16 pusat penjualan dan modifikasi motor sport impor banjarbaru

advertisement
LANTING Journal of Architecture, Volume 5, Nomor 1, Februari 2016, Halaman 16-27
ISSN 2089-8916
PUSAT PENJUALAN DAN MODIFIKASI MOTOR SPORT IMPOR
BANJARBARU
Muhammad Hidayat
Program Studi Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat
[email protected]
J.C. Heldiansyah
Program Studi Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat
[email protected]
Abstrak
Permasalahan yang muncul pada bangunan showroom sekarang ini adalah kurangnya fasilitasfasilitas yang bisa menarik minat pelaku otomotif secara lebih, sehingga memerlukan desain
bangunan yang representatif, dan bengkel yang aktraktif. Desain Showroom yang representatif ini
bisa menjadi acuan atau contoh bangunan showroom yang bisa membuat pengunjung merasa
nyaman dengan gerak dan alur sirkulasi yang jelas pada bangunan. Modifikasi menjadi hal paling
digemari bagi kalangan penyuka otomotif, namun ternyata modifikasi sendiri mempunyai kendala dari
komponen yang susah dicari sampai jasa tempat Modifikasi yang kurang. Penyediaan tempat
Modifikasi yang khusus dirasa perlu untuk para penggemar motor khususnya Motorsport.
Penyelesaian masalah yang akan dipakai menggunakan Metode Desain seperti pengumpulan data
yang berupa, survey lokasi, survey instansi, studi literatur. Setelah didapatkan hasil data, kemudian
dianalisis dalam bentuk lokasi, lingkungan, kebutuhan, dan bentuk yang akan disimpulkan menjadi
sebuah konsep skema yang menjadi awal dari Pra-desain. Pra-desain meliputi skema zoning
eksterior, zoning interior, utilitas dan bentuk yang pada akhirnya akan diterjemahkan kedalam bentuk
desain. Konsep yang dimunculkan adalah Transparent Activity dimana hampir semua area bisa
memperlihatkan aktivitas yang sedang berlangsung di dalam bangunan, hal ini terjadi karena
penerapan material transparan pada desain. Selain bangunan desain ini juga memiliki area lintasan
untuk ujicoba motor bagi para konsumen untuk mengetahui kelebihan produk yang ditawarkan.
Lintasan aspal ini berbentuk pola angka delapan dengan peninggian lintasan pada bagian tertentu.
Kata kunci: Showroom, Motorsport, Banjarbaru, representative, Transparent Activity.
Abstract
The problems that arise in the showroom building today is the lack of facilities that can attract more
automotive offenders, requiring a representative building design, and workshops that attractive.
Design Showroom's representative could be a reference or examples of showroom buildings that can
make visitors feel comfortable with the movement and flow of circulation that is clearly on the building.
Modifications become among the most popular for automotive enthusiasts, but it turns out the
modification itself has constraints of components elusive until a modification service is lacking.
Provision of special modifications are necessary for motorcycle enthusiasts, especially Motorsport.
Problem solving will be carried out using Design Methods such as data collection, site survey, survey
agencies, the study of literature. Having obtained the results of the data, and then analyzed in terms
of location, environment, needs, and forms to be concluded to be a concept scheme that became the
beginning of the Pre-design. Pre-design include zoning schemes exterior, interior zoning, utilities and
shapes that will eventually be translated into the form design. The concept that emerged is
Transparent Activity in which almost all the area could show the ongoing activity in the building, this is
because the application of a transparent material on the design. In addition to the design of the
building also has a track area to test the motor for consumers to know the advantages of the products
offered. This tarmac figure-eight-shaped pattern with the elevation of the track at certain parts..
Keywords: Showroom, Motorsport, Banjarbaru, representative, Transparent Activity.
16
PENDAHULUAN
Pertumbuhan kendaraan bermotor
roda empat atau motor roda dua terus
meningkat setiap tahunnya. Kendaraan
bermotor jenis mobil ataupun sepeda motor
seolah menjadi gaya hidup masyarakat
perkotaan pada era sekarang ini khususnya
sepeda motor. Banyak produsen kendaraan
berlomba untuk memunculkan desain baru
untuk menarik konsumen dari berbagai
macam kalangan di masyarakat, sehingga
menjadikan kendaraan bermotor begitu
digemari masyarakat Indonesia.
Penjualan
kendaraan
sepada
motor
indonesia mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun, hal ini dapat dilihat dari data
yang tercatat pada AISI (Asosiasi Industri
Sepeda Motor Indonesia). dari data
diketahui angka penjualan sepeda motor
tahun 2004 sebesar 3.887.678 unit
meningkat jauh menjadi 7.867.195 unit pada
tahun 2014.
Gambar 1. Data Penjualan Motor menurut
AISI
Kalimantan
Selatan
merupakan
wilayah yang banyak masyarakatnya
menggunakan alat transportasi sebagai
pilihan untuk berpergian baik dalam kota
maupun ke luar kota. Transportasi adalah
suatu
sistem
yang
terdiri
dari
prasarana/sarana dan sistem pelayanan
yang memungkinkan adanya pergerakan
keseluruh wilayah sehingga terakomodasi
mobilitas penduduk, dimungkinkan adanya
pergerakan barang, dan dimungkinkannya
akses kesemua wilayah (Tamin, 1997).
Masyarakat Kalimantan Selatan mayoritas
menggunakan Transportasi jenis roda 2,
karena kendaraan pribadi lebih dipandang
mempunyai tingkat yang lebih baik dan
kendaraan roda dua dipilih masyarakat
karena menjadi pilihan yang murah,
nyaman, efektif, praktis, dan aman.
Modifikasi khususnya bagi kendaraan
roda 2 menjadi sesuatu yang digemari
masyarakat pada era sekarang ini. Banyak
diantara sebagian masyarakat memiliki
motor hasil modifikasi, dari yang berupa
hanya mengganti beberapa aksesoris
sampai merubah total menjadi kendaraan
bergaya Motorsport. Meskipun digemari,
Modifikasi ternyata mempunyai kendala dari
komponen yang susah dicari sampai jasa
tempat Modifikasi yang kurang. Penyediaan
tempat Modifikasi yang khusus dirasa perlu
untuk para penggemar motor khususnya
Motorsport.
Banjarbaru merupakan salah satu
kota yang memiliki pangsa pasar yang
cocok untuk keberadaan Motor Impor, hal ini
dibuktikan dari banyaknya jumlah motor
impor yang dimiliki beberapa golongan
masyarakat di Kota Banjarbaru. Disisi lain,
awal tahun 2000-an Banjarbaru yang
dulunya adalah Kota Administratif kini
berubah menjadi Kota Madya, berdampak
banyak bagi kehidupan Kota Banjarbaru.
Rencana untuk mengalihkan pemerintahan
dari Kota Banjarmasin ke kota Banjarbaru
pada awal tahun 2006 juga semakin
membuat gerak ekonomi di dalam Kota
Banjarbaru semakin meningkat, hal ini
dipandang sebagai potensi yang besar bagi
pasar Otomotif khususnya motor impor di
Banjarbaru.
PERMASALAHAN
Showroom
di
Kota
Banjarbaru
tergolong cukup banyak dengan berbagai
macam merk produsen terkenal, tetapi
sangat jarang ditemukan showroom yang
khusus untuk menjual motor sport di
Banjarbaru. Selain kurangnya fasilitas,
showroom di Kota Banjarbaru memiliki
ruang pamer (display) yang kurang
memadai, dari segi penempatan ataupun
kualitasnya. Kondisi bengkel yang kurang
tertata juga berdampak pada sirkulasi yang
tidak
tepat,
sehingga
memunculkan
permasalahan, seperti:
1. Bagaimana mendesain Showroom yang
representatif ?
2. Bagaimana
desain
area
pamer
(display)
showroom
yang
bisa
17
memperlihatkan
sebuah
produk
maupun kegiatan bagi pengunjung ?
3. Bagaimana desain bengkel modifikasi
yang aktraktif ?
METODE PERANCANGAN
Secara peraturan dari Rencana
Pemanfaatan Lahan Kota Banjarbaru tahun
2006 sampai 2016 diketahui bahwa site
berada di lokasi yang diperuntukkan untuk
perdagangan dan jasa, sehingga dilokasi
boleh didirikan bangunan Showroom.
Penyelesaian masalah yang akan
dipakai menggunakan Metode Desain
seperti pengumpulan data yang berupa,
survey lokasi, survey instansi, studi literatur.
Setelah didapatkan hasil data, kemudian
dianalisis dalam bentuk lokasi, lingkungan,
kebutuhan, dan bentuk yang akan
disimpulkan menjadi sebuah konsep skema
yang menjadi awal dari Pra-desain. Pradesain meliputi skema zoning eksterior,
zoning interior, utilitas dan bentuk yang pada
akhirnya akan diterjemahkan kedalam
bentuk desain
Gambar 3. Rencana pemanfaatan lahan 20062016
PEMBAHASAN
Desain berawal dari sebuah pemikiran
Konsep yang ditentukan
dari awal
perancangan, sehingga penerapannya bisa
mendapatkan sebuah desain akhir yang
sudah terkonsep dengan matang
Batas site dikelilingi oleh; wilayah
Selatan, berbatasan dengan jalan Ahmad
Yani, wilayah Barat berbatasan dengan
pemukiman
warga,
wilayah
Timur
berbatasan dengan jalan Komplek Mega,
wilayah Utara berbatasan dengan jalan Bina
Mulia.
Gambar 2. Persfektif Bangunan
LOKASI SITE
Kota
Banjarbaru
terletak
pada
koordinat 03°27' s/d 03°29' LS dan 114°45'
s/d 114°45' BT sehingga termasuk kota
beriklim tropis Posisi geografis Kota
Banjarbaru terhadap Kota Banjarmasin
adalah 35 km pada arah 296°30' sebelah
tenggara Kota Banjarmasin, hal ini membuat
Kota Banjarbaru menjadi kota yang dilintasi
bagi pengendara dari kota lain dengan
tujuan Kota Banjarmasin sebagai Ibukota
Kalimantan Selatan.
Gambar 4. Situasi Desain Akhir
KONSEP
Konsep yang dimunculkan adalah
Transparent Activity dimana area display
dan area modifikasi yang berkaitan akan
menjadikan
konsumen
bisa
melihat,
membeli
sekaligus
bisa
langsung
memodifikasi motornya. Area kafe juga
dilibatkan agar bisa menjadi tempat tunggu
bagi konsumen yang menggunakan jasa
18
modifikasi, dan tempat hiburan untuk orang
menonton proses modifikasi yang menarik
bagi kalangan penyuka modifikasi sehingga
dapat mengundang komunitas para pencinta
Motorsport.
Gambar 8. Tampak Desain Akhir Bangunan
Gambar 5. Konsep Programatik
BENTUK
bentuk
yang
terinspirasi
dari
kecepatan yang dimiliki oleh Motorsport
yang
dinamis,
sehingga
mengalami
perubahan bentuk.
Gambar 9. potongan Bangunan
RUANG
sirkulasi pada ruang menggunakan
sirkulasi linier yang menurut (Ching 2007)
bisa menjadi elemen pengatur utama bagi
serangkaian ruang, hal ini karena ruang
yang desain pada showroom memiliki ruang
yang bersusun susun.
Gambar 6. Konsep Bentuk
Gambar 10. Sirkulasi Ruang
Gambar 7. Konsep Bentuk Terhadap Aktivitas
Penutup bangunan yang transparan
yang dipadukan dengan warna yang terang
pada ruang di dalamnya dapat memperjelas
aktivitas yang terlihat di dalam bangunan.
Konsep yang ditampilkan adalah
Transparent Activity dimana penerapannya
adalah dengan ruang terbuka dimana
aktivitas bisa terlihat pengunjung dan
pengelola yang bisa mengawasi aktivitas
yang berjalan pada bangunan showroom.
Penutup bangunan juga didesain tembus
pandang agar orang bisa melihat aktivitas
dalam bangunan.
19
Gambar 11. Konsep Ruang
Gambar 15. Potongan Ruang pada Desain
Akhir Bangunan
Gambar 12. Denah Lantai 1
Pada lantai satu, area yang berkaitan
dengan komersial seperti display lebih
diutamakan. Area display yang dibuat
terbuka bertujuan agar pengunjung bisa
bergerak bebas di dalamnya. Peninggian
lantai pada area display bisa menjadi
penegas antar fungsi yang berbeda dengan
area sirkulasi.
Gambar 13. Denah Lantai 2
Gambar 14. Denah Lantai 3
Gambar 16. Konsep Display
20
Susunan antar motor diberi jarak untuk
sirkulasi pergerakan manusia pada area
display. Penambahan alas yang ditinggikan
dan pembatas pada objek motor membuat
kesan spesial pada objek yang dipamerkan,
seperti Motorsport yang mewah.
berlangsung akan disedot menggunakan
alat yang bisa menyedot asap, sehingga
dapat mencegah asap motor yang
berbahaya
bagi
lingkungan
maupun
kesehatan manusia.
Gambar 19. Penanggulangan Polusi
Gambar 17. Desain Akhir Layout Display
Pada lantai dua area bengkel menjadi
hal yang diutamakan. Bengkel yang
ditampilkan secara atraktif bisa menjadi hal
yang menarik bagi para penyuka Motorsport,
hal ini bisa menjadikan ruang pada area
bekel bisa dilihat dari luar dengan pembatas
sekat yang tembus pandang agar bisa dilihat
oleh pengunjung. Karena letak bengkelnya
terdapat
pada
lantai
atas
maka
pengangkutan motornya menggunakan
sistem alat hidrolik.
Gambar 20. Sirkulasi Bengkel
Sirkulasi pada bengkel meliputi objek
motor, dan aktivitas mekanik yang harus
disesuaikan dengan peralatan.
Gambar 21. Desain Akhir Layout Bengkel
Gambar 18. Konsep Bengkel
Polusi yang dihasilkan oleh asap
knalpot motor selama proses perbaikan
21
Gambar 22. Aktivitas Mekanik
Aktivitas mekanik dalam membongkar
Motorsport yang merupakan motor bermesin
besar sangat menarik bagi sebagian orang,
oleh karana itu pembatas sekat dibuat
transparan agar orang bisa mengamati.
Gambar 24. Penerapan Bahan Akrilik
Aktivitas yang terjadi di area bengkel
yang terdapat di lantai dua dapat juga
dilihat oleh pengunjung dari area display
yang terletak di lantai satu, hal ini karena
pemakaian bahan akrilik yang sifatnya
transparan pada plafon dan lantai pada
desain . Tidak Cuma bisa memperlihatkan
aktivitas manusia di dalamnya , bahan
dengan jenis transparan ini juga bisa
memperlihatkan jaringan utilitas pada
bangunan.
STRUKTUR
Gambar 23. Bahan Akrilik
Struktur dibagi menjadi
3 yaitu,
struktur bagian pondasi, struktur bagian
rangka, dan struktur bagian atap atau
penutup.
Bahan Akrilik yang mempunyai sifat
transparan diterapkan pada penggunaan
pelapis
lantai
maupun
plafond
menggunakan rangka, hal ini berkaitan
dengan Konsep aktivitas transparan yang di
terapkan pada desain.
22
Gambar 25. Struktur Bagunan
Struktur
pondasi
menggunakan
struktur Pondasi Plat yang bisa menahan
beban yang cukup besar di lahan yang
berjenis tanah keras yang merupakan
karakteristik lahan yang ada di daerah Kota
Banjarbaru.
Gambar 27. Struktur Rangka Bangunan
Struktur bagian atap atau penutup
menggunakan kerangka baja yang dilapisi
dengan penutup transparan khusus yang
bisa meredam panas. Aktivitas yang terjadi
di dalam bangunan bisa terlihat dari luar
bangunan karena penggunaan material
penutup transparan tersebut.
Gambar 26. Struktur Pondasi
Struktur rangka yang digunakan untuk
bangunan tersebut menggunakan struktur
dari baja, karena cocok untuk desain
bangunan yang memiliki dimensi luas
Gambar 28. Struktur Penutup
LINTASAN
Pada desain terdapat area lintasan
untuk ujicoba motor bagi para konsumen
untuk mengetahui kelebihan produk yang
ditawarkan. Lintasan aspal ini berbentuk
23
pola angka delapan dengan peninggian
lintasan pada bagian tertentu.
keselamatan pada area tersebut jika terjadi
kecelakaan. Area kerikil tersebut bisa
menghambat pergerakan motor yang terjadi
kecelakaan.
Gambar 31. Konsep Lintasan Menembus
Bangunan
Lintasan Tes atau uji coba Motor
tersebut mempunyai alur gerak yang
melintasi bangunan.
Gambar 29. Konsep Lintasan
Gambar 32. Potongan Desain Akhir Lintasan
dalam Bangunan
SISTEM ANGKUT DAN SIRKULASI
Sistem angkut vertikal pada bangunan
menggunakan alat bantu hidrolik dan
tangga. Terdapat 3 alat angkut hidrolik pada
bangunan.
Gambar 30. Desain Akhir Lintasan Uji Coba
Motor
Pada area tikungan dalam lintasan tes
motor tersebut di desain agak melebar
dengan menggunakan penambahan area
kerikil dengan ketebalan tertentu untuk
Gambar 33. Rencana Sistem Angkut
24
Gambar 34. Sistem Hidrolik
Untuk mengangkat objek motor yang
akan melakukan perbaikan pada area
bengkel di lantai 2 diperlukan sistem
pengangkut menggunakan alat bantu
hidrolik yang ditempatkan di titik tertentu.
Alat tersebut memerlukan ruang mesin
khusus p ada lantai dasarnya.
Gambar 36. Penanda Alur Paanah Sirkulasi
Dalam desain Showroom ini memiliki
jalur yang bermacam macam di dalam
bangunannya. garis panah yang ada pada
lantai dimaksudkan agar memperjelas alur
gerak Motor, warna yang digunakan sengaja
dibuat
terang
agar
mudah
dilihat
pengunjung.
Gambar 35. Sistem Tangga
Untuk pergerakan vertikal manusia
pada bangunan menggunakan sistem
tangga. Tangga yang dipilih berjenis
melingkar, hal ini untuk
menghemat
pemakaian tempat.
Gambar 37. Skema Sirkulasi Dalam Bangunan
SISTEM PENCEGAH KEBAKARAN
Area
display
merupakan
area
terpenting untuk menggunakan sistem Fire
25
Protection karena pengunjung dan produk
terpusat di area tersebut, sedangkan untuk
area bengkel sangat rawan terjadi
kebakaran.
Gambar 41. Detektor
Gambar 38. Skema Pencegah Kebakaran
Hydrant Bisa menyemprotkan air dari
pipa-pipa dan letaknya di tempat-tempat
strategis yang rawan terjadinya kebakaran
Gambar 42. Rencana Sistem Pencegah
Kebakaran
Gambar 39. Hydrant
AREA TERBUKA
Sprinkler
Fan
System
yang
menyeprotkan otomatis yang berada
dilangit-langit ruangan bila terdeteksinya
suhu ruangan secara berlebih.
Gambar 40. Sprinkler Fan System
Gambar 43. Area Terbuka
Detektor adalah alat untuk mendeteksi
adanya asap atau panas yang memicu
terjadinya kebakaran pada bangunan.
Area terbuka yang cukup lebar ini
bertujuan untuk menyediakan tepat berbagai
aktivitas
otomotif.
Sebagai
tempat
penyelenggaraan pameran otomotif dan
atraksi motor. Area terbuka ini juga bisa
26
dijadikan tempat ngumpul club-club
motor sambil menikmati fasilitas kafe yang
ada di bangunan tersebut.
KESIMPULAN
Pusat Penjualan dan Modifikasi
Motorsport Impor didesain karena faktor
kurangnya fasilitas yang bisa mewadahi
penjualan dan perbaikan Motorsport. Desain
Pusat Penjualan dan Modifikasi Motorsport
Impor ini menggabungkan antara showroom
dan bengkel modifikasi dalam satu tempat,
yang letaknya di tengah Kota Banjarbaru.
Fasilitas area display pada bangunan
meliputi display motor, aksesoris, dan
perlengkapan berkendara yang ditawarkan
bagi para calon pembeli sekaligus mencari
informasi tentang produk yang ditawarkan.
Jasa modifikasi yang tersedia menjadi
pilihan konsumen untuk merubah tampilan
motor menjadi lebih baik, dari sisi mesin,
body, maupun cat. Penambahan area kafe
juga dimaksudkan agar bisa menarik minat
pengunjung untuk berkunjung ataupun
sekedar bersantai.
Masalah yang harus diselesaikan yang
muncul di Pusat Penjualan dan Modifikasi
Motorsport Impor adalah desain yang
representatif, dan bengkel yang aktraktif.
Diharapkan desain ini menjadi acuan atau
contoh
bangunan
showroom
yang
representatif
yang
bisa
membuat
pengunjung merasa nyaman dengan gerak
dan alur sirkulasi yang jelas pada bangunan
DAFTAR PUSTAKA
Ching, Farancis. D.K. Arsitektur
Bentuk, Ruang, dan Tatanan (Edisi ke 3).
Jakarta: Erlangga, 2007.
Ching, Francis D.K. Arsitektur Bentuk,
Ruang, dan susunannya. Jakarta: Erlangga,
1996.
Tamin,
Z.
Perencanaan
dan
Permodelan. Bandung: Jurusan Teknik Sipil
Institut Teknologi Bandung, 1997.
27
Download