yang mengalami hiperemesis gravidarum yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, kemudian ditetapkan sebagai sampel. Data tentang mual muntah pada ibu hamil trimester I setelah diberikan akupressur perikardium dan aromaterapi jeruk berdasarkan lembar wawancara yang dilakukan pada responden diuraikan pada tabel 3.3 berikut ini. Tabel 3.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pemberian akupresur dan Aromaterapi Berdasarkan hasil uji analisa antara pengaruh akupresure perikardium terhadap mual muntah dan pengaruh aromaterapi jeruk terhadap mual muntah, didapatkan pemberian aromaterapi jeruk lebih efektif untuk menurunkan mual muntah dengan nilai Signifikan < (0,000 < 0,05) dan ibu hamil dengan tingkat mual muntah berat paling sedikit. PEMBAHASAN 1. Mual muntah pada Ibu hamil Trimester I Banyaknya responden yang mengalami hiperemesis gravidarum sedang disebabkan karena responden yang diambil oleh peneliti adalah ibu hamil primigravida yang masih belum bias menyesuaikan diri dengan kehamilannya, belum memiliki pengalaman hamil dan melahirkan, sehingga cenderung mengalami stress atau cemas yang berlebihan. Hal ini didukung oleh Prawirohardjo (2005) bahwa faktor predisposisi yang sering ditemukan sebagai penyebab terjadinya hiperemesis gravidarum adalah primigravida. Hiperemesis gravidarum terjadi 60-80% pada primigravida dan 4060% pada multigravida. Hal yang sama diperjelas oleh Nining (2009) hiperemesis gravidarum lebih sering dialami oleh primigravida, hal ini berhubungan dengan tingkat kestressan dan usia si ibu masih muda saat mengalami kehamilan pertama. Hiperemesis gravidarum dipengaruhi juga oleh usia. Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, didapatkan distribusi umur ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum paling banyak terdapat pada kelompok usia <20tahun yaitu sebanyak 22 orang (62,9%). Ini berarti usia <20 tahun berisiko mengalami hiperemesis gravidarum.Umur mempunyai pengaruh yang erat dengan perkembangan alat reproduksi. Hal ini berkaitan dengan Tingkat Mual muntah Tidak Mual Ringan Sedang Berat Jumlah Akupresure Aromaterapi Frek % Frek % 0 0 9 29,0 20 10 0 30 66,1 33,9 0 100,0 13 6 1 30 41,9 19,4 9,7 100,00 keadaan fisiknya dari organ tubuh ibu di dalam menerima kehadiran dan mendukung perkembangan janin. Seorang wanita memasuki usia perkawinan atau mengakhiri fase tertentu dalam kehidupannya yaitu umur repoduksi (Yunita, 2005). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ridwan A dan Wahidudin (2007) umur reproduksi yang sehat dan aman adalah umur 20-35 tahun. Kehamilan diusia kurang 20 tahun dapat menyebabkan Hiperemesis gravidarum karena pada kehamilan diusia kurang 20 secara biologis belum optimal emosinya, cenderung labil, mentalnya belum matang sehingga mudah mengalami keguncangan yang mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi selama kehamilanya, belum matangnya mental dan fungsi sosial dari calon ibu tentu menimbulkan keraguan jasmani cinta kasih serta perawatan dan asuhan bagi anak yang akan di lahirkannya. Hal ini mempengaruhi emosi ibu, sehingga terjadi konflik mental yang membuat ibu kurang nafsu makan. Bila ini terjadi maka bisa mengakibatkan iritasi lambung yang dapat memberi reaksi pada impuls motorik untuk memberi rangsangan pada pusat muntah melalui saraf otak kesaluran cerna bagian atas dan melalui saraf spinal ke diafragma dan otot abdomen sehingga terjadi muntah. Permasalahan dari segi psikiatri dan psikologis sosial banyak di ulas akan menekankan pentingnya usaha untuk melindungi anak-anak yang di lahirkan kemudian Didukung juga oleh Indrayani (2011) menyebutkan bahwa umur ibu hamil di bawah 20 tahun cenderung memiliki beban mental yang berat serta cenderung memgalami gangguan psikologi. Faktor psikologis yang dimaksud adalah ketakutan si ibu menghadapi kehamilan dan persalinan dan emosi belum matang, belum siap untuk menjadi ibu, belum berpengalaman bagaimana menjadi seorang ibu dan belum berpengalaman dalam merawat bayi yang dilahirkannya, ini semua dapat menyebabkan terjadinya mual muntah pada ibu hamil. Dilihat dari tingkat pendidikan menunjukkan bahwa hasil yang ditemukan di tempat penelitian bahwa yang paling banyak mengalami hiperemesis gravidarum adalah responden yang memiliki latar belakang pendidikan menengah secara umum masih kurang memahami dan mengetahui tindakan apa saja yang dapat dilakukan untuk mengatasi penyakit yang dialami. Secara teoritis, ibu hamil yang berpendidikan lebih rendah cenderung kurang memperhatikan kesehatan diri dan kehamilannya (Prawihardjo, 2005). Hal ini membuktikan bahwa pendidikan berpengaruh terhadap tingkat hiperemesis gravidarum. Sehingga pada saat penelitian didapatkan sebagian besar responden mengalami hiperemesis gravidarum sedang yaitu sebanyak 17 orang (48,6%). Menurut Nursalam (2001) bahwa makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga banyak pula pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya pendidikan yang rendah akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan. 2. Hal ini juga diperjelas bahwa pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilakunya terhadap pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam perubahan kesehatan. Makin tinggi pendidikan makin mudah menerima informasi, sehingga banyak pola pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya makin rendah atau kurang pendidikan seseorang akan menghambat perkembangan sikap terhadap nilai-nilai yang baru (Nurhayati, 2008). Selain faktor usia dan pendidikan, ringan beratnya gejala yang muncul juga dipengaruhi oleh faktor psikologis. Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada hiperemesis gravidarum, rumah tangga retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, serta takut terhadap tanggug jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup (Prawirohardjo, 2005). Pengaruh Akupresure Perikardium terhadap mual muntah pada ibu hamil trimester I Sesuai dengan teori yang dijelaskan bahwa terjadinya penurunan tingkat hiperemesis gravidarum setelah dilakukan akupresur disebabkan oleh stimulasi sensorik pada titik akupuntur termasuk dengan melakukan akupresur pada titik perikardium 6 yang dapat menyebabkan reaksi sistem saraf yang bersifat lokal. Dalam hal ini stimulasi pada titik perikardium 6 langsung berhubungan dengan nervus medianus karena letak titik perikardium 6 tepat berada di atas nervus tersebut (Mercola, 2001). Terjadinya penurunan mual dan muntah setelah dilakukan akupresur pada titik perikardium 6 tersebut sesuai dengan hasil penelitian pada Journal of Reproductive Medicine yang menyatakan bahwa akupresur pada titik perikardium 6 selama 3 menit atau lebih dapat mengurangi mual muntah pada kehamilan dan juga mual muntah karena chemotherapy dan mabuk perjalanan (Mercola, 2001). Pada saat penelitian, peneliti menemukan fenomena klinik yaitu inflamasi pada responden seperti responden mengeluh sedikit rasa nyeri dan adanya kemerahan pada area penekanan. Hal ini terjadi karena penekanan yang diberikan terlalu lama dan kuat serta kedalamannya sekitar 1-2 cm. Hal ini juga disebabkan karena suhu yang ekstrim karena penekanan dilakukan pada pagi hari. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Shier, et all tahun 2004 bahwa rangsangan nyeri yang diakibatkan oleh tekanan kuat dan suhu ekstrim dapat menyebabkan perubahan permeabilitas vaskuler dan terbukanya Na+ channel yang akan menghasilkan aktivasi pada system saraf nociceptor pada ujung-ujung saraf bebas di kulit. Pendapat lain yang mendukung ditemukannya fenomena inflamasi klinik pada responden, dijelaskan bahwa pada tingkatan lokal stimulus nosireseptif akan berubah menjadi impuls nosiseptif dengan melibatkan beberapa substansi lokal yang memang dikeluarkan apabila terdapat kerusakan jaringan (Saputra, 2004). Bradikinin, asetilkolin dan potassium mengaktifkan serabut aferen nosiseptif dan menghasilkan nyeri. Prostaglandin memfasilitasi nyeri akibat sensitifasi nosiseptor. Substansi p dan mungkin peptide lain mengakibatkan ekstravasatio dan berperan dalam mempengaruhi milieu ujung serabut aferen perifer guna tranduksi informasi nosiseptif. Substansi p dan mediator kimia lainnya menyebabkan inflamasi (Saputra, 2004). Menurut Saputra (2004), pada tingkatan general, stimulasi pada titik perikardium 6 dapat mengaktifkan system 3. modulasi pada system opioid, system non opioid dan inhibisi pada saraf simpatik yang diharapkan akan terjadi penurunan mual dan muntah. Berdasarkan Journal of Reproductive Medicine dijelaskan bahwa terjadinya reaksi inflamasi lokal tersebut mampu merangsang nitric oxide dalam tubuh yang dapat meningkatkan motilitas usus sehingga diharapkan dapat menurunkan insiden mual dan muntah pada ibu hamil. Pada tingkat general, terjadinya inhibisi pada saraf simpatis diharapkan akan menyebabkan terjadinya penurunan mual dan muntah karena kerja saraf simpatis yang memperlambat peristaltik usus mampu memperburuk peristaltik usus yang memang sudah melambat secara fisiologis pada kehamilan akibat stimulus hormon progesterone (Saputra, 2004). Mekanisme pengeluaran nitric oxide dalam tubuh tersebut sesuai dengan teori reaksi inflamasi lokal menurut Saputra (2004), dimana pada saat terjadinya reaksi inflamasi banyak mengeluarkan mediator-mediator inflamasi. Mediator inflamasi yang paling banyak terdapat disebagian besar jaringan terutama di kulit adalah mast cell, dimana mediator tersebut akan mengeluarkan mediator kimia lainnya yang dapat menginduksi terjadinya inflamasi dan merangsang endotel untuk mensistesis nitric oxide. Pengaruh pemberian Aromaterapi terhadap mual muntah Ibu hami trimester I Setelah menghirup aromaterapi jeruk, responden merasakan kenyamanan dan muntah yang sebelumnya mereka alami sekarang berkurang. Ada beberapa responden yang tidak merasakan apa-apa baik mual ataupun muntah. Sesuai dengan teori Handerson (2005) bahwa aromaterapi jeruk aman untuk mengatasi keluhan mual muntah saat kehamilan, dan teori dari Jaelani (2009) mengatakan bahwa jeruk dapat mengurangi keluhan mual muntah, sakit kepala, dan menambah nafsu makan. Selain itu juga minyak atsiri yang terdapat dalam kulit jeruk mengeluarkan aroma yang khas, sehingga respon bau atau aroma yang dihasilkan akan merangsang kerja sel neurokimia otak dan dapat menstabilkan sistem saraf, selanjutnya menimbulkan efek tenang pada ibu hamil trimester I yang mengalami mual muntah. Andi (2001) mengatakan bahwa faktor yang juga dapat menurunkan mual muntah seperti penggunaan aromaterapi yang diberikan dengan cara menghirup uap yang masuk melalui hidung, faring, laring, trachea, bronkus, dan bronkiolus. Penggunaan aromaterapi dengan cara menghirup uap membutuhkan relaksasi yang baik sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai. Inhalasi merupakan salah satu cara yang diperkenalkan dalam penggunaan aromaterapi yang paling simpel dan cepat. Inhalasi juga merupakan metode yang paling tua dalam penggunaan aromaterapi. Aromaterapi dapat memberikan efek yang cepat terhadap fisik dan psikologis (Sharma, 2009). Akan tetapi ada beberapa responden yang tidak mengalami penurunan derajat mual muntah ini dikarenakan oleh mencium bau atau aroma yang tidak disukai, pekerjaan yang terlalu berat, dan tidak memiliki nafsu makan yang ditambah dengan faktor psikologis yang dapat memperberat keluhan mual muntah itu sendiri. Hal ini diperkuat dalam teori oleh Kardinan (2005) bahwa mual dan muntah yang terjadi pada ibu hamil dikarenakan oleh beberapa faktor psikologis seperti, ibu hamil belum siap dengan kehamilannya, takut akan tanggungan sebagai seorang ibu, rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, sehingga semua itu dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil 4. Perbandingan efektifitas akupresure perikardium dengan aromaterapi terhadap penurunan mual muntah pada Ibu hamil di Pulau Lombok Aromaterapi merupakan salah satu terapi minyak esensial yang digunakan untuk mengatasi berbagai penyakit yang dialami oleh manusia. Seperti yang dijelaskan oleh Verberg (2002) bahwa aromaterapi merupakan terapi yang dapat membantu memperbaiki atau menjaga kesehatan, membangkitkan semangat, gairah, menyegarkan serta menenangkan jiwa, dan dipercaya dapat membersihkan racun dalam tubuh serta merangsang proses penyembuhan. Akan tetapi aromaterapi yang aman digunakan untuk mengatasi keluhan mual muntah pada ibu hamil yaitu aromaterapi jeruk selain aman digunakan buah jeruk juga mempunyai kandungan senyawa Volatil yang berperan penting dalam membentuk aroma dan flavor. Seperti yang dijelaskan oleh Handerson (2005) bahwa aromaterapi jeruk aman digunakan oleh ibu hamil. Menurut Sharma (2009) bahwa aromaterapi jeruk dengan nama latin Citrus Aurantium ini diekstrak dari kulit buah jeruk sehingga menghasilkan aroma yang tajam dan berkhasiat untuk mengurangi mual muntah, menenangkan dan menyegarkan. Menurut Yesie (2011), relaksasi adalah tehnik untuk mencapai kondisi rileks. Metode relaksasi akan sangat bermanfaat selama proses kehamilan. Menurut pendapat Mehmet C (2006), sewaktu menarik nafas, molekul-molekul aromaterapi berukuran kecil meresap ke dalam ke dua paru-paru tempat sebagian molekul diangkat melalui aliran darah menuju alveoli yang menyebar keseluruh tubuh mempengaruhi berbagai organ ataupun sistem tubuh pada. Pada saat mencium aromaterapi dan dihirup kedalam rongga hidung bagian atas yang dikirim melalui saraf indera penciuman yang langsung menuju sistem limbik yang terletak didalam otak. Seperti yang kemukakan oleh Sharma (2009) bahwa sistem limbik adalah bagian dari otak yang dikaitkan dengan suasana hati, emosi, memori, dan belajar. Semua bau yang mencapai sistem limbik memiliki pengaruh kimia langsung pada suasana hati. Selain untuk menurunkan derajat mual muntah aromaterapi jeruk ini dapat membuat responden menjadi rileks dan tenang sehingga ibu hamil merasakan kenyaman yang tinggi pada saat mencium aromaterapi jeruk tersebut. Secara tidak sadar kenyamanan yang dirasakan oleh ibu hamil berbeda dengan orang lain. Tehnik relaksasi dengan menggunakan aromaterapi sangat membantu dalam mengurangi keluhan yang dirasakan pada saat kehamilan. Seperti yang dijelaskan oleh Tommy (2010), relaksasi saat bernafas merupakan mekanisme koping yang efektif untuk menenangkan pikiran, mengurangi tingkat stress untuk mencapai tingkat kenyamanan yang dibutuhkan oleh tubuh. Aromaterapi jeruk ini sangat baik dan aman digunakan untuk mengatasi keluhan mual muntah dan terbukti hampir sebagaian besar keluhan mual muntah yang dirasakan oleh ibu hamil dapat berkurang setelah menggunakan aromaterapi jeruk itu sendiri dan ditambah dengan cara relaksasi KESIMPULAN 1. Tingkat mual muntah Ibu hamil di dua lokasi penelitian paling banyak pada tingkat sedang 2. 3. 4. Ada pengaruh akupresure perikardium terhadap mual muntah Ibu hamil di pulau Lombok. Ada pengaruh aromaterapi jeruk terhadap mual muntah Ibu hamil di Pulau Lombok . Pemberian aromaterapi jeruk lebih efektif menurunkan mual muntah pada Ibu hamil di Pulau Lombok. DAFTAR PUSTAKA Aprilia, Yesie. 2011. Panduan Relaksasi Masa Kehamilan. http://bidankita.com/284:latihanrelaksasi dasar.html Artika. 2009. Kejadian Hiperemesis Gravidarum di UPTD Puskesmas Kabupaten Kota. http://www.bidankita.com/2009// 11/kejadian hiperemesis gravidarum.html. diakses tanggal 9 Desember 2011 pukul 19.00 wita. Astuti. 2011. Buku Pintar Kehamilan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran. EGC Efmed. 2009. Hiperemesis Gravidarum. http://www. EmirFakhrudin.com/2009/11/hipereme sis gravidarum.html. diakses tanggal 17 Juli 2010 pukul 20.00 wita. Hidayat, Azis, Alimul. 2008. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika. Indrayani. 2011. Psikologi dalam Kehamilan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran. EGC Manuaba. 2007. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta : EGC Mercola. 2001. Acupressure Can Relieve Morning Sikcness. The Journal of Reproductive Medicine. http://www.clinicacupressure.com ./2001/09.html. diakses tanggal 2 Februari 2012 pukul 20.00 wita Nasirin, Chairun. 2009. Penelitian Kualitatif Pendekatan Empiris Bagi Penulis Pemula. Malang: Indo press Nining, S. 2009. Keperawatan Maternitas. Jakarta: Penerbit Salemba Medika. Notoatmojo, S. 2005. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmojo, S. 2003. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. 2009. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan, Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrument Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Media Asculapius. Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta:PT Bina Pustaka Runiari, Nengah. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Hiperemesis Gravidarum. Penerapan Konsep dan Teori Keperawatan. Jakarta: Penerbit Salemba Medika Saifuddin, Gulardi, Biran, dan Joko. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Saputra, K. 2004. Akupuntur Klinik. Surabaya: Airlangga University Press. SDKI. 2012. Info Kesehatan Kehamilan Indonesia. http://obgynundip.com. Diakses pada tanggal 9 Agustus 2012 Sekolah Tinggi Kesehatan (STIKES) Mataram. 2010/2011. Panduan Skripsi Sekolah Tinggi Kesehatan (STIKES) Mataram Program Studi Ilmu Keperawatan. Mataram. Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung:Alfabeta Suguyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif. Bandung:Alfabeta Sukanta, Putu, Oka. 2009. Terapi Pijat Tangan. Jakarta: Penebar Plus Tiran, Deinise. 2008. Mual dan Muntah Kehamilan. Seri Asuhan Kebidanan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran. EGC Trisnawati, E. 2011. Pengaruh Aroma Terapi Terhadap Tingkat Penurunan Hiperemesis Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester I Di Poli Kandungan RSUD Sumbawa Besar. Skripsi. STIKES Mataram (Tidak dipublikasikan) Wesson, N. 2002. Morning Sickness. Jakarta: Prestasi Pustaka Publiser. Winkjosastro, H. 2007. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta : FKUI Winkjosastro, H. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBPSP Winkjosastro, H. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Yunita, H. 2005. Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran. EGC.