Analisis Pembelajaran - Perencanaan Pembelajaran

advertisement
Analisis Pembelajaran
Dina Amelia 702011094
Mario da Costa 702011901
A. Pengertian Analisis Pembelajaran
Analisis dalam taksonomi Bloom yaitu keadaaan ketika seseorang akan mampu menganalisa
informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian
yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya, dan mampu mengenali serta
membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario yg rumit. Sebagai contoh, di
level ini seseorang akan mampu memilah-milah penyebab meningkatnya reject,
membanding-bandingkan tingkat keparahan dari setiap penyebab, dan menggolongkan setiap
penyebab ke dalam tingkat keparahan yg ditimbulkan.
Kemampuan menganalisis dapat diartikan sebagai kemampuan individu untuk menentukan
bagian-bagian dari suatu masalah dan menunjukkan hubungan antar-bagian tersebut, melihat
penyebab-penyebab dari suatu peristiwa atau memberi argumen-argumen yang menyokong
suatu pernyataan.
Pembelajaran yaitu proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yang saling bertukar informasi.
Bertujuan agar perilaku hasil belajar yang diharapkan terjadi, dimiliki, atau dikuasai oleh
peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
Jadi analisis pembelajaran yaitu proses menjabarkan perilaku umum menjadi perilaku khusus
yang tersusun secara logis dan sistematis, dengan demikian akan tergambar susunan perilaku
khusus dari yang awal sampai yang paling akhir.
B. Melakukan Analisis Pembelajaran
Kita akan mempertanyakan mengapa dilakukan analisis pembelajaran? Karena dengan
analisis pembelajaran akan diidentifikasi keterampilan-keterampilan bawahan (sub ordinate
skills). Jadi posisi analisis pembelajaran dalam keseluruhan desain pembelajaran merupakan
perilaku prasyarat, sebagai perilaku yang menurut urutan gerak fisik berlangsung lebih dulu,
perilaku yang menurut proses psikologis muncul lebih dulu atau secara kronologis terjadi
lebih awal sehingga analisis ini merupakan acuan dasar dalam melanjutkan langkah-langkah
desain berikutnya.
Dick and Carey (1985) mengatakan bahwa tujuan pembelajaran yang telah diidentifikasi
perlu dianalisis untuk mengenali keterampilan-keterampilan bawahan (sub ordinate skills)
yang mengharuskan anak didik belajar menguasainya dan langkah-langkah procedural
bawaan yang ada harus diikuti anak didik untuk dapat belajar tertentu.
Gagne, Briggs, dan Wager (1988) mengemukakan bahwa tujuan analisis pembelajaran adalah
untuk menntukan keterampilan-keterampilan yang akan dijangkau oleh tujuan pembelajaran,
serta memungkinkan untuk membuat keputusan yang diperlukan dalam urutan mengajar.
Sedangkan Atwi Suparman (1991) mengemukakan bahwa analisis intruksional adalah proses
menjabarkan perilaku umum menjadi perilaku khusus yang tersusun secara logic dan
sistematis. Dengan melakukan analisis pembelajaran ini, akan tergambar susunan perileku
khusus yang paling awal sampai yang paling akhir.
Analisis pembelajaran adalah langkah awal yang perlu dilakukan sebelum melakukan
pembelajaran. Langkah-langkah sistematis pembelajaran secara keseluruhan terdiri dari: 1)
Analisis kebutuhan pembelajaran, 2) menentukan tujuan pembelajaran, 3) memilih dan
mengembangan bahan ajar, 4) memilih media dan sumber belajar yang relevan, 5) memilih
dan merencanakan strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang efektif, 5) memilih dan
merencanakan sistem evaluasi dan tindak-lanjut. Tahapan ini dilakukan terutama untuk
menentukan tujuan pembelajaran.
Analisis pembelajaran dilakukan dengan menganalisis tuntutan dan kebutuhan belajar siswa
yang sangat beragam. Keberagaman itu perlu diakomodasi dalam pembelajaran, sebab
tindakan penyeragaman terhadap siswa yang realitasnya beragam, bukanlah tindakan yang
bijak dan proporsional.
Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam melakukan analisis intruksional adalah
sebagai berikut:
1.
Menuliskan perilaku umum yang telah ditulis dalam TIU untuk mata pelajaran yang
dikembangkan
2.
Menuliskan setiap perilaku khusus yang menjadi bagian dari perilaku umum tersebut
3.
Menyusun perilaku khusus tersebut kedalam suatu daftar dalam urutan yang logis dimulai
dari perilaku umum, perilaku khusus yang paling “dekat” hubungannya dengan perilaku
umum diteruskan “mundur” sampai perilaku yang paling jauh dari perilaku umum
4.
Menambah perilaku khusus tersebut atau mengurangi jika perlu. Tanamkan dalam pikiran
anda bahwa anda harus berusaha melengkapi daftar perilaku khusus tersebut.
5.
Menulis setiap perilaku khusus dalam suatu lembar kartu atau kertas ukuran 3x5 cm
6.
Menyusun kartu tersebut diatas meja atau lantai dengan menempatkannya dalam struktur
hirarkial, prosedural atau pengelompokan menurut kedudukan masing-masing terhadap kartu
yang lain. Letakkan kartu-kartu tersebut sejajar atau horizontal untuk perilaku-perilaku yang
menyerupai struktur prosedural dan pengelompokan serta letakkan secara vertical untuk
perilaku-perilaku yang hirarkial
7.
Jika perlu, tambahkan dengan perilaku khusus lain yang dianggap perlu atau dikurangi bila
dianggap lebih
8.
Menggambarkan letak perilaku-perilaku tersebut dalam perilaku-perilaku dalam kotakkotak diatas kertas lebar sesuai dengan latak kartu yang telah disusun. Hubungkan letak
kotak-kotak tersebut dengan kertas vertical dan horizontal untuk menyatakan hubungannya
yang hirarkial , prosedural atau pengelompokan.
9.
Meneliti kemungkinan menghubungkan perilaku umum yang satu dan yang lain atau
perilaku-perilaku khusus yang khusus yang berada dibawah perilaku umum yang berbeda.
10.
Memberi nomor urut pada setiap perilaku khusus dimuali dari yang terjauh sampai yang
terdekat dengan perilaku umum. Pemberian nomor akan menunjukkan urutan perilaku
tersebut.
11. Mengkombinasikan atau mendiskusikan bagan yang telah disusun dengan memperhatikan:
a.
Lengkap tidaknya perilaku khusus sebagai penjabaran dari setiap perilaku umum
b.
Logis tidaknya dari perilaku-perilaku khusus menuju perilaku umum
c.
Struktur
hubungan
perilaku-perilaku
khusus
tersebut
(hirarkial,
presedural,
pengelompokan atau kombinasi)
Selain melakukan analisis tujuan pembelajaran, hal penting yang perlu dilakukan dalam
menerapkan model ini adalah analisis terhadap karakteristik siswa yang akan belajar dan
konteks pembelajaran. Kedua langkah ini dapat dilakukan secara bersamaan atau paralel.
Analisis konteks meliputi kondisi-kondisi terkait dengan keterampilan yang dipelajari oleh
siswa dan situasi yang terkait dengan tugas yang dihadapi oleh siswa untuk menerapkan
pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari. Analisis terhadap karakteristik siswa meliputi
kemampuan aktual yang dimiliki oleh siswa, gaya belajar, dan sikap terhadap aktivitas
belajar. Identifikasi yang akurat tentang karakteristik siswa yang akan belajar dapat
membantu perancang program pembelajaran dalam memilih dan menentukan strategi
pembelajaran yang akan digunakan.
Beberapa Komponen yang dapat dianalisis dalam kegiatan Menganalisis Karakteristik Awal
Siswa meliputi:
a.
Pengalaman siswa
b.
Pengetahuan siswa
c.
Kegemaran siswa
d.
Kondisi fisik siswa
e.
Lingkungan keluarga siswa
f.
Lingkungan sosial
g.
Status sosial siswa
Jadi kita perlu melakukan analisis saat akan menjalankan pembelajaran agar kita mengetahui
apa yang akan kita lakukan saat berada di dalam kelas. Kita dapat menghandel setiap masalah
yang terjadi saat pembelajaran. Analisis dilakukan agar kita mempunyai persiapan dalam
pembelajaran.
Sumber:
Anonymous. Konsep Perilaku: Pengertian Perilaku, Bentuk Perilaku dan Domain Perilaku.
http://www.infoskripsi.com/Free-Resource/Konsep-Perilaku-Pengertian-PerilakuBentuk-Perilaku-dan-Domain-Perilaku.html. Diakses 15 Juni 2009 pada 10.59 pm.
Harjanto. (2008). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamzah B. Uno. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif
dan Efektif, Jakarta : Bumi Aksara, 2008.
Atwi Suparman, Desain Instruksional, Jakarta : PAU-PPAI, Ditjen Pendidikan Tinggi,
Departemen Pendidikan Nasional.
Download