PROSES PERANCANGAN LANSKAP HOUSE OF WOODNEUK SULTAN OF JOHOR, SINGAPURA (Kegiatan Magang di AECOM Singapore Pte. Ltd) NI MADE WENES WIDIYANI DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 RINGKASAN NI MADE WENES WIDIYANI, A44070012. Proses Perancangan Lanskap House of Woodenuk Sultan of Johor, Singapura. (Dibawah bimbingan SITI NURISJAH) Preservasi House of Woodneuk Sultan of Johor oleh Sultan Johor, Malaysia merupakan salah satu upaya dari pihak Malaysia dalam melindungi lanskap bersejarah yang memiliki nilai penting bagi Kerajaan Johor. Lokasi House of Woodneuk Sultan of Johor adalah di Singapura yang merupakan bekas wilayah kekuasaan Johor, sehingga saat ini Woodneuk menjadi lanskap yang memiliki nilai sejarah baik bagi Singapura maupun bagi Johor (Malaysia). House of Woodneuk Sultan of Johor, Singapore merupakan salah satu proyek yang sedang dikerjakan oleh AECOM International (Singapore). Sebagai kawasan bersejarah, perancangan kawasan ini sangat mempertimbangkan aspek orisinalitas dari nilai sejarahnya dan juga mengintegrasikan dengan konsep lanskap tema English Garden serta gaya hidup modern saat ini. English garden merupakan konsep gaya taman di Inggris yang menekankan pada setting alami nuansa pedesaan. AECOM merupakan akronim dari Architecture, Engineering, Consulting, Operations and Management. AECOM adalah sebuah perusahaan konsultan internasional yang memberikan pelayanan dalam bidang jasa teknik profesional dan manajemen. Ruang lingkup perusahaan ini adalah arsitektur, teknik bangunan, perencanaan, desain, dan pengembangan, geoteknik, pemerintah, ekonomi, energi, lingkungan, pengelolaan program transportasi, pembangunan perkotaan dan air. Tujuan dari kegiatan magang adalah untuk mendapatkan pengetahuan dan meningkatkan keterampilan softskill dan merancang dalam bidang arsitektur lanskap, yang berfokus pada proyek perancangan House of Woodneuk. Kegiatan magang ini diharapkan bermanfaat dalam meningkatkan profesionalisme dan keterampilan di bidang arsitektur lanskap dalam menghadapi kondisi lapangan kerja dan sebagai media pertukaran informasi antara perusahaan, mahasiswa, dan Departemen Arsitektur Lanskap IPB. Kegiatan magang dilakukan di perusahaan AECOM Singapore Pte. Ltd, divisi Planning, Design, Development (PDD), tim Landscape Architecture (LA team). Perusahaan berlokasi di The Concourse, Beach Road 300. Kegiatan magang dilaksanakan selama tiga bulan, mulai 7 Februari sampai dengan 6 Mei 2011. Metode yang digunakan berupa partisipasi aktif dalam kegiatan yang berlangsung di perusahaan yakni terlibat dalam proses pengerjaan beberapa proyek yang sedang ditangani, wawancara, pengamatan langsung, serta melakukan studi pustaka. Tahapan pengerjaan proyek dalam LA team dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu: (1) Contractual Stage, (2) Mobilization (Resource Preparation), (3) Design Process (Concept Design, Schematic Design, Design Development), (4) Implementation (Construction Package, Tender Document, Shop Drawing Review, Construction Observation) serta (5) End of Project (As-Built Drawing). Mahasiswa terlibat pengerjaan proyek House of Woodneuk pada saat proyek ini di tahap schematic design. LA team dipimpin oleh seorang Associate Directure dan dibantu oleh seorang Managing Director of Planning and Design in LA team, mereka membawahi associate. Associate Directure mempimpim tim dan umumnya menangani bagian desain proyek, sedangkan Deputi Managing Directure menangani bagian operasi proyek. Associate adalah orang yang memimpin dan mengawasi kerja para Team Leader, Lanscape Architect, Landscape Designer, Architect, Project Manager, dan Graphic Designer. Proses perancangan House of Woodneuk tahap pertama dimulai dari tahap Concept Design, meliputi kegiatan riset mengenai konsep English garden dan analisis terhadap aspek sejarah, ekologis dan sosial pada tapak. Selanjutnya menetapkan visi dari desain, kunci inisiatif, konsep dan masterplan. Perancangan House of Woodneuk secara keseluruhan mengusung satu visi yakni “Pleasure of House and Landscape beyond contemplation and enjoyment of The Sight, Sound, and Smell” dengan English garden sebagai konsep lanskapnya. Pembuatan konsep tertuang dalam bentuk gambar dan ilustrasi suasananya serta penjelasan dari konsep yang diusung. Tahap selanjutnya adalah Schematic Design, tahapan ini merupakan pengembangan desain setelah konsep disetujui oleh klien. Gambar ditampilkan lebih detail (siteplan), adanya zoning plan, dan telah mencapai tahap pemilihan elemen, material, warna, dan dimensi dari elemen-elemen di dalamnya termasuk pemilihan jenis tanaman. Pemilihan elemen-elemen yang mencerminkan English garden baik itu hard materials maupun soft materials ada di dalam external works. Proses riset dan analisis merupakan bagian yang penting dalam membuat suatu konsep agar tujuan yang ingin di capai dapat terwujud serta dapat memberikan keberlanjutan dan kelestarian tapak. Pada proyek ini, analisis dilakukan dalam aspek sejarah kemudian diikuti dengan aspek ekologis dan sosial. Riset yang dilakukan oleh AECOM adalah mempelajari karakteristik dari English garden. Selama proses perencanaan proyek ini tidak terlepas dari kendala-kendala yang secara umum berasal dari klien. Akan tetapi hal ini merupakan bagian dari proses desain yang bertujuan untuk memberikan kepuasan bagi klien. Setiap tahap dari proses desain akan dilakukan meeting oleh satu tim kerja untuk memperbaiki desain sesuai dengan yang diharapkan oleh klien. Kesuksesan pelaksanaan pekerjaan lanskap diwujudkan oleh kerjasama yang baik oleh pihak konsultan lanskap, kontraktor utama (klien) , arsitek, owner, interior desainer dan konsultan lain yang terlibat. Kata kunci : Lanskap sejarah, perancangan lanskap, AECOM Singapore, House of Woodenuk, English garden PROSES PERANCANGAN LANSKAP HOUSE OF WOODNEUK SULTAN OF JOHOR, SINGAPURA (Kegiatan Magang di AECOM Singapore Pte. Ltd) NI MADE WENES WIDIYANI Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Arsitektur Lanskap DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : PROSES PERANCANGAN LANSKAP HOUSE OF WOODNEUK SULTAN OF JOHOR, SINGAPURA (Kegiatan Magang di AECOM Singapore Pte. Ltd) Adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan pada daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Bogor, Oktober 2011 NI MADE WENES WIDIYANI A44070012 ® Hak Cipta IPB, tahun 2011 Hak Cipta dilindungi Undang-undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak merugikan IPB. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apapun tanpa izin IPB. LEMBAR PENGESAHAN Judul Kegiatan Magang : Proses Perancangan Lanskap House of Woodenuk Sultan of Johor, Singapura (Kegiatan Magang di AECOM Singapore Pte. Ltd) Nama Mahasiswa : Ni Made Wenes Widiyani NRP : A44070012 Departemen : Arsitektur Lanskap Menyetujui, Dosen Pembimbing Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA NIP. 19480912 197412 2 001 Mengetahui, Ketua Departemen Arsitektur Lanskap Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA NIP. 19480912 197412 2 001 Tanggal Lulus KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Proses Perancangan Lanskap House of Woodneuk Sultan of Johor, Singapura (Kegiatan Magang di AECOM Singapore Pte. Ltd)”. Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak. Penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada Dr. Ir. Siti Nurisjah, M.SLA selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan arahan, bimbingan dan saran yang telah diberikan kepada penulis selama masa akademik terutama dalam penyelesaian skripsi, Dr. Ir. Afra D.N. Makalew, M.Sc. selaku dosen pembimbing akademik, Dr. Ir. Nurhayati H.S.A, M.Sc dan Dr. Ir. Andi Gunawan, M.Agr.Sc selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan perbaikan dalam penyusunan skripsi ini. Terima kasih juga penulis tujukan kepada AECOM Singapore Pte. Ltd, selaku perusahaan tempat magang, Debra Wright selaku Deputi Managing Planning, Design and Development Singapore yang telah menerima penulis untuk magang, Jason Zlotkowski selaku Directure Landscape Architecture Team, Nick Bailey dan Munggorn Chaijaroenmaitre selaku senior associate yang telah memberikan arahan dan bimbingannya selama penulis magang, serta staff lain yang telah membantu penulis selama magang, teman-teman ARL 44 tersayang, senior, junor, dan teman-teman terdekat penulis atas bantuan dan motivasinya. Terakhir dan tidak terlupakan, terimakasih kepada Bapak I Ketut Ardhana, S.Sos dan Ibu Letty Sri Budi Utami, adik dan kakak tersayang, Bu Erna, Mektu atas kasih sayang, dukungan dan doa bagi penulis. Penulis menyadari bahwa tulisan ini belum sempurna, namun diharapkan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Bogor, Oktober 2011 Penulis RIWAYAT HIDUP Ni Made Wenes Widiyani, merupakan anak dari pasangan Bapak I Ketut Ardhana S.Sos dan Ibu Letty Sri Budi Utami yang dilahirkan di Batam pada tanggal 14 Juni 1989. Penulis merupakan putri kedua dari tiga bersaudara. Penulis mengawali jenjang pendidikan Sekolah Dasar di SD Kartika 1-9 Pekanbaru pada tahun 1995-2001. Kemudian melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTP Negeri 4 Pekanbaru pada tahun 20012004. Pada tahun 2004-2007, penulis melanjutkan pendidikannya di sekolah menengah atas SMA Negeri 8 Pekanbaru. Pada tahun 2007 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi masuk IPB (USMI) dengan mayor Arsitektur Lanskap dan minor Pengelolaan Wisata Alam dan Jasa Lingkungan. Selama menjalankan masa studi di IPB, penulis aktif sebagai anggota dan pengurus dalam Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap (HIMASKAP), dan juga tergabung dalam organisasi mahasiswa Bali-Bogor (Brahmacarya) serta Ikatan Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Riau-Bogor (IKPMR). Penulis pernah menjadi Ketua UKM Kerohanian Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma IPB (KMHD) dan mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Penulis menjadi ketua panitia dalam acara Workshop Nasional Mahasiswa Arsitektur Lanskap 2010. Penulis memiliki pengalaman kerja magang di bidang Arsitektur Lanskap di Labersa Golf Course, dan AECOM Singapore Pte. Ltd. DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI .................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xviii I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1 1.2 Tujuan Magang .................................................................................................... 2 1.3 Manfaat Magang .................................................................................................. 3 II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 4 2.1 Lanskap Sejarah................................................................................................... 4 2.2 English Garden .................................................................................................... 5 2.3 Preservasi Lanskap Sejarah ............................................................................. 10 2.4 Perancangan Lanskap ....................................................................................... 12 2.5 Konsultan Lanskap ............................................................................................ 14 III. METODOLOGI ........................................................................................ 16 3.1 Lokasi dan Waktu Magang ............................................................................. 16 3.2 Metode Magang ................................................................................................. 16 3.3 Tahapan Kegiatan Magang .............................................................................. 17 3.4 Data Magang dan Analisis .............................................................................. 22 3.5 Batasan Magang ................................................................................................ 23 IV. KONDISI UMUM ..................................................................................... 24 4.1 Negara Singapura .............................................................................................. 24 4.1.1 Batas Astronomis dan Geografis ......................................................... 24 4.1.2 Kependudukan......................................................................................... 24 4.1.3 Iklim .......................................................................................................... 25 4.1.4 Sejarah ...................................................................................................... 25 4.2 AECOM International (Singapore) Pte. Ltd ............................................... 27 4.2.1 Kondisi Umum Perusahaan .................................................................. 27 4.2.2 Sejarah Perusahaan ................................................................................. 28 4.2.3 Lokasi Perusahaan .................................................................................. 29 4.2.4 Ruang Lingkup Perusahaan .................................................................. 30 4.2.5 Struktur Organisasi ................................................................................. 35 V. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 38 5.1 Proses Perancangan Tapak House of Woodneuk Sultan of Johor, Singapura ............................................................................................................ 38 5.1.1 Lokasi dan Kondisi Eksisting Tapak .................................................. 38 5.1.2 Sejarah Tapak .......................................................................................... 43 5.1.3 Analisis Tapak ......................................................................................... 45 xii 5.1.4 Concept Design ....................................................................................... 51 5.1.5 Schematic Design ................................................................................... 58 5.1.6 Kendala dan Masalah dalam Proses Perancangan House of Woodneuk Sultan of Johor .................................................................... 90 5.2 Managemen Kerja dalam Penanganan Proyek House of Woodneuk Sultan of Johor ................................................................................................... 91 5.2.1 Penerimaan Proyek ................................................................................. 91 5.2.2 Tim Kerja Proyek ................................................................................... 93 5.2.3 Riset dan Analisis ................................................................................... 95 5.2.4 Proses Desain dan Sistem Kerja .......................................................... 96 VI. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 100 6.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 100 6.2 Saran .................................................................................................................. 101 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 102 LAMPIRAN ..................................................................................................... 93 xiii DAFTAR TABEL Halaman 1. Jadwal Kegiatan Magang ............................................................................... 16 2. Jenis, Bentuk, Sumber, dan Cara Pengambilan Data Proyek Magang ............. 22 3. Sejarah Kepemilikan Istana Tyersall .............................................................. 45 4. Sejarah Kepemilikan House of Woodneuk ..................................................... 46 xiv DAFTAR GAMBAR Halaman 1. Contoh bentukan dalam English garden (Campton dan Lawson, 2007) ............ 8 2. Contoh pola penanaman bunga dalam English garden (Campton dan Lawson, 2007) ............................................................................................................... 8 3. Contoh penenaman tanaman herbal, sayuran dan bumbu dapur dalam English garden (Campton dan Lawson, 2007) .............................................................. 9 4. Contoh teknik topiari dalam English garden (Campton dan Lawson, 2007) ...... 9 5. Tahapan kegiatan magang .............................................................................. 17 6. Tahapan pengerjaan proyek pada AECOM Singapore .................................... 20 7. Peta Singapura (googleimage.com, 2011) ....................................................... 24 8. Pembagian Kantor Cabang AECOM .............................................................. 28 9. Struktur organisasi Landscape Architecture Team (Singapore Office) ............ 36 10. Struktur organisasi perusahaan AECOM (PDD Bussiness Line) ................... 37 11. Peta lokasi House of Woodneuk .................................................................... 38 12. Foto kondisi driveway .................................................................................. 39 13. Foto kondisi guard house ............................................................................. 39 14. Foto kondisi main gate terletak di Holland Road .......................................... 40 15. Foto kondisi the grounds .............................................................................. 41 16. Foto kondisi The House ................................................................................ 41 17. Foto kondisi ground floor............................................................................. 42 18. Foto kondisi first floor................................................................................. 42 19. Foto kondisi inner courtyard ........................................................................ 43 20. Peta kuno House of Woodneuk dan Istana Tyersall ....................................... 44 21. Kondisi House of Woodneuk rentang 1941-2006 .......................................... 47 22. Analisis segi ekologi House of Woodneuk .................................................... 49 23. Analisis segi sosial House of Woodneuk ....................................................... 50 24. Illustrative masterplan House of Woodneuk tahap concept design ................ 52 25. Illustratif perspektif House of Woodneuk ...................................................... 53 26. Illustratif perspektif rumah .......................................................................... 54 27. Ilustrasi royal garage ................................................................................... 56 28. Ilustrasi pool pavillion.................................................................................. 56 xv 29. Ilustrasi Woodneuk royal stables .................................................................. 57 30. Masterplan revisi I ...................................................................................... 59 31. Final masterplan .......................................................................................... 60 32. Woodneuk gate and entry court .................................................................... 61 33. The drive, typical forest driveway ................................................................. 62 34. The driveway, typical royal palms singgle and double rows ......................... 63 35. Arrival court and porte cochere modelling ................................................... 64 36. Coachyard modelling .................................................................................. 65 37. Outer welcome court modelling ................................................................... 65 38. Inner welcome court modelling ................................................................... 66 39. Knot Garden Modelling............................................................................... 66 40. Grand Lawn Modelling ............................................................................... 67 41. Rose garden modelling ................................................................................. 67 42. Pool terrace modelling ................................................................................ 68 43. Herb and Kitchen Garden Modelling .......................................................... 68 44. Private entry modelling ................................................................................ 69 45. Guest house plan .......................................................................................... 70 46. Field lawn plan ............................................................................................ 70 47. View to field lawn plan from first floor ......................................................... 71 48. Stepping stones and loose pea gravel lokasi pada car lawn .......................... 71 49. Stepping stones and loose pea gravel lokasi di pool pavilliun ....................... 72 50. Stepping stones and loose pea gravel lokasi pada coach yard ....................... 72 51. Paving key plan............................................................................................ 73 52. Tipe wall Section.......................................................................................... 74 53. Wall key plan ............................................................................................... 75 54. Structure in site ............................................................................................ 76 55. Structures key plan ....................................................................................... 77 56. Plan and front elevation of stairs.................................................................. 78 57. Stairs Key Plan ............................................................................................ 79 58. Front elevation and section furnitures and elements ..................................... 80 59. Furnitures and ornaments key plan .............................................................. 81 60. Water Feature .............................................................................................. 82 xvi 61. Water features key plan ................................................................................ 83 62. Image Referrence of Lighting ....................................................................... 84 63. Lightings key plan ........................................................................................ 85 64. Tree and hedges key plan ............................................................................. 86 65. Plant list of trees and hedges ........................................................................ 87 66. Shrubs and ground covers key plan .............................................................. 88 67. Plant list of shrubs and ground covers ......................................................... 89 68. Typical shrubs patterns ................................................................................ 90 69. Cara Perolehan Proyek AECOM .................................................................. 92 70. Tim Proyek dan pembagian kerja dalam House of Woodneuk ....................... 94 71. Tim Lapang Proyek House of Woodneuk ...................................................... 95 72. Perbandingan proses desain menurut Booth dan AECOM Singapore (LA Team) ............................................................................................................ 97 73. Perbandingan proses desain menurut Simonds dan AECOM Singapore (LA Team) ............................................................................................................ 97 xvii DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Illustratif Interior rumah ............................................................................. 105 2. Denah ground floor rumah ........................................................................... 105 3. Elevasi rumah .............................................................................................. 106 4. Denah first floor rumah ................................................................................ 107 5. Denah ground floor dan first floor guest house ............................................. 107 6. Front elevatin guest house ........................................................................... 107 7. Denah dan elevasi royal garage ................................................................... 108 8. Denah dan front elevatin pool pavillion ........................................................ 109 9. Denah dan front elevatin royal stables.......................................................... 109 xviii I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap bangsa memiliki sejarah yang sangat penting dalam perkembangan bangsanya. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki lanskap sejarah dengan nilai dan keragaman yang tinggi, karena terkait dengan perjalanan kehidupan sosial, ekonomi, budaya masyarakatnya, dan juga terkait dengan perjalanan politis kenegaraan seperti dalam rangka merebut kemerdekaan, periode kerajaan dan termasuk juga periode kolonisasi. Menurut Nurisjah dan Pramukanto (2001) kawasan-kawasan bernilai sejarah tinggi saat ini di Indonesia banyak mengalami kerusakan, hancur dan diabaikan. Hal ini dapat diakibatkan oleh faktor alam seperti hujan, panas, gempa bumi, badai, dan tanaman, faktor lainnya adalah karena tindakan manusia yang kurang atau bahkan tidak memahami nilai dari keberadaan benda atau kawasan sejarah, dan juga faktor kelembagaan yang kurang mendukung pelestarian kawasan atau situs sejarah ini. Berkurangnya atau bahkan hilangnya peninggalan-peninggalan bersejarah di suatu bangsa akan merugikan bangsa itu sendiri apabila tidak dicegah, karena kehilangan sesuatu yang tak ternilai harganya. Selain itu suatu bangsa yang menghilangkan bukti sejarah negaranya dapat dijuluki sebagai bangsa atau masyarakat yang tidak berbudaya atau kurang memiliki budaya, hal ini karena kebesaran suatu bangsa dapat dinilai selain dari tingkat kesejahteraan dan stabilitas ekonominya, akan tetapi juga dari bagaimana masyarakatnya memperlakukan dan menghargai budaya dan adat istiadatnya termasuk upaya pelestarian berbagai benda/bahan peninggalan yang pernah dimilikinya (Nurisjah dan Pramukanto, 2001). Lanskap bersejarah merupakan sumber yang sangat penting bagi manusia dalam mengksplorasi sejarah dan memahami sejarah yang terjadi. Lanskap sejarah memberikan bukti yang dapat membuat suatu bangsa memahami dan melihat dirinya sendiri dalam konteks sejarah secara luas. Hal ini bukan saja menjadi perhatian di Negara Indonesia namun juga negara-negara lainnya di seluruh dunia. Preservasi House of Woodneuk Sultan of Johor oleh Sultan Johor, Malaysia merupakan salah satu upaya dari pihak Malaysia dalam melindungi 1 lanskap bersejarah yang memiliki nilai penting bagi Kerajaan Johor. Kerajaan Johor dahulu merupakan kerajaan di Selat Malaka yang menguasai daratan Melayu yang wilayah kekuasaannya mencakup Malaysia, Singapura dan Indonesia. Lokasi House of Woodneuk Sultan of Johor adalah di Singapura yang merupakan bekas wilayah kekuasaan Johor, saat ini Woodneuk menjadi lanskap yang memiliki nilai sejarah baik bagi Negara Singapura maupun bagi Kerajaan Johor (Malaysia), sehingga perlu dilestarikan keberadaannya. AECOM Singapore Pte. Ltd adalah cabang perusahaan dari AECOM Technology Corporation yang merupakan perusahaan penyedia jasa teknik professional dan dukungan managemen. Perusahaan ini memberikan pelayanan dalam bidang transportasi, perencanaan, lingkungan, energi, air dan pemerintahan. Nama AECOM adalah akronim dari Architecture, Engineering, Consulting, Operations and Management. AECOM diluncurkan sebagai perusahaan independen pada 6 April 1990, dengan membeli karyawan dari Ashland Technology Corporation dari perusahaan induknya, Ashland Oil & Refining Company di Lexington, Kentucky. AECOM telah berkembang menjadi perusahaan besar di dunia memiliki kantor pusat berada di Los Angles, California dengan lebih dari 100 perusahaan cabang di berbagai negara, di antaranya ialah di Singapura. House of Woodneuk Sultan of Johor, Singapore merupakan salah satu proyek yang sedang dikerjakan oleh AECOM Singapore Pte Ltd. Sebagai kawasan bersejarah, perancangan kawasan ini sangat mempertimbangkan aspek orisinalitas dari nilai sejarahnya dan juga mengintegrasikan dengan lanskap tema English garden serta gaya hidup modern saat ini. Kegiatan perancangan lanskap pada AECOM Singapore Pte Ltd sebagai upaya dalam membuat suatu desain yang applicable dan workable untuk memenuhi standar kualitas skala internasional. Tahapan proses perancangan, baik dalam kegiatan studio maupun di lapangan dan produk perancangan sangat penting untuk dipelajari dalam rangka peningkatan pengetahuan dan wawasan calon arsitek lanskap. 1.2 Tujuan Magang Tujuan umum dari kegiatan magang ini adalah untuk mendapatkan beragam pengetahuan teknis, pengalaman, dan keterampilan dalam bidang 2 arsitektur lanskap, mempelajari dan meningkatkan soft skill serta keterampilan merancang baik secara manual maupun komputer dalam lingkup keprofesian arsitektur lanskap yang berfokus pada proyek perancangan House of Woodneuk. Secara spesifik, tujuan dari kegiatan magang ini adalah: 1. Mempelajari dan mengikuti sistem dan teknik perancangan serta mengikuti proses perancangan lanskap House of Woodneuk Sultan of Johor yang dilakukan oleh perusahaan AECOM International Pte. Ltd. 2. Mempelajari dan mengikuti proses bekerja di studio dan di lapangan sesuai dengan manajemen kerja yang diterapkan oleh AECOM International Pte. Ltd. 3. Membahas dan mengidentifikasi kendala dan masalah yang timbul pada proses perancangan lanskap House of Woodneuk Sultan of Johor beserta solusinya yang berhubungan dengan proses perancangan terutama bagi pekerjaan di studio. 1.3 Manfaat Magang Kegiatan magang yang dilakukan di AECOM Pte.Ltd. bermanfaat untuk: 1. Meningkatkan profesionalisme mahasiswa dalam menghadapi kondisi lapangan kerja. 2. Memperoleh informasi yang berkaitan dengan perancangan suatu proyek pelestarian lanskap sejarah dan budaya yang mengintegrasikan nilai kesejarahan dan karakter budaya lama serta modern. 3. Menjadi bahan masukan dalam mengembangkan, mengaplikasikan dan meningkatkan desain pada pelestarian lanskap yang mengintegrasikan karakter budaya lama dan modern serta sejarah. 4. Meningkatkan keterampilan teknik perancangan dan menambah pengalaman serta sebagai media pertukaran informasi, ilmu dan teknologi dalam arsitektur lanskap antara mahasiswa, Departemen Arsitektur Lanskap IPB dan perusahaan tempat magang. 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap Sejarah Menurut Simonds (1983), lanskap adalah suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu, yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia. Lanskap terdiri dari lanskap alami dan lanskap buatan. Lanskap alami sangat rumit sehingga sangat penting bagi perancang untuk memahami lebih dalam untuk menjaga elemen yang tidak boleh diganggu dan yang tetap di pertahankan pada lanskap. Lanskap alami terdiri dari bukit pasir, padang rumput, gunung, danau, laut, bukit, jurang, hutan, sungai, kolam, rawa, lembah dan padang pasir. Lanskap buatan merupakan lanskap alami yang mengalami modifikasi yang dilakukan oleh manusia. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (2003) yang ditulis oleh W.J.S. Poerwadaraminta menyebutkan bahwa sejarah mengandung tiga pengertian sebagai berikut: 1. sejarah berarti silsilah atau asal usul, 2. sejarah berarti kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau, 3. sejarah berarti ilmu, pengetahuan, cerita pelajaran tentang kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau. Lanskap sejarah menurut Nurisjah dan Paramukanto (2001) adalah bagian dari suatu lanskap budaya yang memiliki dimensi waktu di dalamnya. Lanskap sejarah ini dapat mempunyai bukti fisik dari keberadaan manusia di atas bumi ini. Waktu yang tertera dalam suatu lanskap sejarah yang membedakan dengan desain lanskap lainnya, adalah keterkaitan pembentukan essential character dari lanskap ini dari waktu/periode yang lalu yang didasarkan pada sistem periodikal yang khusus (seperti sistem politik, ekonomi dan sosial). Lanskap sejarah memainkan peranan penting dalam mendasari dan membentuk berbagai tradisi budaya, ideologikal dan etnikal satu kelompok masarakat. Lanskap sejarah memiliki karakter yang terdiri atas atau yang dapat diamati dari karakter utama kawasan, situs atau tapak tersebut dan hubunganhubungannya dengan tapak. Dua faktor pembentuk tersebut adalah : 4 1. Historic/prehistoric feature, yaitu feature yang terletak di atas atau di bawah permukaan tanah (seperti lanskap), dan 2. Informasi-informasi sejarah yang berhubungan dengan tapak tersebut (seperti cerita rakyat, legenda, atau catatan sejarah proses terjadinya suatu tapak). Goodchild (1990) mengemukakan bahwa suatu lanskap dikatakan memiliki nilai historis apabila di dalamnya memuat satu atau beberapa kondisi lanskap berikut ini : 1. merupakan contoh yang menarik dari sebuah tipe lanskap sejarah, 2. memuat bukti yang menarik untuk dipelajari terkait dengan sejarah tata guna, 3. lahan, lanskap, taman, atau sikap budaya terhadap lanskap dan taman, 4. memiliki keterkaitan dengan seseorang, masyarakat atau peristiwa atau peristiwa yang penting dalam sejarah, 5. memiliki nilai-nilai sejarah dengan bangunan atau monumen bersejarah. 2.2 English Garden English garden adalah gaya taman yang berasal dari Inggris, yang mencapai masa puncaknya diawal abad 18, kemudian meluas ke wilayah Eropa lainnya, menggantikan gaya taman formal dan simetrik ala Prancis. Gaya taman Prancis ini sebelumnya merupakan prinsip gaya taman yang ada di Eropa pada abad 17 (en.wikipedia.org, 2011). Menurut Crowe (1981) English Garden mengalami banyak perkembangan yang mengikuti pola umum. Banyaknya pengaruh luar yang masuk ke Inggris, dan kemudian hilang selama proses seleksi dan pencernaan, hingga melalui pengaruh tersebut memunculkan gaya taman yang disebut tipikal English. Perkembangan English garden tersebut adalah : Roman dan Medievel Gardens The Dark Ages pada masa Romawi menhasilkan taman di dalam perlindungan yang disebut monastery walls. Taman ini menyediakan kebutuhan bagi masyarakat yang tinggal di dalamnya. Kebutuhan penting yang dipenuhi dari taman ini berupa kolam ikan, tanaman merambat, tanaman herbal, sayuran untuk 5 makanan dan obat-obatan serta bunga untuk altar. Praktek herbs dan kitchen garden dimulai dari masa ini. Perkembangan taman selanjutnya adalah pada masa Medieval, yang terkenal dengan Medieval Castle garden. Taman ini memberikan ruang untuk small courtyard gardens, dengan pola yang tersusun dari flower beds. Bentukan umum pada masa ini adalah turf seats, bukit yang memberikan pemandangan keluar dinding castle. The Tudor Garden Perubahan yang terjadi pada zaman ini adalah segi alami yang dihasilkan dari kedamaian batin, dengan menghilangkan dinding pertahanan yang mengelilingi taman. Taman menjadi lebih rumit, seperti adanya teknik topiari dan plain beds menjadi knot. Knot ini merupakan pola geometrik dari batuan dan bunga, bahkan prakteknya hingga membuat labirin. Taman ini juga didekorasi dengan patung-patung. The French Tradition in English Gaya Prancis yang sangat mempengaruhi English garden adalah taman hasil karya Le Notre. Le Notre adalah seorang perancang taman asal Prancis yang mengkombinasikan The Anglo-French medieval garden dengan Italian Renaissance. Namun di Inggris, pengaruh dari gaya Italy tidak terlalu banyak dibandingkan pengaruh dari Le Notre berupa adanya pohon-pohon dan water alleys. Nilai terbesar yang diberikan dari pengaruh oleh Le Notre adalah luasnya pandangan yang tercipta. Gaya Prancis mencerminkan ketidakterbatasnya intelektual manusia. Pada abad ke-17 hutan-hutan hampir hilang dan tanah mulai dibentuk. Manusia mulai tidak takut untuk melihat sekeliling taman. Muncul pemikiran bahwa tidak diragukan manusia dapat menciptakan lanskap yang lebih baik untuknya daripada yang dibentuk oleh alam. The English Landscape Garden Gaya landscape garden muncul dinspirasi dari hasil lukisan Claude Lorraine dan Nicolas Poussin. Gaya yang muncul mempresentasikan idealisme dari alam, bahwa manusia merupakan bagian dari alam. Manusia dan alam dapat berjalan harmonis. Fokus pemandangan dimaksudkan untuk melihat 6 keanekaragaman lingkungan sekitar, yang didistribusikan dengan pola acak dan sehingga memberi kesan lanskap alami. Taman yang tercipta memberikan suasana romantis dan kawasan pedesaan. Komposisi taman ini terdiri bentukan lahan, air, pepohonan dan arsitektur, yang disusun dengan komposisi pictorial. Pada perkembangan selanjutnya English Landscape garden juga mendapat pengaruh dari Chinese garden. Taman ini biasanya memiliki danau, padang rumput yang luas dan berbukit-bukit, dikelilingi oleh pohon-pohon atau hutan, adanya kuil dan jembatan. Masa emas English garden dipengaruhi oleh desainer taman bernama Lancelot “Capability” Brown pada abad 18. Karakter taman yang tercipta adalah menyederhanakan taman dari struktur geometrik, alleys, partere yang kemudian diganti dengan hamparan rumput yang bergelombang, dan menciptakan pandangan ke arah pepohotan atau hutan. Menurut Valdez (2011) English garden menekankan pada setting alami yang merepresentasikan suasana pedesaan. Karakteristik English garden mengalir secara acak namun desainnya tetap terkontrol. Berikut adalah karakter dari English garden secara umum saat ini dapat dilihat dari: Bentuk Lengkungan lembut dan berkelok-kelok, jalan dengan kerikil yang bertebaran yang memberikan pesona pedesaan dan tekstur pada saat berjalan merupakan ciri utama dari sebuah English garden. Pola geometrik untuk bunga dan hamparan tanaman herbal berbentuk persegi empat dan persegi panjang memberikan suatu area yang rapi dalam suasana santai dan relaksasi. Sebuah bentukan yang umum adalah kursi taman yang terbuat dari kayu, yang diposisikan diujung jalan dan biasanya di depan air mancur atau kolam. Patung dan bunga di dalam pot besar di tempatkan sebagai ornamen (Gambar 1). 7 Gambar 1. Contoh bentukan dalam English garden (Campton dan Lawson, 2007) Bunga Di dalam English garden, bunga utama yang digunakan adalah mawar, yang sering tumbuh pada teralis, merambat pada dinding, atau tumbuh sebagai hamparan dan sebagai tanaman pembatas. Tanaman lain berfungsi sebagai aksesoris bagi tanaman mawar seperti hollyhocks, dahlia, peony, dan iris yang masing-masing memiliki warna yang berbeda-beda dan menyatukan taman dengan karakteristik khas setiap tanaman (Gambar 2). Gambar 2. Contoh pola penanaman bunga dalam English garden (Campton dan Lawson, 2007) 8 Herbal dan Sayuran English garden juga memberikan fungsi dari praktek menanam herbal dan sayuran yang hasilnya dapat digunakan sebagai bumbu dapur di samping memberikan nuansa warna dan aroma di dalam taman. Tanaman herbal seperti thyme, rosemary, dill dan basil biasanya ditanam terpisah dalam suatu hamparan. Beberapa pilihan sayuran seperti wortel, selada, timun dan tomat biasanya ditanam berdekatan di hamparan yang lain (Gambar 3). Gambar 3. Contoh penenaman tanaman herbal, sayuran dan bumbu dapur dalam English garden (Campton dan Lawson, 2007) Topiari Bangsa Romawi adalah bangsa yang memperkenalkan teknik topiari, seni membentuk pembatas ke Inggris pada abad ke-7. Topiari pada English garden terdapat tambahan pada ketinggiannya dan bentuknya yang unikunik. Berbagai bentuk topiari seperti kerucut, spiral atau binatang akan menjadi elemen visual yang kuat pada taman yang informal serta mengekspresikan kreativitas dan rasa humor pemiliknya (Gambar 4). Gambar 4. Contoh teknik topiari dalam English garden (Campton dan Lawson, 2007) 9 2.3 Preservasi Lanskap Sejarah Pelestarian lanskap sejarah merupakan usaha manusia untuk memproteksi atau melindungi peninggalan atau sisa-sisa budaya dan sejarah terdahulu yang bernilai dari berbagai perubahan yang negatif atau yang merusak keberadaaanya atau nilai yang dimilikinya. Pelestarian suatu benda dan juga suatu kawasan yang bernilai sejarah dan budaya, pada hakekatnya bukan hanya untuk melestarikannya tetapi terutama untuk menjadi alat dalam mengolah transformasi dan revitalisasi dari kawasan tersebut (Nurisjah dan Pramukanto, 2001). Menurut Goodchild (2001) ada beberapa cara yang dapat diaplikasikan dalam kombinasi yang berbeda pada suatu keseluruhan tapak atau pada beberapa bagian tapak tersebut dalam upaya melestarikan lanskap bersejarah, salah satunya adalah preservasi. Preservasi adalah upaya menjaga suatu fitur agar tetap dalam kondisi originnya dengan cara mencegah seketat mungkin terhadap adanya perubahan yang mengubah bentuk origin fitur tersebut. Terdapat beberapa alasan yang membuat lanskap sejarah penting untuk dilestarikan yakni: 1. Lanskap bersejarah itu penting dan merupakan bagian dari warisan budaya. Keberadaannya membantu dalam menentukan alam peninggalan tersebut, merupakan titik referensi atau landmark yang dapat dimengerti dan memberikan pengalaman signifikan dan aktual mengenai kejadian yang terjadi di dalamnya meskipun kondisinya tidak sama seperti yang asli, 2. lanskap sejarah memberikan bukti fisik dan arkeologikal terhadap peninggalan sejarah dan budaya, 3. lanskap sejarah berkonstribusi pada keberlanjutannya perkembangan kebudayaan, karena mereka ada dan dapat dikunjungi, didiskusikan, ditulis dan ditinjau. Lanskap sejarah dapat dimasukkan dalam program pendidikan dan dijelaskan kepada publik melalui teknik presentasi, lanskap sejarah merupakan unsur aktif dari masa kini dan masa yang akan datang. 4. lanskap sejarah memberikan keberagaman pengalaman yang ada, 5. lanskap sejarah menyediakan plubic amenity, tempat dimana orang dapat berelaksasi, berekrasi, menyegarkan pikiran dan menemukan inspirasi, 10 6. lanskap sejarah dapat menjadi hal yang penting dari segi ekonomi karena peran public amenity-nya dan juga dapat menggerakkan dan mendukung pariwisata. Menurut Harris dan Dines (1988) dalam Nurisjah dan Pramukanto (2001) empat hal utama dilakukannya tindakan preservasi untuk pelestarian lanskap sejarah, yaitu: 1. untuk menyelamatkan karakter estetik dari suatu areal, wilayah atau properti a. untuk menekankan kesinambungan antara masa lalu dan masa sekarang b. untuk melengkapi struktur kesejarahan c. untuk menahan degradasi karakter lingkungan d. untuk menginterpretasikan kehidupan kesejarahan dari seseorang, suatu kejadian, atau suatu tempat 2. untuk mengkonservasi sumberdaya a. untuk mempertahankan pepohonan, tanaman-tanaman semak dan berbagai jenis tanaman lainnya b. untuk memperpanjang umur kehidupan dari suatu site features c. untuk memperbaiki dan merahabilitasi berbagai hal atau bahan yang sudah tidak diproduksi lagi d. untuk mengurangi kegiatan pemeliharaan 3. untuk memfasilitasi pendidikan lingkungan a. untuk mengilustrasikan nilai, cita rasa, proses, dan teknologi yang telah dimiliki pada masa yang lampau b. untuk mengevaluasi keterpakaian dari teknologi tempo dulu untuk digunakan pada masa sekarang 4. untuk mengakomodasi perubahan-perubahan kebutuhan akan hunian, baik yang terdapat di dalam kawasan perkotaan, di tepi kota, maupun di kawasan pedesaan. 11 2.4 Perancangan Lanskap Perancangan lanskap merupakan perluasan dari perencanaan tapak dan termasuk dalam proses perencanaan tapak. Perancangan menekankan pada seleksi komponen-komponen rancangan, bahan-bahan, tumbuh-tumbuhan, dan kombinasi-kombinasinya sebgai pemecahan masalah terhadap kendala-kendala di dalam tapak. Perancangan kawasan dengan tema tertentu seperti English garden, sangat memperhatikan elemen-elemen tersebut. Dalam perancangan lanskap English garden, prinsip dasar perancangan merupakan hal yang mendasar. Menurut Vandyke (1990) prinsip perancangan terdiri dari: 1. Unity, yaitu kesatuan seluruh elemen (harmonis): repetition, module, grid, dan theme. Contoh pada taman bertema english garden, yang memiliki karakter alami dengan suasana pedesaan, menggunakan pola organik yang berbentuk lengkungan lembut dan berkelok-kelok. 2. Balance, yaitu keseimbangan dalam skala dan proporsi untuk menyusun elemen lanskap: symetri, asymetri, dan radial. Pada taman bertema english garden, penerapan prinsip keseimbangan dapat dilihat pada keseimbangan warna cerah pada hamparan semak dan bunga yang warna-warni diimbangi dengan penutupan hamparan rumput yang hijau. Keseimbangan asimetris pada English garden ini dengan bentuk informal memberi kesan halus karena bersifat alamiah/natural. 3. Emphasis/Dominance, yaitu menciptakan kontras/aksen: directionality, placement, dan contrast, size, dan number. Pada English garden banyak diterapkannya prinsip emphasis, sebagai contoh adanya jalur seperti jalan setapak yang didesain mengarahkan pada point-of interest dapat berupa water-feature, sculpture, pohon, gazebo dan lainnya. Menurut Simonds (1893), dalam merancang sebuah lanskap terdapat sebuah prinsip, yaitu dengan mengeliminasi elemen-elemen yang buruk dan mengekspos elemen-elemen yang baik. Dalam merancang lanskap English garden, karakter tapak yang menarik harus diciptakan atau dipertahankan sehingga semua elemen yang banyak variasinya akan menjadi kesatuan yang harmonis. Dalam perancangan terdapat proses yang memiliki beberapa tahapan. 12 Menurut Simonds (1983), proses perencanaan/perancangan terdiri dari 4 tahapan, yaitu: 1. Commission, merupakan tahap dari pernyataan kebutuhan dari klien, pendefinisian pelayanan dan pengeksekusian perjanjian. 2. Research, merupakan tahap pengumpulan data berbagai informasi yang didapat dari kegiatan inventarisasi seperti survei tapak, wawancara pihak terkait, observasi dan pengambilan gambar tapak. 3. Analysis, pada tahap ini dilakukan analisis terhadap data yang ada, mengkaji terkait peraturan pemerintahan, kendala, potensi dan program pengembangan. 4. Syntesis, merupakan tahap persiapan mekesplorasi rencana alternatif, analsis perbandingan, penilaian dampak, konsolidasi dan metode implementasi. 5. Construction, adalah tahap persiapan dokumen konstruksi, perjanjian kontrak, supervisi konstruksi dan mempersiapan punch list checkout yakni dokumen yang dipersiapkan oleh pengawas sebagai dasar inspeksi akhir. 6. Operation, merupakan tahap kunjungan tapak secara berkala untuk mengobservasi, mempelajari, dan memberikan saran sebagai rekomendasi peningkatan. Menurut Booth (1983), proses perancangan harus memberikan pemikiran yang logikal dan kerja tim yang baik dalam menciptakan sebuah desain, dapat memberikan informasi yang jelas tentang desain, memberikan solusi alternatif yang terbaik, serta menjelaskan solusi tersebut kepada klien. Dalam hal ini perancangan English garden akan menghasilkan sebuah desain yang menarik dengan mengikuti tahapan proses desain yang ada. Proses desain menurut Booth (1983) yaitu: 1. Penerimaan proyek (Project acceptance) 2. Riset dan Analisis (Research and analysis) a. Persiapan peta dasar b. Inventarisasi dan analisis c. Wawancara dengan klien d. Pengembangan program 3. Desain/perancangan (Design) a. Diagram fungsi 13 b. Diagram hubungan tapak c. Concept plan d. Studi bentuk perancangan e. Preliminary design f. Schematic plan g. Master plan h. Design development 4. Gambar-gambar Konstruksi (Construction Drawings) a. Layout plan b. Grading plan c. Planting plan d. Construction details 5. Pelaksanaan (Implementtion) 6. Evaluasi Setelah Konstruksi (Post-Contruction Evaluation Maintenance) 7. Pengelolaan (Maintenance) 2.5 Konsultan Lanskap Menurut Gold (1980), konsultan lanskap adalah pengembang yang memiliki tanggung jawab moral dalam hal penyediaan ruang dan fasilitas rekreasi dalam kota. Perencana kota dan arsitektur lanskap berperan penting dalam kegiatan preservasi, perancangan ruang terbuka, pembangunan fasilitas rekreasi, dan program sosial sebagai pelayanan kebutuhan rekreasi bagi manusia. Konsultan memiliki beberapa kelebihan di antaranya: 1. kemampuan profesional, yaitu memiliki kompetensi secara teknis berupa kemampuan dari segi perancangan yang dapat dilihat dari proyek desain yang telah dikerjakan, 2. penyediaan pelayanan, dimana kualitas pelayanan jasa yang telah dikerjakan dapat dievaluasi dari referensi klien sebelumnya, 3. kemampuan untuk menyediakan staf tim perencanaan degan latar belakang pengalaman dan pengetahuan yang cukup baik untuk mengerjakan suatu proyek dan menyelesaikannya dalam jangka waktu yang telah ditentukan, 14 4. kemampuan untuk menyewa staf ahli tambahan yang dibuthkan sesuai beban kerja yang dibutuhkan, 5. memiliki latar belakang pengalaman, alat-alat dan pengetahuan langsung yang berkaitan dengan situasi dan proyek yang beragam, 6. hasil kerja yang objektif dan profesional, 7. sistem kerja berdasarkan pada jadwal kerja yang telah dibuat. 15 III. METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang dilakukan di perusahaan AECOM Singapore Pte. Ltd, divisi Planning, Design, Development (PDD), tim Landscape Architecture (LA team). Perusahaan ini berlokasi di The Concourse, Beach Road 300. Kegiatan magang dilaksanakan selama tiga bulan, mulai 7 Februari sampai dengan 6 Mei 2011. Kegiatan utama dalam pelaksanaan magang ini yaitu mempelajari proses perancangan dengan fokus pada proyek House of Woodneuk Sultan of Johor. Dalam pelaksanaannya mengikuti jadwal dari proses perancangan AECOM Singapore Pte. Ltd. (Tabel 1). Tabel 1. Jadwal kegiatan magang Februari Jenis Kegiatan 1 2 3 Persiapan Kegiatan Studio dan Lapang 1. Concept Design 2. Schematic Design 3. Site Visit Kegiatan Administrasi 1. Pengenalan profil dan kelembagaan AECOM Singapore Pte. Ltd. 2. Pengenalan proses kerja lanskap AECOM Singapore Pte. Ltd. 3.2 4 Maret April 1 2 3 4 1 2 3 4 Mei 1 Metode Magang Metode yang digunakan selama kegiatan magang di AECOM berupa partisipasi aktif dalam kegiatan yang berlangsung di perusahaan yakni terlibat dalam proses pengerjaan beberapa proyek yang sedang ditangani AECOM, melakukan wawancara untuk memperoleh data magang, melakukan pengamatan langsung di tapak terkait dengan proyek yang sedang dikerjakan serta melakukan studi pustaka. 16 3.3 Tahapan Kegiatan Magang Tahapan kegiatan magang meliputi kegiatan pra magang, magang dan pasca magang (Gambar 5). Pada saat tahap kegiatan pra magang, dimulai dari pembuatan usulan, pencarian perusahaan tempat magang, perizinan imigrasi, orientasi perusahaan dan perkenalan dengan staff LA team di AECOM Singapore. Gambar 5. Tahapan kegiatan magang Ruang lingkup pekerjaan magang yang diikuti dalam kegiatan magang ini meliputi : Kegiatan Administrasi Kegiatan ini dilakukan untuk menambah pengetahuan mahasiswa dalam mengembangkan kualitas berpikir dan kualitas kerja untuk menghasilkan suatu karya arsitektur lanskap. Kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa magang, yaitu: 1. mempelajari struktur dan organisasi perusahaan, 17 2. mempelajari sistem kerja yang dilakukan dalam perusahaan, 3. mempelajari masalah dan solusi kerja yang dihadapi perusahaan dalam menangani suatu proyek. Kegiatan Studio dan Lapang Kegiatan magang yang dilakukan pada perusahaan AECOM terdiri dari beberapa proyek, dengan fokus utama yaitu House of Woodneuk. AECOM memiliki standar sendiri dalam menangani setiap proyek. Setiap proyek yang ditangani memiliki keunikan dan kekhasannya masing-masing dan hal ini tergantung pada perjanjian yang dilakukan terhadap klien. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang Associate LA team, secara garis besar dalam Landscape Architecture (LA) Team tahapan proses desain adalah sebagai berikut (Gambar 6) : a. Contractual Stage Tahap ini merupakan tahap finalisasi dari perjanjian-perjanjian atau kontrak yang akan dilakukan bersama klien, dalam bentuk tertulis sebagai dasar pegangan kerja. b. Mobilization Mobilization merupakan tahap persiapan sumberdaya termasuk dalam hal informasi kemudian dibentuknya tim kerja. Pada tahap ini dimulainya kunjungan ke tapak, selanjutnya perundingan dengan pihak-pihak terkait untuk membahas proyek yang akan dikerjakan. Umumnya setelah dilakukannya kick-off meeting (presentasi), klien melakukan pembayaran sebesar 10-20% dari total biaya konsultasi yang dilakukan oleh AECOM. Hal ini merupakan tolak ukur pekerjaan dimulai. c. Design Process Pada tahap ini, Project Manager (PM) dari tim yang telah dibentuk memberikan pengarahan mengenai gambaran keinginan klien terhadap tapak tersebut. Pada akhir setiap tahap akan diadakan presentasi kepada klien. Hal ini memungkinkan adanya revisi ataupun pengembangan desain yang telah dibuat sesui dengan keinginan klien, sebelum dilanjutkan ke tahap selanjutnya. Pada tahap ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu : Concept Design (CD) 18 CD merupakan tahap awal dari proses desain yang dilakukan AECOM. Dalam tahapan ini diawali dengan kegiatan riset dan analisis, selanjutnya menentukan visi dari desain, kunci inisiatif, konsep dan masterplan. Tahap di mana penyusunan desain lanskap secara konseptual dengan menciptakan karakter dan tema yang sesuai dengan proyek yang akan dibuat. Pembuatan konsep biasanya tertuang dalam bentuk gambar dan ilustrasi suasananya serta penjelasan dari konsep yang diusung. Teknik penyajian gambar berupa komputer grafik dan sketsa tangan. Schematic Design (SD) Tahapan ini merupakan tahap pengembangan desain setelah konsep disetujui oleh klien. Gambar yang ditampilkan lebih detail (siteplan), sudah mencapai tahap pemilihan elemen, material, warna, dan dimensi dari elemenelemen di dalamnya termasuk pemilihan jenis tanaman. Konsep yang sudah dibuat dilanjutkan dengan detail dari desainnya. Di tahap ini pekerjaan disajikan dalam bentuk gambar photoshop dan juga dalam autocad untuk memberikan akurasi terhadap elemen di dalamnya. Design Development Pada tahap ini dilakukan perancangan setiap elemen keras dan lunak hingga detail konstruksinya. Dalam tahapan ini, kegiatan dilakukan menggunakan software AutoCAD dengan sistem xref. Di tahap ini juga disajikan gambar potongan dan elevasi dari bagian-bagian tertentu di tapak. Pada hardscape meliputi seluruh pekerjaan elemen hardscape, mulai dari jenis material yang digunakan beserta deskripsinya, ukuran maupun warna yang digunakan pada masing-masing elemen tersebut. Disajikan juga konstruksi dari elemen hardscape yang digunakan. Untuk konstruksi bagian-bagian yang lebih detail dan butuh keahlian khusus akan di refer pada spesifikasi oleh teknisi khusus. Untuk softscape, disajikan planting plan, deskripsi dari tiap tanaman yang digunakan (tipe, jumlah, ketinggian) serta konstruksi penanamannya. d. Implementation Tahap ini dicapai setelah proses desain selesai dan disetujui oleh klien. Pada tahap ini ada beberapa tahapan kerja, yaitu : 1. Construction Package 19 Construction Package/Construction Document, hal yang perlu disiapkan adalah semua gambar kerja dan detail dalam format dwg/autoCad beserta spesifikasinya yang telah di persiapkan dalam tahap DD sebelumnya. Dalam tahap ini juga disertakan Bill of Quantity (BOQ) yang merupakan dokumen berisikan informasi luasan wilayah dan banyaknya material yang dibutuhkan. Gambar 6. Tahapan pengerjaan proyek pada AECOM Singapore (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd) 2. Tender Document AECOM selaku konsultan desain mempersiapkan tender document yang akan dilelang kepada para kontraktor. Dokumen yang dipersiapkn merupakan full 20 set of design drawing, spesifikasinya, dan juga BOQ yang telah dipersiapkan pada tahap construction package. Dokumen tender akan digunakan oleh kontraktor peserta tender dalam merencanakan anggaran biaya pembangunan proyek tersebut. 3. Shop Drawing Review Penawaran dari pihak kontraktor yang memenangkan tender, akan dievaluasi pada tahap ini oleh AECOM sebelum dilakukan pembangunan. Dokumen ini merupakan intepretasi dari pihak kontrantor terhadap desain yang dibuat oleh konsultan. Evaluasi diperlukan agar tujuan desain yang ingin ditampilkan dapat terwujud sesuai yang telah direncanakan. Pada proyek yang sangat besar, review akan dibantu oleh manajemen konstruksi. 4. Construction Observation Pada tahap ini AECOM memberikan proses persetujuan dan juga melakukan observasi ke lapang pada saat tahap pembangunan, kemudian memberikan laporan yakni berupa construction observation report kepada klien. Dalam report akan dibahas hal-hal yang telah berjalan sesui maupun tidak sesuai antara desain dan implementasinya. AECOM memberikan saran dan pendapatnya mengenai implementasi yang sedang berjalan. e. End of Project Pada akhir pembangunan, atas permintaan klien akan dibuatkan dokumen as-built drawing. 5. As-Built Drawing Dokumen ini merupakan paket gambar yang dibuat setelah proyek selesai dibangun, dan berisikan informasi gambar sesuai dnegan kondisi lapang. Untuk mempersiapkan dokumen ini, diperlukan sumber daya dan ketelitian, karena akan banyak sekali hal-hal detail yang digambar. Umumnya proyek-proyek yang dikerjakan oleh AECOM tidak sampai pada tahap ini, tahap ini dilakukan hanya atas dasar keinginan klien dan perjanjian yang telah dilakukan. Dalam penanganan sebuah proyek AECOM tidak selalu mengikuti tahapan secara penuh yang telah disebutkan di atas, karena setiap proyek memiliki perjanjian yang berbeda-beda tergantung pada perjanjian antara klien dan jasa konsultasi yang diminta. Tanda bahwa suatu proyek berakhir adalah adanya 21 handover atau serah terima proyek dari pihak AECOM selaku konsultan kepada klien. Pada saat kegiatan magang berlangsung, proyek House of Woodneuk berada pada tahap Concept Design dan mulai bergabung pada saat memasuki tahap Schematic Design. 3.4 Data Magang dan Analisis Bentuk data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder dalam bentuk deskriptif dan spasial. Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung di lapangan, sedangkan data sekunder diperoleh berdasarkan studi pustaka, hasil wawancara dengan beberapa pihak terkait, serta informasi yang ada di perusahaan yang diperoleh atas hasil observasi lapang yang dilakukan oleh staf yang berkepentingan di perusahaan (Tabel 2). Tabel 2. Jenis, bentuk, sumber, dan cara pengambilan data proyek magang No. Aspek Jenis Bentuk Sumber Administrasi Data primer dan Observasi 1. Proyek wilayah sekunder Lapang dan Studi Pustaka Sejarah Data Primer dan Observasi Sekunder Lapang dan Studi Pustaka Iklim Data Sekunder Studi Pustaka Aksesibilitas Data Primer dan Observasi Sekunder Lapang dan Studi Pustaka Vegetasi Data sekunder Studi Pustaka User kawasan Data Primer dan Observasi Sekunder Lapang dan Studi Pustaka Sosial ekonomi Data Sekunder Studi Pustaka, dan budaya Wawancara Kelembagaan/ Data Sekunder Studi Pustaka, 2. Perusahaan Struktur Wawancara organisasi Sistem kerja Data Sekunder Studi Pustaka, Wawancara Data-data yang diperoleh yakni berupa data mengenai perusahaan dan mengenai produk perusahaan berupa proyek yang sedang dikerjakan yakni House of Woodenuk. Data-data ini akan dibahas dan dianalisis menggunakan metode 22 deskriptif, yang hasilnya hasil analisis tersebut akan dibandingkan menurut teori yang telah ditelusuri dalam tinjuan pustaka. 3.5 Batasan Magang Kegiatan magang yang dilakukan selama tiga bulan dengan mengikuti metode dan tahapan proses pekerjaan lanskap yang dilakukan oleh perusahaan AECOM Singapore Pte. Ltd. 23 IV. KONDISI UMUM 4.1 Negara Singapura 4.1.1 Batas Astronomis dan Geografis Singapura adalah salah satu Negara yang terletak di Asia Tenggara yang memiliki luas terkecil yaitu 710,2 km2 luas tersebut telah bertambah dari luas asalnya yaitu sebesar 581,5 km2 setelah dilakukan reklamasi. Sekitar 23% dari Singapura merupakan hutan dan cagar alam. Berbatasan dengan Malaysia di sebelah utara dan selatan berbatasan dengan Republik Indonesia. Secara geografis Singapura berada pada 1 o17’ LS dan 103o51’ BT. Titik tertinggi di Singapura yaitu berada pada daerah Bukit Timah Hill, mempunyai ketinggian 166 meter di atas permukaan laut (www. id.wikipedia.org). Gambar 7. Peta Singapura (googleimage.com, 2011) 4.1.2 Kependudukan Singapura merupakan salah satu negara yang paling padat di dunia, 85% dari rakyat Singapura tinggal di rumah susun yang disediakan oleh Dewan Pengembangan Perumahan (HDB). Penduduk Singapura terdiri dari mayoritas etnis Tionghoa (77,3%), etnis Melayu yang merupakan penduduk asli (14,1%), 24 dan etnis India (7,3%), dan etnis lainnya (1,3%). Mayoritas rakyat Singapura menganut agama Buddha (31,9%) dan Tao (21,9%). 14,9% rakyat Singapura 15 menganut agama Islam, 12,9% menganut agama Kristen, 3,3% Hindu, dan lainnya 0,6%, sedangkan sisanya (14,5%) tidak beragama (www.wikipedia.com.) Singapura mempunyai empat bahasa resmi, yaitu Inggris, Mandarin, Melayu, dan Tamil. Bahasa Melayu adalah bahasa nasional Singapura tetapi lebih bersifat simbolis. Lagu kebangsaan yaitu Majulah Singapura. Pemerintah lebih cenderung dengan menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar (lingua franca) dan penggunaan bahasa Melayu hanya terbatas kepada kaum Melayu saja. Hanya segelintir daripada kaum Tionghoa dan India yang fasih dalam bahasa nasional (www. id.wikipedia.org). 4.1.3 Iklim Dalam sistem klasifikasi iklim Köppen, Singapura memiliki iklim tropik khatulistiwa tanpa musim yang nyata berbeda, kesamaan suhu, kelembapan tinggi, dan curah hujan yang melimpah. Suhu berkisar antara 22 hingga 34 °C (71.693.2 °F). Rata-rata kelembapan relatif berkisar antara 90% di pagi hari dan 60% di sore hari. Pada cuaca hujan yang berkepanjangan, kelembapan relatif dapat mencapai 100%. Suhu terendah dan tertinggi yang tercatat dalam sejarah maritim Singapura adalah 19.4 °C (66,9 °F) dan 35.8 °C (96,4 °F). Bulan Mei dan Juni merupakan bulan terpanas, sedangkan November dan Desember merupakan musim monsun basah. Bulan Agustus hingga Oktober, seringkali terdapat kabut, terkadang cukup mengganggu hingga pemerintah mengeluarkan peringatan kesehatan kepada publik, hal ini disebabkan oleh kebakaran semak-belukar di negara tetangganya, yakni Indonesia. Singapura tidak menggunakan waktu musim panas atau perubahan zona waktu musim panas. Jarak waktu hari hampir sama sepanjang tahun dikarenakan letak Singapura yang berdekatan dengan garis khatulistiwa (www. id.wikipedia.org). 4.1.4 Sejarah Sejarah Singapura sangat erat dengan sejarah Kerajaan Johor. Kawasan Selat Malaka merupakan pusat lalu lintas perdagangan dan menjadi incaran kolonial Eropa. Pada masa silam sekitar abad ke 14, Pulau Singapura merupakan 25 sebagian dari kerajaan Sriwijaya dan dikenal sebagai Temasek ("Kota Laut"). Bukti sejarah mengenai hal ini musnah sehingga tidak terdapat cerita lebih lengkap Pada 29 januari 1819, Sir Thomas Raffles, Gubernur Jendral Inggris di Bengkulu tiba di Singapura. Ia bertujuan untuk membuka sebuah pelabuhan baru di sini karena lokasinya yang strategis. Saat itu, Singapura merupakan wilayah kekuasaan Johor, dikepalai oleh seorang Temenggung. Pada saat itu kondisi politik di Johor tidak stabil karena adanya campur tangan Belanda dan Bugis. Tahta Johor saat itu dipegang oleh Tengku Abdul Rahman. Ia menjadi sultan hanya karena abangnya, Tengku Husin tidak berada di istana saat ayah mereka, Sultan Mahmud III meninggal. Berdasarkan adat Melayu, calon sultan perlu berada di sisi sultan sekiranya ingin dilantik menjadi sultan. Raffles kemudian memanfaatkan keadaan ini, dengan membantu Tengku Husein agar menjadi Sultan Johor dan sebagai imbalannya, Tengku Hussein harus mengizinkan Inggris membuka pelabuhan di Singapura. Tengku Hussein menyetujui permintaan Inggris, dengan syarat Inggris membayar uang tahunan kepada Sultan. Kesepakatan ini diperkuat dalam suatu perjanjian pada 6 Februari 1819. Atas bantuan Tumenggung Johor di Singapura, Inggris berhasil membawa Tengku Hussein yang saat itu bersembunyi di Riau kembali ke Johor, dan berhasil menjadi sultan. Status Singapura sebagai hak milik Inggris dikukuhkan dengan ditandatanganinya Perjanjian Inggris-Belanda 1824 di mana Kepulauan Melayu dibagi atas dua kawasan. Kawasan utara termasuk Pulau Pinang, Melaka, dan Singapura dibawah kekuasaan Inggris, sedangkan kawasan selatan di bawah kekuasaaan Belanda. Tahun 1826, Singapura bersama Pulau Pinang dan Melaka tergolong di bawah satu pemerintahan yaitu Negeri-Negeri Selat (www.melayuonline.com). Sebelum terjadinya perang dunia kedua, Singapura berada di bawah kekuasaan Jepang. Singapura kemudian dinamakan Syonan-to yang berarti Cahaya Selatan. Singapura diduduki Jepang dari taun 1942-1945. Selanjutnya Singapura di pimpin oleh Ketua Front Buruh di bawah pendudukan Inggris hingga 26 tahun 1955. Selanjutnya Singapura memiliki pemerintahan sendiri dari tahun 1955-1963 di bawah pemerintahan Ketua Menteri Lim Yew Hock. Singapura juga sempat bergabung dalam Persekutuan Tanah Melayu (1963-1965). Selama bergabung dalam Persekutuan Tanah Melayu, partai politik utama di Singapura yakni People’s Action Party (POP) yang dipimpin oleh Lee Kuan Yew, sering menyuarakan protes kepada pemerintah federasi, yang akibatnya pada 7 Agustus 1965 Singapura dikeluarkan dari bagian Malaysia. Setelah keluar dari Malaysia, Singapura berada di bawah kepemimpinan Lee Kuan Yew muncul sebagai negara yang memegang peranan penting dalam perdagangan dunia hingga saat ini (www. id.wikipedia.org).. 4.2 AECOM International (Singapore) Pte. Ltd 4.2.1 Kondisi Umum Perusahaan AECOM adalah penyedia global dalam bidang profesional layanan teknis dan dukungan manajemen untuk berbagai pasar, termasuk transportasi, fasilitas, lingkungan, energi, air dan pemerintah. Dengan sekitar 51.000 karyawan di seluruh dunia, AECOM memimpim dalam pasar utama yang mencakup bidangnya. AECOM menyediakan gabungan jangkauan global, pengetahuan lokal, inovasi, dan keunggulan teknis kolaboratif dalam memberikan solusi yang meningkatkan dan mempertahankan lingkungan dunia yang dibangun, alam dan sosial. Menurut Fortune 500, AECOM berada di urutan pertama secara katagori keseluruhan sebagai perusahaan terbaik. AECOM melayani klien di lebih dari 100 negara dan memiliki pendapatan tahunan lebih dari $ 6 miliar. AECOM Singapore Pte Ltd merupakan kantor cabang dari AECOM International Corporation yang memiliki perusahaan induk yang terletak di Los Angelas, California, Amerika Serikat. Pada tahun 2007, AECOM International menjadi perusahaan publik yang diperdagangkan di New York Stock Exchange, saat ini lebih dari 30 perusahaan telah bergabung AECOM. Saat ini AECOM melayani sekitar 125 klien di seluruh dunia. Kantor cabang AECOM tersebar di 5 benua, Amerika, Eropa, Timur Tengah, Australia dan New Zealand, dan Asia dengan cabang lebih dari 100 perusahaan di seluruh dunia, dengan jumlah karyawan sebanyak 51.000. Setiap 27 kantor cabang dari AECOM, berdiri secara independen menurut wilayahnya (Gambar 8). AECOM menyediakan pelayanan untuk klien pemerintah dan swasta dengan cakupan layanan konsultasi yaitu land planning dan master planning. AECOM menggabungkan konsep keteknikan, analisis lingkungan dan konsep desain lanskap ke dalam layanan perencanaan dasar (Anonim, 2010). Layanan bidang arsitektur lanskap yang dimiliki AECOM memiliki sumber daya dan kemampuan untuk memandu suatu proyek dari langkah yang paling awal yaitu tahap konseptual desain hingga tahap administration construction sampai tahap akhir evaluasi dan konsultasi konstruksi. Pelayanan ini mencakup large-scale, landscape master planning, conceptual studies, detail desain dari irigasi penanaman dan hardscape, pembaruan desain lanskap pada kondisi awal lahan, studi mengenai lingkungan dan visual, plan acquisition programs, desain untuk exterior signage, desain pencahayaan lanskap, desain water feature dan kolam renang, serta program pemeliharaan. Gambar 8. Pembagian Kantor Cabang AECOM 4.2.2 Sejarah Perusahaan AECOM merupakan sebuah perusahaan yang didirikan oleh Richard G. Newman pada tanggal 6 April 1990, dengan membeli karyawan dari Ashland Technology Corporation dari perusahaan induknya, Ashland Oil & Refining Company di Lexington, Kentucky. 28 Ashland merupakan perusahaan yang tumbuh besar melalui serangkaian akuisisi dan perkembangan teknologi yang melayani bidang kimia, petrokimia, konstruksi jalan raya, material konstruksi. Hal tersebut merupakan dasar pendirian Ashland Technology di tahun 1985, di mana salah satu akuisisi Ashland tersebut adalah perusahaan Daniel, Mann, Johnson and Mendenhall (DMJM), perusahaan yang bergerak di bidang transportasi dan teknik di tahun 1984. Richard G Newman adalah president dari DMJM pada saat itu yang kemudian menjadi presiden Ashland Technology setelah proses akuisisi. Pada akhir 1980-an, Ashland memilih untuk kembali fokus ke dalam bisnis intinya yakni bidang penyulingan minyak bumi. Newman mengusulkan dengan membuat proposal pembelian kembali karyawan Ashland Technology dan membentuk AECOM di tahun 1990. AECOM berevolusi menjadi sebuah perusahaan independen yang berkembang menjadi perusahaan besar di dunia dengan dengan lebih dari 100 perusahaan cabang di berbagai negara, di antaranya ialah di Singapura. Landscape Architecture Team (LA Team) sendiri berada di bawah divisi Planning, Design and Development (PDD) yang merupakan hasil akuisisi dari sebuah perusahaan konsultan internasional ternama yang bernama EDAW. EDAW didirikan pada tahun 1939 oleh Garrett Eckbo dan Edward Williams di San Fransisco yang bergerak dalam bidang arsitektur lanskap. Pada saat akuisisi dilakukan, EDAW saat itu telah memiliki sekitar 5000 karyawan diseluruh dunia. Perusahaan ini terus berkembang menjadi praktisi kolaboratif dalam bidang arsitektur lanskap, perencanaan, desain perkotaan dan regenerasi, perencanaan lingkungan, ekonomi, dan pelayanan sosial dan budaya. Pada tahun 2003 EDAW resmi bergabung dalam AECOM Corporation dan menjadi divisi Planning, Design and Development (PDD). Pada divisi PDD, saat ini menangani proyek terkait dengan perencanaan lanskap berbasis lingkungan dan ekologis, masterplanning dan urban design, strategic planning, dan sustainability planning (Anonim, 2010). 4.2.3 Lokasi Perusahaan AECOM Singapore Pte. Ltd berlokasi di The Concourse, 300 Beach Road, Singapura. 29 4.2.4 Ruang Lingkup Perusahaan AECOM Singapore Pte. Ltd memberikan pelayanan dalam beberapa bidang yakni : Transportation Jaringan global profesional AECOM yang berbakat memiliki klien dalam bidang transportasi baik pemerintah maupun swasta di seluruh dunia. Berbagai transportasi darat, laut dan udara baik dari segi sistem transportasi dan fasilitasnya yang AECOM telah berhasil rencanakan, rekayasa dan rancang. Contoh proyek besar yang pernah ditangani dan dimenangkan oleh AECOM adalah proyek jalan, bandara utama dan proyek transit infrastruktur di Hong Kong dan Singapura, perencanaan lalu lintas di China World Trade Center, proyek jembatan besar di Bangladesh, dan fasilitas skala dunia pelabuhan di Hong Kong. Menurut Engineering News-Record tahun 2009, AECOM adalah peringkat satu di bidang Global Transportation untuk kesembilan kalinya seacra berturut-turut. Geotechnical AECOM menyediakan akses one-stop untuk layanan mulai dari manajemen proyek, studi kelayakan, perancangan detil, administrasi kontrak dan pengawasan konstruksi untuk pekerjaan geoteknik. Selain itu, AECOM juga dapat mendatangkan profesional berpengalaman dan spesialis dari operasi AECOM di seluruh dunia untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada klien. Kelompok geoteknik juga mampu menerapkan teknologi sistem informasi geografis (SIG) melalui keahlian spesialis. Dengan teknologi ini, 3D model geologi tanah akan dikembangkan untuk proyek-proyek besar dalam memfasilitasi interpretasi geologi, perencanaan tapak, penentuan penyelarasan terowongan terbaik dan yayasan / desain ruang bawah tanah. Layanan utama AECOM meliputi      Deep excavations Foundation Geographic information system (GIS) Geological study and interpretation Geotechnical analysis and design 30            Ground improvement Groundwater modeling and management Immersed tube tunnel Instrumentation and monitoring Landslide investigation Natural terrain hazard study and mitigation measures Numerical modeling Reclamation Site formation and slope design Site investigation Tunneling and pipelines Water Air merupakan hal yang fundamental bagi kehidupan manusia dan profesional AECOM membuat sesuatu yang dapat direalisasikan bahkan pada situasi yang paling sulit. Salah satu proyek terbesar yang ditangani AECOM Singapore bekerjasama dengan kantor AECOM Hong Kong adalah rehabilitasi air di Hong Kong, di mana AECOM berusaha untuk mengganti dan merehabilitasi lebih dari 1000 km induk air di daerah perkotaan yang sangat padat dengan berbagai utilitas, untuk menyimpan hilangnya air dan mengurangi dampak sosial dari kebocoran dan semburan utama . Dalam rangka untuk meminimalkan gangguan terhadap penduduk setempat, lalu lintas dan utilitas yang ada, AECOM mengadopsi teknologi trenchless sedapat mungkin. Environment AECOM lingkungan. adalah perusahaan konsultan terkemuka dalam bidang AECOM memiliki lebih dari 15 tahun pengalaman dalam menyediakan berbagai layanan kepada klien publik dan sektor swasta di seluruh wilayah, termasuk Dampak Lingkungan (AMDAL), soil and groundwater investigation and remediation, EHS compliance and due diligence, pemantauan lingkungan, pengelolaan limbah, kesehatan dan manajemen keselamatan, keberlanjutan dan strategi manajemen lingkungan, dan studi teknis dan pemodelan pada berbagai topik yang berkaitan dengan udara, kualitas air, kebisingan, dan masalah lainnya. 31 Building Engineering AECOM telah berpengalaman lebih dari 25 tahun di region asia dalam menyediakan layanan terpadu multidisiplin untuk klien lokal dan global dalam bidang teknik bangunan. Pengalaman proyek AECOM meliputi seluruh sektor bangunan dan proyek infrastruktur, dari konsep awal sampai selesai. AECOM juga berbagi pengetahuan dan keahlian teknis melintasi batas-batas geografis, memungkinkan AECOM untuk mendukung proyek-proyek di dunia paling bergengsi dengan inovasi, efektivitas biaya dan keberlanjutan. Ruang lingkup teknik bangunan adalah :  Building Services: mechanical HVAC and HV/LV electrical power, lighting and ancillary systems Sanitary Services: gas, water, plumbing and drainage, swimming pool and water features Extra Low Voltage: telecommunications, IT, security, public address systems, building management Vertical Transportation Structural Engineering Facade Engineering Fire Safety Engineering Sustainability Services        Urban Design AECOM memiliki keahlian dan pengalaman yang luas di bidang pengembangan perkotaan. Sejak tahun 1970, tim pengembangan perkotaan AECOM telah melakukan perencanaan, desain dan supervisi konstruksi untuk pengembangan Kota Baru di Hong Kong, termasuk Shatin, Ma On Shan, Tai Po, Fanling, Sheung Shui, Tsueng Kwan O dan Ma Wan. Kota-kota baru sekarang merupakan rumah bagi jutaan orang dan telah menjadi ciri khas kota dalam sejarah perkembangan Hong Kong. Selain itu, AECOM bekerja sama dengan pemerintah lokal di Asia untuk menyediakan infrastruktur sipil dan perencanaan, dalam rangka membangun lingkungan yang lebih baik bagi masyarakat. Layanan AECOM dalam pembangunan perkotaan secara komprehensif mencakup berikut dari awal sampai selesai:   Planning and development feasibility studies Assisting clients in public consultation during planning stage 32        Impact assessments of proposed development on environment, drainage/sewerage and traffic Master plan design for land formation, transportation network and utility services Formulating development strategies, programs and contract packaging Detailed design for reclamation, shore protection structures, ground treatment, geotechnical works, roads and highways, bridges, drainage, sewerage (pumping and treatment), water supply, street furniture and landscaping, road lighting, traffic control and surveillance Contract documentation and administration Construction supervision Project management involving interfacing with adjacent developers and services providers Economic AECOM membantu klien baik di sektor pemerintah dan swsta dalam membuat suatu keputusan financial mengenai real estate, land use, infrastruktur, dan economic development. AECOM memberikan suatu analisis pasar dan mengembangkan pasar dengan tujuan agar klien dapat mencapai tujuannya. Economics team memberikan pertimbangan akan pasar, ekonomi dan finansial suatu projek. Tim ini juga memberikan demonstrasi bagaimana property klien menjadi asset, mengidentifikasi peluang untuk pengembangan dan financial yang biasanya tidak klien sadari. Lingkup pelayanan :  Economics, market, and feasibility advisory  Finansial modeling and analysis  Demographic forecasting and analysis  Fiscal and economics impacts  Highest and best use  Downtown revitalization/urban mixed-use  Public/private partnerships  Funding  Strategies  Real estate development advisory service 33 Landscape Architecture AECOM telah berpengalaman dalam bidang pelayanan arsitektur lanskap lebih dari 50 tahun. AECOM memiliki sumber daya yang berkualitas dan berkemampuan tinggi dalam manangani suatu proyek di mulai dari tahap conceptual design, construction administration, hingga construction observation serta jasa konsultasi. AECOM memberikan pelayanan pada bidang landscape master plan, conceptual studies, detail perancangan untuk softscape dan hardscape, program penanaman, dessain exterior signage, desain pencahayaan lanskap, elemen air. Berbagai proyek yang ditangani AECOM memiliki kondisi iklim dan bentuk lahan yang bervariasi. AECOM memberikan desain yang sesuai dengan keinginan klien baik pemerintah maupun swasta. Landscape Architecture Team mengkhususkan dirinya hanya dalam mendesain lanskap dari suatu proyek. Tourism and Hospitality Dalam bidang ini AECOM mengkhususkan dirinya dalam menangani proyek Tourism and Hospitality termasuk di dalamnya, proyek theme park, resort dan sebagainya. AECOM memberikan pelayanan masterplaning dalam pengembangan wilayah wisata komersil serta fasilitas di dalamnya. Energy AECOM menyediakan solusi terpadu dan perencanaan teknik yang memenuhi kebutuhan yang terus meningkat akan daya dan infrastruktur energi di Asia. AECOM membantu klien dalam mengembangkan sumber energi berkelanjutan, meningkatkan kehandalan jaringan listrik, mengurangi emisi, dan memberikan saran mengenai persiapan dan perencanaan proyek pembangkit listrik dan energi. Di Asia, AECOM berada diposisikan yang unggul dalam bidang tenaga air dan bendungan, panas dan panas bumi, dan transmisi dan pasar distribusi. AECOM adalah ahli di bidang perencanaan energi, lingkungan dan ekonomi, manajemen efisiensi energi karbon, dan teknologi energi terbarukan, termasuk matahari dan angin. 34 Project Management AECOM telah memiliki pengalaman lebih dari 40 tahun di asia dalam bidang manajeman proyek. Ruang lingkup pekerjaan dalam bidang manajemen proyek adalah :  Managing project development  Providing management support services to project sponsors Construction management Auditing projects Supporting contractors Enhancing management capability     Strategic Business Bidang strategi bisnis merupakan ruanglingkup dari perusahaan DEGW yang tahun 2010 bergabung dalam AECOM. DEGW adalah konsultan bisnis strategis, yang mengkhususkan diri pada orang, tempat dan kinerja, dan pemimpin pasar global di bidangnya. Konsultan ini dikenal untuk konsultasi kerja pada tempat kerja performa tinggi untuk perusahaan Fortune 500, perusahaan bekerja atas nama klien, untuk membantu mereka menyelaraskan ruang dan orang, dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi klien. Daftar klien DEGW termasuk Microsoft, Google, GSK, Pfizer, Cisco, Nokia, RBS, Deutsche Bank, BBC, Accenture, WPP, Unilever, Phillips, Shell dan Vodafone. Perusahaan ini mempekerjakan 170 orang di seluruh dunia dalam jaringan 12 kantor di Inggris, Eropa, Asia, Australia dan Amerika Utara. 4.2.5 Struktur Organisasi AECOM Corporate dipimpin oleh seorang CEO/President, dimana ia memiliki Enterprise Management yang terdiri dari 6 tim, salah satunya adalah Business Line yang dipimpin oleh seorang Executive Vice President of Business Line (AECOM, 2011). Cakupan Service Business Line termasuk di dalamnya Planning Design Development (PDD) yang dipimpin oleh Directure of PDD. Directure of PDD membawahi beberapa tim (Gambar 10). AECOM PDD Singapura terdiri dari 5 tim, yakni Landscape Architecture (LA) Team, Urban Desigsn Team, Environmental Team, Economics dan Tourism and Hospitality Team yang masing-masing dipimpin oleh seorang Associate Directure. Associate Directure dalam LA team dibantu oleh seorang Managing 35 Director of Planning and Design in LA team, di mana mereka membawahi associate. Associate Directure mempimpim tim dan lebih banyak menangani bagian desain proyek, sedangkan Deputi Managing Directure adalah orang yang lebih banyak menangani bagian operasi proyek. Associate adalah orang yang memimpin dan mengawasi kerja para Team Leader, Lanscape Architect, Landscape Designer, Architect, Project Manager, dan Graphic Designer (Gambar 9). LA Team, dalam menjalankan kerjanya terbagi menjadi 2 tim yang masing-masing dipimpin oleh seorang Landscape Architect. Pembagian tim ini ditujukan untuk mempermudah pengorganisasian alokasi sumberdaya dan alur penanganan proyek, akan tetapi tidak dibatasi oleh proyek-proyek spesifik/tertentu. LA Team dalam AECOM Singapore tidak memiliki technical support/CAD Drafter, oleh karena itu semua staf dalam LA team (Landscape Architect/Architect memiliki kemampuan dalam desain dan juga detail. Gambar 9. Struktur organisasi Landscape Architecture Team (Singapore Office) 36 Gambar 10. Struktur organisasi perusahaan AECOM (PDD Bussiness Line) 37 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Proses Perancangan Tapak House of Woodneuk Sultan of Johor, Singapura 5.1.1 Lokasi dan Kondisi Eksisting Tapak Lokasi House of Woodneuk berada di Tyersall Road, di samping Kebun Raya Singapura (Singapore Botanical Garden). Luas tapak yang direncanakan sekitar 6 ha dengan batas tepi hutan hujan tropis disekelilingnya (Gambar 11). Gambar 11. Peta lokasi House of Woodneuk (Sumber : google earth) Lokasi House of Woodneuk yang berada di Singapura tetapi merupakan properti dari Kesultanan Johor yang dibeli secara resmi zaman dahulu. House of Woodneuk yang memiliki nilai penting baik untuk sejarah Kesultanan Johor maupun Singapura dalam perkembangan negaranya sehingga perlindungan dan tindakan konservasi terhadap tapak ini datang dari kedua pihak negara, termasuk dalam hal kepemilikannya. Hutan hujan tropis yang berada di wilayah Istana Tyersall dan House of Woodneuk merupakan hutan yang tumbuh dengan sendirinya yang sebelumnya wilayah ini merupakan tanah kosong. Hutan ini tumbuh dengan sendirinya hingga 38 saat ini telah berumur lebih dari seratus tahun. Untuk mengetahui kondisi lapang Woodneuk, diperlukan pengambilan foto pada berbagai titik. Lokasi pengambilan foto eksisting tapak terbagi atas beberapa area yang dianggap penting. Driveway/jalan menuju House of Woodneuk dibatasi oleh hutan hujan tropis di sebelah kiri dan kanan dapat dilihat pada Gambar 12. Di tengah-tengah sepanjang jalur terdapat sebuah bangunan untuk penjaga keamanan rumah (guard house), tamu-tamu yang berkepentingan ingin menemui Sultan pertama kali akan berhenti untuk memberitahukan maksud dan tujuannya kepada penjaga yang berada di sana (Gambar 13). Guardhouse ini diperlukan ada untuk menghindari adanya tamu-tamu yang tidak diinginkan datang. Gambar 12. Foto kondisi driveway (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd) Gambar 13. Foto kondisi guard house (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd) 39 Gambar 14 menunjukkan kondisi pintu gerbang utama House of Woodneuk, gerbang ini berada di Holland Road. Saat ini gerbang tersebut tidak berfungsi, akses menuju Woodenuk dilakukan melalui pintu kedua yakni yang berada di Tyersall Road. Gambar 14. Foto kondisi main gate terletak di Holland Road (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd) Kondisi grounds dari Woodneuk dapat dilihat pada Gambar 15. Dapat dilihat bahwa sekeliling Woodneuk berupa hutan hujan tropis. Kondisi bangunan saat ini dapat dikatakan tidak terawat dan telah mengalami kerusakan yang parah, banyak utilitas dan ornamen yang rusak saat terjadi kebakaran dan kemudian dicuri (Gambar 16). Ground floor rumah dapat dilihat pada Gambar 17, yang kondisinya sangat rusak dan tidak terawat. Gambar 18 menunjukkan kondisi first floor yang tidak jauh berbeda suasananya dengan groundfloor. Inner courtyard yang merupakan welcome area ke dua bagi para tamu yang hendak bertemu sultan, lokasinya berada di dalam rumah (Gambar 19). 40 Gambar 15. Foto kondisi the grounds (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd) Gambar 16. Foto kondisi The House (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd) 41 Gambar 17. Foto kondisi ground floor (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd) Gambar 18. Foto kondisi first floor (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd) 42 Gambar 19. Foto kondisi inner courtyard (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd) 5.1.2 Sejarah Tapak Setelah Singapura berada di bawah kekuasaan Inggris (1819), Johor pada tahun-tahun berikutnya mengalami perkembangan yang pesat. Terutama pada zaman kepemimpinan Sultan Abu Bakar Daeng Ibrahim (1862-1895). Pada tahun 1854-1860, sebuah estat dibangun di lahan seluas 67 are. Tahun 1860, Sultan Abu Bakar kemudian membeli estat ini dengan bantuan penasehat legalnya yang bernama William Napier pada saat properti ini di lelang pada Maret 1857 oleh Bousted and Co. William Napier merupakan seorang pengacara yang berpengaruh dan juga merupakan kolega dari arsitek ternama George D Coleman bekerja sama dalam memiliki tempat tersebut . Estat ini di desain oleh J.F.A Mcnair. Rumah di estat ini dinamakan Tyersall House dibangun di lahan seluas 26 hektar di area Tanglin. Tahun 1890, desain original dari rumah di hancurkan dan dibangun konstruksi rumah yang baru. Pembangunan ini selesai di tahun 1892, kemudian Sultan Abu Bakar menamai Istana Tyersall. Di tahun yang sama, anak dari Sultan Abu Bakar yakni Sultan Ibrahim melangsungkan pernikahannya dengan Sultanah Maimuna di Istana Tyersall. Pada tanggal 4 April 1895, Sultan Abu bakar mengeksekusi keinginannya agar Tyersall menjadi properti Johor setelah 43 kematiannya dan diperuntukan untuk generasi penerusnya. Pada tanggal 10 September 1905, Tyersall hancur karena kebakaran, dan di tahun 1907 Tyersall ditinggalkan terbengkalai. Sejak tahun 1990, seluruh estat termasuk Istana Tyersall diambil alih oleh Pemerintah Singapura dan berada dalam status pembebasan tanah. Tahun 1892, House of Woodenuk dibangun, Istana ini berada dalam kawasan estat Tyersall. Di tahun yang sama yakni 4 April 1895, disaat Sultan Abu bakar mengeksekusi keinginannya akan Tyersall, beliau juga mewariskan House of Woodneuk dan sekitarnya seluas 12,14 ha kepada Sultanah Khatijah (Gambar 20). Sultanah Khatijah merupakan istri keempat dari Sultan Abu Bakar. Diperkirakan pada tahun 1904, Sultan Ibrahim membeli properti Sultanah Khatijah ke House of Woodneuk sebelum ia meninggal. Tahun 1930 Sultan Ibrahim dan Sultanah Helen, istri kelima dari Sultan Ibrahim, merenovasi Woodneuk. Pada tahun 1941, tentara kerajaan menggunakan taman Tyersall sebagai camp dan kemudian menggunakan Woodneuk sebagai markas militer. Hal ini dikarenakan Sultan memiliki hubungan yang baik dengan kemiliteran. Pada tahun 2007, House of Woodneuk terbakar karena adanya masalah aliran listrik, dan hingga saat ini, House of Woodenuk dibiarkan terbengkalai. Gambar 20. Peta kuno House of Woodneuk dan Istana Tyersall (Sumber : 1970 Map of Singapore by Reith, G McGeorge Murray) 44 5.1.3 Analisis Tapak Dalam mempreservasi House of Woodneuk, baik bangunan rumahnya sendiri maupun sekitarnya, dilakukan tiga bentuk analisis yakni: kesejarahan, ekologi dan sosial. Perencanaan desain lanskap Woodneuk sangat terkait erat akan fungsi tiap ruang dari bangunan istana sendiri dan permintaan dari pihak Sultan sendiri. a. Aspek Sejarah Menggali informasi mengenai sejarah dilakukan mengingat bangunan ini memiliki nilai penting dalam sejarah kehidupan Kesultanan Johor. Secara keseluruhan, orisinalitas dari bentuk bangunan istana akan tetap di pertahankan. Sejarah House of Woodneuk terkait erat dengan sejarah Istana Tyersall. Sejarah kepemilikan Istana Tyersal dan House of Woodenuk dapat dilihat di tabel 3 dan 4. Tabel 3. Sejarah Kepemilikan Istana Tyersall Tahun Kepemilikan 1854 Governor Sir Cecil Clementi, dibawah kuasa William Napier 1857-1860 Sultan Abu Bakar Daeng Ibrahim (Sri Maharaja Johor) 1890-1892 Sultan Abu Bakar Daeng Ibrahim (Sri Maharaja Johor) 1895, 4 April Ibrahim bin Sultan Abu Bakar dan dan selanjutnya keturunannya (Kerajaan Johor) 1990sekarang Pemerintah Singapura Deskripsi Tyersal mulai dibangun Dibeli melalui penasehat legalnya yakni William Napier yang ditawarkan untuk dijual pada Maret 1857 oleh Boustead and Co. Rumah tersebut bernama Tyersall berada di area Tanglin (1890) Rumah dihancurkan dan dibangun kembali, istana yang baru di beri nama New Tyersall. (1892) Sultan Ibrahim menikah dengan Sultanah Maimunah di New Tyersall Sultan Abu Bakar mengeksekusi keinginannya akan Tyersall, dimana Tyersall akan menjadi properti milik Kerajaan Johor digunakan untuk kepentingan keturunannya setelah kematiannya Sebagian wilayah estat Tyersall termasuk bangunannya dalam proses pembebasan tanah. 45 Tabel 4. Sejarah Kepemilikan House of Woodneuk Tahun Kepemilikan 1892 Sultan Abu Bakar Daeng Ibrahim (Sri Maharaja Johor) 1895, 4 April Sultanah Khaijah (Istri keempat Sultan Abu Bakar Daeng Ibrahim) 1904 Ibrahim bin Sultan Abu Bakar (diperkirakan) 1930 Ibrahim bin Sultan Abu Bakar sekarang Sultan Ibrahim Ismail (Sultan Johor 2010- saat ini) Deskripsi House of Woodneuk mulai dibangun Sultan Abu bakar mewariskan Woodneuk dan sekitarnya seluas 12,14 Ha (termasuk wilayah hutan hutan tropis) untuk Sultanah Khatijah Sultan Ibrahim membeli semua properti Sultanah Khatijah sebelum ia meninggal (Sultanah Khatijah meninggal 1904) Sultan Ibrahim dan Sultanah Helen merenovasi Woodneuk Tahun 2007 Woodneuk terbakar, sekarang ditinggalkan terbengkalai Pada tahun 1930, saat Woodneuk akan direnovasi oleh Sultan Ibrahim dan istrinya Sultanah Helen, besar kemungkinan gaya bangunan Woodenuk dipengaruhi oleh latar belakang Sultanah Helen yang berkewarganegaraan Skotlandia, United Kingdom. Gaya bangunannya sendiri adalah victorian eclectic namun tidak secara penuh diaplikasikan. Victorian eclectic merupakan gaya yang muncul di akhir gaya victorian awal tahun 1900 yang mengkombinasi gaya klasik dan gotik, dengan beberapa ciri-ciri: kotak, berbentuk simetris, ukiran detail gotik, porche, atap berbentuk piramida, dan rumah bersayap. Gaya Victorian eclectic muncul di awal 1900-an saat lanskap di Inggris telah menerapkan tema English garden yang berkembang di abad 17. Saat ini, Sultan yang memerintah Johor bernama Sultan Ibrahim Ismail yang merupakan anak dari Sultan Mahmud Iskandar dari istinya yang bernama Josephine Rubi yang berasal dari United Kingdom. Permintaan atas lanskap Woodneuk dengan konsep English garden dapat dikaitkan dari pengaruh yang kuat Sultanah Helen yang terlibat dalam renovasi pertama, kemudian hal ini diteruskan oleh Sultan Ibrahim Ismail yang memiliki darah Inggris dari ibunya. 46 Kondisi dan suasana Woodneuk pada masa kejayaannya yakni sekitar tahun 1941, beberapa gambar pada tahun 2006, serta gambar kondisi dalam istana dapat dilihat pada Gambar 21. Gambar 21. Kondisi House of Woodneuk rentang 1941-2006 (Sumber : http://api.sg) b. Aspek Ekologis House of Woodneuk dikelilingi oleh hutan hujan tropis yang tumbuh sendiri sejak seratus tahun yang lalu. Hasil penelitian dari pemerintah Singapura, menyatakan bahwa hutan hujan tropis ini telah menjadi habitat bagi beberapa spesies satwa langka. Habitat adalah kawasan yang terdiri dari berbagai komponen, baik fisik maupun biotik, yang merupakan satu kesatuan dan dipergunakan sebagai tempat hidup serta berkembang biaknya satwa (Alikodra, 1990). Satwa menempati habitat sesuai dengan lingkungan yang diperlukan untuk mendukung kehidupannya (Alikodra, 1990). Terganggu dan bahkan hilangnya habitat atau “rumah asli” adalah penyebab utama dari kepunahan atau kelangkaan dari spesies-spesies tertentu. Beberapa tumbuhan dan satwa memerlukan habitat khusus, mereka hanya bisa hidup di tempat-tempat tertentu. Satwa yang seperti ini adalah yang paling 47 potensial untuk punah. Semakin serius perubahan habitat mengakibatkan ketidaklayakan bagi spesies tertentu untuk terus hidup (http://biology.about.com, 2011). AECOM mengambil strategi untuk mencegah gangguan yang timbul dari memfungsikan kembali House of Woodneuk dengan membentuk buffer di sekeliling hutan dan istana. Pengertian buffer oleh Castelle et al (1994) di dalam research reports yang disusun oleh Kennedy et al (2003) adalah kumpulan dari vegetasi permanen, sebaiknya terdiri dari spesies asli dan spesies luar yang diadaptasi secara lokal, yang terletak berdekatan dengan area yang mengalami perubahan akibat aktivitas manusia. Dalam tapak House of Woodneuk, buffer ini atau wilayah penyangga terletak antara hutan yang merupakan habitat dari satwa-satwa langka di dalamnya dan kawasan rumah yang merupkan area aktivitas manusia. Buffer akan diperluas dengan menanam vegetasi hutan tambahan dari tanaman lokal yang telah ada di hutan tersebut, sehingga memperluas wilayah hutan ke arah rumah untuk memproteksi habitat di dalamnya (Gambar 22). c. Aspek Sosial House of Woodneuk akan menjadi sebuah istana modern tempat tinggal Sultan Johor selama ia berada di Singapura. Kerajaan mempunyai aturan tata ruang terkait dengan strata sosial yang berlaku. Pembangunan House of Woodneuk mempunyai protokoler masing-masing berkaitan dengan interaksi sosial pengguna istana. Protokoler kesultanan berupa pembatasan akses untuk wilayah- wilayah/ruang-ruang bagi tiap orang yang datang ke istana dalam hal ini adalah House of Woodenuk. Lanskap Woodenuk yang di desain akan memperhatikan aturan dari kesultanan dan mengakomodasi protokoler tersebut. Ada wilayah-wilayah yang terbuka untuk umum (tamu sultan) atau kegiatan bisnis, yakni melalui pintu depan rumah, adanya pintu utama yang hanya bisa diakses oleh kalangan keluarga ataupun tamu yang sangat penting. Sultan juga memiliki pintu pribadi yang mengakomodasi pergerakan sultan ke dalam maupun keluar rumah tanpa melalui pintu utama (Gambar 23). 48 Sultan dalam melakukan perjalanannya akan didampingi oleh beberapa staff ahli/terpercaya seperti pejabat dalam kesultanan yang statusnya bukan tamu dan bukan juga keluarga kerajaan, untuk itu perlu disediakan suatu wilayah tersendiri sebagai tempat tinggal mereka selama berada di Woodneuk, solusi bagi permasalahan ini adalah dengan membangun bangunan baru yakni guest house bagi para pegawai tinggi Sultan. Gambar 22. Analisis segi ekologi House of Woodneuk (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd, Digambar oleh : Ni Made Wenes W) 49 Gambar 23. Analisis segi sosial House of Woodneuk (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd, Digambar oleh : Ni Made Wenes W) 50 5.1.4 Concept Design a. Konsep Umum dan Konsep Lanskap Perencanaan House of Woodneuk secara keseluruhan mengusung satu visi yakni “Pleasure of House and Landscape beyond contemplation and enjoyment of The Sight, Sound, and Smell”. Lanskap House of Woodneuk mengusung konsep English garden. English garden merupakan permintaan Sultan yang disampaikan pada brief awal pemberian tender, yang kemudian AECOM berusaha menghadirkan suasana English garden ke dalam tapak namun tetap menciptakan keterkaitan yang terintegrasi dengan konsep bangunan dan keseluruhan tapak. Desain dari lanskap Woodneuk mengintegrasikan konsep English garden yang akan diimplementasikan dalam wilayah beriklim iklim tropis dan mengakomodasikan sistem budaya melayu (Gambar 24). Akan tetapi jika dilihat dari keseluruhan lanskap yang dibangun , tapak ini berkarakter English Landscape Garden yang menyatu dengan alam atau hutan di sekelilingnya, dan didukung oleh bentukan-bentukan ciri khas English garden di taman sekitar bangunan rumah seperti adanya herbs dan kitchen garden, teknik topiari, knot garden dan bentukan-bentukan lainnya khas English garden. AECOM yang mengetahui bahwa keluarga Sultan sangat menyukai olahraga berkuda dan memiliki banyak kuda keturunan, sehingga timbul ide untuk menghadirkan kandang kuda kerajaan dan area berkuda, yang khususnya akan digunakan oleh anak-anak Sultan. Permintaan Sultan secara spesifik juga menginginkan sebuah area kolam renang yang akan digunakan hanya untuk kalangan keluarga kerajaan akan tetapi sekali-kali akan digunakan untuk acara bersenang-senang bersama tamu yang penting.Sultan juga memiliki hobi dalam mengoleksi mobil-mobil klasik dan mewah, sehingga dibuatkan sebuah garasi khusus untuk mobil-mobil tersebut. Dalam rangka mengakomodasikan hobi Sultan ini, dihadirkan lapangan rumput untuk memajang mobil-mobil koleksi Sultan, yang akan dinikmati oleh Sultan dan keluarga kerajaan beserta tamu-tamu penting. 51 Gambar 24. Illustrative masterplan House of Woodneuk tahap concept design (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd) 52 Gambar 25. Illustratif perspektif House of Woodneuk (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd) 53 b. Konsep Pengembangan 1. The House Bangunan rumah didesain dengan sangat teliti dan sensitif untuk mengembalikan suasana estat ini ke masa kejayaannya (Gambar 26). Pemilihan dilakukan secara hati-hati untuk bahan, finishing, furnitur, fabric, perlengkapan dan alat kelengkapan yang digabungkan untuk mengembalikan kemegahan rumah menjadi sebuah rumah yang elegan sebagai warisan yang tak ternilai. Gambar 26. Illustratif perspektif rumah (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd) Lantai dasar sebagian besar akan tetap sama berkaitan dengan protokol kerajaan akan tetapi akan disisipkan sentuhan gaya hidup modern. Royal Lounge adalah sebuah area baru terletak di halaman belakang yang dirancang untuk menghadirkan suasana yang lebih informal dan menghibur. Terdapat sebuah area untuk sarapan yang memandang ke arah kolam renang, pemandangan yang memberikan pengalaman besantap yang lebih intim. Halaman belakang juga didesain ulang untuk mencerminkan persyaratan protokol kontemporer yakni private entry bagi Sultan. Lantai pertama telah dikembangkan untuk tambahan kamar, di mana masing-masing kamar memiliki pengaturan dan karakter masing-masing. Bahanbahan interior rumah dipilih dengan hati dengan mempertimbangkan kondisi 54 lingkungan yang mengintegrasikan pendingin ruangan dan pencahayaan yang tepat. 2. Guest House Guest House dirancang agar pas dengan lanskap. Letaknya tidak jauh dari bangunan rumah utama akan tetapi cukup jauh, memberikan privasi dan akses menghindar. Bangunan Guest House merefleksikan arsitektur bangunan rumah utama inspirasi gaya hidup tahun 1930-an dengan langit-langit yang tinggi dan ruang tamu besar yang berada di dalam lanskap. Villa ini dilengkapi dengan tiga kamar tidur, di mana masing-masing kamar memiliki pelayan sendiri. Dalam villa terdapat fasilitas bersama berupa dapur, perpustakaan pribadi yang menghadap pemandangan lanskap yang luas. Jiwa dari villa ini adalah teras luar yang berada di depan ruang tamu yang dipisahkan oleh water feature berupa kolam refleksi yang akan memberikan rasa ketenangan. Akses menuju villa melalui jalan diskrit di belakang rumah utama, dapat berjalan kaki maupun menggunakan ATV/Golf Buggy. 3. Garage and Driveway Garasi terletak di jalur rute ke rumah dan memberikan pemandangan sekilas akan galeri mobil klasik dan mewah (Gambar 27). Dari drop off memungkinkan akses ke garasi dari baik rumah utama maupun dari jalan masuk. Kapasitas garasi adalah untuk 6 mobil. Dalam perancangan interior garasi juga mempertimbangkan segi lingkungan dengan memberikan suhu dan pencahayaan yang tepat agar melindungi koleksi mobil-mobil tersebut. Galeri mobil dirancang memberikan kesenangan dan menonjolkan tampilan-tampilan mobil, masing-masing mobil dapat dengan mudah keluar masuk melalui fitur berupa pintu kayu yang besar. Di dalam garasi ini juga terdapat powder room dan private lounge yang menampilkan otomotif memorabilia. 55 Gambar 27. Ilustrasi royal garage (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd) 4. Pool Pavilion and Entertainment Pool Pavilion didesain untuk merefleksikan bagunan utama dan memperkenalkan fasilitas dan material modern ke dalam estat. Bentuk linear dari bangunannya merupakan cermin proporsi yang ramping terletak antara dining terrace dan pool pavilion (Gambar 28). Pool pavilion berada di pinggir hutan unutk memastikan ketenangan yang tercipta tidak terganggu selagi berenang, makan, dan menjamu tamu. Bangunan ini memiliki bar, ruang makan, dapat digunakan dalam suasana formal maupun informal, ruang ganti baju, kamar mandi dan sebuah payung kanvas yang besar. Material yang digunakan bernuansa sejarah dan natural dan memberikan sensasi hangat serta ketenangan. Pencahayaan dirancang mencerminkan kemegahan tahun 1930-an yang akan memberikan keindahan malam, mendukung sebuah acara atau hanya untuk menikmati matahari terbenam. Gambar 28. Ilustrasi pool pavillion (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd) 56 5. Woodneuk Royal Stables Stable didesain menjadi bagian dari estat, hal ini bertujuan kuda-kuda diperbolehkan menjadi bagian dari lanskap. Ada enam ruang untuk enam kuda, masing-masing stall memiliki luas dan kenyamanan yang tinggi. Serambi yang luas dan ventilasi yang dekoratif memastikan kuda merasa nyaman di bawah sinar matahari tropis yang panas. Bangunan tertutup di bagian sisi jalan akan tetapi dari pintu gerbang memberikan akses langsung menuju paddock dan ladang. Tim arsitektur yang mendesain stables memastikan bahwa ini merupakan suatu bagian yang terintegrasi dengan bangunan istana, berdesain elegan dan abadi (Gambar 29). Gambar 29. Ilustrasi Woodneuk royal stables (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd) 6. The Grounds (Grand Lawn) Lawn merupakan ciri khas tipikal English garden. Lapangan rumput ini akan dimanfaatkan untuk mengakomodasi hobi keluarga kerajaan dalam bermain kriket. Selain itu, dapat juga berfungsi sebagai lapangan untuk mendirikan tenda jika Sultan ingin mengadakan sebuah acara di luar ruangan. Lapangan rumput ini merupakan bagian dari suatu aksentuasi English garden, selain itu lapangan rumput ini dibatasi oleh topiari dari tanaman pembatas, selanjutnya di sampingnya terdapat lapangan rumput luas yang membentuk suatu vista ke arah pemandangan gedung-gedung di perkotaan diluar wilayah Woodneuk. c. Revisi Masterplan Pada saat perusahaan kontraktor bernama Gold Green yang bekerjasama dengan AECOM telah memenangkan tender secara resmi dari Sultan, terjadi beberapa perubahan. Konsep dasar dari perencanaan sendiri tidak berubah dan 57 tetap konsisten, akan tetapi ada beberapa perubahan dikarenakan permintaan Sultan yang tidak menginginkan hal tersebut yakni peniadaan royal stables yang di awal dianggap sebagai strategi yang bagus dengan menghadirkan area berkuda untuk anak-anak Sultan yang memiliki hobi berkuda, namun kemudian ternyata tidak diinginkan. Perubahan itu dalam peniadaan royal stables, mengakibatkan perubahan desain pada jalur private entry dan perubahan pada desain color room di samping pool pavillion (Gambar 30). 5.1.5 Schematic Design Pada tahap ini, terdapat perbaikan terhadap desain konseptual yang telah dibuat pada tahap sebelumnya. Masterplan pada tahap ini mengalami beberapa perbaikan pada desainnya. Perbaikan terletak pada pola jalur sirkulasi yang berubah dan beberapa perubahan desain pada area tertentu, hal ini terjadi setelah meeting yang dilakukan antara klien dan owner. a. Masterplan Owner yakni Sultan Johor menginginkan jalur kendaraan langsung dari private entry menuju guesthouse. Perubahan terdapat pada driveway menuju guest house, bentuk private entry juga berubah untuk mengakomodasikan hal ini, selain itu juga terdapat perubahan pada jalan masuk dari private entry yang menghubungkan pool pavillion dan bangunan rumah (Gambar 31). b. Zoning Plan Sesuai dengan konsep dan zona-zona pada pengembangan konsep, di tahap schematic design ini hal tersebut mengalami perkembangan dan perubahan desain tapi tetap konsisten dengan konsep yang sama dan dalam kesatuan tema baik terhadap bangunan maupun keseluruhan. Zona-zona tersebut adalah : 58 Gambar 30. Masterplan revisi I (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd) 59 Gambar 31. Final masterplan (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd) 60 1. Woodneuk Gate and Entry Court Gerbang utama akan dibangun di gerbang awal yang dahulu digunakan untuk masuk ke Woodenuk pada tahun 1930-an, yakni melalui Holland Road. Gerbang utama dan entry court ini akan di desain untuk memberikan kesan pertama yang kuat menuju Woodneuk House, sebuah kesan yang megah dan elegan (Gambar 32). Gambar 32. Woodneuk gate and entry court (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd) 2. The Driveway Terdapat tiga tipikal desain untuk driveway dimulai dari gerbang masuk hingga menuju rumah. Pemilihan dalam memakai royal palm adalah berdasarkan permintaan langsung dari Sultan. Tiga tipe driveway tersebut adalah, jalan sesaat setelah melewati gerbang utama dimana jalan tersebut di kiri-kanannya dibatasi oleh hutan, kemudian tipe jalan dengan royal palm single rows yang berada di sebelah kiri-kanannya yang berkesan menyambut dan terakhir tipe royal palms double rows (Gambar 33 dan 34). 61 Gambar 33. The drive, typical forest driveway (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd, Digambar oleh : Ni Made Wenes W) 62 Gambar 34. The driveway, typical royal palms singgle and double rows (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd, Digambar oleh : Ni Made Wenes W) 63 3. Arrival Court and Porte Cochere Arrival Court and Porte Cochere merupakan area yang di desain untuk mengakomodasikan protokol kerajaan, yang berfungsi sebagai welcome area untuk tamu penting kerajaan dan keluarga kerajaan. Area ini juga tempat menurunkan penumpang dari mobil di lobby rumah yang disambut dengan sebuah water feature (Gambar 35). Gambar 35. Arrival court and porte cochere modelling (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd) 4. The Coachyard Area ini merupakan area tempat royal garage berada. Royal garage merupakan garasi yang dirancang untuk memarkirkan mobil-mobil klasik dan mewah koleksi Sultan dalam ruangan. 5. Car Lawn Car lawn yang merupakan permintaan dari Sultan, desainnya tidak mengalami perubahan, akan berfungsi lebih sebagai halaman rumput tempat memajang koleksi mobil-mobil sultan dan dapat dinikmati dari gazebo yang berada di pinggir halaman (Gambar 36). 64 Gambar 36. Coachyard modelling (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd) 6. Outer Welcome Court Outer welcome court merupakan welcome area sekaligus pintu masuk bagi tamu-tamu Sultan yang akan melakukan urusan bisnis semata (Gambar 37). Gambar 37. Outer welcome court modelling (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd) 7. Inner Welcome Court Inner welcome court merupakan area di dalam rumah, setelah tamu-tamu yang akan melakukan urusan bisnis masuk melewati pintu masuk khusus untuk urusan bisnis. Inner court ini akan memberikan suatu pemandangan yang menarik 65 selagi para tamu menunggu Sultan dan juga selagi mendiskusikan urusannya (Gambar 38). Gambar 38. Inner welcome court modelling (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd) 8. Knot Garden Knot garden merupakan area yang sangat khas English garden, area ini memberikan suatu aksentuasi di taman dengan dekorasi teknik partere dari hedges. Terdapat 4 refleksi dari satu pola partere dan di tengah-tengah sebagai focal point terdapat sebuah water feature berupa air mancur (Gambar 39). Gambar 39. Knot Garden Modelling (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd) 66 9. Grand Lawn Grand Lawn yang dibuat untuk mengakomodasikan olahraga kriket sekaligus membentuk vista ke arah gedung-gedung bertingkat di luar kawasan Woodneuk (Gambar 40). Gambar 40. Grand Lawn Modelling (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd) 10. Rose Garden Rose Garden juga merupakan area yang sangat berciri khas English garden, penuh dengan tanaman-tanaman semak berwarna-warni dan aromatik terutama mawar. Di area ini juga terdapat sebuha pergola dengan tanaman merambat yang akan merambat di tiang-tiangnya. Suasana yang tercipta sangat feminin dan romantis (Gambar 41). Gambar 41. Rose garden modelling (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd) 67 11. Pool Terrace Area ini yang merupakan permintaan Sultan, akan memberikan suasana tenang, dapat bersifat privat dan semi-privat. Sultan dapat mengadakan acaraacara untuk kalangan terbatas di sini (Gambar 42). Gambar 42. Pool terrace modelling (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd) 12. Herb and Kitchen Garden Herb and Kitchen Garden adalah bagian alami dari ciri khas English garden. Kebun ini akan menambah keindahan Woodenuk dan sekaligus bermanfaat untuk bumbu-bumbuan dan obat-obatan. Kebun ini mengkombinasikan, sayuran, buah-buahan, herbal dan tanaman bunga-bungaan (Gambar 43). Gambar 43. Herb and Kitchen Garden Modelling (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd) 68 13. Private Entry Private entry yang merupakan bagian dari protokol kerajaan mengalami perubahan desain setelah dari pintu gerbang. Jalur sirkulasinya berubah melewati antara pool dan herbs and spice garden (Gambar 44). Gambar 44. Private entry modelling (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd) 14. Guest House Guesthouse yang diperuntukkan bagi tamu penting Sultan, mengalami perubahan dalam hal jalur masuk untuk kendaraan. Jalur baru akan melewati private entry. Taman guest house akan dibuat senyaman penuh dengan tanaman semak yang berwarna-warni serta pot-pot besar khas English garden (Gambar 45). 69 Gambar 45. Guest house plan (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd) 15. Field Lawn Field lawn tidak mengalami perubahan, akan tetap sama dan membentuk vista ke arah gedung-gedung bertingkat di luar kawasan Woodenuk. Pemandangan yang diberikan akan sangat indah, kekontrasan anatara wilayah Woodenuk yang masih alami dan dikelilingi hutan dan pemandangan ke arah kota dan modern (Gambar 46 dan 47). Gambar 46. Field lawn plan (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd) 70 Gambar 47. View to field lawn plan from first floor (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd) c. External Works External works merupakan pekerjaan dalam merencanakan elemen-elemen yang terdapat dalam lanskap Woodneuk baik hardmaterials maupun softmaterials. Pekerjaan ini terbagi menjadi tujuh bagian, yakni : 1. Paving Terdapat lima tipe dari material paving yang digunakan. Tipe A, B dan C merupakan jenis stepping stones yang terbuat dari batu granit. Penggunaan loose pea gravel adalah untuk area antara dua jenis paving atau rumput. Coated asphalt diperuntukkan jalur kendaraan (Gambar 48, 49, dan 50). Key plan paving adalah gambar yang menerangkan lokasi penggunaan paving dalam tapak (Gambar 51). Gambar 48. Stepping stones and loose pea gravel lokasi pada car lawn (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd) 71 Gambar 49. Stepping stones and loose pea gravel lokasi di pool pavilliun (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd) Gambar 50. Stepping stones and loose pea gravel lokasi pada coach yard (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd) 2. Walls Tiga tipe dinding dalam lanskap yaitu boundary wall yang diperuntukan sebagai dinding pembatas antara area bangunan rumah sendiri terhadap luasnya dengan tinggi 2 meter, retaining wall yang berfungsi sebagai penahan tanah agar tidak terjadi longsor dengan ketinggian 1600 meter dan garden wall yang terdapat di kiri dan kanan pada tangga di lanskap Woodenuk dengan ketinggian sekitar 500 meter (Gambar 52). Key plan walls adalah gambar yang menerangkan lokasi jenis dinding dalam tapak (Gambar 53). 72 Gambar 51. Paving key plan (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd, Digambar oleh : Ni Made Wenes W) 73 Gambar 52. Tipe wall Section (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd) 74 Gambar 53. Wall key plan (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd, Digambar oleh : Ni Made Wenes W) 75 3. Stairs Tangga di dalam lanskap ada tiga tipe dapat dilihat pada Gambar 56. Tipe A merupakan bentuk tangga dengan anak tangga persegi. Tipe B merupakan bentuk tangga yang setiap anak tangganya berbentuk setengah lingkaran. Tipe C merupakan stepping stone. Key plan stairs adalah gambar yang menerangkan lokasi tipe tangga dalam tapak (Gambar 57). 4. Furnitures and Ornaments Terdapat furnitur dan ornamen yang mengekspresikan English garden di lanskap Woodenuk adalah penggunaan pot di atas plint, bangku-bangku taman yang terbuat dari batu dan metal, serta beberapa sculpture (Gambar 58). Sculpture pada tapak ini menggunakan patung harimau, yang memberikan kesan gagah, wibawa dan berkuasa. Key plan furnitures and ornaments adalah gambar yang menerangkan lokasi penggunaan furnitures dan ornaments dalam tapak (Gambar 59). 5. Structure Struktur yang terdapat dalam taman berupa paviliun tempat Sultan untuk menikmati pameran koleksi mobil-mobil klasik dan mewahnya di car lawn, pergola pada rose garden yang berbentuk khas menyerupai huruf V, dan sebuah metal support free standing di area herbs garden, struktur metal ini semacam aksentuasi (Gambar 54). Key plan structures adalah gambar yang menerangkan lokasi struktur dalam tapak (Gambar 55). Gambar 54. Structure in site (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd) 76 Gambar 55. Structures key plan (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd, Digambar oleh : Ni Made Wenes W) 77 Gambar 56. Plan and front elevation of stairs (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd) 78 Gambar 57. Stairs Key Plan (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd, Digambar oleh : Ni Made Wenes W) 79 Gambar 58. Front elevation and section furnitures and elements (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd, Digambar oleh : Ni Made Wenes W) 80 Gambar 59. Furnitures and ornaments key plan (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd, Digambar oleh : Ni Made Wenes W) 81 6. Water Features Terdapat 3 jenis water feature di dalam lanskap. Water feature tipe 1 berbentuk persegi empat dan berundak-undak serta terdapat pohon di dalam kolamnya. Water feature yang terdapat pada knot garden yang berfungsi sebagai focal point berupa air mancur. Water feature tipe ketiga adalah yang terdapat di porte corche di area drop off penumpang, bentuknya berkesan menyambut (Gambar 60). Key Plan Water Features adalah gambar yang menerangkan lokasi water features dalam tapak (Gambar 61). Gambar 60. Water Feature (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd) 7. Lightings Pencahayaan lanskap Woodenuk di lakukan secara cermat dan hati-hati sehingga pada malam hari akan menciptakan suasana yang dramatis serta menonjolkan keindahan House of Woodenuk. Empat tipe pencahaayaan yang diterapkan pada lanskap adalah trees up light, spike light on hedges and herbaceous garden, low bollard light dan spot light for sculpture and pots (Gambar 62). 82 Gambar 61. Water features key plan (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd, Digambar oleh : Ni Made Wenes W 83 Key plan lighting adalah gambar yang menerangkan lokasi penggunaan jenis lighting dalam tapak (Gambar 63). Gambar 62. Image Referrence of Lighting (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd) 1. Tree and Hedges Pemilihan pohon dan tanaman pembatas pada lanskap Wookneuk terbagi menjadi enam kategori yakni garden trees, garden hedges, orchad trees, field lawn trees, palm dan forest trees. Tanaman-tanaman ini adalah jenis yang diusulkan dan bukan berasal dari hutan di sekitar. Key Tree and Hedges adalah gambar yang menerangkan lokasi penggunaan pohon dan tanaman pembatas dalam tapak (Gambar 64). Gambar 65 menunjukkan daftar tanaman yang digunakan sebagai pohon dan tanaman pembatas. 2. Shrubs and Ground Covers Untuk mengakomodasikan ciri khas lain dari English garden yakni bedding, maka semak dan tanaman penutup tanah yang di usulkan dalam lanskap ini terbagi menjadi empat kategori yakni herbaceous borders, fern garden yang terdapat pada inner courtyard, lawn dan herbs garden dengan penyusaian jenis semak-semak tropis. Key Plan Shrubs and Grounds Covers adalah gambar yang menerangkan lokasi penggunaan paving dalam tapak (Gambar 66). Gambar 67 merupakan daftar tanaman yang digunakan sebagai semak dan tanaman penutup tanah. Gambar 68 menunjukkan tipikal penanam pola shrubs. 84 Gambar 63. Lightings key plan (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd) 85 Gambar 64. Tree and hedges key plan (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd) 86 Gambar 65. Plant list of trees and hedges (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd) 87 Gambar 66. Shrubs and ground covers key plan (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd) 88 Gambar 67. Plant list of shrubs and ground covers (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd) 89 Gambar 68. Typical shrubs patterns (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd) b. Bill of Quantity (BOQ) AECOM turut serta dalam menyiapkan Bill of Quantity (BOQ) yang berisikan estimasi biaya dan luasan material yang diperlukan dalam membangun Woodneuk. AECOM mempersiapkan BOQ hanya pada bagian lanskapnya saja, dengan menghitung kebutuhan dan luasan dari masing-masing material baik hard materials maupun soft materials. Oleh karena, kontraktor pembangun telah terpilih dari awal tender, maka penghitungan estimasi biaya akan dilakukan oleh kontaktor. 5.1.6 Kendala dan Masalah dalam Proses Perancangan House of Woodneuk Sultan of Johor Pada proses desain Woodneuk terdapat beberapa kendala, kendala paling utama yang dihadapi adalah baseline tapak tidak diberikan secara lengkap dikarenakan hasil survei yang tidak lengkap, data mengenai kontur lahan baru di dapatkan setelah proyek ini pada tahap schematic design, oleh karena itu AECOM melakukan site visit beberapa kali untuk melihat dan memastikan desain yang telah dibuat akan bekerja pada tapak. 90 Terjadi pula beberapa revisi pada masterplan yang berasal dari klien yang mempengaruhi brief awal yang disampaikan. Pada brief, owner menginginkan sebuah restorasi pada bangunan tetapi menginginkan lanskap yang bertema English garden. Konsep bangunan istana sendiri dibangun berdasarkan konsep victorian eclectic, yang memiliki pengaruh gotik dan motif klasik. Konsep English garden adalah taman bernuansa pedesaan di Inggris, sehingga ketika akan dipadukan dengan konsep bangunan, baik konsultan lanskap maupun konsultan bangunan berusaha bekerjasama untuk mengintegrasikan kedua hal tersebut agar selaras dan saling melengkapi. AECOM berusaha memberikan pengertian, saran dan rekomendasi dalam memuaskan klien. Alokasi dana yang ditetapkan oleh owner dalam pembangunan lanskap Woodenuk merupakan jumlah yang besar, diperkirakan jika proyek ini selesai di bangun akan menjadi rumah termahal di Singapura. Oleh karena itu, pemilihan material finishing dilakukan secara cermat dan hati-hati, hanya material berkualitas dan tahan lama yang diajukan. Pada pemilihan softmaterial, AECOM melakukan strategi pada pemilihan tanaman bedding untuk kawasan tropis, sehingga walaupun English garden yang asalnya dari negara dengan iklim subtropis dapat diimplementasikan di kawasan beriklim tropis. Konflik kepentingan yang terjadi antara pemerintah Singapura dan Kerajaan Johor mengenai status kepemilikan House of Woodneuk dan Istana Tyersall akan mempengaruhi lamanya proyek berlangsung. Proyek ini yang dijadwalkan akan selesai dalam waktu 12 bulan, akan tertunda pembangunannya. Penundaan proyek ini tidak berpengaruh secara signifikan pada AECOM karena AECOM telah menyelesaikan pekerjaanya hingga tahap schematic design dimana telah dilakukannya pembayaran jasa konsultasi oleh klien sampai dengan tahap tersebut, pekerjaan design development akan dilanjutkan setelah mendapat kepastian dari Gold Green Contractor selaku klien AECOM. 5.2 Managemen Kerja dalam Penanganan Proyek House of Woodneuk Sultan of Johor 5.2.1 Penerimaan Proyek Penerimaan suatu proyek secara umum dilakukan melalui tender process terlebih dahulu. AECOM pada proyek House of Woodneuk, menangani proyek ini 91 melalui penunjukan langsung oleh klien yakni Gold Green Association. Gold Green Association ini merupakan sebuah perusahaan kontaktor skala internasional. AECOM bersama Gold Green menyusun dokumen tender, kemudian akhirnya memenangkan proyek ini. Sehingga pada saat tahap pembangunan tidak akan dilakukan tender pembangunan karena telah didapatkan kontraktor pembangunnnya. Secara umum AECOM mendapatkan proyek melalui tiga cara, yakni sayembara, penunjukan langsung oleh klien dan melalui proses tender. Presentase AECOM menerima proyek melalui sayembara adalah sekitar 5%, AECOM Singapore seringkali memenangkan sayembara yang diselenggarakan baik swasta maupun pemerintah skala internasional. Perolehan proyek melalui penunjukan langsung oleh klien sebesar 15%. Cara yang paling banyak yang dilakukan oleh AECOM dalam memperoleh proyek adalah melalui proses tender yakni sebanyak 80% (Gambar 69). 5% Sayembara 15% Penunjukan langsung oleh klien Tender 80% Gambar 69. Cara Perolehan Proyek AECOM Kepercayaan, reputasi dan koneksi yang baik timbul karena profesional dalam bekerja berperan dalam penerimaan proyek di AECOM. Kepuasan dari klien terdahulu menciptakan rekomendasi pada proyek-proyek selanjutnya agar ditangani oleh AECOM. AECOM selalu berusaha memberikan pelayanan yang terbaik, baik dari segi waktu, hasil, presentasi serta komunikasi yang baik dengan klien. AECOM tidak takut mengambil resiko dalam mengalokasikan sumberdayanya dalam mendapatkan suatu proyek yang dianggap dapat menciptakan pasar bagi AECOM terutama dalam melebarkan sayapnya di kawasan Asia Tenggara. Proyek House of Woodenuk, dalam penyusunan design 92 package-nya tidak dibayar, pembayaran jasa konsultasi desain AECOM dilakukan jika proyek tersebut berhasil dimenangkan. Kontrak proyek House of Woodneuk pada AECOM dimulai pada Januari 2011 dan kontrak berakhir pada Desember 2011 (12 bulan). Pada bulan akhir April proyek ini telah mencapai penelesaian tahap schematic design dan Bill of Quantity (BOQ), akan tetapi saat ini proyek ini mengalami kendala pada konflik kepentingan antara owner dari House of Woodneuk (Sultan Johor) dan pemerintah Singapura. Akan tetapi konflik ini tidak membawa pengaruh signifikan pada AECOM, karena pekerjaan selesai pada tahap schematic design. Tahap selanjutnya yakni design development, yang baru akan dilaksanakan setelah adanya kesepakatan lebih lanjut, penundaan ini berpengaruh pada pelaksanaan pembangunan proyek. 5.2.2 Tim Kerja Proyek Landscape Architecture (LA team) AECOM Singapore membagi sumberdayanya menjadi beberapa tim untuk sesuai jumlah proyek yang ada, sehingga setiap pegawai biasanya menangani lebih dari satu proyek. Seluruh arsitek lanskap di dalam LA team diharapkan memiliki kemampuan yang baik dalam hal mendesian dan juga membat gambar detail karena LA team di AECOM Singapore tidak didukung oleh CAD Drafter/Manager, sehingga mereka merangkap kerja mulai dari perencanaan hingga membuat gambar detail. Tim dalam penangan proyek Woodneuk di dalam LA team AECOM Singapore berada di bawah arahan seorang associate dan dipimpin oleh Project Manager yakni seorang arsitek lanskap. Dalam penanganan setiap proyek, direktur LA team, selalu terlibat secara dalam dan aktif dalam setiap pengambilan keputusan mengenai desain yang dibuat. Dalam proyek Woodneuk, proyek ini masuk dalam proyek yang kecil sehingga tidak membutuhkan banyak sumberdaya dalam prosesnya (Gambar 70). 93 Gambar 70. Tim Proyek dan pembagian kerja dalam House of Woodneuk Proyek House of Woodenuk di lapangan di tangani oleh beberapa pihak. Gold Green Associate selaku pihak yang memenangkan tender menjadi penanggung jawab penuh pelaksanaan proyek ini. Proyek ini dalam perencanaannya melibatkan AECOM Singapore sebagai konsultan lanskap, Linear Vista sebagai konsultan desain interior, dan AGDAS sebagai konsultan arsitektur bangunan (Gambar 71). Jadi, yang menjadi klien AECOM Singapore dalam proyek House of Woodenuk adalah perusahaan kontraktor Gold Green Associate. 94 Gambar 71. Tim Lapang Proyek House of Woodneuk Terdapat beberapa alasan AECOM dalam menerima proyek House of Woodneuk yang diajukan oleh Gold Green Associate. Hubungan baik yang tercipta antara LA team dan Gold Green menciptakan koneksi yang kuat, selain itu Gold Green merupakan perusahaan kontraktor yang sangat bagus, ia akan membangun tapak sesuai desain yang dibuat, yang dikemudian hari hasil dari pembangunan ini akan menjadi portofolio yang bagus untuk AECOM. Selain itu Gold Green telah menjadi partner dalam bekerjasama proyek-proyek sebelumnya, sehingga telah timbul kepercayaan antara kedua belah pihak, yang akan membawa dampak positif untuk ke depannya. 5.2.3 Riset dan Analisis Proses riset dan analisis merupakan bagian yang penting dalam membuat suatu konsep agar tujuan yang ingin di capai dapat terwujud serta dapat memberikan keberlanjutan dan kelestarian tapak. Pada proyek ini, analisis dilakukan dalam aspek sejarah mengingat Woodneuk merupakan rumah bersejarah milik Sultan Johor yang berada di Singapura, kemudian diikuti dengan aspek ekologis dan sosial. Riset yang dilakukan oleh AECOM adalah mempelajari karakteristik dari English garden sehingga dapat diciptakan suasananya ke dalam tapak. AECOM melakukan kunjungan tapak untuk melihat kondisi fisik lokasi dan mengambil dokumentasi berupa site photograph. Mendokumentasikan data 95 atau informasi dari tapak merupakan hal yang penting, hal ini akan sangat berguna untuk mengingat kondisi tapak yang dimaksudkan. Analisis dalam proyek Woodneuk yang melibatkan beberapa pihak dilakukan dengan berkordinasi satu sama lain, terutama yang berkaitan dengan perencanaan pembangunan bangunan karena secara langsung akan mempengaruhi lanskapnya. Kordinasi yang dilakukan akan memudahkan pekerjaan karena akan bekerja sesuai dengan spesialisasinya. AECOM beberapa kali melakukan kunjungan tapak, untuk melihat kesesuaian desain yang telah dibuat dengan keadaan di tapak. Mengingat Woodneuk memegang peranan penting bagi sejarah Kerajaan Johor, maka mempelajari aspek sejarahnya merupakan tindakan paling utama yang dipelajari. Keseluruhan tapak akan mencerminkan kemegahan, kehangatan, natural dan kejayaan dari Sultan Johor. 5.2.4 Proses Desain dan Sistem Kerja Proses desain yang dilakukan di AECOM dilakukan dengan standar pekerjaan yang telah ditetapkan pada perusahaan AECOM itu sendiri. Namun harus ditekankan bahwa setiap proyek adalah memiliki kontrak yang berbedabeda dengan klien sehingga proses yang dilakukan dapat bersifat menyesuaikan. Perbandingan proses desain menurut Booth dan AECOM Singapore (LA Team) dapat dilihat pada Gambar 72. Terdapat beberapa perbedaan proses desain jika dibandingkan menurut Booth. Pada Booth, tahapan research and analysis termasuk di dalamnya kegiatan data collection terpisah dari tahapan design dan construction drawing, sedangkan menurut AECOM tahapan data collection masuk pada tahap mobilization dan tahapan design process mencakup analysis and research hingga pembuatan construction drawing. Perbandingan proses desain menurut Simonds dan AECOM Singapore (LA Team) pada Gambar 73. Pada tahapan menurut Simonds, kegiatan inventory masuk dalam tahapan reserach dan analysis merupakan tahapan tersendiri. Pada tahap synthesys termasuk didalamnya kegiatan design. Pada tahap construction di dalamnya termasuk pengerjaan construction document dan kegiatan supervision of construction, di mana pada AECOM kegiatan ini terpisah. 96 Gambar 72. Perbandingan proses desain menurut Booth dan AECOM Singapore (LA Team) Gambar 73. Perbandingan proses desain menurut Simonds dan AECOM Singapore (LA Team) 97 Pada saat proyek telah selesai dibangun, kegiatan evaluasi secara berkala terhadap tapak hampir tidak pernah dilakukan oleh AECOM, namun hal tersebut bisa saja dilakukan tergantung perjanjian yang dibuat bersama klien. Secara garis besar, proses desain AECOM jika dibandingkan menurut Booth dan Simonds tidak jauh berbeda, semua kegiatan dilakukan dilakukan secara bertahap atau mengurut sesuai teori yang dibandingkan. Perbedaan dari ketiga proses desain hanya terdapat pada pengklasikasian tahapan kerja tidak pada urutan atau tahapan kerjanya. Proses desain berjalan dengan baik didukung oleh tim kerja (team work) yang baik dan solid. Team work yang bagus tercermin dari komunikasi yang baik intra tim dan kekompakan dalam bekerja. Setiap tim yang dibentuk dalam LA team untuk setiap proyek bekerja bersama dan saling mengisi kekurangan dan mendukung dalam pengerjaannya. Team work yang baik sangat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu proyek, sehingga proyek dapat terlaksana sesuai deadline dan mencapai tujuannya. Selain team work yang baik, fasilitas peralatan dan perlengkapan canggih dengan teknologi tinggi juga sangat mendukung proses kerja di AECOM. Cara mendesain di AECOM dilakukan dengan dua cara, yakni dengan teknik freehand dan komputer. Kebanyakan gambar ilustrasi yang dihasilkan oleh AECOM merupakan gambar freehand yang di render secara komputer, hal ini dipilih karena sangat efisien secara waktu dibanding menggunakan komputer secara keseluruhan. Penggunaan teknik freehand ataupun komputer pada suatu proyek biasanya tergantung pada kontrak dengan klien, akan tetapi pada proyek yang tidak mencantumkan perjanjian mengenai teknik gambarnya, AECOM akan menggunakan teknik freehand dalam penyajian gambar ilustrasi. Teknologi yang dimiliki AECOM tergolong sangat maju, dengan fasilitas plotter dan printer terbaru serta komputer dengan spesifikasi tinggi, sehingga nyaman dipakai dan mampu mengerjakan pekerjaan berat sekalipun. AECOM LA team memiliki perpustakaan sendiri dengan banyak koleksi buku-buku yang akan bermanfaat sebagai referensi desain. AECOM mengikuti perkembangan desain dengan selalu menambahkan referensi di perpustakaan yang akan berguna dalam menambah ide-ide yang inovatif. 98 LA team yang merupakan tim di bawah divisi PDD, dalam melakukan pekerjaannya dapat bekerja sendiri untuk proyek-proyek yang didapatkannya sendiri ataupun berkolaborasi dengan tim lain dalam divisi PDD maupun antar divisi, namun seringkali antar tim tetapi masih dalam divisi PDD yakni tim Urban Design, Environmental, dan Tourism and Hospitality. Pada proyek kolaborasi ini biasanya merupakan mega proyek dan dengan tingkat kepentingan yang tinggi, sehingga jika terjadi keterlambatan pengerjaan proyek oleh salah satu tim yang tidak sesuai dengan deadline yang telah ditetapkan akan berdampak pada keseluruhan pekerjaan oleh tim lainnya. AECOM berusaha menetapkan jadwal pengerjaan suatu proyek dengan melihat kapasitas kemampuan karyawan bekerja disamping memenuhi permintaan klien. Penundaan jadwal proyek yang diakibatkan oleh ketidakmampuan karyawan dalam memenuhi deadline akan berakibat buruk terhadap reputasi perusahaan disamping akan menyebabkan penambahan beban biaya baik dari sumberdaya maupun alat dan bahan. Oleh karena itu, AECOM berusaha menjaga profesionalitasnya di mata publik dengan selalu memenuhi semua perjanjian yang telah dibuat. 99 VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Kegiatan magang ini bertujuan untuk mempelajari sistem dan teknik perancangan serta mengikuti proses perancangan lanskap yang dilakukan oleh perusahaan AECOM International (Singapore) Pte. Ltd dengan fokus proyek pada Lanskap House of Woodneuk Sultan of Johor, Singapura. Dalam mengikuti proses desain yang dilakukan baik dari mengikuti kegiatan lapang dan studio, mahasiswa dapat meningkatkan keterampilannya dalam hal teknik perancangan skala internasional. Selama kegiatan magang, jenis kegiatan studio yang dialami berbeda-beda pada beberapa proyek, sehingga mendapat pengalaman yang berbeda. Khususnya pada proyek House of Woodneuk, mahasiswa mendapat pengetahuan yang cukup dalam tentang desain bergaya English garden. Selain itu mahasiswa mendapatkan pengalaman dan pengetahuan tentang dunia kerja pada sebuah perusahaan konsultan yang bergerak dalam bidang arsitektur lanskap. Pada saat kegiatan berlangsung, proyek ini pada tahap concept design, dan pada akhir magang proyek ini telah selesai pada tahap schematic design. Oleh karena terjadinya konflik kepemilikan yang terjadi antara Sultan Johor dan Pemerintah Singapura terhadap lokasi proyek ini, berdampak pada pelaksanaan proyek. Seharusnya setelah tahap schematic design, AECOM dapat langsung melanjutkan pada pembuatan detail pada tahak design development, akan tetapi karena adanya masalah di atas, proyek ini mengalami penundaan. Proyek lanskap House of Woodneuk berjalan secara garis besar dapat dikatakan sesuai berurut dan mengikuti konsep proses desain oleh Booth dan Simonds, namun AECOM mempunyai aturan dan penggolongan tahapan tersendiri dalam pengerjaan proyeknya. Setiap proyek itu spesifik tidak selalu kaku dalam mengikuti tahapan yang ada di perusahaan. Hal ini tergantung pada kesepakatan (penawaran jasa konsultasi desain) yang dibuat antara klien dan AECOM. Selama proses perencanaan proyek ini tidak terlepas dari kendala-kendala yang secara umum berasal dari klien. Akan tetapi hal ini merupakan bagian dari proses desain yang bertujuan untuk memberikan desain yang maksimal sesuai 100 tapak sehingga dapat memberikan kepuasan bagi klien dan owner. Manajemen tim kerja yang baik dapat memberikan dampak pada hasil kerja yang bagus, terutama jika setiap pegawai dapat bekerja sesuai dengan bidang keahliannya. Kesuksesan pelaksanaan pekerjaan lanskap diwujudkan oleh kerjasama yang baik oleh pihak konsultan lanskap, kontraktor utama (klien), arsitek, owner, interior desainer dan konsultan lain yang terlibat. 6.2 Saran Berdasarkan hasil magang, terdapat beberapa saran yang dapat dipertimbangkan, yaitu : 1. AECOM sebagai konsultan profesional hendaknya mempertahankan dan terus meningkatkan kualitas kerjanya dengan manajemen tim kerja yang lebih baik. Perusahaan dapat membuat spesialisasi pekerjaan agar beban setiap pegawai berkurang sehingga dapat bekerja lebih efektif sesuai dengan keahliannya masing-masing. 2. Departemen Arsitektur Lanskap diharapkan dapat terus mempertahankan kegiatan magang untuk meningkatkan keterampilan pengetahuan mahasiswa dalam dunia kerja, serta dapat memberikan dukungan dalam hal administratif magang, dan dapat memiliki guidelines magang yang dapat menjadi pegangan mahasiswa selama kegiatan magang berlangsung, sehingga perusahaan dan mahasiswa magang akan tahu batasan-batasan kegiatan magang yang dilakukan. 101 DAFTAR PUSTAKA Alikodra, S. H. 1990. Pengelolaan Satwa Liar Jilid I. Bogor: Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat. Institut Pertanian Bogor. AECOM. 2010. AECOM International Pte. Ltd. [terhubung berkala]: http//:www.AECOM.com Diakses pada 22 Desember 2010. AECOM. 2011. AECOM Company Overview and Project Portfolio. (Tidak dipublikasikan). Singapura. AECOM. 2011. Istana Woodneuk Singapore Concept Design Package. (Tidak dipublikasikan). Singapura. AECOM. 2011. Istana Woodneuk Singapore Schematic Design Package. (Tidak dipublikasikan). Singapura. Anonim. 2011. English garden. [Terhubung berkala]: http//en.wikipedia.org. Diakses pada 21 Mei 2011. Anonim. 2011. Kerajaan Johor. [Terhubung berkala]: http://melayuonline.com. Diakses pada 27 Maret 2011. Anonim. 2010. Singapura. [Terhubung berkala]: http://id.wikipedia.org. Diakses pada 22 Desember 2010. Anonim. 2011. Story of Tyersall. [Terhubung berkala]: http://api.sg/main/index. Diakses pada 5 Maret 2011. Booth, N.K. 1983. Basic Element of Landscape Architectural Design. Illiois.: Waveland Press Inc. Crowe, S. 1981. Garden Design Second Edition.Minnesota: Packard Publishing. Erler C. T, Fell D. 1991. 550 Home Landscaping Ideas: The Most Practical and Comprehensive Visual Sourcebook of Landscaping Ideas. New York: Simon and Schuster. Gold, S. M. 1980. Recreation Planning and Design. New York: McGraw-Hill Book Company. Goodchild P. H. 1990. Some Priciples for the Conservation of Historic Landscape. ICOMOS (UK) Historic Gardens and Landscape Comittee. 102 Jamestown, N. D. 2011. Endagered Species. [Terhubung berkala]: http://biology.about.com/od/ecology/a/aa102408a.htm. Diakses pada 31 Juli 2011. Kennedy, et al. 2003. Conservation Threshold for Landuse Planner. Washington DC: Environmental Law Institute. Nurisjah S, Pramukanto Q. 2001. Perencanaan Kawasan untuk Pelestarian Lanskap dan Taman Sejarah. Bogor: Institut Pertanian Bogor, Fakultas Pertanian, Jurusan Budidaya Pertanian, Program Studi Arsitektur Lanskap. Oktaviany, D. 2008. Perancangan Lanskap Resort di Laem, Phuket, Thailand. [Skripsi]. Program Studi Arsitektur Lanskap. Institut Pertanian Bogor. Poerwadaraminta, W.J.S. 2003. Kamus umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Simonds, J. O. 1983. Architecture: A manual of Site Planning and Design. New York:McGraw-HillBook Company. Valdez, V. 2011. English Garden Characteristics. [Terhubung berkala]: http://www.ehow.com/list_7579695_english-garden-characteristics.html. Diakses pada 26 Maret 2011. Vandyke, S. 1990. From Line to Design. Van Nostrand Reindhold. New York. 103 LAMPIRAN 93 Lampiran 1. Illustratif Interior rumah (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd) Lampiran 2. Denah ground floor rumah (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd) 105 Lampiran 3. Elevasi rumah (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd) 106 Lampiran 4. Denah first floor rumah (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd) Lampiran 5. Denah ground floor dan first floor guest house (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd) Lampiran 6. Front elevatin guest house (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd) 107 Lampiran 7. Denah dan elevasi royal garage (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd) 108 Lampiran 8. Denah dan front elevatin pool pavillion (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd) Lampiran 9. Denah dan front elevatin royal stables (Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd) 109