Climate Futures and Rural Livelihood Adaptation Strategies in Nusa Tenggara Barat Province, Indonesia Dampak perubahan iklim terhadap penghidupan masyarakat di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia Model Sistem Integrasi Tanaman Pangan dan Kacang-kacangan Sebagai Strategi Adaptasi Masyarakat dalam Mangadapi Perubahan Iklim Global di Kabupaten Lombok Utara1 Kompleksitas permasalahan lahan kering merupakan salah satu penghambat pengembangan pembangunan pertanian/usahatani lahan kering. Permasalahan tersebut dapat berupa terbatasnya ketersediaan air, rendahnya kesuburan tanah dan rentannya kondisi masyarakat baik dari aspek social dan ekonomi serta pengetahuan teknologi usahatani lahan kering.Hal ini tentunya berdampak pada rendahnya produktivtas lahan dan terbelenggunya kesejahteraan masyarakat dalam kemiskinan. Upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut ini tentunya dapat dilakukan melalui penataan dari integrasi tanaman dan pemberdayaan masyarakat agar mampu mengatasi permasalahan usahatani pada lahan kering dan mempu menyusun strategi livelihood sebagai bentuk strategi adaptasi perubahan iklim global. Terkait dengan permasalahn terebut di atas, penelitian ini bertujukan untuk a) menemukan strategi livelihood bagi peta-ni lahan kering; b) menemukan alternatif integrated farming system dengan pola tanam kombinasi tanaman pangan non kacang- kacang2an - sorgum yang dapat meningkatkan kapasitas daya pegang air dan pening-katan kesuburan tanah serta penyediaan pakan ternak secara berkesinambungan, dan c) peningkatan kapasitas petani yang berkaitan dengan dalam implementasi integrated farming system Crotalaria sorgum Bapedda-BLHP Hasil penelitian ini memberikan gambaran temuan bahwa masyarakat telah melakukan strategi adaptasi dalam menghadapi perumbahan iklim global melalui kombinasi berbagai jenis tanaman yang diusahakan dalam hamparan yang sama. Namun masih lemah dalam penyediaan/penyimpanan pakan ternak dari berangkasan tanaman pangan untuk musim kering serta rumahtangga petani khususnya wanita tani masih belum mampu melakukan pengolahan hasil dari hasil tanaman pokok seperti ubi kayu, jagung dan kacang tanah. Hasil introduksi integrated farming system di lokasi penelitian dikembangkan oleh petani menjadi 12 sistem tanam kombinasi yang terdiri atas tanaman ubi kayu, jagung, sorgum dan berbagai jenis tanaman kacang-kacangan seperti kacang tunggak, kacang koro, kacang hijau dan kacang lebui. Dari 12 pola sistem tanam tersebut terdapat empat pola sistem tanam yang mem berikan nilai ekonomi relatif tinggi dan menyediakan hijauan pakan ternak secara berkelanjutan dalam satu tahun yaitu pola tanam a) sorgum+ubikayu+jagung+kacang tunggak; b) sorgum +ubikayu +jagung +kacang tunggak+ kacang hijo; dan c) Sorgum +ubikayu+jagung+Kacang tunggak+koro serta sorgum+jagung+kacang tanah dengan pendapatan usahatani per hektar secara berurutan adalah Rp.22.081.250,-; Rp. 26.043.750,-; Rp. 38.300.000,- dan Rp. 18.930.000,-. Dengan demikian, maka keempat jenis sistem tanam tersebut dapat direkomendasikan untuk diimplementasikan secara meluas sebagai suatu model usahatani lahan kering yang mampu menyediakan kebutuhan pangan dan sekaligus menyuburkan tanah serta menyediakan pakan ternak bagi kebutuhan rumahtangga petani/peternak. Professor Yusuf Sutaryono University of Mataram Email: [email protected] Mobile: (+62) 0818369007 FURTHER INFORMATION: http://www.ausaid.gov.au/hottopics/topic.cfm?ID=2707_8209_4232_9569_1218 http://www.csiro.au/multimedia/Indonesia-And-Climate-Change Dr. James Butler CSIRO Climate Adaptation Flagship Email: [email protected] Mobile: (+61) 0437030120 http://www.csiro.au/news/Improvedclimate-change-projections-SE-Asia http://www.rfdalliance.com.au/site