BAB 2 LANDASAN TEORI

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Teori Umum
Teori – teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut :
2.1.1. Data
M enurut M cLeod et al (2001, p.12), data terdiri dari fakta - fakta dan
angka - angka yang relatif tidak berarti bagi pemakainya. Sedangkan
informasi merupakan data yang telah diproses atau data yang telah memiliki
arti.
M enurut O’Brien (2005, p38), data merupakan fakta - fakta mentah.
Biasanya tentang sesuatu kejadian atau transaksi. Sedangkan informasi
adalah data yang sudah diubah sehingga berarti dan berguna bagi pengguna
tertentu.
Dari pengertian - pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa data
adalah fakta yang telah diketahui dan dapat disimpan di dalam media
komputer yang nantinya perlu diolah lebih lanjut sehingga dapat
menghasilkan informasi yang berguna dan berarti bagi pemakai.
2.1.2. Sistem
M enurut M athiassen et al (2000, p.9), sistem adalah kumpulan
komponen yang mengimplementasikan kebutuhan, fungsi - fungsi, dan
tampilan yang telah dimodelkan.
8 9 M enurut O’Brien (2005, p.29), sistem adalah sekumpulan komponen
yang saling berhubungan, yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan
dengan menerima masukan (input) dan menghasilkan keluaran (output)
dengan melalui proses transformasi yang teratur. Oleh karena itu, sistem
mempunyai 3 komponen dasar yang saling berinteraksi atau fungsi dasar,
yaitu :
9 M asukan, yaitu bagian yang meliputi pengambilan elemen yang masuk ke
dalam sistem untuk diproses. Contoh : bahan mentah, energi, data, dan
sumber daya manusia harus bisa mengatur prosesnya.
9 Proses, yaitu bagian yang meliputi perubahan dari input menjadi output.
Contoh : proses manufaktur, kalkulasi matematika.
9 Keluaran, yaitu bagian yang meliputi elemen yang dihasilkan dari proses
transformasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Contoh : produk
jadi.
Konsep sistem juga dilengkapi dengan dua komponen tambahan,
yaitu feedback dan kontrol. Feedback adalah data-data kinerja sistem yang
didapatkan selama sistem berjalan. Sedangkan kontrol adalah pengawasan
dan pengevaluasian feedback untuk menentukan apakah sistem yang sedang
berjalan akan mencapai tujuannya atau tidak.
2.1.3. Infomasi
M enurut O’Brien (2000, p.37), informasi adalah data yang telah
diubah menjadi konteks yang lebih berarti dan berguna bagi end user tertentu.
Sedangkan menurut M cLeod (2001, p.12), informasi adalah data yang
telah diproses atau data yang memiliki arti.
10 Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
informasi adalah data yang telah diperoleh dan diolah sehingga mempunyai
arti bagi user tertentu.
2.1.3.1. Dimensi Informasi
M enurut M cLeod (2001, p.115), ada beberapa dimensi
informasi yang akan memberikan kontribusi pada nilai informasi
yang diperlukan. Dimensi - dimensi itu antara lain adalah :
•
Relevansi
Relevansi adalah informasi harus berkaitan langsung
dengan masalah yang ada.
•
Akurasi
Akurasi berarti semua informasi harus akurat.
•
Ketepatan waktu
Ketepatan waktu berarti informasi harus tersedia untuk
pemecahan masalah sebelum situasi menjadi tidak terkendali
atau kesempatan menghilang.
•
Kelengkapan
Kelengkapan berarti informasi yang tersedia untuk
manajer harus dapat menyajikan gambaran lengkap dari suatu
permasalahan atau suatu penyelesaian.
2.1.4. Sistem Informasi
M enurut Laudon dan Laudon (2003, p7), sistem informasi merupakan
kumpulan komponen yang saling berhubungan, yang mengumpulkan,
11 memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk membantu
pengambilan keputusan, pengkoordinasian, pengendalian analisis dan
menampilkannya dalam suatu organisasi.
Sedangkan menurut pendapat Hall (2001, p.7), sistem informasi
adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, dikelola
menjadi informasi dan didistribusikan kepada para pemakai.
Sedangkan
menurut
O’Brien
(2005,
p35),
sistem informasi
merupakan kombinasi dari sumber daya manusia, perangkat keras
(hardware), perangkat lunak (software), jaringan komunikasi dan sumber
daya data, yang melakukan input, pemrosesan, output, penyimpanan, dan
aktivitas pengendalian yang mengubah sumber daya data menjadi produk
informasi. Sumber daya manusia meliputi pengguna akhir (end user), dan
spesialis sistem informasi, sumber daya perangkat keras meliputi mesin dan
medianya, sumber daya perangkat lunak meliputi program dan prosedur,
sumber daya jaringan meliputi media komunikasi dan pendukung jaringan,
dan sumber daya data meliputi data yang dikumpulkan untuk diolah.
2.1.4.1 Peran S istem Informasi
M enurut O’Brien (2000, p.10), sistem informasi mempunyai
tiga peran utama untuk sebuah perusahaan bisnis, yaitu :
-
M endukung proses dan aplikasi bisnis.
-
M endukung pengambilan keputusan para pegawai dan manajer.
-
M endukung berbagai strategi untuk keunggulan kompetitif.
12 2.1.4.2. Pengembangan Sistem Informasi
M enurut [http 15], pengembangan sistem (system development)
dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan
sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang
telah ada.
Sebab perlunya pengembangan sistem:
‐ Adanya permasalahan (problems) yang timbul di sistem lama
‐ Untuk meraih kesempatan (opportunities)
‐ Adanya instruksi - intruksi (directives)
Prinsip pengembangan sistem:
‐ Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen
‐ Sistem yang dikembangkan adalah invenstasi modal yang besar
‐ Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terididik
seperti analis sistem, manajer sistem dan programmer, serta
user yang terdidik dengan diberikan on-the-job training.
‐ Tahapan kerja dan tugas yang harus dilakukan dalam proses
pengembangan sistem. Proses pengembangan sistem umumnya
melibatkan beberapa tahapan kerja dan melibatkan beberapa
personil dalam bentuk suatu team untuk menjalankannya.
Siklus pengembangan sistem atau System Development Life
Cycle (SDLC) umumnya menunjukkan tahap – tahap kerja
yang harus dilakukan.
‐ Proses pengembangan sistem tidak harus urut
13 ‐ Jangan takut membatalkan proyek
Tahapan utama siklus hidup pengembangan sistem terdiri dari:
‐ Perencanaan sistem (system planning)
‐ Analisis sistem (system analysis)
‐ Perancangan sistem (system design)
‐ Seleksi sistem (system selection)
‐ Implementasi & pemeliharaan sistem (system implementation
& maintenance)
2.1.5. Analisis Sistem Informasi
M enurut Tata Sutabri (2004, p88), tahapan analisis sistem merupakan
tahapan yang sangat penting karena kesalahan di dalam tahapan ini akan
menyebabkan kesalahan pada tahapan selanjutnya. Proses analisis sistem
dalam pengembangan sistem informasi merupakan suatu prosedur yang
dilakukan untuk pemeriksaan masalah dan penyusunan pemecahan masalah
yang timbul serta membuat spesifikasi sistem yang baru.
M enurut Abdul Kadir (2003, p38), analisis sistem mencakup analisis
kelayakan dan analisis kebutuhan yaitu :
a.
Analisis kelayakan
Analisis kelayakan merupakan proses yang mempelajari atau
menganalisa permasalahan yang telah ditentukan sesuai dengan tujuan
akhir yang akan dicapai. Analisis kelayakan digunakan untuk menentukan
kemungkinan keberhasilan solusi yang diusulkan. Tahapan ini berguna
untuk memastikan bahwa solusi yang diusulkan tersebut benar - benar
14 dapat tercapai dengan sumber daya dan dengan memperhatikan kendala
yang terdapat pada permasalahan serta dampak terhadap lingkungan
sekeliling. Lima macam kelayakan dalam merancang sistem informasi
yaitu kelayakan teknik, kelayakan ekonomi, kelayakan operasi, kelayakan
hukum dan kelayakan jadwal.
b.
Analisis kebutuhan
Analisis kebutuhan merupakan proses untuk menghasilkan spesifikasi
kebutuhan. Spesifikasi kebutuhan adalah spesifikasi yang rinci tentang
pengolahan data yaitu jumlah data yang harus diproses, waktu pengolahan
saat data siap diproses sampai informasi yang dihasilkan. Spesifikasi ini
digunakan untuk membuat kesepakatan dalam pengembangan sistem.
2.1.6. Sistem Terintegrasi
M enurut [http 1], dalam suatu pengelolaan data, informasi, dan
aplikasi,
dibutuhkan
adanya
integrasi
yang
saling
terkait
dan
berkesinambungan. Dalam hal ini ada 2 integrasi yang dilakukan, yaitu
integrasi data dan integrasi proses.
Integrasi data merupakan proses penyatuan data untuk menjaga
integritas data, mencegah duplikasi dan mencegah redundansi. Hal ini
terutama untuk data-data yang menjadi referensi dari suatu aplikasi. Integrasi
proses memiliki keuntungan dalam mempertahankan legacy aplikasi yang
sudah berjalan, dan memberikan value-added terhadap hal tersebut dengan
mengintegrasikannya dengan aplikasi lain.
M enurut [http 2], dalam konteks sistem informasi, sistem terintegrasi
(integrated
system)
merupakan
sebuah
rangkaian
proses
untuk
15 menghubungkan beberapa sistem - sistem komputerisasi dan software
aplikasi baik secara fisik maupun secara fungsional. Sistem terintegrasi akan
menggabungkan komponen sub - sub sistem ke dalam satu sistem dan
menjamin fungsi - fungsi dari sub sistem tersebut sebagai satu kesatuan
sistem.
Sistem terintegrasi merupakan tantangan menarik dalam software
development karena pengembangannya harus terus mengacu pada konsistensi
sistem, agar sub - sub sistem yang sudah ada dan tetap dimanfaatkan secara
operasional masih tetap berfungsi sebagaimana mestinya baik ketika proses
mengintegrasikan sistem maupun setelah terintegrasi. Tantangannya adalah
bagaimana merancang sebuah mekanisme mengintegrasikan sistem-sistem
tersebut dengan effort paling minimal – bahkan jika diperlukan, tidak harus
melakukan refactoring atau re-developing lagi sistem - sistem yang sudah
ada.
Ada beberapa metode yang dapat dipergunakan dalam membangun
sistem terintegrasi:
•
Vertical Integration, merupakan proses mengintegrasikan sub - sub
sistem berdasarkan fungsionalitas dengan menghubungkan sub - sub
sistem yang sudah ada tersebut supaya bisa berinteraksi dengan
sistem terpusat dengan tetap berpijak pada arsitektur sub sistem yang
lama. M etode ini memiliki keuntungan yaitu dapat dilakukan dengan
cepat dan hanya melibatkan beberapa entitas development yang terkait
dalam proses pembuatan sistem lama. Kelemahannya, metode ini
tidak memungkinkan untuk mengimplementasikan fungsi - fungsi
16 baru atau proses bisnis baru ke dalam sub-sistem yang sudah ada –
karena effort lebih tinggi ada di proses “mempelajari” arsitektur
sistem lama dan menjadikannya acuan untuk membuat sistem
terintegrasi. Untuk menghadirkan ekspansi fungsionalitas atau proses
bisnis baru adalah harus membuat sub – sistem baru.
•
Star Integration, atau lebih dikenal sebagai spaghetti integration,
adalah proses mengintegrasikan sistem dengan cara menghubungkan
satu sub sistem ke semua sub - sub sistem lainnya. Sebuah fungsi
bisnis yang diimplementasikan dalam sebuah sub sistem akan dibroadcast ke semua sub - sub sistem lain yang dependen terhadap
fungsi bisnis tersebut supaya dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya. Untuk integrasi sistem dengan ruang lingkup kecil atau
menengah dan dengan pemisahan fungsi bisnis yang jelas dan spesifik,
metode integrasi ini layak untuk dipertimbangkan. Namun jika fungsi
bisnis banyak terlibat di beberapa sub sistem secara dependen, pada
akhir proses integrasi sistem akan terlihat sedikit “kekacauan” dalam
diagram – proses interkoneksi antar sub sistem akan tampak seperti
spaghetti. Efeknya, biaya perawatan dan ekspansi sistem di masa
yang akan datang akan memerlukan effort yang sangat berat untuk
mempelajari skema integrasi sistem berikut dependency-nya.
•
Horizontal Integration, atau ada yang mengistilahkan dengan
Enterprise Service Bus (ESB), merupakan sebuah metode yang
mengintegrasikan sistem dengan cara membuat suatu layer khusus
yang berfungsi sebagai interpreter, dimana semua sub - sub sistem
17 yang sudah ada akan berkomunikasi ke layer tersebut. M odel ini lebih
menawarkan fleksibilitas dan menghemat biaya integrasi, karena yang
perlu difokuskan dalam implementasi proses pengintegrasian hanya
layer interpreter tersebut. Untuk menangani ekspansi proses bisnis
juga hanya perlu diimplementasikan di layer interpreter itu juga, dan
sub sistem baru yang akan menangani interface dari proses bisnis
ekstensi tersebut akan berkomunikasi langsung ke layer dan layer
akan menyediakan keperluan - keperluan data/interface untuk sub
sistem lain yang memerlukannya.
2.1.7. Evaluasi
M enurut [http 3], evaluasi adalah proses penilaian. Dalam perusahaan,
evaluasi dapat diartikan sebagai proses pengukuran akan efektifitas strategi
yang digunakan dalam upaya mencapai tujuan perusahaan. Data yang
diperoleh dari hasil pengukuran tersebut akan digunakan sebagai analisa
situasi program berikutnya.
Dalam mengadakan sebuah proses evaluasi, terdapat beberapa hal
yang akan dibahas yaitu apa yang menjadi bahan evaluasi, bagaimana proses
evaluasi, kapan evaluasi diadakan, mengapa perlu diadakan evaluasi, dimana
proses evaluasi diadakan, dan pihak yang mengadakan evaluasi.
2.1.8. Prosedur Bisnis
M enurut [http 4], prosedur adalah serangkaian aksi yang spesifik,
tindakan atau operasi yang harus dijalankan atau dieksekusi dengan cara yang
sama agar selalu memperoleh hasil yang sama dari keadaan yang sama
(contohnya prosedur kesehatan dan keselamatan kerja).
18 Lebih
tepatnya,
kata
ini
bisa
mengindikasikan
rangkaian aktivitas, tugas-tugas, langkah - langkah, keputusan - keputusan,
perhitungan - perhitungan dan proses - proses, yang dijalankan melalui
serangkaian pekerjaan yang menghasilkan suatu tujuan yang diinginkan,
suatu produk atau sebuah akibat. Sebuah prosedur biasanya mengakibatkan
sebuah perubahan.
M enurut [http 5], dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi
yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk
mendapatkan laba. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan
yang mendatangkan keuntungan.
Dalam ekonomi kapitalis, dimana kebanyakan bisnis dimiliki oleh
pihak swasta, bisnis dibentuk untuk mendapatkan profit dan meningkatkan
kemakmuran para pemiliknya. Pemilik dan operator dari sebuah bisnis
mendapatkan imbalan sesuai dengan waktu, usaha, atau kapital yang mereka
berikan. Namun tidak semua bisnis mengejar keuntungan seperti ini,
misalnya bisnis koperatif yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan semua
anggotanya atau
institusi pemerintah
yang bertujuan
meningkatkan
kesejahteraan rakyat. M odel bisnis seperti ini kontras dengan sistem
sosialistik, dimana bisnis besar kebanyakan dimiliki oleh pemerintah,
masyarakat umum, atau serikat pekerja. Secara etimologi, bisnis berarti
keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang sibuk melakukan
pekerjaan yang menghasilkan keuntungan.
19 Sehingga dapat disimpulkan bahwa prosedur bisnis ialah serangkaian
tindakan yang spesifik dan harus dijalankan untuk mencapai suatu tujuan
yang menghasilkan keuntungan.
2.1.9. Pengertian Area Fungsional dan Proses Bisnis
2.1.9.1. Area Fungsional dari Operasi
M enurut Brady et al (2001, p2), setiap perusahaan memiliki
area fungsional utama yang terdiri dari beragam fungsi, aktivitas
bisnis. Area fungsional antara lain :
•
Marketing dan Sales
Area fungsional ini mencakup fungsi bisnis dari marketing,
pemrosesan pemesanan, customer relationship management,
customer support, sales forecasting, dan advertising.
•
Production dan Material Management
Area fungsional ini
mencakup
fungsi bisnis
dari
purchasing, receiving, transportation / logistic, jadwal produksi ,
manufacturing, dan plant maintainance.
•
Accounting dan Finance
Area fungsional ini mencakup fungsi bisnis dari akuntansi
keuangan, alokasi biaya dan kontrol, perencanaan dan budgeting
serta cash-flow management.
•
Human Resource
Area fungsional ini
mencakup
fungsi bisnis
perekrutan dan hiring, pelatihan, penggajian dan benefit.
dari
20 2.1.9.2. Proses Bisnis
M enurut Brady et al (2001, p.3), proses bisnis merupakan
koleksi aktivitas yang menggunakan satu atau lebih input dan
membuat output yang bernilai bagi konsumen.
Gambar 2. 1 Proses Bisnis
2.1.10.
Teknik Pengumpulan Data
2.1.10.1. Interview (wawancara)
M enurut Sugiyono (2008, p.194), wawancara digunakan
sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan
studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang ingin diteliti,
dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal - hal dari responden
yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit. Teknik
pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri
sendiri atau self-report, atau setidak - tidaknya pada pengetahuan atau
keyakinan pribadi.
Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa anggapan yang
perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan metode interview
dan juga kuesioner (angket) adalah sebagai berikut :
-
Bahwa subyek (responden) adalah orang yang paling tahu
tentang dirinya sendiri.
21 -
Bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti
adalah benar dan dapat dipercaya.
-
Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan - pertanyaan
yang diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa
yang dimaksudkan oleh peneliti.
Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak
terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face)
maupun dengan menggunakan telepon. Wawancara terdiri atas :
-
Wawancara terstruktur
Wawancara
terstruktur
digunakan
sebagai
teknik
pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah
mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan
diperoleh. Oleh karena itu, dalam melakukan wawancara,
pengumpul data telah menyiapkan instrument penelitian
berupa pertanyaan – pertanyaan tertulis yang alterntif
jawabannya
pun
telah
disiapkan.
Dengan
wawancara
terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama,
dan pengumpul data mencatatnya.
-
Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas,
dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang
telah
tersusun
secara
sistematis
dan
lengkap
untuk
pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan
22 hanya berupa garis - garis besar permasalahan yang akan
ditanyakan.
2.1.10.2. Observasi
M enurut Sugiyono (2008, p.203), observasi sebagai teknik
pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan
dengan teknik lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Jika wawancara
dan kuesioner secara berkomunikasi dengan orang, maka observasi
tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek - obyek alam yang lain.
Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa observasi
merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun
dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang
terpenting adalah proses - proses penghematan dan ingatan.
Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi
dapat dibedakan menjadi :
-
Observasi participant / berperan serta
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan
sehari - hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan
sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan,
peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data,
dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi partisipan ini
maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai
mengetahui pada tingkat mana dari setiap perilaku yang tampak.
-
Observasi non participant
23 Bila dalam observasi partsipan peneliti terlibat langsung
dengan aktivitas orang - orang yang sedang diamati, maka dalam
observasi non partisipan peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai
pengamat independen.
Selanjutnya dari segi instrumentasi yang digunakan,
observasi dibedakan atas :
-
Observasi terstruktur
Observasi
terstruktur
adalah
observasi
yang
telah
dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati,
diamati tempatnya. Jadi observasi terstruktur dilakukan apabila
peneliti telah tahu dengan pasti tentang variabel apa yang akan
diamati. Dalam melakukan pengamatan, peneliti menggunakan
instrument penelitian yang telah teruji validitas dan realibilitasnya.
-
Observasi tidak terstruktur
Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak
dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi.
Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang
apa yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti
tidak menggunakan instrument yang telah baku, tetapi hanya
rambu - rambu pengamatan.
24 2.1.11. Enterprise Resource Planning
2.1.11.1. Evolusi Sistem Informasi Perusahaan
M enurut M cLeod, Jr, Raymond and Schell, George (2001,
p.304),
sistem
informasi
perusahaan
mengalami
beberapa
perkembangan sebelum menjadi sistem Enterprise Resource Planning
/ ERP :
a. Sistem pemrosesan transaksi
Sistem informasi yang pertama merupakan
sistem
pemprosesan transaksi yang dikembangkan pada tahun 1960.
Sistem ini berfungsi untuk penyimpanan dan pemrosesan akunting
perusahaan yang menghasilkan kertas kerja yang sangat banyak,
dengan demikian dapat mempercepat kerja dan mengefisienkan
pekerjaan.
b. Sistem informasi manajemen (Management Information System /
M IS)
Sistem informasi manajemen muncul setelah sistem
pemrosesan transaksi. Pada saat ini manager tidak hanya
menghitung apa yang terjadi dalam perusahaan, mereka juga ingin
mengatur operasi dan membuat perencanaan. Tujuan utama sistem
ini adalah mengindikasi sistem yang membantu manajer dalam
menjalankan aktivitas - aktivitas yang lebih dari sekedar
menghitung apa yang telah terjadi di dalam perusahaan.
c. Sistem perencanaan kebutuhan material (Material Resource
Planning / M RP)
25 Sistem perencanaan kebutuhan material pertama kali
dibangun
dalam area manufaktur
agar
dapat
menangani
permasalahan - permasalahan kompleks dalam pengaturan
persediaan. Sistem ini menyangkut penjadwalan, pengalokasian
material dalam gudang, dan sebagainya.
d. Sistem perencanaan sumber daya manufaktur (Manufacturing
Resource Planning / M RP II)
Sistem perencanaan sumber daya manufaktur merupakan
sistem informasi yang meliputi pegerakan material dari supplier,
melalui proses manufaktur (dan subproses yang dijalankan),
hingga kepada konsumen dalam bentuk barang jadi.
e. Sistem perencanaan
sumber
daya perusahaan
(Enterprise
Resource Planning / ERP)
M erupakan sistem dimana semua informasi mengenai
proses di dalam ruang lingkup perusahaan disatukan. Sistem ini
membutuhkan komitmen besar dari sumber daya perangkat lunak
komputer, perangkat lunak, sistem manajemen database, dan
pelatihan pengguna yang baik.
2.1.11.2. Definisi Enterprise Resou rce Planning (ERP)
M enurut M c Leod, Jr, Raymond dan Scheel, George (2001,
p188), sistem Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan
sekumpulan aplikasi bisnis yang terintegrasi, atau modul yang
menjalankan fungsi bisnis seperti jurnal umum akuntansi, hutang,
26 piutang, perencanaan kebutuhan material, manajemen pemesanan,
pengawasan persediaan, dan manajemen sumber daya manusia.
Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan proses atau
pendekatan yang bertujuan untuk menguatkan semua departemen dan
fungsi - fungsinya di dalam perusahaan menjadi satu sistem komputer
yang melayani kebutuhan spesifik dari tiap departemen. Dalam hal ini
termasuk antara lain : pertemuan karyawan, pemanfaatan perangkat
keras dan lunak yang efisien, pelayanan dan delivery system yang
dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan. (anonim. What is
enterprise resource planning or ERP? [http 6])
Konsep dasar dari sistem ERP dapat diilustrasikan sebagai
berikut :
Gambar 2. 2 Konsep Dasar Sistem ERP
Sumber : http://jantiez.wordpress.com/2009/01/12/sit/
27 2.1.11.3. Tujuan Sistem Enterprise Resource Planning (ERP)
M enurut
[http
7], tujuan
sistem ERP
adalah
untuk
mengkoordinasikan bisnis organisasi secara keseluruhan.
ERP merupakan perangkat lunak yang ada dalam organisasi /
perusahaan yang berperan, antara lain :
•
Otomatisasi dan integrasi banyak proses bisnis.
•
M embagi database yang umum dan praktek bisnis melalui
enterprise.
•
M enghasilkan informasi yang real-time.
•
M emungkinkan
perpaduan
proses
transaksi
dan
kegiatan
perencanaan.
2.1.11.4. Modul - modul dalam Enterprise Resource Planning (ERP)
M enurut [http 8], secara modular software ERP biasanya
terbagi atas modul utama yakni :
-
Operasi
M odul operasi terdiri dari beberapa modul yaitu : General
Logistics,
Sales
and
Distribution,
Material Management,
Logistics Execution, Quality Management, Plant Maintenance,
Customer Service, Production Planning and Control, Project
System, dan Environment Management.
‐
Keuangan
28 M odul keuangan terdiri dari beberapa modul yaitu:
General
Accounting,
Financial
Accounting,
Controlling,
Investment Management, Treasury, Enterprise Controlling.
‐
Sumber daya manusia
M odul sumber daya manusia terdiri dari beberapa modul
yaitu: Personnel Management, Personnel Time Management,
Payroll, Trainning and Event Management, Organizational
Management, Travel Management.
2.1.11.5. Implementasi ERP
2.1.11.5.1. Objek Implementasi ERP
M enurut [http 9], objek merupakan karakteristik utama
yang memberikan dampak besar dalam keputusan proyek ERP.
Tujuan tersebut antara lain :
‐
Kecepatan
Kecepatan
dari
proyek
secara
langsung
berhubungan dengan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk
implementasi sistem. Jumlah waktu yang dibutuhkan oleh
setiap perusahaan pada umumnya berbeda. Jumlah waktu
yang akan diambil oleh perusahaan sebaiknya ditentukan
ketika mengembangkan perencanaan proyek.
‐
Ruang lingkup
Ruang lingkup dari proyek mencakup semua fungsi
dan karakteristik teknis yang ingin diimplementasikan oleh
perusahaan. Perusahaan yang menggunakan sistem ERP
29 secara menyeluruh akan memiliki ruang lingkup yang
lebih besar daripada perusahaan yang menggunakan
beberapa modul.
‐
Sumber daya
Sumber daya merupakan segala sesuatu yang
dibutuhkan untuk mendukung proyek. Dapat mencakup
orang, perangkat keras, perangkat lunak, dukungan teknis
dan konsultan.
‐
Resiko
Resiko dari proyek merupakan faktor yang
mempengaruhi kesuksesan implementasi ERP secara
keseluruhan. Kesuksesan dapat diukur dari beberapa faktor
seperti penerimaan dari pengguna, Return on Investment
(ROI), dan lain - lain.
‐
Kekompleksan
Kekompleksan merupakan tingkat kesulitan dalam
pengimplementasian, pengoperasian, dan pemeliharaan
sistem ERP. Perusahaan dengan ukuran, lingkungan bisnis
dan budaya organisasi yang berbeda memiliki tingkat
kekompleksan yang berbeda.
‐
Keuntungan
Keuntungan merupakan hasil dari pemanfaatan
fungsi sistem ERP. ERP mengotomatisasi hampir semua
aspek
aktivitas
organisasi,
ERP
memudahkan
dan
30 meningkatkan pengembangan dan produktivitas karyawan,
manajer dan semua pemegang perusahaan. Integrasi yang
lebih baik dari sistem ERP dapat memberikan keuntungan
seperti meminimalkan kesalahan, pemecahan masalah
dengan cepat, pelayanan konsumen yang lebih baik, dan
lain - lain. Pada akhirnya hal tersebut dapat meningkatkan
brand image perusahaan, yang akan mempengaruhi
pasaran produk dan keuntungan.
2.1.11.6. Siklus Hidup Implementasi ERP
M enurut [http 9], siklus hidup implementasi sistem ERP
antara lain :
a. Penyaringan pre-evaluasi
Pertama kali perusahaan
memutuskan
untuk
menggunakan sistem ERP, diperlukan pencarian dari paket
sistem yang tepat mengingat terdapat ribuan paket yang
ada saat ini. Evaluasi sebaiknya dilakukan dalam jumlah
kecil tetapi rinci, daripada dilakukan dalam jumlah yang
besar. Tahap ini sangat berguna untuk mengeliminasi
paket - paket yang tidak sesuai dengan proses bisnis
perusahaan.
b. Evaluasi paket
Tahap ini merupakan tahap yang penting dalam
pengimplementasian ERP, dimana paket yang dipilih akan
menentukan sukses atau tidaknya proyek tersebut. Ketika
31 paket yang akan
di-evaluasi sudah
teridentifikasi,
perusahaan harus membangun kriteria pemilihan yang
memungkinkan evaluasi untuk semua paket yang ada
dalam skala yang sama.
c. Perencanaan proyek
Tahap
ini
merupakan
perancangan
proses
implementasi. Pada fase ini akan ditentukan secara detail
bagaimana pelaksanaan implementasi proyek tersebut
seperti jadwal proyek, aturan, tanggung jawab, dan lain lain.
d. Analisis kesenjangan (Gap Analysis)
Analisis kesenjangan merupakan fase yang paling
penting dalam kesuksesan
merupakan
proses
implementasi
dimana
perusahaan
ERP.
Ini
membuat
perancangan lengkap mengenai dimana perusahaan berada,
dan ke mana arah perusahaan pada masa yang akan datang.
e. Rekayasa ulang (Re-engineering)
Pada tahap ini faktor sumber daya manusia
berperan. Dimana setiap implementasi akan melibatkan
perubahan - perubahan dalam jumlah karyawan dan
tanggung jawab mereka, karena proses menjadi semakin
otomatis dan efisien, ini adalah cara terbaik untuk
memperlakukan ERP sebagai sebuah investasi dan juga
pengurangan biaya.
32 f. Pelatihan tim
Pelatihan juga merupakan sebuah tahap penting
dalam implementasi, yang diadakan sepanjang proses
implementasi. Ini adalah tahap dimana perusahaan melatih
karyawan untuk mengimplementasikan dan kemudian
menjalankan sistem. Dengan demikian, ini penting bagi
perusahaan untuk memilih karyawan yang tepat yang
mempunyai sikap yang baik dan mau untuk berubah,
mempelajari hal baru, dan tidak takut terhadap teknologi
dan pengerahuan fungsional yang baik.
g. Kostumisasi
Ini
adalah
area
fungsional
utama
dalam
implemetasi ERP. Untuk melakukannya, proses bisnis
yang dimengerti dan dipetakan dalam cara yang demikian
sehingga solusi yang dihasilkan sesuai dengan tujuan
keseluruhan dari perusahaan. Akan tetapi, perusahaan
tidak dapat hanya menghentikan operasi mereka ketika
proses pemetaan terjadi. Oleh karena itu, prototype yang
adalah proses bisnis yang aktual dari perusahaan akan
digunakan.
Prototype
memungkinkan
pengujian
keseluruhan dari model “to be” dalam sebuah lingkungan
yang
terkendali.
mengkonfigurasikan dan
Karena
konsultan
ERP
menguji prototype, mereka
berusaha untuk menyelesaikan setiap masalah logistik
33 yang diwariskan dalam BPR sebelum implementasi “go
live” yang sesungguhnya.
h. Pengujian
Ini adalah sebuah tahap dimana seseorang mencoba
untuk merusak sistem. Seseorang telah mencapai suatu
titik dimana perusahaan sedang menguji skenario kasus
nyata. Sistem dikonfigurasikan dan harus menghadapi
kasus yang ekstrim seperti kelebihan sistem, multiple user
logging, user memasukkan data yang tidak sah, hacker
mencoba untuk mengakses area terlarang dan sebagainya.
Tahap ini dilakukan untuk menemukan hubungan yang
lemah sehingga dapat dikoreksi sebelum implementasinya.
i. Go Live
Ini adalah sebuah tahap dimana ERP dibuat
tersedia untuk keseluruhan organisasi. Pada sisi teknis,
pekerjaan sudah hampir selesai, konversi data sudah
selesai, database naik dan dijalankan pada sisi fungsional,
prototype sepenuhnya dikonfigurasi dan diuji dan siap
untuk dioperasikan. Sistem secara resmi dioperasikan
walaupun tim harus telah mengujinya dan menjalankannya
beberapa kali. Akan tetapi ketika sistem lama dibuang dan
sistem baru digunakan untuk menjalankan bisnis.
34 j. Pelatihan pengguna akhir
Ini adalah sebuah tahap dimana pengguna sistem
yang sesungguhnya akan diberikan pelatihan tentang
bagaimana menggunakan sistem. Tahap ini dimulai jauh
sebelum sistem “go
live”.
Karyawan
yang akan
menggunakan sistem baru diidentifikasi. Keahlian khusus
mereka dicatat dan mereka dibagi ke dalam kelompok kelompok berdasarkan tingkat keahlian khusus. Kemudian
masing - masing kelompok diberikan pelatihan tentang
sistem baru.
Pelatihan
ini sangat
penting karena
keberhasilan sistem ERP ada di tangan pengguna akhir.
Jadi, sesi pelatihan seharusnya memberikan gambaran
sistem secara keseluruhan kepada pengguna akhir dan
bagaimana
tindakan
setiap
orang
mempengaruhi
keseluruhan sistem.
2.2 Teori-teori Khusus
2.2.1. Procu rement
M enurut Kalakota dan Robinson (2001, p314), procurement
mengacu pada semua aktivitas yang melibatkan proses mendapatkan
barang – barang dari vendor, hal ini meliputi pembelian dan juga kegiatan
logistik ke dalamnya seperti transportasi, barang masuk dan penyimpanan
di gudang sebelum barang tersebut digunakan.
Sedangkan menurut CIDB (2005, p01), procurement adalah
proses
dimana menciptakan,
mengatur
dan
memenuhi kontrak.
35 Procurement dapat terjadi kapan saja ketika sumber eksternal dibutuhkan
untuk menyediakan supplies dan services.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, jadi dapat disimpulkan
bahwa procurement dapat dibedakan dengan purchasing. Dimana
purchasing lebih fokus kepada aktual material dan seluruh kegiatan
pembelian sedangkan procurement adalah proses bagaimana mengatur
pembelian serta berhubungan dengan strategic.
2.2.1.1. Metode – metode Procurement
M enurut Turban (2004, p231), perusahaan – perusahaan
menggunakan metode – metode yang berbeda untuk memperoleh
barang dan jasa, tergantung dari apa yang mereka beli, jumlah yang
dibutuhkan atau berapa banyak uang yang dipakai. M etode – metode
umum procurement ini meliputi :
•
M embeli dari manufaktur, penjual grosir maupun pengecer
dari katalog – katalog mereka dan memungkinkan negosiasi.
•
M embeli dari katalog yang terhubung dengan para penjual /
membeli di mal – mal industri.
•
M embeli dari katalog pembeli internal dimana perusahaan
menyetujui katalog – katalog vendor mencakup kesepakatan
harga. Pendekatan ini menggunakan pengimplementasian
desktop purchasing, dimana mengijinkan requisition untuk
memesan secara langsung dari vendor dengan melewati
departemen procurement.
36 •
M engadakan penawaran tender dari sistem dimana supplier
bersaing dengan yang lainnya. M etode ini digunakan untuk
pembelian dalam jumlah besar.
•
M embeli dari situs pelanggan umum dimana organisasi
berpartisipasi sebagai salah satu pembeli.
•
Bergabung dengan suatu grup sistem pembelian dimana
permintaan partisipan dikumpulkan sampai dalam jumlah
yang besar,
kemudian
grup
menegosiasikan
harga
/
menginisiasikan sebuah proses tender.
•
Berkolaborasi dengan para supplier untuk berbagi informasi
tentang
penjualan
dan
persediaan
untuk
mengurangi
persediaan dan stock-out serta mempertinggi ketetapan waktu
pengiriman.
2.2.1.2. Procu rement Management
M enurut Turban (2004, p231), procurement merupakan
pembelian
management
barang
adalah
dan
jasa
koordinasi
oleh
perusahaan.
dari
semua
Procurement
aktivitas
yang
berhubungan dengan pembelian produk dan kebutuhan pelayanan
untuk menyempurnakan misi dari organisasi.
Dalam procurement management ini,
bagian
personel
penjualan akan menghabiskan banyak waktu dan usaha dalam
aktivitas procurement. Aktivitas – aktivitas yang termasuk adalah
37 pemilihan supplier yang berkualitas, negosiasi harga, membangun
hubungan strategic dengan supplier, evaluasi supplier dan sertifikat.
2.2.2. ORACLE
2.2.2.1. Oracle E-Business Suite 12
M enurut [http 10], dengan Oracle E-Business Suite 12, Oracle
menyediakan komitmen Applications Unlimited, suatu perencanaan
jangka panjang untuk menyediakan perangkat tambahan di dalam
aplikasi Oracle yang sudah ada.
Oracle E-Business Suite 12 tersedia untuk segala ukuran
organisasi, meliputi seluruh industri dan wilayah dengan fondasi
bisnis global yang dapat mengurangi biaya
dan
meningkatkan
produktivitas melalui solusi bernilai cepat, proses bisnis yang
terintegrasi dan solusi yang
berfokus industri.
Dengan Oracle E-Business Suite versi terbaru, pelanggan
dapat :
‐
M endapatkan solusi nilai cepat dengan solusi yang mandiri
yang dapat saling melengkapi dengan Oracle 11 atau 12.
‐
Berinvestasi dalam cara – cara untuk standarisasi dan
menyederhanakan dengan proses bisnis terintegrasi yang dapat
mengurangi biaya dan meminimalkan kompleksitas.
‐
M emperkuat posisi kompetitif dengan solusi industri yang
dibangun yang mendorong nilai yang lebih besar di seluruh
perusahaan.
38 2.2.2.2. Oracle Procurement
M enurut [http 11], Oracle Procurement menghubungkan
semua fungsi pembelian, termasuk sumber, manajemen pemesanan
pembelian, penerimaan, dan hutang serta memberikan pelayanan
sendiri yang sepenuhnya terotomatisasi.
2.2.2.3. Oracle Purchasing
M enurut [http 12], Oracle Purchasing adalah aplikasi untuk
pembeli professional yang melakukan proses pemesanan pembelian
sekaligus memperkuat kepatuhan kebijakan. Ini adalah komponen
kunci dari Oracle Procurement.
Keuntungan atau benefits yang didapat yaitu :
‐
M engotomatisasi keseluruhan Procure to Pay Cycle :
M enetapkan
pemasok
dan
persetujuan,
kemudian
mengotomatisasi seluruh siklus pembelian dari pesanan
pembelian ke masyarakat.
‐
M eningkatkan pasokan base management : mengambil
kendali pusat dari seluruh pemasok dan informasi barang barang master dengan sebuah aplikasi yang mengintegrasikan
secara erat pemasok ke dalam organisasi kita dengan cara
memanfaatkan kemampuan manajemen persediaan.
‐
Beradaptasi terhadap praktek setiap pembelian : mengadaptasi
aplikasi ke dalam praktek pembelian organisasi dengan
kebijakan yang unik yang dapat dikonfigurasi dan arsitektur
39 yang terbuka yang mengintegrasikan sistem legacy dengan
sistem pemasok.
2.2.2.4. Oracle Payable
M enurut Cameron (2009, p108), Oracle Payables merupakan
subledger yang terintegrasi dimana digunakan untuk mengendalikan
transaksi akuntansi dan pembayaran kepada supplier dan anak
perusahaan. (payables is an integrated subledger that can be used to
control the accounting transactions and remittances due to thirdparty suppliers and subsidiaries).
M enurut Cameron (2009, p150) tujuan utama dari Oracle
Payables adalah pemrosesan invoice dan settlement. (the core
purpose of EBS Payables is simple and straightforward: invoice
processing and settlement)
2.2.2.5. Oracle Payment
M enurut Cameron (2009, p220), Oracle Payments merupakan
suatu pusat yang mengelompokkan transaksi untuk melakukan
settlement dan menghasilkan dokumen pembayaran baik sebagai arsip
maupun untuk diberikan kepada bank. (oracle payments is a
consolidated hub for grouping transaction for settlement, and
creating the appropriate payment format for printing or transmission
to the bank).
2.2.3. Advanced Shipment Notice (AS N)
2.2.3.1. Pengertian Advanced Shipment Notice (AS N)
40 M enurut [http 13], ASN adalah sebuah peringatan yang
dikirim oleh supplier external untuk memberitahukan kepada
penerima jika pengiriman sudah sampai. ASN berisikan informasi
mengenai tanggal pengiriman, waktu, dan nomor identifikasi yang
berisi data packing slip, informasi freight, detil item termasuk
kumulasi kuantitas penerimaan, asal negara, nomor PO, informasi
container yang dapat dikembalikan. Ketika ASN berhasil divalidasi,
ASN dapat digunakan untuk membuat receipt sehingga mengurangi
waktu untuk entri data secara manual karena ASN yang telah
divalidasi tidak akan mengandung error ketika dilakukan validasi
data pada Receiving Open Interface. Supplier juga dapat mengirim
ASN beserta informasi tagihan yang dikenal dengan nama Advanced
Shipment Billing Notice (ASBN). Ketika ASBN divalidasi pada
Receiving Open Interface dan antarmuka purchasing, maka invoice
akan secara otomatis terbuat.
Proses yang berlangsung pada ASN dijelaskan sebagai berikut :
-
Shipment authorization dibuat untuk supplier pada form PO,
planning schedule atau shipping schedule.
-
Supplier mengirim ASN kepada perusahaan yang dituju pada
saat pengiriman dilakukan. Aplikasi seperti portal iSupplier
menyediakan interface kepada supplier untuk memasukkan
detil ASN/ASBN yang secara langsung dapat digunakan pada
Receiving Open Interface. Supplier juga dapat mengirim
41 ASN/ASBN melalui EDI atau XM L untuk diimport ke dalam
aplikasi Receiving Open Interface.
-
ASN diverifikasi pada Receiving Open Interface. Persediaan
pada intransit dan purchasing terupdate ketika baris pada
ASN berhasil divalidasi. Untuk setiap baris ASN yang
berhasil divalidasi, persediaan pada intransit akan bertambah
dan persediaan pada purchasing akan berkurang. Apabila data
tidak berhasil dieksekusi atau ternyata ditemukan ada error
maka supplier akan diminta untuk mengirim ulang ASN yang
benar.
-
Pada saat kedatangan barang, A SN untuk membuat receipt.
Tiga tipe yang ada pada ASN yaitu :
1.
New ASN, merupakan inisial dari A SN yang dikirim oleh
supplier.
2.
Cancellation ASN, menggagalkan ASN yang belum memiliki
dokumen receipt.
3.
Test ASN, dikirim oleh supplier untuk memastikan jika
pengiriman ASN berkerja dengan baik. Sebuah Test ASN di
verifikasi seperti New ASN dan menghasilkan ASN failure
notice. Sebuah Test ASN tidak dapt digunakan untuk
membuat receipt.
2.2.3.2. Setup Advanced Shipment Notice (AS N)
2.2.3.2.1. Receiving Option - AS N Control Action
42 ASN Control Action hanya boleh mengandung satu
dari tiga nilai dibawah :
-
Reject: User akan menerima pesan kesalahan jika
mencoba melakukan penerimaan menggunakan ASN
yang telah digunakan sebelumnya dan tidak dapat
melakukan receipt.
-
Warning: User akan menerima pesan kesalahan jika
mencoba melakukan penerimaan menggunakan ASN
yang telah digunakan sebelumnya, tetapi user dapat
melanjutkan untuk menyimpan receipt jika diinginkan.
-
None: tidak ada kesalahan atau peringatan kepada user
yang melakukan penerimaan menggunakan ASN yang
telah digunakan sebelumnya.
Navigasi: PO Resp (N) > Setup > Organizations >
Receiving Options.
-
RCV: M enggagalkan semua baris pada ASN jika
terdapat satu baris yang gagal.
Saat value RCV ini
diset “Yes”, Receiving Open Interface akan menolak
kesuluruhan ASN jika terdapat satu baris ASN yang
mengalami gagal validasi. Sedangkan, jika value RCV
ini diset “No”, Receiving Open Interface akan
menerima keseluruhan ASN walaupun ada beberapa
baris yang gagal validasi dengan syarat salah satu line
ASN berhasil divalidasi.
43 -
PO: Secara otomatis melakukan Deliver Drop Ship
ASNs. Ketika value diset “Yes”, maka ASN’s akan
secara otomatis melakukan receiving dan delivery.
Dikarenakan tidak adanya penerimaan barang secara
fisik, maka profil ini memberikan otomatisasi untuk
dapat melakukan proses drop shipment.
ƒ
Technical Overview :
Ada dua Receiving Open Interface table yaitu
RCV_HEADERS_INTERFACE
(RHI)
dan
RCV_TRANSACTIONS_INTERFACE (RTI). Kedua table
dikelompokkan dengan data ASN, iSupplier, gateway EDI/
XM L atau secara manual menggunakan program kostumisasi.
Setelah table dikelompokkan, pada saat yang bersamaan
Receiving Transaction Processor (RTP) akan tersubmit secara
manual ataupun dengan schedule run.
Pertama, Receiving
menvalidasi
pengelompokan
Transaction
data
di
Processor
akan
RHI
RTI,
dan
menggunakan program bernama pre-processor. Pre-processor
tidak hanya melakukan validasi data, tetapi juga menerima
dan menstandarisasi data yang tidak dikelompokkan di table
antarmuka.
Setelah melakukan validasi pada level header dan baris,
pre-processor akan mengecek pilihan profile RCV : Fail All
ASN Lines if One Line fails. Jika pilihan profile diset “Yes”,
44 dan jika ada satu baris yang gagal validasi, pre-processor akan
menggagalkan keseluruhan ASN. Sedangkan jika pilihan
profile diset “No”, Receiving Transaction Processor akan
mengambil alih dan memproses ASN.
Agar dapat berhasil memproses ASN, Receiving
Transaction
Processor
mengelompokan
table
RCV_SHIPMENT_HEADERS (RSH) dengan informasi pada
header ASN dan table RCV_SHIPMENT_LINES (RSL) untuk
setiap baris shipment di A SN. Field berikut dikelompokkan
untuk mengidentifikasi bahwa shipment tersebut adalah ASN.
RSH.ASN_TYPE = ASN (or ASBN)
RSL.ASN_LINE_FLAG = Y ƒ
Descriptive Flexfields
Supplier dapat mengirim informasi tambahan jika tidak
terdapat field di table standar, menggunakan Descriptive
Flexfields. Dalam Receiving Transaction Interface, field
SHIP_LINE_ATTRIBUTE1...SHIP_LINE_ATTRIBUTE15
disediakan sehingga supplier dapat menyediakan informasi
tambahan ketika diperlukan. Value dari field-field tersebut
masuk kedalam field ATTRIBUTE1...ATTRIBUTE15 di RSL.
ƒ
Lot / Serial Information
M ulai dari 11.5.10, supplier dapat memasukkan
informasi lot/serial dan LPN kedalam Advance Shipment
45 Notice (ASN). Jika ASN dibuat beserta informasi lot/serial
dan LPN, ASN harus diterima melalui Receiving Open
Interface dan tidak dapat di terima menggunakan form aplikasi
inti. Fitur ini berguna ketika WM S ter-install dan aplikasi
mobile digunakan untuk menerima dan membuang item jika
aplikasi mobile menggunakan ROI untuk semua transaksi
inbound.
ƒ
Supply Information
Ketika PO disetujui, sebuah record akan dimasukkan
ke dalam M TL_SUPPLY (M S) untuk setiap baris Shipment
(M S.QUANTITY
=
PO_LINE_LOCATIONS_ALL.QUANTITY_ORDERED).
Ketika ASN terbentuk atau aktivitas receiving dilakukan,
record pada M S akan secara disesuaikan. Record pada M S
akan terhapus ketika salah satu di bawah ini terjadi :
a. Seluruh kuantitas sudah diterima.
b. Baris pada shipment PO sudah tertutup (Final Closed)
c. Baris pada ASN dibatalkan.
Total kuantitas pada record M S (dengan
tipe
pengadaan PO atau SHIPMENT) untuk setiap baris pada
Shipment PO akan menjadi total dari kuantitas yang tidak
diterima
Contoh :
pada
baris
shipment
PO.
46 1. M embuat
Purchase Order
dengan
3
baris
Shipment :
Line
1
Quantity=50
(po_line_locations_all.line_location_id=168544)
Line
2
Quantity=75
(po_line_locations_all.line_location_id=168545)
Line
3
Quantity=100
(po_line_locations_all.line_location_id=168546)
**tidak ada record pada mtl_supply saat ini
2. M enyetujui Purchase Order ada tiga record pada
mtl_supply dengan supply_type_code=PO:
mtl_supply.po_line_location_id=168544, Quantity=50,
supply_type_code=PO
mtl_supply.po_line_location_id=168545, Quantity=75,
supply_type_code=PO
mtl_supply.po_line_location_id=168546,
Quantity=100, supply_type_code=PO
3. M elakukan Receive/Deliver dari kuantitas=7 untuk
baris
pertama
pada
shipment
PO
1
(po_line_locations_all.line_location_id=168544). Ada
tiga
record
pada
mtl_supply
dengan
supply_type_code=PO, tetapi supply kuantitas untuk
baris pertama pada shipment PO akan berubah dari 50
menjadi 43 (50-7):
47 mtl_supply.po_line_location_id=168544, Quantity=43,
supply_type_code=PO
mtl_supply.po_line_location_id=168545, Quantity=75,
supply_type_code=PO
mtl_supply.po_line_location_id=168546,
Quantity=100, supply_type_code=PO
4. M embuat ASN dengan kuantitas =12 untuk baris
kedua
pada
shipment
PO
(po_line_locations_all.line_location_id=168545). Ada
tiga
record
pada
mtl_supply
dengan
supply_type_code=PO, tetapi kuantitas pada baris
kedua pada shipment PO akan berubah dari 75 menjadi
63(75-12)
dan
sebuah
record
shipment
akan
dimasukkan ke dalam mtl_supply dengan kuantitas=12:
mtl_supply.po_line_location_id=168544, Quantity=43,
supply_type_code=PO
mtl_supply.po_line_location_id=168545, Quantity=63,
supply_type_code=PO
mtl_supply.po_line_location_id=168545, Quantity=12,
supply_type_code=SHIPMENT
mtl_supply.po_line_location_id=168546,
Quantity=100, supply_type_code=PO
2.2.3.2.2. Maintain AS Ns - Manage Shipments Form
48 Ketika ASN terbuat, ASN dapat dilihat dan dibatalkan
menggunakan form manage shipment. Header shipment dan
detil pada baris akan tersedia pada form ini. Beberapa
informasi dapat diubah pada form manage shipment.
Field yang dapat di ubah pada level header :
-
Expected Receipts Date
-
Freight Carrier
-
Ship-To-Location (Catatan : ini adalah lokasi bukan
inventory organization)
-
Bill of Lading
-
Packing Slip
-
Number of Containers
-
Comments
Field yang dapat diubah pada level baris :
-
Comments
-
Packing Slip
-
Reason Code
-
Receipt Routing
Pada form ini, kuantitas tidak dapat diubah, jika
kuantitas pada ASN harus diubah, maka supplier diharuskan
untuk menggagalkan ASN yang berhubungan dan mengirim
kembali ASN dengan kuantitas yang benar. ASN juga dapat
dibatalkan pada form ini dengan memilih cancel pada menu
Tools.
Setelah
ASN
dibatalkan,
A SN
tidak
dapat
49 dikembalikan, jadi pembatalan jarang sekali digunakan.
Sebaiknya,
pembatalan
dilakukan
oleh
supplier
yang
mengirim ASN.
2.2.3.2.3. Navigation: Receiving > Manage Shipments (Receiving
AS Ns)
ASN dapat diterima melalui form receipt, seperti PO
lain tanpa ASN. Untuk menemukan ASN untuk melakukan
penerimaan, masukkan nomor shipment pada form Find
Expected Receipt dan pilih source type seperti supplier.
Ketika hanya sebuah PO yang digunakan sebagai
kriteria pencarian, seluruh baris yang memenuhi syarat untuk
penerimaan pada PO (ASN maupun tidak ASN) akan muncul.
Pada tab baris, field tipe ASN dan nomor ASN akan muncul
jika PO merupakan PO ASN.
2.2.3.2.4. Navigation: Receiving > Receipts
ASN dapat diproses(Create,receive,cancel) melalui
Receiving Open Interface.
2.2.4. Flowchart
M enurut Hollander, Denna dan Cherrington (2000, p399),
flowchart biasa digunakan untuk mendokumentasikan sistem informasi
secara grafik. Proses sistem dan flow data / dokumen yang berupa
karangan berlembar – lembar dapat diringkas dengan menggunakan
flowchart. Tidak seperti alat konseptual lainnya, flowchart memfokuskan
pada aspek fisik dari informasi dan proses yang ada.
50 Flowchart digunakan untuk mendeskripsikan seluruh sistem
informasi atau bagian yang termasuk di dalamnya. Seluruh isi dari sistem
informasi dimasukkan ke dalam komputer secara manual dan melalui
proses yang kemudian menjadi output yang bermanfaat. Output / hasil
tersebut dapat digunakan oleh user dalam membuat keputusan atau
digunakan sebagai input bagi proses lainnya.
Sistem flowchart digunakan untuk mengilustrasikan keseluruhan
sistem informasi. Terkadang flowchart akan berfokus pada beberapa
aspek yang ada dalam sistem, misalnya dokumen – dokumen yang
digunakan dalam sistem dan prosedur yang terjadi dan hardware /
perangkat keras yang digunakan pada komputer.
2.2.4.1. Jenis – jenis Flowchart
Beberapa tipe yang ada pada flowchart yaitu :
-
Flowchart sistem, menunjukkan keseluruhan konfigurasi pada
sistem, termasuk di dalamnya dokumen, data flow dan proses
pada sistem.
-
Flowchart dokumen / prosedur, menunjukkan pembuatan, alur,
dan tujuan dari dokumen pada sistem dan prosedur yang
terjadi.
-
Flowchart skematik, mirip dengan flowchart system, tidak
hanya mencakup dokumen, data flow dan proses tetapi juga
gambar-gambar komputer, peripheral, form - form atau
peralatan lain yang digunakan dalam sistem.
51 -
Flowchart program, menunjukkan logika dan langkah –
langkah proses pada program komputer.
-
Flowchart proses, menunjukan alur suatu laporan atau form.
Untuk membuat flowchart secara manual, dapat menggambar
dengan tangan atau menggunakan template flowchart. Elemen –
elemen dasar pada sistem atau dokumen flowchart terdiri dari 3
elemen grafik yang dapat dikombinasikan mewakili berbagai tipe dari
informasi fisik alur dan proses yaitu simbol, garis alur dan area
tanggung jawab. Dokumen dan proses dari sistem informasi dapat
diilustrasikan dengan menghubungkan beberapa simbol bersamaan.
1.
Simbol
Keragaman dari simbol dapat digunakan untuk mewakili
aspek fisik dari dokumen / data flow dan proses dari sistem
informasi. Semenjak flowchart mengilustrasikan fitur – fitur
fisik dari sistem, terdapat beberapa simbol pada kategori.
Contoh :
-
Simbol proses manual
-
Simbol database
2. Garis alur
Digunakan untuk menghubungkan simbol – simbol yang ada
pada dokumen flowchart. Garis penuh menggambarkan alur
fisik aktual sebuah dokumen / objek. Garis putus – putus
menggambarkan alur dari informasi daripada dokumen fisik.
52 Contoh :
-
Garis penuh
-
Garis putus – putus
__________
3. Area tanggung jawab
Area tanggung jawab digambarkan untuk memudahkan
pembaca mengidentifikasi perubahan tanggung jawab pada
alur dokumen dalam sistem. Digambarkan pada flowchart
dengan membagi dan membatasi kolom. Area tanggung jawab
dapat berupa departemen, bagian, seksi dan karyawan
individual.
Contoh :
-
Sales clerk
-
Cash receipt clerk
-
Account receivable clerk
2.2.5. Rich Picture
M enurut Lars M athiassen (2000, p26), Rich picture adalah gambaran
informal yang menampilkan situasi yang dideskripsikan oleh illustrator. Rich
picture fokus pada aspek yang penting pada situasi. Rich picture harus
memberikan sebuah deskripsi yang luas dari situasi yang memungkinkan
beberapa tafsiran alternatif.
53 Gambar 2. 3 Rich Picture
Sumber : Lars M athiassen (2000), Object Oriented Analysis & Design
2.2.6. Usecase
M enurut Lars M athiassen (2000, p126), Usecase adalah pola interaksi
antara sistem dan actor di dalam application domain.
Use Cases
Actors
Account
owner
Creditor
Pay ment
X
X
Cash Withdrawal
X
Money tr ansfer
X
Account information
X
Cr edit Information
Registration
Administr ator
X
X
X
X
X
Liquidity
Monit or
X
X
Monitoring
X
Fault processing
X
Tabel 2. 1 Contoh Actor Table
Sumber : Lars M athiassen (2000), Object Oriented Analysis & Design
54 Gambar 2. 4 Contoh Usecase
Sumber : Lars M athiassen (2000), Object Oriented Analysis & Design
2.2.7. Fit / Gap Analysis
M enurut Hoffman dan Bateson (2006, p334), Gap Analysis adalah suatu
alat yang digunakan untuk mengetahui mengenai kondisi aktual yang sedang
berjalan di perusahaan tersebut, untuk kemudian diperbandingkan dengan
sumber daya perusahaan tersebut. Hal tersebut dilakukan agar dapat
mengetahui apakah suatu perusahaan sudah bergerak di proses bisnisnya
secara optimal untuk memaksimalkan kinerja perusahaan tersebut.
Laporan fit / gap yang dihasilkan secara khusus menggambarkan
perbedaan. Proses fit / gap mengevaluasi kebutuhan pengguna untuk proyek
dan mengidentifikasi beberapa gap dalam fungsionalitas sekarang lawan
menggunakan fungsionalitas penuh yang disediakan modul – modul
perangkat
lunak.
Alternatives
akan
disediakan
ketika
gap
dalam
fungsionalitas ditemukan. Beberapa gap akan disetujui dengan perubahan
pada proses bisnis, custom report atau customization perangkat lunak.
Gap analysis dapat dilihat melalui beberapa perspektif, yaitu :
•
Organisasi (sumber daya manusia)
55 •
Arah bisnis perusahaan
•
Proses bisnis perusahaan
•
Teknologi informasi
Fit / gap analysis secara khusus akan meninjau :
•
Setiap proses bisnis area fungsional.
•
Semua elemen data kunci yang butuh untuk diubah / diciptakan.
•
M etode untuk menggunakan elemen data pasti.
Tujuan fit / gap analysis, yaitu untuk :
•
M emastikan bahwa perangkat lunak memenuhi kebutuhan semua
proses bisnis sekarang.
•
M elayakkan perubahan dalam prosedur pasti.
•
M engidentifikasi tampilan penting untuk menangkap.
•
M engidentifikasi permasalahan keperluan perubahan kebijakan.
2.2.7.1. Ranking Requirement
Requirement harus diidentifikasi ke dalam tingkat prioritas
mereka. Ini mengijinkan tim proyek dan sponsor tim untuk
memastikan semua protes bisnis kritis yang diakomodasi
selama implementasi sistem baru. M engijinkan tim proyek
untuk berfokus pada area itu yang sangat penting untuk
organisasi dan juga penting ketika fungsionalitas baru dapat
menambah nilai ke bisnis sekarang untuk meningkatkan
proses bisnis, merealisasikan efisiensi, atau meningkatkan
pelaporan. Ranking setiap kebutuhan biasanya disediakan
56 menggunakan
dokumen
kebutuhan
proyek.
Berikut
mengidentifikasi kode – kode yang digunakan dalam kolom
rank laporan analisi fit / gap :
-
H (High / Kebutuhan Penting), yaitu kebutuhan yang
kritis, penting untuk operasi dan tanpa mereka
organisasi tidak dapat berfungsi, mereka juga meliputi
kebutuhan pelaporan eksternal dan internal.
-
M (Medium / Kebutuhan Penambah Nilai), yaitu
kebutuhan yang jika dipenuhi, akan meningkatkan
proses bisnis secara signifikan, kebutuhan ini biasanya
kurang kritis untuk bisnis organisasi, tetapi jika
dipenuhi
akan
memberikan
keuntungan
biaya
signifikan pada organisasi.
-
L (Low / Kebutuhan yang Diinginkan), adalah
kebutuhan yang baik untuk dimiliki dan hanya akan
menambah nilai kecil ke proses bisnis dan mungkin
dipertemukan melalui workaround atau perubahan
proses bisnis.
2.2.7.2.
Tingkat Kesesuaian
Tahap selanjutnya dalam tahap analisis adalah menentukan
tingkat kesesuaian di antara kebutuhan pengguna dan
perangkat lunak. Berikut ini akan diuraikan kode – kode yang
digunakan dalam menentukan tingkat kesesuaian untuk
analisis fit / gap :
57 -
F (Fit), artinya kebutuhan secara penuh dipenuhi oleh
perangkat lunak.
-
G (Gap), artinya perangkat lunak tidak memenuhi
semua kebutuhan ini. Comment adalah deskripsi dari
kondisi perusahaan yang sedang berlangsung.
-
P (Partial Fit), artinya perangkat lunak memiliki
fungsionalitas yang memuaskan kebutuhan user.
2.2.7.3.
Gap Resolution
Ketika gap diidentifikasi dalam analisis ini, maka akan
menyediakan alternative dan solusi yang direkomendasikan
untuk memecahkan gap, seperti mengubah proses bisnis,
merancang workaround, mengkustomisasi perangkat lunak,
atau interfacing dengan sistem yang lama. Titik kunci untuk
mengerti adalah kustomisasi ke fungsionalitas perangkat lunak
yang dihasilkan akan meningkatkan biaya implementasi
proyek seimbang dampak negative pada kemampuan untuk
upgrade ke new release. Hasilnya, tim proyek seharusnya
mengambil pendekatan berikut ketika mencari solusi gap
potensial. Berikut adalah penjelasan berbagai pilihan untuk
resolusi gap :
•
Package
Workaround,
mengidentifikasi
cara
pertama
alternative
kebutuhan dalam proses yang dihasilkan.
tim
akan
pencapaian
58 •
M embuat bisnis menyesuaikan package – Jika package
workaround
tidak
mungkin,
tim
seharusnya
merekomendasikan perubahan potensial proses bisnis
untuk menyesuaikan proses dan mengeliminasi gap.
•
Customization sebagai usaha terakhir, seharusnya
kustomisasi diperlukan, strategi yang dipilih untuk
membangun fungsionalitas eksternal baru perangkat
lunak dan menampilkan package daripada kustomisasi
package-nya sendiri.
2.2.8. Laporan
M enurut [http 14], tujuan adanya sistem informasi adalah untuk
mengolah data menjadi informasi. Laporan adalah salah satu alat untuk
menyampaikan informasi yang dihasilkan oleh suatu sistem informasi.
Berbagai bentuk laporan dapat dijumpai dalam suatu perusahaan. Terdapat 3
bentuk laporan yaitu :
1. Laporan Yang M endukung Operasi
Laporan operasional menggambarkan keadaan sekarang dari suatu kegiatan
(operasi). Informasi yang ada dalam laporan didapat dari kegiatan sehari hari yang terjadi dalam perusahaan. Sebagai contoh, manajer produksi akan
menggunakan daftar pesanan untuk membuat jadwal produksi mingguan dan
merupakan tugas dari SI untuk menyampaikan informasi pesanan yang
diterima kepada bagian produksi. M eskipun tujuan utama laporan operasional
adalah untuk mendukung kegiatan operasional, tapi beberapa laporan juga
59 digunakan untuk mendukung perencanaan. Contoh, suatu laporan penjualan
dapat digunakan sebagai dasar untuk membuat suatu forecast penjualan dan
akhirnya dapat digunakan sebagai dasar membuat perencanaan produksi.
2. Laporan Yang M endukung Perencanaan
Laporan Perencanaan membantu manajer dalam perencanaan dan pembuatan
keputusan yang berorientasi masa datang. Pada umumnya laporan ini
berbentuk anggaran dan ramalan (forecast).
3. Laporan Yang M endukung Pengawasan
Laporan ini membantu meyakinkan manajer bahwa kegiatan operasi
perusahaan berjalan sesuai rencana. Laporan Pengawasan membantu
mengontrol
pengumpulan
dan
penggunaan
sumberdaya
melalui
pembandingan antara aktual dengan standar.
Dalam pembuatan laporan yang baik diperlukan pertimbangan atas
beberapa hal di bawah ini, yaitu :
1.
Relevansi (berhubungan), yaitu bahwa setiap
informasi yang
diberikan harus dapat mempengaruhi keputusan yang dibuat.
2.
Ringkas, yaitu bahwa laporan hanya berisi data - data yang diperlukan
saja.
3.
Lingkup yang memadai, artinya bahwa laporan tersebut berkaitan
dengan luasnya tanggung jawab seorang manajer.
4.
Dapat dimengerti
5.
Keterkaitan waktu, artinya bahwa laporan dapat tersedia setiap waktu.
6.
Keandalan (reliability)
60 Ada dua jenis pembagian sistem pelaporan. Pembagian secara umum
membedakan dua jenis sistem pelaporan, yaitu Sistem Pelaporan Horisontal
dan Sistem Pelaporan Vertikal. Sedangkan pembagian sistem pelaporan
secara khusus membedakan 4 jenis sistem pelaporan, yaitu Sistem Pelaporan
Akuntansi Keuangan, Sistem Pelaporan Akuntansi Biaya, Sistem Pelaporan
Akuntansi Pertanggungjawaban, dan Sistem Pelaporan Profitabilitas.
1. Sistem Pelaporan Horisontal
Sistem ini menghubungkan semua kegiatan operasional di dalam fungsi fungsi operasi dan menciptakan berbagai analisa, kesimpulan, dan proyeksi
(ramalan). Suatu contoh yang baik dari sistem horisontal dapat digambarkan
dengan melihat hubungan antara order (pesanan), produksi, pengiriman dan
penagihan. Ketika order diterima, informasi dikirim ke bagian produksi
untuk dibuat jadwal produksi. Setelah selesai produksi, barang dikirim ke
bagian pengiriman untuk diserahkan ke pelanggan. Bagian pengiriman
kemudian memberikan informasi mengenai barang yang dikirim ke bagian
penagihan untuk dibuat faktur.
2. Sistem Pelaporan Vertikal
Sistem ini menghubungkan semua tingkatan manajerial dalam suatu
struktur organisasi perusahaan. Sistem pelaporan vertikal yang efektif akan
menyaring dan meringkas informasi yang ada dalam laporan sesuai dengan
tingkatan manajerial.
3. Sistem Pelaporan Akuntansi Biaya
Sistem ini sangat erat kaitannya dengan sistem pelaporan akuntansi
keuangan, bahwa sistem ini menyajikan perhitungan biaya (harga pokok
61 penjualan) suatu produk yang akan digunakan dalam sistem pelaporan
akuntansi keuangan. Untuk menghasilkan laporan biaya, kita harus
mengetahui mengenai jenis sistem akuntansi biaya, yaitu job order costing
dan process costing.
Sistem akuntansi biaya yang efektif dapat sangat
bermanfaat dalam menghasilkan laporan yang berguna bagi manajer. Selain
itu sistem akuntansi biaya yang baik akan memungkinkan perusahaan
menghasilkan laporan yang menunjukkan profitabilitas untuk pekerjaan yang
telah diselesaikan.
4. Sistem Pelaporan Akuntansi Keuangan
Sistem ini menghasilkan laporan keuangan berdasarkan data - data
transaksi yang dikumpulkan dan diproses oleh bagian pembukuan. Pada
umumnya laporan yang dihasilkan sistem ini diperuntukkan bagi pihak
ekstern perusahaan dan isi dari laporan tersebut ringkas. Tapi tidak menutup
kemungkinan bagi pihak intern perusahaan untuk menggunakan laporan yang
dihasilkan oleh sistem ini (dengan beberapa penyesuaian tentunya). Terdapat
perbedaan antara laporan yang diberikan bagi pihak ekstern dengan pihak
intern, pertama, bahwa laporan yang ditujukan bagi pihak intern lebih
detail/rinci dibandingkan dengan laporan yang diperuntukkan bagi pihak
ekstern, kedua, laporan yang diperuntukkan bagi pihak intern tidak terikat
kepada prosedur standar (prinsip - prinsip akuntansi) sedangkan laporan yang
diperuntukkan bagi pihak ekstern harus memenuhi syarat - syarat akuntansi
yang lazim, ketiga, biasanya laporan yang diberikan kepada pihak intern
bertujuan untuk kegiatan perencanaan dan kontrol manajerial.
5. Sistem Pelaporan Akuntansi Pertanggungjawaban
62 Konsep yang mendasari sistem ini adalah bahwa setiap informasi yang
dihasilkan harus dapat ditelusuri untuk diminta pertanggungjawabannya. Jika
terdapat suatu kesalahan atau penyimpangan akan dapat dengan mudah untuk
menelusuri siapa yang bertanggungjawab terhadap penyimpangan tersebut.
Pada intinya sistem ini menghasilkan sekumpulan laporan yang saling
berhubungan
yang
disiapkan
oleh
manajer
dari berbagai pusat
pertanggungjawaban. Laporan pertanggungjawaban yang efektif harus dapat
menelusuri suatu inefisiensi sampai kepada komponen individu dan
memotivasi manajer yang memegang tanggung jawab untuk melakukan
koreksi.
6. Sistem Pelaporan Profitabilitas
Dalam sistem ini, konsep yang mendasari adalah perencanaan laba,
dimana suatu organisasi dipandang sebagai kelompok - kelompok pusat laba
(profit centre). Rencana perolehan laba ditetapkan berdasarkan masing masing profit centre. Profit centre tersebut dapat berupa divisi ataupun
produk yang dijual perusahaan.
Pembagian profit centre tersebut
memungkinkan perusahaan untuk mengukur kinerja dari masing - masing
kelompok dan melakukan analisa terhadap kelompok tersebut. Dari
penjelasan ini terlihat bahwa sistem pelaporan profitabilitas tidak hanya
bermanfaat sebagai alat perencanaan laba, tapi juga dapat digunakan sebagai
alat evaluasi. Keunggulan lain yang dapat kita lihat bahwa masing-masing
manajer dapat melihat kontribusi masing - masing unit organisasi terhadap
laba perusahaan secara keseluruhan.
63 Tujuan akhir dibuat suatu laporan adalah supaya orang yang menerima
laporan dapat membuat keputusan secara tepat. Sebagian besar waktu yang
tersedia pada seorang manajer adalah untuk melakukan pengambilan
keputusan, Oleh karena itu sangat penting untuk mempelajari proses
pengambilan keputusan secara rinci.
Pengambilan keputusan pada dasarnya adalah suatu proses, proses
tersebut terdiri dari enam tahap sistematis yang biasa dilakukan oleh seorang
manajer, yaitu :
1. M engidentifikasikan dan mendefinisikan masalah
2. M enentukan alternatif tindakan
3. M engevaluasi tindakan yang mungkin
4. M emilih alternatif tindakan terbaik
5. M elaksanakan alternatif tindakan yang dipilih
6. M elakukan tindak lanjut berupa pengawasan dan kontrol.
64 Tabel 2. 2 Laporan
Bentuk
Klasifikasi
Tujuan
Jangka Waktu
Cakupan
Kemunculan
Fungsi organisasi
Bentuk Laporan
Isi
Contoh
-
Perencanaan
Anggaran Operasional
-
Pengendalian
Analisa Penyimpangan Biaya
-
Operasional
Laporan status pesanan
-
Pemerintah
Laporan pajak penghasilan
-
Pemegang Saham
Laporan tahunan
-
Jangka Panjang
Ramalan Penjualan 2 tahun
-
Jangka Pendek
Ramalan Penjualan 1 bulan
-
Historis
Laporan cash flows
-
Perusahaan
Neraca
-
Divisi
Income Statement Divisi A
-
Departemen
Anggaran untuk Dept. X
-
Permintaan
Laporan Penjual Terbaik
-
Periodik
Laporan produksi mingguan
-
Kejadian
Laporan kerusakan mesin
-
Produksi
Laporan biaya produksi
-
Penjualan
Laporan penjualan
-
Keuangan
Laporan umur piutang
-
Persediaan
Laporan jumlah back-order
-
SDM
Laporan kinerja karyawan
-
Grafik
-
Narasi
-
Tabel
-
Singkat
Lap. Penerimaan kas harian
-
Rinci
Daftar pengeluaran kas
Download