73 kapasitas menahan air empat kali dibandingkan tanah yang bertekstur liat. Ketersediaan air di lahan kering umumnya dipengaruhi curah hujan dan kemampuan tanah menahan air. Curah hujan melimpah tidak bermanfaat untuk tanaman apabila kapasitas menahan air tanah rendah. Kesimpulan dan Saran 1. Besarnya erosi yang terjadi tertinggi pada tipe monokultur jagung sebesar 72.6 ton/ha/musim disusul AF2 43.3 ton/ha/musim dan AF1 31.2 ton/ha/musim. 2. Laju erosi pada AF1, AF2 dan monokultur jagung telah melampaui laju erosi yang dapat ditoleransikan (12.5 ton/ha/th). 3. Tipe penggunaan lahan agroforestri dominan gamal atau Agroforestri kopi, erosi meningkat 5 sampai 7 kali lipat dibandingkan hutan alam. 4. Perubahan tipe penggunaan lahan agroforestri dominan gamal menjadi monokultur jagung yang baru berlangsung dua tahun mengakibatkan limpasan meningkat tajam dari 229.0 mm menjadi 489.5 mm dan besarnya erosi dari 31.2 ton/ha menjadi 72.6 ton/ha/musim. 5. Tambatan karbon biomassa pada hutan alam sebesar 147.9 ton/ha. Pada monokultur jagung, laju tambatan karbon biomassa permusim tanam yaitu sebesar 8.6 ton/ha atau 34.5 ton/ha/tahun. 6. Pada hutan alam kandungan C-organik tanah terkonsentrasi pada lapisan 0-30 cm dan terjadi penurunan yang sangat tajam pada kedalaman 30-60 cm. 7. Tipe penggunaan lahan yang terbaik menyimpan air adalah pada hutan alam 354.4 mm (17.5 % dari curah hujan) diikuti AF1 283.7 mm (14.0 % dari curah hujan) dan AF2 279.7 mm (13.8% dari curah hujan) dan yang paling rendah pada monokultur jagung 215.10 mm (10.6 % dari curah hujan). 8. Kapasitas simpan air di sub DAS Jenneberang hulu sebesar 795.4 mm atau 39.2 % dari curah hujan. 74 Saran Laju erosi pada tipe penggunaan lahan AF1, AF2 dan monokultur jagung telah melampauhi tingkat erosi yang dapat ditoleransikan. Oleh karena itu perlu diterapkan teknologi konservasi tanah dan air yang memadai. Pada tipe penggunaan monokultur jagung pada kemiringan 0-8 % diperlukan teknologi mulsa, 8-15% diperlukan teras atau guludan, 15-25% diperlukan teras bangku yang dilengkapi dengan mulsa. Pada tipe penggunaan lahan agroforestri dominan gamal atau kopi pada kemiringan 15-25% diperlukan teras atau guludan dan kemiringan lebih dari 25%-40% diperlukan teras bangku. Pada areal yang kemiringannya > 40% sebaiknya dijadikan fungsi lindung atau tidak diolah.