penerapan metode penemuan terbimbing dan demonstrasi dalam

advertisement
Dinamika
Vol. 3, No. 3, Januari 2013
ISSN 0854-2172
PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING DAN DEMONSTRASI
DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATERI OPERASI
HITUNG BILANGAN BULAT
Sudirno
SD Negeri Balamoa 02 Kec. Pangkah Kab. Tegal
Abstrak
Permasalahan dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas V dalam pembelajaran operasi
hitung bilangan bulat khususnya penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat masih relatif
rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui meningkatnya hasil belajar dan aktivitas
belajar siswa menggunakan metode penemuan terbimbing dan demonstrasi. Subyek penelitian ini
adalah siswa kelas V SD negeri Balamoa 02 Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal yang berjumlah
26 orang tahun 2009/2010. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang
terdiri dari 2 siklus. Tiap siklusnya terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
refleksi. Hasil penelitian menunjukkan pada siklus I, daya serap klasikal hanya 30 % dan pada siklus
II daya serap klasikal mencapai 77%, dengan demikian keberhasilan pembelajaran Matematika
pada materi operasi hitung bilangan bulat telah tercapai. Kesimpulannya bahwa penggunaan
metode penemuan terbimbing dan demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa
terhadap materi operasi hitung bilangan bulat dan hasil belajar siswa serta mampu memotivasi
siswa dalam belajar matematika.
© 2013 Dinamika
Kata Kunci: penemuan terbimbing; demonstrasi; bilangan bulat
PENDAHULUAN
Gerakan atau reformasi untuk memperbaiki matematika di sekolah selalu terjadi dan
mengalir dari waktu ke waktu. Isi, metode pembelajaran, urutan pembelajaran, dan cara evaluasi
pembelajaran dimodifikasi, direformasi, dan direstrukturisasi. Gerakan reformasi matematika
tersebut ditengarai karena adanya penyimpangan pembelajaran yang terjadi dewasa ini. Pendidik
lebih berorientasi pada pencapaian target dan materi pelajaran menjadi sasaran utama sehingga
kurang memperhatikan proses. Peserta didik menjadi terpaku pada keterampilan kognitif
dan kurang memperhatikan kemampuan menjelaskan alasan atau kurang menguasai konsep.
Peserta didik mengalami kesulitan mengerjakan soal-soal yang faktanya diubah, dikurangi dan
ditambah. Materi-materi baru terus-menerus ditambahkan, tetapi konsep-konsep matematika
kurang dikaitkan dan kurang diintegrasikan.
Kenyataan tersebut sesuai dengan kegiatan yang dilakukan penulis dalam melakukan
pembelajaran Matematika di kelas V dengan materi pokok operasi hitung bilangan bulat hanya
terdapat 8 siswa atau 30,76 % siswa yang mampu mencapai tingkat penguasaan materi sebesar
75% ke atas dari 26 siswa dalam satu kelas. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa
kelas V ( lima ) dalam pembelajaran operasi hitung bilangan bulat khususnya penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat masih relatif rendah.
Untuk meningkatkan penguasaan dan pemahaman siswa terhadap materi tersebut
diadakan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menerapkan
metode penemuan terbimbing dan demonstrasi dengan alasan : a) Banyak siswa yang kurang
memahami tentang pengertian operasi hitung bilangan bulat terutama penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat sehingga jika hal ini dibiarkan akan terjadi miskonsepsi yang
berkelanjutan dan menurunkan kualitas pembelajaran; b) Pada pembelajaran matematika
tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat siswa masih sulit membedakan bentuk
a + (-b) sebagai a – b atau bentuk a – (-b) sebagai bentuk a + b dan juga tanda – atau + sebagai
operasi hitung dengan tanda – atau + sebagai jenis suatu bilangan; c) Tahap perkembangan anak
pada usia SD kelas V masih terbatas pada tahapan berpikir operasional kongkret, sehingga guru
harus mampu membuat anak terlibat dalam suatu aktifitas langsung atau pleasurable hands-on
and play fullactivity. Metode yang memungkinkan siswa menemukan sendiri informasi dan anak
terlibat langsung dalam proses pembelajaran yang menyenangkan adalah metode penemuan
terbimbing dan demonstrasi.
Rumusan masalah penelitian ini adalah Apakah dengan menerapkan metode penemuan
terbimbing dan demonstrasi dalam menanamkan konsep operasi hitung bilangan bulat agar
pemahaman siswa meningkat?. Sedangkan tujuan penelitian secara umum adalah untuk
mengembangkan strategi pembelajaran dengan menerapkan metode penemuan terbimbing dan
demonstrasi dalam menanamkan konsep operasi hitung bilangan bulat pada siswa khususnya
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat agar penguasaan dan pemahaman siswa terhadap
materi ini meningkat.
Diharapkan penelitian ini bermanfaat secara praktis bagi peserta didik untuk meningkatkan
pemahaman dan penguasaan konsep siswa pada materi operasi hitung bilangan bulat, dan
Meningkatkan motivasi dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran melalui penggunaan
alat peraga yang tepat. Bagi guru, penelitian ini bermanfaat membantu guru untuk memperbaiki
praktik pembelajaran yang dikelolanya, mampu membuat guru lebih percaya diri karena mampu
menganalisis terhadap kinerjanya sehingga menemukan kekuatan dan kelemahan serta mencari
alternatif mengatasi kelemahannya. Bagi sekolah, bermanfaat untuk mendorong terjadinya
inovasi pada diri guru sehingga memiliki kualifikasi profesional, dan menjadi sekolah unggulan.
Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengambil dari beberapa ahli
pendidikan yang ada. Adapun lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut.
Belajar adalah kegiatan bagi semua orang yang ditandai dengan adanya perubahan tingkah
laku. Oemar Hamalik mengemukakan bahwa “Belajar adalah modifikasi atau memperteguh
kelakuan melalui pengalaman (Oemar Hamalik, 1995:36). Sedangkan Hilgard dan I.L Pasaribu
menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan kegiatan yang tidak dapat disebut
belajar apabila disebabkan oleh pertumbuhan atau keadaan antara seseorang seperti kelelahan
disebabkan obat-obatan (Hilgard dan I.L Pasaribu, 1983:59). Demikian halnya dengan Tabrani
Rusyan mengemukakan bahwa belajar adalah sesuatu proses perubahan tingkah laku individu
melalui interaksi dengan lingkunga (Tabrani Rusyan, 1993:7).
Penemuan terbimbing adalah suatu kegiatan pembelajaran yang menuntut guru
membimbing siswa-siswinya dengan menggunakan langkah-langkah sistematis sehingga mereka
merasa menemukan sesuatu. Apa yang diperoleh siswa bukanlah temuan-temuan baru bagi guru,
tetapi bagi siswa dapat mereka rasakan sebagai temuan baru.
Seperti pendapat dari H. Dinn Wahyudin dkk. 2004 yaitu “Upaya pembaharuan dalam
pendidikan adalah pendekatan discovery dan inquiry. Discovery adalah upaya pencarian dan
penyelidikan untuk menjawab atau menemukan (inquiry) jawaban.”
Metode penemuan melibatkan siswa dalam proses-proses mental dalam rangka
penemuannya dan memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan informasi dengan
atau tanpa bantuan guru. Metode penemuan memungkinkan para siswa menemukan sendiri
informasi-informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya.
Menurut Sund (dalam H. Din Wahyudin, D. Supriadi, Ishak Abdulhak 2004 : 3.26) belajar
merupakan proses penemuan (discovery). Proses penemuan adalah proses mental, intelektual
dan emosional yang dapat melibatkan siswa dalam mengolah bahan belajar. Melalui proses
344
Dinamika
Vol. 3. No. 3. (2013)
discovery siswa akan sampai pada penemuan sesuatu oleh dirinya atas bantuan minimal guru.
Suatu kegiatan penemuan ini harus dirancang sebelum sehingga siswa dapat menemukan konsep
sebelum siswa menemukan sesuatu, ia akan melakukan terlebih dahulu berbagai kegiatan seperti
: pengamatan, analisis sampai pada kesimpulan sementara. Itulah sebabnya proses penemuan ini
lebih merupakan proses interaksi siswa dengan lingkungannya menuju proses belajar yang lebih
bermakna.
Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang menyajikan bahan pelajaran
dengan mempertunjukkan secara langsung obyeknya atau caranya melakukan sesuatu
untuk mempertunjukkan proses tertentu. Demonstrasi dapat digunakan pada semua mata
pelajaran. Dalam pelaksanaan demonstrasi guru harus sudah yakin bahwa seluruh siswa dapat
memperhatikan terhadap obyek yang akan didemonstrasikan. Sebelum proses demonstrasi guru
sudah mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan dalam demonstrasi tersebut.
METODE PENELITIAN
Tempat penelitian ini adalah SD Negeri Balamoa 02 Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal.
Adapun subyek yang diambil sebagai subyek penelitian adalah siswa kelas V tahun 2009/2010 yang
berjumlah 26 siswa dengan 11 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Pelaksanaan penelitian
dilakukan pada bulan Juli sampai Oktober 2009.
Pengumpulan sumber data terdiri dari data utama dan data pendukung. Sumber utama
adalah guru dan siswa kelas V ( Lima ) SD Negeri Balamoa 02 Kecamatan Pangkah Kabupaten
Tegal Tahun Pelajaran 2009/2010 dan studi pustaka buku-buku penilaian siswa. Sedangkan
data pendukung berasal dari para kolaborator, guru kelas yang lain dan supervisor dengan
memperhatikan : a) Hasil penilaian ulangan formatif siswa tentang kompetensi dasar operasi
hitung bilangan bulat sebelum menggunakan metode dan alat peraga yang variatif; b) Hasil
pengamatan pembelajaran meliputi Skenario pembelajaran, metode dan media pembelajaran
yang digunakan; c) Hasil penilaian ulangan formatif siswa tentang kompetensi dasar operasi
hitung bilangan bulat sesudah menggunakan metode penemuan terbimbing dan demonstrasi.
Penggunaan prosedur penelitiannya yaitu dengan dua siklus. Dimana tiap siklusnya terdiri
dari beberapa tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Perincian dari
tahapan tersebut adalah sebagai berikut.
Siklus I
Siklus 1 dilakukan dalam satu kali pertemuan dengan tahapan sebagai berikut :
Tahap perencanaan merupakan refleksi awal berdasarkan hasil studi pendahuluan atau
pra siklus dan tahap-tahap yang dilaksanakan pada perencanaan ini adalah sebagai berikut : a)
Membuat desain pembelajaran matematika tentang penerapan metode penemuan terbimbing dan
demonstrasi pada kompetensi dasar operasi hitung bilangan bulat yang memungkinkan siswa
aktif dan kreatif sehingga dapat mengefektifkan kegaiatan belajar mengajar dan mengoptimalkan
prestasi belajar siswa; b) Simulasi pembelajaran berdasarkan pada desain pembelajaran; c)
Menyusun format evaluasi guna mengetahui hasil pekerjaan siswa; d) Revisi desain pembelajaran
berdasarkan masukan dari hasil simulasi; e) menyusun instrumen.
Tahap tindakan merupakan implementasi dari perencanaan yang disimulasikan dan
revisi dengan memperhatikan pedoman guru dan pedoman siswa. Pedoman Guru, antara lain a)
membuka pertemuan; b) Mengabsen kehadiran siswa; c) Memberikan apersepsi tentang materi
pembelajaran sekaligus motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran; d) Memberikan
informasi singkat tentang materi yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran yang harus dicapai;
e) Menyampaikan pada siswa tentang materi operasi hitung bilangan bulat; f) Memberikan
kesempatan pada siswa untuk mendemonstrasikan cara kerja alat peraga untuk membimbing
siswa menemukan konsep operasi hitung blangan bulat.
Pedoman Siswa, a) Menempati tempat duduknya masing-masing; b) memperhatikan
penjelasan guru tentang pengenalan konsep operasi bilangan bulat dengan alat peraga manikPENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING DAN DEMONSTRASI DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN
KONSEP MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT
Sudirno
345
manik; c) Mempersiapkan diri mendemonstrasikan cara kerja pita garis bilangan dengan model
siswa dalam menanamkan konsep operasi hitung bilangan bulat; d) Mengerjakan soal-soal tes
tertulis.
Tahap Pengamatan, teridiri dari a) Mengamati proses pembelajaran dengan mengisi lembar
observasi situasi kelas ( dilakukan bersama dengan kolaborator ); b) Mengadakan penilaian hasil
pekerjaan siswa; c) Mengadakan penskoran hasil penilaian setiap siswa; d) Membuat daftar
tentang rentang nilai ketuntasan belajar.
Tahap Refleksi, terdiri dari a) Melakukan evaluasi siklus 1; b) Mendiskusikan hasil evaluasi
siklus 1 dengan kolaborator; c) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai dengan evaluasi untuk
digunakan pada siklus berikutnya.
Siklus II
Siklus ini dilakukan dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 X 35 menit untuk sekali
pertemuan.
Tahap Perencanaan, peneliti mengadakan identifikasi diantaranya : a) Menentukan
kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa; b) Merencanakan pendekatan
pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran; c) Menyusun skenario
pembelajaran dengan durasi 2 kali pertemuan 2 jam pelajaran masing-masing 35 menit; d)
Menyusun pokok-pokok masalah yang harus akan disampaikan pada siswa dalam proses
pembelajaran; e) Menyusun format evaluasi pengamatan guna mengetahui keterlaksanaan dan
respon siswa.
Tahap Tindakan, Menerapkan tindakan sesuai dengan scenario pembelajaran, diantaranya:
Pedoman Guru, a) Membuka pertemuan; b) Mengabsen kehadiran siswa; c) Mengatur tempat
duduk siswa; d) Memberikan apersepsi tentang materi yang akan disampaikan dan menyampaikan
pokok-pokok pembelajaran dengan menggunakan alat peraga kongkret; e) Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mendemonstrasikan penggunaan pita garis bilangan dengan
model siswa untuk menemukan konsep operasi hitung bilangan bulat secara mandiri untuk lebih
meningkatkan hasil yang didapat pada siklus I. Pedoman siswa, a) Menempati tempat duduknya
masing-masing; b) Memperhatikan penjelasan guru tentang pengenalan konsep operasi bilangan
bulat dengan alat peraga manik-manik; c) Mempersiapkan diri mendemonstrasikan cara kerja
pita garis bilangan dengan model siswa dalam menanamkan konsep operasi hitung bilangan
bulat; d) Mengerjakan soal-soal tes tertulis.
Tahap Pengamatan dilakukan pada setiap perubahan perilaku yang dialami oleh siswa
pada saat proses pembelajaran berlangsung membuat catatn penting yang dapat dipakai sebagai
data penelitian, antara lain : a) Mengamati proses pembelajaran dengan mengisi lembar observasi
situasi kelas ( dilakukan bersama dengan kolaborator ); b) Mengadakan penilaian hasil pekerjaan
siswa; c) Mengadakan penskoran hasil penilaian setiap siswa; d) Membuat daftar tentang rentang
nilai ketuntasan belajar.
Tahap Refleksi, a) Melakukan evaluasi tingkat siklus 2; b) Mendiskusikan hasil evaluasi
siklus 2 dengan kolaborator; c) Mengambil kesimpulan dari hasil penelitian yang meliputi siklus
1 dan siklus 2.
Instrumen penelitian yang diguanakan dalam penelitian ini adalah dengan tes dan lembar
observasi. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan menghitung hasil
penjumlahan maupun pengurangan dua bilangan bulat. Lembar observasi digunakan untuk
mengamati perilaku siswa saat proses pembelajaran berlangsung dan akhir pembelajaran.
Analisa data dilakukan sejak awal sampai akhir yang merupakan kesatuan yang tak
terpisahkan antara pengumpulan dan analisa data. Analisa data dilakukan dengan model deskriptif
prosentase. Data hasil observasi dianalisa dengan analis deskriptif kualitatif berdasarkan hasil
pengamatan refleksi.
346
Dinamika
Vol. 3. No. 3. (2013)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Siklus I
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas siklus 1 yang dilaksanakan pada Kamis, 6 Agustus
2009 terdapat siswa yang tuntas atau memperoleh skor 75 keatas sebanyak 8 siswa dari 26 siswa
dalam satu kelas, sehingga daya serap klasikal hanya sebesar 30%. Dari 10 soal yang diberikan
ada 1 soal yaitu soal nomor 9 terdapat kesalahan menjawab paling banyak yaitu 18 siswa atau
sekitar 69,2 %. Kegiatan yang dilaksanakan kemudian adalah mengefektifkan penerapan metode
pembelajaran untuk menentukan hasil operasi hitung dua bilangan bulat dengan terlebih
dahulu menemukan konsepnya. Guru terlebih dahulu memberi contoh-contoh kongkret dengan
menggunakan media manik-manik dilanjutkan dengan kegiatan siswa untuk mencoba dan
menemukan sendiri cara menentukan hasil operasi hitung bilangan bulat melalui media manikmanik dan pita garis bilangan secara mandiri.
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus I dibantu oleh dua orang kolaborator
untuk menjadi observer atau pengamat jalannya proses pembelajaran.
Dari hasil tes siklus I diperoleh hasil sebagai berikut : a) Siswa yang mendapat nilai < 75
sebanyak 18 siswa atau 69,2 % dari 26 siswa dalam kelas. B) Siswa yang mendapat nilai > 75
sebanyak 8 siswa atau 30,7% dari 26 siswa dalam kelas; c) Nilai rata-rata mencapai 65,76.
Upaya yang dilakukan guru adalah mengefektifkan lagi metode pembelajaran seperti
metode penemuan terbimbing dan demonstrasi agar dapat diterima siswa untuk lebih
meningkatkan pemahaman konsep siswa tentang operasi hitung bilangan bulat.
Hasil Siklus II
Penelitian tindakan kelas untuk siklus II dilaksanakan pada Kamis, 20 Agustus 2009.
Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus ini adalah membahas kembali penentuan hasil operasi
hitung bilangan bulat. Karena pada materi pengurangan dua bilangan bulat masih banyak siswa
yang belum menguasai. Pada pembahasan materi ini peneliti menggunakan alat peraga manikmanik dan pita garis bilangan secara lebih efektif. Untuk selanjutnya peneliti menyuruh beberapa
siswa mempraktikkan cara menentukan hasil pengurangan bilangan bulat. Bagi siswa yang
mengerjakan dengan benar peneliti memberi pujian kepada siswa tersebut agar termotivasi untuk
lebih giat belajar. Pada saat siswa menentukan cara menemukan hasil pengurangan bilangan
bulat sebagian besar siswa pada siklus II sudah menguasai karena merupakan penanggulangan
dari siklus I.
Kegiatan penelitian tindakan kelas pada siklus II ini tetap dibantu oleh seorang kolaborator
untuk menjadi observer atau pengamat jalannya proses pembelajaran. Dari hasil evaluasi siklus
II diperoleh hasil sebagai berikut : a) Dari 26 siswa yang mendapat nilai < 75 ada 6 siswa (23 %);
b) Dari 26 siswa yang mendapat nilai > 75 ada 16 siswa (77 %); c) Nilai rata-rata mencapai 81,15.
Setelah melihat hasil diatas maka siswa yang tuntas atau memperoleh nilai lebih dari 75
mencapai 16 siswa dari keseluruhan siswa dalam kelas, sehingga daya serap klasikal menjadi 77
%. Dari data tersebut menunjukkan adanya peningkatan daya serap klasikal sebesar 31,53%. Nilai
rata-rata juga meningkat sebesar 21 % dari nilai rata-rata pada siklus 1 sebesar 65,76 menjadi 81,15
pada siklus II. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan metode penemuan terbimbing dan
demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa terhadap materi pembelajaran yang
disampaikan guru.
Pembahasan Siklus I
Pada siklus I ini sudah berjalan cukup baik dibanding sebelum diadakan penelitian
tindakan kelas. Dari 26 siswa yang berperan aktif 16 siswa atau sekitar 61,76%. Hal ini mungkin
ditunjang dengan proses pembelajaran yang interaktif dimana guru dalam menjelaskan materi
menggunakan model pembelajaran yang menarik dan cukup menantang siswa untuk belajar.
Aktivitas belajar pada siswa yang terlihat cukup tinggi, penerapan metode penemuan
PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING DAN DEMONSTRASI DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN
KONSEP MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT
Sudirno
347
terbimbing dan demonstrasi sudah baik dan tepat. Hanya ada beberapa titik kelemahan yaitu
perhatian dan respon pada siswa tertentu masih harus menjadi perhatian guru. Pelaksanaan
metode demonstrasi perlu ada perencanaan yang lebih matang dan terkonsep sehingga tidak
menimbulkan salah persepsi dari tujuan yang akan sudah ditetapkan yaitu untuk menemukan
konsep operasi hitung bilangan bulat melalui proses penemuan terbimbing dengan model siswa
itu sendiri.
Dari hasil pengamatan juga diperoleh hasil sebagai berikut : a) Dari 26 siswa ada 5 siswa
yang mau mengajukan pertanyaan; b) Siswa yang mampu menjawab pertanyaan guru dengan
benar ada 8 siswa; c) Ada 2 siswa yang mau maju ke depan kelas menjadi model peraga dan
mendemonstrasikan cara kerja pita garis bilangan; d) Siswa yang mau maju ke depan ada 4 siswa
untuk mengerjakan tugas dan latihan di papan tulis.
Pembahasan Siklus II
Pada siklus II siswa yang aktif mengikuti pembelajaran naik dari 15 siswa menjadi 24 siswa
(85 %). Sedangkan yang kurang aktif mengikuti pembelajaran berkurang dari 11 siswa (46 %)
menjadi 4 siswa (15 %). Keadaan seperti ini sangat membanggakan karena hampir 90% siswa
berperan aktif dalam pembelajaran.
Dari hasil pengamatan observer, dalam pembelajaran sudah lebih baik jika dibandingkan
pada siklus I siswa yang tadinya kurang tertantang untuk belajar menjadi lebih aktif dan
bersemangat. Dengan langkah-langkah yang ditempuh peneliti dari siklus I dan II menunjukkan
hasil yang sesuai dengan yang diharapkan. Hasil yang diperoleh pada siklus II lebih baik dari hasil
siklus I, terbukti dari jumlah 26 siswa ada 20 siswa (77%) yang sudah mencapai nilai ketuntasan
lebih dari 75, sehingga tinggal 6 siswa (33%) yang nilainya masih kurang dari ketuntasan 75.
Dengan demikian peran penelitian tindakan kelas berupa perbaikan pembelajaran sangat
bermanfaat untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi. Penggunaan alat peraga,
metode yang tepat, pemberian tugas yang cukup menantang mendukung ketuntasan belajar. Dari
hasil penelitian perbaikan pembelajaran pada siklus I dan II sesuai dengan definisi belajar adalah
suatu perubahan tingkah laku. Pada saat orang belajar maka respondennya menjadi lebih baik.
Sebaiknya, apabila seseorang tidak belajar, maka responnya cenderung menurun.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan seluruh rangkaian pelaksanaan penelitian tindakan kelas di kelas V ( lima )
semester 1 ( satu ) SD Negeri Balamoa 02 Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal dapat disimpulkan
bahwa penggunaan metode penemuan terbimbing dan demonstrasi dapat meningkatkan
pemahaman konsep siswa terhadap materi operasi hitung bilangan bulat dan hasil belajar siswa
serta mampu memotivasi siswa dalam belajar matematika.
Hasil ini dapat kita lihat dari hasil penelitian pada siklus I, daya serap klasikal hanya 30 %
dan pada siklus II daya serap klasikal mencapai 77%, dengan demikian keberhasilan pembelajaran
Matematika pada materi operasi hitung bilangan bulat telah tercapai.
Saran yang muncul dalam penelitian ini adalah a) dalam melaksanakan proses
pembelajaran di kelas guru hendaknya dapat menggunakan metode penemuan terbimbing
dan demonstrasi yang disesuaikan dengan kondisi siswa, tujuan dan skenario pembelajaran
yang telah direncanakan sebelumnya; b) untuk menanamkan konsep operasi hitung bilangan
bulat khususnya penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan metode
penemuan terbimbing dan demonstrasi sebaiknya digunakan media variatif seperti manikmanik dan pita garis bilangan; c) hendaknya guru memberikan motivasi dan bimbingan apabila
ada siswa yang mengalami kesulitan belajar dan kelambanan dalam proses pembelajaran.
348
Dinamika
Vol. 3. No. 3. (2013)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi 2006 dkk. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta Bumi Aksara.
Gatot Muhsetyo, dkk ; 2007, Pembelajaran Matematika SD. Jakarta. Penerbit Universitas Indonesia.
Ngalim Purwanto, MP 1990. Psokologi Pendidikan . Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi 2006 dkk. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta Bumi Aksara
Sadiman.2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta. Raja Graindo.
Sudirno. 2009. Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Dan Demonstrasi Dalam Meningkatkan Pemahamankonsep Siswa Terhadap Materi Operasi Hitung Bilangan Bulat Pada Siswa Kelas V SD Negeri
Balamoa 02. Laporan PTK. SD Negeri Balamoa 02.
PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING DAN DEMONSTRASI DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN
KONSEP MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT
Sudirno
349
Download