BAB II KERANGKA TEORI Menurut Vredenbregt dalam Azuar Juliandi (2013:42). Teori dan penelitian harus bersama-sama berfungsi dalam menambah pengetahuan ilmiah, dan seseorang peneliti tidak boleh menilai teori terlepas dari penelitian empiris, melainkan harus menghubungkan satu dengan lainnya, jika kita melakukan penelitian adalah paling tepat jika kita mendasarkan diri pada teori yang telah ada, dan hasil dari penelitian dapat memperluas, memperbaharui, atau mengkoreksi teori tersebut. Untuk memberikan penjelasan pada penelitian ini, berikut beberapa kerangka teori yang berkaitan dengan penelitian. 2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen Menurut Kotler dan Amstrong (2001:354) ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen dalam memilih suatu produk yang di inginkan sebagai berikut : 2.1.1 KualitasProduk Perusahaan yang cerdik memuaskan pelanggan dengan hanya menjanjikan apa yang dapat mereka berikan, kemudian memberikan lebih banyak dari yang mereka janjikan.Konsumen yang merasa puasakan kembali membeli, dan mereka akan memberi tahu calon konsumen yang lain tentang pengalaman baik mereka dengan produk tersebut.Kepuasan pelanggan sangat berkaitan erat dengan kualitas. Kualitasmemuaskan yang sudah dirasakan konsumen memberikan kepuasan terhadap keinginan-keinginan konsumen dan memenuhi kebutuhan konsumen dapat 8 berpengaruh besar terhadap persepsi konsumen terhadap produk tersebut. Persepsi positif ini memberikan keuntungan tersendiri baik bagi perusahaan dan image dari produk itu sendiri. Hal ini dapat terjadi karena kepuasan pelanggan sendiri dapat didefinisikan sebagai kualitas yang melekat pada produk atau jasa tersebut. MenurutTjiptono,(1997:121)Kualitas mencerminkan semua dimensipenawaran produk yang menghasilkan manfaat bagi pelanggan.Istilah nilai (value)sering kalidigunakan untuk mengacu pada kualitas relative suatu produk dikaitkandengan harga produk bersangkutan.Hal ini membuat beberapa produk yang bernilai lebih mahal darisaingannya cenderung dipersepsikan oleh konsumen sebagai produkatau jasa yang berkualitas lebih tinggi.Sebaliknya, ada beberapa produkyang berkualitassamadengan barang yang harganya lebih mahaltetapiharganya murah cenderung dipersepsikan pelanggan sebagai produk ataujasa yang memiliki kualitas lebih rendah. Ada beberapa dimensi yangmencerminkan kualitaskinerja (performance), karakteristik operasi pokok dari produk inti yang di beli sebagai berikut: 1. Tampilan (feature), yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap. 2. Keandalan (reliability), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal di pakai. 3. Konfirmasi (conformance), yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya. 4. Daya tahan (durability) , yaitu berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus di gunakan. 5. Kemampuan layanan(serviceability), 9 meliputi kecepatan,kompetensi, kenyamanan, mudah direparasi, serta penanganankeluhan yang memuaskan.Pelayanan yang diberikan tidakterbatas hanya sebelum penjualan, tetapi jugaselama prosespenjualan hingga purna jual yang juga mencakup pelayananeparasidan ketersediaan komponen yang dibutuhkan. 6. Estetika (esthetic), yaitu daya tarik produk terhadap panca indera, misalnya desain artistik, warna, dan sebagainya. 7. Persepsi kualitas(perceivedquality) yaitu citra dan reputasiproduk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya. Biasanya karena kurangnya pengetahuan pembeli akan atribut atauciri-ciri produk yang akan dibeli, maka pembeli mempersepsikankualitasnya dari aspekharga, nama merek, iklan, reputasi perusahaan maupun negara pembuatnya. Produk-produk yang berkualitasakan memiliki sejumlahkelebihan yang mampu memberikan kepuasan kepada konsumen. Produkyang dihasilkan dengan kualitas yang tinggi pada tingkat harga yangkompetitifakan dipilih oleh konsumen. Kualitas produk yang tinggi dandapat diterima oleh konsumen akan menjadi elemen utama dalammempengaruhi konsumen untuk melakukan keputusan pembelian. 2.1.2 Harga(Price) Harga merupakan nilai yang dinyatakan dalam rupiah. Tetapidalam keadaan yang lain harga didefinisikan sebagai jumlah yangdibayarkan oleh pembeli. Dalam hal ini harga merupakan suatu cara bagiseorang penjual untuk membedakan penawarannya dari para pesaing.Sehingga penetapan harga dapat dipertimbangkan sebagai bagian darifungsi deferensiasi barang dalam pemasaran. 10 Pada umumnya penjual mempunyai beberapa tujuan dalampenetapan harga produknya. Tujuan tersebut antara lain : 1. Mendapatkan laba maksimum 2. Mendapatkan pengembalian investasi yang ditargetkan atau pengembalian pada penjualan bersih. 3. Mencegah atau mengurangi persaingan. 4. Mempertahankan atau memperbaiki market share. Harga sering dijadikan sebagai indikator kualitas bagi konsumen.Konsumen sering memilih harga yang lebih tinggi di antara dua barangkarena mereka melihat adanya perbedaan.Apabila harga lebih tinggi,konsumen cenderung beranggapan bahwa kualitasnya juga lebih baik.Konsumen sering pula menggunakan harga sebagai kriteria utamadalam menentukan nilainya. Ada kenyataanya bahwa harga yang sesuaidengan keinginan konsumen belum tentu sama untuk jangka waktu lama.Kadang-kadang konsumen lebih menonjolkan kesan dari pada harga itusendiri.Barang sejenis yang berharga murah justru dapat tidak dibeli olehkonsumen.Perusahaan harus memutuskan dimana akan memposisikanproduknya berdasarkan mutu dan harga (Kotler,2007:89). Program penetapanharga merupakan pemilihan yang dilakukan perusahaan terhadap tingkatharga umum yang berlaku untuk produk tertentu, relatif terhadap tingkatharga pesaing. Keputusan harga memiliki peran strategik yang pentingdalam implementasi strategi pemasaran.Menurut Kotler, ( 2007:118), menunjukkan pentingnya unsur harga dalam pengambilan keputusan konsumen.Hargasering kali dikaitkan dengan kualitas, konsumen cenderung 11 untukmenggunakan harga sebagai indikator kualitas atau kepuasan potensialdari suatu produk.Biaya hidup yang melonjak dan penurunan daya beli.Secara umummembuat konsumen lebih sadar terhadap harga dalamperilaku berbelanjanya. 2.1.3 Promosi(Promotion) Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatuprogram pemasaran yang dilakukan dari mulut ke mulut.Bagaimana punberkualitasnyasuatu produk, bilakonsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk ituakan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan membelinya. Pada hakikatnya, promosi adalah suatu bentuk komunikasipemasaran.Yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalahaktivitas pemasaran yangberusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi,membujuk, dan mengingatkan pasarsasaran atasperusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyalpada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.Tujuan utama dari promosi adalah menginformasikan,mempengaruhi dan membujuk, serta mengingatkan pelanggan sasarantentang perusahaan dan bauran pemasarannya.Meskipun secara umumbentuk-bentuk promosi memiliki fungsi yang sama, tetapi bentuk-bentuktersebut dapat dibedakan berdasarkan tugas-tugas khususnya. Menurut Kotler (2007:225) beberapatugas khusus itu atau sering disebut bauran promosi( personal selling, mass selling, promosi penjualan, public relation, direct marketing) adalah: 1. Personal Selling 12 Personalselling adalah komunikasi langsung (tatap muka) antarapenjual dan calonpelanggan untuk memperkenalkan suatu produkkepada calon pelanggan dan membentukpemahaman pelangganterhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba danmembelinya. 2. Mass Selling Massselling merupakan pendekatan yang menggunakan mediakomunikasi untuk menyampaikan informasi kepada khalayak ramaidalam satu waktu.Ada dua bentuk utama massselling, yaituperiklanan dan publisitas. 3. Promosi Penjualan Promosipenjualanadalahbentukpersuasilangsungmelaluipenggunaanberbaga i insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan meningkatkan jumlah barang. 4. Public Relations Publicrelations suatuperusahaan merupakan untuk upaya komunikasi mempengaruhi persepsi menyeluruh seseorang, dari opini, keyakinan, dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut. 5. Direct Marketing Directmarketing adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yangmemanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkanrespon yang terukur.Dalam direct marketing, komunikasi promosi ditujukan langsung kepada konsumen individual, dengan tujuan agar pesan-pesan tersebut ditanggapikonsumen yang bersangkutan, baik melalui telepon, pos, atau dengandatang langsung ke tempat pemasar. 13 2.1.4 BrandAwareness(KesadaranMerek) Kesadaran merek merupakan suatu penerimaan dan persepsi dari setiapkonsumen terhadap sebuah merek dalam benak mereka, dimana hal ituditunjukkan dari kemampuan konsumen dalam mengingat, mengenali,sebuahmerekdanmengaitkannyakedalamkategoritertentu. Meningkatkansuatukesadaranadalahsuatumekanismeuntukmemperluas pasarsuatu merek dan meningkatkan brandawareness merekproduktersebutdalam benak mereka. Menurut Aaker, (1991:61)Kesadaran merek itu sendiri adalah kemampuan dari seseorang yang merupakan calon pembeli (potential buyer) untuk mengenali (recognize) atau menyebutkan kembali (recall) suatu merek merupakan bagian dari suatu kategori produk.Kesadaran merek memberikan nilai kepada pelanggan dengan menguatkan rasa percaya diri dalam keputusan pembelian. Menurut Durianto, dkk (2004:7) kesadaran merek adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori produk tertentu. Menurut Peter dan Olson (2000:190) menyatakan bahwa kesadaran merek adalah sebuah tujuan umum komunikasi untuk semua strategi promosi. Dengan menciptakan kesadaran merek, pemasar berharap bahwa kapanpun kebutuhan kategori muncul, brand tersebut akan dimunculkan kembali dari ingatan yang selanjutnya dijadikan pertimbangan berbagai alternatif dalam pengambilan keputusan. 14 Menurut Peter dan Olson (2000:190) menyatakan tingkat kesadaran merek dapat diukur dengan meminta konsumen menyebutkan nama brand yang mana yang dianggap akrab oleh konsumen. Apakah pengingatan ulang atau kesadaran merek sudah mulai memadai tergantung pada di mana dan kapan suatu keputusan pembelian dilakukan. Strategi kesadaran merek yang tepat tergantung pada seberapa terkenal brand tersebut. Kadang kala tujuan promosi adalah untuk memelihara tingkat kesadaran merek yang sudah tinggi. Piramida kesadaran merek dari rendah sampai tingkat tertinggi adalah sebagai berikut: Gambar 2.1 Piramida Awareness Top of Mind Brand Recall Brand Recognition Brand Unaware Sumber : (Akker,1991:62) 1. Brand Unaware (tidak menyadari merek) adalah tingkat paling rendah dalam piramida kesadaran merek di mana konsumen tidak menyadari adanya suatu merek. 2. Brand Recognition (pengenalan brand) adalah tingkat minimal kesadaran merek, di mana pengenalan suatu merek muncul lagi setelah dilakukan pengingatan kembali lewat bantuan (aided recall). 15 3. Brand Recall (pengingatan kembali merek) adalah pengingatan kembali merek tanpa bantuan (unaided recall). 4. Top of Mind (puncak pikiran) adalah merek yang disebutkan pertama kali oleh konsumen atau yang pertama kali muncul dalam benak konsumen, atau merek tersebut merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada dalam benak seorang konsumen. 2.2 Minat Beli Konsumen 2.2.1 Pengertian Minat Beli Konsumen Menurut Kotler dan Keller (2003 : 181) customer buying decision- all their experience in learning, choosing, using, even disposing of a produk. Yang kurang lebih memiliki arti minat beli konsumen adalah sebuah perilaku konsumen dimana konsumen mempunyai keinginan dalam membeli atau memilih suatu produk berdasarkan pengalaman dalam memilih, menggunakan dan mengkonsumsi atau bahkan menginginkan suatu produk. Menurut Simamora, (2003:131) minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan dengan sikap, individu yang berminat terhadap suatu objek akan mempunyai kekuatan atau dorongan untuk melakukan serangkaian tingkah laku untuk mendekati atau mendapatkan objek tersebut. Durianto, dkk (2003 :19) niat untuk membeli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu, serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Niat beli 16 merupakan pernyataan mental merefleksikan rencana pembeliansejumlah produk konsumen dengan merek yang tertentu. Pengetahuan akan niat beli sangat diperlukan para pemasar untuk mengetahui niat konsumen terhadap suatu produk maupun untuk memprediksikan penolakan konsumen dimasa mendatang.Niat membeli terlihat dari sikap konsumen terhadap produk dan keyakinan konsumen terhadap kualitas produk. Semakin rendah keyakinan konsumen terhadap suatu produk akan menyebabkan menurunnya niat beli konsumen. Menurut Swastha, (1994:3) minat beli merupakan perilaku konsumen yang menunjukkan sejauh mana komitmen untuk melakukan pembelian. Kebutuhan dan keinginan konsumen akan barang dan jasa berkembang dari masa ke masa dan mempengaruhi perilaku mereka dalam pembelian produk. Dalam istilah asing, perilaku konsumen disebut consumer buying behaviour atau consumer’s behaviour. Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut 2.2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Beli Swastha dan Irawan, (2001:79) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi minat membeli berhubungan dengan perasaaan dan emosi, bila seseorang merasa senang dan puas dalam membeli barang atau jasa maka itu akan memperkuat minat membeli, ketidakpuasan biasanya menghilangkan minat. 17 Menurut Ferdinand (2002:129), minat beli dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator sebagai berikut: 1. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk. 2. Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain. 3. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk prefrensinya. 4. Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalumencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut. 2.2.3 Aspek-aspek dalam Minat Beli Menurut Lucas dan Britt (2000:16) mengatakan bahwa aspek aspek yang terdapat dalam minat beli adalah : 1. Perhatian, adanya perhatian yang besar dari konsumen terhadap suatu produk (barang atau jasa). 2. Ketertarikan, setelah adanya perhatian maka akan timbul rasa tertarik pada konsumen. 3. Keinginan, berlanjut pada perasaan untuk mengingini atau memiliki suatu produk tersebut. 4. Keyakinan, kemudian timbul keyakinan pada diri individu terhadap produk tersebut sehingga menimbulkan keputusan (proses akhir) untuk memperolehnya dengan tindakan yang disebut membeli. 18 5. Keputusan, tahapan terakhir dari perilaku konsumen untuk memilih satu pilihan dari berbagai alternatif. Berdasarkan dari deskripsi aspek diatas, maka peneliti menarik kesimpulan: 1. Ketertarikan (interest) yang menunjukkan adanya pemusatan perhatian dan perasaan senang. 2. Keinginan (desire) ditunjukkan dengan adanya dorongan untuk ingin memiliki. 3. Keyakinan (conviction) ditunjukkan dengan adanya perasaan percaya diri individu terhadap kualitas, daya guna dan keuntungan dari produk yang akan dibeli aspek perhatian tidak digunakan karena masih berupa perhatian belum bisa dikatakan sebagai minat, karena tidak adanya dorongan untuk memiliki. Tidak digunakannya keputusan dan perbuatan merupakan minat lagi namun menimbulkan reaksi lebih lanjut yaitu keputusan membeli. 2.2.4 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Pemahaman kebutuhan dan proses pembelian konsumen adalah sangat penting dalam membangun strategi pemasaran yang efektif. Dengan mengerti bagaimana pembeli melalui proses pengenalan masalah, pencarian informasi,mengevaluasi alternatif, memutuskan membeli, dan perilaku setelah membeli para pemasaran dapat mengambil isyarat-isyarat penting bagaimana memenuhi kebutuhan pembeli. Menurut Kotler & Keller (2009:184) Proses pengambilan keputusan membeli konsumen pada umumnya terdiri dari lima tahap, yaitu: 1. Pengenalan Masalah 19 Proses pembelian dimulai ketika konsumen mengetahui masalah atau kebutuhannya yang diikuti oleh rangsangan internal maupun eksternal, misalnya adanya pemberitahuan dari temannya bahwa suatu produk bagus atau berkualitas.Disini pemasar harus dapat mengidentifikasi keadaan yang dapat memicu kebutuhan dan mengumpulkan informasi mengenai kebutuhan dari beberapa konsumen sehingga dapat menyusun strategi pemasaran untuk memikat konsumen tersebut. 2. Pencarian Informasi Pada proses ini konsumen akan mencari informasi mengenai produk untuk memenuhi kebutuhannya baik melalui teman, keluarga maupun kenalannya sehingga dalam hal ini pemasar harus memperhatikan sumber-sumber informasi yang menjadi acuan konsumen, mengidentifikasi, dan mengevaluasi informasi tersebut. Mereka harus mengetahui pendapat konsumen mengenai suatu merek dan mengidentifikasi merek-merek lain dalam perangkat pilihannya. Hal ini akan membantu perusahaan mempersiapkan komunikasi yang efektif dengan pasar sasaran. 3. Evaluasi Alternatif Konsumen akan memberikan pandangan yang berbeda-beda terhadap produk yang memiliki atribut dan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat untuk memenuhi kebutuhannya. Sebagai contoh, konsumen akan mengevaluasi dua produk yang berbeda tingkat harganya dengan memilih apakah produk dengan harga tinggi memiliki atribut atau manfaat yang lebih banyak dan berkualitas daripada produk dengan harga yang rendah. 20 4. Keputusan Pembelian Menurut Kotler dan Keller (2009:242) keputusan konsumen untuk memodifikasi, menunda, atau menghindari keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh risiko yang dipikirkan. Ada berbagai macam jenis risiko yang bisa dirasakan konsumen dalam membeli dan mengkonsumsi sebuah produk, yaitu : a. Risiko fungsional adalah produk tidak berkinerja sesuai harapan b. Risiko fisik adalah produk menimbulkan ancaman terhadap kesejahteraan atau kesehatan fisik dari pengguna atau orang lain. c. Risiko fungsional adalah produk tidak bernilai sesuai harga yang dibayar. d. Risiko sosial adalah produk menimbulkan rasa malu terhadap orang lain. e. Risiko psikologi adalah produk memengaruhi kesejahteraan mental dari pengguna. f. Risiko waktu adalah kegagalan produk mengakibatkan biaya peluang karena menemukan produk lain yang memuaskan. 5. Perilaku Pasca Pembelian Setelah melakukan pembelian, konsumen mungkin akan mengalami ketidakpuasan atau ketidaksesuaian terhadap produk yang dibeli. Konsumen akan selalu mencari informasi yang sesuai dengan ketidakpuasan tersebut. Kepuasan dan ketidakpuasan akan memengaruhi perilaku konsumen selanjutnya sehingga pemasar disini harus tetap memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan konsumen, dan pemakaian produk pasca pembelian konsumen. 21 2.3 Perilaku konsumen 2.3.1 Pengertian perilaku konsumen Perilaku konsumen (consumer behavior) di defenisikan sebagai studi tentang unit pembelian (buying) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi, dan pembuangan barang, jasa, pengalaman, serta ide-ide. Menurut Kotler dan Keller, (2007:213) Perilaku konsumen merupakan studi tentang cara individu, kelompok, dan organisasi menyeleksi, membeli, menggunakan dan mendisposisikan barang, jasa, gagasan, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa ekonomis yang dapat di pengaruhi lingkungan. 2.3.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Menurut Kotler, (1997:153) beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalahsebagai berikut : 1. Faktor-Faktor Kebudayaan a. Budaya Budaya adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar. Jika makhluk yang lebih rendah perilakunya sebagian 22 besar diatur oleh naluri, maka perilaku manusia sebagian besar adalah dipelajari. b. Sub Budaya Sub budaya mempunyai kelompok-kelompok sub budaya yang lebih kecil yang merupakan identifikasi dan sosialisasi yang khas untuk perilaku anggotanya. Ada empat macam sub budaya yaitu kelompok kebangsaan, kelompok keagamaan, kelompok ras dan wilayah geografis. c. Kelas Sosial Kelas sosial adalah kelompok dalam masyarakat, dimana setiapkelompok cenderung memiliki nilai, minat dan tingkah laku yangsama. 2. Faktor-Faktor Sosial a. Kelompok Referensi Kelompok referensi adalah kelompok-kelompok yang memberikanpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilakuseseorang. b. Keluarga Anggota keluarga dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap perilaku pembeli. c. Peranan dan Status Kedudukan seseorang dalam setiap kelompok dapat dijelaskan dalam pengertian peranan dan status. Setiap peranan membawa satu status yang mencerminkan penghargaan umum oleh masyarakatnya. 23 3. Faktor-Faktor Pribadi a. Usia dan Tahap Daur Hidup Pembelian seseorang terhadap barang dan jasa akan berubah-ubah selama hidupnya. Demikian halnya dengan selera seseorang berhubungan dengan usianya. b. Pekerjaan Dengan adanya kelompok-kelompok pekerjaan, perusahaan dapat memproduksi produk sesuai dengan kebutuhan kelompok pekerjaan tertentu. c. Keadaan Ekonomi Keadaan ekonomi seseorang dapat dilihat dari tingkat pendapatan yang dapat berpengaruh terhadap pilihan produk. d. Gaya Hidup Gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang yang turutmenentukan perilaku pembelian. e. Kepribadian dan Konsep Diri Kepribadian adalah ciri-ciri psikologis yang membedakan setiap orang sedangkan konsep diri lebih kearah citra diri. 4. Faktor-Faktor Psikologis a. Motivasi 24 Motivasi adalah suatu kebutuhan yang cukup kuat mendesak untuk mengarah seseorang agar dapat mencari pemuasan terhadap kebutuhan itu. b. Persepsi Seseorang yang termotivasi siap untuk melakukan suatu perbuatan. Bagaimana seseorang yang termotivasi berbuat sesuatu adalah dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi yang dihadapinya. c. Belajar Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang individu yang bersumber dari pengalaman. Kebanyakan perilaku manusia diperoleh dengan mempelajarinya. d. Kepercayaan dan Sikap Melalui perbuatan dan belajar, orang memperoleh kepercayaan dan sikap selanjutnya mempengaruhi tingkah laku pembelian. 2.4 Penelitian Terdahulu Adapun peneliti terdahulu yang menjadi referensi bagi peneliti melaksanakan penelitian ini adalah : Hendra Marpaung dari Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara pada tahun 2006 dengan judul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen Pada Gaul Khabe Distro Medan” Hasil dari penelitian menunjukan bahwa secara parsial variabel harga, merek, dan presentasi berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli konsumen, sedangkan variabel kualitas tidak 25 berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen. Hasil ini menunjukan bahwa variabel presentasi memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap minat beli konsumen Gaul Khabe Distro Medan. Iin Nurbaidah Lubis dari Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara 2007 dengan judul “Analisis FaktorFaktor yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen pada Waroeng Remaja Mesjid Al-Jihad (RMAJ) Medan” Dari hasil analisis didapatkan bahwa hipotesis pertama terbukti yaitu secara simultan variabel kualitas produk, harga, dan kualitas pelayanan mempengaruhi minat beli konsumen pada waroeng RMAJ medan. Hipotesis kedua terbukti yaitu faktor kualitas produk merupakan faktor yang lebih dominan mempengaruhi minat beli konsumen pada waroeng RMAJ medan. Aneke Christiani dari Fakultas Ekonomi Universitas Narotama Surabaya pada tahun 2010 dengan judul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen Terhadap Produk Kerajinan Berbahan Kayu jati pada kasus CV Dwipa Art Sidoarjo”Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa faktor non keluarga, mutu atau kualitas, merek, pelayanan, promosi, situasi pembelian, budaya, sosial, pribadi, psikologis, performance, reliability, features, conformance, durability, estetika, dan perceived memiliki pengaruh terhadap minat beli menerima hipotesis kedua bahwa faktor Mutu yang dominan mempengaruhi minat beli konsumen terhadap produk kerajinan berbahan kayu jati di CV. Dwipa Art.Adiztya Wibisaputra dari Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang pada tahun 2011 dengan judul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Ulang Gas Elpiji 3 kg (Di PT. Candi Agung Pratama Semarang)” Hasil penelitian dari PT. Candi Agung Pratama Semarang, 26 menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang Signifikan antara harga, promosi, kualitas pelayanan, terhadap minat beli ulang, sisanya variasi perubahan di pengaruhi faktor-faktor lain. Kartika Mandasari dari Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang pada tahun 2011 dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen Dalam Memilih Jasa Perhotelan Studi kasus pada Hotel GRASIA Semarang” Hasil analisis korelasi maka Lokasi, fasilitas, harga, kualitas pelayanan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat konsumen dalam memilih jasa hotel Grasia,faktor yang paling mempengaruhi minat beli adalah karena lokasi merupakan tempat yang dituju, apakah hotel dekat dengan tempat-tempat aktivitas lainnya. Tabel 2.1 Peneliti Terdahulu Peneliti Sumber Judul Penelitian Hasil Penelitian Hendra Fakultas Analisis Faktor- Hasil dari penelitian menunjukan Marpaung Ekonomi faktor yang bahwa secara parsial variabel 2006 Universitas Mempengaruhi harga, merek, dan presentasi Sumatera Minat Beli berpengaruh secara signifikan Utara Konsumen Pada terhadap minat beli konsumen, Gaul Khabe Distro sedangkan variabel kualitas tidak Medan berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen. Hasil ini menunjukan bahwa 27 variabelpresentasi memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap minat beli konsumen gaul khabe distro medan Iin Fakultas Analisis Faktor- Dari hasil Nurbaidah Ekonomi Faktor yang analisis didapatkan bahwa hipotesis Lubis 2007 Universitas Mempengaruhi pertama terbukti yaitu secara Sumatera Minat Beli simultan variabel kualitas produk, Utara Konsumen pada harga, dan kualitas pelayanan Waroeng Remaja mempengaruhi minat beli Mesjid Al-Jihad konsumen pada waroeng RMAJ (RMAJ) Medan medan. Hipotesis kedua terbukti yaitu faktor kualitas produk merupakan faktor yang lebih dominan mempengaruhi minat beli konsumen pada waroeng RMAJ medan. Aneke Fakultas Analisis Faktor- Hasil dari penelitian tersebut Christiani Ekonomi faktor yang menunjukkan bahwa faktor 2010 Universitas MempengaruhiMin non keluarga, mutu atau kualitas, m Narotama at Beli Konsumen erek, pelayanan, promosi, Surabaya Terhadap Produk situasi pembelian, budaya, sosial, p Kerajinan ribadi, psikologis, 28 Berbahan Kayu Jati performance, reliability, pada kasus CV features, conformance, Dwipa Art-Sioarjo durability, estetika, dan perceived memiliki pengaruh terhadap minat beli Menerima hipotesis kedua bahwa faktor Mutu yang dominan mempengaruhi minat beli konsumen terhadap produk kerajinan berbahan kayu jati di CV. Dwipa Art. Adiztya Fakultas Analisis Faktor- Hasil penelitian dari PT. Candi Wibisaputra Ekonomi faktor yang Agung Pratama Semarang, 2011 Universitas Mempengaruhi menunjukan bahwa terdapat Diponegoro Minat Beli Ulang pengaruh yang Signifikan antara Semarang Gas Elpiji 3 kg (Di harga, promosi, kualitas pelayanan, PT. Candi Agung terhadap minat beli ulang, sisanya Pratama Semarang) variasi perubahan di pengaruhi faktor-faktor lain. Kartika Fakultas Analisis Faktor- Hasil analisis maka Lokasi, Mandasari Ekonomi Faktor yang fasilitas, harga, kualitas pelayanan 2011 UniversitasDi Mempengaruhi berpengaruh secara positif dan ponegoro Minat Beli signifikan terhadap Semarang Konsumen Dalam minat konsumen dalam memilih 29 Memilih Jasa jasa hotel Grasia, Perhotelan faktor yang paling mempengaruhi Studi kasus minat beli adalah lokasi pada Hotel karena lokasi merupakan tempat GRASIA yang dituju, apakah hotel dekat Semarang) dengan tempat-tempat aktivitas lainnya. 30