Energi Geothermal Digalakkan Kesejahteraan

advertisement
Energi Geothermal Digalakkan
Kesejahteraan Masyarakat Terealisasikan
Karya Ini Disusun untuk Mengikuti Lomba Esai
Disusun oleh:
Dian Emy Mastura
NIM : 4001415005
Angkatan 2015
Energi panas bumi atau geothermal merupakan sumber energi terbarukan
yang keberadaannya melimpah di seluruh dunia. Menurut Armstead (1981:32),
Panas bumi merupakan sumber daya panas alami yang terdapat di dalam bumi,
merupakan hasil interaksi antara panas yang dipancarkan batuan panas (magma)
dan air tanah yang berada di sekitarnya, dimana cairan yang terpanasi
terperangkap di dalam batuan yang terletak dekat permukaan sehingga secara
ekonomis dapat dimanfaatkan. Energi geothermal terjadi karena adanya
pergerakan lapisan bumi yang saling bertumbukan menyebabkan terjadinya proses
radioaktif di kedalaman lapisan bumi sehingga menyebabkan terbentuknya
magma dengan temperatur lebih dari 20000C. Setiap tahun, air hujan serta lelehan
salju meresap ke dalam lapisan bumi, dan tertampung di suatu lapisan batuan yang
telah terkena arus panas dan magma. Lapisan batuan ini disebut dengan
geothermal reservoir.
Dengan adanya UU No.27 Tahun 2003 tentang panas bumi diharapkan
akan memberikan kepastian hukum dalam pengembangan panas bumi di
Indonesia. Energi sangat dibutuhkan untuk kelangsungan hidup manusia. Energi
dibedakan menjadi dua, yaitu energi terbarukan dan energi yang tak terbarukan.
Energi terbarukan adalah energi yang ketersediaannya melimpah di alam,
sehingga tidak diperlukan cara-cara khusus untuk mendapatkannya. Selain itu,
energi terbarukan dapat dengan mudah diperoleh dalam jangka waktu yang
pendek. Misalnya air, udara, tanah, dan panas bumi. Sedangkan energi tak
terbarukan adalah energi yang diperoleh dengan metode tertentu. Untuk
mendapatkannya diperlukan waktu yang cukup lama, bahkan sampai ratusan
tahun. Contohnya yaitu berbagai jenis minyak bumi, bahan bakar fosil, dan batubara. Indonesia adalah negara yang kaya akan hasil bumi, baik sumber energi
yang terbarukan maupun yang tak terbarukan, semuanya tersedia melimpah di
alam. Namun untuk pengolahannya dibutuhkan sumber daya manusia yang ahli
dalam bidangnya. Penggunaan energi terbarukan di berbagai daerah di Indonesia
baru mencapai lima persen karena masih memiliki ketergantungan yang besar
terhadap bahan bakar fosil. Padahal sumber energi terbarukan di Tanah Air dinilai
melimpah dan belum diberdayakan sepenuhnya. “Data pemerintah menunjukkan
penggunaan energi terbarukan di Indonesia baru mencapai angka lima persen
sementara yang 95 persen lainnya masih digantungkan pada bahan bakar fosil
seperti minyak bumi, gas, dan batu-bara. Cadangannya menipis dan tak lama lagi
akan segera habis. Pemanfaatan besar-besaran energi terbarukan harus dimulai
sekarang. Potensi energi terbarukan sangat melimpah di Indonesia, dan potensi
kelimpahan energi panas bumi mencapai 40 persen dari total cadangan di dunia,”
kata Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia, Hindun Mulaika
dalam Republika.co.id tanggal 05 Mei 2015. Pada tahun 1918, di Indonesia
pencarian energi panas bumi pertama kali dilakukan di daerah kawah Kamojang.
Kemudian pada tahun 1926-1929, lima sumur hasil eksplorasi dibor, dimana salah
satunya masih memproduksi uap air panas untuk digunakan sebagai pembangkit
listrik hingga sekarang.
Jenis-jenis energi panas bumi :
1. Energi Panas Bumi Uap Kering (Dry Steam Power Plants)
Pemanfaatan energi panas bumi yang ideal adalah bila panas bumi yang keluar
dari perut bumi berupa uap kering, sehingga dapat digunakan langsung untuk
menggerakkan turbin generator listrik.
2. Energi Panas Bumi Air Panas (Flash Steam Power Plants)
Energi panas bumi yang berupa air panas ini maksudnya adalah sebagian besar
berupa air panas atau kombinasi uap dan air panas (hot water dominated) dengan
temperatur di atas 3600F (1820C) dapat digunakan dalam flash plants untuk
menghasilkan energi listrik. Pemanfaatannya yaitu dengan menyemprotkan fluida
ke dalam suatu tanki yang mempunyai tekanan lebih rendah dari tekanan fluida
tersebut., sehingga fluida tersebut akan cepat mengalami flash atau menguap. Uap
air yang dihasilkan tersebut yang selanjutnya digunakan untuk memutar turbin
untuk mengaktifkan generator sehingga listrik dapat menyala. Sedangkan air yang
tersisa dapat secara langsung diinjeksikan ke dalam bumi.
3. Energi Panas Bumi dengan Temperatur Rendah (Binary Cycle Power Plants)
Energi panas bumi ini mempunya temperatur yang relatif rendah, yaitu sekitar
4000 F. Fluida ini digunakan dalam lingkaran tertutup untuk memutar turbin.
Teknologi binary geothermal power plant ini dimanfaatkan oleh Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi untuk memproduksi prototipe pembangkit
listrik berkapasitas 1 kW dari panas bumi.
Tahapan operasional panas bumi :
1. Survei pendahuluan, kegiatan ini dilakukan oleh pemerintah pusat atau daerah
untuk mencari daerah yang berkemungkinan atau mempunyai prospek panas
bumi, melului tanda-tanda geologi yang nampak.
2. Eksplorasi, merupakan kegiatan lanjutan dari survei. Eksplorasi bertujuan
mengadakan survei geologi, geofisika, dan geokimia. Sehingga dapat diketaui
dengan jelas apakah daerah tersebut benar-benar dapat dinilai sebagai tempat
penghasil panas bumi.
3. Pemboran eksplorasi, kegiatan pemboran sumur eksplorasi ini bertujuan untuk
membuktikan apakah suatu daerah menghasilkan sumber daya panas bumi yang
dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik.
4. Study kelayakan, bertujuan untuk menilai apakah sumber daya panas bumi
yang terdapat di daerah tersebut layak secara teknis dan ekonomis untuk
diproduksi sebagai pembangkit listrik.
5. Eksploitasi, merupakan kegiatan pengembangan sumur eksplorasi, injeksi, dan
pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas.
6. Pemanfaatan, yaitu usaha untuk memproduksi dan merawat sistem pembangkit
listrik yang telah beroperasi.
Negara Indonesia secara geologis terletak pada pertemuan tiga lempeng
tektonik, yaitu Lempeng Eropa-Asia, Lempeng India-Australia, dan Lempeng
Pasifik. Keadaan ini berperan dalam pembentukan gunung api di Indonesia.
Negara Indonesia yang memiliki daerah gunung api yang melimpah merupakan
salah satu faktor besarnya energi panas bumi. Seiring dengan pertumbuhan
penduduk di Indonesia,
kebutuhan sumber energi juga semakin bertambah.
Sedangkan apabila terus bergantung dengan adanya energi dari bahan fosil,
dibutuhkan waktu ratusan tahun untuk memproduksinya. Jika suatu keadaan
dimana pertumbuhan perduduk semakin meningkat sedangkan sumber energi
yang dihasilkan semakin menurun, maka akan terjadi krisis energi. Untuk
mencegah atau mengatasi peristiwa tersebut, maka kita harus mencari cara
bagaimana mengganti ketergantungan warga pada energi berbahan dasar fosil.
Yaitu salah satunya dengan pemanfaatan energi panas bumi secara maksimal.
Dilihat dari dampaknya, energi tak terbarukan mempunyai dampak negative yang
lebih besar. Contohnya dalam pemanfaatan batu-bara sebagai pembangkit listrik.
Pembangkit Listrik Tenaga Batu-bara adalah sumber emisi karbon terbesar yang
dibuat oleh manusia. Emisi karbon memiliki pengaruh besar terhadap perubahan
iklim. Perubahan iklim yang tidak menentu menimbulkan banyak masalah social
masyarakat seperti dalam sektor pertanian dan transportasi (perhubungan).
Di Indonesia, masyarakat belum sadar atas dampak lingkungan terhadap
suhu iklim suatu peristiwa yang kini di seluruh dunia digambarkan dengan nama
“global warming” atau pemanasan global. Musim kemarau yang makin lama
makin panjang dan banjir yang makin lama makin tak terkendalikan, belum
disadari sebagai akibat ulah manusia. Christopher Flavin dan Nicholas Lenssen,
dalam bukunya Gelombang Revolusi Energi mengatakan, “Mereka tidak atau
hanya setengah percaya bahwa BBM akan habis dalam waktu relative pendek (60
tahun)”. Dijelaskan juga oleh Dr. Subroto, mantan ketua OPEC, “Tetap ada
urgensi besar untuk mengubah sikap, tidak karena kehabisan cadangan energi
untuk industri tetapi bahaya musnahnya seluruh umat manusia di bumi ini karena
naiknya suhu permukaan bumi.” Hal ini disebabkan oleh adanya pemakaian
reaktor nuklir yang menimbulkan pencemaran lingkungan hidup. Tetapi untuk
mengganti energi yang telah lama berkembang ini tidaklah mudah. Muncul
pertentangan dari masyarakat awam. Masyarakat tidak langsung akan menerima
perubahan apabila tidak ada alasan yang mendukung dan harapan akan
ditemukannya cara untuk mengganti energi dari bahan fosil ke energi terbarukan
yang melimpah di alam. Geothermal merupakan energi pendatang baru yang
berasal dari pusat panas bumi, sumber energi belakang gempa bumi, dan
keberadaan gunung berapi. Energi geothermal pertama kali dimanfaatkan di Italia
pada tahun 1904, sebagai penghasil energi listrik.
Bagaimana cara mengelolanya? Pertanyaan yang sering muncul ketika
sebuah solusi muncul adalah bagaimana. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
(PLTP) pada prinsipnya sama seperti Pembangkit Listrik Tenaga Uap. Yaitu
menggunakan uap yang digunakan untuk memutar turbin yang kemudian turbin
akan mengaktifkan generator sehingga generator dapat menghasilkan listrik. Pada
PLTU uap dibuat di permukaan dengan menggunakan boiler, sedangkan dengan
panas bumi uap berasal dari reservoir panas bumi. Komponen-komponen
pembangkit listrik terdiri dari generator yang berfungsi mengubah energi gerak
menjadi energi listrik. Turbin adalah alat yang digunakan untuk memutar
generator. Exchanger atau yang biasa disebut boiler (vaporizer) yaitu alat yang
digunakan untuk meguapkan air.
Potensi geothermal di Indonesia tersebar di berbagai provinsi, yaitu
Sumatra, Jawa, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan provinsi lainnya. Pulau jawa
dengan kuantitas penduduk yang sangat padat, menyebabkan kebutuhan energi di
pulau Jawa lebih tinggi. Di Jawa, potensi panas bumi terbesar dapat ditemukan di
Jawa Barat, karena banyak gunung api disana.“Provinsi Jawa Timur juga tak
kalah dengan provinsi lain. Potensi geothermal Indonesia ada hampir 50% di Jawa
Timur. Hampir setiap karesidenan di Jawa Timur memiliki potensi geothermal
yang bisa membangkitkan energi listrik antara 10 megawatt (MG) sampai 100
megawatt (MG),” Tempo.com tanggal 18 Desember 2012. Sampai saat ini, dari 11
titik potensial yang sudah ditemukan sebagai tempat berpotensi geothermal dan
bisa membangkitkan energi panas bumi, baru tiga titik yang sudah dieksplorasi.
Yaitu Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) Gunung ijen, WKP Telaga Ngebel,
dan WKP Hyang Argopuro.Potensi geothermal (panas bumi)di wilayah Jawa
Timur harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Karena pemanfaatan energi terbarukan
mempunyai banyak keuntungan di samping sedikitnya dampak negatif yang
ditimbulkan dalam pengembangannya. Energi terbarukan hanya menghasilkan
sedikit emisi karbon, sehingga dapat mengurangi terjadinya pemanasan global
serta perubahan iklim yang tidak menentu. Adanya sebelas titik yang berpotensi
geothermal di Jawa Timur perlu dimaksimalkan dalam pemanfaatannya. Jika
tidak, maka akan sangat disayangkan, karena menyia-nyiakan potensi alam yang
dikaruniakan oleh Tuhan. Sebelas titik yang menjadi tempat ditemukannya
potensi geothermal itu lima diantaranya merupakan gunung api kuarter yaitu,
Ngebel-Wilis, Gunung Pandan, Arjuno, Argopura, dan Ijen. Tiga gunung
intermediet, yaitu Gunung Cangar, Songgoroti, dan Tritis. Dua gunung api tersier,
yaitu Gunung Melati dan Rejosari. Dan satu system geothermal gunung nonvulkanik, yaitu Gunung Tirtosari.
Mengapa menggunakan energi panas bumi?
Jika dibandingkan dengan sumber energi lainnya, pemanfaatan geothermal
memiliki banyak keuntungan. Terutama di sektor lingkungan maupun ekonomi.
Pada sektor lingkungan, pembangkit listrik energi panas bumi adalah pembangkit
listrik yang paling ramah lingkungan. Berbeda dengan PLTU, PLTP tidak
memerlukan bahan bakar, sehingga kebersihan lingkungan dapat lebih terjaga.
Limbah hasil produksi energi panas bumi hanya berupa air, jadi tidak
akanmenimbulkan polusi udara dan merusak atmosfer. Selain itu, pembangkit
listrik energi panas bumi juga tidak akan mempengaruhi keberadaan air tanah,
karena sisa buangan air disuntikkan ke bumi dengan kedalaman yang jauh dari
lapisan air tanah. Keuntungan lain dari penggunaan PLTP adalah emisi karbon
yang dihasilkan lebih sedikit dari PLTU. Emisi karbon yang dihasilkan PLTP
hanya sekitar 175 kg/MWh, sedangkan emisi karbon yang dihasilkan dari PLTU
adalah sekitar 980 kg/MWh.
Pada sektor ekonomi, penggunaan energi panas bumi dapat menambah
devisa negara. Hal itu bukan hanya berarti kita mengekspor energi panas bumi.
Mengekspor energi panas bumi mungkin saja terjadi, namun pasti akan ada
beberapa kendala. Karena sifatnya yang tidak dapat diangkut jauh dari sumbernya.
Jika menggunakan PLTP, maka secara otomatis penggunaan bahan bakar fosil
akan terkurangi, sehingga bahan bakar fosil yang dihasilkan oleh pertambangan di
Negara Indonesia dapat diekspor ke luar negeri.
Pembangunan PLTP harus dimaksimalkan, karena energi adalah hal yang
sangat dibutuhkan, sebagai penggerak industri dan aspek lainnya. Tanpa energi
manusia tidak akan dapat hidup. Salah satunya yaitu di Ngebel, Jawa Timur.
Daerah yang terkenal sebagai tempat wisata ini telah mengembangkan potensi
panas bumi sebagai pembangkit listrik. Potensi panas bumi Ngebel terletak di
Gunung Wilis Kabupaten Ponorogo. Selain di Ngebel, diharapkan di sebelas titik
yang sudah dinyatakan berpotensi geothermal ini bisa mengembangkan
potensinya sehingga ancaman krisis atau kelangkaan energi berbahan bakar fosil
di masa mendatang tidak akan menjadikan penderitaan bagi anak cucu.
Daftar Pustaka
Aris Andrianto. 2012. Gunung Arjuno Segera Berstatus WKP Panas Bumi.
Surabaya 18 Desember 2012
Chris Timotius KK. Potensi Energi Panas Bumi di Indonesia
Flavin, Christopher dan Nicholas Lenssen. 1995. Gelombang Revolusi Energi.
Jakarta : Yayasan Obor Indonesia
H. Christopher, H. Armstead. 1981. Geothermal Energi. United States
Department of Energi Washington, D. C.
Permana, Bayu Indra. 2008. Studi Pembangunan Pembangkit Listrik IPP.
Surabaya
......................................(2003) ”UU RI No.27 Thn. 2003 Tentang Panas Bumi”,
Tempointeraktif.com
Perusahaan Umum Listrik Negara. 1988. “PLTP kamojang Indonesia’s First
Geothermal Power Plant”
Ani Nurshalihah. Penggunaan Energi Terbarukan di Indonesia Hanya Lima
Persen. Republika : Jakarta 05 Mei 2015
Tim Pertamina. 2007. Peluang Pemanfaatan Potensi Energi Geothermal Ulubelu
Lampung. Makalah Workshop. Bandar Lampung : Geofisika Universitas
Lampung
Download