PENANAMAN MODAL ASING Penanaman modal asing merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh pihak asing dalam rangka menanamkan modalnya disuatu negara dengan tujuan untuk mendapatkan laba melalui penciptaan suatu produksi atau jasa. Undang – undang nomor 11 tahun 1970 tentang Penanaman Modal Asing menyebutkan bahwa : “pengertian penanaman modal dalam undang – undang ini hanyalah meliputi penanaman modal asing secara langsung yang dilakukan menurut atau berdasarkan ketentuan – ketentuan undang – undang ini dan yang digunakan untuk menjalankan perusahaan di Indonesia, dalam artian bahwa pemilik modal secara langsung menanggung risiko dari penanaman modal tersebut”. Sedangkan pengertian modal asing dalam undang – undang tersebut adalah: 1. Alat pembayaran luar negeri yang tidak merupakan bagian dari kekayaan devisa Indonesia, yang dengan persetujuan pemerintah digunakan untuk pembiayaan perusahaan di Indonesia. 2. Alat-alat untuk perusahaan, termasuk penemuan-penemuan baru milik orang asing dan bahanbahan, yang dimasukkan dari luar ke dalam wilayah Indonesia, selama alat-alat tersebut tidak dibiayai dari kekayaan devisa Indonesia. 3. Bagian dari hasil perusahaan yang berdasarkan undang – undang ini keuntungan yang diperkenankan ditransfer, tetapi dipergunakan untuk membiayai perusahaan di Indonesia. Investasi asing di Indonesia dapat dilakukan dalam dua bentuk investasi, yaitu (Pandji Anoraga, 1995: 46) : 1) Investasi Portofolio Investasi portofolio dilakukan melalui pasar modal dengan instrumen surat berharga seperti saham dan obligasi. Dalam investasi portofolio, dana yang masuk ke perusahaan yang menerbitkan surat berharga (emiten), belum tentu membuka lapangan kerja baru. Sekalipun ada emiten yang setelah mendapat dana dari pasar modal untuk memperluas usahanya atau membuka usaha baru, hal ini berarti pula membuka lapangan kerja. Tidak sedikit pula dana yang masuk ke emiten hanya untuk memperkuat struktur modal atau mungkin malah untuk membayar hutang bank. Selain itu, dalam proses ini tidak terjadi alih teknologi atau alih keterampilan manajemen 2) Investasi Langsung Investasi langsung atau disebut juga dengan penanaman modal asing (PMA) merupakan bentuk investasi dengan jalan membangun, membeli total atau mengakuisisi perusahaan. Penanaman modal asing (PMA) atau Foreign direct investment (FDI) lebih banyak mempunyai kelebihan. Selain sifatnya yang permanen/ jangka panjang, penanaman modal asing memberi andil dalam alih teknologi, alih keterampilan manajemen dan membuka lapangan kerja baru. Lapangan kerja ini penting diperhatikan, mengingat bahwa masalah menyediakan lapangan kerja merupakan masalah yang cukup memusingkan pemerintah. Penanaman Modal Asing hanya meliputi PMA secara langsung (foreign direct investment/FDI) berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 tahun 1970 maka pemilik modal secara langsung menanggung risiko dari investasi tersebut. Dalam Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal telah ditentukan secara jelas tentang bentuk hukum perusahaan penanaman modal asing. Penanaman modal asing wajib dalam bentuk perseroan terbatas. Secara lengkap, bunyi Pasal 5 ayat (2) UndangUndang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman modal: “penanaman modal asing wajib dalam bentuk perseroan terbatas berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan di wilayah negara Republik Indonesia, kecuali ditentukan lain oleh undang-undang.” Unsur yang melekat dalam ketentuan ini meliputi: a. bentuk hukum dari perusahaan penanaman modal asing adalah perseroan terbatas (PT); didasarkan pada hukum Indonesia; b. berkedudukan di wilayah Negara Republik Indonesia. c. Penanaman modal asing di Indonesia dapat dilakukan oleh pihak asing/perorangan atau badan hukum ke dalam suatu perusahaan yang seratus persen diusahakan oleh pihak asing atau dengan menggabungkan modal asing itu dengan modal nasional. Menurut Ismail Suny ada 3 (tiga) macam kerjasama antara modal asing dengan modal nasional berdasarkan undang-undang penanaman modal asing No. 1 Tahun 1967 yaitu joint venture, joint enterprise dan kontrak karya. a. Joint Venture Joint venture merupakan kerjasama antara pemilik modal asing dengan pemilik modal nasional semata-mata berdasarkan suatu perjanjian belaka (contractual). Misalnya bentuk kerjasama antara Van Sickle Associates Inc.,(suatu badan hukum yang berkedudukan di Delaware, AmerikaSerikat) dengan PT Kalimantan Plywood Factory (suatu badan hukum Indonesia) untuk bersama-sama mengolah kayu di Kalimantan Selatan. Kerjasama ini juga biasa disebut dengan “Contract of Cooperation” yang tidak membentuk suatu badan hukum Indonesia seperti yang dipersyaratkan dalam Pasal 3 UU PMA. Berbagai macam corak atau variasi dari joint venture yang ditemukan dalam praktik aplikasi penanaman modal asing dikemukakan sebagai berikut: 1) Technical Assistance (service) Contract : suatu bentuk kerjasama yang dilakukan antara pihak modal asing dengan modal nasional sepanjang yang bersangkut paut dengan skill atau cara kerja (method) misalnya; suatu perusahaan modal nasional yang ingin memajukan atau meningkatkan produksinya. Membutuhkan suatu peralatan baru disertai cara kerja atau metode kerja. Dalam hal demikian, maka dibutuhkan (diperlukan) technical assistance dari perusahaan modal asing di luar negeri dengan cara pembayaran sejumlah uang tertentu yang dapat diambilkan dari penjualan produksi perusahaan yang bersangkutan. 2) Franchise and brand-use Agreement : suatu bentuk usaha kerjasama yang digunakan, apabila suatu perusahaan nasional atau dalam negeri hendak memproduksi suatu barang yang telah mempunyai merek terkenal seperti: Coca- Cola, Pepsi-Cola, Van Houten, Mc’ Donalds, Kentucky Fried Chicken, dan sebagainya. 3) Management Contract: suatu bentuk usaha kerjasama antara pihak modal asing dengan modal nasional menyangkut pengelolaan suatu perusahaan khusunya dalam hal pengelolaan manajemen oleh pihak modal asing terhadap suatu perusahaan nasional. Misalnya yang lazim dipergunakan dalam pembuatan maupun pengelolaan hotel yang bertaraf internasional oleh pihak Indonesia diserahkan kepada swasta luar negeri seperti; Hilton International Hotel, Mandarin International Hotel, dan sebagainya. 4) Build, Operation, and Transfer (B.O.T) : suatu bentuk kerjasama yang relatif baru dikenal yang pada pokoknya merupakan suatu kerjasama antara para pihak, dimana suatu objek dibangun, dikelola, atau dioperasikan selama jangka waktu tertentu diserahkan kepada pemilik asli. b. Joint Enterprise Joint enterprise merupakan suatu kerjasama antara penanaman modal asing dengan penanaman modal dalam negeri dengan membentuk suatu perusahaan atau badan hukum baru sesuai dengan yang diisyaratkan dalam Pasal 3 UU PMA. Joint Enterprise merupakan suatu perusahaan terbatas, yang modalnya terdiri dari modal dalam nilai rupiah maupun dengan modal yang dinyatakan dalam valuta asing. c. Kontrak Karya Pengertian kontrak karya (contract of work) sebagai suatu bentuk usaha kerjasama antara penanaman modal asing dengan modal nasional terjadi apabila penanam modal asing membentuk badan hukum Indonesia dan badan hukum ini mengadakan perjanjian kerja sama dengan suatu badan hukum yang mempergunakan modal nasional. Bentuk kerjasama kontrak karya ini hanya terdapat dalam perjanjian kerja sama antara badan hukum milik negara (BUMN) seperti; Kontrak karya antara PN. Pertamina dengan PT. Caltex International Petroleum yang berkedudukan di Amerika Serikat. Terdapat 3 (tiga) kondisi yang harus dipenuhi jika suatu perusahaan melakukan Penanaman Modal Asing, yaitu: 1. Perusahaan harus memiliki beberapa keunggulan kepemilikan dibandingkan perusahaan lain; 2. Harus lebih menguntungkan dengan memanfaatkan sendiri keunggulan-keunggulan tersebut daripada menjual atau meyewakan ke perusahaan lain; dan 3. Harus lebih menguntungkan dengan menggunakan keunggulan tersebut dalam kombinasi dengan paling tidak beberapa input (faktor) yang berlokasi di luar negeri. FDI dapat memberikan beragam manfaat ekonomi dan lainnya untuk lokasi tuan rumah,manfaat ini termasuk meningkatkan lapangan kerja, peningkatan pendapatan, dampak menguntungkan untuk investasi lokal, alih teknologi, membaiknya keterampilan buruh, meningkatnya ekspor, meningkatkan kebersaingan internasional dari perusahaan-perusahaan lokal dan meningkatnya persaingan domestik. FDI kini memainkan peran penting dalam proses internasionalisasi bisnis. Perubahan yang sangat besar telah terjadi baik dari segi ukuran, cakupan, dan metode FDI dalam dekade terakhir. Perubahan-perubahan ini terjadi karena perkembangan teknologi, pengurangan pembatasan bagi investasi asing dan akuisisi di banyak negara, serta deregulasi dan privatisasi di berbagai industri. Berkembangnya sistem teknologi informasi serta komunikasi global yang makin murah memungkinkan manajemen investasi asing dilakukan dengan jauh lebih mudah. Pemerintah sangat memberi perhatiaan pada FDI karena aliran investasi masuk dan keluar dari negara mereka bisa mempunyai akibat yang signifikan. Para ekonom menganggap FDI sebagai salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi karena memberi kontribusi pada ukuran-ukuran ekonomi nasional seperti Produk Domestik Bruto (PDB/GDP), Gross Fixed Capital Formation (GFCF, total investasi dalam ekonomi negara tuan rumah) dan saldo pembayaran. Mereka juga berpendapat bahwa FDI mendorong pembangunan karena-bagi negara tuan rumah atau perusahaan lokal yang menerima investasi itu FDI menjadi sumber tumbuhnya teknologi, proses, produk sistem organisasi, dan ketrampilan manajemen yang baru. Lebih lanjut, FDI juga membuka pasar dan jalur pemasaran yang baru bagi perusahaan, fasilitas produksi yang lebih murah dan akses pada teknologi, produk, ketrampilan, dan pendanaan yang baru. Studi Kasus pada PT LG Electronics LG Electronics, Inc. didirikan pada tahun 1985 sebagai pelopor di pasar elektronik di Korea. Perusahaan ini menghasilkan produk-produk elektronik serta produk informasi dan komunikasi. Dengan lebih dari 66.000 karyawan (31.614 di Korea / 35.000 diluar Korea) yang ada di 76 cabang di 39 negara di dunia, LG Electronics terdiri dari 4 bisnis utama perusahaan termasuk Mobile Communications, Digital Appliance, Digital Display, dan Digital Media. LG Electronics memiliki 46 institusi teknologi dan pusat penelitian di seluruh dunia. PT LG Electronics Indonesia berdiri di Indonesia pada tahun 1990. PT LG Electronics Indonesia merupakan salah satu bagian dari LG Group yang didirikan di Korea pada tahun 1947. Perusahaan yang bergerak di bidang elektronik ini pada awalnya merupakan kesepakatan antara Goldstar Korea dengan Astra Indonesia untuk membentuk perusahaan elektronik di Indonesia yang bernama PT. Goldstar Astra Indonesia. Pada tahun 1996, PT. Goldstar Astra mengalami perubahan nama menjadi PT LG Astra Electronics, dan merek yang digunakan berubah menjadi LG, yang merupakan singkatan dari Lucky Goldstar. DIRECT FOREIGN INVESTMENT PT. LG ELECTRONICS A. Kebijakan atas motif 1. Motif Terkait Pendapatan a. Menarik Sumber Permintaan Baru Persaingan yang ketat dan pangsa pasar di negara asal yang mungkin telah mendekati puncak menyebabkan perusahaan dapat mempertimbangkan pasar asing yang masih memiliki potensi permintaan. Indonesia dinilai PT LG Electronics memiliki pasar yang cukup menjanjikan karena di Indonesia pasar di beberapa barang belum terbentuk dan menawarkan peluang untuk dapat ditembus oleh MNC. Misalnya, didirikannya PT LG Electronics Indonesia, dapat mengakibatkan adanya permintaan baru atas barang yang belum terbentuk di Indonesia sebelumnya. Contohnya, PT LG Electronics Indonesia meluncurkan televisi tiga dimensi LG 84 inch Ultra High Definition 3D sehingga menawarkan peluang untuk dapat ditembus PT LG Electronics Indonesia. b. Memasuki Pasar yang Menguntungkan Jika perusahaan lain dapat memperoleh laba yang besar dari pasar lain, maka MNC mungkin memutuskan untuk melakukan penjualan pada pasar tersebut. MNC biasanya akan mengurangi harga saat ini yang relatif tinggi. Dapat diambil contoh dengan berkembangnya permintaan akan smartphone di Indonesia, LG Electronics menawarkan produksmartphone Android yang berkualitas dan terjangkau bagi masyarakat Indonesia, yaitu LG Optimus Me (LG P350) dengan harga sekitar Rp 1,5 juta. c. Memanfaatkan Keuntungan Monopolistik Jika suatu perusahaan menguasai teknologi dan telah berhasil memanfaatkan keunggulan ini di pasar lokal, maka perusahaan mungkin akan berupaya untuk juga memanfaatkan keunggulan ini secara internasional. Kita ketahui bahwa LG Electronics sudah cukup berhasil mengembangkan teknologinya di Korea, sehingga perusahaan ini dapat memanfaatkan teknologi yang sudah teruji tersebut di negara lain. d. Reaksi terhadap Batasan Perdagangan Misalnya PT LG Electronics mendirikan anak perusahaan di Indonesia sebagai antisipasi jika suatu hari ekspor mereka ke Indonesia terkena batasan perdagangan yang lebih ketat. 2. a. Motif Terkait Biaya Memanfaatkan Skala Ekonomi secara Penuh Tujuan LG Electonics menjual produknya di pasar baru Indonesia mungkin ingin meningkatkan laba dan kekayaan pemegang saham melalui skala ekonomi, sehingga biaya rata-rata per unit lebih rendah dengan meningkatkan produksi. Memperoleh keuntungan dari skala ekonomi bisa dilakukan dengan mengoptimalkan penggunaan mesian secara penuh. b. Menggunakan Faktor Produksi Asing MNC sering kali berupaya untuk melakukan produksi di lokasi di mana tanah dan biaya tenaga kerja cukup murah. Kita ketahui bahwa biaya hidup dan UMR di Indonesia tidak terlalu tinggi, maka PT LG Electronics memutuskan untuk mendirikan anak perusahaannya di Indonesia. c. Penggunaan Teknologi Asing Perusahaan yang banyak mendirikan pabrik di luar negeri akan menguntungkan perusahaan untuk mengetahui teknologi apa yang sedang digunakan di negara tersebut. Teknologi ini kemudian digunakan untuk memperbaiki proses produksinya sendiri dan meningkatkan efisiensi produk di seluruh pabrik anak perusahaan di dunia. d. Reaksi terhadap Perubahan Kurs Jika perusahaan memperkirakan bahwa mata uang asing dinilai terlalu rendah, perusahaan mungkin mempertimbangkan untuk melakukan investasi asing langsung di negara tersebut, karena investasi awalnya tidak mahal. PT LG Electronics mendirikan anak perusahaan di Indonesia mungkin salah satu alasannya adalah karena kurs Indonesia lebih rendah daripada kurs Dollar Amerika dan Won Korea Selatan. B. 1. Kebijakan atas risiko negara Risiko Politik a. Sikap Konsumen di Negara Setempat Misalnya kecenderungan warga untuk membeli barang produksi lokal saja. Meskipun eksportir memutuskan untuk mendirikan anak perusahaan di negara asing, filosofi warga tersebut dapat menghalangi keberhasilan MNC. Jika konsumen sangat setia terhadap produk lokal, maka strategi kerja sama dengan perusahaan lokal mungkin lebih menguntungkan dibandingkan ekspor. b. Tindakan Pemerintah Setempat Misalnya pemerintah setempat dapat mengenakan standar pengendalian polusi yang mempengaruhi biaya dan pajak perusahaan tambahan yang mempengaruhi laba setelah pajak, seperti juga pajak kekayaan dan pembatasan pengiriman dana. c. Korupsi Korupsi dapat meningkatkan biaya melakukan usaha atau mengurangi pendapatan. Berbagai bentuk korupsi dapat terjadi antarperusahaan atau antara perusahaan dengan pemerintah. Sudah kita ketahui bahwa indeks korupsi di Indonesia sudah mencapai level yang tinggi, sehingga risiko korupsi ini menjadi sangat mungkin terjadi jika perusahaan asing ingin mendirikan anak perusahaannya di Indonesia. 2. a. Faktor Risiko Ekonomi Suku Bunga Suku bunga yang tinggi cenderung memperlambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi permintaan produk MNC. Sebaliknya, suku bunga yang rendah sering kali dapat menstimulasi perekonomian dan meningkatkan permintaan atas produk MNC. b. Kurs Kurs dapat memengaruhi permintaan ekspor suatu negara, yang selanjutnya akan memengaruhi produksi dan tingkat pendapatan negara tersebut. Mata uang yang kuat dapat mengurangi permintaan atas ekspor dari negara tersebut, meningkatkan volume impor produk oleh negara tersebut, dan karenanya mengurangi produksi dan pendapatan nasional negara tersebut. Mata uang yang lemah dapat menyebabkan arus keluar spekulatif dan mengurangi jumlah dana yang tersedia untuk membiayai pertumbuhan usaha. Seperti yang kita tahu, bahwa mata uang Rupiah cukup lemah terhadap Dollar Amerika dan Won Korea. c. Inflasi Inflasi dapat memengaruhi daya beli konsumen dan juga permintaan mereka atas produk MNC. Inflasi juga memiliki dampak tidak langsung pada kondisi keuangan suatu negara melalui pengaruhnya terhadap suku bunga dan kurs mata uang negara tersebut. Inflasi tinggi juga dapat mengarah pada penurunan pertumbuhan ekonomi. DAFTAR PUSTAKA Antoni. 2008. Jurnal Ekonomi Bisnis dan Koperasi. INVESTASI LANGSUNG ASING (FDI) DAN PERDAGANGAN: BUKTI EMPIRIS DI INDONESIA. Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta: Padang. Ismail Suny dan Rochmat Rudiro, Tinjauan dan Pembahasan Undang-Undang Penanaman Modal Asing dan Kredit Luar Negeri, (Jakarta: Pradjna Paramita, 1998) Aminuddin Ilmar, Hukum Penanaman Modal di Indonesia, (Jakarta: Prenada Media, 2004) Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal