KOMPETENSI PUSTAKAWAN DI ERA PERPUSTAKAAN DIGITAL PENDAHULUAN Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat sudah mempengaruhi berbagai bidang kehidupan dan profesi. Pengaruh ini bisa berdampak positif dan negatif pada suatu negara, adanya perubahan sistem pada instansi maupun lembaga pendidikan tidak terkecuali perpustakaan. Komputer menjadi salah satu alat yang dapat membantu menyelesaikan pekerjaan yang ada di perpustakaan dengan menggunakan internet sebagai jaringan komunikasi teknologi. Ada beberapa perpustakaan di indonesia yang mengarah ke perpustakaan digital, Seperti perpustakaan ITB yang dikenal dengan nama Ganesha Digital Library (GDL), Universitas Gadjah Mada, digital library LPMP DKI jakarta dan Koleksi Digital Perpustakaan Nasional Republik Indonesia walaupun koleksi dalam digital masih terbatas. Perkembangan perpustakaan yang mengarah ke perpustakaan digital, tentunya membawa dampak yang sangat besar dalam hal pelayanannya dimana pustakawan harus dapat melayani pemustaka seperti permintaan akses agar lebih cepat ke informasi. Tentunya untuk memenuhi harapan tersebut, seorang pustakawan harus bisa beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi. Menurut Ida fajar priyanto ( 2009: 43) bahwa pemakai saat ini: - Memiliki periode kehidupan yang berbeda - Tidak lagi mengenal dunia tradisional - Lahir di era komputer - Tumbuh di era internet - Tidak pernah lepas dari teknologi baru - Berharap informasi instant dan di simpan dalam format digital dan bisa di modifikasi sendiri. Dari paparan tersebut, kita bisa mengambil kesimpulan adanya perbedaan pemakai jaman dulu dan saat ini. di mana sistem teknologi informasi tidak saja terjadi di mall maupun pusat pertokoan, tapi juga merambah ke intansi dan lembaga pendidikan. Hal ini tentu saja menjadi tantangan bagi lembaga atau instansi yang memiliki perpustakaan untuk lebih meningkatkan kompetensi karyawannya dalam bidang teknologi informasi. Menurut Sulistyo basuki (1991:89), teknologi informasi merupakan bagian dari manejemen informasi karena terbukti manajemen informasi telah lebih dahulu lahir daripada teknologi informasi sehingga teknologi informasi dianggap sebagai pendatang baru yang mampu menawarkan berbagai metode: a. Metode dan perkakas untuk merekam pengetahuan termasuk komputer, media simpan seperti pita magnetis dan cakram atau disc. Untuk masa depan, perkakas simpan termasuk media simpanoptik. Pangkalan data teks lengkap memungkinkan pemakai menelusuri direktori , ensiklopedia, data statistik, dan keuangan yang terbacakan mesin. Ini semua dipermudah dengan tersedianya media simpan optik. b. Metode menyimpan cantuman (record) mengenai berbagai kegiatan termasuk perangkat keras komputer seperti media simpan, yang dilengkapi perangkat lunak untuk merancang bangun, menciptakan dan menyunting pangkalan data, spreadsheet dan perangkat lunak sejenis. c. Metode untuk mengindeks dokumen dan informasi termasuk berbagai teknik pembuatan indeks berbantuan komputer serta berbagai berkas (files) khusus untuk memudahkan temu balik dokumen yang memenuhi syarat tertentu. Kini berkembang katalog terbacakan mesin sehingga membantu menetukan lokasi dokumen. d. Metode mengkomunikasikan pengetahuan termasuk: a. Sistem pos elektronik untuk transmisi teks memo dan surat dokumen; b. Sistem transmisi faksimil ( facsimile) untuk transmisi dokumen jarak jauh; c. Majalah elektronik sebagai sarana komunikasi kegiatan dan hasil penelitian; d. Telekonferensi artinya pertemuan jarak jauh, masing-masing peserta berada di berbagai tempat, saling berkomunikasi serta terlihat wajah masing-masing; e. Jaringan komunikasi data untuk mengkomunikasikan data dalam bentuk terbacakan mesin. PERMASALAHAN Permasalahan yang sering dihadapi oleh suatu lembaga atau instansi perpustakaan adalah sumber daya manusia yang menguasai bidang teknologi informasi, seperti menurut bichteler, 1987:282 seperti yang dikutip ardoni ( koswara, 1998) bahwa terdapat dua kelompok pustakawan berdasarkan sikapnya terhadap teknologi informasi. Kelompok pertama, adalah pustakawan yang menerima sistem informasi secara antusias, memperlihatkan minat mereka dengan mempelajari sistem secara antusias dan terlibat dalam berbagai program pelatihan. Kelompok kedua, adalah pustakawan yang menolak sistem teknologi informasi, biasanya pustakawan yang lebih senior. Aggota kelompok ini idak mempercayai ” benda tak dikenal” tersebut dan berusaha menghindarinya. Seringkali yang terdengar adalah nada sumbang dari pustakawan senior ” Emang gue pikirin?!” Tentunya pustakawan seperti ini butuh pendekatan yang kooperatif dari seorang pimpinan. Peran pimpinan dalam komunikasi dua arah sangat besar pengaruhnya karena akan melahirkan pemahaman yang tepat dalam penyampaian informasi. TUJUAN Tujuan dari paper ini adalah untuk memberikan gambaran atau tambahan pengetahuan bagi pustakawan agar lebih mempersiapkan diri menghadapi era perpustakaan digital. Dan untuk mengantisipasi perubahan tersebut, maka harus mengetahui kompetensi apa saja yang harus dipunyai oleh pustakawan dalam membangun dan memberikan layanannya diperpustakaan digital. Menurut mahmudin (2008), ada beberapa alasan mengapa teknologi informasi saat ini sangat dibutuhkan di perpustakaan. 1. Sistematika Informasi: Terjadinya ledakan informasi yang membanjiri dunia saat ini membutuhkan pengelolaan yang lebih sistematis. Hampir semua perguruan tinggi di Indonesia menggunakan ict dalam pengelolaan database perpustakaan. 2. Tingginya akses informasi: kebutuhan pengguna untuk mencari dan menemukan kembali informasi lebih mudah jika difasilitasi dengan sarana ICT . Katalog online memungkinkan pustakawan dan pengguna untuk mendapatkan informasi dari berbagai sumber. Sudah menjadi hal yang lumrah untuk menyusun pengajuan daftar pustaka baru dengan mengunjungi dan menggunakan data-data di toko buku amazon 3. Efisiensi pekerjaan: komputer di perpustakaan membantu pekerjaan menjadi lebih cepat. Pencatatan buku-buku baru serta pengolahan akan lebih mudah jika disimpan dalam file komputer. Pengkatalogan tidak hanya dengan sistem AACR (Anglo American Cataloguing Rules), begitupun penentuan subjek nya dengan DDC (Dewey Decimal Clasifications). Tetapi secara praktis penggunanaan katalog online memudahkan proses pengkatalogan. 4. Memudahkan tukar-menukar informasi dalam bentuk data. 5. Komunikasi dua arah atau searah, sudah hal yang lazim digunakan dengan tersedianya fasilitas yahoo messenger atau dengan fasilitas e-mail. Mailing list pustakawan adalah sebuah grup diskusi yang mempunyai kesukaan/kepentingan yang sama, setiap orang bisa berpartisipasi, kita dapat membaca email orang lain dan kemudian mengirimkan balasannya. Mailing list sebagai sarana yang ampuh untuk mendapatkan sumbangan buku, perbaikan fasilitas perpustakaan (lift, kamar mandiWC dll) 6. Menjadi trend bila pustakawan saat ini menyimpan data pada pada web dari e-mail pribadi. 7. Keseragaman : salinan data atau informasi yang dibuat dapat diseragamkan sehingga memudahkan pengguna (user friendly). Konsep MARC (Machinery Readable Catalogue) yang populer tahun 90an masih digunakan dalam rangka penyeragamkan penentuan tag (ruas) data bibliografi pustaka. KOMPETENSI Kompetensi adalah seseorang yang menguasai pekerjaannya, memiliki motivasi, mempunyai kemampuan, memiliki keterampilan serta secara konsisten menjalankan tanggung jawab dengan standar yang ditetapkan. (Aspey, dikutip nanan khasanah:2008). Menurut Nanan khasanah, ciri-ciri kompetensi ada 2 jenis yaitu: 1. Kompetensi profesional yaitu yang terkait dengan pengetahuan pustakawan di bidang sumber-sumber informasi, teknologi, manajemen dan penelitian, dan kemampuan menggunakan pengetahuan tersebut sebagai dasar untuk menyediakan layanan perpustakaan dan informasi. 2. Kompetensi Individu, yang menggambarkan satu kesatuan keterampilan, perilaku dan nilai yangg dimiliki pustakawan agar dapat bekerja secara efektif, menjadi komunikator yang baik, selalu meningkatkan pengetahuan, dapat memperlihatkan nilai lebihnya, serta dapat bertahan terhadap perubahan & perkembangan dalam dunia kerjanya. Kompetensi profesional merupakan hal penting yang harus di miliki oleh pustakawan dalam membangun suatu perpustakaan digital, keterampilannya dalam bidang teknologi informasi harus bisa bersaing dengan kompetensi yang lain melalui komitmen belajar dan pengembangan pendidikan berkelanjutan. Sedangkan kompetensi individu yaitu seorang pustakawan harus mempunyai sifat positif, fleksibel dalam menerima setiap perubahan dan mampu menjadi partner yang baik dalam setiap proses aktivitas. PERPUSTAKAAN DIGITAL Perpustakaan digital adalah perpustakaan yang menyediakan konten digital untuk diakses oleh pemustaka. Namun tidak mudah mengakses informasi yang ada diperpustakaan digital karena seperti halnya meminjam sebuah buku, untuk masuk ke konten digital ini, terlebih dahulu kita menjadi anggota. Tampilan perpustakaan digital pada web bervariasi tergantung kebijakan pada masing-masing instansi. Beberapa perpustakaan digital, hanya menampilkan sebagian informasi yang ada diweb. Menurut Borgman CL, (dikutip Ida fajar priyanto) bahwa yang dimaksud perpustakaan digital setidaknya digunakan dalam dua hal : 1. Dalam the computer science research community, perpustakaan digital dipandang sebagai konten yang dikoleksi untuk pemakai 2. Menurut masyarakat pustakawan perpustakaan digital di pandang sebagai Sebagai institusi yang menyediakan layanan dalam lingkungan digital. Tentunya hal ini sangat berhubungan dengan kompetensi pustakawan dalam menyediakan akses informasinya dalam bentuk online digital, seperti buku digital, image scan digital dan informasi optical. Menurut Ida fajar Priyanto, Ada beberapa tantangan yang harus dihadapi lembaga atau instansi dalam membangun sebuah sumber informasi. 1. Kembangkan teknologi yang lebih baik untuk mendigitalkan bahan perpustakaan analog. 2. Disain alat penelusuran dan retrieval yang mampu mengkompensasi katalog tidak lengkap atau singkatan atau informasi deskriptif 3. Desain alat yang memfasilitasi peningkatan katalog atau informasi deskriptif dengan menginkporporasi kontribusi dari pemakai. 4. Membangun protocol dan standar untuk memfasilitasi pengumpulan perpustakaan digital yang terdistribusi. Dari uraian tersebut, dapat di simpulkan bahwa untuk membangun suatu perpustakaan digital diperlukan beberapa proses digitalisasi dari bahan-bahan berupa buku teks yang nantinya menjadi file-file digital yang selanjutnya akan ditampilkan dalam sebuah web. Munculnya perpustakaan digital di seluruh dunia men-generate kebutuhan untuk mengcreate jabatan baru yaitu “pustakawan digital” untuk mengelola sumber pengetahuan berbentuk digital (Nanan Khasanah, 2008). PUSTAKAWAN DIGITAL Pustakawan digital adalah spesialis informasi profesional, dapat mengelola perpustakaan digital, mengkombinasikannya secara profesional untuk perencanaan, data mining, penggalian pengetahuan, layanan rujukan digital, layanan informasi digital, representasi informasi, ekstraksi, distribusi informasi, koordinasi, www berbasiskan internet, akses dan penelusuran multimedia. (Nanan khasanah, 2008) Dari uraian tersebut bisa disimpulkan bahwa pustakawan memainkan peran yang dinamis, kecepatan dan ketepatan dalam mengakses informasi yang dibutuhkan oleh pemakai untuk keperluan pendidikan dan pelatihan serta pengembangan diri. Tugas dari seorang pustakawan digital tidak berbeda dengan tugas seorang pustakawan pada bagian pengolahan bahan pustaka, hanya saja pada pustakawan digital lebih menyiapkan informasi yang dibutuhkan pemakai melalui penyimpanan digital dan preservasi digital, membuat katalog dan membuat klasifikasi dengan cara digital. SKILL PUSTAKAWAN DIGITAL Untuk mengelola perpustakaan digital, seorang pustakawan harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan digital, diantaranya adalah kemampuan internet. Internet merupakan Kumpulan yang luas dari suatu jaringan komputer besar dan kecil yang saling berhubungan menggunakan jaringan (tele) komunikasi yang ada di seluruh dunia ( Daryanto, 2004: 9). Lebih lanjut dikatakan ada beberapa fasilitas yang ada di internet sebagai berikut: a. Surat elektronik (e-mail) Layanan ini paling banyak dipakai, digunakan untuk apa saja sebagaimana orang menggunakan telepon atau berkirim surat. b. World Wide Web (www) Web, menggabungkan teks, gambar-gambar suara dan bahkan animasi Serta memungkinkan kita berpindah-pindah dengan hanya mengklik mouse. Site-site web yang baru bertumbuh lebih cepat dan site-site baru bermunculan setiap menit. c. Pemanggilan informasi Kebanyakan komputer mempunyai file-file informasi yang bebas untuk dibicarakan. File-file tersebut bisa berasal dari US supreme Court dan katalog-katalog kartu perpustakaan hingga teks buku-buku kuno, gambar-gambar dan berbagai perangkat lunak yang sangat hebat. d. Buletin board Sebuah sistem yang dinamai usenet adalah sebuah buletin board yang hebat yang terdistribusi dan online yang memiliki sekitar 700 juta karakter pesan pada lebih dari 12.000 kelompok topik yang berbeda yang mengalir setiap hari. e. Games dan gosip Fasilitas game yang tersedia adalah MUD (Multi use Dungeon). Internet Relay chat (IRC) adalah saluran dimana kita dapat melangsungkan percakapan dengan para pemakai lain di berbagai tempat. PERAN PUSTAKAWAN DIGITAL Peran pustakawan dalam membantu pemakai melakukan penelusuran secara cepat, tepat dan akurat ini disebabkan banyaknya informasi yang tersebar di internet yang bisa saja merupakan informasi ”sampah”. Menurut Kenneth C laudon ( ed.8:312) sistem informasi yang efektif harus mampu memberikan penggunanya informasi yang cepat, akurat dan relevan. Informasi ini di simpan dalam file-file komputer. Jika file-file teratur dan terpelihara dengan benar pengguna bisa dengan mudah mengakses dan mengambil informasi yang dibutuhkan. File yang teratur dengan baik serta cermat mempermudah pengguna dalam mendapatkan data untuk mengambil keputusan bisnis, sedangkan file-file yang tidak dikelola dengan baik menimbulkan kekacauan dalam pemrosesan informasi. Mengeluarkan banyak biaya, kinerja yang buruk, dan hanya sedikit fleksibilitas. Dari uraian ini jelaslah bahwa pustakwan memegang peranan penting dalam menyajikan informasi yang diperlukan oleh pemakai perpustakaan digital. DAFTAR PUSTAKA Ardoni. Dinamika Informasi dalam Era Globalisasi. Bandung : Remaja Rosdakarya, 1998 Daryanto. Memahami kerja Internet. Bandung: Yrama widya, 2004. Laudon, Kenneth C. Sistem informasi manajemen: mengelola perusahaan digital Edisi 8. Yogyakarta: Andi, 2005. Khasanah, nanan. “ Kompetensi pustakawan di Era Perpustakaan Digital”. Disampaikan dalam Pelatihan perpustakaan Digital untuk pustakawan di Lingkungan PMPTK se-Indonesia, Institut Teknologi Bandung, 2008. Mahmuddin. “Pemanfaatan ICT (Information and Communication Technology” di Perpustakaan” Disampaikan dalam Pelatihan Perpustakaan Digital untuk pustakawan di Lingkungan PMPTK se-Indonesia, Institut Teknologi Bandung, 2008. Priyanto, Ida fajar.” Perpustakaan digital: Apa dan bagaimana”. Jogjakarta,2009 Basuki, Sulistyo. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka utama 1991. PAPER KOMPETENSI PUSTAKAWAN DI ERA PERPUSTAKAAN DIGITAL Untuk memenuhi Tugas Program S2 Manajemen Informasi dan Perpustakaan Semester II Tahun Akademik 2008/2009 Dosen: Drs. Bambang Prastowo M.Sc Disusun Oleh: MISRAWATY SYAHRIR NIM. 08/279689/PMU/5912 MANAJEMEN INFORMASI DAN PERPUSTAKAAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2009