Belajar Biologi yang Menyenangkan dengan Permainan Kuartet Penelitian Belajar Biologi yang Menyenangkan dengan Permainan Kuartet dan Pemantapan Konsep secara Mandiri melalui Blog Aquillaningtyas Saptawulan E-mail: [email protected] SMPK 4 BPK PENABUR Bandung Abstrak iologi sebagai bagian dari ilmu pengetahuan alam (IPA) memuat banyak sekali materi yang dianggap sulit oleh siswa karena banyak hafalan dan istilah Latin. Siswa sering tidak termotivasi untuk mempelajarinya. Penelitian ini bermaksud menggunakan permainan kuartet berisi materi Biologi sebagai satu alternatif metode pembelajaran. Melalui permainan kuartet yang berisi materi Biologi diharapkan dapat membantu siswa belajar dalam suasana yang menyenangkan. Penelitian yang dilaksanakan di kelas 9 (Sembilan) SMPK 4 BPK PENABUR Bandung, menunjukkan permainan kuartet dapat membuat pembelajaran menjadi aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Konsep-konsep Biologi yang ringkas di dalam kuartet dapat dipelajari lebih mendalam secara mandiri, melalui sumber belajar lain, salah satunya adalah melalui blog pembelajaran Biologi. B Kata-kata kunci : Kuartet biologi, metode pembelajaran, belajar yang rekreatif, blog pembelajaran Joyful Biology Learning through Quartet Game and Self-Strengthening the Concepts Through Blog Abstract Biology as a part of the natural sciences (IPA) contains a lot of difficult materials for students because of a lot of memorization and Latin terms. This research conducted at grade IX, SMPK 4 BPKP PENABUR in Bandung, attempted to improve the students’ motivation to learn by introducing the quartet game containg Biology material. The findings show that the quartet game can make the learning process active, reactive, effective, and joyful and the biological concepts can be studied in greater depth by students through other learning resources, one of which is Biology learning blog. Keywords: Biology quartet, instructional methods, reaktive learning, learning blog. Pendahuluan Mendekati Ujian Nasional (UN), siswa kelas 9 dipadati dengan kegiatan pemantapan yang dimulai 5 – 6 bulan sebelum UN dilaksanakan. Banyaknya materi, serta padatnya jadwal pemantapan, belum lagi kegiatan belajar rutin harian yang harus dijalani siswa kelas 9, 28 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012 seringkali membuat kegiatan pemantapan menjadi kurang efektif dan efisien. Siswa sudah lelah, jenuh, dan tidak dapat mengikuti kegiatan pemantapan dengan baik. Padahal pemantapan tersebut dilaksanakan untuk mempersiapkan siswa kelas 9 menghadapi UN dengan baik, yang juga memberikan kontribusi terhadap prestasi sekolah. Dalam hal ini, upaya pengembangan aktivitas, kreativitas, dan motivasi siswa di Belajar Biologi yang Menyenangkan dengan Permainan Kuartet dalam proses pembelajaran sangatlah penting. Untuk meningkatkan motivasi belajar yang tinggi bagi siswa guna menghasilkan produk belajar yang berkualitas perlu dilakukan pembelajaran yang menyenangkan. Untuk menciptakan suasana pembelajaran seperti disebutkan di atas diperlukan adanya strategi pembelajaran yang antara lain mencakup pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, dan sumber belajar yang digunakan. Strategi yang dipilih selain yang berpotensi merangsang siswa untuk belajar secara aktif, juga harus mampu memberi kemudahan atau menjadi fasilitas belajar bagi siswa sehingga dihasilkan pembelajaran yang bermakna. Guru perlu untuk mengarahkan perhatian siswa melalui aktivitas pembelajaran yang menyenangkan dan mempunyai potensi yang tinggi, dalam arti isi pelajaran dan konsep diterjemahkan secara jelas. Aktivitas yang digunakan harus dapat mempengaruhi intelek, emosi, dan minat belajar. Permainan kuartet biologi dapat dijadikan sebagai alternatif metode pembelajaran yang menyenangkan, yang memampukan siswa untuk dapat mengingat materi yang terdapat di dalam kuartet. Selain itu, pendalaman materi melalui blog pembelajaran akan sangat membantu siswa untuk lebih memahami materi. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menciptakan metode pembelajaran yang menyenangkan melalui permainan kuartet yang dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun dan dengan siapapun, (2) memotivasi siswa untuk belajar secara mandiri dan kelompok guna mempersiapkan diri menghadapi Ujian Nasional (UN). Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat secara teoritis dan praktis. Secara teoritis, melalui teori-teori yang digunakan dapat menjadi pemacu bagi peneliti-peneliti lain, khususnya guru untuk mengembangkan metode pembelajaran lainnya agar pelajaran tersebut lebih menyenangkan. Secara praktis, sumber belajar yang dihasilkan, baik kuartet maupun blog pembelajaran biologi, dapat digunakan siswa dan guru, untuk mengenal dan belajar tentang biologi. Kajian Pustaka Belajar yang Menyenangkan Memacu Siswa Belajar Secara Aktif Das Salirawati (2008) dalam makalahnya mengenai inovasi pembelajaran menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan pembelajaran yang menyenangkan adalah pembelajaran yang membuat anak didik tidak takut salah, ditertawakan, diremehkan, atau merasa tertekan. Lebih lanjut lagi ia memaparkan tentang istilah joyful learning dan meaningful learning. Dalam hal ini guru dituntut untuk menciptakan kondisi pembelajaran sedemikian rupa sehingga anak didik menjadi betah belajar karena pembelajaran yang dijalani menyenangkan dan bermakna. Pembelajaran menyenangkan juga berarti pembelajaran yang interaktif dan menarik, sehingga siswa dapat memusatkan perhatian terhadap pembelajaran yang sedang dijalaninya. (Das Salirawati, 2008). Senada dengan hal tersebut, Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) juga mengungkapkan tentang konsep PAKEM yaitu Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus dapat menciptakan suasana yang kondusif bagi siswa untuk aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka proses belajar tidak terjadi. (http://akhmadsudrajat.wordpress. com/2008/01/22/konsep-pakem/). Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Dalam sebuah kelas yang heterogen pelaksanaan PAKEM harus memperhatikan bakat, minat, dan modalitas belajar siswa, dan bukan semata potensi akademiknya. Dalam pembel- Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012 29 Belajar Biologi yang Menyenangkan dengan Permainan Kuartet ajaran Quantum Learning ada tiga modalitas siswa, yaitu visual, auditorial, dan kinestetik. Dengan modalitas visual dimaksudkan bahwa kekuatan belajar siswa terletak pada indera ‘mata’ (membaca teks, grafik atau dengan melihat suatu peristiwa), kekuatan auditorial terletak pada indera ‘pendengaran’ (mendengar dan menyimak penjelasan atau cerita), dan kekuatan kinestetik terletak pada ‘perabaan’ (seperti menunjuk, menyentuh, atau melakukan). (http://www.tedcbandung.com/webtedc/pdf/ mjld0207.pdf). Menyenangkan adalah suasana belajarmengajar yang menyenangkan berarti siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah terbukti meningkatkan hasil belajar. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/ 01/22/konsep-pakem/). Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran itu tidak Efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung. (http://akhmadsudrajat.word press.com /2008/01/22/konsep-pakem/). Dalam kaitan itu pula, Quantum Learning mengkonsep tentang menata lingkungan belajar yang tepat. Targetnya adalah menciptakan suasana yang menimbulkan kenyamanan dan rasa santai. Keadaan santai mendorong siswa untuk dapat berkonsentrasi dengan sangat baik dan mampu belajar dengan sangat mudah. Sebaliknya, keadaan tegang menghambat aliran darah dan proses otak bekerja serta akhirnya menghambat konsentrasi siswa. (Sumber : http:/ /akhmadsudrajat.wordpress.com /2008/01/ 24/quantum-learning/). Selain itu, Cooperative Learning juga merupakan pendekatan pembelajaran yang tepat yang dapat membuat siswa menjadi aktif di dalam proses belajar, bukan sekedar menjadi peserta yang pasif. Beberapa elemen utama dari Cooperative Learning, diantaranya adalah sebagai berikut. a. Interaksi face to face (tatap muka). Interaksi tatap muka dalam kelompok kecil dan berbagi informasi diantara anggota kelompok membuat siswa merasa nyaman. b. Kemampuan sosial. Siswa dituntut untuk belajar menjadi pen30 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012 c. d. dengar yang aktif, membuat keputusan, mengatasi permasalahan, dan ragam kemampuan berkomunikasi yang lainnya. Kemampuan individual. Sekalipun siswa bekerja di dalam kelompok tidak berarti bahwa kemampuan individualnya tidak dapat diukur. Melalui tes dan pertanyaan spesifik yang diajukan oleh guru untuk masing-masing siswa, maka kemampuan individual dapat diukur. Peraturan dari guru Peraturan ini dimaksudkan dalam pembentukan kelompok. Kelompok dapat dibentuk berdasarkan peringkat akademik siswa, gender (jenis kelamin), kemampuan bersosialisasi, atau dengan cara undian, tergantung kebutuhan atau tujuan pembelajaran yang diinginkan. Permainan Kuartet sebagai Metode untuk Memacu Semangat Belajar Disebutkan di atas bahwa untuk menciptakan konsep PAKEM diperlukan suatu strategi pembelajaran yang mencakup metode pembelajaran dan sumber belajar. Khususnya dalam pembelajaran Biologi yang memiliki muatan konsep yang cukup padat, metode bermain kuartet dapat menjadi alternatif metode pembelajaran. Melalui metode ini, siswa diajak ke dalam suasana belajar sambil bermain. Dengan bermain mereka akan dapat menguasai (mempelajari) konsep Biologi dalam suasana yang menyenangkan. Seluruh modalitas belajar siswa (visual, audio, dan kinestetik) tercakup di dalam metode bermain kuartet. Keterlibatan berbagai indera di dalam proses ini pun cukup tinggi, artinya melalui metode ini siswa akan menguasai hasil belajar dengan optimal. Kelebihan belajar sambil bermain antara lain: (a) menyenangkan; (b) siswa belajar tanpa gangguan emosi negatif dan bergairah; (c) tiada tekanan karena proses bermain terjadi secara terbuka dan spontan; (d) berusaha untuk menang sehingga siswa termotivasi dan hal ini dapat memberi dampak kepada peningkatan hasil belajar; dan Belajar Biologi yang Menyenangkan dengan Permainan Kuartet (e) dapat mengingat konsep secara tidak langsung Melalui bermain kartu kuartet Biologi, siswa tidak sekadar bermain, tapi secara tak langsung juga belajar. Berikut ini merupakan kelebihan yang dimiliki metode bermain kartu. 1. Mengenal konsep: Anak belajar mengenal beberapa konsep biologi yang tertera pada kartu kuartet 2. Mengasah keterampilan bersosialisasi: Permainan kartu dilakukan oleh 2 – 4 orang, sehingga mengasah keterampilan bersosialisasi pemainnya. 3. Menjalin kedekatan: Di luar jam sekolah, saat berkumpul dengan teman di lingkungan rumah atau saat berkumpul dengan keluarga, permainan kuartet bisa menjadi aktivitas alternatif. Kuartet dapat dimainkan semua orang, baik adik, orangtua, kakak, dan lainnya. Secara tidak langsung permainan ini menjalin ikatan antar anggota keluarga. Semua kalangan bisa mengenal konsep Biologi yang ada di dalam kartu 4. Belajar mengikuti aturan: Dalam setiap permainan tentulah ada aturan yang harus dipatuhi para pemainnya untuk menjaga permainan berlangsung dengan lancar. Dengan memahami dan mematuhi aturan yang berlaku pada permainan itu, maka anak sekaligus belajar disiplin dan jujur, ini berarti membina karakter siswa. 5. Belajar sportif: Dalam permainan ada yang kalah dan ada yang menang, siswa juga belajar untuk bersikap sportif. Ia harus mampu menerima kenyataan kalau dirinya kalah. Bila kalah ia harus tahu apa yang perlu dilakukan atau yang tidak boleh dilakukan agar ia bisa menang. Begitu juga bila ia menang, belajar bersikap sportif dengan tidak bersikap sok jagoan atau sombong. 6. Mengasah kemampuan kognitif: Permainan kuartet juga membutuhkan strategi untuk mengalahkan lawan sehingga menstimulasi aspek kognitifnya. Siswa diajak untuk memperkaya kemampuan berpikir, menganalisa, serta mencari jalan keluar agar tidak kalah. Misalnya ketika ia harus memutuskan kartu apa yang harus ia minta, kepada siapa ia harus meminta kartu tersebut, mengingatingat siapa yang memegang kartu dengan 7. judul yang diinginkan. Meski diajak berpikir, ia tetap merasa asyik dan rileks. Selain itu, selama permainan berlangsung, terlebih lagi jika dilakukan secara berulangulang, siswa menyerap hubungan simbolsimbol, materi yang ada di dalam kartu kuartet karena ketika bermain siswa akan mengucapkan konsep secara berulangulang. Melalui pengulangan sel-sel saraf menjadi terhubung dan termielinasi untuk memudahkan dalam mengingat informasi. (Bobbi De Porter & Mike Hernacki, 1992). Menambah wawasan: Sambil bermain kartu, pengetahuan siswa pun bertambah. Sambil main, siswa jadi tahu beberapa konsep Biologi, terlebih lagi bagi orang awam (bukan siswa) yang juga bermain di luar jam sekolah. Melalui tes pemahaman materi dalam kartu kuartet yang dapat dilakukan setelah permainan usai, siswa diajak untuk lebih berkonsentrasi dalam bermain. E-Learning sebagai Sumber Belajar Pembelajaran Mandiri Sumber belajar (learning source) adalah sumber baik berupa data, orang, dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu. Sumber belajar memiliki fungsi : (a) meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan: (1) mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik, dan (2) mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah. (b) memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya individual, dengan cara: (1) mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional, dan (2) memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannya, (c) memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara: (1) perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis; (2) pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian, Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012 31 Belajar Biologi yang Menyenangkan dengan Permainan Kuartet (d) lebih memantapkan pembelajaran, dengan mengirim tugas atau ujian, sarana komunikasi jalan: (1) meningkatkan kemampuan dan konferensi (kelompok belajar) menyediakan sumber belajar, dan (2) penyajian informasi fasilitas belajar yang lebih efisien dan efektif. (Sumber : http://www.polsa.ac.id/index. dan bahan secara lebih kongkrit, (e) memungkinkan belajar secara seketika, php?option =com_content&task=view &id=58& yaitu: (1) mengurangi kesenjangan antara Itemid=88) pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang bersifat Metodologi kongkrit, (2) memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung, dan Cara Belajar melalui Permainan Kuartet (f) memungkinkan penyajian pembelajaran Kegiatan pembelajaran dengan metode kuartet yang lebih luas, dengan menyajikan ini diberikan kepada siswa kelas 9 SMPK 4 BPK informasi yang mampu menembus batas PENABUR Bandung pada saat mengulang geografis. beberapa materi kelas 8 dalam rangka (Depdiknas, 2004. Sumber : http//akhmad- pemantapan/persiapan UN, sebuah metode sudrajat.wordpress.com) yang baru digunakan. Kegiatan pembelajarTeknologi terutama multimedia mempunyai annya tampak dengan susunan sebagai berikut: peranan semakin penting dalam pembelajaran. (a) guru memberikan pre-test tentang konsep Banyak orang percaya bahwa multimedia akan yang ada di dalam kartu kuartet; (b) guru dapat membawa kita kepada situasi belajar menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dimana learning with effort akan dapat digantikan dicapai dan metode pembelajaran yang akan dengan learning with fun. Apalagi dalam digunakan (yaitu bermain kuartet) dan (c) aturan pembelajaran orang dewasa, learning with effort main, diantaranya: penjelasan tentang bagian menjadi hal yang cukup menyulitkan untuk pada kartu kuartet, peraturan main, limit waktu dilaksanakan karena berbagai faktor pembatas, dan banyaknya putaran permainan, etika seperti kemauan berusaha, mudah bosan dll. Jadi bermain (jujur, sportif, menghargai teman), proses pembelajaran yang menyenangkan, skoring (penilaian), dan pembagian kelompok kreatif, tidak membosankan menjadi pilihan bermain. para guru sebagai fasilitator. (Sumber: http:// Adapun bentuk kartu kuartet Biologi dan smpn bilahhulu .wordpress. com/2008/02/01/ bagian-bagiannya, yang digunakan dalam strategi-pembelajaran-quantum-teaching-dan- pembelajaran, tampak pada gambar berikut. quantum-learning/) Dalam konteks dewaJudul sa ini, E-learning menjadi salah satu sumber belajar Lo yang semakin pesat berSub Judul Sk kembang dan tepat digunakan untuk pembelajaran secara mandiri. Melalui E-learning, proses Gambar Sub Judul pendidikan jarak jauh juga sangat dimungkinkan, yang memudahkan peserta didik dimanapun berada untuk belajar mandiri dan Lo menikmati materi multiKeterangan Sub Judul media, melakukan diskusi dengan seluruh peserta belajar-mengajar di seluruh dunia, menerima dan Gambar 1: Kelainan Tulang pada Manusia 32 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012 Belajar Biologi yang Menyenangkan dengan Permainan Kuartet Sedangkan aturan permainan kuartet Biologi adalah sebagai berikut. a. Mainlah dalam kelompok yang terdiri dari 2 – 4 orang b. Tentukan giliran bermain (siapa pertama, kedua, dst) c. Kocok kartu, bagikan kepada setiap pemain sebanyak 4 kartu (boleh lebih, bisa disesuaikan). Letakkan sisa kartu di tengah d. Orang pertama (sebut A) meminta kartu ke orang lain, mencoba untuk melengkapi kartu yang dia punya contoh : 1) “Saya minta INTERAKSI ANTAR KOMPONEN BIOTIK ke B…” (atau C, atau D, boleh siapa saja yang A pikir pemain tersebut mempunyai kartu yang dimaksud) 2) B harus menjawab “ada, saya punya…(1/2/3, sebutkan jumlah kartu yang dia punya untuk judul yang diminta)” e. A harus menebak sub judul INTERAKSI ANTAR KOMPONEN BIOTIK manakah yang dipegang oleh B dengan cara melihat 3 sub judul lain pada kartu yang dipegangnya, yang tidak dicetak miring, misalnya… a. “Parasitisme…” f. Jika tebakan A benar, maka B harus memberikan kartu kepada A, dan A boleh meminta sub judul lain kepada B bila B masih mempunyai kartu dengan judul tersebut, atau meminta judul kartu yang sama kepada anggota yang lain g. Jika yang diminta A tidak dipunyai oleh pemain lain atau A salah menebak, maka giliran berpindah kepada pemain lain, dan A mengambil satu kartu di tengah. h. Bila ada pemain yang sudah mengumpulkan lengkap 4 kartu dalam 1 judul, maka dia harus meletakkan kartu tersebut di bawah, dan memperoleh poin 1. i. Pemenangnya adalah orang yang berhasil mengumpulkan judul/poin terbanyak. Selama permainan berlangsung siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika ditemukan konsep yang kurang dipahami kepada guru atau membuka buku paket Biologinya untuk mempelajari konsep lebih mendalam atau guru menjelaskan beberapa konsep esensial kepada siswa setelah permainan selesai. Disampaikan juga kepada siswa bahwa pendalaman materi dapat dilakukan melalui blog pembelajaran Biologi Post-test tentang konsep yang ada di dalam kartu kuartet, dengan soal yang sama seperti pre-test. Hasilnya dapat digunakan untuk melihat efektivitas metode pembelajaran dengan bermain kuartet. Pengisian Angket tentang Penggunaan Kuartet dalam Pembelajaran Sebelum pelajaran usai, siswa diminta mengisi angket untuk memperoleh umpan balik dari penggunaan kuartet dalam pembelajaran (angket terlampir). Umpan balik tersebut dapat digunakan sebagai bahan evaluasi tentang metode pembelajaran tersebut. Pendalaman Materi secara Mandiri melalui Blog Kuartet yang digunakan dalam pembelajaran Biologi memuat materi yang ringkas. Untuk lebih mendalami materi tersebut, siswa dapat belajar lebih lanjut melalui blog yang dapat mengunjungi : http://k4-biology.blogspot.com. Selain materi Biologi, blog ini juga memuat latihan-latihan soal, kegiatan-kegiatan pembelajaran Biologi yang dilakukan siswa di SMPK 4 BPK PENABUR Bandung, serta informasi-informasi mengenai dunia Biologi yang dapat diakses siswa kapan saja, bahkan dapat diakses oleh masyarakat umum yang tentunya perlu di dukung akses internet. Pembahasan Kegiatan Pembelajaran dengan Kuartet Biologi Seperti telah disebutkan pada metodologi, berikut adalah penjelasan tentang jalannya pembelajaran menggunakan metode bermain kuartet. Dalam 2 jam belajar (2 x 40 menit), langkah-langkah kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan antara lain: a. Pre-test, dilakukan di dalam aula dengan menggunakan power point, soal berjumlah 20 dengan bentuk Piihan Ganda (PG). Masing-masing soal tayang selama 30 detik, setelah itu secara otomatis soal akan bergulir ke nomor berikutnya. b. Penyampaian tujuan pembelajaran, metode pembelajaran, dan aturan main Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012 33 Belajar Biologi yang Menyenangkan dengan Permainan Kuartet c. d. e. f. g. h. i. j. Hasil Pre-test dan Post-test Dari kegiatan pembelajaran yang pernah dilakukan melalui bermain kuartet pada siswa SMPK 4 BPK PENABUR Bandung, diperoleh hasil tes sesuai Tabel 1. Dari tabel tersebut, tampak adanya peningkatan hasil tes yang berarti penggunaan metode bermain kuartet memberikan hasil yang signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa, yang berarti juga tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan. Pendapat siswa tentang manfaat penggunaan kuartet dalam pembelajaran adalah sebagai berikut. 1. Dari pertanyaan butir 1, yaitu “kesulitan apa yang kamu hadapi dalam mengikuti pelajaran Biologi (jawaban boleh lebih dari satu)”: 9 siswa menjawab terlalu banyak hafalan 17 siswa menjawab banyak istilah Latin 34 Tabel 1: Hasil Pre- Test dan Post- Test Tujuan pembelajaran disesuaikan dengan indikator yang dibuat, mengacu kepada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Kegiatan belajar melalui bermain kuartet Sebelum bermain siswa mengambil undian untuk menentukan kelompok bermainnya, melalui cara pengundian kelompok akan terbentuk secara heterogen. Permainan dilakukan dalam 2x putaran yang berlangsung sekitar 15 – 20 menit untuk tiap putaran. Setelah 1 putaran selesai siswa kembali diundi untuk menentukan kelompok bermain pada putaran berikutnya. Selama permainan berlangsung, guru memperhatikan jalannya permainan dan memberikan penilaian terhadap sikap siswa. Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan konsep yang belum dipahami, bisa juga mempelajarinya sendiri dari buku cetak Biologi atau guru menjelaskan beberapa konsep esensial setelah permainan selesai. Post-test dengan soal yang sama seperti pretest Hasil pre-test dan post-test dianalisis untuk dilihat perbandingannya, apakah meningkat atau menurun. Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012 2. Absen Hasil Pre-Test Hasil Post-Test (+) / (-) 1 6,5 8,0 (+) 23,08% 2 6,5 9,0 (+) 38,46% 3 7,0 9,0 (+) 28,57% 4 5,5 7,0 (+) 27,27% 5 4,5 6,0 (+) 33,33% 6 6,5 7,5 (+) 15,38% 7 6,0 7,5 (+) 25,00% 8 4,0 6,0 (+) 50,00% 9 6,5 8,0 (+) 38,46% 10 7,5 8,5 (+) 13,33% 11 6,5 7,5 (+) 15,38% 12 7,0 8,0 (+) 14,29% 13 7,0 8,5 (+) 21,43% 14 8,0 9,5 (+) 18,75% 15 7,0 8,0 (+) 14,29% 16 5,5 7,0 (+) 27,27% 17 7,0 9,5 (+) 35,71% 18 7,0 8,5 (+) 21,43% 19 3,5 6,5 (+) 85,71% 20 4,5 6,5 (+) 44,44% 0 siswa menjawab sulit menghubungkan antara gambar dengan konsep 0 siswa menjawab pelajarannya kurang menyenangkan Dari pertanyaan butir 2, yaitu “metode belajar Biologi dengan permainan kuartet, menurutmu”: 11 siswa menjawab sangat menyenangkan 9 siswa menjawab menyenangkan 0 siswa menjawab cukup menyenangkan 0 siswa menjawab tidak menyenangkan Belajar Biologi yang Menyenangkan dengan Permainan Kuartet 3. 4. 5. Dari pertanyaan butir 3, yaitu “materi kuartet dengan tuntutan kurikulum nasional menurutmu”: 6 siswa menjawab sangat sesuai 9 siswa menjawab sesuai 5 siswa menjawab cukup sesuai 0 siswa menjawab tidak sesuai Dari pertanyaan butir 4, yaitu “setelah permainan kuartet selesai, apakah perlu diadakan tes untuk mengukur penguasaan materi yang ada dalam kuartet?”: 3 siswa menjawab sangat perlu 11 siswa menjawab perlu 5 siswa menjawab cukup perlu 1 siswa menjawab tidak perlu Dari pertanyaan butir 5, yaitu “kelebihan dari kuartet Biologi menurutmu (jawaban boleh lebih dari satu)”: 10 siswa menjawab materinya mudah diingat 11 siswa menjawab membantu dalam mendalami konsep Biologi 14 siswa menjawab mudah dan menyenangkan 7 siswa menjawab bisa dimainkan kapan saja, dimana saja, dan dengan siapa saja Kesimpulan Metode bermain kuartet dapat dijadikan alternatif metode pembelajaran yang aktif, kreatif, menyenangkan dan efektif bagi siswa. Pengucapan secara berulang-ulang konsep Biologi yang ada di dalam kuartet selama permainan berlangsung membuat siswa mampu untuk mempelajari dan mengingat konsep tersebut, dengan demikian hasil belajar siswa pun akan meningkat. Bukan hanya di sekolah, permainan kuartet dapat dilakukan di mana saja, kapan saja, dan dengan siapa saja, sehingga memberikan kepada siswa waktu belajar yang tak terbatas. Sementara, untuk pendalaman materi dapat dilakukan siswa secara mandiri, salah satunya melalui blog biologi yang dirancang dan dikembangkan. Daftar Pustaka DePorter, Bobbi, dan Mike Hernacki. 1999. Quantum learning. Bandung: Kaifa Furqonita, Deswaty, dan M.Biomed. 2007. Seri IPA biologi SMP kelas VII. Jakarta: Quadra Furqonita, Deswaty, dan M.Biomed. 2007. Seri IPA biologi SMP kelas VIII. Jakarta: Quadra Furqonita, Deswaty, dan M.Biomed. 2007. Seri IPA biologi SMP kelas IX. Jakarta: Quadra http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/ 01/22/konsep-pakem/ http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/ 01/24/quantum-learning/ http://smpnbilahhulu.wordpress.com/2008/ 02/01/strategi-pembelajaran-quantumteaching-dan-quantum-learning/) Prawirohartono, S. 2000. Sains biologi 2A untuk SMU kelas 2. Jakarta: Bumi Aksara Saktiyono. 2004. Sains Biologi SMP untuk kelas VII. Jakarta: Esis Saktiyono. 2004. Sains Biologi SMP untuk kelas VIII. Jakarta: Esis Saktiyono. 2004. Sains Biologi SMP untuk kelas IX. Jakarta: Esis Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012 35