HUBUNGAN EMPLOYEE ENGAGEMENT DENGAN KINERJA PERAWAT RUMAH SAKIT DI KOTA PARIAMAN Defra Yudha, Harry Theozard Fikri Fakutas Psikologi, Universitas Putera Indonesia “YPTK” e-mail: [email protected] Abstract: relationship employee engagement with the performance of the hosptal’s nurses at Pariaman City. This study was conducted to determine the relationship employee engagement with the performance of the hospital’s nurses at Pariaman. Researchers used 36 people to be sample. Based on the results of the analysis between employee engagement with performance of hospital’s nurses Pariaman City has got r=0.516 with significance level of p=0.001 (p>0.01). It’s indicate that this research hypothesis is accepted, and can be concluded that there is a relationship between employee engagement with the performance of the nurses in the Aisyiyah hospital Pariaman. The effective of employee engagement variables on the performance of Rsquare values obtained, amounting to 26.6%. Keywords: Hospital’s nurses, employee engagement, performance. Abstrak: Hubungan keterlibatan karyawan dengan kinerja perawat rumah sakit di Kota Pariaman. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan keterlibatan karyawan dengan kinerja perawat rumah sakit di Kota Pariaman. Peneliti menggunakan sampel 36 orang. Berdasarkan hasil analisis antara keterlibatan variabel karyawan dengan kinerja perawat di rumah sakit kota Pariaman didapatkan niai r=0,516 dengan tingkat signifikansi p=0,001 (p>0,01) dari hasil analisis ini menunjukkan bahwa hipotesis penelitian ini diterima, dan dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara keterlibatan karyawan dengan kinerja perawat di rumah sakit Aisyiyah kota Pariaman. Sumbangan efektif variabel keterlibatan karyawan terhadap kinerja nilai R-square diperoleh, sebesar 26,6%. Kata kunci: Perawat rumah sakit, keterlibatan karyawan, kinerja. PENDAHULUAN Seiring berkembangnya dunia industri manajemen sumber daya manusia dan organisasi setiap perusahaan selalu merupakan suatu hal yang sangat penting. mengupayakan mewujudkan tujuan yang Dengan melakukan pengelolaan sumber telah daya manusia yang baik, maka akan ditetapkan. Bagi perusahaan, 1 2 | Jurnal RAP UNP, Vol. 6, No. 1, Mei 2015, hlm. 1-10 menghasilkan output yang baik juga bagi dalam Hakim, 2012). In-role performance perusahaan. Salah satu cara yang banyak mengacu pada aspek teknis pada pekerjaan digunakan karyawan. perusahaan modern dalam Misalnya, seorang perawat mengelola sumber dayanya adalah dengan diminta untuk dapat melakukan tugas seperti melakukan berbagai survey internal yang memeriksa tekanan darah, menyuntik, dan bertujuan memasang infus. Sementara itu, extra-role untuk kompetensi, mengukur maupun kapasitas, kinerja para karyawannya. performance mengacu pada keterampilan non-teknis Sumber daya manusia perlu dikelola seperti berkomunikasi kemampuan dengan efektif, secara baik dan professional agar dapat memperlihatkan motivasi dan antusiasme tercipta keseimbangan antara kebutuhan pada pekerja, serta membantu rekan kerja SDM dengan tuntutan serta kemajuan bisnis yang perusahaan. pekerjaannya. Keterampilan non-teknis ini merupakan Keseimbangan kunci sukses tersebut utama bagi perusahaan agar dapat berkembang dan tumbuh secara produktif dan wajar. kesulitan dalam melakukan juga perlu dimiliki oleh karyawan untuk dapat menunjang kinerjanya. Menurut Agustina (2009) Perkembangan bisnis perusahaan sangat mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja tergantung pada produktifitas tenaga kerja selama periode yang ada di perusahaan (Rivai dan Sagala, dengan berbagai 2009). standar, target/sasaran atau kriteria yang Menurut Riggio (dalam Hakim, 2012) tertentu dibandingkan kemungkinan, missal telah di sepakati bersama. Penilaian kinerja Setiap perusahaan menginginkan kinerja mempunyai peranan penting yang baik dari setiap karyawan. Kinerja peningkatan motivasi kerja. karyawan merupakan faktor yang dapat kinerja ini (performance appraisal) pada menentukan tidaknya dasarnya merupakan faktor kunci guna perusahaan dalam menggapai visinya. Jex mengembangkan suatu organisasi secara dan efektif dan efisien. berhasil Britt (dalam mengemukakan bahwa atau Hakim, kinerja 2012) dalam Penilaian (job Menurut Haryono (dalam Faizin dan performance) merupakan suatu perilaku Winarsih, 2006) kinerja perawat adalah karyawan yang terlibat di dalam pekerjaan. aktivitas perawat dalam Kinerja (job performance) memiliki mengimplementasikan sebaik-baiknya suatu dua kategori besar, yaitu in-role (task) wewenang, tugas dan tanggung jawabnya performance dan extra-role (contextual) dalam rangka mencapai tujuan tugas pokok performance profesi dan terwujudnya tujuan dan sasaran (Borman dan Motowidlo Yudha & Fikri, Hubungan Employee Engagement Dengan …| 3 unit organisasi. Dalam perkembangannya, membuatnya memberikan upaya terbaik faktor kepuasan karyawan saja pada saat ini mereka dalam meningkatkan kinerja. sudah dianggap kurang memadai bagi perusahaan untuk kinerja dari sarana kesehatan yang juga merupakan karyawan. Bisa saja terjadi karyawan yang tempat menyelenggarakan upaya kesehatan memiliki kepuasan tinggi, justru tidak yaitu setiap kegiatan untuk memelihara dan termotivasi untuk menunjukkan kinerja yang meningkatkan kesehatan serta bertujuan terbaik. Sebagian di antaranya justru santai- untuk mewujudkan derajat kesehatan yang santai dalam pekerjaannya atau justru optimal bagi masyarakat. Menurut Undang- meninggalkan pekerjaannya. Lebih dari Undang Republik Indonesia Nomor 44 sekedar karyawan Tahun 2009 tentang rumah sakit, rumah diharapkan mempunyai engagement, suatu sakit adalah institusi pelayanan kesehatan keterlibatan, keinginan untuk berkontribusi yang dan rasa memiliki (ownership) terhadap kesehatan perorangan secara peripurna yang pekerjaan menyediakan pelayanan rawat inap, rawat kepuasan dan menunjang Rumah sakit merupakan salah satu kerja, perusahaan menurut Simanjuntak (dalam Delvi, 2014). menyelenggarakan pelayanan jalan, dan gawat darurat. Gallup mendefinisikan sebagai peran Untuk melaksanakan fungsi yang serta dan antusiasme untuk bekerja. Gallup demikian kompleks, rumah sakit harus juga mengkaitkan employee engagement memiliki dengan rasa keterikatan emosional yang profesional baik di bidang teknis maupun positif dan komitmen karyawan (dalam administrasi kesehatan. Salah satu tenaga di Rachmawati, 2010). rumah Robinson et al (dalam Nusatria dan sumber sakit daya adalah manusia perawat yang dengan pelayanan keperawatan. Suharmono, 2013) memberikan definisi Menurut Haryono (dalam Faizin dan employee engagement sebagai sikap positif Winarsih, 2006) Perawat adalah seseorang yang di tunjukkan karyawan terhadap yang organisasi dan nilai perusahaan. Seorang memelihara, membantu dan melindungi karyawan yang terikat (employee engaged) seseorang karena sakit, injury dan peruses memiliki kesadaran terhadap bisnis, dan penuaan. bekerja dengan rekan kerja berperan dalam merawat atau untuk Menurut Awosusi (dalam Utami dan meningkatkan kinerja dalam perkerjaan Dewanto, 2011) pelayanan keperawatan untuk keuntungan organsasi. Kesadaran merupakan bagian integral pelayanan di bisnis yang dimiliki oleh karyawan akan rumah penting sakit dalam yang mempuanyai menentukan citra peran dan 4 | Jurnal RAP UNP, Vol. 6, No. 1, Mei 2015, hlm. 1-10 peningkatan mutu pelayanan rumah sakit di mudah tergiur dengan tawaran pekerjaan mata masyarakat. lain. perawatan pada membimbing Perawat pasien pasien memberikan untuk menghadapi sehat, Data Departemen Kesehatan di tahun masa 2014, Rumah Sakit Aisyiyah Kota Pariaman pemulihan atau mati dalam damai. lebih unggul di antara rumah sakit lain di Menurut Nursalam (dalam Siregar, Kota dan Kabupaten Pariaman. Kategori 2009) Pelayanan perawat dalam upaya penilaian rumah sakit yang di nilai oleh pelayanan sakit Departemen Kesehatan meliputi: tenaga merupakan salah satu faktor penentu citra medis, peralatan medis, tingkat pelayanan dan mutu rumah sakit, di samping itu dan rasio efektiftas Rumah Sakit Aisyiyah tuntutan masyarakat terhadap pelayanan Kota perawat yang bermutu semakin meningkat dibandingkan rumah sakit lain nya. Salah seiring dengan meningkatnya kesadaran satunya Rumah Sakit Umum Daerah Kota akan hak dan kewajiban dari masyarakat. Pariaman kesehatan di rumah Rumah Sakit Aisyiyah Kota Pariaman merupakan salah satu rumah sakit swasta Pariaman yang mendapatkan telah lama nilai 80 berdiri dibandingkan Rumah Sakit Aisyiyah Kota Pariaman. yang berada di Kota Pariaman. Rumah sakit Dari hasil wawancara dengan Direktur ini sedang berkembang dan ingin mencapai Rumah Sakit Aisyiyah Kota Pariaman pada tujuan perusahaan secara maksimal di era senin 15 september 2015 ditemukan bahwa yang kompetitif ini. Untuk mencapai tujuan evaluasi kinerja perawat meningkat dari tersebut, dibutuhkan kinerja yang baik dari tahun ke tahun. Evaluasi kinerja perawat karyawannya, terutama perawat. tersebut dinilai dengan Key Person Rumah sakit Aisyiyah Kota Pariaman Indicator. Direktur Rumah Sakit Aisyiyah juga sedang mengupayakan meningkatkan Kota Pariaman juga menuturkan bahwa kinerja perawat dalam meningkatkan semenjak direktur menjabat selama dua penggolongan tipe rumah sakit. Untuk periode dari tahun 2008 hingga 2015, rata – meningkatkan tersebut rumah sakit Aisyiyah rata perawat di Rumah Sakit Aisyiyah Kota Kota Pariaman memberlakukan kinerja yang Pariaman berkerja lebih dari 4 tahun. Waktu lebih karyawan- 3 tahun terakhir terjadi pengurangan keluhan karyawannya terutama perawat. Maka dari dan komplain yang diterima pasien maupun itu ketika perawat Rumah Sakit Aisyiyah keluarga pasien mengenai kinerja perawat Kota Pariaman engaged dengan rumah sakit dan penanganan yang diberikan oleh rumah atau pekerjaannya, maka perawat akan sakit. baik lagi kepada menunjukkan kinerja terbaik dan tidak akan Yudha & Fikri, Hubungan Employee Engagement Dengan …| 5 Berdasarkan dengan sekarang menjadi Kepala Ruangan Rumah perawat, ditemukan juga perawat di Rumah Sakit Aisyiyah Kota Pariaman tidak pernah Sakit mempersoalkan gaji dan tuntutan kerja di Aisyiyah wawancara Kota Pariaman selalu mengenangani pasien yang datang, baik dengan ambulance maupun yang melalui rumah sakit tersebut. Perawat yang bekerja di Rumah Sakit ruang instalasi gawat darurat dengan cepat Aisyiyah dan dalam perawat yang baru masuk. Mereka menjalin menangani pasien yang datang kurang dari hubungan yang baik dengan perawat baru waktu lima menit. Responds time tersebut maupun yang masih dalam masa training, tergolong baik karena lebih cepat dari misalnya mereka membimbing perawat baru prosedur yang diterapkan rumah sakit yaitu dengan memberi petunjuk mengenai tugas sepuluh menit dari standart operational dalam melayani pasien yang baru datang procedur yang telah ditetapkan. hingga ditangani oleh dokter. Perawat tidak tanggap. Responds Kepala Perawat Time Kota Pariaman membimbing Rumah Sakit pernah mengeluh dengan jumlah pasien Aisyiyah Kota Pariaman menjelaskan juga yang datang ke rumah sakit, mereka tetap bahwa melayani perawat di Rumah Sakit tersebut pasien dengan baik demi bekerja sesuai dengan waktu yang telah menjalankan visi dan misi yang telah ditetapkan. Pernyataan tersebut dikuatkan ditetapkan oleh rumah sakit. dengan wawacara pada menyatakan, ketika perawat yang jadwal shift Dari hasil wawancara dengan telah pengunjung rumah sakit dan keluarga pasien berakhir terdapat beberapa perawat yang ditemukan bahwa perawat di rumah sakit masih membantu perawat lainnya. Aisyiyah Kota Pariaman cukup memberikan Beberapa perawat di Rumah Sakit Aisyiyah juga mengutarakan dalam respon yang baik dan cepat tanggap dalam memberikan pelayanan. wawancara bahwa mereka pernah diberi Berdasarkan uraian dan fenomena kesempatan untuk mengikuti lowongan yang telah dikemukakan di atas, maka kerja sebagai perawat di Rumah Sakit lain peneliti yang gaji pokoknya lebih besar dari Rumah penelitian dengan judul “Hubungan antara Sakit Aisyiyah Kota Pariaman, namun Employee Engagement dengan kinerja pada mereka menolak untuk mengikuti lowongan perawat di Rumah Sakit Aisyiyah Kota tersebut. yang Pariaman”. selama METODE Salah diwawancarai juga satu perawat menuturkan bekerja lebih dari 10 tahun, sejak belum menikah hingga sudah menikah dan tertarik untuk mengadakan Variabel dalam penelitian ini adalah employee engagement yang merupakan 6 | Jurnal RAP UNP, Vol. 6, No. 1, Mei 2015, hlm. 1-10 sikap positif karyawan terhadap perusahaan 2011). Dengan kriteria lulusan D3 dan S1 dan nilai perusahaan yang ditunjukkan keperawatan, perawat pelaksana dan telah dengan adanya dedikasi dan loyal kepada bekerja selama minimal 1 tahun di Rumah perusahaan, atasan, pekerjaan dan rekan Sakit Aisyiyah Kota Pariaman. Didapatkan kerjanya yang diukur dengan aspek-aspek jumlah sampel sebanyak 36 dari jumlah kebutuhan dasar, dukungan manajemen, rasa populasi. memiliki, belajar dan bertumbuh sebagai variabel bebas (independent Pengumpulan data dengan mengguna- variable). kan skala perilaku employee engagement Dilanjutkan dengan kinerja yang merupakan dan skala perilaku penilaian kinerja. Skala hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan dapat dicirikan sebagai stimulasi yang kuat dengan tujuan strategis perusahaan, berupa pertanyaan, artinya simulasi tersebut kepuasan memberikan tidak langsung mengungkapkan atribut yang kontribusi pada ekonomi ditinjau dari segi hendak diukur, melainkan yang diungkap kualitas dan kuantitas berdasarkan standar melalui aspek atau indikator perilaku dari kerja yang telah ditentukan, yang diukur atribut yang diukur (Azwar, 2003). konsumen, berdasarkan aspek dan penguasan teknis, Sebelum digunakan, angket terlebih pelaksanaan pekerjaan, sikap mental dan dahulu di uji coba untuk melihat sejauh perilaku sebagai variabel terikat (dependent mana validitas dan reliabilitasnya. Standar variable). reliabilitas dalam skala penelitian ini dengan Populasi adalah wilayah generalisasi menggunakan batasan tertentu seperti 0,6. yang terdiri atas objek atau subjek yang Menurut Sekaran (dalam Priyatno, 2008) mempunyai karakteristik reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang tertentu yang ditetapkan peneliti untuk baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan dipelajari diatas 0,8 adalah baik. Untuk pengujian kualitas dan dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011). Populasi hipotesis, peneliti menggunakan teknik pada penelitian ini adalah seluruh perawat analisis statistik pearson correation product yang ada di Rumah Sakit Aisyiyah Kota moment. Pariaman yaitu sebanyak 41 perawat. Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian dengan tujuan HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil agar sampel yang diambil dari populasinya Penelitian dilakukan di Rumah Sakit representatif atau mewakili sehingga dapat Aisyiyah Kota Pariaman adalah rumah sakit diperoleh informasi yang cukup untuk swasta yang beralamat di jalan Abdul Muis mengestimasi No. 26 Taratak Kota Pariaman. populasinya (Sugiyono, Yudha & Fikri, Hubungan Employee Engagement Dengan …| 7 Berdasarkan aitem terdapat korelasi yang kuat dengan arah dengan menggunakan program SPSS 21.0 positif antara employee engagement dengan for windows, maka diperoleh nilai koefisien kinerja, sebagaimana menurut Nugroho validitas untuk skala employee engagement (2005). Hal ini berarti, jika employee dari rix=0,318 sampai dengan rix=0,738 engagement seorang perawat tinggi, maka Berdasarkan hasil uji coba tersebut, maka kinerja perawat tinggi. Sebaliknya, jika untuk skala employee engagement dari 40 employee engagement aitem diperoleh 23 aitem yang valid dan 17 rendah, maka kinerja perawat rendah. Hal aitem yang gugur. Sedangkan untuk alat ini diperkuat dengan hasil uji signifikansi ukur kinerja yang digunakan oleh rumah dengan bantuan SPSS versi 21.0 for sakit adalah key person indicator sehingga windows. Didapatkan p-value pada kolom validitas dan reliabilitasnya tidak diujikan sig (2-tailed) 0,000 < 0,01 level of kembali. significant (), di mana menurut Nugroho Sebelum hasil (2005) hipotesis diterima, artinya terdapat dilakukan hubungan antara employee engagement pengujian asumsi dasar terhadap data yang dengan kinerja pada perawat di Rumah Sakit telah diperoleh. Macam asumsi dasar yang Aisyiyah Pariaman. terlebih hipotesis seorang perawat yang diajukan, menguji analisis dahulu diujikan adalah uji normalitas dan linearitas. Berdasarkan norma yang telah Skor singifikansi untuk uji normalitas ditentukan berdasarkan hipotetik deskriptif pada variabel employee engagement adalah dari masing-masing variabel penelitian, 0,816 dan kinerja adalah 0,973. Hasil maka dapat diperoleh gambaran bahwa tersebut menunjukkan bahwa kedua variabel employee engagement perawat sebagian memiiki nilai p>0,05, artinya sebaran besar berada pada kategori sedang yaitu employee engagement dan penilaian kinerja sebesar 56,10% , perawat dengan kategori terdistribusi employee engagement linearitas secara memiliki normal. Skor signifikansi uji sebesar 2,44% dan perawat rendah sebesar dengan employee 0,002 (p<0,05), artinya varians pada skala engagement employee engagement dan skala kinerja sedangkan untuk kinerja diperoleh gambar- tergolong linier. an bahwa sebagian besar berada pada Berdasarkan data koefisien korelasi yang diperoleh, antara tinggi sebesar 41,46 %, kategori sedang yaitu sebesar 78,05%, employee perawat yang memiliki kinerja yang rendah engagement dengan kinerja menggunakan sebesar 9,75% dan perawat yang memiliki key person indicator sebesar r = 0,516 dengan taraf signifikansi p = 0,001. Artinya 8 | Jurnal RAP UNP, Vol. 6, No. 1, Mei 2015, hlm. 1-10 kinerja dengan kategori tinggi sebesar 12,20%. Hal ini dihubungkan dengan uraian yang telah dijabarkan sebelumnya bahwa, Besar kecilnya sumbangan efektif faktor kepuasan karyawan saja pada saat ini antara employee engagement dengan kinerja sudah dianggap kurang memadai bagi dapat ditentukan dengan rumus koefisien perusahaan determinan. Koefisien determinan adalah karyawan. Bisa saja terjadi karyawan yang kuadrat dari koefisien korelasi dikali 100%. memiliki kepuasan tinggi, justru tidak Derajat koefisien korelasi dicari dengan termotivasi untuk menunjukkan kinerja yang menggunakan pearson terbaik. Sebagian di antaranya justru santai- (Riduwan dan Akdon, 2007). Berdasarkan santai dalam pekerjaannya atau justru hal tersebut maka dapat dilihat bahwa meninggalkan pekerjaannya. Lebih dari besarnya sumbangan employee engagement sekedar terhadap kinerja adalah sebesar 27% dan diharapkan mempunyai engagement, suatu 73% ditentukan oleh faktor lain. keterlibatan, keinginan untuk berkontribusi rumus korelasi untuk menunjang kepuasan kerja, kinerja karyawan dan rasa memiliki (ownership) terhadap pekerjaan dan perusahaan (Simanjuntak, Pembahasan Setelah dilakukan penyebaran skala 2011). pada perawat Rumah Sakit Aisyiyah Kota Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa Pariaman dan dilakukan pengolahan data employee tentang kinerja perawat. Dari persentase key person hubungan engagement dengan antara employee kinerja, maka indicator engagement mempengaruhi kinerja perawat sebagian besar berdasarkan hasil uji statistik yang telah berada pada kategori sedang yaitu sebesar dilakukan, didapatkan hasil korelasi antara 80%, perawat yang memiliki kinerja yang employee engagement dengan kinerja (rxy = rendah sebesar 9,75% dan perawat yang 0,516) dengan sig (2tailed) p=0,001 (p< memiliki kinerja dengan kategori tinggi 0,01). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat sebesar 12,19%. hubungan employee engagement kinerja Aisyiyah pada perawat Kota dengan Adapun besar sumbangan employee di Rumah Sakit engagement dengan kinerja adalah sebesar arah 27 %, sedangkan 73 % lagi dipengaruhi oleh positif, artinya jika employee engagement faktor-faktor yang lain. Adapun faktor- tinggi, maka kinerja faktor lain Sebaliknya, jika Pariaman dengan perawat tinggi. employee engagement perawat rendah, maka kinerja rendah. menjadi yang dapat mempengaruhi Kinerja menurut Winardi (dalam Rahmasari, 2012) meliputi motivasi, pendidikan, kemampuan, keterampilan dan pengetahuan, Yudha & Fikri, Hubungan Employee Engagement Dengan …| 9 lingkungan kerja, kepemimpinan, hubungan Bagi para perawat di rumah sakit kerja dan gaji. Faktor yang mempengaruhi diharapkan pencapaian kinerja kinerja adalah faktor meningkatkan dengan kualitas cara dan memberikan kemampuan (ability) dan faktor motivasi sumbangsih terhadap rumah sakit berupa (motivation). employee engagement. Selain itu disarankan selalu mengasah keterampilan, belajar lebih SIMPULAN DAN SARAN banyak lagi guna meningkatkan kinerja yang Simpulan telah dimiliki. Berdasarkan hasil analisis dari 2. Bagi Rumah Sakit penelitian yang telah dilakukan maka dapat Disarankan agar merancang sebuah ditarik kesimpulan yaitu terdapat hubungan pelatihan dimana pelatihan tersebut dapat yang signifikan dan berarah positif antara meningkatkan employee engagement dan employee engagement dengan kinerja pada kinerja. Pelatihan lebih diarahkan ke off site perawat Rumah Sakit Aisyiyah Pariaman. training (pelatihan yang tidak berhubungan Besarnya dengan sumbangan efektif employee engagement variabel terhadap kinerja pelatihan keterampilan ini mampu kerja) dimana membangkitkan adalah sebesar 26,6% dan sisanya sebesar kembali motivasi dan sebagai pembelajaran 73,4% bagi perawat untuk lebih mengenal potensi dipengaruhi diantaranya oleh motivasi, faktor lain, pendidikan, diri. kemampuan, keterampilan dan pengetahuan, 3. Bagi Peneliti Selanjutnya lingkungan kerja, kepemimpinan, hubungan Apabila tertarik dan berminat dengan kerja dan gaji. permasalahan yang sama dengan penelitian Saran ini disarankan dapat mempertimbangkan Berdasarkan kesimpulan yang telah variabel-variabel lain seperti motivasi, diuraikan di atas maka peneliti memberikan pendidikan, kemampuan, keterampilan dan saran sebagai berikut: pengetahuan, 1. Bagi perawat lingkungan kerja, kepemimpinan, hubungan kerja dan gaji. DAFTAR RUJUKAN Agustina, I. (2009). Faktor- faktor motivasi yang mempengaruhi kinerja karyawan pada PT Gaya manunggal Kresitama. Jurnal. Universitas Gunadarma Azwar, S. (2003). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Delvi, A. T. (2014). Analisis employee engagement terhadap kinerja perawat 10 | Jurnal RAP UNP, Vol. 6, No. 1, Mei 2015, hlm. 1-10 di Rumah Sakit Asri Jakarta. Tesis. Magister Psikologi Universitas Persada Indonesia Y.A.I Faizin & Winarsih. (2006). tingkat pendidikan dan perawat dengan kinerja RSU Pandan Arang Boyolali. Jurnal. Hubungan lama kerja perawat di Kabupaten Hakim, A. (2012). Hubungan antara kecerdasan emosional dengan kinerja pada karyawan. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Nugroho, Adi. 2005. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi dengan Metoda Berorientasi Objek. Eedisi Revisi. Bandung : Informatika. Nusatria, S & Suharmono. (2013). Employee engagement: entesedent dan konsekuensi studi pada Unit CS PT. Telkom Indonesia Semarang. Jurnal. Priyatno, D. (2008). Mandiri Belajar SPSS. Yogyakarta: Mediakom. Rachmawati, M. (2010). Employee engagement sebagai kunci meningkatkan kinerja karyawan. International Jurnal Review. Vol 5, No 12. Rahmasari. (2012). Pengaruh kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual terhadap kinerja karyawan. Jurnal, Majalah Ilmiah Informatik. Vol 3, No 1. Riduwan dan Akdon. (2007). Rumus dan Data dalam Analisis Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfa beta. Rivai, V & Sagala, E. J. (2009). Manajemen Sumberdaya Manusia untuk perusahaan, dari Teori ke Praktik. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Simanjuntak, P. J. (2011). Manajemen & Evaluasi Kinerja. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Siregar, M. (2009). Pengaruh motivasi terhadap kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap rumah sakit umum daerah Swadana Tarutung Tapanuli Utara tahun 2008. Tesis. Universitas Sumatera Utara. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. Utami, E. W & Dewanto, A. (2011). Pengaruh adversity quotient terhadap kinerja perawat dengan motivasi kerja sebagai variabel mediasi (studi di RSUD ”Ngudi Waluyo” wlingi). Jurnal aplikasi manajemen. Vol 11, No 01.