KAJIAN STRUKTUR KOMUNITAS FITOPLANKTON DI EKOSISTEM

advertisement
KAJIAN STRUKTUR KOMUNITAS FITOPLANKTON DI EKOSISTEM
PERAIRAN TELAGA NGEBEL KABUPATEN PONOROGO
Putri Citra Permata1, Fatchur Rohman2, Sitoresmi Prabaningtyas2
1
Program Studi Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang
2
Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang
Jalan Semarang 5 Malang 65145, Indonesia
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian yangbertujuan untuk mendeskripsikan komposisi, kepadatan,
keanekaragaman,kemerataandan dominansi fitoplankton di tiap kedalaman pengambilan
sampel telah dilakukan di Telaga Ngebel Kabupaten Ponorogo.Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif kuantitatif.Pengambilan sampel dilakukan di 12 stasiun. Metode
pengambilan sampel air dengan penyaringan menggunakan bottle water sample bervolume
5 liter yang dilakukan secaravertikal mulai dari kedalaman 0 m; 1,1 m dan 1,5 m. Hasil
penelitian ditemukan 40 spesies fitoplankton yang termasuk kedalam 4 kelas, yaitu
Bacillariophyceae, Chlorophyceae, Cyanophyceae, dan Dinophyceae. Nilai kepadatan total
populasi fitoplankton tertinggi pada kedalaman 1 (0 meter) sebesar 19825,33. Nilai indeks
keanekaragaman tertinggi terdapat pada kedalaman 1 sebesar 1,864 dan nilai indeks
kemerataan sebesar 0,673.Spesies yang mendominasi adalahSynedra acus, Sphaerocystis
sp, Navicula cineta Grun, dan Straurastum anatinoidea var. Javanicum.
Kata kunci: struktur komunitas, fitoplankton, ekosistem perairan, Telaga Ngebel
Telaga Ngebel merupakan salah satu telaga yang terdapat di Propinsi Jawa
Timur.Telaga ini terbentuk secara alami melalui peristiwa vulkanik karena
pembentukannya yang berasal dari kawah hasil letusan gunung berapi dan terletak
di lereng Gunung Wilis.Telaga Ngebel terletak di Desa Wagir Lor Kecamatan
Ngebel Kabupaten Ponorogo.Telaga Ngebel merupakan contoh dari ekosistem
perairan tawaryang dijadikan sebagai tempat kegiatan budidaya ikan dan
pariwisata.Kegiatan budidaya perikanan dengan teknik keramba jaring apung dan
kegiatan kepariwisataan yang berlangsung di badan air, merupakan kegiatan yang
langsung berhubungan dengan perairan telaga, sehingga berdampak langsung
terhadap perairan telaga yaitu penurunan kualitas perairan.
Gangguan yang terjadi di lingkungan perairan akibat dari kegiatan
budidaya ikan dan pariwisata akan sangat berpengaruh terhadap organisme
perairan khususnya fitoplankton. Fitoplankton merupakan organisme yang
mempunyai peranan besar dalam ekosistem perairan dan menjadi produsen primer. Dalam rantai makanan perairan, fitoplankton memegang peranan penting
sebagai penghasil makanan (Fachrul, dkk; 2008).Menurut Suwono (2010),
fitoplankton hidup terutama terdapat pada lapisan perairan yang mendapat cahaya
matahari yang dibutuhkan untuk melakukan proses fotosintesis.
Kestabilan ekologi di ekosistem perairan Telaga Ngebel akan tetap terjaga
apabila daya dukung masyarakat terhadap lingkungan tinggi. Apabila daya
dukung masyarakat rendah maka akan berdampak buruk terhadap
keanekaragaman hayati suatu ekosistem. Menurut Dharmawan, dkk; (2005), suatu
ekosistem perairan dapat dikatakan stabil dilihat dari struktur komunitas
fitoplankton. Struktur komunitas yang memadai akan meningkatkan daya dukung
terhadap biota perairan. Selain itu, struktur komunitas yang baik dapat pula
meningkatkan kestabilan suatu ekosistem.Apabila suatu ekosistem perairan
memiliki tingkat trofik yang seimbang dan semakin komplek interaksi antar
spesies yang terjadi, maka kestabilan ekosistem dapat dicapai.
METODE
Pengambilan sampeldilakukan di Telaga Ngebel pada bulan Maret 2013
dan identifikasi fitoplankton serta penghitungan dilakukan di Laboratorium
Ekologi FMIPA UM pada bulan Maret-April 2013.Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif kuantitatif. Pengambilan sampel dilakukan di 12 stasiun dan
3 kedalaman berdasarkan kondisi perairan yang mungkin terjadi. Teknik
pengambilan sampel yaitu purpossive sampling method, karena penempatan titik
pengambilan sampel dilakukan dengan sengaja.
Metode pengambilan sampel air yaitu dengan metode penyaringan
menggunakan bottle water sample bervolume 5 liter yang dilakukan
secaravertikal mulai dari kedalaman 0 m; 1,1 m dan 1,5 m. Sampel air yang
didapat kemudian dituangkan ke dalam jaring plankton dengan ukuran pori 200
mesh/inci. Penyemprotan plankton yang menempel di kain filter menggunakan
sprayer berisi aquades sampai 20 ml ke dalam botol plakon dan pengawetan
sampel menggunakan formalin dengan konsentrasi 4%. Penggolongan spesies
menggunakan buku identifikasi The Plankton of South Vietnam: Fresh Water and
Marine Plankton oleh A. Shirota (1966).
HASIL
A. Komposisi Fitoplankton di Telaga Ngebel Ponorogo
Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa pada Telaga Ngebel
Kabupaten Ponorogo ditemukan 40 spesies fitoplankton yang termasuk dalam 4
kelas yaitu Bacillariophyceae, Chlorophyceae, Dinophyceae, dan Cyanophyceae.
Kelas Bacillariophyceae berjumlah 19 spesies yang terdiri dari Amphipleura sp,
Amphora bitumida, Amphora sp, Gomphonema geminatum, Navicula bryophila,
Navicula cineta Grun, Navicula feverboni, Navicula medisculus,Navicula
oppugnate, Navicula tripunctata, Nitzschia nyassensis, Nitzschia rostellata,
Nitzschia sigmoides, Pleurosigma capense, Rhizosolenia sp, Skeletonema sp,
Surirella elegans, Synedra acus, dan Thalassiosira punctigera. Kelas
Chlorophyceae berjumlah 14 spesies yang terdiri dari Ankyra sp, Bulbochaete
gigentea, Chlorella sp, Cosmarium exasperatum, Cosmarium reniforme,
Cosmarium phaseolus var. Rotundatum, Pediastrum simplex var. Duodenarium,
Planktosphseria gelatinosa, Scenedesmus abundans, Scenedesmus bijuga,
Sphaerocystis sp, Spirogyra ionia, Staurastrum anatinoidea var. Javanicum, dan
Westella sp.Kelas Cyanophyceae berjumlah 5 spesies yang terdiri dari Anabaena
spiroides, Merismopedia sp, Nostoc sphaericum, Oscillatoria sp, dan Tolypothrix
sp. Kelas Dinophyceae berjumlah 2 spesies yang terdiri dari Ceratium furca
danPeridinium spiniferum.
B. Kepadatan Populasi Fitoplankton di Telaga Ngebel Ponorogo
Kepadatan populasi fitoplankton tertinggi di setiap kedalaman
pengambilan sampel adalah Synedra acus. Kepadatan total populasi fitoplankton
tertinggi terdapat pada kedalaman 1 (0 meter) sebesar 19825,333. Rincian data
kepadatan populasi fitoplankton di tiap kedalaman disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1.Kepadatan Populasi Fitoplankton di Telaga Ngebel Kabupaten Ponorogo
Kepadatan Populasi (ind/l)
No.
Spesies Fitoplankton
K1
K2
K3
1 Amphipleura sp.
6.667
9.333
0
2 Amphora bitumida
78.667
58.666
13.333
3 Amphora sp.
13.333
6.666
5.3333
4 Anabaena spiroides
8
1.333
0
5 Ankyra sp.
37.333
41.334
6.666
6 Bulbochaete gigentea
26.667
24
0
7 Ceratium furca
9.333
1.333
1.333
8 Chlorella sp.
1337.333
989.333
565.333
9 Cosmarium exasperatum
76.445
57.334
10.667
10 Cosmarium reniforme
41.333
29.333
2.667
11 Cosmarium phaseolus var. Rotundatum
96
90.667
17.333
12 Gomphonema geminatum
17.333
9.334
0
13 Merismopedia sp.
5.334
0
0
14 Navicula bryophila
10.666
1.333
1.333
15 Navicula cineta Grun
1022.667
1708
1038.667
16 Navicula feverboni
8
4
0
17 Navicula medisculus
2.667
0
0
18 Navicula oppugnate
12.889
12
1.333
19 Navicula tripunctata
21.333
17.333
1.333
20 Nitzschia nyassensis
1549.333
760
1234.667
21 Nitzschia rostellata
32.445
41.333
4
22 Nitzschia sigmoides
39.555
52
12
23 Nostoc sphaericum
166.667
96
32
24 Oscillatoria sp.
18.667
5.333
2.666
25 Pediastrum simplex var. Duodenarium
2.667
0
1.333
26 Peridinium spiniferum
1520
934.666
620
27 Planktosphaeria gelatinosa
49.334
41.334
2.667
28 Pleurosigma capense
8
0
4
29 Rhizosolenia sp.
302.667
328
172
30 Scenedesmus abundans
242.667
108
84
31 Scenedesmus bijuga
10.667
1.333
0
32 Skeletonema sp.
41.333
50.667
10.667
33 Sphaerocystis sp.
924
1321.333
1149.333
34 Spirogyra ionia
5.333
1.333
0
35 Staurastrum anatinoidea var. Javanicum
1017.333
1013.333
1777.333
36 Surirella elegans
132
50.666
36
37 Synedra acus
9073.334
6534.666
2988
38 Thalassiosira punctigera
13.333
17.334
2.666
39 Tolypothrix sp.
13.333
8
0
40 Westella sp.
385.333
272
82.667
Total
19825.333
14492
8642.666
Keterangan:
K1
=Kedalaman 1
K2
=Kedalaman 2
K3
=Kedalaman 3
Angka tercetak tebal =Spesies yang memiliki nilai kepadatan populasi tertinggi di tiap
kedalaman
C. Keanekaragaman Fitoplankton di Telaga Ngebel Ponorogo
Keanekaragaman tertinggidi kedalaman 1 (0 meter) sebesar 1,864 bila
dibandingkan dengan kedalaman 2 (1,1 meter) sebesar 1,846 dan kedalaman 3
(1,5 meter) sebesar 1,829. Rincian nilai indeks keanekaragaman dapat dilihat pada
Tabel 2.
Tabel 2. Keanekaragaman (H’) dan Kemerataan (E) Fitoplankton Tiap Kedalaman di
Telaga Ngebel Kabupaten Ponorogo
Kedalaman
H'
E
1
1.864
0.651
2
1.846
0.657
3
1.829
0.712
D. Kemerataan Fitoplankton di Telaga Ngebel Ponorogo
Indeks kemerataan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel2.
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa indeks kemerataan tertinggi terdapat
pada kedalaman 3 (1,5 meter) sebesar 0,712, sedangkan pada kedalaman 1 dan 2
berturut-turut sebesar 0,651 dan 0,657.
E. Dominansi Fitoplankton di Telaga Ngebel Ponorogo
Pada tiap kedalaman pengambilan sampel terdapat spesies predominan
yaitu Synedra acus, Sphaerocystis sp, Navicula cineta Grun, dan Staurastrum
anatinoidea var. Javanicum. Nilai indeks dominansi spesies predominan dapat
dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Dominansi Synedra acus, Sphaerocystis sp, Navicula cineta Grun, dan
Staurastrum pada Tiap Kedalaman
Berdasarkan Gambar 1 dapat dijelaskan bahwa persentase dominansi
Synedra acus terus mengalami penurunan, sedangkan persentase dominansi
Sphaerocystis sp. terus mengalami kenaikan, dan dominansi Navicula cineta Grun
dan Staurastrum anatinoidea var. Javanicum tertinggiterdapat pada kedalaman 3.
PEMBAHASAN
A. Komposisi Fitoplankton di Telaga Ngebel Ponorogo
Komposisi fitoplankton di Telaga Ngebel pada 12 stasiun dan 3 kedalaman
pengambilan sampel ditemukan 40 spesies fitoplankton yang termasuk dalam 4
kelas yaitu Bacillariophyceae berjumlah 19 spesies, Chlorophyceae berjumlah 14
spesies, Cyanophyceae berjumlah 5 spesies, dan Dinophyceae berjumlah 2
spesies. Hasil ini tidak berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari
(2012), dalam penelitian tersebut di Telaga Ngebel ditemukan 12 spesies
fitoplankton dari kelasBacillariophyceae, kelas Chlorophyceae, kelas
Zygnematophyceae, dan kelasCyanophyceae. Hal tersebut dikarenakan rona
lingkungan yang terdapat di sekitar perairan Telaga Ngebel pada tahun 2012 dan
2013 tidak terjadi perubahan yang signifikan. Kegiatan budidaya ikan dengan
teknik keramba jaring apung yang terdapat di perairan Telaga Ngebel juga tidak
mengalami pertambahan, sehingga komposisi fitoplankton antara tahun 2012
hingga tahun 2013 tidak berbeda jauh.
Komposisi fitoplankton tertinggi terdapat pada stasiun 1 dan stasiun 8
sebanyak 22 spesies, sedangkan komposisi fitoplankton terendah terdapat pada
stasiun 3 dan stasiun 5 sebanyak 15 spesies.Adanya perbedaan ini menunjukkan
bahwa komposisi fitoplankton sangat dipengaruhi oleh faktor abiotik. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Widianingsih, dkk; (2007), fitoplankton memiliki
distribusi dan kelimpahan yang berbeda-beda di dalam perairan dan tergantung
dari kondisi beberapa faktor oseanografi pada perairan tersebut, yang meliputi
kedalaman pengambilan sampel, kecerahan, kecepatan arus, suhu, salintas,
oksigen terlarut dan nutrien.
B. Kepadatan Populasi Fitoplankton di Telaga Ngebel Ponorogo
Synedra acus merupakan spesies fitoplankton yang memiliki kepadatan
tertinggi di setiap kedalaman. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Puspitasari (2012), bahwa kelimpahan plankton tertinggi di Telaga Ngebel
yaitu kelas Bacillariophyceae dari genus Synedra. Tingginya nilai kepadatan
populasi kelas Bacillariophyceae yang ditemukan di Telaga Ngebel berhubungan
dengan cara perkembangbiakannya yaitu dengan cara pembelahan sel, sehingga
pertumbuhannya berjalan dengan cepat. Selain itu, spesies dari kelas
Bacillariophyceae lebih mampu memanfaatkan sumber daya atau nutrisi yang
tersedia di perairan. Kepadatan total populasi fitoplankton tertinggi terdapat pada
kedalaman 1 (0 meter), hal ini sesuai dengan pernyataan Nurfadillah, dkk; (2012),
kepadatan fitoplankton juga dipengaruhi oleh kedalaman karena fitoplankton
banyak ditemukan di daerah perairan dengan penetrasi cahaya yang cukup.
C. Keanekaragaman Fitoplankton di Telaga Ngebel Ponorogo
Keanekaragaman fitoplankton di tiap kedalaman berkisar antara 1,829 –
1,864 dengan rata-rata sebesar 1,846 dan keanekaragaman fitoplankton tertinggi
terdapat pada kedalaman 1 (0 meter). Menurut Wibisono (2005), apabila indeks
keanekaragaman berkisar antara 1,81-2,4 maka struktur komunitas fitoplankton
dapat dikatakan lebih stabil dengan kategori baik. Hasil indeks keanekaragaman
ini tidak berbeda jauh bila dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Puspitasari (2012), bahwa indeks keanekaragaman plankton di Telaga Ngebel
pada penelitian tahun 2012 sebesar 1,81078.
Keanekaragaman fitoplankton dipengaruhi oleh tingginya komposisi
fitoplankton disuatu perairan.Apabila suatu perairan memiliki tingkat komposisi
fitoplankton yang tinggi maka keanekaragaman dari fitoplankton tersebut tinggi
(Nurfadillah, dkk; 2012).Keanekaragaman spesies erat kaitannya dengan
keseimbangan dalam komunitas.Semakin tinggi indeks keanekaragaman suatu
ekosistem maka keseimbangan ekologi dalam ekosistem tersebut juga semakin
tinggi.
D. Kemerataan Fitoplankton di Telaga Ngebel Ponorogo
Berdasarkan penghitungan nilai indeks kemerataan berkisar antara 0,651 –
0,712 dengan rata-rata 0,673.Menurut Daget (1976) dalam Dahuri (1994), apabila
indeks kemerataan berkisar antara 0,50-0,75 maka dikatakan komunitas
fitoplankton tersebut berada dalam keadaan labil yaitu persebarannya cukup
merata, akan tetapi terdapat beberapa spesies fitoplankton yang
mendominasi.Kemerataan fitoplankton dipengaruhi oleh suhu karena setiap
spesies mempunyai kisaran toleransi suhu yang berbeda-beda. Suhu berpengaruh
langsung pada proses fotosintesis dan proses fisiologis yang selanjutnya
berpengaruh terhadap kemampuan metabolisme, pertumbuhan dan reproduksinya
(Odum, 1993).
E. Dominansi Fitoplankton di Telaga Ngebel Ponorogo
Pada ketiga kedalaman pengambilan sampel terdapat spesies predominan,
yaitu Synedra acus, Sphaerocystis sp, Navicula cineta Grun, dan Straurastum
anatinoidea var. Javanicum.Spesies predominan merupakan spesies yang
kelimpahan relatifnya diatas 10% (Kendeigh, 1980).Berdasarkan data spesies
yang mendominasi disetiap stasiun dan kedalaman pengambilan sampel adalah
dari kelas Bacillariophyceae.Menurut Arinardi et al., (1997), kelas
Bacillariophyceae lebih mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang ada,
kelas ini bersifat kosmopolitan serta mempunyai toleransi dan daya adaptasi yang
tinggi.Menurut Thoha (2007), gejala ini sering terlihat di perairan subtropis,
biasanya gejala ini berlangsung pada musim semi yang dikenal sebagai Spring
Diatoms Increase (SDI).Hal ini sesuai dengan pernyataan Nybakken (1992),
bahwa pertumbuhan Bacillariophyceae yang pesat terjadi pada akhir musim
dingin atau musim penghujan.
Berdasarkan persentase dan keberadaan spesies-spesies predominan di tiap
kedalaman pengambilan sampel, maka Sphaerocystis sp, Navicula cineta Grun,
dan Straurastum anatinoidea var. Javanicum bersifat predominan karakteristik
dan bisa dikatakan sebagai indikator biologi karena karena kedua spesies tersebut
bersifat predominan hanya di salah satu kedalaman pengambilan sampel. Hal ini
sesuai dengan pendapat Kendeigh (1980), yang menyatakan bahwa suatu spesies
dikatakan sebagai indikator biologi apabila spesies tersebut bersifat predominan
karakteristik atau predominan eksklusif tinggi di suatu habitat tertentu dan rendah
dihabitat yang lain
PENUTUP
Kesimpulan
1. Di Telaga NgebelKabupaten Ponorogo ditemukan 4 kelas dan 40 spesies
fitoplankton yang berasal dari 4 kelas tersebut. Terdapat perbedaan spesies
fitoplankton yang ditemukan di tiap kedalaman pengambilan sampel.
2. Kepadatan total populasi fitoplankton di ketiga kedalaman pengambilan
sampel sejalan dengan meningkatnya kedalaman mengalami penurunan.
Kepadatan total populasi fitoplankton tertinggi terdapat pada kedalaman 1
(0 meter).
3. Indeks keanekaragaman fitoplankton disetiap kedalaman pengambilan
sampel tidak berbeda jauh. Kedalaman 1 (0 meter) memiliki indeks
keanekaragaman yang paling tinggi daripada kedalaman 2 (1,1 meter) dan
kedalaman 3 (1,5 meter), dengan nilai indeks keanekaragaman sebesar
1.864. Hal ini menunjukkan bahwa kedalaman pengambilan sampel sangat
mempengaruhi keanekaragaman fitoplankton.
4. Nilai indeks kemerataan fitoplankton di Telaga Ngebel berkisar antara
0,651 – 0,712 dengan rata-rata 0,673. Hal ini menunjukkan bahwa
komunitas fitoplankton persebarannya cukup merata, akan tetapi terdapat
beberapa spesies fitoplankton yang mendominasi.
5. Pada Telaga Ngebel terdapat beberapa spesies yang mendominasi, yaitu
Synedra acus, Sphaerocystis sp, Navicula cineta Grun, dan Straurastum
anatinoidea var. Javanicum. Synedra acus merupakan spesies yang
mendominasi dengan nilai tertinggi di setiap kedalaman pengambilan
sampel.
Saran
1. Penyaringan sampel fitoplankton pada penelitian ini masih menggunakan
jaring plankton dengan mata jaring berukuran 200 mesh/inci. Seharusnya
untuk penyaringan fitoplankton menggunakan jaring plankton dengan
ukuran mata jaring 80 mesh/inci agar data yang diperoleh lebih akurat.
2. Pemantauan yang rutin hendaknya dilakukan pihak Badan Lingkungan
Hidup sebagai upaya dari Pemerintah untuk menertibkan kegiatankegiatan masyarakat yang berhubungan langsung dengan badan air.
3. Penelitian ini hanya meneliti struktur komunitas fitoplankton, diharapkan
penelitian lebih lanjut dapat membandingkan struktur komunitas
fitoplankton dengan produktivitas primer sehingga didapatkan informasi
yang lebih akurat mengenai komunitas fitoplankton di Telaga Ngebel.
DAFTAR RUJUKAN
Arinardi, O.H., Sutomo, A.B., Yusuf, S.A., Trimaningsih, Asnaryanti, E.,
Riyono,S.H. 1997. Kisaran Kelimpahan dan Komposisi Plankton
Predominan di Perairan Kawasan Timur Indonesia. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Oseanologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta.
Dahuri. 1994. Analisa Biota Perairan Fakultas Perikanan IPB. Bogor: IPB Press.
Dharmawan, Agus; Ibrohim; Tuarita, Hawa; Suwono, Hadi; dan Susanto, Pudyo.
2005. Ekologi Hewan. Cetakan 1. Malang: UM Press.
Fachrul, Ediyono dan Wulandari. 2008. Komposisi dan Model Kemelimpahan
Fitoplankton di Perairan Sungai Ciliwung, Jakarta. Jurnal Biodiversitas
Volume 9, Nomor 4, Halaman: 296-300.
Kendeigh. 1980. Ecology: With Special Reference to Animal & Mans. New Delhi,
India:Raj badhu Industrial Co.
Nurfadillah, Damar, Adiwilaga. 2012. Komunitas Fitoplankton di Perairan Telaga
Laut Tawar Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh.Jurnal Biodiversitas
Depik, 1(2), Halaman 93-98.
Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut : Suatu Pendekatan Ekologis. Diterjemahkan
oleh H. M. Eidman, Koesoebiono, D. G. Bengen, M. PT Gramedia. Jakarta.
Odum, E.P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Edisi Ketiga. Alih Bahasa. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.
Puspitasari, Dyah Ayu. 2012. Struktur Komunitas Plankton di Telaga Ngebel
Kabupaten Ponorogo Jawa Timur. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.
Suwono, Hadi. 2010. Dasar-Dasar Limnologi. Surabaya: Putra Media Nusantara.
Thoha, Hikmah. 2007. Kelimpahan Plankton Di Ekosistem Perairan Teluk
Gilimanuk, Taman Nasional, Bali Barat. Makara, Sains, VOL. 11, NO. 1,
Halaman 44-48.
Wibisono, M.S. 2005. Pengantar Ilmu Kelautan. Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Widianingsih, Hartati, Djamali, Sugestiningsih. 2007. Kelimpahan dan Sebaran
Horizontal Fitoplankton di Perairan Pantai Timur Pulau Belitung. Ilmu
Kelautan. Vol. 12 (1), Halaman 6 – 11.
Download