CDK-198_vol39_no10_th2012 ok bgt.indd

advertisement
TINJAUAN
HASIL PENELITIAN
PUSTAKA
Profil Klinis Pasien Nyeri Punggung Bawah
Akibat Hernia Nukleus Pulposus
Rizaldy Pinzon
SMF Saraf RS Bethesda Yogyakarta, Indonesia
ABSTRAK
Sebagian besar kasus nyeri punggung bawah bersifat nonspesifik dan dapat pulih sempurna. Ada sebagian kasus nyeri punggung bawah yang
disebabkan oleh penyakit serius dan memerlukan tindak lanjut. Pemahaman akan profil klinis nyeri punggung bawah akibat hernia nukleus
pulposus (HNP) diperlukan sebagai dasar pengambilan keputusan klinis. Menggambarkan profil klinis pasien nyeri punggung bawah akibat
HNP. Penelitian potonglintang konsekutif kasus nyeri punggung bawah akibat HNP. Data diperoleh secara konsekutif pada 40 orang pasien nyeri punggung bawah akibat hernia nukleus pulposus. Data ditampilkan secara deskriptif dan analitik. Data diperoleh dari 40 pasien yang terdiri
atas 24 (60%) laki-laki dan 16 (403%) perempuan. Usia berkisar antara 21-71 tahun, dengan rata-rata 50,4 ± 8,2 tahun. Gejala yang menyertai
nyeri punggung bawah adalah iskhialgia (95%), rasa baal (hipestesia) sesuai dermatom (77,5%), dan kelemahan tungkai (7,5%). Riwayat trauma
yang signifikan dijumpai pada 82,5% kasus. Gejala berkisar antara 2 minggu sampai dengan 4 tahun. Gejala dengan onset yang lebih cepat
dihubungkan dengan riwayat trauma. Tanda Lasegue dijumpai positif pada 95% kasus. MRI menunjukkan HNP tunggal pada 72,5% kasus, dan
multipel pada 27,5% kasus. Di antara kasus dengan HNP tunggal, 72,4% terjadi pada tingkat L4-L5. ENMG (elektroneuromiografi) mengonfirmasi
tingkat HNP sesuai dengan MRI. Stenosis kanalis dijumpai pada 17,5% dan dihubungkan dengan morbiditas yang lebih tinggi. HNP dijumpai
secara seimbang antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Kasus yang lebih muda pada umumnya dihubungkan dengan trauma yang signifikan. Tingkat HNP yang paling sering adalah L4-L5. Stenosis kanalis dan HNP multipel dihubungkan dengan morbiditas yang lebih tinggi.
Kata kunci: nyeri punggung bawah, hernia nukleus pulposus, laminektomi, profil klinis
ABSTRACT
Most patients with low back pain can be fully recovered. Some cases are caused by serious illness and need further evaluation. Understanding
on the clinical profile of low back pain caused by lumbar disc herniation is needed. To describe the clinical profile of patients suffering from low
back pain caused by lumbar disc herniation. Cross-sectional study. Data from 40 consecutive cases of lumbar disc herniation is descriptively
analyzed. Data is obtained from 24 (60%) male and 16 (40% female) with age range from 21-71 years, mean 50,4±8,2 years. The most prominent
symptoms are sciatic pain (95%), numbness in dermatome region (77,5%), and limb weakness (7,5%). Significant trauma history is present in
82,5% cases. The symptoms range from 2 weeks to 4 years, more prominent in patients with history of trauma. The straight leg raising test are
positive in 95% cases. MRI studies showed multiple significant disc herniation in 27,5% cases; most common site is in L4-L5 (72,4%). ENMG
(electroneuromyography) examination confirmed the result of MRI. Canal stenosis is present in 17,5% cases and correlated with more significant morbidities. The lumbar disc herniation incidence is similar between male and female. Younger onset is correlated with significant trauma
history. The most common site is L4-L5 level. Multiple site of lumbar disc herniation and canalis stenosis are correlated with more significant
morbidities. Rizaldy Pinzon. Clinical Profiles of Low Back Pain due to Lumbar Disc Herniation.
Key words: low back pain, lumbar disc herniation, laminectomy, clinical profile
PENDAHULUAN
Nyeri punggung bawah (NPB) merupakan
salah satu masalah kesehatan yang utama.
Insiden NPB di Amerika Serikat adalah sekitar
5% orang dewasa.1 Kurang lebih 60%-80%
individu setidaknya pernah mengalami nyeri
punggung dalam hidupnya.2
Nyeri punggung bawah merupakan 1 dari
10 penyakit terbanyak di Amerika Serikat
dengan angka prevalensi berkisar antara
CDK-198/ vol. 39 no. 10, th. 2012
CDK-198_vol39_no10_th2012 ok bgt.indd 749
7,6-37%; insidens tertinggi dijumpai pada
usia 45-60 tahun.3 Pada penderita dewasa
tua, nyeri punggung bawah mengganggu
aktivitas sehari-hari pada 40% penderita, dan
menyebabkan gangguan tidur pada 20%
penderita. Sebagian besar (75%) penderita
akan mencari pertolongan medis, dan 25% di
antaranya perlu dirawat inap untuk evaluasi
lebih lanjut.4
Nyeri punggung bawah (NPB) pada hakekatnya
merupakan keluhan atau gejala dan bukan
merupakan penyakit spesifik. Penyebab NPB
antara lain kelainan muskuloskeletal, sistem
saraf, vaskuler, viseral, dan psikogenik.5,6 Salah
satu penyebab yang memerlukan tindak
lanjut (baik diagnostik maupun terapi spesifik)
adalah hernia nukleus pulposus (HNP).
Masalah yang muncul adalah“bagaimana profil
klinis pasien nyeri punggung bawah akibat
hernia nukleus pulposus?” Pemahaman akan
749
10/25/2012 11:11:05 AM
HASIL PENELITIAN
profil klinis dan perjalanan klinis suatu penyakit
sering kali diperlukan untuk pengambilan
keputusan klinis yang tepat. Penelitian ini
bertujuan untuk menggambarkan profil klinis
pasien nyeri punggung bawah akibat hernia
nukleus pulposus.
PEMBAHASAN
Nyeri punggung bawah merupakan salah
satu masalah kesehatan yang utama. Data
epidemiologi memperlihatkan bahwa prevalensi nyeri punggung bawah sangat
tinggi, dengan pembiayaan yang tinggi pula.
Penelitian Gilgil, dkk7 menunjukkan bahwa
prevalensi nyeri punggung bawah adalah
46,6%. Komponen yang cukup signifikan
dalam pembiayaan nyeri punggung bawah adalah prosedur diagnostik (25%),
pembedahan (21%), dan terapi fisik (20%).8
METODE
Penelitian potong-lintang pada kasus NPB
akibat hernia nukleus pulposus pada 40
pasien. Pengumpulan data dilakukan secara
konsekutif. Diagnosis dilakukan secara
sistematis dengan pemeriksaan neurologis
lengkap. ENMG dilakukan untuk mencari iritasi
pada radiks saraf L4-L5 dan S1. MRI merupakan
baku emas untuk HNP dan dilakukan pada
semua kasus. Data ditampilkan secara
deskriptif dan analitik.
HASIL
Profil demografik
Data penelitian diperoleh dari 40 pasien, yang
terdiri atas 24 (60%) laki-laki dan 16 (40%)
perempuan. Usia berkisar antara 21-71 tahun,
dengan rata-rata 50,4 ± 8,2 tahun.
Gambar 1 HNP pada L5-S1 dengan degenerasi diskus
Intensitas nyeri berat (NPS >7) dijumpai pada
70% kasus pada saat kunjungan pertama di
penelitian ini. Proporsi ini lebih tinggi dari
hasil penelitian Chaiwanicshsiri, dkk11 yang
menjumpai nyeri sedang sampai berat sebesar
27% pada penderita dengan nyeri punggung
bawah akibat herniasi diskus.
Gambaran klinis
Gejala klinis berkisar antara 2 minggu sampai
dengan 4 tahun. Gejala dengan onset yang
lebih cepat dihubungkan dengan riwayat
trauma. Intensitas nyeri dengan NPS (numeric
pain scale) >7 tercatat pada 70% kasus saat
kunjungan pertama.
Pada penelitian ini, HNP paling sering
dijumpai pada tingkat L4-L5; titik tumpuan
tubuh di L4-L5-S1. Penelitian Dammers dan
Koehler12 pada 1.431 pasien dengan herniasi
diski lumbales, memperlihatkan bahwa
pasien HNP L3-L4 secara bermakna lebih tua
dibanding dengan pasien HNP L4-L5. HNP
pada tingkat yang lebih atas dihubungkan
dengan morbiditas dan kegagalan operasi
yang lebih tinggi.13
Gejala yang menyertai NPB meliputi ischialgia
(95%), rasa baal (hipestesia) (77,5%), dan
kelemahan tungkai (7,5%). Riwayat trauma
yang signifikan dijumpai pada 82,5% kasus.
Rasa baal sesuai dermatom pada 77,5%. Tanda
Lasegue positif pada 95% kasus.
Gambaran radiologi
Pemeriksaan MRI dikerjakan pada semua
kasus. MRI menunjukkan HNP tunggal pada
72,5% kasus, dan multipel pada 27,5% kasus.
Di antara kasus dengan HNP tunggal, 72,4%
terjadi pada tingkat L4-L5. Stenosis kanalis
dijumpai pada 17,5% dan dihubungkan
dengan morbiditas yang lebih tinggi. ENMG
mengonfirmasi tingkat HNP sesuai dengan
MRI. Fibrilasi (tanda denervasi) ditemukan
pada 100% pasien yang menjalani EMG,
sementara gangguan latensi dan kecepatan
hantar saraf dijumpai pada 2 kasus.
750
CDK-198_vol39_no10_th2012 ok bgt.indd 750
Pada penelitian ini, nyeri punggung
bawah karena HNP sering dihubungkan
dengan trauma. Penelitian Elfering, dkk9
memperlihatkan bahwa kurang olahraga
dan bekerja pada malam hari merupakan
faktor risiko signifikan untuk munculnya
hernia nukleus pulposus. Penelitian lain10
menyebutkan bahwa degenerasi diskus
intervertebralis di usia dewasa muda merupakan faktor prediktor yang signifikan untuk
munculnya HNP di kemudian hari.
Gambar 2 HNP L4-L5 dan L5-S1 dengan spondilolistesis
berat pada L5-S1
Elektrodiagnosis dengan ENMG merupakan
salah satu perangkat diagnosis penunjang
yang penting dalam tata laksana HNP. Pada
penelitian kami, ENMG mengonfirmasi tingkat
HNP sesuai dengan MRI. Penelitian Haig dkk14
pada 155 pasien dengan stenosis kanalis
memperlihatkan bahwa ENMG merupakan
perangkat diagnosis penunjang yang sangat
bermanfaat untuk tata laksana stenosis
kanalis.
CDK-198/ vol. 39 no. 10, th. 2012
10/25/2012 11:11:06 AM
HASIL PENELITIAN
Tindakan operatif merupakan salah satu pilihan
terapi HNP; umumnya direkomendasikan
pada kasus nyeri hebat yang gagal dengan
terapi konservatif.8 Penelitian Weinstein, dkk
pada 501 pasien HNP memperlihatkan bahwa
tidak ada perbedaan bermakna dalam hal
luaran antara pasien yang menjalani operasi
dan terapi konservatif. Sebagian besar pasien
(86,4%) puas dengan tata laksana bedah, dan
74,2% dapat bekerja kembali penuh waktu
setelah 2 tahun operasi. Komplikasi yang
umum dijumpai adalah robekan dura.
SIMPULAN
HNP dijumpai secara seimbang antara jenis
kelamin laki-laki dan perempuan, dengan
onset usia pertengahan pada sebagian besar
kasus. Kasus pada pasien yang lebih muda
pada umumnya dihubungkan dengan trauma
yang signifikan. Tingkat HNP yang paling
sering adalah L4-L5.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Skew PG. Back pain. Martin Dunitz Ltd. 2000.
2.
Gow P. Acute low back pain. In: Rowbotham DJ, editor. Clinical management of acute pain. Arnold Publishing. 2003.
3.
Bratton LR. Assessment and management of acute low back pain. American Family Physicians. 1999.
4.
Cohen RI, Chopro P. Low back pain: Primary care work up of acute and chronic symptoms. Geriatrics. 2001;56(11).
5.
Czernicski JM, Goldstein B. General considerations of pain in low back, hips, and lower extremities. In: Loeser JD, editor. Bonica’s management of pain. Philadelphia: Lippincott William and
Wilkins; 2001. p. 1475-1507.
6.
Hogan QH. Back pain and radiculopathy. In: Abram SE, Haddox JD, editors. The pain clinic manual. 2nd ed. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins; 2001. p. 157-66.
7.
Gilgil E, Kacar C, Butun B, Tuncer T, Urhan S. Prevalence of low back pain in a developing urban. Spine. 2005;30(9):1093-8.
8.
Borenstein DG. Epidemiology, etiology, diagnostic evaluation, and treatment of low back pain. Curr Opin Orthop . 2000;11(3):225-31.
9.
Elfering A, Semmer N, Birkhofer D, Zanetti M, Hodler J, Boss N. Risk factors for lumbar disc degeneration: A 5-year prospective MRI study in asymptomatic individuals. Spine. 2002;27(2):12534.
10. Waris E, Eskelin M, Hermunen H, Kiviloto O, Paajanen H. Disc degeneration in low back pain: A 17-year follow-up study using magnetic resonance imaging. Spine. 2007;32(6):681-4.
11. Chaiwanichsiri D, Jiamworakul A, Jitapunkul S. Lumbar disc degenration in Thai elderly: A population based study. J Med Assoc Thai. 2002;90(11):2477-81.
12. Dammers R, Koehler PJ. Lumbar disc herniation: Level increases with age. Surg Neurol. 2002;58(34):209-12.
13. Sanderson SP, Houten J, Erico T, Forshaw D, Bauman J, Cooper PR, The unique characteristics of “upper” lumbar disc herniations. Neurosurgery. 2004;55(2):385-9.
14. Haig AJ, Geiser ME, Tong HC, Yamakawa KS, Quint DJ, Hoft JT. Electromyographic and magnetic resonance imaging to predict lumbar stenosis, low back pain, and no back symptoms. J
Bone Joint Surg Am. 2007;89(2):358-66.
15. Weinstein JN, Tosteson TD, Lurie JD. Surgical versus nonoperative treatment for lumbar disk herniation. JAMA. 2006;296:2441-50.
CDK-198/ vol. 39 no. 10, th. 2012
CDK-198_vol39_no10_th2012 ok bgt.indd 751
751
10/25/2012 11:11:07 AM
Download