bio.unsoed.ac.id

advertisement
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan embrio hewan meliputi dua proses yang saling berhubungan
yakni
pertumbuhan
dan
perubahan
ontogenik.
Pertumbuhan
merupakan
perkembangan yang ditandai dengan meningkatnya ukuran baik panjang maupun
massa, sedangkan perubahan ontogeni yakni perkembangan ke arah progresif atau
regresif pada beberapa karakter seperti morfologi, tingkah laku, fisiologi, pigmentasi
dan lain-lain yang akan menjadi karakter baru atau menghilangnya karakter yang
sudah ada (Ditty et al., 2003).
Menurut Gibb et al. (2006) ikan secara khas memulai perkembangannya pada
awal kehidupan sebagai embrio yang berenang bebas atau larva. Larva secara
morfologi berbeda dengan ikan dewasa. Pada tahap ini struktur anatomi larva belum
terbentuk lengkap atau masih dalam tahap perkembangan seperti sirip dan rahang.
Sirip merupakan suatu perluasan integument (pembungkus tubuh) yang tipis
yang disokong oleh jari-jari sirip. Sirip juga merupakan alat gerak ikan yang sangat
vital. Fungsi sirip adalah untuk mempertahankan kesetimbangan dalam air dan untuk
berenang. Sirip-sirip pada ikan umumnya terdiri atas sirip punggung (pinna
dorsalis), sirip ekor (pinna caudalis), sirip dubur (pinna analis), sirip dada (pinnae
pectoralis) dan sirip perut (pinnae abdominalis) (Jasin, 1989). Kronologi
pembentukan sirip serta faktor-faktor yang mempengaruhinya dapat diketahui pada
saat ikan memulai perkembangannya sebagai larva. Sebagaimana yang diketahui
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan ikan
diantaranya adalah temperatur dan hormon.
Temperatur merupakan salah satu faktor lingkungan yang mendukung
pertumbuhan dan perkembangan ikan. Ikan merupakan hewan poikiloterm, dengan
demikian metabolisme dan perkembangannya sangat dipengaruhi oleh temperatur
bio.unsoed.ac.id
lingkungan. Hasil penelitian pada ikan mas (Cyprinus carpio) menunjukkan bahwa
pertumbuhan dan presentasi penetasan telur meningkat seiring peningkatan
temperatur (El Gamal, 2009). Temperatur juga mempengaruhi proses metabolisme,
dimana metabolisme merupakan salah satu proses penting yang menentukan laju
pertumbuhan pada ikan. Pada penelitian Handenland et al. (2008) laju pertumbuhan,
intake makanan, rasio penggunaan makanan pada juvenil salmon smolts, pengaruh
temperatur dan ukuran ikan menunjukkan hasil yang signifikan.
3
Di samping temperatur, faktor lain yang berpengaruh adalah hormon.
Hormon merupakan substansi kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin untuk
selanjutnya diangkut oleh pembuluh darah menuju organ target. Salah satu organ
target adalah gonad (Mardiati, 2000). Hormon yang berperan dalam perkembangan
gonad pada ikan salah satunya adalah hormon androgen terutama hormon
testosteron. Hormon testosteron sangat esensial untuk spesifikasi morfologi kelamin
ke arah jantan. Hormon testosteron juga berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan sirip ikan. Keterkaitan hormon androgen terutama testosteron dengan
perkembangan Gonopodium (modifikasi sirip anal) pada ikan Gambussia affinis
telah diteliti oleh Ogino et al. (2004).
Penelitian terkait kronologi perkembangan sirip ikan nilem dan faktor-faktor
yang mempengaruhinya belum banyak dilakukan. Mengingat bahwa temperatur
berpengaruh terhadap perkembangan embrio ikan nilem (Wijayanti et al., 2010)
tentunya berpengaruh juga terhadap perkembangan larva ikan nilem. Hormon
testosteron jelas terlihat pengaruhnya pada ikan yang memiliki dimorfisme seksual,
pada ikan yang tidak memiliki dimorfisme seksual, pengaruh hormon testosteron
belum banyak diteliti, sehingga perlu dilakukan penelitian terkait kombinasi
temperatur dan hormon terhadap perkembangan sirip ikan nilem.
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang perlu dijawab adalah
bagaimana
pengaruh
temperatur
dan
hormon
metiltestosteron
terhadap
perkembangan morfologi sirip ikan nilem (Osteochilus hasselti), serta berapakah
temperatur
dan
konsentrasi
hormon
metiltestosteron
yang
mempercepat
perkembangan morfologi sirip ikan nilem (Osteochilus hasselti).
B. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1.
Mengevaluasi pengaruh temperatur dan hormon metiltestosteron terhadap
bio.unsoed.ac.id
perkembangan morfologi sirip ikan nilem (Osteochilus hasselti).
2.
Mengetahui temperatur dan konsentrasi hormon metiltestosteron yang
mempercepat perkembangan morfologi sirip ikan nilem (Osteochilus hasselti).
4
C. Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1.
Penelitian ini diharapkan memberikan informasi ilmiah mengenai temperatur
dan kadar hormon metiltestosteron yang efisien untuk perkembangan sirip ikan
Nilem (O. hasselti).
2.
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar penelitian tentang
peningkatan pengkajian ikan nilem ditinjau dari segi perkembangannya,
sehingga pustaka mengenai ikan Nilem akan menjadi lebih lengkap dan luas.
D. Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah:
1.
Perkembangan morfologi sirip ikan Nilem dipengaruhi oleh temperatur dan
hormon metiltestosteron.
2.
Perkembangan morfologi sirip ikan Nilem tercepat pada temperatur 27oC dan
konsentrasi metiltestosteron sebesar 16nM.
bio.unsoed.ac.id
5
Download