Penerapan Model Pembelajaran Penemuan

advertisement
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT)
Vol. 4 No. 1
ISSN 2338 3240
Penerapan Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Siswa
Kelas XI IPA SMA GKST Palu
Elsa Krisye Natalia Kopi, Yusuf Kendek dan H. Muhammad Ali
e-mail: [email protected]
Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako
Jl. Soekarno Hatta Km. 9 Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu - Sulawesi Tengah
Abstrak - Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas XI IPA SMA GKST Palu.
Kelas XI IPA ini memiliki 14 siswa yang terdiri 6 siswa laki – laki dan 8 siswa perempuan. Penelitian Tindakan
Kelas ini mengikuti rancangan model Kemmis dan Mc. Taggart, yang dilakukan dalam dua siklus, dengan tiap
siklus melalui 4 tahap, yaitu : (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Observasi, dan (4) Refleksi. Berdasarkan
analisis hasil belajar siswa pada siklus I didapatkan ketuntasan klasikal 100 % dan daya serap klasikal sebesar
98,67 %. Pada siklus II ketuntasan belajar klasikal sebesar 100 % dan daya serap klasikal sebesar 99,00 %.
Pada siklus I dan II untuk ketuntasan klasikal yang didapatkan telah memenuhi indikator keberhasilan yaitu
diatas 80 %. Hasil observasi siswa pada siklus I pertemuan 1 sebesar 64,28 % dan pertemuan 2 sebesar 75,00
%. Pada siklus II hasil observasi siswa sebesar 89,28 %. Hasil observasi siswa pada penelitian ini menunjukkan
adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II dan berada pada kateori sangat baik. Sedangkan untuk hasil
observasi guru pada siklus I pertemuan 1 sebesar 71,86 % dan pertemuan 2 sebesar 78,13 %. Pada siklus II
hasil observasi guru sebesar 90,62 %. Hasil observasi guru yang diperoleh memperlihatkan bahwa terjadi
peningkatan persentasi dari siklus I ke siklus II hingga berada pada kategori sangat baik. Berdasarkan indikator
maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran penemuan terbimbing dapat meningkatkan
hasil belajar fisika siswa.
Kata Kunci : hasil belajar fisika, model pembelajaran penemuan terbimbing.
I. PENDAHULUAN
dibandingkan dengan metode penyelidikan
(inkuiri). Oleh karena itu guru sains harus
konsisten menggunakan pendekatan penemuan
dalam mengajar biologi.
Zulhelmi
[3]
dalam
penelitiannya
menyatakan
bahwa
dalam
pendekatan
penemuan terbimbing memungkinkan guru
dapat menerapkan penilaian psikomotor dan
melihat respon siswa (afektif), karena langkahlangkah dalam pembelajaran Guided Discovery
dapat
digunakan
sebagai
alat
melatih
psikomotor siswa dan menanamkan respon
positif siswa terhadap pembelajaran fisika.
Satyawati
[4]
dalam
penelitiannya
menyatakan bahwa hasil belajar matematika
siswa yang mengikuti pelajaran dengan model
pembelajaran penemuan terbimbing berbasis
LKS lebih tinggi daripada hasil belajar
matematika siswa yang mengikuti pelajaran
dengan model pembelajaran konvensional.
Tingginya hasil belajar siswa yang mengikuti
pembelajaran
dengan
model
penemuan
terbimbing tidak terlepas dari keaktifan siswa
dalam
kegiatan
pembelajaran,
siswa
mempergunakan ide, konsep dan ketrampilan
yang sudah mereka pelajari untuk menemukan
pengetahuan baru dan menarik kesimpulan.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) termasuk
dalam mata pelajaran yang cenderung kurang
diminati para anak didik. Termasuk didalamnya
Fisika. Guru memegang peranan penting dalam
menentukan
kualitas
dan
kuantitas
pembelajaran yang dilaksanakan. Oleh karena
itu, guru harus dapat memikirkan dan memilih
berbagai strategi mengajar serta menggunakan
strategi
tersebut
sesuai
dengan
tujuan
pengajaran yang ingin dicapai.
Terkait dengan hal di atas, metode yang
cocok dengan kondisi siswa agar siswa dapat
berpikir kritis, logis dan dapat memecahkan
masalah dengan sikap terbuka, kreatif, dan
inovatif,
salah
satunya
adalah
model
pembelajaran penemuan (discovery learning).
Balim [1] dalam penelitiannya menyatakan
bahwa penggunaan metode pembelajaran
penemuan ini merupakan salah satu dari
berbagai metode pengajaran, di mana siswa
belajar dengan aktif dan dibimbing oleh guru,
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dan
keterampilan belajar siswa.
Oghenevwede [2] dalam penelitiannya
menyatakan
bahwa
metode
penemuan
(discovery) lebih unggul dan lebih efektif
50
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT)
Vol. 4 No. 1
ISSN 2338 3240
Yusnawan
[5]
dalam
penelitiannya
menyatakan bahwa melalui penerapan metode
penemuan terbimbing dapat mengindikasikan
aktivitas pembelajaran mengalami peningkatan
dan indikator keberhasilan tindakan tercapai.
RUMUSAN MASALAH
“Apakah
Penerapan
Model
Pembelajaran
Penemuan Terbimbing dapat meningkatkan
hasil belajar Fisika pada siswa kelas XI IPA di
SMA GKST PALU?”
pelajaran Fisika di SMA GKST Palu. Observasi
siswa dilakukan dengan cara mengamati
kegiatan siswa selama proses pembelajaran
berlangsung.
Pada siklus I untuk taraf keberhasilan
aktivitas siswa dalam pembelajaran berada
dalam kategori baik dengan presentase nilai
rata – rata sebesar 69,64 %, setelah diperoleh
masukan dari hasil refleksi pada siklus I, maka
aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan
pada siklus II yaitu sebesar 89,28 % % dan
berada pada kategori sangat baik.
Sedangkan pada guru (peneliti), observasi
dilakukan pada saat mengajar dengan mengacu
pada rencana pembelajaran yang kemudian
diisi pada lembar observasi. Pada siklus I untuk
taraf
keberhasilan
aktivitas guru dalam
pembelajaran berada dalam kategori baik
dengan presentase nilai rata-rata sebesar 75,00
%, setelah diperoleh masukan dari hasil refleksi
pada siklus I, maka aktivitas guru mengalami
peningkatan pada siklus II yaitu sebesar 90,62
% dan berada pada kategori sangat baik.
Untuk
lebih
jelasnya
peningkatan
presentase aktivitas siswa dan guru dapat
dilihat pada Tabel 1 dan Gambar 2.
TUJUAN
Tujuan
Penelitian
ini
adalah
untuk
meningkatkan hasil belajar Fisika melalui
penerapan model pembelajaran penemuan
terbimbing pada siswa kelas XI IPA SMA GKST
PALU.
II. METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian tindakan
kelas. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini,
mengikuti tahap penelitian tindakan yang tiap
tahap disebut siklus. Rancangan penelitian ini
mengacu pada model Kemmis dan Mc. Taggart.
TABEL 1 PRESENTASE AKTIVITAS SISWA DAN GURU
No
Aktivitas
1
2
100%
80%
Siklus II
Siswa
69,64%
89,28%
Guru
75,00%
90,62%
Aktivitas Siswa
69,64%
Aktivitas Guru
89,28% 90,62%
75,00%
60%
Gbr. 1.Tahap PTK Model Spiral dari Kemmis dan Mc.
Taggart
40%
20%
Penelitian ini dilaksanakan di SMA GKST
PALU dan sebagai subjek penelitian adalah
siswa kelas XI IPA pada semester gasal tahun
ajaran 2015/2016, di mana jumlah siswa 14
orang yang terdiri 6 siswa laki-laki dan 8 siswa
perempuan.
III.
Presentase Skor
Siklus I
0%
SIKLUS I
SIKLUS II
Gambar. 2.Grafik peningkatan persentase aktifitas siswa
dan guru
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Adapun
hasil
penilaian
tes
siswa
selengkapnya dari tes awal hingga tes akhir
siklus II dapat dilihat pada tabel 2 dan gambar
3.
Pada penelitian ini dilakukan observasi
aktivitas guru (peneliti) dan siswa selama
proses pembelajaran. Pada penelitian ini yang
bertindak sebagai observer adalah guru mata
51
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT)
Vol. 4 No. 1
ISSN 2338 3240
bergantian dan membimbing siswa agar bisa
lebih aktif dalam melakukan praktikum. Pada
hasil analisis tindakan siklus II terlihat bahwa
tidak adanya siswa yang mendapatkan skor
terendah. Hal ini menunjukkan kemampuan
siswa dalam menyelasaikan soal semakin
meningkat dan konsep yang diajarkan oleh
guru (peneliti) semakin dipahami dengan baik
oleh siswa, sehingga hasil belajar siswa juga
meningkat.
IV. KESIMPULAN
TABEL 2 DATA HASIL BELAJAR SISWA
No
Siklus
Nilai Rata-rata
1
Pra tindakan
44,29
2
Siklus I
98,57
3
Siklus II
99,29
98,57% 99,29%
100%
50%
Berdasarkan hasil analisis data yang
diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat
disimpulkan
bahwa
penerapan
model
pembelajaran penemuan terbimbing dapat
meningkatkan hasil belajar fisika siswa pada
kelas XI IPA SMA GKST Palu. Hal ini
ditunjukkan dengan adanya peningkatan hasil
belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Pada
siklus I menunjukkan bahwa ketuntasan belajar
klasikal telah memenuhi indikator kinerja,
aktivitas siswa dan guru berada pada kategori
baik serta telah memenuhi indikator kinerja.
Pada siklus II juga menunjukkan bahwa
ketuntasan belajar klasikal telah memenuhi
indikator kinerja, aktivitas siswa dan guru
berada pada kategori sangat baik serta telah
memenuhi indikator kinerja.
44,29%
0%
Pra tindakan
Siklus I
Siklus II
Gambar. 3.Grafik hasil tes belajar siswa
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa
dan guru serta hasil analisis tes pada siklus I
dan siklus II menunjukkan adanya peningkatan
yang sangat baik. Hal ini pun menunjukkan
bahwa
penggunaan
model
pembelajaran
penemuan terbimbing cukup efektif diterapkan
dalam proses belajar mengajar di kelas.
Pada siklus I terdapat beberapa kekurangan
saat pembelajaran berlangsung yaitu siswa
masih kurang dalam memperhatikan dan
menanggapi informasi yang disampaikan guru,
kurang menanggapi masalah yang diberikan
guru dalam LKS, siswa masih kurang dalam
melakukan percobaan serta guru masih kurang
dalam memberikan motivasi kepada siswa.
Adapun penyebab kekurangan selama proses
pembelajaran berlangsung pada siklus I yaitu
guru kurang tegas dalam menangani siswa
yang ribut dan mengganggu temannya yang
lain, siswa merasa ragu dalam mengajukan
pendapat dikarenakan takut salah, serta guru
(peneliti) yang masih kurang dalam mengontrol
siswa dalam melakukan praktikum sehingga
hanya siswa tertentu saja yang aktif.
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I,
maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
guru (peneliti) untuk memperbaiki kekurangan
pada siklus I yaitu lebih tegas dan disiplin
dalam mengelolah kelas, memberikan motivasi
dan penghargaan kepada siswa yang aktif
selama proses pembelajaran serta meminta
siswa
melakukan
pengamatan
secara
DAFTAR PUSTAKA
[1] Balim, A. 2009.The Effects of Discovery Learning on
StudentsSuccess and Inquiry Learning Skills.Egitim
Arastirmalari-Eurasian
Journal
of
EducationalResearch, 35, 1-20.
[2] Oghenevwede. J. 2009. Effects Of Discovery and Inquiry
Approaches in Teaching and Learning of Biology on
Secondary Schools StudentsPerformance in Delta
State, Nigeria. Journal of Research in Education and
Society
Vol.1
No.1,
April
2010.http://www.icidr.org(diakses 12 Juni 2015)
[3] Zulhelmi. 2009. Penilaian Psikomotor dan Respon Siswa
dalam Pembelajaran Sains Fisika Melalui Penerapan
Penemuan Terbimbing di SMP Negeri 20 Pekanbaru.
Jurnal Geliga Sains 3 (2), 8-13, 2009_Program Studi
Pendidikan
Fisika
FKIP
Universitas
Riau.
http://ejournal.unri.ac.id (diakses 12 Juni 2015)
[4]
Satyawati, N. N. S. B. 2011. Pengaruh model
pembelajaran penemuan terbimbing berbasis LKS
terhadap hasil belajar metematika siswa ditinjau dari
kecerdasan logis matematis pada siswa kelas X
SMAN 1 Bangli. http://pasca.undiksha.ac.id (diakses
8 Juni 2015)
[5] Yusnawan, I. P. A. 2013. Penerapan Metode Penemuan
Terbimbing Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa
Pada Materi Gradien di Kelas VIII SMP Negeri 9 Palu.
http://jurnal.untad.ac.id (diakses 08 Juni 2015)
52
Download