STANDAR PEMBIAYAAN PEMBELAJARAN KodeDokumen : Revisi ke : Tanggal : 15 April 2015 DiajukanOleh : Tim PenjaminanMutu Disetujui oleh : Direktur Naproni, S. T. , M. Kom. NIK. 0106003 SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI) AKMI BATURAJA 2015 SPMI-AKMI REVISI KE- TANGGAL STANDAR SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN SPMI-AKMI/STD/ DISETUJUI OLEH: DIREKTUR Naproni, S.T., M.Kom. 1. Defenisi Istilah Standar pembiayaan pembelajaran merupakan kriteria minimal tentang komponen dan besaran biaya investasi dan biaya operasional yang disusun dalam rangka pemenuhan capaian pembelajaran. (Menristekdikti, pasal 40). 2. Rasional Standar Dikti Berdasarkan peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan republik indonesia nomor 49 tahun 2014 tentang standar nasional pendidikan tinggi. Standar pembiayaan pembelajaran merupakan kriteria minimal tentang komponen dan besaran biaya investasi dan biaya operasional yang disusun dalam rangka pemenuhan capaian pembelajaran lulusan . Berdasarkan peraturan menteri riset, teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia no. 44 tahun 2015 tentang standar nasional pendidikan tinggi, disebutkan bahwa Standar pembiayaan pembelajaran merupakan kriteria minimal tentang komponen dan besaran biaya investasi dan biaya operasional yang disusun dalam rangka pemenuhan capaian pembelajaran. Berdasarkan Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia nomor 44 Tahun 2015 menyatakan: (1) (2) (3) (4) Pasal 40 Standar pembiayaan pembelajaran merupakan kriteria minimal tentang komponen dan besaran biaya investasi dan biaya operasional yang disusun dalam rangka pemenuhan capaian pembelajaran lulusan sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 5. Biaya investasi pendidikan tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan bagian dari biaya pendidikan tinggi untuk pengadaan sarana dan prasarana, pengembangan dosen, dan tenaga kependidikan pada pendidikan tinggi. Biaya operasional pendidikan tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan bagian dari biaya pendidikan tinggi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang mencakup biaya dosen, biaya tenaga kependidikan, biaya bahan operasional pembelajaran, dan biaya operasional tidak langsung. Biaya operasional pendidikan tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan per mahasiswa per tahun yang disebut dengan standar satuan biaya operasional pendidikan tinggi. (5) Standar satuan biaya operasional pendidikan tinggi bagi perguruan tinggi negeri ditetapkan secara periodik oleh Menteri dengan mempertimbangkan: a. jenis program studi; b. tingkat akreditasi perguruan tinggi dan program studi; dan c. indeks kemahalan wilayah; (6) Standar satuan biaya operasional pendidikan tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) menjadi dasar bagi setiap perguruan tinggi untuk menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja (RAPB) perguruan tinggi tahunan dan menetapkan biaya yang ditanggung oleh mahasiswa. Pasal 41 Perguruan tinggi wajib: a. mempunyai sistem pencatatan biaya dan melaksanakan pencatatan biaya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sampai pada satuan program studi; b. melakukan analisis biaya operasional pendidikan tinggi sebagai bagian dari penyusunan rencana kerja dan anggaran tahunan perguruan tinggi yang bersangkutan; dan c. melakukan evaluasi tingkat ketercapaian standar satuan biaya pendidikan tinggi pada setiap akhir tahun anggaran. Pasal 42 (1) Badan penyelenggara perguruan tinggi swasta atau perguruan tinggi wajib mengupayakan pendanaan pendidikan tinggi dari berbagai sumber di luar biaya pendidikan yang diperoleh dari mahasiswa. (2) Komponen pembiayaan lain di luar biaya pendidikan, antara lain: a. hibah; b. jasa layanan profesi dan/atau keahlian; c. dana lestari dari alumni dan filantropis; dan/atau d. kerja sama kelembagaan pemerintah dan swasta. (3) Perguruan tinggi wajib menyusun kebijakan, mekanisme, dan prosedur dalam menggalang sumber dana lain secara akuntabel dan transparan dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan. 3. Pernyataan Isi StandarDikti a. Menyusun rencana anggaran untuk biaya operasional pendidikan tinggi dan biaya investasi setiap tahunnya b. Menrencanakan biaya dosen, biaya tenaga kependidikan, biaya bahan c. d. e. f. operasional pembelajaran dan biaya operasional tidak langsung Merencanakan satuan biaya operasional pendidikan bagi program studi sesuai dengan tingkat akreditasi Menyusun rencana anggaran pendapatan belanja (RAPB) pada setiap tahunnya dan menetapkan biaya yang ditanggung oleh setiap mahasiswa Melakukan pencatatan biaya sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku dan melaksanakan pencatatan dengan sistem informasi. Meningkatkan pendanaan yang bersumber dari pendanaan lain seperti halnya hibah, jasa layanan profesi, kerjasama dengan kelembagaan pemerintah atau swasta serta dana lestari dari alumni. 4. Strategi Pencapaian Standar Dikti a. Yayasan dan pimpinan perguruan tinggi yang dibantu oleh pembantu direktur bidang keuangan melakukan koordinasi dan melakukan penyusunan rencana anggaran pendapatan dan belanja perguruan tinggi. b. Pembantu direktur bidang keuangan melakukan perencanaan biayabiaya yang diperlukan meliputi biaya dosen, biaya tenaga kependidikan, biaya bahan operasional pembelajaran dan biaya operasional tidak langsung. c. Pimpinan perguruan tinggi menugaskan bagian-bagian yang terkait dalam meningkatkan pendanaan perguruan tinggi yang bersumber dari dana hibah, dana jasa layanan profesi, dana kerjasama dengan kelembagaan pemerintah dan swasta serta dana lestari alumni. d. Pimpinan perguruan tinggi menginstruksikan kepada bagian pengelolaan keuangan untuk melakukan pencatatan berdasrkan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta melakukan pencatatanpencatatan transaksi keuangan menggunakan sebuah sistem informasi. 5. Indikator Pencapaian Standar Dikti a. Terbentukknya rencana anggaran pendapatan dan belanja setiap tahunnya. b. Diperolehnya pendapatan pendanaan dari luar meliputi hibah, pelajanan jasa profesi, dana kerjasama dan dana lestari alumni. c. Pencatatan keuangan berbasis sistem. d. Menigkatnya keahlian dan ketrampilan dosen dan tenaga kependidikan. e. Terbentuknya biaya satuan operasional perguruan tinggi berdasarkan program studi setiapmahasiswa setiap tahunnya 6. Pihak Yang Terlibat Dalam Pemenuhan Standar Dikti a. Yayasan sebagai pemilik akademi b. Direktur sebagai pimpinan akademi c. Pembantu Direktur I dan II d. Bagian Administrasi Umum 7. Referensi a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional. b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005, Tentang Guru Dan Dosen. c. Undang-Undang RI No. 12 Tahun 2013 Tentang Pendidikan Tinggi d. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2014 e. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi Republik Inidonesia Nomor 49 Tahun 2015, Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi f. Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (SPM-PT), Kementerian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010