Upaya Menurunkan Perilaku Seksualitas Bebas Remaja dengan

advertisement
LAMPIRAN
Skala Sikap Perilaku Seks Bebas
Petunjuk Mengerjakan
Berikut ini terdapat 33 soal. Bacalah setiap pernyataan dengan teliti kemudian pilih satu
dari empat jawaban yang disediakan yang paling sesuai dengan diri anda dan berilah tanda (
) pada salah satu pilihan jawaban.
SS : Sangat Setuju, S : Setuju, TS : Tidak Setuju,
STS : Sangat Tidak Setuju
Dari setiap pilihan tidak ada jawaban SALAH dan BENAR. Anda bebas menentukan
pilihan asalkan pilihan jawaban anda sesuai dengan keadaan diri anda dan bukan idealnya
atau seharusnya. Setiap soal hanya ada satu jawaban dan jangan sampai ada yang
terlewatkan.
SELAMAT MENGERJAKAN DAN TERIMA KASIH….
No
Pernyataan
1.
Saya tidak melihat ada yang salah dengan hubungan seks sebelum
menikah
2.
Saya akan menikmati seks dengan pasangan yang berbeda- beda
3.
Mencium leher untuk merangsang pasangan sebelum menikah
adalah salah satu bagian dari seks bebas
4.
Hubungan seks dapat diterima selama dilakukan oleh dua orang
yang saling mencintai
5.
Melakukan hubungan seks sebelum menikah, tidak boleh dilakukan
6.
Berhubungan seks hanya untuk melepaskan hasrat adalah baik-baik
saja
7.
Saya lebih suka berhubungan seks dengan seseorang yang tidak
mencintai saya.
8.
Awal mula terjadinya seks bebas adalah dari berciuman bibir
9.
Mencium seseorang di depan orang lain adalah hal yang biasa
10.
Alat kontrasepsi harus selalu dipakai pada saat berhubungan seks
bila anda tidak yakin dengan pasangan anda
SS
S
TS STS
11.
Penggunaan mainan seks saat bercinta tidak apa-apa
12.
Masturbasi dapat diterima
13.
Meremas-remas alat kelamin pasangan anda saat berpacaran adalah
sah-sah saja
14.
Sebuah hubungan seksual antara dua orang yang saling mencintai
dalam ikatan perkawinan adalah hubungan manusia yang tertinggi
15.
Tujuan utama berhubungan seks adalah untuk kenikmatan pribadi
saja
16.
Banyak sekali kebebasan seksual yang diberikan kepada remaja
saat ini
17.
Seks sebelum menikah mungkin merupakan tanda sosial yang
buruk
18.
Hubungan seks hanya disediakan untuk pernikahan
19.
Masturbasi dalam melampiaskan hasrat tidak boleh dilakukan
20.
Hubungan seks hanya bagi suami istri
21.
Hubungan seks harus dilakukan, agar hubungan dengan pacar tetap
terjaga
22.
Remaja bebas menyalurkan hasrat seksualnya
23.
Tanda pergaulan yang semakin buruk adalah banyaknya kasus
hamil di luar nikah
24.
Berganta-ganti pasangan dalam hubungan seks merupakan suatu
kenikmatan tersendiri.
25.
Pemakaian alat kontrasepsi dalam melakukan hubungan seks tidak
dianjurkan.
26.
Melakukan hubungan seks pada masa pacaran adalah suatu hal
yang wajar.
27.
Saya tidak akan melakukan hubungan seksual sebelum menikah
walau banyak remaja yang sudah melakukannya.
28.
Seks beresiko tinggi adalah seks dengan bergonta-ganti pasangan.
29.
Mencium leher pasangan sebelum menikah adalah hal tidak
dianjurkan.
30.
Banyaknya kasus hamil diluar nikah bukanlah tanda pergaulan
yang semakin buruk.
31.
Melakukan seks sebelum menikah tidak menjamin hubungan
dengan pacar tetap terjaga.
32.
Saya akan merasa malu jika melakukan hubungan seks dengan
bergonta-ganti pasangan.
33.
Seks sebelum menikah bukanlah tanda pergaulan yang buruk.
LAMPIRAN 3
SATUAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
A. Topik
: Hubungan Seks Bebas dan Dampaknya
B. Bidang Bimbingan
: Pribadi Sosial
C. Jenis Layanan
: Bimbingan Klasikal
D. Fungsi Bimbingan
: Pemahaman, Pencegahan
E. Tujuan Layanan
:
1. Siswa mampu menyebutkan pengertian hubungan seks bebas
2. Siswa mampu menyebutkan dampak dari seks bebas
F. Sasaran Layanan
: Siswa kelas XIIB Perhotelan SMK PELITA
Salatiga
G. Uraian Kegiatan
TAHAP
Pembukaan
:
URAIAN KEGIATAN
1. Salam dan perkenalan
WAKTU
7’
2. Membina hubungan baik dengan mengajak
mengungkapkan tujuan dan harapan-harapan
yang ingin dicapai dalam kegiatan ini.
3. Memberikan penjelasan tentang bimbingan
klasikal dan memberikan penjelasan mengapa
kegiatan ini perlu dilakukan.
Peralihan
1. Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh
dalam pertemuan ini.
2. Menawarkan dan mengamati apakah siswa
sudah siap menjalani kegiatan ini.
8’
Kegiatan Inti
1. Memberikan informasi mengenai pengertian
20’
hubungan seks bebas.
2. Memberikan informasi tentang dampak seks
bebas
bagi
remaja
khususnya
remaja
perempuan.
3. Peneliti mengajak siswa untuk mendiskusikan
hubungan seks bebas di kalangan remaja.
4. Siswa diminta menjelaskan hasil diskusi.
5. Peneliti menyimpulkan hasil kegiatan dan
diskusi tentang hubungan seks bebas.
Penutup
1. Evaluasi
10’
Refleksi hasil : tiap siswa menulis di kertas
yang sudah disediakan tentang pengalaman
mengikuti layanan dan kesan-kesan yang telah
diperoleh dalam mengikuti diskusi.
2. Peneliti mengemukakan bahwa kegiatan akan
diakhiri dengan mengucapkan salam
H. Materi
: Hubungan Seks Bebas dan Dampaknya
I. Metode
: Ceramah, Diskusi
J. Waktu dan Tanggal
: 1x45 menit,6 September 2011
K. Tempat Penyelenggaraan : Ruang kelas XIIB Perhotelan
L. Penyelenggara Layanan : Peneliti
M. Pihak yang Disertakan
: Guru BK
N. Alat dan Perlengkapan
: Materi keterampilan sosial, Laptop dan LCD.
O. Rencana Penilaian dan Tindak Lanjut:
1. Penilaian Proses
: Menilai kesungguhan siswa saat mengikuti
kegiatan di dalam kelas.
2. Penilaian Hasil
:
Laiseg : memberi pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui pemahaman
siswa terhadap hubungan seks bebas dan dampaknya
3. Tindak Lanjut
: Melakukan bimbingan kelompok, konseling
perorangan bagi siswa yang membutuhkan atau
siswa yang mempunyai masalah dengan materi
layanan
Salatiga, 6 September 2011
Mengetahui
Guru BK
Rosmelita DR Siregar S.Pd
Penulis
Naomi Retno W
LAMPIRAN 4
HUBUNGAN SEKS BEBAS DAN DAMPAKNYA
Seks bebas adalah perilaku dan aktifitas fisik seseorang yang didorong oleh hasrat
seksual dan menggunakan tubuh untuk mengekspresikan perasaan erotik yang
dilakukan sendiri maupun melibatkan orang lain di luar ikatan pernikahan.
Bentuk-bentuk perilaku seksual pranikah dapat diuraikan sebagai berikut:
11. Bersentuhan, misalnya menyentuh jari atau tangan, berpegangan tangan.
12. Memeluk, misalnya memeluk bahu serta tubuh pasangan lebih didekatkan
memeluk pinggang tubuh pasangan lebih dirapatkan.
13. Berciuman, misalnya cium pipi dan dahi, cium bibir secara singkat, cium bibir
secara intens dan lama.
14. Saling meraba, misalnya meraba atau diraba payudara baik diluar maupun
didalam pakaian, saling menempelkan alat kelamin baik menggunakan pembatas
pakaian maupun tidak menggunakan pembatas pakaian, menggesek-gesekkan alat
kelamin.
15. Bersenggama yaitu masuknya penis kedalam vagina yang kemudian memberikan
rangsangan hingga keduanya mencapai orgasme.
Ada sebagian kalangan menganggap bahwa perilaku seks bebas terpisah dari
ukuran moral; artinya sah-sah saja sepanjang dilakukan atas dasar kebutuhan
bersama. Khusus dalam pergaulan lawan jenis pada lingkungan bebas norma dan
rendahnya kontrol sosial, cenderung mengundang hasrat dan kebutuhan seks serta
menerapkannya secara bebas. Bagi kalangan remaja, seks merupakan indikasi
kedewasaan yang normal, bila remaja tidak cukup mengetahui secara utuh tentang
rahasia dan fungsi seks, maka wajar kalau remaja menafsirkan seks semata-mata
sebagai tempat pelampiasan birahi, dan tidak peduli dengan resiko.
Bahaya perilaku seks bebas
Menurut Dianawati (2006) mengemukakan resiko hubungan seks pranikah
remaja meliputi :
d. Kehamilan yang beresiko
Seorang remaj yang melakukan perilaku seks sampai pada hubungan seks dapat
mengalami kehamilan. Masa remaja atau masa pubertas yang ditandai dengan
menstruasi pada perempuan dan mimpi basah pada laki-laki. Ketika sudah mengalami
menstruasi maka perempuan sudah siap untuk dibuahi dan pada laki-laki yang telah
mengalami mimpi basah akan menghasilkan sperma yang siap untuk membuahi.
Maka dari itu, remaja telah mampu bereproduksi walaupun belum mampu
bertanggung jawab sepenuhnya. Kehamilan usia remaja dapat menyebabkan cacat
fisik maupun mental bahkan sampai pada kematian baik itu bayi maupun ibunya.
e. Aborsi
Aborsi adalah tindakan untuk mengakhiri masa kehamilan yang tidak
dikehendaki. Apabila aborsi dilakukan sembarangan dapat membahayakan jiwa
seseorang karena dari aborsi yang salah dapat menyebabkan infeksi yang disertai
pendarahan bahkan kematian. Efek lain dari aborsi adalah timbulnya trauma, sedih
dan perasaan bersalah dari dalam diri individu.
f. Terkena penyakit menular seksual (PMS)
Dari aktivitas seksual yang tidak sehat dapat memunculkan penyakit menular seks
yang sangat berbahaya. PMS dapat dengan mudah menular melalui hubungan
seksual, terutama pada pasangan yang telah terinfeksi PMS sebelumnya.
Pengobatannyapun untuk setiap jenis penyakit yang sering dikenal yaitu HIV/AIDS
sampai saat ini belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkannya.
DAMPAK BAGI WANITA
Berikut macam kerugian kaum hawa akibat pergaulan yang menganut sex bebas.
Wanita yang menjadi korban perlakuan sex bebas berbeda dengan wanita yang
melakukan sex atas dasar suka-sama-suka. Di penjelasan ini kerugian lebih mengarah
kepada wanita yang senang mengumbar dasar suka-sama-suka, dan para ABG yang
notabene masih bersifat labil.
1.Kehormatan
Wanita yang melakukan sex tanpa ikatan resmi pernikahan sudah telah menjatuhkan
dirinya sendiri. Kehormatan yang ada padanya hilang seketika saat itu. Karena pria
yang berhubungan dengannya sejak awal tidak pernah menghormatinya sebagai
orang yang pantas dihargai. Sering pihak wanita tidak sadar, bahwa pasangannya itu
sebenarnya tidak pernah menghormatinya. Buktinya?Berani menyentuh dan
melakukan sex bebas.
2.Kesucian yang Tak Ternilai
Tidak bisa lagi mengembalikan sebuah kesucian yang asli dari Tuhan. Jelas lah
bahwa dalam sex bebas, wanita menjadi penikmat saja bagi pasangannya. Karena
apa?Saat itu akal pikiran dan hati tidak bisa digunakan lagi. Nafsu setan terus
menerus berkoar-koar kepada wanita dan pasangannya. Kesucian yang harusnya
dihormati dan hanya untuk suami yang sah pun sudah tidak dihiraukan lagi.
3. Hilang Akal Sehat
Bukan berarti gila. Kerugian di sini mengarah pada seorang wanita yang kemudian
menyesal, marah, kecewa, menangis karena perbuatan yang dilakukannya. Dia sadar
semua hal-hal berharga dalam dirinya sebagai seorang wanita sudah mati. Akal sehat
tidak seimbang dengan perasaan. Akibat bisa bunuh diri, kalau tidak pun akan
menjadi kan dia pribadi tidak berkualitas.
4. Jatuhnya Martabat Keluarga
Apa yang dilakukan seorang putri akan berakibat pula pada keluarganya, terutama
orangtua. Orangtua juga ikut menanggung malu dan bersalah karena tidak bisa
mendidik keluarga dengan benar. Di mata masyarakat, orangtua bisa dipandang
rendah oleh orang-orang. Benar-benar sex bebas begitu merugikan bukan?
LAMPIRAN 5
LAPORAN PELAKSANAAN EVALUASI (PENILAIAN) DAN TINDAK
LANJUT SATUAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING
A. Topik
: Hubungan seks bebas dan dampaknya
B. Spesifikasi Kegiatan
1. Bidang Bimbingan
: Pribadi-Sosial
2. Jenis Layanan
: Bimbingan Klasikal
3. Fungsi Layanan
: Pencegahan
4. Sasaran Layanan
: Siswa kelas XII B Perhotelan SMK PELITA
C. Pelaksanaan Layanan
1. Waktu
: 45 menit
2. Hari/Tanggal
: 6 September 2011
3. Tempat
: Ruang kelas XIIB Perhotelan
4. Deskripsi dan Layanan Komentar pelaksanaan Layanan
Kegiatan ini merupakan kegiatan pertama dalam pemberian layanan. Penulis
lebih menekankan pada pemberian rapport/pembinaan agar antara penulis dan
siswa menjalin keakraban. Setelah terjalin keakraban maka penekanan pada
materi atau topik yang akan diberikan penulis yaitu topik mengenai hubungan
seks bebas dan dampaknya.penulis menarik empati siswa agar mereka dapat
bersikap bijaksana terhadap hubungan seks bebas dan dampaknya. Siswa
dapat merasakan resiko hubungan seks bebas.
D. Evaluasi (Penilaian)
1. Penilaian Proses
Untuk kegiatan pertama ini penulis lebih menjalin keakraban dan menarik
empati siswa terhadap materi hubungan seks bebas. Pada saat kegiatan siswa
tampak berlaku aktif dalam menanggapi materi yang diberikan oleh penulis.
Siswa aktif dan bisa merasakan bahaya dari hubungan seks bebas.
2. Penilaian Hasil
Kegiatan pertama dapat dikatakan berhasil karena siswa berlaku aktif dan
tujuan dari layananpun tercapai karena berdasarkan jawaban tertulis siswa,
siswa dapat menyikapi hubungan seks bebas dan dampaknya.
E. Analisis Hasil penilaian
1. Cara-cara analisis hasil penilaian sikap siswa
Untuk mengetahui sikap siswa terhadap hubungan seks bebas, penulis
memberikan pertanyaan langsung dan tertulis kepada siswa dan hasilnya
dapat diketahui bahwa sikap siswa terhadap hubungan seks bebas, bijaksana.
2. Pengungkapan gejala penilaian perilaku anggota
Selama kegiatan bimbingan klasikal ini siswa aktif dan antusias dalam
mengikuti kegiatan.
Salatiga, 6 September 2011
Mengetahui
Guru BK
Rosmelita DR Siregar S.Pd
Penulis
Naomi Retno W
Lembar Observasi
(Untuk Penilaian Proses)
No
1
2
3
4
5
6
7
Aspek yang
diobservasi
Antusias siswa
Partisipasi siswa
Aktivitas siswa
Respon siswa
Atensi siswa
Kelancaran layanan
Suasana pelaksanaan
Sangat Baik
Baik
Kurang
Baik
Tidak Baik
Lampiran Instrumen Evaluasi
LEMBAR REFLEKSI DIRI
Nama Siswa
:..................................
No. Absen
:..................................
Kelas
:..................................
Tulis pengalaman yang Anda peroleh dalam mengikuti kegiatan sebagai berikut :
1. Menurut Anda apa yang dimaksud dengan hubungan seks bebas?
2. Sebutkan dampak dari seks bebas?
3. Apa kesan – kesan Anda setelah mengikuti kegiatan tersebut?
4. Apakah Anda mendapatkan masukan dari hasil diskusi dengan teman lain? Sebutkan
manfaatnya!
LAMPIRAN 6
SATUAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
A. Topik
: Jenis-Jenis Alat Kontrasepsi
B. Bidang Bimbingan
: Pribadi Sosial
C. Jenis Layanan
: Bimbingan Klasikal
D. Fungsi Bimbingan
: Pemahaman, Pencegahan
E. Tujuan Layanan
:
1. Siswa mampu menjelaskan pengertian alat kontrasepsi
2. Siswa mampu menyebutkan macam-macam contoh alat kontrasepsi.
3. Siswa mampu memahami kelemahan dan kelebihan alat kontrsepsi.
F. Sasaran Layanan
: Siswa kelas XIIB Perhotelan SMK PELITA
Salatiga
G. Uraian Kegiatan
:
TAHAP
URAIAN KEGIATAN
WAKTU
Pembukaan 1. Salam
7’
2. Membina hubungan baik dengan mengajak
mengungkapkan tujuan dan harapan-harapan
yang ingin dicapai dalam kegiatan ini.
Peralihan
1. Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh
8’
dalam pertemuan ini.
2. Menawarkan dan mengamati apakah siswa
sudah siap menjalani kegiatan ini.
Kegiatan
Inti
1. Peneliti
memberikan
informasi
pengertian alat kontrasepsi.
mengenai
20’
2. Peneliti
memberikan
macam-macam
alat
informasi
tentang
kontrasepsi
beserta
kelebihan dan kekurangannya.
3. Peneliti mengajak siswa untuk mendiskusikan
alat kontrasepsi yang mereka ketahui beserta
kelebihan dan kekurangannya.
4. Siswa
diminta
untuk
menjelaskan
hasil
diskusi.
5. Peneliti menyimpulkan hasil kegiatan dan
diskusi tentang alat kontrasepsi.
Penutup
1. Evaluasi
10’
Refleksi hasil : tiap siswa menulis di kertas
yang sudah disediakan tentang pengalaman
mengikuti layanan dan kesan-kesan yang telah
diperoleh dalam mengikuti diskusi.
2. Peneliti mengemukakan bahwa kegiatan akan
diakhiri dengan mengucapkan salam
H. Materi
: Jenis-Jenis Alat Kontrasepsi
I. Metode
: Ceramah, Diskusi, dan Tanya Jawab
J. Waktu dan Tanggal
: 1x45 menit, 8 September 2011
K. Tempat Penyelenggaraan : Ruang kelas XIIB Perhotelan
L. Penyelenggara Layanan
: Peneliti
M. Pihak yang Disertakan
: Guru BK
N. Alat dan Perlengkapan
: Materi, LCD, Labtop
O. Rencana Penilaian dan Tindak Lanjut
1. Penilaian Proses
: mengamati kesungguhan siswa saat mengikuti
layanan
2. Penilaian Hasil
Laiseg
:
: memberi pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui pemahaman
siswa terhadap jenis-jenis alat kontrasepsi
3. Tindak Lanjut
: Melakukan bimbingan kelompok, konseling
perorangan bagi siswa yang membutuhkan atau
siswa yang mempunyai masalah dengan materi layanan.
Salatiga, 8 September 2011
Mengetahui
Guru BK
Rosmelita DR Siregar S.Pd
Penulis
Naomi Retno W
LAMPIRAN 7
JENIS-JENIS ALAT KONTRASEPSI
Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata ‘kontra’ yang berarti mencegah/menghalangi
dan ‘konsepsi’ yang berarti pembuahan atau pertemuan antara sel telur dengan
sperma. Jadi kontrasepsi dapat diartikan sebagai suatu cara untuk mencegah
terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur dengan sperma.
Kontrasepsi dapat menggunakan berbagai macam cara, baik dengan menggunakan
hormon, alat ataupun melalui prosedur operasi. Tingkat efektivitas dari kontrasepsi
tergantung dari usia, frekuensi melakukan hubungan seksual dan yang terutama
apakah menggunakan kontrasepsi tersebut secara benar. Banyak metode kontrasepsi
yang memberikan tingkat efektivitas hingga 99 % jika digunakan secara tepat. Jenis
kontrasepsi yang ada saat ini adalah : kondom (pria atau wanita), pil (baik yang
kombinasi atau hanya progestogen saja), implan/susuk, suntik, patch/koyo
kontrasepsi, diafragma dan cap, IUD dan IUS, serta vasektomi dan tubektomi.
Jenis-jenis kontrasepsi
Yang dibahas disini adalah jenis kontrasepsi yang banyak digunakan di Indonesia,
yaitu :
1. Kondom
Kondom merupakan jenis kontrasepsi penghalang mekanik. Kondom mencegah
kehamilan dan infeksi penyakit kelamin dengan cara menghentikan sperma
untuk masuk ke dalam vagina. Kondom pria dapat terbuat dari bahan latex
(karet), polyurethane (plastik), sedangkan kondom wanita terbuat dari
polyurethane. Pasangan yang mempunyai alergi terhadap latex dapat
menggunakan kondom yang terbuat dari polyurethane. Efektivitas kondom pria
antara 85-98 % sedangkan efektivitas kondom wanita antara 79-95 %. Harap
diperhatikan bahwa kondom pria dan wanita sebaiknya jangan digunakan secara
bersamaan.
2. Suntik
Suntikan kontrasepsi diberikan setiap 3 bulan sekali. Suntikan kontrasepsi
mengandung hormon progestogen yang menyerupai hormon progesterone yang
diproduksi oleh wanita selama 2 minggu pada setiap awal siklus menstruasi.
Hormon tersebut mencegah wanita untuk melepaskan sel telur sehingga
memberikan efek kontrasepsi. Banyak klinik kesehatan yang menyarankan
penggunaan kondom pada minggu pertama saat suntik kontrasepsi. Sekitar 3 dari
100 orang yang menggunakan kontrasepsi suntik dapat mengalami kehamilan
pada tahun pertama pemakaiannya.
3. Implan
Implan atau susuk kontrasepsi merupakan alat kontrasepsi yang berbentuk
batang dengan panjang sekitar 4 cm yang di dalamnya terdapat hormon
progestogen, implan ini kemudian dimasukkan ke dalam kulit di bagian lengan
atas. Hormon tersebut kemudian akan dilepaskan secara perlahan dan implan ini
dapat efektif sebagai alat kontrasepsi selama 3 tahun. Sama seperti pada
kontrasepsi suntik, maka disarankan penggunaan kondom untuk minggu pertama
sejak pemasangan implan kontrasepsi tersebut.
4. IUD & IUS
IUD (intra uterine device) merupakan alat kecil berbentuk seperti huruf T yang
lentur dan diletakkan di dalam rahim untuk mencegah kehamilan, efek
kontrasepsi didapatkan dari lilitan tembaga yang ada di badan IUD. IUD
merupakan salah satu kontrasepsi yang paling banyak digunakan di dunia.
Efektivitas IUD sangat tinggi sekitar 99,2-99,9 %, tetapi IUD tidak memberikan
perlindungan bagi penularan penyakit menular seksual (PMS). Saat ini sudah ada
modifikasi lain dari IUD yang disebut dengan IUS (intra uterine system), bila
pada IUD efek kontrasepsi berasal dari lilitan tembaga dan dapat efektif selama
12 tahun maka pada IUS efek kontrasepsi didapat melalui pelepasan hormon
progestogen dan efektif selama 5 tahun. Baik IUD dan IUS mempunyai benang
plastik yang menempel pada bagian bawah alat, benang tersebut dapat teraba
oleh jari didalam vagina tetapi tidak terlihat dari luar vagina. Disarankan untuk
memeriksa keberadaan benang tersebut setiap habis menstruasi supaya posisi
IUD dapat diketahui.
5. Pil Kontrasepsi
Pil kontrasepsi dapat berupa pil kombinasi (berisi hormon estrogen &
progestogen) ataupun hanya berisi progestogen saja. Pil kontrasepsi bekerja
dengan cara mencegah terjadinya ovulasi dan mencegah terjadinya penebalan
dinding rahim. Apabila pil kontrasepsi ini digunakan secara tepat maka angka
kejadian kehamilannya hanya 3 dari 1000 wanita. Disarankan penggunaan
kontrasepsi lain (kondom) pada minggu pertama pemakaian pil kontrasepsi.
Kelebihan & kekurangan dari masing-masing alat kontrasepsi
Setiap metode kontrasepsi pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masingmasing, berikut kelebihan dan kekurangan dari metode kontrasepsi yang telah
disebutkan diatas :
No Jenis
Kelebihan
Kekurangan
Kontrasepsi
1.
Kondom
•
Bila digunakan
•
Kekurarngan
secara tepat maka
penggunaan kondom
kondom dapat
memerlukan latihan dan
digunakan untuk
tidak efisien
mencegah kehamilan
•
Karena sangat tipis
dan penularan
maka kondom mudah
penyakit menular
robek bila tidak
seksual (PMS)
digunakan atau
Kondom tidak
disimpan sesuai aturan
mempengaruhi
•
•
•
Beberapa pria tidak
kesuburan jika
dapat mempertahankan
digunakan dalam
ereksinya saat
jangka panjang
menggunakan kondom.
Kondom mudah
•
Setelah terjadi ejakulasi,
didapat dan tersedia
pria harus menarik
dengan harga yang
penisnya dari vagina,
terjangkau
bila tidak, dapat terjadi
resiko kehamilan atau
penularan penyakit
menular seksual.
•
Kondom yang terbuat
dari latex dapat
menimbulkan alergi
bagi beberapa orang.
2.
Suntik
•
Kontrasepsi
Dapat digunakan
•
oleh ibu yang
menyusui.
•
Dapat mempengaruhi
siklus mentruasi.
•
Kekurangan suntik
Tidak perlu
kontrasepsi /kb suntik
dikonsumsi setiap
dapat menyebabkan
hari atau dipakai
kenaikan berat badan
sebelum melakukan
pada beberapa wanita.
hubungan seksual.
•
•
Tidak melindungi
Darah menstruasi
terhadap penyakit
menjadi lebih sedikit
menular seksual.
dan membantu
•
Harus mengunjungi
mengatasi kram saat
dokter/klinik setiap 3
menstruasi.
bulan sekali untuk
mendapatkan suntikan
berikutnya.
3.
Implan/Susuk
•
Kontrasepsi
•
Dapat mencegah
Sama seperti
terjadinya kehamilan
kekurangan kontrasepsi
dalam jangka waktu
suntik, Implan/Susuk
3 tahun.
dapat mempengaruhi
Sama seperti suntik,
siklus mentruasi.
dapat digunakan
•
•
•
Tidak melindungi
oleh wanita yang
terhadap penyakit
menyusui.
menular seksual.
Tidak perlu
•
Dapat menyebabkan
dikonsumsi setiap
kenaikan berat badan
hari atau dipakai
pada beberapa wanita.
sebelum melakukan
hubungan seksual.
4.
IUD/IUS
•
•
Merupakan metode
•
Pada 4 bulan pertama
kontrasepsi yang
pemakaian dapat terjadi
sangat efektif.
resiko infeksi.
Bagi wanita yang
tidak tahan terhadap
•
Kekurangan IUD/IUS
alatnya dapat keluar
tanpa disadari.
hormon dapat
menggunakan IUD
•
•
Tembaga pada IUD
dengan lilitan
dapat meningkatkan
tembaga.
darah menstruasi dan
IUS dapat membuat
kram menstruasi.
menstruasi menjadi
•
Walaupun jarang terjadi,
lebih sedikit (sesuai
IUD/IUS dapat
untuk yang sering
menancap ke dalam
mengalami
rahim.
menstruasi hebat).
5.
Pil
•
Kontrasepsi/kb
Mengurangi resiko
terhadap penyakit
dan kanker
menular seksual.
Harus rutin diminum
setiap hari.
•
Saat pertama pemakaian
saat menstruasi.
dapat timbul pusing dan
Dapat mengontrol
spotting.
waktu untuk
•
•
Mengurangi darah
menstruasi dan kram
•
Tidak melindungi
terkena kanker rahim
endometrium.
•
•
•
Efek samping yang
terjadinya
mungkin dirasakan
menstruasi.
adalah sakit kepala,
Untuk pil tertentu
depresi, letih, perubahan
dapat mengurangi
mood dan menurunnya
timbulnya jerawat
nafsu seksual.
ataupun hirsutism
(rambut tumbuh
•
Kekurangan Untuk pil
kb tertentu harganya
bisa mahal dan
menyerupai pria).
memerlukan resep
dokter untuk
pembeliannya.
Selain jenis kontrasepsi di atas, terdapat juga metode kontrasepsi yang tidak
menggunakan alat apapun yang biasa disebut dengan KB alami , yang dapat dilihat
pada artikel selanjutnya.
LAMPIRAN 8
LAPORAN PELAKSANAAN EVALUASI (PENILAIAN) DAN TINDAK
LANJUT SATUAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING
A. Topik
: Jenis-Jenis Alat Kontrasepsi
B. Spesifikasi Kegiatan
1. Bidang Bimbingan
: Pribadi-Sosial
2. Jenis Layanan
: Bimbingan Klasikal
3. Fungsi Layanan
: Pencegahan
4. Sasaran Layanan
: Siswa kelas XII B Perhotelan SMK PELITA
C. Pelaksanaan Layanan
1. Waktu
: 45 menit
2. Hari/Tanggal
: 8 September 2011
3. Tempat
: Ruang kelas XIIB Perhotelan
4. Deskripsi dan Layanan Komentar pelaksanaan Layanan
Kegiatan ini merupakan kegiatan merupakan kegiatan yang kedua. Pada
pertemuan kedua ini siswa sudah mulai mau membuka diri. Kegiatan diawali
dengan member pertanyaan kepada siswa tentang alat kontrasepsi yang
mereka ketahui. Dari beberapa alat kontrasepsi siswa hanya lebih mengetahui
tentang kondom. Siswa sangat antusias ketika penulis menyampaikan materi.
Dalam mengikuti layanan, siswa tidak sungkan untuk bertanya tentang alat
kontrasepasi. Siswa dapat mengerti bahwa dari sekian banyak alat
kontarasepsi masing-masing mempunyai kelemahan dan kekurangannya. Dan
alat kontrasepsi masih dapat menularkan penyakit menular seksual.
D. Evaluasi (Penilaian)
1. Penilaian Proses
Untuk kegiatan kedua ini penulis sudah bisa menjalin keakraban dan menarik
empati siswa terhadap materi Jenis-jenis alat kontrasepsi. Pada saat kegiatan
siswa tampak berlaku aktif dalam menanggapi materi yang diberikan oleh
penulis. Siswa aktif dan bisa mengetahui kelebihan dan kekurangan jenis-jenis
alat kontrasepsi.
2. Penilaian Hasil
Kegiatan kedua dapat dikatakan berhasil karena siswa berlaku aktif dan tujuan
dari layananpun tercapai karena berdasarkan jawaban tertulis siswa, siswa
dapat mengetahui jenis-jenis alat kontrasepsi.
E. Analisis Hasil penilaian
1. Cara-cara analisis hasil penilaian sikap siswa
Untuk mengetahui sikap siswa terhadap jenis-jenis alat kontrasepsi, penulis
memberikan pertanyaan langsung dan tertulis kepada siswa dan dari hasil
yang didapat siswa menunjukkan sikap bijaksana terhadap jenis-jenis alat
kontrasepsi.
2. Pengungkapan gejala penilaian perilaku anggota
Selama kegiatan bimbingan klasikal ini siswa aktif dan antusias dalam
mengikuti kegiatan.
Salatiga, 8 September 2011
Mengetahui
Guru BK
Rosmelita DR Siregar S.Pd
Penulis
Naomi Retno W
Lembar Observasi
(Untuk Penilaian Proses)
No
1
2
3
4
5
6
7
Aspek yang
diobservasi
Antusias siswa
Partisipasi siswa
Aktivitas siswa
Respon siswa
Atensi siswa
Kelancaran layanan
Suasana pelaksanaan
Sangat Baik
Baik
Kurang
Baik
Tidak Baik
Lampiran Instrumen Evaluasi
LEMBAR REFLEKSI DIRI
Nama Siswa
:..................................
No. Absen
:..................................
Kelas
:..................................
Tulis pengalaman yang Anda peroleh dalam mengikuti kegiatan sebagai berikut :
1. Menurut Anda apa yang dimaksud dengan alat kontrasepsi?
2. Sebutkan macam-macam alat kontrasepi beserta kelabihan dan kekurangannya?
3. Apa kesan – kesan Anda setelah mengikuti kegiatan tersebut?
4. Apakah Anda mendapatkan masukan dari hasil diskusi dengan teman lain? Sebutkan
manfaatnya!
LAMPIRAN 9
SATUAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
B. Topik
: Faktor-Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Seks
Bebas
C. Bidang Bimbingan
: Pribadi Sosial
D. Jenis Layanan
: Bimbingan Klasikal
E. Fungsi Bimbingan
: Pemahaman, Pencegahan
F. Tujuan Layanan
:
1. Siswa mampu memahami faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya seks
bebas.
2. Siswa mampu menyebutkan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya seks
bebas.
3. Siswa mampu mempraktekkan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
seks bebas
G. Sasaran Layanan
: Siswa kelas XIIB Perhotelan SMK PELITA
Salatiga
H. Uraian Kegiatan
:
TAHAP
URAIAN KEGIATAN
Pembukaan 1. Salam
WAKTU
7’
2. Membina hubungan baik dengan mengajak
mengungkapkan tujuan dan harapan-harapan
yang ingin dicapai dalam kegiatan ini.
Peralihan
1. Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh
dalam pertemuan ini.
2. Menawarkan dan mengamati apakah siswa
8’
sudah siap menjalani kegiatan ini.
Kegiatan
Inti
1. Memberikan informasi mengenai faktor-faktor
110’
yang menyebabkan terjadinya seks bebas.
2. Peneliti mengajak siswa untuk memainkan
peran dan membagi dalam tiga kelompok.
3. Bersama-sama menentukan topik yang akan
dimainkan.
4. Masing
–
memperhatikan
masing
siswa
permainan
peran
diminta
yang
dimainkan oleh kelompok lain.
5. Peneliti
dan
siswa
bersama-sama
menyimpulkan hasil kegiatan dan permainan
peran tentang faktor-faktor yang menyebabkan
terjedinya seks bebas.
Penutup
1. Evaluasi
10’
Refleksi hasil : tiap siswa menulis di kertas
yang sudah disediakan tentang pengalaman
mengikuti layanan dan kesan-kesan yang telah
diperoleh dalam memainkan peran.
2. Peneliti mengemukakan bahwa kegiatan akan
diakhiri dengan mengucapkan salam
I. Materi
: Faktor-Faktor yang Menyebabkan Terjedinya
Hubungan Seks Bebas
J. Metode
: Ceramah dan permainan peran
K. Waktu dan Tanggal
: 3x45 menit, 13, 15, 20 September 2011
L. Tempat Penyelenggaraan : Ruang kelas XIIB Perhotelan
M. Penyelenggara Layanan : Peneliti
N. Pihak yang Disertakan
: Guru BK
O. Alat dan Perlengkapan
: Materi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Terjadinya Hubungan Seks Bebas, LCD, Laptop
P. Pencana Penilaian dan Tindak Lanjut
1. Penilaian Proses
: Mengamati partisipasi siswa dalam proses
permainan peran.
2. Penilaian Hasil
:
Laiseg : memberi pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui pemahaman
siswa terhadap faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya hubungan seks
bebas.
3. Tindak Lanjut
: Melakukan bimbingan kelompok, konseling
perorangan bagi siswa yang membutuhkan atau
siswa yang mempunyai masalah dengan materi layanan
Salatiga, 13 September 2011
Mengetahui
Guru BK
Rosmelita DR Siregar S.Pd
Penulis
Naomi Retno W
LAMPIRAN 10
FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA HUBUNGAN
SEKS BEBAS
Seks pranikah adalah hubungan seksual yang dilakukan oleh pasangan tanpa
ikatan perkawinan. Perilaku seks pranikah itu merupakan kecenderungan remaja
untuk melakukan hal-hal yang makin dalam untuk melibatkan dirinya dalam
hubungan fisik antar remaja yang berlainan jenis.
Faktor yang mempengeruhi sikap remaja terhadap perilaku seks bebas
1. Gagalnya sosialisasi norma-norma dalam keluarga, terutama kayakinan agama
dan moralitas
Ada orang tua yang menganggap tabu membicarakan tentang seks dengan anakanaknya sehingga orang tua hanya sedikit mengajarkan norma-norma tentang seks
kepada para remaja. Akibatnya, para remaja hanya sedikit tau tentang norma-norma
yang ada sehingga remaja dapat melanggar norma-norma yang ada. Orang tua tidak
mengajarkan pendidikan agama kepada para remaja sejak kecil dapat menyebabkan
kurangnya pemahaman agama dan kurang dekat dengan Tuhan sehingga melakukan
hubungan seks bebas tanpa ada rasa takut kepada Tuhan. Kepercayaan terhadapa
agama sangat berpengaruh dalam perilaku seseorang. Remaja yang memiliki iman
yang tinggi cenderung menjauhkan diri dari perilaku hubungan seks bebas.
2. Semakan terbukanya peluang pergaukan babas
Pergaulan remaja sekarang ini semakin bebas, didukung dengan peluang yang
ada. Remaja yang kurang mendapatkan perhatian atau kontrol dari kedua orang tua
akan semakin mudah untuk melakukan pergaulan bebas dan remaja dapat dengan
mudahnya melakukan hubungan seks bebas tenpa mendapat larangan dari orang tua.
3. Kekosongan aktivitas fisik dan kognitif dalam kehidupan sehati-hari
Remaja yang tidak dapat memanfaatkan waktu luang dengan baik, cenderung
melakukan aktivitas-aktivitas yang kurang berguana. Kekosongan aktivitas dapat
membuat remaja memikirkan hal-hal yang negatif dan berusaha mencari kesenangan
dan kepuasan dalam dirinya, seperti melakukan masturbasi, onani dan melamun.
Remaja yang melakukan aktiviitas yang padat, kecil kemungkinan mempunyai
kesempatan berpikir yang negatif atau melakukan perilaku seks bebas.
4. Kepekaan penyerapan dan penghayatan terhadap struktur pergaulan bebas dan
seks bebas relatif tinggi
Masa remaja merupakan masa seseorang mudah menerima sesuatu yang baru atau
belum diketahui termasuk tentang seks bebas. Berawal dari rasa penasaran yang
dimiliki oleh remaja, remaja mudah melakukan perilaku seks bebas tanpa
memikirkan resiko yangg akan dialami. Para remaja cenderung lebih mengikuti rasa
penasaran untuk coba-coba dibandingkan dengan rasa penasaran terhadap resiko yang
akan terjadi.
5. Rendahnya kepedulian dan kontrol sosial masyarakat
Sebagian masyarakat hanya diam saat melihat remaja berpacaran dan berciuman
di depan rumah. Rendahnya kontrol sosial dari masyarakat mengakibatkan sebagian
remaja merasa bebas berperilaku seks bebas karena para remaja menganggap
masyarakat tidak akan menegur atau melarangnya.
6. Banyaknya media yang mempertontonkan seks bebas
Banyaknya media yang memperlihatkan atau mempromosikan hubungan seks.
Para remaja juga dengan mudah mendapatkannya. Remaja dapat melalui internet,
majalah, VCD, atau HP. Remaja cukup membuka situs porno di internet dan remaja
akan mendapatkan banyak gambar dan video perilaku seks di situs porno.
7. Adanya kemudahan dalam mengantisipasi resiko kehamilan
Adanya alat kontrasepsi yang dijual secara umum, mulai dari kondom, pil KB,
dan alatkontrasepsi lainnya yang dapat dengan mudah didapatkan oleh para remaja di
apotek dan toko. Para penjual dengan mudahnya menjual alat kontrasepsi tersebut
kesemua orang tanpa memandang usia pembeli atau pemakai. Para remaja
menganggap hubungan seks aman-aman saja dilakukan selama remaja dengan mudah
memperoleh alat kontrasepsi dan memperkecil resiko kehamilan.
8. Rendahnya pengetahuan tentang kesehatan dan resiko penyakit berbahaya
Kurangnya pengetahuan dan informasi dikalangan remaja mengenai bahaya
hubungan seks pranikah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya
hubungan seks pranikah. Para remaja baru tahu bahaya melakukan hubungan seks
pranikah adalah kehamilan diluar nikah, tanpa meikirkan bahaya yang lain seperti
PMS, HIV dan kanker mulut rahim. Remaja yang memiliki pengetahuan yang rendah
mengenai bahaya hubungan seks pranikah memiliki kemungkinan besar melakukan
hubungan seks pranikah.
9. Sikap dan busana yang mengundang hasrat seks
Remaja wanita cenderung menggunakan pakaian yang kurang pantas digunakan
dalam kesehariannya, termasuk waktu berpacaran. Baju yang minim akan
mengundang remaja laki-laki ingin melakukan hal yang tidak boleh dilakukan.
Sebagian para lelaki merasa senang dengan wanita yang menggunakan baju yang
mempertontonkan bagian tubuh yang tidak boleh diperlihatkan, melihat bagian tubuh
wanita yang jarang dilihat mengundang nafsu birahi para remaja laki-laki dan ingin
melakukan hubungan seks bersama dengan pasangannya.
10. Tersedianya lokalisasi atau lagalitas pekerja seks
Para remaja dapat dengan mudah memperoleh pasangan untuk melakuakan
hubungan seks di tempat-tempat yang menyediakan para pekerja seks. Para remaja
hanya tinggal mengeluarkan uang untuk membayar para pekerja seks dan dengan
mudah mendapatkan kepuasan seks. Sampai sekarang tempat lokalisasi dapat
dikunjungi oleh siapapun, dan dari kelangan usia berapapun asal dapat membayar
para pekerja seks tersebut. Keadaan demikian memberi peluang remaja dengan
mudah melampiaskan hasrat seksualnya.
LAMPIRAN 11
LAPORAN PELAKSANAAN EVALUASI (PENILAIAN) DAN TINDAK
LANJUT SATUAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING
A. Topik
: Faktor-Faktor yang Menyebabkan
TerjadinyaHubungan Seks Bebas
B. Spesifikasi Kegiatan
1. Bidang Bimbingan
: Pribadi-Sosial
2. Jenis Layanan
: Bimbingan Klasikal
3. Fungsi Layanan
: Pencegahan
4. Sasaran Layanan
: Siswa kelas XII B Perhotelan SMK PELITA
C. Pelaksanaan Layanan
1. Waktu
: 3 x 45 menit
2. Hari/Tanggal
: 13, 15,20 September 2011
3. Tempat
: Ruang kelas XIIB Perhotelan
4. Deskripsi dan Layanan Komentar pelaksanaan Layanan
Dalam pembahasan topik ini dibagi menjadi tiga kali pertemuan. Pertemuan
pertama,
penulis
menyampaikan
topik
tentang
faktor-faktor
yang
menyebabkan terjadinya hubungan seks bebas. Siswa sangat berantusias
dalam mengikuti layanan. Dalam pertemuan kali ini siswa lebih banyak
bertanya. Pertemuan kedua, metode yang digunakan yaitu permainan peran.
Sebelumnya penulis membagi terlebih dahulu siswa menjadi tiga kelompok.
Cerita yang mereka mainkan adalah topik yang sudah dibahas dalam
pertemuan sebelumnya. Untuk giliran pertama yaitu kelompok dua dengan
tema kemudahan dalam mengantisipasi resiko kehamilan. Anggota kelompok
masih malu dan belum bisa memghayati peran. Siswa yang lain sangat
berantusias dalam menyimak jalannya cerita. Untuk pertemuan ketiga
meneruskan permainan peran. Untuk pertemuan ketiga yang memainkan
peran kelompok satu dan tiga. Berbeda dengan kelompok dua, mereka sudah
lebih matang mempersiapkan segala sesuatunya. Mereka lebih percaya diri
dan memahami peran mereka. Kemudian bersama-sama menarik kesimpulan
dari permainan peran yang sudah dimainkan.
D. Evaluasi (Penilaian)
1. Penilaian Proses
Untuk kegiatan ini penulis lebih mengajak siswa untuk dapat merasakan
faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya hubungan seks bebas. Pada saat
kegiatan siswa tampak berlaku aktif dalam menanggapi materi yang diberikan
oleh penulis dan memainkan perannya masing-masing. Siswa aktif dan bisa
merasakan Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya hubungan seks bebas.
2. Penilaian Hasil
Kegiatan ini dapat dikatakan berhasil karena siswa berlaku aktif dan tujuan
dari layananpun tercapai karena berdasarkan jawaban tertulis siswa, siswa
dapat menyikapi faktor-faktor yang menyebabkan hubungan seks bebas.
E. Analisis Hasil penilaian
1. Cara-cara analisis hasil penilaian sikap siswa
Untuk mengetahui sikap siswa terhadap faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya hubungan seks bebas, penulis memberikan pertanyaan langsung
dan tertulis kepada siswa dan melakukan pengamatan selama siswa mengikuti
kegiatan terlebih saat memainkan peran.
2. Pengungkapan gejala penilaian perilaku anggota
Selama kegiatan bimbingan klasikal ini siswa sangat aktif dan antusias dalam
mengikuti kegiatan.
Salatiga, 20 September 2011
Mengetahui
Guru BK
Rosmelita DR Siregar S.Pd
Penulis
Naomi Retno W
Lembar Observasi
(Untuk Penilaian Proses)
No
1
2
3
4
5
6
7
Aspek yang
diobservasi
Antusias siswa
Partisipasi siswa
Aktivitas siswa
Respon siswa
Atensi siswa
Kelancaran layanan
Suasana pelaksanaan
Sangat Baik
Baik
Kurang
Baik
Tidak Baik
Lampiran Instrumen Evaluasi
LEMBAR REFLEKSI DIRI
Nama Siswa
:..................................
No. Absen
:..................................
Kelas
:..................................
Tulis pengalaman yang Anda peroleh dalam mengikuti kegiatan sebagai berikut :
1. Sebutkan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya hubungan seks bebas?
2. Menurut anda faktor mana yang paling menyebabkan terjadinya hubungan seks
bebas?
3. Bagaimana perasaan anda setelah melakukan kegiatan permainan peran?
4. Apa kesan – kesan Anda setelah mengikuti kegiatan tersebut?
5. Apakah Anda mendapatkan masukan dari hasil diskusi dengan teman lain? Sebutkan
manfaatnya!
LAMPIRAN 12
SATUAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
A. Topik
: Ciuman Dalam Seks Bebas
B. Bidang Bimbingan
: Pribadi Sosial
C. Jenis Layanan
: Bimbingan Klasikal
D. Fungsi Bimbingan
: Pemahaman, Pencegahan
E. Tujuan Layanan
:
1. Siswa mampu menjelaskan pengertian ciuman
2. Siswa mampu menyebutkan macam-macam ciuman dalam seks bebas
F. Sasaran Layanan
: Siswa kelas XIIB Perhotelan
G. Uraian Kegiatan
:
TAHAP
URAIAN KEGIATAN
WAKTU
Pembukaan 1. Salam
7’
2. Membina hubungan baik dengan mengajak
mengungkapkan tujuan dan harapan-harapan
yang ingin dicapai dalam kegiatan ini.
Peralihan
1. Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh
8’
dalam pertemuan ini.
2. Menawarkan dan mengamati apakah siswa
sudah siap menjalani kegiatan ini.
Kegiatan
Inti
1. Memberikan
informasi
mengenai
ciuman
dalam seks bebas.
2. Meminta siswa untuk menyebutkan contoh
ciuman dalam seks bebas
20’
3. Siswa diminta untuk mendiskusikan tentang
ada tidaknya bahaya dalam ciuman.
4. Siswa diminta membahas hasil diskusi.
5. Peneliti menyimpulkan hasil kegiatan dan
materi tentang ada tidaknya bahaya dalam
ciuman.
Penutup
1. Evaluasi
10’
Refleksi hasil : tiap siswa menulis di kertas
yang sudah disediakan tentang pengalaman
mengikuti layanan dan kesan-kesan yang telah
diperoleh dalam mengikuti diskusi.
2. Peneliti mengemukakan bahwa kegiatan akan
diakhiri dengan mengucapkan salam
H. Materi
: Ciuman dalam Seks Bebas
I. Metode
: Ceramah, diskusi
J. Waktu dan Tanggal
: 1x 45 menit, 22 September 2011
K. Tempat Penyelenggaraan : Ruang kelas VII G
L. Penyelenggara Layanan : Peneliti
M. Pihak yang Disertakan
: Guru BK
N. Alat dan Perlengkapan
: Materi ciuman dalam seks bebas, LCD, Laptop
O. Rencana Penilaian dan Tindak Lanjut
1. Penilaian Proses
: mengamati kesungguhan siswa dalam mengikuti
layanan
2. Penilaian Hasil
Laiseg : memberi pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui pemahaman
siswa terhadap ciuman dalam seks bebas.
3. Tindak Lanjut
: Melakukan bimbingan kelompok, konseling
perorangan bagi siswa yang membutuhkan atau
siswa yang mempunyai masalah dengan materi
layanan.
Salatiga, 22 September 2011
Mengetahui
Guru BK
Rosmelita DR Siregar S.Pd
Penulis
Naomi Retno W
LAMPIRAN 13
CIUMAN DALAM HUBUNGAN SEKSUAL
Ciuman merupakan salah satu perangsangan yang turut menggelorakan birahi
sepasang pencinta sebelum bersatu dalam hubungan seksual. untuk menggelorakan
hasrat seksual pasangannya, dapat dilakukan dengan mencium bagian-bagian tubuh
pasangan yang sensitif, yang kemudian bisa disertai atau dilanjutkan dengan meraba,
mengelus, atau menggigit dengan gigitan gemas. Ciuman yang berhubungan dengan
seksual itu di antaranya adalah:
Ciuman pada Jari Tangan
Dalam “kebudayaan” Barat, seorang lelaki biasanya mencium jari tangan
kanan
perempuan
sebagai
tanda
penghormatannya
sekaligus
menunjukkan
keromantisan si pencium.Dari kontak fisik antara bibir dan jari-jari tangan tersebut
mengalir kehangatan, kesenangan, sekaligus keinginan. Meskipun saraf-saraf yang
terdapat pada jari-jari tangan tidak sebanyak dan tidak sesensitif dibandingkan bibir,
namun mencium jari tangan pasangan akan dapat semakin menggelorakan hasrat
bercinta dengan pasangan.
Ciuman pada Kelopak Mata
Kelopak mata adalah bagian wilayah wajah yang begitu menggoda untuk
dicium, karena kelembutan serta kehangatan kulitnya. Sensasi kenikmatan rasa akan
dirasakan keduanya, si pencium akan merasakan kelembutan kulit kelopak mata yang
diciumnya, sementara pasangannya akan merasakan kehangatan tersendiri dari
sentuhan bibir pasangannya. Ciuman pada kelopak mata biasanya ditujukan untuk
ucapan perpisahan. Namun demikian pantas pula dilakukan sepasang pencinta, baik
ketika berhubungan intim maupun ketika telah selesai.
Ciuman pada Hidung
Hidung merupakan tempat keluar-masuknya udara untuk bernapas yang dalam
Kamasutra disimbolkan sebagai kehidupan. Hidung juga merupakan sasaran
penciuman yang tidak kalah menggairahkan dibandingkan bagian-bagian wajah yang
lain.Perempuan yang dicium hidungnya, bisa jadi akan membangkitkan gairahnya
dan berhasrat meneruskan percumbuannya menjadi hubungan seksual.
Ciuman pada Bibir
Dalam berciuman, bibir bisa jadi merupakan sasaran pertama untuk dicium. Bentuk
serta kelembutannya sungguh-sungguh amat menggoda hingga berbagai teknik
ciuman bisa dilakukan sepasang pencinta dengan mengadu kedua bibir masingmasing tersebut.Saraf-saraf yang begitu banyak tersebar di bibir akan segera
memberikan “pesan” khusus kepada pemiliknya ketika ia disentuh bibir pasangannya.
Ciuman pada Telinga
Telinga adalah bagian yang begitu menggoda untuk dicium. Selain amat menggoda,
telinga, terlebih-lebih yang sebelah kiri, adalah tempat yang menjadi pembangkit
hasrat seksual bagi si empunya telinga ketika mendapat “serangan
Ciuman pada Kening
Ciuman pada kening atau dahi biasanya dilakukan lelaki kepada pasangannya
sebagai ucapan terima kasih dan penghormatannya. Perempuan akan tersanjung dan
berbahagia diperlakukan penuh hormat seperti itu. Oleh karena itu ciuman pada
kening biasanya dilakukan lelaki setelah berhubungan intim. Walau demikian, tidak
tertutup kemungkinan ketika masih berhubungan intim dapat mencium kening ini,
karena sensasi sensual yang ditimbulkannya juga tidak kalah sensasinya.
Ciuman pada Leher
Leher merupakan bagian tubuh yang menimbulkan sensasi rasa tersendiri
ketika mendapat ciuman. Letaknya yang unik laksana penyambung wilayah wajah
dan dada, tentu tidak akan dilewatkan para pencinta yang tengah mencium
pasangannya. Leher adalah bagian sensitif sekaligus tempat yang sangat menggoda
lagi menggairahkan bagi bibir atau lidah pencium yang sedang “meluncur” menuju
bagian lain setelah puas mencumbu wajah pasangannya.Tempat-tempat di leher yang
bisa jadi sasaran ciuman yang akan semakin menggelorakan hasrat adalah pada leher
bagian depan, serta bagian lembut di belakang kepala.
Di tempat leher itulah para pencinta tidak hanya dapat mencium, namun bisa
pula
menggigitnya
hingga
menimbulkan
menimbulkan perasaan sakit si empunya leher.
“luka
merah-merah”
yang
tidak
LAMPIRAN 14
LAPORAN PELAKSANAAN EVALUASI (PENILAIAN) DAN TINDAK
LANJUT SATUAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING
A. Topik
: Ciuman dalam Seks Bebas
B. Spesifikasi Kegiatan
1. Bidang Bimbingan
: Pribadi-Sosial
2. Jenis Layanan
: Bimbingan Klasikal
3. Fungsi Layanan
: Pencegahan
4. Sasaran Layanan
: Siswa kelas XII B Perhotelan SMK PELITA
C. Pelaksanaan Layanan
1. Waktu
: 45 menit
2. Hari/Tanggal
: 22 September 2011
3. Tempat
: Ruang kelas XIIB Perhotelan
4. Deskripsi dan Layanan Komentar pelaksanaan Layanan
Kegiatan ini siswa bisa mengikuti kegiatan dengan lebih baik karena kegiatan
ini merupakan kegiatan yang ke enam. Dalam kegiatan ini sebagian besar
siswa sudah mengetahui macam-macam ciuman. Siswa sangat berantusias
mengikuti kegiatan ini. Siswa juga menanyakan hal-hal yang mereka tidak
ketahui.
D. Evaluasi (Penilaian)
1. Penilaian Proses
Untuk kegiatan keenam ini, siswa tampak berlaku aktif dalam menanggapi
materi yang diberikan oleh penulis. Siswa aktif dan bisa mengetahui
mmacam-macam ciuman dalam seks bebas termasuk ciuman yang beresiko.
2. Penilaian Hasil
Kegiatan keenam dapat dikatakan berhasil karena siswa berlaku aktif dan
tujuan dari layananpun tercapai karena berdasarkan jawaban tertulis siswa,
siswa dapat menyikapi ciuman dalam seks bebas.
E. Analisis Hasil penilaian
1. Cara-cara analisis hasil penilaian sikap siswa
Penulis memberikan pertanyaan langsung dan tertulis kepada siswa dan
penulis mengamati antusias siswa dalam mengikuti layanan.
2. Pengungkapan gejala penilaian perilaku anggota
Selama kegiatan bimbingan klasikal ini siswa aktif dan antusias dalam
mengikuti kegiatan.
Salatiga, 22 September 2011
Mengetahui
Guru BK
Rosmelita DR Siregar S.Pd
Penulis
Naomi Retno W
Lembar Observasi
(Untuk Penilaian Proses)
No
1
2
3
4
5
6
7
Aspek yang
diobservasi
Antusias siswa
Partisipasi siswa
Aktivitas siswa
Respon siswa
Atensi siswa
Kelancaran layanan
Suasana pelaksanaan
Sangat Baik
Baik
Kurang
Baik
Tidak Baik
Lampiran Instrumen Evaluasi
LEMBAR REFLEKSI DIRI
Nama Siswa
:..................................
No. Absen
:..................................
Kelas
:..................................
Tulis pengalaman yang Anda peroleh dalam mengikuti kegiatan sebagai berikut :
1. Menurut Anda apa yang dimaksud dengan ciuman?
2. Sebutkan macam-macam ciuman dalam seks bebas?
3. Bagaimana seharusnya sikap anda terhadap ciuman dalam seks bebas?
4. Apa kesan – kesan Anda setelah mengikuti kegiatan tersebut?
5. Apakah Anda mendapatkan masukan dari hasil diskusi dengan teman lain? Sebutkan
manfaatnya!
LAMPIRAN 15
SATUAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
Topik
: Pergaulan Bebas
B. Bidang Bimbingan
: Pribadi Sosial
C. Jenis Layanan
: Bimbingan Klasikal
D. Fungsi Bimbingan
: Pemahaman, Pencegahan
E. Tujuan Layanan
:
1. Siswa mampu menjelaskan pengertian pergaulan bebas.
2. Siswa mampu mengerti penyebab dari pergaulan bebas.
3. Siswa mampu menyebutkan dampak dari pergaulan babas.
F. Sasaran Layanan
: Siswa kelas XIIB Perhotelan SMK PELITA
Salatiga
G. Uraian Kegiatan
:
TAHAP
URAIAN KEGIATAN
Pembukaan 1. Salam
WAKTU
7’
2. Menyampaikan tujuan dan harapan-harapan
yang ingin dicapai dalam kegiatan ini.
Peralihan
1. Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh
dalam pertemuan ini.
2. Menawarkan dan mengamati apakah siswa
sudah siap menjalani kegiatan ini.
8’
Kegiatan
Inti
1. Memberikan informasi mengenai pengertian
65’
pergaulan bebas
2. Memberikan informasi mengenai penyebab
maraknya pergaulan bebas remaja
3. Memberi informasi tentang dampak pergaulan
bebas.
4. Peneliti menayangkan film “Akibat Pergaulan
Bebas”.
5. Siswa diminta untuk mendiskusikan tentang
makna yang terkandung dalan film yang sudah
ditayangkan dan dampak paling besar dari seks
bebas.
6. Siswa diminta menjelaskan hasil diskusi
7. Peneliti menyimpulkan hasil kegiatan dan
diskusi pergaulan bebas.
Penutup
1. Evaluasi
10’
Refleksi hasil : tiap siswa menulis di kertas
yang sudah disediakan tentang pengalaman
mengikuti layanan dan kesan-kesan yang telah
diperoleh dalam mengikuti diskusi.
2. Peneliti mengemukakan bahwa kegiatan akan
diakhiri dengan mengucapkan salam
H. Materi
: Pergaulan Bebas, Film “Akibat Pergaulan Bebas”
I. Metode
: Ceramah, Diskusi, Penayangan film
J. Waktu dan Tanggal
: 2x45 menit,27, 29 September 2011
K. Tempat Penyelenggaraan : Ruang kelas XIIB Perhotelan
L. Penyelenggara Layanan : Peneliti
M. Pihak yang Disertakan
: Guru BK
N. Alat dan Perlengkapan
: Materi Pergaulan Bebas, Film, LCD, Laptop
O. Rencana Penilaian dan Tindak Lanjut
1. Penilaian Proses
: mengamati partisipasi, antusias siswa dalam
mengikuti layanan.
2. Penilaian Hasil
:
Laiseg : memberi pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui pemahaman
siswa terhadap pergaulan bebas.
3. Tindak Lanjut
: Melakukan bimbingan kelompok, konseling
perorangan bagi siswa yang membutuhkan atau
siswa yang mempunyai masalah dengan materi layanan
Salatiga, 27 September 2011
Mengetahui
Guru BK
Rosmelita DR Siregar S.Pd
Penulis
Naomi Retno W
LAMPIRAN 16
PERGAULAN BEBAS
A. Pengertian Pergaulan Bebas
Kita tentu tahu bahwa pergaulan bebas itu adalah salah satu bentuk perilaku
menyimpang, yang mana “bebas” yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma
ketimuran yang ada. Masalah pergaulan bebas ini sering kita dengar baik di
lingkungan maupun dari media massa. Remaja adalah individu labil yang emosinya
rentan tidak terkontrol oleh pengendalian diri yang benar. Masalah keluarga,
kekecewaan, pengetahuan yang minim, dan ajakan teman-teman yang bergaul bebas
membuat makin berkurangnya potensi generasi muda Indonesia dalam kemajuan
bangsa.
Pergaulan bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari makhluk manusia
sebab manusia adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan orang
lain, dan hubungan antar manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal
relationship).
Pergaulan juga adalah HAM setiap individu dan itu harus dibebaskan,
sehingga setiap manusia tidak boleh dibatasi dalam pergaulan, apalagi dengan
melakukan diskriminasi, sebab hal itu melanggar HAM. Jadi pergaulan antar manusia
harusnya bebas, tetapi tetap mematuhi norma hukum, norma agama, norma budaya,
serta norma bermasyarakat. Jadi, kalau secara medis kalau pergaulan bebas namun
teratur atau terbatasi aturan-aturan dan norma-norma hidup manusia tentunya tidak
akan menimbulkan ekses-ekses seperti saat ini.
B.
Penyebab Maraknya Pergaulan Bebas Remaja Indonesia
Ada banyak sebab remaja melakukan pergaulan bebas. Penyebab tiap remaja
mungkin berbeda tetapi semuanya berakar dari penyebab utama yaitu kurangnya
pegangan hidup remaja dalam hal keyakinan/agama dan ketidakstabilan emosi
remaja. Hal tersebut menyebabkan perilaku yang tidak terkendali, seperti pergaulan
bebas & penggunaan narkoba yang berujung kepada penyakit seperti HIV & AIDS
ataupun kematian. Berikut ini di antara penyebab maraknya pergaulan bebas di
Indonesia:
1. Sikap mental yang tidak sehat
Sikap mental yang tidak sehat membuat banyaknya remaja merasa bangga
terhadap pergaulan yang sebenarnya merupakan pergaulan yang tidak
sepantasnya, tetapi mereka tidak memahami karena daya pemahaman yang
lemah. Dimana ketidakstabilan emosi yang dipacu dengan penganiayaan
emosi seperti pembentukan kepribadian yang tidak sewajarnya dikarenakan
tindakan keluarga ataupun orang tua yang menolak, acuh tak acuh,
menghukum, mengolok-olok, memaksakan kehendak, dan mengajarkan yang
salah tanpa dibekali dasar keimanan yang kuat bagi anak, yang nantinya akan
membuat mereka merasa tidak nyaman dengan hidup yang mereka biasa
jalani sehingga pelarian dari hal tersebut adalah hal berdampak negatif,
contohnya dengan adanya pergaulan bebas.
2. Pelampiasan rasa kecewa
Yaitu ketika seorang remaja mengalami tekanan dikarenakan kekecewaannya
terhadap orang tua yang bersifat otoriter ataupun terlalu membebaskan,
sekolah yang memberikan tekanan terus menerus(baik dari segi prestasi untuk
remaja yang sering gagal maupun dikarenakan peraturan yang terlalu
mengikat), lingkungan masyarakat yang memberikan masalah dalam
sosialisasi, sehingga menjadikan remaja sangat labil dalam mengatur emosi,
dan mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif di sekelilingnya, terutama
pergaulan bebas dikarenakan rasa tidak nyaman dalam lingkungan hidupnya.
3. Kegagalan remaja menyerap norma
Hal ini disebabkan karena norma-norma yang ada sudah tergeser oleh
modernisasi yang sebenarnya adalah westernisasi.
C.
Ciri-Ciri Pergaulan Bebas
1) Penghamburan harta untuk memenuhi keinginan sex bebasnya
2) Upaya mendapatkan harta dan uang dengan menghalalkan segala cara
termasuk dari jalan yang haram dan keji
3) Menimbulkan perilaku munafik dalam masyarakat
4) Rasa ingin tahu yang besar
5) Rasa ingin mencoba dan merasakan
6) Terjadi perubahan-perubahan emosi, pikiran, lingkungan pergaulan dan
tanggung jawab yang dihadapi.
7) Mudah mengalami kegelisahan, tidak sabar, emosional, selalu ingin melawan,
rasa malas, perubahan dalam keinginan, ingin menunjukkan eksistensi dan
kebanggaan diri serta selalu ingin mencoba dalam banyak hal.
8) Kesukaran yang dialami timbul akibat konflik karena keinginannya menjadi
dewasa dan berdiri sendiri dan keinginan akan perasaan aman sebagai
seorang anak dalam keluarganya.
9) Banyak mengalami tekanan mental dan emosi.
10) Terjerat dalam pesta hura-hura ganja, putau, ekstasi, dan pil-pil setan lain.
D.
Dampak dari pergaulan bebas
Pergaulan bebas identik sekali dengan yang namanya “dugem” (dunia
gemerlap). Yang sudah menjadi rahasia umum bahwa di dalamnya marak sekali
pemakaian narkoba. Ini identik sekali dengan adanya seks bebas. Yang akhirnya
berujung kepada HIV/AIDS. Dan pastinya setelah terkena virus ini kehidupan remaja
akan menjadi sangat timpang dari segala segi.
LAMPIRAN 17
LAPORAN PELAKSANAAN EVALUASI (PENILAIAN) DAN TINDAK
LANJUT SATUAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING
A. Topik
: Pergaulan Bebas
B. Spesifikasi Kegiatan
1. Bidang Bimbingan
: Pribadi-Sosial
2. Jenis Layanan
: Bimbingan Klasikal
3. Fungsi Layanan
: Pencegahan
4. Sasaran Layanan
: Siswa kelas XII B Perhotelan SMK PELITA
C. Pelaksanaan Layanan
1. Waktu
: 2 x 45 menit
2. Hari/Tanggal
: 27 dan 29 September 2011
3. Tempat
: Ruang kelas XIIB Perhotelan
4. Deskripsi dan Layanan Komentar pelaksanaan Layanan
Untuk kegiatan petama adalah pemberian materi tentang pergaulan bebas.
Penulis memeberikan contoh kasus pergaulan bebas yang ada di Indonesia.
Kemudian penulis menjelaskan tentang pergaulan bebas. Siswa sangat aktif
dalam mengikuti kegiatan. Kegitan kedua, metode yang digunakan yaitu
penayangan film. Film yang ditayangkan berjudul “Akibat Pergaulan Bebas”.
Siswa sangat berantusias dalam mengikuti kegiatan ini. Walaupun ada
beberapa siswa yang sudah pernah melihatnya. Namun mereka sangat
menikmati film yang mereka saksikan.
D. Evaluasi (Penilaian)
1. Penilaian Proses
Untuk kegiatan ini siswa tampak berlaku aktif
dan antusias dalam
menanggapi materi yang diberikan dan film yang ditayangkan oleh penulis.
Siswa aktif dan bisa merasakan dampak dari pergaulan bebas.
2. Penilaian Hasil
Kegiatan ini dapat dikatakan berhasil karena siswa berlaku aktif dan antusias
sehingga tujuan dari layananpun tercapai karena berdasarkan jawaban tertulis
siswa, siswa dapat menyikapi pergaulan bebas beserta dampaknya.
E. Analisis Hasil penilaian
1. Cara-cara analisis hasil penilaian sikap siswa
Penulis memberikan pertanyaan langsung dan tertulis kepada siswa. Penulis
juga mengamati antusiasme siswa dlam mengikuti layanan. Dan hasilnya
siswa dapat mengambil sikap bijaksana terhadap pergaulan bebas.
2. Pengungkapan gejala penilaian perilaku anggota
Selama kegiatan bimbingan klasikal ini siswa sangat aktif dan sangat antusias
dalam mengikuti kegiatan.
Salatiga, 29 September 2011
Mengetahui
Guru BK
Rosmelita DR Siregar S.Pd
Penulis
Naomi Retno W
Lembar Observasi
(Untuk Penilaian Proses)
No
1
2
3
4
5
6
7
Aspek yang
diobservasi
Antusias siswa
Partisipasi siswa
Aktivitas siswa
Respon siswa
Atensi siswa
Kelancaran layanan
Suasana pelaksanaan
Sangat Baik
Baik
Kurang
Baik
Tidak Baik
Lampiran Instrumen Evaluasi
LEMBAR REFLEKSI DIRI
Nama Siswa
:..................................
No. Absen
:..................................
Kelas
:..................................
Tulis pengalaman yang Anda peroleh dalam mengikuti kegiatan sebagai berikut :
1. Menurut Anda apa yang dimaksud dengan pergaulan bebas?
2. Apa saja yang menjadi penyebab dari pergaulan bebas?
3. Sebutkan dampak dari pergaulan bebas remaja?
4. Apa kesan – kesan Anda setelah mengikuti kegiatan tersebut?
5. Apakah Anda mendapatkan masukan dari hasil diskusi dengan teman lain?
Sebutkan manfaatnya!
LAMPIRAN 18
SATUAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
A. Topik
: PMS Sebagai Dampak Hubungan Seks dengan
Bergonta-Ganti Pasangan
B. Bidang Bimbingan
: Pribadi Sosial
C. Jenis Layanan
: Bimbingan Klasikal
D. Fungsi Bimbingan
: Pemahaman, Pencegahan
E. Tujuan Layanan
:
1. Siswa mampu menjelaskan pengertian PMS.
2. Siswa mampu mengerti penularan PMS.
3. Siswa mampu menyebutkan jenis-jenis PMS.
F. Sasaran Layanan
: Siswa kelas XIIB Perhotelan SMK PELITA
Salatiga
G. Uraian Kegiatan
:
TAHAP
URAIAN KEGIATAN
Pembukaan 1. Salam
WAKTU
7’
2. Menyampaikan tujuan dan harapan-harapan
yang ingin dicapai dalam kegiatan ini.
Peralihan
1. Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh
dalam pertemuan ini.
2. Menawarkan dan mengamati apakah siswa
sudah siap menjalani kegiatan ini.
8’
Kegiatan
Inti
1. Memberikan informasi mengenai pengertian
20’
PMS
2. Memberikan informasi mengenai penularan
PMS
3. Memberi informasi tentang jenis-jenis PMS
4. Siswa diminta untuk mendiskusikan tentang
cara menghindarkan diri dari PMS
5. Siswa diminta menjelaskan hasil diskusi
6. Peneliti menyimpulkan hasil kegiatan dan
diskusi
tentang
hubungan
seks
PMS
sebagai
dengan
dampak
bergonta-ganti
pasangan.
Penutup
1. Evaluasi
Refleksi hasil : tiap siswa menulis di kertas
yang sudah disediakan tentang pengalaman
mengikuti layanan dan kesan-kesan yang telah
diperoleh dalam mengikuti diskusi.
2. Peneliti mengemukakan bahwa kegiatan akan
diakhiri dengan mengucapkan salam
H. Materi
: PMS
I. Metode
: Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab
J. Waktu dan Tanggal
: 1x45 menit, 1 Oktober 2011
K. Tempat Penyelenggaraan : Ruang kelas XIIB Perhotelan
L. Penyelenggara Layanan : Peneliti
M. Pihak yang Disertakan
: Guru BK
N. Alat dan Perlengkapan
: Materi PMS, LCD, Laptop
10’
O. Rencana Penilaian dan Tindak Lanjut
1. Penilaian Proses : mengamati partisipasi, antusias, dan rasa ingin tau
siswa dalam mengikuti layanan.
2. Penilaian Hasil
Laiseg
:
: memberi pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui pemahaman
siswa terhadap PMS.
3. Tindak Lanjut
: Melakukan bimbingan kelompok, konseling
perorangan bagi siswa yang membutuhkan atau
siswa yang mempunyai masalah dengan materi layanan
Salatiga, 1 Oktober 2011
Mengetahui
Guru BK
Rosmelita DR Siregar S.Pd
Penulis
Naomi Retno W
LAMPIRAN 19
PMS AKIBAT HUBUNGAN SEKS BEBAS DENGAN BERGONTA GANTI
PASANGAN
A. Pengertian PMS
Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah : Suatu gangguan/ penyakit-penyakit
yang ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak atau hubungan seksual.
Pertama sekali penyakit ini sering disebut '
Penyakit Kelamin'atau Veneral Disease,
tetapi sekarang sebutan yang paling tepat adalah Penyakit Hubungan Seksual/
Seksually Transmitted Disease atau secara umum disebut Penyakit Menular Seksual
(PMS) yang disebabkan :
•
Disebabkan oleh Bakteri : Gonorrhoe, Sifilis, Urethritis, Vaginosis Bakterial
•
Disebabkan Virus : AIDS, Herpes Genitalis, Hepatitis B, Kondiloma
Akuminata
•
Disebabkan oleh Jamur : Kandidiasis Vaginosis
•
Disebabkan oleh Parasit : Scabies, Pedikulosis Pubis
B. Gejala awal yang menjadi pertanda PMS, diantaranya :
1. benjolan atau lecet di sekitar alat kelamin
2. gatal atau sakit di sekitar alat kelamin
3. bengkak atau merah di sekitar lat kelamin
4. rasa sakit atau terbakar saat buang air kecil
5. buang air kecil lebih sering dari biasanya
6. demam, lemah, kulit menguning dan rasa nyeri sekujur tubuh
7. kehilangan berat badan, diare dan keringat malam hari
8. keluar cairan dari alat vital yang tidak biasa, berbau dan gatal
9. pada wanita keluar darah di luar masa menstruasi dll
C. Akibat dari PMS
•
kemandulan
•
kecacatan
•
gangguan kehamilan
•
kanker
•
kematian
D. Penularan PMS
Penularan PMS juga dapat terjadi dengan cara lain, yaitu :
Melalui darah :
•
transfusi darah dengan darah yang sudah terinfeksi HIV,
•
saling bertukar jarum suntik pada pemakaian narkoba,
•
tertusuk jarum suntik yang tidak steril secara sengaja/tidak sengaja,
•
menindik telinga atau tato dengan jarum yang tidak steril,
•
penggunaan alat pisau cukur secara bersama-sama (khususnya jika terluka dan
menyisakan darah pada alat).
Dari ibu hamil kepada bayi :
•
saat hamil,
•
saat melahirkan,
•
saat menyusui
E. Cara menghindarkan diri dari PMS
Bagi remaja yang belum menikah, cara yang paling ampuh adalah tidak
melakukan hubungan seksual, saling setia bagi pasangan yang sudah menikah,
hindari hubungan seksual yang tidak aman atau berisiko, selalu menggunakan
kondom untuk mencegah penularan PMS, selalu menjaga kebersihan alat kelamin.
Jenis-jenis PMS. Ada banyak macam penyakit yang bisa digolongkan sebagai PMS.
Di Indonesia yang banyak ditemukan saat ini adalah gonore (GO), sifilis (raja singa),
herpes kelamin, klamidia, trikomoniasis, kandidiasis vagina, kutil kelamin.
F. Jenis-Jenis PMS
1. Sifilis
Sifilis adalah suatu penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri
Treponema pallidum, bentuknya sangat kecil. Bakteri tersebut umumnya hidup di
mukosa (saluran) genetalia, rektum, dan mulut yang hangat dan basah. Bakteri
penyebab sifilis dapat ditularkan dari satu orang ke orang yang lain melalui hubungan
genito-genital (kelamin-kelamin) maupun oro-genital (seks oral). Sifilis tidak
ditularkan tanpa hubungan seksual, apalagi melalui benda mati seperti misalnya
bangku, tempat duduk toilet, handuk, gelas, atau benda-benda lain yang bekas
digunakan atau dipakai oleh pengindap.
2. Trikomoniasis
Trikomoniasis merupakan penyakit infeksi protozoa yang disebabkan oleh
Trichomonas vaginalis, biasanya ditularkan melalui hubungan seksual dan sering
menyerang saluran kencing bagian bawah pada wanita. Keluhan lain yang mungkin
terjadi adalah pendarahan setelah melakukan hubungan kelamin dan pendarahan
diantara menstruasi.
3. Kandidiasis
Kandidiasis adalah infeksi saluran kelamin yang disebabkan oleh Candida
albicans dan ragi (Yeast) lain dari genus kandida. Infeksi biasanya bersifat local.
Selain pada vulva atau vagina, juga pada hidung, mulut, tenggorok, usus, dan kulit.
Candida adalah mikroorganisme oportunis, dapat dijumpai di seluruh badan, terutama
dalam mulut, kolon, kuku, vagina, dan saluran anorektal.Gejala yang biasanya
muncul pada kandidosis adalah keluhan panas, atau iritasi pada vulva dan keputihan
yang tidak berbau.
4. Gonore
Gonore (GO) adalah penyakit menular seksual (PMS), yang disebabkan oleh
kuman yang bernama Neisseria gonorrhoaea yang menginfeksi lapisan dalam uretra,
leher rahim, rektum (usus bagian bawah), tenggorokan maupun bagian putih mata
(Gonorhoaea Conjugtiva). Gonore bisa menyebar melalui aliran darah kebagian tubuh
lainnya, terutama kulit dan persendian.
Ciri-ciri orang yang terkena gonore adalah: apabila pria, ia akan merasa panas
ketika buang air kecil (kencing), dan bila diamati, ternyata setelah mengeluarkan air
seni, dari ujung alat kelaminnya akan terlihat adanya nanah yang ikut terbawa keluar.
Pada wanita gonore umumnya tidak menimbulkan rasa panas atau sakit, terkecuali
jika ia terjangkit penyakit keputihan dengan gejala keluarnya semacam lendir atau
cairan kuning kehijau-hijauan (semacam nanah), dalam jumlah yang cukup banyak.
Selain menimbulkan rasa panas dan bernanah, gonore juga dapat menyebabkan
merah dan bengkak pada ujung alat kelamin kaum pria, juga di sekeliling vagina
(liang senggama) kaum wanita yang terinfeksi gonore.
5. HIV/AIDS
AIDS (Aquired immuno deficiency syindrome) . Sydrome adalah sindroma
merupakan kumpulan gejala dan tanda pepnyakit; Defisiency = kekurangan; Immuno
= berarti kekebalan ; Aquired = diperoleh/didapat. Dalam hal ini AIDS bukan
penyakit keturunan tetapi penyakit virus HIV ( Human Imuno Deficiency Virus) yang
menghancurkan kekebalan tubuh manusia. AIDS ditularkan melaluiseksual, trasfusi
darah, pemberian produk darah , alat suntik dan ibu hamil pengindap HIV kepada
bayinya.
LAMPIRAN 20
LAPORAN PELAKSANAAN EVALUASI (PENILAIAN) DAN TINDAK
LANJUT SATUAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING
A. Topik
: Penyakit Menular Seksual Sebagai Dampak
dari Seks Bebas
B. Spesifikasi Kegiatan
1. Bidang Bimbingan
: Pribadi-Sosial
2. Jenis Layanan
: Bimbingan Klasikal
3. Fungsi Layanan
: Pencegahan
4. Sasaran Layanan
: Siswa kelas XII B Perhotelan SMK PELITA
C. Pelaksanaan Layanan
1. Waktu
: 45 menit
2. Hari/Tanggal
: 1 Oktober 2011
3. Tempat
: Ruang kelas XIIB Perhotelan
4. Deskripsi dan Layanan Komentar pelaksanaan Layanan
Kegiatan ini merupakan kegiatan akhir dalam pemberian layanan. Pada saat
penulis memberitahukan topik yang akan dibahas adalah penyakit penular
seksual, siswa terlihat sangat berantusias. Kemudian penulis menjelaskan dan
menayangkan gambar-gambar tantang penyakit menular seks. Siswa semakan
berantusias dan mempunyai rasa ingin tahu yang besar. Siswa akttif dalam
memberikan pertanyaan.
D. Evaluasi (Penilaian)
1. Penilaian Proses
Untuk kegiatan yang terakhir siswa tampak berlaku aktif dalam menanggapi
materi yang diberikan oleh penulis. Selain itu siswa mempunyai rasa ingin
tahu yang besar tentang penyakit menular seksual. Siswa aktif dan bisa
merasakan bahaya dari hubungan seks bebas dengan bergonta ganti pasangan.
2. Penilaian Hasil
Kegiatan yang terakhir ini dapat dikatakan berhasil karena siswa berlaku aktif
dan sangat berantusias sehingga tujuan dari layananpun tercapai karena
berdasarkan jawaban tertulis siswa, siswa dapat menyikapi penyakit menular
seksual sebagai akibat hubungan seks bebas dengan bergonta-ganti pasangan.
E. Analisis Hasil penilaian
1. Cara-cara analisis hasil penilaian sikap siswa
Penulis memberikan pertanyaan langsung dan tertulis kepada siswa dan
mengamati antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan. Hasilnya dapat
diketahui bahwa siswa dapat mengambil sikap bijaksana terhadap penyakit
menular seksual seksual sebagai akibat dari pergaulan bebas dengan bergontaganti pasangan.
2. Pengungkapan gejala penilaian perilaku anggota
Selama kegiatan bimbingan klasikal ini siswa sangat aktif dan sangat antusias
dalam mengikuti kegiatan.
Salatiga, 1 Oktober 2011
Mengetahui
Guru BK
Rosmelita DR Siregar S.Pd
Penulis
Naomi Retno W
Lembar Observasi
(Untuk Penilaian Proses)
No
1
2
3
4
5
6
7
Aspek yang
diobservasi
Antusias siswa
Partisipasi siswa
Aktivitas siswa
Respon siswa
Atensi siswa
Kelancaran layanan
Suasana pelaksanaan
Sangat Baik
Baik
Kurang
Baik
Tidak Baik
Lampiran Instrumen Evaluasi
LEMBAR REFLEKSI DIRI
Nama Siswa
:..................................
No. Absen
:..................................
Kelas
:..................................
Tulis pengalaman yang Anda peroleh dalam mengikuti kegiatan sebagai berikut :
1. Menurut Anda apa yang dimaksud dengan PMS (Penyakit Menular Seksual?
2. Bagaimana cara penularan PMS?
3. Sebutkan jenis-jenis PMS?
4. Apa kesan – kesan Anda setelah mengikuti kegiatan tersebut?
5. Apakah Anda mendapatkan masukan dari hasil diskusi dengan teman lain? Sebutkan
manfaatnya!
PRE TEST SKALA PERILAKU SEKSUALITAS BEBAS REMAJA
POST TEST PERILAKU SEKSUALITAS BEBAS REMAJA
Download