I. PENDAHULUAN Salah satu peranan penting sirip bagi ikan adalah sebagai organ gerak dan menjaga keseimbangan dalam berenang. Pada ikan yang memiliki bentuk tubuh stream line sirip ekor berfungsi sebagai kemudi, sirip berpasangan sebagai pengatur gerakan naik turun dalam air dan sirip tunggal sebagai pembantu kemudi (Nessa, 1985). Sirip ekor memiliki peran yang besar dalam pergerakan ikan diantaranya dapat menahan pergerakan ikan dengan membelokkan sirip ekor ke samping, sebagai tenaga pendorong untuk pergerakan ke depan, dan membantu mengarahkan ikan pada saat berenang. Disamping itu, sirip ekor bersama dengan sirip punggung berfungsi sebagai stabilisator untuk mencegah ikan berputar pada sumbu horizontal pada saat berenang melintasi air (Solang dan Lamondo, 2009). Menurut Nessa (1985), hal tersebut menggambarkan besarnya peranan sirip dalam membantu pergerakan ikan saat berenang. Semua jenis sirip kecuali sirip perut dapat digunakan oleh beberapa spesies sebagai organ utama dalam pergerakan renang. Peranan setiap sirip tidak sama pada semua ikan, pada ikan bofin (Amia calva) yang memiliki sirip punggung panjang maka yang memegang peranan terpenting untuk gerakan maju atau mundur adalah sirip punggung. Pada ikan Belut listrik (Electrophorus) yang memegang peranan utama dalam gerakan maju mundur adalah sirip dubur. Pada ikan Kupas-kupas (Monacanthus) sirip dubur dan punggung sebagai tenaga penggerak utama, dan pada beberapa jenis ikan cucut yang memegang peranan utama adalah sirip dada. Pada ikan yang tidak memiliki sirip berpasangan, pergerakan maju dan mundur sepenuhnya tergantung pada sirip ekor. Melihat pentingnya peranan sirip bagi ikan maka dapat dipahami apabila sirip memiliki kemampuan untuk beregenerasi. Penelitian mengenai regenerasi pada sirip ekor ikan yang diamputasi pada posisi pangkal telah dilakukan pada beberapa spesies ikan, yaitu ikan medaka (Oryzias latipes), grass carp (Ctenopharyngodon idella), bio.unsoed.ac.id ikan mas (Cyprinus carpio), ikan zebra (Danio rerio) (Nakatani et al., 2008; Shao et al., 2009; Cristen et al., 2010). Dalam proses regenerasi sirip sel-sel epidermis lateral yang tidak mengalami kerusakan bermigrasi ke bagian yang terpotong dan dengan cepat menutupi daerah tersebut. Akibat proses tersebut, sel-sel epidermis bagian basal mengalami perubahan bentuk dari kuboid menjadi silindris (Suresh et al., 2010; Böckelmann et al., 2010). Proses tersebut membutuhkan protein untuk pembentukan sel ataupun pembentukan growth factor yang diperlukan untuk mendukung berlangsungnya regenerasi. Dengan demikian pada saat regenerasi kebutuhan akan protein meningkat, oleh karena itu pada penelitian ini akan diuji pengaruh kadar protein berbeda dalam pakan. Keberhasilan regenerasi juga dipengaruhi oleh ketersediaan growth factor dan differentiating factor. Hasil penelitian pada kadal menunjukkan bahwa regenerasi hanya dapat berlangsung apabila posisi amputasi masih mampu menghasilkan nerve growth factor dan daerah tersebut terletak pada pangkal ekor. Regenerasi pada ekor kadal tergantung stimulasi growth factor, diantaranya fibroblast growth factor (Alibardi, 2012). Untuk mengevaluasi sebatas manakah daerah pada sirip ekor ikan nilem (Osteochilus hasselti C.V.) yang masih memungkinkan berlangsungnya regenerasi, maka pada penelitian ini akan diteliti tentang posisi amputasi yang berbeda, yaitu batas cagak, pertengahan antara pangkal ekor dan batas cagak, dan pangkal ekor. Penelitian terkait kombinasi kadar protein pakan berbeda dan posisi amputasi berbeda terhadap regenerasi sirip ikan ekor juvenil ikan nilem, belum banyak dilakukan, maka dari itu permasalahan yang perlu dijawab adalah sebagai berikut. 1. Apakah regenerasi sirip ekor juvenil ikan nilem dipengaruhi oleh posisi amputasi yang berbeda. 2. Apakah regenerasi sirip ekor juvenil ikan nilem dipengaruhi oleh kadar protein pakan yang berbeda. Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian yang dilakukan bertujuan untuk: 1. Mengetahui regenerasi sirip ekor juvenil ikan nilem yang diamputasi pada posisi berbeda. 2. Mengetahui regenerasi sirip ekor juvenil ikan nilem yang diberi pakan dengan kadar protein berbeda. Protein adalah nutrisi yang sangat dibutuhkan untuk pemeliharaan tubuh, pembentukan jaringan, penggantian jaringan-jaringan tubuh yang rusak dan bio.unsoed.ac.id penambahan protein tubuh dalam proses pertumbuhan. Menurut Martoharsono (1988), protein mempunyai beberapa fungsi, diantaranya sebagai biokatalisator (enzim), protein cadangan, pentranspor bahan, struktural dan protektif. Budiyanto (2002) menambahkan, protein merupakan suatu zat makanan yang sangat penting bagi tubuh, karena zat ini disamping berfungsi sebagai bahan pembakar dalam tubuh juga berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur. 4 Berdasarkan uraian sebelumnya, hipotesis yang diajukan adalah: 1. Kecepatan regenerasi sirip ekor juvenil ikan nilem dipengaruhi oleh posisi amputasi. 2. Kecepatan regenerasi sirip ekor juvenil ikan nilem dipengaruhi oleh pakan berkadar protein berbeda. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai kadar protein dalam pakan yang mampu membantu proses regenerasi atau pemulihan jaringan yang rusak pada sirip ikan dan diharapkan juga mampu memberikan informasi mengenai batas-batas amputasi pada sirip ikan dan kemampuan sirip ikan untuk melakukan regenerasi kembali, serta dapat memberikan informasi mengenai kombinasi yang tepat antara posisi amputasi dan kadar protein pakan yang berpengaruh dalam proses regenerasi sirip ikan, serta menyediakan informasi dasar untuk pengembangan pemodelan dalam proses regenerasi jaringan lunak dan tulang. Sehingga dalam prakteknya nanti dapat memberikan pengetahuan yang luas mengenai pengaruh protein dalam pakan terhadap proses regenerasi bio.unsoed.ac.id 5