Jabatan Pengawas

advertisement
KEBIJAKAN
JABATAN FUNGSIONAL APARATUR SIPIL NEGARA
DALAM UU NOMOR 5 TAHUN 2014
Oleh :
Dra. Nadimah, MBA.
Asisten Deputi Standardisasi Jabatan dan Pengembangan Kompetensi
SDM Aparatur,
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi
PASAL 13 UU ASN
DIISI DARI PEGAWAI ASN
Jabatan
Administrasi
Jabatan
Fungsional
Jabatan
Pimpinan
Tinggi
JABATAN APARATUR SIPIL NEGARA
Jabatan Administrator
memimpin pelaksanaan
seluruh kegiatan
pelayanan publik serta
administrasi
pemerintahan dan
pembangunan
Jabatan
Pengawas
mengendalikan
pelaksanaan
kegiatan yang
dilakukan oleh
pejabat
pelaksana
Jafung keahlian: a) ahli utama;
b) ahli madya;
c) ahli muda; dan
d) ahli pertama.
Jabatan Pelaksana
melaksanakan
kegiatan pelayanan
publik serta
administrasi
pemerintahan dan
pembangunan
Jafung keterampilan: a) penyelia;
b) mahir;
c) terampil; dan
d) pemula
• Jabatan pimpinan tinggi utama;
• Jabatan pimpinan tinggi madya; dan
• Jabatan pimpinan tinggi pratama
JENIS, STATUS & KEDUDUKAN ASN
JENIS
PNS
Pasal 1 butir 3
& Pasal 7
PPPK
Pasal 1 butir 4
& Pasal 7
STATUS
1. Berstatus pegawai tetap
dan Memiliki NIP secara
Nasional;
2. Menduduki jabatan
pemerintahan.
1. Diangkat dengan
perjanjian kerja sesuai
kebutuhan instansi dan
ketentuan UU.
2. Melaksanakan tugas
pemerintahan.
KEDUDUKAN
• Berkedudukan sebagai
unsur aparatur negara
• Melaksanakan
kebijakan yang
ditetapkan oleh
pimpinan
• Harus bebas dari
pengaruh/intervensi
golongan & partai
politik
FUNGSI DAN PERANPEGAWAI ASN
PASAL 10 UU ASN
Fungsi:
1. pelaksana kebijakan publik;
2. pelayan publik; dan
3. perekat dan pemersatu bangsa
Peran Pegawai ASN:
Sebagai perencana, pelaksana, dan
pengawas penyelenggaraan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan
nasional melalui pelaksanaan kebijakan
dan pelayanan publik yang profesional,
bebas dari intervensi politik, serta bersih
dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme
DEFINISI JABATAN FUNGSIONAL
JABATAN FUNGSIONAL ADALAH SEKELOMPOK
JABATAN YANG BERISI FUNGSI DAN TUGAS
BERKAITAN DENGAN PELAYANAN FUNGSIONAL
YANG BERDASARKAN PADA KEAHLIAN DAN
KETRAMPILAN TERTENTU.
JABATAN FUNGSIONAL DI MASA DEPAN
MERUPAKAN JABATAN UNGGULAN BAGI
PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA KARENA
MERUPAKAN PELAKSANA TUGAS POKOK
ORGANISASI
KELOMPOK JABATAN DALAM ORGANISASI
PIMPINAN INSTANSI
JABATAN
PIMPINAN
TINGGI
JABATAN
ADMINISTRASI
JABATAN FUNGSIONAL
JENJANG AHLI UTAMA
JABATAN
FUNGSIONAL
KETRAMPILAN
JABATAN
FUNGSIONAL
JENJANG AHLI
PERTAMA SAMPAI
DENGAN AHLI
MADYA
JABATAN FUNGSIONAL HARUS TERLIHAT SECARA JELAS
DALAM STRUKTUR ORGANISASI
Jabatan fungsional/
administrasi
Jabatan fungsional/
administrasi
Jabatan fungsional/
administrasi
Jabatan
fungsional/administrasi
Jabatan
fungsional/administrasi
Jabatan
fungsional/administrasi
Jabatan
fungsional/administrasi
+/-
+/-
+/-
+/-
Jabatan
fungsional/administrasi
Jabatan
fungsional/administrasi
Jabatan
fungsional/administrasi
Jabatan
fungsional/administrasi
+/-
+/-
+/-
+/-
PENGATURAN DALAM KONSEP MANAJEMEN
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA
(PPPK)
JABATAN FUNGSIONAL KE DEPAN BUKAN HANYA
DAPAT DIDUDUKI OLEH PEGAWAI NEGERI SIPIL
TETAPI DAPAT JUGA DIDUDUKI OLEH
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN
KERJA (PPPK)
MASING-MASING JABATAN FUNGSIONAL
MEMILIKI KELAS JABATAN
 Semua jabatan ASN termasuk jabatan
fungsional memiliki kelas jabatan
 Kelas jabatan ditentukan berdasarkan
pengukuran dari faktor-faktor seperti
resiko, tanggungjawab, kompetensi, dan
beban kerja
MANAJEMEN ASN MENERAPKAN PRINSIP
MERIT
PASAL 51
“MANAJEMEN APARATUR SIPIL NEGARA
DISELENGGARAKAN BERDASARKAN SISTEM MERIT”
Makna sistem merit dalam UU No. 5/2014
Penempatan pegawai dalam jabatan didasarkan pada
kualifikasi dan kompetensi
Pengembangan karier didasarkan pada kualifikasi,
kompetensi dan kinerja
Penggajian, reward, punishment didasarkan pada
kinerja
PENILAIAN PRESTASI KERJA
• Tidak ada lagi dualisme metode penilaian prestasi
kerja
• Penilaian prestasi kerja semua pemangku jabatan
termasuk pemangku jabatan fungsional
menggunakan metode penilaian sebagaimana
PP nomor 46 tahun 2011 tentang penilaian prestasi
kerja Pegawai Negeri Sipil
• Setiap pemangku jabatan fungsional harus memiliki
Sasaran Kerja Pegawai (SKP) yang disusun dan
disepakati bersama antara atasan langsung dengan
pejabat fungsional yang bersangkutan
PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI
• Pasal 76 uu nomor 5 tahun 2014 tentang ASN
menyatakan bahwa penilaian kinerja PNS dilakukan
berdasarkan perencanaan kinerja pada tingkat
individu dan tingkat unit atau organisasi dengan
memperhatikan target, capaian, hasil, dan manfaat
yang dicapai
• Penilaian prestasi kerja dilakukan dengan cara
melakukan penilaian terhadap pencapaian target
yang ada dalam SKP baik yang menyangkut
kuantitas, kualitas, dan manfaat
• Prilaku juga menjadi bagian penilaian prestasi kerja
SIAPA YANG MELAKUKAN PENILAIAN
TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI?
ATASAN
LANGSUNG
ATASAN
LANGSUNG,
KOLEGA SELEVEL,
DAN BAWAHAN
TIM PENILAI
KINERJA
INSTANSI
UNTUK PENCAPAIAN TARGET
DALAM SASARAN KERJA
PEGAWAI (SKP)
UNTUK PENILAIAN PRILAKU
KERJA DALAM
MENJALANKAN TUGAS
JABATAN
UNTUK MENGKLARIFIKASI
APAKAH PENILAIAN ATASAN
LANGSUNG DILAKUKAN
SECARA OBJEKTIF
KONSEP POLA KARIER
PIMPINAN TINGGI
1. Utama
2. Madya
3. Pratama
(BAB IX)
?
-
JABATAN
BY POSITION
PANGKAT (KELAS JABATAN)
1.
2.
3.
4.
AHLI
Utama
Madya
Muda
Pertama
1.
2.
3.
4.
TERAMPIL
Penyelia
Mahir
Terampil
Pemula
BY CAREER
?
-
ADMINISTRASI
1. Administrator
2. Pengawas
3. Pelaksana
BY CAREER
FUNGSIONAL
KENAIKAN LEVEL JABATAN
 TIDAK ADA LAGI KENAIKAN PANGKAT/LEVEL
JABATAN SECARA REGULER
 KENAIKAN PANGKAT/LEVEL JABATAN
DIDASARKAN PADA:
• TINGKAT PRESTASI KERJA
• KOMPETENSI, YANG DIBUKTIKAN DENGAN
UJI KOMPETENSI
PENGEMBANGAN KOMPETENSI
• SETIAP JABATAN TERMASUK JABATAN FUNGSIONAL
HARUS MEMILIKI STANDAR KOMPETENSI
• PENGEMBANGAN KOMPETENSI DIDASARKAN PADA
HASIL PENGELOLAAN KINERJA PEJABAT
• IDENTIFIKASI CARA PENGEMBANGAN KOMPETENSI
 DILAKUKAN MELALUI PENDIDIKAN,
 DILAKUKAN MELALUI PELATIHAN,
DILAKUKAN MELALUI MAGANG, ATAU
DILATIH LANGSUNG OLEH PEJABAT YANG
LEBIH SENIOR, DLL
PENGATURAN PENGHASILAN PEJABATAN
FUNGSIONAL KE DEPAN
PENGHASILAN TERDIRI DARI GAJI, TUNJANGAN
KINERJA, DAN TUNJANGAN KEMAHALAN
 BESARAN GAJI DI DASARKAN PADA KELAS
JABATAN
 BESARAN TUNJANGAN KINERJA
DIDASARKAN PADA TINGKAT KINERJA
PEMANGKU JABATAN
 TUNJANGAN KEMAHALAN DITENTUKAN
OLEH INDEKS KEMAHALAN SETEMPAT
BAGAIMANA MENYELARASKAN KINERJA JABATAN
FUNGSIONAL DENGAN KINERJA UNIT ATAU
ORGANISASI?
PERLU ADA PENYESUAIAN DALAM PENYUSUNAN
URAIAN KEGIATAN JABATAN FUNGSIONAL
PENYUSUNAN URAIAN KEGIATAN JABATAN
FUNGSIONAL
• Harus memiliki output yang langsung
berkontribusi dalam perwujudan output unit
atau organisasi
• Untuk mewujudkan output dilakukan
kegiatan-kegiatan bukan proses
• Kegiatan-kegiatan ini harus dapat dibobot
berdasarkan tingkat kesulitan, resiko,
kompetensi, dan beban kerja
HUBUNGAN KINERJA UNIT ATAU ORGANISASI DENGAN KINERJA
JABATAN FUNGSIONAL
HASIL KERJA/OUTPUT
UNIT KERJA ATAU
ORGANISASI
KEGIATAN
KEGIATAN
HASIL
KERJA/OUTPUT
JABATAN
KEGIATAN
KEGIATAN
YANG AKAN MENJADI SKP
PEJABAT FUNGSIONAL
Integritas, profesional, akuntabel
created by aba subagja
Download