1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tugas utama pendidik saat merancang sebuah pembelajaran, terutama sebuah pembelajaran jangka panjang adalah menentukan capaian pembelajaran yang terdefinisi dengan baik, jelas, dan terstruktur (Maher, 2004). Capaian pembelajaran membantu pendidik untuk mengklarifikasi tujuan pendidikan, mengidentifikasi konten dan urutan pembelajaran, memutuskan metode pembelajaran yang tepat, dan yang tidak kalah penting adalah untuk menentukan asesmen yang akan diberikan kepada peserta didik. Dasar hukum capaian pembelajaran dinyatakan dalam Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Pada pasal 1 ayat 2 peraturan tersebut, capaian pembelajaran dinyatakan sebagai kemampuan yang diperoleh melalui internalisasi pengetahuan, sikap, keterampilan, kompetensi, dan akumulasi pengalaman kerja. Ketentuan terkait capaian pembelajaran juga tercantum dalam Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN DIKTI) tahun 2014, yang menyatakan bahwa setiap program studi wajib dilengkapi dengan target capaian pembelajaran sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggaraan program terhadap para pemangku kepentingan. Hal ini menunjukkan pentingnya menentukan capaian pembelajaran demi keberlangsungan sebuah kegiatan belajar mengajar yang baik. Untuk mengetahui apakah kegiatan belajar mengajar telah berjalan dengan baik, dilakukanlah asesmen terhadap peserta didik. Asesmen yang baik dapat memberikan bukti seberapa baik siswa belajar dan pengetahuan apa yang sebenarnya ingin pengajar ajarkan kepada siswanya. Di sinilah terdapat peran penting sebuah capaian pembelajaran. Capaian pembelajaran harusnya dapat memandu para pengajar dalam merancang asesmen. Setidaknya terdapat dua alasan yang mendasari pentingnya keselarasan antara asesmen dan capaian pembelajaran. 1 Pertama, keselarasan menjamin pendidik akan memberikan siswa kesempatan belajar pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam asesmen yang dirancang. Kedua, ketika asesmen dan capaian pembelajaran selaras, “nilai yang baik” dapat diterjemahkan sebagai “pembelajaran yang baik”. Lain halnya ketika capaian pembelajaran dan asesmen tidak selaras, mayoritas siswa akan lebih fokus pada usaha mendapatkan nilai bagus pada asesmen ketimbang fokus pada pembelajaran pada capaian pembelajaran yang dianggap penting (Carnegie Mellon University, 2015). Namun pada kenyataannya, tidak selarasnya capaian pembelajaran dan asesmennya acapkali terjadi dalam kegiatan belajar mengajar (NTSA, 1998). Dari pernyataan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa diperlukan adanya evaluasi terhadap asesmen berdasarkan capaian pembelajaran yang telah dibangun sebelumnya. Di sisi lain, ontologi telah lama digunakan untuk mengelola dan merepresentasikan pengetahuan dalam berbagai domain, salah satu domain yang paling diminati adalah e-learning. Semantik web dan ontologi telah lama digunakan dalam e-learning untuk merealisasikan berbagai fungsi, seperti merepresentasikan pengetahuan, menyediakan meta data untuk deskripsi yang lebih mendalam konten pembelajaran, memfasilitasi pertukaran dan berbagi konten, personalisasi dan merekomendasikan konten pembelajaran, merancang kurikulum dan memberikan asesmen. (Kizilkaya, Torun, & Askar, 2007). Tren penggunaan ontologi dalam optimalisasi berbagai fungsi e-learning terus meningkat dalam satu dekade terakhir. Pada tahun 2012, tercatat sekitar 3500 publikasi terkait ontologi dan e-learning dipublikasikan di jurnal ilmiah Google Scholar. Publikasi ini meningkat pesat dibanding tahun 2002 dimana hanya terdapat sekitar 500 publikasi (Al-Yahya, George, & Alfaries, 2015). Oleh karena itu, penelitian ini mengembangkan sebuah Learning Management System berbasis ontologi untuk mengevaluasi keselarasan asesmen berdasarkan capaian pembelajaran. Ontologi dipilih karena mampu mendefinisikan domain, dalam hal ini keselarasan capaian pembelajaran dan asesmen, secara detail dan terstruktur. Hal ini menjadikan keseluruhan konsep mudah dipahami baik oleh 2 manusia maupun mesin. Selain itu, ontologi juga mudah digunakan kembali untuk diimplementasikan pada pengembangan atau penelitian selanjutnya. 1.2 Rumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini mempunyai rumusan masalah sebagai berikut. 1. Sulitnya mengevaluasi keselarasan capaian pembelajaran dan asesmen pada kegiatan belajar mengajar. 2. Keselarasan capaian pembelajaran dan asesmen belum diperhatikan dalam pengembangan sistem e-Learning. 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut. 1. Mengidentifikasi keselarasan asesmen dan capaian pembelajaran pada mata kuliah Matematika Diskret dan Logika. 2. Merancang ontologi untuk mengevaluasi asesmen berbasis capaian pembelajaran. 3. Melakukan implementasi ontologi sebagai dasar rekomendasi asesmen dan evaluasi capaian pembelajaran pada e-Learning mata kuliah Matematika Diskret dan Logika JTETI FT UGM. 1.4 Batasan Masalah Penelitian ini berfokus pada perancangan model ontologi untuk mengevaluasi keselarasan antara capaian pembelajaran dan asesmen yang kemudian diuji coba pada Learning Management System berbasis Moodle untuk mata kuliah Matematika Diskret dan Logika Departemen teknik Elektro dan Teknologi Informasi FT UGM, Semester Gasal, Tahun Ajaran 2015/2016. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat dari Penelitian “Rancang Bangun Model Ontologi Untuk Mengevaluasi Asesmen Berbasis Capaian Pembelajaran” adalah sebagai berikut. 1. Manfaat bagi pendidik 3 Dapat menjadi sarana evaluasi dalam memberikan asesmen bagi peserta didik berdasarkan capaian pembelajaran sehingga tercipta proses belajar mengajar yang lebih baik. 2. Manfaat bagi institusi pendidikan Dapat melakukan evaluasi terhadap tenaga pendidik sekaligus memetakan kemampuan siswa berdasarkan capaian pembelajaran yang dirumuskan 1.6 Keaslian Penelitian Studi literatur yang telah dilakukan menunjukkan bahwa terdapat beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan domain yang sama, yaitu ontologi dalam e-learning, capaian pembelajaran, dan asesmen. Tabel 1.1 menunjukkan detail penelitian-penelitian yang berkaitan dengan optimalisasi fungsi e-learning menggunakan ontologi. Tabel 1.1. Penelitian-penelitian Terkait Ontologi pada Domain E-Learning dan Capaian Pembelajaran Judul Pengarang Tahun Objek Deskripsi Pengembangan aplikasi manajemen kompetensi pembelajaran yang diimplementasikan sebagai ekstensi pada LMS Moodle. Pengembangan elearning berbasis ontologi dimana peserta didik dapat membangun alur pembelajaran sesuai dengan pemahaman terhadap kurikulum yang dibuat. Pengembangan model untuk membangun, mengklasifikasi dan menggunakan capaian pembelajaran yang Extending Moodle functionalities with ontology-based competency management Kalthoum 2014 Rezgui, Hédia Mhiri, dan Khaled Ghédira Ontologi, Kompetensi Pembelajaran, dan LMS Moodle Ontology Design for Creating Adaptive Learning Path in eLearning Environment Hyun-Sook 2012 Chung and Jung-Min Kim Ontologi, Kurikulum Pembelajaran, dan ELearning An Ontology Model for Building, Classifying and Using Learning Outcome Aikaterini Kalou, Georgia Solomou, Christos Ontologi, Capaian Pembelajaran 2012 4 Pierrakeas, dan Achilles Kameas kemudian diimplementasikan pada salah satu mata kuliah. Tabel 1.1 juga menunjukkan bahwa belum ada model ontologi, sebagai salah satu body of knowledge dalam merepresentasikan pengetahuan, yang digunakan khusus untuk mengevaluasi keselarasan antara capaian pembelajaran yang dirumuskan pendidik dengan asesmen yang diberikan kepada peserta didik. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sarana evaluasi bagi para pendidik dalam mengukur keselarasan antara capaian pembelajaran dan asesmen sehingga tercipta proses belajar mengajar yang lebih baik. 5