LAMPIRAN Skala Sikap Perilaku Seks Bebas Petunjuk Mengerjakan Berikut ini terdapat 33 soal. Bacalah setiap pernyataan dengan teliti kemudian pilih satu dari empat jawaban yang disediakan yang paling sesuai dengan diri anda dan berilah tanda ( ) pada salah satu pilihan jawaban. SS : Sangat Setuju, S : Setuju, TS : Tidak Setuju, STS : Sangat Tidak Setuju Dari setiap pilihan tidak ada jawaban SALAH dan BENAR. Anda bebas menentukan pilihan asalkan pilihan jawaban anda sesuai dengan keadaan diri anda dan bukan idealnya atau seharusnya. Setiap soal hanya ada satu jawaban dan jangan sampai ada yang terlewatkan. SELAMAT MENGERJAKAN DAN TERIMA KASIH…. No Pernyataan 1. Saya tidak melihat ada yang salah dengan hubungan seks sebelum menikah 2. Saya akan menikmati seks dengan pasangan yang berbeda- beda 3. Mencium leher untuk merangsang pasangan sebelum menikah adalah salah satu bagian dari seks bebas 4. Hubungan seks dapat diterima selama dilakukan oleh dua orang yang saling mencintai 5. Melakukan hubungan seks sebelum menikah, tidak boleh dilakukan 6. Berhubungan seks hanya untuk melepaskan hasrat adalah baik-baik saja 7. Saya lebih suka berhubungan seks dengan seseorang yang tidak mencintai saya. 8. Awal mula terjadinya seks bebas adalah dari berciuman bibir 9. Mencium seseorang di depan orang lain adalah hal yang biasa 10. Alat kontrasepsi harus selalu dipakai pada saat berhubungan seks bila anda tidak yakin dengan pasangan anda SS S TS STS 11. Penggunaan mainan seks saat bercinta tidak apa-apa 12. Masturbasi dapat diterima 13. Meremas-remas alat kelamin pasangan anda saat berpacaran adalah sah-sah saja 14. Sebuah hubungan seksual antara dua orang yang saling mencintai dalam ikatan perkawinan adalah hubungan manusia yang tertinggi 15. Tujuan utama berhubungan seks adalah untuk kenikmatan pribadi saja 16. Banyak sekali kebebasan seksual yang diberikan kepada remaja saat ini 17. Seks sebelum menikah mungkin merupakan tanda sosial yang buruk 18. Hubungan seks hanya disediakan untuk pernikahan 19. Masturbasi dalam melampiaskan hasrat tidak boleh dilakukan 20. Hubungan seks hanya bagi suami istri 21. Hubungan seks harus dilakukan, agar hubungan dengan pacar tetap terjaga 22. Remaja bebas menyalurkan hasrat seksualnya 23. Tanda pergaulan yang semakin buruk adalah banyaknya kasus hamil di luar nikah 24. Berganta-ganti pasangan dalam hubungan seks merupakan suatu kenikmatan tersendiri. 25. Pemakaian alat kontrasepsi dalam melakukan hubungan seks tidak dianjurkan. 26. Melakukan hubungan seks pada masa pacaran adalah suatu hal yang wajar. 27. Saya tidak akan melakukan hubungan seksual sebelum menikah walau banyak remaja yang sudah melakukannya. 28. Seks beresiko tinggi adalah seks dengan bergonta-ganti pasangan. 29. Mencium leher pasangan sebelum menikah adalah hal tidak dianjurkan. 30. Banyaknya kasus hamil diluar nikah bukanlah tanda pergaulan yang semakin buruk. 31. Melakukan seks sebelum menikah tidak menjamin hubungan dengan pacar tetap terjaga. 32. Saya akan merasa malu jika melakukan hubungan seks dengan bergonta-ganti pasangan. 33. Seks sebelum menikah bukanlah tanda pergaulan yang buruk. LAMPIRAN 3 SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING A. Topik : Hubungan Seks Bebas dan Dampaknya B. Bidang Bimbingan : Pribadi Sosial C. Jenis Layanan : Bimbingan Klasikal D. Fungsi Bimbingan : Pemahaman, Pencegahan E. Tujuan Layanan : 1. Siswa mampu menyebutkan pengertian hubungan seks bebas 2. Siswa mampu menyebutkan dampak dari seks bebas F. Sasaran Layanan : Siswa kelas XIIB Perhotelan SMK PELITA Salatiga G. Uraian Kegiatan TAHAP Pembukaan : URAIAN KEGIATAN 1. Salam dan perkenalan WAKTU 7’ 2. Membina hubungan baik dengan mengajak mengungkapkan tujuan dan harapan-harapan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini. 3. Memberikan penjelasan tentang bimbingan klasikal dan memberikan penjelasan mengapa kegiatan ini perlu dilakukan. Peralihan 1. Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh dalam pertemuan ini. 2. Menawarkan dan mengamati apakah siswa sudah siap menjalani kegiatan ini. 8’ Kegiatan Inti 1. Memberikan informasi mengenai pengertian 20’ hubungan seks bebas. 2. Memberikan informasi tentang dampak seks bebas bagi remaja khususnya remaja perempuan. 3. Peneliti mengajak siswa untuk mendiskusikan hubungan seks bebas di kalangan remaja. 4. Siswa diminta menjelaskan hasil diskusi. 5. Peneliti menyimpulkan hasil kegiatan dan diskusi tentang hubungan seks bebas. Penutup 1. Evaluasi 10’ Refleksi hasil : tiap siswa menulis di kertas yang sudah disediakan tentang pengalaman mengikuti layanan dan kesan-kesan yang telah diperoleh dalam mengikuti diskusi. 2. Peneliti mengemukakan bahwa kegiatan akan diakhiri dengan mengucapkan salam H. Materi : Hubungan Seks Bebas dan Dampaknya I. Metode : Ceramah, Diskusi J. Waktu dan Tanggal : 1x45 menit,6 September 2011 K. Tempat Penyelenggaraan : Ruang kelas XIIB Perhotelan L. Penyelenggara Layanan : Peneliti M. Pihak yang Disertakan : Guru BK N. Alat dan Perlengkapan : Materi keterampilan sosial, Laptop dan LCD. O. Rencana Penilaian dan Tindak Lanjut: 1. Penilaian Proses : Menilai kesungguhan siswa saat mengikuti kegiatan di dalam kelas. 2. Penilaian Hasil : Laiseg : memberi pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap hubungan seks bebas dan dampaknya 3. Tindak Lanjut : Melakukan bimbingan kelompok, konseling perorangan bagi siswa yang membutuhkan atau siswa yang mempunyai masalah dengan materi layanan Salatiga, 6 September 2011 Mengetahui Guru BK Rosmelita DR Siregar S.Pd Penulis Naomi Retno W LAMPIRAN 4 HUBUNGAN SEKS BEBAS DAN DAMPAKNYA Seks bebas adalah perilaku dan aktifitas fisik seseorang yang didorong oleh hasrat seksual dan menggunakan tubuh untuk mengekspresikan perasaan erotik yang dilakukan sendiri maupun melibatkan orang lain di luar ikatan pernikahan. Bentuk-bentuk perilaku seksual pranikah dapat diuraikan sebagai berikut: 11. Bersentuhan, misalnya menyentuh jari atau tangan, berpegangan tangan. 12. Memeluk, misalnya memeluk bahu serta tubuh pasangan lebih didekatkan memeluk pinggang tubuh pasangan lebih dirapatkan. 13. Berciuman, misalnya cium pipi dan dahi, cium bibir secara singkat, cium bibir secara intens dan lama. 14. Saling meraba, misalnya meraba atau diraba payudara baik diluar maupun didalam pakaian, saling menempelkan alat kelamin baik menggunakan pembatas pakaian maupun tidak menggunakan pembatas pakaian, menggesek-gesekkan alat kelamin. 15. Bersenggama yaitu masuknya penis kedalam vagina yang kemudian memberikan rangsangan hingga keduanya mencapai orgasme. Ada sebagian kalangan menganggap bahwa perilaku seks bebas terpisah dari ukuran moral; artinya sah-sah saja sepanjang dilakukan atas dasar kebutuhan bersama. Khusus dalam pergaulan lawan jenis pada lingkungan bebas norma dan rendahnya kontrol sosial, cenderung mengundang hasrat dan kebutuhan seks serta menerapkannya secara bebas. Bagi kalangan remaja, seks merupakan indikasi kedewasaan yang normal, bila remaja tidak cukup mengetahui secara utuh tentang rahasia dan fungsi seks, maka wajar kalau remaja menafsirkan seks semata-mata sebagai tempat pelampiasan birahi, dan tidak peduli dengan resiko. Bahaya perilaku seks bebas Menurut Dianawati (2006) mengemukakan resiko hubungan seks pranikah remaja meliputi : d. Kehamilan yang beresiko Seorang remaj yang melakukan perilaku seks sampai pada hubungan seks dapat mengalami kehamilan. Masa remaja atau masa pubertas yang ditandai dengan menstruasi pada perempuan dan mimpi basah pada laki-laki. Ketika sudah mengalami menstruasi maka perempuan sudah siap untuk dibuahi dan pada laki-laki yang telah mengalami mimpi basah akan menghasilkan sperma yang siap untuk membuahi. Maka dari itu, remaja telah mampu bereproduksi walaupun belum mampu bertanggung jawab sepenuhnya. Kehamilan usia remaja dapat menyebabkan cacat fisik maupun mental bahkan sampai pada kematian baik itu bayi maupun ibunya. e. Aborsi Aborsi adalah tindakan untuk mengakhiri masa kehamilan yang tidak dikehendaki. Apabila aborsi dilakukan sembarangan dapat membahayakan jiwa seseorang karena dari aborsi yang salah dapat menyebabkan infeksi yang disertai pendarahan bahkan kematian. Efek lain dari aborsi adalah timbulnya trauma, sedih dan perasaan bersalah dari dalam diri individu. f. Terkena penyakit menular seksual (PMS) Dari aktivitas seksual yang tidak sehat dapat memunculkan penyakit menular seks yang sangat berbahaya. PMS dapat dengan mudah menular melalui hubungan seksual, terutama pada pasangan yang telah terinfeksi PMS sebelumnya. Pengobatannyapun untuk setiap jenis penyakit yang sering dikenal yaitu HIV/AIDS sampai saat ini belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkannya. DAMPAK BAGI WANITA Berikut macam kerugian kaum hawa akibat pergaulan yang menganut sex bebas. Wanita yang menjadi korban perlakuan sex bebas berbeda dengan wanita yang melakukan sex atas dasar suka-sama-suka. Di penjelasan ini kerugian lebih mengarah kepada wanita yang senang mengumbar dasar suka-sama-suka, dan para ABG yang notabene masih bersifat labil. 1.Kehormatan Wanita yang melakukan sex tanpa ikatan resmi pernikahan sudah telah menjatuhkan dirinya sendiri. Kehormatan yang ada padanya hilang seketika saat itu. Karena pria yang berhubungan dengannya sejak awal tidak pernah menghormatinya sebagai orang yang pantas dihargai. Sering pihak wanita tidak sadar, bahwa pasangannya itu sebenarnya tidak pernah menghormatinya. Buktinya?Berani menyentuh dan melakukan sex bebas. 2.Kesucian yang Tak Ternilai Tidak bisa lagi mengembalikan sebuah kesucian yang asli dari Tuhan. Jelas lah bahwa dalam sex bebas, wanita menjadi penikmat saja bagi pasangannya. Karena apa?Saat itu akal pikiran dan hati tidak bisa digunakan lagi. Nafsu setan terus menerus berkoar-koar kepada wanita dan pasangannya. Kesucian yang harusnya dihormati dan hanya untuk suami yang sah pun sudah tidak dihiraukan lagi. 3. Hilang Akal Sehat Bukan berarti gila. Kerugian di sini mengarah pada seorang wanita yang kemudian menyesal, marah, kecewa, menangis karena perbuatan yang dilakukannya. Dia sadar semua hal-hal berharga dalam dirinya sebagai seorang wanita sudah mati. Akal sehat tidak seimbang dengan perasaan. Akibat bisa bunuh diri, kalau tidak pun akan menjadi kan dia pribadi tidak berkualitas. 4. Jatuhnya Martabat Keluarga Apa yang dilakukan seorang putri akan berakibat pula pada keluarganya, terutama orangtua. Orangtua juga ikut menanggung malu dan bersalah karena tidak bisa mendidik keluarga dengan benar. Di mata masyarakat, orangtua bisa dipandang rendah oleh orang-orang. Benar-benar sex bebas begitu merugikan bukan? LAMPIRAN 5 LAPORAN PELAKSANAAN EVALUASI (PENILAIAN) DAN TINDAK LANJUT SATUAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING A. Topik : Hubungan seks bebas dan dampaknya B. Spesifikasi Kegiatan 1. Bidang Bimbingan : Pribadi-Sosial 2. Jenis Layanan : Bimbingan Klasikal 3. Fungsi Layanan : Pencegahan 4. Sasaran Layanan : Siswa kelas XII B Perhotelan SMK PELITA C. Pelaksanaan Layanan 1. Waktu : 45 menit 2. Hari/Tanggal : 6 September 2011 3. Tempat : Ruang kelas XIIB Perhotelan 4. Deskripsi dan Layanan Komentar pelaksanaan Layanan Kegiatan ini merupakan kegiatan pertama dalam pemberian layanan. Penulis lebih menekankan pada pemberian rapport/pembinaan agar antara penulis dan siswa menjalin keakraban. Setelah terjalin keakraban maka penekanan pada materi atau topik yang akan diberikan penulis yaitu topik mengenai hubungan seks bebas dan dampaknya.penulis menarik empati siswa agar mereka dapat bersikap bijaksana terhadap hubungan seks bebas dan dampaknya. Siswa dapat merasakan resiko hubungan seks bebas. D. Evaluasi (Penilaian) 1. Penilaian Proses Untuk kegiatan pertama ini penulis lebih menjalin keakraban dan menarik empati siswa terhadap materi hubungan seks bebas. Pada saat kegiatan siswa tampak berlaku aktif dalam menanggapi materi yang diberikan oleh penulis. Siswa aktif dan bisa merasakan bahaya dari hubungan seks bebas. 2. Penilaian Hasil Kegiatan pertama dapat dikatakan berhasil karena siswa berlaku aktif dan tujuan dari layananpun tercapai karena berdasarkan jawaban tertulis siswa, siswa dapat menyikapi hubungan seks bebas dan dampaknya. E. Analisis Hasil penilaian 1. Cara-cara analisis hasil penilaian sikap siswa Untuk mengetahui sikap siswa terhadap hubungan seks bebas, penulis memberikan pertanyaan langsung dan tertulis kepada siswa dan hasilnya dapat diketahui bahwa sikap siswa terhadap hubungan seks bebas, bijaksana. 2. Pengungkapan gejala penilaian perilaku anggota Selama kegiatan bimbingan klasikal ini siswa aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan. Salatiga, 6 September 2011 Mengetahui Guru BK Rosmelita DR Siregar S.Pd Penulis Naomi Retno W Lembar Observasi (Untuk Penilaian Proses) No 1 2 3 4 5 6 7 Aspek yang diobservasi Antusias siswa Partisipasi siswa Aktivitas siswa Respon siswa Atensi siswa Kelancaran layanan Suasana pelaksanaan Sangat Baik Baik Kurang Baik Tidak Baik Lampiran Instrumen Evaluasi LEMBAR REFLEKSI DIRI Nama Siswa :.................................. No. Absen :.................................. Kelas :.................................. Tulis pengalaman yang Anda peroleh dalam mengikuti kegiatan sebagai berikut : 1. Menurut Anda apa yang dimaksud dengan hubungan seks bebas? 2. Sebutkan dampak dari seks bebas? 3. Apa kesan – kesan Anda setelah mengikuti kegiatan tersebut? 4. Apakah Anda mendapatkan masukan dari hasil diskusi dengan teman lain? Sebutkan manfaatnya! LAMPIRAN 6 SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING A. Topik : Jenis-Jenis Alat Kontrasepsi B. Bidang Bimbingan : Pribadi Sosial C. Jenis Layanan : Bimbingan Klasikal D. Fungsi Bimbingan : Pemahaman, Pencegahan E. Tujuan Layanan : 1. Siswa mampu menjelaskan pengertian alat kontrasepsi 2. Siswa mampu menyebutkan macam-macam contoh alat kontrasepsi. 3. Siswa mampu memahami kelemahan dan kelebihan alat kontrsepsi. F. Sasaran Layanan : Siswa kelas XIIB Perhotelan SMK PELITA Salatiga G. Uraian Kegiatan : TAHAP URAIAN KEGIATAN WAKTU Pembukaan 1. Salam 7’ 2. Membina hubungan baik dengan mengajak mengungkapkan tujuan dan harapan-harapan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini. Peralihan 1. Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh 8’ dalam pertemuan ini. 2. Menawarkan dan mengamati apakah siswa sudah siap menjalani kegiatan ini. Kegiatan Inti 1. Peneliti memberikan informasi pengertian alat kontrasepsi. mengenai 20’ 2. Peneliti memberikan macam-macam alat informasi tentang kontrasepsi beserta kelebihan dan kekurangannya. 3. Peneliti mengajak siswa untuk mendiskusikan alat kontrasepsi yang mereka ketahui beserta kelebihan dan kekurangannya. 4. Siswa diminta untuk menjelaskan hasil diskusi. 5. Peneliti menyimpulkan hasil kegiatan dan diskusi tentang alat kontrasepsi. Penutup 1. Evaluasi 10’ Refleksi hasil : tiap siswa menulis di kertas yang sudah disediakan tentang pengalaman mengikuti layanan dan kesan-kesan yang telah diperoleh dalam mengikuti diskusi. 2. Peneliti mengemukakan bahwa kegiatan akan diakhiri dengan mengucapkan salam H. Materi : Jenis-Jenis Alat Kontrasepsi I. Metode : Ceramah, Diskusi, dan Tanya Jawab J. Waktu dan Tanggal : 1x45 menit, 8 September 2011 K. Tempat Penyelenggaraan : Ruang kelas XIIB Perhotelan L. Penyelenggara Layanan : Peneliti M. Pihak yang Disertakan : Guru BK N. Alat dan Perlengkapan : Materi, LCD, Labtop O. Rencana Penilaian dan Tindak Lanjut 1. Penilaian Proses : mengamati kesungguhan siswa saat mengikuti layanan 2. Penilaian Hasil Laiseg : : memberi pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap jenis-jenis alat kontrasepsi 3. Tindak Lanjut : Melakukan bimbingan kelompok, konseling perorangan bagi siswa yang membutuhkan atau siswa yang mempunyai masalah dengan materi layanan. Salatiga, 8 September 2011 Mengetahui Guru BK Rosmelita DR Siregar S.Pd Penulis Naomi Retno W LAMPIRAN 7 JENIS-JENIS ALAT KONTRASEPSI Pengertian Kontrasepsi Kontrasepsi berasal dari kata ‘kontra’ yang berarti mencegah/menghalangi dan ‘konsepsi’ yang berarti pembuahan atau pertemuan antara sel telur dengan sperma. Jadi kontrasepsi dapat diartikan sebagai suatu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur dengan sperma. Kontrasepsi dapat menggunakan berbagai macam cara, baik dengan menggunakan hormon, alat ataupun melalui prosedur operasi. Tingkat efektivitas dari kontrasepsi tergantung dari usia, frekuensi melakukan hubungan seksual dan yang terutama apakah menggunakan kontrasepsi tersebut secara benar. Banyak metode kontrasepsi yang memberikan tingkat efektivitas hingga 99 % jika digunakan secara tepat. Jenis kontrasepsi yang ada saat ini adalah : kondom (pria atau wanita), pil (baik yang kombinasi atau hanya progestogen saja), implan/susuk, suntik, patch/koyo kontrasepsi, diafragma dan cap, IUD dan IUS, serta vasektomi dan tubektomi. Jenis-jenis kontrasepsi Yang dibahas disini adalah jenis kontrasepsi yang banyak digunakan di Indonesia, yaitu : 1. Kondom Kondom merupakan jenis kontrasepsi penghalang mekanik. Kondom mencegah kehamilan dan infeksi penyakit kelamin dengan cara menghentikan sperma untuk masuk ke dalam vagina. Kondom pria dapat terbuat dari bahan latex (karet), polyurethane (plastik), sedangkan kondom wanita terbuat dari polyurethane. Pasangan yang mempunyai alergi terhadap latex dapat menggunakan kondom yang terbuat dari polyurethane. Efektivitas kondom pria antara 85-98 % sedangkan efektivitas kondom wanita antara 79-95 %. Harap diperhatikan bahwa kondom pria dan wanita sebaiknya jangan digunakan secara bersamaan. 2. Suntik Suntikan kontrasepsi diberikan setiap 3 bulan sekali. Suntikan kontrasepsi mengandung hormon progestogen yang menyerupai hormon progesterone yang diproduksi oleh wanita selama 2 minggu pada setiap awal siklus menstruasi. Hormon tersebut mencegah wanita untuk melepaskan sel telur sehingga memberikan efek kontrasepsi. Banyak klinik kesehatan yang menyarankan penggunaan kondom pada minggu pertama saat suntik kontrasepsi. Sekitar 3 dari 100 orang yang menggunakan kontrasepsi suntik dapat mengalami kehamilan pada tahun pertama pemakaiannya. 3. Implan Implan atau susuk kontrasepsi merupakan alat kontrasepsi yang berbentuk batang dengan panjang sekitar 4 cm yang di dalamnya terdapat hormon progestogen, implan ini kemudian dimasukkan ke dalam kulit di bagian lengan atas. Hormon tersebut kemudian akan dilepaskan secara perlahan dan implan ini dapat efektif sebagai alat kontrasepsi selama 3 tahun. Sama seperti pada kontrasepsi suntik, maka disarankan penggunaan kondom untuk minggu pertama sejak pemasangan implan kontrasepsi tersebut. 4. IUD & IUS IUD (intra uterine device) merupakan alat kecil berbentuk seperti huruf T yang lentur dan diletakkan di dalam rahim untuk mencegah kehamilan, efek kontrasepsi didapatkan dari lilitan tembaga yang ada di badan IUD. IUD merupakan salah satu kontrasepsi yang paling banyak digunakan di dunia. Efektivitas IUD sangat tinggi sekitar 99,2-99,9 %, tetapi IUD tidak memberikan perlindungan bagi penularan penyakit menular seksual (PMS). Saat ini sudah ada modifikasi lain dari IUD yang disebut dengan IUS (intra uterine system), bila pada IUD efek kontrasepsi berasal dari lilitan tembaga dan dapat efektif selama 12 tahun maka pada IUS efek kontrasepsi didapat melalui pelepasan hormon progestogen dan efektif selama 5 tahun. Baik IUD dan IUS mempunyai benang plastik yang menempel pada bagian bawah alat, benang tersebut dapat teraba oleh jari didalam vagina tetapi tidak terlihat dari luar vagina. Disarankan untuk memeriksa keberadaan benang tersebut setiap habis menstruasi supaya posisi IUD dapat diketahui. 5. Pil Kontrasepsi Pil kontrasepsi dapat berupa pil kombinasi (berisi hormon estrogen & progestogen) ataupun hanya berisi progestogen saja. Pil kontrasepsi bekerja dengan cara mencegah terjadinya ovulasi dan mencegah terjadinya penebalan dinding rahim. Apabila pil kontrasepsi ini digunakan secara tepat maka angka kejadian kehamilannya hanya 3 dari 1000 wanita. Disarankan penggunaan kontrasepsi lain (kondom) pada minggu pertama pemakaian pil kontrasepsi. Kelebihan & kekurangan dari masing-masing alat kontrasepsi Setiap metode kontrasepsi pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masingmasing, berikut kelebihan dan kekurangan dari metode kontrasepsi yang telah disebutkan diatas : No Jenis Kelebihan Kekurangan Kontrasepsi 1. Kondom • Bila digunakan • Kekurarngan secara tepat maka penggunaan kondom kondom dapat memerlukan latihan dan digunakan untuk tidak efisien mencegah kehamilan • Karena sangat tipis dan penularan maka kondom mudah penyakit menular robek bila tidak seksual (PMS) digunakan atau Kondom tidak disimpan sesuai aturan mempengaruhi • • • Beberapa pria tidak kesuburan jika dapat mempertahankan digunakan dalam ereksinya saat jangka panjang menggunakan kondom. Kondom mudah • Setelah terjadi ejakulasi, didapat dan tersedia pria harus menarik dengan harga yang penisnya dari vagina, terjangkau bila tidak, dapat terjadi resiko kehamilan atau penularan penyakit menular seksual. • Kondom yang terbuat dari latex dapat menimbulkan alergi bagi beberapa orang. 2. Suntik • Kontrasepsi Dapat digunakan • oleh ibu yang menyusui. • Dapat mempengaruhi siklus mentruasi. • Kekurangan suntik Tidak perlu kontrasepsi /kb suntik dikonsumsi setiap dapat menyebabkan hari atau dipakai kenaikan berat badan sebelum melakukan pada beberapa wanita. hubungan seksual. • • Tidak melindungi Darah menstruasi terhadap penyakit menjadi lebih sedikit menular seksual. dan membantu • Harus mengunjungi mengatasi kram saat dokter/klinik setiap 3 menstruasi. bulan sekali untuk mendapatkan suntikan berikutnya. 3. Implan/Susuk • Kontrasepsi • Dapat mencegah Sama seperti terjadinya kehamilan kekurangan kontrasepsi dalam jangka waktu suntik, Implan/Susuk 3 tahun. dapat mempengaruhi Sama seperti suntik, siklus mentruasi. dapat digunakan • • • Tidak melindungi oleh wanita yang terhadap penyakit menyusui. menular seksual. Tidak perlu • Dapat menyebabkan dikonsumsi setiap kenaikan berat badan hari atau dipakai pada beberapa wanita. sebelum melakukan hubungan seksual. 4. IUD/IUS • • Merupakan metode • Pada 4 bulan pertama kontrasepsi yang pemakaian dapat terjadi sangat efektif. resiko infeksi. Bagi wanita yang tidak tahan terhadap • Kekurangan IUD/IUS alatnya dapat keluar tanpa disadari. hormon dapat menggunakan IUD • • Tembaga pada IUD dengan lilitan dapat meningkatkan tembaga. darah menstruasi dan IUS dapat membuat kram menstruasi. menstruasi menjadi • Walaupun jarang terjadi, lebih sedikit (sesuai IUD/IUS dapat untuk yang sering menancap ke dalam mengalami rahim. menstruasi hebat). 5. Pil • Kontrasepsi/kb Mengurangi resiko terhadap penyakit dan kanker menular seksual. Harus rutin diminum setiap hari. • Saat pertama pemakaian saat menstruasi. dapat timbul pusing dan Dapat mengontrol spotting. waktu untuk • • Mengurangi darah menstruasi dan kram • Tidak melindungi terkena kanker rahim endometrium. • • • Efek samping yang terjadinya mungkin dirasakan menstruasi. adalah sakit kepala, Untuk pil tertentu depresi, letih, perubahan dapat mengurangi mood dan menurunnya timbulnya jerawat nafsu seksual. ataupun hirsutism (rambut tumbuh • Kekurangan Untuk pil kb tertentu harganya bisa mahal dan menyerupai pria). memerlukan resep dokter untuk pembeliannya. Selain jenis kontrasepsi di atas, terdapat juga metode kontrasepsi yang tidak menggunakan alat apapun yang biasa disebut dengan KB alami , yang dapat dilihat pada artikel selanjutnya. LAMPIRAN 8 LAPORAN PELAKSANAAN EVALUASI (PENILAIAN) DAN TINDAK LANJUT SATUAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING A. Topik : Jenis-Jenis Alat Kontrasepsi B. Spesifikasi Kegiatan 1. Bidang Bimbingan : Pribadi-Sosial 2. Jenis Layanan : Bimbingan Klasikal 3. Fungsi Layanan : Pencegahan 4. Sasaran Layanan : Siswa kelas XII B Perhotelan SMK PELITA C. Pelaksanaan Layanan 1. Waktu : 45 menit 2. Hari/Tanggal : 8 September 2011 3. Tempat : Ruang kelas XIIB Perhotelan 4. Deskripsi dan Layanan Komentar pelaksanaan Layanan Kegiatan ini merupakan kegiatan merupakan kegiatan yang kedua. Pada pertemuan kedua ini siswa sudah mulai mau membuka diri. Kegiatan diawali dengan member pertanyaan kepada siswa tentang alat kontrasepsi yang mereka ketahui. Dari beberapa alat kontrasepsi siswa hanya lebih mengetahui tentang kondom. Siswa sangat antusias ketika penulis menyampaikan materi. Dalam mengikuti layanan, siswa tidak sungkan untuk bertanya tentang alat kontrasepasi. Siswa dapat mengerti bahwa dari sekian banyak alat kontarasepsi masing-masing mempunyai kelemahan dan kekurangannya. Dan alat kontrasepsi masih dapat menularkan penyakit menular seksual. D. Evaluasi (Penilaian) 1. Penilaian Proses Untuk kegiatan kedua ini penulis sudah bisa menjalin keakraban dan menarik empati siswa terhadap materi Jenis-jenis alat kontrasepsi. Pada saat kegiatan siswa tampak berlaku aktif dalam menanggapi materi yang diberikan oleh penulis. Siswa aktif dan bisa mengetahui kelebihan dan kekurangan jenis-jenis alat kontrasepsi. 2. Penilaian Hasil Kegiatan kedua dapat dikatakan berhasil karena siswa berlaku aktif dan tujuan dari layananpun tercapai karena berdasarkan jawaban tertulis siswa, siswa dapat mengetahui jenis-jenis alat kontrasepsi. E. Analisis Hasil penilaian 1. Cara-cara analisis hasil penilaian sikap siswa Untuk mengetahui sikap siswa terhadap jenis-jenis alat kontrasepsi, penulis memberikan pertanyaan langsung dan tertulis kepada siswa dan dari hasil yang didapat siswa menunjukkan sikap bijaksana terhadap jenis-jenis alat kontrasepsi. 2. Pengungkapan gejala penilaian perilaku anggota Selama kegiatan bimbingan klasikal ini siswa aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan. Salatiga, 8 September 2011 Mengetahui Guru BK Rosmelita DR Siregar S.Pd Penulis Naomi Retno W Lembar Observasi (Untuk Penilaian Proses) No 1 2 3 4 5 6 7 Aspek yang diobservasi Antusias siswa Partisipasi siswa Aktivitas siswa Respon siswa Atensi siswa Kelancaran layanan Suasana pelaksanaan Sangat Baik Baik Kurang Baik Tidak Baik Lampiran Instrumen Evaluasi LEMBAR REFLEKSI DIRI Nama Siswa :.................................. No. Absen :.................................. Kelas :.................................. Tulis pengalaman yang Anda peroleh dalam mengikuti kegiatan sebagai berikut : 1. Menurut Anda apa yang dimaksud dengan alat kontrasepsi? 2. Sebutkan macam-macam alat kontrasepi beserta kelabihan dan kekurangannya? 3. Apa kesan – kesan Anda setelah mengikuti kegiatan tersebut? 4. Apakah Anda mendapatkan masukan dari hasil diskusi dengan teman lain? Sebutkan manfaatnya! LAMPIRAN 9 SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING B. Topik : Faktor-Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Seks Bebas C. Bidang Bimbingan : Pribadi Sosial D. Jenis Layanan : Bimbingan Klasikal E. Fungsi Bimbingan : Pemahaman, Pencegahan F. Tujuan Layanan : 1. Siswa mampu memahami faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya seks bebas. 2. Siswa mampu menyebutkan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya seks bebas. 3. Siswa mampu mempraktekkan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya seks bebas G. Sasaran Layanan : Siswa kelas XIIB Perhotelan SMK PELITA Salatiga H. Uraian Kegiatan : TAHAP URAIAN KEGIATAN Pembukaan 1. Salam WAKTU 7’ 2. Membina hubungan baik dengan mengajak mengungkapkan tujuan dan harapan-harapan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini. Peralihan 1. Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh dalam pertemuan ini. 2. Menawarkan dan mengamati apakah siswa 8’ sudah siap menjalani kegiatan ini. Kegiatan Inti 1. Memberikan informasi mengenai faktor-faktor 110’ yang menyebabkan terjadinya seks bebas. 2. Peneliti mengajak siswa untuk memainkan peran dan membagi dalam tiga kelompok. 3. Bersama-sama menentukan topik yang akan dimainkan. 4. Masing – memperhatikan masing siswa permainan peran diminta yang dimainkan oleh kelompok lain. 5. Peneliti dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil kegiatan dan permainan peran tentang faktor-faktor yang menyebabkan terjedinya seks bebas. Penutup 1. Evaluasi 10’ Refleksi hasil : tiap siswa menulis di kertas yang sudah disediakan tentang pengalaman mengikuti layanan dan kesan-kesan yang telah diperoleh dalam memainkan peran. 2. Peneliti mengemukakan bahwa kegiatan akan diakhiri dengan mengucapkan salam I. Materi : Faktor-Faktor yang Menyebabkan Terjedinya Hubungan Seks Bebas J. Metode : Ceramah dan permainan peran K. Waktu dan Tanggal : 3x45 menit, 13, 15, 20 September 2011 L. Tempat Penyelenggaraan : Ruang kelas XIIB Perhotelan M. Penyelenggara Layanan : Peneliti N. Pihak yang Disertakan : Guru BK O. Alat dan Perlengkapan : Materi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Hubungan Seks Bebas, LCD, Laptop P. Pencana Penilaian dan Tindak Lanjut 1. Penilaian Proses : Mengamati partisipasi siswa dalam proses permainan peran. 2. Penilaian Hasil : Laiseg : memberi pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya hubungan seks bebas. 3. Tindak Lanjut : Melakukan bimbingan kelompok, konseling perorangan bagi siswa yang membutuhkan atau siswa yang mempunyai masalah dengan materi layanan Salatiga, 13 September 2011 Mengetahui Guru BK Rosmelita DR Siregar S.Pd Penulis Naomi Retno W LAMPIRAN 10 FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA HUBUNGAN SEKS BEBAS Seks pranikah adalah hubungan seksual yang dilakukan oleh pasangan tanpa ikatan perkawinan. Perilaku seks pranikah itu merupakan kecenderungan remaja untuk melakukan hal-hal yang makin dalam untuk melibatkan dirinya dalam hubungan fisik antar remaja yang berlainan jenis. Faktor yang mempengeruhi sikap remaja terhadap perilaku seks bebas 1. Gagalnya sosialisasi norma-norma dalam keluarga, terutama kayakinan agama dan moralitas Ada orang tua yang menganggap tabu membicarakan tentang seks dengan anakanaknya sehingga orang tua hanya sedikit mengajarkan norma-norma tentang seks kepada para remaja. Akibatnya, para remaja hanya sedikit tau tentang norma-norma yang ada sehingga remaja dapat melanggar norma-norma yang ada. Orang tua tidak mengajarkan pendidikan agama kepada para remaja sejak kecil dapat menyebabkan kurangnya pemahaman agama dan kurang dekat dengan Tuhan sehingga melakukan hubungan seks bebas tanpa ada rasa takut kepada Tuhan. Kepercayaan terhadapa agama sangat berpengaruh dalam perilaku seseorang. Remaja yang memiliki iman yang tinggi cenderung menjauhkan diri dari perilaku hubungan seks bebas. 2. Semakan terbukanya peluang pergaukan babas Pergaulan remaja sekarang ini semakin bebas, didukung dengan peluang yang ada. Remaja yang kurang mendapatkan perhatian atau kontrol dari kedua orang tua akan semakin mudah untuk melakukan pergaulan bebas dan remaja dapat dengan mudahnya melakukan hubungan seks bebas tenpa mendapat larangan dari orang tua. 3. Kekosongan aktivitas fisik dan kognitif dalam kehidupan sehati-hari Remaja yang tidak dapat memanfaatkan waktu luang dengan baik, cenderung melakukan aktivitas-aktivitas yang kurang berguana. Kekosongan aktivitas dapat membuat remaja memikirkan hal-hal yang negatif dan berusaha mencari kesenangan dan kepuasan dalam dirinya, seperti melakukan masturbasi, onani dan melamun. Remaja yang melakukan aktiviitas yang padat, kecil kemungkinan mempunyai kesempatan berpikir yang negatif atau melakukan perilaku seks bebas. 4. Kepekaan penyerapan dan penghayatan terhadap struktur pergaulan bebas dan seks bebas relatif tinggi Masa remaja merupakan masa seseorang mudah menerima sesuatu yang baru atau belum diketahui termasuk tentang seks bebas. Berawal dari rasa penasaran yang dimiliki oleh remaja, remaja mudah melakukan perilaku seks bebas tanpa memikirkan resiko yangg akan dialami. Para remaja cenderung lebih mengikuti rasa penasaran untuk coba-coba dibandingkan dengan rasa penasaran terhadap resiko yang akan terjadi. 5. Rendahnya kepedulian dan kontrol sosial masyarakat Sebagian masyarakat hanya diam saat melihat remaja berpacaran dan berciuman di depan rumah. Rendahnya kontrol sosial dari masyarakat mengakibatkan sebagian remaja merasa bebas berperilaku seks bebas karena para remaja menganggap masyarakat tidak akan menegur atau melarangnya. 6. Banyaknya media yang mempertontonkan seks bebas Banyaknya media yang memperlihatkan atau mempromosikan hubungan seks. Para remaja juga dengan mudah mendapatkannya. Remaja dapat melalui internet, majalah, VCD, atau HP. Remaja cukup membuka situs porno di internet dan remaja akan mendapatkan banyak gambar dan video perilaku seks di situs porno. 7. Adanya kemudahan dalam mengantisipasi resiko kehamilan Adanya alat kontrasepsi yang dijual secara umum, mulai dari kondom, pil KB, dan alatkontrasepsi lainnya yang dapat dengan mudah didapatkan oleh para remaja di apotek dan toko. Para penjual dengan mudahnya menjual alat kontrasepsi tersebut kesemua orang tanpa memandang usia pembeli atau pemakai. Para remaja menganggap hubungan seks aman-aman saja dilakukan selama remaja dengan mudah memperoleh alat kontrasepsi dan memperkecil resiko kehamilan. 8. Rendahnya pengetahuan tentang kesehatan dan resiko penyakit berbahaya Kurangnya pengetahuan dan informasi dikalangan remaja mengenai bahaya hubungan seks pranikah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya hubungan seks pranikah. Para remaja baru tahu bahaya melakukan hubungan seks pranikah adalah kehamilan diluar nikah, tanpa meikirkan bahaya yang lain seperti PMS, HIV dan kanker mulut rahim. Remaja yang memiliki pengetahuan yang rendah mengenai bahaya hubungan seks pranikah memiliki kemungkinan besar melakukan hubungan seks pranikah. 9. Sikap dan busana yang mengundang hasrat seks Remaja wanita cenderung menggunakan pakaian yang kurang pantas digunakan dalam kesehariannya, termasuk waktu berpacaran. Baju yang minim akan mengundang remaja laki-laki ingin melakukan hal yang tidak boleh dilakukan. Sebagian para lelaki merasa senang dengan wanita yang menggunakan baju yang mempertontonkan bagian tubuh yang tidak boleh diperlihatkan, melihat bagian tubuh wanita yang jarang dilihat mengundang nafsu birahi para remaja laki-laki dan ingin melakukan hubungan seks bersama dengan pasangannya. 10. Tersedianya lokalisasi atau lagalitas pekerja seks Para remaja dapat dengan mudah memperoleh pasangan untuk melakuakan hubungan seks di tempat-tempat yang menyediakan para pekerja seks. Para remaja hanya tinggal mengeluarkan uang untuk membayar para pekerja seks dan dengan mudah mendapatkan kepuasan seks. Sampai sekarang tempat lokalisasi dapat dikunjungi oleh siapapun, dan dari kelangan usia berapapun asal dapat membayar para pekerja seks tersebut. Keadaan demikian memberi peluang remaja dengan mudah melampiaskan hasrat seksualnya. LAMPIRAN 11 LAPORAN PELAKSANAAN EVALUASI (PENILAIAN) DAN TINDAK LANJUT SATUAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING A. Topik : Faktor-Faktor yang Menyebabkan TerjadinyaHubungan Seks Bebas B. Spesifikasi Kegiatan 1. Bidang Bimbingan : Pribadi-Sosial 2. Jenis Layanan : Bimbingan Klasikal 3. Fungsi Layanan : Pencegahan 4. Sasaran Layanan : Siswa kelas XII B Perhotelan SMK PELITA C. Pelaksanaan Layanan 1. Waktu : 3 x 45 menit 2. Hari/Tanggal : 13, 15,20 September 2011 3. Tempat : Ruang kelas XIIB Perhotelan 4. Deskripsi dan Layanan Komentar pelaksanaan Layanan Dalam pembahasan topik ini dibagi menjadi tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama, penulis menyampaikan topik tentang faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya hubungan seks bebas. Siswa sangat berantusias dalam mengikuti layanan. Dalam pertemuan kali ini siswa lebih banyak bertanya. Pertemuan kedua, metode yang digunakan yaitu permainan peran. Sebelumnya penulis membagi terlebih dahulu siswa menjadi tiga kelompok. Cerita yang mereka mainkan adalah topik yang sudah dibahas dalam pertemuan sebelumnya. Untuk giliran pertama yaitu kelompok dua dengan tema kemudahan dalam mengantisipasi resiko kehamilan. Anggota kelompok masih malu dan belum bisa memghayati peran. Siswa yang lain sangat berantusias dalam menyimak jalannya cerita. Untuk pertemuan ketiga meneruskan permainan peran. Untuk pertemuan ketiga yang memainkan peran kelompok satu dan tiga. Berbeda dengan kelompok dua, mereka sudah lebih matang mempersiapkan segala sesuatunya. Mereka lebih percaya diri dan memahami peran mereka. Kemudian bersama-sama menarik kesimpulan dari permainan peran yang sudah dimainkan. D. Evaluasi (Penilaian) 1. Penilaian Proses Untuk kegiatan ini penulis lebih mengajak siswa untuk dapat merasakan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya hubungan seks bebas. Pada saat kegiatan siswa tampak berlaku aktif dalam menanggapi materi yang diberikan oleh penulis dan memainkan perannya masing-masing. Siswa aktif dan bisa merasakan Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya hubungan seks bebas. 2. Penilaian Hasil Kegiatan ini dapat dikatakan berhasil karena siswa berlaku aktif dan tujuan dari layananpun tercapai karena berdasarkan jawaban tertulis siswa, siswa dapat menyikapi faktor-faktor yang menyebabkan hubungan seks bebas. E. Analisis Hasil penilaian 1. Cara-cara analisis hasil penilaian sikap siswa Untuk mengetahui sikap siswa terhadap faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya hubungan seks bebas, penulis memberikan pertanyaan langsung dan tertulis kepada siswa dan melakukan pengamatan selama siswa mengikuti kegiatan terlebih saat memainkan peran. 2. Pengungkapan gejala penilaian perilaku anggota Selama kegiatan bimbingan klasikal ini siswa sangat aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan. Salatiga, 20 September 2011 Mengetahui Guru BK Rosmelita DR Siregar S.Pd Penulis Naomi Retno W Lembar Observasi (Untuk Penilaian Proses) No 1 2 3 4 5 6 7 Aspek yang diobservasi Antusias siswa Partisipasi siswa Aktivitas siswa Respon siswa Atensi siswa Kelancaran layanan Suasana pelaksanaan Sangat Baik Baik Kurang Baik Tidak Baik Lampiran Instrumen Evaluasi LEMBAR REFLEKSI DIRI Nama Siswa :.................................. No. Absen :.................................. Kelas :.................................. Tulis pengalaman yang Anda peroleh dalam mengikuti kegiatan sebagai berikut : 1. Sebutkan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya hubungan seks bebas? 2. Menurut anda faktor mana yang paling menyebabkan terjadinya hubungan seks bebas? 3. Bagaimana perasaan anda setelah melakukan kegiatan permainan peran? 4. Apa kesan – kesan Anda setelah mengikuti kegiatan tersebut? 5. Apakah Anda mendapatkan masukan dari hasil diskusi dengan teman lain? Sebutkan manfaatnya! LAMPIRAN 12 SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING A. Topik : Ciuman Dalam Seks Bebas B. Bidang Bimbingan : Pribadi Sosial C. Jenis Layanan : Bimbingan Klasikal D. Fungsi Bimbingan : Pemahaman, Pencegahan E. Tujuan Layanan : 1. Siswa mampu menjelaskan pengertian ciuman 2. Siswa mampu menyebutkan macam-macam ciuman dalam seks bebas F. Sasaran Layanan : Siswa kelas XIIB Perhotelan G. Uraian Kegiatan : TAHAP URAIAN KEGIATAN WAKTU Pembukaan 1. Salam 7’ 2. Membina hubungan baik dengan mengajak mengungkapkan tujuan dan harapan-harapan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini. Peralihan 1. Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh 8’ dalam pertemuan ini. 2. Menawarkan dan mengamati apakah siswa sudah siap menjalani kegiatan ini. Kegiatan Inti 1. Memberikan informasi mengenai ciuman dalam seks bebas. 2. Meminta siswa untuk menyebutkan contoh ciuman dalam seks bebas 20’ 3. Siswa diminta untuk mendiskusikan tentang ada tidaknya bahaya dalam ciuman. 4. Siswa diminta membahas hasil diskusi. 5. Peneliti menyimpulkan hasil kegiatan dan materi tentang ada tidaknya bahaya dalam ciuman. Penutup 1. Evaluasi 10’ Refleksi hasil : tiap siswa menulis di kertas yang sudah disediakan tentang pengalaman mengikuti layanan dan kesan-kesan yang telah diperoleh dalam mengikuti diskusi. 2. Peneliti mengemukakan bahwa kegiatan akan diakhiri dengan mengucapkan salam H. Materi : Ciuman dalam Seks Bebas I. Metode : Ceramah, diskusi J. Waktu dan Tanggal : 1x 45 menit, 22 September 2011 K. Tempat Penyelenggaraan : Ruang kelas VII G L. Penyelenggara Layanan : Peneliti M. Pihak yang Disertakan : Guru BK N. Alat dan Perlengkapan : Materi ciuman dalam seks bebas, LCD, Laptop O. Rencana Penilaian dan Tindak Lanjut 1. Penilaian Proses : mengamati kesungguhan siswa dalam mengikuti layanan 2. Penilaian Hasil Laiseg : memberi pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap ciuman dalam seks bebas. 3. Tindak Lanjut : Melakukan bimbingan kelompok, konseling perorangan bagi siswa yang membutuhkan atau siswa yang mempunyai masalah dengan materi layanan. Salatiga, 22 September 2011 Mengetahui Guru BK Rosmelita DR Siregar S.Pd Penulis Naomi Retno W LAMPIRAN 13 CIUMAN DALAM HUBUNGAN SEKSUAL Ciuman merupakan salah satu perangsangan yang turut menggelorakan birahi sepasang pencinta sebelum bersatu dalam hubungan seksual. untuk menggelorakan hasrat seksual pasangannya, dapat dilakukan dengan mencium bagian-bagian tubuh pasangan yang sensitif, yang kemudian bisa disertai atau dilanjutkan dengan meraba, mengelus, atau menggigit dengan gigitan gemas. Ciuman yang berhubungan dengan seksual itu di antaranya adalah: Ciuman pada Jari Tangan Dalam “kebudayaan” Barat, seorang lelaki biasanya mencium jari tangan kanan perempuan sebagai tanda penghormatannya sekaligus menunjukkan keromantisan si pencium.Dari kontak fisik antara bibir dan jari-jari tangan tersebut mengalir kehangatan, kesenangan, sekaligus keinginan. Meskipun saraf-saraf yang terdapat pada jari-jari tangan tidak sebanyak dan tidak sesensitif dibandingkan bibir, namun mencium jari tangan pasangan akan dapat semakin menggelorakan hasrat bercinta dengan pasangan. Ciuman pada Kelopak Mata Kelopak mata adalah bagian wilayah wajah yang begitu menggoda untuk dicium, karena kelembutan serta kehangatan kulitnya. Sensasi kenikmatan rasa akan dirasakan keduanya, si pencium akan merasakan kelembutan kulit kelopak mata yang diciumnya, sementara pasangannya akan merasakan kehangatan tersendiri dari sentuhan bibir pasangannya. Ciuman pada kelopak mata biasanya ditujukan untuk ucapan perpisahan. Namun demikian pantas pula dilakukan sepasang pencinta, baik ketika berhubungan intim maupun ketika telah selesai. Ciuman pada Hidung Hidung merupakan tempat keluar-masuknya udara untuk bernapas yang dalam Kamasutra disimbolkan sebagai kehidupan. Hidung juga merupakan sasaran penciuman yang tidak kalah menggairahkan dibandingkan bagian-bagian wajah yang lain.Perempuan yang dicium hidungnya, bisa jadi akan membangkitkan gairahnya dan berhasrat meneruskan percumbuannya menjadi hubungan seksual. Ciuman pada Bibir Dalam berciuman, bibir bisa jadi merupakan sasaran pertama untuk dicium. Bentuk serta kelembutannya sungguh-sungguh amat menggoda hingga berbagai teknik ciuman bisa dilakukan sepasang pencinta dengan mengadu kedua bibir masingmasing tersebut.Saraf-saraf yang begitu banyak tersebar di bibir akan segera memberikan “pesan” khusus kepada pemiliknya ketika ia disentuh bibir pasangannya. Ciuman pada Telinga Telinga adalah bagian yang begitu menggoda untuk dicium. Selain amat menggoda, telinga, terlebih-lebih yang sebelah kiri, adalah tempat yang menjadi pembangkit hasrat seksual bagi si empunya telinga ketika mendapat “serangan Ciuman pada Kening Ciuman pada kening atau dahi biasanya dilakukan lelaki kepada pasangannya sebagai ucapan terima kasih dan penghormatannya. Perempuan akan tersanjung dan berbahagia diperlakukan penuh hormat seperti itu. Oleh karena itu ciuman pada kening biasanya dilakukan lelaki setelah berhubungan intim. Walau demikian, tidak tertutup kemungkinan ketika masih berhubungan intim dapat mencium kening ini, karena sensasi sensual yang ditimbulkannya juga tidak kalah sensasinya. Ciuman pada Leher Leher merupakan bagian tubuh yang menimbulkan sensasi rasa tersendiri ketika mendapat ciuman. Letaknya yang unik laksana penyambung wilayah wajah dan dada, tentu tidak akan dilewatkan para pencinta yang tengah mencium pasangannya. Leher adalah bagian sensitif sekaligus tempat yang sangat menggoda lagi menggairahkan bagi bibir atau lidah pencium yang sedang “meluncur” menuju bagian lain setelah puas mencumbu wajah pasangannya.Tempat-tempat di leher yang bisa jadi sasaran ciuman yang akan semakin menggelorakan hasrat adalah pada leher bagian depan, serta bagian lembut di belakang kepala. Di tempat leher itulah para pencinta tidak hanya dapat mencium, namun bisa pula menggigitnya hingga menimbulkan menimbulkan perasaan sakit si empunya leher. “luka merah-merah” yang tidak LAMPIRAN 14 LAPORAN PELAKSANAAN EVALUASI (PENILAIAN) DAN TINDAK LANJUT SATUAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING A. Topik : Ciuman dalam Seks Bebas B. Spesifikasi Kegiatan 1. Bidang Bimbingan : Pribadi-Sosial 2. Jenis Layanan : Bimbingan Klasikal 3. Fungsi Layanan : Pencegahan 4. Sasaran Layanan : Siswa kelas XII B Perhotelan SMK PELITA C. Pelaksanaan Layanan 1. Waktu : 45 menit 2. Hari/Tanggal : 22 September 2011 3. Tempat : Ruang kelas XIIB Perhotelan 4. Deskripsi dan Layanan Komentar pelaksanaan Layanan Kegiatan ini siswa bisa mengikuti kegiatan dengan lebih baik karena kegiatan ini merupakan kegiatan yang ke enam. Dalam kegiatan ini sebagian besar siswa sudah mengetahui macam-macam ciuman. Siswa sangat berantusias mengikuti kegiatan ini. Siswa juga menanyakan hal-hal yang mereka tidak ketahui. D. Evaluasi (Penilaian) 1. Penilaian Proses Untuk kegiatan keenam ini, siswa tampak berlaku aktif dalam menanggapi materi yang diberikan oleh penulis. Siswa aktif dan bisa mengetahui mmacam-macam ciuman dalam seks bebas termasuk ciuman yang beresiko. 2. Penilaian Hasil Kegiatan keenam dapat dikatakan berhasil karena siswa berlaku aktif dan tujuan dari layananpun tercapai karena berdasarkan jawaban tertulis siswa, siswa dapat menyikapi ciuman dalam seks bebas. E. Analisis Hasil penilaian 1. Cara-cara analisis hasil penilaian sikap siswa Penulis memberikan pertanyaan langsung dan tertulis kepada siswa dan penulis mengamati antusias siswa dalam mengikuti layanan. 2. Pengungkapan gejala penilaian perilaku anggota Selama kegiatan bimbingan klasikal ini siswa aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan. Salatiga, 22 September 2011 Mengetahui Guru BK Rosmelita DR Siregar S.Pd Penulis Naomi Retno W Lembar Observasi (Untuk Penilaian Proses) No 1 2 3 4 5 6 7 Aspek yang diobservasi Antusias siswa Partisipasi siswa Aktivitas siswa Respon siswa Atensi siswa Kelancaran layanan Suasana pelaksanaan Sangat Baik Baik Kurang Baik Tidak Baik Lampiran Instrumen Evaluasi LEMBAR REFLEKSI DIRI Nama Siswa :.................................. No. Absen :.................................. Kelas :.................................. Tulis pengalaman yang Anda peroleh dalam mengikuti kegiatan sebagai berikut : 1. Menurut Anda apa yang dimaksud dengan ciuman? 2. Sebutkan macam-macam ciuman dalam seks bebas? 3. Bagaimana seharusnya sikap anda terhadap ciuman dalam seks bebas? 4. Apa kesan – kesan Anda setelah mengikuti kegiatan tersebut? 5. Apakah Anda mendapatkan masukan dari hasil diskusi dengan teman lain? Sebutkan manfaatnya! LAMPIRAN 15 SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING Topik : Pergaulan Bebas B. Bidang Bimbingan : Pribadi Sosial C. Jenis Layanan : Bimbingan Klasikal D. Fungsi Bimbingan : Pemahaman, Pencegahan E. Tujuan Layanan : 1. Siswa mampu menjelaskan pengertian pergaulan bebas. 2. Siswa mampu mengerti penyebab dari pergaulan bebas. 3. Siswa mampu menyebutkan dampak dari pergaulan babas. F. Sasaran Layanan : Siswa kelas XIIB Perhotelan SMK PELITA Salatiga G. Uraian Kegiatan : TAHAP URAIAN KEGIATAN Pembukaan 1. Salam WAKTU 7’ 2. Menyampaikan tujuan dan harapan-harapan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini. Peralihan 1. Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh dalam pertemuan ini. 2. Menawarkan dan mengamati apakah siswa sudah siap menjalani kegiatan ini. 8’ Kegiatan Inti 1. Memberikan informasi mengenai pengertian 65’ pergaulan bebas 2. Memberikan informasi mengenai penyebab maraknya pergaulan bebas remaja 3. Memberi informasi tentang dampak pergaulan bebas. 4. Peneliti menayangkan film “Akibat Pergaulan Bebas”. 5. Siswa diminta untuk mendiskusikan tentang makna yang terkandung dalan film yang sudah ditayangkan dan dampak paling besar dari seks bebas. 6. Siswa diminta menjelaskan hasil diskusi 7. Peneliti menyimpulkan hasil kegiatan dan diskusi pergaulan bebas. Penutup 1. Evaluasi 10’ Refleksi hasil : tiap siswa menulis di kertas yang sudah disediakan tentang pengalaman mengikuti layanan dan kesan-kesan yang telah diperoleh dalam mengikuti diskusi. 2. Peneliti mengemukakan bahwa kegiatan akan diakhiri dengan mengucapkan salam H. Materi : Pergaulan Bebas, Film “Akibat Pergaulan Bebas” I. Metode : Ceramah, Diskusi, Penayangan film J. Waktu dan Tanggal : 2x45 menit,27, 29 September 2011 K. Tempat Penyelenggaraan : Ruang kelas XIIB Perhotelan L. Penyelenggara Layanan : Peneliti M. Pihak yang Disertakan : Guru BK N. Alat dan Perlengkapan : Materi Pergaulan Bebas, Film, LCD, Laptop O. Rencana Penilaian dan Tindak Lanjut 1. Penilaian Proses : mengamati partisipasi, antusias siswa dalam mengikuti layanan. 2. Penilaian Hasil : Laiseg : memberi pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap pergaulan bebas. 3. Tindak Lanjut : Melakukan bimbingan kelompok, konseling perorangan bagi siswa yang membutuhkan atau siswa yang mempunyai masalah dengan materi layanan Salatiga, 27 September 2011 Mengetahui Guru BK Rosmelita DR Siregar S.Pd Penulis Naomi Retno W LAMPIRAN 16 PERGAULAN BEBAS A. Pengertian Pergaulan Bebas Kita tentu tahu bahwa pergaulan bebas itu adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang, yang mana “bebas” yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma ketimuran yang ada. Masalah pergaulan bebas ini sering kita dengar baik di lingkungan maupun dari media massa. Remaja adalah individu labil yang emosinya rentan tidak terkontrol oleh pengendalian diri yang benar. Masalah keluarga, kekecewaan, pengetahuan yang minim, dan ajakan teman-teman yang bergaul bebas membuat makin berkurangnya potensi generasi muda Indonesia dalam kemajuan bangsa. Pergaulan bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari makhluk manusia sebab manusia adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan orang lain, dan hubungan antar manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship). Pergaulan juga adalah HAM setiap individu dan itu harus dibebaskan, sehingga setiap manusia tidak boleh dibatasi dalam pergaulan, apalagi dengan melakukan diskriminasi, sebab hal itu melanggar HAM. Jadi pergaulan antar manusia harusnya bebas, tetapi tetap mematuhi norma hukum, norma agama, norma budaya, serta norma bermasyarakat. Jadi, kalau secara medis kalau pergaulan bebas namun teratur atau terbatasi aturan-aturan dan norma-norma hidup manusia tentunya tidak akan menimbulkan ekses-ekses seperti saat ini. B. Penyebab Maraknya Pergaulan Bebas Remaja Indonesia Ada banyak sebab remaja melakukan pergaulan bebas. Penyebab tiap remaja mungkin berbeda tetapi semuanya berakar dari penyebab utama yaitu kurangnya pegangan hidup remaja dalam hal keyakinan/agama dan ketidakstabilan emosi remaja. Hal tersebut menyebabkan perilaku yang tidak terkendali, seperti pergaulan bebas & penggunaan narkoba yang berujung kepada penyakit seperti HIV & AIDS ataupun kematian. Berikut ini di antara penyebab maraknya pergaulan bebas di Indonesia: 1. Sikap mental yang tidak sehat Sikap mental yang tidak sehat membuat banyaknya remaja merasa bangga terhadap pergaulan yang sebenarnya merupakan pergaulan yang tidak sepantasnya, tetapi mereka tidak memahami karena daya pemahaman yang lemah. Dimana ketidakstabilan emosi yang dipacu dengan penganiayaan emosi seperti pembentukan kepribadian yang tidak sewajarnya dikarenakan tindakan keluarga ataupun orang tua yang menolak, acuh tak acuh, menghukum, mengolok-olok, memaksakan kehendak, dan mengajarkan yang salah tanpa dibekali dasar keimanan yang kuat bagi anak, yang nantinya akan membuat mereka merasa tidak nyaman dengan hidup yang mereka biasa jalani sehingga pelarian dari hal tersebut adalah hal berdampak negatif, contohnya dengan adanya pergaulan bebas. 2. Pelampiasan rasa kecewa Yaitu ketika seorang remaja mengalami tekanan dikarenakan kekecewaannya terhadap orang tua yang bersifat otoriter ataupun terlalu membebaskan, sekolah yang memberikan tekanan terus menerus(baik dari segi prestasi untuk remaja yang sering gagal maupun dikarenakan peraturan yang terlalu mengikat), lingkungan masyarakat yang memberikan masalah dalam sosialisasi, sehingga menjadikan remaja sangat labil dalam mengatur emosi, dan mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif di sekelilingnya, terutama pergaulan bebas dikarenakan rasa tidak nyaman dalam lingkungan hidupnya. 3. Kegagalan remaja menyerap norma Hal ini disebabkan karena norma-norma yang ada sudah tergeser oleh modernisasi yang sebenarnya adalah westernisasi. C. Ciri-Ciri Pergaulan Bebas 1) Penghamburan harta untuk memenuhi keinginan sex bebasnya 2) Upaya mendapatkan harta dan uang dengan menghalalkan segala cara termasuk dari jalan yang haram dan keji 3) Menimbulkan perilaku munafik dalam masyarakat 4) Rasa ingin tahu yang besar 5) Rasa ingin mencoba dan merasakan 6) Terjadi perubahan-perubahan emosi, pikiran, lingkungan pergaulan dan tanggung jawab yang dihadapi. 7) Mudah mengalami kegelisahan, tidak sabar, emosional, selalu ingin melawan, rasa malas, perubahan dalam keinginan, ingin menunjukkan eksistensi dan kebanggaan diri serta selalu ingin mencoba dalam banyak hal. 8) Kesukaran yang dialami timbul akibat konflik karena keinginannya menjadi dewasa dan berdiri sendiri dan keinginan akan perasaan aman sebagai seorang anak dalam keluarganya. 9) Banyak mengalami tekanan mental dan emosi. 10) Terjerat dalam pesta hura-hura ganja, putau, ekstasi, dan pil-pil setan lain. D. Dampak dari pergaulan bebas Pergaulan bebas identik sekali dengan yang namanya “dugem” (dunia gemerlap). Yang sudah menjadi rahasia umum bahwa di dalamnya marak sekali pemakaian narkoba. Ini identik sekali dengan adanya seks bebas. Yang akhirnya berujung kepada HIV/AIDS. Dan pastinya setelah terkena virus ini kehidupan remaja akan menjadi sangat timpang dari segala segi. LAMPIRAN 17 LAPORAN PELAKSANAAN EVALUASI (PENILAIAN) DAN TINDAK LANJUT SATUAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING A. Topik : Pergaulan Bebas B. Spesifikasi Kegiatan 1. Bidang Bimbingan : Pribadi-Sosial 2. Jenis Layanan : Bimbingan Klasikal 3. Fungsi Layanan : Pencegahan 4. Sasaran Layanan : Siswa kelas XII B Perhotelan SMK PELITA C. Pelaksanaan Layanan 1. Waktu : 2 x 45 menit 2. Hari/Tanggal : 27 dan 29 September 2011 3. Tempat : Ruang kelas XIIB Perhotelan 4. Deskripsi dan Layanan Komentar pelaksanaan Layanan Untuk kegiatan petama adalah pemberian materi tentang pergaulan bebas. Penulis memeberikan contoh kasus pergaulan bebas yang ada di Indonesia. Kemudian penulis menjelaskan tentang pergaulan bebas. Siswa sangat aktif dalam mengikuti kegiatan. Kegitan kedua, metode yang digunakan yaitu penayangan film. Film yang ditayangkan berjudul “Akibat Pergaulan Bebas”. Siswa sangat berantusias dalam mengikuti kegiatan ini. Walaupun ada beberapa siswa yang sudah pernah melihatnya. Namun mereka sangat menikmati film yang mereka saksikan. D. Evaluasi (Penilaian) 1. Penilaian Proses Untuk kegiatan ini siswa tampak berlaku aktif dan antusias dalam menanggapi materi yang diberikan dan film yang ditayangkan oleh penulis. Siswa aktif dan bisa merasakan dampak dari pergaulan bebas. 2. Penilaian Hasil Kegiatan ini dapat dikatakan berhasil karena siswa berlaku aktif dan antusias sehingga tujuan dari layananpun tercapai karena berdasarkan jawaban tertulis siswa, siswa dapat menyikapi pergaulan bebas beserta dampaknya. E. Analisis Hasil penilaian 1. Cara-cara analisis hasil penilaian sikap siswa Penulis memberikan pertanyaan langsung dan tertulis kepada siswa. Penulis juga mengamati antusiasme siswa dlam mengikuti layanan. Dan hasilnya siswa dapat mengambil sikap bijaksana terhadap pergaulan bebas. 2. Pengungkapan gejala penilaian perilaku anggota Selama kegiatan bimbingan klasikal ini siswa sangat aktif dan sangat antusias dalam mengikuti kegiatan. Salatiga, 29 September 2011 Mengetahui Guru BK Rosmelita DR Siregar S.Pd Penulis Naomi Retno W Lembar Observasi (Untuk Penilaian Proses) No 1 2 3 4 5 6 7 Aspek yang diobservasi Antusias siswa Partisipasi siswa Aktivitas siswa Respon siswa Atensi siswa Kelancaran layanan Suasana pelaksanaan Sangat Baik Baik Kurang Baik Tidak Baik Lampiran Instrumen Evaluasi LEMBAR REFLEKSI DIRI Nama Siswa :.................................. No. Absen :.................................. Kelas :.................................. Tulis pengalaman yang Anda peroleh dalam mengikuti kegiatan sebagai berikut : 1. Menurut Anda apa yang dimaksud dengan pergaulan bebas? 2. Apa saja yang menjadi penyebab dari pergaulan bebas? 3. Sebutkan dampak dari pergaulan bebas remaja? 4. Apa kesan – kesan Anda setelah mengikuti kegiatan tersebut? 5. Apakah Anda mendapatkan masukan dari hasil diskusi dengan teman lain? Sebutkan manfaatnya! LAMPIRAN 18 SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING A. Topik : PMS Sebagai Dampak Hubungan Seks dengan Bergonta-Ganti Pasangan B. Bidang Bimbingan : Pribadi Sosial C. Jenis Layanan : Bimbingan Klasikal D. Fungsi Bimbingan : Pemahaman, Pencegahan E. Tujuan Layanan : 1. Siswa mampu menjelaskan pengertian PMS. 2. Siswa mampu mengerti penularan PMS. 3. Siswa mampu menyebutkan jenis-jenis PMS. F. Sasaran Layanan : Siswa kelas XIIB Perhotelan SMK PELITA Salatiga G. Uraian Kegiatan : TAHAP URAIAN KEGIATAN Pembukaan 1. Salam WAKTU 7’ 2. Menyampaikan tujuan dan harapan-harapan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini. Peralihan 1. Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh dalam pertemuan ini. 2. Menawarkan dan mengamati apakah siswa sudah siap menjalani kegiatan ini. 8’ Kegiatan Inti 1. Memberikan informasi mengenai pengertian 20’ PMS 2. Memberikan informasi mengenai penularan PMS 3. Memberi informasi tentang jenis-jenis PMS 4. Siswa diminta untuk mendiskusikan tentang cara menghindarkan diri dari PMS 5. Siswa diminta menjelaskan hasil diskusi 6. Peneliti menyimpulkan hasil kegiatan dan diskusi tentang hubungan seks PMS sebagai dengan dampak bergonta-ganti pasangan. Penutup 1. Evaluasi Refleksi hasil : tiap siswa menulis di kertas yang sudah disediakan tentang pengalaman mengikuti layanan dan kesan-kesan yang telah diperoleh dalam mengikuti diskusi. 2. Peneliti mengemukakan bahwa kegiatan akan diakhiri dengan mengucapkan salam H. Materi : PMS I. Metode : Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab J. Waktu dan Tanggal : 1x45 menit, 1 Oktober 2011 K. Tempat Penyelenggaraan : Ruang kelas XIIB Perhotelan L. Penyelenggara Layanan : Peneliti M. Pihak yang Disertakan : Guru BK N. Alat dan Perlengkapan : Materi PMS, LCD, Laptop 10’ O. Rencana Penilaian dan Tindak Lanjut 1. Penilaian Proses : mengamati partisipasi, antusias, dan rasa ingin tau siswa dalam mengikuti layanan. 2. Penilaian Hasil Laiseg : : memberi pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap PMS. 3. Tindak Lanjut : Melakukan bimbingan kelompok, konseling perorangan bagi siswa yang membutuhkan atau siswa yang mempunyai masalah dengan materi layanan Salatiga, 1 Oktober 2011 Mengetahui Guru BK Rosmelita DR Siregar S.Pd Penulis Naomi Retno W LAMPIRAN 19 PMS AKIBAT HUBUNGAN SEKS BEBAS DENGAN BERGONTA GANTI PASANGAN A. Pengertian PMS Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah : Suatu gangguan/ penyakit-penyakit yang ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak atau hubungan seksual. Pertama sekali penyakit ini sering disebut ' Penyakit Kelamin'atau Veneral Disease, tetapi sekarang sebutan yang paling tepat adalah Penyakit Hubungan Seksual/ Seksually Transmitted Disease atau secara umum disebut Penyakit Menular Seksual (PMS) yang disebabkan : • Disebabkan oleh Bakteri : Gonorrhoe, Sifilis, Urethritis, Vaginosis Bakterial • Disebabkan Virus : AIDS, Herpes Genitalis, Hepatitis B, Kondiloma Akuminata • Disebabkan oleh Jamur : Kandidiasis Vaginosis • Disebabkan oleh Parasit : Scabies, Pedikulosis Pubis B. Gejala awal yang menjadi pertanda PMS, diantaranya : 1. benjolan atau lecet di sekitar alat kelamin 2. gatal atau sakit di sekitar alat kelamin 3. bengkak atau merah di sekitar lat kelamin 4. rasa sakit atau terbakar saat buang air kecil 5. buang air kecil lebih sering dari biasanya 6. demam, lemah, kulit menguning dan rasa nyeri sekujur tubuh 7. kehilangan berat badan, diare dan keringat malam hari 8. keluar cairan dari alat vital yang tidak biasa, berbau dan gatal 9. pada wanita keluar darah di luar masa menstruasi dll C. Akibat dari PMS • kemandulan • kecacatan • gangguan kehamilan • kanker • kematian D. Penularan PMS Penularan PMS juga dapat terjadi dengan cara lain, yaitu : Melalui darah : • transfusi darah dengan darah yang sudah terinfeksi HIV, • saling bertukar jarum suntik pada pemakaian narkoba, • tertusuk jarum suntik yang tidak steril secara sengaja/tidak sengaja, • menindik telinga atau tato dengan jarum yang tidak steril, • penggunaan alat pisau cukur secara bersama-sama (khususnya jika terluka dan menyisakan darah pada alat). Dari ibu hamil kepada bayi : • saat hamil, • saat melahirkan, • saat menyusui E. Cara menghindarkan diri dari PMS Bagi remaja yang belum menikah, cara yang paling ampuh adalah tidak melakukan hubungan seksual, saling setia bagi pasangan yang sudah menikah, hindari hubungan seksual yang tidak aman atau berisiko, selalu menggunakan kondom untuk mencegah penularan PMS, selalu menjaga kebersihan alat kelamin. Jenis-jenis PMS. Ada banyak macam penyakit yang bisa digolongkan sebagai PMS. Di Indonesia yang banyak ditemukan saat ini adalah gonore (GO), sifilis (raja singa), herpes kelamin, klamidia, trikomoniasis, kandidiasis vagina, kutil kelamin. F. Jenis-Jenis PMS 1. Sifilis Sifilis adalah suatu penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum, bentuknya sangat kecil. Bakteri tersebut umumnya hidup di mukosa (saluran) genetalia, rektum, dan mulut yang hangat dan basah. Bakteri penyebab sifilis dapat ditularkan dari satu orang ke orang yang lain melalui hubungan genito-genital (kelamin-kelamin) maupun oro-genital (seks oral). Sifilis tidak ditularkan tanpa hubungan seksual, apalagi melalui benda mati seperti misalnya bangku, tempat duduk toilet, handuk, gelas, atau benda-benda lain yang bekas digunakan atau dipakai oleh pengindap. 2. Trikomoniasis Trikomoniasis merupakan penyakit infeksi protozoa yang disebabkan oleh Trichomonas vaginalis, biasanya ditularkan melalui hubungan seksual dan sering menyerang saluran kencing bagian bawah pada wanita. Keluhan lain yang mungkin terjadi adalah pendarahan setelah melakukan hubungan kelamin dan pendarahan diantara menstruasi. 3. Kandidiasis Kandidiasis adalah infeksi saluran kelamin yang disebabkan oleh Candida albicans dan ragi (Yeast) lain dari genus kandida. Infeksi biasanya bersifat local. Selain pada vulva atau vagina, juga pada hidung, mulut, tenggorok, usus, dan kulit. Candida adalah mikroorganisme oportunis, dapat dijumpai di seluruh badan, terutama dalam mulut, kolon, kuku, vagina, dan saluran anorektal.Gejala yang biasanya muncul pada kandidosis adalah keluhan panas, atau iritasi pada vulva dan keputihan yang tidak berbau. 4. Gonore Gonore (GO) adalah penyakit menular seksual (PMS), yang disebabkan oleh kuman yang bernama Neisseria gonorrhoaea yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum (usus bagian bawah), tenggorokan maupun bagian putih mata (Gonorhoaea Conjugtiva). Gonore bisa menyebar melalui aliran darah kebagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian. Ciri-ciri orang yang terkena gonore adalah: apabila pria, ia akan merasa panas ketika buang air kecil (kencing), dan bila diamati, ternyata setelah mengeluarkan air seni, dari ujung alat kelaminnya akan terlihat adanya nanah yang ikut terbawa keluar. Pada wanita gonore umumnya tidak menimbulkan rasa panas atau sakit, terkecuali jika ia terjangkit penyakit keputihan dengan gejala keluarnya semacam lendir atau cairan kuning kehijau-hijauan (semacam nanah), dalam jumlah yang cukup banyak. Selain menimbulkan rasa panas dan bernanah, gonore juga dapat menyebabkan merah dan bengkak pada ujung alat kelamin kaum pria, juga di sekeliling vagina (liang senggama) kaum wanita yang terinfeksi gonore. 5. HIV/AIDS AIDS (Aquired immuno deficiency syindrome) . Sydrome adalah sindroma merupakan kumpulan gejala dan tanda pepnyakit; Defisiency = kekurangan; Immuno = berarti kekebalan ; Aquired = diperoleh/didapat. Dalam hal ini AIDS bukan penyakit keturunan tetapi penyakit virus HIV ( Human Imuno Deficiency Virus) yang menghancurkan kekebalan tubuh manusia. AIDS ditularkan melaluiseksual, trasfusi darah, pemberian produk darah , alat suntik dan ibu hamil pengindap HIV kepada bayinya. LAMPIRAN 20 LAPORAN PELAKSANAAN EVALUASI (PENILAIAN) DAN TINDAK LANJUT SATUAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING A. Topik : Penyakit Menular Seksual Sebagai Dampak dari Seks Bebas B. Spesifikasi Kegiatan 1. Bidang Bimbingan : Pribadi-Sosial 2. Jenis Layanan : Bimbingan Klasikal 3. Fungsi Layanan : Pencegahan 4. Sasaran Layanan : Siswa kelas XII B Perhotelan SMK PELITA C. Pelaksanaan Layanan 1. Waktu : 45 menit 2. Hari/Tanggal : 1 Oktober 2011 3. Tempat : Ruang kelas XIIB Perhotelan 4. Deskripsi dan Layanan Komentar pelaksanaan Layanan Kegiatan ini merupakan kegiatan akhir dalam pemberian layanan. Pada saat penulis memberitahukan topik yang akan dibahas adalah penyakit penular seksual, siswa terlihat sangat berantusias. Kemudian penulis menjelaskan dan menayangkan gambar-gambar tantang penyakit menular seks. Siswa semakan berantusias dan mempunyai rasa ingin tahu yang besar. Siswa akttif dalam memberikan pertanyaan. D. Evaluasi (Penilaian) 1. Penilaian Proses Untuk kegiatan yang terakhir siswa tampak berlaku aktif dalam menanggapi materi yang diberikan oleh penulis. Selain itu siswa mempunyai rasa ingin tahu yang besar tentang penyakit menular seksual. Siswa aktif dan bisa merasakan bahaya dari hubungan seks bebas dengan bergonta ganti pasangan. 2. Penilaian Hasil Kegiatan yang terakhir ini dapat dikatakan berhasil karena siswa berlaku aktif dan sangat berantusias sehingga tujuan dari layananpun tercapai karena berdasarkan jawaban tertulis siswa, siswa dapat menyikapi penyakit menular seksual sebagai akibat hubungan seks bebas dengan bergonta-ganti pasangan. E. Analisis Hasil penilaian 1. Cara-cara analisis hasil penilaian sikap siswa Penulis memberikan pertanyaan langsung dan tertulis kepada siswa dan mengamati antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan. Hasilnya dapat diketahui bahwa siswa dapat mengambil sikap bijaksana terhadap penyakit menular seksual seksual sebagai akibat dari pergaulan bebas dengan bergontaganti pasangan. 2. Pengungkapan gejala penilaian perilaku anggota Selama kegiatan bimbingan klasikal ini siswa sangat aktif dan sangat antusias dalam mengikuti kegiatan. Salatiga, 1 Oktober 2011 Mengetahui Guru BK Rosmelita DR Siregar S.Pd Penulis Naomi Retno W Lembar Observasi (Untuk Penilaian Proses) No 1 2 3 4 5 6 7 Aspek yang diobservasi Antusias siswa Partisipasi siswa Aktivitas siswa Respon siswa Atensi siswa Kelancaran layanan Suasana pelaksanaan Sangat Baik Baik Kurang Baik Tidak Baik Lampiran Instrumen Evaluasi LEMBAR REFLEKSI DIRI Nama Siswa :.................................. No. Absen :.................................. Kelas :.................................. Tulis pengalaman yang Anda peroleh dalam mengikuti kegiatan sebagai berikut : 1. Menurut Anda apa yang dimaksud dengan PMS (Penyakit Menular Seksual? 2. Bagaimana cara penularan PMS? 3. Sebutkan jenis-jenis PMS? 4. Apa kesan – kesan Anda setelah mengikuti kegiatan tersebut? 5. Apakah Anda mendapatkan masukan dari hasil diskusi dengan teman lain? Sebutkan manfaatnya! PRE TEST SKALA PERILAKU SEKSUALITAS BEBAS REMAJA POST TEST PERILAKU SEKSUALITAS BEBAS REMAJA