ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (MANAJEMEN RESIKO PERUSAHAAN) 1 Risiko ada dimana-mana. Hukum kekekalan enerji mengatakan enerji tidak bisa diciptakan dan tidak bisa dimusnahkan. Energi berpindah-pindah dari satu tempat/makhluk hidup ke tempat/makhluk hidup yang lain. Risiko seperti enerji. Risiko tidak bisa dihilangkan atau diciptakan. Risiko hanya bisa ditransfer dari satu pihak ke pihak lainnya. 2 ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Makhluk hidup secara natural akan mengantisipasi dan ‘mengelola’ risiko Bagaimana dengan organisasi? Organisasi tidak mempunyai kemampuan mengelola risiko seperti halnya manusia atau makhluk hidup mengelola risiko, karena organisasi bukan makhluk hidup. Tugas dari manajer suatu organisasi adalah membuat agar organisasi bisa mengantisipasi dan mengelola risiko sebagaimana halnya makhluk hidup mengelola risiko yang dihadapinya. Dengan kata lain, tugas manajer adalah membuat organisasi menjadi sadar risiko, sehingga risiko bisa diantisipasi dan dikelola dengan baik. 3 BEBERAPA CONTOH KONSEKUENSI KEGAGALAN MENGELOLA RISIKO 1980-an Saving Loan (S&L) Association (bank yang memberi pinjaman kredit rumah di Amerika Serikat) mempunyai struktur neraca: memberi kredit rumah dengan bunga tetap jangka panjang (misal 20 tahun), sementara memperoleh dana melalui deposito jangka pendek (misal 1 tahun). Strukutr semacam itu rentan terhadap risiko perubahan tingkat bunga. Pada waktu tingkat bunga di Amerika Serikat naik signifikan pada tahun 1980-an, banyak S&L yang mengalami masalah dan puluhan S&L bangkrut karenanya. 1995 Bank Duta (Indonesia) mengalami kerugian yang sangat besar karena mereka melakukan perdagangan valas dan mengalami kerugian besar dari perdagangan valas tersebut. 4 Pertanyaan yang muncul adalah bisakah organisasi-organisasi di atas menghindari kerugian besar karena munculnya risiko-risiko tersebut? Manajemen risiko organisasi bertujuan menciptakan sistem atau mekanisme dalam organisasi sehingga risiko yang bisa merugikan organisasi bisa diantisipasi dan dikelola untuk tujuan meningkatkan nilai perusahaan. 5 PANDANGAN LAMA DAN BARU MENGENAI RISIKO RiskAdjusted Return Return Zone 1 Insufficient Risk Taking Zone 2 Optimal Risk Taking Zone 3 Excessive Risk Taking Higher Risk leads to higher return Risk Risk PANDANGAN LAMA: SEMAKIN TINGGI RISIKO, SEMAKIN TINGGI TINGKAT KEUNTUNGAN PANDANGAN BARU: RISIKO HARUS DIKELOLA!! 6 •Pengelolaan risiko bisa diilustrasikan melalui perjalanan denganmenggunakan kendaraan (mobil). Mobil yang berjalan terlalu lambat akan merugikan, karena misal terlalu lama, bahkan bisa membahayakan kendaraan lainnya. •Jika mobil berjalan terlalu cepat (misal, ngebut), maka risiko bertabrakan atau kehilangan kendali menjadi semakin besar. Tentu saja hal ini tidak menguntungkan. • Yang paling optimal adalah mobil berjalan dengan kecepatan optimal, yaitu cukup cepat tetapi bisa dikendalikan. •Pengelolaan risiko bisa diilustrasikan sebagai kombinasi penekanan gas (mempercepat kendaraan) dan penekanan rem (memperlambat kendaraan). Kombinasi yang ideal bisa membuat mobil berjalan kencang tetapi tetap terkendali. 7 DEFINISI DAN PENGERTIAN MANAJEMEN RISIKO Manajemen risiko organisasi adalah suatu sistem pengelolaan risiko yang dihadapi oleh organisasi secara komprehensif untuk tujuan meningkatkan nilai perusahaan. ADA BANYAK PENGERTIAN DAN DEFINISI LAINNYA 8 Bagan 3. Beberapa Istilah Manajemen Risiko Organisasi ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (ERM) ORGANIZATION RISK MANAGEMENT (ORM) INTEGRATED RISK MANAGEMENT TOTAL RISK MANAGEMENT RISIKO 9 Bagan 4. Kerangka Manajemen Risiko Organisasi PRASARANA LUNAK: Budaya Risiko Dukungan Manajemen PRASARANA KERAS: Teknologi Informasi Prasarana fisik lainnya PROSES MANAJEMEN RISIKO ORGANISASI: 1. PERENCANAAN: Penetapan tujua n, misi, Penetapan target, penyusunan kebijakan, prosedur. 2. PELAKSANAAN: Identifikasi dan Pengukuran Risiko Manajemen Risiko: asuransi, diversifikasi, Hedging, penghindaran, dsb Organisasi Manajemen Risiko: struktur organisasi, staffing, insentif, etc. 3. PENGENDALIAN: Evaluasi, pelaporan, komunikasi umpan -balik MAKSIMISASI NILAI PERUSAHAAN 10 KERANGKA MANAJEMEN RISIKO ORGANISASI PRASARANA: LUNAK DAN KERAS PROSES MANAJEMEN RISIKO TUJUAN: MEMAKSIMUMKAN NILAI PERUSAHAAN/ORGANISASI 11 PRASARANA LUNAK MENGEMBANGKAN BUDAYA RISIKO AGAR ANGGOTA ORGANISASI SADAR AKAN RISIKO, DAN DENGAN DEMIKIAN ORGANISASI MENJADI SEMAKIN SADAR AKAN RISIKO MENCIPTAKAN SISTEM KOMPENSASI YANG MENDUKUNG BUDAYA RISIKO DUKUNGAN DARI MANAJEMEN PUNCAK LAINNYA?? 12 PRASARANA KERAS KOMPUTER RUANG PERKANTORAN ANALISIS KOMPUTER, SIMULASI, DAN LAINNYA LAINNYA???? 13 Bagan.5 Aspek Risiko Yang Dimunculkan Secara Eksplisit Strategic Management Operation Management Manajemen Risiko Mamduh M Hanafi Risiko secara eksplisit dimuncul kan Risk Management 14 Misalkan seorang manajer akan meluncurkan produk baru. Dia harus memikirkan tiga aspek yang disebutkan di atas, dengan pertanyaan seperti berikut ini. •Aspek Strategis: Apakah produk ini bisa memenuhi kebutuhan konsumen? Apakah produk ini bisa membantu pencapaian tujuan perusahaan (mencapai target keuntungan tertentu)? •Aspek Operasi: Bagaimana memproduksi produk ini? Apakah perusahaan mempunyai kemampuan memproduksi produk ini? Bagaimana memasarkan dan mengembangkan jaringan distribusi untuk produk ini? •Aspek Risiko: Risiko apa saja yang bisa muncul berkaitan dengan peluncuran produk ini? Bagaimana perusahaan bisa mengendalikan risiko-risiko tersebut? 15 Misalkan seorang manajer akan meluncurkan program promosi/iklan. Dia harus memikirkan tiga aspek yang disebutkan di atas, melalui pertanyaan-pertanyaan berikut ini. •Aspek Strategis: Bagaimana strategi promosi yang efektif? Bagaimana kontribusi promosi ini terhadap tujuan organisasi? •Aspek Operasi: Bagaimana menjalankan program promosi ini? Media apa yang paling efektif? Bagaimana timing (waktu yang tepat) untuk promosi ini? Bagaimana aspek detil lainnya dari promosi ini? Bagaimana mengendalikan risiko-risiko yang barangkali muncul akibat peluncuran program promosi ini? •Aspek Risiko: Risiko apa yang potensial muncul akibat dari program promosi ini? Apakah promosi ini bisa menimbulkan gugatan hukum? Apakah promosi ini sudah etis? Pihak-pihak mana saja yang barangkali berkeberatan dengan promosi ini? 16 FUNGSI MANAJEMEN (RISIKO) PERENCANAAN PROGRAM MANAJEMEN RISIKO PELAKSANAAN PROGRAM MANAJEMEN RISIKO PENGENDALIAN PROGRAM MANAJEMEN RISIKO 17 PERENCANAAN MANAJEMEN RISIKO Penetapan visi, misi, dan tujuan, manajemen risiko Penetapan target, kebijakan, dan prosedur yang berkaitan dengan manajemen risiko Penyusunan kebijakan serta prosedur yang lebih spesifik 18 PELAKSANAAN MANAJEMEN RISIKO PROSES MANAJEMEN RISIKO: IDENTIFIKASI, EVALUASI DAN PENGUKURAN, PENGELOLAAN RISIKO ORGANISASI MANAJEMEN RISIKO STAFFING MANAJEMEN RISIKO LEADING STAF MANAJEMEN RISIKO 19 Bagan 6 . Struktur Organisasi Manajemen Risiko Direktur Utama Chief Risk Officer Direktur Lini Unit Manajemen Risiko Unit Manajemen Lini 20 Bagan 7. Struktur Organisasi Manajemen Risiko Bank Komisaris Komite Manajemen Risiko | | Manajer Direktur Lini Risiko | | Unit Unit Bisnis -------------> Manajemen Risiko DewanDireksi <---------------------- Direktur Kepatuhan Unit Kepatuhan 21 PENGENDALIAN MANAJEMEN RISIKO EVALUASI SECARA PERIODIK SISTEM PELAPORAN YANG BAIK SISTEM UMPAN BALIK BERJALAN 22 Monthly Risk Report Gross Losses Management Assessment Risk Incident 1. Current YTD Operational Losses Credit Losses Market Losses Other Losses Sub-Total : Loss/Revenue Ratio: Incident 1. 2. 3. 4. Exposure Response 2. 3. 4. Accounting for Actual losses incurred Report of risk Incidents, exposure, and near misses Management discussion of major risk issues (“what keeps me up at night”) Losses 1997 1998 1999 2000 2001 2002 23 Bagan 10. Contoh Laporan Risiko Untuk VAR dan Trading Error VAR Analysis VAR Limit Waktu Trading Error Batas Waktu 24 Tabel 2. Profil Risiko Usulan Investasi Keuangan Proyek A 1) Tinggi Sosial Politik 3) Tinggi 5) Tinggi 4) Tinggi Proyek B 1) Medium 3) Medium 5) Rendah 2) Rendah 4) Rendah Keuangan: (1) Risiko kesulitan akses dana, (2) Risiko perubahan kurs Sosial: (3) Penerimaan masyarakat sekitar, (4) Dukungan pemerintah local Politik: (5) Stabilitas politik, (6) Perubahan Peraturan 25