1 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Siaran Pers

advertisement
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
Siaran Pers
Alat Kesehatan Juga Diusulkan Terbuka
Jakarta, 4 Desember 2015 --- Bidang-usaha yang masuk kategori dalam sektor
kesehatan masuk dalam usulan Kementerian terkait panduan investasi. Beberapa
bidang usaha di sektor kesehatan diusulkan terbuka untuk asing. Alat kesehatan
yang selama ini dikategorikan sebagai distributor umum, dibatasi maksimal
kepemilikan asing hanya 33%.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani menyampaikan
bahwa nanti terkait alat kesehatan ini akan diatur secara lebih terperinci. “Untuk
yang high technology akan dibuka untuk asing, sementara yang medium-low tech
seperti kassa maksimalnya 49% asing,” ujarnya dalam keterangan resmi kepada pers,
Jumat (04/12).
Menurut Franky, salah satu contoh perlu diaturnya panduan investasi terkait alat
kesehatan adalah pengaturan untuk benang bedah. Untuk bidang usaha produksi
benang bedah karena tidak ada dalam Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia
(KBLI) maka BKPM diharapkan melakukan koordinasi dengan Badan Pusat Statistik
(BPS). “Benang bedah ini sebenarnya terbuka, tapi karena tidak ada KBLI-nya maka
masuk ke obat jadi terbatas hanya 85%,” jelasnya.
Oleh karena itu, BKPM juga akan menyampaikan kendala-kendala terkait
nomenklatur dan pengaturan di KBLI ini terhadap BPS. “Kami akan koordinasikan
dengan pihak terkait dengan hal tersebut,” paparnya.
Upaya untuk membuka bidang usaha tersebut diharapkan dapat meningkatkan
minat investasi dalam produksi alat-alat kesehatan di Indonesia sehingga terjadi
transfer teknologi. Selama ini, ketersediaan alat kesehatan banyak dipasok dari
perdagangan besar farmasi. “Saat ini sudah banyak pedagang besar jumlahnya.
Menurut data dari kementerian teknis jumlahnya kurang lebih 4.000 pedagang,”
paparnya.
Sedangkan beberapa bidang usaha di sektor kesehatan yang diusulkan tertutup
diantaranya jasa layanan akupuntur dan apotik di level provinsi/kabupaten kota.
Penutupan sektor-sektor tersebut dilakukan untuk melindungi pengusaha nasional
tumbuh.
Dalam pembahasan Daftar Negatif Investasi (DNI), BKPM terus melakukan koordinasi
dengan lembaga-lembaga terkait. Beberapa lembaga yang telah memberikan
1
masukan dalam tahap awal adalah Kementerian Koordinator Perekonomian,
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Kesehatan,
Kementerian Pertahanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian
Pertahanan, Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan.
Jasa pelayanan kesehatan akupuntur dan jasa-jasa lainnya masuk dalam kategori
sektor tersier. Dari data BKPM periode Januari-September 2015, untuk PMDN sektor
jasa lainnya dengan nilai investasi Rp 755 miliar dengan jumlah 164 proyek.
Sedangkan untuk PMA, sektor jasa lainnya dengan nilai US$ 207,25 juta dan jumlah
proyek 1.089.
Realisasi investasi Januari-September 2015 mencapai Rp 400 triliun, meningkat
16,7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, sebesar Rp 342 triliun.
Realisasi investasi PMDN, Januari-September meningkat 16,4% sebesar Rp 133,2
triliun, sementara realisasi investasi PMA naik 16,9% sebesar Rp 266,8 Triliun. Selain
itu, realisasi investasi sepanjang Januari-September 2015 dapat menyerap tenaga
kerja sebanyak 1.059.734 orang, naik 10,4% dibandingkan periode yang sama tahun
2014, sebesar 960.336 orang.
--Selesai-Untuk keterangan lebih lanjut dapat menghubungi:
Ariesta Riendrias Puspasari
Kepala Biro Peraturan Perundang-Undangan, Hubungan Masyarakat
dan Tata Usaha Pimpinan
Jl. Jend. Gatot Subroto No.44 Jakarta 12190
Telepon : 021-5269874
HP : 08161946825
E-mail : [email protected]
2
Download