IDENTIFIKASI BAKTERI PADA IKAN IMPOR DENGAN METODE UJI BIOKIMIA DI BALAI BESAR KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN JAKARTA 1, TANGERANG, BANTEN ARTIKEL PRAKTEK KERJA LAPANG BUDIDAYA PERAIRAN OLEH : KADI MEY ISMAIL NIM. 115080500111055 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014 IDENTIFIKASI BAKTERI PADA IKAN IMPOR DENGAN METODE UJI BIOKIMIA DI BALAI BESAR KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN JAKARTA 1, TANGERANG, BANTEN ARTIKEL PRAKTEK KERJA LAPANG BUDIDAYA PERAIRAN Artikel Praktek Kerja Lapang Sebagai Salah Satu Syarat UntukMemperolehGelarSarjana Perikanan pada Fakultas Perikanan dan IlmuKelautan Universitas Brawijaya OLEH : KADI MEY ISMAIL NIM. 105080100111033 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014 ARTIKEL PRAKTEK KERJA LAPANG IDENTIFIKASI BAKTERI PADA IKAN IMPOR DENGAN METODE UJI BIOKIMIA DI BALAI BESAR KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN JAKARTA 1, TANGERANG, BANTEN OLEH : KADI MEY ISMAIL NIM. 115080500111055 Mengetahui, Menyetujui, Ketua Jurusan Dosen Pembimbing (Dr. Ir. Arning Wilujeng Ekawati, MS) (Fani Fariedah, S.Pi, MP) NIP. 19622825 198603 2 001 Tanggal: NIK. 82030808120398 Tanggal: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA IKAN IMPOR DENGAN METODE UJI BIOKIMIA DI BALAI BESAR KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN JAKARTA 1, TANGERANG, BANTEN IDENTIFICATION OF BACTERIA ON IMPORTED FISH WITH BIOCHEMICAL TEST METHOD IN THE CENTER OF FISH QUARANTINE, QUALITY CONTROL AND FISHEIES SECURITY JAKARTA 1, TANGERANG, BANTEN Kadi Mey Ismail¹, Fani Fariedah² Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya ABSTRAK Setiap ikan impor yang akan masuk ke wilayah Indonesia, harus melalui proses karantina terlebih dahulu, salah satunya adalah dengan dilakukan identifikasi bakteri pada ikan tersebut. Praktek Kerja Lapang ini dilakukan dengan metode deskriptif. Teknik identifikasi bakteri dengan uji biokimia dilakukan dengan beberapa pengujian yaitu, pengujian Gram, pengujian katalase, pengujian oksidase, pengujian O/F, pengujian motilitas pada media agar, pengujian pada media TCBS, pengujian pada media EMBA, pengujian indol dan ornitin, pengujian pada media TSIA, pengujian pada media MCA, pengujian gula-gula dan pengujian sensitifitas novobioclin. Identifikasi bakteri menggunakan buku Cowan and Steel’s. Bakteri yang telah diidentifikasi pada ikan impor adalah Legionella sp., Proteus sp., Aeromonas caviae, Moraxella sp., Bacteroides sp., Micrococcus sp., Flavobacterium sp., Plessiomonas shigelloides. Kata kunci : Ikan impor, Identifikasi Bakteri, Uji Biokimia ABSTRACT Imported fishes that into the territory of Indonesia, had to go through the quarantine process in advance, one of them was to do the identification of bacteria on the fish. This study used descriptive method. Bacterial identification techniques with biochemical test performed with some of the testing that is, Grams tested, catalase tested, oxidase tested, O/F tested, motility tested in agar media, TCBS media tested, EMBA media tested, ornitin tested and indol tested, TSIA media tested , MCA media tested, sugars tested and novobioclin sensitivity tested. Identification of bacteria using book Cowan and Steel’s. Bacteria that have been identified in fish im imports were Legionella SP., Proteus SP., Aeromonas caviae, Moraxella SP., Bacteroides SP., Micrococcus SP., Flavobacterium SP., Plessiomonas shigelloides. Key words : Fish imported, Bacteria Identification, Biochemical test ¹ Mahasiswa Program Studi Budidaya Perairan ² Dosen Program Studi Budidaya Perairan 1. PENDAHULAN 1.2 Tujuan 1.1 Latar Belakang Tujuan dari Praktek Kerja Lapang ini Setiap kegiatan impor perikanan dalam suatu adalah mengetahui teknik identifikasi bakteri negara, terdapat proses awal yang biasa serta jenis bakteri pada ikan impor yang masuk dilakukan melalui Bandar Udara Soekarno-Hatta dengan yaitu proses karantina. Proses karantina ini bertujuan untuk memeriksa metode uji biokimia. kesehatan dan standar kualitas tertentu agar dapat dilanjutkan ke proses berikutnya. Menurut Prajitno (2005), penyakit ikan adalah segala 1.3 Kegunaan Kegunaan dari Praktek Kerja Lapang ini sesuatu yang dapat menimbulkan gangguan adalah pada ikan, baik secara langsung maupun tidak pengalaman dan keterampilan teknik identifikasi langsung. Gangguan terhadap ikan dapat bakteri dengan metode uji biokimia pada ikan. disebabkan oleh organisme lain (parasit, bakteri Sehingga maupun mengembangkan teknik identifikasi di lapang. jamur), pakan maupun kondisi untuk menambah dapat pengetahuan, digunakan untuk lingkungan yang kurang menunjang kehidupan ikan. 1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Bakteri dapat menjadi penyebab timbulnya Praktek Kerja Lapang (PKL) dilaksanakan penyakit pada ikan. Menurut Champbell (2005), di Balai Besar Karantina Ikan, Pengendalian bakteri merupakan organisme yang paling Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Jakarta 1, banyak jumlahnya dan lebih tersebar luas pada tanggal 30 Juni 2014 – 22 Juli 2014. dibandingkan mahluk hidup yang lain. Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup 2. MATERI DAN METODE di darat hingga lautan dan pada tempat-tempat 2.1 Materi yang ekstrim. Bakteri ada yang menguntungkan Materi pengamatan adalah ikan impor tetapi ada pula yang merugikan. Bakteri dapat yang masuk melalui Bandar Udara Soekarno- diidentifikasi Hatta. biokimia dari dengan mengetahui bakteri tersebut. reaksi Dengan menanamkan bakteri pada medium, maka akan diketahui sifat-sifat suatu koloni bakteri (Dwidjoseputro, 1981). 2.2 Metode Pengamatan ini menggunakan metode deskriptif. Menurut Santoso (2005), metode Balai Besar Karantina Ikan, Pengendalian deskriptif umumnya bertujuan mendeskripsikan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Jakarta 1, secara sistematis, faktual, dan akurat terhadap Tangerang, Banten merupakan salah satu suatu populasi atau daerah tertentu mengenai lembaga di bawah Kementerian Kelautan dan berbagai sifat dan faktor tertentu. Perikanan yang bertindak dalam penangan penyakit pada ikan domestik, ekspor dan impor. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Sehingga dalam proses impor perlu adanya 3.1 Teknik Identifikasi Bakteri dengan karantina pada ikan salah satunya dengan Metode Uji Biokimia identifikasi bakteri. a. Pengujian Gram Pengujian Gram digunakan untuk e. Pengujian Motilitas membedakan bakteri gram positif dan negatif Pengujian motilitas bakteri dilakukan untuk berdasarkan lendir atau gel dari isolat bakteri membedakan bakteri motil dengan bakteri non- yang dicampur dengan KOH 3%. Jika bakteri motil. Motilitas bakteri dapat diamati dari terbentuk lendir maka bakteri tersebut bersifat pertumbuhan bakteri pada media. Media agar gram negatif. Jika tidak terbentuk lendir maka yang digunakan untuk menguji motilitas bakteri bakteri tersebut bersifat gram positif. adalah media SIM. Media SIM (Sulfid Indole b. Pengujian Katalase Motility) merupakan media semi solid berwarna Pengujian katalase menggunakan reagen krem. Bakteri motil (+): pertumbuhan bakteri hydrogen peroksida (H2O2 3%). Katalase akan menyebar menjauhi garis inokulasi terjadi merupakan digunakan migrasi (pergerakan) di dalam media sehingga mikroorganisme untuk menguraikan hidrogen media menjadi keruh (turbid). Bakteri non motil peroksida menjadi H2O dan O2. Bakteri (-): pertumbuhan hanya terlihat di sepanjang Katalase (+) akan terjadi gelembung udara. garis inokulasi dan media tidak menjadi keruh. Bakteri katalase (-) tidak terjadi gelembung f. Pengujian pada media TCBS enzim yang Media TCBS (Thiosulfat Citrat Bile Salt udara. Sukrose) Agar adalah media selektif untuk grup c. Pengujian Oksidase untuk Vibrio sp. media TCBS merupakan media yang menentukan adanya oksidase sitokrom yang mengandung sukrosa, berwarna hijau dan dibuat ditemukan pada mikroorganisme tertentu. pada cawan petri. Bakteri yang tumbuh pada Pengujian kertas media TCBS akan membentuk koloni dan bersifat memiliki warna koloni yang berbeda-beda oksidase (+) akan berubah warna menjadi biru tergantung spesiesnya. Beberapa bakteri dapat atau ungu dalam waktu kurang dari 10 detik. atau mampu mencerna sukrosa yang ada pada Koloni bakteri yang bersifat oksidase (-) tidak media. terjadi perubahan warna. menyebabkan warna media berubah menjadi d. Pengujian O/F kuning. Bakteri non sukrosa fermenters tidak Pengujian baksiden oksidase oksidase oksidase. Pengujian mengetahui berfungsi menggunakan Koloni O/F kemampuan yang Bakteri sukrosa fermenters dilakukan untuk akan berubah warna media. bakteri dalam g. Pengujian pada media MCA akan maupun Media MCA (Mc-Conkey) merupakan media fermentasi karbohidrat (glukosa). Media yang selektif untuk isolasi dan pengujian/dugaan digunakan adalah media O/F (media semi solid dalam identifikasi dari bakteri-bakteri enteric berwarna dikatakan dari feces dan urine. Media Mc-Conkey fermentatif apabila media O/F berubah warna membedakan antara laktosa fermenters dan menjadi kuning (asam). Bakteri dikatakan non-laktosa oksidatif apabila bagian dasar media (anaerob) fermenters akan memproduksi koloni berwarna berwarna hijau dan bagian atas (aerob) berwarna merah. kuning. Reaksi negatif alkali terjadi apabila membentuk koloni transparan. melakukan respirasi hijau (oksidatif) gelap). Bakteri media tetap hijau atau terbentuk warna biru/ alkaline (bakteri tidak mencerna karbohidrat). fermenters. Bakteri non Bakteri fermenters laktosa akan anaerob media berwarna abu (grey), ungu (purple), h. Pengujian pada media EMBA Media EMBA (Eosin Methylene Blue Agar) biru (blue). Ornitin (-): daerah anaerob media merupakan media selektif untuk membedakan berwarna kuning. Pembacaan indol dilakukan kelompok enterobacteriaciae. Media EMBA dengan menambahkan satu tetes reagen kovaks berwarna violet, mengandung lactose dan dibuat pada media MIO. Indol (+): jika terbentuk pada cawan petri. Bakteri yang tumbuh pada cincin merah pada permukaan atas media agar. media EMBA akan membentuk koloni dan Indol (-): jika tidak terbentuk cincin merah pada memiliki warna koloni yang berbeda-beda permukaan atas media. tergantung spesiesnya. Beberapa bakteri dapat k. Pengujian Gula-gula atau mampu mencerna laktosa yang ada pada Pengujian gula-gula dilakukan untuk melihat akan kemampuan bakteri dalam memfermentasi gula- menyebabkan warna media berubah menjadi gula pada media. Proses fermentasi gula-gula kuning. Bakteri non-latosa fermenters tidak akan menghasilkan sejumlah besar asam. Media akan merubah warna media. gula-gula merupakan media cair yang berwarna i. Pengujian pada media TSIA merah. Gula-gula (+): apabila warna media media. Bakteri laktosa fermenters Media Triple Sugar Iron Agar (TSIA) merupakan media campuran membedakan kelompok untuk Enterobactericiae berubah menjadi kuning (terjadi fermentasi gula-gula). Gula-gula (-): apabila tidak terjadi perubahan warna media (tidak terjadi berdasarkan fermentasi terhadap 3 gula yaitu fenmentasi gula-gula). sukrosa, laktosa, dan glukosa serta produksi l. Pengujian Sensitifitas Novobioclin H2S. Fermentasi sukrosa, laktosa dan glukosa akan menghasilkan asam, media TSIA Pengujian sensitifitas Novobioclin dilakukan untuk menentukan sensitivitas bakteri terhadap merupakan media miring berwarna merah Novobioclin. Sensitivitas (+): dalam tabung ukuran 16 ml. Reaksi asam apabila akan terhambat di sekitar disk antibiotik atau warna media berubah menjadi kuning. Reaksi akan membentuk zona/ruang terang di sekitar alkaline apabila media tetap berwarna merah, disk antibiotik. Sensitivitas (-) / Resistant: pembentukan gas ditandai dengan naiknya dasar pertumbuhan bakteri tidak terhambat dengan media atau media terpecah-pecah. Pembacaan adanya H2S dilakukan apabila terbentuk warna hitam zona/ruang terang di sekitar disk antibiotik) pada media. atau terbentuk zona. disk antibiotik pertumbuhan (tidak terbentuk j. Pengujian Indol dan Ornitin Media MIO (Motility Indole Ornithin) digunakan 3.2 Jenis Bakteri pada Ikan Impor untuk melakukan pengujian terhadap indol dan a. Legionella sp. ornitin. Media MIO merupakan media semi Bakteri Legionella sp. ditemukan pada solid, berwarna ungu dalam tabung ukuran 5 ml. sampel ikan Koi. Bakteri ini adalah bakteri aerob Uji mengetahui yang berbentuk batang, bersifat non spora dan kemampuan bakteri menghasilkan indol dari tergolong dalam bakteri gram negatif. Menurut asam amino tryptophan. Pengujian ornitin Widyaningsih (2010), bakteri Legionella sp. dilakukan dengan mengamati perubahan warna menyebabkan penyakit yang menyerang sistem pada daerah anaerob media. Ornitin (+): daerah pernafasan pada manusia, bakteri ini biasa hidup indol dilakukan untuk di air laut, tawar, sungai maupun danau. enzim kitinase yang mampu mendegradasi Menurut Adji (2008), bakteri Legionella sp. dinding sel yang tersusun atas kitin pada merupakan jenis mikroorganisme yang relatif tumbuhan. Menurut Aquaris (2012), penyakit hidup tahan lama di perairan. Adapun gambar yang disebabkan oleh bakteri aeromonas disebut dari bakteri Legionella sp. dapat dilihat pada aeromoniasis, Aeromonas caviae tergolong dalam gambar 1. jenis bakteri aeromonas yang bersifat motil. Gambar 1. Legionella sp. Gambar 3. Aeromonas caviae b. Proteus sp. Bakteri Proteus sp. ditemukan pada sampel bayi kura-kura. Bakteri ini termasuk dalam famili enterobakteriaceae, bakteri bentuk batang, gram negatif, tidak berspora, berpasangan atau membentuk rantai. Bakteri Proteus sp. termasuk dalam bakteri non fruktosa fermenter, bersifat fakultatif aerob/anaerob. Menurut Hatmanti, et al. (2008), bakteri Proteus sp. pada ikan biasanya menyerang bagian tubuh dan menimbulkan luka, misalnya saja pada ikan kerapu biasanya terdapat luka pada bagian kepala atau punggungnya. Adapun gambar bakteri Proteus sp. d. Moraxella sp. Bakteri Moraxella sp. ditemukan pada sampel Chicla temensis (jenis ikan hias). Bakteri Moraxella sp. merupakan bakteri gram negatif, berbentuk batang pendek hampir bulat bersifat aerob, dan katalase-positif. Pada ikan (budidaya), Moraxella sp. dapat menyebabkan kerusakan acular (Addis, et al., 2010). Menurut Khadijah (2010), bakteri Moraxella sp. pada ikan biasa ditemukan di kulit, insang dan usus. Bakteri ini berperan dalam proses pembusukan ikan. Bakteri Moraxella sp. dapat dilihat pada gambar 4. dapat dilihat pada gambar 2. Gambar 4. Moraxella sp. e. Bacteroides sp. Gambar 2. Proteus sp. Bakteri Bacteroides sp. ditemukan pada c. Aeromonas caviae Bakteri Aeromonas caviae ditemukan pada ikan sampel ikan Koi. Menurut Isar (2006), bakteri mas koki. Bakteri ini adalah bakteri anaerob ini tergolong bakteri gram-negatif, aerobik dan fakultatif, berbentuk batang dan merupakan berbentuk batang, tidak bergerak, dan tidak bakteri gram negatif. Bakteri aeromonas biasa menyebar. Bacteroides sp. adalah bakteri anaerobik ditemukan di lingkungan perairan. Menurut yang merupakan komponen predominan dari Saputra bersifat selaput lendir florae bakteri dan sering menjadi pathogen pada manusia dan menghasilkan penyebab umum dari infeksi endogen. gambar (2009), Aeromonas caviae Bacteroides sp. dapat dilihat pada gambar 5. beberapa polisakarida tapi tidak selulosa, didistribusikan secara luas tanah dan habitat air tawar. Gambar 5. Bacteroides sp. f. Microccous sp. Bakteri Micrococcus sp. ditemukan pada Kribensis (jenis ikan hias). M. luteus dapat ditemukan di banyak tempat seperti, kulit manusia, air, debu dan Gambar 7. Flavobacterium sp. h. Plessiomonas shigelloides tanah. Bakteri Plessiomonas shigeloides ditemukan Micrococcus umumnya tergolong bakteri yang pada sampel Chiclasoma (jenis ikan hias). Rager, tidak menyebabkan kerusakan, namun dalam et al. (2000), menyatakan bahwa Plesiomonas beberapa kasus langka, Micrococcus menginfeksi shigelloides adalah bakteri gram-negatif, anaerob manusia melalui sistem imun, seperti yang dan fakultatif chemoorganotrophic. Sehingga terjadi pada pasien HIV. Micrococcus merupakan bakteri ini dapat melakukan fermentasi sebagai bakteri gram-positif, berbentuk kokus (bulat), sarana memproduksi ATP ketika oksigen tidak dengan ukuran diameter 0,5 - 3.5 mikrometer ada. Menurut Levin (2008), Plesiomonas shigelloides dan biasanya mengelompok dalam bentuk tetra. adalah organisme yang umum ditemukan di air Bakteri ini bersifat aerob dan mampu mereduksi tawar dan payau. Bakteri ini di mana-mana nitrat (Smith et al., 1999). umumnya ditemukan hidup pada hewan berdarah dingin seperti ular, katak, kura-kura dan ikan. Bakteri ini berkembang dalam lingkungan perairan hangat dari suhu 35-38oC. Gambar 6. Micrococcus sp. g. Flavobacterium sp. Bakteri Flavobacterium sp. ditemukan pada sampel flame angel fish (jenis ikan hias). Flavobacteria adalah kelompok bakteri patogen. Flavobacterium psychrophilum Gambar 8. Plessiomonas shigeloides menyebabkan penyakit septicemic sindrom pada rainbow trout 4. KESIMPULAN DAN SARAN goreng dan penyakit bakteri air dingin. Menurut 4.1 Kesimpulan Bernardet et al. (1996), Flavobacteria merupakan Teknik yang digunakan dalam identifikasi bakteri gram negatif berbentuk batang dan bakteri dengan metode uji biokimia terdiri dari bersifat aerob, panjang 2-5 µm, 0,3-0,5 µm lebar, pengujian gram, pengujian katalase, pengujian dengan ujung bulat atau runcing dan bergerak oksidase, pengujian O/F, pengujian motilitas dengan meluncur, membentuk koloni berwarna pada media agar, pengujian pada media TCBS, kuning (krim ke oranye) pada agar, mengurai pengujian pada media EMBA, pengujian indol dan ornitin, pengujian pada media TSIA, pengujian pada media MCA, pengujian gula-gula dan pengujian sensitifitas novobioclin. Buku yang digunakan dalam pengidentifikasian bakteri yakni Buku Cowan and Steel’s. Bakteri yang telah diidentifikasi pada ikan impor adalah Legionella sp., Proteus sp., Aeromonas caviae, Moraxella sp., Bacteroides sp., Micrococcus sp., Flavobacterium sp., Plessiomonas shigelloides. Dwidjoseputro. 1986.Biologi. Erlangga:Jakarta. Hatmanti, A. 2003. Penyakit Bakterial pada Budidaya Krustasea serta Cara Penanganannya. Oseana 28 : 1-10. Isar, J.2006. Suceinic acid production from Bacteroides fragilis: Process optimization and scale up in a bioreactor. Anaerobe 12.5-6: 231-237. Khadijah, Siti. 2010. Pembusukan Ikan Segar akibat Moraxella. Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor 4.2 Saran Diharapkan dalam proses identifikasi semua prosedur yang dilakukan dalam keadaan akseptis, agar pada saat pembacaan hasil Levin, R.E. 2008. Plesiomonas shigelloides - An Aquatic Food Borne Pathogen: A Review of its Characteristics, Pathogenicity, Ecology, and Molecular Detection. Food Biotechnology, pages 189 - 202, Vol. 22. identifikasi bisa lebih akurat lagi. Serta metode dalam identifikasi bakteri pada ikan impor dapat lebih dikembangkan lagi. DAFTAR PUSTAKA Addis, MP. 2010. Influence of Moraxella sp Colonization on The Kidney Proteome of Farmed Gilthead Seabreams (Sparus aurata,L.). proteome Science 8:50. Adji, Kusuma. 2008. Evaluasi Bakteri Pathogen pada Ikan Segar di Perairan Teluk Semarang. Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang Prajitno, A. 2005. Diktat Kuliah Parasit dan Penyakit Ikan. Universitas Brawijaya. Malang. 104 hal. Rager, M.N., Binet, M., Ionescu, G., Bouvet, O. P-NMR and C-NMR studies of mannose metabolism in Plesimonas Shigelloides. Eur. J. Biochemistry. 2000. Volume 267, p. 5136-5141. Santoso, G. 2005. Metodologi Penelitian. Prestasi Pustaka Publisher. Jakarta. 98 hal. Saputra, Ade. 2009. Fusi Gen Kitinase Aeromonas Caviae Ws7b Dengan Promotor Sigb Dari Bacillus Subtilis 168 Dan Ekspresinya Pada Escherichia Coli. Institut Pertanian Bogor. Bernardet, J.-F., Segers, P., Vancanneyt, M., Berthe, F., Kersters, K. and Vandamme, P. 1996. Cutting a Gordian knot: emended classification and description of the genus Flavobacterium, emended description of the family Flavobacteriaceae, and proposal of Flavobacterium hydatis nom. (basonym, Cytophaga aquatilis Strohl and Tait 1978). Int J Syst Bacteriol 46, 128148. Smith, K. J., R. Neafie, J. Yeager, and H. G. Skelton. 1999. "Micrococcus folliculitis in HIV-1 disease." British Journal of Dermatology, vol. 141, no. 3. British Association of Dermatologist (558-561). Campbell, N. A. and J. B. Reece. 2005. Biology. Sixth Edition, Pearson Education. Inc. San Francisco. 802-831. Widyaningsih, Indah. 2010. Legionella. Diktat Matakuliah Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma. Surabaya.