BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sebagai penyedia informasi, akuntansi berperan penting dalam memaparkan
penjelasan terkait kinerja perusahaan. Informasi keuangan dan non-keuangan
perusahaan diperlukan pemangku kepentingan untuk melihat kinerja perusahaan.
Informasi-informasi tersebut dapat dilihat pada sebuah laporan terintegrasi.
Laporan terintegrasi merupakan sebuah laporan yang menggabungkan informasi
keuangan yang ditemukan dalam laporan tahunan dengan informasi non-keuangan
(seperti, isu lingkungan, tata kelola, sosial serta remunerasi) yang ditemukan dalam
laporan berkelanjutan maupun tanggung jawab sosial perusahaan (Eccles dan
Michael, 2010). Dalam laporan terintegrasi perusahaan menjabarkan berbagai
macam hal, termasuk kebijakan perusahaan dalam menjalankan proses bisnisnya.
Kebijakan mengenai pengelolaan lingkungan serta proses penghasilan output
merupakan bagian informasi yang diungkapkan oleh perusahaan dalam laporan
berkelanjutan. Informasi ini diungkapkan agar pemangku kepentingan mengetahui
kinerja perusahaan,.
Dalam menjalankan bisnis, memiliki kinerja yang baik merupakan salah satu
tujuan perusahaan. Untuk menciptakan kinerja perusahaan yang baik diperlukan
proses bisnis yang berkualitas serta lingkungan yang kondusif. Proses bisnis
tersebut diharapkan memberikan keluaran yang optimal dan pemanfaatan sumber
daya yang efisien. Oleh karena itu, sistem manajemen yang baik diperlukan agar
proses masukan dapat ditransformasikan menjadi keluaran secara efektif dan
efisien.
Perusahaan dituntut untuk memenuhi standar agar dapat bertahan serta
bersaing dalam lingkungan persaingan global. Salah satu usaha yang dilakukan
adalah dengan melakukan sertifikasi sebagai bukti bahwa perusahaan telah
mencapai suatu standar tertentu dalam menjalankan usahanya. Kepemilikan
sertifikasi ini juga bisa dinilai sebagai jaminan bahwa kinerja perusahaan tidak akan
berada di bawah standar (Harrington dan Mathers, 1997). Titik standar ini nantinya
menjadi titik kinerja minimal perusahaan. Hal tersebut dapat membuat persepsi
bahwa perusahaan akan berlangsung secara terus-menerus karena kinerja mereka
akan berada paling tidak pada standar yang telah tersertifikasi.
Pengelolaan yang dilakukan dalam operasi bisnis tidak hanya memfokuskan
pada aspek produk, tetapi juga memperhatikan aspek lingkungan. Pengabaian
terhadap aspek lingkungan akan membuat kinerja perusahaan menjadi tidak
optimal dan dapat menyebabkan turunnya kinerja perusahaan di mata pelanggan.
Oleh karena itu, dibutuhkan sistem manajemen yang memenuhi standar kualitas,
lingkungan, maupun aspek lainnya.
Terdapat berbagai standar yang dikeluarkan oleh berbagai macam organisasi.
Tetapi standar yang paling banyak digunakan adalah standar yang dikeluarkan oleh
ISO (International Organization for Standardization). Standar ISO didesain untuk
mendorong perusahaan melakukan perbaikan terus-menerus. Perolehan sertifikat
standar membuktikan bahwa sistem yang dimiliki perusahaan telah lulus uji dan
sesuai standar (Cendrawati dan Haryanto, 2011). Terdapat banyak seri standar yang
dikeluarkan oleh ISO dan telah disesuaikan dengan kebutuhan industri.
Standardisasi yang diterapkan untuk kualitas adalah seri ISO 9000, sedangkan
untuk lingkungan adalah seri ISO 14000.
Banyak perusahaan yang berusaha mendapatkan sertifikat dari ISO karena
manfaatnya terhadap keberlangsungan perusahaaan. Selain itu, kepemilikan
sertifikat ISO juga menjadi pembuktian kepada pelanggan bahwa keluaran yang
dihasilkan oleh perusahaan memiliki kualitas yang optimal dan dihasilkan melalui
proses yang baik. Sejauh ini, sertifikat ISO 9000 dan ISO 14000 merupakan seri
ISO yang paling banyak dimiliki oleh organisasi bila dibandingkan dengan ISO seri
lainnya. Meskipun standar ISO menjanjikan manfaat, dalam realisasinya terdapat
penerapan standar yang hasilnya tidak sesuai dengan harapan perusahaan. Berbagai
pengorbanan waktu, biaya, tenaga yang dibutuhkan untuk mendapatkan sertifikat
ISO membuat organisasi sangsi akan manfaat yang dapat diterima di masa yang
akan datang.
Produk dan jasa yang berkualitas dapat membuat kinerja perusahaan
meningkat, baik dilihat dari sisi keuangan, eksternal pelanggan maupun aspek
kinerja lainnya. Begitu pula dengan aspek lingkungan. Dengan pengelolaan
lingkungan yang baik, produktivitas serta tanggung jawab sosial perusahaan dapat
dijalankan dengan optimal serta menghindari adanya kerusakan yang dapat
merugikan berbagai pihak.
Dalam menjalankan bisnisnya, perusahaan membutuhkan gambaran atas
kinerja yang telah mereka lakukan. Salah satu kinerja yang sering digunakan adalah
kinerja keuangan. Hal ini dikarenakan pengukurannya jelas dan tercermin dalam
angka laporan keuangan perusahaan. IAI (2007) menjelaskan bahwa kinerja
keuangan mengukur kemampuan perusahaan terkait dengan pengelolaan dan
pengendalian atas sumber daya yang dimiliki. Salah satu cara menganalisis kinerja
keuangan adalah dengan menganalisis rasio keuangan.
Pengelolaan yang efisien dibutuhkan agar sumber daya yang ada dapat
bermanfaat serta output dapat dimaksimalkan. Investasi sumber daya untuk
menghasilkan output menjadi hal yang harus diperhatikan bagi investment center.
Hal ini dikarenakan pengukuran kinerja mereka dinilai dari bagaimana sumber
daya yang ada dapat menghasilkan pengembalian berupa keluaran secara optimal,
baik dari sisi kualitas dan kuantitas. Pengukuran kinerja yang digunakan untuk
melihat hal ini adalah analisis rasio profitabilitas. Rasio ini menunjukkan sejauh
mana perusahaan mendapatkan pengembalian dari investasi serta kebijakan yang
diambil selama proses berlangsung (Agung, 2012). Lebih spesifik, rasio
profitabilitas yang digunakan adalah return on investment (ROI) beserta rasio
pecahan dalam ROI yakni, operating profit margin (OPM) dan operating assets
turnover (OAT). Rasio ini dipilih untuk melihat efek implementasi standar ISO
9000 dan ISO 14000 terhadap kinerja keuangan.
Peneliti memilih perusahaan non-keuangan sebagai objek penelitian karena
pengamatan difokuskan kepada perusahaan yang dituntut untuk memperhatikan
kualitas produk maupun kualitas lingkungan sebagai hasil output. Selain itu,
perusahaan yang bergerak dalam industri tersebut memiliki kecenderungan untuk
memberikan efek kepada lingkungannya, baik secara positif maupun secara negatif.
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti perbedaan kinerja keuangan
perusahaan sebelum dan setelah sertifikasi ISO 9000 & ISO 14000. Selain itu,
penelitian ini melihat perbedaan kinerja keuangan antara perusahaan yang memiliki
dan tidak memiliki sertifikat ISO 9000 dan ISO 14000 (perusahaan non-ISO 9000
dan non-ISO 14000). Mengacu kepada latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk
mengambil judul penelitian ”Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Perusahaan
Sebelum dan Setelah Perolehan Sertifikat ISO 9000 dan ISO 14000, Studi Empiris
pada Perusahaan Non-Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
1.2 Perumusan Masalah
Perumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan bersertifikat
ISO 9000 dan ISO 14000 dengan perusahaan non-ISO 9000 dan non-ISO
14000?
2. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan
setelah sertifikasi ISO 9000 dan ISO 14000?
1.3 Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada dua pengamatan perbedaan kinerja keuangan yang
direpresentasikan oleh ROI, OPM, dan OAT. Pertama, perbedaan kinerja keuangan
antara perusahaan bersertifikat dengan perusahaan non-ISO 9000 dan non-ISO
14000. Kedua, perbedaan kinerja keuangan sebelum dan setelah sertifikasi ISO
9000 dan ISO 14000. Penelitian dilakukan pada perusahaan-perusahaan nonkeuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada perioda 2010-2012. Untuk
pengamatan perbandingan kinerja sebelum dan sesudah sertifikasi ISO, pemilihan
perioda dan jangka tahun dibatasi pada dua tahun sebelum dan dua tahun setelah
sertifikasi ISO 9000 dan ISO 14000 dengan batasan kepemilikan sertifikasi paling
lama pada tahun 2010. Pemilihan tersebut didasari atas ketersediaan data terakhir
di Bursa Efek Indonesia.
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat:
1. Perbedaan kinerja keuangan (ROI, OPM dan OAT) antara perusahaan nonkeuangan bersertifikat ISO 9000 dan ISO 14000 dengan perusahaan nonISO 9000 dan ISO 14000 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
2. Perbedaan kinerja keuangan (ROI, OPM dan OAT) perusahaan sebelum
dan setelah perolehan sertifikat ISO 9000 dan ISO 14000.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa:
1. Bagi perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan hasil penelitian
mengenai pengaruh perolehan sertifikat ISO 9000 dan ISO 14000 terhadap
kinerja investasi perusahaan.
2. Bagi investor
Penelitian ini dapat memperluas informasi yang dapat digunakan oleh
investor, kreditor dan pemakai laporan lainnya. Selain itu, penelitian ini
bermanfaat sebagai masukan bagi investor, kreditor serta pengguna laporan
lainnya dalam pengambilan keputusan.
3. Bagi pemerintah
Dapat memberikan gambaran mengenai seberapa jauh perusahaanperusahaan berusaha untuk memenuhi standar lingkungan dan kualitas.
Gambaran tersebut nantinya dapat menjadi pertimbangan apakah perlu dibuat
peraturan lebih lanjut bagi perusahaan-perusahaan untuk mendapatkan
sertifikasi.
4. Bagi masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat memberi kesadaran bagi masyarakat
mengenai perusahaan yang berusaha untuk memenuhi standar kualitas dan
lingkungan. Sehingga, para konsumen juga dapat mempertimbangkan
pentingnya pemenuhan standar kualitas atas produk yang mereka konsumsi.
1.6 Sistematika Penulisan
Bab I : Pada bab ini penulis membahas mengenai apa yang melatarbelakangi
penelitian ini, beserta perumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat, dan
sistematika penulisan.
Bab II : Di bagian kedua akan dibahas mengenai teori-teori yang menjadi landasan
dari dilaksanakannya penelitian ini. Teori yang dibahas meliputi pengertian
kualitas, lingkungan dan standar ISO 9000 dan ISO 14000 yang menjadi alat
pengukurnya serta teori mengenai return on investment. Landasan teori tersebut
kemudian menjadi dasar pengembangan hipotesis-hipotesis yang menjadi pokok
masalah penelitian ini.
Bab III : Pada bab ini dibahas metoda penelitian yang menjabarkan populasi dan
sampel, subjek, sumber data dan teknik pengukuran serta alat analisisnya.
Bab IV : Pada bagian ini peneliti membahas dan menganalisis data yang telah
ditentukan sebelumnya untuk kemudian hasil olahan data tersebut digunakan untuk
menjawab apa yang menjadi rumusan masalah di awal.
Bab V : Pada bab ini kesimpulan beserta saran dan keterbatasan penelitian akan
dijabarkan sebagai penutup atas keseluruhan penelitian ini.
Download