Industri Berorientasi Ekspor Diusulkan Terbuka, Distribusi

advertisement
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
Siaran Pers
Kepala BKPM: Industri Berorientasi Ekspor Diusulkan Terbuka,
Distribusi Perlu Diatur
Jakarta, 14 November 2015 – Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Franky Sibarani mewacanakan pengaturan yang lebih jelas terkait dengan sektor
usaha yang boleh dimasuki investor asing maupun yang dinyatakan tertutup. Dia
mengusulkan sektor industri dan jasa yang berorientasi ekspor dapat terbuka bagi
investor asing. Sementara untuk sektor terkait perdagangan dan distribusi perlu
diatur. Usulan tersebut mengacu kepada visi untuk menjadikan Indonesia sebagai
basis produksi dalam mendukung transformasi ekonomi berbasis konsumsi menjadi
ekonomi berbasis produksi yang dicanangkan pemerintah.
“Panduan Investasi yang jelas diperlukan untuk meningkatkan daya saing dalam
menarik investasi asing. Negara-negara tetangga pesaing kita juga menyusun
panduan investasi untuk menarik investor asing. Termasuk Myanmar yang membuka
seluruh sektor usaha, kecuali terkait distribusi. Demikian halnya dengan Vietnam.
Kedua negara ini perkembangan investasi asingnya cukup pesat,”ujar Franky dalam
keterangan resminya hari ini (14/11).
Dia merujuk kepada data Financial Times di mana, Vietnam dan Myanmar
merupakan pesaing berat Indonesia dalam menarik arus investasi yang masuk ke
ASEAN. Menurut data tersebut arus investasi asing yang masuk ke Indonesia
sepanjang Januari-September 2015 sebesar US$ 15,47 miliar atau 26% arus investasi
yang masuk ke ASEAN. Sementara, arus investasi yang masuk ke Vietnam sebesar
US$ 11,61 Miliar atau 19%, dan arus investasi yang masuk ke Myanmar sebesar US$
8,96 Miliar atau 15%.
Franky mengingatkan bahwa sektor bisnis berkembang pesat melalui kreativitas
pelaku usaha. Banyak sektor bisnis baru yang bermunculan, bahkan tidak pernah
dibayangkan sebelumnya, sehingga perlu adanya payung dan kepastian hukum. Dia
mencontohkan beberapa sektor usaha yang perlu diatur panduannya seperti bisnis
pemakaman, kemudian senior living (fasilitas akomodasi untuk warga lansia yang
menghabiskan pensiunnya).
“Belum ada panduan yang jelas pengaturan investasi di kedua sektor tersebut.
Padahal minat investasinya sudah tumbuh. Dalam bidang usaha senior living
misalnya, BKPM mencatat terdapat investor dari Jepang yang telah berminat
menanamkan modal sebesar US$ 40 juta dan dari Australia dengan minat investasi
mencapai US$ 26 juta,” tambah Franky.
1
Saat ini BKPM dan Kementerian/Lembaga melakukan pembahasan tentang panduan
investasi sebagai revisi Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2014 tentang daftar
bidang usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan. BKPM telah
menerima 454 butir masukan baik dari kementerian teknis dan lembaga pemerintah
non kementerian terkait maupun dari sektor swasta dan pemangku kebijakan
lainnya. Ke-454 masukan tersebut setelah dikelompokkan ke dalam sektor-sektor
dan bidang usaha yang sama jumlahnya jadi 222 masukan, masing-masing sektor
ESDM 23 usulan, kehutanan 9 usulan, kesehatan 9 usulan, keuangan 1 usulan,
Komunikasi dan Informatika 8 usulan, pariwisata dan ekonomi kreatif 7 usulan,
pekerjaan umum 9 usulan, pendidikan dan kebudayaan 4 usulan, perbankan 1
usulan, perdagangan 32 usulan, perhubungan 36 usulan, perindustrian 9 usulan,
pertahanan keamanan 6 usulan, pertanian 43 usulan, ketenagakerjaan 2 usulan, dan
sektor lainnya 16 usulan.
BKPM sendiri mengharapkan aturan baru tentang Panduan Investasi ini dapat selesai
April 2016 mendatang.
--Selesai-Untuk keterangan lebih lanjut dapat menghubungi:
Ariesta Riendrias Puspasari
Kepala Biro Peraturan Perundang-Undangan, Hubungan Masyarakat
dan Tata Usaha Pimpinan
Jl. Jend. Gatot Subroto No.44 Jakarta 12190
Telepon : 021-5269874
HP : 08161946825
E-mail : [email protected]
2
Download