Kegiatan Magang di AECOM Singapore Pte. Ltd

advertisement
PROSES PERANCANGAN LANSKAP HOUSE OF WOODNEUK
SULTAN OF JOHOR, SINGAPURA
(Kegiatan Magang di AECOM Singapore Pte. Ltd)
NI MADE WENES WIDIYANI
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
RINGKASAN
NI MADE WENES WIDIYANI, A44070012. Proses Perancangan Lanskap
House of Woodenuk Sultan of Johor, Singapura. (Dibawah bimbingan SITI
NURISJAH)
Preservasi House of
Woodneuk Sultan of Johor oleh Sultan Johor,
Malaysia merupakan salah satu upaya dari pihak Malaysia dalam melindungi
lanskap bersejarah yang memiliki nilai penting bagi Kerajaan Johor. Lokasi
House of Woodneuk Sultan of Johor adalah di Singapura yang merupakan bekas
wilayah kekuasaan Johor, sehingga saat ini Woodneuk menjadi lanskap yang
memiliki nilai sejarah baik bagi Singapura maupun bagi Johor (Malaysia).
House of Woodneuk Sultan of Johor, Singapore merupakan salah satu
proyek yang sedang dikerjakan oleh AECOM International (Singapore). Sebagai
kawasan bersejarah, perancangan kawasan ini sangat mempertimbangkan aspek
orisinalitas dari nilai sejarahnya dan juga mengintegrasikan dengan konsep
lanskap tema English Garden serta gaya hidup modern saat ini. English garden
merupakan konsep gaya taman di Inggris yang menekankan pada setting alami
nuansa pedesaan.
AECOM merupakan akronim dari Architecture, Engineering, Consulting,
Operations and Management. AECOM adalah sebuah perusahaan konsultan
internasional yang memberikan pelayanan dalam bidang jasa teknik profesional
dan manajemen. Ruang lingkup perusahaan ini adalah arsitektur, teknik bangunan,
perencanaan, desain, dan pengembangan,
geoteknik,
pemerintah,
ekonomi,
energi,
lingkungan,
pengelolaan program transportasi, pembangunan
perkotaan dan air.
Tujuan dari kegiatan magang adalah untuk mendapatkan pengetahuan dan
meningkatkan keterampilan softskill dan merancang dalam bidang arsitektur
lanskap, yang berfokus pada proyek perancangan House of Woodneuk. Kegiatan
magang ini diharapkan bermanfaat dalam meningkatkan profesionalisme dan
keterampilan di bidang arsitektur lanskap dalam menghadapi kondisi lapangan
kerja dan sebagai media pertukaran informasi antara perusahaan, mahasiswa, dan
Departemen Arsitektur Lanskap IPB.
Kegiatan magang dilakukan di perusahaan AECOM Singapore Pte. Ltd,
divisi Planning, Design, Development (PDD), tim Landscape Architecture (LA
team). Perusahaan berlokasi di The Concourse, Beach Road 300. Kegiatan
magang dilaksanakan selama tiga bulan, mulai 7 Februari sampai dengan 6 Mei
2011. Metode yang digunakan berupa partisipasi aktif dalam kegiatan yang
berlangsung di perusahaan yakni terlibat dalam proses pengerjaan beberapa
proyek yang sedang ditangani, wawancara, pengamatan langsung, serta
melakukan studi pustaka.
Tahapan pengerjaan proyek dalam LA team dilakukan dengan beberapa
tahap, yaitu: (1) Contractual Stage, (2) Mobilization (Resource Preparation), (3)
Design Process (Concept Design, Schematic Design, Design Development), (4)
Implementation (Construction Package, Tender Document, Shop Drawing
Review, Construction Observation) serta (5) End of Project (As-Built Drawing).
Mahasiswa terlibat pengerjaan proyek House of Woodneuk pada saat proyek ini di
tahap schematic design.
LA team dipimpin oleh seorang Associate Directure dan dibantu oleh
seorang Managing Director of Planning and Design in LA team, mereka
membawahi associate. Associate Directure mempimpim tim dan umumnya
menangani bagian desain proyek, sedangkan
Deputi Managing Directure
menangani bagian operasi proyek. Associate adalah orang yang memimpin dan
mengawasi kerja para Team Leader, Lanscape Architect, Landscape Designer,
Architect, Project Manager, dan Graphic Designer.
Proses perancangan House of Woodneuk tahap pertama dimulai dari tahap
Concept Design, meliputi kegiatan riset mengenai konsep English garden dan
analisis terhadap aspek sejarah, ekologis dan sosial pada tapak. Selanjutnya
menetapkan visi dari desain, kunci inisiatif, konsep dan masterplan. Perancangan
House of Woodneuk secara keseluruhan mengusung satu visi yakni “Pleasure of
House and Landscape beyond contemplation and enjoyment of The Sight, Sound,
and Smell” dengan English garden sebagai konsep lanskapnya. Pembuatan
konsep tertuang dalam bentuk gambar dan ilustrasi suasananya serta penjelasan
dari konsep yang diusung. Tahap selanjutnya adalah Schematic Design, tahapan
ini merupakan pengembangan desain setelah konsep disetujui oleh klien. Gambar
ditampilkan lebih detail (siteplan), adanya zoning plan, dan telah mencapai tahap
pemilihan elemen, material, warna, dan dimensi dari elemen-elemen di dalamnya
termasuk pemilihan jenis tanaman. Pemilihan elemen-elemen yang mencerminkan
English garden baik itu hard materials maupun soft materials ada di dalam
external works.
Proses riset dan analisis merupakan bagian yang penting dalam membuat
suatu konsep agar tujuan yang ingin di capai dapat terwujud serta dapat
memberikan keberlanjutan dan kelestarian tapak. Pada proyek ini, analisis
dilakukan dalam aspek sejarah kemudian diikuti dengan aspek ekologis dan
sosial. Riset yang dilakukan oleh AECOM adalah mempelajari karakteristik dari
English garden.
Selama proses perencanaan proyek ini tidak terlepas dari kendala-kendala
yang secara umum berasal dari klien. Akan tetapi hal ini merupakan bagian dari
proses desain yang bertujuan untuk memberikan kepuasan bagi klien. Setiap tahap
dari proses desain akan dilakukan meeting oleh satu tim kerja untuk memperbaiki
desain sesuai dengan yang diharapkan oleh klien. Kesuksesan pelaksanaan
pekerjaan lanskap diwujudkan oleh kerjasama yang baik oleh pihak konsultan
lanskap, kontraktor utama (klien) , arsitek, owner, interior desainer dan konsultan
lain yang terlibat.
Kata kunci : Lanskap sejarah, perancangan lanskap, AECOM Singapore, House of
Woodenuk, English garden
PROSES PERANCANGAN LANSKAP HOUSE OF WOODNEUK SULTAN
OF JOHOR, SINGAPURA
(Kegiatan Magang di AECOM Singapore Pte. Ltd)
NI MADE WENES WIDIYANI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada
Departemen Arsitektur Lanskap
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :
PROSES PERANCANGAN LANSKAP HOUSE OF WOODNEUK SULTAN OF
JOHOR, SINGAPURA
(Kegiatan Magang di AECOM Singapore Pte. Ltd)
Adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk
apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi
yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan
dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan pada daftar pustaka
di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Oktober 2011
NI MADE WENES WIDIYANI
A44070012
® Hak Cipta IPB, tahun 2011
Hak Cipta dilindungi Undang-undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak merugikan IPB.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Kegiatan Magang
: Proses Perancangan Lanskap House of Woodenuk
Sultan of Johor, Singapura
(Kegiatan Magang di AECOM Singapore Pte. Ltd)
Nama Mahasiswa
: Ni Made Wenes Widiyani
NRP
: A44070012
Departemen
: Arsitektur Lanskap
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA
NIP. 19480912 197412 2 001
Mengetahui,
Ketua Departemen Arsitektur Lanskap
Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA
NIP. 19480912 197412 2 001
Tanggal Lulus
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul ”Proses Perancangan Lanskap House of Woodneuk Sultan
of Johor, Singapura (Kegiatan Magang di AECOM Singapore Pte. Ltd)”.
Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis memperoleh banyak bantuan dari
berbagai pihak. Penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada Dr. Ir. Siti
Nurisjah, M.SLA selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan
arahan, bimbingan dan saran yang telah diberikan kepada penulis selama masa
akademik terutama dalam penyelesaian skripsi, Dr. Ir. Afra D.N. Makalew, M.Sc.
selaku dosen pembimbing akademik, Dr. Ir. Nurhayati H.S.A, M.Sc dan Dr. Ir.
Andi Gunawan, M.Agr.Sc selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak
saran dan perbaikan dalam penyusunan skripsi ini.
Terima kasih juga penulis tujukan kepada AECOM Singapore Pte. Ltd,
selaku perusahaan tempat magang, Debra Wright selaku Deputi Managing
Planning, Design and Development Singapore yang telah menerima penulis untuk
magang, Jason Zlotkowski selaku Directure Landscape Architecture Team, Nick
Bailey dan Munggorn Chaijaroenmaitre selaku senior associate yang telah
memberikan arahan dan bimbingannya selama penulis magang, serta staff lain
yang telah membantu penulis selama magang, teman-teman ARL 44 tersayang,
senior, junor, dan teman-teman terdekat penulis atas bantuan dan motivasinya.
Terakhir dan tidak terlupakan, terimakasih kepada Bapak I Ketut Ardhana, S.Sos
dan Ibu Letty Sri Budi Utami, adik dan kakak tersayang, Bu Erna, Mektu atas
kasih sayang, dukungan dan doa bagi penulis.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini belum sempurna, namun diharapkan
skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Bogor, Oktober 2011
Penulis
RIWAYAT HIDUP
Ni Made Wenes Widiyani, merupakan anak dari pasangan Bapak I Ketut
Ardhana S.Sos dan Ibu Letty Sri Budi Utami yang dilahirkan di Batam pada
tanggal 14 Juni 1989. Penulis merupakan putri kedua dari tiga bersaudara.
Penulis mengawali jenjang pendidikan Sekolah Dasar di SD Kartika 1-9
Pekanbaru pada tahun 1995-2001. Kemudian melanjutkan pendidikannya ke
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTP Negeri 4 Pekanbaru pada tahun 20012004. Pada tahun 2004-2007, penulis melanjutkan pendidikannya di sekolah
menengah atas SMA Negeri 8 Pekanbaru.
Pada tahun 2007 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur
Undangan Seleksi masuk IPB (USMI) dengan mayor Arsitektur Lanskap dan
minor Pengelolaan Wisata Alam dan Jasa Lingkungan. Selama menjalankan masa
studi di IPB, penulis aktif sebagai anggota dan pengurus dalam Himpunan
Mahasiswa Arsitektur Lanskap (HIMASKAP), dan juga tergabung dalam
organisasi mahasiswa Bali-Bogor (Brahmacarya) serta Ikatan Keluarga Pelajar
dan Mahasiswa Riau-Bogor (IKPMR). Penulis pernah menjadi Ketua UKM
Kerohanian Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma IPB (KMHD) dan mengikuti
Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Penulis menjadi ketua panitia dalam
acara Workshop Nasional Mahasiswa Arsitektur Lanskap 2010. Penulis memiliki
pengalaman kerja magang di bidang Arsitektur Lanskap di Labersa Golf Course,
dan AECOM Singapore Pte. Ltd.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xviii
I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1
1.2 Tujuan Magang .................................................................................................... 2
1.3 Manfaat Magang .................................................................................................. 3
II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 4
2.1 Lanskap Sejarah................................................................................................... 4
2.2 English Garden .................................................................................................... 5
2.3 Preservasi Lanskap Sejarah ............................................................................. 10
2.4 Perancangan Lanskap ....................................................................................... 12
2.5 Konsultan Lanskap ............................................................................................ 14
III. METODOLOGI ........................................................................................ 16
3.1 Lokasi dan Waktu Magang ............................................................................. 16
3.2 Metode Magang ................................................................................................. 16
3.3 Tahapan Kegiatan Magang .............................................................................. 17
3.4 Data Magang dan Analisis .............................................................................. 22
3.5 Batasan Magang ................................................................................................ 23
IV. KONDISI UMUM ..................................................................................... 24
4.1 Negara Singapura .............................................................................................. 24
4.1.1 Batas Astronomis dan Geografis ......................................................... 24
4.1.2 Kependudukan......................................................................................... 24
4.1.3 Iklim .......................................................................................................... 25
4.1.4 Sejarah ...................................................................................................... 25
4.2 AECOM International (Singapore) Pte. Ltd ............................................... 27
4.2.1 Kondisi Umum Perusahaan .................................................................. 27
4.2.2 Sejarah Perusahaan ................................................................................. 28
4.2.3 Lokasi Perusahaan .................................................................................. 29
4.2.4 Ruang Lingkup Perusahaan .................................................................. 30
4.2.5 Struktur Organisasi ................................................................................. 35
V. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 38
5.1 Proses Perancangan Tapak House of Woodneuk Sultan of Johor,
Singapura ............................................................................................................ 38
5.1.1 Lokasi dan Kondisi Eksisting Tapak .................................................. 38
5.1.2 Sejarah Tapak .......................................................................................... 43
5.1.3 Analisis Tapak ......................................................................................... 45
xii
5.1.4 Concept Design ....................................................................................... 51
5.1.5 Schematic Design ................................................................................... 58
5.1.6 Kendala dan Masalah dalam Proses Perancangan House of
Woodneuk Sultan of Johor .................................................................... 90
5.2 Managemen Kerja dalam Penanganan Proyek House of Woodneuk
Sultan of Johor ................................................................................................... 91
5.2.1 Penerimaan Proyek ................................................................................. 91
5.2.2 Tim Kerja Proyek ................................................................................... 93
5.2.3 Riset dan Analisis ................................................................................... 95
5.2.4 Proses Desain dan Sistem Kerja .......................................................... 96
VI. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 100
6.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 100
6.2 Saran .................................................................................................................. 101
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 102
LAMPIRAN ..................................................................................................... 93
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Jadwal Kegiatan Magang ............................................................................... 16
2. Jenis, Bentuk, Sumber, dan Cara Pengambilan Data Proyek Magang ............. 22
3. Sejarah Kepemilikan Istana Tyersall .............................................................. 45
4. Sejarah Kepemilikan House of Woodneuk ..................................................... 46
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Contoh bentukan dalam English garden (Campton dan Lawson, 2007) ............ 8
2. Contoh pola penanaman bunga dalam English garden (Campton dan Lawson,
2007) ............................................................................................................... 8
3. Contoh penenaman tanaman herbal, sayuran dan bumbu dapur dalam English
garden (Campton dan Lawson, 2007) .............................................................. 9
4. Contoh teknik topiari dalam English garden (Campton dan Lawson, 2007) ...... 9
5. Tahapan kegiatan magang .............................................................................. 17
6. Tahapan pengerjaan proyek pada AECOM Singapore .................................... 20
7. Peta Singapura (googleimage.com, 2011) ....................................................... 24
8. Pembagian Kantor Cabang AECOM .............................................................. 28
9. Struktur organisasi Landscape Architecture Team (Singapore Office) ............ 36
10. Struktur organisasi perusahaan AECOM (PDD Bussiness Line) ................... 37
11. Peta lokasi House of Woodneuk .................................................................... 38
12. Foto kondisi driveway .................................................................................. 39
13. Foto kondisi guard house ............................................................................. 39
14. Foto kondisi main gate terletak di Holland Road .......................................... 40
15. Foto kondisi the grounds .............................................................................. 41
16. Foto kondisi The House ................................................................................ 41
17. Foto kondisi ground floor............................................................................. 42
18. Foto kondisi first floor................................................................................. 42
19. Foto kondisi inner courtyard ........................................................................ 43
20. Peta kuno House of Woodneuk dan Istana Tyersall ....................................... 44
21. Kondisi House of Woodneuk rentang 1941-2006 .......................................... 47
22. Analisis segi ekologi House of Woodneuk .................................................... 49
23. Analisis segi sosial House of Woodneuk ....................................................... 50
24. Illustrative masterplan House of Woodneuk tahap concept design ................ 52
25. Illustratif perspektif House of Woodneuk ...................................................... 53
26. Illustratif perspektif rumah .......................................................................... 54
27. Ilustrasi royal garage ................................................................................... 56
28. Ilustrasi pool pavillion.................................................................................. 56
xv
29. Ilustrasi Woodneuk royal stables .................................................................. 57
30. Masterplan revisi I ...................................................................................... 59
31. Final masterplan .......................................................................................... 60
32. Woodneuk gate and entry court .................................................................... 61
33. The drive, typical forest driveway ................................................................. 62
34. The driveway, typical royal palms singgle and double rows ......................... 63
35. Arrival court and porte cochere modelling ................................................... 64
36. Coachyard modelling .................................................................................. 65
37. Outer welcome court modelling ................................................................... 65
38. Inner welcome court modelling ................................................................... 66
39. Knot Garden Modelling............................................................................... 66
40. Grand Lawn Modelling ............................................................................... 67
41. Rose garden modelling ................................................................................. 67
42. Pool terrace modelling ................................................................................ 68
43. Herb and Kitchen Garden Modelling .......................................................... 68
44. Private entry modelling ................................................................................ 69
45. Guest house plan .......................................................................................... 70
46. Field lawn plan ............................................................................................ 70
47. View to field lawn plan from first floor ......................................................... 71
48. Stepping stones and loose pea gravel lokasi pada car lawn .......................... 71
49. Stepping stones and loose pea gravel lokasi di pool pavilliun ....................... 72
50. Stepping stones and loose pea gravel lokasi pada coach yard ....................... 72
51. Paving key plan............................................................................................ 73
52. Tipe wall Section.......................................................................................... 74
53. Wall key plan ............................................................................................... 75
54. Structure in site ............................................................................................ 76
55. Structures key plan ....................................................................................... 77
56. Plan and front elevation of stairs.................................................................. 78
57. Stairs Key Plan ............................................................................................ 79
58. Front elevation and section furnitures and elements ..................................... 80
59. Furnitures and ornaments key plan .............................................................. 81
60. Water Feature .............................................................................................. 82
xvi
61. Water features key plan ................................................................................ 83
62. Image Referrence of Lighting ....................................................................... 84
63. Lightings key plan ........................................................................................ 85
64. Tree and hedges key plan ............................................................................. 86
65. Plant list of trees and hedges ........................................................................ 87
66. Shrubs and ground covers key plan .............................................................. 88
67. Plant list of shrubs and ground covers ......................................................... 89
68. Typical shrubs patterns ................................................................................ 90
69. Cara Perolehan Proyek AECOM .................................................................. 92
70. Tim Proyek dan pembagian kerja dalam House of Woodneuk ....................... 94
71. Tim Lapang Proyek House of Woodneuk ...................................................... 95
72. Perbandingan proses desain menurut Booth dan AECOM Singapore (LA
Team) ............................................................................................................ 97
73. Perbandingan proses desain menurut Simonds dan AECOM Singapore (LA
Team) ............................................................................................................ 97
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Illustratif Interior rumah ............................................................................. 105
2. Denah ground floor rumah ........................................................................... 105
3. Elevasi rumah .............................................................................................. 106
4. Denah first floor rumah ................................................................................ 107
5. Denah ground floor dan first floor guest house ............................................. 107
6. Front elevatin guest house ........................................................................... 107
7. Denah dan elevasi royal garage ................................................................... 108
8. Denah dan front elevatin pool pavillion ........................................................ 109
9. Denah dan front elevatin royal stables.......................................................... 109
xviii
I. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Setiap bangsa memiliki sejarah yang sangat penting dalam perkembangan
bangsanya. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki lanskap sejarah
dengan nilai dan keragaman yang tinggi, karena terkait dengan perjalanan
kehidupan sosial, ekonomi, budaya masyarakatnya, dan juga terkait dengan
perjalanan politis kenegaraan seperti dalam rangka merebut kemerdekaan, periode
kerajaan dan termasuk juga periode kolonisasi.
Menurut Nurisjah dan Pramukanto (2001) kawasan-kawasan bernilai
sejarah tinggi saat ini di Indonesia banyak mengalami kerusakan, hancur dan
diabaikan. Hal ini dapat diakibatkan oleh faktor alam seperti hujan, panas, gempa
bumi, badai, dan tanaman, faktor lainnya adalah karena tindakan manusia yang
kurang atau bahkan tidak memahami nilai dari keberadaan benda atau kawasan
sejarah, dan juga faktor kelembagaan yang kurang mendukung pelestarian
kawasan atau situs sejarah ini.
Berkurangnya atau bahkan hilangnya peninggalan-peninggalan bersejarah
di suatu bangsa akan merugikan bangsa itu sendiri apabila tidak dicegah, karena
kehilangan sesuatu yang tak ternilai harganya. Selain itu suatu bangsa yang
menghilangkan bukti sejarah negaranya dapat dijuluki sebagai bangsa atau
masyarakat yang tidak berbudaya atau kurang memiliki budaya, hal ini karena
kebesaran suatu bangsa dapat dinilai selain dari tingkat kesejahteraan dan
stabilitas ekonominya, akan tetapi juga dari bagaimana masyarakatnya
memperlakukan dan menghargai budaya dan adat istiadatnya termasuk upaya
pelestarian berbagai benda/bahan peninggalan yang pernah dimilikinya (Nurisjah
dan Pramukanto, 2001).
Lanskap bersejarah merupakan sumber yang sangat penting bagi manusia
dalam mengksplorasi sejarah dan memahami sejarah yang terjadi. Lanskap sejarah
memberikan bukti yang dapat membuat suatu bangsa memahami dan melihat
dirinya sendiri dalam konteks sejarah secara luas. Hal ini bukan saja menjadi
perhatian di Negara Indonesia namun juga negara-negara lainnya di seluruh dunia.
Preservasi House of Woodneuk Sultan of Johor oleh Sultan Johor,
Malaysia merupakan salah satu upaya dari pihak Malaysia dalam melindungi
1
lanskap bersejarah yang memiliki nilai penting bagi Kerajaan Johor. Kerajaan
Johor dahulu merupakan kerajaan di Selat Malaka yang menguasai daratan
Melayu
yang wilayah
kekuasaannya mencakup Malaysia, Singapura dan
Indonesia. Lokasi House of Woodneuk Sultan of Johor adalah di Singapura yang
merupakan bekas wilayah kekuasaan Johor, saat ini Woodneuk menjadi lanskap
yang memiliki nilai sejarah baik bagi Negara Singapura maupun bagi Kerajaan
Johor (Malaysia), sehingga perlu dilestarikan keberadaannya.
AECOM Singapore Pte. Ltd adalah cabang perusahaan dari AECOM
Technology Corporation yang merupakan perusahaan penyedia jasa teknik
professional dan dukungan managemen. Perusahaan ini memberikan pelayanan
dalam bidang transportasi, perencanaan, lingkungan, energi, air dan pemerintahan.
Nama AECOM adalah akronim dari Architecture, Engineering, Consulting,
Operations and Management.
AECOM diluncurkan sebagai perusahaan independen pada 6 April 1990,
dengan membeli karyawan dari Ashland Technology Corporation dari perusahaan
induknya, Ashland Oil & Refining Company di Lexington, Kentucky. AECOM
telah berkembang menjadi perusahaan besar di dunia memiliki kantor pusat
berada di Los Angles, California dengan lebih dari 100 perusahaan cabang di
berbagai negara, di antaranya ialah di Singapura.
House of Woodneuk Sultan of Johor, Singapore merupakan salah satu
proyek yang sedang dikerjakan oleh AECOM Singapore Pte Ltd. Sebagai
kawasan bersejarah, perancangan kawasan ini sangat mempertimbangkan aspek
orisinalitas dari nilai sejarahnya dan juga mengintegrasikan dengan lanskap tema
English garden serta gaya hidup modern saat ini. Kegiatan perancangan lanskap
pada AECOM Singapore Pte Ltd sebagai upaya dalam membuat suatu desain
yang applicable dan workable untuk memenuhi standar kualitas skala
internasional. Tahapan proses perancangan, baik dalam kegiatan studio maupun
di lapangan dan produk perancangan sangat penting untuk dipelajari dalam rangka
peningkatan pengetahuan dan wawasan calon arsitek lanskap.
1.2
Tujuan Magang
Tujuan umum dari kegiatan magang ini adalah untuk mendapatkan
beragam pengetahuan teknis, pengalaman, dan keterampilan dalam bidang
2
arsitektur lanskap, mempelajari dan meningkatkan soft skill serta keterampilan
merancang baik secara manual maupun komputer dalam lingkup keprofesian
arsitektur lanskap yang berfokus pada proyek perancangan House of Woodneuk.
Secara spesifik, tujuan dari kegiatan magang ini adalah:
1. Mempelajari dan mengikuti sistem dan teknik perancangan serta
mengikuti proses perancangan lanskap House of Woodneuk Sultan of
Johor yang dilakukan oleh perusahaan AECOM International Pte. Ltd.
2. Mempelajari dan mengikuti proses bekerja di studio dan di lapangan
sesuai dengan manajemen kerja yang diterapkan oleh AECOM
International Pte. Ltd.
3. Membahas dan mengidentifikasi kendala dan masalah yang timbul pada
proses perancangan lanskap House of Woodneuk Sultan of Johor beserta
solusinya yang berhubungan dengan proses perancangan terutama bagi
pekerjaan di studio.
1.3
Manfaat Magang
Kegiatan magang yang dilakukan di AECOM Pte.Ltd. bermanfaat untuk:
1. Meningkatkan profesionalisme mahasiswa dalam menghadapi kondisi
lapangan kerja.
2. Memperoleh informasi yang berkaitan dengan perancangan suatu proyek
pelestarian lanskap sejarah dan budaya yang mengintegrasikan nilai
kesejarahan dan karakter budaya lama serta modern.
3. Menjadi bahan masukan dalam mengembangkan, mengaplikasikan dan
meningkatkan desain pada pelestarian lanskap yang mengintegrasikan
karakter budaya lama dan modern serta sejarah.
4. Meningkatkan
keterampilan
teknik
perancangan
dan
menambah
pengalaman serta sebagai media pertukaran informasi, ilmu dan teknologi
dalam arsitektur lanskap antara mahasiswa, Departemen Arsitektur
Lanskap IPB dan perusahaan tempat magang.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Lanskap Sejarah
Menurut Simonds (1983), lanskap adalah suatu bentang alam dengan
karakteristik tertentu, yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia. Lanskap
terdiri dari lanskap alami dan lanskap buatan. Lanskap alami sangat rumit
sehingga sangat penting bagi perancang untuk memahami lebih dalam untuk
menjaga elemen yang tidak boleh diganggu dan yang tetap di pertahankan pada
lanskap. Lanskap alami terdiri dari bukit pasir, padang rumput, gunung, danau,
laut, bukit, jurang, hutan, sungai, kolam, rawa, lembah dan padang pasir. Lanskap
buatan merupakan lanskap alami yang mengalami modifikasi yang dilakukan
oleh manusia.
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (2003) yang ditulis oleh W.J.S.
Poerwadaraminta menyebutkan bahwa sejarah mengandung tiga pengertian
sebagai berikut:
1. sejarah berarti silsilah atau asal usul,
2. sejarah berarti kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa
lampau,
3. sejarah berarti ilmu, pengetahuan, cerita pelajaran tentang kejadian atau
peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau.
Lanskap sejarah menurut Nurisjah dan Paramukanto (2001) adalah bagian
dari suatu lanskap budaya yang memiliki dimensi waktu di dalamnya. Lanskap
sejarah ini dapat mempunyai bukti fisik dari keberadaan manusia di atas bumi ini.
Waktu yang tertera dalam suatu lanskap sejarah yang membedakan dengan desain
lanskap lainnya, adalah keterkaitan pembentukan essential character dari lanskap
ini dari waktu/periode yang lalu yang didasarkan pada sistem periodikal yang
khusus (seperti sistem politik, ekonomi dan sosial). Lanskap sejarah memainkan
peranan penting dalam mendasari dan membentuk berbagai tradisi budaya,
ideologikal dan etnikal satu kelompok masarakat.
Lanskap sejarah memiliki karakter yang terdiri atas atau yang dapat
diamati dari karakter utama kawasan, situs atau tapak tersebut dan hubunganhubungannya dengan tapak. Dua faktor pembentuk tersebut adalah :
4
1. Historic/prehistoric feature, yaitu feature yang terletak di atas atau di
bawah permukaan tanah (seperti lanskap), dan
2. Informasi-informasi sejarah yang berhubungan dengan tapak tersebut
(seperti cerita rakyat, legenda, atau catatan sejarah proses terjadinya suatu
tapak).
Goodchild (1990) mengemukakan bahwa suatu lanskap dikatakan
memiliki nilai historis apabila di dalamnya memuat satu atau beberapa kondisi
lanskap berikut ini :
1. merupakan contoh yang menarik dari sebuah tipe lanskap sejarah,
2. memuat bukti yang menarik untuk dipelajari terkait dengan sejarah tata
guna,
3. lahan, lanskap, taman, atau sikap budaya terhadap lanskap dan taman,
4. memiliki keterkaitan dengan seseorang, masyarakat atau peristiwa atau
peristiwa yang penting dalam sejarah,
5. memiliki nilai-nilai sejarah dengan bangunan atau monumen bersejarah.
2.2
English Garden
English garden adalah gaya taman yang berasal dari Inggris, yang
mencapai masa puncaknya diawal abad 18, kemudian meluas ke wilayah Eropa
lainnya, menggantikan gaya taman formal dan simetrik ala Prancis. Gaya taman
Prancis ini sebelumnya merupakan prinsip gaya taman yang ada di Eropa pada
abad 17 (en.wikipedia.org, 2011).
Menurut Crowe (1981) English Garden mengalami banyak perkembangan
yang mengikuti pola umum. Banyaknya pengaruh luar yang masuk ke Inggris,
dan kemudian hilang selama proses seleksi dan pencernaan, hingga melalui
pengaruh tersebut memunculkan gaya taman yang disebut tipikal English.
Perkembangan English garden tersebut adalah :
Roman dan Medievel Gardens
The Dark Ages pada masa Romawi menhasilkan taman di dalam
perlindungan yang disebut monastery walls. Taman ini menyediakan kebutuhan
bagi masyarakat yang tinggal di dalamnya. Kebutuhan penting yang dipenuhi dari
taman ini berupa kolam ikan, tanaman merambat, tanaman herbal, sayuran untuk
5
makanan dan obat-obatan serta bunga untuk altar. Praktek herbs dan kitchen
garden dimulai dari masa ini.
Perkembangan taman selanjutnya adalah pada masa Medieval, yang
terkenal dengan Medieval Castle garden. Taman ini memberikan ruang untuk
small courtyard gardens, dengan pola yang tersusun dari flower beds. Bentukan
umum pada masa ini adalah turf seats, bukit yang memberikan pemandangan
keluar dinding castle.
The Tudor Garden
Perubahan yang terjadi pada zaman ini adalah segi alami yang dihasilkan
dari kedamaian batin, dengan menghilangkan dinding pertahanan yang
mengelilingi taman. Taman menjadi lebih rumit, seperti adanya teknik topiari dan
plain beds menjadi knot. Knot ini merupakan pola geometrik dari batuan dan
bunga, bahkan prakteknya hingga membuat labirin. Taman ini juga didekorasi
dengan patung-patung.
The French Tradition in English
Gaya Prancis yang sangat mempengaruhi English garden adalah taman
hasil karya Le Notre. Le Notre adalah seorang perancang taman asal Prancis yang
mengkombinasikan The
Anglo-French
medieval
garden
dengan
Italian
Renaissance. Namun di Inggris, pengaruh dari gaya Italy tidak terlalu banyak
dibandingkan pengaruh dari Le Notre berupa adanya pohon-pohon dan water
alleys. Nilai terbesar yang diberikan dari pengaruh oleh Le Notre adalah
luasnya pandangan yang tercipta.
Gaya Prancis mencerminkan ketidakterbatasnya intelektual manusia. Pada
abad ke-17 hutan-hutan hampir hilang dan tanah mulai dibentuk. Manusia mulai
tidak takut untuk melihat sekeliling taman. Muncul pemikiran bahwa tidak
diragukan manusia dapat menciptakan lanskap yang lebih baik untuknya daripada
yang dibentuk oleh alam.
The English Landscape Garden
Gaya landscape garden muncul dinspirasi dari hasil lukisan Claude
Lorraine dan Nicolas Poussin. Gaya yang muncul mempresentasikan idealisme
dari alam, bahwa manusia merupakan bagian dari alam. Manusia dan alam dapat
berjalan
harmonis.
Fokus
pemandangan
dimaksudkan
untuk
melihat
6
keanekaragaman lingkungan sekitar, yang didistribusikan dengan pola acak dan
sehingga memberi kesan lanskap alami. Taman yang tercipta memberikan suasana
romantis dan kawasan pedesaan.
Komposisi taman ini terdiri bentukan lahan, air, pepohonan dan arsitektur,
yang disusun dengan komposisi pictorial. Pada perkembangan selanjutnya
English Landscape garden juga mendapat pengaruh dari Chinese garden. Taman
ini biasanya memiliki danau, padang rumput yang luas dan berbukit-bukit,
dikelilingi oleh pohon-pohon atau hutan, adanya kuil dan jembatan.
Masa emas English garden dipengaruhi oleh desainer taman bernama
Lancelot “Capability” Brown pada abad 18. Karakter taman yang tercipta adalah
menyederhanakan taman dari struktur geometrik, alleys, partere yang kemudian
diganti dengan hamparan rumput yang bergelombang, dan menciptakan
pandangan ke arah pepohotan atau hutan.
Menurut Valdez (2011) English garden menekankan pada setting alami
yang merepresentasikan suasana pedesaan. Karakteristik English garden mengalir
secara acak namun desainnya tetap terkontrol. Berikut adalah karakter dari
English garden secara umum saat ini dapat dilihat dari:
Bentuk
Lengkungan lembut dan berkelok-kelok, jalan dengan kerikil yang
bertebaran yang memberikan pesona pedesaan dan tekstur pada saat
berjalan merupakan ciri utama dari sebuah English garden. Pola geometrik
untuk bunga dan hamparan tanaman herbal berbentuk persegi empat dan
persegi panjang memberikan suatu area yang rapi dalam suasana santai
dan relaksasi. Sebuah bentukan yang umum adalah kursi taman yang
terbuat dari kayu, yang diposisikan diujung jalan dan biasanya di depan air
mancur atau kolam. Patung dan bunga di dalam pot besar di tempatkan
sebagai ornamen (Gambar 1).
7
Gambar 1. Contoh bentukan dalam English garden (Campton dan Lawson, 2007)
Bunga
Di dalam English garden, bunga utama yang digunakan adalah mawar,
yang sering tumbuh pada teralis, merambat pada dinding, atau tumbuh
sebagai hamparan dan sebagai tanaman pembatas. Tanaman lain berfungsi
sebagai aksesoris bagi tanaman mawar seperti hollyhocks, dahlia, peony,
dan iris yang masing-masing memiliki warna yang berbeda-beda dan
menyatukan taman dengan karakteristik khas setiap tanaman (Gambar 2).
Gambar 2. Contoh pola penanaman bunga dalam English garden (Campton dan
Lawson, 2007)
8
Herbal dan Sayuran
English garden juga memberikan fungsi dari praktek menanam herbal dan
sayuran yang hasilnya dapat digunakan sebagai bumbu dapur di samping
memberikan nuansa warna dan aroma di dalam taman. Tanaman herbal
seperti thyme, rosemary, dill dan basil biasanya ditanam terpisah dalam
suatu hamparan. Beberapa pilihan sayuran seperti wortel, selada, timun
dan tomat biasanya ditanam berdekatan di hamparan yang lain (Gambar
3).
Gambar 3. Contoh penenaman tanaman herbal, sayuran dan bumbu dapur dalam
English garden (Campton dan Lawson, 2007)
Topiari
Bangsa Romawi adalah bangsa yang memperkenalkan teknik topiari, seni
membentuk pembatas ke Inggris pada abad ke-7. Topiari pada English
garden terdapat tambahan pada ketinggiannya dan bentuknya yang unikunik. Berbagai bentuk topiari seperti kerucut, spiral atau binatang akan
menjadi elemen visual yang kuat pada taman yang informal serta
mengekspresikan kreativitas dan rasa humor pemiliknya (Gambar 4).
Gambar 4. Contoh teknik topiari dalam English garden (Campton dan Lawson,
2007)
9
2.3
Preservasi Lanskap Sejarah
Pelestarian lanskap sejarah merupakan usaha manusia untuk memproteksi
atau melindungi peninggalan atau sisa-sisa budaya dan sejarah terdahulu yang
bernilai dari berbagai perubahan yang negatif atau yang merusak keberadaaanya
atau nilai yang dimilikinya. Pelestarian suatu benda dan juga suatu kawasan yang
bernilai sejarah dan budaya, pada hakekatnya bukan hanya untuk melestarikannya
tetapi terutama untuk menjadi alat dalam mengolah transformasi dan revitalisasi
dari kawasan tersebut (Nurisjah dan Pramukanto, 2001).
Menurut Goodchild (2001) ada beberapa cara yang dapat diaplikasikan
dalam kombinasi yang berbeda pada suatu keseluruhan tapak atau pada beberapa
bagian tapak tersebut dalam upaya melestarikan lanskap bersejarah, salah satunya
adalah preservasi. Preservasi adalah upaya menjaga suatu fitur agar tetap dalam
kondisi originnya dengan cara mencegah seketat mungkin terhadap adanya
perubahan yang mengubah bentuk origin fitur tersebut.
Terdapat beberapa alasan yang membuat lanskap sejarah penting untuk
dilestarikan yakni:
1.
Lanskap bersejarah itu penting dan merupakan bagian dari warisan budaya.
Keberadaannya membantu dalam menentukan alam peninggalan tersebut,
merupakan
titik referensi atau
landmark yang dapat dimengerti dan
memberikan pengalaman signifikan dan aktual mengenai kejadian yang
terjadi di dalamnya meskipun kondisinya tidak sama seperti yang asli,
2.
lanskap sejarah memberikan bukti fisik dan arkeologikal terhadap
peninggalan sejarah dan budaya,
3.
lanskap sejarah berkonstribusi pada
keberlanjutannya perkembangan
kebudayaan, karena mereka ada dan dapat dikunjungi, didiskusikan, ditulis
dan ditinjau. Lanskap sejarah dapat dimasukkan dalam program pendidikan
dan dijelaskan kepada publik melalui teknik presentasi, lanskap sejarah
merupakan unsur aktif dari masa kini dan masa yang akan datang.
4.
lanskap sejarah memberikan keberagaman pengalaman yang ada,
5.
lanskap sejarah menyediakan plubic amenity, tempat dimana orang dapat
berelaksasi, berekrasi, menyegarkan pikiran dan menemukan inspirasi,
10
6.
lanskap sejarah dapat menjadi hal yang penting dari segi ekonomi karena
peran public amenity-nya dan juga dapat menggerakkan dan mendukung
pariwisata.
Menurut Harris dan Dines (1988) dalam Nurisjah dan Pramukanto (2001)
empat hal utama dilakukannya tindakan preservasi untuk pelestarian lanskap
sejarah, yaitu:
1. untuk menyelamatkan karakter estetik dari suatu areal, wilayah atau
properti
a. untuk menekankan kesinambungan antara masa lalu dan masa
sekarang
b. untuk melengkapi struktur kesejarahan
c. untuk menahan degradasi karakter lingkungan
d. untuk menginterpretasikan kehidupan kesejarahan dari seseorang,
suatu kejadian, atau suatu tempat
2. untuk mengkonservasi sumberdaya
a. untuk mempertahankan pepohonan, tanaman-tanaman semak dan
berbagai jenis tanaman lainnya
b. untuk memperpanjang umur kehidupan dari suatu site features
c. untuk memperbaiki dan merahabilitasi berbagai hal atau bahan yang
sudah tidak diproduksi lagi
d. untuk mengurangi kegiatan pemeliharaan
3. untuk memfasilitasi pendidikan lingkungan
a. untuk mengilustrasikan nilai, cita rasa, proses, dan teknologi yang
telah dimiliki pada masa yang lampau
b. untuk mengevaluasi keterpakaian dari teknologi tempo dulu untuk
digunakan pada masa sekarang
4. untuk mengakomodasi perubahan-perubahan kebutuhan akan hunian, baik
yang terdapat di dalam kawasan perkotaan, di tepi kota, maupun di
kawasan pedesaan.
11
2.4
Perancangan Lanskap
Perancangan lanskap merupakan perluasan dari perencanaan tapak dan
termasuk dalam proses perencanaan tapak. Perancangan menekankan pada seleksi
komponen-komponen
rancangan,
bahan-bahan,
tumbuh-tumbuhan,
dan
kombinasi-kombinasinya sebgai pemecahan masalah terhadap kendala-kendala di
dalam tapak. Perancangan kawasan dengan tema tertentu seperti English garden,
sangat memperhatikan elemen-elemen tersebut.
Dalam perancangan lanskap English garden, prinsip dasar perancangan
merupakan hal yang mendasar. Menurut Vandyke (1990) prinsip perancangan
terdiri dari:
1.
Unity, yaitu kesatuan seluruh elemen (harmonis): repetition, module, grid,
dan theme. Contoh pada taman bertema english garden, yang memiliki
karakter alami dengan suasana pedesaan, menggunakan pola organik yang
berbentuk lengkungan lembut dan berkelok-kelok.
2.
Balance, yaitu keseimbangan dalam skala dan proporsi untuk menyusun
elemen lanskap: symetri, asymetri, dan radial. Pada taman bertema english
garden, penerapan prinsip keseimbangan dapat dilihat pada keseimbangan
warna cerah pada hamparan semak dan bunga yang warna-warni diimbangi
dengan penutupan hamparan rumput yang hijau. Keseimbangan asimetris
pada English garden ini dengan bentuk informal memberi kesan halus karena
bersifat alamiah/natural.
3.
Emphasis/Dominance, yaitu menciptakan kontras/aksen: directionality,
placement, dan contrast, size, dan number. Pada English garden banyak
diterapkannya prinsip emphasis, sebagai contoh adanya jalur seperti jalan
setapak yang didesain mengarahkan pada point-of interest dapat berupa
water-feature, sculpture, pohon, gazebo dan lainnya.
Menurut Simonds (1893), dalam merancang sebuah lanskap terdapat
sebuah prinsip, yaitu dengan mengeliminasi elemen-elemen yang buruk dan
mengekspos elemen-elemen yang baik. Dalam merancang lanskap English
garden, karakter tapak yang menarik harus diciptakan atau dipertahankan
sehingga semua elemen yang banyak variasinya akan menjadi kesatuan yang
harmonis. Dalam perancangan terdapat proses yang memiliki beberapa tahapan.
12
Menurut Simonds (1983), proses perencanaan/perancangan terdiri dari 4 tahapan,
yaitu:
1.
Commission, merupakan tahap dari pernyataan kebutuhan dari klien,
pendefinisian pelayanan dan pengeksekusian perjanjian.
2.
Research, merupakan tahap pengumpulan data berbagai informasi yang
didapat dari kegiatan inventarisasi seperti survei tapak, wawancara pihak
terkait, observasi dan pengambilan gambar tapak.
3.
Analysis, pada tahap ini dilakukan analisis terhadap data yang ada, mengkaji
terkait peraturan pemerintahan, kendala, potensi dan program pengembangan.
4.
Syntesis, merupakan tahap persiapan mekesplorasi rencana alternatif, analsis
perbandingan, penilaian dampak, konsolidasi dan metode implementasi.
5.
Construction, adalah tahap persiapan dokumen konstruksi, perjanjian kontrak,
supervisi konstruksi dan mempersiapan punch list checkout yakni dokumen
yang dipersiapkan oleh pengawas sebagai dasar inspeksi akhir.
6.
Operation, merupakan tahap kunjungan tapak secara berkala untuk
mengobservasi, mempelajari, dan memberikan saran sebagai rekomendasi
peningkatan.
Menurut Booth (1983), proses perancangan harus memberikan pemikiran
yang logikal dan kerja tim yang baik dalam menciptakan sebuah desain, dapat
memberikan informasi yang jelas tentang desain, memberikan solusi alternatif
yang terbaik, serta menjelaskan solusi tersebut kepada klien. Dalam hal ini
perancangan English garden akan menghasilkan sebuah desain yang menarik
dengan mengikuti tahapan proses desain yang ada. Proses desain menurut Booth
(1983) yaitu:
1.
Penerimaan proyek (Project acceptance)
2.
Riset dan Analisis (Research and analysis)
a. Persiapan peta dasar
b. Inventarisasi dan analisis
c. Wawancara dengan klien
d. Pengembangan program
3.
Desain/perancangan (Design)
a. Diagram fungsi
13
b. Diagram hubungan tapak
c. Concept plan
d. Studi bentuk perancangan
e. Preliminary design
f. Schematic plan
g. Master plan
h. Design development
4.
Gambar-gambar Konstruksi (Construction Drawings)
a. Layout plan
b. Grading plan
c. Planting plan
d. Construction details
5.
Pelaksanaan (Implementtion)
6.
Evaluasi Setelah Konstruksi (Post-Contruction Evaluation Maintenance)
7.
Pengelolaan (Maintenance)
2.5
Konsultan Lanskap
Menurut Gold (1980), konsultan lanskap adalah pengembang yang
memiliki tanggung jawab moral dalam hal penyediaan ruang dan fasilitas rekreasi
dalam kota. Perencana kota dan arsitektur lanskap berperan penting dalam
kegiatan preservasi, perancangan ruang terbuka, pembangunan fasilitas rekreasi,
dan program sosial sebagai pelayanan kebutuhan rekreasi bagi manusia.
Konsultan memiliki beberapa kelebihan di antaranya:
1.
kemampuan profesional, yaitu memiliki kompetensi secara teknis berupa
kemampuan dari segi perancangan yang dapat dilihat dari proyek desain yang
telah dikerjakan,
2.
penyediaan pelayanan, dimana kualitas pelayanan jasa yang telah dikerjakan
dapat dievaluasi dari referensi klien sebelumnya,
3.
kemampuan untuk menyediakan staf tim perencanaan degan latar belakang
pengalaman dan pengetahuan yang cukup baik untuk mengerjakan suatu
proyek dan menyelesaikannya dalam jangka waktu yang telah ditentukan,
14
4.
kemampuan untuk menyewa staf ahli tambahan yang dibuthkan sesuai beban
kerja yang dibutuhkan,
5.
memiliki latar belakang pengalaman, alat-alat dan pengetahuan langsung
yang berkaitan dengan situasi dan proyek yang beragam,
6.
hasil kerja yang objektif dan profesional,
7.
sistem kerja berdasarkan pada jadwal kerja yang telah dibuat.
15
III. METODOLOGI
3.1
Lokasi dan Waktu Magang
Kegiatan magang dilakukan di perusahaan AECOM Singapore Pte. Ltd,
divisi Planning, Design, Development (PDD), tim Landscape Architecture (LA
team). Perusahaan ini berlokasi di The Concourse, Beach Road 300.
Kegiatan magang dilaksanakan selama tiga bulan, mulai 7 Februari sampai
dengan 6 Mei 2011. Kegiatan utama dalam pelaksanaan magang ini yaitu
mempelajari proses perancangan dengan fokus pada proyek House of Woodneuk
Sultan of Johor. Dalam pelaksanaannya mengikuti jadwal dari proses perancangan
AECOM Singapore Pte. Ltd. (Tabel 1).
Tabel 1. Jadwal kegiatan magang
Februari
Jenis Kegiatan
1 2 3
Persiapan
Kegiatan Studio dan Lapang
1. Concept Design
2. Schematic
Design
3. Site Visit
Kegiatan Administrasi
1. Pengenalan profil
dan
kelembagaan
AECOM Singapore
Pte. Ltd.
2. Pengenalan proses
kerja
lanskap
AECOM Singapore
Pte. Ltd.
3.2
4
Maret
April
1 2 3 4 1 2
3
4
Mei
1
Metode Magang
Metode yang digunakan selama kegiatan magang di AECOM berupa
partisipasi aktif dalam kegiatan yang berlangsung di perusahaan yakni terlibat
dalam proses pengerjaan beberapa proyek yang sedang ditangani AECOM,
melakukan wawancara untuk memperoleh data magang, melakukan pengamatan
langsung di tapak terkait dengan proyek yang sedang dikerjakan serta melakukan
studi pustaka.
16
3.3
Tahapan Kegiatan Magang
Tahapan kegiatan magang meliputi kegiatan pra magang, magang dan
pasca magang (Gambar 5). Pada saat tahap kegiatan pra magang, dimulai dari
pembuatan usulan, pencarian perusahaan tempat magang, perizinan imigrasi,
orientasi perusahaan dan perkenalan dengan staff LA team di AECOM Singapore.
Gambar 5. Tahapan kegiatan magang
Ruang lingkup pekerjaan magang yang diikuti dalam kegiatan magang ini
meliputi :
Kegiatan Administrasi
Kegiatan ini dilakukan untuk menambah pengetahuan mahasiswa dalam
mengembangkan kualitas berpikir dan kualitas kerja untuk menghasilkan suatu
karya arsitektur lanskap. Kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa magang, yaitu:
1. mempelajari struktur dan organisasi perusahaan,
17
2. mempelajari sistem kerja yang dilakukan dalam perusahaan,
3. mempelajari masalah dan solusi kerja yang dihadapi perusahaan dalam
menangani suatu proyek.
Kegiatan Studio dan Lapang
Kegiatan magang yang dilakukan pada perusahaan AECOM terdiri dari
beberapa proyek, dengan fokus utama yaitu House of Woodneuk. AECOM
memiliki standar sendiri dalam menangani setiap proyek. Setiap proyek yang
ditangani memiliki keunikan dan kekhasannya masing-masing dan hal ini
tergantung pada perjanjian yang dilakukan terhadap klien. Berdasarkan hasil
wawancara dengan salah seorang Associate LA team, secara garis besar dalam
Landscape Architecture (LA) Team tahapan proses desain adalah sebagai berikut
(Gambar 6) :
a. Contractual Stage
Tahap ini merupakan tahap finalisasi dari perjanjian-perjanjian atau
kontrak yang akan dilakukan bersama klien, dalam bentuk tertulis sebagai dasar
pegangan kerja.
b. Mobilization
Mobilization merupakan tahap persiapan sumberdaya termasuk dalam hal
informasi kemudian dibentuknya tim kerja. Pada tahap ini dimulainya kunjungan
ke tapak, selanjutnya perundingan dengan pihak-pihak terkait untuk membahas
proyek yang akan dikerjakan. Umumnya setelah dilakukannya kick-off meeting
(presentasi), klien melakukan pembayaran sebesar 10-20% dari total biaya
konsultasi yang dilakukan oleh AECOM. Hal ini merupakan tolak ukur pekerjaan
dimulai.
c. Design Process
Pada tahap ini, Project Manager (PM) dari tim yang telah dibentuk
memberikan pengarahan mengenai gambaran keinginan klien terhadap tapak
tersebut. Pada akhir setiap tahap akan diadakan presentasi kepada klien. Hal ini
memungkinkan adanya revisi ataupun pengembangan desain yang telah dibuat
sesui dengan keinginan klien, sebelum dilanjutkan ke tahap selanjutnya. Pada
tahap ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu :
Concept Design (CD)
18
CD merupakan tahap awal dari proses desain yang dilakukan AECOM.
Dalam tahapan ini diawali dengan kegiatan riset dan analisis, selanjutnya
menentukan visi dari desain, kunci inisiatif, konsep dan masterplan. Tahap di
mana penyusunan desain lanskap secara konseptual dengan menciptakan karakter
dan tema yang sesuai dengan proyek yang akan dibuat. Pembuatan konsep
biasanya tertuang dalam bentuk gambar dan ilustrasi suasananya serta penjelasan
dari konsep yang diusung. Teknik penyajian gambar berupa komputer grafik dan
sketsa tangan.
Schematic Design (SD)
Tahapan ini merupakan tahap pengembangan desain setelah konsep
disetujui oleh klien. Gambar yang ditampilkan lebih detail (siteplan), sudah
mencapai tahap pemilihan elemen, material, warna, dan dimensi dari elemenelemen di dalamnya termasuk pemilihan jenis tanaman. Konsep yang sudah
dibuat dilanjutkan dengan detail dari desainnya. Di tahap ini pekerjaan disajikan
dalam bentuk gambar photoshop dan juga dalam autocad untuk memberikan
akurasi terhadap elemen di dalamnya.
Design Development
Pada tahap ini dilakukan perancangan setiap elemen keras dan lunak
hingga detail konstruksinya. Dalam tahapan ini, kegiatan dilakukan menggunakan
software AutoCAD dengan sistem xref. Di tahap ini juga disajikan gambar
potongan dan elevasi dari bagian-bagian tertentu di tapak.
Pada hardscape meliputi seluruh pekerjaan elemen hardscape, mulai dari
jenis material yang digunakan beserta deskripsinya, ukuran maupun warna yang
digunakan pada masing-masing elemen tersebut. Disajikan juga konstruksi dari
elemen hardscape yang digunakan. Untuk konstruksi bagian-bagian yang lebih
detail dan butuh keahlian khusus akan di refer pada spesifikasi oleh teknisi
khusus. Untuk softscape, disajikan planting plan, deskripsi dari tiap tanaman yang
digunakan (tipe, jumlah, ketinggian) serta konstruksi penanamannya.
d. Implementation
Tahap ini dicapai setelah proses desain selesai dan disetujui oleh klien.
Pada tahap ini ada beberapa tahapan kerja, yaitu :
1. Construction Package
19
Construction Package/Construction Document, hal yang perlu disiapkan
adalah semua gambar kerja dan detail dalam format dwg/autoCad beserta
spesifikasinya yang telah di persiapkan dalam tahap DD sebelumnya. Dalam
tahap ini juga disertakan Bill of Quantity (BOQ) yang merupakan dokumen
berisikan informasi luasan wilayah dan banyaknya material yang dibutuhkan.
Gambar 6. Tahapan pengerjaan proyek pada AECOM Singapore
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)
2. Tender Document
AECOM selaku konsultan desain mempersiapkan tender document yang
akan dilelang kepada para kontraktor. Dokumen yang dipersiapkn merupakan full
20
set of design drawing, spesifikasinya, dan juga BOQ yang telah dipersiapkan pada
tahap construction package. Dokumen tender akan digunakan oleh kontraktor
peserta tender dalam merencanakan anggaran biaya pembangunan proyek
tersebut.
3. Shop Drawing Review
Penawaran dari pihak kontraktor yang memenangkan tender, akan
dievaluasi pada tahap ini oleh AECOM sebelum dilakukan pembangunan.
Dokumen ini merupakan intepretasi dari pihak kontrantor terhadap desain yang
dibuat oleh konsultan. Evaluasi diperlukan agar tujuan desain yang ingin
ditampilkan dapat terwujud sesuai yang telah direncanakan. Pada proyek yang
sangat besar, review akan dibantu oleh manajemen konstruksi.
4. Construction Observation
Pada tahap ini AECOM memberikan proses persetujuan dan juga
melakukan observasi ke lapang pada saat tahap pembangunan, kemudian
memberikan laporan yakni berupa construction observation report kepada klien.
Dalam report akan dibahas hal-hal yang telah berjalan sesui maupun tidak sesuai
antara desain dan implementasinya. AECOM memberikan saran dan pendapatnya
mengenai implementasi yang sedang berjalan.
e. End of Project
Pada akhir pembangunan, atas permintaan klien akan dibuatkan dokumen
as-built drawing.
5. As-Built Drawing
Dokumen ini merupakan paket gambar yang dibuat setelah proyek selesai
dibangun, dan berisikan informasi gambar sesuai dnegan kondisi lapang. Untuk
mempersiapkan dokumen ini, diperlukan sumber daya dan ketelitian, karena akan
banyak sekali hal-hal detail yang digambar. Umumnya proyek-proyek yang
dikerjakan oleh AECOM tidak sampai pada tahap ini, tahap ini dilakukan hanya
atas dasar keinginan klien dan perjanjian yang telah dilakukan.
Dalam penanganan sebuah proyek AECOM tidak selalu mengikuti
tahapan secara penuh yang telah disebutkan di atas, karena setiap proyek memiliki
perjanjian yang berbeda-beda tergantung pada perjanjian antara klien dan jasa
konsultasi yang diminta. Tanda bahwa suatu proyek berakhir adalah adanya
21
handover atau serah terima proyek dari pihak AECOM selaku konsultan kepada
klien.
Pada saat kegiatan magang berlangsung, proyek House of Woodneuk
berada pada tahap Concept Design dan mulai bergabung pada saat memasuki
tahap Schematic Design.
3.4
Data Magang dan Analisis
Bentuk data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder
dalam bentuk deskriptif dan spasial. Data primer merupakan data yang diperoleh
secara langsung di lapangan, sedangkan data sekunder diperoleh berdasarkan studi
pustaka, hasil wawancara dengan beberapa pihak terkait, serta informasi yang ada
di perusahaan yang diperoleh atas hasil observasi lapang yang dilakukan oleh staf
yang berkepentingan di perusahaan (Tabel 2).
Tabel 2. Jenis, bentuk, sumber, dan cara pengambilan data proyek magang
No. Aspek
Jenis
Bentuk
Sumber
Administrasi
Data primer dan Observasi
1.
Proyek
wilayah
sekunder
Lapang dan
Studi Pustaka
Sejarah
Data Primer dan Observasi
Sekunder
Lapang dan
Studi Pustaka
Iklim
Data Sekunder
Studi Pustaka
Aksesibilitas
Data Primer dan Observasi
Sekunder
Lapang dan
Studi Pustaka
Vegetasi
Data sekunder
Studi Pustaka
User kawasan
Data Primer dan Observasi
Sekunder
Lapang dan
Studi Pustaka
Sosial ekonomi
Data Sekunder
Studi Pustaka,
dan budaya
Wawancara
Kelembagaan/
Data Sekunder
Studi Pustaka,
2.
Perusahaan
Struktur
Wawancara
organisasi
Sistem kerja
Data Sekunder
Studi Pustaka,
Wawancara
Data-data yang diperoleh yakni berupa data mengenai perusahaan dan
mengenai produk perusahaan berupa proyek yang sedang dikerjakan yakni House
of Woodenuk. Data-data ini akan dibahas dan dianalisis menggunakan metode
22
deskriptif, yang hasilnya hasil analisis tersebut akan dibandingkan menurut teori
yang telah ditelusuri dalam tinjuan pustaka.
3.5
Batasan Magang
Kegiatan magang yang dilakukan selama tiga bulan dengan mengikuti
metode dan tahapan proses pekerjaan lanskap yang dilakukan oleh perusahaan
AECOM Singapore Pte. Ltd.
23
IV. KONDISI UMUM
4.1
Negara Singapura
4.1.1
Batas Astronomis dan Geografis
Singapura adalah salah satu Negara yang terletak di Asia Tenggara yang
memiliki luas terkecil yaitu 710,2 km2 luas tersebut telah bertambah dari luas
asalnya yaitu sebesar 581,5 km2 setelah dilakukan reklamasi. Sekitar 23% dari
Singapura merupakan hutan dan cagar alam. Berbatasan dengan Malaysia di
sebelah utara dan selatan berbatasan dengan Republik Indonesia. Secara geografis
Singapura berada pada 1 o17’ LS dan 103o51’ BT. Titik tertinggi di Singapura
yaitu berada pada daerah Bukit Timah Hill, mempunyai ketinggian 166 meter di
atas permukaan laut (www. id.wikipedia.org).
Gambar 7. Peta Singapura (googleimage.com, 2011)
4.1.2
Kependudukan
Singapura merupakan salah satu negara yang paling padat di dunia, 85%
dari rakyat Singapura tinggal di rumah susun yang disediakan oleh Dewan
Pengembangan Perumahan (HDB). Penduduk Singapura terdiri dari mayoritas
etnis Tionghoa (77,3%), etnis Melayu yang merupakan penduduk asli (14,1%),
24
dan etnis India (7,3%), dan etnis lainnya (1,3%). Mayoritas rakyat Singapura
menganut agama Buddha (31,9%) dan Tao (21,9%). 14,9% rakyat Singapura 15
menganut agama Islam, 12,9% menganut agama Kristen, 3,3% Hindu, dan
lainnya 0,6%, sedangkan sisanya (14,5%) tidak beragama (www.wikipedia.com.)
Singapura mempunyai empat bahasa resmi, yaitu Inggris, Mandarin,
Melayu, dan Tamil. Bahasa Melayu adalah bahasa nasional Singapura tetapi lebih
bersifat simbolis. Lagu kebangsaan yaitu Majulah Singapura. Pemerintah lebih
cenderung dengan menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar (lingua
franca) dan penggunaan bahasa Melayu hanya terbatas kepada kaum Melayu saja.
Hanya segelintir daripada kaum Tionghoa dan India yang fasih dalam bahasa
nasional (www. id.wikipedia.org).
4.1.3
Iklim
Dalam sistem klasifikasi iklim Köppen, Singapura memiliki iklim tropik
khatulistiwa tanpa musim yang nyata berbeda, kesamaan suhu, kelembapan tinggi,
dan curah hujan yang melimpah. Suhu berkisar antara 22 hingga 34 °C (71.693.2 °F). Rata-rata kelembapan relatif berkisar antara 90% di pagi hari dan 60% di
sore hari. Pada cuaca hujan yang berkepanjangan, kelembapan relatif dapat
mencapai 100%. Suhu terendah dan tertinggi yang tercatat dalam sejarah maritim
Singapura adalah 19.4 °C (66,9 °F) dan 35.8 °C (96,4 °F).
Bulan Mei dan Juni merupakan bulan terpanas, sedangkan November dan
Desember merupakan musim monsun basah. Bulan Agustus hingga Oktober,
seringkali terdapat kabut, terkadang cukup mengganggu hingga pemerintah
mengeluarkan peringatan kesehatan kepada publik, hal ini disebabkan oleh
kebakaran semak-belukar di negara tetangganya, yakni Indonesia. Singapura tidak
menggunakan waktu musim panas atau perubahan zona waktu musim panas.
Jarak waktu hari hampir sama sepanjang tahun dikarenakan letak Singapura yang
berdekatan dengan garis khatulistiwa (www. id.wikipedia.org).
4.1.4
Sejarah
Sejarah Singapura sangat erat dengan sejarah Kerajaan Johor. Kawasan
Selat Malaka merupakan pusat lalu lintas perdagangan dan menjadi incaran
kolonial Eropa. Pada masa silam sekitar abad ke 14, Pulau Singapura merupakan
25
sebagian dari kerajaan Sriwijaya dan dikenal sebagai Temasek ("Kota Laut").
Bukti sejarah mengenai hal ini musnah sehingga tidak terdapat cerita lebih
lengkap
Pada 29 januari 1819, Sir Thomas Raffles, Gubernur Jendral Inggris di
Bengkulu tiba di Singapura. Ia bertujuan untuk membuka sebuah pelabuhan baru
di sini karena lokasinya yang strategis. Saat itu, Singapura merupakan wilayah
kekuasaan Johor, dikepalai oleh seorang Temenggung.
Pada saat itu kondisi
politik di Johor tidak stabil karena adanya campur tangan Belanda dan Bugis.
Tahta Johor saat itu dipegang oleh Tengku Abdul Rahman. Ia menjadi sultan
hanya karena abangnya, Tengku Husin tidak berada di istana saat ayah mereka,
Sultan Mahmud III meninggal. Berdasarkan adat Melayu, calon sultan perlu
berada di sisi sultan sekiranya ingin dilantik menjadi sultan.
Raffles kemudian memanfaatkan keadaan ini, dengan membantu Tengku
Husein agar menjadi Sultan Johor dan sebagai imbalannya, Tengku Hussein harus
mengizinkan Inggris membuka pelabuhan di Singapura. Tengku Hussein
menyetujui permintaan Inggris, dengan syarat Inggris membayar uang tahunan
kepada Sultan. Kesepakatan ini diperkuat dalam suatu perjanjian pada 6 Februari
1819. Atas bantuan Tumenggung Johor di Singapura, Inggris berhasil membawa
Tengku Hussein yang saat itu bersembunyi di Riau kembali ke Johor, dan berhasil
menjadi sultan.
Status Singapura sebagai hak milik Inggris dikukuhkan dengan
ditandatanganinya Perjanjian Inggris-Belanda 1824 di mana Kepulauan Melayu
dibagi atas dua kawasan. Kawasan utara termasuk Pulau Pinang, Melaka, dan
Singapura dibawah kekuasaan Inggris, sedangkan kawasan selatan di bawah
kekuasaaan Belanda. Tahun 1826, Singapura bersama Pulau Pinang dan Melaka
tergolong
di
bawah
satu
pemerintahan
yaitu
Negeri-Negeri
Selat
(www.melayuonline.com).
Sebelum terjadinya perang dunia kedua, Singapura berada di bawah
kekuasaan Jepang. Singapura kemudian dinamakan Syonan-to yang berarti
Cahaya Selatan. Singapura diduduki Jepang dari taun 1942-1945. Selanjutnya
Singapura di pimpin oleh Ketua Front Buruh di bawah pendudukan Inggris hingga
26
tahun 1955. Selanjutnya Singapura memiliki pemerintahan sendiri dari tahun
1955-1963 di bawah pemerintahan Ketua Menteri Lim Yew Hock.
Singapura juga sempat bergabung dalam Persekutuan Tanah Melayu
(1963-1965). Selama bergabung dalam Persekutuan Tanah Melayu, partai politik
utama di Singapura yakni People’s Action Party (POP) yang dipimpin oleh Lee
Kuan Yew, sering menyuarakan protes kepada pemerintah federasi, yang
akibatnya pada 7 Agustus 1965 Singapura dikeluarkan dari bagian Malaysia.
Setelah keluar dari Malaysia, Singapura berada di bawah kepemimpinan
Lee Kuan Yew muncul sebagai negara yang memegang peranan penting dalam
perdagangan dunia hingga saat ini (www. id.wikipedia.org)..
4.2
AECOM International (Singapore) Pte. Ltd
4.2.1
Kondisi Umum Perusahaan
AECOM adalah penyedia global dalam bidang profesional layanan teknis
dan dukungan manajemen untuk berbagai pasar, termasuk transportasi, fasilitas,
lingkungan, energi, air dan pemerintah. Dengan sekitar 51.000 karyawan di
seluruh dunia, AECOM memimpim dalam pasar utama yang mencakup
bidangnya. AECOM menyediakan gabungan jangkauan global, pengetahuan
lokal, inovasi, dan keunggulan teknis kolaboratif dalam memberikan solusi yang
meningkatkan dan mempertahankan lingkungan dunia yang dibangun, alam dan
sosial. Menurut Fortune 500, AECOM berada di urutan pertama secara katagori
keseluruhan sebagai perusahaan terbaik. AECOM melayani klien di lebih dari 100
negara dan memiliki pendapatan tahunan lebih dari $ 6 miliar.
AECOM Singapore Pte Ltd merupakan kantor cabang dari AECOM
International Corporation yang memiliki perusahaan induk yang terletak di Los
Angelas, California, Amerika Serikat.
Pada tahun 2007, AECOM International menjadi perusahaan publik yang
diperdagangkan di New York Stock Exchange, saat ini lebih dari 30 perusahaan
telah bergabung AECOM. Saat ini AECOM melayani sekitar 125 klien di seluruh
dunia. Kantor cabang AECOM tersebar di 5 benua, Amerika, Eropa, Timur
Tengah, Australia dan New Zealand, dan Asia dengan cabang lebih dari 100
perusahaan di seluruh dunia, dengan jumlah karyawan sebanyak 51.000. Setiap
27
kantor cabang dari AECOM, berdiri secara independen menurut wilayahnya
(Gambar 8).
AECOM menyediakan pelayanan untuk klien pemerintah dan swasta
dengan cakupan layanan konsultasi yaitu land planning dan master planning.
AECOM menggabungkan konsep keteknikan, analisis lingkungan dan konsep
desain lanskap ke dalam layanan perencanaan dasar (Anonim, 2010).
Layanan bidang arsitektur lanskap yang dimiliki AECOM memiliki
sumber daya dan kemampuan untuk memandu suatu proyek dari langkah yang
paling awal yaitu tahap konseptual desain hingga tahap administration
construction sampai tahap akhir evaluasi dan konsultasi konstruksi. Pelayanan ini
mencakup large-scale, landscape master planning, conceptual studies, detail
desain dari irigasi penanaman dan hardscape, pembaruan desain lanskap pada
kondisi awal lahan, studi mengenai lingkungan dan visual, plan acquisition
programs, desain untuk exterior signage, desain pencahayaan lanskap, desain
water feature dan kolam renang, serta program pemeliharaan.
Gambar 8. Pembagian Kantor Cabang AECOM
4.2.2
Sejarah Perusahaan
AECOM merupakan sebuah perusahaan yang didirikan oleh Richard G.
Newman pada tanggal 6 April 1990, dengan membeli karyawan dari Ashland
Technology Corporation dari perusahaan induknya, Ashland Oil & Refining
Company di Lexington, Kentucky.
28
Ashland merupakan perusahaan yang tumbuh besar melalui serangkaian
akuisisi dan perkembangan teknologi yang melayani bidang kimia, petrokimia,
konstruksi jalan raya, material konstruksi. Hal tersebut merupakan dasar pendirian
Ashland Technology di tahun 1985, di mana salah satu akuisisi Ashland tersebut
adalah perusahaan Daniel, Mann, Johnson and Mendenhall (DMJM), perusahaan
yang bergerak di bidang transportasi dan teknik di tahun 1984. Richard G
Newman adalah president dari DMJM pada saat itu yang kemudian menjadi
presiden Ashland Technology setelah proses akuisisi.
Pada akhir 1980-an, Ashland memilih untuk kembali fokus ke dalam
bisnis intinya yakni bidang penyulingan minyak bumi. Newman mengusulkan
dengan membuat proposal pembelian kembali karyawan Ashland Technology dan
membentuk AECOM di tahun 1990. AECOM berevolusi menjadi sebuah
perusahaan independen yang berkembang menjadi perusahaan besar di dunia
dengan dengan lebih dari 100 perusahaan cabang di berbagai negara, di antaranya
ialah di Singapura.
Landscape Architecture Team (LA Team) sendiri berada di bawah divisi
Planning, Design and Development (PDD) yang merupakan hasil akuisisi dari
sebuah perusahaan konsultan internasional ternama yang bernama EDAW.
EDAW didirikan pada tahun 1939 oleh Garrett Eckbo dan Edward Williams di
San Fransisco yang bergerak dalam bidang arsitektur lanskap. Pada saat akuisisi
dilakukan, EDAW saat itu telah memiliki sekitar 5000 karyawan diseluruh dunia.
Perusahaan ini terus berkembang menjadi praktisi kolaboratif dalam bidang
arsitektur lanskap, perencanaan, desain perkotaan dan regenerasi, perencanaan
lingkungan, ekonomi, dan pelayanan sosial dan budaya.
Pada tahun 2003 EDAW resmi bergabung dalam AECOM Corporation
dan menjadi divisi Planning, Design and Development (PDD). Pada divisi PDD,
saat ini menangani proyek terkait dengan perencanaan lanskap berbasis
lingkungan dan ekologis, masterplanning dan urban design, strategic planning,
dan sustainability planning (Anonim, 2010).
4.2.3
Lokasi Perusahaan
AECOM Singapore Pte. Ltd berlokasi di The Concourse, 300 Beach Road,
Singapura.
29
4.2.4
Ruang Lingkup Perusahaan
AECOM Singapore Pte. Ltd memberikan pelayanan dalam beberapa
bidang yakni :
Transportation
Jaringan global profesional AECOM yang berbakat memiliki klien dalam
bidang transportasi baik pemerintah maupun swasta di seluruh dunia. Berbagai
transportasi darat, laut dan udara baik dari segi sistem transportasi dan fasilitasnya
yang AECOM telah berhasil rencanakan, rekayasa dan rancang. Contoh proyek
besar yang pernah ditangani dan dimenangkan oleh AECOM adalah proyek jalan,
bandara utama dan proyek transit infrastruktur di Hong Kong dan Singapura,
perencanaan lalu lintas di China World Trade Center, proyek jembatan besar di
Bangladesh, dan fasilitas skala dunia pelabuhan di Hong Kong. Menurut
Engineering News-Record tahun 2009, AECOM adalah peringkat satu di bidang
Global Transportation untuk kesembilan kalinya seacra berturut-turut.
Geotechnical
AECOM menyediakan akses one-stop untuk layanan mulai dari
manajemen proyek, studi kelayakan, perancangan detil, administrasi kontrak dan
pengawasan konstruksi untuk pekerjaan geoteknik. Selain itu, AECOM juga dapat
mendatangkan profesional berpengalaman dan spesialis dari operasi AECOM di
seluruh dunia untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada klien.
Kelompok geoteknik juga mampu menerapkan teknologi sistem informasi
geografis (SIG) melalui keahlian spesialis. Dengan teknologi ini, 3D model
geologi
tanah
akan
dikembangkan
untuk
proyek-proyek
besar
dalam
memfasilitasi interpretasi geologi, perencanaan tapak, penentuan penyelarasan
terowongan terbaik dan yayasan / desain ruang bawah tanah.
Layanan utama AECOM meliputi





Deep excavations
Foundation
Geographic information system (GIS)
Geological study and interpretation
Geotechnical analysis and design
30











Ground improvement
Groundwater modeling and management
Immersed tube tunnel
Instrumentation and monitoring
Landslide investigation
Natural terrain hazard study and mitigation measures
Numerical modeling
Reclamation
Site formation and slope design
Site investigation
Tunneling and pipelines
Water
Air merupakan hal yang fundamental bagi kehidupan manusia dan
profesional AECOM membuat sesuatu yang dapat direalisasikan bahkan pada
situasi yang paling sulit. Salah satu proyek terbesar yang ditangani AECOM
Singapore bekerjasama dengan kantor AECOM Hong Kong adalah rehabilitasi air
di Hong Kong, di mana AECOM berusaha untuk mengganti dan merehabilitasi
lebih dari 1000 km induk air di daerah perkotaan yang sangat padat dengan
berbagai utilitas, untuk menyimpan hilangnya air dan mengurangi dampak sosial
dari kebocoran dan semburan utama . Dalam rangka untuk meminimalkan
gangguan terhadap penduduk setempat, lalu lintas dan utilitas yang ada, AECOM
mengadopsi teknologi trenchless sedapat mungkin.
Environment
AECOM
lingkungan.
adalah perusahaan konsultan terkemuka
dalam
bidang
AECOM memiliki lebih dari 15 tahun pengalaman dalam
menyediakan berbagai layanan kepada klien publik dan sektor swasta di seluruh
wilayah, termasuk Dampak Lingkungan (AMDAL), soil and groundwater
investigation and remediation, EHS compliance and due diligence, pemantauan
lingkungan, pengelolaan limbah, kesehatan dan manajemen keselamatan,
keberlanjutan dan strategi manajemen lingkungan, dan studi teknis dan pemodelan
pada berbagai topik yang berkaitan dengan udara, kualitas air, kebisingan, dan
masalah lainnya.
31
Building Engineering
AECOM telah berpengalaman lebih dari 25 tahun di region asia dalam
menyediakan layanan terpadu multidisiplin untuk klien lokal dan global dalam
bidang teknik bangunan. Pengalaman proyek AECOM meliputi seluruh sektor
bangunan dan proyek infrastruktur, dari konsep awal sampai selesai. AECOM
juga berbagi pengetahuan dan keahlian teknis melintasi batas-batas geografis,
memungkinkan AECOM untuk mendukung proyek-proyek di dunia paling
bergengsi dengan inovasi, efektivitas biaya dan keberlanjutan.
Ruang lingkup teknik bangunan adalah :

Building Services: mechanical HVAC and HV/LV electrical power,
lighting and ancillary systems
Sanitary Services: gas, water, plumbing and drainage, swimming pool
and water features
Extra Low Voltage: telecommunications, IT, security, public address
systems, building management
Vertical Transportation
Structural Engineering
Facade Engineering
Fire Safety Engineering
Sustainability Services







Urban Design
AECOM memiliki keahlian dan pengalaman yang luas di bidang
pengembangan perkotaan. Sejak tahun 1970, tim pengembangan perkotaan
AECOM telah melakukan perencanaan, desain dan supervisi konstruksi untuk
pengembangan Kota Baru di Hong Kong, termasuk Shatin, Ma On Shan, Tai Po,
Fanling, Sheung Shui, Tsueng Kwan O dan Ma Wan. Kota-kota baru sekarang
merupakan rumah bagi jutaan orang dan telah menjadi ciri khas kota dalam
sejarah perkembangan Hong Kong. Selain itu, AECOM bekerja sama dengan
pemerintah lokal di Asia untuk menyediakan infrastruktur sipil dan perencanaan,
dalam rangka membangun lingkungan yang lebih baik bagi masyarakat.
Layanan AECOM dalam pembangunan perkotaan secara komprehensif
mencakup berikut dari awal sampai selesai:


Planning and development feasibility studies
Assisting clients in public consultation during planning stage
32







Impact assessments of proposed development on environment,
drainage/sewerage and traffic
Master plan design for land formation, transportation network and
utility services
Formulating development strategies, programs and contract
packaging
Detailed design for reclamation, shore protection structures, ground
treatment, geotechnical works, roads and highways, bridges,
drainage, sewerage (pumping and treatment), water supply, street
furniture and landscaping, road lighting, traffic control and
surveillance
Contract documentation and administration
Construction supervision
Project management involving interfacing with adjacent developers
and services providers
Economic
AECOM membantu klien baik di sektor pemerintah dan swsta dalam
membuat suatu keputusan financial mengenai real estate, land use, infrastruktur,
dan economic development. AECOM memberikan suatu analisis pasar dan
mengembangkan pasar dengan tujuan agar klien dapat mencapai tujuannya.
Economics team memberikan pertimbangan akan pasar, ekonomi dan finansial
suatu projek. Tim ini juga memberikan demonstrasi bagaimana property klien
menjadi asset, mengidentifikasi peluang untuk pengembangan dan financial yang
biasanya tidak klien sadari.
Lingkup pelayanan :

Economics, market, and feasibility advisory

Finansial modeling and analysis

Demographic forecasting and analysis

Fiscal and economics impacts

Highest and best use

Downtown revitalization/urban mixed-use

Public/private partnerships

Funding

Strategies

Real estate development advisory service
33
Landscape Architecture
AECOM telah berpengalaman dalam bidang pelayanan arsitektur lanskap
lebih dari 50 tahun. AECOM memiliki sumber daya yang berkualitas dan
berkemampuan tinggi dalam manangani suatu proyek di mulai dari tahap
conceptual design, construction administration, hingga construction observation
serta jasa konsultasi. AECOM memberikan pelayanan pada bidang landscape
master plan, conceptual studies, detail perancangan untuk softscape dan
hardscape, program penanaman, dessain exterior signage, desain pencahayaan
lanskap, elemen air. Berbagai proyek yang ditangani AECOM memiliki kondisi
iklim dan bentuk lahan yang bervariasi. AECOM memberikan desain yang sesuai
dengan keinginan klien baik pemerintah maupun swasta. Landscape Architecture
Team mengkhususkan dirinya hanya dalam mendesain lanskap dari suatu proyek.
Tourism and Hospitality
Dalam bidang ini AECOM mengkhususkan dirinya dalam menangani
proyek Tourism and Hospitality termasuk di dalamnya, proyek theme park, resort
dan sebagainya. AECOM memberikan pelayanan masterplaning
dalam
pengembangan wilayah wisata komersil serta fasilitas di dalamnya.
Energy
AECOM menyediakan solusi terpadu dan perencanaan teknik yang
memenuhi kebutuhan yang terus meningkat akan daya dan infrastruktur energi di
Asia. AECOM membantu klien dalam mengembangkan sumber energi
berkelanjutan, meningkatkan kehandalan jaringan listrik, mengurangi emisi, dan
memberikan saran mengenai persiapan dan perencanaan proyek pembangkit
listrik dan energi.
Di Asia, AECOM berada diposisikan yang unggul dalam bidang tenaga air
dan bendungan, panas dan panas bumi, dan transmisi dan pasar distribusi.
AECOM adalah ahli di bidang perencanaan energi, lingkungan dan ekonomi,
manajemen efisiensi energi karbon, dan teknologi energi terbarukan, termasuk
matahari dan angin.
34
Project Management
AECOM telah memiliki pengalaman lebih dari 40 tahun di asia dalam
bidang manajeman proyek. Ruang lingkup pekerjaan dalam bidang manajemen
proyek adalah :

Managing project development

Providing management support services to project sponsors
Construction management
Auditing projects
Supporting contractors
Enhancing management capability




Strategic Business
Bidang strategi bisnis merupakan ruanglingkup dari perusahaan DEGW
yang tahun 2010 bergabung dalam AECOM. DEGW adalah konsultan bisnis
strategis, yang mengkhususkan diri pada orang, tempat dan kinerja, dan pemimpin
pasar global di bidangnya. Konsultan ini dikenal untuk konsultasi kerja pada
tempat kerja performa tinggi untuk perusahaan Fortune 500, perusahaan bekerja
atas nama klien, untuk membantu mereka menyelaraskan ruang dan orang, dalam
rangka mewujudkan tujuan organisasi klien. Daftar klien DEGW termasuk
Microsoft, Google, GSK, Pfizer, Cisco, Nokia, RBS, Deutsche Bank, BBC,
Accenture, WPP, Unilever, Phillips, Shell dan Vodafone. Perusahaan ini
mempekerjakan 170 orang di seluruh dunia dalam jaringan 12 kantor di Inggris,
Eropa, Asia, Australia dan Amerika Utara.
4.2.5
Struktur Organisasi
AECOM Corporate dipimpin oleh seorang CEO/President, dimana ia
memiliki Enterprise Management yang terdiri dari 6 tim, salah satunya adalah
Business Line yang dipimpin oleh seorang Executive Vice President of Business
Line (AECOM, 2011). Cakupan Service Business Line termasuk di dalamnya
Planning Design Development (PDD) yang dipimpin oleh Directure of PDD.
Directure of PDD membawahi beberapa tim (Gambar 10).
AECOM PDD Singapura terdiri dari 5 tim, yakni Landscape Architecture
(LA) Team, Urban Desigsn Team, Environmental Team, Economics dan Tourism
and Hospitality Team yang masing-masing dipimpin oleh seorang Associate
Directure. Associate Directure dalam LA team dibantu oleh seorang Managing
35
Director of Planning and Design in LA team, di mana mereka membawahi
associate. Associate Directure mempimpim tim dan lebih banyak menangani
bagian desain proyek, sedangkan Deputi Managing Directure adalah orang yang
lebih banyak menangani bagian operasi proyek. Associate adalah orang yang
memimpin dan mengawasi kerja para Team Leader, Lanscape Architect,
Landscape Designer, Architect, Project Manager, dan Graphic Designer
(Gambar 9).
LA Team, dalam menjalankan kerjanya terbagi menjadi 2 tim yang
masing-masing dipimpin oleh seorang Landscape Architect. Pembagian tim ini
ditujukan untuk mempermudah pengorganisasian alokasi sumberdaya dan alur
penanganan
proyek,
akan
tetapi
tidak
dibatasi
oleh
proyek-proyek
spesifik/tertentu. LA Team dalam AECOM Singapore tidak memiliki technical
support/CAD Drafter, oleh karena itu semua staf dalam LA team (Landscape
Architect/Architect memiliki kemampuan dalam desain dan juga detail.
Gambar 9. Struktur organisasi Landscape Architecture Team (Singapore Office)
36
Gambar 10. Struktur organisasi perusahaan AECOM (PDD Bussiness Line)
37
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1
Proses Perancangan Tapak House of Woodneuk Sultan of Johor,
Singapura
5.1.1
Lokasi dan Kondisi Eksisting Tapak
Lokasi House of Woodneuk berada di Tyersall Road, di samping Kebun
Raya Singapura (Singapore Botanical Garden). Luas tapak yang direncanakan
sekitar 6 ha dengan batas tepi hutan hujan tropis disekelilingnya (Gambar 11).
Gambar 11. Peta lokasi House of Woodneuk
(Sumber : google earth)
Lokasi House of Woodneuk yang berada di Singapura tetapi merupakan
properti dari Kesultanan Johor yang dibeli secara resmi zaman dahulu. House of
Woodneuk yang memiliki nilai penting baik untuk sejarah Kesultanan Johor
maupun Singapura dalam perkembangan negaranya sehingga perlindungan dan
tindakan konservasi terhadap tapak ini datang dari kedua pihak negara, termasuk
dalam hal kepemilikannya.
Hutan hujan tropis yang berada di wilayah Istana Tyersall dan House of
Woodneuk merupakan hutan yang tumbuh dengan sendirinya yang sebelumnya
wilayah ini merupakan tanah kosong. Hutan ini tumbuh dengan sendirinya hingga
38
saat ini telah berumur lebih dari seratus tahun. Untuk mengetahui kondisi lapang
Woodneuk, diperlukan pengambilan foto pada berbagai titik. Lokasi pengambilan
foto eksisting tapak terbagi atas beberapa area yang dianggap penting.
Driveway/jalan menuju House of Woodneuk dibatasi oleh hutan hujan
tropis di sebelah kiri dan kanan dapat dilihat pada Gambar 12. Di tengah-tengah
sepanjang jalur terdapat sebuah bangunan untuk penjaga keamanan rumah (guard
house), tamu-tamu yang berkepentingan ingin menemui Sultan pertama kali akan
berhenti untuk memberitahukan maksud dan tujuannya kepada penjaga yang
berada di sana (Gambar 13). Guardhouse ini diperlukan ada untuk menghindari
adanya tamu-tamu yang tidak diinginkan datang.
Gambar 12. Foto kondisi driveway
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)
Gambar 13. Foto kondisi guard house
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)
39
Gambar 14 menunjukkan kondisi pintu gerbang utama House of
Woodneuk, gerbang ini berada di Holland Road. Saat ini gerbang tersebut tidak
berfungsi, akses menuju Woodenuk dilakukan melalui pintu kedua yakni yang
berada di Tyersall Road.
Gambar 14. Foto kondisi main gate terletak di Holland Road
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)
Kondisi grounds dari Woodneuk dapat dilihat pada Gambar 15. Dapat
dilihat bahwa sekeliling Woodneuk berupa hutan hujan tropis. Kondisi bangunan
saat ini dapat dikatakan tidak terawat dan telah mengalami kerusakan yang parah,
banyak utilitas dan ornamen yang rusak saat terjadi kebakaran dan kemudian
dicuri (Gambar 16).
Ground floor rumah dapat dilihat pada Gambar 17, yang kondisinya sangat
rusak dan tidak terawat. Gambar 18 menunjukkan kondisi first floor yang tidak
jauh berbeda suasananya dengan groundfloor. Inner courtyard yang merupakan
welcome area ke dua bagi para tamu yang hendak bertemu sultan, lokasinya
berada di dalam rumah (Gambar 19).
40
Gambar 15. Foto kondisi the grounds
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)
Gambar 16. Foto kondisi The House
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)
41
Gambar 17. Foto kondisi ground floor
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)
Gambar 18. Foto kondisi first floor
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)
42
Gambar 19. Foto kondisi inner courtyard
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)
5.1.2
Sejarah Tapak
Setelah Singapura berada di bawah kekuasaan Inggris (1819), Johor pada
tahun-tahun berikutnya mengalami perkembangan yang pesat. Terutama pada
zaman kepemimpinan Sultan Abu Bakar Daeng Ibrahim (1862-1895).
Pada tahun 1854-1860, sebuah estat dibangun di lahan seluas 67 are.
Tahun 1860, Sultan Abu Bakar kemudian membeli estat ini dengan bantuan
penasehat legalnya yang bernama William Napier pada saat properti ini di lelang
pada Maret 1857 oleh Bousted and Co. William Napier merupakan seorang
pengacara yang berpengaruh dan juga merupakan kolega dari arsitek ternama
George D Coleman bekerja sama dalam memiliki tempat tersebut . Estat ini di
desain oleh J.F.A Mcnair.
Rumah di estat ini dinamakan Tyersall House
dibangun di lahan seluas 26 hektar di area Tanglin.
Tahun 1890, desain original dari rumah di hancurkan dan dibangun
konstruksi rumah yang baru. Pembangunan ini selesai di tahun 1892, kemudian
Sultan Abu Bakar menamai Istana Tyersall. Di tahun yang sama, anak dari Sultan
Abu Bakar yakni Sultan Ibrahim melangsungkan pernikahannya dengan Sultanah
Maimuna di Istana Tyersall. Pada tanggal 4 April 1895, Sultan Abu bakar
mengeksekusi keinginannya agar Tyersall menjadi properti Johor setelah
43
kematiannya dan diperuntukan untuk generasi penerusnya. Pada tanggal 10
September 1905, Tyersall hancur karena kebakaran, dan di tahun 1907 Tyersall
ditinggalkan terbengkalai. Sejak tahun 1990, seluruh
estat termasuk Istana
Tyersall diambil alih oleh Pemerintah Singapura dan berada dalam status
pembebasan tanah.
Tahun 1892, House of Woodenuk dibangun, Istana ini berada dalam
kawasan estat Tyersall. Di tahun yang sama yakni 4 April 1895, disaat Sultan Abu
bakar mengeksekusi keinginannya akan Tyersall, beliau juga mewariskan House
of Woodneuk dan sekitarnya seluas 12,14 ha kepada Sultanah Khatijah (Gambar
20). Sultanah Khatijah merupakan istri keempat dari Sultan Abu Bakar.
Diperkirakan pada tahun 1904, Sultan
Ibrahim membeli properti Sultanah
Khatijah ke House of Woodneuk sebelum ia meninggal.
Tahun 1930 Sultan Ibrahim dan Sultanah Helen, istri kelima dari Sultan
Ibrahim, merenovasi Woodneuk. Pada tahun 1941, tentara kerajaan menggunakan
taman Tyersall sebagai camp dan kemudian menggunakan Woodneuk sebagai
markas militer. Hal ini dikarenakan Sultan memiliki hubungan yang baik dengan
kemiliteran. Pada tahun 2007, House of Woodneuk terbakar karena adanya
masalah aliran listrik, dan hingga saat ini, House of Woodenuk dibiarkan
terbengkalai.
Gambar 20. Peta kuno House of Woodneuk dan Istana Tyersall
(Sumber : 1970 Map of Singapore by Reith, G McGeorge Murray)
44
5.1.3
Analisis Tapak
Dalam mempreservasi House of Woodneuk, baik bangunan rumahnya
sendiri maupun sekitarnya, dilakukan tiga bentuk analisis yakni: kesejarahan,
ekologi dan sosial. Perencanaan desain lanskap Woodneuk sangat terkait erat akan
fungsi tiap ruang dari bangunan istana sendiri dan permintaan dari pihak Sultan
sendiri.
a. Aspek Sejarah
Menggali informasi mengenai sejarah dilakukan mengingat bangunan ini
memiliki nilai penting dalam sejarah kehidupan Kesultanan Johor. Secara
keseluruhan, orisinalitas dari bentuk bangunan istana akan tetap di pertahankan.
Sejarah House of Woodneuk terkait erat dengan sejarah Istana Tyersall. Sejarah
kepemilikan Istana Tyersal dan House of Woodenuk dapat dilihat di tabel 3 dan 4.
Tabel 3. Sejarah Kepemilikan Istana Tyersall
Tahun
Kepemilikan
1854
Governor Sir Cecil Clementi,
dibawah kuasa William Napier
1857-1860 Sultan Abu Bakar Daeng
Ibrahim
(Sri Maharaja Johor)
1890-1892
Sultan Abu Bakar Daeng
Ibrahim
(Sri Maharaja Johor)
1895, 4
April
Ibrahim bin Sultan Abu Bakar
dan dan selanjutnya
keturunannya (Kerajaan Johor)
1990sekarang
Pemerintah Singapura
Deskripsi
Tyersal mulai dibangun
Dibeli melalui penasehat
legalnya yakni William Napier
yang ditawarkan untuk dijual
pada Maret 1857 oleh Boustead
and Co. Rumah tersebut
bernama Tyersall berada di area
Tanglin
(1890) Rumah dihancurkan dan
dibangun kembali, istana yang
baru di beri nama New Tyersall.
(1892) Sultan Ibrahim menikah
dengan Sultanah Maimunah di
New Tyersall
Sultan Abu Bakar mengeksekusi
keinginannya akan Tyersall,
dimana Tyersall akan menjadi
properti milik Kerajaan Johor
digunakan untuk kepentingan
keturunannya setelah
kematiannya
Sebagian wilayah estat Tyersall
termasuk bangunannya dalam
proses pembebasan tanah.
45
Tabel 4. Sejarah Kepemilikan House of Woodneuk
Tahun
Kepemilikan
1892
Sultan Abu Bakar Daeng
Ibrahim
(Sri Maharaja Johor)
1895, 4 April Sultanah Khaijah
(Istri keempat Sultan Abu Bakar
Daeng Ibrahim)
1904
Ibrahim bin Sultan Abu Bakar
(diperkirakan)
1930
Ibrahim bin Sultan Abu Bakar
sekarang
Sultan Ibrahim Ismail
(Sultan Johor 2010- saat ini)
Deskripsi
House of Woodneuk mulai
dibangun
Sultan Abu bakar mewariskan
Woodneuk dan sekitarnya
seluas 12,14 Ha (termasuk
wilayah hutan hutan tropis)
untuk Sultanah Khatijah
Sultan Ibrahim membeli
semua properti Sultanah
Khatijah sebelum ia
meninggal
(Sultanah Khatijah meninggal
1904)
Sultan Ibrahim dan Sultanah
Helen merenovasi Woodneuk
Tahun 2007 Woodneuk
terbakar, sekarang
ditinggalkan terbengkalai
Pada tahun 1930, saat Woodneuk akan direnovasi oleh Sultan Ibrahim dan
istrinya Sultanah Helen, besar kemungkinan gaya bangunan Woodenuk
dipengaruhi oleh latar belakang Sultanah Helen yang berkewarganegaraan
Skotlandia, United Kingdom. Gaya bangunannya sendiri adalah victorian eclectic
namun tidak secara penuh diaplikasikan. Victorian eclectic merupakan gaya yang
muncul di akhir gaya victorian awal tahun 1900 yang mengkombinasi gaya klasik
dan gotik, dengan beberapa ciri-ciri: kotak, berbentuk simetris, ukiran detail gotik,
porche, atap berbentuk piramida, dan rumah bersayap. Gaya Victorian eclectic
muncul di awal 1900-an saat lanskap di Inggris telah menerapkan tema English
garden yang berkembang di abad 17.
Saat ini, Sultan yang memerintah Johor bernama Sultan Ibrahim Ismail
yang merupakan anak dari Sultan Mahmud Iskandar dari istinya yang bernama
Josephine Rubi yang berasal dari United Kingdom. Permintaan atas lanskap
Woodneuk dengan konsep English garden dapat dikaitkan dari pengaruh yang
kuat Sultanah Helen yang terlibat dalam renovasi pertama, kemudian hal ini
diteruskan oleh Sultan Ibrahim Ismail yang memiliki darah Inggris dari ibunya.
46
Kondisi dan suasana Woodneuk pada masa kejayaannya yakni sekitar tahun 1941,
beberapa gambar pada tahun 2006, serta gambar kondisi dalam istana dapat
dilihat pada Gambar 21.
Gambar 21. Kondisi House of Woodneuk rentang 1941-2006
(Sumber : http://api.sg)
b. Aspek Ekologis
House of Woodneuk dikelilingi oleh hutan hujan tropis yang tumbuh
sendiri sejak seratus tahun yang lalu. Hasil penelitian dari pemerintah Singapura,
menyatakan bahwa hutan hujan tropis ini telah menjadi habitat bagi beberapa
spesies satwa langka.
Habitat adalah kawasan yang terdiri dari berbagai komponen, baik fisik
maupun biotik, yang merupakan satu kesatuan dan dipergunakan sebagai tempat
hidup serta berkembang biaknya satwa (Alikodra, 1990). Satwa menempati
habitat
sesuai
dengan
lingkungan
yang
diperlukan
untuk
mendukung
kehidupannya (Alikodra, 1990).
Terganggu dan bahkan hilangnya habitat atau “rumah asli” adalah
penyebab utama dari kepunahan atau kelangkaan dari spesies-spesies tertentu.
Beberapa tumbuhan dan satwa memerlukan habitat khusus, mereka hanya bisa
hidup di tempat-tempat tertentu. Satwa yang seperti ini adalah yang paling
47
potensial untuk punah. Semakin serius perubahan habitat mengakibatkan
ketidaklayakan bagi spesies tertentu untuk terus hidup (http://biology.about.com,
2011).
AECOM mengambil strategi untuk mencegah gangguan yang timbul dari
memfungsikan kembali House of Woodneuk dengan membentuk buffer di
sekeliling hutan dan istana. Pengertian buffer oleh Castelle et al (1994) di dalam
research reports yang disusun oleh Kennedy et al (2003) adalah kumpulan dari
vegetasi permanen, sebaiknya terdiri dari spesies asli dan spesies luar yang
diadaptasi secara lokal, yang terletak berdekatan dengan area yang mengalami
perubahan akibat aktivitas manusia.
Dalam tapak House of Woodneuk, buffer ini atau wilayah penyangga
terletak antara hutan yang merupakan
habitat dari satwa-satwa langka di
dalamnya dan kawasan rumah yang merupkan area aktivitas manusia. Buffer akan
diperluas dengan menanam vegetasi hutan tambahan dari tanaman lokal yang
telah ada di hutan tersebut, sehingga memperluas wilayah hutan ke arah rumah
untuk memproteksi habitat di dalamnya (Gambar 22).
c. Aspek Sosial
House of Woodneuk akan menjadi sebuah istana modern tempat tinggal
Sultan Johor selama ia berada di Singapura. Kerajaan mempunyai aturan tata
ruang terkait dengan strata sosial yang berlaku. Pembangunan House of
Woodneuk mempunyai protokoler masing-masing berkaitan dengan interaksi
sosial pengguna istana.
Protokoler
kesultanan
berupa
pembatasan
akses
untuk
wilayah-
wilayah/ruang-ruang bagi tiap orang yang datang ke istana dalam hal ini adalah
House of Woodenuk. Lanskap Woodenuk yang di desain akan memperhatikan
aturan dari kesultanan dan mengakomodasi protokoler tersebut.
Ada wilayah-wilayah yang terbuka untuk umum (tamu sultan) atau
kegiatan bisnis, yakni melalui pintu depan rumah, adanya pintu utama yang hanya
bisa diakses oleh kalangan keluarga ataupun tamu yang sangat penting. Sultan
juga memiliki pintu pribadi yang mengakomodasi pergerakan sultan ke dalam
maupun keluar rumah tanpa melalui pintu utama (Gambar 23).
48
Sultan dalam melakukan perjalanannya akan didampingi oleh beberapa
staff ahli/terpercaya seperti pejabat dalam kesultanan yang statusnya bukan tamu
dan bukan juga keluarga kerajaan, untuk itu perlu disediakan suatu wilayah
tersendiri sebagai tempat tinggal mereka selama berada di Woodneuk, solusi bagi
permasalahan ini adalah dengan membangun bangunan baru yakni guest house
bagi para pegawai tinggi Sultan.
Gambar 22. Analisis segi ekologi House of Woodneuk
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd, Digambar oleh : Ni Made Wenes W)
49
Gambar 23. Analisis segi sosial House of Woodneuk
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd, Digambar oleh : Ni Made Wenes W)
50
5.1.4
Concept Design
a. Konsep Umum dan Konsep Lanskap
Perencanaan House of Woodneuk secara keseluruhan mengusung satu visi
yakni “Pleasure of House and Landscape beyond contemplation and enjoyment of
The Sight, Sound, and Smell”.
Lanskap House of Woodneuk mengusung konsep English garden. English
garden merupakan permintaan Sultan yang disampaikan pada brief awal
pemberian tender, yang kemudian AECOM berusaha menghadirkan suasana
English garden ke dalam tapak namun tetap menciptakan keterkaitan yang
terintegrasi dengan konsep bangunan dan keseluruhan tapak. Desain dari lanskap
Woodneuk
mengintegrasikan
konsep
English
garden
yang
akan
diimplementasikan dalam wilayah beriklim iklim tropis dan mengakomodasikan
sistem budaya melayu (Gambar 24).
Akan tetapi jika dilihat dari keseluruhan lanskap yang dibangun , tapak ini
berkarakter English Landscape Garden yang menyatu dengan alam atau hutan di
sekelilingnya, dan didukung oleh bentukan-bentukan ciri khas English garden di
taman sekitar bangunan rumah seperti adanya herbs dan kitchen garden, teknik
topiari, knot garden dan bentukan-bentukan lainnya khas English garden.
AECOM yang mengetahui bahwa keluarga Sultan sangat menyukai
olahraga berkuda dan memiliki banyak kuda keturunan, sehingga timbul ide untuk
menghadirkan kandang kuda kerajaan dan area berkuda, yang khususnya akan
digunakan oleh anak-anak Sultan.
Permintaan Sultan secara spesifik juga menginginkan sebuah area kolam
renang yang akan digunakan hanya untuk kalangan keluarga kerajaan akan tetapi
sekali-kali akan digunakan untuk acara bersenang-senang bersama tamu yang
penting.Sultan juga memiliki hobi dalam mengoleksi mobil-mobil klasik dan
mewah, sehingga dibuatkan sebuah garasi khusus untuk mobil-mobil tersebut.
Dalam rangka mengakomodasikan hobi Sultan ini, dihadirkan lapangan rumput
untuk memajang mobil-mobil koleksi Sultan, yang akan dinikmati oleh Sultan dan
keluarga kerajaan beserta tamu-tamu penting.
51
Gambar 24. Illustrative masterplan House of Woodneuk tahap concept design
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)
52
Gambar 25. Illustratif perspektif House of Woodneuk
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)
53
b. Konsep Pengembangan
1. The House
Bangunan rumah didesain dengan sangat teliti dan sensitif untuk
mengembalikan suasana estat ini ke masa kejayaannya (Gambar 26). Pemilihan
dilakukan secara hati-hati untuk bahan, finishing, furnitur, fabric, perlengkapan
dan alat kelengkapan yang digabungkan untuk mengembalikan kemegahan rumah
menjadi sebuah rumah yang elegan sebagai warisan yang tak ternilai.
Gambar 26. Illustratif perspektif rumah
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)
Lantai dasar sebagian besar akan tetap sama berkaitan dengan protokol
kerajaan akan tetapi akan disisipkan sentuhan gaya hidup modern. Royal Lounge
adalah sebuah area baru terletak di halaman belakang yang dirancang untuk
menghadirkan suasana yang lebih informal dan menghibur. Terdapat sebuah area
untuk sarapan yang memandang ke arah kolam renang, pemandangan yang
memberikan pengalaman besantap yang lebih intim. Halaman belakang juga
didesain ulang untuk mencerminkan persyaratan protokol kontemporer yakni
private entry bagi Sultan.
Lantai pertama telah dikembangkan untuk tambahan kamar, di mana
masing-masing kamar memiliki pengaturan dan karakter masing-masing. Bahanbahan interior rumah dipilih dengan hati dengan mempertimbangkan kondisi
54
lingkungan yang mengintegrasikan pendingin ruangan dan pencahayaan yang
tepat.
2. Guest House
Guest House dirancang agar pas dengan lanskap. Letaknya tidak jauh dari
bangunan rumah utama akan tetapi cukup jauh, memberikan privasi dan akses
menghindar. Bangunan Guest House merefleksikan arsitektur bangunan rumah
utama inspirasi gaya hidup tahun 1930-an dengan langit-langit yang tinggi
dan ruang tamu besar yang berada di dalam lanskap.
Villa ini dilengkapi dengan tiga kamar tidur, di mana masing-masing
kamar memiliki pelayan sendiri. Dalam villa terdapat fasilitas bersama berupa
dapur, perpustakaan pribadi yang menghadap pemandangan lanskap yang luas.
Jiwa dari villa ini adalah teras luar yang berada di depan ruang tamu yang
dipisahkan oleh water feature berupa kolam refleksi yang akan memberikan rasa
ketenangan. Akses menuju villa melalui jalan diskrit di belakang rumah utama,
dapat berjalan kaki maupun menggunakan ATV/Golf Buggy.
3. Garage and Driveway
Garasi terletak di jalur rute ke rumah dan memberikan pemandangan
sekilas akan galeri mobil klasik dan mewah (Gambar 27). Dari drop off
memungkinkan akses ke garasi dari baik rumah utama maupun dari jalan masuk.
Kapasitas garasi adalah untuk 6 mobil. Dalam perancangan interior garasi juga
mempertimbangkan segi lingkungan dengan memberikan suhu dan pencahayaan
yang tepat agar melindungi koleksi mobil-mobil tersebut.
Galeri mobil dirancang memberikan kesenangan dan menonjolkan
tampilan-tampilan mobil, masing-masing mobil dapat dengan mudah keluar
masuk melalui fitur berupa pintu kayu yang besar. Di dalam garasi ini juga
terdapat powder room dan private lounge yang menampilkan otomotif
memorabilia.
55
Gambar 27. Ilustrasi royal garage
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)
4. Pool Pavilion and Entertainment
Pool Pavilion didesain untuk merefleksikan bagunan utama dan
memperkenalkan fasilitas dan material modern ke dalam estat. Bentuk linear dari
bangunannya merupakan cermin proporsi yang ramping terletak antara dining
terrace dan pool pavilion (Gambar 28). Pool pavilion berada di pinggir hutan
unutk memastikan ketenangan yang tercipta tidak terganggu selagi berenang,
makan, dan menjamu tamu.
Bangunan ini memiliki bar, ruang makan, dapat digunakan dalam suasana
formal maupun informal, ruang ganti baju, kamar mandi dan sebuah payung
kanvas yang besar. Material yang digunakan bernuansa sejarah dan natural dan
memberikan
sensasi
hangat
serta
ketenangan.
Pencahayaan
dirancang
mencerminkan kemegahan tahun 1930-an yang akan memberikan keindahan
malam, mendukung sebuah acara atau hanya untuk menikmati matahari terbenam.
Gambar 28. Ilustrasi pool pavillion
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)
56
5. Woodneuk Royal Stables
Stable didesain menjadi bagian dari estat, hal ini bertujuan kuda-kuda
diperbolehkan menjadi bagian dari lanskap. Ada enam ruang untuk enam kuda,
masing-masing stall memiliki luas dan kenyamanan yang tinggi. Serambi yang
luas dan ventilasi yang dekoratif memastikan kuda merasa nyaman di bawah sinar
matahari tropis yang panas.
Bangunan tertutup di bagian sisi jalan akan tetapi dari pintu gerbang
memberikan akses langsung menuju paddock dan ladang. Tim arsitektur yang
mendesain stables memastikan bahwa ini merupakan suatu bagian yang
terintegrasi dengan bangunan istana, berdesain elegan dan abadi (Gambar 29).
Gambar 29. Ilustrasi Woodneuk royal stables
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)
6. The Grounds (Grand Lawn)
Lawn merupakan ciri khas tipikal English garden. Lapangan rumput ini
akan dimanfaatkan untuk mengakomodasi hobi keluarga kerajaan dalam bermain
kriket. Selain itu, dapat juga berfungsi sebagai lapangan untuk mendirikan tenda
jika Sultan ingin mengadakan sebuah acara di luar ruangan. Lapangan rumput ini
merupakan bagian dari suatu aksentuasi English garden, selain itu lapangan
rumput ini dibatasi oleh topiari dari tanaman pembatas, selanjutnya di sampingnya
terdapat lapangan rumput luas yang membentuk suatu vista ke arah pemandangan
gedung-gedung di perkotaan diluar wilayah Woodneuk.
c. Revisi Masterplan
Pada saat perusahaan kontraktor bernama Gold Green yang bekerjasama
dengan AECOM telah memenangkan tender secara resmi dari Sultan, terjadi
beberapa perubahan. Konsep dasar dari perencanaan sendiri tidak berubah dan
57
tetap konsisten, akan tetapi ada beberapa perubahan dikarenakan permintaan
Sultan yang tidak menginginkan hal tersebut yakni peniadaan royal stables yang
di awal dianggap sebagai strategi yang bagus dengan menghadirkan area berkuda
untuk anak-anak Sultan yang memiliki hobi berkuda, namun kemudian ternyata
tidak diinginkan. Perubahan itu dalam peniadaan royal stables, mengakibatkan
perubahan desain pada jalur private entry dan perubahan pada desain color room
di samping pool pavillion (Gambar 30).
5.1.5
Schematic Design
Pada tahap ini, terdapat perbaikan terhadap desain konseptual yang telah
dibuat pada tahap sebelumnya. Masterplan pada tahap ini mengalami beberapa
perbaikan pada desainnya. Perbaikan terletak pada pola jalur sirkulasi yang
berubah dan beberapa perubahan desain pada area tertentu, hal ini terjadi setelah
meeting yang dilakukan antara klien dan owner.
a. Masterplan
Owner yakni Sultan Johor menginginkan jalur kendaraan langsung dari
private entry menuju
guesthouse. Perubahan terdapat pada driveway menuju
guest house, bentuk private entry juga berubah untuk mengakomodasikan hal ini,
selain itu juga terdapat perubahan pada jalan masuk dari private entry yang
menghubungkan pool pavillion dan bangunan rumah (Gambar 31).
b. Zoning Plan
Sesuai dengan konsep dan zona-zona pada pengembangan konsep, di
tahap schematic design ini hal tersebut mengalami perkembangan dan perubahan
desain tapi tetap konsisten dengan konsep yang sama dan dalam kesatuan tema
baik terhadap bangunan maupun keseluruhan. Zona-zona tersebut adalah :
58
Gambar 30. Masterplan revisi I
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)
59
Gambar 31. Final masterplan
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)
60
1. Woodneuk Gate and Entry Court
Gerbang utama akan dibangun di gerbang awal yang dahulu digunakan
untuk masuk ke Woodenuk pada tahun 1930-an, yakni melalui Holland Road.
Gerbang utama dan entry court ini akan di desain untuk memberikan kesan
pertama yang kuat menuju Woodneuk House, sebuah kesan yang megah dan
elegan (Gambar 32).
Gambar 32. Woodneuk gate and entry court
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)
2. The Driveway
Terdapat tiga tipikal desain untuk driveway dimulai dari gerbang masuk
hingga menuju rumah. Pemilihan dalam memakai royal palm adalah berdasarkan
permintaan langsung dari Sultan. Tiga tipe driveway tersebut adalah, jalan sesaat
setelah melewati gerbang utama dimana jalan tersebut di kiri-kanannya dibatasi
oleh hutan, kemudian tipe jalan dengan royal palm single rows yang berada di
sebelah kiri-kanannya yang berkesan menyambut dan terakhir tipe royal palms
double rows (Gambar 33 dan 34).
61
Gambar 33. The drive, typical forest driveway
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd, Digambar oleh : Ni Made Wenes W)
62
Gambar 34. The driveway, typical royal palms singgle and double rows
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd, Digambar oleh : Ni Made Wenes W)
63
3. Arrival Court and Porte Cochere
Arrival Court and Porte Cochere merupakan area yang di desain untuk
mengakomodasikan protokol kerajaan, yang berfungsi sebagai welcome area
untuk tamu penting kerajaan dan keluarga kerajaan. Area ini juga tempat
menurunkan penumpang dari mobil di lobby rumah yang disambut dengan sebuah
water feature (Gambar 35).
Gambar 35. Arrival court and porte cochere modelling
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)
4. The Coachyard
Area ini merupakan area tempat royal garage berada. Royal garage
merupakan garasi yang dirancang untuk memarkirkan mobil-mobil klasik dan
mewah koleksi Sultan dalam ruangan.
5. Car Lawn
Car lawn yang merupakan permintaan dari Sultan, desainnya tidak
mengalami perubahan, akan berfungsi lebih sebagai halaman rumput tempat
memajang koleksi mobil-mobil sultan dan dapat dinikmati dari gazebo yang
berada di pinggir halaman (Gambar 36).
64
Gambar 36. Coachyard modelling
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)
6. Outer Welcome Court
Outer welcome court merupakan welcome area sekaligus pintu masuk
bagi tamu-tamu Sultan yang akan melakukan urusan bisnis semata (Gambar 37).
Gambar 37. Outer welcome court modelling
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)
7. Inner Welcome Court
Inner welcome court merupakan area di dalam rumah, setelah tamu-tamu
yang akan melakukan urusan bisnis masuk melewati pintu masuk khusus untuk
urusan bisnis. Inner court ini akan memberikan suatu pemandangan yang menarik
65
selagi para tamu menunggu Sultan dan juga selagi mendiskusikan urusannya
(Gambar 38).
Gambar 38. Inner welcome court modelling
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)
8. Knot Garden
Knot garden merupakan area yang sangat khas English garden, area ini
memberikan suatu aksentuasi di taman dengan dekorasi teknik partere dari
hedges. Terdapat 4 refleksi dari satu pola partere dan di tengah-tengah sebagai
focal point terdapat sebuah water feature berupa air mancur (Gambar 39).
Gambar 39. Knot Garden Modelling
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)
66
9. Grand Lawn
Grand Lawn yang dibuat untuk mengakomodasikan olahraga kriket
sekaligus membentuk vista ke arah gedung-gedung bertingkat di luar kawasan
Woodneuk (Gambar 40).
Gambar 40. Grand Lawn Modelling
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)
10. Rose Garden
Rose Garden juga merupakan area yang sangat berciri khas English
garden, penuh dengan tanaman-tanaman semak berwarna-warni dan aromatik
terutama mawar. Di area ini juga terdapat sebuha pergola dengan tanaman
merambat yang akan merambat di tiang-tiangnya. Suasana yang tercipta sangat
feminin dan romantis (Gambar 41).
Gambar 41. Rose garden modelling
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)
67
11. Pool Terrace
Area ini yang merupakan permintaan Sultan, akan memberikan suasana
tenang, dapat bersifat privat dan semi-privat. Sultan dapat mengadakan acaraacara untuk kalangan terbatas di sini (Gambar 42).
Gambar 42. Pool terrace modelling
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)
12. Herb and Kitchen Garden
Herb and Kitchen Garden adalah bagian alami dari ciri khas English
garden. Kebun ini akan menambah keindahan Woodenuk dan sekaligus
bermanfaat
untuk
bumbu-bumbuan
dan
obat-obatan.
Kebun
ini
mengkombinasikan, sayuran, buah-buahan, herbal dan tanaman bunga-bungaan
(Gambar 43).
Gambar 43. Herb and Kitchen Garden Modelling
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)
68
13. Private Entry
Private entry yang merupakan bagian dari protokol kerajaan mengalami
perubahan desain setelah dari pintu gerbang. Jalur sirkulasinya berubah melewati
antara pool dan herbs and spice garden (Gambar 44).
Gambar 44. Private entry modelling
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)
14. Guest House
Guesthouse yang diperuntukkan bagi tamu penting Sultan, mengalami
perubahan dalam hal jalur masuk untuk kendaraan. Jalur baru akan melewati
private entry. Taman guest house akan dibuat senyaman penuh dengan tanaman
semak yang berwarna-warni serta pot-pot besar khas English garden (Gambar
45).
69
Gambar 45. Guest house plan
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)
15. Field Lawn
Field lawn tidak mengalami perubahan, akan tetap sama dan membentuk
vista ke arah gedung-gedung bertingkat
di luar kawasan Woodenuk.
Pemandangan yang diberikan akan sangat indah, kekontrasan anatara wilayah
Woodenuk yang masih alami dan dikelilingi hutan dan pemandangan ke arah kota
dan modern (Gambar 46 dan 47).
Gambar 46. Field lawn plan
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)
70
Gambar 47. View to field lawn plan from first floor
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)
c. External Works
External works merupakan pekerjaan dalam merencanakan elemen-elemen
yang
terdapat
dalam
lanskap
Woodneuk
baik
hardmaterials
maupun
softmaterials. Pekerjaan ini terbagi menjadi tujuh bagian, yakni :
1. Paving
Terdapat lima tipe dari material paving yang digunakan. Tipe A, B dan C
merupakan jenis stepping stones yang terbuat dari batu granit. Penggunaan loose
pea gravel adalah untuk area antara dua jenis paving atau rumput. Coated asphalt
diperuntukkan jalur kendaraan (Gambar 48, 49, dan 50). Key plan paving adalah
gambar yang menerangkan lokasi penggunaan paving dalam tapak (Gambar 51).
Gambar 48. Stepping stones and loose pea gravel lokasi pada car lawn
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)
71
Gambar 49. Stepping stones and loose pea gravel lokasi di pool pavilliun
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)
Gambar 50. Stepping stones and loose pea gravel lokasi pada coach yard
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)
2. Walls
Tiga tipe dinding dalam lanskap yaitu boundary wall yang diperuntukan
sebagai dinding pembatas antara area bangunan rumah sendiri terhadap luasnya
dengan tinggi 2 meter, retaining wall yang berfungsi sebagai penahan tanah agar
tidak terjadi longsor dengan ketinggian 1600 meter dan garden wall yang terdapat
di kiri dan kanan pada tangga di lanskap Woodenuk dengan ketinggian sekitar 500
meter (Gambar 52). Key plan walls adalah gambar yang menerangkan lokasi jenis
dinding dalam tapak (Gambar 53).
72
Gambar 51. Paving key plan
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd, Digambar oleh : Ni Made Wenes W)
73
Gambar 52. Tipe wall Section
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)
74
Gambar 53. Wall key plan
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd, Digambar oleh : Ni Made Wenes W)
75
3. Stairs
Tangga di dalam lanskap ada tiga tipe dapat dilihat pada Gambar 56. Tipe
A merupakan bentuk tangga dengan anak tangga persegi. Tipe B merupakan
bentuk tangga yang setiap anak tangganya berbentuk setengah lingkaran. Tipe C
merupakan stepping stone. Key plan stairs adalah gambar yang menerangkan
lokasi tipe tangga dalam tapak (Gambar 57).
4. Furnitures and Ornaments
Terdapat furnitur dan ornamen yang mengekspresikan English garden di
lanskap Woodenuk adalah penggunaan pot di atas plint, bangku-bangku taman
yang terbuat dari batu dan metal, serta beberapa sculpture (Gambar 58). Sculpture
pada tapak ini menggunakan patung harimau, yang memberikan kesan gagah,
wibawa dan berkuasa. Key plan furnitures and ornaments adalah gambar yang
menerangkan lokasi penggunaan furnitures dan ornaments dalam tapak (Gambar
59).
5. Structure
Struktur yang terdapat dalam taman berupa paviliun tempat Sultan untuk
menikmati pameran koleksi mobil-mobil klasik dan mewahnya di car lawn,
pergola pada rose garden yang berbentuk khas menyerupai huruf V, dan sebuah
metal support free standing di area herbs garden, struktur metal ini semacam
aksentuasi (Gambar 54). Key plan structures adalah gambar yang menerangkan
lokasi struktur dalam tapak (Gambar 55).
Gambar 54. Structure in site
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)
76
Gambar 55. Structures key plan
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd, Digambar oleh : Ni Made Wenes W)
77
Gambar 56. Plan and front elevation of stairs
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)
78
Gambar 57. Stairs Key Plan
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd, Digambar oleh : Ni Made Wenes W)
79
Gambar 58. Front elevation and section furnitures and elements
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd, Digambar oleh : Ni Made Wenes W)
80
Gambar 59. Furnitures and ornaments key plan
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd, Digambar oleh : Ni Made Wenes W)
81
6. Water Features
Terdapat 3 jenis water feature di dalam lanskap. Water feature tipe 1
berbentuk persegi empat dan berundak-undak serta terdapat pohon di dalam
kolamnya. Water feature yang terdapat pada knot garden yang berfungsi sebagai
focal point berupa air mancur. Water feature tipe ketiga adalah yang terdapat di
porte corche di area drop off penumpang, bentuknya berkesan menyambut
(Gambar 60). Key Plan Water Features adalah gambar yang menerangkan lokasi
water features dalam tapak (Gambar 61).
Gambar 60. Water Feature
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)
7. Lightings
Pencahayaan lanskap Woodenuk di lakukan secara cermat dan hati-hati
sehingga pada malam hari akan menciptakan suasana yang dramatis serta
menonjolkan keindahan House of Woodenuk. Empat tipe pencahaayaan yang
diterapkan pada lanskap adalah trees up light, spike light on hedges and
herbaceous garden, low bollard light dan spot light for sculpture and pots
(Gambar 62).
82
Gambar 61. Water features key plan
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd, Digambar oleh : Ni Made Wenes W
83
Key plan lighting adalah gambar yang menerangkan lokasi penggunaan
jenis lighting dalam tapak (Gambar 63).
Gambar 62. Image Referrence of Lighting
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)
1. Tree and Hedges
Pemilihan pohon dan tanaman pembatas pada lanskap Wookneuk terbagi
menjadi enam kategori yakni garden trees, garden hedges, orchad trees, field
lawn trees, palm dan forest trees. Tanaman-tanaman ini adalah jenis yang
diusulkan dan bukan berasal dari hutan di sekitar. Key Tree and Hedges adalah
gambar yang menerangkan lokasi penggunaan pohon dan tanaman pembatas
dalam tapak (Gambar 64). Gambar 65 menunjukkan daftar tanaman yang
digunakan sebagai pohon dan tanaman pembatas.
2. Shrubs and Ground Covers
Untuk mengakomodasikan ciri khas lain dari English garden yakni
bedding, maka semak dan tanaman penutup tanah yang di usulkan dalam lanskap
ini terbagi menjadi empat kategori yakni herbaceous borders, fern garden yang
terdapat pada inner courtyard, lawn dan herbs garden dengan penyusaian jenis
semak-semak tropis. Key Plan Shrubs and Grounds Covers adalah gambar yang
menerangkan lokasi penggunaan paving dalam tapak (Gambar 66). Gambar 67
merupakan daftar tanaman yang digunakan sebagai semak dan tanaman penutup
tanah. Gambar 68 menunjukkan tipikal penanam pola shrubs.
84
Gambar 63. Lightings key plan
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)
85
Gambar 64. Tree and hedges key plan
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)
86
Gambar 65. Plant list of trees and hedges
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)
87
Gambar 66. Shrubs and ground covers key plan
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)
88
Gambar 67. Plant list of shrubs and ground covers
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)
89
Gambar 68. Typical shrubs patterns
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)
b. Bill of Quantity (BOQ)
AECOM turut serta dalam menyiapkan Bill of Quantity (BOQ) yang
berisikan estimasi biaya dan luasan material yang diperlukan dalam membangun
Woodneuk. AECOM mempersiapkan BOQ hanya pada bagian lanskapnya saja,
dengan menghitung kebutuhan dan luasan dari masing-masing material baik hard
materials maupun soft materials. Oleh karena, kontraktor pembangun telah
terpilih dari awal tender, maka penghitungan estimasi biaya akan dilakukan oleh
kontaktor.
5.1.6
Kendala dan Masalah dalam Proses Perancangan House of
Woodneuk Sultan of Johor
Pada proses desain Woodneuk terdapat beberapa kendala, kendala paling
utama yang dihadapi adalah baseline tapak tidak diberikan secara lengkap
dikarenakan hasil survei yang tidak lengkap, data mengenai kontur lahan baru di
dapatkan setelah proyek ini pada tahap schematic design, oleh karena itu AECOM
melakukan site visit beberapa kali untuk melihat dan memastikan desain yang
telah dibuat akan bekerja pada tapak.
90
Terjadi pula beberapa revisi pada masterplan yang berasal dari klien yang
mempengaruhi brief awal yang disampaikan. Pada brief, owner menginginkan
sebuah restorasi pada bangunan tetapi menginginkan lanskap yang bertema
English garden. Konsep bangunan istana sendiri dibangun berdasarkan konsep
victorian eclectic, yang memiliki pengaruh gotik dan motif klasik. Konsep
English garden adalah taman bernuansa pedesaan di Inggris, sehingga ketika akan
dipadukan dengan konsep bangunan, baik konsultan lanskap maupun konsultan
bangunan berusaha bekerjasama untuk mengintegrasikan kedua hal tersebut agar
selaras dan saling melengkapi. AECOM berusaha memberikan pengertian, saran
dan rekomendasi dalam memuaskan klien.
Alokasi dana yang ditetapkan oleh owner dalam pembangunan lanskap
Woodenuk merupakan jumlah yang besar, diperkirakan jika proyek ini selesai di
bangun akan menjadi rumah termahal di Singapura. Oleh karena itu, pemilihan
material finishing dilakukan secara cermat dan hati-hati, hanya material
berkualitas dan tahan lama yang diajukan. Pada pemilihan softmaterial, AECOM
melakukan strategi pada pemilihan tanaman bedding untuk kawasan tropis,
sehingga walaupun English garden yang asalnya dari negara dengan iklim
subtropis dapat diimplementasikan di kawasan beriklim tropis.
Konflik kepentingan yang terjadi antara pemerintah Singapura dan
Kerajaan Johor mengenai status kepemilikan House of Woodneuk dan Istana
Tyersall akan mempengaruhi lamanya proyek berlangsung. Proyek ini yang
dijadwalkan akan selesai dalam waktu 12 bulan, akan tertunda pembangunannya.
Penundaan proyek ini tidak berpengaruh secara signifikan pada AECOM karena
AECOM telah menyelesaikan pekerjaanya hingga tahap schematic design dimana
telah dilakukannya pembayaran jasa konsultasi oleh klien sampai dengan tahap
tersebut, pekerjaan design development akan dilanjutkan setelah mendapat
kepastian dari Gold Green Contractor selaku klien AECOM.
5.2
Managemen Kerja dalam Penanganan Proyek House of Woodneuk
Sultan of Johor
5.2.1
Penerimaan Proyek
Penerimaan suatu proyek secara umum dilakukan melalui tender process
terlebih dahulu. AECOM pada proyek House of Woodneuk, menangani proyek ini
91
melalui penunjukan langsung oleh klien yakni Gold Green Association. Gold
Green
Association
ini
merupakan
sebuah
perusahaan
kontaktor
skala
internasional. AECOM bersama Gold Green menyusun dokumen tender,
kemudian akhirnya memenangkan proyek ini. Sehingga pada saat tahap
pembangunan tidak akan dilakukan tender pembangunan karena telah didapatkan
kontraktor pembangunnnya.
Secara umum AECOM mendapatkan proyek melalui tiga cara, yakni
sayembara, penunjukan langsung oleh klien dan melalui proses tender. Presentase
AECOM menerima proyek melalui sayembara adalah sekitar 5%, AECOM
Singapore seringkali memenangkan sayembara yang diselenggarakan baik swasta
maupun pemerintah skala internasional. Perolehan proyek melalui penunjukan
langsung oleh klien sebesar 15%. Cara yang paling banyak yang dilakukan oleh
AECOM dalam memperoleh proyek adalah melalui proses tender yakni sebanyak
80% (Gambar 69).
5%
Sayembara
15%
Penunjukan
langsung oleh
klien
Tender
80%
Gambar 69. Cara Perolehan Proyek AECOM
Kepercayaan, reputasi dan koneksi yang baik timbul karena profesional
dalam bekerja berperan dalam penerimaan proyek di AECOM. Kepuasan dari
klien terdahulu menciptakan rekomendasi pada proyek-proyek selanjutnya agar
ditangani oleh AECOM. AECOM selalu berusaha memberikan pelayanan yang
terbaik, baik dari segi waktu, hasil, presentasi serta komunikasi yang baik dengan
klien.
AECOM
tidak
takut
mengambil
resiko
dalam
mengalokasikan
sumberdayanya dalam mendapatkan suatu proyek yang dianggap dapat
menciptakan pasar bagi AECOM terutama dalam melebarkan sayapnya di
kawasan Asia Tenggara. Proyek House of Woodenuk, dalam penyusunan design
92
package-nya tidak dibayar, pembayaran jasa konsultasi desain AECOM dilakukan
jika proyek tersebut berhasil dimenangkan.
Kontrak proyek House of Woodneuk pada AECOM dimulai pada Januari
2011 dan kontrak berakhir pada Desember 2011 (12 bulan). Pada bulan akhir
April proyek ini telah mencapai penelesaian tahap schematic design dan Bill of
Quantity (BOQ), akan tetapi saat ini proyek ini mengalami kendala pada konflik
kepentingan antara owner dari House of Woodneuk (Sultan Johor) dan pemerintah
Singapura. Akan tetapi konflik ini tidak membawa pengaruh signifikan pada
AECOM, karena pekerjaan selesai pada tahap schematic design. Tahap
selanjutnya yakni design development, yang baru akan dilaksanakan setelah
adanya kesepakatan lebih lanjut, penundaan ini berpengaruh pada pelaksanaan
pembangunan proyek.
5.2.2
Tim Kerja Proyek
Landscape Architecture (LA team) AECOM Singapore membagi
sumberdayanya menjadi beberapa tim untuk sesuai jumlah proyek yang ada,
sehingga setiap pegawai biasanya menangani lebih dari satu proyek. Seluruh
arsitek lanskap di dalam LA team diharapkan memiliki kemampuan yang baik
dalam hal mendesian dan juga membat gambar detail karena LA team di AECOM
Singapore tidak didukung oleh CAD Drafter/Manager, sehingga mereka
merangkap kerja mulai dari perencanaan hingga membuat gambar detail.
Tim dalam penangan proyek Woodneuk di dalam LA team AECOM
Singapore berada di bawah arahan seorang associate dan dipimpin oleh Project
Manager yakni seorang arsitek lanskap. Dalam penanganan setiap proyek,
direktur LA team, selalu terlibat secara dalam dan aktif dalam setiap pengambilan
keputusan mengenai desain yang dibuat. Dalam proyek Woodneuk, proyek ini
masuk dalam proyek yang kecil sehingga tidak membutuhkan banyak sumberdaya
dalam prosesnya (Gambar 70).
93
Gambar 70. Tim Proyek dan pembagian kerja dalam House of Woodneuk
Proyek House of Woodenuk di lapangan di tangani oleh beberapa pihak.
Gold Green Associate selaku pihak yang memenangkan tender menjadi
penanggung
jawab penuh pelaksanaan proyek
ini.
Proyek
ini dalam
perencanaannya melibatkan AECOM Singapore sebagai konsultan lanskap,
Linear Vista sebagai konsultan desain interior, dan AGDAS sebagai konsultan
arsitektur bangunan (Gambar 71). Jadi, yang menjadi klien AECOM Singapore
dalam proyek House of Woodenuk adalah perusahaan kontraktor Gold Green
Associate.
94
Gambar 71. Tim Lapang Proyek House of Woodneuk
Terdapat beberapa alasan AECOM dalam menerima proyek House of
Woodneuk yang diajukan oleh Gold Green Associate. Hubungan baik yang
tercipta antara LA team dan Gold Green menciptakan koneksi yang kuat, selain itu
Gold Green merupakan perusahaan kontraktor yang sangat bagus, ia akan
membangun tapak sesuai desain yang dibuat, yang dikemudian hari hasil dari
pembangunan ini akan menjadi portofolio yang bagus untuk AECOM. Selain itu
Gold Green telah menjadi partner dalam bekerjasama proyek-proyek sebelumnya,
sehingga telah timbul kepercayaan antara kedua belah pihak, yang akan membawa
dampak positif untuk ke depannya.
5.2.3
Riset dan Analisis
Proses riset dan analisis merupakan bagian yang penting dalam membuat
suatu konsep agar tujuan yang ingin di capai dapat terwujud serta dapat
memberikan keberlanjutan dan kelestarian tapak. Pada proyek ini, analisis
dilakukan dalam aspek sejarah mengingat Woodneuk merupakan rumah
bersejarah milik Sultan Johor yang berada di Singapura, kemudian diikuti dengan
aspek ekologis dan sosial. Riset yang dilakukan oleh AECOM adalah mempelajari
karakteristik dari English garden sehingga dapat diciptakan suasananya ke dalam
tapak.
AECOM melakukan kunjungan tapak untuk melihat kondisi fisik lokasi
dan mengambil dokumentasi berupa site photograph. Mendokumentasikan data
95
atau informasi dari tapak merupakan hal yang penting, hal ini akan sangat berguna
untuk mengingat kondisi tapak yang dimaksudkan.
Analisis dalam proyek Woodneuk yang melibatkan beberapa pihak
dilakukan dengan berkordinasi satu sama lain, terutama yang berkaitan dengan
perencanaan pembangunan bangunan karena secara langsung akan mempengaruhi
lanskapnya. Kordinasi yang dilakukan akan memudahkan pekerjaan karena akan
bekerja sesuai dengan spesialisasinya.
AECOM beberapa kali melakukan kunjungan tapak, untuk melihat
kesesuaian desain yang telah dibuat dengan keadaan di tapak. Mengingat
Woodneuk memegang peranan penting bagi sejarah Kerajaan Johor, maka
mempelajari aspek sejarahnya merupakan tindakan paling utama yang dipelajari.
Keseluruhan tapak akan mencerminkan kemegahan, kehangatan, natural dan
kejayaan dari Sultan Johor.
5.2.4
Proses Desain dan Sistem Kerja
Proses desain yang dilakukan di AECOM dilakukan dengan standar
pekerjaan yang telah ditetapkan pada perusahaan AECOM itu sendiri. Namun
harus ditekankan bahwa setiap proyek adalah memiliki kontrak yang berbedabeda dengan klien sehingga proses yang dilakukan dapat bersifat menyesuaikan.
Perbandingan proses desain menurut Booth dan AECOM Singapore (LA
Team) dapat dilihat pada Gambar 72. Terdapat beberapa perbedaan proses desain
jika dibandingkan menurut Booth. Pada Booth, tahapan research and analysis
termasuk di dalamnya kegiatan data collection terpisah dari tahapan design dan
construction drawing, sedangkan menurut AECOM tahapan data collection
masuk pada tahap mobilization dan tahapan design process mencakup analysis
and research hingga pembuatan construction drawing.
Perbandingan proses desain menurut Simonds dan AECOM Singapore (LA
Team) pada Gambar 73. Pada tahapan menurut Simonds, kegiatan inventory
masuk dalam tahapan reserach dan analysis merupakan tahapan tersendiri. Pada
tahap synthesys termasuk didalamnya kegiatan design. Pada tahap construction di
dalamnya termasuk pengerjaan construction document dan kegiatan supervision of
construction, di mana pada AECOM kegiatan ini terpisah.
96
Gambar 72. Perbandingan proses desain menurut Booth dan AECOM Singapore (LA Team)
Gambar 73. Perbandingan proses desain menurut Simonds dan AECOM Singapore (LA Team)
97
Pada saat proyek telah selesai dibangun, kegiatan evaluasi secara berkala
terhadap tapak hampir tidak pernah dilakukan oleh AECOM, namun hal tersebut
bisa saja dilakukan tergantung perjanjian yang dibuat bersama klien. Secara garis
besar, proses desain AECOM jika dibandingkan menurut Booth dan Simonds
tidak jauh berbeda, semua kegiatan dilakukan dilakukan secara bertahap atau
mengurut sesuai teori yang dibandingkan. Perbedaan dari ketiga proses desain
hanya terdapat pada pengklasikasian tahapan kerja tidak pada urutan atau tahapan
kerjanya.
Proses desain berjalan dengan baik didukung oleh tim kerja (team work)
yang baik dan solid. Team work yang bagus tercermin dari komunikasi yang baik
intra tim dan kekompakan dalam bekerja. Setiap tim yang dibentuk dalam LA
team untuk setiap proyek bekerja bersama dan saling mengisi kekurangan dan
mendukung dalam pengerjaannya. Team work yang baik sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan suatu proyek, sehingga proyek dapat terlaksana sesuai
deadline dan mencapai tujuannya.
Selain team work yang baik, fasilitas peralatan dan perlengkapan canggih
dengan teknologi tinggi juga sangat mendukung proses kerja di AECOM. Cara
mendesain di AECOM dilakukan dengan dua cara, yakni dengan teknik freehand
dan komputer. Kebanyakan gambar ilustrasi yang dihasilkan oleh AECOM
merupakan gambar freehand yang di render secara komputer, hal ini dipilih
karena sangat efisien secara waktu dibanding menggunakan komputer secara
keseluruhan. Penggunaan teknik freehand ataupun komputer pada suatu proyek
biasanya tergantung pada kontrak dengan klien, akan tetapi pada proyek yang
tidak mencantumkan perjanjian mengenai teknik gambarnya, AECOM akan
menggunakan teknik freehand dalam penyajian gambar ilustrasi. Teknologi yang
dimiliki AECOM tergolong sangat maju, dengan fasilitas plotter dan printer
terbaru serta komputer dengan spesifikasi tinggi, sehingga nyaman dipakai dan
mampu mengerjakan pekerjaan berat sekalipun.
AECOM LA team memiliki perpustakaan sendiri dengan banyak koleksi
buku-buku yang akan bermanfaat sebagai referensi desain. AECOM mengikuti
perkembangan desain dengan selalu menambahkan referensi di perpustakaan yang
akan berguna dalam menambah ide-ide yang inovatif.
98
LA team yang merupakan tim di bawah divisi PDD, dalam melakukan
pekerjaannya dapat bekerja sendiri untuk proyek-proyek yang didapatkannya
sendiri ataupun berkolaborasi dengan tim lain dalam divisi PDD maupun antar
divisi, namun seringkali antar tim tetapi masih dalam divisi PDD yakni tim Urban
Design, Environmental, dan Tourism and Hospitality. Pada proyek kolaborasi ini
biasanya merupakan mega proyek dan dengan tingkat kepentingan yang tinggi,
sehingga jika terjadi keterlambatan pengerjaan proyek oleh salah satu tim yang
tidak sesuai dengan deadline yang telah ditetapkan akan berdampak pada
keseluruhan pekerjaan oleh tim lainnya.
AECOM berusaha menetapkan jadwal pengerjaan suatu proyek dengan
melihat kapasitas kemampuan karyawan bekerja disamping memenuhi permintaan
klien. Penundaan jadwal proyek yang diakibatkan oleh ketidakmampuan
karyawan dalam memenuhi deadline akan berakibat buruk terhadap reputasi
perusahaan disamping akan menyebabkan penambahan beban biaya baik dari
sumberdaya maupun alat dan bahan. Oleh karena itu, AECOM berusaha menjaga
profesionalitasnya di mata publik dengan selalu memenuhi semua perjanjian yang
telah dibuat.
99
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1
Kesimpulan
Kegiatan magang ini bertujuan untuk mempelajari sistem dan teknik
perancangan serta mengikuti proses perancangan lanskap yang dilakukan oleh
perusahaan AECOM International (Singapore) Pte. Ltd dengan fokus proyek pada
Lanskap House of Woodneuk Sultan of Johor, Singapura. Dalam mengikuti proses
desain yang dilakukan baik dari mengikuti kegiatan lapang dan studio, mahasiswa
dapat meningkatkan keterampilannya dalam hal teknik perancangan skala
internasional.
Selama kegiatan magang, jenis kegiatan studio yang dialami berbeda-beda
pada beberapa proyek, sehingga mendapat pengalaman yang berbeda. Khususnya
pada proyek House of Woodneuk, mahasiswa mendapat pengetahuan yang cukup
dalam tentang desain bergaya English garden. Selain itu mahasiswa mendapatkan
pengalaman dan pengetahuan tentang dunia kerja pada sebuah perusahaan
konsultan yang bergerak dalam bidang arsitektur lanskap.
Pada saat kegiatan berlangsung, proyek ini pada tahap concept design, dan
pada akhir magang proyek ini telah selesai pada tahap schematic design. Oleh
karena terjadinya konflik kepemilikan yang terjadi antara Sultan Johor dan
Pemerintah Singapura terhadap lokasi proyek ini, berdampak pada pelaksanaan
proyek. Seharusnya setelah tahap schematic design, AECOM dapat langsung
melanjutkan pada pembuatan detail pada tahak design development, akan tetapi
karena adanya masalah di atas, proyek ini mengalami penundaan.
Proyek lanskap House of Woodneuk berjalan secara garis besar dapat
dikatakan sesuai berurut dan mengikuti konsep proses desain oleh Booth dan
Simonds, namun AECOM mempunyai aturan dan penggolongan tahapan
tersendiri dalam pengerjaan proyeknya. Setiap proyek itu spesifik tidak selalu
kaku dalam mengikuti tahapan yang ada di perusahaan. Hal ini tergantung pada
kesepakatan (penawaran jasa konsultasi desain) yang dibuat antara klien dan
AECOM.
Selama proses perencanaan proyek ini tidak terlepas dari kendala-kendala
yang secara umum berasal dari klien. Akan tetapi hal ini merupakan bagian dari
proses desain yang bertujuan untuk memberikan desain yang maksimal sesuai
100
tapak sehingga dapat memberikan kepuasan bagi klien dan owner. Manajemen
tim kerja yang baik dapat memberikan dampak pada hasil kerja yang bagus,
terutama jika setiap pegawai dapat bekerja sesuai dengan bidang keahliannya.
Kesuksesan pelaksanaan pekerjaan lanskap diwujudkan oleh kerjasama yang baik
oleh pihak konsultan lanskap, kontraktor utama (klien), arsitek, owner, interior
desainer dan konsultan lain yang terlibat.
6.2
Saran
Berdasarkan hasil magang, terdapat beberapa saran yang dapat
dipertimbangkan, yaitu :
1.
AECOM sebagai konsultan profesional hendaknya mempertahankan dan
terus meningkatkan kualitas kerjanya dengan manajemen tim kerja yang
lebih baik. Perusahaan dapat membuat spesialisasi pekerjaan agar beban
setiap pegawai berkurang sehingga dapat bekerja lebih efektif sesuai
dengan keahliannya masing-masing.
2.
Departemen Arsitektur Lanskap diharapkan dapat terus mempertahankan
kegiatan
magang
untuk
meningkatkan
keterampilan
pengetahuan
mahasiswa dalam dunia kerja, serta dapat memberikan dukungan dalam
hal administratif magang, dan dapat memiliki guidelines magang yang
dapat menjadi pegangan mahasiswa selama kegiatan magang berlangsung,
sehingga perusahaan dan mahasiswa magang akan tahu batasan-batasan
kegiatan magang yang dilakukan.
101
DAFTAR PUSTAKA
Alikodra, S. H. 1990. Pengelolaan Satwa Liar Jilid I. Bogor: Pusat Antar
Universitas Ilmu Hayat. Institut Pertanian Bogor.
AECOM. 2010. AECOM International Pte. Ltd. [terhubung berkala]:
http//:www.AECOM.com Diakses pada 22 Desember 2010.
AECOM. 2011. AECOM Company Overview and Project Portfolio. (Tidak
dipublikasikan). Singapura.
AECOM. 2011. Istana Woodneuk Singapore Concept Design Package. (Tidak
dipublikasikan). Singapura.
AECOM. 2011. Istana Woodneuk Singapore Schematic Design Package. (Tidak
dipublikasikan). Singapura.
Anonim. 2011. English garden. [Terhubung berkala]: http//en.wikipedia.org.
Diakses pada 21 Mei 2011.
Anonim. 2011. Kerajaan Johor. [Terhubung berkala]: http://melayuonline.com.
Diakses pada 27 Maret 2011.
Anonim. 2010. Singapura. [Terhubung berkala]: http://id.wikipedia.org. Diakses
pada 22 Desember 2010.
Anonim. 2011. Story of Tyersall. [Terhubung berkala]: http://api.sg/main/index.
Diakses pada 5 Maret 2011.
Booth, N.K. 1983. Basic Element of Landscape Architectural Design. Illiois.:
Waveland Press Inc.
Crowe, S. 1981. Garden Design Second Edition.Minnesota: Packard Publishing.
Erler C. T, Fell D. 1991. 550 Home Landscaping Ideas: The Most Practical and
Comprehensive Visual Sourcebook of Landscaping Ideas. New York:
Simon and Schuster.
Gold, S. M. 1980. Recreation Planning and Design. New York: McGraw-Hill
Book Company.
Goodchild P. H. 1990. Some Priciples for the Conservation of Historic
Landscape. ICOMOS (UK) Historic Gardens and Landscape Comittee.
102
Jamestown, N. D. 2011. Endagered Species. [Terhubung berkala]:
http://biology.about.com/od/ecology/a/aa102408a.htm. Diakses pada 31
Juli 2011.
Kennedy, et al. 2003. Conservation Threshold for Landuse Planner. Washington
DC: Environmental Law Institute.
Nurisjah S, Pramukanto Q. 2001. Perencanaan Kawasan untuk Pelestarian
Lanskap dan Taman Sejarah. Bogor: Institut Pertanian Bogor, Fakultas
Pertanian, Jurusan Budidaya Pertanian, Program Studi Arsitektur Lanskap.
Oktaviany, D. 2008. Perancangan Lanskap Resort di Laem, Phuket, Thailand.
[Skripsi]. Program Studi Arsitektur Lanskap. Institut Pertanian Bogor.
Poerwadaraminta, W.J.S. 2003. Kamus umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Simonds, J. O. 1983. Architecture: A manual of Site Planning and Design. New
York:McGraw-HillBook Company.
Valdez, V. 2011. English Garden Characteristics. [Terhubung berkala]:
http://www.ehow.com/list_7579695_english-garden-characteristics.html.
Diakses pada 26 Maret 2011.
Vandyke, S. 1990. From Line to Design. Van Nostrand Reindhold. New York.
103
LAMPIRAN
93
Lampiran 1. Illustratif Interior rumah
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)
Lampiran 2. Denah ground floor rumah
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)
105
Lampiran 3. Elevasi rumah
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)
106
Lampiran 4. Denah first floor rumah
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)
Lampiran 5. Denah ground floor dan first floor guest house
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)
Lampiran 6. Front elevatin guest house
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)
107
Lampiran 7. Denah dan elevasi royal garage
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)
108
Lampiran 8. Denah dan front elevatin pool pavillion
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)
Lampiran 9. Denah dan front elevatin royal stables
(Sumber : AECOM Singapore Pte. Ltd)
109
Download