BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Suplemen Berenergi 1. Pengertian Suplemen Berenergi Suplemen berenergi adalah jenis minuman yang ditujukan untuk menambah energi, kesegaran, stimulasi metabolisme, memelihara kesehatan dan stamina tubuh seseorang yang meminumnya. (www.wikipedia.org ) Suplemen penambah energi merupakan produk yang dapat melengkapi kebutuhan zat gizi makanan, mengandung beberapa bahan berupa vitamin, mineral, efedrin, taurin, kafein, dan bahan lain yang mempunyai nilai gizi dan atau efek fisiologis dalam jumlah terkonsentrasi. (Enny Sophia,2009). Suatu suplemen berenergi dikatakan baik apabila : a) Tidak mengandung zat-zat berbahaya. b) Mengandung stimulan yang aman dan dalam jumlah yang sesuai. c) Meningkatkan konsentrasi dan kewaspadaan. d) Mengandung vitamin. e) Antioksidan. f) Mengandung zat aditif minimal atau bebas sama sekali. (Samuel Oetoro,2008) 2. Bentuk dan kandungan Suplemen Berenergi Suplemen berenergi termasuk salah satu suplemen makanan yang terdiri dari komponen multivitamin, makronutrien (karbohidrat, protein), taurin dengan atau tanpa kafein dan biasanya ditambahkan herbal seperti ginseng, jahe, dan sebagainya dengan bentuk sediaan Cairan Obat Dalam (COD) dalam kemasan botol bervolume 150 ml, 250 ml atau serbuk dan tablet yang dilarutkan menjadi minuman, yang dalam setiap kemasannya mengandung energi minimal 100 kkal, dengan indikasi untuk menambah tenaga, kesegaran, stimulasi metabolisme, memelihara kesehatan dan stamina tubuh, yang dapat diminum pada saat bekerja keras atau setelah berolah raga. (www.pom.go.id). a. Bentuk - bentuk suplemen berenergi 1) Kapsul Jenis minuman berenergi yang biasanya dikemas dalam bentuk kapsul adalah beberapa jenis vitamin yang mudah larut, seperti vitamin A, D, dan E. Bentuk kapsul hanya memiliki sedikit zat tambahan karena relatif mudah diserap. 2) Tablet Beberapa jenis suplemen berenergi yang berbentuk tablet adalah suplemen berenergi yang mengandung vitamin B12. Vitamin B12 tersebut diformulasikan dalam bentuk tablet agar lebih mudah diserap masuk ke dalam pembuluh darah tanpa tercampur dengan asam lambung atau enzim di saluran cerna. 3) Cair Suplemen berenergi berbentuk cair tidak hanya mudah ditelan tapi juga bisa diberi tambahan rasa. Beberapa jenis suplemen berenergi yang dibuat dalam bentuk cair adalah suplemen berenergi yang mengandung vitamin E. 4) Serbuk Jenis suplemen berenergi yang dibuat dalam bentuk serbuk antara lain suplemen berenergi yang mengandung vitamin C dan bahan – bahan tambahan lainnya seperti jahe dan royal jelly. b. Kandungan suplemen berenergi 1) Vitamin Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh dan berfungsi membantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh. Kekurangan vitamin dapat menyebabkan tubuh mudah terkena penyakit atau menurunnya sistem imunitas. Jenis – jenis vitamin yang banyak terkandung dalam suplemen berenergi, antara lain : (http://organisasi.org) a) Vitamin A Vitamin A adalah salah satu zat gizi mikro yang diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan kesehatan mata. Batas maksimal kandungan vitamin A pada suplemen berenergi menurut BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) adalah 5000 Ul (1500 mcg) perhari. b) Vitamin B Kompleks Vitamin B kompleks merupakan vitamin yang dapat memecah gula menjadi energi sehingga dapat mengembalikan kesegaran otot. Vitamin ini berperan dalam pembentukan sel darah merah. Vitamin B kompleks terdiri dari vitamin B1, B2, B3, B5, B6 dan B12. Pada suplemen berenergi kandungan vitamin B kompleks yang paling banyak ditemukan adalah vitamin B12 yaitu 200 mcg. (Enny Sophia,2009). c) Vitamin C Vitamin C merupakan salah satu vitamin yang diperlukan oleh tubuh dan berfungsi untuk meningkatkan sistem imunitas dan antioksidan. Vitamin ini mudah larut dalam air sehingga apabila dikonsumsi melebihi batas maksimal maka kelebihan tersebut akan di keluarkan melalui urin. Batas maksimal yang diizinkan untuk mengkonsumsi vitamin C adalah 1000 mg/hari. d) Vitamin D Vitamin D memiliki peran mengatur tingkat ion kalsium dan fosfor darah dengan meningkatkan penyerapan kedua ion tersebut di usus dan dengan meningkatkan reabsorpsi ion kalsium di ginjal. (Shvoong.com, 2007). Kelebihan vitamin D dapat di simpan di dalam hati, akan tetapi apabila hal ini terjadi terus menerus dapat menyebabkan gangguan fungsi hati. (Enny Sophia,2009). e) Vitamin E Vitamin E berfungsi sebagai antioksidan yang melindungi sel-sel dari kerusakan, vitamin E banyak ditemukan dalam kacang-kacangan dan biji-bijian. ( Kompas.Com, 2008) 2) Kafein Kafein adalah isolat berasal dari tanaman kopi (Coffea sp), teh (Camelia sinensis), dan biji kakao (Cacao sp), maka kafein menjadi jenis stimulan yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat umum. Kafein bekerja sebagai stimulan susunan saraf pusat (SSP), jantung dan pernapasan. Efek lain kafein adalah relaksasi otot polos, merangsang diuresis, peningkatan denyut jantung, tekanan darah, dan aliran darah ke otot serta menganggu fungsi hati. Kadar atau level maksimum yang diperbolehkan adanya kafein dalam tubuh yaitu tidak lebih dari 12 mikro gram dalam setiap 1 ml urin atau menjaga konsumsinya tidak lebih dari 500 mg kafein atau 7-8 gelas. (www.pom.go.id) 3) Taurin Taurin merupakan salah satu bentuk asam amino yang terdapat dalam tubuh. Taurin memiliki 2 mekanisme kerja yaitu sebagai penghambat neurotransmiter dan sebagai bagian dari pengemulsi asam empedu. Pada proses metabolisme, taurin berkonjugasi dengan empedu yang dapat menghambat pembentukan kolesterol dan meningkatkan ekskresi kolesterol. (www.pom.go.id). Taurin merupakan salah satu bentuk stimulan yang terdapat pada suplemen berenergi. Batas maksimum kandungan taurin pada suplemen berenergi menurut badan pengawas obat dan makanan adalah 300 mg. Konsumsi taurin yang berlebihan dapat menyebabkan adanya gangguan fungsi hati. (Enny Sophia,2009). 4) Ginseng dan Jahe Gingseng adalah herbal yang sering ditambahkan dalam suplemen berenergi. Ginseng berguna untuk meningkatkan stamina tubuh, sedangkan jahe dalam suplemen berenergi berfungsi sebagai stimulan, meningkatkan nafsu makan, dan tonik. (www.pom.go.id) Selain kandungan bahan – bahan tersebut di atas, suplemen berenergi juga mengandung natrium bikarbonat (soda) dan asam sitrat. Natrium bikarbonat memberikan efek karminatif (mengeluarkan gas) dan sebagai antasid sistemik. Campuran keduannya dengan adanya air dapat menimbulkan gelembung CO 2 dan meningkatkan kelarutannya. (www.pom.go.id). Konsumsi suplemen berenergi yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan pada ginjal dan liver, untuk itu, bagi pengonsumsi minuman berenergi perlu mengimbangi dengan berolahraga dan memakan makanan yang bergizi. Konsumsi minuman berenergi harus memperhatikan dosis yang tepat. yaitu maksimal 3 kali sehari. (Racmat Dani,2010). B. Struktur dan fungsi hati Hati adalah organ sentral dalam metabolisme di tubuh. Walaupun hanya membentuk 2% dari berat tubuh total, hati menerima 1500 ml darah per menit atau sekitar 28% dari curah jantung, agar dapat melaksanakan fungsinya. Berdasarkan fungsinya, hati juga termasuk sebagai alat ekskresi. Hal ini dikarenakan hati membantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, dan asam urat dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino. Proses pemecahan senyawa racun oleh hati disebut proses detoksifikasi. Hati melakukan berbagai proses metabolik terhadap konstituen – konstituen darah yang mengalir sebagai produk sisa atau zat gizi, dan sebaliknya banyak aktivitas hati secara langsung tercermin dalam beberapa zat yang yang beredar dalam darah dan juga terdapat dalam cairan tubuh lain. ( Ronal.AS dan Richard. AM, 2004). Hati menghasilkan empedu yang mencapai ½ liter setiap hari. Empedu berasal dari hemoglobin sel darah merah yang telah tua. Empedu merupakan cairan kehijauan dan terasa pahit. Zat ini disimpan di dalam kantong empedu. Empedu mengandung kolesterol, garam mineral, garam empedu, pigmen bilirubin, dan biliverdin. Empedu yang disekresikan berfungsi untuk mencerna lemak, mengaktifkan lipase, membantu daya absorpsi lemak di usus, dan mengubah zat yang tidak larut dalam air menjadi zat yang larut dalam air. Apabila saluran empedu di hati tersumbat, empedu masuk ke peredaran darah sehingga kulit penderita menjadi kekuningan. ( Ronal.AS dan Richard. AM, 2004). Hati juga menghasilkan enzim arginase yang dapat mengubah arginin menjadi ornitin dan urea. Ornitin yang terbentuk dapat mengikat NH3 dan CO2 yang bersifat racun. Fungsi lain dari hati adalah mengubah glukosa yang diambil dari darah menjadi glikogen yang disimpan di sel-sel hati. Glikogen akan dirombak kembali menjadi glukosa oleh enzim amilase dan dilepaskan ke darah sebagai respon meningkatnya kebutuhan energi oleh tubuh. ( Ronal.AS dan Richard. AM, 2004). Hati yang normal memiliki konsistensi yang halus dan kenyal bila disentuh, apabila hati terinfeksi suatu penyakit, maka akan terjadi pembengkakan. Akibat pembengkakan yang terjadi, sel hati akan mulai mengeluarkan enzim alanin aminotransferase ke darah. Dengan adanya peningkatan jumlah enzim ini dapat membantu mendiagnosis adanya gangguan fungsi hati. Konsentrasi enzim yang lebih tinggi dari normal, menandakan hati mulai rusak. Perubahan dan kerusakan hati meningkat dengan adanya perkembangan penyakit. Setelah membengkak, hati melakukan perbaikan dengan membentuk bekas luka atau parut kecil, parut ini disebut fibrosis. Semakin meningkat kerusakan yang terjadi, semakin banyak parut yang terbentuk dan dalam tahap selanjutnya disebut sirosis. ( Ronal.AS dan Richard. AM, 2004). Penyakit yang dapat mempengaruhi hati meliputi kelainan sekunder pada berbagai penyakit sistemik dan kelainan primer yang lebih spesifik bagi hati. Salah satu klasifikasi gangguan hati yang bermanfaat adalah klasifikasi berdasarkan sistem anatomik yang terkena – sirkulasi, sistem empedu, atau sel hati. ( Ronal.AS dan Richard. AM, 2004). Penggunaan suplemen berenergi yang terlalu sering dalam jangka waktu yang lama dan dengan dosis tertentu dapat menyebabkan adanya gangguan fungsi hati. Hal itu dikarenakan, kandungan yang terdapat di dalam suplemen berenergi sepeti kafein, taurin dan vitamin. Kelebihan kafein, taurin dan vitamin akan disimpan oleh tubuh di dalam hati, apabila hal ini dibiarkan terus menerus maka akan memperberat kerja hati dan menyebabkan terjadinya gangguan fungsi hati. Dimana keadaan itu ditandai dengan adanya peningkatan enzim SGPT, maka pemeriksaan laboratorium yang dapat digunakan untuk mendiagnosis adanya gangguan fungsi hati tersebut adalah dengan memeriksa kadar SGPTnya. (bidansmart.wordpress.com,2009) C. Serum Glutamic Pyruvic Transaminase ( SGPT ) SGPT merupakan suatu enzim yang menjadi penanda apabila ada gangguan fungsi hati, hal itu dikarenakan sumber utama SGPT adalah sel – sel hati. SGPT terjadi akibat adanya reaksi antara alanin dan asam alfa-ketoglutamat. Nilai normal SGPT dalam serum adalah 32 unit/l untuk wanita dan 42 unit/l untuk pria. Kegunaan utama dari pemeriksaan kadar SGPT adalah untuk mengetahui adanya nekrosis dari sel hati, dan kenaikan kadar SGPT serum merupakan petunjuk paling peka dari nekrosis sel – sel hati dengan beberapa sifat yang menguntungkan yaitu : (Kompas Cyber Media,2006) 1. Kenaikan kadar SGPT terjadi paling awal dalam perjalanan penyakit. 2. Kadar SGPT serum adalah tes yang paling akhir kembali menjadi normal dalam perjalanan penyakit hati yang disertai nekrosis sel – sel hati. 3. Kadar SGPT dapat digunakan sebagai petunjuk dari adanya kekambuhan dari suatu penyakit hati yang disertai nekrosis sel – sel hati. Prinsip pemeriksaan SGPT adalah sebagai berikut : GPT L – alanin + 2 – oxaloacetat L – glutamate + pyruvat MDH Pyruvat + NADH + H+ L – lactate + NAD+