KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

advertisement
MATA KULIAH
Kesehatan Reproduksi
WAKTU
DOSEN
IRMA NURIANTI, SKM. M.Kes
TOPIK
Asuhan Kesehatan Reproduksi Remaja
Asuhan Kesehatan Reproduksi Remaja
1
SUB TOPIK
Asuhan Kesehatan Reproduksi pada Remaja
OBJEKTIF PERILAKU MAHASISWA
Setelah membaca akhir perkuliahan, mahasiswa dapat :
-
Menjelaskan tentang asuhan kesehatan reproduksi remaja
REFERENSI
1.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Dirjen Pembinaan Kesehatan
2.
Ida Bagus Gde manuaba, 1999, Memahami Kesehatan reproduksi wanita, Area
EGC Jakarta.
3.
Masyarakat, 1996, “Kesehatan Reproduksi di Indonesia”, Jakarta.
4.
Mohamad, Kartono, 1998, “Kontradiksi Dalam Kesehatan Reproduksi”,
Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
5.
Perkumpulan
Keluarga
Berencana
Indonesia,
PPK-UGM,
dan
Ford
Foundation, 1995,
6.
“Hak-hak reproduksi dan kesehatan reproduksi, terjemahan bahasa
7.
Indonesia Implication of the ICPD programme of action Chapter VII,
Yogyakarta.
8.
Wahid, Abdurrahman, dkk, 1996, “Seksualitas, Kesehatan Reproduksi dan
Ketimpangan Gender”, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
9.
Wattie, Anna Marie,1996, “Kesehatan Reproduksi dasar pemikiran, pengertian
dan implikasi”, Pusat Penelitian Kependudukan UGM, Yogyakarta.
10.
Wattie, Anna Marie, 1996. “Telaah Aspek-Aspek Sosial Dalam Persoalan
Kesehatan Reproduksi”, Pusat penelitian Kependudukan UGM, Yogyakarta.
11.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Bunga rampai Obstetri dan
Ginekologi Sosial, Jakarta.
Kesehatan Reproduksi
Asuhan Kesehatan Reproduksi Remaja
2
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA
Defenisi Remaja
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia)
adalah 12 sampai 24 tahun. Namun jika pada usia remaja seseorang sudah menikah,
maka ia tergolong dalam dewasa atau bukan lagi remaja. Sebaliknya, jika usia sudah
bukan lagi remaja tetapi masih tergantung pada orang tua (tidak mandiri), maka
dimasukkan ke dalam kelompok remaja.
Kata “remaja” berasal dari bahasa latin yaitu adolescere yang berarti to grow atau to
grow maturity (Golinko, 1984 dalam Rice, 1990). Banyak tokoh yang memberikan
definisi tentang remaja, seperti DeBrun (dalam Rice, 1990) mendefinisikan remaja
sebagai periode pertumbuhan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Papalia
dan Olds (2001) tidak memberikan pengertian remaja (adolescent) secara eksplisit
melainkan secara implicit melalui pengertian masa remaja (adolescence).
Menurut Papalia dan Olds (2001), masa remaja adalah masa transisi perkembangan
antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia
12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan
tahun.
Menurut Adams & Gullota (dalam Aaro, 1997), masa remaja meliputi usia antara 11
hingga 20 tahun. Sedangkan Hurlock (1990) membagi masa remaja menjadi masa
remaja awal (13 hingga 16 atau 17 tahun) dan masa remaja akhir (16 atau 17 tahun
hingga 18 tahun). Masa remaja awal dan akhir dibedakan oleh Hurlock karena pada
masa remaja akhir individu telah mencapai transisi perkembangan yang lebih
mendekati masa dewasa.
Papalia & Olds (2001) berpendapat bahwa masa remaja merupakan masa antara
kanak-kanak dan dewasa. Sedangkan Anna Freud (dalam Hurlock, 1990)
Kesehatan Reproduksi
Asuhan Kesehatan Reproduksi Remaja
3
berpendapat bahwa pada masa remaja terjadi proses perkembangan meliputi
perubahan-perubahan yang berhubungan dengan perkembangan psikoseksual, dan
juga terjadi perubahan dalam hubungan dengan orangtua dan cita-cita mereka,
dimana pembentukan cita-cita merupakan proses pembentukan orientasi masa depan.
Perubahan fisik selama masa remaja dibagi menjadi beberapa tahap :
1.
Perubahan Eksternal
Perubahan yang terjadi dan dapat dilihat pada fisik luar anak. Perubahan
tersebut ialah :
a.
Tinggi Badan : Rata-rata anak perempuan mencapai tinggi matang pada usia
antara tujuh belas dan delapan belas tahun, rata-rata anak laki-laki kira-kira
setahun setelahnya.
b.
Berat Badan: Perubahan berat badan mengikuti jadual yang sama dengan
perubahan tinggi badan, perubahan berat badan terjadi akibat penyebaran
lemak pada bagian-bagian tubuh yang hanya mengandung sedikit lemak atau
bahkan tidak mengandung lemak.
c. Proporsi Tubuh : Berbagai anggota tubuh lambat laun, mencapai perbandingan
yang tubuh yang baik. Misalnya badan melebar dan memanjang sehingga
anggota badan tidak lagi kelihatan terlalu pandang.
d. Organ Seks: Baik laki-laki maupun perempuan organ seks mengalami ukuran
matang pada akhir masa remaja, tetapi fungsinya belum matang sampai
beberapa tahun kemudian.
e. Ciri – ciri Seks Sekunder: Ciri – ciri seks sekunder yang utama,
perkembangannya matang pada masa akhir masa remaja. Ciri sekunder tersebut
antara lain ditandai dengan tumbunya kumis dan jakun pada laki-laki
sedangkan pada wanita ditanda dengan membesarnya payudara.
2. Perubahan Internal:
Perubahan yang terjadi dalam organ dalam tubuh remaja dan tidak tampak
dari luar. Perubahan ini nantinya sangat mempengaruhi kepribadian remaja.
Kesehatan Reproduksi
Asuhan Kesehatan Reproduksi Remaja
4
Perubahan tersebut adalah :
1.
Sistem Pencernaan: Perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi terlampau
berbentuk pipa, usus bertambah panjang dan bertambah besar, otot-oto di perut
dan dinding-dinding usus menjadi lebih tebal dan kuat, hati bertambah berat
dan kerongkongan bertambah panjang.
2.
Sistem Peredaran Darah : Jantung tumbuh pesat selama masa remaja, pada usia
tujuh belas atau delapan belas, beratnya dua belas kali berat pada waktu lahir.
Panjang dan tebal dinding pembuluh darah meningkat dan mencapai tingkat
kematangan bilamana jantung sudah matang.
3.
Sistem Pernafasan: Kapasitas paru-paru anak perempuan hampir matang pada
usia tujuh belas tahun ; anak laki-laki mencapat tingkat kematangan baru
beberapa tahun kemudian.
4.
Sistem Endokrin: Kegiatan gonad yang meningkat pada masa puber
menyebabkan ketidak seimbangan sementara dari seluruh system endokrin
pada masa awal puber. Kelenjar-kelenjar seks berkembang pesat dan berfungsi,
meskipun belum mencapai ukuran yang matang sampai akhir masa remaja atau
awal masa dewasa
5.
Jaringan Tubuh: Perkembangan kerangka berhenti rata-rata pada usia delapan
belas tahun. Jaringan selain tulang, khususnya bagi perkembangan otot, terus
berkembang sampai tulang mencapai ukuran yang matang.
3. Perubahan kejiwaan
Proses perubahan kejiwaan berlangsung lambat yang meliputi:
1. Perubahan emosi, sehingga remaja menjadi :

sensitif ( mudah menangis, cemas, frustasi dan tertawa )

Agresif dan mudah bereaksi terhadap rangsangan luar yang berpengaruh,
sehingga misalnya mudah berkelahi.
2. Perkembangan intelegensia, sehingga remaja menjadi:

Mampu berpikir abstrak, senang memberikan kritik

Ingin mengetahui hal-hal baru, sehingga muncul prilaku ingin mencobacoba. Prilaku ini jika didorong oleh rangsangan sesual dapat membawa
Kesehatan Reproduksi
Asuhan Kesehatan Reproduksi Remaja
5
remaja masuk pada hubungan seks pranikah dengan segala akibatnya,
antara lain akibat kematangan organ seks maka dapat terjadi kehamilan
remaja putri diluar nikah, upaya abortus dan penularan penyakit kelamin,
termasuk
HIV/AIDS.Prilaku
ingin
mencoba-coba
juga
dapat
mengakibatkan remaja mengalami ketergantungan NAPZA ( Narkotik,
psikotropik dan zat adiktif lainnya, termasuk rokok dan alkohol )
Masa remaja mempunyai ciri tertentu yang membedakan dengan periode
sebelumnya :
Ciri-ciri remaja menurut Hurlock (1990), antara lain :
a.
Masa remaja sebagai periode yang penting yaitu perubahan-perubahan yang
dialami masa remaja akan memberikan dampak langsung pada individu yang
bersangkutan dan akan mempengaruhi perkembangan selanjutnya.
b.
Masa remaja sebagai periode pelatihan. Disini berarti perkembangan masa
kanak-kanak lagi dan belum dapat dianggap sebagai orang dewasa. Status
remaja tidak jelas, keadaan ini memberi waktu padanya untuk mencoba gaya
hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling
sesuai dengan dirinya.
c.
Masa remaja sebagai periode perubahan, yaitu perubahan pada emosi
perubahan tubuh, minat dan peran (menjadi dewasa yang mandiri), perubahan
pada nilai-nilai yang dianut, serta keinginan akan kebebasan.
d.
Masa remaja sebagai masa mencari identitas diri yang dicari remaja berupa
usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa peranannya dalam masyarakat.
e.
Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan ketakutan. Dikatakan demikian
karena sulit diatur, cenderung berperilaku yang kurang baik. Hal ini yang
membuat banyak orang tua menjadi takut.
f.
Masa remaja adalah masa yang tidak realistik. Remaja cenderung memandang
kehidupan dari kacamata berwarna merah jambu, melihat dirinya sendiridan
orang lain sebagaimana yang diinginkan dan bukan sebagaimana adanya
terlebih dalam cita-cita.
g.
Masa remaja sebagai masa dewasa. Remaja mengalami kebingungan atau
kesulitan didalam usaha meninggalkan kebiasaan pada usia sebelumnya dan
Kesehatan Reproduksi
Asuhan Kesehatan Reproduksi Remaja
6
didalam memberikan kesan bahwa mereka hampir atau sudah dewasa, yaitu
dengan merokok, minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan dan
terlibat dalam perilaku seks. Mereka menganggap bahwa perilaku ini akan
memberikan citra yang mereka inginkan.
Disimpulkan adanya perubahan fisik maupun psikis pada diri remaja, kecenderungan
remaja akan mengalami masalah dalam penyesuaian diri dengan lingkungan. Hal ini
diharapkan agar remaja dapat menjalani tugas perkembangan dengan baik-baik dan
penuh tanggung jawab.
Definisi Kesehatan Reproduksi Remaja
Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem,
fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat disini tidak
semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat
secara mental serta sosial kultural.
Remaja perlu mengetahui kesehatan reproduksi agar memiliki informasi yang benar
mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang ada disekitarnya. Dengan
informasi yang benar, diharapkan remaja memiliki sikap dan tingkah laku yang
bertanggung jawab mengenai proses reproduksi.
Pengetahuan dasar apa yang perlu diberikan kepada remaja
1.
Pengenalan mengenai sistem, proses dan fungsi alat reproduksi (aspek tumbuh
kembang remaja)
2.
mengapa
remaja
perlu
mendewasakan
usia
kawin
serta
bagaimana
merencanakan kehamilan agar sesuai dengan keinginnannya dan pasanganya
3.
Penyakit menular seksual dan HIV/AIDS serta dampaknya terhadap kondisi
kesehatan reproduksi
4.
Bahaya narkoba dan miras pada kesehatan reproduksi
5.
Pengaruh sosial dan media terhadap perilaku seksual
6.
Kekerasan seksual dan bagaimana menghindarinya
Kesehatan Reproduksi
Asuhan Kesehatan Reproduksi Remaja
7.
Mengambangkan
kemampuan
berkomunikasi
7
termasuk
memperkuat
kepercayaan diri agar mampu menangkal hal-hal yang bersifat negatif
8.
Hak-hak reproduksi
9.
Manakala tubuh juga mengalami transisi, maka pada masa seperti ini, remaja
sangat perlu untuk benar-benar memperhatikan kondisi tubuh terutama organ
reproduksi yang banyak berkembang dalam fase ini.
10.
Anak-anak perempuan yang dulu hanya peduli untuk membersihkan organ
kewanitaannya begitu saja tanpa ada permasalahan yang lain, pada masa
remaja dan pubertas, organ kewanitaan anak gadis mulai mengalami
perubahan.
11.
Tumbuhnya rambut-rambut halus disekitar organ intim juga perlu diperhatikan
sehingga kebersihanpun tetap terjaga, terutama setelah buang air kecil maupun
buang air besar. Cara mencuci pun harus perlu diperhatikan dimana arah yang
sesuai (menjauhi arah kemaluan) lebih disarankan agar bakteri dan kotoran
tidak kembali bersarang.
12.
Organ kewanitaan memang patut benar-benar dijaga kebersihannya terutama
bagi yang tinggal di negara tropis semcam Indonesia. Produksi keringat
membuat daerah tersebut lembab dan merupakan kondisi yang tepat untuk
tumbuhnya jamur. Selain itu darah haid dan perubahan hormon juga dapat
merubah ekosistem organ kewanitaan.
13.
Bekal pengetahuan seperti ini sangat mendasar dan penting yang nantinya akan
sangat berpengaruh pada perkembangan organ kewanitaan pada remaja putri.
14.
Kebersihan organ reproduksi juga harus diperhatikan oleh remaja pria.
Beberapa remaja pria tidak harus mengalami pemotongan kulit pembungkus
penis pada masa kanak-kanak yang sering dikenal dengan sunatan, nah remaja
pria yang memiliki organ intim seperti ini harus tetap rajin membersihan organ
intimnya dengan membersihkan daerah di dalam lipatan kulit tersebut, karena
apabila bagian di dalam lipatan kulit tidak dibersihkan, potensi untuk
tumbuhnya jamur dan hidupnya bakteri-bakteri lain akan sangat besar.
15.
Seringkali karena terburu-buru, para remaja pria juga tidak memperhatikan
keadaan sekitar saat mereka beraktivitas. Padahal apabila salah sedikit saja dan
organ intim mereka terantuk, terjepit resleting ataupun terkena benda lain
Kesehatan Reproduksi
Asuhan Kesehatan Reproduksi Remaja
8
dengan cukup keras, organ intim tersebut dapat mengalami cedera,
pembengkakan yang akan dapat berakibat fatal dikemudian hari bahkan sampai
disfungsi ereksi.
Promosi Pengembangan Kesehatan remaja
Pada tahun 1994, International Conference on Population and Development (ICPD)
melakukan upaya untuk mengembangkan program yang cocok untuk kebutuhan
kesehatan reproduksi remaja.
Strategi kunci untuk menjangkau dan melayani generasi muda :
1.
Melakukan pengembangan layanan-layanan yang ramah bagi generasi muda;
2.
Melibatkan generasi muda dalam perancangan, pelaksaan, dan evaluasi
program;
3.
Membentuk pelatihan bagi penyedia layanan (provider) untuk dapat melayani
kebutuhan dan memperhatikan kekhawatiran-kekhawatiran khusus para
remaja;
4.
Mendorong
upaya-upaya
advokasi
masyarakat
untuk
mendukung
perkembangan generasi muda dan mendorong munculnya perilaku kesehatan
remaja yang positif;
5.
Memadukan latihan-latihan membangun keterampilan ke dalam programprogram yang ditujukan untuk generasi muda agar dapat meningkatkan rasa
percaya diri mereka, mengembangkan kemampuan mereka berkomunikasi
mengenai
seksualitas,dan
memperkuat
kemampuan
mereka
dalam
mengupayakan praktik-praktik seksual yang lebih aman.
Survei pada 24 negara di Amerika Utara dan Eropa menunjukkan bahwa perilaku
seks remaja sudah dimulai sejak usia 15 tahun. Survei dilakukan kepada 33.943 di 24
negara dan dikerjakan Service Medical du Rectorat de Toulouse tersebut,
menunjukkan 13,2 % remaja berperilaku seks aktif semenjak usia 15 tahun dan tidak
menggunakan alat kontrasepsi. Sementara 82% lainnya, menggunakan alat
kontrasepsi
Kesehatan Reproduksi
Asuhan Kesehatan Reproduksi Remaja
9
Program kesehatan reproduksi remaja mulai menjadi perhatian pada beberapa
tahun terakhir ini karena beberapa alasan:
1.
Ancaman HIV/AIDS menyebabkan perilaku seksual dan kesehatan reproduksi
remaja muncul ke permukaan. Diperkirakan 20-25% dari semua infeksi HIV di
dunia terjadi pada remaja. Demikian pula halnya dengan kejadian PMS yang
tertinggi di remaja, khususnya remaja perempuan, pada kelompok usia 15-292.
2.
Walaupun angka kelahiran pada perempuan berusia di bawah 20 tahun
menurun, jumlah kelahiran pada remaja meningkat karena pertumbuhan
populasi remaja. Diperkirakan bahwa 40% dari semua anak perempuan berusia
14 tahun yang hidup akan hamil paling tidak sekali saat mereka berumur 20
tahun3. Selain itu, sebagian besar mereka masih belum memiliki akses untuk
mendapatkan pendidikan seksual atau kesehatan reproduksi serta pelayanan
yang dibutuhkan.
3.
Bila pengetahuan mengenai KB dan metode kontrasepsi meningkat pada
pasangan usia subur yang sudah menikah, tidak ada bukti yang menyatakan hal
serupa terjadi pada populasi remaja.
4.
Pengetahuan dan praktik pada tahap remaja akan menjadi dasar perilaku yang
sehat pada tahapan selanjutnya dalam kehidupan. Sehingga, investasi pada
program kesehatan reproduksi remaja akan bermanfaat selama hidupnya.
5.
Kelompok populasi remaja sangat besar; saat ini lebih dari separuh populasi
dunia berusia di bawah 25 tahun dan 29% berusia antara 10-25 tahun.
Masalah-Masalah kunci dalam Kesehatan Remaja dan peran bidan
1. Melakukan
advokasi
untuk
memperoleh
dukungan
masyarakat
terhadap kesehatan reproduksi remaja.
Masalah reproduksi dan kesehatan seksual remaja merupakan masalah yang
kontroversial di banyak kelompok masyarakat sehingga membuat tindakan
advokasi dan mendorong munculnya kesadaran akan masalah ini menjadi
lebih penting. Para orang tua, pemuka agama, petugas kesehatan dan generasi
muda sendiri mungkin memiliki pendapat yang kuat mengenai masalah ini.
Advokasi efektif akan membangun sebuah kasus yang memberikan informasi
Kesehatan Reproduksi
Asuhan Kesehatan Reproduksi Remaja
10
dan pelayanan kesehatan reproduksi dan seksual menyeluruh bagi generasi
muda agar mereka dapat menjaga keselamatan hidupnya.
Upaya-upaya advokasi dapat difokuskan pada membuat perubahan di tingkat
lokal, daerah atau nasional dengan menargetkan para stake holder yang
mempengaruhi penerimaan informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi
bagi para remaja. Individu dan organisasi diposisikan dengan baik untuk
membentuk persepsi
publik dan program
dapat
dipusatkan dalam
memperkuat dukungan untuk pendanaan dan pelaksanaan program yang
relevan sehingga meningkatkan kemungkinan suksesnya program.
2.
Komponen-komponen program yang berhasil
Program-program kesehatan reproduksi untuk remaja cenderung akan
mencapai keberhasilan maksimal jika program-program tersebut:
a.
Secara akurat mengidentifikasi dan memahami kelompok yang akan
dilayani.
b.
Melibatkan remaja dalam perancangna programnya.
c.
Bekerja sama dengan para pemuka masyarakat dan orang tua.
d.
Melepaskan hambatan-hambatan kebijakan dan mengubah pra
anggapan para pemberi layanan (provider)
e.
Membantu remaja melatih keterampilan interpersonal yang diperlukan
untuk menghindari risiko.
f.
Menghubungkan informasi dan saran dengan pelayanan
g.
Memberikan tokoh panutan (role model) yang membuat perilaku lebih
aman menjadi perilaku yang menarik.
h.
Menginvestasikan sumber danan dan waktu dalam kerangka yang
cukup panjang.
3. Melibatkan kaum remaja dalam aktivitas yang bermakna
Pendidikan oleh teman sebaya dapat merupakan pendekatan efektif untuk
melibatkan para remaja. Para pendidik/edukator remaja yang dilatih untuk
membantu teman sebaya mereka dalam hal informasi dan pelayanan
kesehatan reproduksi menerima pelatihan khusus dalam pengambilan
Kesehatan Reproduksi
Asuhan Kesehatan Reproduksi Remaja
11
keputusan, melakukan perujukan klien dan memberikan komoditas atau
pelayanan. Program-program
yang menggunakan pendidik/edukator
teman sebaya didasarkan pada bukti bahwa para remaja memiliki
hubungan baik dengan orang lain yang berusia hampir sama, dengan
ketertarikan dan latar belakang serupa.
4.
Pelayanan klinik yang ramah bagi remaja
Pelayanan kesehatan reproduksi yang youth friendly (ramah untuk remaja)
merupakan salah satu yang dikembangkan serta dibentuk dengan cara yang
akan mengenali bahwa tantangan, kesulitan dan hambatan yang dihadapi
remaja sangat berbeda dengan orang dewasa. Remaja umumnya lebih tidak
memiliki informasi, tidak berpengalaman, dan lebih tidak percaya diri
mengenai masalah-masalah seksual dan kemampuan mereka sendiri jika
dibandingkan dengan orang dewasa. Pendekatan-pendekatan khusus
diperlukan untuk menarik, melayani dan mempertahankan remaja sebagai
klien kesehatan reproduksi.
Pendekatan ini mencakup memiliki petugas pelayanan kesehatan yang
dilatih dengan baik, termasuk bidan dan dapat memenuhi kebutuhankebutuhan khusus remaja secara biologis, psikologis dan kebutuhan
kesehatan remaja, memiliki rasa hormat terhadpa privasi remaja dan
kerahasiaan remaja sebagai klien, fasilitas yang dapat diakses dan lokasi
yang nyaman, pelayanan dengan harga yang masuk akal dan lingkungan
yang aman dan nyaman bagi populasi remaja, termasuk kelompok remaja
pria dan wanita yang sudah menikah.
Untuk membuat pelayanan menjadi ramah dan nyaman, bidan harus
mempertimbangkan masukan-masukan para remaja terhadpa komponenkomponen klinik seperti famplet informasi dan gaya ruang tunggu.
Pelayanan harus diberikan di tempat-tempat remaja biasa berkumpul untuk
belajar, bersosialisasi dan bekerja dan kerahasiaan harus dipastikan. Sikapsikap menghakimi dan kadang-kadang bahkan kekerasan di pihak pemberi
layanan dapat menciptakan hambatan kritis dan bertahan lama terhadap
Kesehatan Reproduksi
Asuhan Kesehatan Reproduksi Remaja
12
pelayanan kesehatan reproduksi. Bidan yang bersikap menghakimi dapat
menghambat pelayanan kesehatan reproduksi pada remaja.
5.
Memberikan informasi dan pelayanan untuk para remaja
Remaja memerlukan informasi yang sesuai dengan usianya mengenai
perkembangan fisik dan emosional, risiko-risiko potensial dari kegiatan
seksual
yang tidak terlindung, kekerasan substansial, bagaimana
mengakses pelayanan kesehatan dan kesempatan-kesempatan pendidikan,
kerja dan rekreasi. Bidan sebagai penyedia layanan dapat melakukan
hubungan interaktif dengan klien remaja dengan melakukan komunikasi
interpersonal. Media massa hiburan (radio, televisi, musik, video, fil, buku
komik) dapat menjadi cara yang efektif dari segi biaya untuk mengomun
ikasikan pesan-pesan yang dpat mempengaruhi pengetahuan, sikap dan
perilaku.
6.
Kontrasepsi bagi remaja
Para remaja memiliki hak untuk memperoleh informasi yang jelas dan
akurat mengenai kontrasepsi termasuk pemakain yang benar, efek
samping, dan bagaimana menjangkau petugas pelayanan kesehatan untuk
menjawab kekhawatiran mereka. Bidan mempunyai peranan yang sangat
besar dalam memberikan informasi tersebut serta konseling yang sesuai
sangat penting untuk membantu remaja menangani atau menyisihkan
potensi efek samping. Konseling harus mengungkapkan aspek pencegahan
kehamilan sekaligus perlindungan terhadap PMS (penyakit menular
seksual).
7.
HIV dan PMS di kalangan Remaja
Menurut WHO, 333 juta kasus baru PMS terjadi di seluruh dunia setiap
tahun dan setidaknya 111 juta dari kasus ini terjadi pada mereka yang
berusia di bawah 25 tahun. Hampir setengah dari infeksi HIV secara
keseluruhan terjadi pada pria dan wanita yang berusia di bawah 25 tahun,
dan di banyak negara berkembang data menunjukkan bahwa sampai 60%
Kesehatan Reproduksi
Asuhan Kesehatan Reproduksi Remaja
13
dari semua infeksi HIV baru terjadi pada kelompok usia antara 15 samapi
24 tahun. Infeksi di kalangan perempuan melebihi infeksi di kalangan pria,
rasio 2 berbanding 1. Salah satu penelitian di Tanzania memperlihatkan
bahwa perempuan muda memiliki kemungkinan untuk terinfeksi HIV
lebih dari empat kali dibandingkan pria muda, meskipun para perempuan
lebih tidak berpengalama seksual dan memiliki pasangan seksual yang
lebih sedikit dibanding pria sebayanya.
8.
Kehamilan dini dan kehamilan yang tidak diinginkan
Banyak remaja aktif secara seksual ( meskipun bukan pilihan mereka
sendiri. Setiap tahun sekitar 15 juta remaja melahirkan anak. Proses
persalinan selalu memiliki potensi risiko-risiko kesehtan, tapi risiko
persalinan lebih besar pada perempuan berusia di bawah 17 tahun. Remaja
dengan usia ini lebih mudah mengalami komplikasi dalam persalinan.
Perempuan muda seringkali memiliki pengetahuan terbatas atau kurang
percaya
diri
untuk
mengakses
pelayanan
kesehatan
sehingga
mengakibatkan pelayanan prenatal yang terbatas berperan penting
terhadap terjadinya komplikasi. Peran bidan dalam asuhan prenatal sangat
dibutuhkan, sehingga menimbulkan kepercayaan diri remaja.
Di negara-negara berkembang hampir 60% kehamilan dan persalinan pada
remaja yang sudah menikah atau yang belum menikah tidak dilakukan
dengan pertolongan. Persalinan yang tidak direncanakan dapat mengarah
pada stress emosional dan kesulitan ekonomi. Jika remaja perempuan
tersebut belum menikah, maka beban psikologis akan dirasa semakin berat
akibat sikap tidak menerimanya masyarakat. Para siswa-siswa yang hamil
di negara berkembang seringkali mencari cara untuk melakukan aborsi
untuk menghindari kemungkinan dikeluarkannya dari sekolah. Di negaranegara di mana aborsi adalah ilegal atau dibatasi oleh ketentuan dan usia,
para perempuan muda ini mungkin akan mencaripenolong ilegal yang
mungkin tidak terampil atau berpraktik di bawah kondisi-kondisi yang
tidak bersih. Aborsi yang tidak aman menempati proporsi tinggi dalam
kematian ibu di antara para remaja.
Kesehatan Reproduksi
Asuhan Kesehatan Reproduksi Remaja
9.
14
Pendidikan seks berbasis sekolah
Evaluasi yang dilakukan di antara para kawula muda di negara-negara
berkembang dan negara-negara maju telah memperlihatkan bahwa
pendidikan seks berbasis sekolah dapat membantu menunda hubungan
seksual pertama para remaja yang belum aktif secara seksual. Untuk para
remaja yang aktif secara seksual, pendidikan seksual dapat mendorong
pemakaian kontrasepsi dan perlindungan PMS yang benar dan konsisten.
10. Masalah Gender Spesifik
Generasi muda, terutama anak perempuan rentan terhadap kekerasan
seksual, hubungan seksual yang dipaksakan dan hubungan dengan
kekuatan yang tidak seimbang. Beberapa budaya, perilaku pria berisiko
ditoleransi dan kadang-kadang didukung. Karena sikap-sikap gender ini
telah terbukti tidak dapat dipisahkan dari dalam banyak upaya kesehatan
reproduksi remaja, program harus secara langsung mengkonfrontasi
masalah hubungan gender yang tidak setara. Program yang meminta para
perempuan muda untuk mengambil keputusan dan tindakan yang
merupakan kontradiksi dari peran perempuan yang diterima seperti
menolak melakukan hubungan seksual atau berkeras akan pemakaian
kondom. Bidan harus membantu para perempuan muda tersebut
membangun keterampilan dan rasa percaya diri yang diperlukan untuk
membantu mereka membuat keputusan-keputusan.
Kesehatan Reproduksi
Asuhan Kesehatan Reproduksi Remaja
15
EVALUASI
1. Batasan usia remaja menurut WHO, yaitu:
a. 12-18 tahun
b. 13-19 tahun
c. 12-24 tahun
d. 14-22 tahun
Jawab C
2. Ciri-ciri remaja, kecuali :
a. Masa remaja sebagai periode pelatihan.
b. Masa remaja sebagai periode kemapanan
c. Masa remaja sebagai masa mencari identitas diri
d. Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan ketakutan.
Jawab B
3. Perubahan eksternal selama masa remaja, yaitu:
a. Tinggi badan
b. Psikis
c. Mental
d. Perilaku
Jawab A
4. Perkembangan intelegensia, dalam perubahan kejiwaan remaja, yaitu:
a. sensitif
b. Agresif dan mudah bereaksi terhadap rangsangan luar
c. Mampu berpikir abstrak
d. Mudah menangis
Jawab C
5. Perubahan internal selama masa remaja , yaitu:
a. Tinggi badan
b. Psikis
c. Sistem pencernaan
d. Perilaku
Jawab C
Kesehatan Reproduksi
Asuhan Kesehatan Reproduksi Remaja
16
Kesehatan Reproduksi
Download