Pengaruh Penerapan Pendekatan Kontekstual

advertisement
Pengaruh Penerapan Pendekatan Kontekstual Terhadap
Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Keanekaragaman
Hayati
(Studi Eksperimen di Kelas X SMA Muhammadiyah Tasikmalaya
pada Konsep Keanekaragaman Hayati)
The Influence of Contextual Approach Implementation Towards The Students
Improvement of Academic Achievement on The Concept of Environmental
Biodiversity
(Experimental Study on Xth Grade Muhammadiyah Senior High School
Tasikmalaya)
Gisma Dwi Pangga, Purwati Kuswarini Suprapto, Ai Sri Kosnayani
Program Study Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Siliwangi
Jl. Siliwangi no:20 Tasikmalaya-Jawa Barat. [email protected]
Abstract
The research purpose is to find out the influence of inquiry approach implementation
towards the students improvement of academic achievement on the concept of concept
of environmental on Xth grade Muhammadiyah Senior High School, Tasikmalaya. The
research was conducted on April 2014 until May 2014 at Muhammadiyah Senior High
School Tasikmalaya. The population were all of the Xth grade students of Muhammadiyah
Senior High School Tasikmalaya, term 2013/2014 that were devided into 4 classes with
the total number 80 students. The samples which were used 2 classes ( X-1, and X-2) and
they were taken by custom random sampling technique. True experiment was used as a
method on this research. The data collection technique was written test, pre-test and posttest. The test that was carried was multiple choices with the total number of 35 questions
with 5 options. Data analysis technique was t test with significant level (α) = 5%. Based
on data analysis and hypotheses test, it showed that there was an influence of contextual
approach implementation towards the students improvement of academic achievement on
the concept of environmental pollution on Muhammadiyah Senior High School Grade X,
Tasikmalaya.
Keywords: the students result of study, Approach, contextual.
1
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penerapan pendekatan
kontekstual terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada konsep
keanekaragaman hayati di kelas X SMA Muhammadiyah Tasikmalaya. Penelitian
ini dilaksanakan pada bulan Januari 2014 sampai Mei 2014 di SMA
Muhammkadiyah Tasikmalaya. Populasinya adalah seluruh peserta didik kelas X
SMA Muhammadiyah Tasikmalaya pada tahun ajaran 2013/2014 sebanyak 4
kelas, dengan jumlah siswa sebanyak 80 orang. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebanyak dua kelas yaitu kelas X-1 dan X-2 yang diambil
dengan cara custom random sampling. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah true experiment. Teknik pengumpulan data berupa tes. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar siswa pada konsep
keanekaragaman hayati. Tes ini berupa soal multiple choice sebanyak 35 soal
dengan lima option. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji t dengan taraf
signifikan (α) = 5%. Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis
menunjukkan bahwa ada pengaruh penerapan pendekatan kontekstual terhadap
peningkatan hasil belajar siswa pada konsep keanekaragaman hayati di kelas X
SMA Muhammadiyah Tasikmalaya.
Kata Kunci : Hasil Belajar Siswa, Pendekatan, Kontekstual.
2
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan potensi pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya
dan masyarakat. Proses pembelajaran di lingkungan sekolah melibatkan berbagai
komponen, yaitu kurikulum guru, siswa, materi, metode, media dan evaluasi. Jika
salah satu komponen tidak terpenuhi maka proses pembelajaran kurang berhasil.
Dalam proses pembelajaran biologi melibatkan banyak unsur yang saling
berikatan dan menentukan keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Unsurunsur tersebut adalah guru, siswa, kurikulum, pembelajaran, tes, dan lingkungan.
Guru dan siswa merupakan subjek pendidikan yang sangat menentukan dalam
konsep konteks pengembangan sekolah. Sebaik apapun kurikulum jika motivasi
guru dan siswa kurang memadai maka proses pembelajaran seperti yang
diharapkan tidak akan terjadi. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan membawa
konsekuensi logis pada upaya meningkatkan kualitas proses pembelajaran siswa
yang disesuaikan dengan karakteristik dan lingkungan.
Proses yang diharapkan melalui kurikulum ini bukan sekedar membahas
materi dalam buku atau menginformasikan pengetahuan kepada siswa melainkan
menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung, sehingga dalam
pelaksanaannya dibutuhkan model pembelajaran yang tepat.
Berdasarkan hasil pengamatan pembelajaran di SMA Muhammadiyah
kota Tasikmalaya ini menunjukan bahwa pembelajaran masih belum pernah
dilakukan proses pendekatan pembelajaran sehingga hasil belajar kurang sesuai
dengan apa yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan belajar mengajar
yang cenderung bersifat hafalan. Sebagian besar siswa belum mampu
menghubungkan materi yang diterima dengan baik dan mereka kurang memahami
secara lebih dalam apa yang mereka hapalkan. Sebagian besar siswa belum
mampu menghubungkan materi yang dipelajari dengan pengetahuan secara
abstrak tanpa mengalami atau melihat sendiri. Padahal siswa memerlukan konsep-
3
konsep yang berhubungan dengan lngkungan sekitarnya. Belajar mereka lebih
berwarna jika siswa mengalami sendiri apa yang dipelajari dari pada hanya secara
lisan saja. Berdasarkan nilai harian ulangan biologi yang pertama untuk kelas X
SMA Muhammadiyah Tasikmalaya mempunyai tingkat keaktifan dan hasil
belajar masih di bawah standar sekolah tersebut, yaitu rata-rata yang diperoleh
siswa adalah 65 sedangkan Kriteria Ketuntaasan Minimal yang diharapkan adalah
71. Hasil belajar ini menunjukan bahwa tingkat pemahaman siswa masih perlu di
tingkatkan. Proses pembelajaran biologi yang dilakukan di SMA Muhammadiyah
ini masih didominasi dengan ceramah dan proses pembelajarannya berpusat pada
guru sedangkan siswa berperan sebagai penerima informasi secara pasif, tanpa
didukung pendekatan pembelajaran lain atau media pembelajaran yang bervariasi.
Proses belajar mengajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual belum
pernah dilakukan pada konsep keanekaragaman hayati, sehingga manfaat
penggunaan pendekatan kontekstual terhadap peningkatan hasil belajar biologi
belum pernah diketahui.
Pendekatan pembelajaran kontekstual merupakan salah satu pembelajaran
yang tepat untuk pelaksanaan kurikulum ini. Pengajaran biologi kelas X pada
konsep Keanekaragaman Hayati bertujuan untuk mengetahui perbedaan makhluk
hidup yang beragam. Pembelajaran ini merupakan konsep belajar yang membantu
guru mengaitkan materi yang diajarkan dengan lingkungan sekitar siswa untuk
menghubungkan antara pengetahuan yang mereka peroleh dengan penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.
Memadukan materi pelajaran dengan konteks keseharian siswa akan
sangat berarti dalam proses pembelajaran. Pembelajaran kontekstual menciptakan
kelas yang di dalamnya siswa akan terlibat lebih aktif dan bukan hanya sebagai
pengamat yang pasif, sehingga proses belajar siswa akan dapat lebih optimal dan
hasil belajar juga meningkat.
Berdasarkan uraian di atas, penulis terdorong untuk mengadakan
penelitian dengan judul : “Pengaruh Penerapan Pendekatan Kontekstual Terhadap
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Keanekaragaman Hayati”. (Studi
4
Eksperimen di Kelas X SMA Muhammadiyah Tasikmalaya pada Konsep
Keanekaragaman Hayati).
RUMUSAN MASALAH
Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh
penerapan pendekatan Kontekstual terhadap peningkatan hasil belajar peserta
didik pada konsep Keanekaragaman Hayati di kelas X SMA Muhammadiyah
Tasikmalaya?
TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh penerapan pendekatan kontekstual terhadap
peningkatan hasil belajar siswa pada konsep Keanekaragaman Hayati di kelas X
SMA Muhammadiyah Tasikmalaya
KEGUNAAN PENELITIAN
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai hasil kaji untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan dan memberi kemudahan dalam mempelajari
suatu konsep sebagai belajar yang aktif, efektif, dan interaktif dapat tercapai,
dengan demikian dapat memungkinkan hasil belajar siswa, khususnya mengenai
peningkatan hasil belajar melalui pengaruh penerapan pendekatan kontekstual
pada konsep Keanekaragaman Hayati.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah true experiment.
Populasi dalam penelitian ini adalah kelas X SMA Muhammadiyah Tasikmalaya,
yang menjadi sampel penelitian adalah siswa kelas X.1 dan X.2 SMA
Muhammadiyah Tasikmalaya.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest posttest control
group design, dimana penelitian ini menggunakan dua kali pengukuran yaitu
sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Observasi yang dilakukan sebelum
eksperimen (O1 dan O3) disebut pre test, dan observasi sesudah eksperimen (O2
dan O4) disebut post test.
Adapun desain penelitian menurut Sugiyono (2013:112) adalah
sebagai berikut:
5
Pola
: Kelas Eksperimen O1 X O2
Kelas Kontrol
O3
O4
Prosedur : untuk kelas eksperimen subjek diberikan tes awal O1 (pre test)
setelah itu diberikan perlakuan X selanjutnya dilakukan tes akhir
O2 (post test) sebagai akibat dari perlakuan yang diberikan,
untuk kelas kontrol dilakukan pembelajaran seperti biasa yang
diawali tes awal O3 dan tes akhir O4.
Keterangan:
O1 dan O3 : pre test
O2 dan O4 : post test
X
: treatment dengan menggunakan metode
pembelajaran eksperimen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar
siswa pada konsep Keanekaragaman Hayati. Tes ini berupa tes berbentuk multiple
choise dengan 5 option sebanyak 32 soal.
Aspek yang diukur yaitu ranah kognitif yang dibatasi oleh dimensi proses
kognitif yaitu mengingat (C1), memahami (C2), mengaplikasikan (C3),
menganalisis (C4), dan mengevaluasi (C5) dan dimensi pengetahuan yaitu
pengetahuan faktual (K1), konseptual (K2) dan prosedural (K3). Teknik
pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan uji t.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
Tabel 1
Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah Tasikmalaya
Ni
x
s
s2
Siswa yang proses pembelajarannya
menggunakan pendekatan kontekstual
20
24
5,03
25,26
Siswa yang proses pembelajarannya
tanpa menggunakan pendekatan
20
19,7
4,22
17,85
Data
Keterangan :
x = rata-rata hasil belajar siswa
Ni = jumlah siswa
s = nilai standar deviasi
s2 = nilai varian
6
Tabel 2
Ringkasan Hasil Uji t
Data
Pre-post test
eksperimen
Pre-post test
kontrol
N-Gain
Kelas
Eksperimen
dan Kontrol
thitung
ttabel
Hasil
Analisis
Kesimpulan
-17,82
2,09
thitung <- ttabel
Tolak HO
-23,54
-2,08
2,09
1,96
thitung <- ttabel
thitung <- ttabel
Kesimpulan
Analisis
Hasil pre test
tidak sama
dengan posttes
Tolak HO
Hasil pre test
tidak sama
dengan posttes
Tolak HO
Hasil pre test
tidak sama
dengan posttes
Kaidah pengujian hipotesis: Terima Ho, jika –ttabel< thitung≤ +ttabel
2. Pembahasan
a. Proses pembelajaran dan Hasil Belajar Siswa di Kelas Kontekstual
Dari hasil penelitian yang dilakukan di kelas eksperimen diperoleh
data N-gain tergolong kategori tinggi jika dibandingkan dengan data Ngain kelas kontrol, yaitu 30% hasil belajar siswa kategori N-gain > 0,7.
Sedangkan 65% hasil belajar siswa tergolong kategori sedang, dan 5%
hasil belajar siswa tergolong kategori rendah. Berdasarkan uji thitung -17,82
dan ttabel 2,09 yang menunjukkan bahwa terletak di daerah penolakan Ho
yang artinya ada pengaruh pendekatan kontekstual terhadap hasil belajar
siswa pada konsep Keanekaragaman Hayati di kelas X.1 SMA
Muhammadiyah Tasikmalaya. Adanya pengaruh disini menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan hasil pre test dan post test. Maka dari
7
perhitungan statistik di kelas eksperimen didapatkan nilai rata-rata pre test
13,25, rata-rata post test 24,4, dan rata-rata N-gain 0,7. Sedangkan skor
median yang telah ditentukan 22,4 dan skor median sebenarnya kelas
eksperimen 27. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa di kelas
eksperimen telah mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM).
Tercapainya hasil belajar siswa yang meningkat di kelas
eksperimen dikarenakan adanya pengaruh pendekatan kontekstual dalam
proses pembelajarannya. Saat proses pembelajaran berlangsung guru
berusaha menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan. Pada
perternuan pertama guru memotivasi siswa dengan melakukan Tanya
jawab seputar keanekaragaman yang sering dilihat, dan pertemuan kedua
guru memotivasi siswa dengan memberikan pertanyaan sejauh mana siswa
mengetahui tentang keanekaragaman hayati, siswa terlihat antusias
terhadap materi yang akan diajarkan. Kemudian guru menggali lagi
pengetahuan siswa dengan memberi pertanyaan yang berhubungan dengan
contoh kehidupan sehari-hari tentang materi Keanekaragaman Hayati dan
siswa merespon dengan memberikan jawaban yang benar namun ada juga
yang menjawab kurang tepat. Agar menjadi lebih jelas tentang pertanyaan
dan jawaban yang telah diungkapkan maka siswa mulai bekerjasama
dalam kelompok yang sudah dibentuk secara heterogen untuk mencari
konsep materi Keanekaragaman Hayati melalui eksperimen, pengumpulan
data dan menjawab pertanyaan yang terdapat dalam LKS. Setelah siswa
menemukan konsep
melalui kegiatan diskusi sesame kelompok,
8
pengumpulan data dan menjawab pertanyaan pada LKS, setiap kelaompok
mendiskusikan hasil kerjasamanya untuk dipersentasikan di depan kelas.
Pada petemuan kedua setiap kelompok mempresentasikan atau
mendiskusikan di depan kelas dengan kelompok lainnya secara bergiliran.
Kelompok yang tidak maju ke depan kelas memberikan pertanyaan pada
setiap kelompok yang ada di depan kelas. Saat presentasi LKS dilakukan,
terjadi perdebatan jawaban LKS sehingga terjadilah debat diskusi antar
kelompok. Setelah semuanya saling mengutarakan pendapat dari jawaban
LKSnya maka pada akhirnya semua kelompok sepakat atau setuju atas
jawaban LKS yang jawabannya betul, alasannya kuat dan terdapat dibuku
sumber. Setelah kegiatan presentasi dan diskusi kelompok selesai,
kemudian guru memberi penguatan lagi dari hasil pengumpulan data siswa
dan diskusi kelompok yang sudah dilaksanakan. Akhirnya pada kelompok
yang bagus presentasinya dan pengumpulan data yang lebih banyak pada
Keanekaragaman Hayati diberikan apresiasi setinggi-tingginya atas usaha
yang telah dilakukannya.
Saat proses pembelajaran berlangsung siswa dituntut dapat
berperan aktif, baik pada proses pembelajaran berlangsung maupun
diskusi kelompok. Pada saat memberi penguatan materi guru harus dapat
memberikan rasa nyaman kepada siswa saat proses pembelajaran
berlangsung, hal ini bertujuan agar materi yang diajarkan dapat dimengerti
dan dipahami oleh siswa. Suasana yang baik saat proses pembelajaran
berlangsung ialah suasana yang dapat membangkitkan minat belajar siswa.
9
Di dalam pendekatan kontekstual dengan adanya diskusi kelompok akan
terlihat adanya penyerapan dari yang dipelajari.
Selain faktor pendekatan pembelajaran yang digunakan, hasil
belajar juga dipengaruhi oleh faktor guru. Guru berperan dalam
menyiapkan segala sesuatu yang bersangkutan dengan kelancaran dalam
proses mengajar seperti rencana pembelajaran, penguasaan materi,
ketepatan waktu serta gaya guru saat mengajar harus dapat menarik minat
belajar siswa, sehingga siswa dapat menyerap materi secara optimal. Guru
juga harus bijaksana dalam mengambil keputusan ketika ada masalah yang
muncul disaat proses pembelajaran berlangsung dan guru harus dapat
bersikap demokratis serta tidak memihak pada sebagian kelompok saja.
Adanya diskusi kelompok merupakan bentuk kerjasama antara
siswa satu dengan siswa yang lainnya, sehingga diharapkan adanya
kekompakan dan kerjasama. Kegiatan pembelajaran ini juga, didampingi
dengan LKS yang bertujuan untuk meningkatkan keingin tahuan siswa
tentang materi yang sedang diajarkan. Sehingga siswa dapat menyalurkan
ide-ide dan mengeksplorasikannya pada LKS yang sedang dikerjakan oleh
siswa. Adapun hasil lembar kerja siswa pada dua kali pertemuan tiap
kelompok sebagai berikut:
10
Gambar 1
Diagram Hasil Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Kontekstual
Berdasarkan hasil lembar kerja siswa (LKS) setelah melaksanakan
pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual terdapat tiga
kelompok yang terjadi peningkatan dan satu kelompok yang tidak
mengalami peningkatan. Adanya peningkatan terhadap ketiga kelompok
tersebut karena mereka melakukan langkah-langkah pengumpulan data
dengan benar, nyaman dengan diskusi kelompok, dan mampu menjawab
LKS yang diberikan oleh guru, sehingga siswa dapat mengerjakan secara
bertahap dan meningkat pada setiap pertemuannya. Sedangkan satu
kelompok yang tidak mengalami peningkatan pada kelompok kedua
disebabkan kelompok tersebut tidak melakukan diskusi kelompok
pengumpulan data Keanekaragaman Hayati disekitar rumahnya, kurang
kompaknya kelompok dan menjawab pertanyaan saat diskusi masih
kurang tepat.
Adapun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar
siswa adalah tingkah laku siswa saat di kelas, kenyamanan dan
kekompakan kelompok serta kecepatan dan ketepatan dalam menjawab
11
LKS dan pertanyaan yang diberikan oleh guru. Siswa yang mampu bekerja
sama dengan anggota kelompoknya serta dapat berperilaku baik saat
mendapat penguatan materi dari guru, itu pun dapat berpengaruh besar
karena jika siswa mendengarkan saat guru sedang memberikan penjelasan
dengan benar maka siswa tersebut dapat mengingat dan menyerap dari apa
yang telah disampaikan oleh guru. Sehingga dapat menjawab pertanyaan
dari LKS, diskusi dan kuis. Selain itu, faktor lingkungan juga dapat
berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa, karena apabila
kondisi lingkungan yang kurang nyaman proses penyerapan materi
pembelajaran menjadi berkurang. Sedangkan apabila kondisi lingkungan
yang nyaman maka penyampaian materi pembelajarannya pun akan
menjadi lebih mudah.
Kelebihan pendekatan kontekstual adalah pembelajaran menjadi
lebih bermakna dan riil, pembelajaran lebih produktif dan mampu
menumbuhkan penguatan konsep
dan siswa,
karena
pendekatan
pembelajaran CTL manganut aliran kontruktivisme, yakni seorang siswa
dituntun
menemukan
pengetahuannya
sendiri,
kontekstual
adalah
pendekatan pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa secara
penuh, baik fisik maupun mental, kelas dalam pembelajaran kontekstual
bukan sebagai tempat untuk memperoleh informasi, tetapi sebagai tempat
untuk menguji data hasil temuan lapangan, materi pelajaran dapat
ditemukan sendiri oleh siswa, bukan hasil pemberian guru, penerapan
pembelajaran kontekstual bisa menciptakan suasana pembelajaran yang
12
bermakna. Dengan adanya tes hasil belajar guru bisa melihat
perkembangan pengetahuan materi yang telah diajarkan pada siswa.
Kekurangan pendekatan kontekstual adalah diperlukan waktu yang
cukup lama saat proses pembelajaran kontekstual, jika guru tidak dapt
mengendalikan kelas, maka bisa menciptakan situasi kelas yang kurang
kondusif, guru lebih intensif dalam membimbing, guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ideide serta mengajak siswa agar menggunakan strateginya sendiri dalam
belajar. Maka dari itu, penggunaan pendekatan pembelajaran eksperimen
ini dapat dijadikan salah satu rekomendasi yang dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
1. Proses Pembelajaran dan Peningkatan Hasil Belajar Siswa di Kelas
Kontrol
Dari hasil penelitian yang dilakukan di kelas kontrol diperoleh data
N-gain tergolong kategori rendah jika dibandingkan dengan data N-gain
kelas eksperimen, yaitu 5% hasil belajar siswa termasuk kategori N-gain
>0,3. Sedangkan 85% hasil belajar siswa tergolong kategori sedang, dan
10% hasil belajar siswa tergolong kategori tinggi. Berdasarkan data uji
thitung -23,54 dan ttabel 2,09 yang menunjukkan bahwa t hitung terletak di
daerah penolakan Ho artinya hasil pre test tidak sama dengan post test,
yaitu ada pengaruh pendekatan kontekstual terhadap peningkatan hasil
belajar siswa yang signifikan dari pada proses pembelajaran di kelas
kontrol pada Keanekaragaman Hayati di kelas X.1 SMA Muahammadiyah
Tasikmalaya. Nilai post test di kelas kontrol belum melampaui nilai
13
median yang telah ditentukan yaitu 22,4, sedangkan nilai median
sebenarnya 20. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa di kelas
kontrol tidak mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Dari
perhitungan statistik dikelas kontrol didapatkan nilai rata-rata pre test
9,95, post test 19,7 dan N-gain 0,43. Hasil perhitungan tersebut bertujuan
untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar siswa antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
Dari hasil perhitungan tersebut kurangnya peningkatan hasil
belajar siswa di kelas kontrol karena siswa tidak melakukan kegiatan
pengumpulan data secara langsung pada lingkungan sekitar untuk
mengetahui Keanekaragaman Hayati dan proses pembelajaran di kelas
kontrol tidak membuktikan kebenaran dari konsep yang siswa cari.
Akhirnya suasana proses pembelajaran menjadi jenuh dan membosankan
yang berakibat kurangnya peningkatan hasil belajar siswa. Disini siswa
hanya
menjadi
penerima
informasi
yang
pasif
sehingga
tidak
membangkitkan antusias belajar siswa, siswa pun hanya membayangkan
dan menduga-duga tentang Keanekaragaman Hayati. Hal tersebut dapat
menimbulkan salah penafsiran konsepsi artinya konsep yang tadinya benar
setelah melakukan pembelajaran malah menjadi salah mengakibatkan hasil
belajar siswa rendah, materi yang telah dipelajari pun tidak akan bertahan
lama dalam ingatan siswa. Sehingga hasil dari pembelajaran di kelas
kontrol kurang maksimal karena kurangnya penyerapan materi yang telah
diajarkan.
14
2. Peningkatan Hasil Belajar Siswa di Kelas Kontekstual
Dari hasil perhitungan statistik uji t pada nilai N-gain kelas
eksperimen dan kelas kontrol diperoleh data t = -5,4 dan t-tabel = 1,96, yang
menunjukkan bahwa t hitung terletak di daerah penolakan Ho artinya ada
pengaruh pendekatan kontekstual terhadap peningkatan hasil belajar siswa
pada konsep Keanekaragaman Hayati di kelas X.1 SMA Muhammadiyah
Tasikmalaya. Pengaruh pendekatan kontekstual tersebut dapat dilihat dari
diagram berikut ini:
Gambar 1
Diagram Skor Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas
Kontekstual dan Kelas Kontrol
Berdasarkan diagram di atas terdapat rata-rata hasil belajar siswa
dikelas kontekstual (X.1) yaitu pre test 13,25, post test 24,4 dan N-gain
0,70 yang termasuk kedalam kategori tinggi. Yang termasuk pada kategori
N-gain tinggi 30%, rendah 5% dan sedang 65%. Dan dikelas kontrol (X.2)
yaitu pre test 9,95 post test 19,7 dan N-gain 0,43 termasuk dalam kategori
sedang. Yang termasuk pada kategori N-gain tinggi 10%, rendah 5%, dan
sedang 85%. Ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan
15
menggunakan pendekatan kontekstual di kelas eksperimen lebih baik
dibandingkan di kelas kontrol. Adapun data analisis kategori N-gain kelas
kontrol dan kelas eksperimen, dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 3
Data Analisis Kategori N-Gain
Nilai Indeks N-Gain
Data
<0,3
0,3-0,7
>0,7
(Rendah)
(Sedang)
(Tinggi)
Kelas Kontekstual
5%
65%
30%
Kelas Kontrol
5%
85%
10%
Perbedaan hasil belajar tersebut disebabkan karena adanya
pengaruh pendekatan kontekstual yang mewajibkan siswa berprilaku aktif
saat proses pembelajaran berlangsung. Kemudian guru menerapkan
pembagian diskusi kelompok serta pengerjaan lembar kerja siswa dan kuis
yang bertujuan untuk bekerjasama dalam menjawab suatu pertanyaan yang
telah guru sediakan serta diakhir pertemuan guru memberikan tes hasil
belajar yang dijawab secara cepat, tepat oleh seluruh siswa. Sedangkan
dikelas kontrol peningkatan hasil belajarnya masih kurang karena siswa
tidak dapat membuktikan sendiri materi yang dipelajari. Namun perbedaan
hasil belajar siswa dikelas eksperimen dan dikelas kontrol belum terlalu
tinggi, dikarenakan beberapa faktor seperti terbiasanya siswa dengan
proses pembelajaran tanya jawab dan diskusi yang dilakukan berturut-turut
oleh guru dan siswa belum terbiasa dengan adanya penggunaan
pendekatan kontekstual. Tapi pada dasarnya sudah sedikit terlihat adanya
perbedaan hasil belajar siswa di kelas eksperimen dan di kelas kontrol.
Dengan demikian proses pembelajaran yang menggunakan
pendekatan kontekstual di kelas eksperimen berpengaruh terhadap
16
peningkatan hasil belajar dan minat belajar siswa dibandingkan di kelas
kontrol pada konsep Keanekaragaman Hayati di kelas X SMA
Muhammadiyah Tasikmalaya.
PENUTUP
SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis maka diperoleh
kesimpulan bahwa adanya pengaruh penerapan pendekatan kontekstual di
kelas eksperimen. Dapat dilihat dari hasil belajar peserta didik pada kelas
eksperimen yang menggunakan pendekatan kontekstual telah mencapai KKM
sedangkan pada kelas kontrol hasil belajar siswa belum mencapai KKM.
Dengan demikian menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan kontekstual di kelas eksperimen berpengaruh
terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Dan pendekatan kontekstual tepat
digunakan pada konsep Keanekaragaman Hayati di kelas X SMA
Muhammadiyah Tasikmalaya.
SARAN
Berdasarkan simpulan dari penelitian yang telah dilakukan, maka penulis
menyarankan sebagai berikut:
1. Diperlukan persiapan yang matang dalam melaksanakan pembelajaran,
khususnya pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual
sehingga dalam pelaksanaannya guru dan siswa dapat memaksimalkan
pembelajaran untuk mencapai hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan.
2. Dikarenakan terdapat peningkatan hasil belajar siswa maka dianjurkan saat
proses pembelajaran pada konsep Keanekaragaman Hayati menggunakan
pendekatan kontekstual.
17
3. Agar terdapat keberhasilan pendekatan kontekstual maka guru disarankan
aktif memberikan petunjuk/ pengarahan pada setiap kelompok belajar dan
mendatangi kelompok satu per satu pada saat pembelajaran.
4. kelompok dibuat secara heterogen agar peserta didik yang kurang
memahami pelajaran dapat dijelaskan oleh peserta didik yang pandai di
kelas.
18
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Peneltian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Creswell, Jhon W. (2003). Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed.
(Terjemahan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sagala, Syaiful. (2013). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sudjana, Nana. (1989). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.
Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta :
Kencana Prenada Media Group
Widodo, Ari. (2005). Taksonomi Tujuan Pembelajaran. Jurnal. Universitas
Pendidikan Indonesia
RIWAYAT PENULIS
Gisma Dwi Pangga adalah mahasiswa angkatan 2010 pada Program Studi
Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Siliwangi yang sedang menyusun skripsi untuk memperoleh gelar sarjana
pendidikan.
19
Download