PERANAN PENGAWASAN TERHADAP EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS KERJA PADA KANTOR KELURAHAN MENTAOS KECAMATAN BANJARBARU UTARA Risna Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara Pemerintah Kota Banjarbaru Jl. Komet Raya Ujung RT.03 RW.04 Kelurahan Mentaos, Banjarbaru e-mail: [email protected] Abstract: This study is to investigate and analyze how Oversight Role In Efforts to Improve Effectiveness And Efficiency Employee Work Sub mentaos District of North Banjarbaru, this study is a qualitative descriptive approach to determine the Oversight Role In Efforts to Improve Effectiveness And Efficiency Employee Work Sub mentaos District of North Banjarbaru. Results of this study showed the role of surveillance in order to improve the effectiveness of employee work efficiency mentaos Village District of North Banjarbaru which should improve the efficiency and effectiveness of the work should be done in accordance with the provisions of Regulation. 53 Year 2010 Jo. Head of the State Employment Agency Regulations No. 21 of 2010 and did not hesitate to take action so that an employee gets a deterrent effect, so that jobs can run efficiently and effectively. Keywords: Monitoring, Effectiveness and Efficiency Abstrak: Penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis seberapa Peranan Pengawasan Dalam Upaya Meningkatkan Efektivitas Dan Efisiensi Kerja Pegawai Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara, penelitian ini adalah metode kualitatif menggunakan pendekatan deskriftif untuk mengetahui Peranan Pengawasan Dalam Upaya Meningkatkan Efektivitas Dan Efisiensi Kerja Pegawai Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara. Hasil penelitian menunjukan Peranan pengawasan dalam upaya meningkatkan efektivitas kerja efisiensi kerja pegawai Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara yang sebaiknya meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja sebaiknya dilakukan dengan sesuai dengan ketentuan PP. 53 Tahun 2010 Jo. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 21 Tahun 2010 dan tidak segan mengambil tindakan agar pegawai mendapat efek jera, sehingga pekerjaan dapat berjalan efisien dan efektif. Kata Kunci : Pengawasan, Efektivitas dan Efisiensi Latar Belakang Pengawasan adalah segenap kegiatan untuk meyakinkan dan menjamin bahwa tugas/pekerjaan telah dilakukan sesuai dengan rencana yang telah di tetapkan, kebijaksanaan yang telah di gariskan dan perintah (aturan) yang di berikan. Dalam hal ini pengawasan juga penting karena dapat menjadi tolak ukur dalam memberikan penilaian terhadap pekerjaan seseorang dalam sebuah organisasi. Pengawasan dalam sebuah organisasi sangat dibutuhkan apabila organisasi tersebut akan mencapai tujuan organisasi. Salah satu dari lima fungsi dasar manajemen adalah kontrol atau pengawasan yang berfungsi membantu memastikan apakah aktifitas yang dilakukan pegawai administrasi sesuai dengan hasil yang diinginkan. Selain itu, fungsi ini juga dapat digunakan untuk memfasilitasi bagaimana melakukan perbaikan terhadap hal tersebut. Pengawasan adalah tanggung jawab pimpinan, tapi karena tidak mungkin 423 424 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 1, No 3, November 2015, hal 423-436 pimpinan melakukan semuanya maka pengawasan dilimpahkan pada unit pengawasan. Tetapi dalam melakukan pengawasan pimpinan akan dibantu oleh beberapa manajer yang bertugas pada bidangnya masing- masing sehingga proses pengawasan dapat lebih efektif dan lebih efisien. Mulanya dan bahkan sementara pihak saat ini menganggap bahwa fungsi pengawasan itu tidak perlu, dilupakan, dan disalah artikan. Namun , dalam organisasi modern dan dalam organisasi bestandar kompleks semakin disadari pentingnya fungsi kontrol itu yang sebenarnya bermaksud baik yaitu sebagai fungsi manajemen untuk menjamin bahwa apa yang ditetapkan sebagai tujuan organisasi dapat dicapai dengan semestinya. Perkembangan organisasi modern dan karena semakin kompleksnya dimensi yang berkaitan dengan kontrol ini menyebabkan fungsi kontrol juga berkembang dari segi teori maupun penerapannya. Mulanya kontrol dianggap sebagai kegiatan yang sifatnya pemaksaan kekuasaan sampai akhirnya merupakan fungsi yang difokuskan pada sikap prilaku individu yang mempunyai multidimensi dan berbagai sifat. Teknik kontrol semakin diperjelas dan disederhanakan. Pentingnya pengawasan administrasi karena beberapa alasan berikut ini: Pengawasan digunakan untuk membuat standar prestasi yang dimaksudkan untuk menaikkan efesiensi dan menekan biaya. Misalnya penggunaan time and motion studies, pelaksanaan pemeriksaan, dan pembuatan pedoman tertulis. Pengawasan digunakan untuk mengamankan asset organisasi dari kemungkinan pencurian, pemborosan, dan penyalahgunaan. Misalnya dengan penekanan tanggung jawab divisi, pemisahan tugas, pengamanan harta dan pencatatan, penetapan prosedur otoritas. Pengawasan didesain untuk menetapkan batas wewenang yang didelegasikan oleh top manajemen. Pengawasan digunakan untuk mengukur prestasi kerja pengawasan. Pengawasan digunakan untuk perencanaan dan peyusunan program kegiatan. Pengawasan administrasi mempunyai peranan penting untuk mencapai tujuan organisasi, namun pelaksanaannya tidak mudah. Pengawasan administrasi dapat dikatakan berhasil apabila memenuhi kriteria: proses pengawasan telah memungkinkan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki individu dari pekerjaan dapat digunakan untuk memodifikasi tujuan organisasi. Terdapat dukungan dari manajemen puncak untuk melakukan pengawasan. Pengawasan akan sulit terlaksana tanpa dukungan dan komitmen dari manajemen puncak. Proses pengawasan dapat disesuaikan dengan pekerjaan sebenarnya dari organisasi. Apabila sistem pengawasan berjalan baik maka akan diperoleh berbagai keuntungan mapun kelebihan dari proses pengawasan yaitu sebagai berikut: Tujuan akan diwujudkan lebih cepat, murah dan lebih mudah dicapai. Menciptakan suasana keterbukaan, kejujuran dan transparan. Menimbulkan saling percaya dan menghilangkan rasa curiga dalam organisasi. Menumbuhkan perasaan aman dihati setiap orang dalam organisasi sehingga mendorong kondisi jiwa yang sehat. Memupuk perasaan memiliki atas organisasi atau oganisasi. Walaupun pengawasan begitu penting dalam fungsi manajemen dan bagi pimpinan maupun organisasi, Namun sepertinya pelaksanaan pengawasan itu belum begitu efektif dan memuaskan. Ada beberapa kendala maupun kelemahan dalam pelaksanaan pengawasan antara lain: Pelaksanaan pengawasan terlalu ditekankan pada tujuan jangka pendek. Penerapan sistem pengawasan dapat menimbulkan frustasi dan semangat kerja. Pelaksanaan sistem pengawasan dapat mempersempit pandangan terhadap organisasi/organisasi. Kontrol dianggap sebagai tujuan bukan alat mencapai tujuan. Hal yang perlu diingat bahwa pengawasan itu merupakan suatu “cost item”, artinya memerlukan biaya yang besar dari awal sampai akhir. Karena itu sangat diperlukan efisiensi dalam penggunaan dana dan material, dengan dana yang tersedia, metoda yang baik serta peralatan yang efektif, pemecahan masalah yang tidak pilih Risna, Peranan Pengawasan Terhadap Efisiensi …. 425 kasih, bisa mencapai sasaran yang luas. Janganlah suatu obyek dilakukan pengawasan berulang-ulang disuatu atau beberapa tempat dalam waktu yang lama, sebaliknya banyak obyek lain yang tak tersentuh pengawasan. Atau ada suatu kelompok menjadi sasaran kambing hitam pelanggaran, sebaliknya ada kelompok lain yang tak tersentuh atau terlindung dari pengawasan. Dengan terlaksananya efisiensi dan efiktifitas maka kepercayaan pada pimpinan organisasi dari yang rendah sampai yang tertinggi ada dan terpelihara dengan baik Oleh karena itu pengawasan yang baik dan sesuai dengan prosedur akan membuat pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai Kantor Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara menjadi lebih efisien, selama ini menurut pengamatan penulis banyak pegawai yang dinilai tidak bertanggung jawab terhadap pekerjaannya sehingga pekerjaanpun terlimpahkan kepegawai lainnya yang sudah memiliki pekerjaan sebelumnya sehingga pekerjaan akan lebih lama selesainya sehingga tidak efisien, hal yang sering membuat pegawai meninggalkan pekerjaan selama ini adalah seperti keluar kantor sebelum jam istirahat atau pulang kerja dikarenakan ada keperluan keluarga seperti menjemput anak dan alasan keluarga lainnya, hal yang seperti ini perlu adanya pengawasan dari Kantor Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara agar pekerjaan yaitu pelayanan kepada masyarakat dapat berjalan dengan baik dan efisien. Kajian Literatur Menurut Schermerhorn dalam Ernie dan Saefullah (2011) pengawasan merupakan sebagai proses dalam menetapkan ukuran kinerja dalam pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan tersebut. Sedangkan menurut Mathis dan Jackson (2012: 303) pengawasan merupakan sebagai proses pemantauan kinerja karyawan berdasarkan standar untuk mengukur kinerja, memastikan kualitas atas penilaian kinerja dan pengambilan informasi yang dapat dijadikan umpan balik pencapaian hasil yang dikomunikasikan ke para karyawan. Defenisi ini tidak hanya terpaku pada apa yang direncanakan, tetapi mencakup dan melingkupi tujuan organisasi. Hal tersebut akan mempengaruhi sikap, cara, sistem, dan ruang lingkup pengawasan yang akan dilakukan oleh seorang manajer. Pengawasan sangat penting dilakukan oleh perusahaan dalam kegiatan operasionalnya untuk mencegah kemungkinan terjadinya penyimpangan– penyimpangan dengan melakukan tindakan koreksi terhadap penyimpangan tersebut untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan sebelumnya. Menurut Harahap (2012), Pengawasan adalah keseluruhan sistem, teknik, cara yang mungkin dapat digunakan oleh seorang atasan untuk menjamin agar segala aktivitas yang dilakukan oleh dan dalam organisasi benar-benar menerapkan prinsip efisiensi dan mengarah pada upaya mencapai keseluruhan tujuan organisasi. Menurut Maringan (2012), pengawasan adalah proses dimana pimpinan ingin mengetahui hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan bawahan sesuai dengan rencana, perintah, tujuan, kebijakan yang telah ditentukan. Selain itu menurut Dessler (2013: 2), menyatakan bahwa pengawasan (Controlling) merupakan penyusunan standar - seperti kuota penjualan, standar kualitas, atau level produksi; pemeriksaan untuk mengkaji prestasi kerja aktual dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan; mengadakan tindakan korektif yang diperlukan. Berdasarkan penjelasan para ahli diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengawasan merupakan suatu tindakan pemantauan atau pemeriksaan kegiatan perusahaan untuk menjamin pencapaian tujuan sesuai dengan rencana yang ditetapkan sebelumnya dan melakukan tindakan korektif yang diperlukan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ada sebelumnya. Pengawasan yang efektif membantu usaha dalam mengatur pekerjaan agar dapat terlaksana dengan baik. Fungsi pengawasan merupakan fungsi terakhir dari proses manajemen. Fungsi ini terdiri dari tugas-tugas memonitor dan mengevaluasi aktivitas perusahaan agar target perusahaan 426 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 1, No 3, November 2015, hal 423-436 tercapai. Dengan kata lain fungsi pengawasan menilai apakah rencana yang ditetapkan pada fungsi perencanaan telah tercapai. Terry dalam Hasibuan (2013) mengemukakan bahwa pengawasan dapat didefinisikan sebagai proses penentuan, apa yang harus dicapai yaitu standar, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan melakukan perbaikanperbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana yaitu selaras dengan standar. Harahap (2012) mengemukakan bahwa pengawasan mencakup upaya memeriksa apakah semua terjadi sesuai dengan rencana yang ditetapkan, perintah yang dikeluarkan, dan prinsip yang dianut. Juga dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan dan kesalahan agar dapat dihindari kejadiannya dikemudian hari. Menurut Siagian (2011:30), bahwa pengawasan adalah memantau aktivitas pekerjaan karyawan untuk menjaga perusahaan agar tetap berjalan kearah pencapaian tujuan dan membuat koreksi jika diperlukan. Pengawasan secara umum berarti pengendalian terhadap perencanaan apakah sudah dilaksanakan sesuai tujuan atau penyimpangan dari tujuan yang diinginkan. Jika terjadi penyimpangan, pihak manajemen yang terkait dalam pengawasan harus memberikan petunjuk untuk melakukan perbaikan kerja, agar standar perencanaan tidak jauh menyimpang dari hasil yang diperoleh pada saat pelaksanaan. Pengawasan yang dilakukan adalah bermaksud untuk mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan sehingga dapat terwujud daya guna, hasil guna, dan tepat guna Parayudi (2011) sesuai rencana dan sejalan dengan itu, untuk mencegah secara dini kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan. Dengan demikian pada prinsipnya pengawasan itu sangat penting dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga pengawasan itu diadakan dengan maksud: 1. Mengetahui lancar atau tidaknya pekerjaan tersebut sesuai dengan yang telah direncanakan. 2. Memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dibuat dengan melihat kelemahankelemahan, kesulitan-kesulitan dan kegagalan-kegagalan dan mengadakan pencegahan agar tidak terulang kembali kesalahan-kesalahan yang sama atau timbulnya kesalahan baru. 3. Mengetahui apakah penggunaan fasilitas pendukung kegiatan telah sesuai dengan rencana atau terarah pada pasaran. 4. Mengetahui hasil pekerjaan dibandingkan dengan yang telah ditetapkan dalam perencanaan semula. 5. Mengetahui apakah segala sesuatu berjalan efisien dan dapatkah diadakan perbaikan-perbaikan lebih lanjut sehingga mendapatkan efisiensi yang besar. Sedangkan tujuan pengawasan akan tercapai apabila hasil-hasil pengawasan maupun memperluas dasar untuk pengambilan keputusan setiap pimpinan. Hasil pengawasan juga dapat digunakan sebagai dasar untuk penyempurnaan rencana kegiatan rutin dan rencana berikutnya. Sedangkan tujuan pengawasan antara lain adalah: mengamati apa yang sebenarnya terjadi dan membandingkan dengan apa yang seharusnya terjadi, dengan maksud untuk secepatnya melaporkan penyimpangan atau hambatan kepada pimpinan/penanggung jawab fungsi/kegiatan yang bersangkutan agar dapat diambil tindakan korektif yang perlu (Bohari, 2011). Sedangkan menurut Sujamto (2011) pengawasan diadakan dengan tujuan untuk mengetahui dan menilai kenyataan yang sebenarnya tentang pelaksanaan tugas dan pekerjaan, apakah sesuai dengan semestinya atau tidak. Dari uraian di atas dapatlah kita ambil kesimpulan bahwa pada dasarnya pengawasan bertujuan untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan yang terjadi nantinya dapat digunakan sebai pedoman untuk mengambil kebijakan guna mencapai sasaran yang optimal. Menurut Bohari (2011) pengawasan itu secara langsung juga bertujuan untuk: 1. Menjamin ketepatan pelaksanaan sesuai dengan rencana, kebijakan dan peringkat. 2. Menertibkan koordinasi kegiatankegiatan. 3. Mencegah pemborosan dan penyelewengan. 4. Menjamin terwujudnya kepuasan masyarakat atas jasa yang dihasilkan. Risna, Peranan Pengawasan Terhadap Efisiensi …. 427 5. Membina kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan organisasi. diperlakukannya. Pengawasan seperti ini dapat mempercepat hubungan pejabat, karena adanya kontak wawancara antara mereka Tertulis Laporan tertulis merupakan suatu pertanggung jawaban kepada atasannya mengenai pekerjaan yang dilaksanakannya, sesuai dengan instruksi dan tugas-tugas yang diberikan atasannya kepadanya. Dengan laporan tertulis sulit pimpinan menentukan mana yang berupa kenyataan dan apa saja yang berupa pendapat. Keuntungannya untuk pemimpin dapat digunakan sebagai pengawasan dan bagi pihak lain dapat digunakan untuk menyusun rencana berikutnya (Manullang, 2010:179). Menurut Siagian (2011) proses pengawasan pada dasarnya dilakukan dengan 2. mempergunakan 2 (dua) macam teknik yaitu pengawasan langsung dan pengawasan tidak langsung. Pengawasan langsung yaitu pengawasan yang dilakukan sendiri oleh pimpinan. Dalam hal ini pimpinan langsung datang dan memeriksa kegiatan yang sedang dijalankan oleh bawahan, Pengawasan langsung dapat berbentuk inspeksi langsung On-the-Spot observatiton / Observasi di tempat dan On-the-spot report / Laporan di tempat. Dalam inspeksi langsung dapat dengan peninjauan pribadi yaitu mengawasi dengan jalan meninjau secara pribadi sehingga dapat dilihat sendiri pelaksanaan pekerjaan. Cara ini mengandung kelemahan, Selain laopran lisan dan tertulis menimbulkan kesan kepada bawahan bahwa menurut Manullang (2010:179) pengawasan mereka diamati secara keras dan kuat sekali. masih mempunyai satu teknik lagi, yaitu Ada yang berpendapat bahwa cara inilah pengawasan melalui laporan kepada hal-hal yang terbaik, karena melakukan kontak yang bersifat khusus. Pengawasan yang langsung antara atasan dan bawahan dapat berdasarkan kekecualian atau control by dipererat. Serta, kesukaran dalam praktek exception, adalah suatu sistem pengawasan dapat dilihat lansung dan tidak dapat dimana pengawas itu ditujukan pada soaldikacaukan oleh pendapat bawahan soal kekecualian. Jadi pengawasan hanya sebagaimana mungkin terselip dengan cara dilakukan bila diterima laporan yang menerima laporan tertulis (Manullang, 2010). menunjukkan adanya peristiwa-peristiwa Akan tetapi, karena banyak dan kompleksnya yang istimewa tugas-tugas seorang pimpinan terutama Menurut Arifin (2012) kekuatan dari dalam organisasi besar seorang pemimpin pengawasan tidak langsung tidak mungkin dapat selalu menjalankan adalah dibutuhkan waktu pendek, dan tidak pengawasan langsung itu. Karena itu sering perlu terjun langsung ke setiap lapangan. pula ia harus melakukan pengawasan yang Kelemahannya adalah sering bawahan bersifat tidak langsung (Siagian, 2011). melaporkan hal-hal yang positif saja. Padahal Yang dimaksud dengan teknik pimpinan harus mengetahui hal yang positif pengawasan tidak langsung adalah sekaligus negatif agar tidak salah pengawasan dari jarak jauh. Pengawasan ini berkesimpulan dan salah dalam mengambil dilakukan melalui laporan yang disampaikan keputusan oleh para bawahan (Siagian, 2011). Laporan Kesimpulannya ialah bahwa ini berbentuk: pengawasan tidak akan dapat berjalan dengan 1. Lisan baik apabila hanya bergantung kepada Pengawasan dilakukan dengan laporan saja. Adalah bijaksana apabila mengumpulkan fakta-fakta melalui pemimpin organisasi menggabungkan teknik laporan lisan yang diberikan bawahan. pengawasan langsung dan tidak langsung Dengan cara ini kedua pihak aktif, dalam melakukan fungsi pengawasan itu bawahan memberikan laporan lisan (Siagian, 2011). tentang hasil pekerjaannya dan atasan Dengan teknik-teknik yang telah dapat bertanya lebih lanjut untuk dijelaskan di atas diharapkan pelaksanaan memperoleh fakta-fakta yang pengawasan dapat berjalan dengan efektif 428 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 1, No 3, November 2015, hal 423-436 dan efisien, sehingga dalam melakukan pengawasan juga lebih mudah. Dan hasil dari pengawasan dapat dijadikan evaluasi atau acuan untuk pengambilan kebijakan berikutnya. Pada umumnya efektivitas sering dihubungkan dengan efisiensi dalam pencapaian tujuan organisasi. Padahal suatu tujuan atau saran yang telah tercapai sesuai dengan rencana dapat dikatakan efektif, tetapi belum tentu efisien. Walaupun terjadi suatu peningkatan efektivitas dalam suatu organisasi maka belum tentu itu efisien. Jelasnya, jika sasaran atau tujuan telah tercapai sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya dapat dikatakan efektif. Jadi bila suatu pekerjaan itu tidak selesai sesuai waktu yang telah ditentukan, maka dapat dikatakan tidak efektif. Efektivitas menurut (Sedarmayanti, 2012) merupakan gambaran tingkat keberhasilan atau keunggulan dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan dan adanya keterkaitan antara nilai-nilai yang bervariasi. Hal tersebut juga sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Sedarmayanti dalam bukunya yang berjudul Sumber Daya Manusia dan Produktifitas Kerja mengenai pengertian efektivitas yaitu Efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh target dapat tercapai. Pengertian efektivitas ini lebih berorientasi kepada keluaran sedangkan masalah penggunaan masukan kurang menjadi perhatian utama. Apabila efisiensi dikaitkan dengan efektivitas maka walaupun terjadi peningkatan efektivitas belum tentu efisiensi meningkat (Sedarmayanti, 2012). Efektivitas memiliki arti berhasil atau tepat guna. Efektif merupakan kata dasar, sementara kata sifat dari efektif adalah efektivitas. Menurut Effendy efektivitas adalah sebagai berikut: ”Komunikasi yang prosesnya mencapai tujuan yang direncanakan sesuai dengan biaya yang dianggarkan, waktu yang ditetapkan dan jumlah personil yang ditentukan” (Effendy, 2012). Pengertian efektivitas menurut Hadayaningrat dalam buku Azas-azas Organisasi Manajemen adalah sebagai berikut: “Efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya” (Handayaningrat, 2010:16). Pendapat Hadayaningrat mengartikan efektivitas bisa diartikan sebagai suatu pengukuran akan tercapainya tujuan yang telah direncanakan sebelumnya secara matang. Berdasarkan pendapat kedua di atas efektivitas adalah suatu komunikasi yang melalui proses tertentu, secara terukur yaitu tercapainya sasaran atau tujuan yang ditentukan sebelumnya. Dengan biaya yang dianggarkan, waktu yang ditetapkan dan jumlah orang yang telah ditentukan. Apabila ketentuan tersebut berjalan dengan lancar, maka tujuan yang direncanakan akan tercapai sesuai dengan yang diinginkan. Pada mulanya istilah efisiensi timbul dalam bidang-bidang ilmu pengetahuan ekonomi, seperti yang terdapat dalam Ensiklopedi Indonesia yaitu “Efisiensi adalah usaha pada produksi untuk memberantas segala pemborosan bahan dan tenaga kerja maupun gejala yang merugikan”. Selanjutnya pengertian efisiensi terus berkembang, meliputi hampir semua bidang ilmu pengetahuan. Bekerja dengan efisien adalah bekerja dengan gerakan, usaha, waktu dan kelelahan yang sedikit mungkin. Cara bekerja yang efisien dapat diterapkan oleh setiap pegawai untuk semua pekerjaan, baik kecil maupun yang besar. Menurut Drucker dalam Amirullah, (2011) efisiensi berarti mengerjakan sesuatu dengan benar. Dalam bahasa yang lebih sederhana efisiensi itu menunjukkan kemampuan organisasi dalam menggunakan sumber daya dengan benar dan tidak ada pemborosan. Stoner (2010:9) mendefenisikan efisiensi sebagai kemampuan untuk meminimalkan penggunaan sumber daya dalam mencapai tujuan organisasi. Seorang yang bertindak secara efisien mampu meminimalkan biaya sumber daya yang diperlukan. Efisiensi kerja adalah merupakan pelaksanaan cara-cara tertentu dengan tanpa mengurangi tujuannya merupakan cara yang termudah dalam mengerjakannya, termurah dalam biayanya, tersingkat dalam waktunya, teringan dalam bebannya dan terpendek dalam jaraknya (Sedarmayanti, 2012). Efisiensi kerja juga merupakan perbandingan antara suatu kerja dengan hasil yang dicapai Risna, Peranan Pengawasan Terhadap Efisiensi …. 429 oleh kerja tersebut. Perbandingan itu dapat dilihat dalam 2 segi yaitu : 1. Segi Usaha Suatu kegiatan dapat dikatakan efisien apabila sesuatu hasil tertentu dapat dicapai dengan usaha yang kecil atau sedikit. Pengertian usaha dapat dilihat dari 5 sumber kerja yaitu pikiran , tenaga, waktu, ruang dan benda (termasuk uang). 2. Segi hasil Suatu kegiatan dapat disebut efisien apabila dengan suatu usaha tertentu memberikan hasil yang banyak. Dari beberapa uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan efisiensi kerja adalah suatu proses kegiatan yang mencapai hasil sebesar mungkin dan dengan pengorbanan yang sekecil mungkin untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Beberapa penelitian sebelumnya juga membahas tentang keterkaitan antara pengawasan dengan efisiensi dan efektivitas kerja. Rajendra (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Peranan Pengawasan Dalam Upaya Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi Kerja Pegawai Dinas Perhubungan Kabupaten Bantul”, meneliti tentang hal yang sama. Pengawasan yang di gunakan pada penelitian ini adalah pengawasan langsung dan pengawasan tidak langsung. Hasilnya Dinas Perhubungan Kabupaten Bantul cukup tepat dalam menepakan sistem pengawasan yang ketat dan sesuai aturan yang ada seluruh karyawan Dinas Perhubungan Kabupaten Bantul menjadi disiplin baik dalam jam kerja maupun dalam pekerjaan sehingga pekerjaan yang di kerjakan akan menjadi efektif dan efisien. Setiawan (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “Peranan Pengawasan Dalam Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi Kerja Pegawai Kelurahan Bumijo Kecamatan Jetis Yogyakarta” menyimpulkan bahwa pengawasan yang dilakukan kepada pegawai Kelurahan Bumijo Kecamatan Jetis Yogyakarta dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja selama ini sudah baik dan sesuai prosedur namun ketegasan yang membuat efek jera pegawai Kelurahan Bumijo Kecamatan Jetis Yogyakarta belum terlihat, sebaiknya kedepan para pimpinan Kelurahan Bumijo Kecamatan Jetis Yogyakarta harus tegas minindak pegawai yang malas bekerja. Penelitian lainnya dari Intan (2014) yang berjudul “Upaya Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi Kerja melalui Pengawasan pada Kantor Kelurahan Suryodiningrat Kecamatan Mantrijeron Yogyakarta”, dimana penelitian ini dimulai bulan Mei 2014 dan akan berakhir sampai dengan September 2014. Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif dan teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara serta dokumentasi. Analisa data yang digunakan adalah metode analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan pengawasan sangat perlu di Kantor Kelurahan Suryodiningrat Kecamatan Mantrijeron Yogyakarta untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja pegawai. Kerangka berpikir adalah serangkaian konsep dan kejelasan hubungan antar konsep tersebut yang dirumuskan oleh peneliti berdasar tinjauan pustaka, dengan meninjau teori yang disusun dan hasil-hasil penelitian yang terdahulu yang terkait. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan perlu untuk menyusunan suatu perencanaan yang sistematis yang didalamnya akan memberikan gambaran tentang rencana selama periode tertentu yang dapat dikemukakan pada kerangka pikir seperti ditunjukkan pada Gambar 1. Kelurahan Mentaos Kota Banjarbaru Pengawasan Belum Efektif dan Efisien Untuk Mengukur Efesiensi dan Efektivitas Kerja Pegawai Melalu Pengawasan Efektivitas dan Efisiensi Kerja Pegawai Gambar 1 Kerangka Berpikir 430 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 1, No 3, November 2015, hal 423-436 Metode Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini harus dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya, serta dapat memberi gambaran secara menyeluruh tentang masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini penulis mengklasifikasikan data atas dua jenis yaitu: 1. Data kuantitatif yaitu data data yang dapat diukur dalam skala numeric (angka) yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, seperti jumlah pegawai Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara. 2. Data kualitatif yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, gambar serta tidak dapat diukur dalam skala numeric, misalnya keterangan yang diperoleh dari hasil wawancara dengan responden serta informasi yang diperoleh dari pihak lain yang berkaitan dengan masalah yang dibahas Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Data Primer, yaitu data yang didapat dari hasil observasi langsung ke perusahaan dan wawancara yang dilakukan, yaitu terdiri dari keadaan sesungguhnya responden tentang pengawasan dan efisiensi kerja pegawai. 2. Data Sekunder, yaitu data yang didapat dari dokumen atau laporan organisasi, yaitu terdiri dari gambaran umum organisasi, struktur organisasi perusahaan, jumlah Pegawai, absensi Pegawai, jam kerja Pegawai serta sistem pengawasan. Data yang telah diperoleh dari laporan, kemudian dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif, yaitu menguraikan dari beberapa teori yang berhubungan dengan Efektivits Kerja dan Efisiensi kerja dan Pengawasan dengan dasar teori Manajemen Sumber Daya Manusia. Hasil Penelitian dan Pembahasan Berbicara mengenai tingkat efektivitas dan efisiensi kerja, perlu dipahami bagaimana kualitas dan kecepatan pelayanan di Kelurahan Mentaos selama ini. Data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa pada tahun 2014 masih banyak terdapat selisih antara target pelayanan dan realisasi pelayanan kepada masyarakat Kelurahan Mentaos. Selisih terbesar ada pada proses pembuatan Izin Mendirikan Menambah Bangunan (IMB) yang hanya terlayani 25 dari target 300 izin. Efektivitas dan efisiensi organisasi juga sangat erat kaitannya dengan tingkat disiplin dari pegawai. Untuk menjaga tingkat disiplin pegawai di Kantor Kelurahan Mentaos tetap baik, telah diterapkan sistem hukuman yang terstruktur bagi masing-masing pegawai, seperti ditunjukkan pada Tabel 2. Pembahasan Peranan pengawasan dalam upaya meningkatkan efektivitas kerja efisiensi kerja pegawai Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara yang sudah dilakukan selama ini adalah sebagai berikut: 1. Pengawasan Langsung Yaitu pengawasan yang dilakukan sendiri oleh pimpinan. Dalam hal ini pimpinan langsung datang dan memeriksa kegiatan yang sedang dijalankan oleh bawahan, dalam pengawasan langsung ini pimpinan Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara melakukan : a. Inspeksi langsung. Inpeksi langsung selama ini pada Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara dalam rangka pengawasan efisiensi dan efektivitas kerja seseorang lebih sering dilakukan pimpinan tertinggi pada Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru yaitu Lurah, namum dalam kegiatan inpeksi langsung ini lurah masih sangat jarang melakukannya langsung sendiri, karena lebih banyak memanggil atasannya langsung untuk dimintai keterangan seputar pekerjaan, namun terkadang lurah sesekali langsung mengecek ke semua seksi untuk melihat bagaimana suasana pekerjaan yang di lakukan bawahannya dengan santai dan sambil berbincang – bincang dengan bawahannya, kebanyakan temuan selama ini adalah banyak pegawai yang bermain game dan menggunakan sarana Risna, Peranan Pengawasan Terhadap Efisiensi …. 431 b. pekerjaan seperti komputer untuk digunakan untuk mengakses media sosial pada saat jam pekerjaan sedang berlangsung. On-the-Spot observatiton / Observasi di tempat. On-the-Spot observatiton / Observasi di tempat pada Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara biasanya dilakukan setelah mengadakan inpeksi langsung dimana pimpinan langsung memanggil atasannya langsung untuk mengobservasi langsung, apa yang menjadi sebab pegawai tidak bekerja dengan baik sehingga pekerja menjadi lambat, dan selalu terjadi kesalahan sehingga hasil tidak efisien dan efektif, setelah melakukan observasi pimpinan langsung melakukan tindakan sesuai dengan hasil observasinya. Tabel 1 Data Realisasi Pelayanan Kelurahan Mentaos Tahun 2014 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29 30. 31. 32. Jenis Pelayanan Legalisasi Surat Pernyataan Penguasaan Fisik Bidang Tanah (SPPFBT). Pembuatan Pengantar Kartu Keluarga (KK). Pembuatan Pengantar Kartu Tanda Penduduk (KTP). Pembuatan Surat Keterangan Harga Tanah. Pembuatan Surat Keterangan Domisili Tempat Tinggal. Pembuatan Surat Keterangan Pindah. Pembuatan Surat Keterangan Bepergian. Pembuatan Surat Keterangan Kehilangan. Pembuatan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK). Pembuatan Surat Keterangan Kelahiran. Pembuatan Rekomendasi Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Pembuatan Rekomendasi Izin Mendirikan Menambah Bangunan (IMMB). Pembuatan Rekomendasi Surat Izin Tempat Usaha (SITU). Pembuatan Rekomendasi Surat Izin Gangguan (HO) skalakelurahan. Pembuatan Surat Keterangan Domisili Tempat Usaha. Pembuatan Surat Keterangan Belum Memiliki Rumah. Pembuatan Rekomendasi usul rencana pendirian sekolah TK, SD Swasta,SMP,SMA/SMK. Pembuatan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM). Pembuatan Surat Pengantar Nikah . Pembuatan Surat Keterangan Imunisasi Calon Pengantin (Catin). Permohonan Santunan Kematian. Pembuatan Surat Keterangan Belum Nikah/Kawin. Pembuatan Surat Keterangan Duda / Janda. Pembuatan Surat Keterangan Suami Istri. Pembuatan Surat Keterangan IzinKeramaian. Pembuatan Surat Keterangan Muhrim/Haji. Pembuatan Surat Keterangan Penghasilan. Pembuatan Surat Keterangan Kesehatan Pembuatan Surat Keterangan Rujuk / Cerai. Pembuatan Surat Keterangan Kematian. Pembuatan Surat Keterangan Ahli Waris. Legalisasi Kartu Tanda Penduduk(KTP). Legalisasi KartuKeluarga (KK). Legalisasi Surat Keterangan AhliWaris. Legalisasi Pendaftaran Masuk TNI/POLRI. Legalisasi Taspen / Pensiun. Target 20 500 500 50 50 100 50 50 200 50 200 300 200 200 50 200 5 Realisasi 8 378 498 15 17 64 2 8 57 37 50 25 79 67 10 78 0 200 200 200 100 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 200 200 100 100 200 98 108 108 79 10 2 0 2 2 6 28 19 98 32 112 112 28 97 167 432 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 1, No 3, November 2015, hal 423-436 Tabel 3. Pejabat Yang Berwenang Menghukum Pegawai Pejabat yang berwenang menghukum WALIKOTA SEKDA Esselon II Esselon III Pejabat/Pegawai yang dihukum & Jenis Hukuman Disiplin yang dapat di jatuhkan (untuk PNS diLingkungan Pemko Banjarbaru) Jabatan Jabatan Jabatan Hukuman Disiplin Struktural Fungsional Fungsional Tertentu Umum / Gol Sekda 1. Hukdis Ringan 2. Hukdis Sedang 3. Hukdis Berat, berupa penurunan pangkat rendah selama 3 tahun. Esselon II Utama Madya IV/a – IV/c 1. Hukdis Ringan & Penyelia IV/d – IV/e 2. Hukdis Sedang kebawah 3. Hukdis Berat Esselon III Muda & III/c – III/d 1. Hukdis Sedang Penyelia 2. Hukdis Berat kebawah III/b kebawah 1. Hukdis Sedang berupa penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 Tahun. 2. Hukdis Berat Esselon II & III di Muda & III/c – III/d 1. Hukdis Ringan lingkungannya Penyelia Esselon IV Pertama & II/c – III/b 1. Hukdis Sedang Berupa Penundaan gaji Pelaksana berkala selama 1 (satu) tahun dan Lanjutan penundaan kenaikan pangkat selama 1 tahun Esselon II Muda & III/c – III/d 1. Hukdis Ringan Penyelia Esselon IV Pertama & II/c – III/b 1. Hukdis Sedang berupa Penundaan gaji Pelaksana berkala selama 1 tahun dan penundaan Lanjutan kenaikan pangkat selama 1 tahun Esselon IV Esselon V Esselon IV / Setara Esselon V - c. Pertama & Pelaksana Lanjutan Pelaksana & Pelaksana Pemula Pelaksana & Pelaksana Pemula - II/c – III/b 1. Hukdis Ringan II/c – III/b 1. Penundaan gaji berkala selama 1 tahun dan penundaan kenaikan pangkat selama 1 tahun 1. Hukdis Ringan II/a – II/b 1/a – 1/d On-the-spot report / Laporan di tempat. On-the-spot report / Laporan di tempat pada Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara dilakukan pimpinan langsung kepada pegawai, namun dalam hal ini lurah tidak membuat laporan, hanya memanggil pegawai yang 2. Hukdis Sedang Penundaan gaji berkala selama 1 tahun dan penundaan kenaikan pangkat selama 1 tahun bersangkutan untuk menghadap keruangannya dan di berikan pengaran seputar apa yang sudah di langgar pegawai agar tidak di ulangi lagi. 2. Pengawasan Tidak Langsung Yang dimaksud pengawasan tidak langsung ialah pengawasan dari jarak Risna, Peranan Pengawasan Terhadap Efisiensi …. 433 jauh. Pengawasan ini dilakukan melalui laporan yang disampaikan oleh para bawahan, dalam hal ini Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara melakukan pengawasan tidak langsung dalam peranannya meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja pegawai Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara yaitu dengan cara : a. Lisan Dalam pengawasan tidak langsung, pimpinan Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara tidak langsung turun melakukan penindakan, pimpinan Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara hanya menugaskan sekretaris yang di bantu kepala seksi untuk melakukan tindakan kepada pegawai yang bekerja tidak efektif dan efisien, hal ini biasanya dilakukan dengan cara memanggil langsung pegawai yang bersangkutan untuk mengetahui apa alasan yang mendasari pegawai tersebut bekerja tidak sesuai dengan yang sudah ditentukan, kemudian sekretaris bersama kepala seksi atau atasan langsung pegawai Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara melakukan pembinaan langsung secara lisan. b. Tertulis Selama ini unsur suasana kekeluargaan pada Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara sangat kental, sehingga pengawasan tidak langsung secara tertulis tidak pernah dilakukan, karena pimpinan Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara masih memiliki rasa tidak tega jika menjatuhkan surat peringatan kepada pegawainya, teguran lebih banyak dilakukan dengan cara lisan antara pimpinan dan bawahan. Dalam upaya peningkatan efisiensi dan efektivitas kerja pegawai pada Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara, Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara menggunakan sistem pengawasan langsung dan tidak langsung, adapun masing – masing pengawasan yang dilakukan dalam efisiensi dan efektivitas kerja pegawai yang sebaiknya dilakukan kedepannya adalah sebagai berikut : 1. Pengawasan Langsung Yaitu pengawasan yang dilakukan sendiri oleh pimpinan. Dalam hal ini pimpinan langsung datang dan memeriksa kegiatan yang sedang dijalankan oleh bawahan, dalam pengawasan langsung ini pimpinan Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara melakukan : a. Inspeksi langsung. Dalam inpeksi langsung pimpinan Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara harus dilakukan lurah dan atasan langsung tanpa memberitahukan kepada pegawai hal ini dilakukan agar pimpinan Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara bisa melihat langsung bagaimana kondisi pekerjaan yang di kerjakan pegawainya, jika dilakukan dengan rencana dan di beritahukan lebih dahulu kemungkinan apa yang menjadi kekurangan pegawai akan ditutupi terlebih dahulu sehingga lurah dan atasan langsung pada Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara tidak bisa mengetahui secara langsung apa yang menjadi kendala dalam pekerjaan selama ini sehingga pekerjaan yang di kerjakan tidak efisien dan efektif, kemudian setelah langsung melakukan pengawasan jika mendapatkan temuan pegawai yang bekerja tidak efisien dan efektif maka pimpinan pada Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara maupun atasan langsung bisa memberikan peringatan langsung agar tidak mengulangi kesalahannya lagi kedepannya serta memberikan sanksi sesuai wewenang pejabat pemberi sanksi yang telah di atur dalam PP. 53 Tahun 2010 Jo. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 21 Tahun 2010 b. On-the-Spot observatiton / Observasi di tempat. On-the-Spot observatiton / Observasi di tempat pada Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara harus 434 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 1, No 3, November 2015, hal 423-436 dilakukan, setelah mengadakan inpeksi langsung pimpinan langsung memanggil atasannya langsung untuk mengobservasi langsung, apa yang menjadi sebab pegawai tidak bisa bekerja dengan baik, setelah melakukan observasi pimpinan langsung melakukan tindakan sesuai dengan hasil dari observasi yang telah dilakukan. c. On-the-spot report / Laporan di tempat. On-the-spot report / Laporan di tempat pada Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara harus dilakukan pimpinan langsung kepada pegawai, hal ini di bisa lakukan pimpinan setelah melakukan inspeksi langsung pimpinan langsung membuat laporan tindakan sesuai dengan PP. 53 Tahun 2010 Jo. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 21 Tahun 2010 agar langsung diberikan sanksi hukuman, karena apabila pimpinan tidak menghukum pimpinan akan mendapat hukuman yang sama seperti yang telah di atur dalam PP. 53 Tahun 2010 Jo. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 21 Tahun 2010, hal ini dilakukan pimpinan Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara agar mendapatkan efek jera dari pegawai sehingga pegawai akan melaksanakan pekerjaanya secara benar dan akan menghasilkan pekerjaan yang efektif dan efisien. 2. Pengawasan Tidak Langsung Yang dimaksud pengawasan tidak langsung ialah pengawasan dari jarak jauh. Pengawasan ini dilakukan melalui laporan yang disampaikan oleh para bawahan, dalam hal ini Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara melakukan pengawasan tidak langsung dalam peranan pengawasan meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja pegawai Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara yang sebaiknya dilakukan yaitu dengan caracara sebagai berikut: a. Lisan Dalam pengawasan tidak langsung, pimpinan Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara tidak langsung turun melakukan penindakan, pimpinan Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara hanya menugaskan sekretaris yang di bantu kepala seksi melakukan tindakan kepada pegawai yang melanggar prosedur pekerjaan, hal ini bisa dilakukan dengan cara memanggil langsung pegawai yang bersangkutan untuk mengetahui apa alasan yang mendasari pegawai tersebut bekerja tidak sesuai yang seharusnya dilakukan kemudian sekretaris bersama kasubag umum dan kepegawaian Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara melakukan pembinaan langsung secara lisan. b. Tertulis Selain melakukan pemanggilan pegawai dan memberikan teguran lisan sekretaris bersama kasubbag umum dan kepegawain melakukan pengiriman surat ke pegawai yang bekerja tidak efisien seperti keluyuran pada saat jam kerja, bermain game maupun menggunakan fasilitas kerja untuk mengakses media sosial dan lain sebagainya, hal ini bisa dilakukan lurah langsung maupun dilakukan sekretaris dan kepala seksi Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara, dengan cara menegur langsung atau mengambil fasilitas kerja yang dimanfaatkan tidak sesuai dengan ketentuan dan fasilitas tersebut dapat diberikan kepada pegawai lain yang lebih mampu untuk memanfaatkannya dengan baik dan bijak. Kesimpulan Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pengawasan yang dilakukan Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara masih belum berjalan dengan baik, baik pengawasan secara langsung maupun pengawasan secara tidak langsung, hal ini lebih didasarkan perasaan tidak tega pimpinan menegur bawahannya karena sudah Risna, Peranan Pengawasan Terhadap Efisiensi …. 435 merasa akrab sebagai rekan kerja sehari – hari, kedepan fungsi pengawasan harus dilaksanakan dengan menerapkan PP. 53 Tahun 2010 Jo. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 21 Tahun 2010 tentang pembinaan disiplin PNS, agar pekerjaan dapat berjalan dengan lebih efisien dan efektif. Dalam usaha menegakkan pengawasan demi meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja pegawai Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara hendaknya lebih konsisten lagi, serta lebih memberlakukan tindakan pengawasan secara langsung yang dilakukan langsung oleh pimpinan Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara, karena hal ini dapat menimbulkan efek jera dan menurunkan angka ketidakhadiran karena tanpa kabar signifikan, selain itu kedepannya pimpinan Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara hendaknya memberikan contoh kepada bawahan tentang bagaimana disipin kerja yang baik, selain itu juga peran pimpinan dalam menyadarkan pegawai untuk disiplin dalam bekerja juga sangat di perlukan dan harus menekankan dan memberikan sanksi terhadap para atasan penilai langsung Sasaran Kerja Pegawai (SKP) untuk melaksanakan penialian secara benar rahasia sesuai dengan kondisi yang sebenarnya terjadi. DAFTAR PUSTAKA Amirullah, 2011. Pengantar Manajemen.Cetakan Kedua. Graha. Ilmu. Yogyakarta. Arifin, Zainal .2012. Evaluasi Pembelajaran. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Barthos .2011. Manajemen Kearsipan”. Bumi Aksara .Jakarta. Bohari .2011. Pengawasan Keuangan Negara, Rajawali Press, Jakarta. Dessler, Garry .2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Alih bahasa: Eli Tanya. Penyunting Bahasa: Budi Supriyanto. Indeks. Jakarta. _____ .2013. Manajemen Personalia. Prehalindo. Jakarta Effendy, 2012. Kamus Komunikasi; Mandar Maju; Bandung. Ernie, Tisnawati, Sule dan Saefullah, Kurniawan,. 2011. Pengantar. Manajemen. Kencana. Jakarta. Gie .The Liang 2010. Administrasi Perkantoran. Modern Liberty. Yogyakarta. Handayaningrat, Soewarni .2010. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen,. CV. Haji Masanggung. Jakarta. Handoko, T. Hani .2011. Manajemen Personalia & Sumberdaya Manusia, Edisi kedua, BPFE UGM Yogyakarta. Harahap .2012. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan”. RajaGrafindo Persada Jakarta. Hasibuan, Malayu S.P. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi. Bumi Aksara, Jakarta. Intan .2014. Upaya Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi Kerja melalui Pengawasan pada Kantor Kelurahan Suryodiningrat Kecamatan Mantrijeron Yogyakarta. UII. Yogyakarta. Intan .2014. Upaya Meningkatkan Efisiensi kerja melalui Pengawasan pada Kantor Kelurahan Suryodiningrat Kecamatan Mantrijeron Yogyakarta. Manullang, 2010. Manajemen Personalia. Gajah Mada University Press Yogyakarta. Maringan, Masri .2012. Dasar-Dasar Administrasi dan Manajemen, Penerbit. Quantum. Jakarta. Mathis dan Jackson .2012. Manajemen Sumber Daya Manusia,.Salemba Empat. Jakarta. Parayudi .2011. Dasar-dasar. Manajemen. Alfabeta. Bandung. Rajendra .2010. “Peranan Pengawasan Dalam Upaya Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi Kerja Pegawai Dinas Perhubungan Kabupaten Bantul. UII. Yogyakarta. Reilly, Ronald .2012. Manajemen Sumber Daya Manusia, Prestasi Pustaka: Siagian. Jakarta. Rivai, Veitzhal .2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Raja Grafindo. Jakarta. Sedarmayanti .2012. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Mandar Maju. Bandung. 436 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 1, No 3, November 2015, hal 423-436 Setiawan .2012. Peranan Pengawasan Dalam Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi Kerja Pegawai Kelurahan Bumijo Kecamatan Jetis Yogyakarta.UII. Yogyakarta. Siagian, Sondang .2011. Manajemen Sumber Daya Manusia .cetakan 15.. Bumi Aksara .Jakarta. Soejatmo .2010. . Manajemen Sumber Daya Manusia .Gramedia.Jakarta. Stoner .2010. Manajemen, Edisi Bahasa Indonesia, Penerbit PT. Prenhallindo, Jakarta. Sujianto .2011 Analisis Upaya Meningkatkan Efisiensi Kerja Melalui Pengawasan cetakan Pertama .Prestasi Pustaka. Jakarta. Tangkilisan, Hessel, Nogi S .2012. Manajemen Publik. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.