BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pada era modern ini banyak atlet dan pelatih berusaha mencapai prestasi yang setinggi-tingginya dengan berbagai cara dan metode yang cukup ilmiah. Salah satu cara dan metode yang ditempuh adalah mengkonsumsi berbagai makanan dan minuman suplemen untuk meningkatkan prestasinya (Prihatanta, 2011). Kemajuan konsumsi minuman berenergi tidak terlepas dari peranan iklan sebagai media promosi kepada masyarakat dan tentunya disertai klaim-klaim tertentu untuk membentuk kepercayaan masyarakat terhadap produk minuman energi tertentu.Pengguna berumur 18 hingga 25 tahun menjadi sasaran pemasaran minuman berenergi (Putriastuti, 2007). Alsunni (2006) menyatakan bahwa 65% daripada pengkonsumsi minuman berenergi adalah masyarakat golongan umur 13-35 tahun dan 65% diantaranya adalah pria. Berdasarkan penelitian Ratika Putriastuti dengan judul persepsi, konsumsi dan preferensi minuman berenergi pada tahun 2007 disebutkan manfaat secara fungsional minuman berenergi yaitu manfaat yang dirasakan konsumen secara fisiologis antara lain 91,7% merasakan badan yang tadinya lemah menjadi segar dan bersemangat yang ditandai dengan semakin kuat dan penuh konsentrasi untuk melaksanakan aktivitas. Ditambahkan lagi 55,6% sampel mempercayai manfaat minuman berenergi hanya berdasarkan iklan atau klaim yang diterbitkan dan 100% sampel merasa tidak mengalami keluhan ketika mengonsumsi minuman berenergi dan yang dirasakan adalah manfaat tanpa ada efek samping. Menurut Heneman (2007) minuman berenergi adalah minuman yang berisi kafein sebagai bahan utama yang dikombinasikan dengan bahan lain seperti taurin, guarana dan vitamin B yang diklaim mampu menyediakan energi tambahan. Menurut Sinclair (2000) dalam Sinaga (2012), secara farmakologi kafein bekerja didalam tubuh dan menimbulkan berbagai efek diantaranya Universitas Sumatera Utara menyekat reseptor adenosine, meningkatkan kadar asam lemak bebas, melepaskan epinefrin, melepaskan kortisol dan mempengaruhi susunan saraf pusat. Pada masyarakat, makanan atau minuman berenergi sudah menjadi suatu kebutuhan.Berdasarkan hasil pengamatan, produk-produk minuman berenergi sangat banyak dikonsumsi olahragawan, bahkan banyak diantaranya meminum sampai 3 botol sebelum bertanding dengan alasan meningkatkan penampilan (Sinaga, 2012). Masyarakat beranggapan minuman berenergi memiliki fungsi untuk mengembalikan stamina setelah melakukan pekerjaan berat dan menambah tenaga saat melakukan aktivitas tertentu. Sedangkan olahragawan beranggapan minuman berenergi memiliki fungsi untuk meningkatkan stamina, performa mental, jangka waktu atletik dan ketahanan aerobik saat berolahraga (Astayogi, 2012). Untuk mencapai prestasi yang tinggi para atlet terkadang sangat fanatik terhadap satu suplemen minuman walaupun hal tersebut akan berakibat fatal pada diri mereka. Menurut Gabe Mirkin yang dikutip oleh Hadwi P. (2011) menyatakan bahwa ada seorang dokter yang menawari atlet untuk mengonsumsi suplemen yang menjamin kemenangannya tetapi memiliki resiko meninggal setelah meminumnya. Ternyata lebih dari 50% atlet mendaftarkan diri melakukannya. Kekuatan otot merupakan ketahanan maksimum yang dapat dihasilkan otot dan menjadi hal praktis sebagai bentuk evaluasi program-program fisik maupun mental oleh para atlet (Powers, 2007). Kekuatan otot akan menghasilkan ketahanan yang besar dalam performa atlet sendiri dan untuk mempertahankannya dibutuhkan sebuah usaha untuk terus meningkatkan kekuatan tersebut (Zatsiorsky, 2003). Kesuksesan atlet di banyak cabang olahraga melibatkan beberapa komponen fisik diantaranya kekuatan otot sebagai hal yang utama dan diimbangi keseimbangan pengeluaran energi, koordinasi serta psikologi yang meliputi motivasi (Powers, 2007). Universitas Sumatera Utara Bulutangkis tergolong dalam jenis olahraga dengan tingkat pengeluaran energi cukup besar disertai kemungkinan dehidrasi menengah sampai berat.Dalam olahraga ini juga diperlukan stamina serta kebugaran fisik maksimal untuk menjaga bahkan meningkatkan kekuatan serta ketahanan otot. Penggunaan minuman berenergi mungkin dapat menjadi asupan tambahan bagi atlet bulutangkis sendiri untuk menghadapi hal tersebut. Berdasarkan hal tersebut diatas, peneliti ingin melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh minuman berenergi terhadap peningkatan kekuatan otot pada atlet bulutangkis laki-laki di klub Indocafe Medan. 1.2.Rumusan Masalah Adakah perbedaan kekuatan otot sebelum dan sesudah pemberian minuman berenergi pada atlet bulutangkis laki-laki di klub Indocafe Medan. 1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui perbedaan kekuatan otot sebelum dan sesudah pemberian minuman berenergi pada atlet bulutangkis laki-laki di klub Indocafe Medan. 1.3.2. Tujuan Khusus Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui kekuatan otot sebelum pemberian minuman berenergi pada atlet bulutangkis laki-laki di klub Indocafe Medan. 2) Untuk mengetahui kekuatan otot sesudah pemberian minuman berenergi pada atlet bulutangkis laki-laki di klub Indocafe Medan. 3) Untuk mengetahui perbedaan kekuatan otot sebelum dan sesudah pemberian minuman berenergi pada atlet bulutangkis laki-laki di klub Indocafe Medan. Universitas Sumatera Utara 1.4.Manfaat Penelitian 1) Dalam bidang pendidikan, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi baru tentang minuman berenergi dan sebagai tahap akhir bagi peneliti untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. 2) Dalam bidang pelayanan masyarakat, hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi tentang kegunaan minuman berenergi dan membantu masyarakat khususnya atlet untuk mengambil kebijakan dalam mengonsumsi minuman berenergi. 3) Dalam bidang penelitian, hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut. Universitas Sumatera Utara