identifikasi bakteri pada ikan impor dengan

advertisement
IDENTIFIKASI BAKTERI PADA IKAN IMPOR DENGAN METODE UJI BIOKIMIA
DI BALAI BESAR KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU
DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN JAKARTA 1, TANGERANG, BANTEN
ARTIKEL PRAKTEK KERJA LAPANG
BUDIDAYA PERAIRAN
OLEH :
KADI MEY ISMAIL
NIM. 115080500111055
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
IDENTIFIKASI BAKTERI PADA IKAN IMPOR DENGAN METODE UJI BIOKIMIA
DI BALAI BESAR KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU
DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN JAKARTA 1, TANGERANG, BANTEN
ARTIKEL PRAKTEK KERJA LAPANG
BUDIDAYA PERAIRAN
Artikel Praktek Kerja Lapang Sebagai Salah Satu Syarat
UntukMemperolehGelarSarjana Perikanan pada
Fakultas Perikanan dan IlmuKelautan
Universitas Brawijaya
OLEH :
KADI MEY ISMAIL
NIM. 105080100111033
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
ARTIKEL PRAKTEK KERJA LAPANG
IDENTIFIKASI BAKTERI PADA IKAN IMPOR DENGAN METODE UJI BIOKIMIA
DI BALAI BESAR KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU
DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN JAKARTA 1, TANGERANG, BANTEN
OLEH :
KADI MEY ISMAIL
NIM. 115080500111055
Mengetahui,
Menyetujui,
Ketua Jurusan
Dosen Pembimbing
(Dr. Ir. Arning Wilujeng Ekawati, MS)
(Fani Fariedah, S.Pi, MP)
NIP. 19622825 198603 2 001
Tanggal:
NIK. 82030808120398
Tanggal:
IDENTIFIKASI BAKTERI PADA IKAN IMPOR DENGAN METODE UJI BIOKIMIA
DI BALAI BESAR KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU
DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN JAKARTA 1, TANGERANG, BANTEN
IDENTIFICATION OF BACTERIA ON IMPORTED FISH WITH
BIOCHEMICAL TEST METHOD IN THE CENTER OF FISH QUARANTINE,
QUALITY CONTROL AND FISHEIES SECURITY JAKARTA 1,
TANGERANG, BANTEN
Kadi Mey Ismail¹, Fani Fariedah²
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya
ABSTRAK
Setiap ikan impor yang akan masuk ke wilayah Indonesia, harus melalui proses karantina terlebih
dahulu, salah satunya adalah dengan dilakukan identifikasi bakteri pada ikan tersebut. Praktek Kerja
Lapang ini dilakukan dengan metode deskriptif. Teknik identifikasi bakteri dengan uji biokimia
dilakukan dengan beberapa pengujian yaitu, pengujian Gram, pengujian katalase, pengujian oksidase,
pengujian O/F, pengujian motilitas pada media agar, pengujian pada media TCBS, pengujian pada
media EMBA, pengujian indol dan ornitin, pengujian pada media TSIA, pengujian pada media MCA,
pengujian gula-gula dan pengujian sensitifitas novobioclin. Identifikasi bakteri menggunakan buku
Cowan and Steel’s. Bakteri yang telah diidentifikasi pada ikan impor adalah Legionella sp., Proteus sp.,
Aeromonas caviae, Moraxella sp., Bacteroides sp., Micrococcus sp., Flavobacterium sp., Plessiomonas shigelloides.
Kata kunci
: Ikan impor, Identifikasi Bakteri, Uji Biokimia
ABSTRACT
Imported fishes that into the territory of Indonesia, had to go through the quarantine process in
advance, one of them was to do the identification of bacteria on the fish. This study used descriptive
method. Bacterial identification techniques with biochemical test performed with some of the testing
that is, Grams tested, catalase tested, oxidase tested, O/F tested, motility tested in agar media, TCBS
media tested, EMBA media tested, ornitin tested and indol tested, TSIA media tested , MCA media
tested, sugars tested and novobioclin sensitivity tested. Identification of bacteria using book Cowan
and Steel’s. Bacteria that have been identified in fish im imports were Legionella SP., Proteus SP.,
Aeromonas caviae, Moraxella SP., Bacteroides SP., Micrococcus SP., Flavobacterium SP., Plessiomonas shigelloides.
Key words
: Fish imported, Bacteria Identification, Biochemical test
¹ Mahasiswa Program Studi Budidaya Perairan
² Dosen Program Studi Budidaya Perairan
1. PENDAHULAN
1.2 Tujuan
1.1 Latar Belakang
Tujuan dari Praktek Kerja Lapang ini
Setiap kegiatan impor perikanan dalam suatu
adalah mengetahui teknik identifikasi bakteri
negara, terdapat proses awal yang biasa
serta jenis bakteri pada ikan impor yang masuk
dilakukan
melalui Bandar Udara Soekarno-Hatta dengan
yaitu
proses
karantina.
Proses
karantina ini bertujuan untuk memeriksa
metode uji biokimia.
kesehatan dan standar kualitas tertentu agar
dapat dilanjutkan ke proses berikutnya. Menurut
Prajitno (2005), penyakit ikan adalah segala
1.3 Kegunaan
Kegunaan dari Praktek Kerja Lapang ini
sesuatu yang dapat menimbulkan gangguan
adalah
pada ikan, baik secara langsung maupun tidak
pengalaman dan keterampilan teknik identifikasi
langsung. Gangguan terhadap ikan dapat
bakteri dengan metode uji biokimia pada ikan.
disebabkan oleh organisme lain (parasit, bakteri
Sehingga
maupun
mengembangkan teknik identifikasi di lapang.
jamur),
pakan
maupun
kondisi
untuk
menambah
dapat
pengetahuan,
digunakan
untuk
lingkungan yang kurang menunjang kehidupan
ikan.
1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Bakteri dapat menjadi penyebab timbulnya
Praktek Kerja Lapang (PKL) dilaksanakan
penyakit pada ikan. Menurut Champbell (2005),
di Balai Besar Karantina Ikan, Pengendalian
bakteri merupakan organisme yang paling
Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Jakarta 1,
banyak jumlahnya dan lebih tersebar luas
pada tanggal 30 Juni 2014 – 22 Juli 2014.
dibandingkan
mahluk
hidup
yang
lain.
Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup
2. MATERI DAN METODE
di darat hingga lautan dan pada tempat-tempat
2.1 Materi
yang ekstrim. Bakteri ada yang menguntungkan
Materi pengamatan adalah ikan impor
tetapi ada pula yang merugikan. Bakteri dapat
yang masuk melalui Bandar Udara Soekarno-
diidentifikasi
Hatta.
biokimia
dari
dengan
mengetahui
bakteri
tersebut.
reaksi
Dengan
menanamkan bakteri pada medium, maka akan
diketahui
sifat-sifat
suatu
koloni
bakteri
(Dwidjoseputro, 1981).
2.2 Metode
Pengamatan ini menggunakan metode
deskriptif. Menurut Santoso (2005), metode
Balai Besar Karantina Ikan, Pengendalian
deskriptif umumnya bertujuan mendeskripsikan
Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Jakarta 1,
secara sistematis, faktual, dan akurat terhadap
Tangerang, Banten merupakan salah satu
suatu populasi atau daerah tertentu mengenai
lembaga di bawah Kementerian Kelautan dan
berbagai sifat dan faktor tertentu.
Perikanan yang bertindak dalam penangan
penyakit pada ikan domestik, ekspor dan impor.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sehingga dalam proses impor perlu adanya
3.1 Teknik Identifikasi Bakteri dengan
karantina pada ikan salah satunya dengan
Metode Uji Biokimia
identifikasi bakteri.
a. Pengujian Gram
Pengujian
Gram
digunakan
untuk
e. Pengujian Motilitas
membedakan bakteri gram positif dan negatif
Pengujian motilitas bakteri dilakukan untuk
berdasarkan lendir atau gel dari isolat bakteri
membedakan bakteri motil dengan bakteri non-
yang dicampur dengan KOH 3%. Jika bakteri
motil. Motilitas bakteri dapat diamati dari
terbentuk lendir maka bakteri tersebut bersifat
pertumbuhan bakteri pada media. Media agar
gram negatif. Jika tidak terbentuk lendir maka
yang digunakan untuk menguji motilitas bakteri
bakteri tersebut bersifat gram positif.
adalah media SIM. Media SIM (Sulfid Indole
b. Pengujian Katalase
Motility) merupakan media semi solid berwarna
Pengujian katalase menggunakan reagen
krem. Bakteri motil (+): pertumbuhan bakteri
hydrogen peroksida (H2O2 3%). Katalase
akan menyebar menjauhi garis inokulasi terjadi
merupakan
digunakan
migrasi (pergerakan) di dalam media sehingga
mikroorganisme untuk menguraikan hidrogen
media menjadi keruh (turbid). Bakteri non motil
peroksida menjadi H2O dan O2. Bakteri
(-): pertumbuhan hanya terlihat di sepanjang
Katalase (+) akan terjadi gelembung udara.
garis inokulasi dan media tidak menjadi keruh.
Bakteri katalase (-) tidak terjadi gelembung
f. Pengujian pada media TCBS
enzim
yang
Media TCBS (Thiosulfat Citrat Bile Salt
udara.
Sukrose) Agar adalah media selektif untuk grup
c. Pengujian Oksidase
untuk
Vibrio sp. media TCBS merupakan media yang
menentukan adanya oksidase sitokrom yang
mengandung sukrosa, berwarna hijau dan dibuat
ditemukan pada mikroorganisme tertentu.
pada cawan petri. Bakteri yang tumbuh pada
Pengujian
kertas
media TCBS akan membentuk koloni dan
bersifat
memiliki warna koloni yang berbeda-beda
oksidase (+) akan berubah warna menjadi biru
tergantung spesiesnya. Beberapa bakteri dapat
atau ungu dalam waktu kurang dari 10 detik.
atau mampu mencerna sukrosa yang ada pada
Koloni bakteri yang bersifat oksidase (-) tidak
media.
terjadi perubahan warna.
menyebabkan warna media berubah menjadi
d. Pengujian O/F
kuning. Bakteri non sukrosa fermenters tidak
Pengujian
baksiden
oksidase
oksidase
oksidase.
Pengujian
mengetahui
berfungsi
menggunakan
Koloni
O/F
kemampuan
yang
Bakteri
sukrosa
fermenters
dilakukan
untuk
akan berubah warna media.
bakteri
dalam
g. Pengujian pada media MCA
akan
maupun
Media MCA (Mc-Conkey) merupakan media
fermentasi karbohidrat (glukosa). Media yang
selektif untuk isolasi dan pengujian/dugaan
digunakan adalah media O/F (media semi solid
dalam identifikasi dari bakteri-bakteri enteric
berwarna
dikatakan
dari feces dan urine. Media Mc-Conkey
fermentatif apabila media O/F berubah warna
membedakan antara laktosa fermenters dan
menjadi kuning (asam). Bakteri dikatakan
non-laktosa
oksidatif apabila bagian dasar media (anaerob)
fermenters akan memproduksi koloni berwarna
berwarna hijau dan bagian atas (aerob) berwarna
merah.
kuning. Reaksi negatif alkali terjadi apabila
membentuk koloni transparan.
melakukan
respirasi
hijau
(oksidatif)
gelap). Bakteri
media tetap hijau atau terbentuk warna biru/
alkaline (bakteri tidak mencerna karbohidrat).
fermenters.
Bakteri
non
Bakteri
fermenters
laktosa
akan
anaerob media berwarna abu (grey), ungu (purple),
h. Pengujian pada media EMBA
Media EMBA (Eosin Methylene Blue Agar)
biru (blue). Ornitin (-): daerah anaerob media
merupakan media selektif untuk membedakan
berwarna kuning. Pembacaan indol dilakukan
kelompok enterobacteriaciae. Media EMBA
dengan menambahkan satu tetes reagen kovaks
berwarna violet, mengandung lactose dan dibuat
pada media MIO. Indol (+): jika terbentuk
pada cawan petri. Bakteri yang tumbuh pada
cincin merah pada permukaan atas media agar.
media EMBA akan membentuk koloni dan
Indol (-): jika tidak terbentuk cincin merah pada
memiliki warna koloni yang berbeda-beda
permukaan atas media.
tergantung spesiesnya. Beberapa bakteri dapat
k. Pengujian Gula-gula
atau mampu mencerna laktosa yang ada pada
Pengujian gula-gula dilakukan untuk melihat
akan
kemampuan bakteri dalam memfermentasi gula-
menyebabkan warna media berubah menjadi
gula pada media. Proses fermentasi gula-gula
kuning. Bakteri non-latosa fermenters tidak
akan menghasilkan sejumlah besar asam. Media
akan merubah warna media.
gula-gula merupakan media cair yang berwarna
i. Pengujian pada media TSIA
merah. Gula-gula (+): apabila warna media
media.
Bakteri
laktosa
fermenters
Media Triple Sugar Iron Agar (TSIA)
merupakan
media
campuran
membedakan
kelompok
untuk
Enterobactericiae
berubah menjadi kuning (terjadi fermentasi
gula-gula). Gula-gula (-): apabila tidak terjadi
perubahan
warna
media
(tidak
terjadi
berdasarkan fermentasi terhadap 3 gula yaitu
fenmentasi gula-gula).
sukrosa, laktosa, dan glukosa serta produksi
l. Pengujian Sensitifitas Novobioclin
H2S. Fermentasi sukrosa, laktosa dan glukosa
akan
menghasilkan
asam,
media
TSIA
Pengujian sensitifitas Novobioclin dilakukan
untuk menentukan sensitivitas bakteri terhadap
merupakan media miring berwarna merah
Novobioclin. Sensitivitas (+):
dalam tabung ukuran 16 ml. Reaksi asam apabila
akan terhambat di sekitar disk antibiotik atau
warna media berubah menjadi kuning. Reaksi
akan membentuk zona/ruang terang di sekitar
alkaline apabila media tetap berwarna merah,
disk antibiotik. Sensitivitas (-) / Resistant:
pembentukan gas ditandai dengan naiknya dasar
pertumbuhan bakteri tidak terhambat dengan
media atau media terpecah-pecah. Pembacaan
adanya
H2S dilakukan apabila terbentuk warna hitam
zona/ruang terang di sekitar disk antibiotik)
pada media.
atau terbentuk zona.
disk
antibiotik
pertumbuhan
(tidak
terbentuk
j. Pengujian Indol dan Ornitin
Media MIO (Motility Indole Ornithin) digunakan
3.2 Jenis Bakteri pada Ikan Impor
untuk melakukan pengujian terhadap indol dan
a. Legionella sp.
ornitin. Media MIO merupakan media semi
Bakteri Legionella sp. ditemukan pada
solid, berwarna ungu dalam tabung ukuran 5 ml.
sampel ikan Koi. Bakteri ini adalah bakteri aerob
Uji
mengetahui
yang berbentuk batang, bersifat non spora dan
kemampuan bakteri menghasilkan indol dari
tergolong dalam bakteri gram negatif. Menurut
asam amino tryptophan. Pengujian ornitin
Widyaningsih (2010), bakteri Legionella sp.
dilakukan dengan mengamati perubahan warna
menyebabkan penyakit yang menyerang sistem
pada daerah anaerob media. Ornitin (+): daerah
pernafasan pada manusia, bakteri ini biasa hidup
indol
dilakukan
untuk
di air laut, tawar, sungai maupun danau.
enzim kitinase yang mampu mendegradasi
Menurut Adji (2008), bakteri Legionella sp.
dinding sel yang tersusun atas kitin pada
merupakan jenis mikroorganisme yang relatif
tumbuhan. Menurut Aquaris (2012), penyakit
hidup tahan lama di perairan. Adapun gambar
yang disebabkan oleh bakteri aeromonas disebut
dari bakteri Legionella sp. dapat dilihat pada
aeromoniasis, Aeromonas caviae tergolong dalam
gambar 1.
jenis bakteri aeromonas yang bersifat motil.
Gambar 1. Legionella sp.
Gambar 3. Aeromonas caviae
b. Proteus sp.
Bakteri Proteus sp. ditemukan pada sampel
bayi kura-kura. Bakteri ini termasuk dalam
famili enterobakteriaceae, bakteri bentuk batang,
gram negatif, tidak berspora, berpasangan atau
membentuk rantai. Bakteri Proteus sp. termasuk
dalam bakteri non fruktosa fermenter, bersifat
fakultatif aerob/anaerob. Menurut Hatmanti, et
al. (2008), bakteri Proteus sp. pada ikan biasanya
menyerang bagian tubuh dan menimbulkan
luka, misalnya saja pada ikan kerapu biasanya
terdapat
luka
pada
bagian
kepala
atau
punggungnya. Adapun gambar bakteri Proteus sp.
d. Moraxella sp.
Bakteri Moraxella sp. ditemukan pada sampel
Chicla temensis (jenis ikan hias). Bakteri Moraxella
sp. merupakan bakteri gram negatif, berbentuk
batang pendek hampir bulat bersifat aerob, dan
katalase-positif. Pada ikan (budidaya), Moraxella
sp. dapat menyebabkan kerusakan acular (Addis,
et al., 2010). Menurut Khadijah (2010), bakteri
Moraxella sp. pada ikan biasa ditemukan di kulit,
insang dan usus. Bakteri ini berperan dalam
proses pembusukan ikan. Bakteri Moraxella sp.
dapat dilihat pada gambar 4.
dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 4. Moraxella sp.
e. Bacteroides sp.
Gambar 2. Proteus sp.
Bakteri Bacteroides sp. ditemukan pada
c. Aeromonas caviae
Bakteri Aeromonas caviae ditemukan pada ikan
sampel ikan Koi. Menurut Isar (2006), bakteri
mas koki. Bakteri ini adalah bakteri anaerob
ini tergolong bakteri gram-negatif, aerobik dan
fakultatif, berbentuk batang dan merupakan
berbentuk batang, tidak bergerak, dan tidak
bakteri gram negatif. Bakteri aeromonas biasa
menyebar. Bacteroides sp. adalah bakteri anaerobik
ditemukan di lingkungan perairan. Menurut
yang merupakan komponen predominan dari
Saputra
bersifat
selaput lendir florae bakteri dan sering menjadi
pathogen pada manusia dan menghasilkan
penyebab umum dari infeksi endogen. gambar
(2009),
Aeromonas
caviae
Bacteroides sp. dapat dilihat pada gambar 5.
beberapa polisakarida tapi tidak selulosa,
didistribusikan secara luas tanah dan habitat air
tawar.
Gambar 5. Bacteroides sp.
f. Microccous sp.
Bakteri Micrococcus sp. ditemukan pada
Kribensis (jenis ikan hias). M. luteus dapat
ditemukan di banyak tempat seperti, kulit
manusia,
air,
debu
dan
Gambar 7. Flavobacterium sp.
h. Plessiomonas shigelloides
tanah.
Bakteri Plessiomonas shigeloides ditemukan
Micrococcus umumnya tergolong bakteri yang
pada sampel Chiclasoma (jenis ikan hias). Rager,
tidak menyebabkan kerusakan, namun dalam
et al. (2000), menyatakan bahwa Plesiomonas
beberapa kasus langka, Micrococcus menginfeksi
shigelloides adalah bakteri gram-negatif, anaerob
manusia melalui sistem imun, seperti yang
dan fakultatif chemoorganotrophic. Sehingga
terjadi pada pasien HIV. Micrococcus merupakan
bakteri ini dapat melakukan fermentasi sebagai
bakteri gram-positif, berbentuk kokus (bulat),
sarana memproduksi ATP ketika oksigen tidak
dengan ukuran diameter 0,5 - 3.5 mikrometer
ada. Menurut Levin (2008), Plesiomonas shigelloides
dan biasanya mengelompok dalam bentuk tetra.
adalah organisme yang umum ditemukan di air
Bakteri ini bersifat aerob dan mampu mereduksi
tawar dan payau. Bakteri ini di mana-mana
nitrat (Smith et al., 1999).
umumnya ditemukan
hidup pada hewan
berdarah dingin seperti ular, katak, kura-kura
dan ikan. Bakteri ini berkembang dalam
lingkungan perairan hangat dari suhu 35-38oC.
Gambar 6. Micrococcus sp.
g. Flavobacterium sp.
Bakteri Flavobacterium sp. ditemukan pada
sampel flame angel fish (jenis ikan hias).
Flavobacteria adalah kelompok bakteri patogen.
Flavobacterium
psychrophilum
Gambar 8. Plessiomonas shigeloides
menyebabkan
penyakit septicemic sindrom pada rainbow trout
4. KESIMPULAN DAN SARAN
goreng dan penyakit bakteri air dingin. Menurut
4.1 Kesimpulan
Bernardet et al. (1996), Flavobacteria merupakan
Teknik yang digunakan dalam identifikasi
bakteri gram negatif berbentuk batang dan
bakteri dengan metode uji biokimia terdiri dari
bersifat aerob, panjang 2-5 µm, 0,3-0,5 µm lebar,
pengujian gram, pengujian katalase, pengujian
dengan ujung bulat atau runcing dan bergerak
oksidase, pengujian O/F, pengujian motilitas
dengan meluncur, membentuk koloni berwarna
pada media agar, pengujian pada media TCBS,
kuning (krim ke oranye) pada agar, mengurai
pengujian pada media EMBA, pengujian indol
dan ornitin, pengujian pada media TSIA,
pengujian pada media MCA, pengujian gula-gula
dan pengujian sensitifitas novobioclin. Buku
yang
digunakan
dalam
pengidentifikasian
bakteri yakni Buku Cowan and Steel’s. Bakteri
yang telah diidentifikasi pada ikan impor adalah
Legionella sp., Proteus sp., Aeromonas caviae,
Moraxella sp., Bacteroides sp., Micrococcus sp.,
Flavobacterium sp., Plessiomonas shigelloides.
Dwidjoseputro. 1986.Biologi. Erlangga:Jakarta.
Hatmanti, A. 2003. Penyakit Bakterial pada
Budidaya
Krustasea
serta
Cara
Penanganannya. Oseana 28 : 1-10.
Isar, J.2006. Suceinic acid production from
Bacteroides fragilis: Process optimization
and scale up in a bioreactor. Anaerobe
12.5-6: 231-237.
Khadijah, Siti. 2010. Pembusukan Ikan Segar
akibat Moraxella. Pasca Sarjana Institut
Pertanian Bogor. Bogor
4.2 Saran
Diharapkan dalam proses identifikasi
semua prosedur yang dilakukan dalam keadaan
akseptis, agar pada saat pembacaan hasil
Levin, R.E. 2008. Plesiomonas shigelloides - An
Aquatic Food Borne Pathogen: A Review
of its Characteristics, Pathogenicity,
Ecology, and Molecular Detection. Food
Biotechnology, pages 189 - 202, Vol. 22.
identifikasi bisa lebih akurat lagi. Serta metode
dalam identifikasi bakteri pada ikan impor dapat
lebih dikembangkan lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Addis, MP. 2010. Influence of Moraxella sp
Colonization on The Kidney Proteome of
Farmed Gilthead Seabreams (Sparus
aurata,L.). proteome Science 8:50.
Adji, Kusuma. 2008. Evaluasi Bakteri Pathogen
pada Ikan Segar di Perairan Teluk
Semarang. Pasca Sarjana Universitas
Diponegoro. Semarang
Prajitno, A. 2005. Diktat Kuliah Parasit dan
Penyakit Ikan. Universitas Brawijaya.
Malang. 104 hal.
Rager, M.N., Binet, M., Ionescu, G., Bouvet, O.
P-NMR and C-NMR studies of mannose
metabolism in Plesimonas Shigelloides.
Eur. J. Biochemistry. 2000. Volume 267, p.
5136-5141.
Santoso, G. 2005. Metodologi Penelitian.
Prestasi Pustaka Publisher. Jakarta. 98 hal.
Saputra, Ade. 2009. Fusi Gen Kitinase
Aeromonas Caviae Ws7b Dengan
Promotor Sigb Dari Bacillus Subtilis 168
Dan Ekspresinya Pada Escherichia Coli.
Institut Pertanian Bogor.
Bernardet, J.-F., Segers, P., Vancanneyt, M.,
Berthe, F., Kersters, K. and Vandamme, P.
1996. Cutting a Gordian knot: emended
classification and description of the
genus Flavobacterium, emended description
of the family Flavobacteriaceae, and
proposal of Flavobacterium hydatis nom.
(basonym, Cytophaga aquatilis Strohl and
Tait 1978). Int J Syst Bacteriol 46, 128148.
Smith, K. J., R. Neafie, J. Yeager, and H. G.
Skelton. 1999. "Micrococcus folliculitis in
HIV-1
disease." British
Journal
of
Dermatology, vol. 141, no. 3. British
Association of Dermatologist (558-561).
Campbell, N. A. and J. B. Reece. 2005. Biology.
Sixth Edition, Pearson Education. Inc. San
Francisco. 802-831.
Widyaningsih, Indah. 2010. Legionella. Diktat
Matakuliah
Fakultas
Kedokteran
Universitas Wijaya Kusuma. Surabaya.
Download