KAJIAN STRUKTUR KOMUNITAS FITOPLANKTON DI EKOSISTEM PERAIRAN TELAGA NGEBEL KABUPATEN PONOROGO Putri Citra Permata1, Fatchur Rohman2, Sitoresmi Prabaningtyas2 1 Program Studi Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang 2 Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang Jalan Semarang 5 Malang 65145, Indonesia e-mail: [email protected] ABSTRAK Penelitian yangbertujuan untuk mendeskripsikan komposisi, kepadatan, keanekaragaman,kemerataandan dominansi fitoplankton di tiap kedalaman pengambilan sampel telah dilakukan di Telaga Ngebel Kabupaten Ponorogo.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif.Pengambilan sampel dilakukan di 12 stasiun. Metode pengambilan sampel air dengan penyaringan menggunakan bottle water sample bervolume 5 liter yang dilakukan secaravertikal mulai dari kedalaman 0 m; 1,1 m dan 1,5 m. Hasil penelitian ditemukan 40 spesies fitoplankton yang termasuk kedalam 4 kelas, yaitu Bacillariophyceae, Chlorophyceae, Cyanophyceae, dan Dinophyceae. Nilai kepadatan total populasi fitoplankton tertinggi pada kedalaman 1 (0 meter) sebesar 19825,33. Nilai indeks keanekaragaman tertinggi terdapat pada kedalaman 1 sebesar 1,864 dan nilai indeks kemerataan sebesar 0,673.Spesies yang mendominasi adalahSynedra acus, Sphaerocystis sp, Navicula cineta Grun, dan Straurastum anatinoidea var. Javanicum. Kata kunci: struktur komunitas, fitoplankton, ekosistem perairan, Telaga Ngebel Telaga Ngebel merupakan salah satu telaga yang terdapat di Propinsi Jawa Timur.Telaga ini terbentuk secara alami melalui peristiwa vulkanik karena pembentukannya yang berasal dari kawah hasil letusan gunung berapi dan terletak di lereng Gunung Wilis.Telaga Ngebel terletak di Desa Wagir Lor Kecamatan Ngebel Kabupaten Ponorogo.Telaga Ngebel merupakan contoh dari ekosistem perairan tawaryang dijadikan sebagai tempat kegiatan budidaya ikan dan pariwisata.Kegiatan budidaya perikanan dengan teknik keramba jaring apung dan kegiatan kepariwisataan yang berlangsung di badan air, merupakan kegiatan yang langsung berhubungan dengan perairan telaga, sehingga berdampak langsung terhadap perairan telaga yaitu penurunan kualitas perairan. Gangguan yang terjadi di lingkungan perairan akibat dari kegiatan budidaya ikan dan pariwisata akan sangat berpengaruh terhadap organisme perairan khususnya fitoplankton. Fitoplankton merupakan organisme yang mempunyai peranan besar dalam ekosistem perairan dan menjadi produsen primer. Dalam rantai makanan perairan, fitoplankton memegang peranan penting sebagai penghasil makanan (Fachrul, dkk; 2008).Menurut Suwono (2010), fitoplankton hidup terutama terdapat pada lapisan perairan yang mendapat cahaya matahari yang dibutuhkan untuk melakukan proses fotosintesis. Kestabilan ekologi di ekosistem perairan Telaga Ngebel akan tetap terjaga apabila daya dukung masyarakat terhadap lingkungan tinggi. Apabila daya dukung masyarakat rendah maka akan berdampak buruk terhadap keanekaragaman hayati suatu ekosistem. Menurut Dharmawan, dkk; (2005), suatu ekosistem perairan dapat dikatakan stabil dilihat dari struktur komunitas fitoplankton. Struktur komunitas yang memadai akan meningkatkan daya dukung terhadap biota perairan. Selain itu, struktur komunitas yang baik dapat pula meningkatkan kestabilan suatu ekosistem.Apabila suatu ekosistem perairan memiliki tingkat trofik yang seimbang dan semakin komplek interaksi antar spesies yang terjadi, maka kestabilan ekosistem dapat dicapai. METODE Pengambilan sampeldilakukan di Telaga Ngebel pada bulan Maret 2013 dan identifikasi fitoplankton serta penghitungan dilakukan di Laboratorium Ekologi FMIPA UM pada bulan Maret-April 2013.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Pengambilan sampel dilakukan di 12 stasiun dan 3 kedalaman berdasarkan kondisi perairan yang mungkin terjadi. Teknik pengambilan sampel yaitu purpossive sampling method, karena penempatan titik pengambilan sampel dilakukan dengan sengaja. Metode pengambilan sampel air yaitu dengan metode penyaringan menggunakan bottle water sample bervolume 5 liter yang dilakukan secaravertikal mulai dari kedalaman 0 m; 1,1 m dan 1,5 m. Sampel air yang didapat kemudian dituangkan ke dalam jaring plankton dengan ukuran pori 200 mesh/inci. Penyemprotan plankton yang menempel di kain filter menggunakan sprayer berisi aquades sampai 20 ml ke dalam botol plakon dan pengawetan sampel menggunakan formalin dengan konsentrasi 4%. Penggolongan spesies menggunakan buku identifikasi The Plankton of South Vietnam: Fresh Water and Marine Plankton oleh A. Shirota (1966). HASIL A. Komposisi Fitoplankton di Telaga Ngebel Ponorogo Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa pada Telaga Ngebel Kabupaten Ponorogo ditemukan 40 spesies fitoplankton yang termasuk dalam 4 kelas yaitu Bacillariophyceae, Chlorophyceae, Dinophyceae, dan Cyanophyceae. Kelas Bacillariophyceae berjumlah 19 spesies yang terdiri dari Amphipleura sp, Amphora bitumida, Amphora sp, Gomphonema geminatum, Navicula bryophila, Navicula cineta Grun, Navicula feverboni, Navicula medisculus,Navicula oppugnate, Navicula tripunctata, Nitzschia nyassensis, Nitzschia rostellata, Nitzschia sigmoides, Pleurosigma capense, Rhizosolenia sp, Skeletonema sp, Surirella elegans, Synedra acus, dan Thalassiosira punctigera. Kelas Chlorophyceae berjumlah 14 spesies yang terdiri dari Ankyra sp, Bulbochaete gigentea, Chlorella sp, Cosmarium exasperatum, Cosmarium reniforme, Cosmarium phaseolus var. Rotundatum, Pediastrum simplex var. Duodenarium, Planktosphseria gelatinosa, Scenedesmus abundans, Scenedesmus bijuga, Sphaerocystis sp, Spirogyra ionia, Staurastrum anatinoidea var. Javanicum, dan Westella sp.Kelas Cyanophyceae berjumlah 5 spesies yang terdiri dari Anabaena spiroides, Merismopedia sp, Nostoc sphaericum, Oscillatoria sp, dan Tolypothrix sp. Kelas Dinophyceae berjumlah 2 spesies yang terdiri dari Ceratium furca danPeridinium spiniferum. B. Kepadatan Populasi Fitoplankton di Telaga Ngebel Ponorogo Kepadatan populasi fitoplankton tertinggi di setiap kedalaman pengambilan sampel adalah Synedra acus. Kepadatan total populasi fitoplankton tertinggi terdapat pada kedalaman 1 (0 meter) sebesar 19825,333. Rincian data kepadatan populasi fitoplankton di tiap kedalaman disajikan pada Tabel 1. Tabel 1.Kepadatan Populasi Fitoplankton di Telaga Ngebel Kabupaten Ponorogo Kepadatan Populasi (ind/l) No. Spesies Fitoplankton K1 K2 K3 1 Amphipleura sp. 6.667 9.333 0 2 Amphora bitumida 78.667 58.666 13.333 3 Amphora sp. 13.333 6.666 5.3333 4 Anabaena spiroides 8 1.333 0 5 Ankyra sp. 37.333 41.334 6.666 6 Bulbochaete gigentea 26.667 24 0 7 Ceratium furca 9.333 1.333 1.333 8 Chlorella sp. 1337.333 989.333 565.333 9 Cosmarium exasperatum 76.445 57.334 10.667 10 Cosmarium reniforme 41.333 29.333 2.667 11 Cosmarium phaseolus var. Rotundatum 96 90.667 17.333 12 Gomphonema geminatum 17.333 9.334 0 13 Merismopedia sp. 5.334 0 0 14 Navicula bryophila 10.666 1.333 1.333 15 Navicula cineta Grun 1022.667 1708 1038.667 16 Navicula feverboni 8 4 0 17 Navicula medisculus 2.667 0 0 18 Navicula oppugnate 12.889 12 1.333 19 Navicula tripunctata 21.333 17.333 1.333 20 Nitzschia nyassensis 1549.333 760 1234.667 21 Nitzschia rostellata 32.445 41.333 4 22 Nitzschia sigmoides 39.555 52 12 23 Nostoc sphaericum 166.667 96 32 24 Oscillatoria sp. 18.667 5.333 2.666 25 Pediastrum simplex var. Duodenarium 2.667 0 1.333 26 Peridinium spiniferum 1520 934.666 620 27 Planktosphaeria gelatinosa 49.334 41.334 2.667 28 Pleurosigma capense 8 0 4 29 Rhizosolenia sp. 302.667 328 172 30 Scenedesmus abundans 242.667 108 84 31 Scenedesmus bijuga 10.667 1.333 0 32 Skeletonema sp. 41.333 50.667 10.667 33 Sphaerocystis sp. 924 1321.333 1149.333 34 Spirogyra ionia 5.333 1.333 0 35 Staurastrum anatinoidea var. Javanicum 1017.333 1013.333 1777.333 36 Surirella elegans 132 50.666 36 37 Synedra acus 9073.334 6534.666 2988 38 Thalassiosira punctigera 13.333 17.334 2.666 39 Tolypothrix sp. 13.333 8 0 40 Westella sp. 385.333 272 82.667 Total 19825.333 14492 8642.666 Keterangan: K1 =Kedalaman 1 K2 =Kedalaman 2 K3 =Kedalaman 3 Angka tercetak tebal =Spesies yang memiliki nilai kepadatan populasi tertinggi di tiap kedalaman C. Keanekaragaman Fitoplankton di Telaga Ngebel Ponorogo Keanekaragaman tertinggidi kedalaman 1 (0 meter) sebesar 1,864 bila dibandingkan dengan kedalaman 2 (1,1 meter) sebesar 1,846 dan kedalaman 3 (1,5 meter) sebesar 1,829. Rincian nilai indeks keanekaragaman dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Keanekaragaman (H’) dan Kemerataan (E) Fitoplankton Tiap Kedalaman di Telaga Ngebel Kabupaten Ponorogo Kedalaman H' E 1 1.864 0.651 2 1.846 0.657 3 1.829 0.712 D. Kemerataan Fitoplankton di Telaga Ngebel Ponorogo Indeks kemerataan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel2. Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa indeks kemerataan tertinggi terdapat pada kedalaman 3 (1,5 meter) sebesar 0,712, sedangkan pada kedalaman 1 dan 2 berturut-turut sebesar 0,651 dan 0,657. E. Dominansi Fitoplankton di Telaga Ngebel Ponorogo Pada tiap kedalaman pengambilan sampel terdapat spesies predominan yaitu Synedra acus, Sphaerocystis sp, Navicula cineta Grun, dan Staurastrum anatinoidea var. Javanicum. Nilai indeks dominansi spesies predominan dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Dominansi Synedra acus, Sphaerocystis sp, Navicula cineta Grun, dan Staurastrum pada Tiap Kedalaman Berdasarkan Gambar 1 dapat dijelaskan bahwa persentase dominansi Synedra acus terus mengalami penurunan, sedangkan persentase dominansi Sphaerocystis sp. terus mengalami kenaikan, dan dominansi Navicula cineta Grun dan Staurastrum anatinoidea var. Javanicum tertinggiterdapat pada kedalaman 3. PEMBAHASAN A. Komposisi Fitoplankton di Telaga Ngebel Ponorogo Komposisi fitoplankton di Telaga Ngebel pada 12 stasiun dan 3 kedalaman pengambilan sampel ditemukan 40 spesies fitoplankton yang termasuk dalam 4 kelas yaitu Bacillariophyceae berjumlah 19 spesies, Chlorophyceae berjumlah 14 spesies, Cyanophyceae berjumlah 5 spesies, dan Dinophyceae berjumlah 2 spesies. Hasil ini tidak berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari (2012), dalam penelitian tersebut di Telaga Ngebel ditemukan 12 spesies fitoplankton dari kelasBacillariophyceae, kelas Chlorophyceae, kelas Zygnematophyceae, dan kelasCyanophyceae. Hal tersebut dikarenakan rona lingkungan yang terdapat di sekitar perairan Telaga Ngebel pada tahun 2012 dan 2013 tidak terjadi perubahan yang signifikan. Kegiatan budidaya ikan dengan teknik keramba jaring apung yang terdapat di perairan Telaga Ngebel juga tidak mengalami pertambahan, sehingga komposisi fitoplankton antara tahun 2012 hingga tahun 2013 tidak berbeda jauh. Komposisi fitoplankton tertinggi terdapat pada stasiun 1 dan stasiun 8 sebanyak 22 spesies, sedangkan komposisi fitoplankton terendah terdapat pada stasiun 3 dan stasiun 5 sebanyak 15 spesies.Adanya perbedaan ini menunjukkan bahwa komposisi fitoplankton sangat dipengaruhi oleh faktor abiotik. Hal ini sesuai dengan pernyataan Widianingsih, dkk; (2007), fitoplankton memiliki distribusi dan kelimpahan yang berbeda-beda di dalam perairan dan tergantung dari kondisi beberapa faktor oseanografi pada perairan tersebut, yang meliputi kedalaman pengambilan sampel, kecerahan, kecepatan arus, suhu, salintas, oksigen terlarut dan nutrien. B. Kepadatan Populasi Fitoplankton di Telaga Ngebel Ponorogo Synedra acus merupakan spesies fitoplankton yang memiliki kepadatan tertinggi di setiap kedalaman. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari (2012), bahwa kelimpahan plankton tertinggi di Telaga Ngebel yaitu kelas Bacillariophyceae dari genus Synedra. Tingginya nilai kepadatan populasi kelas Bacillariophyceae yang ditemukan di Telaga Ngebel berhubungan dengan cara perkembangbiakannya yaitu dengan cara pembelahan sel, sehingga pertumbuhannya berjalan dengan cepat. Selain itu, spesies dari kelas Bacillariophyceae lebih mampu memanfaatkan sumber daya atau nutrisi yang tersedia di perairan. Kepadatan total populasi fitoplankton tertinggi terdapat pada kedalaman 1 (0 meter), hal ini sesuai dengan pernyataan Nurfadillah, dkk; (2012), kepadatan fitoplankton juga dipengaruhi oleh kedalaman karena fitoplankton banyak ditemukan di daerah perairan dengan penetrasi cahaya yang cukup. C. Keanekaragaman Fitoplankton di Telaga Ngebel Ponorogo Keanekaragaman fitoplankton di tiap kedalaman berkisar antara 1,829 – 1,864 dengan rata-rata sebesar 1,846 dan keanekaragaman fitoplankton tertinggi terdapat pada kedalaman 1 (0 meter). Menurut Wibisono (2005), apabila indeks keanekaragaman berkisar antara 1,81-2,4 maka struktur komunitas fitoplankton dapat dikatakan lebih stabil dengan kategori baik. Hasil indeks keanekaragaman ini tidak berbeda jauh bila dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari (2012), bahwa indeks keanekaragaman plankton di Telaga Ngebel pada penelitian tahun 2012 sebesar 1,81078. Keanekaragaman fitoplankton dipengaruhi oleh tingginya komposisi fitoplankton disuatu perairan.Apabila suatu perairan memiliki tingkat komposisi fitoplankton yang tinggi maka keanekaragaman dari fitoplankton tersebut tinggi (Nurfadillah, dkk; 2012).Keanekaragaman spesies erat kaitannya dengan keseimbangan dalam komunitas.Semakin tinggi indeks keanekaragaman suatu ekosistem maka keseimbangan ekologi dalam ekosistem tersebut juga semakin tinggi. D. Kemerataan Fitoplankton di Telaga Ngebel Ponorogo Berdasarkan penghitungan nilai indeks kemerataan berkisar antara 0,651 – 0,712 dengan rata-rata 0,673.Menurut Daget (1976) dalam Dahuri (1994), apabila indeks kemerataan berkisar antara 0,50-0,75 maka dikatakan komunitas fitoplankton tersebut berada dalam keadaan labil yaitu persebarannya cukup merata, akan tetapi terdapat beberapa spesies fitoplankton yang mendominasi.Kemerataan fitoplankton dipengaruhi oleh suhu karena setiap spesies mempunyai kisaran toleransi suhu yang berbeda-beda. Suhu berpengaruh langsung pada proses fotosintesis dan proses fisiologis yang selanjutnya berpengaruh terhadap kemampuan metabolisme, pertumbuhan dan reproduksinya (Odum, 1993). E. Dominansi Fitoplankton di Telaga Ngebel Ponorogo Pada ketiga kedalaman pengambilan sampel terdapat spesies predominan, yaitu Synedra acus, Sphaerocystis sp, Navicula cineta Grun, dan Straurastum anatinoidea var. Javanicum.Spesies predominan merupakan spesies yang kelimpahan relatifnya diatas 10% (Kendeigh, 1980).Berdasarkan data spesies yang mendominasi disetiap stasiun dan kedalaman pengambilan sampel adalah dari kelas Bacillariophyceae.Menurut Arinardi et al., (1997), kelas Bacillariophyceae lebih mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang ada, kelas ini bersifat kosmopolitan serta mempunyai toleransi dan daya adaptasi yang tinggi.Menurut Thoha (2007), gejala ini sering terlihat di perairan subtropis, biasanya gejala ini berlangsung pada musim semi yang dikenal sebagai Spring Diatoms Increase (SDI).Hal ini sesuai dengan pernyataan Nybakken (1992), bahwa pertumbuhan Bacillariophyceae yang pesat terjadi pada akhir musim dingin atau musim penghujan. Berdasarkan persentase dan keberadaan spesies-spesies predominan di tiap kedalaman pengambilan sampel, maka Sphaerocystis sp, Navicula cineta Grun, dan Straurastum anatinoidea var. Javanicum bersifat predominan karakteristik dan bisa dikatakan sebagai indikator biologi karena karena kedua spesies tersebut bersifat predominan hanya di salah satu kedalaman pengambilan sampel. Hal ini sesuai dengan pendapat Kendeigh (1980), yang menyatakan bahwa suatu spesies dikatakan sebagai indikator biologi apabila spesies tersebut bersifat predominan karakteristik atau predominan eksklusif tinggi di suatu habitat tertentu dan rendah dihabitat yang lain PENUTUP Kesimpulan 1. Di Telaga NgebelKabupaten Ponorogo ditemukan 4 kelas dan 40 spesies fitoplankton yang berasal dari 4 kelas tersebut. Terdapat perbedaan spesies fitoplankton yang ditemukan di tiap kedalaman pengambilan sampel. 2. Kepadatan total populasi fitoplankton di ketiga kedalaman pengambilan sampel sejalan dengan meningkatnya kedalaman mengalami penurunan. Kepadatan total populasi fitoplankton tertinggi terdapat pada kedalaman 1 (0 meter). 3. Indeks keanekaragaman fitoplankton disetiap kedalaman pengambilan sampel tidak berbeda jauh. Kedalaman 1 (0 meter) memiliki indeks keanekaragaman yang paling tinggi daripada kedalaman 2 (1,1 meter) dan kedalaman 3 (1,5 meter), dengan nilai indeks keanekaragaman sebesar 1.864. Hal ini menunjukkan bahwa kedalaman pengambilan sampel sangat mempengaruhi keanekaragaman fitoplankton. 4. Nilai indeks kemerataan fitoplankton di Telaga Ngebel berkisar antara 0,651 – 0,712 dengan rata-rata 0,673. Hal ini menunjukkan bahwa komunitas fitoplankton persebarannya cukup merata, akan tetapi terdapat beberapa spesies fitoplankton yang mendominasi. 5. Pada Telaga Ngebel terdapat beberapa spesies yang mendominasi, yaitu Synedra acus, Sphaerocystis sp, Navicula cineta Grun, dan Straurastum anatinoidea var. Javanicum. Synedra acus merupakan spesies yang mendominasi dengan nilai tertinggi di setiap kedalaman pengambilan sampel. Saran 1. Penyaringan sampel fitoplankton pada penelitian ini masih menggunakan jaring plankton dengan mata jaring berukuran 200 mesh/inci. Seharusnya untuk penyaringan fitoplankton menggunakan jaring plankton dengan ukuran mata jaring 80 mesh/inci agar data yang diperoleh lebih akurat. 2. Pemantauan yang rutin hendaknya dilakukan pihak Badan Lingkungan Hidup sebagai upaya dari Pemerintah untuk menertibkan kegiatankegiatan masyarakat yang berhubungan langsung dengan badan air. 3. Penelitian ini hanya meneliti struktur komunitas fitoplankton, diharapkan penelitian lebih lanjut dapat membandingkan struktur komunitas fitoplankton dengan produktivitas primer sehingga didapatkan informasi yang lebih akurat mengenai komunitas fitoplankton di Telaga Ngebel. DAFTAR RUJUKAN Arinardi, O.H., Sutomo, A.B., Yusuf, S.A., Trimaningsih, Asnaryanti, E., Riyono,S.H. 1997. Kisaran Kelimpahan dan Komposisi Plankton Predominan di Perairan Kawasan Timur Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta. Dahuri. 1994. Analisa Biota Perairan Fakultas Perikanan IPB. Bogor: IPB Press. Dharmawan, Agus; Ibrohim; Tuarita, Hawa; Suwono, Hadi; dan Susanto, Pudyo. 2005. Ekologi Hewan. Cetakan 1. Malang: UM Press. Fachrul, Ediyono dan Wulandari. 2008. Komposisi dan Model Kemelimpahan Fitoplankton di Perairan Sungai Ciliwung, Jakarta. Jurnal Biodiversitas Volume 9, Nomor 4, Halaman: 296-300. Kendeigh. 1980. Ecology: With Special Reference to Animal & Mans. New Delhi, India:Raj badhu Industrial Co. Nurfadillah, Damar, Adiwilaga. 2012. Komunitas Fitoplankton di Perairan Telaga Laut Tawar Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh.Jurnal Biodiversitas Depik, 1(2), Halaman 93-98. Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut : Suatu Pendekatan Ekologis. Diterjemahkan oleh H. M. Eidman, Koesoebiono, D. G. Bengen, M. PT Gramedia. Jakarta. Odum, E.P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Edisi Ketiga. Alih Bahasa. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Puspitasari, Dyah Ayu. 2012. Struktur Komunitas Plankton di Telaga Ngebel Kabupaten Ponorogo Jawa Timur. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Suwono, Hadi. 2010. Dasar-Dasar Limnologi. Surabaya: Putra Media Nusantara. Thoha, Hikmah. 2007. Kelimpahan Plankton Di Ekosistem Perairan Teluk Gilimanuk, Taman Nasional, Bali Barat. Makara, Sains, VOL. 11, NO. 1, Halaman 44-48. Wibisono, M.S. 2005. Pengantar Ilmu Kelautan. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Widianingsih, Hartati, Djamali, Sugestiningsih. 2007. Kelimpahan dan Sebaran Horizontal Fitoplankton di Perairan Pantai Timur Pulau Belitung. Ilmu Kelautan. Vol. 12 (1), Halaman 6 – 11.