ABSTRAKSI

advertisement
PENGARUH MERGER TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN
PT.PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk.
BIONARDI FERDIYANSAH. 20205233
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, 2009
ABSTRAKSI
Penggabungan usaha dalam bentuk merger yang dilakukan oleh
PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk didasari atas adanya persamaan kepentingan.
Beberapa permasalahan penggabungan usaha dengan cara merger seperti yang
dilakukan oleh PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk tersebut mungkin saja terjadi,
salah satunya adalah masalah penentuan harga saham. Tentunya dengan harga
saham baru tersebut dampak berdampak pada kinerja PT. Pembangunan Jaya
Ancol Tbk. Penelitian ini mencoba untuk mengkaji pengaruh merger yang
direpresentasikan dalam bentuk harga saham terhadap kinerja PT. Pembangunan
Jaya Ancol Tbk, dengan mengambil periode penelitian 5 tahun sebelum merger
dan 5 tahun sesudah merger. Sedangkan kinerja perusahaan diukur dengan
menggunakan rumus Return On Total Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Net
Profit Margin (NPM), Gross Profit Margin (GPM) dan Operating Ratio.
Kata kunci : Harga saham, Kinerja, Merger
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penggabungan badan usaha adalah penyatuan dua atau lebih perusahaan
yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena satu perusahaan menyatu
dengan perusahaan lain atau memperoleh kendali atas aktiva dan operasi
perusahaan lain.
Penggabungan usaha dapat mempunyai beberapa bentuk antara lain
berupa merger, konsolidasi, dan akusisi saham. Penggabungan usaha dalam
bentuk merger yang dilakukan oleh PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk didasari
atas adanya persamaan kepentingan.
Beberapa permasalahan merger seperti yang dilakukan oleh PT.
Pembangunan Jaya Ancol Tbk tersebut mungkin saja terjadi, salah satunya adalah
masalah penentuan harga saham. Tentunya dengan harga saham baru tersebut
dampak berdampak pada kinerja PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk.
LANDASAN TEORI
Pengertian Penggabungan Usaha
Menurut PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No.22
penggabungan usaha (business combination) adalah penyatuan dua atau lebih
perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena satu perusahaan
menyatu dengan perusahaan lain atau memperoleh kendali atas aktiva dan operasi
perusahaan lain
Alasan penggabungan usaha antara lain :
1. Manfaat biaya (cost advantage).
2. Resiko lebih rendah (lower risk).
3. Berkurangnya penundaan operasi (fewer operating delays).
4. Mencegah pengambilalihan (avoidance of takeovers).
5. Akusisi harta tidak berwujud (acquisition of intangible assets).
Sifat Penggabungan Usaha
Integrasi horizontal adalah penggabungan perusahaan-perusahaan dalam
lini pasar yang sama.
Integrasi vertikal adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan dengan
operasi yang berbeda, secara berturut-turut, tahapan produksi atau distribusi.
Konglomerasi
adalah penggabungan perusahaan-perusahaan dengan
produk atau jasa yang tidak saling berhubungan dan bermacam-macam. Suatu
perusahaan melakukan diversifikasi untuk mengurangi resiko yang ada pada lini
usaha tertentu, atau untuk menstabilkan penghasilan yang berfluktuasi.
Bentuk Penggabungan Usaha
Menurut PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No.22 bentuk
penggabungan usaha dapat mempunyai beberapa bentuk, yaitu :
1. Merger
2. Konsolidasi
3. Akusisi saham
Pengertian Akusisi Dan Merger
Akusisi dan merger akhir-akhir ini banyak disebut para pengusaha dalam
membentuk konglomersi dan merampingkan perusahaan. Akusisi lebih identik
dengan konglomerasi, sedangkan merger lebih dekat dengan kegiatan efisiensi
perusahaan atau merampingkan perusahaan.
•
Pengertian Akusisi
Akusisi adalah bentuk pengambilalihan kepemilikan perusahaan oleh
pihak pengakusisi (acquirer) sehingga akan berakibat berpindahnya kendali atas
perusahaan yang diambil alih (acquiree) tersebut. Biasanya pihak pengakusisi
memiliki ukuran yang lebih besar dibanding dengan pihak yang diakusisi. Yang
dimaksud dengan pengendalian adalah kekuatan yang berupa kekuasaan untuk :
a. Mengatur kebijakan dan opersai perusahaan.
b. Mengangkat dan memberhentikan manajemen.
c. Mendapatkan hak suara mayoritas dalam rapat direksi.
Dengan adanya pengendalian ini maka pengakusisi akan mendapatkan
manfaat dari perusahaan yang diakusisi. Akusisi berbeda dengan merger karena
akusisi tidak menyebabkan pihak lain bubar sebagai entitas hukum. Perusahaanperusahaan yang terlibat dalam akusisi secara yuridis masih tetap berdiri dan
beroperasi indepent tetapi telah terjadi pengalihan oleh pihak pengakusisi.
•
Pengertian Merger
Ikatan Akuntan Indonesia memberikan definisi berdasarkan persektif
akuntansi bahwa merger adalah salah satu metode penyatuan usaha (business
combination). Penyatuan usaha itu sendiri didefinisakan sebagai “penyatuan dua
atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena
perusahaan menyatu dengan perusahaan lain atau memperoleh kendali atas aktiva
atau operasi perusahaan lain”. Dari definisi tersebut akuntansi membedakan
penyatuan usaha dalam dua kategori yaitu (1) penyatuan kepentingan atau
penyatuan kepemilikan (pooling of interst / uniting of interst) dan (2) akusisi
(acquistion).
Joseph F. Sinkey (1983), menjelaskan motivasi yang mendorong
perusahaan untuk melakukan merger, antara lain:
1. Untuk mendapatkan kesempatan beroperasi dalam skala usaha yang hemat.
2. Guna meningkatkan pangsa pasar.
3. Menghilangkan tidak efisien melalui operasional dan pengendalian finansial
yang lebih baik.
4. Kesempatan menggabungkan sumber daya ataupun pasar yang dimiliki
masing-masing perusahaan.
Dampak Merger
Dampak merger antara lain dampak terhadap laba, dampak terhadap nilai
pasar, dan bukti empiris pada merger.
1. Dampak Pada Laba
Dalam mengevaluasi pengambilalihan yang akan dilakukan, perusahaan
yang mengambilalih harus mempertimbangkan pengaruh merger terhadap harga
perlembar saham perusahaan yang bertahan. Kenaikan dan penurunan awal dalam
laba per lembar mungkin terjadi. Besarnya kenaikan atau penurunan tersebut
merupakan fungsi dari perbedaan rasio harga / laba dan ukuran relatif kedua
perusahaan yang diukur menurut total laba. Semakin tinggi rasio harga / laba
perusahaan yang mengambilalih dibandingkan dengan rasio perusahaan yang
diambil alih, dan semakin besar laba perusahaan yang diambil alih dibandingkan
dengan laba perusahaan yang mengambilalih, maka semakin besar kenaikan laba
per lembar saham perusahaan yang mengambilalih.
2. Dampak Pada Nilai Pasar
Penekanan utama dalam proses tawar menawar (bargaining process)
berada pada rasio pertukaran harga pasar per lembar saham. Dalam menilai nilai
intristik suatu perusahaan, para investor memusatkan perhatian pada harga pasar
sahamnya. Harga itu mencerminkan potensi laba perusahaan, deviden, resiko
usaha, struktur modal, nilai aktiva, dan faktor-faktor lain yang berhubungan
dengan penilaian.
Perbaikan laba per lembar saham (boots earnings per share). Dengan tidak
adanya sinergisme, perbaikan manajemen, atau penurunan nilai saham perusahaan
yang dibeli pasar yang efisien, kita tidak akan bisa mengharapkan bahwa para
pemegang saham perusahaan yang membeli akan menawarkan harga yang lebih
tinggi daripada harga pasar saham pada saat berjalan dari perusahaan yang dibeli.
Para pemegang saham perusahaan yang membeli bisa lebih baik jika rasio harga /
laba perusahaan mereka lebih tinggi ketimbang rasio perusahaan yang dibeli dan
tentunya, jika perusahaan yang hidup terus dapat mempertahankan rasio harga /
laba yang lebih tinggi itu setelah merger.
3. Bukti Empiris
Dalam tahun-tahun belakangan ini, telah dilakukan sejumlah telaah
empiris mengenai pembelian perusahaan lain, dan telaah ini memberikan
informasi yang bernilai.
Akuntansi Untuk Merger Dan Akusisi
Dalam bahasa akuntasi, peristiwa merger dan akusisi disebut sebagai
kombinasi bisnis yang didefinisikan sebagai penyatuan dua atau lebih perusahaan
yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi. Yang dilihat dari sisi akuntansi
penggabungan akan dianggap sebagai pembelian (purchase) atau sebagai
penyatuan kepentingan (pooling of interset).
1. Metode Pembelian
Jika penggabungan bisnis melibatkan transaksi pembelian mayoritas
saham secara tunai oleh perusahaan lain yang berakibat beralihnya pengendalian,
maka transaksi ini diperlakukan sebagai pembelian (purchase) dan metode
akuntansi yang digunakan adalah metode pembelian (purshase method). Metode
pembelian mencatat asset dan kewajiban berdasarkan nilai pasar atau nilai wajar.
Berdasarkan metode ini net asset perusahaan yang diakusisi dihargai sebesar
harga beli dan metode ini mengakui adanya goodwill yaitu nilai lebih biaya
perolehan diatas nilai wajar aktiva dan kewajiban yang dapat diidentifikasi.
Metode pembelian mengakui dan mencatat asset dan kewajiban perusahaan yang
diakusisi, sebesar nilai pasar, sedangkan laba ditahan dan agio saham tidak diakui
dalam laporan keuangan konsolidasi yang dibuat pengakusisi pada tanggal
transaksi.
2. Metode Penyatuan
Penggabungan usaha diperlakukan sebagai penyatuan kepentingan
(pooling of intesert) jika pemegang saham perusahaan yang bergabung tetap
melanjutkan kepemilikannya terhadap perusahaan hasil penggabungan.
Karakteristik dari penyatuan ini adalah kepentingan (1) tidak ada proses jual beli
antara satu pihak dengan pihak lain (2) tidak ada pihak yang dianggap sebagai
pengambil alih atau yang diambil alih dan (3) tidak ada pihak yang dominan yang
timbul dari penggabugan tersebut. Perlakuan akuntansi untuk penggabungan
bisnis seperti ini menggunakan metode penyatuan (pooling method). Metode
pooling mencatat asset dan kewajiban berdasarkan nilai buku, sedangkan laba
ditahan dan agio saham perusahaan yang bergabung diakui dan ditambahkan
kedalam neraca konsolidasi perusahaan hasil penggabungan.
METODE PENELITIAN
Objek Penelitian
Objek penelitian adalah PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk, yang
beralamat di Gedung Cordova Tower Lt 7. Jl. Pasir Putih Raya 1 Blok E5, Ancol
Timur Jakarta Utara. Telp : (021) 645 4567, 645 3456 Faks : (021) 645 2986,
6471 0502 E-mail : [email protected] Website : www.ancol.com.
Data / variabel
a. Variabel bebas (independent variabel) atau X
Variabel independent adalah kinerja perusahaan yang terdiri dari rasio-rasio
keuangan yaitu Return On Total Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Net
Profit Margin (NPM), Gross Profit Margin (GPM), dan Operating Ratio.
b. Variabel tidak bebas (depedent variabel) atau Y
variabel dependen adalah perubahan harga saham perusahaan. Sesuai dengan
variabel tersebut maka penulis menggunakan persamaan sebagai berikut :
Y = a + b1X1+ b2X2+ b3X3+ b4X4+ b5X5
Dimana :
Y = Harga saham
X1 = Return On Total Asset
X2 = Return on Equity
X3 = Net Profit Margin
X4 = Gross Profit Margin
X5 = Operating Ratio
a = konstanta yang menunjukan harga X
b
= koefisien regresi masing – masing X
Alat Analisis Yang Digunakan
Analisis data yang dilakukan secara kuantitatif dengan regresi dan analisis
dengan korelasi yang bertujuan untuk menentukan apakah variabel-variabel
independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen
secara bersama-sama maupun persial. Untuk analisis antara kinerja perusahaan
yang dinyatakan dalam rasio-rasio keuangan.
Untuk menguji hipotesis penelitian, alat analisis yang digunakan adalah
sebagai berikut :
1. Uji t (t-test)
Uji t untuk menguji pengaruh secara parsial antara variable bebas terhadap
variabel tidak bebas dengan mengasumsikan bahwa variabel lain dianggangap
konstan. Pengujian t dilakukan untuk mengetahui perbedaan harga saham sebelum
dan sesudah melakukan merger, dengan rumus. (Sritua Atif, 1993 ;9)
βn
t =
Sβn
Dimana :
βn = koefisien regresi masing – masing variabel
Sβn = standar error masing - masing variabel
Kemudian dilakukan pengujian dengan menggunakan uji t (test), dengan
α = 0,05. Bila nilai thitung lebih besar atau sama dengan nilai ttabel berarti variabel
tersebut signifikan, artinya terdapat hubungan yang nyata antara variabel yang
bersangkutan dengan perubahan harga saham.
2. Analisis Regresi
Analisis regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh merger terhadap
kinerja PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk. Analisis secara deskriptif akan
digunakan untuk menguji manfaat kinerja perusahaan baik untuk setiap indikator
maupun secara keseluruhan.
Hipotesis
Ho 1 = Kedua rata-rata populasi adalah identik (rata-rata harga saham sebelum
melakukan merger dan sesudah melakukan merger adalah sama / tidak
ada perbedaan).
Ho2 = Tidak terdapat pengaruh merger yang direpresentasikan dalam bentuk
harga saham terhadap kinerja PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk.
Ha1 = Kedua rata-rata populasi adalah tidak identik (rata-rata harga saham
sebelum melakukan merger dan sesudah melakukan merger adalah
tidak sama / ada perbedaan).
Ha2 = Terdapat pengaruh merger yang direpresentasikan dalam bentuk harga
saham terhadap kinerja PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk.
PEMBAHASAN
•
Berdasarkan hasil uji beda
Uji hipotesis ke 1, hipotesisnya sebagai berikut :
Ho1 : kedua rata-rata populasi identik (rata-rata harga saham sebelum dan
melakukan merger dan sesudah melakukan merger adalah sama /
tidak ada perbedaan)
Ha1 : kedua rata-rata populasi identik (rata-rata harga saham sebelum
dan melakukan merger dan sesudah melakukan merger adalah
tidak sama / ada perbedaan)
Dari hasil uji t diperoleh t hitung sebesar -18,696 sedangkan nilai t
tabel (α 0,05) dengan df (10-1 = 9) adalah 1,833, jadi t hitung > t tabel
dengan tingkat signifikan 0,000 < 0,05 maka Ho : ditolak.
Dengan demikian, merger yang dilakukan oleh PT. Pembangunan
Jaya Ancol Tbk dengan beberapa anak perusahaan mempunyai pengaruh
terhadap harga saham PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk. Pengaruh
tersebut dapat dilihat dari harga saham yang mengalami perubahan setelah
melakukan merger.
Dari hasil yang telah diujikan dengan uji t, terdapat pengaruh
terhadap harga saham, berarti merger berdampak pada laba dan nilai pasar.
Dampak terhadap laba dilihat dengan adanya peningkatan laba per harga
saham dengan melihat harga saham tanpa merger dan dengan merger.
Dampak pada nilai pasar yaitu adanya perbedaan nilai pasar
sebelum dan sesudah merger, harga pasar per lembar saham mengalami
kenaikan yang cukup signifikan setelah dilakukannya merger.
•
Berdasarkan hasil uji t
Uji hipotesis ke 2, hipotesisnya sebagai berikut :
Ho2 : Tidak terdapat pengaruh merger yang direpresentasikan dalam
bentuk harga saham terhadap kinerja PT. Pembangunan Jaya
Ancol Tbk.
Ha2 : Terdapat pengaruh merger yang direpresentasikan dalam bentuk
harga saham terhadap kinerja PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk.
Nilai t untuk konstanta yaitu sebesar -1,046 < nilai t tabel (α 0,05)
dengan dk (10 – 2 = 4 ) adalah 1,860 dan nilai signifikan 0,055 > 0,05
yang berarti menerima Ho atau dengan kata lain konstanta tidak
berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Nilai t untuk ROA yaitu sebesar -2,387 > nilai t tabel (α 0,05)
dengan dk (10 – 2 = 4 ) adalah 1,860 dan nilai signifikan 0,007 < 0,05
yang berarti menolak Ho dengan kata lain ROA berpengaruh signifikan
terhadap harga saham.
Nilai t untuk ROE yaitu sebesar 2,948 > nilai t tabel (α 0,05)
dengan dk (10 – 2 = 4 ) adalah 1,860 dan nilai signifikan 0,004 < 0,05
yang berarti menolak Ho dengan kata lain ROE berpengaruh signifikan
terhadap harga saham.
Nilai t untuk NPM yaitu sebesar 1,902 > nilai t tabel (α 0,05)
dengan dk (10 – 2 = 4 ) adalah 1,860 dan nilai signifikan 0,013 < 0,05
yang berarti menolak Ho dengan kata lain NPM berpengaruh signifikan
terhadap harga saham.
Nilai t untuk GPM yaitu sebesar 2,745 > nilai t tabel (α 0,05)
dengan dk (10 – 2 = 4 ) adalah 1,860 dan nilai signifikan 0,005 < 0,05
yang berarti menolak Ho dengan kata lain GPM berpengaruh signifikan
terhadap harga saham.
Nilai t untuk Operating Ratio yaitu sebesar -0,044 < nilai t tabel (α
0,05) dengan dk (10 – 2 = 4 ) adalah 1,860 dan nilai signifikan 0,96 >
0,05 yang berarti menerima Ho dengan kata lain Operating Ratio tidak
berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Nilai dari keempat variabel yaitu ROA, ROE, NPM, dan GPM
yang menunjukan adanya pengaruh yang cukup signifikan terhadap harga
saham. Sedangkan variabel Operating Ratio tidak memiliki pengaruh
terhadap harga saham.
Dari hasil yang telah diujikan, terdapat pengaruh kinerja terhadap
harga saham. Dimana setelah diakukannya merger, PT. Pembangunan Jaya
Ancol Tbk mengalami perubahan-perubahan dalam sistem kinerja
perusahaan yang sudah ada. Akan tetapi pengaruh yang terjadi terhadap
kinerja perusahaan berdampak cukup positif terhadap perkembangan
perusahaan ke depan.
•
Berdasarkan hasil uji regresi
Persamaan untuk model regresinya :
Y = -704,659 - 92,476x1 + 49,194x2 + 41,186x3 + 25,432x4 - 0,162x5
Nilai -704,659 adalah nilai konstanta, yang menunjukan setiap ada
penambahan harga sebesar Rp. 1,- maka akan ada penambahan nilai
konstanta sebesar -704,659.
Nilai -92,476 adalah koefisien regresi yang menunjukan setiap ada
penambahan harga sebesar Rp. 1,- maka akan ada penambahan nilai ROA
sebesar -92,476.
Nilai 49,194 adalah koefisien regresi yang menunjukan setiap ada
penambahan sebesar Rp. 1,- maka akan ada penambahan nilai ROE
sebesar 49,194.
Nilai 41,186 adalah koefisien regresi yang menunjukan setiap ada
penambahan sebesar Rp. 1,- maka akan ada penambahan nilai NPM
sebesar
41,194.
Nilai 25,432 adalah koefisien regresi yang menunjukan setiap ada
penambahan sebesar Rp. 1,- maka akan ada penambahan nilai GPM
sebesar
25,432.
Nilai -0,162 adalah koefisien regresi yang menunjukan setiap ada
penambahan sebesar Rp. 1,- maka akan ada penambahan nilai Operating
Ratio sebesar -0,162.
•
Alasan profitabilitas
Dari perhitungan variabel-variabel yang digunakan yaitu ROA,
ROE, NPM, GPM dan Operating Ratio. Dari setiap variabel tersebeut
menunjukan perubahan, yang berarti tingkat profitabilitas perusahaan
mengalami perubahan juga.
Profitabilitas suatu perusahaan mengalami perubahan apabila setiap
variabel dari profitabilitas yang diujikan tersebut mengalami perubahan.
Variabel yang diujikan yaitu Return On Total Asset (ROA) menunjukan
kemampuan dari dana yang ditanamkan untuk menghasilkan laba, Return
On Equity (ROE) menunjukan berapa persen diperoleh laba bersih diukur
dari modal pemilik, Net Profit Margin (NPM) adalah perbandingan antara
laba bersih setelah dikutangi pajak dengan penjualan bersih, Gross Profit
Margin (GPM) menunjukan kemampuan perusahaan dalam melahirkan
laba yang akan menutupi biaya tetap atau biaya operasi lainnya, Operating
Ratio menunjukan perbandingan antara harga pokok penjualan setelah
ditambah biaya usaha dengan penjualan bersih.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam bab-bab sebelumnya
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
• Besarnya pengaruh harga saham terhadap kinerja PT. Pembangunan Jaya
Ancol Tbk dengan melihat harga saham sebelum dan sesudah dilakukannya
merger yang digunakan sebagai variabel tidak bebas (Y) dan memasukan 5
variabel bebas (X) yaitu Return On Total Asset (ROA) sebagai X1, Return on
Equity (ROE) sebagai X2, Net Profit Margin (NPM) sebagai X3, Gross Profit
Margin (GPM) sebagai X4, dan Operating Ratio sebagai X5. Pengaruh harga
saham terhadap kinerja berdampak terhadap laba dan nilai pasar yang
mengalami perubahan setelah dilakukannya merger.
• Setelah melakukan merger dengan beberapa perusahaan, timbul pengaruh
yang cukup besar terhadap kinerja PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk. Hal ini
dapat dilihat dari harga saham yang mengalami kenaikan setelah dilakukannya
merger. Dengan naiknya harga saham maka akan mempengaruhi semua aspek
keuangan, dalam hal ini diambil 5 variabel yaitu Return On Total Asset
(ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Gross Profit
Margin (GPM), dan Operating Ratio. Kelima variabel diuji dalam uji regresi.
DAFTAR PUSTAKA
Beams, Floyd A. dan Amir Abadi Jusuf, 2004. Akuntansi Keuangan Lanjutan.
Salemba Empat, Jakarta.
Brigham, Eugene F., dan Houston Joel F., 2001. Manajemen Keuangan. Erlangga,
Jakarta.
Eko Suko Wibowo, 2006. Pengaruh Aktivitas Transaksi Investor Asing Terhadap
Perubahan Indeks Harga Saham Gabungan di BEJ (Penelitian Ilmiah).
Gunadarma, Jakarta.
Getut Pramesti, 2005. Mahir Mengunakan SPSS 13.0 dalam Rancangan
Percobaan. Gramedia, Jakarta.
Ikatan Akuntansi Indonesia, 2004. Prinsip Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta.
Lenny Setiawati, 2005. Analisis Pengaruh Merger Terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan, Studi Kasus : PT. Indofood Sukses Makmur (Skripsi).
Gunadarma, Jakarta.
Rieke Damayanti, 2003. Pengaruh Emisi Saham Perdana Terhadap Kinerja
Keuangan Emiten dibidang Manufaktur tahun 2001 (Skripsi). Gunadarma,
Jakarta.
Shinta Herdiani, 2006. Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan Terhadap
Perubahan Harga Saham (Penelitian Ilmiah). Gunadarma, Jakarta.
Van Home, James C. dan Wachowicz, John M., 2005. Fundamentals of Financial
Management Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan. Salemba Empat, Jakarta.
Verawaty Kaban, 2003. Analisis Hubungan Kinerja Keuangan Terhadap Harga
Saham Saham Antara PT. Indocement Tunggal Perkasa Tbk Dan PT. Semen
Cibinong Tbk Untuk Periode 1998 – 2002(Skripsi). Gunadarma, Jakarta.
Download