1 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Siaran Pers

advertisement
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
Siaran Pers
Prospektif, Sektor Pariwisata Bagi Investor Jepang
Saitama, 28 Januari 2016 – Salah satu sektor yang dipromosikan bagi investor
Jepang sebagai upaya untuk melakukan diversifikasi investasinya adalah sektor
Pariwisata. Terutama hotel dan restoran yang memiliki pasar tersendiri yakni
wisatawan yang berasal dari Jepang. Apalagi pemerintah berencana untuk membuka
batasan kepemilikan asing di sektor pariwisata tersebut.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani menyampaikan
bahwa sektor pariwisata termasuk sektor prospektif ditandai dengan kenaikan
realisasi investasi mencapai 48,9% senilai Rp 49,6 triliun. “Untuk bidang usaha hotel
dan restoran tercatat kenaikannya mencapai 69,9% dari posisi Rp 7,3 triliun pada
tahun 2014 menjadi Rp 12,1 triliun pada tahun 2015,” ujarnya dalam keterangan
resmi kepada pers, Kamis (28/1).
Menurut Franky, salah satu hal yang juga menjadi indikator bahwa sektor pariwisata
akan semakin berkembang adalah rencana pemerintah untuk merevisi Peraturan
Presiden No. 39 Tahun 2014 mengenai bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha
yang terbuka untuk penanaman modal. “Sektor pariwisata termasuk yang akan
dibuka, ada hotel dibuka, restoran dan kafe juga dibuka, kenapa? Karena Indonesia
memberikan bebas visa kepada lebih 40 negara termasuk Jepang,” lanjutnya.
Lebih lanjut Franky menjelaskan bahwa dengan restoran yang bisa dibuka untuk
investor asing, maka akan memberikan kemudahan bagi turis-turis Jepang yang ingin
makan masakan Jepang. “Investor Jepang bisa membuka restoran atau kafe di
Indonesia yang sesuai dengan masyarakat Jepang,“ imbuhnya.
Dari data yang dirilis oleh BKPM, investasi Jepang yang masuk di sektor Hotel dan
Restoran di tahun 2015 tercatat sebesar Rp 175 miliar meningkat 95% dari tahun
sebelumnya Rp 89 miliar. Namun, jumlah tersebut masih sangat kecil bila
dibandingkan dengan total investasi di bidang usaha hotel dan restoran yang
mencapai Rp 12,1 triliun.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala BKPM juga menggarisbawahi pentingnya MEA
masyarakat ekonomi ASEAN. Indonesia itu merupakan representasi terbesar dari
ASEAN yang memiliki 600 juta penduduk dengan nilai ekonomi US$ 2,4 triliun.
Indonesia mewakili 40% populasi dan aktivitas ekonomi ASEAN. “Jadi Masyarakat
Ekonomi ASEAN akan menjadi single market dan single production. Dengan
1
berinvestasi di Indonesia mendapatkan pasar ASEAN. Bea masuk untuk barang dan
jasa di Indonesia 0%,” sebutnya.
Selain itu, Indonesia juga saat ini sedang dalam tahapan untuk memproses Trans
Pacific Partnership (TPP) dan Eropean Union Comprehensive Economic Partnership
Aggrement (EU-CEPA). “Untuk investor Jepang di Indonesia kita banyak memberikan
kontak person atau kemudahan diantaranya Mizuho Bank kita juga ada duta besar,
perwakilan RI yakni KBRI, yang ketiga ada perwakilan kantor perwakilan BKPM. Di
Indonesia ada Japan Desk dan ada Marketing Officer,” ungkap Franky.
BKPM juga memiliki kerjasama dengan Mizuho Bank yang memiliki divisi untuk
memberikan saran-saran finansial, tidak banyak bank global yang memiliki divisi itu.
“Ke depan kerjasama ini akan terus ditingkatkan melalui kegiatan-kegiatan yang
saling menguntungkan kedua belah pihak,” pungkasnya.
Dari sisi realisasi investasi berdasar negara asal untuk periode tahun 2010-2015,
posisi Jepang berada di peringkat dua di bawah Singapura dengan nilai mencapai
US$ 31 miliar. Di bawah Singapura dan Jepang, terdapat Amerika Serikat dengan
nilai investasi US$ 8,2 miliar, Korea Selatan dengan nilai investasi US$ 8 miliar dan
Malaysia di peringkat kelima dengan nilai investasi US$ 7,1 miliar.
--Selesai--
Untuk keterangan lebih lanjut dapat menghubungi:
Ariesta Riendrias Puspasari
Kepala Biro Peraturan Perundang-Undangan, Hubungan Masyarakat
dan Tata Usaha Pimpinan
Jl. Jend. Gatot Subroto No.44 Jakarta 12190
Telepon : 021-5269874
HP : 08161946825
E-mail : [email protected]
2
Download