MANUSKRIP ASUHAN KEPERAWATANHALUSINASI

advertisement
MANUSKRIP
ASUHAN KEPERAWATANHALUSINASI PENDENGARAN PADA Ny. S
DENGAN SKIZOFRENIA DI RUANG WISMA UTARI RUMAH SAKIT
JIWA Prof. Dr. SOEROJOMAGELANG
OLEH:
NI LUH PUTU CITRA
0141879
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2017
Asuhan Keperawatan Halusinasi Pendengaran Pada Ny. S Dengan Skizofrenia di
Ruang Wisma Utari Rumah Sakit Jiwa. Prof. Dr. Soerojo Magelang.
0
Universitas Ngudi Waluyo Ungaran
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2017
Ni Luh Putu Citra*, Ana Puji Astuti**, Puji Lestari***
Asuhan Keperawatan Halusinasi Pendengaran Pada Ny. S Dengan Skizofrenia di
Ruang Wisma Utari Rumah Sakit Jiwa. Prof. Dr. Soerojo Magelang.
ABSTRAK
Halusinasi adalah gangguan persepsi sensori dari suatu objek tanpa adanya
rangsangan dari luar. Klien yang mengalami gangguan halusinasi merasakan sensasi
palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan perabaan, atau penciuman. Klien juga
mengalami perubahan dalam orientasi yang membuat klien tidak dapat menjalankan
pemenuhan dalam kehidupan sehari-hari. Faktor-faktor penyebab halusinasi yaitu:
faktor predisposisi diantaranya genetika, neurobiologi, neurotransmitter, abnormal
perkembangan syaraf dan psikologis. Factor presipitasi diantaranya proses pengolahan
informasi yang berlebihan, mekanisme penghantar listrik yang abnormal dan adanya
gejala pemicu. Tujuan penulisan adalah mendeskripsikan asuhan keperawatan pada
pasien dengan gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran dengan skizofrenia.
Metode yang digunakan adalah metode wawancara untuk mendapatkan data,
menganalisa data, menyusun intervensi dan kemudian melakukan implementasi untuk
memberikan pengelolaan berupa perawatan pasien dalam memenuhi kebutuhan dalam
pencegahan gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran. Pengelolaan ini
dilakukan selama 7 hari pada klien Ny. S.
Hasil pengelolaan didapatkan klien sudah mampu mengontrol halusinasi
pendengaran dengan tehnik menghardik, bercakap-cakap, cara minum obat dan
melakukan kegiatan yang sudah diajarkan dalam 7 kali pertemuan. belum tampak
adanya masalah lain akibat dari halusinasi yang dialami klien.
Saran untuk perawat di rumah sakit RSJ Prof. DR. Soerojo Magelang agar
menerapkan cara mengontrol halusinasi secara mandiri untuk menunjang pengelolaan
gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran.
Kata kunci
: Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran
PENDAHULUAN
Menurut
Tengah menyebutkan dari setiap 1.000
WHO/World
Health
warga Jawah Tengah terdapat 3 orang
Organization (2015), Badan kesehatan
yang
Dunia jumlah penderita gangguan jiwa
Sementara 19 orang dari setiap 1.000
450 juta. Menurut Depkes RI (2009),
warga Jawa Tengah mengalami stres.
jumlah penderita gangguan jiwa di
mengalami
Masalah
gangguan
kesehatan
jiwa
di
Indonesia saat ini mencapai lebih dari 28
Indonesia
juta orang, dengan kategori gangguan
kesehatan
jiwa ringgan 11,6 %
0,46%
penting dan harus mendapat perhatian
menderita gangguan jiwa berat. Hasil
sungguh-sungguh dari seluruh jajaran
penelitian menurut WHO (2009), di Jawa
lintas sektor Pemerintah baik di tingkat
dan
merupakan
jiwa.
masyarakat
Asuhan Keperawatan Halusinasi Pendengaran Pada Ny. S Dengan Skizofrenia di
Ruang Wisma Utari Rumah Sakit Jiwa. Prof. Dr. Soerojo Magelang.
masalah
yang
sangat
1
Pusat maupun Daerah, serta perhatian
mengalami
dari seluruh masyarakat. Beban penyakit
merasakan sensasi palsu berupa suara,
atau burden of disease penyakit jiwa di
penglihatan, pengecapan perabaan, atau
Tanah Air masih cukup besar. Hasil Riset
penciuman.
Pasien
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013,
perubahan
dalam
orientasi
yang
menunjukkan
membuat
pasien
tidak
dapat
pemenuhan
dalam
gangguan
bahwa
mental
prevalensi
emosional
yang
menjalankan
gangguan
halusinasi
juga
mengalami
ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi
kehidupan sehari-hari (Yusuf, 2015).
dan kecemasan adalah sebesar 6% untuk
Faktor-faktor penyebab halusinasi yaitu:
usia 15 tahun ke atas atau sekitar 14 juta
faktor predisposisi diantaranya genetika,
orang. Sedangkan, prevalensi gangguan
neurobiologi,
jiwa berat, seperti schizophrenia adalah
abnormal perkembangan syaraf dan
1,7 per 1000 penduduk atau sekitar
psikologis. Factor presipitasi diantaranya
400.000 orang. Berdasarkan jumlah
proses
tersebut, ternyata 14,3% di antaranya
berlebihan,
atau sekira 57.000 orang pernah atau
listrik yang abnormal dan adanya gejala
sedang dipasung. Angka pemasungan di
pemicu (Direja, 2011).
neurotransmitter,
pengolahan
informasi
mekanisme
yang
penghantar
pedesaan adalah sebesar 18,2%. Angka
Halusinasi pendengaran adalah
ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan
penderita gangguan mental. Misalnya
angka di perkotaan, yaitu sebesar 10,7%.
mendengar suara melengking, bising dan
Menurut
Herman
(2008)
mungkin juga dalam bentuk kata-kata
sebagai
penyakit
atau kalimat. Suara itu dirasakan tertuju
neurologis yang mempengaruhi persepsi
pada dirinya, sehingga sering penderita
klien, cara berpikir, bahasa, emosi dan
terlihat
perilaku sosialnya. Adapun jenis-jenis
sendiri dengan suara yang didengarnya.
skizofrenia yaitu: skizofrenia simplex,
Sumber suara dapat berasal dari bagian
skizofrenia
tubuhnya sendiri, dari sesuatu yang jauh
skizofrenia
adalah
hebefrenik,
zkisofrenia
bertengkar
atau
schizophrenia, skizofrenia psiko-afektif
dengan sesuatu yang menyenangkan,
dan skizofrenia residual (Direja, 2011).
menyuruh-nyuruh berbuat baik. Kadang
adalah
gangguan
berhubungan
Kadang
berbicara
katatonik, skizofrenia paranoid, episode
Halusinasi
dekat.
atau
dengan
berhubungan
sesuatu
yang
persepsi sensori dari suatu objek tanpa
mengancam, mencela, memaki dan lain
adanya rangsangan dari luar. Pasien yang
sebagainya (Yosep, 2007:79).
Asuhan Keperawatan Halusinasi Pendengaran Pada Ny. S Dengan Skizofrenia di
Ruang Wisma Utari Rumah Sakit Jiwa. Prof. Dr. Soerojo Magelang.
2
METODE
komunikasi
Menganalisa dan menyajikan fakta
perawat
interpersonal
dengan
klien
merupakan
secara sistematik sehingga dapat lebih
hubungan
mudah
disimpulkan.
dengan tukar menukar prilaku, perasaan,
Kesimpulan yang di beri selalu jelas
pikiran dan pengalaman dalam membina
mudah untuk dipahami sehingga semua
hubungan yang harmonis/baik dengan
data dikembalikan.
klien (Faturochman, 2014). Selanjutnya
HASIL
bantu
data
dan
Pengkajian ini dilakukan pada
kerjasama
antara
klien
halusinasi
yang
ditandai
mengungkapkan
klien,
isi
tanda-tanda
dari
hari jumat, tanggal 12 Mei 2017 pukul
halusinasi pendengaran yang klien alami.
10.00 WIB di ruang rawat Wisma Utari
Diskusikan dengan klien halusinasi yang
klien bernama Ny. S berumur 42 tahun
dilakukan selama ini, diskusikan akibat
dengan alasan masuk mendengar suara-
negatif yang dilakukan klien, orang lain
suara. Sebelumnya klien sudah pernah
dan
masuk RSJ dengan keluhan yang sama
dengan klien mempelajari cara baru
pada tahun 2014. Klien mengatakan
untuk mengungkapkan halusinasi klien,
mendengar
klien
jelaskan kepada klien cara mengontrol
bengong. Pada pasien Ny. S didapatkan
halusinasi dengan cara menghardik,
beberapa data dari hasil pengkajian yang
bercakap-cakap dengan orang lain saat
dilakukan oleh penulis selama 7 hari
halusinasi
mulai dari tanggal 12
Mei 2017.
(membersihkan tempat tidur, menyapu
Ditemukan data subyektif dan data
dan mengepel) dan obat (jenis, guna,
obyektif.
dosis, waktu dan cara minum obat).
suara-suara
saat
Diagnosa yang muncul pada Ny.
lingkungan
sekitar,
klien
Pertemuan
diskusikan
muncul,
kegiatan
yang
pertama
S berdasarkan prioritas utama adalah
dilakukan pada hari Jumat 12 Mei 2017
gangguan persepsi sensori: halusinasi
pukul
pendengaran.
hubungan
11.00
WIB
saling
yaitu
membina
percaya
menurut
Intervensi yang dilakukan pada
Afnuhazi (2015) yaitu menunjukan sikap
klien dengan halusinasi pendengaran
penerimaan dan komunikasi terbuka,
yaitu membina hubungan saling percaya,
menurut
dengan
prinsip
percaya yaitu agar klien lebih yakin
komunikasi terapeutik. Bina hubungan
untuk menceritakan masalah yang klien
saling
hadapi kepada perawat dengan cara
menggunakan
percaya
adanya
hubungan
penulis
hubungan
Asuhan Keperawatan Halusinasi Pendengaran Pada Ny. S Dengan Skizofrenia di
Ruang Wisma Utari Rumah Sakit Jiwa. Prof. Dr. Soerojo Magelang.
saling
3
menyapa nama klien agar terlihat lebih
Pertemuan
ketiga
dilakukan
mengenali klien mengucapkan salam
pada hari Minggu 14 Mei 2017 pukul
selamat pagi, siang atau sore, berjabat
11.50
tangan agar klien dapat bersentuhan,
strategi pelaksanaan selanjutnya penulis
merasakan kehangatan pada tangan
akan mengevaluasi terlebih dahulu cara
orang lain yang belum di ketahui klien
menghardik. Membina hubungan saling
dan bisa lebih terbuka dengan klien,
percaya juga tetap dilakukan, setelah
memperkenalkan
perawat
mengevaluasi
tujuannya agar klien mengetahui siapa
mengajarkan
orang yang sedang diajak klien berbicara,
dengan orang lain saat halusinasi klien
sebagai
penolong
muncul untuk mengalihkan suara-suara
sebagai
orang
nama
membantu
yang
klien
membutuhkan
yang
WIB.
klien
Sebelum
melanjutkan
penulis
cara
dengar.
kembali
bercakap-cakap
Sesudah
klien
pertolongan, untuk mencapai tujuan
diajarkan cara bercakap-cakap minta
yaitu terpenuhinya kebutuhan dasar
klien untuk memperagakan ulang yang
manusia klien.
telah diajarkan oleh perawat untuk
Pertemuan
kedua
dilakukan
mengetahui
apakah
klien
sudah
pada hari Sabtu 13 Mei 2017 pukul 09.00
memahami cara bercakap-cakap dengan
WIB yaitu mengevaluasi jadwal kegiatan
benar
harian
klien,
menanyakan
kembali
memasukkan kedalam jadwal kegiatan
jadwal
yang
sudah
klien
harian klien, klien sudah mampu untuk
sebelumnya. Membina hubungan saling
mengevaluasi. Rencana tindak lanjutnya
percaya. Setelah mengevaluasi penulis
yaitu
akan mengajarkan cara bercakap-cakap
pelaksanaan ketiga.
dibuat
atau
belum.
mengajarkan
Bantu
klien
klien
strategi
dengan orang lain. Percakapan yang
Pertemuan ke empat hari Senin
dilakukan dengan orang lain adalah salah
15 Mei 2017 pukul 10.00 WIB penulis
satu
mengevaluasi
teknik
yang
efektif
untuk
terlebih
dahulu
cara
mengontrol halusinasi klien. Minta klien
menghardik, bercakap-cakap yang sudah
untuk mempraktekkan cara bercakap-
diajarkan
cakap yang sudah diajarkan tadi oleh
Membina hubungan saling percaya tetap
perawat agar tahu apakah klien sudah
di lakukan. Penulis mengajarkan cara
memahami cara tersebut atau belum.
mengontrol
Membantu klien mengisi jadwal kegiatan
melakukan
harian.
membersihkan tempat tidur, menyapu,
pada
hari
halusinasi
sebelumnya.
dengan
kegiatan
Asuhan Keperawatan Halusinasi Pendengaran Pada Ny. S Dengan Skizofrenia di
Ruang Wisma Utari Rumah Sakit Jiwa. Prof. Dr. Soerojo Magelang.
cara
seperti
4
mengepel dan lain sebagainya untuk
halusinasi
mengurangi halusinasi yang terjadi pada
bercakap-cakap, melakukan kegiatan.
klien.
Membina hubungan saling percaya tetap
menurut
dengan
Damaiyanti
melakukan
kegiatan
(2014)
yang
dilakukan.
dengan
Penulis
menghardik,
akan
kembali
terjadwal maka klien tidak akan memiliki
mengajarkan cara mengontrol halusinasi
waktu luang untuk sendirian yang
dengan cara obat yang benar. Disini akan
mungkin
menyebabkan
dijelaskan oleh penulis cara enam benar
halusinasinya muncul kembali. Maka
obat yaitu jenis, guna, dosis, frekuensi,
klien harus dibantu dalam melakukan
cara dan kontinuitas minum obat.
kegiatan secara teratur.disini penulis
Menjelaskan efek samping pada masing-
akan
akan
mengajarkan
klien
untuk
masing obat, obat yang di dapatkan oleh
harian
seperti
klien yaitu injeksi lodomer 5mg dan
membersihkan tempat tidur, menyapu,
diazepam 10mg. Lodomer berfungsi
mengepel dan lain sebagainya.
untuk
melakukan
kegiatan
Pada pertemuan ke lima Selasa 16
menghalangi
aksi
reseptor
dopamine diotak, diazepam berfungsi
Mei 2017 pukul 10.00 WIB penulis
untuk
kembali mengevaluasi terlebih dahulu
menangani gejala putus alkohol akut,
cara menghardik, bercakap-cakap dan
obat ini berguna dalam mengurangi
melakukan
Membina
gejala-gejala agitasi akut, tremor, dan
hubungan saling percaya masih tetap
halusinasi. Obat ini berikan lewat intra
dilakukan. Setelah itu penulis akan
muskular (IM). Selanjutnya meminta
mengajarkan klien cara mengontrol
klien untuk mengulangi penjelasan yang
halusinasi dengan minum obat. Penulis
diberikan untuk mengetahui klien sudah
akan menjelaskan cara enam benar obat
mengerti atau masih belum mengerti.
yaitu jenis, guna, dosis, frekuensi, cara
Penulis membantu klien untuk mengisi
dan
jadwal kegiatan harian.
kegiatan.
kontinuitas
minum
obat.
sebagai
tambahan
untuk
Menjelaskan efek samping pada masing-
Pertemuan ketujuh hari Kamis
masing obat, obat yang di dapatkan oleh
18 Mei 2017 pukul 10.30 WIB penulis
klien yaitu injeksi lodomer 5mg dan
mengevaluasi semua kegiatan yang telah
diazepam 10mg.
diajarkan
Pertemuan ke enam Rabu 17 Mei
halusinasi
yaitu
cara
dengan
mengontrol
menghardik,
2017 pukul 10.45 WIB penulis kembali
bercakap-cakap,
mengevaluasi
dan minum obat. Membina hubungan
cara
mengontrol
melakukan
Asuhan Keperawatan Halusinasi Pendengaran Pada Ny. S Dengan Skizofrenia di
Ruang Wisma Utari Rumah Sakit Jiwa. Prof. Dr. Soerojo Magelang.
kegiatan
5
slaing percaya masih tetap dilakukan.
Selama
pengkajian,
Klien sudah mampu mengevaluasi semua
implementasi dan evaluasi terdapat
kegiata yang telah diajarkan. Penulis
faktor pendukung yang memudahkan
memberikan
penulis
pujian
terhadap
klien
untuk
memberikan
asuhan
dengan memberikan klien reinforcement
keperawatan kepada klien seperti klien
positif
mampu
kooperatif, bersikap tenang, mampu
melakukan apa yang telah diajarkan
berinteraksi dengan baik dan member
penulis saat halusinasi klien muncul
respon setelah melakukan kegiatan.
tanpa bantuan orang lain. Selanjutnya
Terdapat juga faktor penghambat yang
mengajarkan
muncul seperti saat diajak bicara tidak
diharapkan
klien
klien
memasukkan
kedalam jadwal kegiatan harian, setelah
berfokus pada inti pembicaraan.
dilakukan implementasi pada pertemuan
Sebagai alternatif pemecahan
ketujuh didapatkan evaluasi proses yaitu
masalah penulis melakukan pendekatan
klien mampu menjelaskan kembali cara
dengan
mengontrol
cara
percaya member reinforcement positif
menghardik, bercakap-cakap, melakukan
dan melibatkan klien dalam semua
kegiatan dan cara minum obat yang
kegiatan yang ada diruangan yang dapat
benar.
klien
halusinasi
dengan
Setelah dilakukan implementasi
keperawatan maka dilakukan evaluasi
membina
lakukan
hubungan
secara
mandiri
saling
atau
dengan bantuan yang minimal.
SARAN
keperawatan. Evaluasi adalah proses
Bagi Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr.
berkelanjutan untuk menilai efek dari
Soerojo Magelang mampu meningkatkan
tindakan
klien.
proses evaluasi sesuai SOP dalam asuhan
Evaluasi dilakukan terus-menerus pada
keperawatan pada pasien gangguan
respons
tindakan
persepsi sensori: halusinasi pendengaran
keperawatan yang telah dilaksanakan
yang bertujuan meningkatkan proses
(Direja,
keperawatan
keperawatan
klien
2011).
pada
terhadap
Evaluasi
pertemuan
terutama
dibidang
pertama dilakukan pada hari Jumat 12
pelayanan keperawatan kesehatan jiwa.
Mei 2017 pukul 12.30 WIB yaitu
Bagi Masyarakat, setelah kepulangan
membina hubungan saling percaya dan
pasien yang dinyatakan oleh RSJ Prof. Dr.
cara mengontrol halusinasi dengan cara
Soerojo Magelang bahwa pasien sembuh
menghardik.
secara medic dan social dilingkungannya
agar
masyarakat
bisa
Asuhan Keperawatan Halusinasi Pendengaran Pada Ny. S Dengan Skizofrenia di
Ruang Wisma Utari Rumah Sakit Jiwa. Prof. Dr. Soerojo Magelang.
menerima
6
kehadiran dan bisa berinteraksi dalam
kegiatan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Yusuf, AH. Rizky, F, P.K. Hanik, E, N.
(2015). Buku Ajar Keperawatan
Kesehatan
Jiwa.
Jakarta:
Salemba Medika
Afnuhazi, Ridhyalla. (2015). Komuikasi
Terapeutik
Dalam
Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:
Gosyen Publishing.
Damaiyanti, M. Iskandar . (2014) Asuhan
Keperawatan Jiwa, Bandung:
Refika Aditama
Depkes RI. (2013). Riset Kesehatan
Dasar.
Jakarta:
Badan
Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan
Kementrian
Kesehatan RI.
Direja, Ade, H, S. (2011). Buku Ajar
Keperawatan Psikiatri. Edisi 3
Jakarta: Yogyakarta: Nuha
Medika.
Faturochman, F. (2014). Komunikasi
Terapeutik Perawat dan Pasien
Gangguan jiwa
http://www.jurnalkommas.co
m/docs/JURNALfidya.pdf (Di
akses tanggal 20 Juli 2017
pukul 01.05 WIB)
WHO, (2012). Asuhan Keperawatan Pada
Ny. L Dengan Gangguan
Persepsi Sensori : Halusinasi
Pendengaran di Ruang Srikan di Rumah
Sakit Jiwa Daerah Surakarta.
http://eprints.ums.ac.id/30925
/Wijayaningsih, S, K. (2014).
Psikologi
Keperawatan.
Jakarta: CV. Trans Info Media.
(Di akses tanggal 5 februari
2017 pukul 17.10 WIB).
Yosep, I. (2007). Keperawatan Jiwa.
Bandung: PT Refika Aditama
Asuhan Keperawatan Halusinasi Pendengaran Pada Ny. S Dengan Skizofrenia di
Ruang Wisma Utari Rumah Sakit Jiwa. Prof. Dr. Soerojo Magelang.
7
Download